ANALISIS KINERJA PT BENAR FLORA UTAMA
MELALUI PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
Oleh :
ARIANI DIAN PRATIWI A14104061
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
ARIANI DIAN PRATIWI. Analisis Kinerja PT Benar Flora Utama Melalui Pendekatan Balanced Scorecard. Di bawah bimbingan HENY K.S DARYANTO
Hortikultura merupakan salah satu subsektor yang mampu menyumbang Produk Domestik Bruto sektor pertanian secara signifikan. Menurut Ditjen Hortikultura, pada tahun 2005 hortikultura menyumbang 21,17 persen dari total PDB sektor pertanian, sehingga menyebabkan subsektor ini menduduki peringkat kedua terbesar penyumbang PDB pertanian setelah subsektor tanaman pangan. Salah satu komoditas hortikultura yang menyumbang PDB pertanian adalah tanaman hias. Kontribusi tanaman hias dapat dilihat dari berfluktuasinya nilai ekspor dan impor pada tahun 2000-2007.
Saat ini usaha tanaman hias di Indonesia mengalami pertumbuhan yang relatif cepat. Hal tersebut ditandai dengan berkembangnya daerah sentra, peningkatan jenis dan volume produksi, berkembangnya outlet dan pelaku usaha di daerah perkotaan, serta makin tumbuh dan berkembangnya kelembagaan tani/ usaha serta asosiasi atau perhimpunan tanaman hias. Meningkatnya volume produksi terkait dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha tanaman hias yang melibatkan baik petani kecil maupun pengusaha. Banyaknya kegiatan usaha tanaman hias yang ada menyebabkan persaingan semakin ketat dan menjadi pemicu bagi para pengusaha tanaman hias agar dapat menghasilkan kinerja yang baik untuk dapat memenangkan persaingan yang terjadi.
PT Benar Flora Utama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha tanaman hias. Penerapan sebuah sistem penilaian dan perencanaan kinerja merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dimiliki saat ini serta potensinya di masa mendatang. Saat ini pengukuran kinerja yang digunakan PT Benar Flora Utama masih menggunakan tolak ukur finansial. Pengukuran kinerja dengan menggunakan tolak ukur finansial saja belum mampu menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, karena belum menggambarkan kinerja dari aspek non finansial perusahaan. Balanced Scorecard dapat dijadikan salah satu alternatif pengukuran kinerja oleh perusahaan, karena melakukan pengukuran kinerja suatu perusahaan dengan mempertimbangkan aspek finansial dan non finansial yang dimiliki. Metode ini melakukan pengukuran kinerja pada perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan meninjau pengukuran kinerja yang diterapkan PT Benar Flora Utama selama ini, merumuskan dan menggambarkan peta strategi yang sesuai dengan keadaan PT Benar Flora Utama berdasarkan Balanced Scorecard, serta menganalisis kinerja PT Benar Flora Utama berdasarkan Balanced Scorecard. Penelitian dilakukan secara sengaja pada PT Benar Flora Utama dengan pertimbangan bahwa perusahaan belum melakukan pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, yang diolah menggunakan analisis deskriptif evaluatif, rasio dan tabulasi deskriptif.
- iii -
perbanayakan tanaman serta jumlah produksi atau pengepotan tanaman. Secara keseluruhan, hasil pengukuran kinerja yang telah dilakukan PT Benar Flora Utama menunjukkan bahwa masih adanya target yang belum dapat tercapai pada beberapa indikator pengukuran.
Tahap awal proses perancangan pengukuran kinerja dengan metode
Balanced Scorecard adalah menentukan peta strategi perusahaan, yang menggambarkan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Proses berikutnya adalah menentukan ukuran strategis yang terdiri dari ukuran hasil (lag indicator) dan ukuran pendorong (lead indicator) dari masing-masing sasaran strategis. Setelah itu ditentukan target pada setiap ukuran hasil untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam pencapaian sasaran strategis. Tahap terakhir dalam merancang
Balanced Scorecard adalah menentukan inisiatif strategis yang merupakan tindakan nyata yang bersifat strategis untuk mewujudkan sasaran strategis perusahaan.
Sasaran strategis perusahaan pada perspektif keuangan adalah meningkatkan profitabilitas melalui peningkatan penjualan, dengan ukuran hasil tingkat pertumbuhan laba dan tingkat pertumbuhan penjualan. Pada perspektif pelanggan digunakan ukuran hasil persentase pelanggan tetap yang melakukan pembelian ulang, peningkatan customer baru dan komplain pelanggan yang rendah untuk mewujudkan sasaran strategis meningkatkan loyalitas, meningkatkan jumlah pelanggan baru dan meningkatkan kepuasan konsumen. Untuk mewujudkan misi perusahaan sasaran strategis yang harus dicapai pada perspektif proses bisnis internal adalah pengembangan inovasi produk, peningkatan kualitas produk, menjaga kontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas layanan jasa antar. Ukuran hasil yang digunakan adalah jumlah produk baru, pengendalian hama dan penyakit, efisiensi pemupukan, jumlah perbanyakan tanaman, jumlah pengepotan tanaman serta penyelesaian waktu pesanan. Sasaran strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah meningkatkan kompetensi karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik, dengan ukuran hasil pelatihan untuk karyawan, rasio karyawan yang mengikuti pelatihan, persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja serta tingkat pengunduran diri karyawan. Pencapaian sasaran strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menjadi fondasi bagi tercapainya sasaran strategis ketiga perspektif lainnya.
Analisis Kinerja PT Benar Flora Utama Melalui Pendekatan Balanced Scorecard
Oleh:
Ariani Dian Pratiwi A14104061
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Judul : Analisis Kinerja PT Benar Flora Utama Melalui Pendekatan
Balanced Scorecard
Nama : Ariani Dian Pratiwi
NRP : A14104061
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec NIP. 131 578 790
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”ANALISIS KINERJA PT BENAR FLORA UTAMA MELALUI
PENDEKATAN BALANCED SCORECARD” BELUM PERNAH DIAJUKAN
PADA PERGURUAN TINGGI LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.
SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Agustus 2008
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 25 Januari 1987 dari
pasangan Edi Nur Ismiyanto, S.E.Akt dan Noor Fadjariah. Penulis merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan Penulis dimulai dari Taman
Kanak-kanak Bintang kecil, Semarang. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan dasar
di SD H Isriati Baiturahman Semarang dari tahun 1992-1998. Tahun 1998 Penulis
melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 3 Semarang hingga tahun 2001 dan
menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 3 Semarang pada tahun 2001-2004.
Penulis diterima di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada
tahun 2004.
Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, Penulis aktif
dalam organisasi diantaranya menjadi staf PSDM (Pengembangan Sumber Daya
Manusia) Himpunan Profesi Mahasiswa MISETA periode 2004-2005, 2005-2006
dan 2006-2007, staf VCP (Village Concept Project) Organisasi IAAS LC IPB
(International Association of Student In Agriculture and Related Sciences Local
Committee) periode 2005-2006, serta menjadi anggota dari Organisasi Mahasiswa
Daerah PATRA ATLAS Semarang. Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai
kepanitiaan untuk kegiatan kampus. Selama menyelesaikan kuliahnya, Penulis
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah SWT karena hanya atas rahmat, hidayah, dan izin-Nya lah Penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Analisis Kinerja PT Benar Flora Utama Melalui Pendekatan Balanced Scorecard” ini dengan baik. Penelitian ini merupakan suatu bentuk ketertarikan Penulis terhadap bidang manajemen strategi terutama dalam hal pengukuran kinerja dikaitkan dengan usaha agribisnis tanaman hias yang sedang berkembang. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, namun penulis tetap berharap penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi perusahaan. Semoga penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik.
Bogor, Agustus 2008
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup Penulis, terutama
dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi tidak terlepas dari bantuan, motivasi, doa, dan kerjasama dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Kedua Orangtua penulis, Papa dan Mama, atas kasih sayang, cinta, nasehat,
doa dan dukungan yang selalu diberikan dengan tulus tanpa permintaan
balasan apapun. Skripsi ini merupakan tanda cinta, bakti dan terima kasih
yang dapat diberikan Penulis kepada Papa dan Mama.
2. Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan didikan yang terkait akademik dan moral.
3. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberi
masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji komisi pendidikan yang
telah memberi masukan dan saran bagi penulis.
5. Ir. Dwi Rachmina, MS dan Dr. Iwan Riswandi atas kesediaannya untuk
berdiskusi mengenai Balanced Scorecard.
6. Mas Suprehatin, SP dan Feryanto W.K, SP atas bimbingan, saran dan
masukan yang telah diberikan selama perkuliahan maupun selama penyusunan
- x - Penulis menyelesaikan kuliah.
8. Pihak PT Benar Flora Utama, yaitu Bapak James.R.Lumbanradja selaku
General Manager, Bapak M.Yusuf Siregar selaku Manager Produksi, serta seluruh staf, atas izin, bantuan dan penerimaan yang baik kepada Penulis
selama pengambilan data.
9. Bapak Istijanto, MM, M.Com atas kesediannya untuk berdiskusi dan bertukar
pikiran mengenai kuesioner karyawan, terima kasih untuk waktunya pak.
10.Kakakku Isfana Dyah Arhami dan Adikku Faradina Arifiyanti, serta kepada
seluruh keluarga besar di Semarang atas dukungan dan semangat yang selalu
diberikan selama ini.
11.Keluarga di Jakarta: Bude Ruk, Mbak Sinta, Om Agus, Tante Yessy, Om
Ucuk, Bunda Fardal, Om Dino, Tante Rita dan semua sepupu, terimakasih
atas dukungan baik moral maupun spiritual yang telah diberikan selama
penulis melakukan studi di IPB. Terimakasih sudah bersedia untuk
menyediakan tempat tinggalnya sebagai tempat persinggahan sementara dan
menjadi Orangtua kedua bagi penulis.
12.Randi Sudarmaji yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar.
13.Mita, Laura, Viona, Reny dan Gandhi sebagai teman satu bimbingan yang
selalu mendukung dan saling memberi semangat.
14.Yudhi, Menik, Eko Restu dan Mbak Islam sebagai teman berdiskusi mengenai
ANALISIS KINERJA PT BENAR FLORA UTAMA
MELALUI PENDEKATAN
BALANCED SCORECARD
Oleh :
ARIANI DIAN PRATIWI A14104061
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
RINGKASAN
ARIANI DIAN PRATIWI. Analisis Kinerja PT Benar Flora Utama Melalui Pendekatan Balanced Scorecard. Di bawah bimbingan HENY K.S DARYANTO
Hortikultura merupakan salah satu subsektor yang mampu menyumbang Produk Domestik Bruto sektor pertanian secara signifikan. Menurut Ditjen Hortikultura, pada tahun 2005 hortikultura menyumbang 21,17 persen dari total PDB sektor pertanian, sehingga menyebabkan subsektor ini menduduki peringkat kedua terbesar penyumbang PDB pertanian setelah subsektor tanaman pangan. Salah satu komoditas hortikultura yang menyumbang PDB pertanian adalah tanaman hias. Kontribusi tanaman hias dapat dilihat dari berfluktuasinya nilai ekspor dan impor pada tahun 2000-2007.
Saat ini usaha tanaman hias di Indonesia mengalami pertumbuhan yang relatif cepat. Hal tersebut ditandai dengan berkembangnya daerah sentra, peningkatan jenis dan volume produksi, berkembangnya outlet dan pelaku usaha di daerah perkotaan, serta makin tumbuh dan berkembangnya kelembagaan tani/ usaha serta asosiasi atau perhimpunan tanaman hias. Meningkatnya volume produksi terkait dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha tanaman hias yang melibatkan baik petani kecil maupun pengusaha. Banyaknya kegiatan usaha tanaman hias yang ada menyebabkan persaingan semakin ketat dan menjadi pemicu bagi para pengusaha tanaman hias agar dapat menghasilkan kinerja yang baik untuk dapat memenangkan persaingan yang terjadi.
PT Benar Flora Utama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam usaha tanaman hias. Penerapan sebuah sistem penilaian dan perencanaan kinerja merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dimiliki saat ini serta potensinya di masa mendatang. Saat ini pengukuran kinerja yang digunakan PT Benar Flora Utama masih menggunakan tolak ukur finansial. Pengukuran kinerja dengan menggunakan tolak ukur finansial saja belum mampu menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan, karena belum menggambarkan kinerja dari aspek non finansial perusahaan. Balanced Scorecard dapat dijadikan salah satu alternatif pengukuran kinerja oleh perusahaan, karena melakukan pengukuran kinerja suatu perusahaan dengan mempertimbangkan aspek finansial dan non finansial yang dimiliki. Metode ini melakukan pengukuran kinerja pada perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan meninjau pengukuran kinerja yang diterapkan PT Benar Flora Utama selama ini, merumuskan dan menggambarkan peta strategi yang sesuai dengan keadaan PT Benar Flora Utama berdasarkan Balanced Scorecard, serta menganalisis kinerja PT Benar Flora Utama berdasarkan Balanced Scorecard. Penelitian dilakukan secara sengaja pada PT Benar Flora Utama dengan pertimbangan bahwa perusahaan belum melakukan pengukuran kinerja dengan metode Balanced Scorecard. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, yang diolah menggunakan analisis deskriptif evaluatif, rasio dan tabulasi deskriptif.
- iii -
perbanayakan tanaman serta jumlah produksi atau pengepotan tanaman. Secara keseluruhan, hasil pengukuran kinerja yang telah dilakukan PT Benar Flora Utama menunjukkan bahwa masih adanya target yang belum dapat tercapai pada beberapa indikator pengukuran.
Tahap awal proses perancangan pengukuran kinerja dengan metode
Balanced Scorecard adalah menentukan peta strategi perusahaan, yang menggambarkan hubungan sebab akibat antar sasaran strategis pada perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Proses berikutnya adalah menentukan ukuran strategis yang terdiri dari ukuran hasil (lag indicator) dan ukuran pendorong (lead indicator) dari masing-masing sasaran strategis. Setelah itu ditentukan target pada setiap ukuran hasil untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam pencapaian sasaran strategis. Tahap terakhir dalam merancang
Balanced Scorecard adalah menentukan inisiatif strategis yang merupakan tindakan nyata yang bersifat strategis untuk mewujudkan sasaran strategis perusahaan.
Sasaran strategis perusahaan pada perspektif keuangan adalah meningkatkan profitabilitas melalui peningkatan penjualan, dengan ukuran hasil tingkat pertumbuhan laba dan tingkat pertumbuhan penjualan. Pada perspektif pelanggan digunakan ukuran hasil persentase pelanggan tetap yang melakukan pembelian ulang, peningkatan customer baru dan komplain pelanggan yang rendah untuk mewujudkan sasaran strategis meningkatkan loyalitas, meningkatkan jumlah pelanggan baru dan meningkatkan kepuasan konsumen. Untuk mewujudkan misi perusahaan sasaran strategis yang harus dicapai pada perspektif proses bisnis internal adalah pengembangan inovasi produk, peningkatan kualitas produk, menjaga kontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas layanan jasa antar. Ukuran hasil yang digunakan adalah jumlah produk baru, pengendalian hama dan penyakit, efisiensi pemupukan, jumlah perbanyakan tanaman, jumlah pengepotan tanaman serta penyelesaian waktu pesanan. Sasaran strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah meningkatkan kompetensi karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang baik, dengan ukuran hasil pelatihan untuk karyawan, rasio karyawan yang mengikuti pelatihan, persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja serta tingkat pengunduran diri karyawan. Pencapaian sasaran strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menjadi fondasi bagi tercapainya sasaran strategis ketiga perspektif lainnya.
Analisis Kinerja PT Benar Flora Utama Melalui Pendekatan Balanced Scorecard
Oleh:
Ariani Dian Pratiwi A14104061
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
Judul : Analisis Kinerja PT Benar Flora Utama Melalui Pendekatan
Balanced Scorecard
Nama : Ariani Dian Pratiwi
NRP : A14104061
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi
Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M.Ec NIP. 131 578 790
Mengetahui, Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr NIP. 131 124 019
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL
”ANALISIS KINERJA PT BENAR FLORA UTAMA MELALUI
PENDEKATAN BALANCED SCORECARD” BELUM PERNAH DIAJUKAN
PADA PERGURUAN TINGGI LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.
SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM NASKAH.
Bogor, Agustus 2008
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 25 Januari 1987 dari
pasangan Edi Nur Ismiyanto, S.E.Akt dan Noor Fadjariah. Penulis merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan Penulis dimulai dari Taman
Kanak-kanak Bintang kecil, Semarang. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan dasar
di SD H Isriati Baiturahman Semarang dari tahun 1992-1998. Tahun 1998 Penulis
melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 3 Semarang hingga tahun 2001 dan
menyelesaikan pendidikan di SMA Negeri 3 Semarang pada tahun 2001-2004.
Penulis diterima di Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada
tahun 2004.
Selama menjadi mahasiswa di Institut Pertanian Bogor, Penulis aktif
dalam organisasi diantaranya menjadi staf PSDM (Pengembangan Sumber Daya
Manusia) Himpunan Profesi Mahasiswa MISETA periode 2004-2005, 2005-2006
dan 2006-2007, staf VCP (Village Concept Project) Organisasi IAAS LC IPB
(International Association of Student In Agriculture and Related Sciences Local
Committee) periode 2005-2006, serta menjadi anggota dari Organisasi Mahasiswa
Daerah PATRA ATLAS Semarang. Selain itu, penulis juga aktif dalam berbagai
kepanitiaan untuk kegiatan kampus. Selama menyelesaikan kuliahnya, Penulis
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya untuk Allah SWT karena hanya atas rahmat, hidayah, dan izin-Nya lah Penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “Analisis Kinerja PT Benar Flora Utama Melalui Pendekatan Balanced Scorecard” ini dengan baik. Penelitian ini merupakan suatu bentuk ketertarikan Penulis terhadap bidang manajemen strategi terutama dalam hal pengukuran kinerja dikaitkan dengan usaha agribisnis tanaman hias yang sedang berkembang. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan bantuan, bimbingan, motivasi, dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, namun penulis tetap berharap penelitian ini bermanfaat bagi banyak pihak, terutama bagi perusahaan. Semoga penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan lebih baik.
Bogor, Agustus 2008
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang atas rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa mengiringi perjalanan hidup Penulis, terutama
dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
penyelesaian skripsi tidak terlepas dari bantuan, motivasi, doa, dan kerjasama dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Kedua Orangtua penulis, Papa dan Mama, atas kasih sayang, cinta, nasehat,
doa dan dukungan yang selalu diberikan dengan tulus tanpa permintaan
balasan apapun. Skripsi ini merupakan tanda cinta, bakti dan terima kasih
yang dapat diberikan Penulis kepada Papa dan Mama.
2. Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan, bimbingan dan didikan yang terkait akademik dan moral.
3. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji utama yang telah memberi
masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
4. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji komisi pendidikan yang
telah memberi masukan dan saran bagi penulis.
5. Ir. Dwi Rachmina, MS dan Dr. Iwan Riswandi atas kesediaannya untuk
berdiskusi mengenai Balanced Scorecard.
6. Mas Suprehatin, SP dan Feryanto W.K, SP atas bimbingan, saran dan
masukan yang telah diberikan selama perkuliahan maupun selama penyusunan
- x - Penulis menyelesaikan kuliah.
8. Pihak PT Benar Flora Utama, yaitu Bapak James.R.Lumbanradja selaku
General Manager, Bapak M.Yusuf Siregar selaku Manager Produksi, serta seluruh staf, atas izin, bantuan dan penerimaan yang baik kepada Penulis
selama pengambilan data.
9. Bapak Istijanto, MM, M.Com atas kesediannya untuk berdiskusi dan bertukar
pikiran mengenai kuesioner karyawan, terima kasih untuk waktunya pak.
10.Kakakku Isfana Dyah Arhami dan Adikku Faradina Arifiyanti, serta kepada
seluruh keluarga besar di Semarang atas dukungan dan semangat yang selalu
diberikan selama ini.
11.Keluarga di Jakarta: Bude Ruk, Mbak Sinta, Om Agus, Tante Yessy, Om
Ucuk, Bunda Fardal, Om Dino, Tante Rita dan semua sepupu, terimakasih
atas dukungan baik moral maupun spiritual yang telah diberikan selama
penulis melakukan studi di IPB. Terimakasih sudah bersedia untuk
menyediakan tempat tinggalnya sebagai tempat persinggahan sementara dan
menjadi Orangtua kedua bagi penulis.
12.Randi Sudarmaji yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar.
13.Mita, Laura, Viona, Reny dan Gandhi sebagai teman satu bimbingan yang
selalu mendukung dan saling memberi semangat.
14.Yudhi, Menik, Eko Restu dan Mbak Islam sebagai teman berdiskusi mengenai
- xi -
Opik, Ragil, Mamieq, Anggoy, Ipung, Dini, Mela, Rudie, Arisman dan semua
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas persahabatan,
dukungan dan pelajaran hidup yang telah diberikan selama ini.
16.Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan ... 7 1.4 Manfaat ... 8
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Hias... 9 2.1.1 Definisi Tanaman Hias ... 9 2.1.2 Pengelompokkan dan Jenis Tanaman Hias ... 10 2.1.3 Pembagian Usaha Tanaman Hias ... 12 2.1.4 Perkembangan Industri Tanaman Hias ... 14 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17 2.2.1 Penelitian Mengenai Usaha Tanaman Hias ... 17 2.2.2 Penelitian Mengenai Penilaian Kinerja ... 19 2.2.3 Penelitian Mengenai Balanced Scorecard ... 22
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31 3.1.1 Konsep Manajemen Strategi ... 31 3.1.2 Konsep Pengukuran Kinerja Manajemen ... 36 3.1.3 Konsep Balanced Scorecard... 39
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ……….. 53
IV METODE PENELITIAN
- xiii -
4.5 Pengolahan dan Analisis Data ... 61
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 71 5.2 Struktur Organisasi ... 73 5.3 Visi dan Misi Perusahaan ... 75 5.4 Sumberdaya Perusahaan ... 76 5.4.1 Sumberdaya Manusia ... 76 5.4.2 Sumberdaya Fisik ... 78 5.4.3 Sumberdaya Finansial... 82 5.5 Kegiatan Produksi ... 82 5.6 Pemasaran ... 88
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pengukuran Kinerja pada PT Benar Flora Utama ... 93 6.2 Perancangan Balanced Scorecard PT Benar Flora Utama ... 101 6.2.1 Peta Strategis ... ... 101 6.2.2 Hubungan Visi dan Misi dengan Sasaran Strategis Keempat
Perspektif Balanced Scorecard PT Benar Flora Utama ... 111 6.2.3 Penetapan Ukuran Strategis pada Sasaran Strategis Balanced
Scorecard PT Benar Flora Utama ... 114 6.2.4 Penetapan Target dan Inisiatif Strategis ... 120 6.3 Pengukuran Kinerja PT Benar Flora Utama dengan Pendekatan Balanced
Scorecard ... 140 6.3.1 Pengukuran Perspektif Keuangan ... 144 6.3.2 Pengukuran Perspektif Pelanggan ... 146 6.3.3 Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal ... 149 6.3.4 Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 151
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan ... 166 7.2 Saran ... 167
DAFTAR PUSTAKA ... 169
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1 Volume dan Nilai Ekspor Impor Tanaman Hias Indonesia
Tahun 2000-2007 ………. 2
2 Produksi Tanaman Hias Menurut Propinsi ... 3 3 Produksi dan Luas Areal Panen Tanaman Hias Indonesia Tahun
2000-2007 ……… 15
4 Penelitian Terdahulu ... 27 5 Jenis dan Sumber Data... 58 6 Jumlah Sampel Berdasarkan Tingkat Manajemen Karyawan ... 61
7 Matriks Perbandingan Berpasangan ………. 69
8 Komposisi Tenaga Kerja PT Benar Flora Utama ... 76 9 Jumlah dan Tingkat Pendidikan Karyawan PT Benar Flora
Utama ... 77 10 Frekuensi dan Waktu Penyiraman ... 85 11 Frekuensi Pengendalian HPT dengan Pestisida ... 86 12 Frekuensi Kegiatan Produksi PT Benar Flora Utama ... 88
13 Jenis Tanaman pada PT Benar Flora Utama ……… 89
14 Volume Penjualan PT Benar Flora Utama Tahun 2006-2007 ... 94 15 Target Kegiatan Cutting PT Benar Flora Utama ………. 98 16 Target Kegiatan Tubbing PT Benar Flora Utama ……….. 99 17 Target dan Pencapaian Kegiatan Potting PT Benar Flora Utama
Tahun 2007 ……….. 100
18 Jumlah Pembeli PT Benar Flora Utama Tahun 2006-2007 ... 104 19 Rancangan Balanced Scorecard PT Benar Flora Utama ... 138 20 Penilaian Bobot Masing-Masing Perspektif Balanced Scorecard
PT Benar Flora Utama ... 141 21 Rekapitulasi Penilaian Bobot Terhadap Masing-masing Sasaran
Strategis dan Ukuran Hasil Balanced Scorecard ... 144 22 Jumlah Pelanggan Tetap PT Benar Flora Utama ... 146 23 Jumlah Pelanggan Tetap yang Melakukan Pembelian Ulang di
- xv -
26 Penilaian Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas ... 155 27 Penilaian Responden Terhadap Dimensi Dukungan Kerja ... 156 28 Penilaian Responden Terhadap Dimensi Dukungan Atasan ... 156 29 Penilaian Responden Terhadap Beban Kerja ... 157 30 Penilaian Responden Terhadap Faktor Pendukung Lingkungan
Kerja ... 158 31 Pengukuran Kinerja PT Benar Flora Utama dengan Balanced
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Tiga Tingkatan Strategi ... 33 2 Perkembangan Peran Balanced Scorecard dalam sistem
Manajemen Strategis ... 42 3 Model Umum Proporsi Nilai Pelanggan ... 48 4 Ukuran Utama Perspektif Pelanggan ... 50
5 Model Rantai Nilai ………. 52
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1 Kuesioner Persepsi Karyawan Terhadap Lingkungan Kerja ... 172 2 Pembobotan Sasaran Strategis dan Ukuran Hasil ... 174 3 Daftar Kisaran Harga Tanaman PT Benar Flora Utama ... 176 4 Tanaman Hias Baru PT Benar Flora Utama Tahun 2007 ... 176 5 Dokumentasi ... 177 6 Desain Tapak PT Benar Flora Utama ... 179
I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia menjadikan sektor
pertanian sebagai salah satu sektor penyumbang pendapatan negara. Sektor
pertanian mampu menyumbang nilai Produk Domestik Bruto (PDB) berdasar
harga konstan pada tahun 2006 sebesar Rp 261.296,8 milyar, menduduki posisi
ketiga dari sembilan sektor penyumbang.1 Salah satu subsektor pertanian yang
memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto adalah hortikultura.
Komoditas hortikultura mampu memberikan sumbangan terhadap PDB
Indonesia secara signifikan. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2007),
PDB komoditas hortikultura berdasar harga konstan tahun 2004-2006 mengalami
pertumbuhan sebesar 7,5 persen per tahun. Pada tahun 2005 hortikultura mampu
menyumbang PDB Nasional sebesar Rp. 61,79 triliyun atau mencapai 21,17
persen dari total PDB sektor pertanian. Hal tersebut menyebabkan pada tahun
2005 hortikultura menduduki posisi kedua penyumbang PDB sektor pertanian
setelah tanaman pangan yang mencapai 40,75 persen dari total PDB pertanian.2
Tanaman hias merupakan bagian dari komoditas hortikultura yang mampu
berperan untuk menyumbang pendapatan negara. Salah satu peran tersebut adalah
sumbangan devisa dari kegiatan ekspor komoditas tanaman hias. Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (2007) volume dan nilai ekspor tanaman hias 2000-2007
mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Fluktuasi nilai ekspor dan impor terjadi
1
Badan Pusat Statistik. Beberapa Indikator Sosial Ekonomi Indonesia. Edisi Maret 2007. www.bps.go.id. (Diakses tanggal 18 Februari 2008)
2
karena tren tanaman hias sangat tergantung pada preferensi konsumen pada saat
itu. Pada tahun 2000 volume ekspor sebesar 9.847.480 kg dan pada tahun 2001
mengalami peningkatan menjadi 16.662.287 kg. Namun pada tahun 2002 dan
2003, terjadi penurunan volume yang cukup signifikan. Volume ekspor mulai
mengalami peningkatan pada tahun 2004 dan tahun 2007 diprediksikan akan
mengalami peningkatan sebesar 1.7 persen.
Tabel 1. Volume dan Nilai Ekspor Impor Tanaman Hias Indonesia Tahun 2000-2007
Ekspor Impor
Tahun
Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$)
2000 9.847.480 6.659.125 513.178 1.430.163
2001 16.662.287 9.836.450 403.074 1.054.097
2002 875.582 898.841 107.814 276.727
2003 681.928 1.387.338 123.999 376.298
2004 14.065.154 12.914.439 806.647 1.185.705
2005*) 16.697.383 12.640.070 1.041.085 1.863.264
2006**) 11.445.904 10.611.154 1.034.658 1.741.410
2007**) 11.641.288 11.277.904 1.028.231 1.777.803
Sumber : Badan Pusat Statistik (2007) Keterangan : *) : angka prognosa
**) : angka prediksi
Terdapat berbagai jenis spesies tanaman hias di Indonesia, hal ini
didukung oleh kondisi agroklimat dengan iklim tropis yang dimiliki Indonesia.
Jenis tanaman hias yang populer di masyarakat pada umumnya berkisar antara
tanaman hias bunga dan tanaman hias daun. Tanaman hias bunga misalnya
anggrek, euphorbia, mawar dan krisan, sedangkan tanaman hias daun seperti
anthurium dan aglaonema.
Menurut Direktorat Tanaman Hias, usaha tanaman hias di Indonesia
berkembangnya daerah sentra, peningkatan jenis dan volume produksi,
berkembangnya outlet dan pelaku usaha di daerah perkotaan, serta makin tumbuh
dan berkembangnya kelembagaan tani/ usaha serta asosiasi atau perhimpunan
tanaman hias.3
Sentra produksi tanaman hias di Indonesia tersebar di beberapa propinsi,
antara lain Sumatra Utara, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi
Utara (Departemen Pertanian, 2007). Propinsi Jawa Barat merupakan daerah
penghasil tanaman hias terbesar pada tahun 2005, yaitu sebesar 71.585.045
tangkai. Pada tahun 2002-2005 keempat propinsi sentra produksi tanaman hias
mengalami pertumbuhan produksi rata-rata pertahun yang bernilai positif. Hal
tersebut menunjukkan terjadi peningkatan produksi tanaman hias dalam kurun
waktu 2002-2005. Pertumbuhan produksi terbesar dicapai oleh Propinsi Sulawesi
Utara, sebesar 335,18 persen.4
Tabel 2. Produksi Tanaman Hias Menurut Propinsi Produksi Tahun (tangkai)
1. Jawa Barat 43.995.855 45.097.959 52.736.589 71.585.045 18,37
2. Jawa Tengah 49.423.260 41.991.657 65.721.430 64.323.766 13,13
3. Jawa Timur 19.212.693 22.088.444 29.952.179 21.417.773 7,37
4. Sulawesi Utara 78.742 122.545 533.466 3.812.374 335,18
5. Sumatera Utara 1.980.102 2.618.968 3.250.760 3.835.678 24,8 Sumber : Statistik Departemen Pertanian, 2006 (data diolah)
Peningkatan produksi tanaman hias terkait dengan peningkatan kegiatan
usaha tanaman hias. Kegiatan usaha tanaman hias menjadi peluang bisnis yang
menguntungkan karena didukung oleh meningkatnya permintaan masyarakat.
3
Direktur Direktorat Tanaman Hias. Harmonisasi Statistik Indonesia. 27 Juni 2005. www.hortikultura.go.id. (diakses tanggal 22 April 2008)
4
Permintaan masyarakat akan tanaman hias dipengaruhi oleh meningkatnya
pendapatan dan kesadaran akan keindahan lingkungan. Selain itu, pembangunan
industri pariwisata serta perhotelan juga turut meningkatkan permintaan tanaman
hias di pasar domestik.5
Menurut pakar tanaman hias yang juga peneliti dan breeder, Gregori G. Hambali, jumlah perusahaan tanaman hias sejak terjadi booming tanaman hias pada tahun 2003 terus mengalami peningkatan sehingga persaingan yang terjadi
semakin ketat. Tidak hanya kalangan pecinta (hobiis) dan ahli tanaman hias yang
membuka usaha tanaman hias, namun orang tanpa latar belakang profesi maupun
pendidikan tanaman hias pun banyak yang membuka usaha penjualan tanaman
hias.6
Banyaknya kegiatan usaha tanaman hias yang ada menyebabkan
persaingan semakin ketat dan menjadi pemicu bagi para pengusaha tanaman hias
untuk dapat melakukan kinerja dengan baik. Kinerja yang baik akan mengantar
perusahaan untuk dapat memenangkan persaingan yang terjadi. Penerapan sebuah
sistem penilaian dan perencanaan kinerja merupakan salah satu cara bagi
perusahaan untuk mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dimiliki saat ini
serta potensinya di masa mendatang.
Selama ini penilaian kinerja perusahaan masih didominasi dengan
penggunaan tolak ukur finansial. Fokus perusahaan hanya pada peningkatan
kemampuan finansial tanpa disertai dengan pengelolaan aktiva tidak berwujud,
seperti pelanggan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran dan
pertumbuhan. Dalam kondisi yang semakin berubah, aspek finansial saja tidak
5
Anonim. Signifikan Peningkatan PDB Tanaman Hias. www.distan.jakarta.go.id (diakses tanggal 11 Juni 2008)
6
dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi. Pengelolaan
aktiva tidak berwujud yang dimiliki dengan baik akan meningkatkan kemampuan
finansial suatu organisasi.
Salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan
dan sebagai suatu sistem manajemen strategis yang komprehensif adalah
Balanced Scorecard. Balanced Scorecard (BSC) merupakan alat manajemen kinerja yang dapat membantu suatu organisasi untuk menerjemahkan visi dan misi
menjadi strategi dengan melihat kemampuan finansial dan non finansial yang
dimiliki. Selain untuk memetakan strategi perusahaan, BSC juga memonitor
pencapaian strategi yang telah dibuat. Penerapan Balanced Scorecard sebagai metode pengukuran kinerja menjadi menarik untuk dikaji, untuk mengetahui
kemampuan organisasi tidak hanya dari segi finansialnya saja.
1. 2 Perumusan Masalah
Tanaman hias merupakan salah satu komoditas unggulan sektor
hortikultura. Kondisi iklim yang mendukung menyebabkan Indonesia memiliki
kekayaan flora yang berpotensi sebagai tanaman hias. Menurut Asosiasi Bunga
Indonesia, saat ini terdapat 44 jenis tanaman hias yang terdiri dari 336 varietas
yang menjadi unggulan untuk diperdagangkan.
Industri tanaman hias di Indonesia semakin berkembang, hal tersebut
ditunjukkan dengan meningkatnya permintaan tanaman hias sebesar 15-20 persen
per tahun (Agromedia, 2007). Meningkatnya permintaan menjadi peluang bisnis
usaha tanaman hias belum terhitung dan tercatat dengan pasti.7 Namun menurut
Direktorat Tanaman Hias (2007) terdapat 127 usaha pembesaran bibit tanaman
hias di kawasan DKI Jakarta dan sekitarnya, sedangkan jumlah retailer tidak terhitung jumlahnya, mulai dari skala besar hingga penjual tanaman hias di
pinggiran jalan. Usaha tanaman hias semakin berkembang di beberapa propinsi di
Indonesia, yang melibatkan baik petani kecil maupun pengusaha.
PT Benar Flora Utama merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang usaha pembesaran bibit tanaman hias dan merupakan kebun bibit tanaman
hias terbesar di Indonesia. PT Benar Flora Utama menyediakan beberapa jenis
tanaman hias sebagai pelengkap taman rumah, hotel, kantor, atau proyek
penghijauan. Peningkatan pengusahaan tanaman hias menyebabkan PT Benar
Flora Utama berada pada persaingan yang ketat.
Kinerja yang baik menjadi satu alternatif agar perusahaan mampu bertahan
dan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Penerapan sebuah sistem penilaian
dan perencanaan kinerja merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk
mengetahui kondisi dan prestasi yang telah dimiliki saat ini serta potensinya di
masa mendatang. Saat ini pengukuran kinerja yang digunakan PT Benar Flora
Utama masih menggunakan tolak ukur finansial yaitu pencapaian penjualan dan
profitabilitas.
Dalam keadaan yang semakin berubah pengukuran kinerja menggunakan
tolak ukur finansial saja tidak dapat digunakan untuk menilai keberhasilan
perusahaan. Perusahaan harus mampu menyeimbangkan antara aspek finansial
dan aspek non finansial yang dimiliki. Metode Balanced Scorecard (BSC)
7
melakukan pengukuran kinerja suatu perusahaan dengan mempertimbangkan
aspek finansial dan non finansial yang dimiliki.
Balanced Scorecard merupakan metode penilaian kinerja yang melihat dari beberapa perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Metode ini menerjemahkan visi dan misi perusahaan ke dalam sasaran strategi
yang akan dicapai. BSC juga dapat memonitor sasaran yang akan dicapai, melihat
sejauhmana perusahaan dapat meminimalisir perbedaan antara target yang akan
dicapai dengan pencapaian yang sesungguhnya.
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT Benar Flora Utama
selama ini ?
2. Bagaimana peta strategi yang sesuai dengan keadaan PT Benar Flora Utama
berdasarkan Balanced Scorecard ?
3. Bagaimana pengukuran kinerja PT Benar Flora Utama berdasarkan Balanced Scorecard ?
1. 3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi dan meninjau pengukuran kinerja yang diterapkan PT Benar
Flora Utama selama ini
2. Merumuskan dan menggambarkan peta strategi yang sesuai dengan keadaan
3. Menganalisis kinerja PT Benar Flora Utama berdasarkan Balanced Scorecard
1. 4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. PT Benar Flora Utama, hasil penelitian ini dapat bermanfaat dalam melakukan
pengukuran kinerja perusahaan. Metode Balanced scorecard dapat menjadi alternatif metode pengukuran kinerja perusahaan.
b. Penulis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai aplikasi dari ilmu
yang didapat selama menuntut ilmu di IPB dan menambah pengalaman.
c. Pembaca, penulis berharap tulisan ini dapat bermanfaat sebagai tambahan
II. TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Tanaman Hias
2.1.1 Definisi Tanaman Hias
Tanaman hias menurut Lakitan dalam Simanjuntak (2006) merupakan
bagian dari komoditi hortikultura non pangan, yang digolongkan sebagai
florikultur, yaitu cabang ilmu hortikultura yang mempelajari tanaman hias sebagai
bunga potong, tanaman pot, atau tanaman penghias tanaman. Komoditi ini
dibudidayakan dalam kehidupan sehari-hari untuk dinikmati keindahannya.
Tanaman hias merupakan jenis tanaman yang memiliki keindahan dari
segi warna, tajuk, ukuran, keharuman, dan bentuk, baik pada bunga maupun
daunnya. Tanaman ini digunakan orang sebagai komponen utama untuk
menghijaukan maupun mempercantik taman maupun sebagai tanaman hias dalam
pot yang ditempatkan di meja ataupun digantung di areal rumah, ruang
perkantoran, maupun apartemen. Tanaman hias akan membuat suasana sekitar
rumah menjadi lebih hijau, memperindah komposisi warna lingkungan sekitar dan
tentu saja membuat keberadaan taman dan lingkungan sekitar rumah lebih
semarak (Endah dalam Pribudi, 2002).
Menurut Sudarmono dalam Simanjuntak (2006), tanaman hias merupakan
jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari tanaman daun atau bunga yang dapat
ditata untuk memperindah lingkungan sehingga suasana menjadi lebih artistik dan
menarik. Sedangkan Rahardi (1997) mendefinisikan tanaman hias sebagai
tanaman yang mempunyai nilai keindahan dan daya tarik tertentu serta
Berdasarkan kamus pertanian umum dalam Tinambunan (2005), tanaman
hias didefinisikan sebagai tanaman yang memiliki nilai estetika. Tanaman hias
menunjukkan hal-hal yang identik dengan keindahan lingkungan, penghantar
keceriaan/kebahagiaan, penyejuk dan perbaikan mutu lingkungan, penghantar
ketertiban, keterbudayaan (civility) dan keberadaban, pemicu kedamaian, serta persaudaraan dan keramah-tamahan.
2.1.2 Pengelompokan dan Jenis Tanaman Hias
Menurut Endah dalam Pribudi (2002), jenis tanaman hias dapat digolongkan
atas tiga dasar utama, yaitu:
1. Jenis tanaman hias berdasarkan bagian tanaman yang dinikmati
a. Tanaman hias daun, adalah tanaman hias yang memiliki warna-warni daun
yang indah dengan bentuk daun dan tajuk yang bervariasi, unik, dan
eksotik. Oleh karena itu meskipun tidak berbunga, keindahan warna dan
bentuk daunnya mampu menghadirkan keasrian di sekitar lingkungan
rumah, perkantoran, atau apartemen. Contoh tanaman hias jenis ini antara
lain: Lili paris, palem, kuping gajah, Sri Rejeki, Adam Hawa, Sambang
Darah, dan Balanceng.
b. Tanaman hias bunga, adalah tanaman hias yang memiliki kemampuan
menghasilkan bunga dengan aneka bentuk, warna, ukuran, dan keharuman
2. Jenis tanaman hias berdasarkan lokasi penanamannya
a. Tanaman hias dalam taman, yaitu tanaman hias sebagai komponen utama
untuk mempercantik dan memperindah taman di lingkungan rumah,
kantor, atau apartemen. Contohnya bougenvile, heliconia, dan kembang
sepatu.
b. Bunga potong, yaitu tanaman hias yang ditanam untuk diambil bunga
beserta tangkainya. Misalnya berbagai jenis mawar dan anyelir.
c. Bunga dalam pot, yaitu jenis tanaman hias yang ditanam dalam pot.
3. Jenis tanaman hias berdasarkan panjang harinya
a. Tanaman hias hari panjang, yaitu tanaman hias yang proses
pembungaannya terjadi bila memperoleh penyinaran lebih dari 14 jam
sehari. Contohnya adalah Spathiphyllum dan Anthurium.
b. Tanaman hias hari pendek, yaitu tanaman hias yang proses
pembungaannya terjadi dengan penyinaran kurang dari 12 jam sehari.
Contohnya adalah krisan.
c. Tanaman hias netral, yaitu tanaman hias yang proses pembungaannya
tidak dipengaruhi oleh lama tidaknya penyinaran. Contohnya kembang
sepatu dan alamanda.
Menurut Rahardi (1997), tanaman hias dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Tanaman hias dalam ruangan (indoor).
Tanaman hias yang cocok ditanam di dalam ruangan adalah tanaman hias
yang dapat hidup berhari-hari dalam ruangan dan mempunyai ukuran yang
tanaman berdaun indah. Ragam tanaman hias dalam ruangan yang populer
antara lain: aglaonema, anthurium, palem, dan paku-pakuan.
2. Tanaman hias luar ruangan (outdoor).
Pada dasarnya semua jenis tanaman hias dapat digunakan sebagai penghias di
luar ruangan, namun keberadaan jenisnya seringkali ditentukan oleh model
dan sifat tanaman yang tahan atau tidak terhadap matahari. Tanaman yang
cocok untuk penghias luar ruangan adalah tanaman yang menyukai sinar
matahari secara langsung. Tanaman hias luar ruangan umumnya berwujud
pohon-pohonan (contohnya palem dan sikas) serta perdu-perduan (contohnya
bougenvile, hibiscus, mawar, dan soka).
2.1.3 Pembagian Usaha Tanaman Hias
Berdasarkan besar kecilnya skala usaha, bisnis tanaman hias dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori, antara lain (Agromedia, 2007):
a. Skala rumahan, merupakan usaha sampingan dengan lahan terbatas. Biasanya
hanya memanfaatkan lahan pekarangan dan hanya menjual kepada end user.
Modal yang digunakan relatif kecil.
b. Skala menengah, memiliki kapasitas produksi tertentu, serta sudah bisa
menjual ke pedagang lain, tidak hanya kepada end user.
b. Skala besar (industri), memiliki sistem manajemen yang bagus, kuantitas
produksi dan jenis produksi yang dihasilkan sudah jelas, serta memiliki
rencana produksi dan pemasaran yang jelas, paling tidak sampai 25 tahun ke
Agromedia (2007) membagi usaha tanaman hias menurut kegiatan dan
tahapan produk yang dijualnya menjadi beberapa segmen usaha, antara lain :
1. Usaha pembibitan (breeder)
Para pelaku usaha ini menghasilkan bibit jenis baru hasil penyilangan, karena
itu diperlukan ilmu dan keahlian khusus. Selain itu, dibutuhkan ketekunan dan
kesabaran, karena untuk menghasilkan suatu silangan baru yang sempurna
dibutuhkan waktu 5-10 tahun.
2. Usaha pembesaran tanaman hias (grower)
Merupakan perantara antara breeder dan retailer. Grower membeli bibit dari
breeder dan memeliharanya hingga ukuran tertentu, kemudian menjualnya kepada pengecer.
3. Pengecer (retailer)
Pedagang yang mengambil tanaman hias dari grower dan menjualnya kembali kepada konsumen langsung. Hingga saat ini, hampir semua
pengusaha tanaman hias di Indonesia berada pada tingkatan retailer. Pengecer harus menyediakan tempat pameran tanaman hias yang akan dijual, bisa
berupa show room, supermarket, nursery atau gerai tanaman hias. 4. Usaha penjualan sarana produksi pertanian (saprotan) tanaman hias
Saprotan tanaman hias meliputi semua bahan dan alat yang mendukung usaha
budidaya dan perawatan tanaman hias.
5. Usaha penyewaan tanaman
2.1.4 Perkembangan Industri Tanaman Hias
Industri tanaman hias pada awalnya mulai berkembang di negara-negara
maju dan beriklim temperates, seperti Amerika dan Eropa. Kondisi lingkungan
pada daerah temperates tidak memungkinkan sebagian tanaman untuk tumbuh
sehingga mereka membawa tanaman dari daerah tropis untuk dipelihara dalam
ruangan. Masyarakat di daerah tropis seperti Indonesia secara umum cenderung
memilih tanaman hias berdaun indah untuk menghiasi ruangan dan kehijauan
daunnya akan memberikan kesejukan.
Menurut Direktorat Tanaman Hias, usaha tanaman hias di Indonesia
mengalami pertumbuhan yang relatif cepat. Hal tersebut ditandai dengan
berkembangnya daerah sentra, peningkatan jenis dan volume produksi,
berkembangnya outlet dan pelaku usaha di daerah perkotaan, serta makin tumbuh
dan berkembangnya kelembagaan tani/ usaha serta asosiasi atau perhimpunan
tanaman hias.
Perkembangan tanaman hias di Indonesia cukup disebabkan oleh beberapa
hal berikut (Bunasor dalam Tinambunan, 2005) :
1. Pertumbuhan penduduk kota dengan kecenderungan peningkatan pendapatan
2. Pembangunan komplek perumahan, perkantoran, hotel, dan restoran
3. Pertambahan pendapatan masyarakat
4. Distribusi pendapatan bagi masyarakat yang relatif berpenghasilan rendah
5. Perubahan selera dan gaya hidup masyarakat
Melihat potensi pasar yang tersedia dan juga menyadari potensi
sumberdaya yang dimiliki Indonesia, beberapa pengusaha maupun hobiis tanaman
melakukan budidaya tanaman hias. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan
perkembangan luas panen yang tersebar di berbagai propinsi dan perkembangan
produksi tanaman hias di Indonesia. Menurut Asosiasi Bunga Indonesia (2002)15,
saat ini terdapat 44 jenis tanaman hias unggulan di Indonesia yang dapat
diperdagangkan.
Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi tanaman hias di Indonesia
mempunyai tren yang meningkat. Peningkatan produksi terbesar terjadi pada
tahun 2004, angka produksi naik sebesar 40 persen. Pada tahun 2003 produksi
sebesar 134.702.009 unit dan meningkat menjadi 189.448.867 unit pada tahun
2004.
Tabel 3. Produksi dan Luas Areal Panen Tanaman Hias Indonesia Tahun 2000-2007
Tahun Luas Panen (m2) Produksi (unit)
2000 36.997.550 118.663.228
2001 27.368.874 133.893.990
2002 31.862.095 138.278.350
2003 25.268.068 134.702.009
2004 25.844.400 189.448.867
2005 *) 24.486.690 183.889.563
2006 **) 32.396.523 188.175.922
2007 **) 34.660.839 193.120.969
Sumber : Ditjen Hortikultura dan BPS (2007)
Keterangan : *) : Data tahun 2005 adalah angka sementara
**) : Data tahun 2006 dan 2007 adalah angka prediksi dari angka prognosa tahun 2005, mencakup seluruh propinsi
Bisnis tanaman hias dicirikan dengan tren yang dinamis dimana setiap saat
jenis tanaman hias yang diminati oleh konsumen berubah. Tren tanaman hias yang
dinamis ini memunculkan peluang bisnis yang prospektif, tidak hanya di kota
besar, namun juga hingga ke daerah. Menurut Agromedia (2007), omset bisnis
15
tanaman hias Indonesia yang dihitung dari keseluruhan petani, termasuk petani
kecil, sedikitnya mencapai Rp 30-40 miliar per tahun. Omset terbesar masih
dipegang pasar ekspor. Namun krisis moneter pada tahun 1997 menyebabkan
pertumbuhan ekspor Indonesia terhambat, walaupun tetap mengalami
peningkatan.
Peningkatan produksi tanaman hias tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri, melainkan juga pasar luar negeri. Pada tahun 2000,
Inonesia menempati urutan ke-51 pengekspor tanaman hias, dan meningkat
menjadi urutan ke-48 dunia pada tahun 2004 (Direktorat Tanaman Hias, 2004).
Dibandingkan dengan produk tanaman hias dari negara pesaing seperti Thailand
dan Singapura, daya saing produk florikultura Indonesia masih tergolong rendah.
Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor, yaitu16 :
1. Penerapan sistem produksi yang kurang efisien
2. Tidak adanya jaminan mutu, kontinuitas, dan ketepatan waktu pengiriman
3. Harga produk yang terlalu tinggi
4. Pemilihan komoditas yang tidak sesuai dengan preferensi pasar
5. Biaya pengiriman yang sangat tinggi
6. Belum tersedianya informasi market intelligence
7. Regulasi perdagangan yang kurang kondusif
8. Intensitas promosi yang masih rendah
9. Ketergantungan terhadap bibit dan tanaman induk dari mancanegara
16
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
2.2.1 Penelitian Mengenai Usaha Tanaman Hias
Tambunan (2005) melakukan penelitian tentang strategi pengembangan
usaha tanaman hias pada PT. Bina Usaha Flora (BUF). Penelitian tersebut
bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor kunci kekuatan
dan kelemahan dari lingkungan internal dan faktor-faktor kunci peluang dan
ancaman dari lingkungan eksternal perusahaan, memformulasikan strategi untuk
perusahaan berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, serta
menentukan prioritas atau memilih strategi yang terbaik bagi PT. Bina Usaha
Flora yang dapat dilaksanakan perusahaan. Hasil dari penelitian adalah
perusahaan disarankan untuk menjalin kerjasama dengan pelanggan potensial
sebagai prioritas strategi.
Penelitian oleh Hanapi (2006) bertujuan untuk menganalisis efisiensi
pemasaran bunga potong pada Pusat Promosi Bunga dan Tanaman Hias (PPTBH)
Rawa Belong, Jakarta Barat. Saluran dan lembaga pemasaran yang ada di PPTBH
Rawa Belong adalah pedagang pengumpul, pedagang grosir, dan pedagang eceran
dengan struktur pasar yang terjadi berdasarkan kondisi yang ada merupakan pasar
bersaing tidak sempurna yang cenderung mengarah ke persaingan monopolistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sistem distribusi pemasaran
terhadap produk bunga potong yang diamati di PPTBH Rawa Belong belum
efisien berdasarkan marjin pemasarannya. Marjin yang terjadi diantara lembaga
pemasaran belum merata, pedagang pengumpul aster memperoleh marjin terkecil
(6,66 persen) sedangkan pengecer bunga krisan memperoleh marjin terbesar (55
dikeluarkan dan keuntungan yang ingin diambil oleh masing-masing lembaga
pemasaran.
Simanjuntak (2006) melakukan penelitian mengenai kepuasan konsumen
rental tanaman hias pada Alam Segar Indoor Plant Rental. Peneliti menganalisis penilaian konsumen terhadap tingkat kinerja dan kepentingan atribut produk dan
pelayanan yang diberikan rental tanaman hias Alam Segar, kemudian
merumuskan strategi pemasaran untuk mempertahankan konsumennya dan
menjangkau konsumen baru. Atribut yang diteliti antara lain jenis, kesegaran,
bentuk, ketersediaan, kesesuaian, ketepatan waktu, harga, pembayaran,
pemesanan, keluhan, kerusakan, karyawan, identitas, akses, penataan,
transportasi, dan promosi. Secara keseluruhan menggunakan perhitungan dengan
indeks kepuasan pelanggan, konsumen sudah merasa puas dengan produk dan
pelayanan Alam Segar. Strategi pemasaran yang dapat diterapkan untuk
mempertahankan konsumen lama dan menjangkau konsumen baru adalah dengan
cara meningkatkan kinerja masing-masing atribut yang ada.
Rositasari (2006) melalui penelitiannya menjabarkan strategi pemasaran
tanaman hias daun pada Pesona Daun Mas Asri. Berdasarkan analisis internal dan
eksternal, perusahaan berada pada posisi pertahankan dan pelihara. Matriks
SWOT menghasilkan tujuh alternatif strategi pemasaran, kemudian ditentukan
prioritas strategi dengan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Berdasarkan hasil
pengolahan PHA, prioritas strategi Pesona Daun Mas Asri secara berturut-turut
adalah menetapkan kebijakan harga yang fleksibel, diversifikasi dan
daun potong di Jakarta, membentuk bagian riset pemasaran, penetrasi pasar di
wilayah Jakarta, serta membuat kebijakan sumberdaya manusia.
Penelitian terdahulu di atas menganalisis mengenai strategi pengembangan
usaha tanaman hias, efisiensi saluran pemasaran tanaman hias, kepuasan
konsumen terhadap produk sewa tanaman hias, serta strategi pemasaran usaha
tanaman hias. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah obyek
yang diteliti yaitu usaha tanaman hias. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan
penelitian di atas adalah penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja usaha
tanaman hias berdasarkan metode Balanced scorecard.
2.2.2 Penelitian Mengenai Penilaian Kinerja
Joni (2002) melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan perusahaan
tepung santan kelapa pada PT Adang Surya Andaan. Peneliti menganalisis kinerja
keuangan perusahaan serta faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan selama periode penelitian. Selain itu juga merumuskan rencana
strategi yang dapat memperbaiki kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian
menunjukkan perkembangan aktivitas perusahaan terus mengalami peningkatan
meski berfluktuasi. Hal tersebut menggambarkan pengelolaan sumber daya oleh
perusahaan sudah efisien.
Penelitian yang dilakukan Elisa (2002) menjelaskan mengenai kinerja
keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk dan lima anak perusahaannya pada periode
1997-2000. Peneliti menggunakan analisis rasio dan analisis Du Pont untuk
menggambarkan kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan
kinerja keuangan PT. Astra Agro Lestari, Tbk dan lima anak perusahaannya
PT. Astra Agro Lestari, Tbk dan anak perusahaannya dipengaruhi oleh beberapa
faktor internal, yaitu tingginya biaya perusahaan, jumlah aktiva, jumlah hutang
dan modal sendiri, penjualan dan hubungan kerjasama antara perusahaan dengan
pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa. Sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi antara lain kondisi ekonomi dan politik Indonesia yang masih
belum stabil.
Pitaloka (2004) melakukan perbandingan kinerja finansial antara
perbankan konvensional dan syariah. Peneliti mencoba melakukan perbandingan
kinerja dari beberapa bank yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank
Danamon Indonesia (BDI), Tbk, PT Bank Central Asia (BCA), PT Bank Mega,
Tbk, dan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI) dengan menggunakan metode
Economic Value Added (EVA). Hasil penelitian menunjukkan nilai EVA tertinggi yaitu 83,33 persen dicapai oleh Bank Konvensional Swasta yang diwakili oleh
BCA, BDI, dan Bank Mega. Bank Muamalat yang mewakili bank syariah berada
pada posisi kedua dengan nilai 65 persen, sedangkan BNI yang mewakili bank
konvensional pemerintah berada pada posisi terakhir dengan nilai 54,9 persen.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Dewi (2004) yang melakukan
penelitian tentang analisis kinerja keuangan perusahaan pertanian go public di PT Bursa Efek Jakarta dengan metode EVA dan MVA. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan dan
kemakmuran bagi para pemegang saham. Perusahaan yang diteliti adalah PT
Astra Agro Lestari Tbk, PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk, PT PP London
Sumatera Tbk, PT Bahtera Adimina Samudra Tbk, dan PT Dharma Samudra
perusahaan yang memiliki nilai EVA positif, yaitu PT Bakrie Sumatera Plantatin
Tbk dan PT PP London Sumatera Tbk. Sedangkan berdasar hasil perhitungan
MVA hanya PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Bahtera Adimina Samudra Tbk
yang memiliki nilai positif. Nilai EVA yang negatif paling dominan disebabkan
oleh faktor biaya modal yang lebih tinggi dari laba usaha yang dihasilkan.
Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan laba usaha tanpa menggunakan
lebih banyak modal atau bekerja pada aktiva yang lebih rendah.
Imamah (2005) melakukan penelitian mengenai kinerja keuangan PT Bank
Mandiri (Persero) Tbk 2003-2004 menggunakan hubungan rasio keuangan dengan
Economic Value Added. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran kinerja keuangan metode EVA memberikan hasil berbeda dengan rasio keuangan.
Berdasarkan EVA kinerja perusahaan pada tahun 2004 mengalami penurunan
dibandingkan dengan tahun 2003, ditunjukkan dengan penurunan nilai EVA
rata-rata perusahaan sebesar 78 persen. Namun jika menurut rasio keuangan, kinerja
perusahaan pada tahun 2004 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2003, yang
ditunjukkan dengan peningkatan beberapa nilai indikator keuangan.
Secara keseluruhan penelitian terdahulu di atas bertujuan untuk melakukan
penilaian kinerja suatu perusahaan melalui pendekatan aspek keuangan.
Pengukuran kinerja melalui pendekatan aspek keuangan dinilai kurang
komperhensif dan kurang dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang
dihadapi oleh perusahaan karena tidak menyentuh kepada inti pokok
permasalahan penyebab kondisi keuangan perusahaan. Sehingga hal tersebut
2.2.3 Penelitian Mengenai Balanced Scorecard
Ismarson (2002) melalui penelitiannya menjabarkan identifikasi proses
pembangunan Balanced Scorecard sebagai instrumen pelaksanaan manajemen strategi perusahaan pada Divisi Es Krim Wall’s PT Unilever Indonesia Tbk.
Penelitian juga menganalisis sejauhmana Balanced Scorecard yang dibangun telah selaras dengan strategi perusahaan. Analisis keselarasan secara kualitatif
dilakukan dengan pendekatan konsep hubungan sebab akibat. Balanced Scorecard
selain berperan sebagai sistem perencanaan dan pengukuran operasional juga
berperan penting sebagai instrumen pelaksana sistem manajemen strategis
perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Utami (2003) berusaha untuk mendeskripsikan
dan menganalisis kesiapan Program Pascasarjana (PPs) dalam menerapkan
Balanced Scorecard. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi sasaran dalam rerangka Balanced Scorecard yang digambarkan dalam peta strategiknya, dan hasil pengukurannya, serta inisiatif strategik yang dapat dilaksanakan untuk
mencapai sasaran. Sasaran strategik pada perspektif keuangan adalah peningkatan
margin PPs, peningkatan SPP, dan penghematan strategik. Sasaran strategik pada
perspektif pelanggan adalah kepuasan pelanggan PPs terhadap pelayanan PPs,
kepercayaan pelanggan, dan Quality relationship dengan pelanggan. Perspektif proses bisnis internal memiliki sasaran strategik yaitu standar akademik yang
tinggi dengan kebutuhan pasar, atmosfir akademik yang kondusif, manajemen
internal yang prima, program sustainable, dan proses belajar mengajar yang efisien. Sedangkan sasaran strategik pada perspektif pembelajaran pertumbuhan
dan dinamis, reputasi ilmiah yang tinggi, dan kemampuan PPs dalam melakukan
out-sourcing, re-sourcing dan cource-sharing. Berdasarkan perhitungan dengan metode Proses Hierarki Analitik didapat urutan prioritas dalam rerangka Balanced Scorecard, yaitu perspektif pelanggan pada urutan pertama, perspektif bisnis internal di urutan ke dua, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan di urutan ke
tiga, dan perspektif finansial pada urutan terakhir.
Sulistyowati (2004) melakukan penelitian mengenai rancangan Balanced Scorecard sebagai instrumen manajemen strategi pada PT Fastfood Indonesia Tbk (KFC). Penelitian dilatarbelakangi oleh perusahaan yang masih menggunakan
sistem pengukuran kinerja bisnis berbasis informasi finansial dengan
menggunakan laporan keuangan pada Annual report. Penelitian menggunakan data primer dan data sekunder yang dianalisis dengan metode deskriptif evaluatif
dan rasio. Secara keseluruhan hasil pencapaian kinerja perusahaan dalam empat
perspektif Balanced Scorecard memuaskan. Hal ini ditunjukkan dari skor akhir pencapaian target sebesar 108,63 persen.
Penelitian yang dilakukan Dewi (2004) bertujuan untuk melakukan
persiapan analisis pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard
pada perusahaan daging olahan PT Badranaya, Bandung. Perusahaan masih
menggunakan pengukuran kinerja yang berfokus pada segi keuangan. Peneliti
mencoba untuk merumuskan strategi perusahaan menggunakan metode BSC.
Sumberdaya yang dimiliki dimanfaatkan untuk menetapkan strategi untuk
mencapai visi dan misi perusahaan.