• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. GEREJA SETURUT TELADAN DAN AJARAN YESUS KRISTUS

B. Teladan dan Ajaran Yesus Kristus dalam Mewartakan Kerajaan

1. Yesus Kristus dan Tugas Perutusan-Nya

a. Yesus Putra Allah yang dikandung dari Roh Kudus

Kisah kelahiran Yesus diceritakan secara paling lengkap di dalam Injil Lukas terutama Luk 1-2.

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh Malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud, nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau. Maria terkejut mendengar perkataan itu, ...Kata malaikat kepadanya Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. ...Jawab malaikat itu kepadanya Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab anak itu yang akan kau lahirkan akan disebut kudus, Anak Allah (Luk 1:26-35).

Maria dikaruniai secara khusus oleh Allah, artinya menjadi manusia pilihannya, sehingga diberi peranan dalam sejarah penyelamatan, kunjungan Malaikat Gabriel merupakan bukti pilihan itu. Ungkapan Roh Kudus akan turun atasmu (ay. 35) adalah Roh Kudus yang turun dengan kuasa Allah Yang Mahatinggi

yang akan menaungi, Ia akan menciptakan hidup yang baru dalam rahim Maria (Stefan Leks, 2003:440). Dengan menegaskan Roh Kudus akan datang atas diri Maria, mau dinyatakan bahwa terkandungnya Yesus dalam rahim Maria adalah peristiwa yang tidak ada duanya dalam sejarah dunia. Anak Maria bukan hasil hubungan seksual melainkan karunia Allah semata-mata.

Kuasa Allah akan menghadirkan diri-Nya secara khusus untuk menjadikan Maria ibu bagi putra-Nya. Sampai suatu hari Yusuf dan Maria pergi ke kota Daud yang bernama Bethlehem untuk mendapftarkan diri pada cacah jiwa dalam pemerintahan Kaisar Agustus. Saat tiba di situ, tibalah juga saatnya bagi Maria untuk bersalin dan melahirkan seorang anak laki-laki (Luk 2:4-6). Waktu usia Yesus genap delapan hari Ia di bawa ke Yerusalem oleh orang tua-Nya untuk dipersembahkan kepada Tuhan di Bait Allah (Luk 2:21-22), dan Ia juga diberi nama Yesus seperti yang disebut oleh Malaikat Gabriel waktu masih dalam kandungan Maria.

b. Hidup, Karya, Sengsara, Wafat dan Kebangkitan-Nya 1) Hidup dan Karya Yesus

Pada masa kanak-kanak Yesus lazimnya anak manusia biasa yang punya ayah dan ibu dalam sebuah keluarga. Ia tinggal dan dibesarkan di kota kecil Nazaret yang tidak begitu dikenal luas. Kehidupan Yesus sangat sederhana, ayahnya Yusuf sebagai tukang kayu. Ia bergaul dengan para gembala domba, dan dengan orang-orang yang dipandang rendah oleh masyarakat, orang-orang Nazaret mengenal Yesus sebagai tukang kayu yang rajin berdoa (Fountain, 2004:27).

Pendidikan yang diperoleh Yesus tidak hanya terbatas pada bidang rohani saja tetapi juga lingkungan hidup di sekitar-Nya. Dari ayah-Nya Yusuf Ia belajar pekerjaan tukang kayu, dan dari pengamatan-Nya sendiri terhadap lingkungan

sekitar, Ia juga banyak belajar tentang alam, padang rumput, bukit-bukit, kawanan domba/sapi/kambing, pergantian musim, aneka warna dan harum bunga-bunga di ladang/kebun sekitar perumahan Nazaret (Fountain, 2004:25).

Waktu usia Yesus sudah genap 12 tahun, Ia dibawa ke Yerusalem oleh orang tua-Nya. Hukum Yahudi mewajibkan semua pria dewasa untuk berziarah ke Yerusalem pada hari raya Paskah, Pentekosta, dan Pondok Daun. Anak laki-laki Yahudi dianggap dewasa secara keagamaan pada usia 13 tahun, pada usia 12 tahun remaja laki-laki dididik langsung oleh ayahnya agar setahun kemudian ia mampu tampil sebagai orang dewasa. Mulai usia itu ia harus hidup penuh tanggung jawab (Stefan Leks, 2003:1001).

Ia mulai dewasa dan akan tampil di muka umum untuk memaklumkan Kerajaan Allah, dan Yesus semakin meyadari tujuan hidup-Nya sebagai “Yang Diurapi”. Sebagai hamba Ia melayani Allah dengan jalan melayani umat-Nya dan melayani semua orang di dunia ini (Fountain, 2004:41).

Sebelum mengawali pewartaan-Nya, sebagaimana orang banyak telah dibaptis oleh Yohanes pembaptis di sungai Yordan, Yesus juga minta dibaptis olehnya. Waktu Yesus sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Yesus dinyatakan oleh Allah sebagai Anak yang dikasihi-Nya, dan kepada Yesus Allah berkenan (Luk 3:21-22).

Selanjutnya Yesus di bawa oleh Roh Kudus yang menunjang kekuatan-Nya pergi ke padang gurun di mana tempat itu sebagai tempat binatang dan roh jahat, sekaligus juga tempat manusia berkontak dengan Allah menurut pemikiran Yahudi. Empat puluh hari lamanya Yesus berada di tempat itu, Ia dicobai iblis sebanyak tiga

kali, dan selama itu tidak makan apa-apa (Luk 4:1-2). Ketiga cobaan itu melambangkan jenis cobaan yang dialami Yesus semasa hidup-Nya, dan ini bukan cobaan biasa yang dialami manusia beriman melainkan cobaan yang dialami oleh Yesus sebagai Putra Allah (Stefan Leks, 2003:137).

Cobaan yang dilakukan iblis tidak menghasilkan apa-apa terhadap Yesus, iblis pun mundur (Luk 4: 13). Menurut Injil, Yesus memulai karya-Nya di Galilea dengan tampil di sinagoga Nazaret, dan waktu itu Yesus berumur kira-kira 30 tahun (Jacobs, 2006:49).

Dalam kuasa Roh, kembalilah Yesus ke Galilea, lalu tersebarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, hendak membaca Kitab Suci (Luk 4:14-16).

Selain sebagai tempat Yesus mulai memberitakan Kerajaan Allah, Galilea juga sebagai tempat Yesus mendidik rasul-rasul-Nya. Selama hidup-Nya Yesus berkarya di wilayah Palestina, mulai dari Galilea sampai seluruh Yudea. Ada begitu banyak karya yang dilakukan-Nya demi keselamatan umat manusia termasuk berbagai kendala seperti penolakan orang-orang yang mendengar pewartaan-Nya. Selain mengajar, Yesus juga melakukan mukjizat untuk menyembuhkan, membangkitkan orang mati, mentahirkan dan mengusir roh jahat. Menurut Jacobs (2006:55) Injil memberikan gambaran karya Yesus dengan urutannya demikian:

a). Yesus mengadakan mukjizat pertama kali pada pesta perkawinan di Kanna yang mengubah air menjadi anggur ketika dalam pesta terjadi kekurangan anggur. b). Yesus memanggil kedua belas rasul di Galilea dan mendidik mereka mengenai

sikap batin. Sikap itu dapat ditunjukkan dengan hidup sederhana, sabar dan tabah hati terutama menghadapi orang Yahudi dan pemimpinnya yang tidak menerima

pewartaan Yesus. Seperti Yesus sendiri tidak akan mundur karena harus meneruskan perjalanan pewartaan-Nya. Yesus juga mendidik mengenai sikap lahir yang dapat ditunjukkan dengan sikap hidup miskin/sederhana, hormat dan baik hati. Ini ditunjukkan-Nya dengan menerima orang-orang berdosa ketika makan bersama-Nya. Dengan demikian menunjukkan kebersamaan hidup dalam arti kesatuan hidup (Jacobs, 2006:96). Selain itu Yesus mendidik mereka mengenai kewaspadaan yaitu menghadapi godaan untuk berbuat jahat, sebab dengan demikian akan menjadi batu sandungan bagi orang lain.

c). Yesus membangkitkankan orang mati. Membangkitkan orang mati disatu pihak Yesus sebagai “Tuhan” untuk menekankan keluhuran dan kuasanya dengan bersabda “Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!” (Luk 7:14). Sabda penuh kuasa diperdengarkan, Yesus bertindak sebagai Sang Nabi. Di lain pihak, kemanusiaan-Nya ditonjolkan seperti ketika Elia berhadapan dengan anak janda Sarfat yang mati, ia berdoa kepada Tuhan (1Raj 17:20), demikian juga yang dilakukan Elisa (2Raj 4:33) (Jacobs, 2006:65-66).

d). Yesus berkothbah di bukit

e). Yesus meredakan angin ribut waktu Ia dan murid-murid-Nya menyeberangi Danau Galilea.

f). Yesus mengusir setan pada orang yang kerasukan di Gerasa

g). Yesus menggandakan roti untuk memberi makan lima ribu orang

2) Sengsara, Wafat dan Kebangkitan Yesus

Yesus melakukan perjalanan mewartakan Kerajaan Allah menuju Yerusalem dengan berkeliling melewati kota-kota dan desa-desa sambil mengajar. Menurut

Jacobs (2006:120) rangkaian peristiwa di Yerusalem ini bertemakan Minggu terakhir di Yerusalem. Ketika Yesus masuk kota Yerusalem, Ia disambut oleh umat seperti pada kisah Minggu Palma. Ia masuk ke Bait Allah dan mengajar di Kenisah di mana Yesus juga tampil sebagai Sang Nabi yang berada di tempat paling suci. Justru di situlah terjadi konfrontasi dengan para pemimpin Yahudi. Beberapa topik gawat disinggung yang menyangkut para pemimpin Yahudi itu. Topik gawat itu berkisar: tentang kuasa Yesus dan penggarap kebun anggur, tentang membayar pajak kepada kaisar dan masalah kebangkitan, tentang anak Daud (Jacobs, 2006:125). Dengan konfrontasi tersebut para pemimpin Yahudi merencanakan untuk menangkap dan membunuh Yesus. Rangkaian peristiwa di Yerusalem adalah sebagai berikut:

a). Perjamuan terakhir. Yesus mengadakan perjamuan bersama murid-murid-Nya sebelum menderita sengsara. Kelak perjamuan ini ditetapkan sebagai Ekaristi oleh Yesus yang dirayakan oleh Gereja sampai sekarang ini.

b). Yesus di Taman Getsemani. Di tempat ini Yesus berdoa kepada Bapa-Nya dan dikuatkan oleh malaikat, kemudian Yesus ditangkap.

c). Yesus dihadapkan ke Mahkamah Agama, kepada Pilatus untuk dihukum mati, kemudian Yesus menapaki Jalan Salib-Nya. Menurut hukum, salib hanyalah bagi budak, penjahat yang sungguh melakukan kesalahan besar. Dalam buku Iman Katolik dikatakan bahwa salib merupakan suatu penghinaan yang amat luar biasa, bukan hanya karena penderitaan fisiknya, tetapi terutama karena arti sosialnya. Orang yang disalibkan kehilangan segala kehormatan dan penghargaannya dalam masyarakat (KWI, 1996:276).

d). Wafat dan bangkit. Yesus di sesah dan didera sambil menapaki jalan salib-Nya menuju bukit Golgota, sesampai ditempat itu Ia disalibkan. Beberapa saat kemudian Yesus wafat di kayu salib itu setelah Ia menyerahkan nyawa-Nya kepada Bapa. Menurut Injil, jenazah Yesus dimakamkan pada sebuah kubur baru yang di dalamnya belum pernah dimakamkan seseorang (Yoh 19:41). Pada hari ketiga, syahadat mengatakan bahwa Yesus bangkit dari antara orang mati yang menurut orang Yahudi dihubungkan dengan keselamatan Tuhan. Dengan kata-kata “pada hari ketiga”, diungkapkan suatu peristiwa yang unik, yang khas untuk pengalaman iman umat kristen, yaitu keselamatan yang terlaksana dalam wafat dan kebangkitan Kristus (KWI, 1996:287).

Allah tidak hanya mewahyukan bahwa Yesus hidup. Hidup Kristus yang mulia mempunyai arti keselamatan bagi manusia. Dengan kebangkitan, Allah menyatakan dukungan dan perutusan-Nya terhadap Yesus. (KWI, 1996:292).