STRATEGI HARGA KAMAR DAN UPAYA DALAM
PENGENDALIAN BIAYA KAMAR HOTEL
GARUDA PLAZA MEDAN
KERTAS KARYA Dikerjakan
O L E H
HESTI YULIANTRI 072204020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN
MEDAN
▸ Baca selengkapnya: langkah pertama sebelum bellboy memasukkan tamu ke dalam kamar adalah
(2)STRATEGI HARGA KAMAR DAN UPAYA DALAM
PENGENDALIAN BIAYA KAMAR HOTEL
GARUDA PLAZA MEDAN
KERTAS KARYADikerjakan
O L E H
HESTI YULIANTRI 072204020
Pembimbing,
(Mukhtar Madjid, S. Sos. S.Par, M.A)
Kertas karya ini Diajukan Kepada Panitia Ujian
Program Pendidikan Non gelar fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS SASTRA
PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR
PROGRAM STUDI PARIWISATA
BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN
MEDAN
DISETUJUI OLEH:
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PROGRAM STUDI PARIWISATA FAKULTAS SASTRA USU
KETUA,
PENGESAHAN Diterima oleh:
Panitia ujian program pendidikan non gelar Sastra dan Budaya Fakultas sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam program studi pariwisata
Pada : Tanggal : Hari :
PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEKAN
Prof. Syarifuddin, M.A., Ph.D. NIP. 19650909199409031004
Panitia penilai
No. Nama Tanda Tangan 1. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum ( ) 2. Mukhtar Madjid, S. Sos. S.Par, M.A ( )
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Alhamdullilah sembari menghaturkan puji dan syukur
penulis panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya serta kesehatan jasmani dan rohani kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan kertas karya ini. Merupakan suatu kebahagian tersendiri bagi penulis
dapat menyelesaikan kertas karya ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima sepenuhnya kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun.
Dalam menyelesaikan hasil karya ini, penulis banyak mendapatkan bantuan
dan perhatian dari berbagai pihak baik moril dan materil. Pada kesempatan ini penulis
tidak lupa mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:
1. Bapak Prof. Syarifuddin, M.A., Ph.D. selaku dekan Fakultas Sastra Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.hum selaku ketua jurusan program study
pariwisata Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Mukhtar, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,
saran, dan dukungan yang dibutuhkan penulis dalam menyelesaikan kertas
karya ini.
4. Bapak Soegeng Parmono.SE.M.si, selaku dosen pembaca yang telah
membeikan arahannya dan mau mengoreksi kesalahan yang penulisan yang
5. Bapak T.Djohan Monel, HE, selaku koordinator praktek bidang keahlian
perhotelan.
6. Seluruh staff pengajar pada jurusan perhotelan Fakultas Sumatera Utara, yang
telah memberikan bimbingan serta dukungannya selama hampir tiga tahun ini.
7. Dan sangat teristimewa untuk Ibunda tercinta Sosiawaty Br.Ginting, wonder
woman yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a
yang tulus untuk setiap langkahku, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas
karya ini. Serta buat ketiga saudaraku terimakasih atas dukungannya.
8. Sahabat-sahabatku tercinta (Putri, Fitri, Willy, Velly, dan Susi) serta anak-anak
hotel’07 yang keren dan gokil abiez....Thanks banget buat kalian semuanya.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga kertas karya ini
bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, Maret 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...i
DAFTAR ISI ...iii
ABSTRAK ...v
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1Alasan pemilihan judul ...1
1.2Batasan masalah ...3
1.3Tujuan penulisan ...3
1.4Metode penelitian ...4
1.5Sistematika penulisan ...5
BAB II URAIAN TEORITIS ...7
2.1 Pentingnya strategi ...7
2.2 Pemilihan strategi ...11
2.3 Dampak perubahan terhadap strategi ...12
2.4 Konsep-konsep dasar sistem pengendalian ...14
2.5 Hotel Budgeting ...20
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL GARUDA PLAZA ...22
3.1 Sejarah berdirinya hotel garuda plaza ...22
3.2 Klasifikasi hotel garuda plaza ...24
BAB IV STRATEGI HARGA KAMAR SERTA UPAYA DALAM PENGENDALIAN BIAYA KAMAR DI HOTEL
GARUDA PLAZA MEDAN ...30
4.1 Strategi Harga Kamar ...30
4.1.1 Bahan pertimbanan dalam strategi harga kamar ...31
4.1.2 Strategi dalam peningkatan pendapatan ...35
4.2 Pengendalian Biaya Kamar ...37
4.2.1 Bahan pertimbangan ...38
4.2.2 Memperkirakan pengeluaran kamar ...43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...45
5.1 Kesimpulan ...45
DAFTAR KEPUSTAKAAN Lampiran – lampiran.
ABSTRAKSI
Strategi harga kamar adalah suatu hal atau langkah yang dapat dilakukan oleh sebuah Hotel untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah direncanakan dalam pemasarannya yang dilakukan untuk jangka panjang, untuk mencapai minat tamu dan dapat bersaing dipasar untuk memasarkan produk dan jasa yang ditawarkan oleh hotel ini sehingga dapat mencapai peningkatan pendapatan.
Strategi harga sangat penting dan tidaklah mudah, oleh karena itu dalam hal ini harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik dalam hal internal maupun eksternal. Dan perlu adanya informasi yang sangat penting, mengenai hotel yang sejenis dan dengan fasilitas yang sama atau hampir sama
Pengendalian biaya pada bagian kamar (room division) pada dasarnya adalah untuk menjamin bahwasanya semua biaya tetap konsisten dengan tingkat hunian yang dicapai sepanjang tahun. Jika hunian yang sebenarnya secara nyata berbeda dengan prakiraan anggaran maka biaya yang telah dianggarkan perlu ditinjau kembali.
ABSTRAKSI
Strategi harga kamar adalah suatu hal atau langkah yang dapat dilakukan oleh sebuah Hotel untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah direncanakan dalam pemasarannya yang dilakukan untuk jangka panjang, untuk mencapai minat tamu dan dapat bersaing dipasar untuk memasarkan produk dan jasa yang ditawarkan oleh hotel ini sehingga dapat mencapai peningkatan pendapatan.
Strategi harga sangat penting dan tidaklah mudah, oleh karena itu dalam hal ini harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik dalam hal internal maupun eksternal. Dan perlu adanya informasi yang sangat penting, mengenai hotel yang sejenis dan dengan fasilitas yang sama atau hampir sama
Pengendalian biaya pada bagian kamar (room division) pada dasarnya adalah untuk menjamin bahwasanya semua biaya tetap konsisten dengan tingkat hunian yang dicapai sepanjang tahun. Jika hunian yang sebenarnya secara nyata berbeda dengan prakiraan anggaran maka biaya yang telah dianggarkan perlu ditinjau kembali.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Dalam upaya pengembangan dunia kepariwisataan, hotel merupakan unsur
penunjang yang sangat dominan. Bisnis perhotelan cukup marak didunia. Khususnya
di Indonesia, hampir semua propinsi di negri ini memiliki hotel berbintang. Banyak
diantaranya yang dulunya merupakan tempat penginapan yang dikelola secara
sederhana, tetapi setelah melewati sejarah panjang, banyak diantara penginapan itu
berkembang menjadi sebuah hotel berbintang. Hal itu tentu memerlukan teknik
pengelolaan yang baik sehingga dapat menimbulkan terjadinya peningkatan.
Pada dasarnya hotel merupakan salah satu bentuk perusahan jasa yang
berusaha memberikan pelayanan yang maksimal kepada tamunya. Dengan kata lain
hotel akan berusaha memberikan nilai tambah yang berbeda terhadap produk dan jasa
serta pelayanan yang diberikan kepada tamunya. Nilai tambah inilah yang
menyebabkan sebuah hotel dapat memiliki sebuah ciri khas sehingga sebuah hotel
akan berbeda dengan hotel yang lain, dan hal inilah yang menjadi alasan tamu untuk
memilih suatu hotel dibanding dengan hotel lainnya. Perbedaan antara biaya yang
dikeluarkan untuk mempersiapkan produk dan jasa dengan memberi nilai tambah
yang merupakan harga yang harus dibayar oleh tamu untuk menikmati produk, jasa,
dan juga pelayanan yang ditawarkan oleh sebuah hotel dan sekaligus merupakan
pendapatan bagi sebuah hotel.
Dalam perhotelan ada banyak hal atau produk yang dapat ditawarkan kepada
tamu. Salah satunya adalah kamar hotel (rooms) yang merupakan produk utama bagi
sekitar 45% dari hasil penjualan, yang kemudian diikuti oleh penjualan makanan yang
rata-ratanya sekitar 34%, selanjutnya adalah operasi telepon dengan rata-rata 5%, dan
laundry yang rata-ratanya sekitar 7%. Oleh sebab itu perhatian utama pihak
manajemen harus lebih banyak tertuju pada penyediaan dan fasilitas kamar tapi tanpa
mengabaikan outlet yang lain.
Rata-rata tingkat huni kamar hotel berkisar antara 60-70% tiap tahunnya,
tergantung pada kondisi ekonomi, politik, dan keamanan daerah dimana hotel berada.
Menyediakan kamar untuk tamu hotel menghendaki pertimbangan manajemen yang
cermat, karena membangun hotel berarti harus menyediakan investasi yang relatif
besar. Dilain pihak, pengembaliannya sangat tergantung dari hasil penjualan kamar
yang memakan waktu cukup lama yaitu sekitar 10-15 tahun lamanya. Oleh sebab itu
pihak manajemen harus membuat perhitungan jangka panjang agar pengembalian
modal lebih cepat dan juga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.
Perhitungan jangka panjang salah satunya adalah dalam hal penentuan besarnya tarif
kamar yang ditetapkan untuk dijadikan rack rate atau tarif yang akan ditetapkan dan
juga cara yang lakukan untuk meminimalkan pengeluaran untuk bagian kamar.
Oleh karena penetapan tarif/harga kamar sangat penting dan harus melalui
berbagai pertimbangan-petimbangan, maka pada kertas karya ini penulis tertarik
untuk mengangkat topik mengenai management pemasaran dalam hal strategi
pemasaran dengan judul:”STRATEGI HARGA KAMAR DAN UPAYA DALAM
PENGENDALIAN BIAYA KAMAR HOTEL GARUDA PLAZA MEDAN”.
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalah yang dibahas dalam kertas karya ini adalah bagaimana
dengan fasilitas dan pelayanan yang ada sesuai keinginan dan kepuasan dapat
tercapai, agar sehingga dapat menarik minat tamu untuk dapat kembali menginap?.
Dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh pihak hotel untuk mengendalian biaya
bagian kamar di Hotel Garuda Plaza Medan, sehingga pengeluaran dapat
diminimalisir?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan judul yang dikemukakan diatas yaitu:”Strategi Penetapan Harga
Kamar dan Upaya Dalam Pengendalian Biaya Bagian Kamar Hotel Garuda Plaza
Medan” maka dalam penyusunan kertas karya ini penulis mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam penetapan harga kamar sehingga
harga yang telah ditetapkan sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang ada
sehingga keinginan dan kepuasan dapat tercapai dan sehingga dapat menarik
minat tamu untuk dapat kembali menginap lagi suatu saat.
2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh pihak hotel
untuk mengendalian biaya bagian kamar di Hotel Garuda Plaza Medan
sehingga pengeluaran dapat dinimaliskan dan terkendali.
3. Untuk melengkapi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan
Perkuliahan Diploma III Program Studi Pariwisata Fakultas Sasta USU.
1.4 Metode Penelitian
Untuk memproleh data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini,
digunakan dua metode penelitian, yaitu:
Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan dengan cara membaca dan
mempelajari buku-buku ilmiah serta menghimpun data dari bahan-bahan
tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan
dibahas.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Penelitian yang dilakukan secara langsung dilapangan untuk memperoleh
data-data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat. Data-data itu dapat
diperoleh dengan cara wawancara dengan orang-orang yang bekerja pada
bagian atau departemen yang berhubungan dengan permasalahan yang akan
dibahas di tempat penelitian mulai dari jabatan tertinggi hingga terendah.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan ini digambarkan secara garis besar hal-hal yang
akan dijabarkan pada bab-bab berikutnya terdiri dari lima bab yang pada tiap bab
mencakup hal-hal sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Bab pendahuluan ini berisikan uraian tentang:
Alasan pemilihan judul
Batasan masalah tujuan penulisan
Metode penelitian Sistematika penulisan.
Bab II : Uraian Teoristis
Pada bab ini dibahas tentang:
Pemilihan strategi
Dampak perubahan terhadap strategi Konsep-konsep dasar sistem pengendalian
Hotel budgeting
Bab III : Gambaran Umum Perusahaan
Merupakan tinjauan umum tentang Hotel.Garuda Plaza
Medan.meliputi:
Sejarah berdirinya hotel
Klasifikasi hotel Struktur organisasi
Fasilitas-fasilitas yang dimiliki
Bab IV : Strategi Harga Kamar serta Upaya Dalam
Pengendalian Biaya Kamar
Strategi harga kamar serta upaya dalam Pengendalian biaya kamar
merupakan isi dari judul kertas karya yang menguraikan tentang:
Strategi harga kamar
- Bahan pertimbangan dalam strategi harga kamar
- Strategi dalam peningkatan pendapatan
Pengendalian biaya kamar
- Bahan perhitungan
Bab V : Penutup
Merupakan kesimpulan dari bab-bab yang terdahulu dan saran-saran
dari penulisan yang diambil dari perbandingan antara penulisan
secara teoritis dan kenyataan yang dijumpai dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Terdiri dari daftar pustaka yang diperlukan penulis sewaktu menyusun kertas
karya ini.
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Pentingnya Strategi
Strategi adalah suatu hal yang dapat dilakukan oleh suatu hotel untuk
mencapai tujuan dalam jangka panjang. Keputusan tentang strategi yang akan
ditetapkan adalah bagian dari rencana strategi pemasaran. Untuk menghadapi masalah
atau peluang-peluang yang muncul, maka strategi perlu dipertimbangkan.
Pertimbangan ini mencakup penggunaan semua unsur yang ada. Tentu hal ini
tergantung dari berbagai situasi dan kondisi pasar yang akan dihadapi.
Strategi yang perlu dipertimbangkan adalah: People strategies, Place
Strategies, Pricing Strategies, Positioning Strategies, Promotion Strategies, dan
Public Relation Strategies.
1. People Strategies
Yang dimaksud dengan people strategies adalah calon pelanggan itu sendiri. Strategi ini mengharapkan calon tamu bisa ditarik untuk datang dan mnginap di hotel.
Ketika menggunakan strategi ini, kita harus memilih segmen pasar mana yang akan
dijadikan target pasar, sehingga dengan itu dapat mempermudah mengetahui needs
and wants mereka.
People’s strategies dapat dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu:
a. Un-indefferentiated, yaitu suatu pendekatan pemasaran yang menghendaki
agar kegiatan pemasaran ditujukan untuk menarik tamu sebanyak mungkin,
b. Differentiated, yaitu pendekatan pemasaran yang menginginkan agar dipilih
hanya segmen pasar tertentu yang ditetapkan secara selektif untuk dijadikan
target pasa hotel.
c. Concentrated, yaitu pendekatan pemasaran yang menetapkan hanya akan
mengkonsentrasikan pemasaran pada segmen pasar tertentu saja (specialized
market).
Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah atau melakukan modifikasi customer
mix yang ada, atau dengan mengelompokan calon pelanggan menurut alasan mengapa
mereka membeli (certain purchase reasons) atau pola tingkah laku (behaviour
patterns) seperti pada kelompok corporate meetings, conferences, tour groups,
visitors atau tourist, atau sport groups.
2. Product Strategies
a. Mengubah, memodifikasi, atau mempebaiki kualitas produk yang ada.
b. Mengubah product mix.
c. Memperkenalkan produk0produk baru yang sejalan penggunaannya dengan produk
lama (introduce the new product lines).
d. Mengubah dan memperkenalkan prosedur pelayanaan yang baru.
e. Mengubah gaya ragam pelayanan yang dapat diberikan.
f. Mengubah cara-cara pendidikan dan pelatihan.
3. Place Strategies (Place of Distribution)
a. Merenovasi kamar-kamar dan fasilitas lain yang dianggap perlu.
b. Membangun gedung atau bangunan baru yan lebih sesuai dengan permintaan
c. Memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk berkunjung dengan membuat
jalan baru atau memperbaikinya.
d. Menambah outlet penjualan berdasarkan letak geografis yang dianggap potensial.
e. Mengubah penunjukan keagenan (dari hanya agen perjalanan menjadi Tour
Operator, Wholesaler dan Hotel Representatif lainnya).
4. Price Strategies
a. Meninjau kembali kebijakan harga (misalnya karena krisis moneter pemerimaan
dollar diubah menjadi rupiah karena lebih sesuai dengan daya beli pasar).
b. Menawarkan nilai tambah (value-added) terhadap produk tertentu.
c. Menawarkan tariff yang berbeda untuk tamu yang berbeda (price discrimination or
flexible princing)
d. Menetapkan price ranging sehingga pemawaran tidak menjadi kaku.
5. Promotion Strategies
a. Mengubah, memodifikasi atau memperbaharui persepsi calon pelanggan tentang
kesan (image) terhadap hotel.
b. Memperbaiki atau meningkatkan citra hotel dalam masyarakat.
c. Mengubah sikap, tingkah laku dan budaya kerja seluruh karyawan dan top
manajemen.
d. Mempersiapkan diri dengan menciptakan promosi dan menyampaikan pesan
seakan-akan bahwa hotel kita adalah hotel terbaik di kota atau kawasan wisata
6. Promosi Strategies
a. Memperbaiki teknik pelayanan (in-reach sales techniques) atau cara melayani
permintaan tamu yang mendesak (the handling of customer enguiies).
b. Memperbaiki presentasi penjualan kepada calon tamu potensial (out-reach selling
techniques).
c. Menyusun kembali tactical mix sesuai dengan rencana yang akan dilakukan.
d. Memperkenalkan cara-cara promosi yang lebih baik, menarik dan efektif.
e. Mencari atau mengubah design iklan dan pemilihan media yang lebih sesuai.
f. Mendesain ulang bahan-bahan promosi (promotion materials) dengan mencetak
brochures, leaflets, dan booklets dengan kualitas yang lebih baik.
g. Meningkatkan anggaran promosi yang dianggap perlu dan mengurangi anggaran
promosi yang kurang atau tidak efektif pelaksanaannya.
h. Mengaktifkan direct mail yang lebih terencana dan lebih efektif.
i. Meningkatkan kegiatan publikasi dengan mengundang travel writer atau wartawan
khusus.
j. Mengubah logo, signs, plang nama dan karakter huruf logo-type yang digunakan.
k. Menciptakan motto yang sesuai dengan misi yang diemban.
2.2 Pemilihan Strategi
Menentukan strategi yang hendak dipakai banyak dipengaruhi oleh lingkungan
usaha yang akan dihadapi. Bagaimanapun pilihan atas strategi itu harus dilihat dari
banyak segi, terutama data dan informasi sebagai hasil analisis pasar yang dilakukan,
Sebagai panduan untuk memilih pemecahan masalah yang dianggap paling
sesuai hendaknya harus dimulai dari suatu pasar dengan menyeleksi produk yang
ditawarkan dan memperbaharuinya kalau dianggap perlu, sehingga dapat memuaskan
target pasar yang dituju. Kemudian mantaplah place strategi yang benar-benar sesuai
dengan produk yang akan ditawarkan, yang tentunya juga harus sejalan dengan
kebijakan harga atau tarif yang dilakukan.
Stephen W. Brener, Senior Vice-President-Hospitality Consultant Division
Halmsley-Spear, Inc. mengatakan bahwa untuk memilih perantara atau franchise
group affiliation perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Pilih satu bentuk pelayanan yang sesuai dengan harapan tamu sesuai dengan
fasilitas yang dimiliki hotel.
b. Jaringan pendapatan dari anggota untuk bagaimana yang diharapkan menjadi
pelanggan diwaktu yang akan datang.
c. Pilihlah franchise yang sesuai dengan prinsip saling menguntungkan.
d. Lakukan pengecekan reservation system, apakah cukup efisien dibandingkan
dengan teknologi perhotelan yang banyak digunakan.
e. Lakukan evaluasi terhadap biaya-biaya yang menyangkut pemilihan perantara ini,
apakah cukup efisien atau tidak.
2.3 Dampak Perubahan Terhadap Strategi
Bila strategi solusi pemecahan masalah sudah ditetapkan maka perlu dikaji
sampai seberapa jauh pengaruhnya atau dampat implementasi strategi pemasaran
yang ditetapkan, khususnya penggunaan unsur-unsur yang menyangkut marketing
mix.
Agar suatu strategi yang dipilih dapat bekerja secara efektife harus diukur
perusahaan. Itu sebabnya mengapa suatu strategi yang harus ditetapkan harus terlebih
dahulu dikaji agar dapat diketahui apa dampak yang mungkin ditimbulkannya.
Dalam rangka meningkatkan penjualan, suatu hotel bisa saja membangun
fasilitas banquet dengan sasaran acara meeting, seminar, pesta kawin, atau konfrensi.
Masalah yang timbul adalah adanya pembatasan melalui syarat-syarat tertentu, seperti
batas minimum pesanan yang harus dipenuhi untuk dapat melayani suatu full-charge
dinners. Pada hal dengan adanya pembatasan itu bisa menurunkan frekuensi
penggunaan banquet hall. Akibat yang lebih jauh adalah mungkin saja tingkat
penjualan tidak seperti yang diharapkan, apalagi grup-grup tam tertentu biasanya
sangat sensitif dengan harga (generally very price-sensitive).
Oleh karena itu untuk menghadapi perubahan yang akan dilakukan, seorang
pemasar harus mempertimnbangkan strategi mana yang paling sesuai atau tepat
dengan kebijakan yang akan diambil. Harap disadari bahwa dalam usaha
meningkatkan penjualan selalu diperlukan kombinasi strategi untuk mencapai hasil
maksimal.
Sebagai tambahan, pengaruh terhadap profit juga perlu dipertimbangkan. Apa
yang dapat dilakukan oleh strategi yang baru itu terhadap penjualan atau perluasan
pangsa pasar? Bagaimana reaksi sipelanggan lama dan bagaimana dengan pelanggan
baru? Apa mereka menerima atau menolaknya?
Selain itu sipemasar juga harus tahu bagaimana dengan reaksi karyawan
selama perubahan dilakukan: apakah mereka senang dengan banyaknya tamu ataukan
malah mengerutu sebagai akibat beban kerja yang begitu berat dan dapatkah mereka
menerima perubahan yang ada.
Suatu strategi perlu diawaskan karena tidak menutup kemungkinan adanya
yang diambil tidak dengan sebuah perencanaan yang matang dan keputusan yang
diambil tidak berdasarkan analisis pasar yang akurat.
Usaha untuk mencapai suatu strategic solution dapat menimbulkan daya kretif
melalui perencanaan strategi yang prima tetapi dengan syarat convergent dan
divergent thinking harus digunakan. Cunvergent thinking dapat diartikan sebagai
pemikiran yang merupakan hasil dari suatu evaluasi (evaluation) yang dalam, penuh
tanggung jawab (responsibility) dan dapat dipertanggungjawabkan (accountability).
Sedangkan divergent thinking tidak lain adalah pemikiran berdasarkan intuisi
(intuition) dan inspirasi (inspiration) semata. Karena divergent thinking ini dinilai
penuh dengan resiko (risks).
Agar berhasil dan sukses dalam menerapkan strategi dan bisa memutuskan
pemecahan masalah terbaik diperlukan bukan hanya pendidikan saja tetapi pengaruh
pengalaman sangat menentukan. Oleh karena itu alasan mengapa begitu banyak
pemasaran terlibat dalam pengambilan keputusan, karena ada pertimbangan untuk
mencegah jangan terjadi hal-hal yang tidak seharusnya terjadi.
Untuk itu ada langkah-langkah agar strategi perencanaan dapat dinilai
bertanggung jawab, antara lain:
a. lakukan analisis pasar secermat mungkin.
b. Identifikasi masalah yang timbul dan perhatikan peluang yang ada.
c. Tentukan strategi yang akan dipakai untuk mencpai tujan perusahaan.
d. Analisis dampak yang terjadi akibat perubahan, terutama pengaruhnya
terhadap segmen pasar yang dijadikan target pasar.
e. Analisis kemampuan semua sumber yang ada untuk mengantisipasi
f. Tentukan tujuan pemasaran yang akan dicapai dan tujuan penggunaan strategi
itu.
g. Implementasikan secara cermat dengan memperhatikan kondisi perubahan
yang terjadi.
2.4 Konsep-konsep Dasar Sistem pengendalian
Pengendalian (control), seperti perencanaan dan pengorganisasian, adalah
suatu fungsi yang fital. Kadang fungsi ini adalah suatu area aktifitas manajemen yang
diabaikan dan disalah artikan. Dengan munculnya perusahaan besar, yang modern dan
keperluan pelaksanaan operasional yang efisien, pengendalian mendapat suatu ”input
stature” dan tingkat kecanggihan dari teknik manajemen lain. Berbagai
peraturan-peraturan, kontrak-kontrak, perilaku-perilaku diperlukan dalam suatu organisasi,
mengharuskan mekanisme untuk memastikan suatu pelaksanaan operasi secara teratur
dan akutansibilitas tindakan terhadap suatu kelangsungan hidup pertumbuhan
perusahaan. Pengendalian dan teknik pengendalian memberikan mekanisnme
demikian.
2.4.1. Sifat Proses Pengendalian
Organisasi yang menerapkan pengendalian memerlukan suatu pengaturan
yang teratur dan interaksi manusia individual. Pengendalian memungkinkan
individual memenuhi pengaturan demikian. Pengendalian adalah suatu konsep yang
telah berevolusi dari waktu kewaktu, mulai dari suatu penekanan pada kekuatan
(power), kemudian diikuti dengan suatu penekanan prilaku (behaviour), dan suatu
penekanan pada penggunaan yang multi dimensional.
Pengendalian telah dipandang sebagai kekuatan, pengendalian secara
Konsep pengendalian tradisional sebagai kekuatan yang diperlukan. Konsep
pengendalian tradisional ini hanya akan mengakibatkan disfungsional dan perilaku
kaku yang tidak diinginkan. Pengendalian mulai dipandang sebagai proses
pengambilan keputusan yang dimaksud untuk mempengaruhi prilaku menuju apa
yang paling baik dalam organisasi. Suatu sistem pengendalian mempengaruhi
pengarahan, intensitas, dan durasi motivasi. Pentingnya pengendalian dalam
mempengaruhi perilaku menjadi suatu tema yang diterima secara umum.
Dengan munculnya perusahaan modern yang besar, dan masalah
multidimensional, pengendalian berevolusi dari sifat keuatan yang memaksa dan
berfokus pada perilaku menuju suatu peranan multi dimensional dari berbagai
penggunaan. William Traver Jerome III mengungkapkan klasifikasi sebagai berikut:
1. Pengendalian yang digunakan untuk menstandarisasikan performa agar
meningkatkan efisiensi dan memperkecil biaya. Termasuk diantaranya adalah
studi waktu dan gerak, inspeksi, prosedur yang tertulis, atau jadwal produksi.
2. Pengendalian untuk mengamanka aktifa peruasahaan dari pencurian, dan
penyalahgunaan. Pengendalian demikian secara tipikal akan menekan
pembagian tanggung jawab, pemisahaan operasional, aktivitas dan
penyimpanan dan akutansi, dan sistem otorisasi dan catata yang memadai.
3. Pengendalian yang digunakan menstrandardisasikan mutu agar memenuhi
spesifikasi, baik pelanggan atau insinyur perusahaan. Cetak biru, inspeksi dan
pengendalian mutu statistikal (SQC/Statistical Quality Control)
melambangkan tolak ukur yang digunakan untuk memelihara integritas produk
4. Pengendalian yang digunakan untuk mengukur peforma ”on-the job”.
Pengendalian demikian yang tipikal adalah laporan khusus keluaran perjam
per kariawan, pemeriksaan intern, anggaran dan biaya standart.
5. Pengendalian yang digunakan untuk perencanaan dan operasi pemprograman.
Pengendalian demikian termasuk penjualan dan ramalan penjualan, anggaran,
berbagai standart biaya, dan standart pengukuran kerja.
6. Pengendalian yang diperlukan untuk memungkinkan manajemen puncak
mempertahankan berbagai macam rencana perusahaan dan program dalam
keseimbangan. Pengendalian demikian yang tipikal adalah anggaran induk,
manual kebijakan, manual organisasi dan teknik organisasi, seperti komite dan
penggunaan konsultan luar. Kebutuhan untuk pengendalian demikian akan
memberikan modal yang diperlukan untuk operasi sekarang dan jangka
panjang untuk memaksimaklan laba.
2.4.2 Basis Pengendalian
Pengendalian didasarkan pada beberapa bentuk kekuatan (power). Setiap
bentuk kekuatan menentukan strategi pengendalian yang berbeda, karena setiap
bentuk kekuatan berbeda dalam kemampuannya untuk membatasi pemilihan.
Terdapat 6 tipe kekuatan yang mendikte tipe strategi dan taktik pengendalian yang
berbeda yaitu:
1. Reward Power, adalah didasarkan pada persepsi yang dipegang seseorang atau
kelompok bahwa orang lain atau kelompok lain mempunyai kemampuan
untuk memberikan ganjaran yang bervariasi atau performa yang berbeda.
2. Coercive Power, adalah didasarkan yang persepsi yang dipegang oleh
seseorang atau kelompok orang, bahwa orang lain atau kelompok lain
3. Legitimate Power, adalah idasarkan pada persepsi yang dipegang seseorang
atau sekelompok orang lain atau kelompok lain mempunyai hak untuk
mempengaruhi tindakan yang terlebih dahlu.
4. Referent Power, adalah pada persepsi yang dipegang seseorang atau
sekelompok orang bahwa orang lain atau kelompok lain harus diidentifikasi
dengan meniru tindakan,, gaya dan kepercayaan yang terakhir.
5. Expert Power, adalah pada persepsi yang dipegang oleh seorang atau
sekelompok orang bahwa orang lain atau kelompok lain harus diidentifikasi
karena pengetahuan dan keahlian yang terakhir.
6. Integration of Power, yaitu suatu daru ahsil penggenaan dalam setiap
organisasi dari semua tipe kekuatan, yaitu reward Power, Coercive Power,
Legitimate Power, Referent Power, danexpert Power. Dalam kenyataannya
setiap tipe kekuatan adalah efektif hanya dalam situasi khusus. Menurut T.
Burns G.M. Stalker, bahwa sistem manajemen yang ”organik” cocok untuk
perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan pemasaran yang berubah, dan
sistem mekanistis cocok untuk perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan
yang relatif stabil. Sebab itu, dalam suatu sisitem manajemen orgonik, yang
dicirikan oleh perusahaan yang lebih sering dari posisi dan peranan, kurang
struktur hierarkis dan lebih dinamis, saling mempengaruhi antara berbagai
fungsi dari suatu organisasi untuk berhubungan dengan kondisi yang tidak
stabil dan berubah. ”Expert Power” dan ”Reward Power” mungkin lebih
cocok. Meskipun demikian, dalam suatu sistem manajemen yang mekanistis,
untuk stabil dan dengan daya rutin, ”Coersive Power” dan ’Legitima Power”
Tahap-tahap Pengendalian (Stage of Control)
1. Menentukan sasaran (goal) untuk performa aktivitas atau fungsi. Sasaran ini
membantu mengarahkan dan menghubungi usaha manusia. Sasaran organisasi
adalah hasil yang diinginkan atau ”States of Affairs” di mana kebijakan sistem
pencapaian (achievement system policies) dikomitkan dan sumber daya
dialokasikan.
2. Menentukan standart performa untuk setiap sasaran khusus dan aktivitas atau
fungsi. Standart pada dasarnya merupakan hasil yang akan ada apabila performa
adalah memuaskan.
3. Memonitor atau pengukuran performa aktual. Pemonitoran dapat dinyatakan dalam
moneter dan istilah akutansi seperti, laba, biaya (cost), pendapatan; denan indikator
akutansi yang lain, seperti ROI (Return of Investment) atau ”Residual Income” dan
dalam istilah non-moneter seperti mutu produksi, sifat dari tanggapan pasar, atau
setiap indikator sosial. Pengukuran (measurement) diselesaikan oleh manusia atau
alat-alat mecanikal yang dikenal sebagai ”sensor”.
4. Menelaah (review) dan membandingkan aktual dengan performa yang
direncanakan. Ini juga disebut sebagai ”peroses perbandingan (comparisson
process)”, yang menentukan apakah terdapat perbedaan antara aktivitas dan hasil
yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.
5. Memproduksi deviasi dan mengadministrasikan untuk memotifikasi dan menekan
performa. Ini disebut sebagai proses penilaian/ganjaran (Evaluation/Reward
d. Tipe Pengendalian (Typs of Control)
Pengendalian adalah suatu factor central dalam manajemen setiap organisasi.
Berbagai rencana klasifikasi telah diusulkan. Leonard Sayles mengemukakan 4 tipe
pengendalian yang berbeda yaitu:
1. ”Reassurance to Sponsors”, suatu pengendalian pada tingkatan yang tinggi,
yaitu ”Stake holders” diinformasikan mengenai pelaksanaan yang efisien.
2. Pengarahan pada karyawan, suatu pengendalian pada tingkat menengah,
mengenai hal-hal penting apa yang harus dilakukan.
3. Pengarahan pada tingkat yang lebih rendah oleh manajemen yang lebih tinggi,
suatu pengendalian pada ingkat menengah, yaitu penyelesaian ketinggalan dan
tindakan manajemen yang diperlukan.
4. ”Closing the Loop”, suatu pengendalian dalam tingkatan yang lebih rendah,
yaitu persyatratan teknis dan legal telah dipenuhi. Yang terdiri dari
pengecekan prosedur yang ditetapkan untuk meyakinkan bahwa tidak ada
keputusan keuangan atau teknis yang diambil tanpa penelaahan yang memadai
dan tidak ada langkah penting yang terlewatkan.
2.5 Hotel Budgeting
Dalam menyusun hotel budgeting, pertama-tama yang harus dijalankan ialah
marketing plan. Penyusunan marketing plan tersebut dipimpin oleh general manager
dengan dibantu oleh finansial accountant, F&B manager, sales & marketing manger,
dan FO Manager, maka disusunlah marketing plan. Langkah ini selanjutnya akan
mengarah dan menuju budgeting plan.
1. General faktor, meliputi faktor-faktor umum yang harus dipertimbangkan,
seperti adanya acara-acara khusus yang menunjang kegiatan pariwisata,
calender of event, tempat-tempat wisata, kerajinan perak, ukiran kayu, dan lain
sebagainya yang perlu dipertimbangkan.
2. Product Analysis
Suatu langkah analitis untuk mengetahui sampai seberapa jauh akan dihasilkan
penjualan kamar, F&B, dan lain-lain. Hal ini dilakukan dengan
membandingkan statistik yang ada.
3. competitor Analysis
Ialah analisis saingan- saingan hotel yang ada dan sejenis/ setara. Ini dapat
dilakukan dengan cara membandingkan tentang fasilitas yang ada, lokasi,
harga maupun pangsa pasarnya.
4. Personal Selling program
Ialah kegiatan menjual barang ataupun jasa yang dilakukan oleh orang (tenaga
sales & marketing) dengan sarana tetentu. Disini diperlukan selling technic
yang mumpuni dari setiap staff sales & marketing.
5. Advertisement and Promotion Budget
Ialah sarana dari marketing yang berupa dana dalam bentuk perhitungan uang.
Jelasnya ialah bahwa dana akan dibutuhkan oleh kegiatan menjual fasilitas
hotel harus ditetapkan secermat dan selengkap-lengkapnya.
6. Evaluation & Control,pelaksanaan Budget harus selalu dikontrol,
dibandingkat, dan dievaluasi. Penurunan penjualan yang mungkin terjadi
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL GARUDA PLAZA
3.1 Sejarah Berdirinya Hotel Garuda Plaza
Sebelumnya Hotel Garuda Plaza merupakan losmen yang didirikan pada tahun
1958 yang pada awalnya diberi nama ”Losmen Garuda”. Pembangunan dan pendirian
Losmen Garuda ini dikelola oleh Bapak Haji Muhammad Arbie, selaku direksi
Fa.Maju Medan. Dari tahun ketahun Losmen ini selalu diadakan pembenahan,
sehingga pada tahun 1970 losmen ini telah memiliki 58 kamar, kemudian nama
losmen ini berangsur- angsur berubah menjadi ”Hotel Garuda”.
Pada tahun 1973 kamar-kamar yang ada di hotel tersebut tampak sesak sekali
oleh para tamu, baik domestik maupun asing. Melihat situasi tersebut, pendiri
berinisiatif untuk untuk membangun sebuah motel yang letaknya bersebrangan
dengan hotel tersebut. Dari 15 kamar ditambah 18 kamar baru lagi, sehingga menjadi
33 kamar yang mampu menampung setiap tamu yang hendak menginap pada waktu
itu.Dengan demikian kedua penginapan tersebut, berjalan serta terus meningkatkan
pelayanan disetiap kegiatannya.
Karena adanya dana serta pengalaman maka pimpinan membuat gagasan baru
untuk mendirilkan sebuah hotel bertaraf internasional. Dan pada tahun 1976 tepatnya
pada 15 Oktober 1976 mulailah dibangun hotel ketiga dengan melalui dua tahap.
Tahap Pertama adalah dengan hotel dengan kamar yang berjumlah 84 kamar.
Pada tanggal 5 januari 1977 dibentuk suatu badan resmi yaitu PT.Garuda Maju
Hotel” karena adanya pandangan bahwa hotel ini memiliki prospek yang cerah
dimasa mendatang.
Tepat pada tanggal 22 juli 1978, pembangunan hotel ini telah selesai dan
mulai beroperasi. Hotel ini lalu diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara yang pada
masa itu dijabat oleh Bapak E.W.P.Tambunan.
Pengolahan ketiga hotel tersebut adalah dibawah PT. Garuda Maju Cipta dan
karena ketiga hotel ini memiliki jenis usaha yang sama maka dibentuk sebuah gruop
yang dinamakan ”garuda Hotel Group”.
Kemudian pada tahun 1980 mulai pembangunan tahap kedua dengan
menambah bangunan sebelah kiri hotel dengan jumlah kamar sebanyak 70 kamar.
Pada tanggal 1 April 1982 pembangunan tahap kedua ini selesai maka jumlah kamar
adalah 154 kamar. Garuda Plaza ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas diantaranya:
swimming pool, restaurant, coffee bar, coffee shop, meeting room dengan beberapa
ukuran yang berbeda, serta ball room tempat diadakannya berbaigai pesta salah
satunya adalah wedding party.
Sejak mula didirikannya Garuda Plaza Group ini, dari mulai karyawan
terendah hingga pimpinan tertinggi ditangani oleh pribumi tanpa adanya campur
tangan orang asing. Demikian juga dengan dekorasi kamar serta hal terkecil hingga
terbesar lainnya.
Hingga saat ini jumlah kamar keseluruhan Hotel Garuda Plaza ini adalah
berjumlah 245 kamar yang cukup up to date dan representatif dalam melayani arus
pengunjung yang ada. Up to date ditinjau dari segi kwantitatifnya, yakni mampu
menarik minat wisatawan untuk menginap dengan pengadaan kamar dan fasilitas
yang memadai. Sedangkan representatif ditinjau dari segi kwalitatif, yakni pelayanan
Sesuai dengan pengklasifikasian hotel sebagai hotel berbintang dilihat dari
syarat-syarat lokasi, akomodasi, makanan dan minuman, fasilitas, pelayanan, dll.
Maka Direktur Jenderal Pariwisata Menetapkan behwa Hotel Garuda Plaza adalah
merupakan hotel yang layak disebut sebagai hotel berbintang 3 (tiga).
3.2 Klasifikasi Hotel Garuda Plaza
Klasifikasi adalah suatu pengelompokan yang dilakukan untuk mempermudah
suatu perusahaan khususnya hotel, untuk mengetahui jenisnya.
Klasifikasi yang lebih jelas mengenai hotel ini adalah:
a. Berdasarkan Tipe of Plan (Harga Jual Kamar)
Hotel Garuda Plaza menerapkan sistem ”Continental Plan Hotel” yaitu harga
kamar sudah termasuk ”Continental Breakfast”.
b. Berdasarkan Size Number of Room (Jumlah Kamar)
Hotel Garuda Plaza tergolong hotel sedang ”Above Average Hotel” karena
memiliki jmlah kamar diatas 175 kamar yang siapa dijual.
c. Berdasarkan Length of Stay (Lama Tamu Menginap)
Hotel Garuda Plaza tergolong dalam “Transit Hotel” karema tamu yang
menginap rata-rata 1-2 hari saja walaupun ada tamu yang menginap lebih dari
3 hari.
d. Berdasarkan Type of Guest (Jenis Tamu Hotel)
Tamu yang menginap dihotel ini paling banyak adalah merupakan pebisnis
dan pada umumnya berbentuk sebuah group dari suatu instansi baik negeri
maupun swasta yang menginap disana sekaligus untuk mengadakan
pertemuan atau seminar yang dilakukan dalam beberapa hari. Oleh karena itu
e. Berdasarkan Length of Operation Period (Lamanya Hotel Dioperasikan)
Hotel ini beroperai sepanjang tahun dan tidak bergantung pada musim
sehingga hotel ini termasuk “Unseasonal Hotel”.
3.3 Struktur Organisasi Hotel Garuda Plaza
Organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan organisasi juga
merupaka wadah kegiatan daripada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya
dalam hal ini setiap organisasi harus jelas tugas, wewnang tanggung jawab, hubungan
dan tata kerjanya.
Berdasarkan struktur organisasi dapat dilihat luasnya tanggung jawab
seseorang dalam menjalankan tugasnya. Struktur organisasi menunjukan bagaimana
jalannya aktifitas atau pekerjaan itu dilaksanakan menurut dalam jenjang didalam
organisasi. Hal ini dapat berguna untuk menghindari terjadinya adanya pekerjaan
yang saling tumpang tindih, karena setiap karyawan mengetahui tugas, tanggung
jawab, serta wewenangnya masing-masing. Dalam struktur organisasi yang ditetapkan
hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi yang memungkinkan seluruh
karyawan bekerja sama secara efektif dan seefisien mungkin.
Tujuan organisasi dapat tercapai dengan adanya kerja sama yang baik,
diantara personalia yang ada pada organisasi atau perusahaan tersebut, yang ditandai
dengan tingkat-tingkat pengawasan yang sempurna, sehingga dapat diketahui susunan
yang ada pada bagian-bagian tertentu, serta tidak didapatinya pelaksanaan satu jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh lebih dari satu pelaksanaan, sekaligus menghindari
terjadinya pemborosan, baik pemborosan waktu, tenaga serta biaya.
Struktur organisasi suatu hotel pada umumnya tidak akan sama dengan stuktur
Hal ini disebabkan karena dalam penyusunan suatu organisasi harus dipertimbangkan
ruang lingkup operasi serta jumlah tenaga yang diperlukan.
Dari hasil penelitian di hotel Garuda Plaza, dijumpai bahwa baik buruknya
suatu organisasi dapat mempengaruhi operasional sehari-hari. Dimana dari
tahun-ketahun pengusahanya berusaha untuk meningkatkan struktur organisasinya, agar
sesuai dengan tuntutan kegiatan-keigatan yangsemakin meningkat dan beragam.
Begitu pula dengan Hotel Garuda plaza, juga memiliki struktur organisasi
yang telah dirancang secara baik dan benar agar dapat mencapai tujuannya dengan
lebih mudah.Pada tahun 1990 dengan pertimbangan diterapkan struktur organisasi
3.4 Fasilitas-Fasilitas Hotel Garuda Plaza
Hotel Garuda plaza berklasifikasi bintang tiga. Dengan jumlah kamar 245
kamar yang terdiri dari berbagai tipe dengan harga yang bervarisi yaitu:
Superior : Rp.396.300
Deluxe : Rp.506.250
Executive Deluxe : Rp.567.000 Garuda Deluxe : Rp. 600.000
Junior Suite : Rp.1.073.250
Executive Suite : Rp.1.600.000 Garuda Suite : call for promo rate
Extra Bed : Rp.135.000
Harga-harga kamar tersebut sudah termasuk tax and service, dan untuk waktu
check out adalah pukul 13.00 wib.Tiap kamar dilengkapi berbagai fasilitas yaitu:
Elegancy Appointed Rooms dengan Ac
Privatte Bathroom
Sattellite tv
IDD Telephone Mini Bar
Hair Dryer
Twin Bed Dressing Table
Direct City Call
Adapun Fasilitas-fasilitas lainnya adalah:
The Gayo’s Coffee Shop
Dibuka selama 24 jam dengan sajian makanan ringan seperti europan dan
Indonesian snacks.
New Plaza Restaurant
Dibuka mulai pukul 07.00 sampai pukul 23.00 dengan sajian menu Indonesia,
eropa, cina, dll.
Maninjau Swimming Pool
Kolam renang yang bersih, segar dan merupakan tempat yang dibuka untuk
umum.
Meeting Room yang terdiri dari:
a. Vallencia Hall, terletak pada lantai dua dengan kapasitas 300-800
seats. Dapat digunakan untuk acara konferensi, seminar, birthday
party, wedding, dan format acara lainnya.
b. Pataya Room, terletak pada lantai nem dengan kapasitas 70 seats.
Dapat digunakan untuk meeting, seminar, dan lain-lain.
c. Contessa Room, terletak pada lantai enam dengan kapasitas 50 seats.
Fungsinya hampir sama dengan pataya room.
d. Puti Bangau, lokasinya dekat dengan swimming pool dengan kapasitas
30 seats. Dapat digunakan untuk rapat.
e. Binung Room, terletak lantai satu dekat dengan New Plaza Restaurant
dengan kapasitas 30 seats. Dapat digunakan untuk meeting dan
Devy Plaza, tempat berbelanja untuk keperluan sehari-hari maupun souvenir
yang berupa kearajinan tangan khas daerah sumatera.
Cherry Taxi, fesilitas transportasi bertarif murah. Taxi yang dapat digunakan
untuk transportasi dalam kota, tour, kunjungan ke obyek wisata, dll.
Laundry & Dry Cleaning Service
24 hour Medical Service, dalam hal ini Garuda Plaza bekerja sama dengan
Klinik Spesialis Bunda dengan mempersiapkan sistem Paket. Paket check up
trrmasuk:
# Akomodasi
# makanan dan minuman
#Transportasi
Telex, Facimile, Telephone Service
Memberikan pelayanan komunikasi baik dalam maupun luar negeri.
Travel Agen/ Ziar Tour, yang terletak dialntai satu yang memberikan
pelayanan bagi yang akan melakukan tour.
Airline Offices( Lion Air, Awair, Jatayu, Bayu, dll), yang merupakan kantor
cabang penerbangan yang melayani pembelian tiket.
Business Center
BAB IV
STRATEGI HARGA KAMAR DAN UPAYA DALAM
PENGENDALIAN BIAYA KAMAR HOTEL
GARUDA PLAZA MEDAN
4.1 STRATEGI HARGA KAMAR
Strategi harga kamar adalah suatu hal atau langkah yang dapat dilakukan oleh
Hotel Garuda Plaza Medan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah
direncanakan dalam pemasarannya yang dilakukan untuk jangka panjang, untuk
mencapai minat tamu dan dapat bersaing dipasar untuk memasarkan produk dan jasa
yang ditawarkan oleh hotel ini sehingga dapat mencapai peningkatan pendapatan.
Strategi harga sangat penting dan tidaklah mudah, oleh karena itu dalam hal
ini harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik dalam hal internal maupun
eksternal. Dan perlu adanya informasi yang sangat penting, mengenai hotel yang
sejenis dan dengan fasilitas yang sama atau hampir sama. Hal ini dilakukan untuk
sebagai bahan perbandingan sehingga harga yang telah ditetapkan dapat bertahan,
artinya tidak akan berubah dalam waktu dekat sehingga dapat mencapai
profesionalitas perusahaan dimata masyarakat.
Harga yang ditetapkan oleh pesaing adalah merupakan suatu bahan
pertimbangan, maka cost structure hotel tersebut perlu diketahui.Industri perhotelan
adalah merupakan industri yang bersifat dinamis, artinya kondisinya sewaktu-waktu
dapat berubah sehingga akan mempengaruhi proyeksi biaya (cost) dan juga
4.1.1 Bahan Pertimbangan Dalam Strategi Harga Kamar
Ada 4 hal yang menjadi faktor atau bahan pertimbangan bagi Hotel Garuda
Plaza dalam penyusunan sebuah strategi harga kamar yaitu:
1..Menentukan harga secara objektife (Pricing Objective)
Bagi Hotel Garuda Plaza, menjaga suatu tingkat harga yang stabil adalah
merupakan salah satu tujuan, karena harga stabil pada suatu hotel akan membantu
menjaga kepercayaan quest sehingga mereka akan datang kembali suatu saat untuk
menginap.
Ada beberapa hal yang dapat menjadi kemungkinan dalam pricing objectifes
bagi hotel yaitu: rendahnya profit yang maksimal, tingginya profit yang minimal,
pertumbuhan, stabilitas pasar, maintain price, dll.
Ada beberapa pricing problem yang mungkin dihadapi hotel, seperti:
a. Adanya kecendrungan penurunan dalam penjualan kamar
b. Tarif hotel lebih rendah atau lebih tinggi dari hotel pesaingnya
c. Ketidakseimbangan harga-harga atas product line
d. Terlalu sering mengubah harga kamar tanpa ada kaitannya denan
kenyataan lingkungan.
Berdasarkan pricing problem tersebut maka suatu hotel dapat memiliki lebih
dari satu price objectife, yang daat dihubungkan dengan 3 hal yang mendasar yaitu:
a. Dengan menentukan tarif kamar yang cukup tinggi, maka hotel akan
menghasilkan cukup margin untuk keuntungan.
b. Dengan menetapkan harga kamar yang cukup rendah, maka hotel dapat
mencegah hotel yang menjadi saingan untuk meningkatkan kapasitasnya.
c. Dengan menetapkan harga dibawah hotel yang menjadi saingan untuk
2.Memperhitungkan biaya (Cost)
Bila biaya tetap hotel lebih besar persentasenya dalam total cost, maka setiap
penambahan volume penjualan akan sangat membantu untuk meningkatkan
pendapatan hotel.
Jika skala ekonomi yang dihasilkan cukup kuat, maka harus direncanakan
untuk memperluas pangsa pasar terutama kalau kita menginginkan long term price
dengan mengharapkan penurunan harga. Pilihan lain, jika terjadi penurunan harga,
maka kemungkinan harga dapat menjadi lebih rendah untuk jangka panjang sehingga
peningkatan pangsa pasar akan lebih besar. Seandainya suatu hotel beroprasi dengan
biaya yang lebih rendah dibanding dengan hotel saingan, maka hotel tersebut akan
memperoleh tambahan keuntungan dengan jalan mempertahankan harga pada tingkat
persaingan. Tambahan keuntungan dapat meningkatkan promosi produk secara lebih
agresif.
Bagaimana jika biaya operasi lebih tinggi dibanding dengan biaya hotel
pesaing? Maka sudah jelas hotel tidak punya kekuatan untuk menurunkan harga lebih
rendah lagi.
3.Mengetahui informasi tentang hotel yang menjadi saingan (Competition)
Dalam suatu industri bisnis persaingan pada perusahaan yang memiliki jenis
bisnis yang sama, adalah suatu kewajaran jika terjadi persaingan. Khususnya untuk
hotel jika ada dua buah atau lebih hotel yang memiliki kualitas dan fasilitas yang
hampir sama maka hotel-hotel tersebut akan bersaing untuk mendapatkan
kepercayaan dari calon tamunya, sehingga pihak hotel akan merasa tidak bebas dalam
menentukan harga penjualan.Tetapi jika hanya ada satu hotel saja yang berada pada
berjalan dengan mudah dengan harga yang sesuai dan dikehendaki. Berapapun
asalkan konsumen mau menyanggupinya.
Hotel yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar akan mempunyai
kekuatan dalam pasar dan akan lebih banyak mendapat peluang untuk mengubah
harga tanpa khawatir dapat reaksi dari pesaing. Sebaliknya, pesaing yang memiliki
pangsa pasar kecil tidak akan leluasa menetapkan harga produknya lebih rendah lagi,
karena tidak ada pasar yang dapat menyedot produk dan jasanya.
Walau terkadang konsumen beranggapan bahwa suatu brand berbeda dengan
brand lainnya, sehinga konsumen tidak akan perduli dengan harga yang ditetapkan
lebih tinggi, yang penting mereka mendapatkan brand yang disukai.Jika hal itu terjadi
maka hotel harus membuat kesan product differentiation dalam produk dan jasanya,
maka untuk melancarkannya mka pihak hotel harus memiliki promosi yang kuat
untuk dapat membentuk kesan (image) terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan
yang sulit dimasuki pesaing, akan dapat menggontrol harga.
4.Menganalisis permintaan pasar (Demand)
Informasi tentang permintaan pasar perlu dianalisis terlebih dahulu untuk
mengetahui seberapa kekuatan calon tamu. Permintaan pada suatu produk atau jasa
dipenaruhi oleh banyak pertimbangan atau faktor yang saling berkaitan yaitu:
Kemampuan konsumen untuk membeli
Keinginan calon konsumen untuk membeli
Manfaat produk dan jasa bagi konsumen
Harga substitusi untuk harga tersebut
Potensi pasar untuk menampung produk dan jasa tersebut
Tingkah laku konsumen secara umum
Segmen pasar
Analisis permintaan meliputi perkiraan-perkiraan hubungan antara tingkat
harga dan permintaan dengan mempertimbangkan dampak pada variabel-variabel
lainnya bagi permintaan.
Suatu permintaan bersifat elastis, yaitu artinya dengan melakukan penurunan
harga sedikit saja, permintaan akan produk tersebut akan meningkat cukup besar.
Tetapi kalau adanya penurunan harga, pengaruhnya hanya sedikit saja atas
permintaan.
kalau harga dari suatu produk atau jasa naik maka calon tamu akan
cendderung mencari hotel lain sebagai substitusi. Untuk mencegah agar calom tamu
tidak memilih hotel lain, maka pihak hotel Garuda Plaza sangat perlu mepelajari
mengapa calon tamu cenderung memilih hotel lain.
Bagi Hotel Garuda Plaza, kebijakan penetapan harga lebih ditekankan untuk
memperhatikan faktor-faktor biaya dan kondisi persaingan sebagai dasar analisis
dalam penetapan kebijakan harga. Kalau biaya-biaya yang selama ini biasa
dikeluarkan dan tingkat harga kamar yang dijual tidak kalah dalam persaingan, maka
kebijakan harga dapat diteruskan, tetapi untuk jangka panjang harus ditinjau kembali.
4.1.2 Strategi Dalam Peningkatan Pendapatan
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dari penyewaan kamar
sebesar 25% sesegera mungkin. Untuk itu hal yang dilakukan pihak hotel Garuda
1. Menetapkan harga (tarif kamar) dengan mengklasifikasikan kamar yang
tersedia dan menetapkan tarif yang lebih tinggi bagi kamar yang memiliki
fasilitas lebih banyak. Jadi dalam hal ini, strategi yang digunakan adalah:
Strategi terhadap produk, yaitu membagi kamar-kamar menurut
kualitas dan fasilitas yang dimilikinya, kemudian menetapkan
kamar-kamar tertentu sebagai: Superior,Deluxe, Executive Deluxe,
Garuda Deluxe, Junior Suite, Executive Suite, Garuda Suite.
Strategi harga, menetapkan harga yang berbeda terhadap kamar
yang berbeda sesuai dengan kwalitas kamar yang ada.
2. Menyediakan kamar dengan harga relatif rendah (premium class),
dengan tujuan menarik lebih banyak tamu menggunakan kamar
tersebut. Disini stratei yang digunakan adalah:
Dengan menggunakan strategi produk, yaitu menyediakan
kamar dengan premium class yang lebih banyak dibanding
dengan jenis kamar lainnya.
Dengan strategi konsumen, dengan maksud agar dapat
menarik tamu lebih banyak tidak terbatas hanya kelas atas,
tetapi tamu kelas menengah ke bawah juga dapat menginap di
hotel ini.
Hal sederhana yang dilakukan dari strategi tersebut adalah dengan:
1. Menyediakan 100 kamar pada lantai 4 dan 5 dengan tarif premium rate.
2. Rumusan suatu paket penjualan premium class room itu dengan memberi nilai
3. Melancarkan suatu kegiatan promosi untuk kamar-kamar pada lantai 2 dan 3
dengan memberikan diskon khusus bagi calon pelanggan yang segera
menggunakan kesempatan yang diberikan.
Strategi-strategi yang berguna untuk jangka panjang yaitu:
1. Dalam hal strategi produk yaitu:
. a. Mengubah, memodifikasi, atau mempebaiki kualitas produk yang ada.
b. Memperkenalkan produk-produk baru yang sejalan penggunaannya dengan
produk lama (introduce the new product lines).
c. Mengubah dan memperkenalkan prosedur pelayanaan yang baru.
2. Dalam hal strategi tempat yaitu:
e.Merenovasi kamar-kamar dan fasilitas lain yang dianggap perlu.
f. Menambah outlet penjualan berdasarkan letak geografis yang dianggap
potensial.
3. Dalam hal strategi harga yaitu:
a. Meninjau kembali kebijakan harga (misalnya karena krisis moneter
pemerimaan dollar diubah menjadi rupiah karena lebih sesuai dengan daya
beli pasar).
b. Menawarkan nilai tambah (value-added) terhadap produk tertentu.
4. Dalam hal strategi posisi Yaitu:
a. Mengubah, memodifikasi atau memperbaharui persepsi calon pelanggan
tentang kesan (image) terhadap hotel.
b. Memperbaiki atau meningkatkan citra hotel dalam masyarakat.
5. Dalam hal strategi promosi yaitu:
a. Mencari atau mengubah design iklan dan pemilihan media yang lebih
b. Mendesain ulang bahan-bahan promosi (promotion materials) dengan
mencetak brochures, leaflets, dan booklets dengan kualitas yang lebih baik.
c. Meningkatkan anggaran promosi yang dianggap perlu dan mengurangi
anggaran promosi yang kurang atau tidak efektif pelaksanaannya.
4.2 PENGENDALIAN BIAYA KAMAR
Pengendalian biaya kamar sangat erat kaitannya dengan Departemen
Housekeeping khususnya Room Section. Bagian ini dipimpin oleh seorang
Housekeeper yang secara langsung bertugas dan bertanggung jawab dalam
operasional kamar, salah satunya adalah biaya bagian kamar.
Pengendalian biaya pada bagian kamar pada dasarnya adalah untuk menjamin
bahwasanya semua biaya tetap konsisten dengan tingkat hunian yang dicapai oleh
hotel sepanjang tahun. Jika hunian yang sebenarnya secara nyata berbeda dengan
perkiraan anggaran maka biaya yang telah dianggarkan perlu ditinjau kembali dan
disesuaikan.
Dalam upaya pengendalian biaya kamar, hotel ini lebih menitikberatkan pada
komponen-komponen yang perlu diperhitungkan dalam penyusunan anggaran. Hal ini
karena anggaran dapat dikatakan sebagai alat pengendalian yang paling signifikan.
Dengan anggaran, dapat diketahui apakah program kerja pada kamar dapat terlaksana
sesuai dengan apa yang direncanakan atau tidak. Ada dua alasan mengapa
penyusunan anggaran secara tahunan sangat diperlukan dan digunakan dihotel ini,
pertama adalah karena anggaran merupakan suatu perkiraan biaya operasional untuk
periode mendatang. Kedua adalah untuk mengetahui sejauh mana biaya yang
dianggarkan dapat direalisasikan. Realisasi anggaran dapat dijadikan sebagai tolah
sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian,
kemungkinan dapat terjadi realisasi dapat terjadi lebih kecil daripada anggaran yang
telah ditetapkan, ini berarti kemungkinan terdapat pemborosan atau ada kegiatan yang
tidak direncanakan sebelumnya.
4.2.1 Bahan Perhitungan
Di dalam menyusun anggaran, ada beberapa hal yang dijadikan perhitungan
oleh pihak hotel ini yaitu:
1. Biaya Tahun Sebelumnya
Hal ini diperlukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang biaya yang
dikeluarkan pada tahun sebelumnya, dan dijadikan dasar perhitungan untuk tahun
yang akan datang. Karena sifatnya mengevaluasi kembali biaya-biaya yang lalu, maka
ada kemungkinan terjadinya koreksi yang berkaitan dengan pengurangan atau
penambahan biaya pada tahun memdatang yang disesuaikan denfgan program kerja
yang telah dibuat housekeeper. Dan program kerja yang dibuat tidak terlepas dari
proyek keadaan hotel pada masa yang akan datang.
2. Bahan Perlengkapan Kebutuhan Tamu dan Bahan Pembersih
Besar atau kecilnya biaya yang dialokasikan terutama untuk bahan
perlengkapan tamu dan bahan pembersihan bergantung pada proyeksi tingkat huni
kamar. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana anggaan adalah:
Jenis bahan perlengkapan tamu dan bahan pembersih yang dipergunakan
untuk membersihkan ruangan.
Mengevaluasi jumlah penggunaan bahan perlengkapan tamu dan bahan
tamu dan bahan pembersih serta penggunaannya, yang dikaitkan tingkat huni
pada tahun tersebut.
Adapun jenis-jenis bahan perlengkapan tamu dan bahan pembersih adalah
sebagai berikut:
Bahan-bahan Perlengkapan Tamu: Bahan-bahan Pembersih:
- Handuk mandi (Bath Towel) - Bahan-bahan chemical
- Jenis linen tempat tidur - Bahan dan peralatan pembersih toilet
- Sabun mandi - Bahan dan peralatan pembersih lantai
- Sikat dsan pasta gigi - Bahan dan peralatan pembersih linen
- Korek api - Bahan pembersih kayu
- Asbak (ashtray) - Bahan pembersih metal
- Gantungan baju (Hanger)
- Stationaries
3. Peralatan Pembersih
Dalam perhitungan anggaran peratan pembersih yang diperlukan, tidak hanya
jumlah peralatan yang akan dibeli saja, tetapi perlu juga diperhitungkan anggaran
perawatan peralatan yang digunakan. Hal ini diperlukan karena jenis peralatan
pembersih yang digunakan terdiri dari dua jenis peralatan, yaitu peralatan yang
sifatnya manual tidak mekanis, dan peralatan melkanis.
Jenis Peralatan Mekanis:
- Mesin penghisap debu (vacuum claener)
- Mesin penbersih lantai (Floor cleaning machine)
- Mesin penyampo karpet (Shampooing machine)
- Mesin pengering karpet (Carpet dryer)
- Aalat pengepel (Mopping)
- Alat untuk menyapu basah (Damp Sweeper)
- Sikat w.c (Toilet bowl brush)
- Alat pembersih kaca (Galass scraper)
Dengan melihat data perawatan dan perbaikan peralatan pembersih yang
digunakan, maka dapat dibuat anggaran biaya perawatan dan perbaikan untuk tahun
yang akan datang. Selain itu data tersebut juga digunakan untuk mengetahui jenis dan
merk peralatan paling besar memerlukan biaya perbaikan, dengan demikian data
tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan, apakah bahan dan merk tersebut akan
digunakan pada tahun berikutnya.
4. Gaji Karyawan
Dimulai dari rincian jumlah gaji yang dibayarkan pada periode saat ini,
kemudian dibuat perkiraan anggaran gaji untuk periode yang akan datang, dengan
memperhitungkan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh: kenaikan gaji yang
diberikan setiap tahun secara otomatis, atau kenaikan gaji karena telah dijanjikan, dan
karen akenaikan gaji yang disebabkan karena promosi kenaikan jabatan. Di samping
itu juga harus diperhitungkan jumlah karyawan yang akan selesai kontraknya dan
tidak diperpanjang lagi.
5. Program Renovasi
Renovasi adalah suatu usaha yang dilakukan hotel ini untuk mempebaiki
kembali atau memperbaharui bagian kamar yang rusak atau dianggap kurang
memadai sehingga terjadi suatu perubahan model atau bentuk sehingga model yang
dihasilkan lebih menarik untuk menarik minat tamu untuk kembali menginap.
Bentuk atau mode yang dibuat biasanya cenderung mengikuti keinginan
lima tahun agar kamar tetap terlihat nyaman untuk ditempati Karena jika satu kamar
ada yang rusak dan tidak diperbaiki, lalu dijual dalam keadaan rusak, baik parah
ataupun hanya kerusakan kecil, akan berpengaruh terhadap kamar lainnya. Karena
tamu akan beranggapan pihak hotel tidak profesional dan bangunan hotel sudah tua
sehingga tidak layak untuk ditempati, sehingga ada anggapan kalau kondisi kamar
lain akan sama dengan kamar yang rusak tersebut.
Renovasi dihotel ini biasanya dilakukan karena berbagai hal yaitu:
- karpet sudah sangat kotor
- wall paper sudah banyak yang sobek
- cat dinding yang sudah mulai pudar
- dsb
Dalam melaksanakan program renovasi ini diperlukan suatu data agar dapat
dibuat perkiraan berapa kamar yang memerluka pengecetan kembali, penggantian
karpet, dsb, yang kemudian dibuat suatu penjadwalan renovasi. Sehingga dapat
diketahui berapa biaya yang dikeluarkan dan untuk apa.
Pada waktu memepersiapkan anggaran, seluruh kegiatan dan penggantian
peralatan, perlengkapan dan fasilitas yang memerlukan biaya harus disusun
berdasarkan daftar atau yang biasanya disebut perioritas.
Perioritas pertama, adalah penggantian atau perbaikan yang mutlak harus
dilaksanakan segera pada angaran tahun ini.
Periode kedua, adalah penggantian atau perbaikan yang sifatnya hanya
menambah agar ruangan terlihat lebih indah, dan pelaksanaannya dapat
Periode ketiga, adalah penggantian atau perbaikan yang tidak mendesak
pelaksanaannya atau masih bisa ditunda sampai dengan dua atau tiga tahun
mendatang.
Program renovasi memiliki kaitan langsung dengan penyusunan anggaran,
untuk itu agar memudahkan dalam menyiapkan penyusunan anggaran kapital
tahunan diperlukan catatan tentang kapan pertama kali bahan tersebut dibeli dan
berapa lama bahan-bahan tersebut dapat digunakan.
Penyusunan anggaran biasanya dapat mencukupi kebutuhan maksimal sepuluh
tahun, dengan demikian dapat lebih mudah mengidentifikasi bahan atau barang yang
perlu diganti dan kegiatan yang perlu dilaksanakan yang dikategorikan sebagai
perioritas pertama, kedua, dan ketiga.
4.2.2 Memperkirakan Pengeluaran Kamar
Hal terpenting dalam memperkirakan pengelolaan kamar adalah jumlah kamar
yang dihuni yang diharapkan untuk masing-masing periode anggaran. Dengan cara
mengalikan jumlah kamar yang dihuni sebagaimana yang terlihat pada rooms
manager forecast dengan kategori besar pengeluaran per kamar yang dihuni
menghasilkan prakiraan pengeluaran untuk periode anggaran, misalnya dengan
mengikuti prosedur pengawasan inventaris yang baik, maka dapat diketahui berapa
rata-rata penggunaan jenis perlengkapan kebersihan.Dengan cara membagi semua
biaya perlengkapan yang digunakan pada periode yang lalu dengan jumlah kamar
yang sebenarnya dihuni selama periode tersebut menghasilkan biaya perlengkapan
kebersihan perkamar yang dihuni.Dengan mengalikan biaya per kamar yang dihuni
dengan jumlah kamar perkiraan yang menghasilkan tingkat biaya yang diperkirakan
Metode Pengendalian Pengeluaran
Ada 4 metode yang dilakukan pihak Hotel Garuda Plaza dalam mengendalikan
pengeluaran bagian kamar yaitu:
a. Pencatatan yang akurat, hal ini sangat membantu mengendalikan
pengeluaran dan mengidentifikasi masalah-masalah pengelolaan
inventaris.
b. Penjadwalan yang Efektife, para karyawan bagian kamar harus
dijadwalkan sesuai dengan staffing manajemen, sehingga operasional
dapat berjalan dengan lancar, tanpa harus terkendala karena kurangnya
personil ataupun hal lainnya yang berhubungan dengan staffing lain.
c. Pembelian yang Effisien, pembelian bahan-bahan serta peralatan yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan antara
lain sebagai berikut:
a. Bagian penjualan kamar adalah merupakan bagian yang menjadi komponen
penghasilan terbesar bagi sebuah hotel.
b. Strategi pemasaran perlu dimiliki oleh sebuah Hotel agar suatu hotel dapat
bersaing dalam setiap keadaan, terutama pada saat kondisi ekonomi dan politik
yang kurang menguntungkan.
c. Agar suatu strategi yang dipilih dapat bekerja secara efektife harus diukur manfaat
yang dapat diberikannya kepada pelanggan disamping manfaat bagi perusahaan.
Itu sebabnya mengapa suatu strategi yang harus ditetapkan harus terlebih dahulu
dikaji agar dapat diketahui apa dampak yang mungkin ditimbulkannya.
d. Perusahaan hendaknya memiliki promosi yang kuat untuk dapat membentuk
image terhadap produk dan jasa yang ditawarkan.
e. Pengendalian biaya pada bagian kamar(room division) pada dasarnya adalah
untuk menjamin bahwasanya semua biaya tetap konsisten dengan tingkat hunian
yang dicapai sepanjang tahun. Jika hunian yang sebenarnya secara nyata berbeda
dengan prakiraan anggaran maka biaya yang telah dianggarkan perlu ditinjau
5.2 Saran
a. Sebaiknya hotel melakukan perawatan secara intensif terhadap kamar sehingga
kondisi kamar menjadi terawat maka idak perlu dilakukannya perbaikan secara
rutin sehingga tidak perlu mengeluarkan dana perbaikan sesering mungkin.
b. Dilakukannya pengecekan ulang dalam pendataan agar tidak adanya kesalahan.
c. Sebaiknya kamar yang dalam keadaan rusak sekecil apapun tidak dijual kepada
tamu karena hal itu akan menimbulkan komplain dari tamu dan pihak hotel