• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Harga Kamar Dan Upaya Dalam Pengendalian Biaya Kamar Hotel Garuda Plaza Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Strategi Harga Kamar Dan Upaya Dalam Pengendalian Biaya Kamar Hotel Garuda Plaza Medan"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI HARGA KAMAR DAN UPAYA DALAM

PENGENDALIAN BIAYA KAMAR HOTEL

GARUDA PLAZA MEDAN

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

HESTI YULIANTRI 072204020

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

DALAM PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN

MEDAN

▸ Baca selengkapnya: langkah pertama sebelum bellboy memasukkan tamu ke dalam kamar adalah

(2)

STRATEGI HARGA KAMAR DAN UPAYA DALAM

PENGENDALIAN BIAYA KAMAR HOTEL

GARUDA PLAZA MEDAN

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

HESTI YULIANTRI 072204020

Pembimbing,

(Mukhtar Madjid, S. Sos. S.Par, M.A)

Kertas karya ini Diajukan Kepada Panitia Ujian

Program Pendidikan Non gelar fakultas Sastra USU Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Diploma III Dalam Program Studi Pariwisata

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SASTRA

PROGRAM PENDIDIKAN NON GELAR

PROGRAM STUDI PARIWISATA

BIDANG KEAHLIAN PERHOTELAN

MEDAN

(3)

DISETUJUI OLEH:

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SUMATERA UTARA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI PARIWISATA FAKULTAS SASTRA USU

KETUA,

(4)

PENGESAHAN Diterima oleh:

Panitia ujian program pendidikan non gelar Sastra dan Budaya Fakultas sastra USU Medan Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III Dalam program studi pariwisata

Pada : Tanggal : Hari :

PROGRAM DIPLOMA SASTRA DAN BUDAYA FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEKAN

Prof. Syarifuddin, M.A., Ph.D. NIP. 19650909199409031004

Panitia penilai

No. Nama Tanda Tangan 1. Drs. Ridwan Azhar, M.Hum ( ) 2. Mukhtar Madjid, S. Sos. S.Par, M.A ( )

(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdullilah sembari menghaturkan puji dan syukur

penulis panjatkan atas kehadiran ALLAH SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahnya serta kesehatan jasmani dan rohani kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan kertas karya ini. Merupakan suatu kebahagian tersendiri bagi penulis

dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa kertas karya ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima sepenuhnya kritik dan saran dari

pembaca yang bersifat membangun.

Dalam menyelesaikan hasil karya ini, penulis banyak mendapatkan bantuan

dan perhatian dari berbagai pihak baik moril dan materil. Pada kesempatan ini penulis

tidak lupa mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Syarifuddin, M.A., Ph.D. selaku dekan Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Ridwan Azhar, M.hum selaku ketua jurusan program study

pariwisata Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Mukhtar, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan,

saran, dan dukungan yang dibutuhkan penulis dalam menyelesaikan kertas

karya ini.

4. Bapak Soegeng Parmono.SE.M.si, selaku dosen pembaca yang telah

membeikan arahannya dan mau mengoreksi kesalahan yang penulisan yang

(6)

5. Bapak T.Djohan Monel, HE, selaku koordinator praktek bidang keahlian

perhotelan.

6. Seluruh staff pengajar pada jurusan perhotelan Fakultas Sumatera Utara, yang

telah memberikan bimbingan serta dukungannya selama hampir tiga tahun ini.

7. Dan sangat teristimewa untuk Ibunda tercinta Sosiawaty Br.Ginting, wonder

woman yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materil serta do’a

yang tulus untuk setiap langkahku, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas

karya ini. Serta buat ketiga saudaraku terimakasih atas dukungannya.

8. Sahabat-sahabatku tercinta (Putri, Fitri, Willy, Velly, dan Susi) serta anak-anak

hotel’07 yang keren dan gokil abiez....Thanks banget buat kalian semuanya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga kertas karya ini

bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2010

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iii

ABSTRAK ...v

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1Alasan pemilihan judul ...1

1.2Batasan masalah ...3

1.3Tujuan penulisan ...3

1.4Metode penelitian ...4

1.5Sistematika penulisan ...5

BAB II URAIAN TEORITIS ...7

2.1 Pentingnya strategi ...7

2.2 Pemilihan strategi ...11

2.3 Dampak perubahan terhadap strategi ...12

2.4 Konsep-konsep dasar sistem pengendalian ...14

2.5 Hotel Budgeting ...20

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL GARUDA PLAZA ...22

3.1 Sejarah berdirinya hotel garuda plaza ...22

3.2 Klasifikasi hotel garuda plaza ...24

(8)

BAB IV STRATEGI HARGA KAMAR SERTA UPAYA DALAM PENGENDALIAN BIAYA KAMAR DI HOTEL

GARUDA PLAZA MEDAN ...30

4.1 Strategi Harga Kamar ...30

4.1.1 Bahan pertimbanan dalam strategi harga kamar ...31

4.1.2 Strategi dalam peningkatan pendapatan ...35

4.2 Pengendalian Biaya Kamar ...37

4.2.1 Bahan pertimbangan ...38

4.2.2 Memperkirakan pengeluaran kamar ...43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...45

5.1 Kesimpulan ...45

DAFTAR KEPUSTAKAAN Lampiran – lampiran.

(9)

ABSTRAKSI

Strategi harga kamar adalah suatu hal atau langkah yang dapat dilakukan oleh sebuah Hotel untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah direncanakan dalam pemasarannya yang dilakukan untuk jangka panjang, untuk mencapai minat tamu dan dapat bersaing dipasar untuk memasarkan produk dan jasa yang ditawarkan oleh hotel ini sehingga dapat mencapai peningkatan pendapatan.

Strategi harga sangat penting dan tidaklah mudah, oleh karena itu dalam hal ini harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik dalam hal internal maupun eksternal. Dan perlu adanya informasi yang sangat penting, mengenai hotel yang sejenis dan dengan fasilitas yang sama atau hampir sama

Pengendalian biaya pada bagian kamar (room division) pada dasarnya adalah untuk menjamin bahwasanya semua biaya tetap konsisten dengan tingkat hunian yang dicapai sepanjang tahun. Jika hunian yang sebenarnya secara nyata berbeda dengan prakiraan anggaran maka biaya yang telah dianggarkan perlu ditinjau kembali.

(10)

ABSTRAKSI

Strategi harga kamar adalah suatu hal atau langkah yang dapat dilakukan oleh sebuah Hotel untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah direncanakan dalam pemasarannya yang dilakukan untuk jangka panjang, untuk mencapai minat tamu dan dapat bersaing dipasar untuk memasarkan produk dan jasa yang ditawarkan oleh hotel ini sehingga dapat mencapai peningkatan pendapatan.

Strategi harga sangat penting dan tidaklah mudah, oleh karena itu dalam hal ini harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik dalam hal internal maupun eksternal. Dan perlu adanya informasi yang sangat penting, mengenai hotel yang sejenis dan dengan fasilitas yang sama atau hampir sama

Pengendalian biaya pada bagian kamar (room division) pada dasarnya adalah untuk menjamin bahwasanya semua biaya tetap konsisten dengan tingkat hunian yang dicapai sepanjang tahun. Jika hunian yang sebenarnya secara nyata berbeda dengan prakiraan anggaran maka biaya yang telah dianggarkan perlu ditinjau kembali.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Dalam upaya pengembangan dunia kepariwisataan, hotel merupakan unsur

penunjang yang sangat dominan. Bisnis perhotelan cukup marak didunia. Khususnya

di Indonesia, hampir semua propinsi di negri ini memiliki hotel berbintang. Banyak

diantaranya yang dulunya merupakan tempat penginapan yang dikelola secara

sederhana, tetapi setelah melewati sejarah panjang, banyak diantara penginapan itu

berkembang menjadi sebuah hotel berbintang. Hal itu tentu memerlukan teknik

pengelolaan yang baik sehingga dapat menimbulkan terjadinya peningkatan.

Pada dasarnya hotel merupakan salah satu bentuk perusahan jasa yang

berusaha memberikan pelayanan yang maksimal kepada tamunya. Dengan kata lain

hotel akan berusaha memberikan nilai tambah yang berbeda terhadap produk dan jasa

serta pelayanan yang diberikan kepada tamunya. Nilai tambah inilah yang

menyebabkan sebuah hotel dapat memiliki sebuah ciri khas sehingga sebuah hotel

akan berbeda dengan hotel yang lain, dan hal inilah yang menjadi alasan tamu untuk

memilih suatu hotel dibanding dengan hotel lainnya. Perbedaan antara biaya yang

dikeluarkan untuk mempersiapkan produk dan jasa dengan memberi nilai tambah

yang merupakan harga yang harus dibayar oleh tamu untuk menikmati produk, jasa,

dan juga pelayanan yang ditawarkan oleh sebuah hotel dan sekaligus merupakan

pendapatan bagi sebuah hotel.

Dalam perhotelan ada banyak hal atau produk yang dapat ditawarkan kepada

tamu. Salah satunya adalah kamar hotel (rooms) yang merupakan produk utama bagi

(12)

sekitar 45% dari hasil penjualan, yang kemudian diikuti oleh penjualan makanan yang

rata-ratanya sekitar 34%, selanjutnya adalah operasi telepon dengan rata-rata 5%, dan

laundry yang rata-ratanya sekitar 7%. Oleh sebab itu perhatian utama pihak

manajemen harus lebih banyak tertuju pada penyediaan dan fasilitas kamar tapi tanpa

mengabaikan outlet yang lain.

Rata-rata tingkat huni kamar hotel berkisar antara 60-70% tiap tahunnya,

tergantung pada kondisi ekonomi, politik, dan keamanan daerah dimana hotel berada.

Menyediakan kamar untuk tamu hotel menghendaki pertimbangan manajemen yang

cermat, karena membangun hotel berarti harus menyediakan investasi yang relatif

besar. Dilain pihak, pengembaliannya sangat tergantung dari hasil penjualan kamar

yang memakan waktu cukup lama yaitu sekitar 10-15 tahun lamanya. Oleh sebab itu

pihak manajemen harus membuat perhitungan jangka panjang agar pengembalian

modal lebih cepat dan juga dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

Perhitungan jangka panjang salah satunya adalah dalam hal penentuan besarnya tarif

kamar yang ditetapkan untuk dijadikan rack rate atau tarif yang akan ditetapkan dan

juga cara yang lakukan untuk meminimalkan pengeluaran untuk bagian kamar.

Oleh karena penetapan tarif/harga kamar sangat penting dan harus melalui

berbagai pertimbangan-petimbangan, maka pada kertas karya ini penulis tertarik

untuk mengangkat topik mengenai management pemasaran dalam hal strategi

pemasaran dengan judul:”STRATEGI HARGA KAMAR DAN UPAYA DALAM

PENGENDALIAN BIAYA KAMAR HOTEL GARUDA PLAZA MEDAN”.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah yang dibahas dalam kertas karya ini adalah bagaimana

(13)

dengan fasilitas dan pelayanan yang ada sesuai keinginan dan kepuasan dapat

tercapai, agar sehingga dapat menarik minat tamu untuk dapat kembali menginap?.

Dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh pihak hotel untuk mengendalian biaya

bagian kamar di Hotel Garuda Plaza Medan, sehingga pengeluaran dapat

diminimalisir?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan judul yang dikemukakan diatas yaitu:”Strategi Penetapan Harga

Kamar dan Upaya Dalam Pengendalian Biaya Bagian Kamar Hotel Garuda Plaza

Medan” maka dalam penyusunan kertas karya ini penulis mempunyai tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana strategi dalam penetapan harga kamar sehingga

harga yang telah ditetapkan sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang ada

sehingga keinginan dan kepuasan dapat tercapai dan sehingga dapat menarik

minat tamu untuk dapat kembali menginap lagi suatu saat.

2. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan oleh pihak hotel

untuk mengendalian biaya bagian kamar di Hotel Garuda Plaza Medan

sehingga pengeluaran dapat dinimaliskan dan terkendali.

3. Untuk melengkapi salah satu syarat akademis dalam menyelesaikan

Perkuliahan Diploma III Program Studi Pariwisata Fakultas Sasta USU.

1.4 Metode Penelitian

Untuk memproleh data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini,

digunakan dua metode penelitian, yaitu:

(14)

Penelitian yang dilakukan melalui kepustakaan dengan cara membaca dan

mempelajari buku-buku ilmiah serta menghimpun data dari bahan-bahan

tertulis lainnya yang ada hubungannya dengan permasalahan yang akan

dibahas.

2. Studi Lapangan (Field Research)

Penelitian yang dilakukan secara langsung dilapangan untuk memperoleh

data-data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat. Data-data itu dapat

diperoleh dengan cara wawancara dengan orang-orang yang bekerja pada

bagian atau departemen yang berhubungan dengan permasalahan yang akan

dibahas di tempat penelitian mulai dari jabatan tertinggi hingga terendah.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan ini digambarkan secara garis besar hal-hal yang

akan dijabarkan pada bab-bab berikutnya terdiri dari lima bab yang pada tiap bab

mencakup hal-hal sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab pendahuluan ini berisikan uraian tentang:

 Alasan pemilihan judul

 Batasan masalah tujuan penulisan

 Metode penelitian  Sistematika penulisan.

Bab II : Uraian Teoristis

Pada bab ini dibahas tentang:

(15)

 Pemilihan strategi

 Dampak perubahan terhadap strategi  Konsep-konsep dasar sistem pengendalian

 Hotel budgeting

Bab III : Gambaran Umum Perusahaan

Merupakan tinjauan umum tentang Hotel.Garuda Plaza

Medan.meliputi:

 Sejarah berdirinya hotel

 Klasifikasi hotel  Struktur organisasi

 Fasilitas-fasilitas yang dimiliki

Bab IV : Strategi Harga Kamar serta Upaya Dalam

Pengendalian Biaya Kamar

Strategi harga kamar serta upaya dalam Pengendalian biaya kamar

merupakan isi dari judul kertas karya yang menguraikan tentang:

 Strategi harga kamar

- Bahan pertimbangan dalam strategi harga kamar

- Strategi dalam peningkatan pendapatan

 Pengendalian biaya kamar

- Bahan perhitungan

(16)

Bab V : Penutup

Merupakan kesimpulan dari bab-bab yang terdahulu dan saran-saran

dari penulisan yang diambil dari perbandingan antara penulisan

secara teoritis dan kenyataan yang dijumpai dilapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Terdiri dari daftar pustaka yang diperlukan penulis sewaktu menyusun kertas

karya ini.

(17)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pentingnya Strategi

Strategi adalah suatu hal yang dapat dilakukan oleh suatu hotel untuk

mencapai tujuan dalam jangka panjang. Keputusan tentang strategi yang akan

ditetapkan adalah bagian dari rencana strategi pemasaran. Untuk menghadapi masalah

atau peluang-peluang yang muncul, maka strategi perlu dipertimbangkan.

Pertimbangan ini mencakup penggunaan semua unsur yang ada. Tentu hal ini

tergantung dari berbagai situasi dan kondisi pasar yang akan dihadapi.

Strategi yang perlu dipertimbangkan adalah: People strategies, Place

Strategies, Pricing Strategies, Positioning Strategies, Promotion Strategies, dan

Public Relation Strategies.

1. People Strategies

Yang dimaksud dengan people strategies adalah calon pelanggan itu sendiri. Strategi ini mengharapkan calon tamu bisa ditarik untuk datang dan mnginap di hotel.

Ketika menggunakan strategi ini, kita harus memilih segmen pasar mana yang akan

dijadikan target pasar, sehingga dengan itu dapat mempermudah mengetahui needs

and wants mereka.

People’s strategies dapat dibagi atas tiga kelompok besar, yaitu:

a. Un-indefferentiated, yaitu suatu pendekatan pemasaran yang menghendaki

agar kegiatan pemasaran ditujukan untuk menarik tamu sebanyak mungkin,

(18)

b. Differentiated, yaitu pendekatan pemasaran yang menginginkan agar dipilih

hanya segmen pasar tertentu yang ditetapkan secara selektif untuk dijadikan

target pasa hotel.

c. Concentrated, yaitu pendekatan pemasaran yang menetapkan hanya akan

mengkonsentrasikan pemasaran pada segmen pasar tertentu saja (specialized

market).

Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah atau melakukan modifikasi customer

mix yang ada, atau dengan mengelompokan calon pelanggan menurut alasan mengapa

mereka membeli (certain purchase reasons) atau pola tingkah laku (behaviour

patterns) seperti pada kelompok corporate meetings, conferences, tour groups,

visitors atau tourist, atau sport groups.

2. Product Strategies

a. Mengubah, memodifikasi, atau mempebaiki kualitas produk yang ada.

b. Mengubah product mix.

c. Memperkenalkan produk0produk baru yang sejalan penggunaannya dengan produk

lama (introduce the new product lines).

d. Mengubah dan memperkenalkan prosedur pelayanaan yang baru.

e. Mengubah gaya ragam pelayanan yang dapat diberikan.

f. Mengubah cara-cara pendidikan dan pelatihan.

3. Place Strategies (Place of Distribution)

a. Merenovasi kamar-kamar dan fasilitas lain yang dianggap perlu.

b. Membangun gedung atau bangunan baru yan lebih sesuai dengan permintaan

(19)

c. Memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk berkunjung dengan membuat

jalan baru atau memperbaikinya.

d. Menambah outlet penjualan berdasarkan letak geografis yang dianggap potensial.

e. Mengubah penunjukan keagenan (dari hanya agen perjalanan menjadi Tour

Operator, Wholesaler dan Hotel Representatif lainnya).

4. Price Strategies

a. Meninjau kembali kebijakan harga (misalnya karena krisis moneter pemerimaan

dollar diubah menjadi rupiah karena lebih sesuai dengan daya beli pasar).

b. Menawarkan nilai tambah (value-added) terhadap produk tertentu.

c. Menawarkan tariff yang berbeda untuk tamu yang berbeda (price discrimination or

flexible princing)

d. Menetapkan price ranging sehingga pemawaran tidak menjadi kaku.

5. Promotion Strategies

a. Mengubah, memodifikasi atau memperbaharui persepsi calon pelanggan tentang

kesan (image) terhadap hotel.

b. Memperbaiki atau meningkatkan citra hotel dalam masyarakat.

c. Mengubah sikap, tingkah laku dan budaya kerja seluruh karyawan dan top

manajemen.

d. Mempersiapkan diri dengan menciptakan promosi dan menyampaikan pesan

seakan-akan bahwa hotel kita adalah hotel terbaik di kota atau kawasan wisata

(20)

6. Promosi Strategies

a. Memperbaiki teknik pelayanan (in-reach sales techniques) atau cara melayani

permintaan tamu yang mendesak (the handling of customer enguiies).

b. Memperbaiki presentasi penjualan kepada calon tamu potensial (out-reach selling

techniques).

c. Menyusun kembali tactical mix sesuai dengan rencana yang akan dilakukan.

d. Memperkenalkan cara-cara promosi yang lebih baik, menarik dan efektif.

e. Mencari atau mengubah design iklan dan pemilihan media yang lebih sesuai.

f. Mendesain ulang bahan-bahan promosi (promotion materials) dengan mencetak

brochures, leaflets, dan booklets dengan kualitas yang lebih baik.

g. Meningkatkan anggaran promosi yang dianggap perlu dan mengurangi anggaran

promosi yang kurang atau tidak efektif pelaksanaannya.

h. Mengaktifkan direct mail yang lebih terencana dan lebih efektif.

i. Meningkatkan kegiatan publikasi dengan mengundang travel writer atau wartawan

khusus.

j. Mengubah logo, signs, plang nama dan karakter huruf logo-type yang digunakan.

k. Menciptakan motto yang sesuai dengan misi yang diemban.

2.2 Pemilihan Strategi

Menentukan strategi yang hendak dipakai banyak dipengaruhi oleh lingkungan

usaha yang akan dihadapi. Bagaimanapun pilihan atas strategi itu harus dilihat dari

banyak segi, terutama data dan informasi sebagai hasil analisis pasar yang dilakukan,

(21)

Sebagai panduan untuk memilih pemecahan masalah yang dianggap paling

sesuai hendaknya harus dimulai dari suatu pasar dengan menyeleksi produk yang

ditawarkan dan memperbaharuinya kalau dianggap perlu, sehingga dapat memuaskan

target pasar yang dituju. Kemudian mantaplah place strategi yang benar-benar sesuai

dengan produk yang akan ditawarkan, yang tentunya juga harus sejalan dengan

kebijakan harga atau tarif yang dilakukan.

Stephen W. Brener, Senior Vice-President-Hospitality Consultant Division

Halmsley-Spear, Inc. mengatakan bahwa untuk memilih perantara atau franchise

group affiliation perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a. Pilih satu bentuk pelayanan yang sesuai dengan harapan tamu sesuai dengan

fasilitas yang dimiliki hotel.

b. Jaringan pendapatan dari anggota untuk bagaimana yang diharapkan menjadi

pelanggan diwaktu yang akan datang.

c. Pilihlah franchise yang sesuai dengan prinsip saling menguntungkan.

d. Lakukan pengecekan reservation system, apakah cukup efisien dibandingkan

dengan teknologi perhotelan yang banyak digunakan.

e. Lakukan evaluasi terhadap biaya-biaya yang menyangkut pemilihan perantara ini,

apakah cukup efisien atau tidak.

2.3 Dampak Perubahan Terhadap Strategi

Bila strategi solusi pemecahan masalah sudah ditetapkan maka perlu dikaji

sampai seberapa jauh pengaruhnya atau dampat implementasi strategi pemasaran

yang ditetapkan, khususnya penggunaan unsur-unsur yang menyangkut marketing

mix.

Agar suatu strategi yang dipilih dapat bekerja secara efektife harus diukur

(22)

perusahaan. Itu sebabnya mengapa suatu strategi yang harus ditetapkan harus terlebih

dahulu dikaji agar dapat diketahui apa dampak yang mungkin ditimbulkannya.

Dalam rangka meningkatkan penjualan, suatu hotel bisa saja membangun

fasilitas banquet dengan sasaran acara meeting, seminar, pesta kawin, atau konfrensi.

Masalah yang timbul adalah adanya pembatasan melalui syarat-syarat tertentu, seperti

batas minimum pesanan yang harus dipenuhi untuk dapat melayani suatu full-charge

dinners. Pada hal dengan adanya pembatasan itu bisa menurunkan frekuensi

penggunaan banquet hall. Akibat yang lebih jauh adalah mungkin saja tingkat

penjualan tidak seperti yang diharapkan, apalagi grup-grup tam tertentu biasanya

sangat sensitif dengan harga (generally very price-sensitive).

Oleh karena itu untuk menghadapi perubahan yang akan dilakukan, seorang

pemasar harus mempertimnbangkan strategi mana yang paling sesuai atau tepat

dengan kebijakan yang akan diambil. Harap disadari bahwa dalam usaha

meningkatkan penjualan selalu diperlukan kombinasi strategi untuk mencapai hasil

maksimal.

Sebagai tambahan, pengaruh terhadap profit juga perlu dipertimbangkan. Apa

yang dapat dilakukan oleh strategi yang baru itu terhadap penjualan atau perluasan

pangsa pasar? Bagaimana reaksi sipelanggan lama dan bagaimana dengan pelanggan

baru? Apa mereka menerima atau menolaknya?

Selain itu sipemasar juga harus tahu bagaimana dengan reaksi karyawan

selama perubahan dilakukan: apakah mereka senang dengan banyaknya tamu ataukan

malah mengerutu sebagai akibat beban kerja yang begitu berat dan dapatkah mereka

menerima perubahan yang ada.

Suatu strategi perlu diawaskan karena tidak menutup kemungkinan adanya

(23)

yang diambil tidak dengan sebuah perencanaan yang matang dan keputusan yang

diambil tidak berdasarkan analisis pasar yang akurat.

Usaha untuk mencapai suatu strategic solution dapat menimbulkan daya kretif

melalui perencanaan strategi yang prima tetapi dengan syarat convergent dan

divergent thinking harus digunakan. Cunvergent thinking dapat diartikan sebagai

pemikiran yang merupakan hasil dari suatu evaluasi (evaluation) yang dalam, penuh

tanggung jawab (responsibility) dan dapat dipertanggungjawabkan (accountability).

Sedangkan divergent thinking tidak lain adalah pemikiran berdasarkan intuisi

(intuition) dan inspirasi (inspiration) semata. Karena divergent thinking ini dinilai

penuh dengan resiko (risks).

Agar berhasil dan sukses dalam menerapkan strategi dan bisa memutuskan

pemecahan masalah terbaik diperlukan bukan hanya pendidikan saja tetapi pengaruh

pengalaman sangat menentukan. Oleh karena itu alasan mengapa begitu banyak

pemasaran terlibat dalam pengambilan keputusan, karena ada pertimbangan untuk

mencegah jangan terjadi hal-hal yang tidak seharusnya terjadi.

Untuk itu ada langkah-langkah agar strategi perencanaan dapat dinilai

bertanggung jawab, antara lain:

a. lakukan analisis pasar secermat mungkin.

b. Identifikasi masalah yang timbul dan perhatikan peluang yang ada.

c. Tentukan strategi yang akan dipakai untuk mencpai tujan perusahaan.

d. Analisis dampak yang terjadi akibat perubahan, terutama pengaruhnya

terhadap segmen pasar yang dijadikan target pasar.

e. Analisis kemampuan semua sumber yang ada untuk mengantisipasi

(24)

f. Tentukan tujuan pemasaran yang akan dicapai dan tujuan penggunaan strategi

itu.

g. Implementasikan secara cermat dengan memperhatikan kondisi perubahan

yang terjadi.

2.4 Konsep-konsep Dasar Sistem pengendalian

Pengendalian (control), seperti perencanaan dan pengorganisasian, adalah

suatu fungsi yang fital. Kadang fungsi ini adalah suatu area aktifitas manajemen yang

diabaikan dan disalah artikan. Dengan munculnya perusahaan besar, yang modern dan

keperluan pelaksanaan operasional yang efisien, pengendalian mendapat suatu ”input

stature” dan tingkat kecanggihan dari teknik manajemen lain. Berbagai

peraturan-peraturan, kontrak-kontrak, perilaku-perilaku diperlukan dalam suatu organisasi,

mengharuskan mekanisme untuk memastikan suatu pelaksanaan operasi secara teratur

dan akutansibilitas tindakan terhadap suatu kelangsungan hidup pertumbuhan

perusahaan. Pengendalian dan teknik pengendalian memberikan mekanisnme

demikian.

2.4.1. Sifat Proses Pengendalian

Organisasi yang menerapkan pengendalian memerlukan suatu pengaturan

yang teratur dan interaksi manusia individual. Pengendalian memungkinkan

individual memenuhi pengaturan demikian. Pengendalian adalah suatu konsep yang

telah berevolusi dari waktu kewaktu, mulai dari suatu penekanan pada kekuatan

(power), kemudian diikuti dengan suatu penekanan prilaku (behaviour), dan suatu

penekanan pada penggunaan yang multi dimensional.

Pengendalian telah dipandang sebagai kekuatan, pengendalian secara

(25)

Konsep pengendalian tradisional sebagai kekuatan yang diperlukan. Konsep

pengendalian tradisional ini hanya akan mengakibatkan disfungsional dan perilaku

kaku yang tidak diinginkan. Pengendalian mulai dipandang sebagai proses

pengambilan keputusan yang dimaksud untuk mempengaruhi prilaku menuju apa

yang paling baik dalam organisasi. Suatu sistem pengendalian mempengaruhi

pengarahan, intensitas, dan durasi motivasi. Pentingnya pengendalian dalam

mempengaruhi perilaku menjadi suatu tema yang diterima secara umum.

Dengan munculnya perusahaan modern yang besar, dan masalah

multidimensional, pengendalian berevolusi dari sifat keuatan yang memaksa dan

berfokus pada perilaku menuju suatu peranan multi dimensional dari berbagai

penggunaan. William Traver Jerome III mengungkapkan klasifikasi sebagai berikut:

1. Pengendalian yang digunakan untuk menstandarisasikan performa agar

meningkatkan efisiensi dan memperkecil biaya. Termasuk diantaranya adalah

studi waktu dan gerak, inspeksi, prosedur yang tertulis, atau jadwal produksi.

2. Pengendalian untuk mengamanka aktifa peruasahaan dari pencurian, dan

penyalahgunaan. Pengendalian demikian secara tipikal akan menekan

pembagian tanggung jawab, pemisahaan operasional, aktivitas dan

penyimpanan dan akutansi, dan sistem otorisasi dan catata yang memadai.

3. Pengendalian yang digunakan menstrandardisasikan mutu agar memenuhi

spesifikasi, baik pelanggan atau insinyur perusahaan. Cetak biru, inspeksi dan

pengendalian mutu statistikal (SQC/Statistical Quality Control)

melambangkan tolak ukur yang digunakan untuk memelihara integritas produk

(26)

4. Pengendalian yang digunakan untuk mengukur peforma ”on-the job”.

Pengendalian demikian yang tipikal adalah laporan khusus keluaran perjam

per kariawan, pemeriksaan intern, anggaran dan biaya standart.

5. Pengendalian yang digunakan untuk perencanaan dan operasi pemprograman.

Pengendalian demikian termasuk penjualan dan ramalan penjualan, anggaran,

berbagai standart biaya, dan standart pengukuran kerja.

6. Pengendalian yang diperlukan untuk memungkinkan manajemen puncak

mempertahankan berbagai macam rencana perusahaan dan program dalam

keseimbangan. Pengendalian demikian yang tipikal adalah anggaran induk,

manual kebijakan, manual organisasi dan teknik organisasi, seperti komite dan

penggunaan konsultan luar. Kebutuhan untuk pengendalian demikian akan

memberikan modal yang diperlukan untuk operasi sekarang dan jangka

panjang untuk memaksimaklan laba.

2.4.2 Basis Pengendalian

Pengendalian didasarkan pada beberapa bentuk kekuatan (power). Setiap

bentuk kekuatan menentukan strategi pengendalian yang berbeda, karena setiap

bentuk kekuatan berbeda dalam kemampuannya untuk membatasi pemilihan.

Terdapat 6 tipe kekuatan yang mendikte tipe strategi dan taktik pengendalian yang

berbeda yaitu:

1. Reward Power, adalah didasarkan pada persepsi yang dipegang seseorang atau

kelompok bahwa orang lain atau kelompok lain mempunyai kemampuan

untuk memberikan ganjaran yang bervariasi atau performa yang berbeda.

2. Coercive Power, adalah didasarkan yang persepsi yang dipegang oleh

seseorang atau kelompok orang, bahwa orang lain atau kelompok lain

(27)

3. Legitimate Power, adalah idasarkan pada persepsi yang dipegang seseorang

atau sekelompok orang lain atau kelompok lain mempunyai hak untuk

mempengaruhi tindakan yang terlebih dahlu.

4. Referent Power, adalah pada persepsi yang dipegang seseorang atau

sekelompok orang bahwa orang lain atau kelompok lain harus diidentifikasi

dengan meniru tindakan,, gaya dan kepercayaan yang terakhir.

5. Expert Power, adalah pada persepsi yang dipegang oleh seorang atau

sekelompok orang bahwa orang lain atau kelompok lain harus diidentifikasi

karena pengetahuan dan keahlian yang terakhir.

6. Integration of Power, yaitu suatu daru ahsil penggenaan dalam setiap

organisasi dari semua tipe kekuatan, yaitu reward Power, Coercive Power,

Legitimate Power, Referent Power, danexpert Power. Dalam kenyataannya

setiap tipe kekuatan adalah efektif hanya dalam situasi khusus. Menurut T.

Burns G.M. Stalker, bahwa sistem manajemen yang ”organik” cocok untuk

perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan pemasaran yang berubah, dan

sistem mekanistis cocok untuk perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan

yang relatif stabil. Sebab itu, dalam suatu sisitem manajemen orgonik, yang

dicirikan oleh perusahaan yang lebih sering dari posisi dan peranan, kurang

struktur hierarkis dan lebih dinamis, saling mempengaruhi antara berbagai

fungsi dari suatu organisasi untuk berhubungan dengan kondisi yang tidak

stabil dan berubah. ”Expert Power” dan ”Reward Power” mungkin lebih

cocok. Meskipun demikian, dalam suatu sistem manajemen yang mekanistis,

untuk stabil dan dengan daya rutin, ”Coersive Power” dan ’Legitima Power”

(28)

Tahap-tahap Pengendalian (Stage of Control)

1. Menentukan sasaran (goal) untuk performa aktivitas atau fungsi. Sasaran ini

membantu mengarahkan dan menghubungi usaha manusia. Sasaran organisasi

adalah hasil yang diinginkan atau ”States of Affairs” di mana kebijakan sistem

pencapaian (achievement system policies) dikomitkan dan sumber daya

dialokasikan.

2. Menentukan standart performa untuk setiap sasaran khusus dan aktivitas atau

fungsi. Standart pada dasarnya merupakan hasil yang akan ada apabila performa

adalah memuaskan.

3. Memonitor atau pengukuran performa aktual. Pemonitoran dapat dinyatakan dalam

moneter dan istilah akutansi seperti, laba, biaya (cost), pendapatan; denan indikator

akutansi yang lain, seperti ROI (Return of Investment) atau ”Residual Income” dan

dalam istilah non-moneter seperti mutu produksi, sifat dari tanggapan pasar, atau

setiap indikator sosial. Pengukuran (measurement) diselesaikan oleh manusia atau

alat-alat mecanikal yang dikenal sebagai ”sensor”.

4. Menelaah (review) dan membandingkan aktual dengan performa yang

direncanakan. Ini juga disebut sebagai ”peroses perbandingan (comparisson

process)”, yang menentukan apakah terdapat perbedaan antara aktivitas dan hasil

yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.

5. Memproduksi deviasi dan mengadministrasikan untuk memotifikasi dan menekan

performa. Ini disebut sebagai proses penilaian/ganjaran (Evaluation/Reward

(29)

d. Tipe Pengendalian (Typs of Control)

Pengendalian adalah suatu factor central dalam manajemen setiap organisasi.

Berbagai rencana klasifikasi telah diusulkan. Leonard Sayles mengemukakan 4 tipe

pengendalian yang berbeda yaitu:

1. ”Reassurance to Sponsors”, suatu pengendalian pada tingkatan yang tinggi,

yaitu ”Stake holders” diinformasikan mengenai pelaksanaan yang efisien.

2. Pengarahan pada karyawan, suatu pengendalian pada tingkat menengah,

mengenai hal-hal penting apa yang harus dilakukan.

3. Pengarahan pada tingkat yang lebih rendah oleh manajemen yang lebih tinggi,

suatu pengendalian pada ingkat menengah, yaitu penyelesaian ketinggalan dan

tindakan manajemen yang diperlukan.

4. ”Closing the Loop”, suatu pengendalian dalam tingkatan yang lebih rendah,

yaitu persyatratan teknis dan legal telah dipenuhi. Yang terdiri dari

pengecekan prosedur yang ditetapkan untuk meyakinkan bahwa tidak ada

keputusan keuangan atau teknis yang diambil tanpa penelaahan yang memadai

dan tidak ada langkah penting yang terlewatkan.

2.5 Hotel Budgeting

Dalam menyusun hotel budgeting, pertama-tama yang harus dijalankan ialah

marketing plan. Penyusunan marketing plan tersebut dipimpin oleh general manager

dengan dibantu oleh finansial accountant, F&B manager, sales & marketing manger,

dan FO Manager, maka disusunlah marketing plan. Langkah ini selanjutnya akan

mengarah dan menuju budgeting plan.

(30)

1. General faktor, meliputi faktor-faktor umum yang harus dipertimbangkan,

seperti adanya acara-acara khusus yang menunjang kegiatan pariwisata,

calender of event, tempat-tempat wisata, kerajinan perak, ukiran kayu, dan lain

sebagainya yang perlu dipertimbangkan.

2. Product Analysis

Suatu langkah analitis untuk mengetahui sampai seberapa jauh akan dihasilkan

penjualan kamar, F&B, dan lain-lain. Hal ini dilakukan dengan

membandingkan statistik yang ada.

3. competitor Analysis

Ialah analisis saingan- saingan hotel yang ada dan sejenis/ setara. Ini dapat

dilakukan dengan cara membandingkan tentang fasilitas yang ada, lokasi,

harga maupun pangsa pasarnya.

4. Personal Selling program

Ialah kegiatan menjual barang ataupun jasa yang dilakukan oleh orang (tenaga

sales & marketing) dengan sarana tetentu. Disini diperlukan selling technic

yang mumpuni dari setiap staff sales & marketing.

5. Advertisement and Promotion Budget

Ialah sarana dari marketing yang berupa dana dalam bentuk perhitungan uang.

Jelasnya ialah bahwa dana akan dibutuhkan oleh kegiatan menjual fasilitas

hotel harus ditetapkan secermat dan selengkap-lengkapnya.

6. Evaluation & Control,pelaksanaan Budget harus selalu dikontrol,

dibandingkat, dan dievaluasi. Penurunan penjualan yang mungkin terjadi

(31)

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG HOTEL GARUDA PLAZA

3.1 Sejarah Berdirinya Hotel Garuda Plaza

Sebelumnya Hotel Garuda Plaza merupakan losmen yang didirikan pada tahun

1958 yang pada awalnya diberi nama ”Losmen Garuda”. Pembangunan dan pendirian

Losmen Garuda ini dikelola oleh Bapak Haji Muhammad Arbie, selaku direksi

Fa.Maju Medan. Dari tahun ketahun Losmen ini selalu diadakan pembenahan,

sehingga pada tahun 1970 losmen ini telah memiliki 58 kamar, kemudian nama

losmen ini berangsur- angsur berubah menjadi ”Hotel Garuda”.

Pada tahun 1973 kamar-kamar yang ada di hotel tersebut tampak sesak sekali

oleh para tamu, baik domestik maupun asing. Melihat situasi tersebut, pendiri

berinisiatif untuk untuk membangun sebuah motel yang letaknya bersebrangan

dengan hotel tersebut. Dari 15 kamar ditambah 18 kamar baru lagi, sehingga menjadi

33 kamar yang mampu menampung setiap tamu yang hendak menginap pada waktu

itu.Dengan demikian kedua penginapan tersebut, berjalan serta terus meningkatkan

pelayanan disetiap kegiatannya.

Karena adanya dana serta pengalaman maka pimpinan membuat gagasan baru

untuk mendirilkan sebuah hotel bertaraf internasional. Dan pada tahun 1976 tepatnya

pada 15 Oktober 1976 mulailah dibangun hotel ketiga dengan melalui dua tahap.

Tahap Pertama adalah dengan hotel dengan kamar yang berjumlah 84 kamar.

Pada tanggal 5 januari 1977 dibentuk suatu badan resmi yaitu PT.Garuda Maju

(32)

Hotel” karena adanya pandangan bahwa hotel ini memiliki prospek yang cerah

dimasa mendatang.

Tepat pada tanggal 22 juli 1978, pembangunan hotel ini telah selesai dan

mulai beroperasi. Hotel ini lalu diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara yang pada

masa itu dijabat oleh Bapak E.W.P.Tambunan.

Pengolahan ketiga hotel tersebut adalah dibawah PT. Garuda Maju Cipta dan

karena ketiga hotel ini memiliki jenis usaha yang sama maka dibentuk sebuah gruop

yang dinamakan ”garuda Hotel Group”.

Kemudian pada tahun 1980 mulai pembangunan tahap kedua dengan

menambah bangunan sebelah kiri hotel dengan jumlah kamar sebanyak 70 kamar.

Pada tanggal 1 April 1982 pembangunan tahap kedua ini selesai maka jumlah kamar

adalah 154 kamar. Garuda Plaza ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas diantaranya:

swimming pool, restaurant, coffee bar, coffee shop, meeting room dengan beberapa

ukuran yang berbeda, serta ball room tempat diadakannya berbaigai pesta salah

satunya adalah wedding party.

Sejak mula didirikannya Garuda Plaza Group ini, dari mulai karyawan

terendah hingga pimpinan tertinggi ditangani oleh pribumi tanpa adanya campur

tangan orang asing. Demikian juga dengan dekorasi kamar serta hal terkecil hingga

terbesar lainnya.

Hingga saat ini jumlah kamar keseluruhan Hotel Garuda Plaza ini adalah

berjumlah 245 kamar yang cukup up to date dan representatif dalam melayani arus

pengunjung yang ada. Up to date ditinjau dari segi kwantitatifnya, yakni mampu

menarik minat wisatawan untuk menginap dengan pengadaan kamar dan fasilitas

yang memadai. Sedangkan representatif ditinjau dari segi kwalitatif, yakni pelayanan

(33)

Sesuai dengan pengklasifikasian hotel sebagai hotel berbintang dilihat dari

syarat-syarat lokasi, akomodasi, makanan dan minuman, fasilitas, pelayanan, dll.

Maka Direktur Jenderal Pariwisata Menetapkan behwa Hotel Garuda Plaza adalah

merupakan hotel yang layak disebut sebagai hotel berbintang 3 (tiga).

3.2 Klasifikasi Hotel Garuda Plaza

Klasifikasi adalah suatu pengelompokan yang dilakukan untuk mempermudah

suatu perusahaan khususnya hotel, untuk mengetahui jenisnya.

Klasifikasi yang lebih jelas mengenai hotel ini adalah:

a. Berdasarkan Tipe of Plan (Harga Jual Kamar)

Hotel Garuda Plaza menerapkan sistem ”Continental Plan Hotel” yaitu harga

kamar sudah termasuk ”Continental Breakfast”.

b. Berdasarkan Size Number of Room (Jumlah Kamar)

Hotel Garuda Plaza tergolong hotel sedang ”Above Average Hotel” karena

memiliki jmlah kamar diatas 175 kamar yang siapa dijual.

c. Berdasarkan Length of Stay (Lama Tamu Menginap)

Hotel Garuda Plaza tergolong dalam “Transit Hotel” karema tamu yang

menginap rata-rata 1-2 hari saja walaupun ada tamu yang menginap lebih dari

3 hari.

d. Berdasarkan Type of Guest (Jenis Tamu Hotel)

Tamu yang menginap dihotel ini paling banyak adalah merupakan pebisnis

dan pada umumnya berbentuk sebuah group dari suatu instansi baik negeri

maupun swasta yang menginap disana sekaligus untuk mengadakan

pertemuan atau seminar yang dilakukan dalam beberapa hari. Oleh karena itu

(34)

e. Berdasarkan Length of Operation Period (Lamanya Hotel Dioperasikan)

Hotel ini beroperai sepanjang tahun dan tidak bergantung pada musim

sehingga hotel ini termasuk “Unseasonal Hotel”.

3.3 Struktur Organisasi Hotel Garuda Plaza

Organisasi adalah sarana atau alat untuk mencapai tujuan organisasi juga

merupaka wadah kegiatan daripada orang-orang yang bekerjasama dalam usahanya

dalam hal ini setiap organisasi harus jelas tugas, wewnang tanggung jawab, hubungan

dan tata kerjanya.

Berdasarkan struktur organisasi dapat dilihat luasnya tanggung jawab

seseorang dalam menjalankan tugasnya. Struktur organisasi menunjukan bagaimana

jalannya aktifitas atau pekerjaan itu dilaksanakan menurut dalam jenjang didalam

organisasi. Hal ini dapat berguna untuk menghindari terjadinya adanya pekerjaan

yang saling tumpang tindih, karena setiap karyawan mengetahui tugas, tanggung

jawab, serta wewenangnya masing-masing. Dalam struktur organisasi yang ditetapkan

hubungan-hubungan antara unsur-unsur organisasi yang memungkinkan seluruh

karyawan bekerja sama secara efektif dan seefisien mungkin.

Tujuan organisasi dapat tercapai dengan adanya kerja sama yang baik,

diantara personalia yang ada pada organisasi atau perusahaan tersebut, yang ditandai

dengan tingkat-tingkat pengawasan yang sempurna, sehingga dapat diketahui susunan

yang ada pada bagian-bagian tertentu, serta tidak didapatinya pelaksanaan satu jenis

pekerjaan yang dilakukan oleh lebih dari satu pelaksanaan, sekaligus menghindari

terjadinya pemborosan, baik pemborosan waktu, tenaga serta biaya.

Struktur organisasi suatu hotel pada umumnya tidak akan sama dengan stuktur

(35)

Hal ini disebabkan karena dalam penyusunan suatu organisasi harus dipertimbangkan

ruang lingkup operasi serta jumlah tenaga yang diperlukan.

Dari hasil penelitian di hotel Garuda Plaza, dijumpai bahwa baik buruknya

suatu organisasi dapat mempengaruhi operasional sehari-hari. Dimana dari

tahun-ketahun pengusahanya berusaha untuk meningkatkan struktur organisasinya, agar

sesuai dengan tuntutan kegiatan-keigatan yangsemakin meningkat dan beragam.

Begitu pula dengan Hotel Garuda plaza, juga memiliki struktur organisasi

yang telah dirancang secara baik dan benar agar dapat mencapai tujuannya dengan

lebih mudah.Pada tahun 1990 dengan pertimbangan diterapkan struktur organisasi

(36)
(37)

3.4 Fasilitas-Fasilitas Hotel Garuda Plaza

Hotel Garuda plaza berklasifikasi bintang tiga. Dengan jumlah kamar 245

kamar yang terdiri dari berbagai tipe dengan harga yang bervarisi yaitu:

 Superior : Rp.396.300

 Deluxe : Rp.506.250

 Executive Deluxe : Rp.567.000  Garuda Deluxe : Rp. 600.000

 Junior Suite : Rp.1.073.250

 Executive Suite : Rp.1.600.000  Garuda Suite : call for promo rate

 Extra Bed : Rp.135.000

Harga-harga kamar tersebut sudah termasuk tax and service, dan untuk waktu

check out adalah pukul 13.00 wib.Tiap kamar dilengkapi berbagai fasilitas yaitu:

 Elegancy Appointed Rooms dengan Ac

 Privatte Bathroom

 Sattellite tv

 IDD Telephone  Mini Bar

 Hair Dryer

 Twin Bed  Dressing Table

 Direct City Call

(38)

Adapun Fasilitas-fasilitas lainnya adalah:

 The Gayo’s Coffee Shop

Dibuka selama 24 jam dengan sajian makanan ringan seperti europan dan

Indonesian snacks.

 New Plaza Restaurant

Dibuka mulai pukul 07.00 sampai pukul 23.00 dengan sajian menu Indonesia,

eropa, cina, dll.

 Maninjau Swimming Pool

Kolam renang yang bersih, segar dan merupakan tempat yang dibuka untuk

umum.

 Meeting Room yang terdiri dari:

a. Vallencia Hall, terletak pada lantai dua dengan kapasitas 300-800

seats. Dapat digunakan untuk acara konferensi, seminar, birthday

party, wedding, dan format acara lainnya.

b. Pataya Room, terletak pada lantai nem dengan kapasitas 70 seats.

Dapat digunakan untuk meeting, seminar, dan lain-lain.

c. Contessa Room, terletak pada lantai enam dengan kapasitas 50 seats.

Fungsinya hampir sama dengan pataya room.

d. Puti Bangau, lokasinya dekat dengan swimming pool dengan kapasitas

30 seats. Dapat digunakan untuk rapat.

e. Binung Room, terletak lantai satu dekat dengan New Plaza Restaurant

dengan kapasitas 30 seats. Dapat digunakan untuk meeting dan

(39)

 Devy Plaza, tempat berbelanja untuk keperluan sehari-hari maupun souvenir

yang berupa kearajinan tangan khas daerah sumatera.

 Cherry Taxi, fesilitas transportasi bertarif murah. Taxi yang dapat digunakan

untuk transportasi dalam kota, tour, kunjungan ke obyek wisata, dll.

 Laundry & Dry Cleaning Service

 24 hour Medical Service, dalam hal ini Garuda Plaza bekerja sama dengan

Klinik Spesialis Bunda dengan mempersiapkan sistem Paket. Paket check up

trrmasuk:

# Akomodasi

# makanan dan minuman

#Transportasi

 Telex, Facimile, Telephone Service

Memberikan pelayanan komunikasi baik dalam maupun luar negeri.

 Travel Agen/ Ziar Tour, yang terletak dialntai satu yang memberikan

pelayanan bagi yang akan melakukan tour.

 Airline Offices( Lion Air, Awair, Jatayu, Bayu, dll), yang merupakan kantor

cabang penerbangan yang melayani pembelian tiket.

 Business Center

(40)

BAB IV

STRATEGI HARGA KAMAR DAN UPAYA DALAM

PENGENDALIAN BIAYA KAMAR HOTEL

GARUDA PLAZA MEDAN

4.1 STRATEGI HARGA KAMAR

Strategi harga kamar adalah suatu hal atau langkah yang dapat dilakukan oleh

Hotel Garuda Plaza Medan untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah

direncanakan dalam pemasarannya yang dilakukan untuk jangka panjang, untuk

mencapai minat tamu dan dapat bersaing dipasar untuk memasarkan produk dan jasa

yang ditawarkan oleh hotel ini sehingga dapat mencapai peningkatan pendapatan.

Strategi harga sangat penting dan tidaklah mudah, oleh karena itu dalam hal

ini harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan, baik dalam hal internal maupun

eksternal. Dan perlu adanya informasi yang sangat penting, mengenai hotel yang

sejenis dan dengan fasilitas yang sama atau hampir sama. Hal ini dilakukan untuk

sebagai bahan perbandingan sehingga harga yang telah ditetapkan dapat bertahan,

artinya tidak akan berubah dalam waktu dekat sehingga dapat mencapai

profesionalitas perusahaan dimata masyarakat.

Harga yang ditetapkan oleh pesaing adalah merupakan suatu bahan

pertimbangan, maka cost structure hotel tersebut perlu diketahui.Industri perhotelan

adalah merupakan industri yang bersifat dinamis, artinya kondisinya sewaktu-waktu

dapat berubah sehingga akan mempengaruhi proyeksi biaya (cost) dan juga

(41)

4.1.1 Bahan Pertimbangan Dalam Strategi Harga Kamar

Ada 4 hal yang menjadi faktor atau bahan pertimbangan bagi Hotel Garuda

Plaza dalam penyusunan sebuah strategi harga kamar yaitu:

1..Menentukan harga secara objektife (Pricing Objective)

Bagi Hotel Garuda Plaza, menjaga suatu tingkat harga yang stabil adalah

merupakan salah satu tujuan, karena harga stabil pada suatu hotel akan membantu

menjaga kepercayaan quest sehingga mereka akan datang kembali suatu saat untuk

menginap.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi kemungkinan dalam pricing objectifes

bagi hotel yaitu: rendahnya profit yang maksimal, tingginya profit yang minimal,

pertumbuhan, stabilitas pasar, maintain price, dll.

Ada beberapa pricing problem yang mungkin dihadapi hotel, seperti:

a. Adanya kecendrungan penurunan dalam penjualan kamar

b. Tarif hotel lebih rendah atau lebih tinggi dari hotel pesaingnya

c. Ketidakseimbangan harga-harga atas product line

d. Terlalu sering mengubah harga kamar tanpa ada kaitannya denan

kenyataan lingkungan.

Berdasarkan pricing problem tersebut maka suatu hotel dapat memiliki lebih

dari satu price objectife, yang daat dihubungkan dengan 3 hal yang mendasar yaitu:

a. Dengan menentukan tarif kamar yang cukup tinggi, maka hotel akan

menghasilkan cukup margin untuk keuntungan.

b. Dengan menetapkan harga kamar yang cukup rendah, maka hotel dapat

mencegah hotel yang menjadi saingan untuk meningkatkan kapasitasnya.

c. Dengan menetapkan harga dibawah hotel yang menjadi saingan untuk

(42)

2.Memperhitungkan biaya (Cost)

Bila biaya tetap hotel lebih besar persentasenya dalam total cost, maka setiap

penambahan volume penjualan akan sangat membantu untuk meningkatkan

pendapatan hotel.

Jika skala ekonomi yang dihasilkan cukup kuat, maka harus direncanakan

untuk memperluas pangsa pasar terutama kalau kita menginginkan long term price

dengan mengharapkan penurunan harga. Pilihan lain, jika terjadi penurunan harga,

maka kemungkinan harga dapat menjadi lebih rendah untuk jangka panjang sehingga

peningkatan pangsa pasar akan lebih besar. Seandainya suatu hotel beroprasi dengan

biaya yang lebih rendah dibanding dengan hotel saingan, maka hotel tersebut akan

memperoleh tambahan keuntungan dengan jalan mempertahankan harga pada tingkat

persaingan. Tambahan keuntungan dapat meningkatkan promosi produk secara lebih

agresif.

Bagaimana jika biaya operasi lebih tinggi dibanding dengan biaya hotel

pesaing? Maka sudah jelas hotel tidak punya kekuatan untuk menurunkan harga lebih

rendah lagi.

3.Mengetahui informasi tentang hotel yang menjadi saingan (Competition)

Dalam suatu industri bisnis persaingan pada perusahaan yang memiliki jenis

bisnis yang sama, adalah suatu kewajaran jika terjadi persaingan. Khususnya untuk

hotel jika ada dua buah atau lebih hotel yang memiliki kualitas dan fasilitas yang

hampir sama maka hotel-hotel tersebut akan bersaing untuk mendapatkan

kepercayaan dari calon tamunya, sehingga pihak hotel akan merasa tidak bebas dalam

menentukan harga penjualan.Tetapi jika hanya ada satu hotel saja yang berada pada

(43)

berjalan dengan mudah dengan harga yang sesuai dan dikehendaki. Berapapun

asalkan konsumen mau menyanggupinya.

Hotel yang memiliki pangsa pasar yang cukup besar akan mempunyai

kekuatan dalam pasar dan akan lebih banyak mendapat peluang untuk mengubah

harga tanpa khawatir dapat reaksi dari pesaing. Sebaliknya, pesaing yang memiliki

pangsa pasar kecil tidak akan leluasa menetapkan harga produknya lebih rendah lagi,

karena tidak ada pasar yang dapat menyedot produk dan jasanya.

Walau terkadang konsumen beranggapan bahwa suatu brand berbeda dengan

brand lainnya, sehinga konsumen tidak akan perduli dengan harga yang ditetapkan

lebih tinggi, yang penting mereka mendapatkan brand yang disukai.Jika hal itu terjadi

maka hotel harus membuat kesan product differentiation dalam produk dan jasanya,

maka untuk melancarkannya mka pihak hotel harus memiliki promosi yang kuat

untuk dapat membentuk kesan (image) terhadap produk yang ditawarkan. Perusahaan

yang sulit dimasuki pesaing, akan dapat menggontrol harga.

4.Menganalisis permintaan pasar (Demand)

Informasi tentang permintaan pasar perlu dianalisis terlebih dahulu untuk

mengetahui seberapa kekuatan calon tamu. Permintaan pada suatu produk atau jasa

dipenaruhi oleh banyak pertimbangan atau faktor yang saling berkaitan yaitu:

 Kemampuan konsumen untuk membeli

 Keinginan calon konsumen untuk membeli

 Manfaat produk dan jasa bagi konsumen

 Harga substitusi untuk harga tersebut

 Potensi pasar untuk menampung produk dan jasa tersebut

(44)

 Tingkah laku konsumen secara umum

 Segmen pasar

Analisis permintaan meliputi perkiraan-perkiraan hubungan antara tingkat

harga dan permintaan dengan mempertimbangkan dampak pada variabel-variabel

lainnya bagi permintaan.

Suatu permintaan bersifat elastis, yaitu artinya dengan melakukan penurunan

harga sedikit saja, permintaan akan produk tersebut akan meningkat cukup besar.

Tetapi kalau adanya penurunan harga, pengaruhnya hanya sedikit saja atas

permintaan.

kalau harga dari suatu produk atau jasa naik maka calon tamu akan

cendderung mencari hotel lain sebagai substitusi. Untuk mencegah agar calom tamu

tidak memilih hotel lain, maka pihak hotel Garuda Plaza sangat perlu mepelajari

mengapa calon tamu cenderung memilih hotel lain.

Bagi Hotel Garuda Plaza, kebijakan penetapan harga lebih ditekankan untuk

memperhatikan faktor-faktor biaya dan kondisi persaingan sebagai dasar analisis

dalam penetapan kebijakan harga. Kalau biaya-biaya yang selama ini biasa

dikeluarkan dan tingkat harga kamar yang dijual tidak kalah dalam persaingan, maka

kebijakan harga dapat diteruskan, tetapi untuk jangka panjang harus ditinjau kembali.

4.1.2 Strategi Dalam Peningkatan Pendapatan

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dari penyewaan kamar

sebesar 25% sesegera mungkin. Untuk itu hal yang dilakukan pihak hotel Garuda

(45)

1. Menetapkan harga (tarif kamar) dengan mengklasifikasikan kamar yang

tersedia dan menetapkan tarif yang lebih tinggi bagi kamar yang memiliki

fasilitas lebih banyak. Jadi dalam hal ini, strategi yang digunakan adalah:

 Strategi terhadap produk, yaitu membagi kamar-kamar menurut

kualitas dan fasilitas yang dimilikinya, kemudian menetapkan

kamar-kamar tertentu sebagai: Superior,Deluxe, Executive Deluxe,

Garuda Deluxe, Junior Suite, Executive Suite, Garuda Suite.

 Strategi harga, menetapkan harga yang berbeda terhadap kamar

yang berbeda sesuai dengan kwalitas kamar yang ada.

2. Menyediakan kamar dengan harga relatif rendah (premium class),

dengan tujuan menarik lebih banyak tamu menggunakan kamar

tersebut. Disini stratei yang digunakan adalah:

 Dengan menggunakan strategi produk, yaitu menyediakan

kamar dengan premium class yang lebih banyak dibanding

dengan jenis kamar lainnya.

 Dengan strategi konsumen, dengan maksud agar dapat

menarik tamu lebih banyak tidak terbatas hanya kelas atas,

tetapi tamu kelas menengah ke bawah juga dapat menginap di

hotel ini.

Hal sederhana yang dilakukan dari strategi tersebut adalah dengan:

1. Menyediakan 100 kamar pada lantai 4 dan 5 dengan tarif premium rate.

2. Rumusan suatu paket penjualan premium class room itu dengan memberi nilai

(46)

3. Melancarkan suatu kegiatan promosi untuk kamar-kamar pada lantai 2 dan 3

dengan memberikan diskon khusus bagi calon pelanggan yang segera

menggunakan kesempatan yang diberikan.

Strategi-strategi yang berguna untuk jangka panjang yaitu:

1. Dalam hal strategi produk yaitu:

. a. Mengubah, memodifikasi, atau mempebaiki kualitas produk yang ada.

b. Memperkenalkan produk-produk baru yang sejalan penggunaannya dengan

produk lama (introduce the new product lines).

c. Mengubah dan memperkenalkan prosedur pelayanaan yang baru.

2. Dalam hal strategi tempat yaitu:

e.Merenovasi kamar-kamar dan fasilitas lain yang dianggap perlu.

f. Menambah outlet penjualan berdasarkan letak geografis yang dianggap

potensial.

3. Dalam hal strategi harga yaitu:

a. Meninjau kembali kebijakan harga (misalnya karena krisis moneter

pemerimaan dollar diubah menjadi rupiah karena lebih sesuai dengan daya

beli pasar).

b. Menawarkan nilai tambah (value-added) terhadap produk tertentu.

4. Dalam hal strategi posisi Yaitu:

a. Mengubah, memodifikasi atau memperbaharui persepsi calon pelanggan

tentang kesan (image) terhadap hotel.

b. Memperbaiki atau meningkatkan citra hotel dalam masyarakat.

5. Dalam hal strategi promosi yaitu:

a. Mencari atau mengubah design iklan dan pemilihan media yang lebih

(47)

b. Mendesain ulang bahan-bahan promosi (promotion materials) dengan

mencetak brochures, leaflets, dan booklets dengan kualitas yang lebih baik.

c. Meningkatkan anggaran promosi yang dianggap perlu dan mengurangi

anggaran promosi yang kurang atau tidak efektif pelaksanaannya.

4.2 PENGENDALIAN BIAYA KAMAR

Pengendalian biaya kamar sangat erat kaitannya dengan Departemen

Housekeeping khususnya Room Section. Bagian ini dipimpin oleh seorang

Housekeeper yang secara langsung bertugas dan bertanggung jawab dalam

operasional kamar, salah satunya adalah biaya bagian kamar.

Pengendalian biaya pada bagian kamar pada dasarnya adalah untuk menjamin

bahwasanya semua biaya tetap konsisten dengan tingkat hunian yang dicapai oleh

hotel sepanjang tahun. Jika hunian yang sebenarnya secara nyata berbeda dengan

perkiraan anggaran maka biaya yang telah dianggarkan perlu ditinjau kembali dan

disesuaikan.

Dalam upaya pengendalian biaya kamar, hotel ini lebih menitikberatkan pada

komponen-komponen yang perlu diperhitungkan dalam penyusunan anggaran. Hal ini

karena anggaran dapat dikatakan sebagai alat pengendalian yang paling signifikan.

Dengan anggaran, dapat diketahui apakah program kerja pada kamar dapat terlaksana

sesuai dengan apa yang direncanakan atau tidak. Ada dua alasan mengapa

penyusunan anggaran secara tahunan sangat diperlukan dan digunakan dihotel ini,

pertama adalah karena anggaran merupakan suatu perkiraan biaya operasional untuk

periode mendatang. Kedua adalah untuk mengetahui sejauh mana biaya yang

dianggarkan dapat direalisasikan. Realisasi anggaran dapat dijadikan sebagai tolah

(48)

sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dengan demikian,

kemungkinan dapat terjadi realisasi dapat terjadi lebih kecil daripada anggaran yang

telah ditetapkan, ini berarti kemungkinan terdapat pemborosan atau ada kegiatan yang

tidak direncanakan sebelumnya.

4.2.1 Bahan Perhitungan

Di dalam menyusun anggaran, ada beberapa hal yang dijadikan perhitungan

oleh pihak hotel ini yaitu:

1. Biaya Tahun Sebelumnya

Hal ini diperlukan untuk memperoleh gambaran nyata tentang biaya yang

dikeluarkan pada tahun sebelumnya, dan dijadikan dasar perhitungan untuk tahun

yang akan datang. Karena sifatnya mengevaluasi kembali biaya-biaya yang lalu, maka

ada kemungkinan terjadinya koreksi yang berkaitan dengan pengurangan atau

penambahan biaya pada tahun memdatang yang disesuaikan denfgan program kerja

yang telah dibuat housekeeper. Dan program kerja yang dibuat tidak terlepas dari

proyek keadaan hotel pada masa yang akan datang.

2. Bahan Perlengkapan Kebutuhan Tamu dan Bahan Pembersih

Besar atau kecilnya biaya yang dialokasikan terutama untuk bahan

perlengkapan tamu dan bahan pembersihan bergantung pada proyeksi tingkat huni

kamar. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana anggaan adalah:

 Jenis bahan perlengkapan tamu dan bahan pembersih yang dipergunakan

untuk membersihkan ruangan.

 Mengevaluasi jumlah penggunaan bahan perlengkapan tamu dan bahan

(49)

tamu dan bahan pembersih serta penggunaannya, yang dikaitkan tingkat huni

pada tahun tersebut.

Adapun jenis-jenis bahan perlengkapan tamu dan bahan pembersih adalah

sebagai berikut:

Bahan-bahan Perlengkapan Tamu: Bahan-bahan Pembersih:

- Handuk mandi (Bath Towel) - Bahan-bahan chemical

- Jenis linen tempat tidur - Bahan dan peralatan pembersih toilet

- Sabun mandi - Bahan dan peralatan pembersih lantai

- Sikat dsan pasta gigi - Bahan dan peralatan pembersih linen

- Korek api - Bahan pembersih kayu

- Asbak (ashtray) - Bahan pembersih metal

- Gantungan baju (Hanger)

- Stationaries

3. Peralatan Pembersih

Dalam perhitungan anggaran peratan pembersih yang diperlukan, tidak hanya

jumlah peralatan yang akan dibeli saja, tetapi perlu juga diperhitungkan anggaran

perawatan peralatan yang digunakan. Hal ini diperlukan karena jenis peralatan

pembersih yang digunakan terdiri dari dua jenis peralatan, yaitu peralatan yang

sifatnya manual tidak mekanis, dan peralatan melkanis.

Jenis Peralatan Mekanis:

- Mesin penghisap debu (vacuum claener)

- Mesin penbersih lantai (Floor cleaning machine)

- Mesin penyampo karpet (Shampooing machine)

- Mesin pengering karpet (Carpet dryer)

(50)

- Aalat pengepel (Mopping)

- Alat untuk menyapu basah (Damp Sweeper)

- Sikat w.c (Toilet bowl brush)

- Alat pembersih kaca (Galass scraper)

Dengan melihat data perawatan dan perbaikan peralatan pembersih yang

digunakan, maka dapat dibuat anggaran biaya perawatan dan perbaikan untuk tahun

yang akan datang. Selain itu data tersebut juga digunakan untuk mengetahui jenis dan

merk peralatan paling besar memerlukan biaya perbaikan, dengan demikian data

tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan, apakah bahan dan merk tersebut akan

digunakan pada tahun berikutnya.

4. Gaji Karyawan

Dimulai dari rincian jumlah gaji yang dibayarkan pada periode saat ini,

kemudian dibuat perkiraan anggaran gaji untuk periode yang akan datang, dengan

memperhitungkan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh: kenaikan gaji yang

diberikan setiap tahun secara otomatis, atau kenaikan gaji karena telah dijanjikan, dan

karen akenaikan gaji yang disebabkan karena promosi kenaikan jabatan. Di samping

itu juga harus diperhitungkan jumlah karyawan yang akan selesai kontraknya dan

tidak diperpanjang lagi.

5. Program Renovasi

Renovasi adalah suatu usaha yang dilakukan hotel ini untuk mempebaiki

kembali atau memperbaharui bagian kamar yang rusak atau dianggap kurang

memadai sehingga terjadi suatu perubahan model atau bentuk sehingga model yang

dihasilkan lebih menarik untuk menarik minat tamu untuk kembali menginap.

Bentuk atau mode yang dibuat biasanya cenderung mengikuti keinginan

(51)

lima tahun agar kamar tetap terlihat nyaman untuk ditempati Karena jika satu kamar

ada yang rusak dan tidak diperbaiki, lalu dijual dalam keadaan rusak, baik parah

ataupun hanya kerusakan kecil, akan berpengaruh terhadap kamar lainnya. Karena

tamu akan beranggapan pihak hotel tidak profesional dan bangunan hotel sudah tua

sehingga tidak layak untuk ditempati, sehingga ada anggapan kalau kondisi kamar

lain akan sama dengan kamar yang rusak tersebut.

Renovasi dihotel ini biasanya dilakukan karena berbagai hal yaitu:

- karpet sudah sangat kotor

- wall paper sudah banyak yang sobek

- cat dinding yang sudah mulai pudar

- dsb

Dalam melaksanakan program renovasi ini diperlukan suatu data agar dapat

dibuat perkiraan berapa kamar yang memerluka pengecetan kembali, penggantian

karpet, dsb, yang kemudian dibuat suatu penjadwalan renovasi. Sehingga dapat

diketahui berapa biaya yang dikeluarkan dan untuk apa.

Pada waktu memepersiapkan anggaran, seluruh kegiatan dan penggantian

peralatan, perlengkapan dan fasilitas yang memerlukan biaya harus disusun

berdasarkan daftar atau yang biasanya disebut perioritas.

 Perioritas pertama, adalah penggantian atau perbaikan yang mutlak harus

dilaksanakan segera pada angaran tahun ini.

 Periode kedua, adalah penggantian atau perbaikan yang sifatnya hanya

menambah agar ruangan terlihat lebih indah, dan pelaksanaannya dapat

(52)

 Periode ketiga, adalah penggantian atau perbaikan yang tidak mendesak

pelaksanaannya atau masih bisa ditunda sampai dengan dua atau tiga tahun

mendatang.

Program renovasi memiliki kaitan langsung dengan penyusunan anggaran,

untuk itu agar memudahkan dalam menyiapkan penyusunan anggaran kapital

tahunan diperlukan catatan tentang kapan pertama kali bahan tersebut dibeli dan

berapa lama bahan-bahan tersebut dapat digunakan.

Penyusunan anggaran biasanya dapat mencukupi kebutuhan maksimal sepuluh

tahun, dengan demikian dapat lebih mudah mengidentifikasi bahan atau barang yang

perlu diganti dan kegiatan yang perlu dilaksanakan yang dikategorikan sebagai

perioritas pertama, kedua, dan ketiga.

4.2.2 Memperkirakan Pengeluaran Kamar

Hal terpenting dalam memperkirakan pengelolaan kamar adalah jumlah kamar

yang dihuni yang diharapkan untuk masing-masing periode anggaran. Dengan cara

mengalikan jumlah kamar yang dihuni sebagaimana yang terlihat pada rooms

manager forecast dengan kategori besar pengeluaran per kamar yang dihuni

menghasilkan prakiraan pengeluaran untuk periode anggaran, misalnya dengan

mengikuti prosedur pengawasan inventaris yang baik, maka dapat diketahui berapa

rata-rata penggunaan jenis perlengkapan kebersihan.Dengan cara membagi semua

biaya perlengkapan yang digunakan pada periode yang lalu dengan jumlah kamar

yang sebenarnya dihuni selama periode tersebut menghasilkan biaya perlengkapan

kebersihan perkamar yang dihuni.Dengan mengalikan biaya per kamar yang dihuni

dengan jumlah kamar perkiraan yang menghasilkan tingkat biaya yang diperkirakan

(53)

Metode Pengendalian Pengeluaran

Ada 4 metode yang dilakukan pihak Hotel Garuda Plaza dalam mengendalikan

pengeluaran bagian kamar yaitu:

a. Pencatatan yang akurat, hal ini sangat membantu mengendalikan

pengeluaran dan mengidentifikasi masalah-masalah pengelolaan

inventaris.

b. Penjadwalan yang Efektife, para karyawan bagian kamar harus

dijadwalkan sesuai dengan staffing manajemen, sehingga operasional

dapat berjalan dengan lancar, tanpa harus terkendala karena kurangnya

personil ataupun hal lainnya yang berhubungan dengan staffing lain.

c. Pembelian yang Effisien, pembelian bahan-bahan serta peralatan yang

(54)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan antara

lain sebagai berikut:

a. Bagian penjualan kamar adalah merupakan bagian yang menjadi komponen

penghasilan terbesar bagi sebuah hotel.

b. Strategi pemasaran perlu dimiliki oleh sebuah Hotel agar suatu hotel dapat

bersaing dalam setiap keadaan, terutama pada saat kondisi ekonomi dan politik

yang kurang menguntungkan.

c. Agar suatu strategi yang dipilih dapat bekerja secara efektife harus diukur manfaat

yang dapat diberikannya kepada pelanggan disamping manfaat bagi perusahaan.

Itu sebabnya mengapa suatu strategi yang harus ditetapkan harus terlebih dahulu

dikaji agar dapat diketahui apa dampak yang mungkin ditimbulkannya.

d. Perusahaan hendaknya memiliki promosi yang kuat untuk dapat membentuk

image terhadap produk dan jasa yang ditawarkan.

e. Pengendalian biaya pada bagian kamar(room division) pada dasarnya adalah

untuk menjamin bahwasanya semua biaya tetap konsisten dengan tingkat hunian

yang dicapai sepanjang tahun. Jika hunian yang sebenarnya secara nyata berbeda

dengan prakiraan anggaran maka biaya yang telah dianggarkan perlu ditinjau

(55)

5.2 Saran

a. Sebaiknya hotel melakukan perawatan secara intensif terhadap kamar sehingga

kondisi kamar menjadi terawat maka idak perlu dilakukannya perbaikan secara

rutin sehingga tidak perlu mengeluarkan dana perbaikan sesering mungkin.

b. Dilakukannya pengecekan ulang dalam pendataan agar tidak adanya kesalahan.

c. Sebaiknya kamar yang dalam keadaan rusak sekecil apapun tidak dijual kepada

tamu karena hal itu akan menimbulkan komplain dari tamu dan pihak hotel

Referensi

Dokumen terkait

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif komparatif yang menunjukkan dan membandingkan metode perhitungan Harga Pokok kamar Hotel yang diterapkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Public Relations hotel Jayakarta Bandung dalam mempromosikan kamar hotel kepada para pengunjungnya melalui

Menurut saya hotel Garuda Plaza Medan mampu melayani dengan mengantarkan tamu ke kamar hotel secara baik7. Daya

Penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Guest Relations Officer dalam Menangani Komplain Tamu Di Hotel Garuda Plaza” ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

“ Strategi Departemen Pemasaran Dalam Meningkatkan Penjualan Kamar Di Hotel Danau Toba Internasional Medan” adalah judul yang penulis angkat untuk di teliti dan di bahas

akan digunakan untuk anggaran biaya promosi tahun berikutnya. Faktor yang mempengaruhi jumlah dari biaya promosi adalah pendapatan, hotel pesaing, tingkat hunian

Begitu pula dengan peranan telephone operator untuk mencapai penjualan kamar di front office department Grand Swiss-Bel Hotel Medan juga telah direncanakan dan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan data yang diperoleh dari Hotel Sheraton Bandara maka dapat disimpulkan bahwa perhitungan harga pokok kamar yang