• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.3. Kebijakan Pembangunan Pertanian

3.3.1. Subsidi dan Dukungan Harga

Pada setiap tingkatan pemerintahan terdapat berbagai program yang pada dasarnya merupakan bantuan berupa transfer uang atau barang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Salah satu jenis program adalah pembiayaan transfer yang dilakukan dengan jalan mengurangi daya beli pembayar pajak dari golongan penduduk berpenghasilan tinggi atau langsung berasal dari dana budget pemerintah untuk disalurkan kepada penerima bantuan yang umumnya

mempunyai penghasilan rendah. Transfer dapat dilakukan dalam bentuk uang

tunai atau bentuk terkait dengan pemberian bahan (in kind transfer) seperti kupon

makanan, bantuan kesehatan dan bantuan perumahan (Rosen , 2005).

Bantuan pemerintah bisa dalam bentuk subsidi dukungan harga (price

Support) terhadap produk suatu komoditas, input untuk produksi yang pada dasarnya merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah dalam penentuan kebijakan pengeluaran dana pemerintah. Menganalisa suatu program pemerintah, seperti subsidi rehabilitasi lahan milik petani, dengan jalan mempelajari perkembangan serta permasalahan program sering memberikan manfaat untuk dilakukan penyempurnaan. Analisa berikutnya, mencoba menghubungkan antara kebutuhan, sumber permintaan terhadap salah satu bentuk kegagalan pasar seperti kompetisi yang tidak sempurna, barang publik, eksternalitas, pasar yang tidak lengkap dan informasi yang tidak sempurna. Walaupun keadaan ekonomi mencapai pareto, intervensi pemerintah dapat dilakukan apabila terdapat dua alasan. Pertama, pendapatan masyarakat yang berasal dari suatu perekonomian pasar tidak terdistribusi dengan baik. Kedua, kurang sempurnanya kriteria penilaian kesejahteraan di dalam persepsi seseorang terhadap kesejahteraannya. Intervensi pemerintah dapat dilakukan dalam tiga bentuk yaitu kebijaksanaan untuk produksi publik, kebijakan produksi swasta dengan perlakuan pajak dan subsidi, serta kebijakan produksi swasta dengan adanya pengaturan dari pemerintah. Bentuk subsidi dapat berupa pengenaan suatu sistem perpajakan ataupun pemberian bantuan hibah secara langsung. Apabila subsidi berupa hibah langsung, maka persyaratan subsidi tersebut perlu ditetapkan sesuai dengan tujuan subsidi. Penilaian suatu subsidi harus dilihat dalam kurun waktu jangka panjang,

dimana produsen dan konsumen telah menyesuaikan perilakunya dan penilaian output dalam kurun waktu jangka pendek (Stiglitz, 2005).

Kebijakan subsidi jika dilakukan dengan tepat bisa memberikan dorongan bagi produsen untuk melakukan proses produksi dengan lebih produktif. Adanya subsidi ini diharapkan bisa mendorong kurva penawaran bergerak ke kanan misal karena adanya perbaikan dalam proses produksi sebagai akibat dari keberhasilan riset di bidang pertanian yang didanai dari anggaran pemerintah sehingga ditemukan teknologi baru yang dapat meningkatkan produktivitas maupun kualitas produk pertanian. Harga input yang murah juga akan mendorong petani untuk mempergunakan paket teknologi yang dianjurkan sesuai dengan rekomendasi dari hasil penelitian yang valid. Keberhasilan peningkatan produksi disertai dengan penurunan biaya produksi diharapkan nantinya dapat meningkatkan daya saing produk pertanian baik di dalam negeri maupun di pasar luar negeri.

Kebijakan Subsidi adalah serupa dengan pajak negatif dan merupakan salah satu instrumen dari pemerintah untuk mengurangi harga suatu produk atau barang supaya harganya lebih murah dari harga pasar dan dapat dibeli oleh konsumen untuk kebutuhan konsumsi ataupun produsen untuk bahan baku proses produksi. Kebijakan subsidi sudah barang tentu akan meningkatkan produksi atau konsumsi dari suatu barang sehingga kesejahteraan dari masyarakat penduduk bisa meningkat. Namun demikian jika ditelaah dari teori ekonomi belum tentu demikian realitanya dan pada kenyataanya akan terlihat sejauh mana keuntungan dan kerugian yang akan diperoleh baik dari sisi produsen, konsumen maupun pemerintah dengan adanya kebijakan subsidi ini. Hal ini dapat dijelaskan dengan

mudah dengan pendekatan surplus produsen dan konsumen, seberapa besar sebetulnya kesejahteraan yang diperoleh dan seberapa besar kesejahteraan yang hilang.

Gambar 5. Subsidi Dipandang Sebagai Pajak Negatif (Keuntungan Subsidi Dibagi antara Pembeli dan Penjual)

Adanya kebijakan subsidi ini menyebabkan kesejahteraan (surplus) produsen meningkat sebesar trapesium A dan segitiga C dan kesejahteraan konsumen meningkat sebesar trapesium B dan segitiga E, akan tetapi untuk membiayai kebijakan subsidi ini pemerintah mengeluarkan biaya yang akan diambil dari uang masyarakat sebesar A+B+C+D+E sehingga secara keseluruhan

dalam kebijakan subsidi ini ada kerugian (dead weight lost) sebesar segitiga D

(lihat Gambar 5).

Kebijakan lain yang sering juag digunakan oleh pemrintah berupa

dukungan harga (price support). Kebijakan ini banyak digunakan pemerintah di

beberapa negara termasuk Indonesia. Kebijakan ini dilakukan dengan C B E D A C Price Quantity S D Pb Po Ps S Q1 Qo

mengintervensi harga suatu produk khususnya yang terkait dengan produk pertanian, dengan maksud untuk menaikkan harga jual sehingga nantinya dapat menaikkan pendapatan petani lihat gambar 6.

Gambar 6. Dukungan Harga dan Dampaknya

Pada kasus diatas petani (produsen) memproduksi melebihi kebutuhan yang diperlukan (melebihi permintaan pasar) sedangkan konsumen hanya bersedia

membeli sejumlah Q1 dan terjadi kelebihan suply (penawaran) yang harus dibeli

oleh pemerintah. Hal ini memang termasuk ekonomi biaya tinggi karena pemerintah harus membeli produk yang tidak dikonsumsi. Pada Gambar 6. pemerintah memberlakukan harga produk pada harga Ps, sedangkan pada harga

tersebut permintaan sebesar Q1, tetapi petani akan memproduksi barang sebesar

Q2. Untuk menjaga stabilitas harga tersebut pemerintah harus membeli Qg = Q2

-Q1, jika tidak harga akan jatuh pada Po. Biaya yang harus disediakan oleh

pemerintah untuk kebijakan tersebut sebesar Ps (Q2 – Q1). Dalam prakteknya

Q2 Q1 Q0 P0 Ps Qs D+Q D D B A S Price Quantity

untuk mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah, barang yang dibeli akan dijual dengan harga dumping di luar negeri.

Ditinjau dari sisi teori ekonomi, keuntungan dan keruugian yang diperoleh dari kebijakan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Adanya kenaikan harga sebesar Ps, menyebabkan terdapat tambahan surplus produsen sebesar ABD sedangkan surplus konsumen berkurang sebesar AB, sehingga perolehan

tambahan kesejahteraan sebenarnya dari kebijakan price support ini hanya sebesar

D. Disisi lain masyarakat melalui anggaran negara yang dibiayai oleh rakyat

mengeluarkan biaya sebesar (Q2-Q1) PS, sehingga dengan adanya kebijakan

dukungan harga ini sebenarnya terjadi kerugian berupa hilangnya kesejahteraan (dead weight loss) sebesar D- (Q2-Q1)Ps.