• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing TIENS Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing TIENS Kota Medan"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEREKRUTAN PROSPEK DI MULTI LEVEL

MARKETING TIENS KOTA MEDAN

SKRIPSI

NAILA VELLAYATI 110922023

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM EKSTENSI

(2)

STRATEGI PEREKRUTAN PROSPEK DI MULTI LEVEL

MARKETING TIENS KOTA MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Srata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

NAILA VELLAYATI 110922023

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM EKSTENSI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK MEDAN

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh :

Nama : NAILA VELLAYATI

NIM : 110922023

Departemen : ILMU KOMUNIKASI

Judul : STRATEGI PEREKRUTAN PROSPEK DI MULTI

LEVEL MARKETING TIENS KOTA MEDAN

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dewi Kurniawati, M.Si Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A. NIP. 196505241989032001 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP USU

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Naila Vellayati

NIM : 110922023

Departemen : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level

Marketing TIENS Kota Medan

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji :... (...)

Penguji :... (...)

Penguji Utama :... (...)

Ditetapkan di :

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan

rahmatnNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera

Utara (USU).

Dalam penelitian ini peneliti tidak hanya belajar menerapkan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh selama perkuliahan di Jurusan Ilmu Komunikasi

FISIP USU, namun juga semakin belajar terutama tentang pengaruh komunikasi

terhadap diri para pelakunya. Penelitian ini juga membuat peneliti semakin tertarik

untuk tetap mendalami Ilmu Komunikasi di kemudian hari.

Secara khusus, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada orangtua saya

Ayah : Drs. H. Wira Indra Satya, M.Kes dan Ibu : Ir. Hj. Zul Erwina serta adik-adik

saya : Iffa Elfrieda Alya dan Athifa Umrani Tasnim yang telah memberikan

dukungan moril dan materil yang sangat berarti dari segala apapun dalam

penyelesaian skripsi ini.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

dari masa perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada:

(1) Bapak Prof. Dr. Badarudin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

(2) Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu

Komunikasi serta Dra. Dayana Manurung, M.Si selaku Sekretaris

Departemen Ilmu Komunikasi atas segala bantuan yang diberikan.

(3) Ibu Dra. Dewi Kurniawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang selalu

memberi pengarahan dalam penulisan skripsi dan penelitian ini.

(4) Seluruh Dosen dan staf Pengajar yang telah mendidik dan membimbing

penulis selama menjadi mahasiswa di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP

(6)

(5) Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos, M.A selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang membantu selama perkuliahan.

(6) Kedelapan Informan : Bapak Isman Saputra, Bapak Khairi, Ibu Khairunniza,

Ibu Khairunnisa, Devrina Yunita, Fahmi, Lola Siahaan, dan Dewi atas

bantuan informasi yang telah diberikan, serta telah meluangkan waktu

bersedia diwawancara.

(7) Saudara Sepupu di Denai dan Johor yang selalu memberikan bantuan,

semangat dan motivasi selama perkuliahan dan proses pengerjaan skripsi.

(8) Wuri Handayani dan Iin Indayani yang selalu memberikan bantuan, semangat

dan motivasi selam perkuliahan dan proses pengerjaan skripsi.

(9) Teman-teman stambuk 2011 Ekstensi Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan dukungan dan masukan baik kritik dan saran.

(10)Kak maya dan Kak Icut yang telah bersedia direpotkan penulis dalam hal

administrasi dan akademis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ni masih jauh dari sempurna. Untuk itu

saran dan kritik sangat diharapkan dari pembaca sekalian demi perbaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita smeua.

Medan, Juni 2013

Peneliti

(7)

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Naila Vellayati

NIM : 110922023

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Sumatera Utara

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Ekslusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

STRATEGI PEREKRUTAN PROSPEK DI MULTI LEVEL MARKETING TIENS KOTA MEDAN

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengansebenarnya.

Dibuat di :

Pada Tanggal :

(8)

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika di kemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya

bersedia di proses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Naila Vellayati NIM : 110922023

(9)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul strategi perekrutan prospek di multi level marketing

TIENS Kota Medan. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana strategi perekrutan prospek dan kendala yang dihadapi dalam perekrutan prospek di Multi Level Marketing TIENS Kota Medan.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Dalam uraian yang lebih lugas, penelitian ini berusaha memberikan deksripsi terhadap perekrutan prospek di multi level marketing dan kendala yang dihadapi pada saat perekrutan. Penelitian ini melibatkan delapan orang informan yang merupakan Downline dan Upline, yang diperoleh dengan kriteria telah melakukan perekrutan prospek di multi level marketing Tiens Kota Medan.

Hasil penelitian menemukan bahwa strategi perekrutan prospek yang dilakukan oleh Downline dan Upline Tiens menggunakan sistem duplikasi dalam perekrutan yaitu membuat daftar nama, membuat janji untuk bertemu setelah bertemu melakukan presentasi dan follow up atau mengajak ke pertemuan rutin Tiens. Kendala yang dihadapi dalam perekrutan prospek yaitu penolakan dan pandangan negatif dari masyarakat terhadap multi level marketing. Namun hal ini dapat diatasi dengan pemberian seminar kesehatan setiap dua minggu sekali dalam pertemuan rutin, reward yang ditawarkan jangan terlalu ditonjolkan pada saat perekrutan karena untuk mendapatkannya tidak semudah seperti yang di presentasikan dan mengikuti pameran dagang agar Tiens lebih dikenal oleh masyarakat.

(10)

ABSTRACT

This research entitled prospects recruitment strategy in multi level marketing

of TIENS, Medan. This research’s aim is to recognize the recruiting strategy of the

prospects and boundaries in recruiting the prospects in multi level marketing of TIENS, Medan.

The research methodology that being used is descriptive method in which only describes a situation or event systematically and neither seeks nor explains the relationships, also neither hypotheses test nor make predictions. In a more straightforward description, this research tries to provide the descriptions of recruiting the prospects in multi level marketing and obstacles encountered during the recruitments. There are eight informants that consist of the down lines and the up lines being involved in this research for which they have been recruiting the prospects in multi level marketing of TIENS Medan.

It has been found from the research that the prospects recruitment strategy of the down lines and up lines is the duplication system, which has the same method from one network to another such as making the list of names, making appointments,

doing the presentations, and follow up or encourage to attending the TIENS’ regular

meeting. The obstacles encountered are the refusals and the negative perspective of multi level marketing from the society. Nevertheless, those obstacles can be overcome by delivering the health seminars twice a week in the regular meetings. The rewards offered might not be overstated on the recruiting process due to obtaining those rewards do not seem as easy as what being presented. Moreover, attending the trade fair makes TIENS better known in the society.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

LEMBAR PERSETUJUAN ...

LEMBAR PENGESAHAN ...

KATA PENGANTAR ...

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ...

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ...

ABSTRAK ...

2.1.1 Pengertian dan Konsep Komunikasi Organisasi ...

2.1.2 Arus Komunikasi Organisasi ...

2.1.3 Pendeketan Komunikasi Organisasi ...

2.1.4 Konsep Komunikasi Antar Pribadi ...

2.1.5 Ciri-Ciri Komunikasi Antar Pribadi ...

2.1.6 Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi ...

2.1.7 Teori Self Disclosure ...

2.1.8 Konsep Komunikasi Pemasaran ...

2.1.9 Bauran Komunikasi Pemasaran ...

2.1.10. Faktor Mempengaruhi Bauran Komunikasi Pemasaran ...

2.1.11 Personal Selling dan Multi Level Marketing ...

2.1.12 Multi Level Marketing ...

(12)

BAB III METODOLGI PENELITIAN

3.1 Profil Perusahaan ...

3.1.1 Visi Perusahaan ...

3.1.2 Misi Perusahaan ...

3.1.3 Merek/Logo Perusahaan ...

3.1.4 Marketing Plan Perusahaan ...

3.1.4.1 Bonus dan Reward Perusahaan ...

3.2 Metode Penelitian ...

3.3 Objek Penelitian ...

3.4 Subjek Penelitian ...

3.5 Kerangka Analisis ...

3.6 Teknik Pengumpulan Data ...

3.6.1 Penelitian Lapangan ...

3.6.2 Studi Kepustakaan ...

3.7 Teknik Analisis Data ...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data di Lapangan ...

4.2 Hasil Penelitian ...

4.3 Pembahasan ...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ...

5.2 Saran ...

DAFTAR REFERENSI ...

LAMPIRAN ...

(13)

DAFTAR TABEL

TABEL 1 BONUS BULANAN ...

TABEL 2 BONUS KEPEMIMPINAN ...

(14)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 JENDELA JOHARI ...

GAMBAR 2 BENTUK JARINGAN BINARY ...

GAMBAR 3 BENTUK JARINGAN MATAHARI ...

GAMBAR 4 LOGO PERUSAHAAN ...

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI ...

LAMPIRAN 2 SURAT PENELITIAN ...

LAMPIRAN 3 PEDOMAN WAWANCARA ...

LAMPIRAN 4 TMIS ...

LAMPIRAN 5 DAFTAR JARINGAN TIENS ...

LAMPIRAN 6 LOKASI PENELITIAN ...

LAMPIRAN 7 DOKUMENTASI PEREKRUTAN ...

LAMPIRAN 8 PERTEMUAN RUTIN TIENS ...

LAMPIRAN 9 PRODUK TIENS ...

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul strategi perekrutan prospek di multi level marketing

TIENS Kota Medan. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana strategi perekrutan prospek dan kendala yang dihadapi dalam perekrutan prospek di Multi Level Marketing TIENS Kota Medan.

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang hanya memaparkan suatu situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Dalam uraian yang lebih lugas, penelitian ini berusaha memberikan deksripsi terhadap perekrutan prospek di multi level marketing dan kendala yang dihadapi pada saat perekrutan. Penelitian ini melibatkan delapan orang informan yang merupakan Downline dan Upline, yang diperoleh dengan kriteria telah melakukan perekrutan prospek di multi level marketing Tiens Kota Medan.

Hasil penelitian menemukan bahwa strategi perekrutan prospek yang dilakukan oleh Downline dan Upline Tiens menggunakan sistem duplikasi dalam perekrutan yaitu membuat daftar nama, membuat janji untuk bertemu setelah bertemu melakukan presentasi dan follow up atau mengajak ke pertemuan rutin Tiens. Kendala yang dihadapi dalam perekrutan prospek yaitu penolakan dan pandangan negatif dari masyarakat terhadap multi level marketing. Namun hal ini dapat diatasi dengan pemberian seminar kesehatan setiap dua minggu sekali dalam pertemuan rutin, reward yang ditawarkan jangan terlalu ditonjolkan pada saat perekrutan karena untuk mendapatkannya tidak semudah seperti yang di presentasikan dan mengikuti pameran dagang agar Tiens lebih dikenal oleh masyarakat.

(17)

ABSTRACT

This research entitled prospects recruitment strategy in multi level marketing

of TIENS, Medan. This research’s aim is to recognize the recruiting strategy of the

prospects and boundaries in recruiting the prospects in multi level marketing of TIENS, Medan.

The research methodology that being used is descriptive method in which only describes a situation or event systematically and neither seeks nor explains the relationships, also neither hypotheses test nor make predictions. In a more straightforward description, this research tries to provide the descriptions of recruiting the prospects in multi level marketing and obstacles encountered during the recruitments. There are eight informants that consist of the down lines and the up lines being involved in this research for which they have been recruiting the prospects in multi level marketing of TIENS Medan.

It has been found from the research that the prospects recruitment strategy of the down lines and up lines is the duplication system, which has the same method from one network to another such as making the list of names, making appointments,

doing the presentations, and follow up or encourage to attending the TIENS’ regular

meeting. The obstacles encountered are the refusals and the negative perspective of multi level marketing from the society. Nevertheless, those obstacles can be overcome by delivering the health seminars twice a week in the regular meetings. The rewards offered might not be overstated on the recruiting process due to obtaining those rewards do not seem as easy as what being presented. Moreover, attending the trade fair makes TIENS better known in the society.

(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Fokus Masalah

Manusia adalah mahluk sosial yang berkomunikasi dan berintekrasi dengan

masyarakat dan lingkungan sekitarnya, baik itu lingkungan tempat tinggal maupun

lingkungan kerja. Manusia sebagai makhluk sosial di dalam memenuhi kebutuhan

yang merupakan bagian dari tujuan hidupnya adalah dengan bekerja. Manusia dapat

bertahan hidup dalam masyarakat jika mereka menjalani kehidupan sebagai sebuah

aktifitas interaksi dan kerjasama yang dinamis dalam suatu jaringan kedudukan dan

perilaku. Aktifitas interaksi dan kerjasama itu terus berkembang secara teratur

sehingga terbentuklah wadah yang disebut organisasi. Dalam melaksanakan interaksi

dan kerjasama dalam organisasi dibutuhkan komunikasi (Liliweri, 1991:1)

Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar

dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurang atau tidak adanya komunikasi,

organisasi dapat macet atau berantakan. Organisasi tanpa komunikasi ibarat sebuah

mobil yang didalamnya terdapat rangkaian alat-alat otomotif, yang terpaksa tidak

berfungsi karena tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan bagian yang

lain (Arni, 2009:1).

David. K. Berlo (dalam Cangara, 2002) menyebut secara ringkas bahwa

komunikasi sebagai instrument dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan

memprediksi sikap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam

menciptakan keseimbangan dengan masyarakat. Pendek kata sekarang ini

keberhasilan dan kegagalan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkan

termasuk karir mereka banyak ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi.

Kemampuan berkomunikasi harus dimiliki dalam proses yang membentuk

hubungan antara produsen dengan individu atau kelompok dalam menyampaikan

produk, yaitu barang dan jasa, ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan

keinginan guna mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi melalui penciptaan

produk yang berkualitas.

Konsep-konsep pemasaran berada di wilayah penentuan pasar sasaran,

(19)

permintaan, produk dan penawaran, nilai dan kepuasaan, pertukaran dan transaksi,

hubungan dan jaringan, saluran pemasaran, rantai penjualan, persaingan, iklim pasar,

serta penentuan strategi bauran pemasaran. Hubungan antara komunikasi dengan

pemasarna merupakan hubungan yang erat.

Komunikasi dalam kegiatan pemasaran bersifat kompleks, yang tidak

sesederhana seperti berbincang – bincang dengan rekan kerja atau keluarga. Penggabungan kajian pemasaran dan komunikasi akan menghasilkan kajian baru

yang disebut komunikasi pemasaran (marketing communication). Komunikasi

pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan

pemasaran sebuah perusahaan . Aplikasi itu sangat dipengaruhi oleh berbagai bentuk

media yang digunakan, daya tarik pesan, dan frekuensi penyajian. Penerapan

komunikasi bisnis sangat penting, khususnya dalam penyampaian pesan – pesan komunikasi yang dihadapkan pada berbagai persoalan, semisal perbedaan, persepsi,

perbedaan budaya, dan keterbatasan media yang digunakan.

Pemasaran bertingkat atau yang biasa kita kenal dengan nama Multi Level

Marketing adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga

penyalur secara langsung. MLM adalah sebuah cara mendistribusikan dan menjual

produk atau jasa melalui jaringan dari berbagai anggota mandiri sebagai mitra usaha

yang sesungguhnya serupa tetapi tidak sama dengan penjualan tradisional melalui

jaringan outlet (Tampubolon,2007:21). Istilah distributor lepas dan distributor

berikutnya dalam bisnis MLM dikenal dengan sebutan Upline dan Downline. Upline

ialah orang yang mengajak dan mendaftarkan seseorang menjadi anggota atau

distributor sebuah perusahaan MLM. Orang yang direkrut untuk bergabung dan

memasarkan produk inilah yang dikenal dengan sebutan Downline, untuk seterusnya

Downline akan bergerak naik menjadi Upline setelah dia memiliki anggota jaringan

Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi

ditambah komisi atau bonus dari hasil penjualan. Laba yang dihasilkan terdiri dari

laba eceran dan laba grosir ditambah dengan laba yang diterima dari hasil penjualan

anggota yang dibentuk oleh distributor. Di era globalisasi ini bisnis MLM ini telah

menjelma menjadi sebuah industri besar yang menguntungkan. Dimana

produk-produk di dunia, mulai dari produk-produk kebutuhan rumah tangga sampai produk-produk

(20)

Hal ini dikarenakan tuntutan dan kebutuhan akan pelayanan ekstra yang

bersifat pribadi. Tidak salah jika dikatakan bahwa bisnis ini adalah bisnis yang

memiliki prospek yang cerah. Hal ini bisa dilihat dengan kenyataan yang terjadi saat

ini dimana MLM merupakan salah satu alternatif yang diminati oleh produsen untuk

memasarkan produknya dengan meminimalkan campur tangan pihak perusahaan.

MLM atau Multi Level Marketing pun tidak terlepas dari citra buruk yang

terjadi akibat adanya beberapa orang-orang tertentu yang ingin meraup untung yang

sebesar-besarnya. Seperti kasus penipuan atau lebih sering dikenal dengan istilah

money game. Money Game adalah sejenis MLM yang bertindak melipat gandakan

uang dan sudah menyimpang dari aturan. Terlepas dari peyimpangan tersebut,

prospek bisnis MLM di tanah air diyakini masih menjanjikan.

Salah satu ciri yang membedakan MLM murni dengan MLM money game

adalah : biaya mendaftar sebagai distributor murah, ada produk yang di jual, komisi

dapat diambil dengan mudah, perhitungan komisi dan poin penjualan dilakukan

secara adil, terbukti ada yang sukses, tergabung dalam APLI (Assosiasi Penjualan

Langsung Indonesia), MLM murni akan selalu mengadakan seminar atau training

(Royan 2002:29). Saat ini banyak MLM yang turut meramaikan pasar MLM,

diantaranya Centra Nusa Insan Cemerlang (CNI), Tupperware Indonesia, Sophie

Martin, Avon, Oriflame, Milea Nature, K-Link, Tiens/Tianshi.

MLM yang bergerak di bidang kesehatan juga cukup banyak yang muncul di

Indonesia, seiring dengan perkembangan zaman dan makin banyak orang yang

perduli akan kesehatan diri dan keluarganya. Salah satu MLM yang bergerak di

bidang kesehatan dan perduli akan kesehatan masyarakat yaitu TIENS. Tiens Group

Co. Ltd.("Tiens Group"), yang didirikan pada tahun 1995 oleh Mr. Li Jinyuan di

Tianjin, China, kini merupakan perusahaan konglomerasi multi-nasional dalam

berbagai bidang seperti bio-teknologi, pendidikan, bisnis ritel, pariwisata, institusi

keuangan, perdagangan internasional serta bisnis elektronik dan sebagainya.

Tiens Group mulai merambah pasar internasional di tahun 1997. Kini, dengan

cakupan bisnis yang menjangkau lebih dari 190 negara, Tiens Group telah memiliki

kantor cabang di lebih dari 110 negara diantaranya Indonesia, Rusia, Ukraina,

Kazakhstan, Kongo, Hungaria, Afrika Selatan, Peru, India dan Kolombia serta

(21)

penjuru dunia. Melalui rangkaian produk makanan sehat, produk suplemen

kesehatan, produk perawatan kulit, serta produk kebutuhan rumah tangga, Tiens

Group berhasil tampil sebagai gaya hidup pilihan dalam bidang kesehatan,

kecantikan, serta menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi lebih dari 20 juta

keluarga. (http://id.tiens.com/AboutTiens.aspx?CMSCODE=Introduction_ABOUT)

Struktur Jaringan Tiens berbentuk matahari, bentuk sistem matahari yaitu

menggunakan jaringan lebih dari dua kaki atau banyak kaki. Artinya para anggota

Tiens dapat membuka jaringan hingga beberapa kaki di dalam jaringan tersebut.

Perbedaan struktur jaringan TIENS dengan MLM lain adalah seorang Upline tidak

akan naik peringkat bintangnya apabila Downline belum mampu untuk

meningkatkan penjualan produk dan perekrutan prospek, sehingga seorang Upline

harus mendukung dan ikut serta dalam proses peningkatan tersebut, dengan cara

mendukung Downline untuk memasarkan produk dan merekrut prospek baru.

TIENS menerapkan salah satu bauran komunikasi pemasaran terpadu yang

termasuk ke dalam kelompok personal selling. Personal selling adalah suatu bentuk

komunikasi orang ke orang dimana seorang wiraniaga berhubungan dengan calon

pembeli dan berusaha mempengaruhi agar mereka membeli produk atau jasa

perusahaannya (Shimp,2003:280). Upline menerapkan personal selling dengan

memperkenalkan dan menjelaskan produk kesehatan atau cara bergabung dengan

Tiens kepada prospek dan cara membeli produk. Upline juga dapat mengetahui

karakter dan keinginan calon prospek melalui personal selling, sehingga

memungkinkan Upline untuk menyampaikan pesan sesuai dengan kebutuhan

prospek dan membuat langkah sehingga prospek memutuskan untuk bergabung.

Pada penelitian ini, peneliti memilih untuk melakukan penelitian di Multi

Level Marketing Tiens karena Tiens merupakan MLM yang bergerak dalam bidang

kesehatan yang telah memiliki banyak cabang tersebar di 190 Negara salah satunya

di Indonesia. Di Indonesia sendiri Tiens berkembang pesat karena banyak manusia

yang sadar akan kesehatan dan khasiat obat-obatan dari negara Cina. Peneliti

memilih lokasi penelitian di Jalan Mongonsidi no. 69, Stokist 801 Medan ini

merupakan stokist yang ramai dikunjungi oleh anggota Tiens karena letaknya yang

(22)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul Strategi Perekrutan Prospek di Multi Level Marketing TIENS kota

Medan.

1.2. Konteks Masalah

Konteks Masalah merupakan permasalahan yang sentral yang menjadi

perhatian penelitian. Tujuan dari konteks masalah untuk menghindari ruang lingkup

penelitian yang terlalu luas sehingga mengaburkan penelitian. Adapun konteks

masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang hanya memaparkan suatu

situasi atau peristiwa secara sistematis, tidak mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Fokus Penelitian ini untuk mengetahui strategi perekrutan prospek di Multi

Level Marketing TIENS Kota Medan.

3. Penelitian dilakukan pada wawancara mendalam dengan subjek penelitian

dalam hal ini Downline dan Upline Tiens Bintang 3,4, 8 dan Silver Lion Kota

Medan.

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Mei 2013

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana strategi perekrutan prospek di Multi Level

Marketing TIENS Medan.

2. Mengetahui kendala yang dihadapi dalam perekrutan prospek di Multi

Level Marketing TIENS Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Secara teoritis, penulis dapat menerapkan ilmu yang sudah diperoleh selama

menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU, sekaligus memperkaya

(23)

b. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

positif kepada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Pengertian dan Konsep Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi sangat penting diterapkan dalam suatu organisasi agar

dalam proses penyampaian pesan dapat menciptakan kesamaan persepsi. Organisasi

dalam bahasa Inggris organization dan berasal dari bahasa Latin yaitu organizare.

Dapat pula diartikan sesuatu yang membentuk sebagai atau menjadi keseluruhan dari

bagian-bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi. Goldhader (dalam Arni,

2009) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan dan saling

menukar pesan dalam satu jaringan, yang saling bergantung satu sama lain untuk

mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Komunikasi organisasi menurut Redding dan Sanborn (dalam Arni, 2009:65) bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks, sedangkan Katz dan Kahn mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Menurut Devito (2010:377) komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan penerimaan berbagai pesan di dalam organisasi di dalam kelompok formal maupun informal organisasi. Jika organisasi semakin besar dan semakin kompleks, maka demikian juga komunikasinya.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, begitu juga halnya bagi

suatu organisasi, dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat

berjalan lancar dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya

komunikasi maka organisasi dapat macet atau berantakan. Banyak persepsi para ahli

mengenai komunikasi organisasi, tetapi dari berbagai persepsi tersebut dapat

disimpulkan beberapa hal umum:

Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks

yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal

Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. -

Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan

ketrampilannya.

Ada tujuh konsep kunci dalam komunikasi organisasi sesuai dengan defenisi

(25)

1. Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan

dan saling menukar pesan di antara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan

menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada henti-hentinya maka

dikatakan sebagai suatu proses.

2. Pesan

Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang

orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Pesan dalm

organisasi ini terdiri dari beberapa klasifikasi, yang berhubungan dengan bahasa,

penerima yang dimaksud, metode difusi dan arus tujuan dari pesan.

Pengklasifikasian pesan menurut bahasa di bedakan atas pesan verbal seperti surat,

memo, pidato dan pesan nonverbal seperti gerakan badan, sentuhan dan sebagainya.

3. Jaringan

Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi

atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari sesamanya

terjadi melewati satu set jalan kecil yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu

jaringan komunikasi mungkin hanya mencakup dua orang, beberapa orang, atau

bahakan keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas jaringan ini dipengaruhi oleh

banyak faktor antara lain hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seri dari

arus pesan, dan isi dari pesan. Masing-masing faktor mempengaruhi jaringan

komunikasi.

4. Keadaan saling tergantung

Keadaan saling tergantung telah menjadi sifat dari suatu organisasi yang

merupakan sistem terbuka. Bila satu bagian dalam organisasi mengalami gangguan

maka bagian alain juga akan terganggu atau mungkin kepada seluruh bagian

organisasi. Begitu juga jaringan komunikasi dalam organisasi saling melengkapi.

5. Hubungan

Hubungan manusia dalam organisasi berkisar dari yang paling sederhana

yaitu hubungan antarar dua orang sampai kepada hubungan yang kompleks yaitu

hubungan dalam kelompok-kelompok kecil maupun besar dalam organisasi. Jalannya

(26)

manusia dalam organisasi yang memfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari

orang yang terlibat dalam suatu hubungan sangat perlu dipelajari.

6. Lingkungan

Lingkungan adalah semua totalitas secra fisik dan faktor sosial yang

diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu sistem.

Lingkungan dapat dibedakan atas lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan

internal terdiri dari personalia, staf, golongan fungsional dari suatu organisasi, dan

komponen organisasi lainnya seperti tujuan, produk dan sebagainya. Lingkungan

eksternal dari organisasi adalah langganan, leveransir, saingan dan teknologi.

7. Ketidakpastian

Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi

yang diharapkan. Untuk mengurangi faktor ketidakpastian organisasi menciptakan

dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu penelitian, pengembangan

organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks dengan integrasi yang tinggi.

(Arni,2009:68)

2.1.2. Arus Komunikasi Organisasi

Komunikasi dalam organisasi terdiri dari komunikasi ke atas dan ke bawah

sering disebut vertikal dan komunikasi lateral barangkali merupakan yang paling

penting. Arus komunikasi organisasi ini adalah:

a. Komunikasi ke atas, merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki

yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Jenis komunikasi ini

biasanya mencakup (1) kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan, artinya

apa yang sedang di pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang

masih harus dilakukan, dan masalah lain yang serupa; (2) masalah yang

berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab; (3)

berbagai gagasan untuk perubahan dan saran-saran perbaikan; dan (4)

perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi,

pekerjaan itu sendiri, pekerja lainnya, dan masalah lain serupa.

Komunikasi ke atas sangat penting untuk mempertahankan dan bagi

pertumbuhan organisasi.

b. Komunikasi ke bawah, merupakan pesan yang dikirim dari tingkat

(27)

dengan pemberian perintah ini biasanya dibarengi dengan penjelasan

prosedur, tujuan, dan sejenisnya. Para manajer bertanggung jawab untuk

memberi penilaian kepada karyawannya dan memotivasi mereka,

semuanya mengatasnamakan produktivitas dan demi kebaikan organisasi

secara keseluruhan.

c. Komunikasi lateral, pesan antara sesama manajer ke manajer, karyawan

ke karyawan. Pesan semacam ini bisa bergerak di bagian yang sama di

dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral

memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan

masalah. (Devito,2010:384)

2.1.3. Pendekatan Komunikasi Organisasi

Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat dilihat menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan makro, mikro dan individual. Masing-masing dari pendekatan ini akan dijelaskan beikut ini:

a. Pendekatan Makro

Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam berinteraksi ini organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti memproses informasi dari lingkungan, mengadakan identifikasi, melakukan integrasi, dan menentukan tujuan organisasi.

b. Pendekatan Mikro

Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam unit dan subunit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok, komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, kmunikasi untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa kepuasan kerja dalam organisasi.

c. Pendekatan Individual

Pendekataan individual berpusat kepada tingkah laku komunikasi individual dalam organisasi. Semua tugas-tugas yang telah diuraikan pada kedua pendekatan yang terdahulu akhirnya diselesaikan oleh komunikasi infdividual satu sama lainnya. Komunikasi individual ini ada beberapa bentuknya diantaranya berbicara dalam kelompok kerja, mengunjungi dan berinteraksi dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan suatu usulan dan sebagainya. (Arni, 2009:74).

Bila dikaitkan dengan penelitian ini komunikasi Organisasi merupakan

komunikasi yang berlangsung antara Downline, Upline, Prospek dan Crosline.

Komunikasi organisasi dalam Tiens terjadi saat melakukan pertemuan rutin dengan

(28)

2.1.4. Konsep Komunikasi Antar Pribadi

Menurut Devito (2010:252), Komunikasi antar pribadi sebagai komunikasi

yang berlangsung di antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan

jelas. Dengan definisi ini hampir tidak mungkin ada komunikasi diadik (dua orang)

yang bukan komunikasi antarpribadi. Komunikasi antarpribadi (interpersonal

communication) merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka

antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang

(Wiryanto, 2004:32).

Effendy (2005) mengemukakan bahwa pada hakikatnya komunikasi antar

pribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan seorang komunikan. Dimana

komunikasi ini dianggap paling efektif dalam hal upaya untuk mengubah

sikap,pendapat dan perilaku seseorang karena sifatnya yang dialogis, berupa

percakapan, arus baliknya bersifat langsung. Komunikator mengetahui tanggapan

komunikan pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah

komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak.

Umpan balik mempunyai peranan yang sangat penting dalam komunikasi,

sebab ia menentukan berlanjutnya komunikasi atau berhentinya komunikasi yang

dilancarkan komunikator. Dalam komunikasi antar pribadi, karena situasinya tatap

muka, tanggapan komunikan dapat segera diketahui. Dalam hal ini komunikator

perlu bersikap tanggap terhadap tanggapan komunikan. Selanjutnya Devito (2010)

menjabarkan komunikasi antarpribadi menjadi tiga pendekatan secara umum, yaitu :

a. Komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai pengiriman pesan-pesan dari

seseorang dan diterima oleh orang lain. Atau sekelompok kecil orang, dengan

efek dan umpan balik yang langsung.

b. Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi antara dua orang yang memang

telah ada hubungan di antara keduanya.

c. “Interpersonal communication is seen a kind of progrestion (or development) from interpersonal communication at one extreme to personal communication at

the other extreme”, yang artinya Komunikasi antarpribadi merupakan bentuk

perkembangan atau peningkatan dari komunikasi dari satu sisi menjadi

(29)

Tekanan ulasan komunikasi antar pribadi terletak pada unsur-unsur, ciri-ciri,

situasi terjadinya komunikasi, jumlah orang yang terlibat dalam proses komunikasi,

jarak fisisk dalam suatu percakapan, kekuatan umpan balik suatu pesan dari

penerima kepada pengirimnya. Banyak ahli juga berpendapat bahwa semua yang

menjadi tekanan dalam komunikasi antar pribadi akhirnya bermuara pada perspektif

situasi. Perspektif situasi merupakan suatu perspektif yang menekankan bahwa

sukses tidaknya komunikasi antar pribadi sangat tergantung pada situasi komunikasi,

mengacu pada hubungan tatap muka antara dua orang atau sebagian kecil orang

dengan mengandalkan suatu kekuatan yang segera saling mendekati satu dengan

yang lain pada saat itu juga daripada memperhatikan umpan balik yang tertunda

(misalnya dalam hal komunikasi antar manusia bermedia seperti surat-menyurat,

percakapan, telepon, facsmile).

Liliweri (dalam Wiryanto, 2004:30) Komunikasi antar pribadi dari mereka

yang saling mengenal lebih bermutu karena setiap pihak mengetahui secara baik

tentang lika-liku hidup pihak lain, pikiran dan pengetahuannya, perasaannnya,

maupun menanggapi tingkahlaku, seorang-seorang yang sudah saling mengenal

secara mendalam lebih baik ketimbang yang belum mengenal. Jika hendak

menciptakan suatu komunikasi antar pribadi yang lebih bermutu maka harus di

dahului dengan keakraban.

2.1.5. Ciri-Ciri Komunikasi Antar Pribadi

Komunikasi Antarpribadi memiliki tujuh ciri-ciri, diantaranya yaitu:

a. Komunikasi antar pribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu.

Komunikasi antar pribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu.

b. Komunikasi antar pribadi terjadi secara kebetulan diantara peserta yang tidak

mempunyai identitas yang jelas.

c. Komunikasi antar pribadi mempunyai akibat yang disengaja maupun yang

tidak disengaja.

d. Komunikasi antar pribadi seringkali berlangsung berbalas-balasan.

e. Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan

(30)

f. Komunikasi antar pribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak

membuahkan hasil.

g. Komunikasi antar pribadi menggunakan lambang-lambang bermakna

(Liliweri , 1991: 14-19).

2.1.6. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

Dikatakan efektifitas dalam waktu tertentu tujuan dapat tercapai dengan baik.

Ini berarti komunikasi antarpribadi efektif jika dalam waktu tertentu komunikasi

memahami pesan yang disampaikan komunikatornya dengan baik dan

melaksanakannya. Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan

sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Rakhmat (2004:159)

menyatakan bahwa komunikasi yang efektif bila pertemuan komunikasi merupakan

hal yang menyenangkan bagi komunikan.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menimbulkan sikap, opini

ataupun perilaku. Efek komunikasi yang timbul pada komunikan diklasfikasikan

sebagai berikut (Effendy ,2003:219):

a. Efek kognitif yaitu efek yang berkaitan dengan pikiran, nalar atau ratio.

Dengan efek ini diharapkan komunikan yang semula tidak mengerti menjadi

mengerti, yang semula tidak tau membedakan mana yang salah dan yang

benar.

b. Efek afektif adalah efek yang berhubungan dengan perasaan. Misalnya yang

semula tidak senang menjadi senang, yang semula rendah diri menjadi

mimiliki rasa percaya diri.

c. Efek behavioral yakni efek yang menimbulkan etika untuk berprilaku tertentu

dalam arti kata melakukan suatu tindakan atau kegiatan yang bersifat fisik

atau jasmani. Ketiga jenis efek ini adalah hasil proses psikologi yang

berkaitan satu sama lain, secara terpadu. Efek behavioral tidak mungkin

timbul pada komunikan apabila sebelumnya dia tidak tahu atau tidak

mengerti disertai rasa senang dan berani.

Menurut Tubbs dan Moss (dalam Rakhmat, 2007:13) komunikasi yang

(31)

a. Pengertian, artinya penerimaan yang cermat dari isi stimulus/pesan seperti

yang dimaksud oleh komunikator.

b. kesenangan, misalnya menanyakan seseorang. Komunikasi inilah yang

menyebabkan hubungan kita menjadi hangat, akrab dan menyenangkan.

c. Pengaruh pada sikap. Komunikasi seringkali dilakukan dengan tujuan untuk

mempengaruhi orang lain. Komunikasi yang efektif ditandai dengan

perubahan sikap, perilaku atau pendapat komunikan sesuai dengan kehendak

komunikator.

d. Hubungan sosial yang baik. Komunikasi juga ditunjukan untuk

menumbuhkan hubungan sosial yang baik. Manusia juga adalah makhluk

sosial yang tidak tahan hidup sendiri.

e. Tindakan Efektifitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang

dilakukan komunikan.

Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.

Menurut Rakhmat (2007:129) ada tiga faktor menumbuhkan hubungan interpersonal,

yaitu:

1. Percaya.

a. Ada situasi yang menimbulkan resiko. Bila orang menaruh kepercayaan kepada orang lain, ia akan menghadapi resiko.

b. Orang yang menaruah kepercayaan pada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada perilaku orang lain.

c. Orang yakin bahwa perilaku pihak lain akan berakibat baik baginya.

Selain itu, faktor kepercayaan juga berhubungan dengan karakterisitik dan

maksud orang lain, hubungan kekuasaan, serta sifat dan kualitas komunikasi.

2. Sikap Suportif

Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam berkomunikasi. Orang dikatakan defensif bila tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis; dan tentunya akan menggagalkan komunikasi interpersonal.

3. Sikap terbuka

Sikap terbuka (open mindness) amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan

komunikasi interpersonal yang efektif. Brooks dan Emmert (Rakhmat.

(32)

menilai pesan objektif dengan data dan logika, serta membedakan dengan mudah

dengan melihat suasana.

Bila dikaitkan dengan penelitian ini, komunikasi antarpribadi berarti

komunikasi yang dilakukan oleh Distributor Tiens melalui kegiatan perekrutan

prospek dimulai orang terdekat terlebih dahulu, agar memudahkan untuk membuka

diri dan memudahkan dalam menjelaskan bisnis Tiens.

2.1.7. Teori Self Disclosure

Dalam komunikasi antar pribadi tidak terlepas dari teori self disclosure atau

pembukaan diri adalah suatu proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita

terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi guna untuk

memahami tanggapan terhadap orang lain dan sebaliknya. Membuka diri berarti

membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan

atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap suatu kejadian-kejadian yang baru

saja kita saksikan. informasi pribadi kita kepada orang lain atau sebaliknya disebut

dengan self disclosure. (Rakhmat,2007)

Salah satu tipe komunikasii dimana informasi mengenai diri (self) yang

biasanya disembunyikan diri orang lain, kini dikomunikasikan kepada orang lain

(Rakhmat, 2007:108). Josep Luft mengemukakan teori Self Disclosure berdasarkan

pada modal interaksi model interaksi manusia yang di sebut Johari Window.

(33)

Berdasarkan konsep tersebut, tingkah laku manusia dapat digambarkan secara

skematis seperti terlihat pada skema di atas.

Bidang I, yakni Bidang Terbuka (Open Area) menunjukkan bahwa kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya oleh yang bersangkutan, juga

oleh orang lain, yang berarti terdapat keterbukaan, dengan lain perkataan tidak ada

yang disembunyikan kepada orang lain.

Bidang II, yakni Bidang Buta (Blind Area) menggambarkan bahwa kegiatan

seseorang diketahui oleh orang lain, tetapi dirinya sendiri tidak menyadari apa yang

ia lakukan.

Bidang III, yakni Bidang Tersembunyi (Hidden Area) yaitu bahwa kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang disadari sepenuhnya olehnya, tetapi tidak dapat

diketahui oleh orang lain. Ini berarti bahwa orang seperti itu bersikap tertutup.

Bidang IV, adalah Bidang Tak Dikenal (Unknown Area). Bidang ini

menggambarkan bahwa tingkah laku seseorang tidak disadari oleh dirinya sendiri

dan tidak diketahui oleh orang lain.

2.1.8. Konsep Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur

pokoknya yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses di mana

pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu, atau organisasi dengan

kelompok. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan

organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan

pelanggannya. Tentu saja pemasaran lebih umum pengertiannya daripada

komunikasi. Jika digabungkan, komunikasi pemasaran mempresentasikan gabungan

semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang memfasilitasi terjadinya

pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang disebarluaskan kepada pelanggan

atau kliennya (Shimp, 2003:4).

Sutisna (2002) menyatakan komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk

menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen saran mengenai perbedaan

produk di pasar. Banyak ahli yang sepakat bahwa konsep inti komunikasi pemasaran

adalah pertukaran (exchange). Alasan yang mendasari bahwa konsep inti pemasaran

(34)

individu yang lainnya merupakan pertukaran. Tidak ada individu yang mendapatkan

sesuatu tanpa memberikan sesuatu baik langsung ataupun tidak langsung. Alasan

terjadinya pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan.

Semua organisasi modern ataupun organisasi nirlaba menggunakan bentuk

komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan

mencapai tujuan financial ataupun nonfinansial. Secara keseluruhan,

aktivitas-aktivitas dalam komunikasi pemasaran adalah merupakan komponen promosi dalam

bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran ini lebih dikenal dengan

konsep 4P, yang pertama kali dikenalkan oleh E. Jerome McCarthy, kemudian

dikembangkan oleh Philip Kolter.

Prinsip 4P ini pada dasarnya membagi bauran pemasaran menjadi empat

bagian utama yakni product (produk), place (tempat), price (harga), promotion

(promosi). Para penulis Amerika sering menyamakan makna humas dengan makna

publisitas, dan selanjutnya publisitas dianggap identik dengan promosi. Walaupun 4P

ini menyebabkan istilah promosi umum digunakan dalam mendeskripsikan

komunikasi dengan pelanggan maupun calon pelanggan, namun terminology

“komunikasi pemasaran” sekarang lebih disukai oleh para praktisi dan akademisi pemasaran (Shimp, 2003: 4).

2.1.9. Bauran Komunikasi pemasaran

Bauran komunikasi Pemasaran merupakan bagian dari pemasaran yang terdiri

dari enam bentuk, yaitu:

a. Penjualan perorangan (personal selling) adalah bentuk komunikasi antar

individu dimana tenaga penjual/wiraniaga menginformasikan, mendidik,

melakukan persuasi kepada calon pembeli untuk memebeli produk atau jasa

perusahaan.

b. Iklan (advertising) adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang

disampaikan lewat media yang ditujukan kepada seluruh masyarakat, seperti

surat kabar, majalah, radio, televise, billboards, internet dan lain-lain.

Periklanan merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi untuk

memenuhi fungsi pemasaran, untuk menjalankan fungsi pemasaran, maka apa

(35)

memberikan informasi kepada khalayak. Periklanan harus dapat

mempengaruhi pemilihan dan keputusan pembeli.

c. Promosi penjualan (sales promotion) terdiri dari semua kegiatan pemasaran

yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang

cepat atauterjadinya pembelian dalam waktu yang singkat. Promosi penjualan

diarahkan baik untuk perdagangan (kepada pedagang besar dan pengecer)

maupun kepada konsumen.

d. Pemasaran sponsorship (sponsorship marketing) adalah aplikasi dalam

mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan

perusahaan atau salah satu dari merek dengan kegiatan tertentu Universitas

Sumatera Utara (misalnya kompetisi besar seperti World Cup atau piala dunia

dalam olahraga sepak bola).

e. Publisistas (publicity) seperti halnya iklan, publisitas menggambarkan

komunikasi massa, namun juga tidak seperti iklan, perusahaan sponsor tidak

mengeluarkan biaya untuk waktu dan ruang beriklan. Publisistas biasanya

dilakukan dalam bentuk berita atau komentar editorial mengenai produk atau

jasa dari perusahaan.

f. Komunikasi di tempat pembelian (point of purchase communication)

melibatkan peraga, poster, tanda dan berbagai materi dalam tempat pembelian

(Shimp, 2003: 4-6).

2.1.10.Faktor-faktor yang mempengaruhi bauran komunikasi pemasaran

Pelaksanaan bauran komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu:

1. Pasar sasaran

a. Kesiapan untuk membeli- kesadaran, pengetahuan, kegemaran, preferensi,

keyakinan dan membeli.

b. Lingkup geografis pasar

c. Jenis-jenis pelanggan

d. Konsentrasi pada pasar

2. Sifat dari Produk

(36)

b. Derajat berlangganan- tinggi (personal selling)

3. Tahapan dalam daur hidup produk

a. Introduction-advertising dan personal selling untuk menginformasikan

bisa juga termasuk publicity, merangsang permintaan yang utama.

b. Growth-advertising untuk menginformasikan dan mempengaruhi,

merangsang permintaan selektif.

c. Maturnity-mempengaruhi dan meningatkan

d. Decline-mengingatkan (kk.mercubuana.ac.id)

Setiap organisasi beroperasi dalam hubungan yang dinamis dengan

lingkungannya. Berbagai kekuatan eksternal membentuk suatu lingkaran yang

memepengarauhi keputusan pemasaran. Termasuk didalamnya adalah pengaruh

ekonomi, persaingan, teknologi, social budaya, demografi dan hukum peraturan.

Agar komunikasi pemasaran dapat berjalan dengan baik maka menurut Terencce A.

Shimp dalam bukunya yang berjudul Periklanan Promosi (2003: 44-46),menjelaskan

hal-hal yang dapat dilakukan adalah:

1. Mengawasi lingkungan. Dalam hal ini pengawasan yang dilakukan adalah

dengan mengawasi terus menerus kepada kompetitor, peristiwa social,

perkembangan ekonomi, aktivitas perundang-undangan dan bahkan situasi

internal perusahaan. Adapun kegiatan yang termasuk didalamnya adalah

a. Analisis situasi (situation analysis) yang dilakukan terhadap kekuatan

(strength) dan kelemahan (weakness) organisasi.

b. Analisis eksternal (external analysis) yang dilakukan terhadap peluang

(opportunity) dan ancaman (threat) yang dihadapi merek pada suatu

waktu.

2. Mengelola lingkungan. Kegiatan ini memuat ide bahwa perusahaan dapat

memodifikasi kondisi lingkungannya melalui komunikasi pemasaran dan

aktivitas pemasaran lain. Dimana para manajer komunikasi pemasaran (iklan,

promosi, dan lain-lain) harus berupaya mempengaruhi dan mengubah situasi

lingkungan agar kepentingan perusahaan dapat diterima dengan baik.

3. Meningkatkan ekuitas merek. Inti dari semua kegiatan komunikasi pemasaran

pada akhirnya adalah kemampuan untuk meningkatkan ekuitas merek.

(37)

menginformasikan merek-merek baru kepada pelanggan, keunggulan merek

tersebut dan meningkatkan citra merek. Ekuitas merek baru dapat dikatakan

meningkat apabila konsumen sudah familiar dengan merek tersebut dan

memiliki asosiasi yang disukai (favorable), kuat (strong), dan mungkin pula

unik (unique) mengenai merek di dalam benak mereka.

Bila dikaitkan dengan penelitian ini, komunikasi pemasaran berarti

komunikasi yang dilakukan oleh Distributor Tiens melalui kegiatan perekrutan

dengan cara tatap muka yang sifatnya membujuk serta mengajak prospek dalam

mengambil keputusan untuk menggunakan / membeli bahkan berpotensi untuk

menambah tingkat pembelian / konsumsi produk Tiens.

2.1.11.Personal Selling dan Multi Level Marketing A. Definisi Personal Selling

Defenisi personal selling menurut William G. Nickles (Simamora,2002:13)

mengatakan bahwa penjualan tatap muka adalah interaksi antar individu, saling

bertatap muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai, atau

mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak

lain. Menurut Kotler (2005) Personal selling adalah seni penjualan yang kuno. Kita

dapat menemukan berbagai buku yang membahas tentang personal selling.

Walaupun kuno, personal selling adalah alat yang paling efektif dalam proses

menghasilkan proses pembelian, terutama dalam membangun preferensi, keyakinan,

dan tindakan pembelian.

B. Bentuk Personal Selling

Menurut Saladin (1991;163) ada beberapa kegiatan dalam melaksanakan

personal selling yaitu Field Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualan

diluar perusahaan dengan mendatangi konsumen dari rumah ke rumah atau dari

perusahaan ke perusahaan lainnya. Field Selling meliputi :

1. Penjualan Langsung, yaitu penjualan yang dilakukan dari rumah ke rumah

untuk menjajakan barang jualannya. Penjualan ini sangat menghabiskan

(38)

2. Penjualan Otomatis, yaitu penjualan yang dilakukan dengan menggunakan

mesin yang telah dipasang secara otomatis yang selalu memberikan

pelayanan 24 jam.

3. Jasa Pembelian, yaitu badan usaha yang memberikan produknya berupa jasa

seperti : Sekolah, Rumah Sakit, Asuransi dan Bank.

4. Retail Selling, yaitu tenaga penjual yang melakukan penjualannnya dengan

melayani konsumen yang dating ke perusahaan.

5. Executive Selling, merupakan hubungan yang dilakukan oleh pemimpin

perusahaan dengan pemimpin perusahaan lainnya atau dengan pemerintah,

dengan tujuan melakukan penjualan. (www.gemaswadaya.blogspot.com)

C. Manfaat dan Proses Personal Selling

Manfaat dari personal selling (penjualan perorangan) menurut Shimp

(2003:282) sebagai berikut:

1. Penjualan perorangan menciptakan tingkat perhatian pelanggan yang

relative tinggi, karena dalam situasi tatap-muka sulit bagi calon pembeli

untuk menghindari pesan wiraniaga.

2. Memungkinkan wiraniaga untuk menyampaikan pesan yang sesuai

dengan kepentingan dan kebutuhan khusus pelanggan.

3. Karakteristik komunikasi dua arah dari penjualan perorangan langsung

menghasilkan umpan balik, sehingga wiraniaga yang cermat dapat

mengetahui apakah presentasi penjualannya bekerja atau tidak.

4. Penjualan perorangan memungkinkan wiraniaga untuk

mengkomunikasikan sejumlah besar informasi teknis dan kompleks

daripada metode promosi lainnya.

5. Pada penjualan perorangan terdapat kemampuan lebih besar untuk

menunjukkan fungsi produk dan karakteristik kinerjanya.

6. Interaksi yang sering dengan pelanggan member peluang untuk

mengembangkan hubungan jangka panjang serta secara efektif

menggabungkan organisasi penjualan dan pembelian ke dalam unit yang

terkoordinasi untuk melayani kedua kepentingan tersebut.

Menurut Churcill, Ford dan Walker (dalam Sutisna, 2002 : 28) ada 6 proses

(39)

1. Perspective for customer

Seorang tenaga penjual harus berharap secara lebih sempit, sehingga

kemungkinan kesalahan/kegagalan dalam proses penjualan semakin kecil.

2. Opening the Relationship

Tenaga penjual menekankan pada 2 hal yaitu siapa yang dalam organisasi

didatangi dan yang berpengaruh serta memperoleh cukup perhatian dalam

perusahaan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk

kualifikasi prospek.

3. Qualifying the prospect

Dalam hal ini umumnya meliputi 3 pertanyaan atas proses penemuan jawaban

yang meliputi:

o Apakah konsumen prospektif mempunyai kebutuhan produk yang

ditawarkan.

o Dapatkah saya membuat orang yang bertanggung jawab akan

pembelian, peduli akan kebutuhan produk yang Anda tawarkan.

o Apakah penjualan yang saya lakukan menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan.

4. Presenting the sales message

Yaitu mempresentasikan/menginformasikan produk/jasa dengan upaya

yang persuasive sehingga mampu menarik konsumen.

5. Closing the sales

Yaitu kesepakatan akhir untuk pembelian.

6. Servicing the account

Walaupun tugas pembelian dilakukan tapi tugas wiraniaga belum selesai.

Hal yang harus dilakukan yaitu memastikan tidak ada masalah dengan

penjadwalan barang/jasa, kualitas barang/jasa untuk konsumen atau

tagihan ke konsumen dan penjaminan akan produk secara cepat serta

garansinya/jaminannya harus ada.

Dalam hal ini maka dapat dihubungkan bahwa Tiens dalam memasarkan

produknya (jasa) lebih berorientasi kepada konsep pemasaran yaitu merekrut prospek

dengan penjualan serta perekrutan yang langsung dijelaskan oleh Upline kepada

(40)

2.1.12.Multi Level Marketing

A. Sejarah Multi Level Marketing

Istilah Multi Level Marketing pertama kali ditemukan oleh dua orang

profesor pemasaran dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an dengan nama

perusahaan Nutrilite. Produk pertamanya yang dijual Perusahaan Nutrilite adalah

vitamin dan makanan tambahan. Perusahaan Nutrilite ini merupakan salah satu

perusahaan pertama yang menawarkan konsep bisnis Multi Level Marketing.

Wuryando (2010: 15-16) mengatakan bahwa dalam perkembangan selanjutnya

perusahaan Amway muncul dengan menggunakan kosep yang sama yakni

menerapkan konsep bisnis Multi Level Marketing.

Pada perkembangan selanjutnya perusahaan Nutrilite mengalami masalah

dari Pemerintahan Amerika. Hingga pada akhirnya perusahaan Amway yang

menggunakan konsep bisnis Multi Level Marketing mengambil alih perusahaan

Nutrilite. Lebih lebih lanjut Wuryando mengatakan bahwa pada tahun 1953

perusahaan Amway mendapat pengakuan dari pemerintah Amerika Serikat dan

mengesahkan kelegalannya sebagai perusahaan Multi Level Marketing.

Pada saat konsep bisnis Multi Level Marketing mendapat pengakuan yang

legal dari Pemerintah Amerika Serikat. Seorang distributor yang telah cukup berhasil

bernama Dr. Forrest Shaklee mendirikan perusahaan Multi Level Marketing yang

diberi nama Shaklee. Perusahaan Dr. Forrest Shaklee ini bergerak pada bidang

kesehatan. Pada tahun 1970-an perusahaan Amway dan Shaklee melakukan ekspansi

ke Negara Ingris.

Sejak terjadinya ekspansi perusahaan Amway dan Shaklee ke Negara Ingris,

ribuan perusahaan Multi Level Marketing bermunculan dan beberapa perusahaan

yang terkenal seperti Forever Living, Herbalife, dan Neolife. Masing-masing

perusahaan tersebut memiliki lebih dari 50.000 distributor. Hingga akhirnya bisnis

Multi Level Marketing terus mengalami perkembangan yang pesat.

Perusahaan yang menggunakan konsep Multi Level Marketing pada

umumnya memberikan peluang bisnis kepada membernya secara bebas. Atrinya

member bertindak sebagai distributor independen, yakni tidak memiliki keterikatan

(41)

dengan cara memperkenalkan produk perusahaan MLM kepada distributor baru.

Sebagai contoh: Polan yang sudah menjadi member perusahaan MLM X

memperkenalkan produk perusahaan MLM X kepada Hardi. Hardi pun bergabung

menjadi member MLM X dan juga menggunakan produk MLM X. Bergabungnya

Hardi sebagai member MLM X, maka perusahaan MLM X tersebut akan

memberikan komisi kepada Polan dalam bentuk bonus.

Dalam contoh kasus Polan dan Hardi di atas, Polan telah merekrut dan

menjadikan Hardi sebagai distributor baru di mana Hardi telah berada dalam satu

jaringan kerja dengan Polan. Hal ini lah yang membuat seorang member selalu

berusaha membentuk dan memperbesar jaringan kerjanya karena perusahaan MLM

akan menghitung setiap penjualan yang berhasil dilakukan jaringan kerjanya dan

akan membayarkannya dalam bentuk bonus.

Jaringan kerja yang telah terbentuk tersebut diartikan sebagai Multi Level

Marketing. Terkadang, Multi Level Marketing sering juga disebut dengan Network

Marketing atau pemasaran jaringan. Namun, pada hakekatnya kedua istilah tersebut

memiliki pengertian yang sama yakni menarwarkan dan memasarkan produk secara

langsung kepada konsumen dengan cara membentuk jaringan kerja.

Dalam Multi Level Marketing terdapat dua bentuk sistem jaringan yang

dijalankan oleh perusahaan Multi Level Marketing yakni sistem binary dan sistem

matahari (Wuryando, 2010). Bentuk sistem binary, Multi Level Marketing yang

menggunakan jaringan yang bentuknya tidak lebih dua kaki (kaki kiri dan kanan) dan

tidak lebih. Dengan kata lain, para pelaku Multi Level Marketing tersebut hanya

dapat membangun jaringannya dengan dua kaki demikian seterusnya hingga ke

bawah. Perhatikan gambar di bawah ini.

(42)

Sedangkan bentuk sistem matahari yaitu Multi Level Marketing yang

menggunakan jaringan lebih dari dua kaki atau banyak kaki. Artinya para pelaku

Multi Level Marketing tersebut dapat membuka jaringan hingga beberapa kaki di

dalam jaringan tersebut. Lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah berikut:

Gambar 3. Bentuk Jaringan Matahari

Dalam hal ini, PT. Tiens Indonesia merupakan Multi Level Marketing yang

menggunakan sistem jaringan Matahari. Para anggota PT. Tiens Indonesia

membangun jaringannya lebih dari dua kaki atau banyak kaki.

B. Definisi Multi Level Marketing

Tampubolon (2007:21) mendefenisikan MLM (network marketing) atau

pemasaran jaringan adalah menjual berbagai produk melalui sebuah jaringan

distributor yang pada giliran berikutnya akan juga merekrut distributor lainnya untuk

turut menjual produk kepada konsumen akhir.

Hingga kini Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran jaringan (network

marketing) masih tetap berkembang di masyarakat Indonesia terbukti dengan

menjamurnya bisnis MLM di masyarakat. Kehadiran bisnis MLM ini tentu

dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat karena pada dasarnya setiap manusia

mempunyai harapan dan cita-cita untuk dapat hidup layak. Secara normal dapat

menjalani hidup dan memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada gangguan ekonomi.

Lebih lanjut Kiyosaki (2005) mengatakan ada beberapa nilai yang diberikan

oleh bisnis pemasaran jaringan (network marketing) selain uang, yakni:

1. Pendidikan bisnis yang mengubah hidup.

Gambar

Gambar 1. Jendela Johari
Gambar 2. Bentuk Jaringan Binary
Gambar 3. Bentuk Jaringan Matahari
Gambar 4. Logo Perusahaan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam tinjauan terhadap prioriti sukan dalam motif percutian di Pulau Pinang, majoriti responden bersetuju bahawa penyediaan tempat untuk beriadah dan berekreasi kepada

Teknik trianggulasi sumber yaitu peneliti melakukan penelitian terhadap novel Rintihan dari Lembah Lebanon menggunakan bermacam-macam sumber atau dokumen untuk

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan pada. Fakultas

Motivasi kerja guru berpengaruh positif dan signufikan terhadap kinerja guru di MIS Mathla’ul Anwar Teluk Betung sebesar 0,861 (sangat kuat) dan kontribusi yang diberikan

Because of the limit of time, energy and funds available, this study is focused on investigating the kinds of Papuan Indonesian vowels which interfere Indonesian and the kinds

setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk.. lain, pengertian agak umum namun makna lebih luas kerena

Kedua belah pihak berharap dengan disahkannya Nota Kesepahaman ini dapat mendorong pengembangan kegiatan kesehatan hewan dan tumbuhan dan karantina (biosekuriti) kedua

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam hal ini adalah bagaimana analisis Putusan Nomor 39/Pdt.G/2007/PN Sgl perkara jual beli tanah dalam status surat ganda dan