• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Oleh :

Ramazona Nababan NIM 4121131017

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID

Ramazona Nababan (NIM 4121131017)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model problem based

learning menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi daripada peningkatan hasil

belajar dan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 7 Medan yang mengambil jurusan IPA. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara random sampling sebanyak dua kelas, yakni satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan penerapan model problem based

learning menggunakan macromedia flash dan satu kelas sebagai kelas kontrol

yang dibelajarkan dengan model konvensional. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen non tes yang digunakan terdiri dari lembar observasi keaktifan siswa. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 20 soal dengan reliabilitas 0,823. Berdasarkan hasil uji persyaratan data, diketahui bahwa data hasil pretest, posttest dan gain pada kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk uji hipotesis I mengenai peningkatan hasil belajar dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh data thitung > ttabel yakni 7,107 > 1,669, yang berarti Ha diterima

dan tolak Ho yaitu peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model problem based learning menggunakan macromedia flash (79%) lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model konvensional (65%), sedangkan untuk uji hipotesis II mengenai peningkatan keaktifan siswa diperoleh data thitung > ttabel yakni 9,053 > 1,669 yang

berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model problem based learning menggunakan

macromedia flash (74%) lebih tinggi daripada peningkatan keaktifan siswa yang

mendapat pembelajaran model konvensional (52%).

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas

berkat dan penyertaanNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis

sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning

Menggunakan Macromedia Flash untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Keaktifan Siswa pada Materi Sistem Koloid”,disusun untuk memenuhi syarat

memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu

Dr.Iis Siti Jahro, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian

sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga

disampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si, Bapak Drs. Jamalum

Purba, M.Si, dan Ibu Dra. Anna Juniar, M.Si selaku dosen penguji yang telah

memberikan masukan dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal

penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan

kepada bapak Prof.Dr. Ramlan Silaban, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia

FMIPA Unimed yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis

selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik

penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih

juga disampaikan kepada Kepala Sekolah Bapak Drs.H. Muhammad Daud, MM

dan bapak Alwin Parulian Lubis selaku guru kimia di SMA Negeri 7 Medan yang

(5)

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada orang tua tercinta

yaitu Ayahanda Manonggor Nababan dan Ibunda Rumondang Sihite, orang tua

terbaik yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi yang mengajarkan banyak hal,

sosok yang selalu berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Juga penulis

ucapkan terima kasih kepada kakak tersayang Via Belliani Nababan, AMKeb dan

adik Steven Anastasius Nababan yang telah memberikan semangat dan dukungan

demi terselesaikannya studi penulis.

Terimakasih penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Ibrani

Antoni Aruan, Ramadhansyah Putra, Maya Sari Harahap, Dwi Apryanda, Novia

Nita, Lenora Oktavia Simbolon, Mariana Sinaga yang selalu memberikan

motivasi, memberi saran, dan menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan

dalam penyusunan skripsi. Ucapan terima kasih kepada teman-teman

seperjuangan Kimia Dik A 2012 yang memberi semangat dan sudah penulis

anggap sebagai keluarga terbaik selama studi 4 tahun di UNIMED. Terimakasih

juga penulis sampaikan buat yang terkasih Novera Sebayang yang senantiasa

menyemangati penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

berharap skripsi ini dapat berguna dan memberikan banyak kontribusi untuk

pembaca.

Medan, Agustus 2016

Penulis

Ramazona Nababan

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 8

1.7. Defenisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Model Pembelajaran 10

2.1.1. Hakikat Model Pembelajaran 10

2.1.2. Model Pembelajaran Problem Based Learning 11

2.1.2.1. Karakteristik Model Problem Based Learning 12

2.1.2.2. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning 14

2.1.2.3. Kelebihan dan Kekurangan Model Problem Based Learning 14

2.2. Media Pembelajaran 15

2.2.1. Pengertian Media Pembelajaran 15

2.2.2. Fungsi Media Pembelajaran 16

2.2.3. Macromedia Flash 17

2.2.3.1. Defenisi Macromedia Flash 8.0 17

2.2.3.2. Kelebihan Macromedia Flash 8.0 18

2.3. Belajar 18

2.3.1. Hakikat Belajar 18

2.3.2. Hasil Belajar 19

2.3.3. Keaktifan Siswa 20

2.3.3.1. Jenis-Jenis Keaktifan Dalam Belajar 20

2.4. Sistem Koloid 21

2.4.1. Sistem Dispersi 21

2.4.1.1. Suspensi 22

2.4.1.2. Larutan 23

2.4.1.3. Koloid 24

(7)

vii

2.4.2.1. Efek Tyndall 27

2.4.2.2. Gerak Brown 28

2.4.2.3. Adsorpsi 29

2.4.2.4. Koagulasi 30

2.4.2.5. Elektroforesis 31

2.4.2.6. Dialisis 31

2.4.2.7. Penambahan Stabilisator Koloid 32

2.4.2.8. Koloid Liofil dan Koloid Liofob 32

2.5. Penelitian yang Relevan 33

2.6. Kerangka Konseptual 33

2.7. Hipotesis Penelitian 34

BAB III METODE PENELITIAN 35

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 35

3.1.1. Lokasi Penelitian 35

3.1.2. Waktu Penelitian 35

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 35

3.2.1. Populasi Penelitian 35

3.2.2. Sampel Penelitian 35

3.3. Variabel Penelitian 35

3.3.1. Variabel Bebas 36

3.3.2. Variabel Terikat 36

3.3.3. Variabel Kontrol 36

3.4. Instrumen Penelitian 36

3.4.1. Instrumen Tes 36

3.4.1.1. Validitas Item Tes 38

3.4.1.2. Tingkat Kesukaran 39

3.4.1.3. Daya Pembeda 39

3.4.1.4. Reliabilitas Tes 40

3.4.2. Instrumen Non Tes 41

3.5. Rancangan Penelitian 43

3.6. Prosedur Penelitian 44

3.7. Teknik Analisis Data 47

3.7.1. Uji Normalitas 47

3.7.2. Uji Homogenitas 47

3.7.3. Uji Hipotesis 48

3.7.4. Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 49

3.7.5. Penilaian Instrumen Non-tes 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 50

4.1. Hasil dan Pembahasan Data Instrumen Penelitian 51

4.1.1. Instrumen Tes 51

4.1.1.1. Validitas Tes 51

4.1.1.2. Tingkat Kesukaran 52

4.1.1.3. Daya Beda Tes 53

4.1.1.4. Reliabilitas Tes 54

(8)

viii

4.2. Analisis dan Pembahasan Data Hasil Penelitian 55

4.2.1. Hasil Belajar Siswa 55

4.2.1.1. Data Peningkatan Hasil Belajar 57

4.2.1.2. Uji Normalitas Data Hasil Belajar 59

4.2.1.2.1. Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest 59

4.2.1.2.2. Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar 59

4.2.1.3. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 60

4.2.1.3.1. Uji Homogenitas Data Pretest dan posttest 60

4.2.1.3.2. Uji Homogenitas Peningkatan Hasil Belajar 61

4.2.1.4. Uji Hipotesis I 61

4.2.2. Keaktifan Siswa 63

4.2.2.1. Uji Normalitas Data Keaktifan Siswa 68

4.2.2.2. Uji Homogenitas Keaktifan Siswa 69

4.2.2.3. Uji Hipotesis II 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 72

5.1. Kesimpulan 72

5.2. Saran 72

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi pada

tampilan aplikasi Macromedia Flash 22

Gambar 2.2. Endapan pasir yang dicampur air merupakan

contoh suspensi 23

Gambar 2.3. Susu merupakan salah satu contoh koloid 25

Gambar 2.4. Hamburan cahaya oleh asap merupakan contoh

efek Tyndall 27

Gambar 2.5. Animasi gerak Brown pada tampilan aplikasi

Macromedia Flash 28

Gambar 2.6. Sol Fe(OH)3 yang mengadsorpsi ion H+ pada

tampilan aplikasi Macromedia Flash 29

Gambar 2.7. Agar-agar yang menggumpal jika didinginkan merupakan

Salah satu contoh dari peristiwa koagulasi 30

Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 46

Gambar 4.1. Grafik Hasil Belajar Siswa 56

Gambar 4.2. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa 58

Gambar 4.3. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek

Memperhatikan Penjelasan Pendidik 64

Gambar 4.4. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek Bertanya 65

Gambar 4.5. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek

Mengemukakan Pendapat 65

Gambar 4.6. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek Antusias 66

Gambar 4.7. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek Menulis

Atau Mencatat 66

Gambar 4.8. Grafik Rata-Rata Keaktifan Siswa Untuk Aspek

Mendengarkan Pendapat Teman 67

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-Langkah Model Problem Based Learning 14

Tabel 2.2. Ukuran pori-pori Saringan 25

Tabel 2.3. Perbedaan Umum Sistem Dispersi, Suspensi, Koloid,

dan Larutan 26

Tabel 2.4. Beberapa jenis koloid 26

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Tes 37

Tabel 3.2. Kategori Tingkat Kesukaran Butir Tes 39

Tabel 3.3. Kisi-kisi Instrumen Non Tes 42

Tabel 3.4. Desain Penelitian 43

Tabel 3.5. Persentase Nilai Keaktifan Siswa 50

Tabel 4.1. Istrumen Soal yang Valid 52

Tabel 4.2. Tingkat Kesukaran Soal 53

Tabel 4.3. Daya Beda Tes 54

Tabel 4.4. Data Hasil Belajar Siswa 56

Tabel 4.5. Peningkatan Hasil Belajar 58

Tabel 4.6. Perhitungan Data Gain Hasil Belajar Siswa 58

Tabel 4.7. Uji Normalitas Data Pretest-Posttest 59

Tabel 4.8. Uji Normalitas Data Peningkatan Hasil Belajar 60

Tabel 4.9. Uji Homogenitas Data Pretest-Posttest 60

Tabel 4.10. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar 61

Tabel 4.11. Data Hasil Uji Hipotesis Peningkatan Hasil Belajar 62

Tabel 4.12. Uji Normalitas Data Keaktifan Siswa 69

Tabel 4.13. Uji Homogenitas Data Keaktifan siswa 69

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 76

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 79

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi 102

Lampiran 4. Instrumen Tes Sebelum Validasi 113

Lampiran 5. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum Validasi 121

Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Tes Setelah Validasi 122

Lampiran 7. Instrumen Tes Setelah Validasi 130

Lampiran 8. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah Validasi 134

Lampiran 9. Kisi-Kisi Instrumen Non Tes 135

Lampiran 10. Lembar Observasi Keaktifan 137

Lampiran 11. Lembar Analisis Masalah 138

Lampiran 12. Jawaban Lembar Analisis Masalah 150

Lampiran 13. Media 161

Lampiran 14. Validitas 166

Lampiran 15. Perhitungan Validitas Tes 167

Lampiran 16. Tingkat Kesukaran 169

Lampiran 17. Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 170

Lampiran 18. Daya Pembeda 172

Lampiran 19. Perhitungan Daya Beda 173

Lampiran 20. Tabel Reliabilitas 175

Lampiran 21. Perhitungan Reliabilitas Tes 176

Lampiran 22. Kesimpulan Hasil Analisis Instrumen Tes 178

Lampiran 23. Tabulasi Data Hasil Belajar 179

Lampiran 24. Perhitungan Hasil Belajar 181

Lampiran 25. Perhitungan Uji Normalitas Hasil Belajar 183

Lampiran 26. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar 187

Lampiran 27. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 189

Lampiran 28. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 192

Lampiran 29. Perhitungan Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar 193

Lampiran 30. Uji Homogenitas Data Peningkatan Hasil Belajar 195

Lampiran 31. Uji Hipotesis I 197

Lampiran 32. Nilai Keaktifan Siswa 199

Lampiran 33. Perhitungan Data Nilai Keaktifan 205

Lampiran 34. Uji Normalitas Data 207

Lampiran 35. Uji Homogenitas Data 211

Lampiran 36. Peningkatan Keaktifan Siswa 213

Lampiran 37. Perhitungan Data Peningkatan Keaktifan 216

Lampiran 38. Uji Normalitas 217

Lampiran 39. Uji Homogenitas 219

Lampiran 40. Uji Hipotesis II 221

Lampiran 41. Nilai-Nilai r-Product Moment 223

(12)

xii

Lampiran 43. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 225

Lampiran 44. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t) 226

Lampiran 45. Jadwal Penelitian 227

Lampiran 46. Dokumentasi Penelitian 228

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hal pokok yang akan menopang kemajuan suatu

bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat diukur dari kualitas dan sistem pendidikan

yang ada. Tanpa pendidikan, maka suatu Negara akan jauh tertinggal dengan

Negara lain. Kualitas pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Menurut

survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di

Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia

berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum

Swedia, Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki

urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Kualitas pendidikan Indonesia

yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang bahwa dari 146.052 SD di

Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia

dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Dari 20.918 SMP di

Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang mendapat pengakuan dunia

dalam kategori The Middle Years Program (MYP) dan dari 8.036 SMA ternyata

hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan dunia dalam kategori The

Diploma Program (DP) (Sujarwo, 2015).

Rendahnya kualitas pendidikan tercermin dari rendahnya hasil belajar

siswa di sekolah. Masalah utama pembelajaran yang masih banyak ditemui adalah

tentang rendahnya hasil belajar peserta didik. Menurut Wasonowati, dkk (2014)

hasil belajar siswa SMA/sederajat masih rendah dalam hal pencapaian nilai

kriteria ketuntasan minimal (KKM), terutama untuk mata pelajaran MIPA. Kimia

merupakan salah satu cabang pelajaran MIPA yang masih banyak dianggap sulit.

Mata pelajaran kimia merupakan produk pengetahuan alam yang berupa fakta,

teori, prinsip, dan hukum dari proses kerja ilmiah. Jadi, dalam pelaksanaan

pembelajaran kimia harus mencakup tiga aspek utama yaitu: produk, proses, dan

sikap ilmiah. Salah satu indikator dari kelemahan kegiatan pembelajaran berkaitan

(14)

2

berlangsung. Proses pembelajaran yang selama ini berlangsung kurang

mendorong kegiatan siswa untuk dapat terlibat dan aktif mengembangkan

pengetahuan karena kegiatan masih sering didominasi guru (Wasonowati, dkk.,

2014).

Rendahnya hasil belajar kimia siswa SMA juga ditemukan dari

pengamatan dan pengalaman peneliti selama mengikuti kegiatan Program

Pengajaran Lapangan Terpadu (PPLT) di SMA N 1 Dolok Masihul. Berdasarkan

pengalaman peneliti selama mengikuti program PPLT diperoleh nilai rata-rata

ulangan harian siswa yang masih rendah, yaitu pada pokok bahasan Termokimia

nilai rata-rata siswa 63 dan Laju Reaksi 62,80 padahal nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal yang harus dipenuhi adalah 65. Rendahnya hasil belajar siswa

dikarenakan pada proses pembelajaran guru cenderung menggunakan metode

ceramah sehingga materi kima sulit dipahami oleh siswa. Selain itu, siswa juga

cenderung mengandalkan guru dalam memperoleh pengetahuan sehingga

mengakibatkan rendahnya keaktifan siswa karena siswa hanya menunggu

jawaban dari guru saja tanpa mau bekerjasama dengan teman-temannya untuk

dapat memecahkan suatu masalah terkait pokok bahasan yang sedang di pelajari.

Hal ini tentunya membuat siswa menjadi pasif sehingga mengakibatkan

rendahnya hasil belajar siswa. Selain itu, variasi metode mengajar yang digunakan

guru bidang studi masih belum terlalu banyak dan cenderung bersifat informatif

atau hanya transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa sehingga siswa belum

terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

Sementara itu, dari informasi yang diperoleh peneliti melalui observasi di

SMA Negeri 7 Medan, berdasarkan pernyataan guru bidang studi didapat bahwa

nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dipenuhi Siswa adalah 65.

Sedangkan pada materi Sistem Koloid, persentase ketercapaian siswa yang

mencapai KKM pada ulangan harian semester sebelumnya adalah sekitar 67 %.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar kimia siswa masih rendah dan

kurangnya keaktifan siswa dalam belajar kimia di sekolah tersebut. Untuk

(15)

3

diharapkan dapat menerapkan pengajaran yang bervariasi, salah satunya dengan

menggunakan alat bantu pembelajaran (Wiwit, dkk., 2012).

Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar dan keaktifan siswa pada proses

pembelajaran maka perlu dilakukan inovasi dalam pembelajaran baik dari segi

model, strategi, metode ataupun media yang digunakan pada saat proses

pembelajaran. Salah satu bentuk inovasi yang dapat dilakukan guru adalah inovasi

model pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran saat proses belajar

kimia. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong tumbuhnya

rasa senang peserta didik terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan

motivasi dalam mengerjakan tugas, dan memberikan kemudahan bagi peserta

didik untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan mereka mencapai hasil

belajar yang lebih baik (Pratiwi, dkk., 2014).

Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam

proses belajar mengajar adalah model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL). PBL merupakan salah satu metode pembelajaran yang berdasarkan pada

konstruktivis suatu masalah yang ada di kehidupan nyata dan dapat dilaksanakan

secara kooperatif. Dari masalah tersebut siswa dirangsang untuk mempelajari

masalah berdasarkan pada pengetahuan dan pengalaman belajar sehingga akan

memudahkan siswa untuk membentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Dalam

PBL pembelajarannya lebih mengutamakan proses belajar, di mana tugas guru

harus memfokuskan diri untuk membantu siswa, mencapai keterampilan

mengarahkan diri (Fadliana, dkk., 2013). Model pembelajaran PBL sangat cocok

untuk materi pokok sistem koloid. Melalui PBL, siswa dapat terlatih menghadapi

berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah

kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau secara bersama-sama. PBL

memfokuskan pada perubahan agar mambuat siswa berpikir secara riil. PBL tidak

hanya proses pemecahan masalah, tetapi juga sebuah pedagogik yang berdasarkan

konstruktivisme dengan masalah-masalah nyata yang di desain belajar dengan

lingkungan sekitarnya dimana ada proses penemuan, belajar mandiri, pemrosesan

informasi, diskusi, dan kolaborasi antar kelompok untuk pemecahan masalah

(16)

4

pengembangan kepemimpinan kesadaran diri, kerja sama tim, dan keterampilan

konsultasi manajemen. Siswa diminta untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran

yang spesifik dan refleksi lengkap, serta untuk berbagi pengetahuan mereka

dengan kelompok (Scott, 2014).

Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Wasonowati, dkk (2014)

menunjukkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat

meningkatkan keaktifan siswa dengan persentase ketercapaian sebesar 81,25%.

Untuk hasil belajar siswa pada ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa

dengan model PBL dikategorikan baik dengan persentase siswa yang mencapai

kompetensi inti kurikulum 2013 berturut-turut adalah 78%, 81,24% dan 78,13%.

Penelitian Nurhayati, dkk (2013) melalui penerapan model PBL dengan media

crossword pada materi minyak bumi diperoleh hasil belajar siswa dari 51,64%

meningkat menjadi 81,69%. Penelitian Saifudin (2010) yang menggunakan model

PBL pada pokok bahasan kesetimbangan kimia diperoleh hasil belajar siswa dari

51,35% meningkat menjadi 76,89%.

Selain model pembelajaran, perlu juga digunakan media pembelajaran

yang inovatif guna menambah semangat belajar siswa dan mempermudah siswa

dalam mengamati dan mengikuti proses belajar mengajar di dalam kelas. Menurut

Haryati, dkk (2013) dalam mengajar biasanya guru hanya menggunakan metode

ceramah, tanpa memadukan dengan media sehingga membuat siswa merasa

bosan. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar

mengajar di dalam kelas yaitu Macromedia Flash.

Macromedia flash merupakan salah satu multimedia yang menyediakan

informasi untuk siswa secara sederhana dan multimedia interaktif yang

memberikan kendali informasi kepada para pemakai dan memastikan

keikutsertaan mereka. Multimedia ini juga dapat mengikutsertakan para siswa

untuk membuat implementasi dan menerima umpan balik (Hariyanti, dkk., 2013).

Macromedia Flash digunakan untuk dapat menciptakan proses pembelajaran yang

menyenangkan karena materi yang disampaikan disertai animasi yang dapat

dipelajari dengan alur yang mudah dipahami (Nuryanto, dkk., 2015). Penggunaan

(17)

5

memiliki keuntungan antara lain, dengan teknologi ini bahan ajar dapat

ditampilkan dalam berbagai animasi, dan nantinya dapat disimpan dalam bentuk

CD sehingga lebih mudah diakses dan disebarluaskan (Sari, dkk., 2013).

Penelitian Hariyanti, dkk (2013) mengenai penerapan pembelajaran

model Problem Posing dilengkapi Macromedia Flash juga terbukti efektif dalam

meningkatkan keterampilan proses dan prestasi belajar siswa siswa pada materi

Kesetimbangan Kimia kelas XI IPA. Dimana terjadi peningkatkan keterampilan

proses siswa yaitu dari 61,11% meningkat menjadi 77,78%. Selain itu juga terjadi

peningkatkan prestasi belajar siswa. Persentase ketuntasan belajar siswa dari

66,67% meningkat menjadi 86,11%.

Penelitian mengenai Penerapan model PBL menggunakan Macromedia

Flash juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti dan telah terbukti dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil

penelitian Fadliana, dkk (2013) tentang studi komparasi penggunaan metode PBL

(Problem Based Learning) dilengkapi dengan Macromedia Flash dan LKS

(lembar kerja siswa) terhadap prestasi belajar ditinjau dari motivasi belajar siswa

materi asam, basa dan garam kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar. Hasil

dari penelitian tersebut menyatakan adanya peningkatan prestasi belajar siswa

dengan penggunaan metode PBL dengan Macromedia Flash dan LKS terhadap

dengan perbandingan rerata nilai adalah 27,87 > 18. Selain itu, dalam penelitian

tersebut terdapat peningkatan pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar

siswa yang ditunjukkan dengan rerata nilai untuk kategori tinggi adalah 30,316 >

19,059 untuk kategori rendah adalah 22,910 > 16,615. Penelitian oleh Nuryanto,

dkk (2015) dengan judul penerapan model pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) dilengkapi Macromedia Flash untuk meningkatkan kemampuan berpikir

kritis dan prestasi belajar siswa pada materi pokok Termokimia kelas XI SMA

berhasil meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan prestasi belajar siswa. Hal

ini dapat dilihat dari persentase kemampuan berpikir kritis siswa dari 72,97%

meningkat menjadi 89,19%. Selain itu, dilihat dari prestasi belajar yaitu

(18)

6

afektif dari 83,78% meningkat menjadi 91,89%, sedangkan aspek psikomotor

ketuntasannya sebesar 100%.

Materi Koloid merupakan salah satu materi pelajaran Kimia di SMA/MA

jurusan IPA. Karakteristik dari materi pokok koloid adalah termasuk materi yang

sifatnya hafalan dan diperlukan pemahaman yang mendalam sehingga siswa

mengalami kesulitan padahal dalam kimia koloid ada banyak konsep yang terkait

yang dapat dicontohkan dengan material atau proses yang ada dalam kehidupan

sehari-hari (Dewantari, dkk., 2013). Model PBL sangat cocok untuk materi sistem

koloid karena dengan model PBL siswa dihadapkan pada masalah sehari-hari

terkait materi Sistem Koloid yang diajarkan.

Selain itu, Materi koloid berisi materi yang terkadang membutuhkan

bantuan media khusus untuk memvisualkan sifat-sifat maupun proses

pembentukan koloid (Sari, dkk., 2013). Oleh karena itu, materi Sistem koloid

sangat cocok diajarkan dengan menggunakan Macromedia Flash karena siswa

dapat mengamati langsung sifat-sifat koloid melalui tampilan Macromedia Flash.

Berdasarkan latar belakang diatas, penerapan model PBL menggunakan

macromedia flash diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan

siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

Penerapan Model Problem Based Learning Menggunakan Macromedia Flash

untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa pada Materi Sistem

Koloid.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan dapat diidentifikasi

permasalahan berikut:

1. Hasil belajar siswa yang masih rendah.

2. Guru cenderung menggunakan metode ceramah

3. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga siswa pasif.

4. Guru hanya menggunakan metode ceramah, tanpa memadukan dengan

(19)

7

1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan atas tujuan penelitian yang telah

dirancang maka penelitian ini dibatasi pada :

1. Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas XI, dalam pelajaran kimia pada

sub materi Sistem dispersi, Jenis-jenis koloid, dan Sifat-sifat koloid.

2. Sekolah yang diteliti adalah SMAN 7 Medan.

3. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif Taksonomi Bloom C1-C3

4. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

PBL untuk kelas eksperimen dan model konvensional untuk kelas

kontrol.

5. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Macromedia Flash

untuk kelas eksperimen.

1.4. Rumusan Masalah

Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

penelitian maka dibuat perumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Apakah peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran

model PBL menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi daripada

peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model

konvensional ?

2. Apakah peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model

PBL menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi daripada peningkatan

keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model konvensional ?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa yang

mendapat pembelajaran model PBL menggunakan Macromedia Flash

lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat

(20)

8

2. Untuk mengetahui apakah peningkatan keaktifan siswa yang mendapat

pembelajaran model PBL menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi

daripada peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran

model konvensional.

1.6. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Siswa

Membantu meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran Sistem Koloid.

2. Bagi Guru

Sebagai informasi bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dengan menerapkan model PBL menggunakan Macromedia Flash

3. Bagi sekolah

Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sistem pengajaran

dalam proses belajar mengajar dan juga meningkatkan kualitas dan mutu

sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa serta kinerja guru.

4. Bagi Mahasiswa atau Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat

mengembangkan penelitian yang lebih baik lagi.

1.7. Defenisi Operasional

1. Problem Based Learning (PBL) adalah sebuah teknik inovatif di bidang

pendidikan yang tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan,

menerapkan pengetahuan, dan memecahkan masalah yang kompleks dan

realistis, serta untuk membantu siswa dalam mengembangkan pemikiran

dan keterampilan dalam belajar (Xue, dkk., 2013). Pada intinya PBL

adalah model pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah

kepada siswa. Masalah tersebut dialami atau merupakan pengalaman

(21)

9

secara berkelompok mendiskusikan masalah, kemudian hasil diskusi

tersebut dipresentasikan di depan kelas.

2. Macromedia flash merupakan salah satu multimedia yang menyediakan

informasi untuk pelajar secara sederhana dan multimedia interaktif yang

memberikan kendali informasi kepada para pemakai dan memastikan

keikutsertaan mereka (Hariyanti, dkk., 2013).

3. Hasil belajar merupakan sebuah proses pengembangan pengetahuan ,

keterampilan, dan sikap yang terjadi pada seseorang apabila dia

melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar.

Dalam penelitian ini hasil belajar yang akan diteliti meliputi ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik. Dimana ranah kognitif meliputi tes

objektif yaitu dari C1 sampai dengan C3. Hasil belajar yang dimaksud

adalah peningkatan dari nilai pretest ke posttest. Untuk ranah afektif dan

psikomotorik yang akan diteliti yaitu keaktifan siswa.

4. Keaktifan dalam hal ini meliputi aktifitas mental (memikirkan jawaban,

merenungkan, membayangkan, merasakan) dan aktivitas fisik

(melakukan latihan, menjawab pertanyaan, mengarang menulis, dan

mengerjakan tugas) (Gafur, 2012). Keaktifan siswa yang akan dinilai

dalam penelitian ini meliputi kegiatan visual, kegiatan lisan, kegiatan

mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan motorik dan kegiatan

(22)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis,

peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model

Problem Based Learning menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi

daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran

model konvensional pada materi Sistem Koloid.

2. Peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model

Problem Based Learning menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi

daripada peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran

model konvensional pada materi Sistem Koloid.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai

beberapa saran :

1. Dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dan

keaktifan siswa, diharapkan kepada guru bidang studi kimia dapat

menggunakan model PBL yang dikombinasikan menggunakan

Macromedia Flash sebagai model dan media alternatif, karena model dan

media ini telah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan

siswa.

2. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan mengadakan penelitian

lanjutan dengan melibatkan variabel-variabel afektif lainnya, seperti

motivasi, gaya belajar, intelegensia, kinerja ilmiah, maupun

(23)

73

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O., dan Tandogan, R., O., (2007), The Effects of Problem-Based Active

Learning in Science Education on Students’ Academic Achievement,

Attitude and Concept Learning, Eurasia Journal of Mathematics, Science

& technology Education 3(1): 71-81.

Anonim, (2012), Sistem Koloid, http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi. net/Kimia/Animasi.Kimia/sistem%20koloid.swf, Akses Desember 2015 Anonim, (2015), Sistem Koloid, https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_koloid,

Akses Desember 2015

Bilgin, I., Senocak, E., dan Sozbilir, M., (2009), The Effects of Problem Based

Learning Instruction on University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts, Eurasia Journal of

Mathematics, Science & technology Education 5(2): 153-164.

Brady, J., E., (1999), Kimia Universitas Asas & Struktur, Binarupa Aksara, Jakarta.

Dewantari, A., Ashadi, dan Sugiharto, (2013), Studi Komparasi Penggunaan

Macromedia Flash dan Worksheet Dalam Pembelajaran Kooperatif

Metode Learning Cycle 5E pada Materi Pokok Koloid Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 1 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 2(4): 142-150. Dewi, R., S., Haryono, dan Utomo, S., B., (2013), Upaya Peningkatan Interaksi

Sosial dan Prestasi Belajar Siswa dengan Problem Based Learning pada Pembelajaran Kimia Pokok Bahasan Sistem Koloid di SMA N 5 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 2(1): 15-20.

Djamarah, S., B., dan Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Fadliana, H., N., Redjeki, T., dan Nurhayati N., D., (2013), Studi Komparasi Penggunaan Metode PBL (Problem Based Learning) Dilengkapi dengan

Macromedia Flash dan LKS (Lembar Kerja Siswa) Terhadap Prestasi

Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa Materi Asam, Basa dan Garam Kelas VII SMP Negeri 1 Jaten Karanganyar, Jurnal Pendidikan

Kimia 2(3): 158-165.

Gafur, A., (2012), Desain Pembelajaran : Konsep, Model dan Aplikasinya dalam

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran, Ombak, Yogyakarta.

Hariyanti, I., Sukardjo, J.S., dan Haryono, (2013), Penerapan Pembelajaran Model

Problem Posing Dilengkapi Macromedia Flash Untuk Meningkatkan

Keterampilan Proses dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Kesetimbangan Kimia Kelas XI IPA SMA Negeri Kebakkramat, Jurnal

Pendidikan Kimia 2(3): 85-91.

Haryati, S., Miharty, dan Pratiwi, R., (2013), Pemanfaatan Media Animasi Dalam Pembelajaran Kimia Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Di SMAN 12 Pekanbaru, Prosiding Semirata FMIPA Universitas

Lampung: 363-368.

(24)

74

Ibrahim, R., dan Syaodih, N., (2010), Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Jansson, S., Soderstrom, H., dan Andersson, P., L., (2015), Implementation of Problem Based Learning in Environmental Chemistry, Journal of

Chemical Education 92: 2080-2086.

Lloret, M., Aguilar, E., dan Lloret, A., (2009), Self-regulated learning using multimedia programs in dentistry postgraduate students: A multimethod approach, International Electronic Journal of Elementary Education 2: 101-121.

Meltzer, D., E., (2002), The Relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible ‘‘Hidden Variable’’ in Diagnostic Pretest Scores, American Journal Physics 70(12): 1259-1268. Nabila, I., (2013), Pengembangan Multimedia Pembelajaran Materi Laju Reaksi

dengan Chemtoons Movie Berbasis Macromedia Flash, http://e-campus.fkip.unja.ac.id/eskripsi/data/pdf/jurnal_mhs/artikel/RRA1C109026 _631.pdf, Akses Desember 2015

Nuryanto, Utami, B., dan Nugroho, A., (2015), Penerapan Model Pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) Dilengkapi Macromedia Flash untuk

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI Siswa SMA Negeri 2 Karanganyar, Jurnal Pendidikan Kimia 4(4) :87-94.

Nurhayati, L., Martini, K., S., dan Redjeki, T., (2013), Peningkatan Kreativitas dan Prestasi Belajar Pada Materi Minyak Bumi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Dengan Media Crossword,

Jurnal Pendidikan Kimia 2(4) :151-158.

Pratiwi, Y., Redjeki, T., dan Masykuri, M., (2014), Pelaksanaan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Materi Redoks Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, Jurnal Pendidikan Kimia 3(3): 40-48.

Ram, P., (1999), Problem Based Learning in Undergraduate Education, Journal of

Chemical Education, 76(8): 1122-1126.

Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Sadiman., A., S., Rahardjo, R., Haryono, A., dan Rahardjito, (2010), Media

Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, Rajawali

Pers, Jakarta.

Saifudin, A., (2010), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL), Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.

Scott, K., S., (2014), A Multilevel Analysis of Problem-Based Learning Design Characteristics, Interdisciplinary Journal of Problem Based Learning 8(2). Sari, H., L., dan Negara, E., K., (2011), Media Pembelajaran Kimia Terpadu Pada Madarasah Tsanawiyah Negeri (MAN) 2 Kota Bengkulu, Jurnal Media

Infotama 7(2): 103-120.

(25)

75

Mandiri Pada Materi Koloid Kelas XI IPA SMA dan MA, Jurnal

Pendidikan Kimia 2(3): 152-157.

Serin, O., (2011), The Effects of The Computer-Based Instruction on The Achievement and Problem Solving Skills of The Science and Technology Students, The Turkish Online Journal of Educational Technology 10(1): 183-201.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Silitonga, P., M., (2011), STATISTIK: Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, UNIMED, Medan.

Situmorang, M., (2010), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Mata Pelajaran

Kimia, UNIMED, Medan.

Sudarmo, U., (2013), KIMIA untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Sugiharti, G., (2014), Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia, UNIMED, Medan.

Sujarwo, (2015), Pendidikan Di Indonesia Memprihatinkan, http://journal.uny. ac.id/index.php/wuny/article/download/3528/pdf, Akses Januari 2016 Sunarya, Y., (2012), Kimia Dasar 2, Yrama Widya, Bandung.

Syukri, (1999), Kimia Dasar 2, ITB, Bandung.

Tanjung, F., (2013), Strategi Belajar Mengajar, UNIMED, Medan.

Tosun, C., Senocak, E., (2013), The Effects of Problem-Based Learning on Metacognitive Awareness and Attitudes toward Chemistry of Prospective Teachers with Different Academic Backgrounds, Australian Journal of

Teacher Education 38(3): 61-73

Trianto, (2013), Model Pembelajaran Terpadu, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Wasonowati, T., R., R., Redjeki, T., dan Ariani, D., R., S., (2014), Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Hukum - Hukum Dasar Kimia Ditinjau Dari Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X IPA SMA NEGERI 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014,

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 3(3): 66-75.

Wiwit, Amir, H., dan Putra, D., D., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Dengan dan Tanpa Penggunaan Media Animasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA Negeri 9 Kota Bengkulu,

Jurnal Exacta X(1) : 71-78.

Referensi

Dokumen terkait

Persaingan kerja antara karyawan satu dengan yang lain, tidak jauh dari.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Perum Perhutani, sebagian besar responden adalah perusahaan, yaitu sebanyak 43 responden atau sebesar 75% dan sebanyak 14

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada keterampilan menyusun cerita, guru telah mengembangkan metode pembelajaran yang baru, yaitu metode bermain dengan menggunakan

Dukungan mengenai pentingnya memberikan MP-ASI bagi anak juga disampaikan oleh WHO/UNICEF pada program Global Strategy for Infant and Young Child Feeding dan Aksi

Berdasarkan uraian tersebut penulis mempunyai keinginan untuk memperoleh gambaran mengenai ultra sound, TENS dan terapi latihan dalam mengatasi post fraktur colles

- Tersedianya Akses Internet Dedicated Internasional dan Domestik Fiber Optic dari Penyedia II 40 Mbps. - Tersedianya ASN dan IP Public 1.024

Limbah organik yang dihasilkan dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) adalah berupa darah, sisa lemak, tinja, isi rumen dan air sisa proses produksi dengan kandungan protein, lemak,

Kelebihan yang kedua yaitu student centered yaitu peserta didik dibimbing untuk belajar sesuai dengan kemampuan masing – masing sehingga meningkatkan motivasi dalam