BAB III METODE PENELITIAN
3.6. Validitas Data
Untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna perlu dilakukan validitas data. Triangulasi adalah suatu pendekatan riset yang memakai suatu kombinasi lebih dari satu strategi dalam suatu penelitian untuk menjaring data/ informasi.
Teknik triangulasi menurut Sugiyono (2012:327) menyatakan bahwa teknik triangulasi merupakan teknik pengumpulan data - data dan sumber yang telah ada. Bila penelitian melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi merupakan sintesis dan integrasi data dari berbagai sumber – sumber melalui pengumpulan, eksaminasi, perbandingan dan interpretasi dengan mengumpulkan dan membandingkan multiple dataset satu
39
sama lain, triangulasi membantu meniadakan ancaman bagi setiap validitas dan realibilitas data. Triangulasi tidak hanya membandingkan data dari berbagai sumber data, akan tetapi juga mempergunakan berbagai teknik dan metode untuk meneliti dan menjaring data/informasi dari fenomena yang sama.
Untuk menguji keabsahan hasil penelitian, Penulis menggunakan teknik triangulasi yaitu dengan memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Teknik triangulasi yang digunakan oleh Penulis yakni sebagai berikut:
1. Triangulasi dengan Sumber
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi dengan cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara;
2. Membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi;
3. Membandingkan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu;
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain;
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.
2. Triangulasi dengan Metode
Pada triangulasi dengan metode terdapat dua strategi, yaitu mengecek derajat kepercayaan hasil penelitian dan mengecek derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Deskripsi lokasi penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Dinas Perhubungan Kota Medan, Satuan Lalu Lintas Kota Medan, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan. Deskripsi lokasi penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:
4.1.1. Profil Dinas Perhubungan Kota Medan
Dinas Perhubungan Kota Medan terletak di Jl. Pinang Baris, Lalang, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan, Sumatera Utara. Visi dari Dinas Perhubungan Kota Medan adalah “Terciptanya transportasi Kota Medan yang handal, nyaman, dan manusiawi.” Adapun misinya adalah:
1. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparatur maupun masyarakat.
2. Mewujudkan sistem angkutan massal terpadu.
3. Menyediakan aksesibilitas transportasi bagi semua golongan.
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja pelayanan transportasi.
5. Mempromosikan transportasi yang tertib, selamat, dan ramah.
Sesuai dengan Peraturan Walikota Medan Nomor 63 Tahun 2017 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Perhubungan Kota Medan, Dinas Perhubungan Kota Medan mempunyai tugas membantu Walikota
41
melaksanakan urusan pemerintahan bidang perhubungan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada daerah kota. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerintah daerag dibidang perhubungan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Dinas Perhubungan Kota Medan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
1. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang perhubungan.
2. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang perhubungan.
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan urusan pemerintahan bidang perhubungan.
4. Pelaksanaan administratif Dinas Perhubungan sesuai dengan lingkup tugasnya.
5. Pelaksanaan tugas pembantuan berdasarkan atas peraturan perundang – undangan; dan
6. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.
Kawasan Tertib Lalu Lintas di Dinas Perhubungan merupakan bagian yang dikelola oleh Bidang Lalu Lintas dan Angkutan. Adapun tugas pokok Bidang Lalu Lintas dan Angkutan adalah melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas lingkup lalu lintas dan angkutan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Lalu Lintas dan Angkutan menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut:
a. Perencanaan program dan kegiatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan dengan mempedomani rencana umum kota, rencana
strategis, dan rencana kerja Dinas untuk terlaksananya sinergitas perencanaan;
b. Pelaksanaan penyusunan bahan kebijakan, standar operasional prosedur, dan standar lainnya lingkup Bidang Lalu Lintas dan Angkutan untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas secara optimal;
c. Pendistribusian tugas, pembimbingan, penilaian, penghargaan, dan penegakan/pemrosesan kedisiplinan pegawai ASN (reward and punishment) dalam rangka untuk kelancaran tugas lingkup Bidang Lalu Lintas dan Angkutan berdasarkan atas peraturan perundang – undangan;
d. Pelaksanaan perumusan kebijakan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas, angkutan jalan, angkutan laut, dan rel;
e. Pelaksanaan kebijakan di bidang manajemen dan rekayasa lalu lintas, angkutan jalan, angkutan laut, dan rel;
f. Penyusunan bahan pengendalian, evaluasi, dan penilaian lingkup Bidang Lalu Lintas dan Angkutan meliputi unsur pelaksanaan perencanaan, unsur pelaksanaan perumusan kebijakan, unsur pelaksanaan tugas dan unsur – unsur lainnya yang dikoordinasikan oleh Sekretaris berdasarkan atas peraturan perundang – undangan;
g. Penyusunan bahan pelaksanaan perumusan kebijakan dan penyelenggaraan kebijakan lainnya berdasarkan atas peraturan perundang – undangan;
43
h. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada Kepala Dinas; dan
i. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Lalu Lintas dan Angkutan dibantu oleh :
1. Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas 2. Seksi Angkutan Jalan
3. Seksi Angkutan Laut dan Rel
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Perhubungan Kota Medan
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2020
4.1.2. Profil Satlantas Polrestabes Kota Medan
Satlantas Polrestabes Kota Medan terletak di Jl. Adinegoro, Gaharu, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara. Visi dari Satlantas Polrestabes Kota Medan adalah “Terwujudnya postur Polisi Lalu Lintas yang professional, bermoral, dan modern sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang terpercaya dalam memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas.” Adapun misinya adalah:
1. Memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas di jalan dengan mengintensifkan tugas, pengaturan, penjagaan, pengawalan dan Patroli Lalu Lintas.
2. Menegakkan hukum khususnya yang berkaitan dengan Keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) untuk menurunkan angka korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.
3. Memberikan pelayanan prima terhadap setiap pengurusan administrasi SIM, BPKB, STNK, dan TNKB (SBST)
4. Mengelola sumber daya Satlantas untuk mewujudkan dan memelihara kamseltibcarlantas.
5. Mengembangkan perpolisian masyarakat yang berbasis masyarakat patuh hukum.
6. Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait atau lembaga dan potensi
45
7. Meningkatkan kegiatan Dikmas Lantas dalam rangka memberikan pengetahuan dan etika berlalu lintas kepada seluruh lapisan masyarakat khususnya para siswa/i baik di tingkat dasar maupun lanjutan.
Satlantas Polrestabes Kota Medan memiliki tugas pokok melaksanakan Turjawali lalu lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakan hukum di bidang lalu lintas.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Satlantas Polrestabes Kota Medan memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pembinaan lalu lintas kepolisian;
2. Pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral, Dikmaslantas, dan pengkajian masalah di bidang lalu lintas;
3. Pelaksanaan operasi kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka penegakan hukum dan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas);
4. Pelayanan administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor serta pengemudi;
5. Pelaksanaan patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran serta penanganan kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum, serta menjamin Kamseltibcarlantas di jalan raya;
6. Pengamanan dan penyelamatan masyarakat pengguna jalan; dan
7. Perawatan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan.
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Satlantas Polrestabes Kota Medan
Sumber : Satlantas Polrestabes Kota Medan, 2021
4.1.3. Profil Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan
Satuan Polisi Pamong Praja (Selanjutnya disebut Satpol PP) Kota Medan terletak di Jl. Arif Lubis No. 2, Gaharu, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan, Sumatera Utara. Visi dari Satpol PP Kota Medan adalah “Medan Kota Masa Depan yang Tentram, Tertib, dan Taat Aturan.” Adapun misinya adalah:
1. Meningkatkan usaha penegakan Perundang – undangan Daerah 2. Meningkatkan upaya penyelenggaraan ketentraman umum dan
ketertiban masyarakat
3. Memperkuat peran serta masyarakat dalam perlindungan masyarakat.
4. Meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Medan.
47
Sesuai dengan Peraturan Walikota Medan Nomor 49 Tahun 2018 Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Satuan Polisi Pamong Praja Kota Medan, Satpol PP Kota Medan mempunyai tugas pokok memelihara dan menyelenggarakan ketentraman dan ketertiban umum, menegakkan peraturan daerah dan keputusan kepala daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Satpol PP Kota Medan memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Menyusun program dan melaksanakan ketentraman dan ketertiban umum, penegakan peraturan daerah dan keputusan kepala daerah 2. Melaksanakan kebijakan pemeliharaan dan menyelenggarakan
ketentraman dan ketertiban umum di daerah
3. Melaksanakan kebijakan penegakan Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah.
4. Melaksanakan koordinasi pemeliharaan dan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum serta penegakan peraturan daerah, keputusan kepala daerah dengan aparat kepolisian negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) atau aparatur lainnya.
5. Mengawasi terhadap masyarakat agar mematuhi dan menaati Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah
6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang sesuai dengan bidang tugasnya.
7. Melaksanakan tugas – tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
Kawasan Tertib Lalu Lintas di Satpol PP Kota Medan merupakan bagian yang dikelola oleh Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat. Adapun tugas pokok Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat adalah melaksanakan sebagian tugas Kepala Satpol PP lingkup operasi, pengendalian, komunikasi, kerjasama, pengamanan, dan pengawalan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Perencanaan program dan kegiatan Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dengan mempedomani rencana umum kota, rencana strategis, dan rencana kerja Satuan Polisi Pamong Praja untuk terlaksananya sinergitas perencanaan;
b. Pelaksanaan penyusunan standar operasional prosedur dan standar lainnya lingkup Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat untuk terselenggaranya aktivitas dan tugas secara optimal;
c. Pendistribusian tugas, pembimbingan, penilaian, penghargaan, dan penegakan/pemrosesan kedisiplinan Pegawai ASN (reward and punishment) dalam rangka untuk kelancaran tugas lingkup Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat berdasarkan atas peraturan perundang –undangan;
d. Pelaksanaan penyusunan perumusan kebijakan urusan pemerintah bidang ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat lingkup ketertiban umum dan
49
ketentraman masyarakat sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku;
e. Pelaksanaan penyusunan, identifikasi masalah, dan pengolahan data kegiatan bidang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku;
f. Pelaksanaan tindakan penindakan non yustisial terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan perlanggaran ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sesuai dengan standar operasional prosedur dan peraturan perundang – undangan;
g. Pelaksanaan deteksi dan cegah dini serta patrol dalam rangka memelihara ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sesuai dengan prosedur dan peraturan perundang – undangan;
h. Pelaksanaan pengamanan dan penertiban penyelenggaraan keramaian daerah dan/atau kegiatan yang berskala massal sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku;
i. Pelaksanaan tindakan administratif terhadap warga masyarakat, aparatur, atau badan hukum yang melakukan pelanggaran ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sesuai dengan standar operasional prosedur dan peraturan perundang – undangan;
j. Pelaksanaan analisa dampak operasional pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sebagai bahan pelaksanaan tugas lebih lanjut;
k. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia Republik Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia dan/atau instansi terkait lainnya secara efisien dan efektif dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sesuai dengan standar operasional prosedur dan ketentuan yang berlaku;
l. Pelaksanaan kerjasama teknis dengan pemerintah daerah lain dalam penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat berdasarkan atas peraturan perundang – undangan;
m. Pelaksanaan pengendalian komunikasi dan persuasi dalam rangka pengendalian ketertiban umum dan ketentraman masyarakat sesuai dengan standar operasional prosedur dan ketentuan yang berlaku;
n. Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengamanan aset daerah dan tempat – tempat penting sesuai dengan standar operasional prosedur dan ketentuan yang berlaku;
o. Pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengawalan VIP dan VVIP sesuai dengan standar operasional prosedur dan ketentuan yang berlaku;
p. Pengendalian, evaluasi, dan penilaian lingkup Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat meliputi unsur pelaksanaan perencanaan, unsur pelaksanaan perumusan kebijakan, unsur pelaksanaan tugas, dan unsur – unsur lainnya
51
yang dikoordinasikan oleh Sekretaris berdasarkan atas peraturan perundang – undangan;
q. Pelaksanaan perumusan kebijakan dan penyelenggaraan kebijakan lainnya berdasarkan atas peraturan perundang – undangan;
r. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan tugas sebagai pertanggungjawaban kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; dan
s. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja terkait dengan tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat dibantu oleh:
1. Seksi Operasi dan Pengendalian 2. Seksi Komunikasi dan Kerjasama 3. Seksi Pengamanan dan Pengawalan
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Satpol PP Kota Medan
Sumber: Satpol PP Kota Medan, 2021
4.2. Implementasi Kebijakan Kawasan Tertib Lalu Lintas di Kota Medan.
Sebagaimana diketahui bahwa implementasi kebijakan merupakan salah satu dari proses perumusan kebijakan. Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang paling penting dalam proses perumusan suatu kebijakan.
Dimana implementasi kebijakan publik ini menjadi penentu suatu keberhasilan dan tercapainya tujuan dari kebijakan tersebut dan jika kebijakan tidak diimplementasikan maka kebijakan tersebut akan sia – sia. Hal ini ditegaskan oleh Udoji dalam Agustino (2006:154) bahwa “The execution of policies is as important if not more important than policy making. Policy will remain dreams or blue prints jackets unless they are implemented”. Untuk itu dalam penelitian ini, Penulis menggunakan model implementasi kebijakan publik yang ditawarkan menurut Van Meter dan Van Horn yang memiliki 6 indikator yang terikat antara kebijakan dan tujuan kebijakan publik. Model implementasi ini dipilih oleh Penulis karena model implementasi ini diharapkan dapat menjelaskan proses Implementasi Kebijakan Kawasan Tertib Lalu Lintas di Kota Medan.
Suatu kebijakan tidak akan dapat terlaksana jika setiap instansi yang menjadi implementor dari kebijakan tersebut tidak bekerjasama untuk mencapai tujuan dari kebijakan tersebut. Setiap instansi tersebut haruslah menjadi satu tim yang memahami tugas dan fungsinya masing – masing sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pembagian tugas juga merupakan hal penting yang menjadi pedoman bagi setiap implementor dalam menjalankan tugasnya, dan juga agar tugas dari masing – masing instansi tidak tumpang tindih.
53
Implementor atau pelaksana kebijakan ini adalah Dinas Perhubungan Kota Medan, Satlantas Polrestabes Kota Medan, Satpol PP Kota Medan, dan Masyarakat. Pembagian tugas yang diberikan kepada masing –masing implementor juga sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dari masing – masing instansi dengan tujuan agar tercapainya sasaran dari kebijakan tersebut.
Adapun model implementasi yang ditawarkan oleh Van Meter dan Van Horn memiliki 6 indikator yang saling terikat antara kebijakan dan tujuan kebijakan. Indikator yang ditawarkan adalah sebagai berikut:
1. Standar dan Sasaran Kebijakan 2. Sumber Daya
3. Komunikasi Antar Pelaksana 4. Karakteristik Agen Pelaksana 5. Disposisi Implementor
6. Kondisi Sosial, Politik, dan Ekonomi 4.2.1. Standar dan Sasaran Kebijakan
Implementasi suatu kebijakan sangat ditentukan oleh standar dan sasaran dari suatu kebijakan. Standar dan sasaran kebijakan merupakan indikator yang membahas secara rinci tujuan dari kebijakan secara menyeluruh dengan menentukan standar yang spesifik dan konkret untuk menilai kinerja program. Menurut Van Meter dan Van Horn (Mulyadi, 2016:72), standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur, sehingga tidak menimbulkan interpretasi yang dapat menyebabkan terjadinya konflik di antara para agen implementasi. Suatu kebijakan dikeluarkan dengan tujuan agar mendapat keadaan yang lebih baik dari sebelumnya.
Sama halnya dengan kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini, pemerintah mengharapkan agar setiap ruas jalan di Kota Medan dapat menjadi kawasan yang tertib lalu lintas.
Pemerintah Kota Medan dalam pelaksanaan Kebijakan Kawasan Tertib Lalu Lintas di Kota Medan berlandaskan Peraturan Walikota Medan Nomor 16 Tahun 2011 tentang Kawasan Tertib Lalu Lintas. Berdasarkan peraturan tersebut tujuan dari kebijakan ini adalah untuk mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas penggunaan ruang lalu lintas dan mengendalikan pergerakan lalu lintas dan angkutan jalan.
Tujuan dari dikeluarkannya Kebijakan Kawasan Tertib Lalu Lintas Kota Medan ini juga disampaikan oleh Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:
“Tujuan dikeluarkannya kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini adalah sebagai ruas jalan percontohan dan untuk menciptakan tertib berlalu lintas di Kota Medan, yang dimulai dari kawasan yang terbatas dan diharapkan menjadi kawasan yang luas, sehingga seluruh Kota Medan menjadi tertib berlalu lintas.” (Wawancara pada 22 Desember 2020)
Hal yang serupa juga dinyatakan oleh Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:
“Tujuannya itu biar di seputaran kawasan tersebut tertib, dan lancar.
Arus lalu lintasnya itu diharapkan tertib dan lancar.” (Wawancara pada 29 Desember 2020)
Hal yang senada juga dinyatakan oleh Kepala Sub Unit Pendidikan dan Rekayasa Satlantas Kota Medan, sebagai berikut:
“Tujuannya untuk menciptakan kawasan tertib lalu lintas, tidak lagi ada pelanggaran dalam berlalu lintas.” (Wawancara pada 14 Januari 2021)
55
Hasil wawancara di atas menyatakan bahwa tujuan dari kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini yaitu untuk menciptakan kawasan tertib lalu lintas di Kota Medan, lalu lintas yang tertib dan lancar serta tidak terdapat pelanggaran yang dilakukan di sekitar kawasan tertib lalu lintas tersebut.
Dan dari hasil wawancara Penulis agen pelaksana/implementor dari kebijakan ini sudah mengetahui tujuan dari kebijakan ini. Tujuan tersebut belum sesuai dengan tujuan yang tertulis dalam Peraturan Walikota Medan Nomor 16 Tahun 2011 tentang Kawasan Tertib Lalu Lintas, mengingat keadaan di lapangan masih banyak pedagang kaki lima dan becak bermotor yang berada di kawasan tertib lalu lintas.
Dalam mencapai tujuan kebijakan tentunya terdapat tindakan yang harus dilakukan setiap pelaksana kebijakan. Tindakan yang dilakukan oleh para pelaksana kebijakan ini adalah melakukan pengawasan dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Hal ini dinyatakan oleh Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:
“Yang kita lakukan saat awal dikeluarkannya kebijakan ini kita menempatkan pengawas – pengawas yang dari Dinas Perhubungan, Polisi dan Satpol PP. Selain itu kita memberikan sosialisasi tentang peraturan ini kepada masyarakat sosialisasinya kita lakukan saat kebijakan ini pertama kali dikeluarkan, dan kita buat spanduk dan kita siarkan di radio, karena saat itu belum ada media sosial seperti sekarang..” (Wawancara pada 22 Desember 2020)
Hal yang senada juga dinyatakan oleh Kepala Sub Unit Pendidikan dan Rekayasa Satlantas Kota Medan, sebagai berikut:
“Tindakan yang kita lakukan di samping mengingatkan masyarakat, kami juga membuat pos pengawasan, rambu – rambunya juga masih ada, lalu spanduk juga tetap dibuat tentang himbauan larangan pada kawasan tertib lalu lintas.” (Wawancara pada 14 Januari 2021)
Selain itu, Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, menambahkan:
“Yang kita lakukan itu di sepanjang kawasan tertib lalu lintas dibuat peraturan tidak dibenarkan parkir on the street/di badan jalan, juga becak bermotor yang melintas di kawasan tersebut. Baru untuk menandakan kawasan tertib lalu lintas ditandai dengan rambu. Jadi begitu kita masuk ke ruas jalan di kawasan tertib lalu lintas nanti ada rambu yang mengatakan Anda Memasuki Kawasan Tertib Lalu Lintas. Lalu di ujung kawasan tertib lalu lintas diberikan rambu coret garis merah.” (Wawancara pada 29 Desember 2020)
Hasil wawancara dengan beberapa informan di atas, menyatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan untuk tercapainya tujuan dari kebijakan ini adalah dilakukannya pengawasan di ruas jalan kawasan tertib lalu lintas dan pengadaaan rambu – rambu lalu lintas yang menjadi pemberitahuan atau himbauan kepada masyarakat.
Selain itu, adanya himbauan atau sosialisasi tentang larangan yang ditentukan oleh kebijakan ini kepada masyarakat.
Dalam pelaksanaan kebijakan kawasan tertib lalu lintas ini terdapat beberapa hambatan yang ditemukan oleh pelaksana kebijakan. Bentuk hambatan dari pelaksanaan kebijakan ini dinyatakan oleh Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai Rekayasa Satlantas Kota Medan, sebagai berikut:
“Hambatannya ada, dan itu salah satu yang menjadi keluhan kita ini untuk becak bermotor, kita sudah lelah, sering memberikan tindakan, kasian juga. Tapi tetap kita ingatkan terus kalau ada becak bermotor
57
yang masuk selalu kita suruh keluar.” (Wawancara pada 14 Januari 2021)
Hal yang senada juga dinyatakan oleh Kepala Seksi Komunikasi dan Kerjasama Satpol PP Kota Medan, sebagai berikut:
“Kalau hambatan jelas ada dari pedagangnya, dan dari rekan – rekan sesama pedagang. Mungkin keluarga mereka udah stand by disitu. Ya hambatannya pasti ada, tetapi biasanya kalau mereka melakukan pelanggaran maka barang dagangannya akan disita, dengan harapan para pedagang tidak akan jualan disana lagi.”
(Wawancara pada 12 Januari 2021)
Namun, hal yang berbeda dinyatakan oleh Kepala Seksi Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Medan, sebagai berikut:
“Tidak ada hambatan, kalau pun ada ya karena ada becak yang
“Tidak ada hambatan, kalau pun ada ya karena ada becak yang