MANAJEMEN WAKTU BELAJAR MAHASISWA
KEPERAWATAN DALAM MELAKSANAKAN METODE
PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DI UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh:
NAILA FITRIAH 1110104000029
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Nama :Naila Fitriah
Tempat, Tanggal Lahir :Jakarta, 13 April 1992
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Status :Belum Menikah
Alamat :
Telepon/Hp :085715892224
Email : nelafitriah@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
1998 2004 : MI. Manbaul Hidayah
2004 2007 : MTs. Al-Falah
2007 2010 : MA. Al-Falah
2010 2014 : S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Limo Rt. 003 Rw. 05 No. 2 Grogol
i
SCHOOL OF NURSING
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE
STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduate Thesis, July 2014
Naila Fitriah, NIM : 1110104000029
Time Management of Study of Nursing Student within Problem Based Learning (PBL) Method at State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta
xii + 81 pages + 12 tables + 2 charts + 7 attachments
ABSTRACT
Application of Problem Based Learning (PBL) is a stimulation to student, because it is a new method at School of Nursing of State Islamic University Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta since year 2012. Student who has good time management will get maximal process and academic performance. This descriptive study was to determine characteristic and time management of nursing student within Problem Based Learning method in competency based curriculum. The study was taken from 85 nursing students of UIN Syahid grade 1 and 2, using time management questionnaire. Univariate analysis was performed on variables : grade, gender, domicile, another activities, academic index, time management include short-range planning, time attitude, and long-range planning. The result obtained 50.6% students has good time management which the higher percentage is on long-range planning that is 57.6%, and 49.4% students has poor time management which the higher percentage is on short-range planning that is 44.7%. Early introduce to PBL method is needed for first grade students.
ii
Skripsi, Juli 2014
Naila Fitriah, NIM : 1110104000029
Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
xii + 81 halaman + 12 tabel + 2 bagan + 7 lampiran
ABSTRAK
Penerapan Problem Based Learning (PBL) merupakan stimulus bagi mahasiswa karena baru diterapkan pada Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah (PSIK UIN Syahid) Jakarta sejak tahun 2012. Manajemen waktu yang baik pada PBL dapat menghasilkan proses PBL dan penampilan akademik yang maksimal. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk menggambarkan karakteristik serta manajemen waktu mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode Problem Based Learning dalam kurikulum berbasis kompetensi. Responden penelitian berjumlah 85 mahasiswa PSIK UIN Syahid Jakarta. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner manajemen waktu. Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel : angkatan, jenis kelamin, tempat tinggal, kegiatan selain kuliah, indeks prestasi, manajemen waktu meliputi perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu dan perencanaan jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan 50,6% mahasiswa memiliki manajemen waktu yang baik dengan persentase tertinggi pada subvariabel perencanaan jangka panjang yaitu sebesar 57,6%, dan 49,4% mahasiswa memiliki manajemen waktu tidak baik dengan persentase tertinggi pada subvariabel perencanaan jangka pendek yaitu sebesar 44,7%. Pengenalan dini terkait metode PBL perlu diberikan pada mahasiswa keperawatan tingkat awal.
Kata Kunci :Problem Based Learning,Manajemen Waktu, Mahasiswa Keperawatan
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum. Wr. Wb
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan
Inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Manajemen Waktu
Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .Shalawat dan salam senantiasa kita junjungkan kehadirat Nabi Muhammad SAW.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan
bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, peneliti
ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. DR (hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep. MKM, selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus
sebagai Dosen Pembimbing Akademik.
3. Bapak Karyadi, M. Kep, Ph. D, selaku Dosen Pembimbing pertama
yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dosen Pembimbing
kedua yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama
iv
dalam Program Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga peneliti bisa
menempuh studi disini.
6. Saudara-saudaraku dalam naungan rumah CSS MoRA, baik CSS
MoRa Nasional maupun CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang memberikan semangat, inspirasi dan ilmu yang tak
henti-hentinya.
7. Segenap Staf bidang Akademik dan Administrasi FKIK dan Program
Studi Ilmu Keperawatan
8. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta,
Orang tua tercinta (Ibu Hj. Salamah dan Bapak (alm) H. Aselih) terima
kasih atas segala pengorbanan dan dukungan yang telah kau berikan
untukku, yang selalu menyayangiku, mengasihiku, terima kasih atas
doa yang telah engkau panjatkan untukku.
9. Kakak-kakak dan adik tersayang (Siti Kholilah, Taufik Hidayat,
Miftahussurur, Siti Barsisoh, Hamidah, Ka Trias, Ka Damai) yang
selalu memberikan semangat dan motivasi tiada hentinya kepada
peneliti.
10. Seseorang terkasih dan tercinta yang selalu memberikan do a,
motivasi, dan dukungannya selama penulisan skripsi ini.
11. Teman sepermainan My Rainbow (Desy, Fidah, Fitri, Nina) yang
v
12. Seluruh teman-temanku di Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan
2010 yang telah menjadi penyemangat kuliahku terima kasih atas
partisipasi kalian.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Wassalamu alaikum. Wr. Wb
Jakarta, Juli 2014
vi
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK . i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR BAGAN .. xii
DAFTAR LAMPIRAN . . xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang . 1
B. Rumusan Masalah 8
C. Tujuan Penelitian . . 10
1. Tujuan Umum . 10
2. Tujuan Khusus 10
D. Manfaat Penelitian ... . 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Waktu .. . 14
1. Definisi Manajemen Waktu ... . 14
2. Pengguna Manajemen Waktu . 15
vii
4. Instrumen Manajemen Waktu .. .. 24
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu 27
6. Strategi Manajemen Waktu .. . . 30
B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 32
1. Profil AIPNI .. . 32
2. Sejarah AIPNI .. ... 32
3. Visi Misi .. ... 33
4. Kebijakan AIPNI .. .. 33
C. Problem Based Learning(PBL) .. 34
1. DefinisiProblem Based Learning(PBL) .. 34
2. Tujuan Utama MetodeProblem Based Learning 35
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL .. 36
4. ProsesProblem Based Learning .. ... 37
5. Unsur-unsur dalamProblem Based Learning .. 38
6. Macam macam Tahap Kegiatan PBL .. 41
7. Kendala dalam PelaksanaanProblem Based Learning 44
D. Kerangka Teori .. ... 45
E. Penelitian Terkait .. 45
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep .. . 47
B. Definisi Operasional .. . 49
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .. . ... 52
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .. . 53
C. Instrumen Penelitian .. . .. 53
D. Populasi dan Sampel .. . . 55
1. Populasi .. . ... 55
2. Sampel 55
E. Pengumpulan Data .. 55
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 56
G. Pengolahan Data ... 58
viii
B. Karakteristik Responden .. 63
C. Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa terhadap Penerapan PBL... 64
BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden .. 71
1. Angkatan Tahun Pembelajaran . 71
2. Jenis Kelamin . 72
3. Tempat Tinggal ... 73
4. Kegiatan selain Kuliah 74
5. Indeks Prestasi Terakhir . 75
B. Gambaran Manajemen Waktu 75
C. Keterbatasan Penelitian 78
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 79
B. Saran 80
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Matrik Pengelolaan Waktu .. 31
Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan PBL .. 36
Tabel 2.3 Langkah Seven Jump PBL 41
Tabel 3.1 Definisi Operasional . 49
Tabel 4.1 Kisi Kisi Kuesioner Manajemen Waktu 54
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan
berdasarkan Karakteristik di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta ... 63
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan
berdasarkan Manajemen Waktu Belajar terhadap Penerapan PBL
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .. 64
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa
Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta .. 65
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan
berdasarkan Manajemen Waktu Belajar tiap Subvariabel di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta .. 67
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mahasiswa
Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang
Subvariabel Perencanaan Jangka Pendek 68
x
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mahasiswa
Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang
xi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Teori 45
xii
Lampiran 1 Surat Izin Uji Validitas & Reliabilitas
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 Penjelasan Penelitian untuk Responden
Lampiran 4 Lembar Persetujuan menjadi Responden
Lampiran 5 Kuesioner Penelitian
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen waktu merupakan masalah utama pada mahasiswa di
perguruan tinggi yang dapat mempengaruhi bagaimana mahasiswa dapat
mengelola waktu yang tersedia dan dapat mempertanggungjawabkan
akademik (Bunhomme dalam Mirzaei et al ., 2012). Mahasiswa dituntut
untuk dapat memiliki manajemen waktu yang baik, karena manajemen
waktu merupakan keahlian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap
mahasiswa (Liveris & Cavanagh, 2012). Sansgiry et al., (2006)
mendefinisikan manajemen waktu bagi mahasiswa merupakan
sekumpulan kemampuan bertingkah laku yang penting dimiliki dalam
mengelola pembelajaran dan beban kuliah.
Menurut Sansgiry et al., (2006) keterampilan manajemen waktu
bagi mahasiswa meliputi kegiatan seperti melakukan perencanaan,
memprioritaskan pekerjaan, persiapan ujian, dan mengikuti jadwal.
Prestasi akademik yang baik dapat dicapai dengan menyeimbangkan
manajemen waktu dan teknik belajar yang efektif. Menurut Kwan & Ko
(2002) Perilaku manajemen waktu yang baik seperti mengatur tujuan dan
prioritas kegiatan dapat memudahkan pekerjaan, meminimalkan stress,
bekerja menjadi lebih efektif, dan akademik yang sukses. Menggunakan
waktu lebih efektif memungkinkan mahasiswa keperawatan untuk
mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan
pribadi, menjadi lebih sukses dalam ujian, dan mempersiapkan diri pada
lingkungan klinis (Mirzaeiet al ., 2012).
Proses pembelajaran terkait manajemen waktu salah satunya
berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan di perguruan
tinggi. Paradigma pengajaran yang menitikberatkan pada pendidik dalam
mentransformasikan pengetahuan telah bergeser pada peran peserta didik
dalam mengembangkan peran dan kemampuan yang dimiliki. Kurikulum
di perguruan tinggi saat ini telah diubah dari kurikulum berbasis pada isi
(content) menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berdasarkan
SK Mendiknas No 232/U/2002.
Pengembangan mutu pembelajaran menuju kurikulum berbasis
kompetensi dalam hal ini tidak lagi berbentuk teacher- centered
content-oriented (TCCO) tetapi diganti dengan menggunakan prinsip student-centered learning (SCL). Proses pembelajaran yang menggunakan
pendekatan SCL menjadi salah satu pilihan dalam KBK (Kunaefi, 2008).
Tahun 2008 semua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia
mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan surat
keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang pemberlakuan Kurikulum
Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan, akan tetapi belum
semua program studi S1 keperawatan menerapkannya (AIPNI, 2010).
Perubahan paradigma metode pembelajaran berpusat pada peserta
didik telah diterapkan pada beberapa perguruan tinggi baik di dunia
maupun di Indonesia, salah satunya Universitas Islam Negeri Syarif
3
analitis, kreatif, berfikir kritis dan manajemen waktu dapat dilakukan
dengan pendekatan SCL yang salah satunya menggunakan metode
em d earning (PBL) atau studi kasus (Kunaefi, 2008).
em d earning (PBL) adalah metode pembelajaran yang
cocok digunakan pada mahasiswa kedokteran, keperawatan, farmasi,
manajemen, teknik, dan arsitektur (Boud & Felleti, 1998). Proses belajar
metode ini tidak lagi bersifat satu arah dan dosen hanya berperan sebagai
fasilitator bukan lagi pemberi materi seperti dalam metode tradisional atau
conventional. Metode ini juga menuntut mahasiswa untuk mempersiapkan
diri dengan berbekal materi-materi yang harus dibaca sebelum memasuki
kelas, sehingga metode ini menuntut mahasiswa untuk lebih aktif mencari
informasi. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga mahasiswa
menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat
memecahkan masalah tersebut (Nursalam & Efendi, 2008). Penelitian Lin
et al., (2010) menyatakan bahwa metode pembelajaran PBL efektif
dibandingkan dengan metodeconventional.
Menurut Emerald et al., (2013) terdapat keuntungan dan
kekurangan dalam metode PBL. Keuntungan dari metode PBL adalah
memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan pendapat
mahasiswa dari masalah dalam pembelajaran, meningkatkan keahlian
berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi, memudahkan dalam
mengingat kasus-kasus yang diberikan dan dapat memberikan informasi
baru. Kekurangan dari metode PBL adalah konsumsi waktu dan terdapat
Konsumsi waktu yang dimaksud adalah durasi selama mencari literatur,
mengumpulkan informasi baru, mempersiapkan presentasi dan kesulitan
dari PBL dimana mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk belajar.
Metode tersebut identik dengan metode pengajaran yang saat ini
baru diterapkan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) sejak
tahun 2012. Pada tahun 2006 awal mulanya program ini telah diterapkan
oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada Program Studi Pendidikan Dokter. Metode pengajaran yang
diterapkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program
Studi Ilmu Keperawatan sebelumnya adalah rata-rata metode tradisional
atau conventional yang berupa ceramah dan hanya bersifat satu arah
karena di dalam kelas mahasiswa hanya mendengarkan penjelasan materi
yang diberikan pengajar.
Proses belajar mandiri pada metode PBL dapat menghasilkan self
directed learning dalam belajar, diantaranya peningkatan pengetahuan,
keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu
menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu
(Gibbons, 2002). Self directed learningpenting karena dapat memberikan
mahasiswa kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk
mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan
karakter dan mempersiapkan mahasiswa untuk mempelajari seluruh
kehidupan mereka, self directed learning juga dapat mempersiapkan
5
(2007) self directed learning adalah proses dimana seorang individu
mengambil langkah inisiatif dalam mendiagnosis apa yang mereka
butuhkan dalam pembelajaran, desain pengalaman pembelajaran,
menempatkan sumber-sumber, dan mengevaluasi pembelajarannya.
Mahasiswa harus memiliki kemampuan penting yang digunakan
untuk mendukung self directed learning yaitu kemampuan self
management. Kemampuanself managementadalah kemampuan diri dalam
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran antara lain
pengaturan waktu, lingkungan belajar, emosi, dan hal-hal lainnya yang
berkaitan dengan pembelajaran. Kemampuan self management pada
penerapanself directed learning salah satunya adalah pemanfaatan waktu.
Pemanfaatan waktu oleh mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar
berkaitan dengan tanggung jawab pribadi mahasiswa (Hartono, 2011).
Pentingnya manajemen waktu yang baik akan menghasilkan
kesiapan menghadapi proses PBL secara maksimal karena dalam proses
PBL menggunakan self directed learning dimana seorang mahasiswa
dituntut untuk mampu mengatur waktu secara mandiri. Penelitian
Kocaman (2009) menyatakan bahwa seorang mahasiswa yang memiliki
manajemen waktu yang baik dalam mengikuti proses metode PBL akan
menghasilkan proses PBL secara maksimal. Penelitian Hartono (2011)
mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara pemanfaatan waktu pada
kegiatan mandiri dengan penerapan self directed learning pada metode
PBL. Seorang self directed learner dapat mengatur waktu sesuai dengan
lea rn
er dalam mengelola kegiatan belajar, dimana pemanfaatan waktu
merupakan salah satunya.
Penelitian Emerald t ale ., (2013) menyatakan bahwa metode PBL
efektif dilakukan pada mahasiswa kedokteran, dengan metode PBL dapat
memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan keahlian
berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi. Konsumsi waktu
dan terdapat mahasiswa yang dominan dan pasif ketika berdiskusi
merupakan kekurangan metode PBL. Konsumsi waktu yang dimaksud
adalah durasi selama mencari literatur, mengumpulkan informasi baru,
mempersiapkan presentasi dan kesulitan dari PBL dimana mahasiswa
membutuhkan waktu lebih untuk belajar.
Penelitian Altiok & Ustün (2013) menemukan bahwa penyebab
stress pada mahasiswa keperawatan disebabkan oleh ketidakmampuan
mengaturan waktu belajar dan waktu liburan. Pada mahasiswa
keperawatan dituntut untuk dapat mengelola waktu dengan baik dan dapat
menentukan prioritas khususnya dalam kegiatan akademik, seperti
mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, dapat mengatur waktu ketika
ujian dan tenggang waktu penilaian. Penentuan prioritas dapat juga
diterapkan nanti ketika mahasiswa keperawatan telah menjadi seorang
perawat, perawat dituntut untuk dapat memiliki kemampuan dalam
memilih prioritas mengenai kebutuhan dan kondisi yang lebih dibutuhkan
pasien dan memilih terhadap tugas mana yang harus dilakukan terlebih
dahulu dan tugas mana yang dapat didelegesikan pada orang lain (Siviter,
7
Hasil pengkajian data awal melalui penyebaran angket sebanyak 8
pertanyaan yang dilakukan pada tanggal 28 Maret 2014 pada 6 mahasiswa
Keperawatan UIN Jakarta tentang manajemen waktu mahasiswa
Keperawatan UIN Jakarta terhadap metode pembelajaran PBL didapatkan
data sebagai berikut: (i) Enam mahasiswa mengatakan merasa kurang tidur
dan waktu liburan mereka terganggu dikarenakan merasa terbebani
terhadap banyaknya tugas-tugas di kampus. (ii) Empat orang mahasiswa
mengatakan sering mengerjakan tugas secara deadline yang disebabkan
karena banyaknya tugas atau bertumpuknya dengan tugas lain sehingga
mereka lebih memilih tugas yang lebih cepat dikumpulkan terlebih dahulu,
sehingga tugas lain menjadi ditunda, sedangkan dua mahasiswa
mengatakan tidak. (iii) Enam mahasiswa berpendapat bahwa metode
pembelajaran PBL sangat bagus karena mahasiswa menjadi lebih aktif,
lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat berdasarkan referensi
yang sudah dibaca, dan mahasiswa menjadi memiliki keingintahuan yang
besar sehingga mampu menguasai materi dengan baik. (iv) Enam
mahasiswa berpendapat sistem PBL terlalu padat, sehingga mahasiswa
dituntut untuk dapat memahami materi - materi yang sudah ditentukan,
untuk deadline tugas yang waktunya singkat menjadi proses pengerjaan
tugas tidak maksimal karena dikejar waktu.
Hasil dari studi pendahuluan menggambarkan sebagian mahasiswa
belum memiliki manajemen waktu yang baik. Metode pembelajaran yang
baru diterapkan tahun 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
mahasiswa, karena adanya perubahan di berbagai sektor, baik dalam
tujuan pembelajaran, target pencapaian, peran mahasiswa serta pengajar,
dan lain-lain. Penerapan metode pembelajaran PBL ini dapat dinilai
memiliki pengaruh positif ataupun negatif pada hasil akademik tergantung
pada bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktunya sesuai jadwal yang
tersedia pada kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi. Oleh Karena itu,
penulis ingin mengetahui bagaimana manajemen waktu mahasiswa
keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran em d
earning (PBL) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
B. Rumusan Masalah
Perubahan metode pengajaran yang terjadi di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Ilmu Keperawatan
dari metode pengajaran tradisional atau conventional ke PBL membawa
pengaruh terhadap mahasiswa untuk aktif dan mampu melakukan
manajemen waktu yang tersedia pada kegiatan perkuliahan. Dampak dari
manajemen waktu yang baik terhadap kesiapan menghadapi proses metode
PBL dapat menghasilkan proses PBL yang maksimal dan hasil akademik
yang memuaskan.
Hasil dari studi pendahuluan menggambarkan sebagian mahasiswa
belum memiliki manajemen waktu yang baik, ditandai dengan: mahasiswa
yang mengeluh kurang tidur dan waktu liburan terganggu, sering
mengerjakan tugas secara deadline, deadline tugas dengan waktu singkat
menjadi proses pengerjaan tugas tidak maksimal. Penerapan metode PBL
9
tergantung bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktu pada jadwal
perkuliahan. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode PBL memberikan stimulus tersendiri bagi mahasiswa
untuk mampu mengelola waktu dengan baik, oleh karena itu peneliti
tertarik untuk mengambil judul penelitian Manajemen Waktu Belajar
Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode em d
earning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
penelitian:
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?
2. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan
dilihat dari angkatan tahun pembelajaran?
3. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan
dilihat dari jenis kelamin?
4. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan
dilihat dari tempat tinggal?
5. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan
dilihat dari kegiatan lain?
6. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan
dilihat dari indeks prestasi terakhir?
7. Bagaimana gambaran perencanaan jangka pendek mahasiswa
keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif
8. Bagaimana gambaran sikap terhadap waktu mahasiswa keperawatan
dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
9. Bagaimana gambaran perencanaan jangka panjang mahasiswa
keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta?
10. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan
dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa
Keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran !"em
#$% &d 'earning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui karakterisktik mahasiswa Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa
keperawatan dilihat dari angkatan tahun pembelajaran
3. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa
keperawatan dilihat dari jenis kelamin
4. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa
keperawatan dilihat dari tempat tinggal
5. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa
11
6. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa
keperawatan dilihat dari indeks prestasi terakhir
7. Mengetahui gambaran perencanaan jangka pendek mahasiswa
keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Mengetahui gambaran sikap terhadap waktu mahasiswa
keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9. Mengetahui gambaran perencanaan jangka panjang mahasiswa
keperawatan pada metode pembelajaran PBL di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa
keperawatan pada metode pembelajaran PBL di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Memberikan sumber informasi terkait manajemen waktu
mahasiswa dengan metode pembelajaran di Program Studi Ilmu
Keperawatan (PSIK) khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagi Institusi: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta
Penelitian ini memaparkan manajemen waktu mahasiswa terhadap
penerapan PBL, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan
manajemen waktu pada mahasiswa keperawatan sehingga
menghasilkan penampilan akademik yang baik serta lulusan yang
disiplin dan mandiri.
3. Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya
tentang bagaimana manajemen waktu pada mahasiswa pada metode
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk melihat gambaran
manajemen waktu belajar mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode
pembelajaran /0 123em4ased5earning (PBL). Pertama, dalam menggambarkan
penjelasan manajemen waktu, peneliti melakukan tinjauan kritis dari referensi
literatur penelitian. Literatur difokuskan pada kemampuan dan perilaku
manajemen waktu yang diidentifikasi pada pendidikan, mahasiswa, manajemen,
dan sistem pembelajaran. Artikel yang digunakan menggunakan database
penelitian ERIC, EBSCOHOST, OVID, dan referensi dari tinjauan manual. Kata
kunci yang digunakan dalam penelusuran diantaranya : time management, time
management and student, time management and nursing education, time managementinstrumen, time management questionnaire, problem based learning, Problem Based Learning and nursing education, dll. Fokus penelusuran pada
literatur yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris sampai tahun 2013.
Kedua, tahap kedua mengikuti proses dengan membatasi artikel jurnal
yang dipublikasikan sejak tahun 2003. Menggunakan kata kunci time
management, 6583 artikel jurnal dapat diidentifikasi, dari 6583 artikel, 60 abstrak
pada awalnya dipilih untuk dilakukan tinjauan lebih dalam. Dari 60 abstrak yang
diidentifikasi, 17 artikel dianggap sesuai kemudian setelah dibaca kembali lebih
dalam terdapat 12 artikel penelitian yang dianggap sesuai. Peneliti menambahkan
dengan menggunakan cara penelusuran manual didapatkan beberapa artikel
penelitian. Peneliti menambahkan pula dari beberapa buku yang terkait
manajemen dan pendidikan dalam keperawatan.
Tahap ketiga dalam melakukan penelusuran instrumen pengkajian
manajemen waktu yang difokuskan untuk mahasiswa melalui
www.searchedu.com//. Menggunakan kata kunci validity and reliability of time management questionnairedidapatkan hasil 2 instrumen yang dinilai cocok untuk
digunakan, Time Management Questionnaire (TMQ) dan College Student
Experiences Questionnaire(CSEQ).
A. Manajemen Waktu
1. Definisi Manajemen Waktu
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup
kegiatan planning, organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap
staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam,
2011). Menurut Siswanto dalam (Arifin et al., 2007) mendefinisikan
manjemen sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, permotivasian, dan pengendalian terhadap orang serta
mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Menurut Herujito (2001)
manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil
dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara
menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja.
Macan (1994) menyebutkan manajemen waktu sebagai pengaturan
diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan
15
selalu membuat prioritas menurut kepentingan, serta keinginan untuk
terorganisasi. Perilaku manajemen waktu dapat dilihat seperti mengatur
tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus
diselesaikan. Manajemen waktu dikarakteristikkan seperti mengatur
tujuan dan prioritas maupun pengaturan menggunakan waktu yang dapat
mengurangi stress (Alika, 2012), memberikan kontribusi untuk bekerja
dengan efektif dan akademik yang sukses (Kwan & Ko, 2002).
Manajemen waktu dapat disimpulkan merupakan pengaturan diri dalam
membuat suatu perencanaan, penjadwalan, menentukan prioritas menurut
kepentingan tanpa menunda-nunda pekerjaan dalam rangka mencapai
tujuan yang ditentukan.
2. Pengguna Manajemen Waktu
Pengguna manajemen waktu dari beberapa literatur banyak
menjelaskan dari domain pendidikan, seperti mengacu pada waktu dan
belajar di sekolah (Anand, 2007; Van der Meeret al ., 2010), manajemen
waktu dan kemampuan belajar bagi mahasiswa atau mahasiswa
keperawatan (Liveris & Cavanagh, 2012; Leung et al., 2011; Mirzaei et
al., 2012; Altiok & stün, 2013; Swart et al., 2010; Chiou-Fen Linet al,
2010), manajemen waktu untuk pendidik (Liveris & Cavanagh, 2012;
Cemaloglu & Filiz, 2010), dan manajemen waktu dengan bentuk
pembelajaran di sekolah (Kwan & Ko, 2002; Braket al., 2010).
Populasi yang diidentifikasi pada manajemen waktu diantaranya
populasi dengan program pelatihan manajemen waktu (Häfner&Stock,
a
l ., 2010; Jager et al , 2012), mahasiswa dengan belajar sistem online
(Braket al., 2010), mahasiswa keperawatan (Mirzaei et al., 2012; Altiok
& stün, 2013; Kocaman et al., 2009; Lin et al, 2010), mahasiswa
tekhnik (Swartet al., 2010) dan mahasiswa administrasi bisnis (Liveris &
Cavanagh, 2012). Fokus dari penelitian manajemen waktu juga telah
diperluas pada individu dari New York (Anand 2007), Hong Kong (Kwan
& Ko, 2002; Leunget al., 2011), Amerika Serikat (Ling & Rijmen,2011;
Braket al., 2010), Australia (Liveris & Cavanagh, 2012), Iran (Mirzaeiet
al., 2012), Turki (Altiok & stün, 2013; Kocaman et al., 2009), New
Zealand (Van der Meer et al., 2010), Afrika (Swartet al., 2010), Nigeria
(Alika, 2012), Jerman (Häfner & Stock, 2010), Taiwan (Wang et al.,
2010; Lin et al, 2010), Indonesia (Endriani & Nazriati, 2009;
Wahyuningsih & Santoso, 2013).
3. Studi Empiris Manajemen Waktu
Artikel penelitian terkait manajemen waktu pembelajaran didapatkan
20 artikel, beberapa artikel penelitian termasuk kuantitatif dan kualitatif.
Lima artikel penelitian menjelaskan perilaku dan praktik manajemen
waktu dari populasi yang spesifik dengan menggunakan metodologi
kualitatif (Liveris & Cavanagh, 2012; Mirzaei et al., 2012; Altiok &
stün, 2013; Van der Meeret al., 2010; Wahyuningsih & Santoso, 2013).
Sebelas studi menjelaskan perilaku atau praktik dalam hubungan terhadap
variabel lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran
mengatur diri sendiri (Anand, 2007; Ling &Rijmen, 2011; Brak et al.,
17
& Filiz, 2010; Wang et al ., 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009;
Endriani & Nazriati, 2009). Dua studi (Kwan & Ko, 2002; Lin et al,
2010) membandingkan keefektifan dari kemampuan manajemen waktu
antara model pembelajaranLearning to Learn (LL)denganNon-Learning
to Learn (Non-LL). Satu studi menjelaskan keefektifan dari program
pelatihan manajemen waktu (Häfner & Stock, 2010). Satu studi
menjelaskan keefektifan akitifitas co-kurikular pada pengetahuan
mahasiswa (Leung et al., 2011). Lebih dari setengah studi menjelaskan
pada universitas atau sampel dengan mahasiswa.
a) Studi Kualitatif Manajemen Waktu
Metodologi kualitatif manajemen waktu didapatkan pada lima
artikel penelitian. Lima artikel penelitian menjelaskan kemampuan
dan perilaku manajemen waktu dengan populasi yang lebih spesifik.
Liveris & Cavanagh (2012) menjelaskan cara mengatur waktu.
Analisis data dari transkrip interview yang dilakukukan pada enam
responden didapatkan hasil bahwa terdapat empat subkategori pada
responden. Subkategori pada responden diantaranya : pencarian
bantuan, manajemen waktu, lingkungan belajar, kesadaran diri
sendiri. Subkategori manajemen waktu, tiga responden menjelaskan
bagaimana membagi waktu yang terlalu padat, dua responden
mengatakan bahwa dapat mengerjakan tugas di waktu senggang
seperti hari minggu. Satu responden mengatakan bahwa tidak
mempunyai daftar jadwal tertentu, tetapi mengerjakan tugas ketika
Mirzaei et al ., (2012) menjelaskan bagaimana mahasiswa
keperawatan Iran mengelola waktu mereka sesuai dengan keadaan
dan kendala akademis mereka. Sampel dengan jumlah 21 responden
mengikuti tiga proses untuk manajemen waktu : manajemen waktu
searah, keseimbangan manajemen waktu, dan manajemen waktu
dengan batas akademik. Mahasiswa keperawatan selain memiliki
tanggung jawab dalam bidang akademik, juga memiliki tanggung
jawab dalam non akademik sehingga banyak mahasiswa merasakan
tidak memiliki cukup waktu dalam tugas akademik dan dapat
menimbulkan stress. Cara yang dilakukan responden untuk mencoba
mengurangi stress diantaranya : membuat jadwal kegiatan untuk
tugas akademik, meminimalisasi tugas non akademik, dan
mengintegrasikan tugas.
Altiok & stün (2013) menjelaskan mengenai sumber stress yang
dialami oleh mahasiswa keperawatan dengan sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah 15 mahasiswa keperawatan pada tahun
kedua perkuliahan. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa
sumber stress mahasiswa keperawatan pada tahun kedua perkuliahan
diantaranya terdapat empat kategori : praktik klinik, perkuliahan
teori di kampus, kehidupan sosial, karakter kepribadian. Kategori
dari karakter kepribadian mahasiswa itu sendiri berhubungan dengan
kurang percaya diri, tidak mampu mengontrol emosi, tidak mampu
mengatur waktu belajar dan waktu liburan, dan melebihkan-lebihkan
19
Van der Meer et al ., (2010) menjelaskan mengenai kesulitan
menajemen waktu pada mahasiswa yang memasuki tahun pertama
perkuliahan. Pada mahasiswa yang baru memasuki tahun pertama
perkuliahan perlu beradaptasi dari sistem pembelajaran di sekolah
dan perguruan tinggi. Manajemen waktu dan belajar mandiri dengan
jelas merupakan tantangan untuk mahasiswa tahun pertama.
Pengelolaan manajemen waktu yang baik untuk mahasiswa tahun
pertama seharusnya dibantu oleh pihak pengajar atau sosial support
lain dalam membantu mahasiswa untuk memberikan pengertian dan
ekspektasi yang berhubungan dengan manajemen waktu dan belajar
mandiri.
Wahyuningsih & Santoso, (2013) menjelaskan bagaimana
pengalaman mahasiswa S1 keperawatan dalam metode pembelajaran
dengan PBL. Sampel penelitian ini berjumlah 3 responden. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode PBL
mahasiswa menjadi lebih aktif. Pelaksanaan PBL di Universitas
Diponegoro dari tahap pertama hingga tahap ketujuh sudah dipahami
oleh mahasiswa. Kelebihan metode PBL adalah mampu untuk
memotivasi mahasiswa untuk belajar secara aktif sedangkan
kekurangannya metode PBL membutuhkan banyak waktu untuk
b) Studi Kuantitatif Manajemen Waktu
Penelusuran literatur didapatkan sebelas artikel penelitian
menjelaskan hubungan antara manajemen waktu dengan variabel
lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran
mengatur diri sendiri. Penelitian sebagian besar dilakukan pada
populasi perguruan tinggi dan beberapa artikel penelitian
menggunakan bentuk kuesioner untuk mengkaji manajemen waktu.
Penelitian Anand (2007) menjelaskan mengenai hubungan
bermain gvideoame dengan penampilan akademik. Penggunaan
S
cholastic Aptitude Test (SAT) dan Grade-Point Average (GPA)
digunakan untuk menilai penampilan akademik. Hasil didapatkan
jumlah waktu yang dihabiskan mahasiswa untuk bermain game
memiliki hubungan yang negatif terhadap skor GPA dan SAT.
semakin tinggi penggunaan video game, skor GPA dan SAT
semakin menurun. Waktu yang digunakan diluar penampilan
akademik seperti bermain game dapat mempengaruhi penampilan
akademik.
Ling & Rijmen (2011) menjelaskan mengenai penggunaan
Student360 (S360) dalam mengukur manajemen waktu. S360
memiliki 6 subskala :Persistence, estimating time, calendar, regrets,
impulsivity, and clean-desk.S360 Menggunakan skala likertdengan
36 soal, terdapat 19 pertanyaan negatif : 6 pada regrets, 6 pada
21
Hasil dari S360 valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang
a lp
ha cronbach 0,698-0828 pada tiap subskala.
Brak et al., (2010) menjelaskan mengenai seseorang yang
memiliki profil pembelajaran diri sendiri dalam lingkungan
pembelajaran online. Penelitian ini menggunakan Online
Self-Regulated Learning Questionnaire (OSLQ) dengan 24 item
pertanyaan skala likert. OSLQ terdapat 6 subskala : environment,
goal setting, time management, help seeking, task strategies, and self evaluation. Hasil dari penelitian dikategorikan : super self regulators, competent regulators, forethought-endorsing self-regulators, performance/ reflection sel-self-regulators, and non- or minimal self-regulators. Menghasilkan semakin rendah nilai OSLQ
semakin rendah penampilan akademik.
Bergaminet al.,(2009) meneliti hubungan antara mahasiswa yang
fleksibel dan seseorang yang memilikiself regulated learningdalam
pembelajaran. Hasil dari penelitian menyatakan mahasiswa yang
fleksibel memiliki waktu belajar dapat memiliki dampak positif
terhadap strategi belajar. Penelitian terdapat 13 pertanyaan dari 3
skala: flexibility of time management, flexibility of teacher contact,
flexibility of content.
Swart et al., (2010) meneliti hubungan antara keahlian
manajemen waktu dengan prestasi akademik pada mahasiswa
tekhnik dengan Design Project III (DES 3). Penelitian ini
menyatakan tidak ada hubungan secara statistik keahlian manajemen
waktu terhadap prestasi akademik karena di Universitas tersebut
telah menggunakan DES 3. Hasil dari penelitian, mahasiswa tekhnik
memiliki manajemen waktu yang buruk tetapi dengan menggunakan
DES 3 hasil dari prestasi akademik mahasiswa tekhnik bagus.
Alike (2012) melakukan penelitian mengenai sumber stress
mahasiswa S1. Sumber stress tertinggi pada mahasiswa S1 yaitu
kurangnya manajemen waktu yang disebabkan ketika malam
sebelum ujian mereka belajar sehingga besoknya mereka sakit.
Sumber stress yang lain diantara tidak adekuatnya fasilitas /
akomodasi, masalah kesehatan, masalah emosi, status sosial dan
ekonomi.
Cemaloglu & Filiz (2010) meneliti hubungan antara keahlian
manajemen waktu terhadap penampilan akademik mahasiswa yang
berpotensi terhadap kemampuan mengajar di fakultas pendidikan.
Hasil penelitian menyatakan ada hubungan positif antara keahlian
manajemen waktu dengan penampilan akademik.
Wang et al., (2010) meneliti mengenai manajemen waktu luang
berkontribusi terhadap kualitas hidup yang lebih baik. Penelitian ini
menghasilkan ada hubungan positif antara manajemen waktu luang
dengan kualitas hidup. Seorang mahasiswa yang mengatur waktu
luangnya dengan baik menuju kualitas hidup yang lebih baik. Alat
ukur dari penelitian ini menggunakan Time Management
23
Jager t al.,e (2012) melakukan penelitian mengenai motifasi,
strategi pembelajaran, partisipasi yang merupakan komponen self
regulated learning. Penelitian ini menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) dengan 81 item. Hasil dari
penelitian menyatakan terdapat hubungan antara motifasi, strategi
pembelajaran dan partisipasi pada mahasiswa, tetapi tidak semua
komponen tersebut cocok pada mahasiswa yang baru memasuki
tahun pertama perkuliahan.
Kocaman (2009) meneliti mengenai kesiapan mahasiswa
keperawatan dalam metode pembelajaran PBL. Menghasilkan bahwa
mahasiswa yang memasuki tahun pertama perkuliahan memiliki
tingkat kesiapan yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa
yang telah memasuki tahun kedua perkuliahan.
Endriani & Nazriati (2009) pendapat mahasiswa terhadap metode
pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Riau. Penelitian ini
menghasilkan bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan
pendapat positif terhadap metode pembelajaran PBL yang
diterapkan, tetapi terdapat pula beberapa mahasiswa yang belum
memiliki pemahaman yang baik menganai PBL.
c) Studi Keefektifan
Literatur review empiris yang telah diidentifikasi terdapat dua
artikel penelitian yang menjelaskan keefektifan manajemen waktu.
Kwan & Ko (2002) melakukan penelitian mengenai mahasiswa yang
terhadap pembelajaran pada mahasiswa bisnis dan tekhnik.
Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa mahasiswa yang berfokus
pada pembelajaran banyak waktu yang dihabiskan pada hal-hal
akademik.
Lin et al., (2010) yang difokuskan pada mahasiswa keperawatan
mendapatkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara model
pembelajaran PBL dengan conventional. Penelitian ini menyatakan
bahwa dengan metode PBL menghasilkan kepuasan dan berpikir
kritis pendidikan etik keperawatan menjadi lebih tinggi.
4. Instrumen Manajemen Waktu
Pada hasil penelusuran didapatkan dua instrumen untuk pengakajian
manajemen waktu yaitu dengan menggunakan alat ukur Time
Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire (CSEQ) (Alay & Kocak, 2002; Pace & Kuh, 1998). Pada
review artikel penelitian ditambah enam artikel penelitian yang
berhubungan dengan instrumen pengkajian (Ling &Rijmen, 2011; Braket
al., 2010; Van der Meer et al., 2010; Cemaloglu &Filiz, 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009).
a) Review Instrumen yang Tersedia
Pada literatur review yang diidentifikasi didapatkan 2 instrumen
yang tersedia melalui www.searchedu.com//, yaitu : Time
Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire(CSEQ) (Britton & Tesser, 1991; Pace &
25
Time Management Questionaire (Britton & Tesser, 1991)
dikembangkan untuk mengukur praktik manajemen waktu pada
mahasiswa dengan 5-poin skala Likert. Time Management
Questionaire memiliki 3 subskala : perencanaan jangka pendek,
sikap terhadap waktu, dan perencanaan jangka panjang. Kuisioner
ini memiliki nilai alpha cronbanch 0,8 yang menyatakan bahwa
kuisioner tersebut reliabel.
College Students Experiences Questionnaire (CSEQ: Pace &Kuh,
1998) untuk mengkaji mengenai bagaimana seorang mahasiswa
menghabiskan waktunya pada universitas, teman, kelas, aktifitas
sosial dan kebudayaan, aktifitas ekstrakurikular, dan menggunakan
fasilitas kampus seperti perpustakaan dan pusat kemahasiswaan.
b) Review Instrumen Berdasarkan Penelitian Terdahulu
Literatur review empiris yang telah diidentifikasi didapatkan
enam bentuk instrumen dari manajemen dan domain pendidikan
yang terlibat dalam manajemen waktu.
The Student360: Insight Program (S360) Time Management Scale
(Ling &Rijmen, 2011) dengan 6 subskala yang dikembangkan:
Persistence, estimating time, calendar, regrets, impulsivity, and clean-desk. Tiap subskala diukur oleh enam item mengenai perilaku
manajemen waktu secara spesifik berjumlah 36 pertanyaan dengan
19 pertanyaan negatif. Respon yang diukur dengan 4-poin skala
valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang alpha cronbach
0,698-0828 pada tiap subskala.
The Online Self-Regulated Learning Questionnaire (OSLQ: Brak et al., 2010) dengan 24 item skala dengan 5-poin skalalikert dengan
format nilai dari sangat setuju (5) sampai sangat tidak setuju (1).
Hasil dari faktor analisis menunjukkan The OSLQberisi 6 subskala:
struktur lingkungan, = 0.92; penetapan tujuan, = 0.82;
manajemen waktu, = 0.91; membantu pencarian, = 0.92; strategi
tugas, = 0.85; dan evaluasi diri, = 0.89.
The Readiness and Expectations Questionnaire (REQ: Van der
Meer et al., 2010) dengan cara sampel diminta untuk menjawab
sejumlah pertanyaan dalam 5 poin skala Likert (dari sangat tidak
setuju sampai sangat setuju ).
The Time Management Questionnaire (TMQ) scale yang
dikembangkan oleh Britton dan Tesser 1991 yang diterjemahkan
oleh orang Turki (Alay & Kocak,2002). Berikut faktor analisis, data
memiliki 3 subskala: perencanaan waktu (16 item, = .88), sikap
waktu (7 item, = .66), dan konsumen waktu (4 item, = .47).
Nilai alfa Cronbach dari total item = .87 (Allay & Kocak, 2002).
Modifikasi TMQ Turki digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara penampilan akademik mahasiswa dan manajemen waktu
(Necati Cemainght & Sevil Filiz, 2010).
The Self-Directed Learning Readiness (SDLR) (Kocaman, 2009)
27
(sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Instrumen memiliki 3
subskala: manajemen diri (13 item) yang berhubungan dengan
proses aktifitas pembelajaran, keinginan untuk pembelajaran (12
item) yang diasosiasikan dengan tanggung jawab dalam
pembelajaran, dan kontrol diri (15 item) berhubungan dengan
kontrol dari proses pembelajaran. Reliabilitas dengan koefisien 0.94
untuk total skala dan 0.87, 0.86, dan 0.88 untuk subskala. Minimum
skor untuk 40 skala item adalah 40 dengan maksimum skor 200.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu
Manajemen waktu seseorang bisa berbeda dengan orang yang lain
karena adanya faktor - faktor yang berpengaruh terhadap manajemen
waktu. Faktor - faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
a) Jenis Kelamin
Penelitian Macan dkk dalam Kusuma (2008) telah membuktikan
bahwa manajemen waktu mahasiswa perempuan lebih baik dari pada
laki - laki. Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa bila
perempuan mempunyai waktu luang, mereka lebih suka mengisinya
dengan mengerjakan berbagai pekerjaan ringan dari pada hanya santai
saja. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya
diisi dengan kegiatan. Berbeda dengan laki - laki yang lebih suka
mengisi waktu luangnya dengan tidur atau santai (Kartono dalam
Kusuma (2008)). Penelitian yang dilakukan oleh Anand (2007) di
New York menghasilkan laki - laki memiliki frekuensi lebih tinggi
b) Usia
Hasil penelitian Macan, dkk. dalam Kusuma (2008) juga
menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara usia dengan
manajemen waktu mahasiswa. Semakin tinggi usia mahasiswa,
semakin baik pula manajemen waktunya.
Menurut Hofer, dkk. dalam Kusuma (2008), ada tiga faktor yang
mempengaruhi manajemen waktu, yaitu:
1) Pengaturan diri (self -regulation)
Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur
waktunya dengan baik.
2) Motivasi
Seseorang yang bermotivasi tinggi memiiliki manajemen waktu
yang tinggi. Penelitian Vanteenkiste dkk dalam Kusuma (2008) yang
menunjukkan semakin tinggi motivasi internal seseorang, semakin
tinggi manajemen waktunya.
3) Pencapaian tujuan
Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur
waktunya dengan baik.
Menurut Britton & Tesser (1991) terdapat 3 komponen dalam
manajemen waktu :
1) Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang muncul untuk
mencakup berbagai item yang memerlukan perencanaan jangka
29
dengan jadwal harian atau mingguan, seperti membuat urutan jadwal
harian.
2) Sikap Waktu
Sikap terhadap waktu berhubungan dengan bagaimana seorang
mahasiswa merasakan efisiensi terhadap waktu yang digunakan,
bagaimana mengontrol waktu, dan bagaimana keahlian dalam
mengatur diri sendiri.
3) Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang yang berhubungan dengan pengaturan
tujuan jangka panjang yang diperlukan pengorganisasian dengan baik.
Menurut Mediana (2008) terdapat beberapa hambatan yang sering
dijumpai saat mengelola waktu, diantaranya adalah:
a) Suka menunda-nunda pekerjaan
Kebiasaan menunda - nunda pekerjaan membuat beberapadeadline
yang datang bersamaan diselesaikan dengan kurang maksimal.
b) Melanggardeadline dan target yang sudah ditentukan sendiri
Deadline dan target yang terlewat batas waktu biasanya berawal
dari perasaan masih banyak waktu luang yang tersedia. Pada mulanya
sesekali melanggar target kerja tidak akan merusak perencanaan yang
ada, dengan terus memaafkan diri akhirnya terjadi penumpukan dan
penundaan pekerjaan berikutnya.
Mood yang positif biasanya akan menghasilkan karya yang
maksimal. Perasaan ini menjadi ditunggu, sementara tugas tidak dapat
menunggu datangnya mood yang tepat. Akhirnya pekerjaan menjadi
tidak terselesaikan .
4) Strategi Manajemen Waktu
Menurut Rosita (2008) Ada beberapa strategi manajemen waktu.
Seseorang dapat meluangkan waktu kira-kira 10-15 menit untuk
mengelola jadwal kegiatan.
Strategi manajemen waktu menurut Rosita (2008), yaitu:
a) Membiasakan diri untuk menyiapkan daftar. Daftar ini berisi segala
sesuatu yang butuh untuk dilakukan dan memprioritaskan menurut
tingkat kepentingannya.
b) Merencanakan kegiatan tertentu dilakukan pada waktu tertentu pula.
Hal ini diperlukan disiplin diri.
c) Menemukan waktu bekerja yang optimal. Masing-masing orang
memiliki waktu optimal untuk menyelesaikan tugas-tugas secara
maksimal.
d) Memprioritaskan tugas - tugas berdasarkan tingkat kepentingannya
seperti vital, penting, harus dilakukan hari ini atau dapat dilakukan
besok.
e) Pengorganisasian. Seseorang perlu memilih atau mengatur lingkungan
dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, mungkin diperlukan
suasana atau lingkungan yang dipersyaratkan, misalnya harus bebas
31
atau kehadiran orang lain) atau interferensi lingkungan (music dan
kebisingan).
f) Pendelegasian. Seseorang perlu menentukan tugas - tugas atau
kegiatan - kegiatan yang memungkinkan untuk dapat dikerjakan oleh
orang lain.
g) Membedakan antara segera dan penting . Untuk dapat
membedakan hal ini dapat dilihat matrik pengelolaan waktu berikut
ini :
2. Pertemuan segera dengan
d
3. Menyetujui interupsi seperti memberikan info atau bantuan. 2. Melihat televisi pada waktu
istirahat.
3. Mengoperasikan internet bukan untuk alas an tertentu.
B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)
1. Profil AIPNI
AIPNI adalah sebuah lembaga yang menjembatani institusi
pendidikan ners atau perawat dalam rangka menjamin kualitas lulusan.
AIPNI adalah satu-satunya organisasi yang menaungi institusi pendidikan
Ners di Indonesia.
2. Sejarah AIPNI
AIPNI digagas oleh Dekan FIK Universitas Indonesia dalam suatu
pertemuan tanggal 29 Juni 2001 yang dihadiri oleh 16 institusi. Tujuan
pertemuan adalah untuk mengkonsolidasi diri dalam rangka menjamin
kualitas lulusan. Salah satu keputusan penting dalam pertemuan ini adalah
disepakati untuk membentuk wadah asosiasi yang kemudian disebut
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI).
Latar belakang pendirian wadah ini adalah keinginan yang kuat
untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas melalui penyelenggaraan
pendidikan yang berkualitas pula. Keinginan ini juga untuk menghadapi
tantangan akan belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan layanan
kesehatan yang berkualitas serta menghadapi dampak globalisasi.
Sebagai pengurus yang pertama AIPNI periode 2001-2005 adalah
Prof. Dra. Elly Nurachmah, DNSc., RN sebagai ketua, Drs. Murni
Hartanti S, SKp., MKes sebagai sekretaris dan Allenidekania, SKp., MN
sebagai bendahara. Asosiasi ini telah disahkan didepan akte Notaris No.
33
3. Visi Misi
a) Visi
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia memiliki visi menjadi
wadah institusi penyelenggara pendidikan yang berorientasi pada
upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, pengembangan teknologi
dan ilmu keperawatan melalui penyelenggaraan proses pendidikan
Ners yang berwawasan global.
b) Misi
1) Mewujudkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan Ners yang
baku dan berstandar nasional atau internasional bagi seluruh
anggotanya.
2) Menjamin terselenggaranya perkembangan keilmuwan, kualitas
sumber daya, dan kegiatan riset pada semua pusat pendidikan
Ners.
3) Mewujudkan suatu hubungan kerjasama yang setara dengan
institusi pendidikan Ners di Negara lain.
4) Mengendalikan pertumbuhan dan meningkatkan kualitas
pendidikan Ners di Indonesia.
4. Kebijakan AIPNI
Kebijakan yang dikeluarkan oleh AIPNI :
a) Surat keputusan No. 01/KEP/AIPNI/XII/2009 tentang Susunan
Pengurus AIPNI Periode 2009-2013.
b) Dengan semakin banyaknya anggota AIPNI yang tersebar di seluruh
003/SK/AIPNI/V/2008 terkait Regionalisasi Pembinaan Anggota
AIPNI.
c) Surat Keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang Pemberlakuan
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan.
d) Beberapa SK pemberhentian dengan hormat kepada beberapa
pengurus inti periode 2001-2005.
C. Problem Based Learning(PBL)
1. DefinisiProblem Based Learning(PBL)
PBL didefinisikan dalam banyak pengertian di berbagai literatur.
PBL secara umum lebih banyak digunakan pada pendekatan kontekstual
agar mampu mempelajari dan mengajarkan suatu pemecahan masalah
secara konkrit (Evenson & Hmelo, 2000).
Menurut Barrows (1996) menggambarkan 6 karakteristik utama
PBL:
a. Pembelajaran terpusat pada siswa.
b. Pada proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok kecil.
c. Fungsi pengajar adalah sebagai fasilitator atau pembimbing.
d. Masalah-masalah yang autentik hadir pada permulaan pelajaran,
sebelum persiapan atau pelajaran timbul.
e. Masalah-masalah yang timbul digunakan sebagai alat untuk
mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan dan kemampuan
p ro b lem
solving yang akhirnya dibutuhkan untuk memecahkan
masalah.
35
Menurut Boud dan Feletti (1998) PBL merupakan suatu
pendekatan untuk struktur kurikulum yang dapat meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam berlatih menghadapi masalah yang
dijadikan suatu stimulus untuk mempelajarinya. Rukmini 2006 dalam
(Endriani & Nazriati, 2009) lebih lanjut mendefinisikan PBL merupakan
suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan
bahan stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa
berdiskusi tentang masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue
atau pemecahan masalah dengan menggunakanproblem .
2. Tujuan Utama MetodeProblem Based Learning
Adanya PBL menghasilkan salah satu keterampilan yang
diharapkan oleh pendidik dapat melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi
dan berpikir secara sistematis. Masalah yang sering dihadapi berupa
kasus nyata ataupun telaah kasus yang digunakan sebagai stimulus dalam
pembelajaran tersebut menuntut mahasiswa untuk aktifsharing mengenai
informasi yang diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki
pengetahuan dan mengetahui konsep atas pengetahuan yang baru
kaitannya dengan kasus penyakit yang sering di temui diklinik
Tujuan utama dari metode PBL menurut Trauth (2006) adalah:
a) Mengembangkan kemampuan berfikir siswa atau
mengembangkan kemampuan berpendapat, termasuk dalam
hal ini kemampuan mengatasi masalah dan berpikir kritis.
b) Membantu siswa agar menjadi mandiri dan mampu menjadi
siswa yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dalam proses
belajar mengajar (belajar untuk belajar dan manajemen
belajar).
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL
Menurut Wood (2003) kelebihan dan kekurangan pada metode
PBL adalah:
Kelebihan Metode PBL Kekurangan Metode PBL
Berpusat pada mahasiswa: PBL membantu pembelajaran menjadi lebih aktif, meningkatkan pemahaman, dan ingatan mahasiswa serta perkembangan kemampuan pembelajaran sepanjang hidup.
Tutor yang tidak dapat mengajar: tutor yang sudah terbiasa dengan pengetahuan yang sudah didapati sedangkan tutor harus memahami pengetahuan baru yang didapat dalam proses PBL.
Kompeten secara umum: PBL memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan umum dan sikap yang bermanfaat untuk praktek mereka di masa depan.
Sumber daya manusia: membutuhkan lebih banyak tutor dalam proses diskusi.
Integrasi: PBL memfasilitasi kurikulum inti yang terintegrasi.
Sumber lain: sumber-sumber di perpustakaan harus disediakan lebih banyak karena diakses secara bersama.
37
Kelebihan Metode PBL Kekurangan Metode PBL
Motivasi: PBL menyenangkan bagi mahasiswa dan pembimbing, proses PBL mengharuskan seluruh mahasiswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran
Role model : mahasiswa
kemungkinan akan kurang mendapatkan contoh informasi serta inspirasi dari dosen yang selama ini dianggap sebagai role model
Pembelajaran mendalam: PBL membantu mengembangkan pembelajaran mendalam ( mahasiswa berinteraksi dengan materi pembelajaran yang berhubungan dengan konsep aktifitas sehari-hari, dan meningkatkan pemahaman mereka.
Informasi yang berlebih: mahasiswa menjadi ragu dan bingung terhadap sumber yang didapatkan karena informasi yang didapatkan terlalu banyak.
Pendekatan yang membangun: mahasiswa menggali pengetahuan terdahulu dan membangun konsep pengetahuan terkini.
4. ProsesProblem Based Learning
Barrows dan Tamblyn menyimpulkan proses PBL, sebagai berikut:
a) Masalah merupakan hal yang pertama ditemui siswa dalam proses
belajar, sebelum persiapan lainnya atau singkatnya proses belajar
telah terjadi saat itu.
b) Situasi dalam masalah dikenalkan kepada siswa dalam keadaan yang
sama dengan situasi sesungguhnya.
c) Para siswa bekerjasama dalam sebuah aturan yang memperolehkan
miliki dalam menyelesaikan masalah, lalu mengevaluasi, dan
menyesuaikannya dengan tingkatan belajar.
d) Adanya wilayah yang dibutuhkan dalam proses belajar dan
mengidentifikasi masalah dan adanya wilayah yang dapat digunakan
sebagai panduan belajar siswa secara individu.
e) Proses ini membutuhkan kemampuan dan pengatahuan yang akan
diterapkan kembali ke dalam masalah, untuk mengevaluasi
keefektifan proses belajar dan untuk menguatkan kembali proses
belajar.
f) Proses belajar yang terjadi dalam pengerjaan masalah dan dalam
belajar secara individu diringkan dan diintegrasikan kedalam
pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Barrows dan Tamblyn. 1990,
191-192).
5. Unsur - Unsur dalamProblem Based Learning
Buku Program Dasar Pendidikan Tinggi Universitas Indonesia
(PDPT UI) (2012) dijelaskan bahwa PBL merupakan metode belajar
yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.
Unsur - Unsur yang dibutuhkan dalam 78 9:;em< =>?d@earning
antara lain:
a) Permasalahan atau tugas (triggering problematauquestion)
Bentuk tugas atau masalah harus memiliki kriteria sebagai
39
1) Tidak mempunyai struktur yang jelas sehingga siswa
terdorong untuk membuat sejumlah hipotesis dan
mengkaji sebagai kemungkinan penyelasaian masalah.
Permasalahan yang kurang terstruktur ini sebaiknya
dirancang oleh pengajar, agar mahasiswa termotivasi dan
berkesampatan untuk secara bebas mencari informasi
sebanyak mungkin dari berbagai sumber.
2) Cukup kompleks dan ambigu sehingga mahasiswa
terdorong untuk menggunakan strategi - strategi
penyelasaian masalah dan keterampilan berpikir yang
tinggi seperti melakukan analisis dan sintesa, evaluasi, dan
pembentukan pengetahuan atau pemahaman baru.
3) Bermakna dan ada hubungan dengan kehidupan nyata
mahasiswa, sehingga mereka termotivasi untuk
mengarahkan dirinya sendiri dan menguji pengetahuan
atau pemahaman lama mereka dalam menyelesaikan tugas
tersebut.
b) Karakterisktik Kelompok
Penerapan metode ini dilakukan dengan cara
membagi mahasiswa ke dalam kelompok secara acak dan
heterogen yang terdiri dari 5 - 6 orang. Setiap kelas siswa
pengajar (dosen) dan asisten dosen atau mahasiswa tingkat
akhir yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya ataupun
hanya salah satunya. Tutor di dalam kelas hanya berperan
sebagai fasilitator dan pemandu siswa dalam menyelesaikan
masalah yang diberikan.
c) Sumber Belajar
Bahan bacaan atau informasi dari narasumber yang
dapat dijadikan acuan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas
atau permasalahan yang diberikan. Karena bentuk akan
memancing beragam pikiran, maka sumber belajar yang
tersedia juga diharapkan cukup bervariasi dan dalam jumlah
yang memadai.
d) Waktu Kegiatan
Waktu kegiatan disesuaikan dengan beban kurikulum
yang hendak dicapai. Tidak ada standar khusus mengenai
berapa estimasi waktu yang diberikan, tergantung pada