• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Keputusan dan Model serta Teknik Analisis

SOSIAL EKOLOGI

2.7. Teori Keputusan dan Model serta Teknik Analisis

Marimin (2005) mengemukakan pada prinsipnya terdapat dua basis dalam pengambilan keputusan, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan intuisi dan pengambilan keputusan rasional, berdasarkan hasil analisis keputusan. Mengambil atau membuat keputusan adalah suatu proses yang dilaksanakan orang berdasarkan pengetahuan dan informasi yang ada padanya pada saat tersebut dengan harapan bahwa sesuatu akan terjadi. Keputusan dapat diambil dari alternatif-alternatif keputusan yang ada. Alternatif keputusan tersebut dapat dilakukan dengan adanya informasi yang diolah dan disajikan dengan dukungan sistem penunjang keputusan. Marimin (2005) mengemukakan beberapa teknik pengambilan keputusan berbasis indeks kinerja, di antaranya ialah Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process-AHP) dan Interpretative Structural Modelling (ISM).

AHP dikembangkan oleh Dr.Thomas L. Saaty dari Wharton School Of Business pada tahun 1970-an untuk mengorganisasikan informasi dan judgment

dalam memilih alternatif yang paling disukai (Marimin 2005). Analisis ini ditujukan untuk membuat model permasalahan yang tidak terstruktur dan

biasanya diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah terukur maupun masalah-masalah yang memerlukan pendapat (judgement) (Ma’arif et al. 2003).

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesis untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.

Adapun ide dasar prinsip kerja AHP menurut Marimin (2005) yaitu penyusunan hierarki, penilaian kriteria dan alternatif, penentuan prioritas dan konsistensi logis. Penjelasan langkah tersebut adalah sebagai berikut:

(a) Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki,

(b) Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty (1983), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty tampak dalam Tabel 1.

Tabel 1. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan menurut Saaty (1983)

Nilai Keterangan

1 Kriteria atau alternatif A sama penting dengan kriteria atau alternatif B 3 A sedikit lebih penting dari B

5 A jelas lebih penting dari B 7 A sangat jelas lebih penting dari B 9 A mutlak lebih penting dari B

2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan

Nilai perbandingan A dengan B adalah 1 (satu) dibagi dengan nilai perbandingan B dengan A (Saaty T.L. 1983, diacu dalam Marimin 2005). (c) Penentuan prioritas. Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan

perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh

alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan judgement yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik.

(d) Konsistensi logis. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis.

Consistency ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak. Pengolahan pendapat pakar berdasarkan AHP dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak. Adapun diagram air metoda AHP ialah seperti tampak pada Gambar 5.

Mulai

Identifikasi sistem

Pengisian matriks pendapat individu Penyusunan hierarki

Teknik Permodelan Interpretasi Struktural (Interpretative Structural Modelling-ISM) adalah salah satu teknik permodelan yang dikembangkan untuk perencanaan kebijakan strategis. Menurut Eriyatno (1998) ISM adalah proses

Gambar 5. Diagram alir metoda AHP (Saaty T.L.1980, diacu dalam Ma’arif et al. 2003) Revisipendapat memenuhi CR

Tidak

Ya

Menyusun matriks gabungan Pengolahan vertikal

Menghitung vektor prioritas Selesai

pengkajian kelompok (group learning process) di mana model-model struktural dihasilkan guna memotret perihal yang kompleks dari suatu sistem melalui pola yang dirancang secara seksama dengan menggunakan grafis serta kalimat. Teknik ISM merupakan salah satu teknik permodelan sistem untuk menangani kebiasaan yang sulit diubah dari perencana jangka panjang yang sering menerapkan secara langsung teknik penelitian operasional dan atau aplikasi statistik deskriptif.

ISM dikembangkan pertama kali oleh Warfield (1971): (1) berkenaan dengan interpretasi dari hubungan antar elemen dari suatu sistem yang didasarkan atas hubungan kontekstual tertentu (is a process that transform unclear, poorly articulated mental models of system into visible, well-defined models useful for many purpose); (2) adalah studi tentang sistem yang kompleks; (3) digunakan karena perlu pemahaman yang utuh tentang sistem yang dikaji; (4) digunakan karena perlu metodologi untuk menggambarkan struktur dan sistem yang dikaji; (5) digunakan karena perlu menggambarkan pengaturan dari elemen-elemen dan hubungan antar elemen dalam memebentuk suatu sistem. ISM berkenaan penggambaran struktur dari sistem yang sedang dikaji serta interpretasi dari hubungan antar elemen dari suatu sistem yang didasarkan atas hubungan kontekstual tertentu. Salah satu tujuan utamanya ialah menentukan elemen kunci dalam sistem.

ISM adalah salah satu metodologi berbasis komputer yang membantu kelompok mengidentifikasi hubungan antara ide dan struktur tetap pada isu yang kompleks. ISM dapat digunakan untuk mengembangkan beberapa tipe struktur, termasuk struktur pengaruh (misalnya : dukungan atau pengabaian), struktur prioritas (misalnya: ”lebih penting dari”, atau ”sebaiknya dipelajari sebelumnya”) dan kategori ide (misalnya: ”termasuk dalam kategori yang sama dengan”) (Broome dalam Kanungo dan Bhatnagar 2002, diacu dalam Marimin 2007).

Marimin (2005), mengemukakan deskripsi singkat langkah-langkah ISM sebagai berikut:

(1) Identifikasi elemen. Hal ini dapat diperoleh melalui penelitian, brainstorming, dan lain-lain;

(2) Hubungan kontekstual. Sebuah hubungan kontekstual antar elemen dibangun, tergantung pada tujuan dari pemodelan;

(3) Matriks interaksi tunggal terstruktur (structural self interaction matrix/SSIM). Matriks ini mewakili elemen persepsi responden terhadap elemen hubungan yang dituju. Empat simbol yang digunakan untuk mewakili tipe hubungan yang ada antara dua elemen dari sistem yang dipertimbangkan adalah :

V : Hubungan dari elemen Ei terhadap Ej, tidak sebaliknya

A : Hubungan dari elemen Ej terhadap Ei, tidak sebaliknya

X : Hubungan dari elemen Ei terhadap Ej, dapat sebaliknya

O : Hubungan dari elemen Ei terhadap Ej, tidak berkaitan

(4) Matriks reachability (reachability matrix/RM): sebuah RM yang dipersiapkan kemudian mengubah simbol-simbol SSIM ke dalam sebuah matriks biner. Aturan-aturan konversi berikut menerapkan :

a) Jika hubungan Ei terhadap Ej = V dalam SSIM, maka elemen Eij = 1 dan Eji = 0 dalam RM

b) Jika hubungan Ei terhadap Ej = A dalam SSIM, maka elemen Eij = 0 dan Eji = 1 dalam RM

c) Jika hubungan Ei terhadap Ej = X dalam SSIM, maka elemen Eij = 1 dan Eji = 1 dalam RM

d) Jika hubungan Ei terhadap Ej = O dalam SSIM, maka elemen Eij = 0 dan Eji = 0 dalam RM

RM awal dimodifikasi untuk menunjukkan seluruh direct dan indirect reachability, yaitu jika Eij=1 dan Ejk=1 maka Eik=1.

(5) Tingkat partisipasi dilakukan untuk mengklasifikasi elemen-elemen dalam level-level yang berbeda dari struktur ISM

(6) Matriks Canonical, berupa pengelompokan elemen-elemen dalam level yang sama mengembangkan matriks ini.

(7) Digraph adalah konsep yang berasal dari directional graph, sebuah grafik dari elemen-elemen yang saling berhubungan secara langsung, dan level hierarki.

ISM dibangkitkan dengan memindahkan seluruh jumlah elemen dengan deskripsi elemen aktual. Oleh sebab itu ISM memberikan gambaran yang sangat jelas dari elemen-elemen sistem dan alur hubungannya. Secara keseluruhan proses teknik ISM seperti tampak pada Gambar 6.

Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan bivariat dengan uji T, ANOVA, uji korelasi, uji regresi, dan uji Chi-square. Uji T dan ANOVA digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel kategorik dengan variabel numerik. Uji T dan ANOVA digunakan untuk menarik

Uraikan program menjadi perencanaan program Uraikan setiap elemen menjadi subelemen

Susunlah SSIM untuk setiap elemen

Tentukan hubungan kontekstual antara subelemen pada setiap elemen

OK ?

Ya

Tidak

Tetapkan Dependence

dan Drive power setiap

subelemen Tentukan rank dan hierarki dari subelemen

Plot subelemen pada empat sektor Tentukan Drive dependence matrix

setiap elemen Program

Bentuk reachability matrixsetiap elemen Uji matriks dengan aturan transitivity

Modifikasi SSIM

Klasifikasi subelemen pada empat peubah

kategori Tentukan rank dan

hierarki dari subelemen

Tentukan Drive dependence matrix

setiap elemen

Susun ISSM dari setiap elemen

Tentukan level melalui pemilihan

kesimpulan apakah parameter dua populasi berbeda atau tidak. Uji korelasi dan regresi linier sederhana digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel numerik dengan variabel numerik. Uji korelasi digunakan terutama untuk mengetahui derajat/keeratan hubungan dua variabel apakah kuat, sedang, atau lemah. Uji regresi linier sederhana digunakan terutama untuk mengetahui bentuk hubungan antara dua variabel apakah positif atau negatif (Amsyari 1981; Walpole 1990). Kekuatan hubungan antara kedua variabel dapat dikuantifikasi melalui suatu koefisien yang dikenal sebagai koefisien korelasi (dari Pearson). Koefisien

r akan berkisar antara 0 sampai 1. Besaran koefisien ini menunjukkan kekuatan hubungan, yaitu bila r sama dengan nol berarti tidak ada hubungan linier. Bila r

sama dengan satu berarti hubungan linier sempurna. Makin mendekati angka satu berarti semakin kuat hubungannya; dan semakin mendekati nol maka semakin lemah hubungannya. Yang penting diperhatikan adalah bila r kecil, tidak berarti tidak ada hubungan antara kedua variabel, namun mungkin hubungan berbentuk non-linier misalnya lengkung parabolik, atau lengkung eksponensial (Amsyari 1981; Walpole 1990).

Uji Chi-square digunakan untuk melakukan analisis hubungan variabel kategorik dengan variabel kategorik. Dengan uji Chi-square dapat diuji perbedaan proporsi atau persentase antara beberapa kelompok data. Proses pengujian Chi-square adalah membandingkan frekuensi. Prinsip dasar dari Chi-square ialah membandingkan frekuensi yang diamati dengan frekuensi yang terjadi; atau frekuensi yang terjadi (observed) dengan frekuensi harapan (expected). Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna (signifikan). Sebaliknya, bila nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada perbedaan yang bermakna (Wonnacott & Wonnacott 1972; Walpole 1990; Singarimbun et al. 1995). Chisquare: a measure of statistical significance for a contingency table

(Bailey 1987). Keputusan uji statistik hipotesis nol (Ho) ditolak jika p-value <alpha dan Ho gagal tolak jika p-value > alpha (Wonnacott & Wonnacott 1972).