• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tindak Tutur Deklaras

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR PENELITIAN TIM PASCASARJANA (Halaman 72-75)

Akses Media Sosial di Indonesia

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil/Temuan Penelitian

5) Tindak Tutur Deklaras

Bentuk-bentuk tindak tutur deklarasi yang ditemukan dalam pernyataan para politikus di wacana politik pilkada DKI 2017 adalah melarang. Bentuk tindak tutur deklarasi melarang dilakukan oleh para politikus dalam pernyataan seperti berikut ini.

(44) ―Jangan manfaatkan peluang (kekalahan Ahok-Djarot) untuk masuknya praktik-praktik buruk masa lampau‖, ujar Djarot. (KP7,D:29/04/2017).

(45) “Kita jangan menguji kesabaran warga dengan hal-hal yang merusak demokrasi. Kita ingin demokrasi ini dijaga. Jadi saya ingin semua pihak lihat nih, anda lihat data saja, jangan lihat data kami. Di KPU kan bisa 7diakses datanya, terbuka, dilihat di situ, di mana saja ada angka di atas 90 persen," sambungnya (DT6,AN:20/03/2017).

(46) "…Sehingga kita mampu menyadarkan parpol untuk tidak menggunakan isu SARA di dalam kompetisi pilkada maupun di pilpres," katanya (VN20:26/04/2017).

65

(47) "Dan pemerintah tidak usah ikut mengintervensi lebih baik mengurusi urusan yang lebih besar, biarkan politik berjalan sesuai dengan aturan yang sudah ada," pungkasnya (RM10:30/04/2017).

Pernyataan (44) ,erupakan tindak tutur deklarasi ‗melarang‘ yang diungkapkan salah satu paslon ketika smengalami kekalahan supaya pihak-pihak lain tidak memanfaatkan kekalahannya sebagai peluang untuk melanggar aturan-aturan yang telah dibuatnya dengan menggunakan ungkapan jangan manfaatkan peluang. Berdasarkan hal itu, secara tidak langsung masyarakat tidak menghargai dia dan Ahok yang faktanya masih menjabat Gurbernur dan wakil Gubernur sampai bulan Oktober.

Selanjutnya, pada pernyataan (45) juga terlihat penutur menggunakan kata-kata jangan yang bermaksud untuk melarang pihak-pihak tertentu yang suka bersikap tidak profesional dan tidak jujur pada Pilgub DKI putaran dua dengan tujuan untuk menguji kesabaran warga, serta melarangan paslon lain untuk ikut campur mengenai urusan-urusan seperti suara yang didapatkan oleh paslon tertentu. Begitu juga halnya pada pernyataan (46), terlihat penutur menerapkan jenis tidak tutur deklarasi melarang. Peggunaan untuk tidak menggunakan isu SARA di dalam kompetisi pilkada maupun di pilpres bermaksud untuk melarang semua partai politik untuk tidak menggunakan isu SARA dalam berkampanye baik di Pikada maupun Pilpres. Selanjutnya, pada pernyataan (47) juga terlihat penutur melarang. Akan tetapi, pihak dimaksud adalah pemerintah yang ikut campur dalam kampanye Pilkada. Hal itu terlihat pada penekananan kata yang digunakan penutur , yaitu mengintervensi yang berarti campur tangan.

c. Penggunaan Strategi Bertutur

Dari 105 data yang berisi pernyataan para politikus dalam wacana politik Pilkada DKI Jakarta 2017, ditemukan 4 jenis strategi bertutur yang digunakan, yaitu 40 pernyataan menggunakan strategi bertutur samar-samar, 31 pernyataan menggunakan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi, 22 pernyataan menggunakan strategi bertutur kesantunan negatif, 12 pernyataan menggunakan strategi bertutur kesantunan positif, dan 40 pernyataan menggunakan strategi samar-samar.

66

Berdasarkan rincian tersebut, strategi bertutur yang digunakan berpusat pada strategi bertutur samar-samar dan strategi terus terang tanpa basa-basi. Penggunaan strategi samar- samar memperlihatkan bahwa beberapa politikus masih berbasa-basi dalam mengungkapkan pendapatnya. Artinya, penyampaian pesan masih secara tersirat. Namun, masih ada beberapa politikus yang sangat berani secara langsung menyampaikan pendapatnya. Hal itu terlihat, pada penggunaan strategi terus terang tanpa tanpa basa-basi yang menduduki peringkat nomor dua setelah strategi samar-samar. Artinya, dengan menggunakan strategi terus terang tanpa basa-basi maka sudah termasuk ranah kekerasan verbal karena sangat berpotensi mengancam muka lawan tutur sehingga mengakibatkan beban psikologis pihak yang dituju. 1) Strategi Bertutur Terus Terang Tanpa Basa-basi

Strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi ini disebut strategi bertutur langsung, yaitu bertutur tanpa menggunakan perbandingan tetapi langsung mengungkapkan maksud pada yang dimaksud (Blum-Kulka, dalam Amir, dkk. 2016:4). Tindak tutur dengan strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi dapat terlihat dari contoh berikut.

(48) Memilih pemimpin kafir itu “sesat”, tetapi memilih pemimpin yang suka “meng-

kafirkan” orang, itu juga sesat... Ya Allahmohon petunjukMu. (LE, RM:20/2/17)

(49) "Masalahnya, mereka kurang ajar saja. Preman, dia pikir saya sudah enggak bisa tindak dia. Makanya, saya mau minta Kepolisian tindak. Dia merasa kita sudah bukan gubernur lagi kan," ujarnya (VN17,AA: 25/04/2017)

(50) 'Orang pinter milik Ahok. Orang bodoh milih Anies. Jadi, kalau sekarang Ahok kalah artinya jumlah orang bodoh jauh lebih banyak dari orang pinter. Simpel kan?' (VN13,AA:21/04/2017).

(51) "(Syarat meterai) itu lebay. Untuk apa? Kan nanti ada verifikasi faktual. Itu bisa juga merupakan desain untuk menjegal calon perseorangan," ungkap GG (RM22,GG:21/04/2017).

(52) "Pilkada itu ada tiga faktor yaitu figur, mesin politik, dan segi pengelolaan isu. Siapa yang paling jago memainkan sisi pengelolaan isu itu, Anies-Sandi jago memainkan isu," ujar Mansinton di Warung Daun Cikini Menteng Jakarta Pusat (LP14,M:25/042017).

(53) "Dari awal ketika putaran pertama sudah melihat keberpihakan pemerintah terlalu kuat kepada pasangan nomor dua dalam pandangan kami, dan arah berkali-kali kami ingatkan supaya netral dan berkali-kali juga pemerintah mengklaim mereka netral," kata Edhy (RM8,E:30/03/2017).

Pernyataan politikus pada data (48) menunjukkan bahwa peristiwa Pilkada DKI merupakan sesuatu yang dilematis bagi dirinya atas fakta yang terjadi. Hal ini terlihat dari keluhannya yang sesungguhnya ditujukan pada kedua paslon pada putaran kedua. Yang bersangkutan terus terang mencela karena keduanya punya nilai negatif, yaitu Memilih

67

pemimpin kafir itu “sesat”, tetapi memilih pemimpin yang suka “meng-kafirkan” orang, itu juga sesat... Ya Allah mohon petunjukMu. Karena itu, untuk merealisasikan strategi terus terang yang dipilihnya, keluhannya hanya disampaikan pada Yang Mahakuasa.

Pada komentar (49), politikus secara langsung mencela sikap pihak tertentu dengan mengatakan kata-kata kurang ajar saja. Artinya dalam konteks pernyataan tersebut, penutur secara langsung mengungkapkan rasa tidak suka terhadap orang yang memungut biaya parkir di luar ketentuan. Jadi, secara langsung penutur pernyataan tersebut langsung menohok muka pihak yang dimaksud. Begitu juga halnya dengan pernyataan (50) yang dituturakan oleh penutur yang sama namun dengan konteks yang berbeda. Terlihat penutur secara langsung mengatakan orang bodohlah yang mau memilih AN, sedangkan orang yang memilih AH dikatakan orang pintar. Tentunya, hal tersebut akan menjatuhkan keterancaman muka pihak- pihak yang dituju.

Selanjutnya, pada pernyataan (51) terlihat penutur menuduh secara langsung paslon tertentu paling jago dalam memainkan isu. Terlihat, dalam kalimat Anies-Sandi jago memainkan isu. Ungkapan tersebut, tentunya akan menimbulkan konfrontasi dengan pihak yang terkait. Pernyataan (52), disampaikan penutur dengan langsung tanpa basa-basi. Hal itu, terlihat pada penggunaan kalimat (Syarat meterai) itu lebay, yang bermaksud untuk mengungkapkan bahwa syarat matrei yang diberikan kepada paslon tertentu dari KPU itu sangat berlebih-lebihan. Terakhir, pada pernyataan (53) juga terlihat penutur secara langsung menuduh pemerintah terlalu kuat mendukung. Hal itu terlihat pada penggunaan kalimat keberpihakan pemerintah terlalu kuat kepada pasangan nomor dua dalam.

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR PENELITIAN TIM PASCASARJANA (Halaman 72-75)