PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK
KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
ALFIAN FERNANDO NIM. 070423027
P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENENTUAN KAPASITAS OPTIMAL PRODUKSI CPO DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING PADA PABRIK
KELAPA SAWIT (PTPN III) SEI RAMBUTAN
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
ALFIAN FERNANDO NIM. 070423027
Disetujui Oleh :
Dosen Pembimbing I
( Ir. Ukurta Tarigan, MT. )
Dosen Pembimbing II
( Ikhsan Siregar, ST., MEng.)
P R O G R A M P E N D I D I K A N S A R J A N A E K S T E N S I D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Peningkatan permintaan yang tinggi terhadap peroduksi minyak kelapa sawit kasar (CPO) di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pihak-pihak yang berkaitan dalam produksi CPO memerlukan suatu usaha tertentu agar proses produksi berjalan baik dan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia di pabrik guna mencukupi permintaan konsumen. Penggunaan barang dan modal yang optimal dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional pabrik dan juga mendukung mutu produk. Salah usaha yang dapat dilakukan adalah dengan perencanaan produksi CPO yang baik. Salah satu cara untuk melakukan perencanaan produksi adalah dengan metode matematik yaitu dengan
menggunakan goal programming.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat produksi yang optimal di Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan dengan menggunakan program
sasaran (goal programming). Mengindetifikasi faktor-faktor produksi yang
berpengaruh dalam perencanaan produksi kelapa sawit dan membuat suatu perencanaan produksi CPO, khususnya kegiatan di kebun untuk menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang merupakan bahan baku usaha utama CPO serta kegiatan di pabrik untuk menghasilkan CPO. Optimasi produksi dilakukan dengan
program sasaran (goal programming), dimana penyelesaian model dilakukan
dengan bantuan program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Model
sasaran dalam penelitian ini memiliki 12 variabel keputusan, variabel keputusan
yang digunakan adalah Xi (dimana i=1,…,12), variabel keputusan diambil
berdasarkan pada kegiatan yang ada di pabrik yaitu kegiatan produksi CPO, kegiatan produksi dari kebun Inti dan kegiatan pembelian dari kebun Plasma.
Perencanaan produksi pada pabrik dilakukan berdasarkan taksiran permintaan untuk tiap periode. Namun pada kenyataannya, perusahaan sering dihadapkan dengan keadaan dimana adanya ketidaksesuaian produksi dengan volume permintaan. Pada periode-periode tertentu karena permintaan produksi yang besar pabrik tidak dapat mencukupi permintaan para konsumennya hal ini disebabkan oleh kurangnya pengoptimalan bahan baku dan modal yang digunakan oleh pabrik.
Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh rencana produksi yang optimal sebagai alternatif pemecahan masalah dalam
pengoptimalan kapasitas produksi yang masih menganggur. Penggunaan goal
programming dalam penelitian ini menghasilkan jumlah produksi optimal dimana penggunaan jumlah bahan baku dan modal tetap berada dalam batasan ketersediaan bahan baku di pabrik. Hasil produksi yang optimal diperoleh dengan
pendekatan goal programming adalah 6.857 ton untuk triwulan I, 9.427 ton untuk
riwulan II, 12.636 untuk triwulan III dan 11.507 ton untuk triwulan IV.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan karunia dan kekuatan kepada penulis untuk menyelesaiakan tugas
sarjana yang berjudul ”Penentuan Kapasitas Optimal Produksi CPO dengan
Menggunakan Metode Goal Programming Pada Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan”
Tugas sarjana ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian
Sarjana untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Ekstensi pada Departemen
Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Dalam Penulisan Tugas sarjana ini, penulis telah berusaha untuk memberi
yang terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih memiliki
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun
untuk lebih menyempurnakan Tugas sarjana ini. Semoga Tugas Sarjana ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Universitas Sumatera Utara,
Medan, Juni 2011
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
yang telah memberikan hikmat, berkah dan anugerah yang menjadi sumber
inspirasi bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini
dengan baik.
Secara khusus penulis menghanturkan terima kasih sebesar-besarnya
kepada kedua orang tuaku yang sangat penulis kasihi dan sayangi. Terima kasih
juga penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian penelitian ini yaitu kepada :
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku ketua Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Sumatera Utara.
2. Bapak Ir. Mangara M.Tambunan, MSc & Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku
koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof.Dr.Ir. A.Rahim Matondang, MSIE selaku Ketua Bidang
Manajemen Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara
4. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan kontribusi yang bermanfaat demi terselesaikannya penelitian ini.
5. Bapak Ikhsan Siregar, ST., MEng selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan kontribusi yang bermanfaat demi terselesaikannya
6. Bapak Seno Adhi P, ST, selaku Asisten Pengolahan dan yang memberikan
jalan untuk mengadakan penelitian di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun
Rambutan Tebing Tinggi.
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Sumatera Utara.
8. Seluruh teman – teman saya Ekstensi angkatan 2007 yang telah banyak
memberikan bantuan sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.
Walapun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis
menyadari akan kekurangan diri sendiri. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran-saran dan kritikikan yang membuat penelitian ini menjadi
lebih baik.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi kita semua yang membacanya
Medan, Juni 2011
Penulis
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL... i
LEMBAR PENGESAHAN... ii
SERTIFIKASI EVALUASI TUGAS SARJANA... ii
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1
1.2. Rumusan Permasalahan ... I-2
1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-3
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-4
1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-4
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-4
2.4. Daerah Pemasaran... II-5
2.5. Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Lingkungan ... II-6
2.6. Organisasi dan Manajemen... II-7
2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-8
2.6.2. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab .. II-10
2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-17
III LANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan Produksi ... III-1
3.1.1. Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi ... III-1
3.1.2. Sifat-Sifat Perencanaan Produksi ... III-2
3.1.3. Optimasi Kapasitas Produksi ... III-7
3.2. Program Linier ... III-10
3.2.1. Metode Grafik ... III-14
3.2.2. Metode Simpleks... III-14
3.3. Goal Programming... III-16
3.3.1. Pengertian dan Konsep Dasar Goal Programming... III-16
3.3.2. Model Umum Goal Programming... III-19
3.3.3. Perumusan Masalah Goal Programming... III-20
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
3.3.5. Penyelesaian Model Goal Programming Dengan
Software LINDO... III-27
3.4. Peramalan... III-29
3.4.1. Metode Peramalan Kualitatif ... III-30
3.4.2. Metode Peramalan Kuantitatif ... III-30
3.4.3. Metode Time-Series... III-31
IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Sifat Penelitian ... IV-1
4.3. Tahapan Penelitian... IV-1
4.3.1. Identifikasi Masalah, Penetapan Tujuan dan Manfaat
Penelitian ... IV-2
4.3.2. Metode Peramalan Kuantitatif ... IV-3
4.3.3. Pengumpulan Data ... IV-3
4.3.4. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-4
4.3.5. Pengolahan Data ... IV-5
4.3.6. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-21
4.3.7. Kesimpulan dan Saran... IV-21
V PENGUMPULSN DAN PENGOLAHAN DATA
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.1.1. Data Permintaan CPO 2010 ... V-1
5.1.2. Data Biaya Produksi CPO dan Pembelian TBS ... V-2
5.1.3. Data Kapasitas Produksi ... V-2
5.1.4. Data Ketersediaan TBS pada Kebun Inti dan Plasma .. V-4
5.1.5. Data Rendemen Perusahaan ... V-5
5.1.6. Data Ketersediaan Waktu Pengolahan ... V-5
5.2. Pengolahan Data ... V-6
5.2.1. Meramalkan Permintaan CPO untuk Tahun 2011 ... V-6
5.2.2. Formulasi Fungsi... V-28
5.2.3. Penyelesaian Fungsi Pencapaian Goal Programming. V-33
VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1. Analisis Hasil Peramalan ... VI-1
6.2. Analisis Perencanaan Produksi ... VI-1
6.3. Analisis Sensitivitas ... VI-8
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN III PKS Rambutan... II-18
2.2. Jam Kerja Bagian Produksi ... II-19
2.3. Jam Kerja Bagian Administrasi ... II-19
3.1. Tabel Soal ... III-25
5.1. Data Permintaan CPO 2010 ... V-1
5.2. Biaya Produksi CPO Per Triwulan ... V-2
5.3. Biaya Produksi TBS dari Kebun Inti ... V-2
5.4. Biay Pembelian TBS dari Kebun Plasma... V-2
5.5. Jam Kerja yang Tersedia untuk Tahun 2011... V-3
5.6. Kapasitas Produksi Tahun 2011... V-4
5.7. Ketersediaan TBS Kebun Inti ... V-4
5.8. Ketersediaan TBS Kebun Plasma ... V-4
5.9. Rendemen Pengolahan CPO ... V-5
5.10. Ketersediaan Waktu Pengolahan... V-5
5.11. Waktu Pengolahan Per Ton CPO... V-6
5.12. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Konstan... V-8
5.13. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Linier ... V-9
5.14. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Kuadratis... V-10
5.15. Perhitungan Parameter Peramalan Metode Eksponensial... V-11
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.17. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Konstan ... V-14
5.18. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Linier... V-15
5.19. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Kuadratis... V-16
5.20. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Ekspoensial . V-17
5.21. Perhitungan Kesalahan Parameter Peramalan Metode Siklis ... V-18
5.22. Rekapitulasi Estimasi Hasil Kesalahan... V-19
5.23. Verifikasi Peramalan Metide Siklis ... V-20
5.24. Hasil Peramalan Permintaan CPO Tahun 2011 ... V-22
5.25. Solusi Optimal Dengan Pendekatan Goal Programming... V-33
6.1. Hasil Perencanaan Produksi Menggunakan Goal Programming... VI-2
6.2. Keputusan Optimal Untuk Sasaran Kapasitas, Permintaan CPO
dan Biaya Produksi ... VI-4
6.3. Keterkaitan Antara Variabel Keputusan Dengan Sasaran
Ketersediaan TBS dari Kebun Inti ... VI-6
6.4. Keterkaitan Antara Variabel Keputusan Dengan Sasaran
Ketersediaan TBS dari Kebun Plasma ... VI-7
6.5. Hasil Optimasi Untuk Sasaran Pengolahan TBS ... VI-8
6.6. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi CPO ... VI-10
6.7. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kebun Inti ... VI-10
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
6.9. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Biaya Produksi Kapasitas
Produksi ... VI-11
6.10. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Permintaan CPO... VI-12
6.11. Hasil Analisis Sensitivitas Untuk Ketersediaan TBS Kebun Inti ... VI-12
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PTPN III PKS Rambutan ... II-9
3.1. Grafik Soal Program ... III-23
3.2. Langkah-Langkah Peramalan Secara Kualitatif... III-31
3.3. Pola Siklis ... III-32
3.4. Pola Musiman ... III-33
3.5. Pola Trend ... III-33
3.6. Diagram Pencar (Scatter Diagram) ... III-42
3.7. Moving Range Chart... III-45
4.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-2
4.2. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-4
4.3. Blok Diagram Pengolahan Data... IV-20
5.1. Diagram Pencar Permintaan CPO Tahun 2010... V-7
DAFTAR LAMPIRAN
TABEL HALAMAN
I Penyelesaian Fungsi Pencapaian dengan Menggunakan Goal
Programming... L-1
ABSTRAK
Peningkatan permintaan yang tinggi terhadap peroduksi minyak kelapa sawit kasar (CPO) di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pihak-pihak yang berkaitan dalam produksi CPO memerlukan suatu usaha tertentu agar proses produksi berjalan baik dan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia di pabrik guna mencukupi permintaan konsumen. Penggunaan barang dan modal yang optimal dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional pabrik dan juga mendukung mutu produk. Salah usaha yang dapat dilakukan adalah dengan perencanaan produksi CPO yang baik. Salah satu cara untuk melakukan perencanaan produksi adalah dengan metode matematik yaitu dengan
menggunakan goal programming.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat produksi yang optimal di Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan dengan menggunakan program
sasaran (goal programming). Mengindetifikasi faktor-faktor produksi yang
berpengaruh dalam perencanaan produksi kelapa sawit dan membuat suatu perencanaan produksi CPO, khususnya kegiatan di kebun untuk menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang merupakan bahan baku usaha utama CPO serta kegiatan di pabrik untuk menghasilkan CPO. Optimasi produksi dilakukan dengan
program sasaran (goal programming), dimana penyelesaian model dilakukan
dengan bantuan program LINDO (Linear Interactive Discrete Optimizer). Model
sasaran dalam penelitian ini memiliki 12 variabel keputusan, variabel keputusan
yang digunakan adalah Xi (dimana i=1,…,12), variabel keputusan diambil
berdasarkan pada kegiatan yang ada di pabrik yaitu kegiatan produksi CPO, kegiatan produksi dari kebun Inti dan kegiatan pembelian dari kebun Plasma.
Perencanaan produksi pada pabrik dilakukan berdasarkan taksiran permintaan untuk tiap periode. Namun pada kenyataannya, perusahaan sering dihadapkan dengan keadaan dimana adanya ketidaksesuaian produksi dengan volume permintaan. Pada periode-periode tertentu karena permintaan produksi yang besar pabrik tidak dapat mencukupi permintaan para konsumennya hal ini disebabkan oleh kurangnya pengoptimalan bahan baku dan modal yang digunakan oleh pabrik.
Sasaran yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk memperoleh rencana produksi yang optimal sebagai alternatif pemecahan masalah dalam
pengoptimalan kapasitas produksi yang masih menganggur. Penggunaan goal
programming dalam penelitian ini menghasilkan jumlah produksi optimal dimana penggunaan jumlah bahan baku dan modal tetap berada dalam batasan ketersediaan bahan baku di pabrik. Hasil produksi yang optimal diperoleh dengan
pendekatan goal programming adalah 6.857 ton untuk triwulan I, 9.427 ton untuk
riwulan II, 12.636 untuk triwulan III dan 11.507 ton untuk triwulan IV.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Pada saat sekarang kemajuan usaha sangat dipengaruhi oleh tingkat
fluktuasi dan variasi permintaan konsumen. Hal ini berimbas pula pada produksi
minyak kelapa sawit (CPO) yang dilakukan oleh Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III)
Sei Rambutan. Dengan meningkatnya permintaan terhadap CPO, diperlukan suatu
usaha agar proses produksi berjalan lancar sesuai dengan sumber daya yang
tersedia serta menguntungkan. Begitu pula yang dilakukan oleh pihak Perkebunan
Nusantara III yang selalu berupaya memasok setiap bahan baku yang tersedia di
kebun untuk diolah pada Pabrik Kelapa Sawit.
Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan dalam memenuhi Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) memerlukan perencanaan produksi yang
baik, agar pabrik beroperasi secara efisien dan efektif. Untuk itu, diperlukan
penentuan faktor-faktor produksi apa saja yang terlibat dalam perencanaan
kapasitas CPO, dalam hal ini Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan
belum menerapkan hal-hal tersebut di atas, dimana pabrik hanya akan beroperasi
apabila bahan baku telah tersedia di pabrik. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas
pabrik akan berada dalam keadaan idle capacity apabila tidak tersedianya bahan
baku untuk diolah dan apabila bahan baku mengalami kelebihan maka akan
dimana pabrik tetap mengeluarkan biaya-biaya selama proses produksi tersebut.
Untuk itu, penggunaan barang dan modal perlu diusahakan seoptimal mungkin.
Berdasarkan alasan–alasan yang disebutkan di atas maka diperlukan suatu
perencanaan produksi yang baik sehingga akan tercipta nantinya suatu kondisi
produksi yang optimum yang akan menyebabkan pabrik bekerja pada kapasitas
yang optimal dengan menggunakan sumber daya pabrik dan kebun yang optimal
juga. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam merencanakan perencanaan
produksi CPO adalah metode matematik goal programming. Keunggulan metode
goal programming yaitu dapat menangani masalah alokasi optimal atau kombinasi optimum dari beberapa masalah yang bertolak belakang. Dengan
demikian keputusan yang diambil merupakan hasil yang memuaskan dari
beberapa alternatif yang ditawarkan. Langkah ini sangat penting bagi pengambil
kebijakan dalam membuat suatu keputusan dalam mengalokasikan sumber daya
guna menghasilkan produk dalam jumlah, kualitas dan kapasitas pabrik yang
diharapkan dengan biaya sehemat mungkin. Berdasarkan hal-hal yang disebutkan
di atas maka peneliti mengangkat judul “Penentuan Kapasitas Optimal Produksi
CPO Dengan Menggunakan Metode Goal Programming Pada Pabrik Kelapa
Sawit (PTPN III)” sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir sarjana
ekstensi.
1.2. Rumusan Permasalahan
Permasalahan pokok yang menjadi fokus pembahasan dalam penelitian ini
dicapai serta kendala-kendala apa saja yang dijadikan pembatas-pembatas
terhadap setiap tindakan yang tersedia. Sehingga menghasilkan persamaan
matematis yang menjadi dasar perencanaan produksi sehingga mendapatkan
kapasitas produksi pabrik yang optimal.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum :
- Penentuan kapasitas produksi yang optimal melalui optimasi perencanaan
produksi.
2. Tujuan Khusus :
- Penentuan faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan produksi di
Pabrik Kelapa Sawit (PTPN III) Sei Rambutan.
- Penentuan formulasi fungsi kendala-kendala di pabrik maupun di
perkebunan
- Melakukan analisis sensitivitas formulasi linear Goal Programming.
Sedangkan manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah
a. Perusahaan dapat menentukan perencanaan produksi yang optimal
sehingga proses produksi berjalan dengan efisien dan efektif.
b. Mahasiswa mampu menerapkan teori yang diperoleh di bangku
1.4. Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data perusahaan yang digunakan untuk meramalkan perkiraan target sasaran
yang akan ditetapkan perusahaan adalah data perusahaan untuk periode 2010
2 . Penelitian ini dilakukan hanya sampai penentuan jumlah produksi yang
optimal.
Sedangkan asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Selama penelitian proses produksi berjalan berjalan normal.
2. Harga bahan baku dan harga jual produk tidak berubah selama penelitian.
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan laporan adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Diuraikan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan dan
manfaat penelitian batasan masalah dan asumsi yang digunakan dan diamati
penulis.
Bab II Gambaran Umum Perusahaan
Memuat secara singkat berbagai atribut dari perusahaan yang menjadi
objek penelitian, jenis produk dan spesifikasinya, bahan baku, proses produksi,
mesin dan peralatan yang digunakan dalam menunjang proses produksi, serta
Bab III Landasan Teori
Berisikan tinjauan-tinjauan kepustakaan yang meliputi teori-teori dan
pemikiran-pemikiran yang digunakan sebagai landasan dalam pembahasan serta
pemecahan masalah.
Bab IV Metodologi Penelitian
Mengambarkan langkah-langkah penelitian yang digunakan untuk
mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan
tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alir penyusunan laporan tugas akhir.
Bab V Pengumpulan danPengolahan Data
Mengindetifikasi keseluruhan data hasil penelitian yang diperoleh dari
perusahaan, baik data primer maupun data sekunder diidentifikasi sebagai bahan
untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pemecahan
masalah.
Bab VI Analisa Pemecahan Masalah
Menganalisis hasil dari pengolahan data untuk mengetahui
langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan perusahaan.
Bab VII Kesimpulan dan Saran
Memberikan hasil dari penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang
BAB II
GAMBARAN
UMUM
PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT Perkebunan Nusantara III disingkat PTPN III (Persero), merupakan
salah satu dari 14 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perkebunan yang bergerak
dalam bidang usaha perkebunan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan.
Kegiatan usaha Perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanaman
kelapa sawit dan karet. Produk utama Perseroan adalah Minyak Sawit (CPO) dan
Inti Sawit (Kernel) dan produk hilir karet.
Sejarah Perseroan diawali dengan proses pengambilalihan
perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958 yang
dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi
Perseroan Perkebunan Negara (PPN).
Tahun 1968, PPN direstrukturisasi menjadi beberapa kesatuan Perusahaan
Negara Perkebunan (PNP) yang selajutnya pada tahun 1974 bentuk badan
hukumnya diubah menjadi PT Perkebunan (Persero).
Guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegitan usaha perusahaan
BUMN, Pemerintah merestrukturisasi BUMN subsektor perkebunan dengan
melakukan penggabungan usaha berdasarkan wilayah eksploitasi dan
perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan
manajemen pada tahun 1994, 3 (tiga) BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT
(Persero) disatukan pengelolaannya ke dalam manajemen PT Perkebunan
Nusantara III (Persero).
Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14
Februari 1996, ketiga perseroan tersebut digabung dan diberi nama PT
Perkebunan Nusantara III (Persero) yang berkedudukan di Jl. Sei Batanghari
No. 2, Medan , PO BOX 20122.
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) didirikan dengan Akte Notaris
Harun Kamil, SH, No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
C2-8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996 Tambahan Berita Negara No.
8674 Tahun 1996.
Pabrik Kelapa Sawit Rambutan dibangun pada tahun 1983 dan merupakan
salah satu pabrik dari 11 PKS yang dimiliki oleh PTP Nusantara III, terletak di
Desa Paya Bagas Kecamatan Rambutan, Kabupaten Serdang Bedagai - Propinsi
Sumatera Utara, sekitar 65 km ke arah Tenggara Kota Medan.
Secara keseluruhan pabrik ini terdiri atas :
a. Bangunan pabrik
b. Instalasi
c. Pembangkit Tenaga Listrik
d. Bangunan Bengkel
e. Gudang
g. Perumahan Staff dan Karyawan
Didalam menghadapi pasar bebas di era globalisasi sekarang ini, PKS
Rambutan telah menerapkan :
1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000.
Sasarannya adalah untuk menjamin produksi yang dihasilkan sesuai dengan
standar secara konsisten dan memuaskan pelanggan, dan ini telah di audit oleh
pihak external pada Bulan Mei 2000 (PT. TUV INTERNASIONAL
INDONESIA) pada bulan Mei 2000 telah mendapat Sertifikat ISO 2002.
2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004.
Tujuannya adalah untuk upaya memenuhi misi mengembangkan usaha
perkebunan dan industri hilir yang berwawasan lingkungan, dan telah
menjalani TRIAL AUDIT oleh pihak external pada bulan Juni 2000 (PT
SURVEYOR INDONESIA).
3. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Tujuannya adalah untuk memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap seluruh karyawan dan merupakan tanggung jawab sosial. Telah
menjalani audit oleh pihak external pada bulan oktober 2000 (PT. Sucopindo)
atas rekomendasi PT. Sucopindo bahwa PKS Rambutan memperoleh “
SERTIFIKAT DAN BENDERA EMAS “.
Selain itu PKS Rambutan juga telah mendapatkan “PIAGAM
PENGHARGAAN ZERO ACCIDENT AWARD” untuk 1.500.000 jam periode 1 Januari 1997 sampai dengan 30 Desember 1999 (Sesuai SK.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan saat ini keberadaannya tidak hanya
sebagai tempat pengolahan TBS dari kebun seinduk atau pihak III saja, namun
telah berperan serta mendukung suksesnya pendidikan nasional yaitu dengan cara
menerima secara terbuka para mahasiswa dari Perguruan Tinggi Negeri maupun
swasta serta pelajar-pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan untuk kerja praktek
di pabrik.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Pada PTPN III PKS Rambutan menghasilkan dua produk yaitu minyak
sawit “Crude Palm Oil” dan inti sawit “Palm Kernel”. Untuk hasil sampingan
pengolahan (ampas) digunakan sebagai bahan bakar boiler dalam memproduksi
uap. Untuk penjualan produk tersebut dilakukan oleh bagian pemasaran pada
kantor pusat (Head Office), pihak pabrik hanya melakukan proses pengolahan
saja.
2.3. Lokasi Perusahaan
PKS Rambutan terletak di Desa Paya Bagas, Kecamatan Rambutan,
Kotamadya Tebing Tinggi, Propinsi Sumatera Utara. PKS Rambutan berada pada
335 Lintang Utara dan 9841 Bujur Timur atau berada 65 km arah tenggara
kota Medan. Elevasi pabrik berada pada 18 meter diatas permukaan laut. Dengan
elevasi seperti ini suhu berkisar antara 22C - 32C dan suhu rata-rata mencapai
27C. PKS Rambutan mempunyai curah hujan rata-rata lima tahun terakhir 147
Unit kebun rambutan mempunyai luas area 6351,26 Ha yang dibagi dua
budidaya perkebunan, yaitu komoditi kelapa sawit dan komoditi karet. Luas
budidaya karet memiliki area 1720,78 Ha, sedangkan sisanya merupakan
budidaya tanaman kelapa sawit. PKS Rambutan mengolah tandan buah segar yang
berasal dari berbagai daerah. Daerah-daerah pemasok TBS yang diolah di PKS
Rambutan adalah Kebun Rambutan, Kebun Tanah Raja, Kebun Gunung Para,
Kebun Gunung Pamela dan puhak luar seperti koperasi dan perkebunan inti rakyat
(PIR).
2.4. Daerah Pemasaran
Aspek pasar dari sebuah perusahaan merupakan salah satu dari beberapa
aspek yang penting (aspek teknis, ekonomis, manajemen dan organisasi, aspek
sosial dan lingkungan) dalam menjalankan dan mempertahankan kelangsungan
tujuan usaha perusahaan.pasar merupakan tempat dimana produsen dan konsumen
melangsungkan transaksi atau suatu produk barang atau jasa.
Pemasaran adalah fungsi aktivitas/usaha untuk menyediakan atau
memindahkan produk atau jasa dari produsen ke konsumen. Sementara
manajemen pemasaran berarti analisis, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
program–program yang dirancang untuk menciptakan, membuat dan menangani
pertukaran dengan para pembeli dengan maksud mencapai tujuan perusahaan.
Menurut kebijaksanaan hasil produksi PT. Perkebunan Nusantara III
diekspor keluar negeri seperti ke Jepang, Amerika Serikat, Australia, Jerman,
Korea Selatan, Itali, sebagian produk dipasarkan didalam negeri.
2.5. Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Lokasi Perusahaan
PT. Perkebunan Nusantara III memerlukan prasarana dan sarana
pendukung seperti pelabuhan, jalan-jalan, instalasi listrik, dan lain-lain.
Sarana-sarana pendukung yang dibangun ini bukan hanya bermanfaat bagi PT.
Perkebunan Nusantara sendiri, namun juga bermanfaat bagi masyarakat di sekitar
lokasi perusahaan, terutama manfaat dari sisi sosial ekonomi. Berikut ini dampak
sosial ekonomi terhadap masyarakat di sekitar lokasi PT. Perkebunan Nusantara
III.
1. Penyerapan Tenaga Kerja
PT. Perkebunan Nusantara III merupakan industri besar baik dalam segi
kapasitas produksi dan juga jumlah karyawan yang dibutuhkan untuk
menjalankannya. Diharapkan dengan berdirinya PT. Perkebunan Nusantara III ini
membuka lapangan kerja bagi tenaga kerja yang berasal dari daerah Serdang
Bedagai dan Sumatera Utara pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
Tenaga kerja yang dapat diterima tentu saja harus sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Seperti telah dijelaskan di atas sebelumnya bahwa pembangunan
sarana-sarana penunjangan seperti pelabuhan dan jalan tidak hanya digunakan untuk
masyarakat sekitar. Jalan-jalan ini telah membuka daerah-daerah yang dulu
terisolir menjadi mudah dijangkau. Hal ini tentu saja sangat membantu
masyarakat di daerah terpencil tersebut untuk menjual hasil kebun atau sawah ke
kota-kota terdekat dengan lebih cepat.
Dengan terbukanya daerah-daerah terisolir ini, menarik orang-orang dari
luar daerah untuk berdomisili dan bertempat tinggal sehingga membuka
kesempatan bisnis-bisnis baru.
3. Pengadaan Fasilitas-Fasilitas Umum
PT. Perkebunan Nusantara III telah membangun fasilitas akomodasi bagi
karyawan di atas tanah seluas 40 ha disekitar kebun dengan jarak sekitar 1 km dari
daerah pabrik, terdiri dari 160 rumah untuk karyawan dan fasilitas-fasilitas
penunjang seperti sekolah, rumah ibadah, rumah sakit, lapangan olahraga dan
lain-lain. Prasarana-prasarana penunjang ini, digunakan oleh karyawan PT.
Perkebunan Nusantara III.
2.6. Organisasi dan Manajemen
Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai
suatu tujuan yang sama dan di antara mereka diberikan pembagian tugas sesuai
fungsi dan tugasnya masing-masing. Sedangkan manajemen adalah tata cara yang
diterapkan suatu organisasi untuk mengelola dan menjalankan aktifitas
organisasinya untuk mencapai target atau tujuan yang telah direncanakan.
Struktur organisasi adalah gambaran skematis tentang hubungan-hubungan
organisasi untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi merupakan susunan yang
terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan menyatakan keseluruhan
kegiatan untuk mencapai suatu sasaran secara baik. Struktur organisasi dapat
dinyatakan dalam gambar grafik (bagan yang memperlihatkan hubungan antara
unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada).
2.6.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan
dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang
baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Struktur organisasi biasanya digambarkan dalam bentuk bagan organisai
(organization chart) yang memperlihatkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen dalam organisasi dan menunjukkan bagaimana hubungan kerja baik
secara horizontal maupun vertikal
Organisasi perusahaan telah disusun sedemikian rupa dan mempunyai
struktur organisasi dalam bentuk organisasi garis atau lini, fungsional dan staf.
2.6.2. Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab
Melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan PTPN III PKS Rambutan
membutuhkan tenaga kerja dan staffnya untuk menjalankan fungsi manajemen,
tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatannya
masing-masing. Pembagian tugas dalam organisasi didasarkan atas kualifikasi dan
tanggung jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari pimpinan/staff yang
bekerja di PTPN III PKS Rambutan adalah sebagai berikut :
A. Manajer
1. Memimpin dan mengkoordinir masinis kepala yang ditetapkan direksi
2. Memimpin dan mengkoordinasi tugas-tugas operasional pabrik
3. Menilai dan mengevaluasi seluruh laporan pekerjaan pabrik, baik di
bidang produksi, teknik, pengangkutan maupun administrasi
4. Melaksanakan dan memelihara kelengkapan dalam rangka kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) di lingkungan pabrik
5. Mengatur, mengkoordinir dan menciptakan sistem administrasi dan
pelaporan yang baik dibidang teknik dan pengolahan serta melakukan
peningkatan kinerja pabrik
6. Melakukan koordinasi dengan bagian terkait terutama untuk pekerjaan
dibidang pengolahan produksi, teknik, administrasi dan laboratorium
7. Melakukan pengawasan secara menyeluruh atas aset perusahaan termasuk
produksi hasil olahan dan mengawasi pengolahan limbah pabrik
8. Membuat laporan kepada direksi
10.Melakukan penilaian terhadap karyawan pada setiap akhir tahun atau
periode penilaian karyawan
B. Masinis Kepala (Maskep)
1. Menjamin dan menyetujui proses pengolahan
2. Menjamin dan menyetujui rencana pemeliharaan pabrik
3. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, ditetapkan, dipelihara
diseluruh unit pabrik
4. Membantu manajer untuk mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan
sumber daya manusia dan menggunakan personil terlatih disetiap posisi
5. Meninjau persyaratan kontrak yang berhubungan dengan pemeliharaan
pabrik
6. Meninjau persyaratan bahan kimia, peralatan dan pembuatan yang
diusulkan oleh asisten pengolahan, asisten teknik, dan laboratorium
7. Meninjau rencana produksi dan jadwal pemeliharaan peralatan di pabrik
8. Mengidentifikasikan kebutuhan pemeliharaan untuk semua personil yang
langsung mempengaruhi mutu
9. Mengevaluasi kemajuan proses pengolahan dan peralatan mesin
10.Membantu ADM dalam pembuatan dan peninjauan kontrak
C. Asisten Pengolahan
1. Menentukan sasaran mutu tahunan yang berhubungan dengan proses
2. Menentukan standard stok produksi sesuai rencana
3. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, diterapkan dan
dipelihara oleh mandor-mandor dan pekerja pada proses pengolahan
4. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja, peralatan dan bahan-bahan
kimia yang digunakan pada proses pengolahan sesuai ketentuan yang ada
5. Berusaha agar proses produksi dilakukan secara efektif dan afesien untuk
mencapai produktifitas yang tinggi
6. Mengendalikan proses pengolahan dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan
7. Mengawasi barang yang dipasok pelanggan jangan sampai rusak atau
hilang
8. Melakukan pengawasan terhadap bahan baku yang diterima serta produk
yang dikirim
9. Mengawasi dan mengevaluasi kondisi persediaan produk digudang
10.Mengendalikan catatan mutu terhadap identifikasi, pengarsipan,
pemeliharaan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan
11.Bertanggung jawab terhadap kebersihan seluruh lingkungan pabrik
12.Bertanggung jawab tehadap pencapaian target produksi sesuai dengan
bahan baku yang diterima
13.Menandatangani dan mengevaluasi check sheet dalam proses pengolahan
14.Mengidentifikasikan kebutuhan pelatihan untuk semua mandor di proses
D. Mdr.Pengolahan
1. Melakukan pengawasan terhadap kinerja operator maupun pembantu
operator dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab masing-masing.
2. Memeriksa dan mengevaluasi perlengkapan dan peralatan kerja.
3. Menampung segala aspirasi dan masukan dari operator maupun pembantu
operator.
4. Mempunyai kemampuan yang cakap untuk segala jenis pekerjaan pada
bagian pengolahan
5. Memberikan laporan untuk setiap pengolahan TBS yang sudah dilakukan
terhadap atasan.
E. Operator Pengolahan
1. Melakukan pekerjaan rutin dan bertanggungjawab terhadip hasil pekerjaan
masing-masing.
2. Melaksanakan semua perintah dan ketentuan-ketentuan dari atasan
maupun dari perusahaan.
F. Asisten Laboratorium
1. Menjamin bahwa kebijaksanaan mutu dimengerti, ditetapkan dan
dipelihara diseluruh tingkat organisasi di laboratorium dan sortasi
2. Membuat rencana pemakaian bahan-bahan serta alat yang berhubungan
dengan analisa lanoratorium dan sortasi untuk disampaikan kepada kepala
3. Menjamin bahwa pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan bahan
dalam proses dan prodeuk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur
dan catatan mutu yang telah ditetapkan
4. Mengawasi bahwa pada identifikasi penerimaan bahan baku pada proses
maupun produk akhir telah dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan
5. Menyetujui laporan hasil pemeriksaan dan pengujian pada penerimaan
bahan baku pada awal maupun produk akhir.
6. Mengevaluasi teknik statistik yang berhubugan dengan aktifitas pengujian
dan pemeriksaan di laboratorium dan sortasi
G. Mandor Laboratorium
1. Mengawasi dan mengarahkan petugas laboratorium laboratorium.
2. Memberikan laporan terhadap mutu produk pada setiap pengolahan.
3. Memeriksa kelengkapan dan peralatan dari petugas laboratorium.
H. Petugas Laboratorium
1. Melaksanakan pekerjaan dan bertanggungjawab terhadap tugas yang
diberikan oleh atasan.
2. Melakukan pengambilan sample dari bagian sortasi dan pada bagian
pengolahan produk akhir.
I. Asisten Teknik
1. Menerima laporan hasil perbaikan reperasi yang diborongkan kepada
kontraktor
2. Membantu maskep dan mengevaluasi reparasi yang dilakukan oleh
kontraktor
3. Menentukan spare part yang digunakan mesin sesuai dengan standard yang
ditetapkan
4. Menjamin bahwa kebijakan mutu dimengerti seluruh mandor dan
karyawan teknik
5. Menjamin bahwa semua aktifitas yang dilakukan oleh pelaksana teknik
sesuai dengan quality procedure yang telah diimplementasikan sampai
efektif
6. Mempersiapkan agenda pertemuan untuk tinjauan manajemen yang
berhubungan dengan masalah-masalah teknik
7. Mengajukan permintaan bahan, alat, mesin untuk kepentingan teknik
sesuai dengan perencanaanyang telah dibuat
8. Memelihara semua dokumen dan catatan mutu dibagian teknik
9. Menjamin bahwa semua peralatan/mesin yang digunakan dalam proses
telah siap dioperasikan
10.Merencanakan semua peralatan/mesin untuk dipelihara secara rutin
11.Menandatangani laporan pemeliharaan rutin dan break down maintenance
J. Mandor Bengkel
1. Mengawasi dan mengarah kegiatan perbaikan dan kinerja petugas bengkel.
2. Memperhatikan dan menerima masukan kerusakan baik alat maupun
mesin pada Pabrik Kelapa Sawit
3. Memberikan laporan kepada atasan terhadap kerusakan maupun perbaikan
alat dan mesin.
4. Mengawasi kelengkapan peralatan para pekerja bengkel.
K. Petugas Bengkel
1. Melaksanakan dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan yang telah
diberikan oleh atasan.
2. Memberikan laporan keatasan kebutuhan alat dan bahan-bahan (suku
cadang) untuk perbaikan mesin dan peralatan.
3. Menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja yang sudah ditentukan
L. Asisten Tata Usaha
1. Merencanakan, mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan bidang
administrasi dan keuangan
2. Mengkoordinir laporan bulanan dan tahunan atas anggaran kegiatan di
pabrik
3. Menganalisa dan memberikan tindakan perbaikan terhadap administrasi
pabrik
G. Papam (Perwira Pengaman)
1. Menyusun rencana kerja dibidang keamanan
2. Mengkoordinir petugas keamanan
3. Melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengamanan terhadap aset pabrik
4. Membuat laporan pertanggungjawaban bidang keamanan kepada manager
2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
Untuk mendukung kelancaran proses pengoperasian pabrik PTPT III PKS
Rambutan memiliki tenaga kerja sebanyak 227 karyawan dan pimpinan. Susunan
Tabel 2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN III PKS Rambutan
No KETERANGAN
JUMLAH (Orang)
1 Manager 1
2 Maskep 1
3 Asisten Tata Usaha 1
4 Asisten Teknik 2
5 Asisten Pengolahan 2
6 Asisten Laboratorium 1
7 Karyawan Pengolahan Shift I 42
8 Karyawan Pengolahan Shift II 42
9 Karyawan Laboratorium/Sortasi 33
10 Karyawan Bengkel 38
11 Karyawan Dinas Sipil 15
12 Karyawan Administrasi 17
13 Karyawan Bagian Produksi 8
14 Karyawan Bagian Keamanan/Hansip 13
Jumlah 227
Sumber : Pabrik Kelapa Sawit Kebun Rambutan PTPN III
Jam kerja karyawan pada bagian produksi pabrik PTPT III PKS Rambutan di
Tabel 2.2. Jam Kerja Bagian Produksi
Shift I
Senin s/d Sabtu
Jam Kerja
Jam Istirahat
07.00 – 19.00 Wib
10.00 – 11.00 Wib
dan
15.00 – 16.00 Wib
Shift II
Senin s/d Sabtu
Jam Kerja
Jam Istirahat
19.00 – 07.00 Wib
21.00 – 22.00 Wib
dan
02.00 – 03.00 Wib
Sumber : Pabrik Kelapa Sawit Kebun Rambutan PTPN III
Sedangkan untuk jam kerja karyawan pada bagian Administrasi dapat
dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja Bagian Administrasi
Senin s/d Jum’at Jam Kerja
Jam Istirahat
07.00 – 16.00 Wib
12.00 - 14.00 Wib
Sabtu Jam Kerja
Jam Istirahat
07.00 – 16.00 Wib
09.30 – 10.00 Wib
[image:39.595.113.518.498.675.2]2.6.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Selain pemberian gaji tetap, perusahaan juga memberikan imbalan
kompensasi yang merupakan suatu bentuk balas jasa yang dinilai dengan uang,
serta mempunyai kecenderungan untuk diberikan secara tetap, seperti pemberian
bermacam-macam fasilitas kepada karyawan, pemberian tunjangan, dan
pemberian insentif. Pemberian kompensasi ini merupakan pendorong utama bagi
karyawan untuk lebih meningkatkan semangat dan gairah dalam bekerja.
Agar kompensasi yang diberikan dapat memberikan efek positif, maka
jumlah yang diberikan haruslah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal serta
sesuai dengan peraturan yang ada.
Sistem pengupahan pada pabrik PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi
adalah berbentuk :
a. Untuk Karyawan Pengolahan
- Gaji pokok bulanan
- Premi pengolahan, dihitung berdasarkan Sawit yang di olah.
- Catu beras
b. Untuk Karyawan Maintenance / Teknik
- Gaji kokok bulanan
- Premi, dihitung berdasarkan pengolahan
- Catu beras
c. Untuk Karyawan Laboratorium
- Gaji kokok bulanan
- Catu beras
d. Untuk Karyawan Transportasi
- Gaji kokok bulanan
- Premi, dihitung berdasarkan Basis barang yang diangkut
- Catu beras
e. Untuk Karyawan kantor
- Gaji kokok bulanan
- Premi, berdasarkan surat edaran Direksi
- Catu beras
Selain pemberian gaji diatas, perusahaan juga memberikan beberapa
tunjangan seperti :
- Tunjangan Kesehatan
- Tunjangan Keluarga
- Tunjangan pemakaman
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Perencanaan Produksi
3.1.1. Arti dan Pentingnya Perencanaan Produksi
Perencanaan produksi merupakan penentuan arah awal dari tindakan yang
harus dilakukan di masa yang akan datang, apa yang harus dilakukan, berapa
banyak dan kapan harus melakukannya.
Hasil dari perencanaan produksi adalah sebuah rencana produksi. Tanpa
adanya rencana produksi yang baik, maka tujuan tidak akan dapat dicapai dengan
efektif dan efisien, sehingga faktor-faktor produksi yang ada akan dipergunakan
secara boros. Oleh karena itu, perencanaan produksi merupakan spesifikasi tujuan
perusahaan yang ingin dicapai serta cara-cara yang akan ditempuh untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kegunaan atau pentingnya diadakan suatu rencana produksi adalah
sebagai berikut :
1. Suatu perencanaan meliputi usaha untuk menetapkan tujuan atau
memformulasikan tujuan yang dipilih untuk dicapai, maka dengan adanya
perencanaan produksi, dapat membedakan arah bagi setiap kegiatan produksi
yang jelas. Dengan adanya kejelasan arah tersebut maka kegiatan akan dapat
dilaksanakan dengan efisiensi dan efektifitas setinggi mungkin.
2. Dengan perencanaan yang memberikan formulasi tujuan yang hendak dicapai,
telah dicapai atau tidak. Dengan demikian, koreksi-koreksi terhadap
penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan dapat diketahui seawal
mungkin. Akibat dari penilaian berdasarkan tujuan yang telah direncanakan
ini, pemborosan dan usaha yang tidak menunjang pencapaian tujuan dapat
dihindari.
3. Memudahkan pelaksanaan kegiatan untuk mengidentifikasikan hambatan-
hambatan yang mungkin timbul dalam usaha tujuan tersebut. Dengan
memperhitungkan hambatan-hambatan tersebut, persiapan untuk
mengatasinya menjadi lebih terarah.
4. Menghindarkan pertumbuhan dan perkembangan yang tidak terkendali.
Misalnya dalam pengembangan usaha, kita selalu mempunyai kecenderungan
untuk selalu menambah jumlah dan jenis tenaga kerja dari yang sudah kita
miliki untuk memperbaiki mutu serta jumlah output.
3.1.2. Sifat-Sifat Perencanaan Produksi1
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh sebuah perencanaan produksi adalah
sebagai berikut :
1. Berjangka waktu
Proses produksi merupakan proses yang sangat kompleks yang
memerlukan keterlibatan bermacam-macam tingkat keterampilan tenaga kerja,
peralatan, modal, dan informasi yang biasanya dilakukan secara terus-menerus
dalam jangka waktu yang sangat lama. Lingkungan yang dihadapi perusahaan,
pola ermintaan, tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, iklim usaha,
peraturan pemerintah, persaingan, dan lain-lain selalu menunjukkan pola yang
tidak menentu dan akan selalu berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu,
suatu perusahaan tidak mungkin dapat membuat suatu rencana produksi yang
dapat digunakan selamanya. Rencana baru harus dapat dibuat bila keadaan
yang digunakan sebagai dasar pembuatan rencana yang lama sudah berubah.
Karena perubahan yang akan terjadi bersifat sulit untuk diramalkan
sebelumnya, maka secara periodik harus diadakan pengecekan apakah rencana
produksi yang sudah dibuat masih berlaku. Pendekatan yang biasa dilakukan
adalah dengan membuat rencana produksi yang mencakup periode waktu
tertentu dan akan diperbaharui bila periode waktu tersebut sudah dicapai Ada
tiga jenis perencanaan produksi yang didasarkan pada periode waktu, yaitu :
a. Perencanaan produksi jangka panjang
b. Perencanaan produksi jangka menengah
c. Perencanaan produksi jangka pendek
2. Bertahap
Pembuatan rencana produksi tidak bisa dilakukan hanya sekali dan
digunakan untuk selamanya. Perencanaan produksi harus dilakukan secara
bertahap. Artinya perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan
produksi level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah, dimana
perencanaan produksi level yang lebih rendah adalah merupakan penjabaran
dari perencanaan produksi level yang lebih tinggi.
Berdasarkan pengelompokan perencanaan produksi atas dasar jangka
a. Perencanaan produksi jangka panjang biasanya melihat 5 tahun atau lebih
ke depan. Jangka waktu terpendeknya adalah ditentukan oleh berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengubah kapasitas yang tersedia. Hal ini
meliputi waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan desain dari
bangunan dan peralatan pabrik yang baru, konstruksinya, instalasinya, dan
hal-hal lainnya sampai fasilitas baru tersebut siap dioperasikan.
b. Perencanaan produksi jangka menengah mempunyai horizon perencanaan
antara 1 sampai 12 bulan, dan dikembangkan berdasarkan kerangka yang
telah ditetapkan pada perencanaan produksi jangka panjang. Perencanaan
jangka menengah didasarkan pada peramalan permintaan tahunan dari
bulan dan sumber daya produktif yang ada (jumlah tenaga kerja, tingkat
persediaan, biaya produksi, jumlah suplier dan sub kontraktor), dengan
asumsi kapasitas produksi relatif tetap.
c. Perencanaan produksi jangka pendek mempunyai horizon perencanaan
kurang dari 1 bulan, dan bentuk perencanaannya adalah berupa jadwal
produksi. Tujuan dari jadwal produksi adalah menyeimbangkan
permintaan aktual (yang dinyatakan dengan jumlah pesanan yang
diterima) dengan sumber daya yang tersedia (jumlah departemen, waktu
shift yang tersedia, banyaknya operator, tingkat persediaan yang dimiliki
dan peralatan yang ada), sesuai batasan-batasan yang ditetapkan pada
3. Terpadu
Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti bahan baku,
mesin/peralatan, tenaga kerja, dan waktu, dimana ke semua faktor tersebut
harus sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan dalam mencapai target
produksi tertentu yang didasarkan atas perkiraan. Masing-masing faktor
tersebut tidak harus direncanakan sendiri-sendiri sesuai dengan keterbatasan
yang ada pada masing-masing faktor yang dimiliki perusahaan, tetapi rencana
tersebut harus dibuat dengan mengacu pada satu rencana terpadu untuk
produksi. Rencana produksi tersebut juga harus terkait dengan rencana
produksi, seperti pemeliharaan, rencana tenaga kerja, rencana pengadaan
material, dan sebagainya. Keterpaduan ini tidak hanya secara horizontal saja,
tetapi juga secara vertical. Hal ini berarti rencana jangka pendek harus
mengacu pada rencana jangka menengah harus terpadu dengan rencana jangka
panjang, demikian juga sebaliknya
4. Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun untuk satu periode tertentu yang merupakan
masa berlakunya rencana tersebut. Setelah habis masa berlakunya, maka harus
dibuat rencana baru untuk periode waktu berikutnya lagi. Rencana baru ini
harus dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap rencana sebelumnya, apa
yang sudah dilakukan dan apa yang belum dilakukan, apa yang telah
dihasilkan dan bagaimana perbandingan hasilnya dengan target yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, rencana baru tersebut haruslah merupakan
5. Terukur
Selama pelaksanaan produksi, realisasi dari rencana produksi akan selalu
dimonitor untruk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dari rencana yang
telah ditetapkan. Untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan, maka
rencana produksi harus menetapkan suatu nilai yang dapat diukur, sehingga
dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan ada tidaknya penyimpangan.
Nilai-nilai tersebut dapat berupa target produksi dan jika dalam realisasinya
tidak memenuhi target produksi, maka kita dengan mudah dapat mengukur
berapa besar penyimpangan menyusun rencana berikutnya.
6. Realistis
Rencana produksi yang dibuat harus disesuaiakan dengan kondisi yang
ada di perusahaan, sehingga target yang ditetapkan merupakan nilai yang
realistis untuk dapat dicapai dengan kondisi yang dimiliki perusahaan pada
saat rencana tersebut dibuat. Jika rencana produksi dibuat tanpa
memperhitungkan kondisi yang ada pada perusahaan, maka perencanaan yang
dibuat tidak akan ada gunanya karena target produksi yang ditetapkan sudah
pasti tidak akan dapat dicapai. Selain itu, kita tidak dapat mengetahui
penyimpangan pelaksanaannya karena pelaksanaannya tidak akan pernah tepat
sesuai dengan rencana. Dengan membuat suatu rencana yang realistis, maka
akan dapat memotivasi pelaksana untuk berusaha mencapai apa yang telah
disusun pada rencana tersebut.
7. Akurat
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan informasi-informasi yang
akurat tentang kondisi internal dan eksternal sehingga angka-angka yang
dimunculkan dalam target produksi dapat dipertanggungjawabkan. Kesalahan
dalam membuat perkiraan nilai parameter produksi harus dilakukan setelit i
mungkin, sehingga tidak akan terjadi kesalahan yang sama
8. Menantang
Meskipun rencana produksi harus dibuat serealistis mungkin, hal ini bukan
berarti rencana produksi harus menetapkan target yang dengan mudah dapat
dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.
3.1.3. Optimasi Kapasitas Produksi
Optimasi adalah suatu pendekatan normatif untuk mengidentifikasikan
penyelesaian terbaik dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan. Dalam
optimasi ini, permasalahan akan diselesaikan untuk mendapatkan hasil terbaik
sesuai dengan batasan yang diberikan.
Menurut Cleland dan Kacaogln (1980), penyelesaian permasalahan dalam
teknik optimasi diarahkan untuk mendapatkan titik maksimum atau titik minimum
dari fungsi yang dioptimumkan. Jika permasalahan diformulasikan dengan tepat,
maka nilai peubah keputusan yang diperoleh akan optimum. Setelah pemecahan
optimum diperoleh permasalahan sering dievaluasi kembali pada kondisi yang
Komponen penting dari permasalahan optimasi adalah fungsi tujuan, yang
dalam beberapa hal sangat tergantung pada peubah. Dalam penelitian operasional,
optimasi sering diartikan sebagai maksimasi atau minimasi pemecahan suatu
masalah.
Teknik optimasi dalam penelitian operasional merupakan suatu pencekatan
ilmiah dalam memecahkan masalah-masalah operasi pengolahan. Penerapan
teknik ini menyangkut pembentukan deskripsi-deskripsi matematis atau
pembentukan model keputusan. Analisa kepekaan dari teknik ini dapat
menganalisa hubungan yang menyatakan akibat-akibat yang mungkin terjadi
dimasa mendatang sebagai akibat keputusan yang telah diambil.
Teknik optimasi dapat digunakan untuk fungsi yang berkendala dan fungsi
tidak berkendala. Penyelesaian permasalahan dapat berbentuk persamaan dan
pertidaksamaan. Unsur penting dalam masalah optimasi adalah fungsi tujuan,
yang sangat bergantung pada sejumlah berhingga peubah masukan.
Peubah-peubah ini dapat tidak saling bergantung atau saling bergantung melalui satu atau
lebih kendala.
Metode penentuan kondisi optimum dikenal sebagai pemograman teknik
matematika. Tujuan dan kendala-kendala dalam program matematika diberikan
dalam bentuk fungsi-fungsi matematika dan hubungan fungsional (hubungan
keterkaitan). Hubungan keterkaitan tersebut dapat diartikan sebagai hubungan
yang saling mempengaruhi, hubungan interaksi, interdependasi, timbal-balik dan
Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk
berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk
keluaran (output) per satuan waktu. Yang dimaksud unit produksi adalah tenaga
kerja, mesin, unit stasiun kerja, proses produksi, perencanaan produksi, dan
organisasi produksi.
Manfaat dari perhitungan kapasitas produksi ini adalah :
- Dapat meminimumkan keterlambatan pengiriman produk karena
kesalahan perhitungan kapasitas produksi
- Menjembatani ketidak harmonisan antara kapasitas yang ada sekarang
dengan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar.
- Sebagai bahan pertimbangan pihak perusahaan dalam penempatan
investasi mesin, operator dan perubahan waktu kerja (shift).
- Dapat meminimalkan biaya produksi dan harga pokok penjualan / unit
produk.
Kapasitas harus dihubungkan dengan suatu peralatan yang digunakan.
Sebagai contoh, bias saja ditetapkan sebgagai kebijakan untuk bekerja hanya 5
hari seminggu, satu shift dalam sehari, dan produksinya 1000 satuan per minggu.
Dengan dasar ini kita dapat mengatakan bahwa kapasitas normal adalah 1000
satuan output per minggu, tetapi batas ini dapat ditingkatkan dengan kerja lembur
menjadi 1150 satuan. Dengan menambah shift kedua, kapasitas dapat ditingkatkan
3.2. Program Linier
Program linier adalah metode atau teknik matematik yang digunakan
dalam pengambilan keputusan. Secara umum, masalah dalam program linier
adalah pengalokasian sumber daya yang terbatas seperti tenaga kerja, bahan baku,
jam kerja mesin, dan modal dengan cara sebaik-baiknya sehingga diperoleh
maksimisasi keuntungan atau minimisasi biaya produksi. Cara terbaik yang
dimaksudkan adalah keputusan terbaik yang diambil berdasarkan pilihan dari
berbagai alternatif. Suatu penyelesaian program linier perlu dibentuk formulasi
secara matematik dari masalah yang sedang dihadapi dengan syarat sebagai
berikut :
1. Adanya variabel keputusan yang dinyatakan dalam simbol matemaik dan
variabel keputusan ini tidak negatif.
2. Adanya fungsi tujuan dari variabel keputusan yang menggambarkan criteria
pilihan terbaik. Fungsi tujuan ini harus dapat dibuat dalam suatu sel fungsi
linier yang dapat berupa maksimum atau minimum.
3. Adanya kendala sumber daya yang dapat dibuat dalam satu set fungsi linier.
Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :
Fungsi tujuan :
Maksimumkan atau minimumkan Z = C1X1 + C2X2 + ... + CnXn
Sumber daya yang membatasi :
a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1
a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2
am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm
knya sumber
daya ya
odelan.
Mengg
kan tujuan, koefisien fungsi tujuan, batasan
dan koefisien pada fungsi pembatas.
x1, x2, …, xn ≥ 0
Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah
variabel keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau
aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan
kontribusi masing-masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga
koefisien fungsi tujuan pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn
merupakan penggunaan per unit variabel keputusan akan sumber daya yang
membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi kendala pada model
matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-masing sumber
daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banya
ng terbatas.
Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non
negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya
menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut seni perm
unakan seni akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.
Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang
penting adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep permodelannya.
Meskipun fungsi tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk
maksimisasi atau minimisasi, keputusan untuk memilih salah satunya bukan
pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang
Model program linier diaplikasikan untuk menyelesaikan berbagai
masalah diantaranya adalah :
a. Masalah kombinasi produk, yaitu menentukan berapa jumlah dan jenis produk
yang harus dibuat agar diperoleh keuntungan maksimum atau biaya minimum
dengan memperhatikan sumber daya yang dimiliki.
b. Masalah perencanaan investasi, yaitu berapa banyak dana yang akan
ditanamkan dalam setiap alternatif investasi, agar memaksimumkan return in
investment atau net present value dengan memperhatikan sumber daya yang dimilki.
c. Masalah perencanaan produksi dan persediaan, yaitu menentukan berapa
banyak produk yang akan diproduksi setiap periode, agar meminimumkan
biaya persediaan, sewa, lembur, dan biaya sub kontrak.
d. Masalah perencanaan promosi, yaitu berapa banyak dana yang akan
dikeluarkan untuk kegiatan promosi agar diperoleh efektivitas penggunaan
media promosi.
e. Masalah distribusi, yaitu jumlah produk yang akan dialokasikan ke setiap
lokasi pemasaran.
Untuk membuat formulasi model program linier, terdapat tiga langkah
utama yang harus dilakukan, yaitu :
1. Tentukan variabel keputusan atau variabel yang ingin diketahui dan gambarkan
dalam simbol matematik.
2. Tentukan tujuan dan gambarkan dalam satu sel fungsi linier dari variabel
3. Tentukan kendala dan gambarkan dalam bentuk persamaan linier atau
ketidaksamaan linier dari variabel keputusan.
3.2.1. Metode Grafik
Setelah formulasi model program linier, langkah selanjutnya adalah
menyelesaikan model untuk mendapatkan keputusan terbaik. Salah satu metode
yang digunakan untuk menyelesaikan formulasi model program linier adalah
metode grafik. Metode grafik terbatas pada penyelesaian model yang memiliki
dua variabel keputusan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Gambarkan semua kendala daerah kelayakan yaitu daerah yang diliputi oleh
semua kendala. Dalam menggambarkan grafik, kendala yang bertanda lebih
kecil sama dengan, arah grafik yang membentuk daerah layak adalah menuju
titik nol. Kendala berbentuk lebih besar sama dengan, arah grafik yang
membentuk daerah layak adalah menjauhi titik nol. Sedangkan kendala
berbentuk sama dengan (=), daerah layak adalah sepanjang garis tujuan.
2. Gambarkan grafik tujuan.
3. Tentukan daerah layak yang optimum dengan cara menggeser fungsi tujuan ke
kanan atas hingga memotong salah satu atau lebih titik elstrim yang terdapat
dalam daerah layak.
3.2.2. Metode Simpleks
Metode simpleks merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
Metode simpleks dapat digunakan untuk menyelesaikan model model formulasi
program linier yang memiliki dua atau lebih variabel keputusan. Penyelesaian
model program linier dengan metode simpleks diperlukan pengubahan model
formulasi ke dalam bentuk standar dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. Semua kendala berbentuk persamaan, jika menghadapi kendala berbentuk
lebih kecil sama dengan ( ≤ ), dapat diubah ke dalam bentuk persamaan
dengan cara menambahkan slack variabel yang bernilai satu. Jika menghadapi
kendala berbentuk lebih besar sama dengan ( ≥ ), dapat diubah ke dalam
bentuk persamaan dengan cara mengurangkan dengan surplus variabel yang
bernilai minus satu.
2. Nilai ruas kanan setiap kendala bertanda positif, jika menghadapi kendala
yang memiliki nilai ruas kanan bertanda negatif, maka harus diubah menjadi
positif dengan cara mengalikannya dengan minus satu.
3. Semua nilai variabel keputusan non negatif.
Langkah-langkah metode simpleks adalah sebagai berikut :
1. Membuat tabel simpleks awal dengan memasukkan semua nilai yang terdapat
pada kendala dan fungsi tujuan ke dalam tabel simpleks.
2. Tentukan kolom kunci, yaitu kolom yang memiliki negatif terbesar pada baris
Zj-Cj.
3. Tentukan baris kunci, yaitu baris yang memiliki angka indeks (nilai bj/nilai
kolom kunci) terkecil tetapi bukan negatif.
4. Cari angka baru yang terdapat pada kolom kunci dengan cara membagi semua
5. Mencari angka baru pada baris yang lain dimana nilai pada baris lama
dikurangi dengan perkalian antara angka baru baris kunci dengan koefisien
kolom kunci.
6. Apabila pada tabel baru solusi optimum belum ditemukan, ulangi kembali
langkah 2 sampai langkah 5. Solusi optimum tercapai apabila nilai pada baris
Zj-Cj berharga lebih kecil sama dengan nol untuk maksimisasi dan berharga
lebih besar sama dengan nol untuk minimisasi.
3.3. Goal Programming
3.3.1. Pengertian dan Konsep Dasar Goal Programming
Goal Programming adalah salah satu model matematis yang dipakai
sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk menganalisis dan membuat
solusi persoalan yang melibatkan banyak tujuan sehingga diperoleh
alternatifpemecahan masalah yang optimal.
Model Goal Programming merupakan perluasan dari model pemrograman
linier yang dikembangkan oleh A. Charles dan W. M. Cooper pada tahun 1956.
Pemrograman linier adalah sebuah metode matematis yang berkaraktristik linier
untuk menemukan suatu penyelesaian optimal dengan cara memaksimumkan atau
meminimumkan fungsi tujuan terhadap satu kendala susunan. Model
pemrograman linier mempunyai tiga unsur utama, yaitu variabel keputusan, fungsi
2
Beberapa asumsi dasar yang diperlukan dalam goal programming adalah:
1. Linieritas
Asumsi ini menunjukkan perbandingan antara input yang satu dengan input
yang lain atau untuk suatu input dengan output besarnya tetap dan terlepas
pada tingkat produksi. Hubungannya bersifat linier.
2. Proporsionalitas
Asumsi ini menyatakan bahwa jika peubah pengambilan keputusan berubah,
maka dampak perubahannya akan menyebar dalam proporsi yang sebanding
dengan fungsi tujuan dan juga fungsi kendalanya. Jadi tidak berlaku hukum
kenaikan hasil yang semakin berkurang.
3. Aditivitas
Asumsi ini menyatakan nilai parameter suatu kriteria optimasi merupakan
jumlah dari nilai individu-individu. Dampak total terhadap kendala ke-I
merupakan jumlah dampak individu terhadap peubah pengambilan keputusan.
4. Divisibilitas
Asumsi ini menyatakan bahwa peubah pengambilan keputusan, jika
diperlukan dapat dibagi ke dalam pecahan-pecahan.
5. Deterministik
Asumsi ini menghendaki agar semua parameter tetap dan diketahui atau
ditentukan secara pasti.
Ada beberapa istilah yang digunakan dalam Goal Programming, yaitu :
a. Variabel keputusan (decision variabels), adalah seperangkat variabel yang
tidak diketahui yang berada di bawah kontrol pengambilan keputusan, yang
berpengaruh terhadap solusi permasalahan dan keputusan yang akan diambil.
Biasanya dilambangkan dengan Xj (j = 1, 2, 3, …, n)
b. Nilai sisi kanan (right hand sides values), merupakan nilai-nilai yang biasanya
menunjukkan ketersediaan su