• Tidak ada hasil yang ditemukan

UUD Negara RI Tahun 1945 dan Perubahannya (Amendemen)

Dalam dokumen KONSEP DASAR PKN (Halaman 103-119)

1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Setelah Anda mempelajari uraian mengenai hakikat dan fungsi Pancasila dalam kegiatan belajar 1, marilah arahkan perhatian Anda untuk mengkaji uraian tentang UUD (konsttus) yang saat n berlaku d Indonesa, yakn UUD Negara Republk Indonesa Tahun 1945. Apakah UUD mempunya art yang sama dengan konsttus? Kedua stlah tersebut perlu Anda paham karena sesungguhnya UUD tu hanya sebagan dar konsttus yatu konsttus tertuls. Jad konsttus mempunya art yang lebh luas dar UUD, bahkan Herman Heller berpendapat bahwa konsttus tu tdak hanya bersfat yurds semata-mata melainkan juga bersifat sosiologis dan politis (Kusnardi, 1983).

Mengapa konsttus (UUD) tu danggap sangat pentng bag suatu negara? D lhat dar sejarahnya, konstitusi itu dibentuk untuk membatasi kekuasaan raja yang pada waktu itu berkuasa sewe nang-wenang. Dengan lahirnya konstitusi ada hak dan kewajiban penguasa untuk memerintah dan ada pula hak dan kewajiban rakyat yang diperintah, dan masing-masing pihak memahami posisi dan kedudukannya masing-masing-masing-masing sehingga jalannya pemerintahan negara dapat dikendalikan atau dilandasi oleh aturan-aturan yang jelas. Jadi, konstitusi (UUD) itu diperlukan untuk mengatur jalannya pemerintahan negara. Jika suatu negara tidak memiliki UUD (kon stitusi) dapat dipastikan akan terjadi penindasan terhadap hak asasi manusia (rakyat), seperti pernah terjadi pada masa lampau. Oleh karena itu, wajarlah seorang sejarawan Inggris yang bernama Lord Acton berpendapat bahwa Power tend to corrupt, but absolut power tend corrupt absolutely yang mengandung art bahwa kekua saan tu cenderung untuk dsalahgunakan, tetap kekuasaan yang tdak terbatas pasti disalahgunakan. Untuk mencegah terjadinya kekuasaan yang absolut maka sangat diperlukan adanya UUD (kon stitusi). Mungkin Anda masih ingat terjadinya kesewenang-wenangan penguasa (raja) pada masa sebelum berkembangnya paham demokrasi, seperti Napoleon, Hitler, dan Musolini. Hal ini terja di karena ketidakjelasan atau tdak dgunakannya aturan dalam menyelenggarakan pemerntahan negara. Jad UUD

(konsttus) sangat dperlukan dalam mengatur penyelenggaraan pemerntahan negara. Negara kita sangat beruntung karena sejak tanggal 18 Agus tus 1945 sudah memiliki UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang digunakan untuk mengatur jalannya pemerntahan negara. Sekalpun UUD 1945 pernah dnyatakan tdak berlaku, tetap pada akhirnya kita kembali menggunakan UUD 1945 sejak 5 Juli 1959 (melalui Dekrit Presden), kemudan dadakan perubahan (amandemen) pada tahun 1999 - 2002.

Bagamanakah proses perumusan UUD 1945? Sepert telah dpaparkan sebelumnya bahwa BPUPKI yang bertugas untuk menyeld k segala sesuatu mengena persapan kemerdekaan Indonesa, telah mengadakan dua kal sdang. Pertama, pada tanggal 29 Me - 1 Jun 1945. Kedua, dselenggarakan tanggal 10 - 17 Jul 1945. Untuk melaksanakan tugas tersebut, BPUPKI membentuk bebera pa panitia kerja, seperti berikut.

a. Panta Perumus, yang beranggotakan 9 orang dengan ketuanya Ir. Soekarno. Pada tanggal 22 Jun 1945 panta tersebut berhasl menyusun naskah rancangan Pembukaan UUD yang dkenal dengan nama Pagam Jakarta.

b. Panitia Perancang UUD, yang juga diketuai oleh Ir.Soekarno. Panitia perancang n, kemudan membentuk panta kecl peran cang UUD yang dketua oleh Prof. Dr.Soepomo.

c. Panta Perancang Ekonom dan Keuangan, dengan ketuanya Drs. Moh.Hatta. d. Panitia perancang Pembela Tanah Air, dengan ketuanya Abikusno Tjokrosuyoso.

Pada tanggal 14 Jul 1945, sdang BPUPKI yang dpmpn ketua BPUPKI, yatu dr. Radjiman Wedyodiningrat menerima bulat dua rancangan dari panitia perancang UUD yatu Rancangan Naskah Proklamasi dan Rancangan Mukadimah/Pembukaan UUD (berasal dar naskah Pagam Jakarta). Keesokan harnya, yatu tanggal 15 Jul 1945 sdang BPUPKI membcarakan rancangan UUD, dan pada tanggal 16 Jul 1945, sdang BPUPKI menerma Rancangan UUD Indonesia. Dengan demkan, sampa dengan tanggal 16 Jul 1945 sdang BPUPKI telah menerma rancangan Proklamas, rancangan Pembukaan atau mukadmah (yang d dalamnya terdapat rumusan Pancasla), dan Rancangan UUD.

Pada tanggal 9 Agustus 1945 Nanpoo-Gun (Pemerntah Bala Ten tara Da Nppon untuk seluruh Asa Selatan dengan panglmanya Jenderal Terauch) mengumumkan pembentukan Panta Persapan kemerdekaan Indonesa (Dokuttsu Zyunb Inka). Tmbul pertan yaan, Mengapa yang membentuk panta tu Pemerntah bala tentara Da Nppon? Hal tu dsebabkan karena bekas wlayah Hnda Belan da tu pada waktu pendudukan Jepang dbag dalam dua kekuasaan, yatu wlayah yang dkuasa oleh angkatan laut (Kagun), dan sebagan lag dkuasa Angkatan Darat (Rkgun), sepert d Jawa. Selan tu Indonesa dbag pula atas tga pemerntahan yang masng-masng mempunya pusat-pusat pemerntah d Jakarta, Makassar, dan Bukttngg (Tolchah Mansoer, 1983:72).

dijadikan Badan Nasional dengan menambah jumlah anggotanya yang semula 21 orang menjadi 27 orang dan dianggap mewakili seluruh wilayah tanah air dan lapisan masyara kat Indonesia. Melalui perjuangan yang diwarnai perdebatan sengit antara golongan tua dan golongan muda, akhrnya tanggal 17 Agus tus 1945 Bangsa Indonesa memproklamaskan kemerdekaannya yang ducapkan oleh Bung Karno dan ddampng Bung Hatta atas nama bangsa Indonesa.

Untuk menambah pengetahuan Anda dan sebaga bahan certa bag peserta ddk Anda, sebaknya Anda baca buku ”Rwayat Prok lamas Agustus 1945” karya Adam Malk atau buku lan yang menggam barkan perstwa atau detk-detk Proklamas kemerdekaan Republk Indonesa.

Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sdangnya yang pertama dengan menetapkan keputusan yang pentng bag keh dupan negara, yatu:

menetapkan dan mengesahkan Pembukaan UUD 1945 yang bahan-bahannya hampr seluruhnya dambl dar Rancangan Pembukaan UUD yang telah dsusun oleh Panta perumusan tanggal 22 Jun 1945;

o menetapkan dan mengesahkan UUD, yang bahan-bahannya hampr selur uhnya dambl dar Rancangan UUD yang dsusun Panta Peran cang UUD tanggal 16 Jul 1945;

o memlh Ir.Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta masng-masng sebaga Presden dan wakl Presden Republk Indonesa;

o pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh sebuah Komite Nasional.

Dengan penetapan dan pengesahan tersebut maka negara Republk Indonesa yang baru merdeka telah memlk UUD 1945, kemudan naskah resmnya dmuat dan dsarkan dalam Berta Republk Indonesa Tahun ke-2 No. 7 tahun 1946 yang terbt tang gal 15 Februar 1946.

Jka dkatkan dengan cara memperoleh konsttus, UUD 1945 tu dperoleh dengan cara yang mana? Untuk menjawab pertanyaan tersebut ada baiknya kita kaji tulisan Simorangkir (1973) yang dikutip Endang Sudardja (1980) yang berpendapat bahwa UUD (kon sttus) dapat dperoleh dengan cara (1) Grants (pemberan) atau Oktroi, (2)

Deliberate Creation (dibuat dengan sengaja), dan (3) Revolution.

UUD yang dperoleh dengan cara Grants atau Oktroi basanya dlakukan oleh negara-negara yang dahulunya bersfat absolut, tetap dengan lahrnya paham demokras maka negara-negara terse but menyodorkan UUD (konsttus) yang menentukan batas-batas kekuasaan yang boleh dilakukan oleh raja. Artinya kekuasaan raja dibatas-batasi oleh UUD. Sedangkan cara Deliberate Creation basanya dlakukan oleh negara-negara baru. Contohnya, Amerka Serkat; dmana setelah berhasl mendrkan negara Amerka Serkat

Serkat, kemudan dsahkan tahun 1787.

Cara yang terakhr adalah dengan Revolusi, yang biasanya terjadi pada negara-negara yang berdrnya d atas negara-negara-negara-negara yang telah ada. Setelah negara-negara baru tu ada, dbentuklah pemern tahan dan dbuatlah UUD, kemudan dtawarkan kepada rakyat untuk mendapat persetujuan.

Dengan demkan, UUD 1945 dperoleh dengan cara yang terak hr (revolus). Mengapa demkan? Oleh karena ketka bangsa Indonesa menyatakan kemerdekaannya, secara hukum nternasonal negara Indonesa berada d bawah kekuasaan sekutu yang berhasl menga lahkan Jepang yang pada saat itu sedang menjajah Indonesia.

Sejak tanggal 18 Agustus 1945, negara kita menggunakan UUD 1945 sebagai hukum dasar dalam menyelenggarakan pemerntahan negara RI. Namun serng dengan berubahnya bentuk negara dari negara kesatuan menjadi negara serikat pada tanggal 27 Desember 1949, maka sejak saat itu hukum dasar yang digunakan dalam negara Republik Indonesa Serkat adalah Konsttus RIS 1949. Masa berlaku Konsttus RIS 1949 hanya kurang lebih selama 8 bulan, karena sejak tanggal 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 negara kta menggunakan UUD Sementara 1950 (UUDS 1950).

Sejak tanggal 5 Juli 1959 sampai sekarang UUD 1945 digunakan kembali sebagai hukum dasar d negara kta. Apakah UUD 1945 yang berlaku sekarang sama dengan UUD 1945 yang dsyahkan tanggal 18 Agustus 1945? Ternyata UUD 1945 yang berlaku sekarang sudah mengalami empat tahap perubahan yaitu sejak tahun 1999 – 2002. Seiring dengan perubahan tersebut, stlah yang dgunakan secara resm adalah UUD Negara Republk Indonesa Tahun 1945.

Baklah, mar kta bahas apa yang dmaksud UUD 1945, baga mana kedudukannya dalam tata urutan norma hukum yang berlaku, dan bagamana pula sfat yang dmlk UUD 1945. Untuk tu perhatkan uraan d bawah n dengan krts dan saksama.

Apabla kta menyebut UUD Negara RI 1945, yang kta maksud adalah keseluruhan naskah yang terdr atas (1) Pembukaan (4 alnea), (2) Pasal-pasal yang bers 21 bab, 73 pasal, dan 170 ayat dtambah 3 pasal aturan peralhan dan 2 pasal aturan tambahan. Perlu dngat bahwa dalam UUD Negara RI 1945 hasl perubahan tidak disertai dengan Penje lasan.

UUD Negara RI 1945 merupakan sebagan dar hukum dasar yatu hukum dasar yang tertuls. Jad, UUD bukanlah satu-satunya hukum dasar. Dkatakan sebagan dar hukum dasar, karena d sampng hukum dasar yang tertuls (UUD 1945) mash ada hukum dasar yang tdak tertu ls, yatu aturan-aturan yang tmbul dan terpelhara dalam praktk penyelenggaraan negara meskpun tdak tertuls, yang basanya dsebut Konvensi (kebasaan ketatanegaraan). Contohnya, pada zaman orde baru ada beberapa kebasaan ketatanegaraan, msalnya Pengam blan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat, pdato kenegaraan presden tanggal 16 Agustus d depan DPR.

Bolehkah konvens bertentangan atau mengalahkan kekuatan UUD? Bag negara kta, konvens tdak boleh bertentangan dengan UUD Negara RI 1945 karena konvens tu basanya merupakan aturan-aturan pelengkap atau pengs kekosongan yang tmbul dar praktk kene garaan.

Sebaga hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum dan merupakan hukum yang menempat kedudukan tertngg. Dalam kedudu kannya sebaga sumber hukum yang tertngg maka setap peraturan perundang-undangan d bawah UUD 1945 harus berlandaskan dan bersumberkan pada UUD Negara RI 1945. Dengan demkan, UUD Negara RI 1945 mempunya fungs sebaga alat kontrol, alat mengecek apakah norma hukum yang lebh rendah sepert undang-undang atau peraturan pemerntah sesua atau tdak dengan ketentuan UUD.

Mar kita lanjutkan pembahasan kita mengenai sifat-sifat konstitusi. Para ahli mengelompokkan sfat-sfat konsttus ke dalam d antaranya konsttus yang tertuls - tdak tertuls, dan Fleksibel - rigid. Suatu konsttus dsebut tertuls apabla konsttus tu tertuls dalam suatu naskah. Sedangkan konsttus yang tdak tertuls, yatu konsttus yang tdak tertuls dalam suatu naskah. Msalnya, d Inggrs konsttusnya dkatakan tdak tertuls karena tdak dtuls dalam suatu naskah, tetap terdapat dalam beberapa undang-undang, sepert Magna Charta dan Bill of Rights.

Konsttus yang bagamanakah yang dkatakan Fleksbel dan rgd? Untuk menentukan

rigid (kaku) atau fleksibel (luwes) suatu konstitusi dapat ditinjau dari dua titik pandang

yatu pertama, dlhat dar cara mengubah UUD, dan kedua, dar mudah-tdaknya mengkut perkembangan zaman. D lhat dar cara mengu bahnya, suatu UUD dkatakan fleksibel (luwes) jika cara mengubahnya tidak sulit atau tidak memerlukan cara yang istimewa. Tetapi jika cara mengubah UUD itu memerlukan cara yang tidak mudah (sulit) maka UUD tersebut dkatakan rgd.

Tdak semua sarjana sependapat bahwa sifat konstitusi itu rigid dan fleksibel hanya ditinjau dari cara perubahannya. Suatu konstitusi dapat dikatakan fleksibel apabila konsttus tersebut dapat mengkut perkembangan zaman. Sebalknya suatu konsttus dikatakan rigid jika tidak dapat mengikuti perkembangan zaman. Biasanya konstitusi yang dapat mengkut perkembangan zaman adalah yang hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedangkan peraturan yang tidak bersifat pokok dapat diserahkan pada undang-undang basa.

Berdasarkan uraan d atas, dapat dkatakan bahwa UUD Negara RI 1945 merupakan UUD yang tertulis dan fleksibel. Fleksibilitas UUD Negara RI 1945 bukan hanya dilihat dari cara mengubahnya (menggunakan Pasal 37 UUD Negara RI 1945), tetapi juga dilihat dar kemampuan mengkut perkem bangan zaman.

uraan berkut, sebaknya dbareng dengan membuka naskah UUD Negara RI 1945. Baiklah! kita kaji terlebih dahulu bagian Pembukaan. Pembu kaan UUD Negara RI 1945 yang telah drumuskan secara padat dan khdmat dalam empat alnea mengandung makna yang sangat dalam dan mempun ya nla-nla yang unversal dan lestar. Mengapa dikatakan universal? Oleh karena ia mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa yang beradab d seluruh muka bum. Coba Anda perhatkan kata-kata ”kemerdekaan hak segala bangsa; penjajahan harus dihapuskan; perikemanusiaan; perkeadlan”, dan sebaganya. Kata-kata tersebut akan daku secara unversal oleh setap bangsa yang beradab. Sedangkan dkatakan lestar karena mampu menampung dinamika masyarakat, dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesa tetap seta kepada negara proklamas 17 Agustus 1945. Oleh karena demkan adanya maka MPR bertekad untuk tdak mengubah Pembukaan, sedang-kan pasal-pasal UUD Negara RI 1945 sampa saat n sudah mengalam empat tahap perubahan. Artnya, pembukaan UUD Negara RI 1945 tdak terkena aturan Pasal 37 UUD Negara RI 1945, sedangkan pasal-pasal dapat dubah melalu aturan Pasal 37 tersebut.

Pembukaan UUD Negara RI 1945 selain mengungkapkan dalil objektif dan subjektif, kemerdekaan melalui perjuangan dan diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa, juga menegaskan tentang fungsi dan tujuan negara, sebagai negara republik dan berkedaulatan rakyat, meml k dasar negara Pancasla, serta sebaga negara yang berdasarkan konsttus dan hukum. Berdasarkan uraan tersebut, tepatlah dkatakan bahwa Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 memlk makna yang sangat dalam dan mempunya kekuatan hukum yang tetap yang selalu akan dpertahankan oleh bangsa Indonesa.

Bagamanakah hubungan Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD Negara RI 1945? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, sebaiknya kita urai kan dahulu pokok-pokok pkran yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara RI 1945 yatu sebaga berkut. 1. ”Negara”, begtu bunynya melndung segenap bangsa Indonesa dan seluruh

tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadlan sosal bag seluruh rakyat Indonesa”. Dalam Pembukaan n dterma alran penger tan negara persatuan, negara yang melndung dan melput segenap bangsa seluruhnya. Jad, negara mengatas segala paham golongan, mengatas segala paham perseorangan.

2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

3. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwaklan.

4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusaan yang adl dan beradab.

Pokok-pokok pkran tersebut tdak lan adalah Pancasla yang tercantum dalam Pembukaan UUD Negara RI 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut diciptakan (dijabarkan

lebih lanjut) dalam pasal-pasal UUD Negara RI 1945. Contoh: Pokok pikiran pertama dcptakan, antara lan dalam Pasal 1 ayat 1, Pasal 35, dan Pasal 36 UUD Negara RI 1945. Pokok pkran kedua dcptakan, antara lan dalam Pasal 33 dan 34 UUD Negara RI 1945. Pokok pkran ketga, antara lan dcptakan dalam Pasal 1 ayat (1), 2, 3, dan 37. Pokok Pkran keempat dcptakan dalam antara lan Pasal 29 UUD Negara RI 1945. Dengan demkan, dapat dsmpulkan bahwa antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD Negara RI 1945 merupakan satu kesatuan yang tdak dapat dpsahkan, bahkan merupakan satu rangkaan kesatuan nla dan norma yang terpadu. Jad, Pembukaan UUD Negara RI 1945 mempunya fungs dan hubungan langsung dengan pasal-pasal UUD Negara RI 1945 karena Pembukaan UUD Negara RI 1945 mengandung pokok-pokok pkran yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD Negara RI 1945.

Sekalpun pembukaan dengan pasal-pasal merupakan rangkaan kesatuan yang tdak dapat dpsahkan, namun keduanya memlk kedudukan hukum yang berbeda (terpsah) karena pasal-pasal UUD Negara RI 1945 dapat dubah oleh MPR melalu aturan Pasal 37 UUD Negara RI 1945, sedangkan Pembukaan UUD 1945 tdak dapat dubah oleh sapa pun termasuk MPR hasl pemlhan umum selama bangsa Indonesa tetap seta pada proklamas kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Mengapa demkan? Pembukaan UUD Negara RI 1945 merupakan satu rangkaan dan meml k keterkatan yang tak terpsahkan dengan Proklamas kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pembukaan UUD Negara RI 1945 sebaga pernyataan terpernc yang mengandung cta-cta luhur dar proklamas kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Selain itu, Endang Sudardja A. (1980) berpendapat bahwa Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 merupakan Stats fundamental norm (pokok kadah negara yang fundamental) dar negara Republk Indonesa yang mem punya kedudukan kuat dan tetap serta melekat pada kelangsungan hdup negara RI. Jad pembukaan tu tdak dapat dubah secara hukum.

Menurut Notonagoro, untuk dapat dkatakan stats fundamen tal norm harus memenuh beberapa unsur mutlak yatu:

1. Dalam hal terjadinya (a) ditentukan oleh pembentuk negara dan (b) terjelma dalam suatu bentuk pernyataan lahir sebagai penje lmaan kehendak pembentuk negara untuk menjadikan hal-hal ter tentu sebagai dasar-dasar negara yang dibentuk;

2. Dalam hal snya (a) memuat azas kerohanan negara (dasar negara yang dbentuk); memuat asas poltk negara (dasar cta-cta negara apa); memuat untuk cta-cta apa (tujuan negara), (b) memuat ketentuan diadakannya UUD negara.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang dianggap memenu hi unsur mutlak tersebut adalah pembukaan UUD Negara RI 1945 karena pembu kaan dbentuk oleh PPKI (pembentuk negara RI) sebagai penjelmaan kehendak rakyat; memuat asas kerohanian

negara, yatu dasar negara Pancasla; memuat asas poltk negara yatu kedaulatan rakyat; memuat tujuan negara; dan menetapkan adanya UUD negara Indonesia.

Perlu Anda ketahu bahwa untuk dapat memaham dengan bak UUD suatu negara, tidak cukup hanya mempelajari bunyi pasal-pa salnya saja, tetapi harus menyelidiki juga baga mana praktknya dan bagamana suasana kebatnannya (geistlichen hintergrund) dar UUD tu. Kemudan untuk men gert sungguh-sungguh maksudnya UUD dar suatu negara, kita harus mempelajari juga bagaimana terjadinya teks itu, keterangan-keterangannya, dan juga dalam suasana apa teks itu dibuat.

Selanjutnya mari kita bahas bagian kedua dari UUD Negara RI 1945, yaitu Pasal-pasal UUD Negara RI 1945. Pertanyaan pertama yang perlu kita jawab yaitu ”apa saja muatan suatu UUD atau konsttus”? Setap UUD atau konsttus yang berlaku d setap negara tentu mempunya muatan mater yang berbeda-beda tergantung pada kepentngan dan konds negara tu sendr. Namun demkan, Sr Soemantr (1987:51) berpendapat bahwa pada umumnya UUD atau konstitusi berisi tiga hal pokok, yaitu (1) adanya jaminan terhadap hak-hak asas manusa dan warga negara; (2) dtetapkannya susunan ketata negaraan suatu negara yang bersfat fundamental, dan (3) adanya pembagan dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat fundamental. Anda dipersilakan untuk menganalisis apakah ketga s pokok konsttus tersebut ada dalam pasal-pasal UUD Negara RI 1945. Sebagai rambu-rambu jawaban, silakan Anda buka pasal-pasal UUD Negara RI 1945 dan selidiki pasal berapa saja yang termasuk isi pokok ke-1, ke-2, dan ke-3. Untuk isi pokok pertama, Anda lhat Pasal 27 - 31 dan 34, serta perubahan UUD Negara RI 1945 Pasal 28A - 28J yang khusus mengatur HAM. Untuk mater kedua, perhatkan Pasal 1, 2, 4, 6, 7, 8, 16, 17, 18, 19, 23, 24. Sedangkan untuk mater ketga, perhatkan Pasal 3, 5, 10 - 15, 20 - 23, dan 37. Setelah Anda kaji, berikan komentar Anda terhadap muatan pasal-pasal UUD Negara RI 1945 tersebut.

Setelah perubahan terhadap UUD Negara RI 1945, telah terjadi perubahan kedudukan lembaga-lembaga Negara dan munculnya lembaga Negara baru sepert Mahkamh Konsttus (MK), Dewan Perwaklan Daerah (DPD), dan Koms Yudsal (KY). Selan tu, lembaga DPA dhapuskan.

Sebelum perubahan UUD Negara RI 1945, MPR memlk kedudukan sebaga lembaga tertngg Negara, sedangkan Presden, DPR, DPA, MA, dan BPK berkedudukan sebaga lembaga tngg Negara. Setelah perubahan UUD Negara RI 1945, semua lembaga tersebut dsebut lembaga Negara, sehngga tdak ada penyebutan lembaga tertngg Negara dan lembaga tngg Negara. Lembaga lembaga negara tersebut mempunya kedudukan yang sejajar. Coba Anda kaji bagan di bawah ini.

Lembaga-lembaga negara tersebut mempunya tugas dan wewe nang masng-masng yang telah dtetapkan dalam UUD Negara RI 1945. Namun demkan, d antara lembaga-lembaga tersebut dimungkinkan adanya hubungan kerja, seperti antara Presiden dengan

DPR dalam membuat undang-undang dan menetapkan APBN. Demkan pula antara Presden dengan Mahkamah Agung dalam memberkan gras dan rehabltas.

Dalam teor kekuasaan, kta mengenal teor pembagan kekuasaan (distribution of

power) dan teor pemsahan kekuasaan (Separation of Power). Teor pembagan kekuasaan

mengandung art bahwa kekuasaan kekuasaan dalam Negara tdak dpsahkan melankan ddstrbuskan kepada beberapa lembaga Negara, yang masng-masng lembaga tersebut

Dalam dokumen KONSEP DASAR PKN (Halaman 103-119)