• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.3. Implementasi Strategi 3M

5.3.2. Proses Implementasi Strategi 3M

5.3.2.3. Tantangan Implementasi Strategi 3M

Menemukan model bisnis yang tepat menjadi tantangan terberat dalam implementasi strategi 3M. Sebagaimana layaknya sebuah industri, bisnis media memerlukan nilai investasi yang tidak kecil. Apalagi, implementasi strategi 3M ini yang syarat akan teknologi terbaru. Sudah selayaknya, nilai investasi akan selalu dihitung kapan balik modal dan sejauh mana nilai revenuenya. Tidak terkecuali, bisnis media di Grup Kompas Gramedia pun selalu mendapat pertanyaan tentang kejelasan break event point. Bahkan ketika ada rencana melakukan perubahan yang membutuhkan investasi besar, hambatan pertama yang muncul adalah berapa nilai investasi dan kapan balik modal.

³1DKFXPDQNHWLNDNLWDELODQJNLWDKDUXVPHQJHPEDQJNDQPXOWLPHGLDLWX

tadi kita harus investasi baru segala macam. Orang-orang yang biasa menganalisis investasi tadi, seperti orang keuangan akan bertanya

atau tidak gitukan? Sementara dari sisi yang lain, yang namanya industri new media itukan belum matang betul Karena belum matang,

SHUXEDKDQQ\DNDQFHSDWVHNDOL´$$0HLSXNXO00)

Jakob Oetama, dalam tulisannya di Kompas Edisi Khusus WAN-IFRA, 10 $SULOPHQ\DWDNDQ³7DQWDQJDQLPSOHPHQWDVLVWUDWHJL0DGDODKEDJDLPDQD mendapatkan keuntungan dari kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sehingga koran dapat memainkan peran lebih besar dan lebih konstruktif sebagai pendidik dan penghibur. Konten tersebut masih merupakan inti dari sebuah industri media. Selama beberapa tahun terakhir, pengiriman konten dapat dilakukan melalui multimedia, lebih populer sebagai Tripple M. Melalui 3M, pengiriman konten dapat dilakukan secara massal, simultan, efektif, efisien, dan cara intensif.´

³6HEDEVDPSDLVDDWLQLPRGHOELVQLVQ\DPDVLKEHOXPNHWHPXVHFDUDSDV

Uji coba terus dilakukan untuk mendapatkan formulasi secara tepat dan terukur. Sementara itu kemajuan teknologi terus menerus maju berkembang. Sehingga pola yang kita dapatkan itu belum sepenuhnya

ketemu, tapi lagi-lagi Kompas VXGDK PHPLOLNL NRPLWPHQ´ 5,. 0HL

2012, pukul 15.30)

³3UREOHP\DQJWHUMDGLGLPXOWLPHGLDLWXWDGLNDQSDGD bisnis model yang

belum ketemu. Bisnis model inilah yang belum ketemu, yang membuat banyak orang menjadi ragu-ragu investasi besar-besaran di era multimedia. Sementara belum ada sesuatu yang sangat jernih, iklan-iklan dan advertising di internet itukan paling banyak digunakan, 67 persen dikuasai oleh search engine, seperti google dan yahoo. Nah inilah yang menciptakan, bahwa bisnis model di internet ini yang belum semuanya

ELVDGLWHPXNDQ´%'00HLSXNXO

Harian Kompas mencoba memenuhi harapan masyarakat dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Terwujudlan harian Kompas dalam bentuk digital atau ePaper. Selama masa sosialisasi, ePaper Kompas yang dapat diakses secara gratis itu sudah diakses oleh 300.000 pembaca terdaftar. Namun, segera

setelah akses gratis berakhir dan pembaca diminta membayar untuk berlangganan, jumlah pengakses tinggal 3.000 pembaca setia.

Taufik H Mihardja dalam tulisan di Kompas Edisi Khusus WAN-IFRA, 10 April 2012 menyebutkan, bahwa transisi dari akses gratis ke berlangganan dirancang untuk melihat dua hal. Pertama, untuk menguji apakah publik benar- benar menghargai konten digital yang baik dengan membayar biaya berlangganan. Kedua, jika strategi ini berjalan, maka ini akan meningkatkan pendapatan

Kompas.

Tantangan lain yang tidak kalah pentingnya adalah persepsi mengenai konvergensi yang belum satu suara. Hal ini dapat berdampak pada keputusan dan kebijakan yang saling bertentangan karena belum ada kesepemahaman tentang konsep konvergensi. Menyamakan persepsi mengenai konvergensi menjadi hal yang penting. Sebab sampai sekarang masih ada perbedaan sudut pandang mengenai konvergensi. Seperti yang tampak dalam wawancara di bawah ini.

³-DGL NRQYHUJHQVL LWX DNDQ EHUMDODQ DSDELOD EHUDZDO GDUL PHGLD EDUX

Artinya konvergensi akan lebih mudah diimplementasikan bersamaan dengan dibentuknya media baru daripada menggabungkan media yang sudah berjalan dengan sejarahnya masing-masing. Kalaupun dipaksakan untuk konvergensi, tentu membutuhkan suatu perjuangan dan kesadaran

EHUVDPD´5,.0HLSXNXO

³ « XQWXN VHPHQWDUD VXOLW PHODNXNDQ NRQYHUJHQVL .HQDSD" .DUHQD LQL

lahir dengan sejarahnya sendiri-sendiri. Mereka bukan derivasi utuh turunan Kompas, sehingga sinergi. Sehingga pilihan 3M itu merupakan salah satu jalan keluar untuk memenuhi tuntuan tadi dan di sana sini sebagian ada yang bisa ditangani tapi ada beberapa juga yang tidak bisa, sehingga kita tetap butuh sinergi saja. Jadi bukan konvergensi, kita lebih

mendorong sinergi, sinkronisasi, dan koordinaVL´5,.0HLSXNXO

'DODP MDZDEDQ WHUWXOLVQ\D 5LNDUG %DJXQ PHQHJDVNDQ´ 6HVXQJJXKQ\D belum ada media di Indonesia melakukan konvergensi media secara utuh. Prinsip konvergensi mengharuskan manajemen terpadu untuk berbagai platform. Sejauh ini media di Indonesia baru dalam tahap koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi, bukan konvergensi, termasuk Kompas´

Tentang pendapat yang mengatakan Kompas belum menjalankan konvergensi juga dinyatakan oleh Pepih Nugraha, Editor Kompas.com dengan perspektif lain.

³.RQYHUJHQVL LWX OHELK SDGD LQGLYLdu atau pekerja dan pekerjaannya.

Pekerja atau SDM harus memiliki mindset yang sama. Yang dibutuhkan untuk mencapai konvergensi harus satu komando. Jika antara cetak, online, televii belum ada satu komando ya akhirnya hanya akan melakukan cross media atau sinergi media. Jadi satu komando harus

DGD´3(30HLSXNXO

Sementara, Bambang Sigap Sumantri, kepala Desk Multimedia meyakini, apa yang Kompas lakukan saat ini adalah bentuk konvergensi.

³-HODV Vudah. Apa yang dilakukan selama ini secara sengaja sudah

melakukan konvergensi. Dari sisi SDM sudah dilakukan, bagaimana menempatkan orang-orang cetak di dotcom dan televisi. Di dotcom, kita memiliki beberapa orang. Ketika rapat sore kita harus memunculkan ide yang akan dimunculkan sebagai berita utama. Dari segi yang membuka belum banyak, tapi produk Desk Multimedia ini sebagai bentuk konvergensi. Bagaimana mengupdate konten-konten cetak yang ada di

dotcom. Saya kira konvergensinya semakin kuat, jelas, dan WHJDV´6,*

2Mei 2012, pukul 20.00)

Pendapat Bambang Sigap Sumantri tersebut sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Asmono Wikan, bahwa Kompas sudah menjalankan konvergensi.

³'L ,QGRQHVLD LWX WLGDN EDQ\DN \DQJ PHODNXNDQ NRQYHUJHQVLKompas

menjadi salah satu media yang melakukan konvergensi. Sebab dari dulu sangat konsen bertransformasi ke digital. Ketika media lain sedang

berpikir tentang konvergensi, Kompas VXGDKPHODNXNDQQ\D´$:0HL