• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Mitigasi

Salah satu strategi upaya mitigasi bencana gunungapi, selain membuat peta kawasan rawan bencana juga melakukan pemantauan aktivitas atau gejala peningkatan aktivitas gunungapinya. Khususnya di Sorik Marapi, telah dilakukan pemantauan aktivitas kegempaan secara kontinyu melalui peralatan pencatat gempa atau seismograf dengan sistem analog. Terdapat 2 Stasiun seismik yang dipasang di tubuh G. Sorik Marapi, yaitu stasiun seismik SBGJ sistem

analog menggunakan seismometer tipe L4C di pasang di wilayah Desa Sibanggor Julu (koordinat 0°42’26,40” LU 99°33’49,38” BT, Elevasi 1084 m), dan Stasiun seismik HTBR sistem analog menggunakan seismometer tipe L4C di pasang di wilayah Desa Huta baringin (koordinat 0°41’5,05” LU 99°34’55,03” BT, Elevasi 1074 m). Pemantauan lainnya yaitu pengamatan kondisi asap di puncak yang dilakukan secara visual dari pos pengamatan gunungapi.

Pos Pengamatan G. Sorik Marapi.

Sinabung 29

Sinabung5

Sebelum erupsi pada tahun 2010, Sinabung diklasifikasikan ke dalam gunungapi tipe B, yaitu gunungapi yang tidak punya catatan sejarah letusan sejak tahun 1600. Namun pada tanggal 27 Agustus 2010 pukul 18.15 WIB terjadi erupsi freatik sehingga G. Sinabung diklasifikasikan sebagai gunungapi tipe A. Secara geografis, G. Sinabung terletak pada posisi koordinat 3°10’ LU dan 98°23,5’ BT, dengan ketinggian puncak 2460 m dpl. Secara administratif G. Sinabung masuk ke dalam wilayah Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara dan diamati secara visual dan

Informasi Umum

instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) yang berada di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Pemantauan G. Sinabung dimulai pada 28 Agustus 2010, setelah terjadi erupsi pertama tanggal 27 Agustus 2010 yang sebelumnya gunung ini tidak dipantau secara kontinyu. Pos Pemantauan permanen dimulai pada bulan September 2012.

Sinabung 31

Sejarah dan Karakteristik Letusan

Sebelum letusan tahun 2010, letusan-letusan masa lalu G. Sinabung tidak tercatat dalam sejarah sehingga sebelum tahun 2010 G. Sinabung diklasifikasikan sebagai gunungapi aktif tipe B. Berdasarkan Peta Geologi Gunungapi Sinabung, batuan termuda yang ditemukan berupa endapan aliran piroklastik di bagian tenggara puncak sekarang dengan umur sekitar 1200 tahun y.l atau 800 – 900 A.D (Prambada, 2010).

Aktivitas G. Sinabung sebelum Agustus 2010 yang mencirikan bahwa G. Sinabung aktif adalah manifestasi solfatara, baik di daerah sekitar kawah maupun puncak yang mengisi bagian lembah, dinding, dan dasar kawah lama maupun di sekitar lembah sungai bagian timur dan tenggara dengan jarak lebih kurang 300 m ke arah puncak, sedangkan di bagian selatan terdapat tiga buah kelompok yang bentuknya memanjang di sepanjang lembah sungainya. Namun letusan tahun 2010 menjadikan

G. Sinabung digolongkan menjadi gunungapi aktif tipe A. Aktivitas G. Sinabung sepanjang tahun 2010-2019. Sejak tanggal 27 Agustus hingga 30 Agustus 2010, terjadi beberapa kali erupsi dengan tinggi kolom abu vulkanik berkisar 500 - 1.500 m, tahun 2011 - 2012 Sinabung memasuki fase istirahat dan aktivitas erupsi diawali kembali tanggal 15 September 2013 dan terus berlangsung erupsi yang disertai oleh awanpanas guguran dan letusan hingga tanggal 9 Juni 2019 dengan tinggi kolom abu vulkanik berkisar 500 - 7.000 m dari puncak dan awanpanas guguran/ letusan berkisar 750 - 4.900 m dari puncak. Setelah tanggal 9 Juni 2019 hingga April 2020 tidak terjadi lagi erupsi. Karakter erupsi G. Sinabung adalah eksplosif dan efusif dengan VEI antara 2 – 3. Erupsi yang diawali dengan pertumbuhan kubah lava dan diikuti oleh awanpanas guguran dan erupsi eksplosif dan dibarengi oleh awanpanas letusan, arah aliran awan panas dominan ke arah selatan, tenggara dan timur.

Kawasan Rawan Bencana (KRB) G. Sinabung terbagi 3 kawasan, yaitu:

a. Kawasan Rawan Bencana III, sangat berpotensi terancam awanpanas guguran/awanpanas letusan, gas racun, dan guguran lava, aliran lava serta lontaran batu pijar (diameter > 6 cm). Kawasan ini meliputi radius 3 km dari kawah aktif.

b. Kawasan Rawan Bencana II, berpotensi terancam awanpanas guguran/awanpanas letusan, gas racun, guguran lava, aliran lava, serta lontaran batu pijar (diameter 1-6 cm). Kawasan ini meliputi radius 5 km dari kawah aktif.

c. Kawasan Rawan Bencana I, berpotensi terancam

KRB dan Potensi Ancaman Jiwa

terlanda lahar hujan, perluasan awanpanas, hujan abu, dan material pijar (diameter < 1 cm). Kawasan ini meliputi radius 7 km dari kawah aktif.

Demografi

1. Jumlah Penduduk yang berada dalam KRB I, II, dan III (Tahun 2018): 41.906 Jiwa, terdiri dari 36 Desa dan 4 Kecamatan, 1 Kabupaten.

2. Kecamatan Tiganderget 15.980 jiwa (KRB I/II/III) 3. Kecamatan Payung 6.770 jiwa (KRB I/II/III)

4. Kecamatan Simpang Empat 9.535 jiwa (KRB II/III) 5. Kecamatan Naman Teran 9.621 jiwa (KRB II/III) Gunungapi Sinabung secara administratif terletak di

Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Koordinat geografis daerah puncak terletak pada 03°10’ LU dan 98° 23,5’ BT dengan titik tertinggi 2460 m dpl.

G. Sinabung dapat dicapai dengan pesawat udara dari Jakarta menuju Medan selama 2,5 jam dan kemudian melalui jalan darat selama lebih kurang 3 jam menuju Pos

Pengamatan G. Sinabung yang terletak di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo atau lebih kurang 7 km dari ibukota Kabupaten, Kabanjahe. untuk mencapai puncak G. Sinabung jalur pendakian yang umum digunakan dari arah utara, yaitu dari Danau Lau Kawar dengan jalur yang jelas (sebelum erupsi) dapat dicapai dengan waktu 4-5 jam.

Tabel Demografi KRB G. Sinabung (BPS, 2018)

No Desa Kecamatan KRB Jumlah Penduduk

1 Susuk Tiganderket II 1582

2 Temburuan Tiganderket II 384

3 Sukatendel Tiganderket II/III 1354

4 Jandimeriah Tiganderket III 1342

5 Tiganderket Tiganderket II/III 2054

Sinabung 33 Peta perkiraan zona bahaya G. Sinabung.

No Desa Kecamatan KRB Jumlah Penduduk

7 Mardinding Tiganderket III 975

8 Perbaji Tiganderket III 589

9 Batukarang Tiganderket I/II 5371

10 Tanjung Merawa Tiganderket I/II 1314

11 Kutakepar Tiganderket II/III 196

12 Rimo Kayu Payung I/II/III 780

13 Cimbang Payung I/II 312

14 Payung Payung II/III 2113

15 Ujung Payung Payung II/III 376

16 Guru Kinayan Payung III 2666

17 Suka Meriah Payung III 523

18 Tiga Pancur Simpang Empat II 1081

19 Berastepu Simpang Empat II/III 2585

20 Pintimbesi Simpang Empat II 323

21 Beganding Simpang Empat II 1869

22 Sirumbia Simpang Empat II 599

23 Jeraya Simpang Empat II 740

24 Gamber Simpang Empat III 624

25 Kuta Tengah Simpang Empat II/III 680

26 Perteguhan Simpang Empat II 889

27 Torong Simpang Empat II 145

28 Bekerah Naman Teran III 391

29 Simacem Naman Teran III 489

30 Kuta Tonggal Naman Teran II/III 393

31 Sukandebi Naman Teran II 1014

32 Sukatepu Naman Teran II 761

33 Sukanalu Naman Teran II/III 1273

34 Sigarang-Garang Naman Teran III 1627

35 Kutarayat Naman Teran II/III 2440

Sinabung 35