• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN TARI MELINTING MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL KOOPERATIF TIPEJIGSAWDI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH LAMPUNG TENGAH

Oleh:

Nurcahya Surya Barunawati

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

PADA

Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI TARI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

PERSETUJUAN... iv

MENGESAHKAN ... v

SURAT PERTANYAAN ...vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

MOTO ...viii

PERSEMBAHAN... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI...xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR DIAGRAM ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

BAB II TIJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran... 10

2.2. Model Pembelajaran Kooperatif... 12

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw.... 13

2.2.2 Langkah-Langkah Model Pembelajaran TipeJigsaw ... 14

2.2.3 Keuntungan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw... 15

2.3. TariMelinting... 17

2.3.1 Sejarah TariMelinting... 18

2.3.2 Fungsi TariMelinting... 19

2.3.3 Ragam Gerak TariMelinting... 20

(3)

2.3.6 Properti TariMelinting... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian ... 32

3.2. Sumber Data ... 33

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 33

3.3.1. Observasi ... 34

3.3.2. Wawancara ... 34

3.3.3. Dokumentasi ... 35

3.3.4. Tes Praktik... 35

3.3.5. Nontes ... 39

3.4. Instrumen Penelitian ... 44

3.5. Teknik Analisis Data ... 45

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Proyek Penelitian. ... 48

4.1.1. Data Sekolah ... 49

4.1.2. Visi dan Misi Sekolah ... 49

4.1.3 Sejarah SMA Negeri 1 Kotagajah. ... 51

4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 55

4.2.1 Permohonan Izin ... 55

4.2.2 Deskripsi Pertemuan Pertama ... 57

4.2.3. Pertemuan Kedua ... 72

4.2.4. Pertemuan Ketiga... 85

4.2.5. Pertemuan Keempat ... 96

4.2.6. Pertemuan Kelima... 107

4.2.7. Pertemuan Keenam ... 117

4.2.8. Pertemuan Ketujuh dan Kedelapan... 127

4.3. Pembahasan Pembelajaran TariMelinting... 141

4.4. Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran TariMelinting ... 144

V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 149

5.2. Saran ... 151

DAFTAR PUSTAKA... 152

(4)

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) pengertian pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya, pendidikan harus mampu menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu agar mereka, sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat, dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya (Sofan, 2013: 241).

(5)

Keempat komponen tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan media, metode, strategi, dan pendekatan apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Hosnan, 2014: 18).

Mengajar diartikan sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental (Sardiman, 2014: 48). Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu, pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran yang berguna dalam mencapai iklim PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) adalah tuntutan yang harus diupayakan oleh guru (Sofan, 2013: 2).

(6)

Pembelajaran kooperatif model jigsawini merupakan model belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri (Johnson dalam Hosnan, 2014: 249).

Penerapan Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam proses mengajar yang yang dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa sehinggga mereka terlibat langsung secara aktif dalam memahami suatu persoalan dan menyelesaikan secara kelompok. Siswa dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dan guru sebagai pembimbing. Guru berperan sebagai fasilitas yang mengarah dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam berdiskusi (Hosnan, 2014: 248).

(7)

teknik dan prosedur tari Melinting. Kompetensi dasar 3.1 yang harus dicapai yaitu menganalisis konsep, teknik, dan prosedur dalam proses berkarya tari.

(8)

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini dianggap lebih efektif untuk proses pembelajaran tariMelinting. Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa bekerja sama dalam kelompok. Oleh sebab itu, peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana pembelajaran tari Melintingmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw.

Banyak tarian tradisional yang dimiliki bangsa Indonesia, di setiap provinsi yang ada memiliki tarian tradisional yang beragam dan mempunyai keunikan masing-masing. Salah satu tarian yang dimiliki, yaitu tari Melinting yang berasal dari provinsi Lampung. Tari Melinting merupakan tari kelompok tradisional yang dimiliki masyarakat Lampung merupakan tarian adat yang dimainkan pada acara adat (begawi) pada saat menyambung tamu-tamu agung dan penarinya adalah keluarga Ratu atau bangsawan Melinting (Idil, 2012: 14). Tari Melinting adalah salah satu kesenian tradisional yang hidup di kabupaten Lampung Timur.

(9)

Melalui tari Melinting siswa diharapkan dapat mengembangkan pribadinya dan menumbuhkan rasa estetis serta kecintaan terhadap budaya melalui kegiatan tari. Pembelajaran tari Melinting ini bertujuan untuk memotivasi adanya siswa laki-laki yang mengikuti pembelajaran seni tari, maka di pilihlah tari Melinting atau tari berpasangan dalam pembelajaran kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah. Tetapi pembelajaran tari Melinting di kelas XI IPS hanya terdapat siswa perempuan sehingga hanya ragam gerak putri yang pelajari. Pembelajaran tari dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw tari Melinting dapat membuat siswa lebih aktif , menumbuhkan kerjasama siswa, dan meningkatkan keterampilan berkomunisasi siswa.

(10)

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, peneliti ingin meneliti pembelajaran tariMelintingdi SMA Negeri 1 Kotagajah dengan mengamati langsung aktivitas guru dan siswa, maka peneliti mengangkat sebuah judul penelitian yaitu pembelajaran tariMelintingmenggunakan model pembelajaran kooperatif tipejigsaw di kelas XI SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah. Peneliti berharap model pembelajaran ini dapat mempermudah siswa dalam mempelajari tari, khususnya tari Melinting. Selain itu dapat juga dijadikan sebagai referensi bagi calon pendidik dan

menambah variasi model pembelajaran tari.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah terurai di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Bagaimana pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dijelaskan tujuan penelitian ini adalah untuk:

(11)

2. Untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat, yaitu manfaat berkaitan dengan hal-hal berikut : 1. Untuk memberikan informasi kepada guru dalam penggunaan model

pembelajaran dapat meningkatkan pembelajaran yang berkualitas dan bervariasi , untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

2. Untuk memotivasi siswa dalam belajar, tidak verbalisme, serta mencapai berhasil belajar yang optimal.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah Erna Budiwati, S.Pd selaku guru seni tari dan siswa kelas XI IPS yang mengikuti kegiatan pembelajaran seni tari di SMA Negeri 1 Kotagajah. Jumlah 20 siswi.

(12)
[image:12.612.116.526.160.416.2]

3. Tempat penelitian adalah SMA Negeri 1 Kotagajah. 4. Waktu penelitian adalah tahun pelajaran 2014-2015. Tabel 1.1. Jadwal Penelitian

Pertemuan Hari, Tanggal Keterangan

1 Selasa, 20 Januari 2015

Observasi aktivitas belajar siswa 2 Kamis, 22 Januari

2015

Observasi aktivitas belajar siswa 3 Selasa, 27 Januari

2015

Observasi aktivitas belajar siswa 4 Kamis, 29 Januari

2015

Observasi aktivitas belajar siswa

5 Selasa, 3 Februari 2015

Observasi aktivitas belajar siswa 6 Kamis, 5 Februari

2015

Observasi aktivitas belajar siswa 7 Selasa, 10 Februari

2015

Observasi hasil belajar siswa 8 Kamis, 12 Februari

2015

(13)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran

(Sagala: 2013) mengemukakan bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Menurut (Biggs dalam Sofan, 2013) konsep pembelajaran dalam tiga pengertian, yaitu:

1. Pengertian Kuantitatif

Penularan pengetahuan dari guru kepada siswa. Guru dituntut untuk menguasai ilmu yang disampaikan kepada siswa, sehingga memberikan hasil yang optimal. 2. Pengertian Institusional

(14)

3. Pengertian kualitatif

Upaya guru untuk memudahkan belajar siswa. Peran guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga melibatkan siswa dalam aktivitas belajar yang efektif dan efesien.

(Hosnan, 2014) mengatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, materials, perlengkapan, dan prosedur yang saling memengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan.

(15)

Menurut (Rusman, 2012) teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara individu menemukan dan menstransformasikan informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif

(Hosnan, 2014) mengemukakan dalam bukunya bahwa, model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang unuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

(16)

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas, meliputi semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.

(Rusman, 2012) berpendapat dalam bukunya bahwa, pembelajaran cooperative dilaksanakan melalui sharing proses antara peserta belajar, sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama di antara peserta belajar itu sendiri. Cooperative learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

2.2.1 Pengertian Pembelajaran Kooperatif TipeJigsaw

(Lie dalam Rusman, 2012) mengatakan bahwa, pembelajaran kooperatif model jigsawini merupakan model belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri. Pembelajaran kooperatif model jigsaw yang hasilnya menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan.

(17)

Siswa dapat berinteraksi dengan teman sebayanya dan guru sebagai pembimbingnya. Sementara itu, guru berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam berdiskusi. Menurut (Sardiman, 2014) berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar-mengajar akan berlangsung secara efektif.

2.2.2 Langkah-langkah Model Kooperatif TipeJigsaw

Menurut (Stepen dalam Rusman 2013) langkah-langkah pembelajaran kooperatif modeljigsawsebagai berikut:

a) Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 anggota tim; b) Tiap orang dalam tim diberi materi dan tugas yang berbeda;

c) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka;

d) Setelah selesai berdiskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan saksama; e) Tiap tim ahli, mempresentasikan hasil diskusi;

(18)

2.2.3 Keuntungan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut (Hosnan: 2014) usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu, pemilihan berbagi metode, model, strategi, pendekatan, serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Salah satu model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran tari Melintingini adalah model pembelajaran kooperatif tipejigsaw.

(Hamdani, 2010) mengatakan bahwa keuntungan dari model pembelajaran tipe jigsaw:

1. Siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya.

2. Melalui diskusi, akan terjadi elaborasi kognitif yang baik sehingga dapat meningkatkan daya nalar dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.

3. Meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran. 4. Meningkatkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran.

5. Mendorong siswa untuk belajar bersama dalam kelompok kecil yang heterogen, untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.

(19)

Selain keuntungannya, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga memiliki kelemahan. Menurut (Hosnan, 2014) kelemahan model pembelajaran kooperatif tipejigsawsebagai berikut:

1. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan diluar kelas.

2. Banyak siswa tidak senang apalagi disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai.

3. Perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaiakan diri dengan kelompok. Karakteristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerja sama dengan orang lain, justru keunikann itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain. 4. Banyak siswa takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau secara adil,

bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.

5. Bisa menjadi tempat mengobrol atau gosip. Kelemahan yang senantiasa terjadi dalam belajar kelompok adalah dapat menjadi tempat mengobrol. Hal ini terjadi jika anggota kelompok tidak mempunyai kedisiplinan dalam belajar, seperti datang terlambat.mengobrol atau bergosip membuat waktu berlalu begitu saja sehingga tujuan untuk belajar menjadi sia-sia.

(20)

7. Bisa terjadi kesalahan kelompok. Jika ada satu anggota kelompok menjelaskan suatu konsep dan yang lain percaya sepenuhnya konsep itu, dan ternyata konsep itu salah, maka semua anggota kelompok berbuat salah.

2.3 Tari Melinting

(21)

2.3.1 Sejarah TariMelinting

(Idil, 2012) menjelaskan dalam bukunya bahwa, asal usul orang Lampung salah satunya menyebutkan Lampung berasal dari daratan tinggi Sekala Brak di Lereng Gunung Pesagi Lampung Barat yang kemudian menyebar membentuk keratuan yaitu Keratuan Pemanggilan, Keratuan Dipuncak, Keratuan Dibalau, dan Keratuan Dipugung. Keratuan Dipugung adalah keturunan Ratu Darah Putih yang ada di Kampung Meringggai Marga Melinting. “Keratuan Di Pugung” adalah Taman Purbakala Pugung Raharjo Desa Pugung Raharjo Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur. Kata Pugung Raharjo mempunyai 2 (dua) suku kata yaitu Pugung adalah nama yang sudah ada terlebih dahulu menurut bahasa daerah setempat berarti “tempat yang tinggi” dan Raharjo adalah kata yang ditambah

setelah datangnya para transmigran didaerah itu yang berarti “subur”.

(22)

Menurut (Hasanuddin dalam Idil , 2012) tari Melinting merupakan Tari Adat Tradisional Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh Ratu Melinting merupakan tari tradisional lepas untuk hiburan lepas untuk hiburan pelengkap pada acara Gawi Adat. Tari Melinting sebelum mengalami perkembangan penyempurnaan (tahun 1958), adalah mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting yang pementasanya hanya pada saat Gawi Adat/Keagungan Keratuan Melinting saja. Penarinya hanya sebatas putera dan puteri Ratu Melinting dan di pentaskan di Sesat/Balai Adat.

Menurut (Idil, 2012) tahun 1935 tariCetik Melintingdipentaskan di Teluk Betung pada zaman Residen Lampung G.W. Mein Derma. Pada saat tari cetik kipas ditampilkan tari ini memiliki perbedaan dengan tari Lampung lainnya, sehingga G.W Mein Derma bertanya dari manakah asal tari cetik kipas ini, kemudian dijawab dari Melinting, sejak saat itu orang-orang menyebut tari cetik kipas ini bernama tariMelinting, yaitu tari yang berasal dariMelinting.

Tari Melinting yang merupakan tarian keluarga Ratu Melinting tarian ini hanya dipentaskan oleh keluarga ratu saja di tempat yang tertutup. Tari tersebut merupakan khas Lampung diperkirakan dari abad ke 16 yang menggambarkan pemudi dan pemuda dalam menjaga wilayah KeratuanMelinting.

2.3.2 Fungsi Tari Melinting

(23)

Pementasannya pun hanya pada saat Gawi Adat Kagungan Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra putri RatuMelinting.

(Idil, 2012) mengatakan bahwa, dalam perkembangan tari Melinting tidak lagi mutlak sebagai tarian keluarga Ratu Melinting dan tidak lagi berfungsi sebagai tari upacara tetapi sudah bergeser menjadi tari pertunjukan atau tontonan pada saat penyambutan tamu-tamu agung yang datang ke daerah Lampung serta acara-acara besar lainnya seperti menyambut para tamu agung (Bupati, Mentari, Gubernur dan Lainnya) yang datang ke daerahMelintingatau Lampung Timur.

(24)

2.3.3 Ragam Gerak TariMelinting

Menurut (Idil, 2012) gerakan yang dipakai pada tariMelintingdibedakan antara gerakan penari putri. Gerakan penari putri meliputi:

1. Babar Kipas yaitu sebuah gerakan tangan dengan memainkan kipas dengan cara membuka dan menutup, dan kaki melangkah ke depan. Gerakan ini melambangkan kegagahan dan kesiapan dalam mencari rezeki guna mensejahterakan kebahagiaan hidup.

2. Sukhung Sekapan yaitu sebuah gerakan yang dilakukan secara bergantian antar tangan kanan dan kiri yang mendorong ke depan. Gerakan ini melambangkan bahwa dalam menjalankan aktifitas sehari-hari dimulai dari rumah yaitu sebuah gambaran dimana penghuni rumah mendorong dan membuka daun jendela.

3. Jong Sumbah yaitu gerakan pada saat memulai tari dan akan mengakhiri tari. Jong Sumbah adalah sebuah sikap penghormatan terhadap ratu, tokoh adat, tamu-tamu yang agung yang hadir. Yaitu dengan menunjukan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain.

(25)

5. Kenui Melayang atau elang melayang yaitu sebuah gerakan yang lincah dengan lengan yang melambai ke belakang dan ke depan , kaki tetap di lantai seperti gerakan menginjak lada. Gerakan ini melambangkan kebebasan dan kemerdekaan dalam berkreasi untuk membangun jati diri.

6. Sembahyaitu sikap penghormatan terhadap Ratu, Tokoh adat, dan tamu-tamu agung yang hadir di depan dengan menunjukkan penghargaan dan kesopanan kepada orang lain.

7. Timbangan/Terpipih Mabel yaitu posisi badan berdiri tegak kedua kaki dirapatkan kedua tangan ditarik ke belakang lurus gerakan pergelangan tangan dengan memutar kearah dalam. Gerakan ini melambangkan kelembutan seorang gadis.

8. Lapah alun

(26)
[image:26.595.120.512.118.771.2]

Tabel 2.2. Ragam Gerak TariMelinting(Putri)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

1.

2.

Babar Kipas

Jong Sumbah

Hitungan 1

Kedua tangan diletakkan di depan dada. Dengan kipas dirapatkan

Hitungan 2

Kedua tangan membuka kipas sampai kesamping badan dengan kaki melangkah ke depan.

Hitungan ke 3

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 4

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 5

Sama seperti hitungan 1 Hitungan ke 6

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 7

Sama seperti hitungan 2 Hitungan ke 8

Sama seperti hitungan 1

Hitungan ke 1-2

(27)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

3. Sukhung Sekapan

Hitungan 3-4

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kanan

Hitungan ke 5-6

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan kembali ke tengah

Hitungan 7-8

Kedua tangan diayunkan membuka dan menutup kipas, dengan badan serong ke kiri

Sebuah gerakan yang berganti tangan kanan dan kiri mendorong ke depan. Kaki bisa maju atau mundur

Hitungan ke 1

Tangan kanan mendorong kipas ke depan dengan kaki kanan maju ke depan

Hitungan ke 2

Tangan kiri mendorong kipas ke depan, lalu kaki kiri maju ke depan Hitungan ke 3

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 4

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 5

(28)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

4. Ngiyau Bias

Hitungan ke 6

Mengulang seperti hitungan ke 2 Hitungan ke 7

Mengulang seperti hitungan ke 1 Hitungan ke 8

Mengulang seperti hitungan ke 2

Hitungan ke 1-4

Posisi badan tegak , kedua tangan sejajar pinggul kanan, kedua tangan memegang kipas dengan mengukel kearah dalam, kemudian kedua tangan pindah sejajar pinggul kiri dengan posisi jari tegak

Hitungan ke 5-8

(29)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan 5.

6.

Kenui Melayang

Injak Tai Manuk

Hitungan ke 1-8

Posisi badan tegak tangan kanan ke atas dengan kipas tegak, tangan kiri ke bawah dengan kipas tegak pula, kipas di ukel ke dalam, dengan gerak kaki injak lado

Dilakukan berulang dari hitungan 1 sampai hitungan ke 8

Hitungan ke 1-2

Posisi badan tegak, kaki kanan ujung jari menyentuh lantai (tidak menapak), kedua tangan di depan pinggang memegang kipas

Hitungan ke 3-4

(30)

No. Nama Gerak (Putri) Keterangan

7.

Timbangan

Hitungan 5-8

Posisi badan tegak dengan memutarkan badan searah 180o dengan kedua tangan lurus ke depan pinggang

Hitungan 1-8

Posisi badan berdiri tegak. Kedua tangan kesamping pinggang dengan kipas ditegakkan, kemudian kipas ditegakkan. Kemudian kipas diputar ke arah dalam (diukel). Gerakan kaki adalah gerakan Injak Lado.

Gerakan ini dari hitungan 1 sampai 8 dilakukan berulang ulang

(31)

2.3.4 Musik Pengiring TariMelinting

Elemen iringan (musik) dalam tari bukan hanya sekedar iringan, karena musik merupakan patner yang tidak dapat ditinggalkan. Oleh karena itu musik yang dipergunakan untuk mengiringi tari harus digarap betul-betul sesuai dengan garapan tarinya. Pada umunya iringan berfungsi sebagai penguat atau pembentuk suasana. Iringan dibagi dua macam, yaitu musik internal dan musik eksternal. Musik internal adalah musik yang bersumber dari diri penari, misalnya suara yang ditimbulkan dari tepukkan tangan, vokal penari, dan hentakan kaki penari. Sedangkan musik eksternal adalah musik yang berasal dari alat musik instrumental, misalnya piano, gitar dan gamelan.

(32)

2.3.5 Tata Rias dan Busana TariMelinting

Busana tari tidak sama dengan pakaian sehari-hari. Fungsi fisik busana adalah sebagai penutup dan pelindung tubuh, sedangkan fungsi estetiknya merupakan unsur keindahan dan keserasian bagi tubuh penari. Fungsi busana juga tidak jauh berbeda dengan tata rias, yaitu mendukung tema atas isi dan memperjelas peranan-peranan dalam suatu sajian tari. Perkembangannya, pakaian tari telah disesuaikan dengan kebutuhan tari tersebut. Busana tari yang baik tidak hanya sekedar untuk menutup tubuh semata, melainkan juga harus dapat mendukung penampilan tari. Busana tari dipergunakan untuk melukiskan sesuatu oleh penciptanya dan dipakai oleh penarinya dan tidak terlepas pemilihan nilai terhadap warna, garis dan bentuk. Maka, tata busana selain untuk memperkuat peranan, pemilihan warna, garis dan bentuk, juga bisa mendalami kejiwaan seni tari, serta akan memberi suasana yang dimaksudkan.

Menurut (Idil, 2012) dalam tari Melinting, busana dan aksesoris yang digunakan penari putri adalah

a. Busana

1. Tapis Cukil

2. Selendang jung sarat dan kain putih tengah 3. Baju putih

(33)

b. Aksesoris

1. Mahkota/ SigerMelinting 2. Sanggul dan rambut panjang 3. Anting giwir

4. Gelang burung 5. Gelang kano 6. Gelang rawi

7. Papan jajar 3 susun 8. Buturan 5 susun 9. Kipas

10. Gaharu

Adapun busana penari putra adalah a. Busana

1. Baju putih

2. Celana putih panjang 3. Sarung tumpal 4. Kikat pudang 5. Kerimbung putih 6. Sabuk

b. Aksesoris

1. Kopiah emasMelinting 2. Pandan

(34)

5. Gelang rawi

6. Papan jajar 3 susun 7. Buturan 3 buah 8. Punduk (keris) 9. Kipas

2.3.6 Properti TariMelinting

[image:34.595.154.468.541.670.2]

Properti adalah perlengkapan yang tidak termasuk kostum dan perlengkapan panggung, tetapi merupakan perlengkapan yang ikut ditarikan oleh penari. Properti adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk kebutuhan suatu penampilan tatanan tari atau koreografi. Properti adalah alat-alat yang dibawa dan digunakan penari sebagai pelengkap sesuai tuntutan tari tersebut. Properti yang digunakan oleh penari putri dan putra pada tari Melinting adalah kipas yang dipegang di kiri kanan tangan penari. Teknik memegang kipas yang benar adalah jari manis masuk kedalam pegangan kipas, lalu jari telunjuk dan jari kelingking menahan kipas dari atas, sedangkan ibu jari menahan kipas dari bawah.

(35)

METODE PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipe jigsawdi kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah maka metode yang digunakan adalah deskriptif Kualitatif. Penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian (Arikunto, 2010: 3).

Pada penelitian ini hanya memotret apa yang terjadi pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemudian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk laporan penelitian secara lugas dan apa adanya. Data yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya. Setelah datanya lengkap dilanjutkan dengan menganalisis data dan dibuat kesimpulan.

Adapun rancangan atau desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

(36)

2. Mengamati pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model kooperatif tipejigsawpada setiap pertemuan.

3. Mengamati aktivitas guru dan siswa serta kondisi yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

4. Menganalisis pembelajaran tariMelintingsetiap pertemuan.

5. Menganalisis hasil tes tari Melinting dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.

3.2 Sumber Data

Tari Melinting merupakan mata pelajaran yang diajarkan di seluruh siswa SMA Negeri 1 Kotagajah. Penerapan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI IPS yang mengikuti pembelajaran seni tari sejumlah 20 siswi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

(37)

3.3.1 Observasi

Observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak (Sugiono, 2012: 145). Observasi dalam penelitian ini yaitu mengamati proses pembelajaran tari Melintingmenggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

3.3.2 Wawancara

(38)

3.3.3 Dokumentasi

Dokumentasi, asal dari dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda , dan sebagainya (Arikunto, 2010: 201) . Penelitian ini menggunakan dokumentasi berupa catatan harian, foto, dan video.

3.3.4 TesPraktik

(39)
[image:39.595.120.519.114.699.2]

Tabel 3.3. Lembar Pengamatan Tes Praktik

No Aspek Indikator Deskriptor penilaian Skor Kualitatif

1 Wiraga

Hafalan Urutan Gerakan

Semua siswa di dalam kelompok mampu mempraktikan urutan gerak tariMelintingdari awal hingga akhir tanpa kesalahan.

5 Baik sekali

Siswa di dalam kelompok mampu mempraktikan urutan gerak dengan tingkat kesalahan 1 kali.

4 Baik

Siswa di dalam kelompok mampu mempraktikan urutan gerak dengan tingkat kesalahan 2 kali.

3 Cukup

Siswa di dalam kelompok mampu mempraktikan urutan gerak dengan tingkat kesalahan 3-4 kali.

2 Kurang

Siswa di dalam kelompok mampu mempraktikan urutan gerak dengan tingkat kesalahan lebih dari 5 kali. 1 Gagal Ketepatan Gerak dengan Musik

Semua peserta didik di dalam kelompok mampu mempraktikan gerakan tari mengikuti alunan musik tari Melinting, sesuai dengan tempo dan irama.

5 Baik sekali

Siswa di dalam kelompok

mempraktikan gerakan 1 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan

(40)

No Aspek Indikator Deskriptor penilaian Skor Kualitatif

2 Wirama

tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak yang ada Siswa di dalam

kelompok mempraktikan gerakan 2 kali terlambat atau mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak yang ada

3 Cukup

Siswa di dalam

kelompok mempraktikan gerakan 3-4 kali

terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak yang ada.

2 Kurang

Siswa di dalam

kelompok mempraktikan gerakan lebih dari 5 kali terlambat atau

mendahului musik dan tidak sesuai dengan tempo, irama serta hitungan setiap ragam gerak yang ada

1 Gagal

Ekspresi Semua siswa di dalam kelompok meragakan tariMelintingdengan senyuman dan

pandangan sesuai dengan ragam gerak yang dilakukan tanpa ragu.

5 Sangat baik

Siswa di dalam kelompok meragakan tariMelintingdengan

(41)

No Aspek Indikator Deskriptor penilaian Skor Kualitatif

3 Wirasa senyum dan pandangan

tidak sesuai dengan ragam gerak yang dilakukan tetapi tanpa ragu.

Siswa di dalam kelompok memeragakan tari

Melintingtidak senyum namun pandangan sesuai dengan ragam gerak yang dilakukan tetapi ragu-ragu.

3 Cukup

Siswa di dalam kelompok memeragakan tari

Melintingtidak senyum namun pandangan tidak sesuai dengan ragam gerak yang dilakukan tetapi tidak ragu.

2 Kurang

Siswa di dalam kelompok memeragakan tari

Melintingtidak senyum namun pandangan tidak sesuai dengan ragam gerak yang dilakukan tetapi ragu-ragu.

1 Gagal

Total Skor Maksimum 15

(42)
[image:42.595.114.474.112.227.2]

Tabel 3.4. Penentuan Patokan Perhitungan Nilai untuk Skala Lima Interval Nilai Tingkatan

Penguasaan (%) Keterangan

85100 Baik sekali

75 - 84 Baik

60 - 74 Cukup

40 - 59 Kurang Baik

0 - 39 Gagal

(Sudjana, 2009: 118)

Setelah skor didapat, maka dilakukan perhitungan untuk siswa berdasarkan dua aspek yang akan dijadikan indikator penilaian yaitu hafalan gerak dan ketepatan gerak dengan musik pada saat menari.

Nilai Siswa =

Skor Siswa

Skor Maksimum x 100

3.3.5 Nontes

(43)

Tabel 3.5. Instrumen Pengamatan Proses Pembelajaran Menggunakan Model Kooperatif TipeJigsaw

No (Kekompakan)

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal

1 Yaitu di dalam kelompok semua siswa saling kompak dalam mempelajari tari Melinting Yaitu di dalam kelompok ada 1 siswa yang tidak kompak dengan baik dalam mempelajari tari Melinting Yaitu di dalam kelompok ada 2 siswa yang tidak kompak dengan baik dalam mempelajari tari Melinting Yaitu di dalam kelompok ada 3 siswa yang tidak kompak dengan baik dalam mempelajari tariMelinting Yaitu semua siswa di dalam kelompok tidak kompak dengan baik dalam mempelajari tari Melinting (Berbagi tugas) 2 Yaitu di

dalam kelompok semua siswa saling berbagi tugas dalam mempelajari tari Melinting Yaitu di dalam kelompok ada 1 siswa yang tidak berbagi tugas dengan baik dalam mempelajari tariMelinting Yaitu di dalam kelompok ada 2 siswa yang tidak berbagi tugas dengan baik dalam mempelajari tari Melinting Yaitu di dalam kelompok ada 3 siswa yang tidak berbagi tugas dengan baik dalam mempelajari tariMelinting Yaitu semua siswa di dalam kelompok tidak berbagi tugas dengan baik dalam mempelajari tari Melinting (Menghargai) 3 Yaitu di

[image:43.595.122.516.138.755.2]
(44)

(Bertanggung jawab) 4 Yaitu di

dalam kelompok semua siswa saling bertanggung jawab dalam mempelajari tari Melinting Yaitu di dalam kelompok ada 1 siswa yang tidak bertanggung jawab dengan baik dalam mempelajari tariMelinting Yaitu di dalam kelompok ada 2 siswa yang tidak bertanggung jawab dengan baik dalam mempelajari tari Melinting Yaitu siswa di dalam kelompok ada 3 siswa yang tidak bertanggung jawab dengan baik dalam mempelajari tariMelinting Yaitu semua siswa di dalam kelompok tidak bertanggung jawab dengan baik dalam mempelajari tari Melinting (Memotivasi) 5 Yaitu di

dalam kelompok semua saling memotivasi dalam mempelajari tari Melinting Yaitu di dalam kelompok ada 1 siswa yang tidak memotivasi dengan baik dalam mempelajari tariMelinting Yaitu di dalam kelompok ada 2 siswa yang tidak memotivasi dengan baik mempelajari tari Melinting Yaitu di dalam kelompok ada 3 siswa yang tidak memotivasi dengan baik dalam mempelajari tariMelinting Yaitu semua siswa di dalam kelompok tidak memotivasi dengan baik dalam mempelajari tari Melinting

Jumlah Skor maksimum 25

(45)

Jumlah Skor Peserta didik

Nilai akhir = x 100%

Jumlah Skor Maksimum

Jadi setelah skor peserta didik di dapatkan mulai dari nilai kekompakan, berbagi tugas, menghargai, bertanggung jawab dan memotivasi mulailah nilai itu diolah sesuai dengan rumus nilai akhir.

[image:45.595.120.517.358.748.2]

Lembar pengamatan aktivitas guru digunakan untuk mengecek dan melihat kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran. Guru berperan aktif dalam penggunaan model kooperatif tipejigsawpada pembelajaran tariMelinting.

Tabel 3.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

No Aspek yang dinilai P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8

I 1. 2. II A. 3. 4. 5. B. 6. 7. 8. PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI

PEMBELAJARAN

Penguasaan materi pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pelajaran

Menyampaikan materi dengan jelas

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

Pendekatan/ strategi pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut

Melaksanakan pembelajaran model kooperatif tipejigsaw a. Membagi kelompok

(kelompok ahli dan kelompok asal)

(46)

9. C. 10. 11. D. 12. 13. E. 14. 15. F. 16. 17.

c. Setiap kelompok melakukan analisis

d. Setiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi

e. Guru memberikan evaluasi Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan

Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar

Memantau kemajuan belajar selama proses

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

Penutup

Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa

Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan (M.Hosnan, 2014: 410)

Keterangan :

P.1 = Pertemuan pertama P.5 = Pertemuan kelima

P.2 = Pertemuan kedua P.6 = Pertemuan keenam

(47)

Instrumen ini digunakan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru pada saat sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung tiap pertemuan. Apabila telah dilakukan maka kolom-kolom ini akan dibericheck listsebagai penanda.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti itu sendiri. Hal ini dikarenakan pada observasi, dokumentasi, tes praktik dan nontes dilakukan oleh peneliti itu sendiri.

1. Panduan Observasi

Lembar pengamatan (observasi) digunakan peneliti pada saat pengamatan, tentang apa saja yang dilihat dan diamati secara langsung.

2. Panduan wawancara

Penelitian ini adalah wawancara dilakukan kepada guru seni tari SMA Negeri 1 Kotagajah yakni Erna Budiwati S.Pd untuk mengetahui proses belajar-mengajar.

3. Panduan Dokumentasi

Panduan dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa foto-foto dan video yang menggunakan alat bantu kamera foto atauhandphone.

4. Tes Praktik

(48)

5. Nontes

Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data penelitian tentang aktivitas guru dalam pembelajaran tari melinting melalui penggunaan model kooperatif tipejigsaw.

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari data penyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. (Sugiyono, 2011: 334). Analisis data adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Tafsiran atau interprestasi artinya memberikan makna kepada analisis, menjelaskan pola atau kategori. Data pada awal penelitian dan berlanjut terus sepanjang penelitian. Penelitian ini, data-data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil analisis disusun untuk mendeskripsikan pembelajaran tariMelintingmenggunakan model kooperatif tipe jigsawdi SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah.

Langkah-langkah analisis data di uraikan sebagai berikut:

1. Mengamati pembelajaran tari Melinting dengan menggunakan model kooperatif tipejigsawpada setiap pertemuan.

(49)

Diukur dengan lembar pengamatan notes dengan jumlah skor keseluruhan 25 sehingga hasil belajar peserta didik secara kelompok dapat dilihat menggunakan patokan dengan perhitungan presentase untuk skala lima berdasarkan tabel 3.3 yaitu tabel penetuan patokan dengan presentase untuk skala lima maka perhitungan sebagai berikut.

Jumlah Skor Peserta didik

Nilai akhir = x 100%

Jumlah Skor Maksimum

Jadi setelah skor peserta didik di dapatkan mulai dari nilai kekompakan, berbagi tugas, menghargai, bertanggung jawab dan memotivasi mulailah nilai itu diolah sesuai dengan rumus nilai akhir.

2. Pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan berdasarkan review kegiatan berupa foto, video serta catatan lapangan.

3. Menganalisis hasil tes tari Melinting dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang dianalisis menggunakan lembar pengamatan tes praktik dengan baik dan benar.

4. Memberi nilai hasil tes praktik siswa, dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut.

Nilai Siswa =

Skor Siswa

Skor Maksimum x 100

(50)
[image:50.595.109.475.112.224.2]

Tabel 3.4. Penentuan Patokan Dengan Nilai Untuk Skala Lima Interval Nilai Tingkatan

Penguasaan (%) Keterangan

85100 Baik sekali

75 - 84 Baik

60–74 Cukup

40 - 59 Kurang Baik

0 - 39 Gagal

(Sudjana, 2009: 118).

6. Mereduksi data dengan cara mengumpulkan, merangkum, dan dipilih hal-hal yang pokok yang sesuai untuk dianalisis.

(51)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulan bahwa pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipe jigsaw di kelas IX IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah sebagai berikut:

(52)

Tahap presentasi adalah setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis tari Melinting setiap pertemuan. Tahap evaluasi adalah guru melakukan evaluasi pada kegiatan penutup dalam proses pembelajaran tari Melinting di setiap pertemuan. Penggunaan model pembelajaran ini sangat membantu dalam proses pembelajaran karena dapat mengevaluasi serta mengoreksi siswa baik secara individu maupun kelompok. Hasil pembelajaran tari Melinting menggunakan model kooperatif tipejigsawuntuk tiap-tiap indikatornya. 2. Hasil pembelajaran tariMelinting menggunakan model kooperatif tipejigsaw

(53)

5.2 Saran

Dengan melihat kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian pembelajaran tari Melintingmenggunakan model kooperatif tipejigsaw di kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah, maka disarankan sebagai berikut.

1. Pihak sekolah sebaiknya meningkatkan sarana dan prasarana agar terciptanya pembelajaran yang kondusif.

2. Guru sebaiknya lebih memerhatikan setiap aktivitas siswa dalam kelompok, agar tercipta pembelajaran yang kondusif.

(54)

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam kurikulum 2013.Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Publisher

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamdani. 2011.Strategi Belajar Mengajar.Bandung : CV Pustaka Setia.

Hosnan,M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Margono,S. 2010.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyana,Deddy. 2010.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosda.

Novrida, Juwita,dkk. 2004.Diskripsi Tari Melinting. Bandar Lampung: UPTD Taman Budaya Provinsi Lampung.

Ratu Idil M,Sultan. 2012.Mengenal dari Dekat Tari Daerah Lampung. Bandar Lampung: Bukit Ilmu.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:PT. Raja GrafindoPersada.

(55)

Raja Grafindi Persada

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya Offset.

Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfaabeta.

Sumarmi. (2014). Pembelajaran Tari Halibambang Menggunakan Metode Pemodelan Di SMP Negeri 25 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni Tari Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung: tidak diterbitkan.

Unila. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Universitas Lampung : Bandar Lampung.

Uno, Hamzah B. 2014.Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 1.1. Jadwal Penelitian
Tabel 2.2. Ragam Gerak Tari Melinting (Putri)
Gambar 2.1 Teknik memegang kipas yang benar(Foto: Rien, 2014)
Tabel 3.3. Lembar Pengamatan Tes Praktik
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh hasil bahwa dari lima dimensi mutu pelayanan yaitu kehandalan, ketanggapan, jaminan, empati, dan bukti fisik, ada dua

Tujuan dari penelitian untuk mengetahui gambaran Likuiditas, Profitabilitas dan Kebijakan Dividen , serta untuk mengetahui pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas

Membantu pengguna mesin pencacah rumput dengan proses pencacahan yang lebih mudah dan membantu proses persiapan pakan dengan penambahan generator pembangkit

Jadi, dari ketiga pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa: “Jika penguasaan matematika rendah, maka Negara akan semakin

Hubungan gaya hidup dan kelas sosial ini sangat berdekatan, karena terlihat sekali semakin tinggi kelas sosialnya, maka semakin mereka mengoleksi dan membeli benda

Kondisi hubungan sosial pedagang dengan pedagang yang lebih dulu sudah menempati lokasi berdagang yang baru di Jalan Kembang Kuning dan Pasar Grand Medaeng

[r]

Untuk menguji penerbitan Surat Keputusan penetapan tanah terlantar telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan sesuai dengan Asas-Asas Umum Pemerin- tahan

Integratif menekankan pada kesatuan dalam pelaksanaan pembelajaran menyimak kritis baik pada tahap sebelum menyimak, saat menyimak (proses), maupun setelah menyimak