• Tidak ada hasil yang ditemukan

TOPIK-TOPIK YANG DIBAHAS Artropoda Predator di Perairan Sehat

Dalam dokumen PROSIDING MKTI 2013 lengkap final (Halaman 86-90)

Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau punahnya populasi organism perairan. Punahnya organism tersebut dapat mengganggu suatu ekosistem.

Penurunan kualitas air dapat diamati dengan ada atau tidaknya populasi organism air, termasuk makroinvertebrata (Gage et al, 2004; Strayer, 2006). Informasi tentang biota air dapat digunakan untuk mengetahui adanya perubahan lingkungan akibat kegiatan manusia (Winarno et al., 2000). Sedangkan menurut Fatma et al. 2009, beberapa serangga air dan invertebrata dapat dijadikan bioindikator polusi pada perairan tersebut. Keanekaragaman dan kelimpahan larva Odonata merupakan bioindikator kesehatan air di lahan basah (Foote and Hornung, 2005).

Artropoda predator memiliki arti penting pada lahan pertanian, karena erat kaitannya dengan sistem pengendalian hayati. Di ekosistem pertanian artropoda predator sangat kompleks dan berlimpah. Kelimpahan relatif predator, terutama pada lahan pertanaman padi lebih tinggi dibandingkan dengan kelimpahan serangga fitofag (Herlinda et al. 2004).

Dewi Meidalima dan Meihana/ Artropoda sebagai Bioindikator Kesehatan Lahan Pertanian Kelimpahan artropoda pada suatu ekosistem dapat merupakan bioindikator kesehatan ekosistem tersebut. Ketidaksesuaian teknologi budidaya yang diterapkan dan toksisitas limbah kimia cenderung merusak lingkungan termasuk penurunan keanekaragaman hayati (Sugiyarto, 2005; Winarno et al., 2000). Penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, dapat berdampak buruk terhadap artrhopoda yang ada di sekitar ekosistem tersebut, sehingga sering terjadi peledakan populasi hama (Herlinda et al. 2010a). Peledakan populasi hama ini menunjukkan ketidak berdayaan musuh alaminya (Wissinger, 1997).

Satu tanda tanya besar mengapa di Jalur Pantai Utara Jawa Barat (Pantura), yang input insektisidanya tinggi untuk mengendalikan hama, malah sering muncul peledakan populasi hama seperti laporan Settle et al. (1996). Peledakan populasi hama ini menunjukkan ketidakberdayaan musuh alaminya (Hidaka, 1993; Settle et al. 1996; Wiedenmann and Smith, 1997; Wissinger, 1997). Gangguan hama merupakan merupakan cerminan kerapuhan suatu ekosistem karena adanya penurunan peran musuh alami akibat penggunaan pestisida sintetis yang kurang bijaksana (Herlinda et al. 2010b).

Artropoda Predator di Lahan Sehat

Parameter kualitas lingkungan dapat dideteksi melalui perubahan keanekaragaman dan kelimpahan artropoda di suatu lahan (Anderson et al., 2011). Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk kualitas tanah adalah dengan menggunakan organisma (artropoda) dalam tanah sebagai bioindokator kesehatan tanah tersebut. Penentuan bioindikator kualitas tanah diperlukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi di dalam tanah, sebagai akibat dari pengelolaan tanah tersebut. Pengelolaan tanah secara intensif, penggunaan pestisida dan pupuk sintetis pada sistem pertanian konvensional dapat menyebabkan terjadinya penurunan biodiversitas organisma tanah.

Hasil penelitian yang dilaporkan oleh Winasa dan Rauf (2005), terjadinya penurunan kelimpahan artropoda permukaan tanah dari family Lycosidae, Lyniphiidae, Carabidae dan Formicidae pada ekosistem sawah yang diaplikasi deltametrin. Penurunan serangga fitofag dan artropoda predator juga terjadi pada ekosistem sawah yang diaplikasi profenofos dan deltametrin (Purwanta et al., 1997). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Rizali et al (2002), di pematang sawah di Halimun banyak ditemukan Carabidae yang merupakan bioindikator manajemen lahan pertanian (Kromp. 1990) dan Formicidae untuk indikator kondisi agroekosistem pada suatu daerah (Peck et al. 1998). Hal ini berarti di daerah Halimun belum banyak tercemar oleh bahan kimia, seperti pestisida.

Pada ekosistem yang tidak diaplikasi dengan insektisida, kelimpahan artropoada predator, seperti Carabidae (Purwanta et al. 1997), dan laba-laba jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ekosistem yang disemprot (Tulung, 1999). Penggunaan pestisida merupakan penyebab utama dari rendahnya keanekaragaman dan kelimpahan komunitas makroinvertebrata (seperti : Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera) di lahan sawah (Uwimana, 2011; Bambaradeniya et al. 2004).

Demikian juga penggunaan herbisida secara tidak langsung berpengaruh terhadap musuh alami. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryawan (1999), penyemprotan herbisisda untuk mengendalikan gulma di ekosistem padi telah meningkatan populasi wereng coklat dan wereng hijau, sedangkan populasi predator menurun.

Keanekaragaman dan kelimpahan artropoda makro penghuni tanah juga dipengaruhi oleh sistem pengolahan tanah pada suatu ekosistem. Tanah yang diolah secara konservasi memiliki kelimpahan dan keanekaragaman spesies kumbang Carabidae lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang diolah secara konvensional (Frence et al. 1998). Pengolahan tanah secara intensif, pemupukan dan penanaman secara monokultur pada sistem pertanian konvensional dapat menyebabkan terjadinya penurunan secara nyata biodiversitas makrofauna tanah (Yulminarti et al. 2012).

KESIMPULAN

Informasi tentang keanekaragaman, kelimpahan dan jenis artropoda predator pada suatu ekosistem, merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui apakah suatu ekosistem telah tercemar atau tidak. Melalui upaya konservasi seperti managemen lahan pertanian kesehatan lahan pertanian dan keberadaan musuh alami dapat dipertahankan.

Dewi Meidalima dan Meihana/ Artropoda sebagai Bioindikator Kesehatan Lahan Pertanian DAFTAR PUSTAKA

Anderson A, McCormack S, Helden A, Sheridan H, Kinsella A, Purvis G. 2011. The potential of parasitoid Hymenoptera as bioindicators of arthropod diversity in agricultural grasslands. Journal of applaied Ecology

48:382-390.

Bambaradeniya CNB, Edirisinghe JP, Silva DN, Gunatilleke CVS, Ranawana KB, Wijekoon S. 2004. Biodiversity Associated with an Irrigated Rice Agroecosystem in Sri Lanka. J. Biodivers.Conserv. 13:1715- 1753.

Burghelea CI, Zaharescu DG, Hooda PS, Palanca-Soler A. 2011. Predatory Aquatic Beetles, Suitable Trace Elements Bioindicators. J. Environ. Monit 13(5):1308-1315 .

Chang X, Zhai B, Wang M, Wang B. 2007. Relationship between exposure to an insecticide and fluctuating asymmetry in a damselfly (Odonata, Coenagriidae). J. Hidrobiologia 586(1):213-220.

Fatma KA, Refaat MG, Ibrahim AI. 2009. Some Aquatic Insects and Invertebates for the Evaluation of Bacteriological Pollution in El-Zomor and El-Mariotya Canals, Giza, Egypt. J. Biolog. Sci. 2(1):125-131. Foote AL, Hornung CLH. 2005. Odonates as biological indicators of grazing effects on Canadian prairie

wetlands. J. Ecological Entomology 30(3):273-283.

French BW, NC Elliott, Berberet RC. 1998. Reverting Conservation Reserve Program Lands to Wheat and Livestock Production: Effects on Ground Beetle (Coleoptera: Carabidae) Assemblages. Environ. Entomol. 27: 1323-1335.

Gage MS, Spivak A, Paradire CJ. 2004. Effect of land use and disturbace on benthic insects in headwater streams draining small watershe north of Charlotte. NC. Southwest. J. Nature 3:345-358.

Herlina N, Rizali A, Moerfiah, Sahari B, Buchori D. 2011. Pengaruh Habitat Sekitar Lahan Persawahan dan Umur Tanaman Padi terhadap Keanekaragaman Hymenoptera Parasitika. J. Entomol. Indon. 8(1):17-26.

Herlinda S, Rauf A, Sosromarsono S, Kartosuwondo U, Siswadi, Hidayat P. 2004. ArtrhopodaMusuh Alami Penghuni Ekosistem Persawahan di Daerah Cianjur, Jawa Barat. J. Entomol. Ind, 1:9-15.

Herlinda S, Waluyo, SP Estuningsih, Chandra Irsan. 2008. Perbandingan Keanekaragaman Spesies dan Kelimpahan Artrhopoda Predator Penghuni Tanah di Sawah Lebak yang Diaplikasi dan Tanpa Aplikasi Insektisida. J,Entomol, Ind, 5(2):96-107.

Herlinda S, Wati C, Khodijah, Nunilahwati H, Meidalima D, Mazid A. 2010. Eksplorasi dan Identifikasi Serangga Predator Lipaphis erysimi (Kalt.) (Homoptera: Aphididae) dari Ekosistem Sayuran Dataran Rendah dan Tinggi Sumatera Selatan. Seminar Nasional hasil Penelitian Bidang Petanian, Palembang 20 Oktober 2010.

Hidaka K. 1993. Farming system for rice cultivation which promote the regulation of pest populations by natural enemies: Planthopper management in traditional, intensive farming and lisa rice cultivation in Japan.

Ext. Bull. 37:1-15.

Khodijah, Herlinda S, Irsan C, Pujiastuti Y, Thalib R, Meidalima D. 2012a. Artropoda Predator dan Penghuni Ekosistem Persawahan Lebak dan Pasang Surut Sumatera Selatan. J.Lahan Sub-Optimal. 1(1): 57-64. Khodijah, Herlinda S, Irsan C, Pujiastuti Y, Thalib R, Thamrin T, Meidalima D. 2012b. Pests Attacking Paddy

Fresh Swamp and Tidal Lawland of South Sumatera. Prosiding Seminar International on Substainable Management of Lowland for Rice Production. Banjarmasin 27-28 September 2012.

Kromp B. 1990. Carabids Beetle (Coleoptera, Carabidae) as Bioindicators in Biological and Conventional Farming in Austrian Potato Fields. Biol Fert Soils, 9: 182-187.

Kromp B, Steinberger KH. 1992. Grassy field margins and arthropod diversity: a case study on ground beetles and spiders in Eastern Austria (Coleoptera: Carabidae; Arachnidae: Aranei, Opiliones). Agric. Ecosyst. Environ. 40:71-93.

Peck SL, Mc Quaid B, Campbell CL. 1998. Using Ant Species (Hymenoptera: Formicidae) as a Biological Indicator of Agroecosystem Condition. J. Entomol Soci America 27: 1102-1110.

Perfecto I, Vandemeer JH, Wright AL. 2009. Nature's matrix: linking agriculture, conservation and food sovereignty. London: Earthscan.

Purwanta FX, Rauf A, Kartosuwondo U, Sastrosiswoyo W. 1997. Pengaruh Aplikasi Insektisida terhadap Komunitas Artropoda pada Agroekosistem Kedelai. Makalah Disampaikan pada Seminar Nasional PHT, Subang, 16-19 Juni 1997.

Rizali A, Damayanti Buchori, Hermanu Triwidodo. 2002. Insect Diversity at the Forest Margin-Rice Field Interface: Indicator for a Healthy Ecosystem. J. Hayati:9(2):41-48.

Dewi Meidalima dan Meihana/ Artropoda sebagai Bioindikator Kesehatan Lahan Pertanian

Rosdah T, Effendy TA, Herlinda S. 2002. Struktur Komunitas dan Potensi Artrhopoda Predator Hama Padi Penghuni Ekosistem Sawah Dataran Tinggi di Daerah Lahat Sumatera Selatan. Makalah Seminar Nasional Dies Natalis Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya & Peringatan Hari Pangan Sedunia, Palembang, 7-8 Oktober 2002.

Samways MJ. 1994. Insect Conservation Biology. New York : Chapman & Hall.

Settle WH, H Ariawan, ET Astuti, W Cahyana, AL Hakim, D Hindaya, AS Lestari, Pajarningsih. 1996. Managing Tropical Rice Pest Through Conservation of Generalist Natural Enemies and Alternative Prey.

Ecology. 77:1975-1988.

Strayer, D.L. 2006. Challenges for freshwater invertebrate conservation. J. North Am. Benthol. 25(5):271-287 Sugiyarto. 2005. Atruktur dan Komposisi Makrofauna Tanah sebagai Bioindikator Kesehatan Tanah pada

Kasus Perubahan Sistem Penggunaan Lahan di HTI Sengon. J. BioSmart. 7(2):100-103.

Suryawan IBG. 1999. Kajian Berbagai Teknik Pengendalian Gulma pada Sawah Pola Tanam Benih Langsung. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 36h. (Tesis S2).

Tulung M. 1999. Ekologi laba-laba di Pertanaman Padi dengan Perhatian Utama pada Pardosa pseudoannulata

(Boes. & Str.). Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor. 120h. (Disertasi S3).

Uwimana C. 2011. Impact of Rice Cropping on Abundance of Benthic Macroinvertebrates in Nyanza, Sovu and Kibabara Marshes, Huye District. National University of Rwanda Faculty of Science Biology Department. 22p.

Wanger TC, Rauf A, Schwarze S. 2010. Pesticides and tropical biodiversity. Frontiers in Ecology and the Environment 8:178-179.

Wiedenmann RN, Smith JW. 1997. Attributes of Natural Enemies in Ephemeral Crop Habitat. Boil. Contr. 10: 16-22.

Winasa IW, Rauf A. 2005. Pengaruh Sampling Aplikasi Deltametrin terhadap Artropoda Predator Penghuni Permukaan Tanah di Pertanaman Kedelai. J. Entomol. Ind. 2: 39-47.

Winarno K, Okid PA, Ahmad DS. 2000. Pemantauan Kualitas Perairan Rawa Jabung berdasarkan Keanekaragaman dan Kekayaan Komunitas Bentos. J. BioSmart. 2(1):40-46.

Wissinger SA. 1997. Cyclic Colonization in Predictably Ephemeral Habitat :A Template for Biological Control in Annual Crops System. Biol. Contr. 10:4-15.

Yulminarti, Siti Salamah, Tati Suryati S, Subahar. 2012. Jumlah Jenis dan Jumlah Individu Semut di Tanah Gambut Alami dan Tanah Gambut Perkebunan Sawit di Sungai Pagar, Riau. J. Biospecies. 5(2): 21-27

PENGARUH WAKTU DAN BAHAN PENGOMPOSAN TERHADAP

Dalam dokumen PROSIDING MKTI 2013 lengkap final (Halaman 86-90)