• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wiwik Darmini, Tutik Wahyuni, Sri Wahono Saptomo, dan Suparmin Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo

Jl. Letjend S. Humardhani No. 1 Sukoharjo 57521 Telp. 081329507877, Fax. (0271) 591065

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan 1) mendeskripsikan kata penghubung yang

penggunaannya salah dalam skripsi mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, 2) mendeskripsikan jenis kesalahan pemakaian kata penghubung dalam skripsi mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, dan 3) mendeskripsikan penyebab kesalahan pemakaian kata penghubung dalam skripsi mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik baca, teknik catat, dan teknik pustaka. Adapun teknik analisis datanya menggunakan metode agih secara khusus menggunakan teknik lesap dan teknik ganti. Penelitian ini menghasilkan: 1) jenis kata penghubung yang pemakaiannya salah yakni kata penghubung koordinatif, atau, dan, sedangkan, dan tetapi sedangkan kata penghubung subordinatifnya karena, ketika, maka, jika, dan sehingga; 2) jenis kesalahan pemakaian kata penghubung dalam skripsi yakni penggunaan kata penghubung ganda, pemilihan pemilihan kata penghubung kurang tepat, penempatan kata penghubung yang keliru, dan penggunaan kata penghubung yang mubazir; 3) penyebab kesalahan: a) belum dapat membedakan penggunaan kata penghubung koordinatif intrakalimat dan antarkalimat, dan b) belum dapat membedakan hubungan makna yang terdapat dalam kalimat majemuk suboordinatif.

Kata-kata kunci: kesalahan, pemakaian, kata penghubung, skripsi.

PENDAHULUAN

Latar belakang masalah

Penyusunan skripsi tidak dapat dihindari oleh mahasiswa apabila sudah tiba saatnya. Demikian juga mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo berurusan dengan skripsi mulai masuk pada semester tujuh. Penyusunan skripsi tersebut harus mempraktikkan pemakaian bahasa yang baku dan yang runtut, karena pemakaian bahasa yang runtut, mencerminkan pemikiran yang runtut pula.

Berkaitan dengan uraian di atas mahasiswa harus memperhatikan pemakaian bahasa sesuai dengan ciri bahasa ilmu. Kridalaksana (2009:3-4) menyatakan bahwa skripsi mahasiswa termasuk dalam ragam ilmiah sedangkan Ramlan (1990: 9) menggunakan istilah ragam ilmu. Menurut Ramlan (1990: 10) dalam skripsi hubungan gramatik antarunsur dalam kalimat, dalam alinea, antaralinea satu dengan yang lain bersifat padu (kohesif), Untuk penanda kepaduan tersebut salah satunya menggunakan kata-kata penghubung. Kata penghubung yang dimaksud misalnya dan, tetapi,dan sedangkan. Ketiga kata penghubung tersebut harus digunakan sesuai dengan kaidah, yakni sebagai penghubung intrakalimat (Arifin dan Tasai, 2009: 98).

Penghubung intrakalimat adalah penghubung yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata lain dalam kalimat. Apabila tidak demikian penggunaannya berarti merupakan kesalahan. Berikut ini contoh pemakaian kata penghubung dan, dan sedangkan dalam skripsi mahasiwa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

(1) Pancasila secara etimologis berasal dari bahsa Sansekerta yang terdiri dari panca yang artinya lima dan syila (satu i) yang artinya batu sendi alas, dasar. Dan syila (dua i) yang artinya peraturan tingkah laku.

(2) Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan (Hadari Nawari, 1985: 61). Sedangkan menurut pendapat Sein (1985: 220) metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui suatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis.

Kata penghubung dan pada data (1) tersebut salah karena berada pada awal kalimat, seharusnya ada di dalam kalimat, kalimat tersebut diperbaiki menjadi (1a).

(1a) Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari Panca yang artinya lima dan syla (satu i) yang artinya batu sendi, alas, dasar dan syla (dua i) yang artinya peraturan tingkah laku yang penting/baik/senonoh.

Kata penghubung sedangkan pada data (2) di atas pemakaiannya, kurang tepat karena dipakai di awal kalimat. Kata penghubung sedangkan merupakan kata penghubung intrakalimat. Oleh karena itu data (2) diperbaiki menjadi (2a).

(2a) Metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan (Hadari Nawawi 1985: 61) sedangkan menurut pendapat Peter R. Sein (1985: 120) metode adalah suatu prosedur atau cara mengetahui suatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis.

Contoh di atas dapat dijumpai dalam skripsi mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut.

Perumusan masalah

Berkaitan dengan uraian di atas, penelitian dengan judul Kesalahan Pemakaian Kata Penghubung dalam Skripsi Mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo ini masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Kata penghubung apa sajakah yang merupakan kesalahan pemakaian pada skripsi

mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo?

2. Jenis kesalahan apa sajakah yang terdapat pada pemakaian kata penghubung dalam skripsi

mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

3. Apakah penyebab kesalahan pemakaian kata penghubung dalam skripsi mahasiswa

Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo?

Penelitian ini terinspirasi dari buku karya Rahardi (2010) berjudul Kasus-kasus Kebahasaan : dalam Karya Tulis Ilmiah. Salah satu kasus yang dibicarakan adalah tentang pemakaian kata penghubung tetapi (hal 5). Kata penghubung itu berada dalam satu kelas dengan kata dan serta atau. Adapaun tugas dari kata penghubung tersebut adalah menghubungkan dua unsur kebahasaan yang sederajat. Kata penghubung koordinatif tidak boleh ditempatkan pada posisi awal kalimat karena kata penghubung itu termasuk kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung itu tidak sama dengan kata penghubung akan tetapi. Oleh karena itu tidak boleh digantikan oleh bentuk tetapi atau tapi hanya mungkin digantikan oleh kata namun. Berikut contoh yang salah penggunaannya serta alternatif pembenahannya.

(3) Tetapi, pada dasarnya sebutan yang macam-macam itu semuanya dapat dianggap

menunjuk pada satu wujud yang sama, yakni entitas imperatif. Seharusnya menjadi 3a.

(3a) Akan tetapi, pada dasarnya sebutan yang macam-macam itu semuanya dapat dianggap menunjuk pada satu wujud yang sama, yakni entitas imperatif.

Atau 3b.

(3b) Namun, pada dasarnya sebutan yang macam-macam itu semuanya dapat dianggap menunjuk pada satu wujud yang sama, yakni entitas imperatif.

Adapun pemakaian konjungsi tetapi yang tepat dapat dilihat pada contoh berikut.

(4) Anak itu tidak pandai tetapi rajin masuk kuliah.

Pengertian kata penghubung

Penghubung atau disebut juga kata hubung/sambung (Muslich, 2010: 130 Ramlan (1990), dan Kridalaksana (2009), sedangkan Alwi dkk (2003: 296). menyebutnya konjungtor

adalah kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan klausa. Contoh masing-masing dapat dilihat di bawah ini:

(5) Wiga dan Rosyid sedang belajar di kamar

(6) Tim detaser dan dosen PBSI bertemu di Auditorium

(7) Wiga sedang mengerjakan PR dan kakaknya sedang menulis laporan.

Dalam kalimat (5) penghubung dan menghubungkan kata Wiga dan kata Rosyid, kalimat (6) menghubungkan frasa tim detaser dan frasa dosen PBSI, dan kalimat (7) menghubungkan klausa Wiga sedang mengerjakan PR dan klausa kakaknya sedang menulis laporan.

Macam kata penghubung

Kata penghubung dilihat dari perilaku sintaksisnya dapat dibagi menjadi empat kelompok yakni (1) Kata penghubung koordinatif, (2) Kata penghubung korelatif, (3) Kata penghubung subordinatif, dan (4) Kata penghubung antarkalimat (Alwi, 2003: 297 – 302). Berikut ini uraian tiap-tiap kata penghubung beserta contoh pemakaian dalam kalimat.

1. Kata penghubung koordinatif menggabungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya,

kata penghubung yang termasuk ke dalam jenis ini adalah dan, serta, atau, tetapi, dan lain-lain.

Berikut contoh tiap-tiap konjungsi :

(8) Ayah dan Ibu sudah meninggal

(9) Masalah parkir serta penambahan hotspot mahasiswa menarik perhatian rektor.

(10) Kamu ikut atau tinggal di sini saja?

(11) Saya ingin berangkat ke Mekah tetapi kesehatanku belum pulih.

2. Kata penghubung subordinatif

Kata penghubung subordinatif adalah kaata yang menghubungkan dua klausa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Kalimat yang dihasilkan adalah kalimat majemuk bertingkat. Klausa yang dihubungkan dinamakan induk kalimat dan anak kalimat. Kata penghubung subordiantif dapat dibedakan.

a. Kata penghubung subordinatif waktu, misalnya ketika, setelah, sehabis, dan sampai,

contoh dalam kalimat:

(12) Ibu meninggal ketika saya masih kecil. (13) Wida ikut kakanya ketika ibunya meninggal. (14) Sehabis sembahyang subuh anakku belajar.

(15) Tabunganku masih banyak sampai saya menyelesaikan kuliah.

b. Kata penghubung subordinatif syarat, misalnya jika, kalau, jikalau dan manakal, contoh dalam kalimat:

(16) Jika kamu rajin, ibu akan memberi hadiah. (17) Pintunya dikunci kalau kamu akan pergi. (18) Jikalau tidak hujan saya pasti tidak terlambat. (19) Ayah berangkat manakala ibumu sudah berangkat.

c. Kata penghubung subordinatif pengandaian, misalnya seandainya, dan seumpama,

contoh dalam kalimat

(20) Seandainya kamu tidak terlambat kamu ikut keloter pertama. (21) Seumpama nilaimu bagus kamu dibelikan sepeda motor baru.

d. Kata penghubung subordinatif tujuan, misalnya agar dan supaya, contoh dalam kalimat:

(22) Bilawa segera berangkat agar tidak terlambat sampai tujuan. (23) Ayah bekerja keras supaya adikku bias kuliah.

e. Kata penghubung subordinatif sebab, misalnya sebab, karena, dan oleh karena,

contoh dalam kalimat:

(24) Suamiku belum berangkat haji sebab dananya belum mencukupi.

(25) Orang-orang membersihkan selokan karena airnya tidak mengalir dengan lancar.

f. Kata penghubung subordinatif hasil, misalnya sehingga, sampai, dan maka, contoh dalam kalimat:

(26) Bu Yatmi tergesa-gesa sehingga jatuh dari sepeda.

(27) Pengobatannya mahal sampai suaminya meminta uang orang tuanya. (28) Dia sering tidak masuk sekolah maka dia ketinggalan pelajaran.

3. Kata penghubung antarkalimat

Kata penghubung ini menggabungkan satu kalimat dengan kalimat lain. Oleh karena itu terletak di awal kalimat dan ditulis dengan huruf kapital huruf pertamanya. Kata yang termasuk kata penghubung antarkalimat antara lain: biarpun, sekalipun, walaupun, meskipun, sungguhpun, dan lain-lain.

4. Kesalahan pemakaian kata penghubung

Kesalahan pemakain kata penghubung banyak dibicarakan para ahli bahasa (Rahardi, 2010, Ramlan, 1990: 19-23, dan Arifin, 1991: 84-85). Hal itu disinggung dalam tulisan ini dirasa penting sebagai landasan berpijak peneliti untuk mengulas kesalahan kata penghubung dalam skripsi mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Menurut Tarigan (1998: 17) tujuan menganalisis kesalahan berbahasa bersifat aplikatif, yakni: memperbaiki dan mengurangi kesalahan berbahasa para siswa (dalam hal ini diterapkan pada mahasiswa). Berkaitan dengan pendapat tersebut, penelitian ini paling tidak dapat dipakai dosen pengampu bahasa Indonesia sebagai bahan penting hal-hal apa saja yang perlu mendapat penekanan latihan. Hal itu bertujuan agar mahasiswa lebih baik dalam menyusun kalimat pada skripsinya terutama pemakaian kata penghubung.

Tujuan penelitian

1. Mendeskripsikan kata penghubung apa saja yang penggunaannya salah dalam skripsi

Mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

2. Mendeskripsikan jenis kesalahan yang terdapat pada pemakaian kata penghubung dalam

skripsi mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

3. Mendeskripsikan penyebab kesalahan pemakaian kata penghubung dalam skripsi

Mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Manfaat penelitian

1. Manfaat teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini menambah kajian linguistik khususnya kesalahan pemakaian kata penghubung.

2. Manfaat praktis

a. Bagi mahasiswa

Bagi mahasiswa, penelitian ini sebagai cermin pemakaian kata penghubung selanjutnya akan lebih berhati-hati menggunakannya.

b. Bagi dosen Bahasa Indonesia

Bagi Dosen, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan penekanan latihan pemakaian kata penghubung.

METODE

Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif dipilih karena penelitian ini tidak mengandalkan data berupa angka-angka sebagai dasar analisis sedangkan bersifat deskriptif yakni mencerminkan apa adanya fenomena yang ditemukan. Seperti yang dikatakan Sutopo (1996: 8) bahwa penelitian kualitatif deskriptif bertujuan mengungkapkan berbagai informasi kualitatif dengan pendeskripsian yang teliti dan penuh nuansa untuk menggambarkan secara cermat sifat-sifat suatu hal, keadaan, gejala, atau fenomena, tidak terbatas pada sekadar pengumpulan data, melainkan menganalisis, dan menginterprestasikan data tersebut.

Data penelitian ini berupa kesalahan pemakaian kata penghubung dalam skripsi mahasiswa. Adapun sumber data penelitian ini adalah skripsi dari berbagai program studi di lingkungan Univet Bantara Sukoharjo yakni : Program Studi Pendidikan Matematika disingkat Mat. Program Studi di lingkungan Fakultas Pertanian disingkat Pert. Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan disingkat PPKn, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris disingkat B. Ing., Program Studi Pendidikan Psikologi dan Bimbingan disingkat PPB, Program Studi Teknik Geografi disingkat Geo dan Program Studi Teknik Industri disingkat T. Ind. Pemilihan data dan sumber data dengan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi hiterogen berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sampel atau pertimbangan peneliti (Farkhan 2007: 36).

Teknik penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan teknik baca, teknik catat, dan teknik pustaka. Teknik baca digunakan untuk membaca skripsi mahasiswa dalam rangka mencari pemakaian kata penghubung yang menyimpang dari kaidah. Setelah itu digunakan teknik catat yakni untuk mencatat data yang ditemukan. Data tersebut dicatat dalam kartu data ukuran panjang 15 cm lebar 10 cm. Kartu data tersebut memuat kalimat yang mengandung kata penghubung yang salah beserta sumbernya. Tiap-tiap kartu data berisi kata penghubung yang berbeda jenis dan pemakaiannya yang salah. Hal itu memudahkan analisis selanjutnya. Adapun teknik pustaka dipakai dalam penelitian ini karena mempergunakan sumber tertulis untuk memperoleh data (Subroto, (2007: 47). Sumber tertulis yang dimaksud adalah skripsi mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo.

Untuk menganalisis data digunakan metode distribusional (Subroto, 2007: 68) sedangkan Sudaryanto (2001: 15 ) menyebut metode agih. Metode agih ialah metode yang digunakan untuk meneliti bahasa itu alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Teknik dasar metode agih yang digunakan yakni teknik lesap dan teknik ganti. Teknik lesap digunakan untuk menghilangkan pemakaian kata penghubung ganda. Teknik ganti digunakan untuk mengganti pemakaian kata penghubung yang keliru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian secara berturut-turut disajikan kata penghubung yang pemakaiannya salah dalam skripsi mahasiswa Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, diikuti penyebab kesalahannya, dan pembetulannya. Hasil penelitian dan pembahasan disajikan satu demi kepraktisan penyajian agar tidak berulang.

Kata penghubung yang pemakaiannya salah diuraikan berikut ini.

1. Kata penghubung koordinatif

Kata penghubung koordinatif yang pemakaiannya salah yaitu atau, dan, sedangkan, serta, tetapi. Tiap-tiap kesalahan kata penghubung tersebut diuraikan sebagai berikut:

a. Kesalahan pemakaian kata penghubung koordinatif atau

Berikut ini kesalahan pemakaian kata penghubung atau yang ditemukan dalam skripsi mahasiswa.

(1) Nilai-nilai itu saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan. Atau

nilai-nilai yang ada merupakan bagian intregral dari suatu sistem nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia (PPKn, 2011: 28).

Pemakaian kata penghubung atau pada kutipan (1) digunakan untuk menghubungkan kalimat sebelum dan sesudahnya. Padahal penghubung atau termasuk penghubung intrakalimat. Penghubung jenis itu hanya digunakan untuk merangkaikan bagian yang ada dalam kalimat. Lepas dari itu pemakaian kata penghubung atau pada kutipan itu tidak ada gunanya atau mubazir karena bukan pemilihan. Sebaiknya kata penghubung atau dihilangkan saja agar pemakaiannya lebih efektif. Hasil perbaikan dapat dilihat pada (1a) berikut ini.

(1a) Nilai-nilai itu saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisahkan.Nilai-nilai yang ada merupakan bagian intregral dari suatu sistem nilai yang dimiliki

bangsa Indonesia.

b. Kesalahan pemakaian kata penghubung koordinatif dan

Berikut ini kesalahan pemakaian kata penghubung dan yang ditemukan dalam skripsi mahasiswa.

(2) Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa sansekerta yang teridiri dari

panca yang artinya lima dan syla ( satu i) yang artinya batu sendi alas, dasar. Dan syla (satu i) yang artinya peraturan tingkah laku (PPKn, 2011: 20).

(3) Pada tabel 5.1 diketahui bahwa ada 34 orang atau 85% petani termasuk

dalam usia produktif. Dan 6 orang atau 15% petani termasuk dalam usia non produktif anggota keluarga petani ada yang tidak masuk usia kerja (PPKn, 2011, 44).

Kata penghubung dan pada kutipan (2) dan (3) di atas pemakaiannya kurang tepat, perlu diketahui kata penghubung intrakalimat, artinya kata yang menghubungkan bagian-bagian dalam kalimat bukan penghubung antarkalimat. Kata penghubung tersebut dalam kalimat di atas dipakai sebagai penghubung antarkalimat. Perbaikan berikut tidak hanya pemakaian kata penghubung dan melainkan juga kesalahan yang lainnya. Sebaiknya kutipan (2) dan (3) di atas pemakaiannya diperbaiki mejnadi (2a) dan (3a) berikut ini.

(2a) Pancasila secara etimologis berasal dari bahasa sansekerta yang teridiri dari panca yang artinya lima dan syla ( satu i) yang artinya batu sendi alas, dasar dan syla (satu i) yang artinya peraturan tingkah laku.

(3a) Pada tabel 5.1 diketahui ada 34 orang atau 85% petani termasuk dalam usia produktif dan 6 orang atau 15% petani termasuk dalam usia non produktif (anggota keluarga petani ada yang tidak masuk usia kerja).

c. Kesalahan pemakaian kata penghubung koordinatif sedangkan

Kesalahan pemakaian kata penghubung koordinatif sedangkan dalam skripsi mahasiswa paling banyak ditemukan. Hal itu terbukti hampir semua skripsi yang dipakai sebagai sumber data dijumpai kesalahan yang sama. Hasil analisis dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

(4) Produksi yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah hasil fisik yang

diperhitungkan oleh petani untuk dijual. Sedangkan penerimaan ialah hasil produksi yang dijual secara terbatas atau borongan (pert, 2010: 49).

(5) Sedangkan Zamroni (2002: 24) mendenifinisikan pendidikan sebagai proses

yang berkaitan dengan upaya mengembangkan diri seseorang pada tiga aspek dalam kehidupannya (Geo, 2009: 19).v

Pemakaian konjungsi koordinatif sedangkan pada kutipan data (4) terletak diawal kalimat menurut kaidah data bahasa kurang tepat karena konjungsi tersebut

merupakan konjungsi intrakalimat, konjungsi intrakalimat dipakai untuk

merangkaikan bagian-bagian dalam kalimat seperti konjungsi atau serta dan di depan. Tidak hanya pada penghubung sedangkan yang diperbaiki, tetapi kata-kata yang susunannya kurang tepat dengan mempertimbangkan keefektifannya. Data (6) diperbaiki menjadi (4a) di bawah ini.

(4a) Produksi yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah hasil fisik yang diperhitungkan oleh petani untuk dijual sedangkan penerimaan ialah hasil produksi yang dijual secara terbatas atau borongan.

Adapun data (5), (8), (9), (10), dan (11) kata sedangkan sebaiknya diganti dengan kata adapun. Kata itu sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia karena dipergunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan yang lainnya. Perbaikannya dapat dilihat berikut ini.

(5a) Adapun Zamroni (2002: 24) mendenifinisikan pendidikan sebagai proses yang berkaitan dengan upaya mengembangkan diri seseorang pada tiga aspek dalam kehidupannya.

d. Kesalahan pemakaian kata penghubung koordinatif tetapi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap skripsi mahasiswa ditemukan sebagai berikut.

(6) Hal yang sama juga terjadi pada will, yang juga memiliki kata lain, yaitu (to)

be going to. Tetapi biasanya (to) be going to memberi arti yang lebih pasti daripada will (B. Ing., 2009: 12)

(7) Di dalam modal verb tidak menggunakan “to” sebelum kata kerja bentuk

pertama tanpa s/es. Tetapi dalam novel Billy Budd, Sailor masih ada beberapa kesalahan dalam penggunaannya, yaitu masih memakai ―to‖ dan kata kerja yang mengikutinya memakai s/es (B. Ing, 2009: 48).

(8) Kecamatan Mojosongo merupakan daerah pertanian yang sangat baik untuk

budidaya tanaman pepaya. Tetapi karena masih kurangnya pengetahuan yang lebih mendalam tentang budidaya tanaman pepaya membuat petani tidak mampu memaksimalkan hasil produksinya dan untuk mengembangkan hasil dari budidaya tanaman di daerah Mojosongo (Pert, 2010: 2).

Pemakaian kata penghubung tetapi pada data (6) merupakan pemakaian yang mubazir. Kemubaziran tampak pada kata berikutnya sudah menggunakan kata penghubung yang lain yakni kata daripada. Kata penghubung daripada di situ sudah berfungsi membandingkan to be going to dengan will. Oleh karena itu dapat diperbaiki menjadi (6a) di bawah ini.

(6a) Hal yang sama juga terjadi pada will, yang juga memiliki kata lain, yakni (to) be going to. Biasanya (to) be going to member arti yang lebih pasti daripada will.

Pada data (7) pemakaian kata penghubung koordinatif tetapi terletak di awal kalimat. Pemakaian tersebut tidak tepat menurut kaidah karena penghubung koordinatif tetapi digunakan untuk menghubungkan bagian kalimat dengan yang lain dalam sebuah kalimat. Istilah lain untuk itu yaitu penghubung intrakalimat. Dalam kalimat tersebut selain kesalahan penggunaan penghubung tetapi masih ada kesalahan yakni subjek yang terletak di awal kalimat berkata depan. Hal itu akan mengaburkan fungsi subjek. Kata depan boleh mengawali subjek jika predikatnya yang berupa kata kerja diubah menjadi pasif. Jadi, alternatif pembenahannya menjadi (7a) dan (7b) berikut ini.

(7a) Di dalam modal verb tidak menggunakan ―to‖ sebelum kata kerja bentuk pertama tanpa s/es tetapi dalam novel Billy Budd Sailor masih ada beberapa kesalahan dalam penggunaannya. Kesalahannya adalah masih memakai ―to‖ dan kata kerja yang mengikutinya memakai s/es.

(7b) Modal verb tidak menggunakan ―to‖ sebelum kata kerja bentuk pertama fungsi s/es tetapi dalam novel Billy Budd Sailor masih ada beberapa kesalahan dalam penggunaannya. Kesalahannya adalah masih memakai ―to‖ dan kata kerja yang mengikutinya memakai s/es. Masih mekai ―to‖ dan kata kerja yang mengikuti s/es.

Adapun kata penghubung tetapi pada data (8) digunakan bersama-sama dengan kata penghubung subordinatif karena, kata tetapi merupakan penghubung yang bermakna ‗pembanding‘ sedangkan kata karena merupakan penghubung bermakna ‗sebab‘. Akibatnya, penggunaan penghubung berbeda malah menjadi salah. Data (8) kata penghubung tetapi sebaiknya dihilangkan agar hubungan antarbagian yang dihubungkan jelas maknanya. Selain itu kalimat terakhir dihilangkan saja, agar menjadi konstruksi yang efektif. Data (8) diperbaiki menjadi (8a) berikut ini.

(8a) Kecamatan Mojosongo merupakan daerah pertanian yang sangat baik untuk budidaya tanaman pepaya. Karena masih kurangnya pengetahuan budidaya tanaman pepaya, petani belum mampu memaksimalkan hasil produksinya.

2. Kata penghubung subordinatif

Kata penghubung subordinatif yang pemakaiannya salah yaitu: karena, ketika, maka, sehingga dan jika bersama-sama demi praktisnya pembahasan. Berikut ini kata penghubung subordinatif yang pemakaiannya salah.

(9) Perubahan materi dari subsisten ke komersial dapat dimaklumi karena tujuan

untuk meningkatkan kebutuhan usaha tani papaya juga (Pert., 2010: 3).

(10) Karena keadaan ini kan mengakibatkan petani memiliki kondisi yang laku di pasaran dan mempunyai nilai tukar yang tinggi (Pert: 2010: 3).

(11) Karena dari keuntungannya hasil panen yang diperoleh dapat mencakup kebutuhan hidup bagi petani (Pert., 2010: 4).

(12) Karena alat ini dirancang untuk penggunaan 4 orang pada posisi 2 saling bersebelahan, maka untuk penghitung as pemipil perlu dikalikan dua (T. Ind, 2011: 52-53).

(13) Karena struktur bahasa Inggris berbeda dengan struktur bahasa Indonesia, maka perlu lebih teliti dan jeli ketika mempelajari bahasa yang baru ini, khususnya bagi masyarakat Indonesia (B. Ing, 2009: 12).

(14) Have to juga merupakan satu kata yang tidak bisa dipisahkan karena jika dipisah akan memiliki arti yang berbeda (B. Ing, 2009: 11).

(15) Disebabkan karena banyaknya metode penelitian yang ada, sehingga peneliti harus mempunyai kemajuan untuk menerapkan metode apa yang digunakan oleh suatu peneliti (PPB, 2011: 29).

(16) Karena besarnya populasi penelitian lebih dari seorang maka perlu diambil sebagian sample penelitian (PPB, 2011: 32).

(17) Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau

Garis besar

Dokumen terkait