• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN

4.2. Implementasi Kebijakan Kawasan Tertib Lalu Lintas

4.2.2. Sumber Daya

Dalam pengimplementasian suatu kebijakan sumber daya merupakan hal yang diperlukan. Keberhasilan suatu kebijakan bergantung pada

bagaimana kemampuan dari pelaksana untuk memanfaatkan sumber daya yang telah disediakan. Sumber daya merupakan kebijaksanaan mencakup lebih dari sekedar standar sasaran, tapi juga menuntut ketersediaan sumber daya yang akan memperlancar implementasi. Dalam implementasi kebijakan ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang ditetapkan dalam kebijakan tersebut. Selain sumber daya manusia, sumber daya fasilitas dan finansial juga menjadi hal yang penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.

Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang penting dan diharapkan untuk memiliki kemampuan dan berkualitas baik dalam menjalankan suatu kebijakan. Sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan kawasan tertib manusia ini terdiri dari Dinas Perhubungan Kota Medan, Satlantas Polrestabes Kota Medan, dan Satpol PP Kota Medan, dengan distribusi pegawai menurut tingkat pendidikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Data Pegawai Dinas Perhubungan Kota Medan

No Pendidikan PNS Non PNS

1 SD 19 20

2 SMP 18 103

3 SMA 294 357

4 D3 6 40

5 S1 132 231

6 S2 14 -

Jumlah 483 751

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan, 2021

61

Tabel 4.2 Data Pegawai Satlantas Polrestabes Medan No Pendidikan Jumlah

1 SMA 70

2 S1 12

Jumlah 82

Sumber: Satlantas Polrestabes Medan, 2021

Tabel 4.3 Data Pegawai Satpol PP Kota Medan No Pendidikan Jumlah

1 SMA 17

2 D3 24

3 S1 50

Jumlah 91

Sumber: Satpol PP Kota Medan, 2021

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pelaksana kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini secara kuantitas mencukupi dan berdasarkan pendidikan juga sudah optimal. Hal ini dikarenakan sudah banyak pegawai yang mendapatkan pendidikan yang mencukupi seperti Strata 1 (S1) dan Strata 2 (S2) dan setiap pegawai dari ketiga dinas ini memiliki tugas dan fungsi masing – masing yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.

Sumber daya manusia dalam implementasi kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini memiliki tugas untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan kawasan tertib lalu lintas. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Kepala Sub Unit Pendidikan dan Rekayasa Satlantas Kota Medan, sebagai berikut:

“Peran dari Satlantas itu mengadakan pengawasan di setiap ruas jalan kawasan tertib lalu lintas ini, selain itu kalau ada terlihat yang melakukan pelanggaran ya kita tindak, kita tilang. Pengawasan itu tetap kita lakukan setiap hari, titik – titiknya itu di depan rumah Kapolda, dan di Pancuran Tugu Ahmad Yani.” (Wawancara pada 14 Januari 2021)

Hal yang senada juga dinyatakan oleh Kepala Seksi Komunikasi dan Kerjasama Satpol PP Kota Medan, sebagai berikut:

“Peran dari Satpol PP itu lebih ke tindakan dan pengawasaannya.

Dulu masih sering kita lakukan penindakan, tapi sekarang udah jarang. Tapi kita tetap lakukan koordinasi gabungan dengan Dinas Perhubungan dan Satlantas. Dan yang kita lakukan target penindakannya adalah Pedagang Kaki Lima di Kawasan Tertib Lalu Lintas.” (Wawancara pada 12 Januari 2021)

Namun hal yang berbeda dinyatakan oleh Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:

“Kalau untuk secara detail di Kawasan Tertib Lalu Lintasnya tidak.

Tapi kalau secara global itu ada penempatan – penempatan personel baik itu dari dinas perhubungan ataupun dari satlantasnya. Ya memang bukan di Kawasan Tertib Lalu Lintasnya saja, di Kota Medan secara garis besar dan sebenarnya kalau sudah ada kawasan tertib lalu lintas, personel sebenarnya tidak perlu ada lagi, tapi dibutuhkan beberapa personel – personel untuk padat pagi dan padat sore yang diperlukan di kawasan tersebut.” (Wawancara pada 29 Desember 2020)

Hasil wawancara yang dilakukan Penulis dengan beberapa informan menyatakan bahwa sumber daya manusia dalam pelaksanaan kebijakan ini memiliki tugas untuk melakukan pengawasan dan juga melakukan penindakan bagi yang melakukan pelanggaran

Namun dari hasil observasi yang dilakukan oleh Penulis di lapangan pada ruas jalan kawasan tertib lalu lintas ini masih banyak ruas jalan yang tidak terdapat personel yang mengawasi di ruas jalan tersebut.

63

Terdapat beberapa personel di ruas jalan yang melakukan pengawasan namun jika ada becak bermotor yang melintas atau pedagang kaki lima tidak dilakukan penindakan terhadap yang melanggar peraturan tersebut.

Hal ini diperkuat dengan wawancara dengan salah satu pengemudi becak bermotor di Jalan Suprapto Kota Medan sebagai berikut:

“Kalau pengawasan tidak pernah dilakukan di sini, tapi selain kami yang tinggal di sini kebanyakan becak bermotor harus cari jalan lain, karena ada larangannya juga.” (Wawancara pada 6 Januari 2021) Hasil wawancara Penulis dengan informan ini menunjukkan bahwa saat ini tidak ada pengawasan yang dilakukan dari Satlantas ataupun dari Dinas Perhubungan Kota Medan di Jalan Suprapto Kota Medan yang ditetapkan sebagai salah satu kawasan tertib lalu lintas di Kota Medan

Sumber daya manusia dalam pelaksanaan kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini belum terlaksana dengan optimal, hal ini dikarenakan masih belum terlaksananya pengawasan untuk ruas jalan pada kawasan tertib lalu lintas ini. Memang pada beberapa ruas jalan terdapat personel yang melakukan pengawasan, namun terkadang tidak adanya tindakan yang dilakukan oleh personel tersebut. Namun terdapat beberapa ruas jalan pada kawasan tertib lalu lintas ini yang tidak ada dilakukan pengawasan sama sekali, sehingga pelanggaran lalu lintas masih terjadi di ruas jalan tersebut

Selain sumber daya manusia, terdapat sumber daya lain berupa sarana/fasilitas yang terdapat di ruas jalan kawasan tertib lalu lintas di Kota Medan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini sebagaimana dikatakan oleh Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:

“Sumber daya yang kita butuhkan itu tentu seperti marka jalan, rambu – rambu lalu lintas dan traffic lights yang dipasang di setiap jalan pada kawasan tertib lalu lintas ini. Namun dibutuhkan juga pos penjagaan di setiap ruas jalan kawasan tertib lalu lintas ini untuk pengawasan yang lebih maksimal lagi.” (Wawancara pada 22 Desember 2020)

Hal yang serupa dinyatakan oleh Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:

“Yang dibutuhkan untuk kawasan tertib lalu lintas ini tentu saja rambu – rambu lalu lintas, marka jalan dan traffic lights yang kita letakkan di sepanjang ruas jalan.” (Wawancara pada 29 Desember 2020)

Sumber daya fasilitas yang ada dalam pelaksanaan kawasan tertib lalu lintas ini adalah adanya rambu – rambu lalu lintas, marka jalan, dan traffic lights yang diletakkan di sepanjang ruas jalan kawasan tertib lalu lintas ini.

Dengan adanya fasilitas seperti rambu – rambu lalu lintas, marka jalan dan traffic lights yang telah dipasang di kawasan tertib lalu lintas ini, maka perbaikan rutin harus dilaksanakan seperti yang dinyatakan oleh Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:

“Perbaikan rutin untuk fasilitas di kawasan tertib lalu lintas tentu saja ada, fasilitasnya diperbaiki dengan rutin, terlebih untuk traffic lights akan diperbaiki setiap hari jika terdapat kerusakan.”

(Wawancara pada 22 Desember 2020)

Hal yang senada juga dinyatakan oleh Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:

“Tentu saja ada perawatan rutinnya. Misalnya rambu – rambu lalu lintas tersebut sudah pudar, sudah hilang itu akan tetap ada peremajaan rambu tersebut. Atau seperti marka jalannya udah hilang dilindas kendaraan atau sudah diaspal baru, nanti kita marka balik, kita cat warna putih marka jalan itu kita buat.” (Wawancara pada 29 Desember 2020)

65

Hal yang senada juga dinyatakan oleh Kepala Sub Unit Pendidikan dan Rekayasa Satlantas Kota Medan, sebagai berikut:

“Masih dilakukan perbaikan rutin. Ya semoga dalam setahun tidak ada kerusakan, karena kan dia tempatnya agak tinggi diatas dan besar. Tapi tetap dilakukan perbaikan kalau rusak atau hilang, tapi yang melakukan perbaikan dari dishub bukan kita.” (Wawancara pada 14 Januari 2021)

Hasil wawancara dengan beberapa informan di atas menyatakan bahwa perbaikan rutin atau perawatan terhadap fasilitas – fasilitas yang diletakkan di kawasan tertib lalu lintas ini tetap dilakukan secara rutin.

Instansi yang bertanggung jawab untuk melakukan perbaikan untuk fasilitas ini adalah Dinas Perhubungan Kota Medan.

Berdasarkan observasi Penulis, sumber daya yang berupa fasilitas pada kawasan tertib lalu lintas ini, masih ada dan berada dalam kondisi yang terawat. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas Perhubungan Kota Medan tetap melakukan perawatan rutin kepada setiap fasilitas yang ada di ruas jalan kawasan tertib lalu lintas.

Gambar 4.5 Rambu Lalu Lintas di Ruas Jalan Kawasan Tertib Lalu Lintas

Sumber:Dokumentasi Peneliti, 2021

Gambar di atas menunjukkan adanya rambu – rambu lalu lintas yang terpasang di ruas jalan kawasan tertib lalu lintas di Kota Medan. Fasilitas berupa rambu – rambu tersebut masih dalam keadaan terawat dan masih jelas terlihat.

Selain itu, sumber daya finansial yang berupa anggaran juga dibutuhkan dalam implementasi kebijakan kawasan tertib lalu lintas di Kota Medan, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:

“Kalau anggaran kita tidak bisa pastikan berapa setiap tahunnya kita dapat, tapi yang kita butuhkan itu untuk perbaikan – perbaikan fasilitas yang ada di kawasan tertib lalu lintas ini. Seperti perbaikan untuk traffic lights, marka jalan, dan rambu – rambu lalu lintas. Tapi itu kalau ditaksirkan akan mencapai 100 – 200 Juta per tahun.”

(Wawancara pada 22 Desember 2020)

Hal yang senada juga dinyatakan oleh Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:

“Kalau untuk anggarannya, mungkin untuk perbaikan rutin yang kita lakukan untuk rambu – rambu, marka jalan, dan traffic lights kalau di taksirkan bisa mencapai 200 juta pertahunnya.” (Wawancara pada 29 Desember 2020)

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa pemerintah memiliki anggaran untuk melakukan perbaikan fasilitas yang dilakukan secara rutin. Biaya yang diserahkan kepada pelaksana kebijakan ini jika ditaksirkan dapat mencapai 100 Juta hingga 200 Juta Rupiah yang diterima setiap tahunnya untuk dikelola dalam keperluan memperbaiki fasilitas yang diletakkan di ruas jalan pada kawasan tertib lalu lintas ini.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi di atas dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang dimiliki oleh

67

implementor kebijakan ini mencukupi, namun untuk pelaksanaan tugasnya para petugas belum melakukan tugasnya dalam pengawasan dan penindakan dengan optimal. Untuk sumber daya non manusia yaitu berupa fasilitas yang dimiliki berada dalam kondisi yang terawat dan tidak ada fasilitas yang hilang atau rusak serta masih tetap dilakukan perawatan rutin. Untuk sumber daya berupa finansial, implementor kebijakan ini memiliki dana yang cukup untuk melakukan perbaikan rutin fasilitas yang terdapat pada kawasan tertib lalu lintas ini.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Van Meter dan Van Horn dalam Mulyadi (2016:72) bahwa suatu kebijakan perlu didukung oleh sumber daya, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya non manusia.

Dalam kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini, sumber daya manusia yang dimiliki sudah mengetahui peran dan tugasnya, namun dalam pelaksanaannya masih belum terlaksana dengan optimal sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Sumber daya non manusia yang berupa fasilitas yang diletakkan pada ruas jalan kawasan tertib lalu lintas ini dalam keadaan yang terawat dan selalu dilakukan perbaikan rutin oleh Dinas Perhubungan.