• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN WAKTU BELAJAR MAHASISWA

KEPERAWATAN DALAM MELAKSANAKAN METODE

PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) DI UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

NAILA FITRIAH 1110104000029

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

Nama :Naila Fitriah

Tempat, Tanggal Lahir :Jakarta, 13 April 1992

Jenis Kelamin :Perempuan

Agama :Islam

Status :Belum Menikah

Alamat :

Telepon/Hp :085715892224

Email : nelafitriah@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1998 2004 : MI. Manbaul Hidayah

2004 2007 : MTs. Al-Falah

2007 2010 : MA. Al-Falah

2010 2014 : S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Limo Rt. 003 Rw. 05 No. 2 Grogol

(7)

i

SCHOOL OF NURSING

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

STATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Undergraduate Thesis, July 2014

Naila Fitriah, NIM : 1110104000029

Time Management of Study of Nursing Student within Problem Based Learning (PBL) Method at State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

xii + 81 pages + 12 tables + 2 charts + 7 attachments

ABSTRACT

Application of Problem Based Learning (PBL) is a stimulation to student, because it is a new method at School of Nursing of State Islamic University Syarif Hidayatullah (UIN Syahid) Jakarta since year 2012. Student who has good time management will get maximal process and academic performance. This descriptive study was to determine characteristic and time management of nursing student within Problem Based Learning method in competency based curriculum. The study was taken from 85 nursing students of UIN Syahid grade 1 and 2, using time management questionnaire. Univariate analysis was performed on variables : grade, gender, domicile, another activities, academic index, time management include short-range planning, time attitude, and long-range planning. The result obtained 50.6% students has good time management which the higher percentage is on long-range planning that is 57.6%, and 49.4% students has poor time management which the higher percentage is on short-range planning that is 44.7%. Early introduce to PBL method is needed for first grade students.

(8)

ii

Skripsi, Juli 2014

Naila Fitriah, NIM : 1110104000029

Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

xii + 81 halaman + 12 tabel + 2 bagan + 7 lampiran

ABSTRAK

Penerapan Problem Based Learning (PBL) merupakan stimulus bagi mahasiswa karena baru diterapkan pada Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah (PSIK UIN Syahid) Jakarta sejak tahun 2012. Manajemen waktu yang baik pada PBL dapat menghasilkan proses PBL dan penampilan akademik yang maksimal. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif untuk menggambarkan karakteristik serta manajemen waktu mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode Problem Based Learning dalam kurikulum berbasis kompetensi. Responden penelitian berjumlah 85 mahasiswa PSIK UIN Syahid Jakarta. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner manajemen waktu. Analisis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel : angkatan, jenis kelamin, tempat tinggal, kegiatan selain kuliah, indeks prestasi, manajemen waktu meliputi perencanaan jangka pendek, sikap terhadap waktu dan perencanaan jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan 50,6% mahasiswa memiliki manajemen waktu yang baik dengan persentase tertinggi pada subvariabel perencanaan jangka panjang yaitu sebesar 57,6%, dan 49,4% mahasiswa memiliki manajemen waktu tidak baik dengan persentase tertinggi pada subvariabel perencanaan jangka pendek yaitu sebesar 44,7%. Pengenalan dini terkait metode PBL perlu diberikan pada mahasiswa keperawatan tingkat awal.

Kata Kunci :Problem Based Learning,Manajemen Waktu, Mahasiswa Keperawatan

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum. Wr. Wb

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan

Inayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Manajemen Waktu

Belajar Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode Problem Based Learning di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .Shalawat dan salam senantiasa kita junjungkan kehadirat Nabi Muhammad SAW.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, peneliti telah banyak mendapatkan

bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu, peneliti

ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. DR (hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp. And, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S. Kep. MKM, selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sekaligus

sebagai Dosen Pembimbing Akademik.

3. Bapak Karyadi, M. Kep, Ph. D, selaku Dosen Pembimbing pertama

yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama

penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB, selaku Dosen Pembimbing

kedua yang senantiasa memberikan waktu dan bimbingannya selama

(10)

iv

dalam Program Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga peneliti bisa

menempuh studi disini.

6. Saudara-saudaraku dalam naungan rumah CSS MoRA, baik CSS

MoRa Nasional maupun CSS MoRa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang memberikan semangat, inspirasi dan ilmu yang tak

henti-hentinya.

7. Segenap Staf bidang Akademik dan Administrasi FKIK dan Program

Studi Ilmu Keperawatan

8. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta,

Orang tua tercinta (Ibu Hj. Salamah dan Bapak (alm) H. Aselih) terima

kasih atas segala pengorbanan dan dukungan yang telah kau berikan

untukku, yang selalu menyayangiku, mengasihiku, terima kasih atas

doa yang telah engkau panjatkan untukku.

9. Kakak-kakak dan adik tersayang (Siti Kholilah, Taufik Hidayat,

Miftahussurur, Siti Barsisoh, Hamidah, Ka Trias, Ka Damai) yang

selalu memberikan semangat dan motivasi tiada hentinya kepada

peneliti.

10. Seseorang terkasih dan tercinta yang selalu memberikan do a,

motivasi, dan dukungannya selama penulisan skripsi ini.

11. Teman sepermainan My Rainbow (Desy, Fidah, Fitri, Nina) yang

(11)

v

12. Seluruh teman-temanku di Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan

2010 yang telah menjadi penyemangat kuliahku terima kasih atas

partisipasi kalian.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu alaikum. Wr. Wb

Jakarta, Juli 2014

(12)

vi

LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK . i

ABSTRACT ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN .. xii

DAFTAR LAMPIRAN . . xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang . 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian . . 10

1. Tujuan Umum . 10

2. Tujuan Khusus 10

D. Manfaat Penelitian ... . 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Waktu .. . 14

1. Definisi Manajemen Waktu ... . 14

2. Pengguna Manajemen Waktu . 15

(13)

vii

4. Instrumen Manajemen Waktu .. .. 24

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu 27

6. Strategi Manajemen Waktu .. . . 30

B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) 32

1. Profil AIPNI .. . 32

2. Sejarah AIPNI .. ... 32

3. Visi Misi .. ... 33

4. Kebijakan AIPNI .. .. 33

C. Problem Based Learning(PBL) .. 34

1. DefinisiProblem Based Learning(PBL) .. 34

2. Tujuan Utama MetodeProblem Based Learning 35

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL .. 36

4. ProsesProblem Based Learning .. ... 37

5. Unsur-unsur dalamProblem Based Learning .. 38

6. Macam macam Tahap Kegiatan PBL .. 41

7. Kendala dalam PelaksanaanProblem Based Learning 44

D. Kerangka Teori .. ... 45

E. Penelitian Terkait .. 45

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep .. . 47

B. Definisi Operasional .. . 49

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian .. . ... 52

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .. . 53

C. Instrumen Penelitian .. . .. 53

D. Populasi dan Sampel .. . . 55

1. Populasi .. . ... 55

2. Sampel 55

E. Pengumpulan Data .. 55

F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 56

G. Pengolahan Data ... 58

(14)

viii

B. Karakteristik Responden .. 63

C. Manajemen Waktu Belajar Mahasiswa terhadap Penerapan PBL... 64

BAB VI PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden .. 71

1. Angkatan Tahun Pembelajaran . 71

2. Jenis Kelamin . 72

3. Tempat Tinggal ... 73

4. Kegiatan selain Kuliah 74

5. Indeks Prestasi Terakhir . 75

B. Gambaran Manajemen Waktu 75

C. Keterbatasan Penelitian 78

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 79

B. Saran 80

(15)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Matrik Pengelolaan Waktu .. 31

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan PBL .. 36

Tabel 2.3 Langkah Seven Jump PBL 41

Tabel 3.1 Definisi Operasional . 49

Tabel 4.1 Kisi Kisi Kuesioner Manajemen Waktu 54

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan

berdasarkan Karakteristik di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta ... 63

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan

berdasarkan Manajemen Waktu Belajar terhadap Penerapan PBL

di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .. 64

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Mahasiswa

Keperawatan berdasarkan Manajemen Waktu Belajar di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta .. 65

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan

berdasarkan Manajemen Waktu Belajar tiap Subvariabel di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta .. 67

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mahasiswa

Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang

Subvariabel Perencanaan Jangka Pendek 68

(16)

x

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Mahasiswa

Keperawatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang

(17)

xi

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori 45

(18)

xii

Lampiran 1 Surat Izin Uji Validitas & Reliabilitas

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian

Lampiran 3 Penjelasan Penelitian untuk Responden

Lampiran 4 Lembar Persetujuan menjadi Responden

Lampiran 5 Kuesioner Penelitian

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen waktu merupakan masalah utama pada mahasiswa di

perguruan tinggi yang dapat mempengaruhi bagaimana mahasiswa dapat

mengelola waktu yang tersedia dan dapat mempertanggungjawabkan

akademik (Bunhomme dalam Mirzaei et al ., 2012). Mahasiswa dituntut

untuk dapat memiliki manajemen waktu yang baik, karena manajemen

waktu merupakan keahlian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap

mahasiswa (Liveris & Cavanagh, 2012). Sansgiry et al., (2006)

mendefinisikan manajemen waktu bagi mahasiswa merupakan

sekumpulan kemampuan bertingkah laku yang penting dimiliki dalam

mengelola pembelajaran dan beban kuliah.

Menurut Sansgiry et al., (2006) keterampilan manajemen waktu

bagi mahasiswa meliputi kegiatan seperti melakukan perencanaan,

memprioritaskan pekerjaan, persiapan ujian, dan mengikuti jadwal.

Prestasi akademik yang baik dapat dicapai dengan menyeimbangkan

manajemen waktu dan teknik belajar yang efektif. Menurut Kwan & Ko

(2002) Perilaku manajemen waktu yang baik seperti mengatur tujuan dan

prioritas kegiatan dapat memudahkan pekerjaan, meminimalkan stress,

bekerja menjadi lebih efektif, dan akademik yang sukses. Menggunakan

waktu lebih efektif memungkinkan mahasiswa keperawatan untuk

mencapai keseimbangan yang lebih baik antara pekerjaan dan kehidupan

(20)

pribadi, menjadi lebih sukses dalam ujian, dan mempersiapkan diri pada

lingkungan klinis (Mirzaeiet al ., 2012).

Proses pembelajaran terkait manajemen waktu salah satunya

berhubungan dengan metode pembelajaran yang digunakan di perguruan

tinggi. Paradigma pengajaran yang menitikberatkan pada pendidik dalam

mentransformasikan pengetahuan telah bergeser pada peran peserta didik

dalam mengembangkan peran dan kemampuan yang dimiliki. Kurikulum

di perguruan tinggi saat ini telah diubah dari kurikulum berbasis pada isi

(content) menjadi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) berdasarkan

SK Mendiknas No 232/U/2002.

Pengembangan mutu pembelajaran menuju kurikulum berbasis

kompetensi dalam hal ini tidak lagi berbentuk teacher- centered

content-oriented (TCCO) tetapi diganti dengan menggunakan prinsip student-centered learning (SCL). Proses pembelajaran yang menggunakan

pendekatan SCL menjadi salah satu pilihan dalam KBK (Kunaefi, 2008).

Tahun 2008 semua Program Studi S1 Ilmu Keperawatan di Indonesia

mulai menerapkan kurikulum berbasis kompetensi sesuai dengan surat

keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang pemberlakuan Kurikulum

Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan, akan tetapi belum

semua program studi S1 keperawatan menerapkannya (AIPNI, 2010).

Perubahan paradigma metode pembelajaran berpusat pada peserta

didik telah diterapkan pada beberapa perguruan tinggi baik di dunia

maupun di Indonesia, salah satunya Universitas Islam Negeri Syarif

(21)

3

analitis, kreatif, berfikir kritis dan manajemen waktu dapat dilakukan

dengan pendekatan SCL yang salah satunya menggunakan metode

em d earning (PBL) atau studi kasus (Kunaefi, 2008).

em d earning (PBL) adalah metode pembelajaran yang

cocok digunakan pada mahasiswa kedokteran, keperawatan, farmasi,

manajemen, teknik, dan arsitektur (Boud & Felleti, 1998). Proses belajar

metode ini tidak lagi bersifat satu arah dan dosen hanya berperan sebagai

fasilitator bukan lagi pemberi materi seperti dalam metode tradisional atau

conventional. Metode ini juga menuntut mahasiswa untuk mempersiapkan

diri dengan berbekal materi-materi yang harus dibaca sebelum memasuki

kelas, sehingga metode ini menuntut mahasiswa untuk lebih aktif mencari

informasi. Masalah diajukan sedemikian rupa sehingga mahasiswa

menemukan kebutuhan belajar yang diperlukan agar mereka dapat

memecahkan masalah tersebut (Nursalam & Efendi, 2008). Penelitian Lin

et al., (2010) menyatakan bahwa metode pembelajaran PBL efektif

dibandingkan dengan metodeconventional.

Menurut Emerald et al., (2013) terdapat keuntungan dan

kekurangan dalam metode PBL. Keuntungan dari metode PBL adalah

memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan pendapat

mahasiswa dari masalah dalam pembelajaran, meningkatkan keahlian

berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi, memudahkan dalam

mengingat kasus-kasus yang diberikan dan dapat memberikan informasi

baru. Kekurangan dari metode PBL adalah konsumsi waktu dan terdapat

(22)

Konsumsi waktu yang dimaksud adalah durasi selama mencari literatur,

mengumpulkan informasi baru, mempersiapkan presentasi dan kesulitan

dari PBL dimana mahasiswa membutuhkan waktu lebih untuk belajar.

Metode tersebut identik dengan metode pengajaran yang saat ini

baru diterapkan oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) sejak

tahun 2012. Pada tahun 2006 awal mulanya program ini telah diterapkan

oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada Program Studi Pendidikan Dokter. Metode pengajaran yang

diterapkan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program

Studi Ilmu Keperawatan sebelumnya adalah rata-rata metode tradisional

atau conventional yang berupa ceramah dan hanya bersifat satu arah

karena di dalam kelas mahasiswa hanya mendengarkan penjelasan materi

yang diberikan pengajar.

Proses belajar mandiri pada metode PBL dapat menghasilkan self

directed learning dalam belajar, diantaranya peningkatan pengetahuan,

keahlian, prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu

menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu

(Gibbons, 2002). Self directed learningpenting karena dapat memberikan

mahasiswa kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk

mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan

karakter dan mempersiapkan mahasiswa untuk mempelajari seluruh

kehidupan mereka, self directed learning juga dapat mempersiapkan

(23)

5

(2007) self directed learning adalah proses dimana seorang individu

mengambil langkah inisiatif dalam mendiagnosis apa yang mereka

butuhkan dalam pembelajaran, desain pengalaman pembelajaran,

menempatkan sumber-sumber, dan mengevaluasi pembelajarannya.

Mahasiswa harus memiliki kemampuan penting yang digunakan

untuk mendukung self directed learning yaitu kemampuan self

management. Kemampuanself managementadalah kemampuan diri dalam

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran antara lain

pengaturan waktu, lingkungan belajar, emosi, dan hal-hal lainnya yang

berkaitan dengan pembelajaran. Kemampuan self management pada

penerapanself directed learning salah satunya adalah pemanfaatan waktu.

Pemanfaatan waktu oleh mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar

berkaitan dengan tanggung jawab pribadi mahasiswa (Hartono, 2011).

Pentingnya manajemen waktu yang baik akan menghasilkan

kesiapan menghadapi proses PBL secara maksimal karena dalam proses

PBL menggunakan self directed learning dimana seorang mahasiswa

dituntut untuk mampu mengatur waktu secara mandiri. Penelitian

Kocaman (2009) menyatakan bahwa seorang mahasiswa yang memiliki

manajemen waktu yang baik dalam mengikuti proses metode PBL akan

menghasilkan proses PBL secara maksimal. Penelitian Hartono (2011)

mengemukakan bahwa terdapat hubungan antara pemanfaatan waktu pada

kegiatan mandiri dengan penerapan self directed learning pada metode

PBL. Seorang self directed learner dapat mengatur waktu sesuai dengan

(24)

lea rn

er dalam mengelola kegiatan belajar, dimana pemanfaatan waktu

merupakan salah satunya.

Penelitian Emerald t ale ., (2013) menyatakan bahwa metode PBL

efektif dilakukan pada mahasiswa kedokteran, dengan metode PBL dapat

memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri, meningkatkan keahlian

berpikir kritis, meningkatkan keahlian berkomunikasi. Konsumsi waktu

dan terdapat mahasiswa yang dominan dan pasif ketika berdiskusi

merupakan kekurangan metode PBL. Konsumsi waktu yang dimaksud

adalah durasi selama mencari literatur, mengumpulkan informasi baru,

mempersiapkan presentasi dan kesulitan dari PBL dimana mahasiswa

membutuhkan waktu lebih untuk belajar.

Penelitian Altiok & Ustün (2013) menemukan bahwa penyebab

stress pada mahasiswa keperawatan disebabkan oleh ketidakmampuan

mengaturan waktu belajar dan waktu liburan. Pada mahasiswa

keperawatan dituntut untuk dapat mengelola waktu dengan baik dan dapat

menentukan prioritas khususnya dalam kegiatan akademik, seperti

mengumpulkan tugas dengan tepat waktu, dapat mengatur waktu ketika

ujian dan tenggang waktu penilaian. Penentuan prioritas dapat juga

diterapkan nanti ketika mahasiswa keperawatan telah menjadi seorang

perawat, perawat dituntut untuk dapat memiliki kemampuan dalam

memilih prioritas mengenai kebutuhan dan kondisi yang lebih dibutuhkan

pasien dan memilih terhadap tugas mana yang harus dilakukan terlebih

dahulu dan tugas mana yang dapat didelegesikan pada orang lain (Siviter,

(25)

7

Hasil pengkajian data awal melalui penyebaran angket sebanyak 8

pertanyaan yang dilakukan pada tanggal 28 Maret 2014 pada 6 mahasiswa

Keperawatan UIN Jakarta tentang manajemen waktu mahasiswa

Keperawatan UIN Jakarta terhadap metode pembelajaran PBL didapatkan

data sebagai berikut: (i) Enam mahasiswa mengatakan merasa kurang tidur

dan waktu liburan mereka terganggu dikarenakan merasa terbebani

terhadap banyaknya tugas-tugas di kampus. (ii) Empat orang mahasiswa

mengatakan sering mengerjakan tugas secara deadline yang disebabkan

karena banyaknya tugas atau bertumpuknya dengan tugas lain sehingga

mereka lebih memilih tugas yang lebih cepat dikumpulkan terlebih dahulu,

sehingga tugas lain menjadi ditunda, sedangkan dua mahasiswa

mengatakan tidak. (iii) Enam mahasiswa berpendapat bahwa metode

pembelajaran PBL sangat bagus karena mahasiswa menjadi lebih aktif,

lebih percaya diri dalam menyampaikan pendapat berdasarkan referensi

yang sudah dibaca, dan mahasiswa menjadi memiliki keingintahuan yang

besar sehingga mampu menguasai materi dengan baik. (iv) Enam

mahasiswa berpendapat sistem PBL terlalu padat, sehingga mahasiswa

dituntut untuk dapat memahami materi - materi yang sudah ditentukan,

untuk deadline tugas yang waktunya singkat menjadi proses pengerjaan

tugas tidak maksimal karena dikejar waktu.

Hasil dari studi pendahuluan menggambarkan sebagian mahasiswa

belum memiliki manajemen waktu yang baik. Metode pembelajaran yang

baru diterapkan tahun 2012 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

(26)

mahasiswa, karena adanya perubahan di berbagai sektor, baik dalam

tujuan pembelajaran, target pencapaian, peran mahasiswa serta pengajar,

dan lain-lain. Penerapan metode pembelajaran PBL ini dapat dinilai

memiliki pengaruh positif ataupun negatif pada hasil akademik tergantung

pada bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktunya sesuai jadwal yang

tersedia pada kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi. Oleh Karena itu,

penulis ingin mengetahui bagaimana manajemen waktu mahasiswa

keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran em d

earning (PBL) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Rumusan Masalah

Perubahan metode pengajaran yang terjadi di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Program Studi Ilmu Keperawatan

dari metode pengajaran tradisional atau conventional ke PBL membawa

pengaruh terhadap mahasiswa untuk aktif dan mampu melakukan

manajemen waktu yang tersedia pada kegiatan perkuliahan. Dampak dari

manajemen waktu yang baik terhadap kesiapan menghadapi proses metode

PBL dapat menghasilkan proses PBL yang maksimal dan hasil akademik

yang memuaskan.

Hasil dari studi pendahuluan menggambarkan sebagian mahasiswa

belum memiliki manajemen waktu yang baik, ditandai dengan: mahasiswa

yang mengeluh kurang tidur dan waktu liburan terganggu, sering

mengerjakan tugas secara deadline, deadline tugas dengan waktu singkat

menjadi proses pengerjaan tugas tidak maksimal. Penerapan metode PBL

(27)

9

tergantung bagaimana mahasiswa dapat mengatur waktu pada jadwal

perkuliahan. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode PBL memberikan stimulus tersendiri bagi mahasiswa

untuk mampu mengelola waktu dengan baik, oleh karena itu peneliti

tertarik untuk mengambil judul penelitian Manajemen Waktu Belajar

Mahasiswa Keperawatan dalam Melaksanakan Metode em d

earning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta .

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa pertanyaan

penelitian:

1. Bagaimana karakteristik mahasiswa Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta?

2. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan

dilihat dari angkatan tahun pembelajaran?

3. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan

dilihat dari jenis kelamin?

4. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan

dilihat dari tempat tinggal?

5. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan

dilihat dari kegiatan lain?

6. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan

dilihat dari indeks prestasi terakhir?

7. Bagaimana gambaran perencanaan jangka pendek mahasiswa

keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif

(28)

8. Bagaimana gambaran sikap terhadap waktu mahasiswa keperawatan

dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

9. Bagaimana gambaran perencanaan jangka panjang mahasiswa

keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta?

10. Bagaimana gambaran manajemen waktu mahasiswa keperawatan

dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran manajemen waktu belajar mahasiswa

Keperawatan dalam melaksanakan metode pembelajaran !"em

#$% &d 'earning (PBL) di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakterisktik mahasiswa Keperawatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa

keperawatan dilihat dari angkatan tahun pembelajaran

3. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa

keperawatan dilihat dari jenis kelamin

4. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa

keperawatan dilihat dari tempat tinggal

5. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa

(29)

11

6. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa

keperawatan dilihat dari indeks prestasi terakhir

7. Mengetahui gambaran perencanaan jangka pendek mahasiswa

keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

8. Mengetahui gambaran sikap terhadap waktu mahasiswa

keperawatan dengan metode pembelajaran PBL di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

9. Mengetahui gambaran perencanaan jangka panjang mahasiswa

keperawatan pada metode pembelajaran PBL di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

10. Mengetahui gambaran manajemen waktu mahasiswa

keperawatan pada metode pembelajaran PBL di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Mahasiswa Keperawatan

Memberikan sumber informasi terkait manajemen waktu

mahasiswa dengan metode pembelajaran di Program Studi Ilmu

Keperawatan (PSIK) khususnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bagi Institusi: Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatulla Jakarta

Penelitian ini memaparkan manajemen waktu mahasiswa terhadap

penerapan PBL, sehingga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan

(30)

manajemen waktu pada mahasiswa keperawatan sehingga

menghasilkan penampilan akademik yang baik serta lulusan yang

disiplin dan mandiri.

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya

tentang bagaimana manajemen waktu pada mahasiswa pada metode

(31)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk melihat gambaran

manajemen waktu belajar mahasiswa keperawatan dalam melaksanakan metode

pembelajaran /0 123em4ased5earning (PBL). Pertama, dalam menggambarkan

penjelasan manajemen waktu, peneliti melakukan tinjauan kritis dari referensi

literatur penelitian. Literatur difokuskan pada kemampuan dan perilaku

manajemen waktu yang diidentifikasi pada pendidikan, mahasiswa, manajemen,

dan sistem pembelajaran. Artikel yang digunakan menggunakan database

penelitian ERIC, EBSCOHOST, OVID, dan referensi dari tinjauan manual. Kata

kunci yang digunakan dalam penelusuran diantaranya : time management, time

management and student, time management and nursing education, time managementinstrumen, time management questionnaire, problem based learning, Problem Based Learning and nursing education, dll. Fokus penelusuran pada

literatur yang dipublikasikan dalam bahasa Inggris sampai tahun 2013.

Kedua, tahap kedua mengikuti proses dengan membatasi artikel jurnal

yang dipublikasikan sejak tahun 2003. Menggunakan kata kunci time

management, 6583 artikel jurnal dapat diidentifikasi, dari 6583 artikel, 60 abstrak

pada awalnya dipilih untuk dilakukan tinjauan lebih dalam. Dari 60 abstrak yang

diidentifikasi, 17 artikel dianggap sesuai kemudian setelah dibaca kembali lebih

dalam terdapat 12 artikel penelitian yang dianggap sesuai. Peneliti menambahkan

dengan menggunakan cara penelusuran manual didapatkan beberapa artikel

(32)

penelitian. Peneliti menambahkan pula dari beberapa buku yang terkait

manajemen dan pendidikan dalam keperawatan.

Tahap ketiga dalam melakukan penelusuran instrumen pengkajian

manajemen waktu yang difokuskan untuk mahasiswa melalui

www.searchedu.com//. Menggunakan kata kunci validity and reliability of time management questionnairedidapatkan hasil 2 instrumen yang dinilai cocok untuk

digunakan, Time Management Questionnaire (TMQ) dan College Student

Experiences Questionnaire(CSEQ).

A. Manajemen Waktu

1. Definisi Manajemen Waktu

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif

dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup

kegiatan planning, organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap

staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam,

2011). Menurut Siswanto dalam (Arifin et al., 2007) mendefinisikan

manjemen sebagai seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, permotivasian, dan pengendalian terhadap orang serta

mekanisme kerja untuk mencapai tujuan. Menurut Herujito (2001)

manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara

menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja.

Macan (1994) menyebutkan manajemen waktu sebagai pengaturan

diri dalam menggunakan waktu seefektif dan seefisien mungkin dengan

(33)

15

selalu membuat prioritas menurut kepentingan, serta keinginan untuk

terorganisasi. Perilaku manajemen waktu dapat dilihat seperti mengatur

tempat kerja dan tidak menunda-nunda pekerjaan yang harus

diselesaikan. Manajemen waktu dikarakteristikkan seperti mengatur

tujuan dan prioritas maupun pengaturan menggunakan waktu yang dapat

mengurangi stress (Alika, 2012), memberikan kontribusi untuk bekerja

dengan efektif dan akademik yang sukses (Kwan & Ko, 2002).

Manajemen waktu dapat disimpulkan merupakan pengaturan diri dalam

membuat suatu perencanaan, penjadwalan, menentukan prioritas menurut

kepentingan tanpa menunda-nunda pekerjaan dalam rangka mencapai

tujuan yang ditentukan.

2. Pengguna Manajemen Waktu

Pengguna manajemen waktu dari beberapa literatur banyak

menjelaskan dari domain pendidikan, seperti mengacu pada waktu dan

belajar di sekolah (Anand, 2007; Van der Meeret al ., 2010), manajemen

waktu dan kemampuan belajar bagi mahasiswa atau mahasiswa

keperawatan (Liveris & Cavanagh, 2012; Leung et al., 2011; Mirzaei et

al., 2012; Altiok & stün, 2013; Swart et al., 2010; Chiou-Fen Linet al,

2010), manajemen waktu untuk pendidik (Liveris & Cavanagh, 2012;

Cemaloglu & Filiz, 2010), dan manajemen waktu dengan bentuk

pembelajaran di sekolah (Kwan & Ko, 2002; Braket al., 2010).

Populasi yang diidentifikasi pada manajemen waktu diantaranya

populasi dengan program pelatihan manajemen waktu (Häfner&Stock,

(34)

a

l ., 2010; Jager et al , 2012), mahasiswa dengan belajar sistem online

(Braket al., 2010), mahasiswa keperawatan (Mirzaei et al., 2012; Altiok

& stün, 2013; Kocaman et al., 2009; Lin et al, 2010), mahasiswa

tekhnik (Swartet al., 2010) dan mahasiswa administrasi bisnis (Liveris &

Cavanagh, 2012). Fokus dari penelitian manajemen waktu juga telah

diperluas pada individu dari New York (Anand 2007), Hong Kong (Kwan

& Ko, 2002; Leunget al., 2011), Amerika Serikat (Ling & Rijmen,2011;

Braket al., 2010), Australia (Liveris & Cavanagh, 2012), Iran (Mirzaeiet

al., 2012), Turki (Altiok & stün, 2013; Kocaman et al., 2009), New

Zealand (Van der Meer et al., 2010), Afrika (Swartet al., 2010), Nigeria

(Alika, 2012), Jerman (Häfner & Stock, 2010), Taiwan (Wang et al.,

2010; Lin et al, 2010), Indonesia (Endriani & Nazriati, 2009;

Wahyuningsih & Santoso, 2013).

3. Studi Empiris Manajemen Waktu

Artikel penelitian terkait manajemen waktu pembelajaran didapatkan

20 artikel, beberapa artikel penelitian termasuk kuantitatif dan kualitatif.

Lima artikel penelitian menjelaskan perilaku dan praktik manajemen

waktu dari populasi yang spesifik dengan menggunakan metodologi

kualitatif (Liveris & Cavanagh, 2012; Mirzaei et al., 2012; Altiok &

stün, 2013; Van der Meeret al., 2010; Wahyuningsih & Santoso, 2013).

Sebelas studi menjelaskan perilaku atau praktik dalam hubungan terhadap

variabel lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran

mengatur diri sendiri (Anand, 2007; Ling &Rijmen, 2011; Brak et al.,

(35)

17

& Filiz, 2010; Wang et al ., 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009;

Endriani & Nazriati, 2009). Dua studi (Kwan & Ko, 2002; Lin et al,

2010) membandingkan keefektifan dari kemampuan manajemen waktu

antara model pembelajaranLearning to Learn (LL)denganNon-Learning

to Learn (Non-LL). Satu studi menjelaskan keefektifan dari program

pelatihan manajemen waktu (Häfner & Stock, 2010). Satu studi

menjelaskan keefektifan akitifitas co-kurikular pada pengetahuan

mahasiswa (Leung et al., 2011). Lebih dari setengah studi menjelaskan

pada universitas atau sampel dengan mahasiswa.

a) Studi Kualitatif Manajemen Waktu

Metodologi kualitatif manajemen waktu didapatkan pada lima

artikel penelitian. Lima artikel penelitian menjelaskan kemampuan

dan perilaku manajemen waktu dengan populasi yang lebih spesifik.

Liveris & Cavanagh (2012) menjelaskan cara mengatur waktu.

Analisis data dari transkrip interview yang dilakukukan pada enam

responden didapatkan hasil bahwa terdapat empat subkategori pada

responden. Subkategori pada responden diantaranya : pencarian

bantuan, manajemen waktu, lingkungan belajar, kesadaran diri

sendiri. Subkategori manajemen waktu, tiga responden menjelaskan

bagaimana membagi waktu yang terlalu padat, dua responden

mengatakan bahwa dapat mengerjakan tugas di waktu senggang

seperti hari minggu. Satu responden mengatakan bahwa tidak

mempunyai daftar jadwal tertentu, tetapi mengerjakan tugas ketika

(36)

Mirzaei et al ., (2012) menjelaskan bagaimana mahasiswa

keperawatan Iran mengelola waktu mereka sesuai dengan keadaan

dan kendala akademis mereka. Sampel dengan jumlah 21 responden

mengikuti tiga proses untuk manajemen waktu : manajemen waktu

searah, keseimbangan manajemen waktu, dan manajemen waktu

dengan batas akademik. Mahasiswa keperawatan selain memiliki

tanggung jawab dalam bidang akademik, juga memiliki tanggung

jawab dalam non akademik sehingga banyak mahasiswa merasakan

tidak memiliki cukup waktu dalam tugas akademik dan dapat

menimbulkan stress. Cara yang dilakukan responden untuk mencoba

mengurangi stress diantaranya : membuat jadwal kegiatan untuk

tugas akademik, meminimalisasi tugas non akademik, dan

mengintegrasikan tugas.

Altiok & stün (2013) menjelaskan mengenai sumber stress yang

dialami oleh mahasiswa keperawatan dengan sampel yang digunakan

pada penelitian ini adalah 15 mahasiswa keperawatan pada tahun

kedua perkuliahan. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa

sumber stress mahasiswa keperawatan pada tahun kedua perkuliahan

diantaranya terdapat empat kategori : praktik klinik, perkuliahan

teori di kampus, kehidupan sosial, karakter kepribadian. Kategori

dari karakter kepribadian mahasiswa itu sendiri berhubungan dengan

kurang percaya diri, tidak mampu mengontrol emosi, tidak mampu

mengatur waktu belajar dan waktu liburan, dan melebihkan-lebihkan

(37)

19

Van der Meer et al ., (2010) menjelaskan mengenai kesulitan

menajemen waktu pada mahasiswa yang memasuki tahun pertama

perkuliahan. Pada mahasiswa yang baru memasuki tahun pertama

perkuliahan perlu beradaptasi dari sistem pembelajaran di sekolah

dan perguruan tinggi. Manajemen waktu dan belajar mandiri dengan

jelas merupakan tantangan untuk mahasiswa tahun pertama.

Pengelolaan manajemen waktu yang baik untuk mahasiswa tahun

pertama seharusnya dibantu oleh pihak pengajar atau sosial support

lain dalam membantu mahasiswa untuk memberikan pengertian dan

ekspektasi yang berhubungan dengan manajemen waktu dan belajar

mandiri.

Wahyuningsih & Santoso, (2013) menjelaskan bagaimana

pengalaman mahasiswa S1 keperawatan dalam metode pembelajaran

dengan PBL. Sampel penelitian ini berjumlah 3 responden. Hasil

dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode PBL

mahasiswa menjadi lebih aktif. Pelaksanaan PBL di Universitas

Diponegoro dari tahap pertama hingga tahap ketujuh sudah dipahami

oleh mahasiswa. Kelebihan metode PBL adalah mampu untuk

memotivasi mahasiswa untuk belajar secara aktif sedangkan

kekurangannya metode PBL membutuhkan banyak waktu untuk

(38)

b) Studi Kuantitatif Manajemen Waktu

Penelusuran literatur didapatkan sebelas artikel penelitian

menjelaskan hubungan antara manajemen waktu dengan variabel

lain seperti penampilan akademik, stress atau pembelajaran

mengatur diri sendiri. Penelitian sebagian besar dilakukan pada

populasi perguruan tinggi dan beberapa artikel penelitian

menggunakan bentuk kuesioner untuk mengkaji manajemen waktu.

Penelitian Anand (2007) menjelaskan mengenai hubungan

bermain gvideoame dengan penampilan akademik. Penggunaan

S

cholastic Aptitude Test (SAT) dan Grade-Point Average (GPA)

digunakan untuk menilai penampilan akademik. Hasil didapatkan

jumlah waktu yang dihabiskan mahasiswa untuk bermain game

memiliki hubungan yang negatif terhadap skor GPA dan SAT.

semakin tinggi penggunaan video game, skor GPA dan SAT

semakin menurun. Waktu yang digunakan diluar penampilan

akademik seperti bermain game dapat mempengaruhi penampilan

akademik.

Ling & Rijmen (2011) menjelaskan mengenai penggunaan

Student360 (S360) dalam mengukur manajemen waktu. S360

memiliki 6 subskala :Persistence, estimating time, calendar, regrets,

impulsivity, and clean-desk.S360 Menggunakan skala likertdengan

36 soal, terdapat 19 pertanyaan negatif : 6 pada regrets, 6 pada

(39)

21

Hasil dari S360 valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang

a lp

ha cronbach 0,698-0828 pada tiap subskala.

Brak et al., (2010) menjelaskan mengenai seseorang yang

memiliki profil pembelajaran diri sendiri dalam lingkungan

pembelajaran online. Penelitian ini menggunakan Online

Self-Regulated Learning Questionnaire (OSLQ) dengan 24 item

pertanyaan skala likert. OSLQ terdapat 6 subskala : environment,

goal setting, time management, help seeking, task strategies, and self evaluation. Hasil dari penelitian dikategorikan : super self regulators, competent regulators, forethought-endorsing self-regulators, performance/ reflection sel-self-regulators, and non- or minimal self-regulators. Menghasilkan semakin rendah nilai OSLQ

semakin rendah penampilan akademik.

Bergaminet al.,(2009) meneliti hubungan antara mahasiswa yang

fleksibel dan seseorang yang memilikiself regulated learningdalam

pembelajaran. Hasil dari penelitian menyatakan mahasiswa yang

fleksibel memiliki waktu belajar dapat memiliki dampak positif

terhadap strategi belajar. Penelitian terdapat 13 pertanyaan dari 3

skala: flexibility of time management, flexibility of teacher contact,

flexibility of content.

Swart et al., (2010) meneliti hubungan antara keahlian

manajemen waktu dengan prestasi akademik pada mahasiswa

tekhnik dengan Design Project III (DES 3). Penelitian ini

(40)

menyatakan tidak ada hubungan secara statistik keahlian manajemen

waktu terhadap prestasi akademik karena di Universitas tersebut

telah menggunakan DES 3. Hasil dari penelitian, mahasiswa tekhnik

memiliki manajemen waktu yang buruk tetapi dengan menggunakan

DES 3 hasil dari prestasi akademik mahasiswa tekhnik bagus.

Alike (2012) melakukan penelitian mengenai sumber stress

mahasiswa S1. Sumber stress tertinggi pada mahasiswa S1 yaitu

kurangnya manajemen waktu yang disebabkan ketika malam

sebelum ujian mereka belajar sehingga besoknya mereka sakit.

Sumber stress yang lain diantara tidak adekuatnya fasilitas /

akomodasi, masalah kesehatan, masalah emosi, status sosial dan

ekonomi.

Cemaloglu & Filiz (2010) meneliti hubungan antara keahlian

manajemen waktu terhadap penampilan akademik mahasiswa yang

berpotensi terhadap kemampuan mengajar di fakultas pendidikan.

Hasil penelitian menyatakan ada hubungan positif antara keahlian

manajemen waktu dengan penampilan akademik.

Wang et al., (2010) meneliti mengenai manajemen waktu luang

berkontribusi terhadap kualitas hidup yang lebih baik. Penelitian ini

menghasilkan ada hubungan positif antara manajemen waktu luang

dengan kualitas hidup. Seorang mahasiswa yang mengatur waktu

luangnya dengan baik menuju kualitas hidup yang lebih baik. Alat

ukur dari penelitian ini menggunakan Time Management

(41)

23

Jager t al.,e (2012) melakukan penelitian mengenai motifasi,

strategi pembelajaran, partisipasi yang merupakan komponen self

regulated learning. Penelitian ini menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) dengan 81 item. Hasil dari

penelitian menyatakan terdapat hubungan antara motifasi, strategi

pembelajaran dan partisipasi pada mahasiswa, tetapi tidak semua

komponen tersebut cocok pada mahasiswa yang baru memasuki

tahun pertama perkuliahan.

Kocaman (2009) meneliti mengenai kesiapan mahasiswa

keperawatan dalam metode pembelajaran PBL. Menghasilkan bahwa

mahasiswa yang memasuki tahun pertama perkuliahan memiliki

tingkat kesiapan yang lebih rendah dibandingkan dengan mahasiswa

yang telah memasuki tahun kedua perkuliahan.

Endriani & Nazriati (2009) pendapat mahasiswa terhadap metode

pembelajaran PBL di Fakultas Kedokteran Riau. Penelitian ini

menghasilkan bahwa sebagian besar mahasiswa memberikan

pendapat positif terhadap metode pembelajaran PBL yang

diterapkan, tetapi terdapat pula beberapa mahasiswa yang belum

memiliki pemahaman yang baik menganai PBL.

c) Studi Keefektifan

Literatur review empiris yang telah diidentifikasi terdapat dua

artikel penelitian yang menjelaskan keefektifan manajemen waktu.

Kwan & Ko (2002) melakukan penelitian mengenai mahasiswa yang

(42)

terhadap pembelajaran pada mahasiswa bisnis dan tekhnik.

Penelitian ini mendapatkan hasil bahwa mahasiswa yang berfokus

pada pembelajaran banyak waktu yang dihabiskan pada hal-hal

akademik.

Lin et al., (2010) yang difokuskan pada mahasiswa keperawatan

mendapatkan hasil terdapat perbedaan yang signifikan antara model

pembelajaran PBL dengan conventional. Penelitian ini menyatakan

bahwa dengan metode PBL menghasilkan kepuasan dan berpikir

kritis pendidikan etik keperawatan menjadi lebih tinggi.

4. Instrumen Manajemen Waktu

Pada hasil penelusuran didapatkan dua instrumen untuk pengakajian

manajemen waktu yaitu dengan menggunakan alat ukur Time

Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire (CSEQ) (Alay & Kocak, 2002; Pace & Kuh, 1998). Pada

review artikel penelitian ditambah enam artikel penelitian yang

berhubungan dengan instrumen pengkajian (Ling &Rijmen, 2011; Braket

al., 2010; Van der Meer et al., 2010; Cemaloglu &Filiz, 2010; Jager et al., 2012; Kocaman, 2009).

a) Review Instrumen yang Tersedia

Pada literatur review yang diidentifikasi didapatkan 2 instrumen

yang tersedia melalui www.searchedu.com//, yaitu : Time

Management Questionnaire (TMQ) dan College Student Experiences Questionnaire(CSEQ) (Britton & Tesser, 1991; Pace &

(43)

25

Time Management Questionaire (Britton & Tesser, 1991)

dikembangkan untuk mengukur praktik manajemen waktu pada

mahasiswa dengan 5-poin skala Likert. Time Management

Questionaire memiliki 3 subskala : perencanaan jangka pendek,

sikap terhadap waktu, dan perencanaan jangka panjang. Kuisioner

ini memiliki nilai alpha cronbanch 0,8 yang menyatakan bahwa

kuisioner tersebut reliabel.

College Students Experiences Questionnaire (CSEQ: Pace &Kuh,

1998) untuk mengkaji mengenai bagaimana seorang mahasiswa

menghabiskan waktunya pada universitas, teman, kelas, aktifitas

sosial dan kebudayaan, aktifitas ekstrakurikular, dan menggunakan

fasilitas kampus seperti perpustakaan dan pusat kemahasiswaan.

b) Review Instrumen Berdasarkan Penelitian Terdahulu

Literatur review empiris yang telah diidentifikasi didapatkan

enam bentuk instrumen dari manajemen dan domain pendidikan

yang terlibat dalam manajemen waktu.

The Student360: Insight Program (S360) Time Management Scale

(Ling &Rijmen, 2011) dengan 6 subskala yang dikembangkan:

Persistence, estimating time, calendar, regrets, impulsivity, and clean-desk. Tiap subskala diukur oleh enam item mengenai perilaku

manajemen waktu secara spesifik berjumlah 36 pertanyaan dengan

19 pertanyaan negatif. Respon yang diukur dengan 4-poin skala

(44)

valid dan reliabel untuk digunakan dengan rentang alpha cronbach

0,698-0828 pada tiap subskala.

The Online Self-Regulated Learning Questionnaire (OSLQ: Brak et al., 2010) dengan 24 item skala dengan 5-poin skalalikert dengan

format nilai dari sangat setuju (5) sampai sangat tidak setuju (1).

Hasil dari faktor analisis menunjukkan The OSLQberisi 6 subskala:

struktur lingkungan, = 0.92; penetapan tujuan, = 0.82;

manajemen waktu, = 0.91; membantu pencarian, = 0.92; strategi

tugas, = 0.85; dan evaluasi diri, = 0.89.

The Readiness and Expectations Questionnaire (REQ: Van der

Meer et al., 2010) dengan cara sampel diminta untuk menjawab

sejumlah pertanyaan dalam 5 poin skala Likert (dari sangat tidak

setuju sampai sangat setuju ).

The Time Management Questionnaire (TMQ) scale yang

dikembangkan oleh Britton dan Tesser 1991 yang diterjemahkan

oleh orang Turki (Alay & Kocak,2002). Berikut faktor analisis, data

memiliki 3 subskala: perencanaan waktu (16 item, = .88), sikap

waktu (7 item, = .66), dan konsumen waktu (4 item, = .47).

Nilai alfa Cronbach dari total item = .87 (Allay & Kocak, 2002).

Modifikasi TMQ Turki digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara penampilan akademik mahasiswa dan manajemen waktu

(Necati Cemainght & Sevil Filiz, 2010).

The Self-Directed Learning Readiness (SDLR) (Kocaman, 2009)

(45)

27

(sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju). Instrumen memiliki 3

subskala: manajemen diri (13 item) yang berhubungan dengan

proses aktifitas pembelajaran, keinginan untuk pembelajaran (12

item) yang diasosiasikan dengan tanggung jawab dalam

pembelajaran, dan kontrol diri (15 item) berhubungan dengan

kontrol dari proses pembelajaran. Reliabilitas dengan koefisien 0.94

untuk total skala dan 0.87, 0.86, dan 0.88 untuk subskala. Minimum

skor untuk 40 skala item adalah 40 dengan maksimum skor 200.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Waktu

Manajemen waktu seseorang bisa berbeda dengan orang yang lain

karena adanya faktor - faktor yang berpengaruh terhadap manajemen

waktu. Faktor - faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a) Jenis Kelamin

Penelitian Macan dkk dalam Kusuma (2008) telah membuktikan

bahwa manajemen waktu mahasiswa perempuan lebih baik dari pada

laki - laki. Terdapat pendapat yang mengatakan bahwa bila

perempuan mempunyai waktu luang, mereka lebih suka mengisinya

dengan mengerjakan berbagai pekerjaan ringan dari pada hanya santai

saja. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh waktunya

diisi dengan kegiatan. Berbeda dengan laki - laki yang lebih suka

mengisi waktu luangnya dengan tidur atau santai (Kartono dalam

Kusuma (2008)). Penelitian yang dilakukan oleh Anand (2007) di

New York menghasilkan laki - laki memiliki frekuensi lebih tinggi

(46)

b) Usia

Hasil penelitian Macan, dkk. dalam Kusuma (2008) juga

menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara usia dengan

manajemen waktu mahasiswa. Semakin tinggi usia mahasiswa,

semakin baik pula manajemen waktunya.

Menurut Hofer, dkk. dalam Kusuma (2008), ada tiga faktor yang

mempengaruhi manajemen waktu, yaitu:

1) Pengaturan diri (self -regulation)

Dengan adanya pengaturan diri, seseorang dapat mengatur

waktunya dengan baik.

2) Motivasi

Seseorang yang bermotivasi tinggi memiiliki manajemen waktu

yang tinggi. Penelitian Vanteenkiste dkk dalam Kusuma (2008) yang

menunjukkan semakin tinggi motivasi internal seseorang, semakin

tinggi manajemen waktunya.

3) Pencapaian tujuan

Seseorang yang berusaha mencapai tujuannya akan dapat mengatur

waktunya dengan baik.

Menurut Britton & Tesser (1991) terdapat 3 komponen dalam

manajemen waktu :

1) Perencanaan Jangka Pendek

Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan yang muncul untuk

mencakup berbagai item yang memerlukan perencanaan jangka

(47)

29

dengan jadwal harian atau mingguan, seperti membuat urutan jadwal

harian.

2) Sikap Waktu

Sikap terhadap waktu berhubungan dengan bagaimana seorang

mahasiswa merasakan efisiensi terhadap waktu yang digunakan,

bagaimana mengontrol waktu, dan bagaimana keahlian dalam

mengatur diri sendiri.

3) Perencanaan Jangka Panjang

Perencanaan jangka panjang yang berhubungan dengan pengaturan

tujuan jangka panjang yang diperlukan pengorganisasian dengan baik.

Menurut Mediana (2008) terdapat beberapa hambatan yang sering

dijumpai saat mengelola waktu, diantaranya adalah:

a) Suka menunda-nunda pekerjaan

Kebiasaan menunda - nunda pekerjaan membuat beberapadeadline

yang datang bersamaan diselesaikan dengan kurang maksimal.

b) Melanggardeadline dan target yang sudah ditentukan sendiri

Deadline dan target yang terlewat batas waktu biasanya berawal

dari perasaan masih banyak waktu luang yang tersedia. Pada mulanya

sesekali melanggar target kerja tidak akan merusak perencanaan yang

ada, dengan terus memaafkan diri akhirnya terjadi penumpukan dan

penundaan pekerjaan berikutnya.

(48)

Mood yang positif biasanya akan menghasilkan karya yang

maksimal. Perasaan ini menjadi ditunggu, sementara tugas tidak dapat

menunggu datangnya mood yang tepat. Akhirnya pekerjaan menjadi

tidak terselesaikan .

4) Strategi Manajemen Waktu

Menurut Rosita (2008) Ada beberapa strategi manajemen waktu.

Seseorang dapat meluangkan waktu kira-kira 10-15 menit untuk

mengelola jadwal kegiatan.

Strategi manajemen waktu menurut Rosita (2008), yaitu:

a) Membiasakan diri untuk menyiapkan daftar. Daftar ini berisi segala

sesuatu yang butuh untuk dilakukan dan memprioritaskan menurut

tingkat kepentingannya.

b) Merencanakan kegiatan tertentu dilakukan pada waktu tertentu pula.

Hal ini diperlukan disiplin diri.

c) Menemukan waktu bekerja yang optimal. Masing-masing orang

memiliki waktu optimal untuk menyelesaikan tugas-tugas secara

maksimal.

d) Memprioritaskan tugas - tugas berdasarkan tingkat kepentingannya

seperti vital, penting, harus dilakukan hari ini atau dapat dilakukan

besok.

e) Pengorganisasian. Seseorang perlu memilih atau mengatur lingkungan

dalam menyelesaikan tugas. Dalam hal ini, mungkin diperlukan

suasana atau lingkungan yang dipersyaratkan, misalnya harus bebas

(49)

31

atau kehadiran orang lain) atau interferensi lingkungan (music dan

kebisingan).

f) Pendelegasian. Seseorang perlu menentukan tugas - tugas atau

kegiatan - kegiatan yang memungkinkan untuk dapat dikerjakan oleh

orang lain.

g) Membedakan antara segera dan penting . Untuk dapat

membedakan hal ini dapat dilihat matrik pengelolaan waktu berikut

ini :

2. Pertemuan segera dengan

d

3. Menyetujui interupsi seperti memberikan info atau bantuan. 2. Melihat televisi pada waktu

istirahat.

3. Mengoperasikan internet bukan untuk alas an tertentu.

(50)

B. Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI)

1. Profil AIPNI

AIPNI adalah sebuah lembaga yang menjembatani institusi

pendidikan ners atau perawat dalam rangka menjamin kualitas lulusan.

AIPNI adalah satu-satunya organisasi yang menaungi institusi pendidikan

Ners di Indonesia.

2. Sejarah AIPNI

AIPNI digagas oleh Dekan FIK Universitas Indonesia dalam suatu

pertemuan tanggal 29 Juni 2001 yang dihadiri oleh 16 institusi. Tujuan

pertemuan adalah untuk mengkonsolidasi diri dalam rangka menjamin

kualitas lulusan. Salah satu keputusan penting dalam pertemuan ini adalah

disepakati untuk membentuk wadah asosiasi yang kemudian disebut

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI).

Latar belakang pendirian wadah ini adalah keinginan yang kuat

untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas melalui penyelenggaraan

pendidikan yang berkualitas pula. Keinginan ini juga untuk menghadapi

tantangan akan belum terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan layanan

kesehatan yang berkualitas serta menghadapi dampak globalisasi.

Sebagai pengurus yang pertama AIPNI periode 2001-2005 adalah

Prof. Dra. Elly Nurachmah, DNSc., RN sebagai ketua, Drs. Murni

Hartanti S, SKp., MKes sebagai sekretaris dan Allenidekania, SKp., MN

sebagai bendahara. Asosiasi ini telah disahkan didepan akte Notaris No.

(51)

33

3. Visi Misi

a) Visi

Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia memiliki visi menjadi

wadah institusi penyelenggara pendidikan yang berorientasi pada

upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat, pengembangan teknologi

dan ilmu keperawatan melalui penyelenggaraan proses pendidikan

Ners yang berwawasan global.

b) Misi

1) Mewujudkan suatu sistem penyelenggaraan pendidikan Ners yang

baku dan berstandar nasional atau internasional bagi seluruh

anggotanya.

2) Menjamin terselenggaranya perkembangan keilmuwan, kualitas

sumber daya, dan kegiatan riset pada semua pusat pendidikan

Ners.

3) Mewujudkan suatu hubungan kerjasama yang setara dengan

institusi pendidikan Ners di Negara lain.

4) Mengendalikan pertumbuhan dan meningkatkan kualitas

pendidikan Ners di Indonesia.

4. Kebijakan AIPNI

Kebijakan yang dikeluarkan oleh AIPNI :

a) Surat keputusan No. 01/KEP/AIPNI/XII/2009 tentang Susunan

Pengurus AIPNI Periode 2009-2013.

b) Dengan semakin banyaknya anggota AIPNI yang tersebar di seluruh

(52)

003/SK/AIPNI/V/2008 terkait Regionalisasi Pembinaan Anggota

AIPNI.

c) Surat Keputusan No. 04/SK/AIPNI/IX/2008 tentang Pemberlakuan

Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Sarjana Keperawatan.

d) Beberapa SK pemberhentian dengan hormat kepada beberapa

pengurus inti periode 2001-2005.

C. Problem Based Learning(PBL)

1. DefinisiProblem Based Learning(PBL)

PBL didefinisikan dalam banyak pengertian di berbagai literatur.

PBL secara umum lebih banyak digunakan pada pendekatan kontekstual

agar mampu mempelajari dan mengajarkan suatu pemecahan masalah

secara konkrit (Evenson & Hmelo, 2000).

Menurut Barrows (1996) menggambarkan 6 karakteristik utama

PBL:

a. Pembelajaran terpusat pada siswa.

b. Pada proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok kecil.

c. Fungsi pengajar adalah sebagai fasilitator atau pembimbing.

d. Masalah-masalah yang autentik hadir pada permulaan pelajaran,

sebelum persiapan atau pelajaran timbul.

e. Masalah-masalah yang timbul digunakan sebagai alat untuk

mendapatkan pengetahuan yang dibutuhkan dan kemampuan

p ro b lem

solving yang akhirnya dibutuhkan untuk memecahkan

masalah.

(53)

35

Menurut Boud dan Feletti (1998) PBL merupakan suatu

pendekatan untuk struktur kurikulum yang dapat meningkatkan

kemampuan mahasiswa dalam berlatih menghadapi masalah yang

dijadikan suatu stimulus untuk mempelajarinya. Rukmini 2006 dalam

(Endriani & Nazriati, 2009) lebih lanjut mendefinisikan PBL merupakan

suatu metode pendekatan pendidikan kedokteran dengan menggunakan

bahan stimulus kepada mahasiswa untuk membantu mahasiswa

berdiskusi tentang masalah yang penting maupun pertanyaan atau issue

atau pemecahan masalah dengan menggunakanproblem .

2. Tujuan Utama MetodeProblem Based Learning

Adanya PBL menghasilkan salah satu keterampilan yang

diharapkan oleh pendidik dapat melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi

dan berpikir secara sistematis. Masalah yang sering dihadapi berupa

kasus nyata ataupun telaah kasus yang digunakan sebagai stimulus dalam

pembelajaran tersebut menuntut mahasiswa untuk aktifsharing mengenai

informasi yang diberikan, hal ini bertujuan agar mahasiswa memiliki

pengetahuan dan mengetahui konsep atas pengetahuan yang baru

kaitannya dengan kasus penyakit yang sering di temui diklinik

(54)

Tujuan utama dari metode PBL menurut Trauth (2006) adalah:

a) Mengembangkan kemampuan berfikir siswa atau

mengembangkan kemampuan berpendapat, termasuk dalam

hal ini kemampuan mengatasi masalah dan berpikir kritis.

b) Membantu siswa agar menjadi mandiri dan mampu menjadi

siswa yang dapat mengandalkan dirinya sendiri dalam proses

belajar mengajar (belajar untuk belajar dan manajemen

belajar).

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode PBL

Menurut Wood (2003) kelebihan dan kekurangan pada metode

PBL adalah:

Kelebihan Metode PBL Kekurangan Metode PBL

Berpusat pada mahasiswa: PBL membantu pembelajaran menjadi lebih aktif, meningkatkan pemahaman, dan ingatan mahasiswa serta perkembangan kemampuan pembelajaran sepanjang hidup.

Tutor yang tidak dapat mengajar: tutor yang sudah terbiasa dengan pengetahuan yang sudah didapati sedangkan tutor harus memahami pengetahuan baru yang didapat dalam proses PBL.

Kompeten secara umum: PBL memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan umum dan sikap yang bermanfaat untuk praktek mereka di masa depan.

Sumber daya manusia: membutuhkan lebih banyak tutor dalam proses diskusi.

Integrasi: PBL memfasilitasi kurikulum inti yang terintegrasi.

Sumber lain: sumber-sumber di perpustakaan harus disediakan lebih banyak karena diakses secara bersama.

(55)

37

Kelebihan Metode PBL Kekurangan Metode PBL

Motivasi: PBL menyenangkan bagi mahasiswa dan pembimbing, proses PBL mengharuskan seluruh mahasiswa berpartisipasi dalam proses pembelajaran

Role model : mahasiswa

kemungkinan akan kurang mendapatkan contoh informasi serta inspirasi dari dosen yang selama ini dianggap sebagai role model

Pembelajaran mendalam: PBL membantu mengembangkan pembelajaran mendalam ( mahasiswa berinteraksi dengan materi pembelajaran yang berhubungan dengan konsep aktifitas sehari-hari, dan meningkatkan pemahaman mereka.

Informasi yang berlebih: mahasiswa menjadi ragu dan bingung terhadap sumber yang didapatkan karena informasi yang didapatkan terlalu banyak.

Pendekatan yang membangun: mahasiswa menggali pengetahuan terdahulu dan membangun konsep pengetahuan terkini.

4. ProsesProblem Based Learning

Barrows dan Tamblyn menyimpulkan proses PBL, sebagai berikut:

a) Masalah merupakan hal yang pertama ditemui siswa dalam proses

belajar, sebelum persiapan lainnya atau singkatnya proses belajar

telah terjadi saat itu.

b) Situasi dalam masalah dikenalkan kepada siswa dalam keadaan yang

sama dengan situasi sesungguhnya.

c) Para siswa bekerjasama dalam sebuah aturan yang memperolehkan

(56)

miliki dalam menyelesaikan masalah, lalu mengevaluasi, dan

menyesuaikannya dengan tingkatan belajar.

d) Adanya wilayah yang dibutuhkan dalam proses belajar dan

mengidentifikasi masalah dan adanya wilayah yang dapat digunakan

sebagai panduan belajar siswa secara individu.

e) Proses ini membutuhkan kemampuan dan pengatahuan yang akan

diterapkan kembali ke dalam masalah, untuk mengevaluasi

keefektifan proses belajar dan untuk menguatkan kembali proses

belajar.

f) Proses belajar yang terjadi dalam pengerjaan masalah dan dalam

belajar secara individu diringkan dan diintegrasikan kedalam

pengetahuan yang telah dimiliki siswa (Barrows dan Tamblyn. 1990,

191-192).

5. Unsur - Unsur dalamProblem Based Learning

Buku Program Dasar Pendidikan Tinggi Universitas Indonesia

(PDPT UI) (2012) dijelaskan bahwa PBL merupakan metode belajar

yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam

mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru.

Unsur - Unsur yang dibutuhkan dalam 78 9:;em< =>?d@earning

antara lain:

a) Permasalahan atau tugas (triggering problematauquestion)

Bentuk tugas atau masalah harus memiliki kriteria sebagai

(57)

39

1) Tidak mempunyai struktur yang jelas sehingga siswa

terdorong untuk membuat sejumlah hipotesis dan

mengkaji sebagai kemungkinan penyelasaian masalah.

Permasalahan yang kurang terstruktur ini sebaiknya

dirancang oleh pengajar, agar mahasiswa termotivasi dan

berkesampatan untuk secara bebas mencari informasi

sebanyak mungkin dari berbagai sumber.

2) Cukup kompleks dan ambigu sehingga mahasiswa

terdorong untuk menggunakan strategi - strategi

penyelasaian masalah dan keterampilan berpikir yang

tinggi seperti melakukan analisis dan sintesa, evaluasi, dan

pembentukan pengetahuan atau pemahaman baru.

3) Bermakna dan ada hubungan dengan kehidupan nyata

mahasiswa, sehingga mereka termotivasi untuk

mengarahkan dirinya sendiri dan menguji pengetahuan

atau pemahaman lama mereka dalam menyelesaikan tugas

tersebut.

b) Karakterisktik Kelompok

Penerapan metode ini dilakukan dengan cara

membagi mahasiswa ke dalam kelompok secara acak dan

heterogen yang terdiri dari 5 - 6 orang. Setiap kelas siswa

(58)

pengajar (dosen) dan asisten dosen atau mahasiswa tingkat

akhir yang telah mengikuti pelatihan sebelumnya ataupun

hanya salah satunya. Tutor di dalam kelas hanya berperan

sebagai fasilitator dan pemandu siswa dalam menyelesaikan

masalah yang diberikan.

c) Sumber Belajar

Bahan bacaan atau informasi dari narasumber yang

dapat dijadikan acuan bagi siswa dalam menyelesaikan tugas

atau permasalahan yang diberikan. Karena bentuk akan

memancing beragam pikiran, maka sumber belajar yang

tersedia juga diharapkan cukup bervariasi dan dalam jumlah

yang memadai.

d) Waktu Kegiatan

Waktu kegiatan disesuaikan dengan beban kurikulum

yang hendak dicapai. Tidak ada standar khusus mengenai

berapa estimasi waktu yang diberikan, tergantung pada

Gambar

Tabel 2.1Matrik Pengelolaan Waktu ��������������..
Tabel 5.7Distribusi
gambaran manajemen
gambaran manajemen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Model kampanye yang digunakan oleh Partai Reformasi Mahasiswa (PARMA) dalam kampanye di pemilihan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Status Identitas Terhadap Agresivitas pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN syarif Hidayatullah Jakarta ” adalah

Saya mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan, sedang melaksanakan

Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi, yang menggambarkan secara umum etos belajar mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, penulis mempunyai asumsi

Adalah mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan dan Sikap

Area taman kampus yang terdapat di Kampus I dan II Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta banyak ditumbuhi oleh tumbuhan dari suku Fabaceae

2 Keputusan Menteri Keuangan KMK Repuplik Indonesia Nomor 42/KMK.05/2008 tentang Penetapan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pada Kementerian Agama Sebagai instansi

Sehubungan dengan akan diselenggarakannya Pembuatan Buku Bunga Rampai Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi DEMA FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta