• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temuan Lapangan Berdasarkan Wilayah/Lokasi Kajian untuk Kajian Masyarakat

Konsolidasi Demokrasi DIREKTORAT POLITIK DAN KOMUNIKASI

Matrik 3. Temuan Lapangan Berdasarkan Wilayah/Lokasi Kajian untuk Kajian Masyarakat

ISU KAJIAN JAWA BARATBANDUNG/ JAWA TIMURSURABAYA DENPASAR/BALI MAKASSAR/SULAWESI SELATAN MEDAN/ SUMATERA UTARA 1.Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kominfo.

1. Sistem Kominfo yang ada tidak secara signifi-kan membangun kon-disi ekonomi, politik, sosial dan budaya yang kondusif dan produktif terutama bagi masyara-kat kelas bawah, usia muda dan yg kurang terdidik

2. Ketersediaan alat, dana dan SDM dari pemerin-tah tidak memberikan

performance

penting-nya kominfo bagi ma-syarakat, berbeda den-gan performance media massa yang disediakan untuk kepentingan bisnis

3. Kesadaran masyara-kat akan pentingnya kominfo secara general relatif masih rendah

Di perdesaan ma-syarakat jarang mengakses majalah dan koran. Informasi yang diperoleh le-bih banyak melalui para pendatang yang berperan juga sebagai “agent of

information”

1. Masyarakat su-dah menyadari pentingnya ko-minfo dan secara umum relative tidak bermasalah dengan alat-alat komunikasi dan transportasi. 2. Pemprov Bali terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat di bi-dang pendidikan, karena mencer-daskan masya-rakat hanya bisa dilakukan melalui pendidikan 3. Kesadaran un-tuk mendapat informasi sangat tinggi, contoh : dibentuk Forum antarumat bera-gama untuk men-ciptakan suasana aman dan damai.

Masyarakat terbuka dengan wartawan, sangat menerima saran/kritik publik dalam rangka memperkokoh dan menuju ke arah yang positif dalam pembangunan.

1. Informasi yang tersedia tidak propor-sional, mencerminkan kepincangan sosial, TV hanya utk kelom-pok ekonomi atas dan mendorong pola hidup konsumtif 2. Hp dan fasilitas

ko-minfo menjamur tapi penggunaannya tidak tepat dan bukan un-tuk hal yg produktif

ISU KAJIAN JAWA BARATBANDUNG/ JAWA TIMURSURABAYA DENPASAR/BALI MAKASSAR/ SULAWESI SELATAN MEDAN/ SUMATERA UTARA 2.Komitman masyarakat untuk men-capai akses kominfo yang dibu-tuhkan dan cara meng-aksesnya. Kelompok masyarakat yang memiliki kesa-daran tinggi untuk mengakses informasi adalah para guru dan kalangan perguruan tinggi. Mereka meng-akses melalui media ce-tak, media elektronik, dan internet. Kemudian mendistribusikannya dalam dialog rutin, pengajaran, majalah, dan selebaran 1. Komunikasi lebih banyak dilakukan melalui urun rembug/tatap muka langsung. Cara ini dipilih karena masyarakat bisa langsung berdiskusi dengan pemerintah 2. Tokoh masyarakat berperan besar dalam penyebaran informasi. Semua informasi baik dari pusat maupun dari masyarakat sendiri disam-paikan kepada tokoh masyarakat kemudian disebar ke masyarakat dan pemerintah 3. Kelompok ma-syarakat yang memiliki kes-adaran terhadap infokom mem-bentuk Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat. Kelompok masyara-kat yang memiliki kesadaran tinggi dalam mengakses infokom antara lain Forum Antar Umat Beragama yang dibentuk oleh 5 majelis mewakili 5 agama yang ada. Forum ini sangat

berpengaruh di kalangan pemerintah dan masyarakat. • Ada sejumlah masyarakat yang peduli infokom dengan membentuk KIM/ Kelompencapir • Beberapa Parpol giat mengadakan temu muka, dialog dan sosialisasi dengan para kon-stituen walaupun belum terprogram dengan baik

o Di perkotaan belum ada kelompok ma-syarakat seperti KIM dan Kelompencapir o Inisiatif kominfo yg dilakukan masyara-kat (LSM, Ormas, Perguruan tinggi) belum optimal o Akses kominfo

ma-syarakat di perkotaan sangat mudah melalui tv, radio, internet, Hp dll.

o Akses informasi masyarakat tergan-tung orangnya dan masyarakat ekonomi lemah bersikap apatis terhadap kominfo.

Catatan Kaki

1 Penyediaan dan pelayanan informasi bagi daerah yang tidak memiliki Dinas Infokom diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata.

2 Di Jawa Barat, khususnya, tidak ada kebijakan public pemerintah yang mengatur peran industri media, kecuali bersifat himbauan kepada kalangan pers agar pemberitaannya bersifat seimbang serta memperhatikan kode etik jurnalistik yang ada

3 Di Sumatera Utara, berbagai peraturan perundangan seperti UU Pers dan UU Penyiaran dapat dikatakan menggambarkan adanya kebebasan dan jauh lebih sempurna dibandingkan dengan masa Orde Baru. Smentara itu di Jawa Timur UU Pers telah menjamin kebebasan mengeluarkan pendapat, namun di satu sisi dianggap belum berpihak kepada kesejahteraan wartawan termasuk salah satunya perlindungan terhadap keselamatan wartawan. UU Pers harus direvisi dan pembahasannya perlu melibatkan wartawan dan tokoh-tokoh masyarakat media, sedangkan pemerintah menjadi fasilitator yang dapat mewujudkan keinginan seluruh masyarakat. Kalangan media massa di Sulawesi Selatan melihat perlunya dilakukan sosialisasi.

4 TVRI Surabaya lewat program “Ajang Wadul” yang merupakan bentuk kerjasama dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Infokom

5 Forum antarumat beragama untuk menciptakan suasana aman dan damai merupakan sebuah wadah bagi masyarakat di Bali untuk saling bertukar informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. 1971. Departemen Agama Republik Indonesia.

Aubrey Fisher,B. 1990, Teori-Teori Komunikasi, Perspektif Mekanistis, Psikologisterksional dan Pragmatis, Terjemahan, Soejono Trimo, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Anderson, Ralph.E, IRL Carter, 1984, Human Behavior in The Soc/al Environment, ldine Publishing Company, NewYork.

Badan Informasi dan Komunikasi Nasional (BIKN) 2000, Karakteristik Media dan Khalayak Layanan, Laporan Penelitian, Jakarta.

Berger & Chaffee, 1987, The Handbook of Communications Sdence, Beverly Hills, California; Sage. Chesney, James D., 1997, Building civic Literacy and Citizen Power, Prentice Hall, New Jersey.

Creswell,John.W.,1994, Research Design, Quantitative & Qualitative Approaches, terjemahan, Nurkhabibah, KIK Press Jakarta, 2002.

---, 1998, Qualitative inquiry and Research Design Choosing Among Five Traditions; Sage Publications, London, New Delhi.

DahI, Robert A., 2001, Perihal Demokrasi, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Dominick, Joseph R. 1990, The Dynamics of Mass Communication, Third edition, McGraw-Hill Publishing Company. ---, 1999, Ilmu-ilmu Sosial Dasar - Konsep – Posisi. Primaco Akademika, Bandung.

Gazali, Effendi, Menayang, Victor, Hidayat, Dedy N., Triputra, Pinckey, 2003, Konstruksi Sosial Industri Penyiaran (Plus Acuan Tentang Penyiaran Publik dan Komunitas), Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, Jakarta.

---, 2003, “Negotiating Public and Community Media in Post Suharto Indonesia, Jurnal The Public, Vol.10 Habermas, J. The Structural Transformation of Public Sphere. UK: Polity, 1989.

Hardiman, Budi, F., 1990, Kritik Ideologi : Pertautan Pengetahuan dan Kepentingan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta ---, 1993, Menuju Masyarakat Komunikatif, Ilmu, Masyarakat, Politik & Postmodernisme menurut

Jurgen Habermas, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Huntington, Samuel P., & Joan M. Nelson, 1984, Partisipasi Politik di Negara Berkembang, PT. Sangkala Pulsar, Jakarta.

Littlejohn, Stephhen W, 1996, Theories of Human Communication, Belmont, Wadsworth, CA.

McQuail, Denis, 1987, Mass Communication Theory, Second Edition, Diterjemahkan Agus Dharma,& Aminuddin Ramm, 1994, Penerbit Erlangga, Jakarta.

__________ and Sven Windahl, 1981, Communication Models: for the study of mass communications, Longman, Inc. New York.

________ 1992, Media Performance : Mass Communication and The Public Interest, Sage Publications, London, Newbury Park, New Delhi.

Mulyana, Deddy, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan ilmu Sosial Lainnya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Murdock, G. & Golding P, (1989) Information Poverty and Political inequality: citizenship in the age of privatized communications. Journal Communication, 39 (3).

Rakhmat, Jalaludin, 1999, Kritik Paradigma Pasca Positivisme Terhadap Positivisme, Jurnal ISKI nomor 3 April 1999. ____________ 1999, Rekayasa Sosial, Reformasi atau Revolusi, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sendjaja, Sasa Djuarsa,1998, Sistem Media Massa yang Adil dan Demokratisasi Sesuai Tuntutan Reformasi, Artikel, Jurnal ISKI Vol 1/Juli 1998.

Straubhaar, Joseph & La Rose, 2000, Media Now, Communications Media in The Information Age, Wadsworth Thomson Learning.

Suwarsono & Alvin Y.So., 1994, Perubahan Sosial dan Pembangunan, PT Pustaka LP3ES, Jakarta.

Tehranian, Majid, 1990, Teknolog/ Demokrasi dan Pembangunan, Dialihbahasakan Ajat. S. Hasan, 1998, Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, nomor 1 Juli 1998.

_____________, 1995, Technologies of Powers Information Machines and Democratic Prospects, Nurwood N J : Ablex.

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_publik http://www.nakertrans.go.id/hasil_penelitiantrans/kebijakan_publik.php http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/012006/02/teropong/0406.htm http://www.kabbandung.go.id http://gerbang.jabar.go.id/kabbandung/ http://www.sulsel.go.id/ http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_surat_kabar_di_Indonesia