WISATA ZIARAH
B. Kabupaten Tasikmalaya
3.1.4 Wilayah Banjar
‐ Isu‐isu Strategis
Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian kurang terserap oleh sektor industri dan pariwisata. Dengan demikian sektor industri dan pariwisata di Kabupaten Ciamis memiliki laju peryumbuhan nilai tambah yang tidak seimbang dibandingkan dengan laju kesempatan kerjanya.
Pengembangan kawasan pariwisata berada di bagian selatan kabupaten, yaitu di wilayah Pangandaran, Cijulang Parigi dan Cimerak, sekaligus merupakan ketimpangan dengan wilayah Ciamis bagian utara.
3.1.4 Wilayah Banjar
Pembentukan Kota Banjar tidak terlepas dari perkembangan Kabupaten Ciamis. Pada tahun 1992, Banjar menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 54 tahun 1991 tentang Pembentukan Banjar Kota Administratif yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 2 Maret 1992. Seiring dengan otonomi daerah, sejak tanggal 11 Desember 2002 wilayah Banjar ditetapkan menjadi kota yang otonom dan terpisah dari Kabupaten Ciamis. Secara administratif Kota Banjar terdiri dari 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Pataruman, Banjar, Purwaharja, dan Langensari, serta terdiri dari 24 desa/kelurahan.Secara geografis, Kota Banjar terletak pada 108°26ʹ ‐ 108°40ʹ BT dan 07°19ʹ ‐ 07°26ʹ LS, tepatnya di bagian tenggara Provinsi Jawa Barat atau sekitar 3 jam perjalanan berkendara dari Kota Bandung. Adapun batasan wilayah Kota Banjar, mencakup:
‐ Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis.
‐ Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.
‐ Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Lakbok dan Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis.
‐ Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis dan Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Ciamis memiliki luas keseluruhan administratif sebesar 13.197,23 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 mencapai 168.912 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 1.477,67 jiwa/km².
Kota Banjar merupakan wilayah dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 500 m dpl yang beriklim tropis. Tingkat kesuburan tanah di Kota Banjar umumnya tergolong sedang (baik). Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan cukup besar dalam perekonomian Kota Banjar, karena sebagian besar penduduk Kota Banjar masih menggantungkan mata pencaharian pada sektor ini. Selain itu sektor industri dan
perdagangan juga menjadi sektor penting di kota ini. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Penanaman Modal Kota Banjar, sektor industri di kota ini berjumlah 1.517 unit usaha dengan 6.897 tenaga kerja dan telah menghasilkan investasi sebesar 20,97 milyar rupiah. Sedangkan sektor perdagangan sendiri jumlah unit usaha ada 947 yang menyerap 3.272 tenaga kerja dan telah menghasilkan investasi sebesar 52,52 milyar rupiah. Sektor industri yang cukup berkembang adalah industri kerajinan dan makanan olahan. Dari data tersebut sebelumnya industri kerajinan memiliki 117 unit usaha yang menyerap 1.305 tenaga kerja dan memiliki nilai investasi sebesar 358,5 juta rupiah. Adapun komoditi unggulan dari sektor industri dan perdagangan di Kota banjar ini dapat dilihat pada tabel di halaman berikut. Tabel 3.10 Komoditi Unggulan Kota Banjar Sumber : http://www.banjar‐jabar.go.id/
Sementara itu sektor pariwisata saat ini belum menjadi sektor andalan bagi Kota Banjar. Namun demikian di wilayah ini terdapat beberapa objek dan daya tarik yang cukup sering
No. Komoditi Jumlah Unit Usaha Kapasitas/Tahun Lokasi
1. Bordir/konveksi
‐ Kaos, baju koko, celana pendek
‐ Busana muslim, kebaya
5 kelompok 44,3 potong Banjar, Pataruman
2. Tikar mendong 2 unit usaha, 30 plasma
960 kodi Langensari
3. Meubel 43 unit usaha 372.074 buah Banjar, Pataruman, Purwaharja dan Langensari 4. Anyaman bambu 2 sentra,
65 unit usaha
780 pasang Langensari, Neglasari 5. Industri kerajinan bambu/kayu 1 unit usaha 1.080.000 buah Banjar, Neglasari 6. Kerajinan ‐ Miniatur alat musik ‐ Sanggar burung ‐ Ukiran tunggul kayu 4 unit usaha 1 unit usaha 2 unit usaha 1.200 set 96 buah Pataruman, Neglasari, dan Purwaharja 7. Industri makanan olahan ‐ Sale pisang ‐ Keripik pisang, singkong ‐ Rangginang ‐ Makanan ringan 20 unit usaha 15 unit usaha 25 unit usaha 6 unit usaha 440 ton 53,2 ton 80 ton 72 bungkus Pataruman, Langensari Pataruman Purwaharja Banjar 8. Air minum dalam kemasan 1 unit usaha 35.800 galon Banjar 9. Gula kelapa 602 unit usaha 1.200 ton Langensari 10. Industri logam alat rumah
tangga
1 unit usaha 6.300 kodi Langensari 11. Bata merah 400 unit usaha 17.863 buah Pananjung,
Karangpucung, dan Langensari
12. Kambing PE 1.350 ekor 200 liter/hari Langensari 13. Beras organik 998,7 Ha 20 ton Koptan Banjar 14. Kentang hitam 356,7 Ha 68 ton Langensari
dikunjungi, khususnya oleh wisatawan lokal dan regional. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut. Tabel 3.11 Sebaran Objek Wisata di Kota Banjar yang Termasuk Dalam Kawasan Wisata Kria dan Budaya Priangan Sumber : Petunjuk Pariwisata Kabupaten Ciamis, 2007 Daya Tarik Wisata Kota Banjar WISATA KRIA a. Miniatur Alat Musik
Kota Banjar memiliki komoditi unggulan berupa kerajinan tangan dari kayu yaitu miniatur alat musik. Kerajinan ini berpusat di Kecamatan Pataruman, Neglasari dan Purwaharja. Kerajinan miniatur alat musik saat ini terdiri dari 4 unit usaha dengan kapasitas total rata‐rata per‐tahun sebesar 1.200 set produk miniatur alat musik. Pasar dari usaha kerajinan miniatur alat musik ini masih terbatas pada pasar lokal, terutama kota atau kabupaten di sekitar Kota Banjar, seperti Tasikmalaya, Garut, Ciamis dan Bandung.
b. Sangkar Burung
Produk kria lainnya yang diproduksi oleh Kota Banjar adalah kerajinan sangkar burung. Kerajinan sangkar burung ini terbuat dari kayu. Sama halnya dengan kerajinan miniatur alat musik, kerajinan sangkar burung ini berpusat di Kecamatan Pataruman, Neglasari dan Purwaharja. Kerajinan sangkar burung pada saat ini terdiri dari 1 unit usaha, dengan total kapasitas rata‐rata per‐tahun sebanyak 96 buah sangkar burung. Pasar dari usaha kerajinan sarang burung adalah pasar lokal wilayah Jawa Barat, khususnya wilayah kabupaten dan kota di sekitar Kota Banjar.
WISATA KULINER
a. Sale Pisang
Sale pisang, merupakan jenis makanan ringan umum yang terbuat dari bahan dasar pisang. Hampir setiap daerah memiliki makanan khas berupa sale pisang ini, tetapi sale pisang produksi Kota Banjar memiliki citarasa yang khas dan berbeda dengan sale pisang yang ada di tempat lain. Produksi sale pisang ini banyak terdapat di Kecamatan Pataruman dan Langen. Saat ini, produksi industri makanan ringan sale pisang yang ada
Nama Lokasi Luas
Situ Mustika Desa Purwaharja, Kecamatan Purwaharja 2,5 Ha Pulo Majeti/Rawa Onom Desa Purwaharja, Kecamatan Purwaharja 2 Ha Kokoplak Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman 1 Ha Terowongan Desa Binangun, Kecamatan Pataruman
di Kota Banjar berjumlah sekitar 20 unit usaha yang setiap tahunnya menghasilkan total produksi kurang lebih sekitar 440 ton sale pisang. Hasil dari industri ini didistribusikan ke wilayah Tasikmalaya, Garut, Banjar dan Ciamis untuk kemudian dijual di sentra makanan tradisional atau toko oleh‐oleh.
b. Keripik Pisang dan Singkong
Banyaknya sumber daya berupa bahan baku buah pisang dan singkong menjadi suatu peluang bernilai ekonomi bagi masyakarat Kota Banjar. Dengan kreativitas dan keuletan warga Kecamatan Pataruman, buah pisang dan singkong diubah menjadi makanan olahan khas Banjar yaitu keripik pisang dan singkong. Pada saat ini industri makanan ringan olahan berupa keripik pisang dan singkong berjumlah sekitar 15 unit usaha, dengan total produksi yang dihasilkan per‐tahunnya sebanyak kurang lebih 53,2 ton. Keripik pisang dan singkong ini umumnya dipasarkan ke wilayah Tasikmalaya, Bandung, Ciamis, Banjar dan Garut untuk dijual di sentra makanan tradisional ataupun toko oleh‐oleh. WISATA ALAM a. Situ Mustika Situ Mustika adalah daya tarik wisata alam yang berupa danau dan berlokasi di Dusun Katapang, Desa Purwaharja, Kecamatan Purwaharja. Kawasan Situ Mustika ini memiliki luas area 2,5 Ha yang merupakan milik PT. Perhutani. Lokasi ini memiliki jarak sekitar 1 Km dari pusat Kota Banjar. Situ Mustika merupakan situ atau danau buatan yang awalnya berfungsi sebagai penampungan air pada kawasan hutan jati.
Aktivitas pariwisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan antara lain adalah memancing, berperahu, berekreasi, bersepeda air, serta berkemah. Biasanya lokasi ini dipadati pengunjung pada akhir pekan atau hari libur. Untuk masuk ke objek ini wisatawan yang datang ditarik retribusi sebesar Rp. 2.500/orang. Hingga saat ini wisatawan yang datang seluruhnya merupakan wisatawan nusantara (wisnus). Berdasarkan data tahun 2005, jumlah wisnus yang datang ke Situ Mustika sebanyak 1.575 orang, sedangkan pada tahun 2006, wisnus yang datang sebanyak 1.560 orang. Sarana dan prasarana yang ada di kawasan ini mencakup pintu gerbang yang berfungsi sebagai loket karcis, tempat parkir dan fasilitas toilet yang kurang terawat.
WISATA BUDAYA
a. Situs Pulo Majeti
Situs Pulo Majeti berlokasi di Dusun Siluman Baru, Desa Purwaharja, Kecamatan Purwaharja. Lokasi ini berjarak sekitar 4 Km dari pusat Kota Banjar. Kawasan Situs Pulo Majeti memiliki luas lahan sekitar 2 Ha dengan status kepemilikan oleh masyarakat. Wisatawan yang banyak datang ke situs ini seluruhnya adalah wisatawan nusantara (wisnus). Berdasarkan data tahun 2005, jumlah wisnus yang berkunjung ke Situs Pulo Majeti berjumlah 117 orang.
b. Situs Kokoplak
Situs Kokoplak terletak di Dusun Pananjung, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman atau sekitar 2 Km dari pusat Kota Banjar. Kawasan ini memiliki luas kurang lebih 1 Ha yang statusnya masih merupakan tanah milik masyarakat. Wisatawan yang banyak datang ke situs ini seluruhnya adalah wisatawan nusantara (wisnus). Berdasarkan data tahun 2005 dari Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Banjar, jumlah wisnus yang berkunjung ke Situs Kokoplak ini berjumlah 265 orang.
c. Wisata Seni Budaya Calang/Reog Tumaritis Batulawang
Wisata seni budaya Calang atau lebih dikenal dengan sebutan Reog Tumaritis Batulawang ini merupakan pertunjukan kesenian khas Kota Banjar. Kesenian ini banyak diminati oleh masyarakat Banjar dan biasanya ditampilkan pada event‐event atau acara tertentu.
Permasalahan dan Isu‐Isu Strategis Pengembangan Kepariwisataan di Kota Banjar
Terkait dengan pengembangan objek wisat alam dan budaya di Kota Banjar terdapat beberapa permasalahan dan isu strategis, yang mencakup:
‐ Permasalahan
Objek dan daya tarik wisata yang ada belum dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang pengembangan wisata kria dan budaya Priangan, padahal banyak daya tarik yang potensial.
Sarana dan prasarana di objek dan daya tarik wisata masih kurang. Fasilitas yang sekarang tersedia pun banyak yang kurang terawat dengan baik.
‐ Isu Strategis
Pariwisata belum menjadi sektor andalan bagi Kota Banjar.
Potensi sektor pendukung (misalnya: sektor pertanian) belum dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang pariwisata Kota Banjar.