• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahapan Penyusunan Sistem Neraca Sosial Ekonomi 2003

Pada dasarnya, keseluruhan rancangan (design) sistem matrik. Sistem

Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) dalam penelitian ini mengikuti design yang sudah

terbangun dari SNSE Indonesia yang sudah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Publikasi SNSE Indonesia pertama kali diterbitkan pada tahun 1975 dan publikasi terakhir yaitu SNSE Indonesia tahun 2003. Selanjutnya SNSE Indonesia tahun 2003 digunakan sebagai dasar penelitian ini. Namun untuk ketajaman analisis dari penelitian ini dilakukan beberapa modifikasi terutama terhadap klasifikasi dari beberapa neraca dalam kerangka SNSE Indonesia

Beberapa perubahan yang dilakukan terhadap klasifikasi neraca-neraca dalam sistem ini, utamanya adalah yang berkaitan dengan:

1. Neraca faktor produksi. Dalam penelitian ini Neraca faktor produksi

dibedakan menjadi dua neraca pokok yaitu faktor produksi tenaga kerja dan faktor produksi bukan tenaga kerja. Faktor produksi tenaga kerja dibedakan lagi menjadi yaitu tenaga kerja pertanian dan bukan pertanian yang selanjutnya dibedakan atas desa dan kota. Sementara faktor produksi bukan tenaga kerja dibedakan atas faktor produksi dari lahan yang diusahakan dan faktor produksi bukan dari lahan lainnya atau kapital lainnya.

2. Rincian neraca institusi menggunakan klasifikasi rumahtangga SNSE Indonesia dengan melakukan agregasi seperti rumahtangga pertanian hanya dirinci menjadi rumahtangga buruh tani dan rumahtangga petani atau pengusaha pertanian.

3. Kegiatan produksi atau sektor diarahkan kepada disagregasi sektor pertanian

dan pengelompokan untuk industri yang berbasis pada pertanian atau agro industri.

Ada beberapa tahapan dalam menentukan isian dan sumber data yang dibutuhkan dalam menyusun kerangka SNSE ini, antara lain:

1. SNSE Indonesia tahun 2003 digunakan sebagai kerangka kerja dalam

menyusun SNSE yang akan digunakan dalam penelitian ini. Seperti halnya penyusunan matriks SNSE Indonesia terdahulu, SNSE Indonesia tahun 2003

menggunakan tabel I-O Indonesia sebagai dasar (benchmark) untuk menyusun

kerangka SNSE. Tabel I-O yang digunakan adalah tabel I-O Indonesia tahun

2003 yang di up-date. Dengan demikian maka neraca-neraca yang diturunkan

dari kerangka SNSE akan konsisten dengan table I-O. Dengan kata lain, agregat-agregat makro yang diperoleh dari kerangka SNSE Indonesia akan

sama dengan yang diperoleh dari tabel I-O Indonesia 2003 up-dated.

2. Agregat makro yang terdapat dalam tabel I-O selanjutnya dipasangkan ke

dalam isian di masing-masing submatrik dalam SNSE yang diagragasi menjadi matriks 12x12 untuk memperoleh gambaran umum (agregat) perekonomian. Alokasi nilai tambah ke faktor produksi merupakan nilai input primer yang terdapat pada tabel I-O. Demikian pula, isian di masing-masing sub-matriks pada baris di neraca sektor produksi seperti permintaan akhir

(kuadran III pada tabel I-O), permintaan antara (kuadran I), serta ekspor dan investasi (kuadran III), sehingga total baris pada neraca sektor produksi merupakan total output pada tabel I-O. Demikian pula isian di masing-masing sub-matriks pada kolom sektor produksi bila dijumlahkan adalah merupakan total input suatu perekonomian.

3. Selanjutnya isi sel sub-matriks yang tidak terdapat dalam tabel I-O diperoleh

dari berbagai sumber, baik yang diperoleh dari berbagai survey maupun data sekunder dari berbagai instansi maupun hasil penelitian lainnya. Neraca luar

negeri diperoleh terutama dari data Balance of Payment (BOP). Untuk isian

pada neraca kapital yang berhubungan dengan luar negeri seperti balas jasa faktor produksi non residen baik tenagakerja maupun balas jasa modal antara lain juga bersumber dari data BOP dan survei terkait. Transfer antarinstitusi, khususnya transfer yang berkaitan dengan rumahtangga, sebagaian besar datanya diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Khusus Tabungan dan Investasi Rumahtangga (SKTIR) serta informasi atau survei lain yang menggali tentang perekonomian rumahtangga. Transfer dalam SNSE dirinci atas penerimaan dan pengeluaran transfer dari atau kepada rumahtangga, perusahaan dan luar negeri. Transfer dari rumahtangga dikeluarkan hanya untuk rumahtnagga dan untuk pemerintah. Transfer dari perusahaan dikeluarkan untuk rumahtangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Selanjutnya transfer dari pemerintah hanya dikeluarkan untuk rumahtangga, pemerintah dan luar negeri. Selanjutnya neraca pemerintah berasal dari data yang bersumber dari statistik keuangan pemerintah (APBN). Dari statistik keuangan pemerintah (K1; K2; K3) juga dapat diperoleh

informasi tentang transfer. Tabungan dalam neraca kapital merupakan residual dari keseluruhan sistem. Hal ini dilakukan karena keterbatasan data mengenai tabungan secara lengkap. Namun demikian, harus tetap memperhatikan pula beberapa sumber yang tersedia seperti tabungan rumahtangga (SKTIR), survey industri untuk laba/keuntungan yang ditahan perusahan, neraca keuangan pemerintah untuk tabungan pemerintah.

4. Selanjutnya dari kerangka matriks SNSE agregat yang sudah terbentuk,

dilakukan disagregasi terhadap masing-masing sub-matriks sesuai dengan klasifikasi yang telah ditentukan sebelumnya. Disagregasi dilakukan terhadap antara lain nilai tambah setiap kegiatan sektor menurut klasifikasi tenaga kerja dan modal/kapital serta mengkaitkan dengan institusi penerima balas jasa faktor produksi atau pemilik faktor produksi. Informasi yang berkaitan dengan balas jasa yang diteriima oleh faktor produksi, maupun institusi penerima balas jasa faktor produksi menggunakan berbagai informasi seperti survey industri, survey pertambangan survey konstruksi, SUSENAS, SKTIR dan sebagainya untuk memperkirakan surplus usaha masing-masing sektor atau dari masing-masing institusi rumahtangga, swasta dan pemerintah dan luar negeri Total balas jasa faktor produksi tenaga kerja serta total balas jasa faktor produksi bukan tenaga kerja atau modal yang diduga berdasarkan hasil survey-survei tersebut harus sama dengan total kode 201 (balas jasa faktor produksi tenaga kerja) dan 205 minus 201 untuk faktor produksi bukan tenaga kerja. Disagregasi konsumsi akhir untuk setiap komoditi menurut klasifikai rumahtangga diperkirakan dengan menggunakan informasi dari SUSENAS

dan SKTIR. Total konsumsi per komoditi pada konsumsi akhir rumahtangga juga harus sama dengan rincian per komoditi pada tabel I-O (isian kode 301) 5. Data cleaning dan error correction. Hal ini dilakukan terhadap kesalahan

pendugaan antara lain yang bersifat absolut seperti jumlah jam kerja maksimum yang dapat dilakukan oleh seorang pekerja atau pendapatan serta pengeluaran minimum atau maksimum yang dilakukan oleh seseorang atau rumahtangga. Kesalahan bersifat relatif seperti jumlah jam kerja utama relatif lebih besar dari jam kerja dari pekerjaan tambahan. Serta kesalahan komparatif seperti rumahtangga petani harus memiliki pendatapatan dari pertanian atau pengusaha harus memiliki pendapatan dari usaha. Mengingat isian masing masing sel menggunakan berbagai informasi dengan konsep dan metodologi pengumpulan data yang berbeda maka informasi yang diperoleh menghasilkan tingkat akurasi yang berbeda. Informasi dari survey-survei yang bersifat nasional adalah lebih reliable dibandingkan dengan survey-survei kecil atau study-studi kecil lainnya. Sumber data yang telah terintegrasi dan detail (seperti tabel I-O) lebih kredibel dibandingkan data yang bersifat agregat dan sebagainya.

6. Rekonsiliasi akhir. Setelah semua sel diisi maka penyusunan SNSE pada

putaran pertama yang menggunakan informasi yang berbeda dan dari sumber yang berbeda selanjutnya dilakukan rekonsiliasi. Rekonsiliasi dilakukan terhadap masing-masing sel mengingat isian jumlah kolom dan baris suatu neraca, pada putaran pertama, nilainya belum tentu sama. Karena SNSE merupakan matriks bujur sangkar dimana jumlah pengeluaran (baris) harus sama dengan jumlah penerimaan (kolom) di masing-masing neracanya, maka,

untuk itu, diperlukan adjustment untuk menyamakan total kolom dan baris di masing-masing neraca tersebut. Adjustment dilakukan terhadap sel-sel yang diperkirakan/diduga secara terpisah dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan data dasar yang digunakan serta parameter yang ada dan hubungan antar variabel dalam kerangka SNSE yang digunakan dalam penelitian ini.