WISATA ZIARAH
B. Kabupaten Tasikmalaya
3.1.3 Wilayah Ciamis
3.1.3 Wilayah Ciamis
Sebelum otonomi daerah, Kabupaten Ciamis bersatu dengan Kota Banjar, namun sejak 11 Desember 2002 wilayah Kabupaten Ciamis merupakan daerah otonom yang berdiri sendiri. Wilayah Kabupaten Ciamis terdiri dari 36 kecamatan dan 339 desa/kelurahan dengan pusat pemerintahan yang berada di Kota Ciamis.
Secara geografis, Kabupaten Ciamis terletak pada 108°20ʹ ‐ 108°40ʹ BT dan 7°40ʹ20” LS, tepatnya di bagian tenggara Provinsi Jawa Barat atau sekitar 112 Km dari Kota Bandung. Adapun batasan wilayah Kabupaten Ciamis, mencakup:
‐ Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Kuningan. ‐ Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya. ‐ Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.
‐ Sebelah timur berbatasan dengan Kota Banjar dan Provinsi Jawa Tengah.
Kabupaten Ciamis memiliki luas keseluruhan administratif sebesar 248.763 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2005 mencapai 1.457.146 jiwa dengan kepadatan penduduk sekitar 586 jiwa/km².
Sebagian besar wilayah Kabupaten Ciamis berupa pegunungan dan dataran tinggi, kecuali di perbatasan dengan Jawa Tengah bagian selatan, serta sebagian wilayah pesisir pantai selatan. Kabupaten Ciamis memiliki garis pantai yang mencapai 91 Km dan terbentang di 6 kecamatan. Pantai selatan Ciamis bagian timur berupa teluk, diantaranya Teluk Pangandaran, Teluk Parigi, dan Teluk Pananjung. Kondisi alam Kabupaten Ciamis membuat wilayah ini kaya akan potensi pertanian, perikanan, dan pariwisata alam. Khusus untuk sektor pariwisata, unggulan dari Kabupaten Ciamis adalah keindahan pantai dan peninggalan sejarah Kerajaan Galuh. Adapun beberapa objek dan daya tarik wisata yang berada dalam kawasan studi ini, meliputi: Tabel 3.9 Sebaran Objek Wisata Kabupaten Ciamis yang Termasuk dalam Kawasan Wisata Kria dan Budaya Priangan Sumber : Petunjuk Pariwisata Kabupaten Ciamis, 2007 Nama Lokasi Karangkamulyan Kec. Cijeungjing Situs Gunung Susuru Kec. Cijeungjing Kampung Kuta Kec. Tambaksari Urug Kasang Kec. Tambaksari Astana Gede Kec. Kawali Situ Lengkong Panjalu Kec. Panjalu Curug Tujuh Kec. Panjalu
Daya Tarik Wisata Kabupaten Ciamis
WISATA KRIA
a. Industri Kerajinan Kaligrafi
Warga Desa Padamulya, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, sudah lama menggeluti berbagai kerajinan tangan, mulai dari kipas hias ukuran besar, anyaman bambu untuk kebutuhan rumah tangga, hingga kaligrafi. Sebagian dari hasil kerajinan itu sejak tahun 1993 telah mampu tembus ke pasar luar negeri. Keterampilan membuat kerajinan ini sudah sejak lama diperoleh secara turun temurun. Sudah sejak lama Desa Padamulya menjadi sentra kerajinan, namun karena tidak memiliki pasar atau tempat khusus untuk menjualnya, maka sebagian besar kerajinan dari Padamulya dipasarkan di wilayah Rajapolah. Perkembangan kerajinan kaligrafi di wilayah ini didukung oleh bahan baku, yaitu pohon bambu yang relatif mudah ditemui. Kemudahan bahan baku ini semakin mempermudah usaha masyarakat dalam menjalankan usahanya. WISATA KULINER a. Galendo
Jawa Barat dikenal sebagai daerah yang kaya akan makanan tradisional, terutama makanan ringannya. Salah satunya adalah galendo (gelendo) Ciamis. Penganan berwarna merah yang terbuat dari ampas pembuatan minyak kelapa itu memang identik dengan wilayah Ciamis. Meski penganan sejenis sudah banyak bermunculan di sejumlah daerah lain, galendo Ciamis tetap punya keistimewaan tersendiri di lidah konsumen. Uniknya galendo khas Ciamis, kini memiliki banyak varian rasa, seperti cokelat, stroberi, nanas dan lain sebagainya. Makanan ringan ini umumnya dipasarkan ke kota atau kabupaten lain di sekitar Kabupaten Ciamis, bahkan hingga ke Jakarta. Kini galendo selain dipasarkan di toko oleh‐oleh juga sudah banyak tersedia di sejumlah supermarket ataupun toko serba ada dan dalam kemasaran yang menawan.
b. Selai Pisang
Banyak daerah menghasilkan panganan ringan berupa selai pisang ini, salah satunya ada di Kabupaten Ciamis. Bedanya selai pisang khas Ciamis berupa selai pisang yang telah digulung ataupun variasi bentuk lainnya. Namanya pun tak kalah unik, misalnya saja selai pisang lidah, selai pisang kipas dan lain sebagainya. Selai pisang khas Ciamis ini banyak diproduksi di Kecamatan Cijeungjing dan sudah cukup dapat diandalkan menjadi komoditas ekspor. Selain dipasarkan di dalam negeri, khususnya di wilayah Jawa Barat, selai pisang ini juga telah diekspor ke negara‐negara ASEAN dan Amerika Serikat.
WISATA BUDAYA
a. Cagar Budaya Astana Gede
Cagar budaya Astana Gede terletak di Desa Kawali, Kecamatan Kawali yang berjarak kurang lebih 21 km dari arah utara Kota Ciamis. Di sini terdapat beberapa buah batu
bertulis (prasasti) yang merupakan cikal bakal bukti keberadaan Kerajaan Sunda yang dibuat pada masa pemerintahan Prabu Niskala Wastu Kencana. Salah satu dari batu bertulis tersebut bertuliskan ʺMahayunan Ayunan Kadatuanʺ yang kemudian dijadikan sebagai motto juang Kabupaten Ciamis. Selain batu‐batu prasasti tersebut terdapat pula peninggalan lainnya yaitu:
- Seperangkat batu disolit, yakni batu tempat pelantikan raja yang disebut Palangka. - Batu telapak kaki dan tangan dengan garis retak‐retak menggambarkan kekuasaan
dan penanggalan (kalender).
- Tiga buah batu menhir: Batu Panyandaan, Batu Panyandangan, Batu Pamuruyan (alat untuk bercermin).
b. Cagar Budaya Karangkamulyan – Cijeungjing
Cagar Budaya Karangkamulyan merupakan peninggalan dari pusat Kerajaan Galuh Pusaka yang dikukuhkan oleh Sang Hyang Parmanadikusumah. Lokasi cagar budaya ini terletak di Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, atau lebih kurang sekitar 16 km dari Kota Ciamis menuju ke arah timur. Fasilitas yang ada di lokasi ini antara lain adalah lapangan parkir, kios‐kios makanan serta cenderamata, rest area, masjid dan toilet. Gambar 3.12 Salah Satu Batu di Situs Karang Kamulyan Di situs ini kita juga dapat melihat tempat‐tempat bekas peninggalan dari legenda Ciung Wanara yang merupakan salah seorang putera Sang Hyang Permanadikusumah. Peninggalan‐peninggalan tersebut antara lain:
- Batu Pangcalikan yaitu merupakan bekas singgasana yang juga berfungsi sebagai tempat bermusyawarah Raja.
- Penyambungan ayam, tempat Ciung Wanara menyabung ayam dengan Bondan Sarati. - Sanghyang Bedil. - Lambang Peribadatan. - Sumber Air Citeguh dan Cirahayu. - Makam Adipati Panaekan. - Pamangkonan. - Batu Anyandaan.
- Patimuan.
- Leuwi Sipatahunan yang merupakan tempat bayi Ciung Wanara dibuang di Sungai Citanduy.
c. Situ Lengkong – Panjalu
Objek wisata ini terletak di Desa Panjalu, Kecamatan Panjalu yang berjarak kurang lebih 41 km dari Kota Ciamis ke arah utara. Situ Lengkong Panjalu merupakan perpaduan antara objek wisata alam dan objek wisata budaya. Di objek wisata ini kita bisa menyaksikan indahnya danau (situ) yang berhawa sejuk dengan sebuah pulau terdapat di tengahnya (nusa) yang dikenal dengan nama Nusa Larang. Luas danau tersebut sekitar 70 Ha dan pulau Nusa Larang yang ada tengah‐tengahnya memiliki luas sekitar 9,25 Ha.
Gambar 3.13 Situ Lengkong
Di Nusa Larang terdapat Makam Hariang Kencana yang merupakan putra dari Hariang Borosngora, yaitu Raja Panjalu yang membuat Situ Lengkong pada masa beliau memerintah di Kerajaan Panjalu. Untuk menghormati jasa para leluhur Panjalu, maka hingga saat ini warga keturunan Panjalu biasa melaksanakan semacam upacara adat yang disebut Nyangku. Acara ini dilaksanakan pada tiap‐tiap bulan Maulud dengan cara membersihkan benda‐benda pusaka yang disimpan di sebuah tempat khusus yang disebut Bumi Alit. Bumi alit ini termasuk dalam salah satu museum kecil yang ada di Kabupaten Ciamis dan memiliki koleksi berjumlah9 buah yang berupa sebuah pedang cis, 2 (dua) buah pedang biasa, 3 (tiga) buah keris, sebuah naskah, serta sebuah baju kebesaran peninggalan Raja Panjalu.
Kegiatan wisata yang bisa wisatawan di lokasi ini antara lain, berperahu mengelilingi Nusa Larang, memancing, berkemah, berekreasi, atau hanya sekedar duduk‐duduk santai sembari melihat keindahan danau.
d. Urug Kasang
Urug kasang berupa lokasi dimana telah ditemukannya fosil‐fosil purba. Lokasi ini berada di Desa Tambaksari, Kecamatan Tambaksari yang berada ke arah timur laut Kota
Ciamis. Fosil‐fosil yang ditemukan di lokasi ini diperkirakan berasal dari sekitar 700.000 sampai dengan 2 juta tahun yang lalu.
Di lokasi ini terdapat sebuah museum kecil yang diberi nama Museum Fosil Tambaksari. Museum ini memiliki 21 benda koleksi yang terdiri dari 4 (empat) bagian fosil gajah purba, 2 (dua) bagian fosil rusa purba, 3 (tiga) bagian fosil kerbau purba, 6 (enam) jenis fosil kerang laut, dan 3 (tiga) jenis keramik.
e. Situs Gunung Susuru
Lokasi situs ini terletak di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing. Situs Gunung Susuru ini merupakan peninggalan cagar budaya berupa punden berundak dari masa Kerajaan Hindu (klasik). Luas situs ini kurang lebih 7 Ha yang berada diantara dua sungai, yaitu Sungai Cimuntur dan Sungai Cileueur. Pada lokasi ini juga terdapat 3 (tiga) buah gua, sebuah sumur batu, 3 (tiga) buah dolmen, 3 (tiga) buah altar dan peninggalan lainnya seperti manik‐manik, keramik, senjata, batu pipisan, batu peluru, dan lain sebagainya.
WISATA BUDAYA KAMPUNG TRADISIONAL
a. Kampung Kuta
Kampung Kuta secara administratif berada di wilayah Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, tepatnya di Desa Karangpaningal dan ditetapkan sebagai sebuah Dusun yaitu Dusun Kuta. Untuk menuju ke lokasi ini jarak yang harus ditempuh dari kota Kabupaten Ciamis berjarak sekitar 34 km menuju ke arah utara. Secara geografis, Kampung Kuta letaknya terpisah dengan kampung lain yang ada di Desa Karangpaninggal, karena berada di suatu lembah yang dikelilingi tebing‐tebing tegak lurus yang sekaligus menjadi batasan wilayah dengan kampung lainnya. Sebagai daerah yang berada di lembah, Kampung Kuta merupakan daerah yang subur. Amanat leluhurnya yang masih tetap dipertahankan di Kampung Kuta ini, antara lain: 1. Rumah panggung harus beratap rumbia atau ijuk (tidak boleh permanen). 2. Bentuk rumah persegi dan tidak boleh berbentuk sikon. 3. Penduduk yang meninggal harus dimakamkan di luar Kampung Kuta. 4. Dilarang ke tempat keramat selama hari Senin dan Jumat. 5. Tidak boleh menggunakan pakaian yang serba hitam.
Karena ketaatannya memegang teguh adat dan aturan termasuk dalam menjaga kelestarian lingkungannya, pada tahun 2002, Kampung Kuta memperoleh penghargaan untuk kategori penyelamat lingkungan. WISATA ALAM a. Curug Tujuh Cibolang Objek wisata ini diberi nama Curug Tujuh Cibolang karena mempunyai 7 (tujuh) buah air terjun (curug) yang terdapat pada sebuah bukit di kaki Gunung Sawal. Luas keseluruhan
Wana Wisata Curug Cibolang ini adalah sekitar 20 Ha yang terletak di RPH Panjalu BKPH Ciamis. Lokasi tepatnya terletak di Desa Sandingtaman, Kecamatan Panjalu, atau lebih kurang 35 km arah utara Kota Ciamis. Wana wisata ini terletak pada ketinggian antara 800 – 900 m dpl, dengan konfigurasi lahan umumnya bergunung. Kawasan ini mempunyai suhu udara rata‐rata antara 18 – 170 C.
Lokasi Curug Tujuh Cibolang ini berjarak sekitar 5 km dari Kecamatan Panjalu, 31 km dari Kabupaten Ciamis dan 112 km dari Kota Bandung. Kondisi jalan pada umumnya beraspal dan dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Sarana transportasi umum yang ada hanya ojek. Untuk menuju objek wisata ini dapat menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat atau mountain bike bagi yang mempunyai hobi olahraga bersepeda. Jika menggunakan kendaraan umum, dapat berangkat dari Terminal Ciamis menggunakan angkutan dengan jurusan Kawali Panjalu, atau langsung dari Bandung menggunakan angkutan jurusan Ciamis via Panjalu.
Sebagian besar lokasi di wana wisata Curug Tujuh Cibolang terdiri dari hutan tanaman pinus. Sumber air yang ada di wilayah ini berupa mata air dan sungai yang saat ini dimanfaatkan dengan cara membuat instalasi penampungan untuk kepentingan air bersih dan MCK. Kita dapat menikmati keindahan dan keasrian ketujuh air terjun tersebut dengan cara mengitari bukit, menapaki jalan setapak mulai dari kaki bukit sampai ke puncak bukit dan berjalan memutar kembali. Potensi visual lansekap menuju lokasi air terjun ini cukup menarik dengan pemandangan alam berupa panorama hutan dan pegunungan.
Wana wisata ini umumnya digunakan untuk wisata harian dan wisata berkemah. Kegiatan wisata harian yang dapat dilakukan adalah mandi di air terjun, piknik, jalan santai, hiking, trekking dan melihat adu binatang, sedangkan untuk kegiatan berkemah tersedia sebuah kompleks perkemahan seluas kurang lebih 2 Ha.
Permasalahan dan Isu‐Isu Strategis Pengembangan Kepariwisataan di Kabupaten Ciamis
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Ciamis tahun 2004 – 2013 serta berdasarkan hasil Focus Group Disscussion (FGD) terangkum permasalahan dan isu strategis yang terkait dengan objek wisata alam dan budaya Kabupaten Ciamis, yang mencakup:
‐ Permasalahan
Perkembangan pembangunan fisik di bagian utara kabupaten pada areal yang seharusnya untuk kawasan lindung dan kawasan penyangga.
Pengembangan bandar udara Nusawiru di Cijulang yang berfungsi untuk menunjang kepariwisataan dan pengembangan wilayah Kabupaten Ciamis bagian selatan yang kurang termanfaatkan dengan optimal.
Kawasan yang memiliki peranan khusus berupa fungsi lindung, sejarah dan kepariwisataan yaitu kawasan cagar budaya Situ Panjalu, kawasan Karangkamulyan di Kecamatan Cijeungjing, serta kawasan Kampung Kuta. Namun dalam pengembangannya belum optimal.
Sarana aksesibilitas yang sebagian masih dalam kondisi buruk.
Sarana dan prasarana pendukung kepariwisataan yang belum memadai.
‐ Isu‐isu Strategis
Perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian kurang terserap oleh sektor industri dan pariwisata. Dengan demikian sektor industri dan pariwisata di Kabupaten Ciamis memiliki laju peryumbuhan nilai tambah yang tidak seimbang dibandingkan dengan laju kesempatan kerjanya.
Pengembangan kawasan pariwisata berada di bagian selatan kabupaten, yaitu di wilayah Pangandaran, Cijulang Parigi dan Cimerak, sekaligus merupakan ketimpangan dengan wilayah Ciamis bagian utara.