• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Strategi Marketing Guna Meningkatkan Volume Penjualan Kamar Hotel Inna Dharma Deli Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penerapan Strategi Marketing Guna Meningkatkan Volume Penjualan Kamar Hotel Inna Dharma Deli Medan"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

P E N E R A P AN S T R A T E G I M A RK E T I N G G U N A

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN KAMAR

HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN

KERTAS KARYA

Oleh :

NURWELIS SAMOSIR 082204046

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

P E N E R A P AN S T R A T E G I M A RK E T I N G G U N A

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN KAMAR

HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN

OLEH

NURWELIS SAMOSIR

082204046

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Arwina Sufika, SE., M.Si

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : PENERAPAN STRATEGI MARKETING GUNA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN KAMAR HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN

Oleh : Nurwelis Samosir

NIM : 082204046

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

NIP. 19511013 197603 1 001

Dr. Syahron Lubis, MA

PROGRAM STUDI D3 PARIWISATA

Ketua,

(4)

ABSTRAKSI

PENERAPAN STRATEGI MARKETING GUNA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN KAMAR HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas, dimana diharapkan mampu menjadi kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan dengan pemasukan devisa yang memadai. Salah satu unsur yang sangat mendukung dalam kegiatan kepariwisataan adalah penyediaan sarana hotel. Industri perhotelan telah banyak berdiri dan berkembang di negara kita. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dalam merebut pasar atau konsumen, sehingga dalam hal ini tidak semua hotel berhasil dalam bersaing. Untuk itulah dibutuhkan suatu kebijakan perencanaan sekaligus penerapan dan pelaksanaan strategi marketing yang baik. Maka disinilah pentingnya tugas dan peran marketing pada suatu hotel.

Berbagai macam strategi marketing dalam memasarkan produk dan jasa kamar hotel, serta produk jasa hotel lainnya. Strategi marketing ini tentu harus mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan yaitu mengalami peningkatan volume penjualan setiap tahunnya. Melihat pentingnya strategi marketing, maka timbul keinginan penulis untuk membahasnya lebih lanjut dalam bentuk kertas karya yang berjudul “Penerapan Strategi Marketing Guna

Meningkatkan Volume Penjualan Kamar Hotel Inna Dharma Deli Medan”. Adapun

batasan masalahnya adalah hanya pada masalah strategi marketing yang diterapkan oleh Hotel Inna Dharma Deli Medan. Untuk memperkuat penulisan kertas karya ini penulis menggunakan buku-buku untuk memuat teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan penulis juga melakukan wawancara langsung serta mengadakan penelitian langsung ke lapangan. Berdasarkan pendapat dan landasan teoritis serta keadaan perusahaan secara umum diperoleh suatu hasil penelitian bahwasanya pihak Hotel Inna Dharma Deli Medan dalam kegiatan penjualan kamar menerapkan strategi

marketing yang terdiri dari variabel yang dapat dikontrol yaitu segmentasi pasar, marketing budget, timing, marketing mix, dan variabel yang tidak dapat dikontrol.

(5)

KATA PENGANTAR

Terlebih dahulu penulis ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas segala karunia yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas

karya ini dengan baik.

Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri bagi penulis karena kertas karya ini

dapat selesai sesuai waktu yang diharapkan. Usaha penulis mulai dari menyiapkan

bahan, konsep dan aplikasinya serta mencari data-data dalam melaksanakan Praktek

Kerja Lapangan memberikan kesan yang mendalam bagi penulis hingga semua

tertuang dalam kertas karya ini. Adapun judul kertas karya ini adalah “Penerapan

Strategi Marketing Guna Meningkatkan Volume Penjualan Kamar Hotel Inna

Dharma Deli Medan”. Penulis menyadari bahwa isi dari kertas karya ini masih belum

sempurna. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan penulis yang masih kurang begitu

juga dengan pengalaman yang didapatkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua rekan yang membaca kertas

karya ini.

Dalam menyelesaikan kertas karya ini, penulis telah banyak mendapat

bantuan dan perhatian dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada :

(6)

2. Arwina Sufika, SE., M.Si. selaku Ketua Program D3 Pariwisata Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

3. Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP selaku Dosen Pembaca yang telah memberi saran

dan masukan kepada penulis untuk perbaikan kertas karya ini.

4. Staf pengajar pada Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera

Utara Medan.

5. Pimpinan, staf, karyawan Hotel Inna Dharma Deli Medan yang telah banyak

membantu penulis selama PKL dan penelitian.

6. Teristimewa kepada kedua orang tua terkasih Drs. H. Samosir dan N. Manurung

yang menjadi motivasi terbesar bagi penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini

yang telah banyak memberikan dukungan moril maupun materil dan doa tulus

untuk penulis yang tiada pernah henti-hentinya sehingga penulis dapat

menyelesaikan kertas karya ini.

7. Kepada kakak saya Suryati dan Lides, serta abang saya Weslizar Samosir yang

memberikan perhatian dan semangat yang luar biasa kepada penulis.

8. Tidak lupa kepada seluruh keluarga penulis lainnya yang tidak dapat disebutkan

satu persatu yang memotivasi dan mendoakan penulis.

9. Buat sahabat seperjuangan yang paling istimewa Yenica Rajagukguk, Cinta

Sihombing dan Mariva Simamora terima kasih buat senyum dan canda tawa serta

hari-hari yang telah kita jalani bersama. Buat teman Pinta, Martha, Theresia,

Ifani, dan semua teman-teman mahasiswa Perhotelan dan Usaha Wisata stambuk

(7)

10. Buat teman-teman Alumni SMA Negeri 5 Medan (Maria, Sharon, Sari, dan

lainnya) semoga sukses semuanya.

11. Buat teman-teman Gang Meranti yang memberikan semangat kepada penulis.

12. Seluruh karyawan Sari Catering yang telah membantu dalam melakukan kegiatan

casual dan menambah tabungan penulis, khususnya Pak Muadi serta teman-teman

seperjuangan casual lainnya.

Akhir kata, penulis berharap semoga kertas karya ini bermanfaat bagi kita

semua.

Medan, Maret 2011

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Batasan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penulisan ... 3

1.4 Metode Penulisan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II : URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Marketing dan Peranan Marketing ... 7

2.1.1 Pengertian Marketing ... 7

2.1.2 Peranan Marketing ... 9

2.2 Strategi Marketing ... 11

2.3 Hotel dan Marketing Hotel ... 25

2.3.1 Hotel ... 25

(9)

BAB III : GAMBARAN UMUM HOTEL INNA DHARMA DELI

MEDAN

3.1 Sejarah Berdirinya ... 29

3.2 Sejarah Pergantian Nama Natour Menjadi Inna Dharma Deli 32

3.3 Klasifikasi Hotel Inna Dharma Deli Medan ... 35

3.4 Fasilitas Hotel Inna Dharma Deli Medan ... 36

3.5 Struktur Organisasi Hotel Inna Dharma Deli Medan dan

Uraian Tugas ... 41

BAB IV : PENERAPAN STRATEGI MARKETING GUNA

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN KAMAR

HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN

4.1 Strategi Marketing Dalam Penjualan Kamar yang Diterapkan

oleh Hotel Inna Dharma Deli Medan ... 47

4.1.1 Strategi Marketing dengan Variabel yang Dapat

Dikontrol ... 48

4.1.2 Strategi Marketing dengan Variabel yang Tidak

Dapat Dikontrol ... 58

4.2 Perkembangan Penjualan Tingkat Hunian Kamar Hotel ... 63

4.3 Kendala atau Hambatan yang Dihadapi Dalam Pemasaran

(10)

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 68

5.2 Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL I : Meeting Set-Up ... 37

TABEL II : Jenis dan Harga Kamar pada Hotel Inna Dharma Deli Medan 53 TABEL III : Daftar Hotel Berbintang di Kota Medan ... 59 TABEL IV : Kunjungan Wisatawan ke Hotel Inna Dharma Deli Medan

(Tahun 2006-2010) ... 61

TABEL V : Jumlah Kamar Terjual Hotel Inna Dharma Deli Medan

(Tahun 2006-2010) ... 64

TABEL VI : Perkembangan Tingkat Hunian Kamar (Room Occupancy Rate)

(12)

ABSTRAKSI

PENERAPAN STRATEGI MARKETING GUNA MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN KAMAR HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk memperoleh devisa dari penghasilan non migas, dimana diharapkan mampu menjadi kekuatan pembangunan yang dapat diandalkan dengan pemasukan devisa yang memadai. Salah satu unsur yang sangat mendukung dalam kegiatan kepariwisataan adalah penyediaan sarana hotel. Industri perhotelan telah banyak berdiri dan berkembang di negara kita. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dalam merebut pasar atau konsumen, sehingga dalam hal ini tidak semua hotel berhasil dalam bersaing. Untuk itulah dibutuhkan suatu kebijakan perencanaan sekaligus penerapan dan pelaksanaan strategi marketing yang baik. Maka disinilah pentingnya tugas dan peran marketing pada suatu hotel.

Berbagai macam strategi marketing dalam memasarkan produk dan jasa kamar hotel, serta produk jasa hotel lainnya. Strategi marketing ini tentu harus mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan yaitu mengalami peningkatan volume penjualan setiap tahunnya. Melihat pentingnya strategi marketing, maka timbul keinginan penulis untuk membahasnya lebih lanjut dalam bentuk kertas karya yang berjudul “Penerapan Strategi Marketing Guna

Meningkatkan Volume Penjualan Kamar Hotel Inna Dharma Deli Medan”. Adapun

batasan masalahnya adalah hanya pada masalah strategi marketing yang diterapkan oleh Hotel Inna Dharma Deli Medan. Untuk memperkuat penulisan kertas karya ini penulis menggunakan buku-buku untuk memuat teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan penulis juga melakukan wawancara langsung serta mengadakan penelitian langsung ke lapangan. Berdasarkan pendapat dan landasan teoritis serta keadaan perusahaan secara umum diperoleh suatu hasil penelitian bahwasanya pihak Hotel Inna Dharma Deli Medan dalam kegiatan penjualan kamar menerapkan strategi

marketing yang terdiri dari variabel yang dapat dikontrol yaitu segmentasi pasar, marketing budget, timing, marketing mix, dan variabel yang tidak dapat dikontrol.

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan pemerintah untuk

memperoleh devisa dari penghasilan non migas. Itulah sebabnya peran sektor

pariwisata makin penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu

sumber penerimaan devisa maupun kesempatan kerja serta kesempatan berusaha,

sehingga kegiatan kepariwisataan pun diharapkan mampu menjadi kekuatan

pembangunan yang dapat diandalkan dengan pemasukan devisa yang memadai. Salah

satu unsur yang sangat mendukung dalam kegiatan kepariwisataan adalah penyediaan

sarana hotel.

Dalam bisnis perhotelan, banyak hal yang dapat ditawarkan kepada tamu.

Semua yang ditawarkan itu merupakan produk hotel yang dapat berupa kamar hotel

(rooms), pelayanan makan dan minum (food and beverage service), restoran, bar,

nightclub. Tiap produk hotel itu memiliki kegiatan operasinya sendiri, dan menerima

hasil dari usaha itu sehingga masing-masing outlets itu menjadi sumber penghasilan

sekaligus sumber keuntungan bagi hotel tersebut.

Industri perhotelan telah banyak berdiri dan berkembang di negara kita ini.

Akibat perkembangan industri perhotelan yang semakin pesat, serta semakin kritisnya

masyarakat dalam memperoleh jasa pelayanan terbaik dalam sebuah hotel, maka

(14)

atau konsumen, dan dalam hal ini tidak semua hotel berhasil dalam bersaing dan

menguasai pasar sesuai dengan target yang telah ditetapkan apalagi dalam keadaan

perekonomian sekarang ini. Adapun cara yang ditempuh setiap hotel untuk dapat

bertahan atau bahkan bersaing dalam persaingan tersebut berbeda antara satu dengan

yang lainnya. Untuk itulah dibutuhkan suatu kebijakan perencanaan sekaligus

penerapan dan pelaksanaan strategi marketing (pemasaran) yang baik dalam

menghadapi persaingan yang semakin tajam. Disinilah pentingnya tugas dan peran

marketing (pemasaran) pada suatu hotel yaitu mengusahakan agar produk dan jasa

serta pelayanan harus dapat mempertahankan, bahkan meningkatkan penjualan pada

waktu berikutnya.

Marketing (pemasaran) merupakan ujung tombak perusahaan yang sangat

menentukan keberhasilan perusahaan. Perusahaan tidak akan mampu bersaing tanpa

pemasaran yang baik dan terencana, apalagi tumbuh dan berkembang dalam bidang

marketing dan tidak mampu melaksanakan fungsinya dengan efektif dan efisien.

Sementara strategi marketing (pemasaran) tersebut adalah kiat perusahaan dalam

memasarkan produknya dengan baik untuk mencapai tingkat keuntungan yang

diinginkan.

Setiap perusahaan hotel dalam memasarkan produknya tentu menerapkan

berbagai macam strategi dan taktik marketing (pemasaran). Strategi dan taktik ini

tentu harus mampu memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan

yaitu mengalami peningkatan volume penjualan serta dapat mampu bersaing dalam

setiap keadaan apapun, terutama pada saat-saat kondisi ekonomi dan politik yang

(15)

Melihat pentingnya strategi marketing (pemasaran) guna meningkatkan

volume penjualan produk hotel, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam

tentang strategi marketing (pemasaran) yang diterapkan atau dilakukan oleh Hotel

Inna Dharma Deli Medan dalam memasarkan produknya terutama pada penjualan

kamar, dan penulis membahasnya dalam bentuk karya ilmiah atau kertas karya yang

berjudul “PENERAPAN STRATEGI MARKETING GUNA MENINGKATKAN

VOLUME PENJUALAN KAMAR HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN”.

1.2Batasan Masalah

Dalam menyusun kertas karya ini, penulis hanya memberikan batasan

pembahasan pada masalah strategi marketing yang diterapkan atau dilakukan pihak

hotel untuk meningkatkan volume penjualan kamar hotelnya, dan kajian pembahasan

ditekankan pada hal-hal yang mendukung strategi marketing, upaya-upaya yang

dilakukan, kendala atau hambatan yang dihadapi dalam marketing (pemasaran)

penjualan.

Batasan ini dimaksudkan agar dalam pemaparan dan pembahasan data

menjadi lebih terarah sehingga dapat dicapai tujuan penelitian dalam menyelesaikan

kertas karya ini.

1.3Tujuan Penulisan

(16)

1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma III

pada program studi Pariwisata bidang keahlian Perhotelan di Fakultas Sastra

Universitas Sumatra Utara Medan.

2. Penulis ingin mengetahui dan memperkenalkan bagaimana strategi marketing

(pemasaran) yang diterapkan atau dilakukan oleh pihak Hotel Inna Dharma Deli

Medan dalam upaya meningkatkan volume penjualan kamar hotelnya, dan juga

untuk menganalisis kendala-kendala yang timbul baik secara operasional maupun

managerial serta dapat menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.

3. Untuk mengembangkan teori-teori tentang ilmu perhotelan yang penulis dapatkan

selama perkuliahan dan membandingkannya dengan apa saja yang terjadi di

lapangan, khususnya dalam bidang marketing (pemasaran).

4. Penulis ingin memberikan sumbangan pikiran kepada pembaca serta berbagi

pengalaman yang didapat selama melakukan penelitian di Hotel Inna Dharma

Deli Medan.

1.4Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua macam metode untuk

mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan, yaitu :

1. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu metode yang dilakukan dengan cara

melakukan pengamatan atau penelitian secara langsung ke lapangan, dan

memperoleh data pada saat Praktek Kerja Lapangan, serta melakukan tanya jawab

kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk memperoleh informasi-informasi

(17)

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu metode pengumpulan data

berupa teori-teori, pendapat yang ada hubungannya dengan masalah dalam

penelitian. Pengumpulan data yang diperoleh bersumber dari buku-buku, internet,

jurnal, brosur-brosur, serta bahan-bahan perkuliahan yang direkomendasikan oleh

dosen selama di bangku perkuliahan baik dari perpustakaan maupun dari luar

yang berhubungan dengan objek penelitian untuk melengkapi kebenarannya.

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada kertas karya ini secara singkat dan jelas diuraikan

dalam beberapa bab dan masing-masing bab dibagi lagi menjadi sub bab yang saling

berhubungan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan uraian tentang alasan pemilihan judul, batasan

masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika

penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS

Bab ini membahas uraian secara teoritis tentang pengertian

marketing (pemasaran), strategi marketing, mengenai hotel dan

marketing hotel.

BAB III : TINJAUAN UMUM HOTEL INNA DHARMA DELI

MEDAN

Pembahasan yang meliputi tentang sejarah berdirinya hotel,

(18)

klasifikasi hotel, fasilitas hotel, dan struktur organisasi hotel &

uarian tugas.

BAB IV PENERAPAN STRATEGI MARKETING GUNA

MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN KAMAR HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN

Menguraikan serta membahas tentang strategi marketing yang

diterapkan oleh hotel Inna Dharma Deli Medan, perkembangan

penjualan tingkat hunian kamar hotel, kendala atau hambatan

yang dihadapi dalam pemasaran penjualan kamar hotel.

BAB V : PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

(19)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Marketing dan Peranan Marketing

2.1.1 Pengertian Marketing

Dasar pemikiran marketing dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan dan keinginan yang

timbul dari dalam diri manusia membuat peradaban semakin berkembang, sebab

kebutuhan dan keinginan merupakan landasan dari segala bentuk penciptaan.

Kebutuhan timbul karena sesuatu yang tidak terpenuhi oleh seseorang terhadap

dirinya, lalu muncullah keinginan, yaitu suatu hasrat bagaimana memiliki sesuatu

tersebut. Pemenuhan itu berupa suatu produk barang atau jasa yang ada ataupun

timbul kemudian.

Dalam upaya manusia memenuhi kebutuhannya, tidak semuanya dapat

dipenuhi seorang diri. Terkadang manusia harus bekerjasama dengan manusia lain

dalam memenuhinya. Usaha tersebut dimulai dari tukar menukar barang yang dikenal

dengan sebutan barter. Lalu, setelah dikenal alat tukar, dimulailah pertukaran tersebut

dengan satuan hitung, apakah itu emas, perak maupun mata uang. Selain itu untuk

mempermudah seorang memenuhi kebutuhannya maka dipergunakanlah suatu tempat

(20)

Pada suatu pasar terdapat penawaran dan permintaan. Sebutan untuk para

penawar produk (barang/jasa) disebut dengan pedagang/penjual, sedangkan yang

meminta produk disebut pembeli/konsumen, dan keseluruhan sistem yang mereka

gunakan disebut dengan sistem marketing (pemasaran).

Marketing telah didefinisikan dalam berbagai pengertian. Untuk lebih

memahami pengertian marketing (pemasaran), penulis akan menguraikan beberapa

definisi marketing (pemasaran) yang dikemukakan dalam berbagai cara yang berbeda

oleh beberapa ahli, yaitu menurut Converse, Huegy dan Mitchel (Yoeti, 1996:28)

bahwa “Marketing is the business of buying and selling, including those business

activities involved in the flow of goods and services between producer and custumer.

(Pemasaran adalah masalah penjualan dan pembelian sebagai aktivitas usaha yang

menyangkut arus barang-barangdan jasa-jasa antara produsen dan konsumen)”.

Kotler (1997:8) mengemukakan bahwa marketing (pemasaran) adalah:

“Suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok

mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,

menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.

Definisi pemasaran ini berpijak pada konsep-konsep inti sebagai berikut :

kebutuhan, keinginan, dan permintaan produk, nilai, biaya, dan kepuasan :pertukaran,

transaksi dan hubungan pasar, serta pemasaran dan pasar.

Menurut Stanton (1996:7) pemasaran adalah “Suatu sistem total dari kegiatan bisnis

yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik

(21)

Pengertian pemasaran lebih luas dari distribusi, sebab distribusi hanya

merupakan penyaluran barang dari produsen ke konsumen, sedangkan kegiatan

pemasaran sudah berjalan sebelum mengadakan produksi barang dan pemasaran

bersifat dinamis serta selalu mengikuti perkembangan zaman.

Pengertian pemasaran yang dikemukakan oleh Boyd, Walker dan Larreche (Boyd,

2000:4) adalah sebagai berikut:

“Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran”.

Pengertian pemasaran yang lebih spesifik menurut Assauri (1995:5) adalah “Kegiatan

manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan

melalui proses pertukaran”.

Berdasarkan beberapa definisi yang dipaparkan, dapat ditarik kesimpulan

bahwa istilah marketing (pemasaran) mengandung pengertian yang luas. Marketing

(pemasaran) merupakan segala macam aktivitas atau kegiatan bisnis yang

direncanakan secara matang, karena meliputi seluruh kegiatan mulai dari kegiatan

sebelum barang diproduksi sampai kepada kegiatan pelayanan kepada konsumen

setelah menerima barang yang diproduksi dan ditujukan untuk kepuasan konsumen.

2.1.2 Peranan Marketing

Setiap perusahaan harus terlebih dahulu mengadakan rencana tentang

pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh karyawan perusahaan, dimulai dari pembelian

bahan mentah yang akan diolah sampai kepada penjualan ke tangan konsumen.

(22)

barang dan jasa yang berguna bagi konsumen. Seperti yang telah diutarakan pada

pengertian marketing, marketing berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan,

merangsang dan memenuhi permintaan yang didasarkan atas kebutuhan dan

keinginan konsumen, dimana tindak lanjut dari kegiatan ini adalah pertukaran atau

transaksi yang dilakukan pada tingkat harga tertentu sehingga kedua belah pihak,

produsen maupun konsumen memperoleh keuntungan. Bagi produsen, keuntungan

tersebut berupa laba yang optimal untuk kelangsungan perusahaan serta pencapaian

tujuan-tujuan perusahaan lainnya. Sedangkan bagi konsumen, keuntungan tersebut

berupa kepuasan atas terpenuhinya kebutuhan dan keinginan mereka.

Setiap organisasi, baik organisasi perusahaan atau bukan, menghasilkan

produk berupa barang dan jasa. Keberhasilan suatu perusahaan mencapai tujuan dan

sasaran perusahaan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan memasarkan

produknya. Tujuan perusahaan untuk menjamin kelangsungan hidupnya, berkembang

dan mampu bersaing hanya mungkin apabila perusahaan dapat menjual produknya

dengan harga yang menguntungkan pada tingkat kuantitas yang diharapkan, serta

mampu mengatasi tantangan dari para pesaing dalam pemasaran.

Pentingnya peran marketing terutama dengan semakin pesatnya

perkembangan teknologi dan semakin meningkatnya persaingan antar perusahaan

yang mengakibatkan timbulnya peralihan pasar dari pasar penjual ke pasar pembeli,

sehingga mendorong perusahaan untuk lebih agresif, dimana mau tidak mau

perusahaan yang bersangkutan harus memiliki kemampuan dan organisasi pemasaran

yang lebih professional dalam menangani proses pemasaran. Dengan adanya

(23)

sebagai motto yang dilakukan untuk memuaskan keinginan konsumen yaitu “pembeli

adalah raja”. Pandangan ini dikembangkan dalam rangka untuk dapat mencapai

sasaran pemasaran jangka panjang yaitu keuntungan perusahaan jangka panjang

melalui pembinaan langganan dengan memberikan kepuasan bagi keinginan dalam

pemenuhan kebuthan konsumen. Dengan puasnya konsumen atau langganan maka

diharapkan calon pembeli dapat diusahakan menjadi pembeli, dan pembeli atau

konsumen dapat diusahakan menjadi pembeli atau konsumen tetap, yaitu sebagai

langganan, sehingga dapat meningkatkan jumlah langganan dan sekaligus diharapkan

meningkatnya share pasar dan volume penjualan perusahaan.

Dari uraian tersebut dapatlah diketahui peranan marketing yang semakin

penting menyebabkan penerimaan marketing dalam organisasi perusahaan semakin

cepat dan bersifat menyeluruh. Marketing dianggap menentukan berhasil tidaknya

suatu perusahaan mencapai tujuannya, sehingga sering ditemukan marketing

(pemasaran) menentukan arah kegiatan usaha perusahaan dan merupakan pintu

terdepan untuk mengalirnya dana kembali ke dalam perusahaan.

2.2 Strategi Marketing (Pemasaran)

Strategi marketing (pemasaran) akan menentukan berhasil tidaknya

perusahaan dalam upaya memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk

dapat mencapai tujuan, perusahaan harus menyusun rencana dan strategi pencapaian

sasaran. Kemantapan rencana dan strategi merupakan kunci bagaimana keuntungan

itu akan diperoleh. Oleh karena itu, perusahaan perlu menetapkan suatu strategi, dan

(24)

“Rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang

memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya

tujuan pemasaran suatu perusahaan.”

Cravens (1996:78) mendefinisikan Strategi Marketing sebagai:

“Suatu analis, strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam pemilihan strategi pasar sasaran produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran dan pengembangan, pelaksanaan serta pengelolaan, strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran”.

Berdasarkan definisi di atas dapat diartikan adanya suatu pemikiran bahwa

strategi marketing dapat memenuhi kinerja perusahaan dalam mencapai sasaran

pemasaran yaitu volume penjualan.

Khusus dalam bidang pemasaran ada 2 variabel besar yang dihadapi manager

pemasaran dalam merencanakan strateginya. Menurut Triyana (Alma, 2004:200)

menyatakan bahwa variabel tersebut yaitu:

1. Variabel strategi pemasaran yang dapat dikontrol

2. Variabel strategi pemasaran yang tidak dapat dikontrol

1. Variabel strategi pemasaran yang dapat dikontrol Adapun variabel yang dapat dikontrol adalah:

a. Market Segmentation (Segmentasi Pasar)

Swastha dan Irawan (1990:89) mengartikan Segmentasi Pasar sebagai:

“Kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke

(25)

Pada dasarnya segmentasi pasar adalah suatu strategi yang didasarkan pada

falsafah manajemen pemasaran yang orientasinya adalah konsumen. Dengan

melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan marketing (pemasaran) dapat dilakukan

lebih terarah, dan sumber daya yang dimiliki perusahaan di bidang marketing dapat

digunakan secara lebih efektif dan efisien.

Pengusaha yang melakukan segmentasi pasar akan berusaha

mengelompokkan konsumen ke dalam beberapa segmen yang secara relatif memiliki

sifat-sifat homogen dan kemudian memperlakukan masing-masing segmen dengan

cara atau pelayanan yang berbeda.

Menurut Kotler (1997:238) agar proses segmentasi pasar tersebut dapat efektif

dan bermanfaat bagi perusahaan, maka segmen pasar harus memenuhi criteria dan

syarat berikut :

- Dapat diukur

Ukuran, daya beli, dan profil segmen dapat diukur.

- Besar

Semen cukup besar dan menguntungkan untuk dilayani.

- Dapat diakses

Segmen dapat dijangkau dan dilayani secara efektif.

- Dapat dibedakan

Segmen secara konseptual dapat dipisah-pisahkan dan memberikan tanggapan

yang berbeda terhadap elemen dan program bauran pemasaran yang berbeda.

(26)

Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani

segmen-segmen tersebut.

Faktor-faktor tersebut dapat membantu untuk menilai kelayakan pasar dan

produk perusahaan untuk disegmentasikan atau tidak. Apabila telah dilakukan

segmentasi atas pasar yang ada untuk dilayani, maka segmen-segmen pasar telah

ditentukan tersebut dapat dipilih yang potensial diantaranya untuk dijadikan pasar

sasaran (target market).

Segmentasi pasar konsumen tersebut dapat dilakukan dengan

mempertimbangkan beberapa variabel sebagai berikut:

- Segmentasi Berdasarkan Geografis

Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti

negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan

segmentasi ini, pemasar memperoleh kepastian kemana atau dimana produk ini

harus dipasarkan.

- Segmentasi Berdasarkan Demografis

Segmentasi ini memberikan gambaran bagi pemasar kepada siapa produk ini

harus ditawarkan. Jawaban atas pertanyaan kepada siapa, dapat berkonotasi pada

umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, siklus kehidupan keluarga seperti

anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu

anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan

seterusnya. Dapat pula berkonotasi pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis

pekerjaan, pengalaman, agama dan keturunan, misalnya: Jawa, Madura, Bali,

(27)

- Segmentasi Berdasarkan Psikografis

Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan:

a). Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite,

golongan menengah, golongan rendah.

b). Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah dan

sebagainya.

c). Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk.

- Segmentasi Berdasarkan Tingkah Laku

Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada

pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk.

Banyak pemasar yakin bahwa variabel tingkah laku merupakan awal paling baik

untuk membentuk segmen pasar. Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan

indikator sebagai berikut (Armstrong,

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-dan.html):

1). Manfaat yang dicari

Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli

menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat

menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk,

jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai

setiap manfaat. Perusahaan dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk

memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merek

utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan

(28)

2). Status Pengguna

Pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan

pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali dan pengguna regular dari

suatu produk. Pengguna potensial dan pengguna regular mungkin memerlukan

imbauan pemasaran yang berbeda.

3). Tingkat Pemakaian

Pasar dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah

dan berat. Jumlah pengguna berat sering kali hanya persentase kecil dari seluruh

pasar, tetapi menghasilkan persentase yang tinggi dari total pembelian. Pengguna

produk dibagi menjadi dua bagian sama banyak, sebagian pengguna ringan dan

sebagian lagi pengguna berat menurut tingkat pembelian dari produk spesifik.

4). Status Loyalitas

Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen.

Konsumen dapat loyal terhadap merek, toko dan perusahaan. Pembeli dapat

dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa

konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merek.

Kelompok lain agak loyal, mereka loyal pada dua merek atau lebih dari satu

produk atau menyukai satu merek tetapi kadang-kadang membeli merek lain.

Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merek apapun. Mereka mungkin

(29)

b. Marketing Budget

Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat

mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya apabila dana bertambah

untuk kegiatan marketing maka jumlah penjualan akan meningkat. Namun tidak

selalu demikian, bahwa peningkatan dana kegiatan marketing, tidak otomatis akan

meningkatkan jumlah penjualan. Jika demikian halnya, maka seluruh produsen akan

sukses, semua produk akan laku terjual dengan strategi menambah anggaran belanja

marketing.

c. Timing

Pengusaha harus menjaga waktu kapan ia harus mulai melancarkan pemasaran

barang-barangnya, melengkapi produknya dan mengantisipasi pesaing Dengan

menjaga ketepatan waktu maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan materi

juga akan mendapatkan keuntungan berupa pengalaman dan cepat dikenal konsumen.

d. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Marketing Mix (Bauran Pemasaran) merupakan salah satu unsur yang

merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dalam strategi pemasaran, yang

berkaitan dengan penentuan bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk

pada satu segmen pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya.

(30)

“Marketing Mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti

dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen”.

Menurut Kotler (1997 :82):

“Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan

perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran”.

Bauran pemasaran ini secara umum terdiri dari empat variabel pemasaran

yaitu:

1. Produk

2. Harga

3. Saluran distribusi

4. Promosi

Keempat strategi tersebut saling mempengaruhi, sehingga semuanya penting

sebagai satu kesatuan strategi, yaitu strategi acuan/bauran, dan merupakan bagian dari

strategi pemasaran (marketing strategy).

1. Strategi Produk

Menurut Stanton (1996:272), produk dapat didefinisikan sebagai:

“Sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible) di

dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pengecer, dan

pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli

sebagai suatu yang bisa memuaskan keinginannya”.

Produk merupakan elemen yang paling penting sebab dengan inilah

(31)

Produk tidak hanya dilihat dari wujud fisiknya tetapi juga mencakup pelayanan,

harga, prestise dan penyaluran, yang semua ini diharapkan konsumen dapat

memenuhi kebutuhan, keinginan dan kepuasannya. Adapun salah satu strategi atau

kebijakan produk yang harus diperhatikan disini adalah peningkatan kualitasnya,

karena menurut McCarthy dan Perreault (1990,

http://proquest.umi.com/pqdweb?did=2170769001&sid=2&Fmt=3&clientId=63928

&RQT=309&VName=PQD) kualitas berarti kemampuan suatu produk untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan.

Pemilihan jenis produk yang ditawarkan dan dipasarkan akan menentukan

kegiatan promosi yang dibutuhkan serta penentuan harga dan cara penyalurannya.

Tujuan utama suatu strategi produk adalah untuk dapat mencapai sasaran pasar yang

dituju dengan meningkatkan kemampuan bersaing atau mengatasi persaingan. Jadi

strategi atau kebijaksanaan produk ini merupakan unsur yang paling penting karena

akan mempengaruhi strategi atau kebijaksanaan yang lainnya.

2. Strategi Harga

Secara umum mengetahui bahwa harga merupakan salah satu unsur marketing

mix yang penting dan turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli, serta

merupakan salah satu unsur yang menghasilkan penerimaan penjualan atau

pendapatan. Oleh karena menghasilkan penerimaan penjualan, maka harga

mempengaruhi tingkat penjualan, tingkat keuntungan, persaingan, kualitas produk,

share pasar, dan program pemasaran keseluruhan.

Kotler (1997:82), mendefinisikan harga sebagai berikut :

(32)

Berdasarkan definisi diatas, maka setiap perusahaan harus dapat menetapkan

harga yang paling tepat dalam arti memberikan keuntungan yang paling memuaskan

dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Peranan penetapan harga akan menjadi

sangat penting terutama pada keadaan persaingan yang semakin tajam dewasa ini dan

kemampuan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen. Harga yang tepat adalah

salah satu yang pelanggan akan bersedia membayar dan pada saat yang sama

memungkinkan margin keuntungan yang wajar. Salazar dan Sanvictores (1990,

http://proquest.umi.com/pqdweb?did=2170769001&sid=2&Fmt=3&clientId=63928

&RQT=309&VName=PQD) menyebutkan ada berbagai cara untuk mencari harga

yang tepat. Beberapa pengusaha menggunakan metode biaya-plus dimana biaya

pembuatan item dihitung dan jumlah tambahan yang ditambahkan untuk mencari

keuntungan. Lain sosok harga pasar yang berlaku dan kemudian menggunakannya

sebagai panduan untuk harga sendiri, baik sedikit di atas atau sedikit di bawah harga

pasar yang berlaku.

Pada umumnya dalam strategi penetapan harga, penjual mempunyai beberapa

tujuan dalam penetapan harga produknya. Tujuan tersebut antara lain:

a. Memperoleh laba maksimum dalam jangka pendek.

b. Menetapkan tingkat pengembalian investasi pada waktu tertentu.

c. Mencegah atau mengurangi persaingan.

d. Mendapatkan share pasar tertentu untuk mencapai kenaikan tingkat

keuntungan dimasa depan.

e. Mencapai keuntungan yang ditargetkan untuk mencapai tingkat laba yang

(33)

f. Mempromosikan produk dengan penetapan harga khusus yang rendah untuk

mendorong penjualan bagi produk.

g. Mencapai tingkat hasil peneriamaan penjualan maksimum.

3. Strategi Distribusi (Penyaluran)

Setelah perusahaan berhasil menciptakan barang atau jasa yang dibutuhkan

dan menetapkan harga yang layak, tahap berikutnya menentukan metode

penyampaian produk/jasa ke pasar melalui rute-rute yang efektif hingga tiba pada

tempat yang tepat, dengan harapan produk/jasa tersebut berada di tengah-tengah

kebutuhan dan keinginan konsumen.

Saluran distribusi menduduki posisi strategi dalam marketing karena

berfungsi untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen.

McDaniel, Lamb Hair (2001:8), memberikan definisi sebagai berikut :

“Channel of Distribution (Saluran Pemasaran) adalah serangkaiandari organisasi

yang saling bergantung yang memudahkan pemindahan kepemilikan

sebagaimana produk-produk begerak dari produsen ke pngguna bisnis atau

pelanggan”.

Saluran distribusi setiap perusahaan tidak sama. Dalam memilih saluran

distribusi ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sifat pasar dan

lokasi pembelinya, lembaga-lembaga pemasaran terutama pedagang-pedagang

perantara, pengendalian persediaan, serta jaringan pengangkutan.

Saluran distribusi jasa biasanya menggunakan agen travel untuk menyalurkan jasanya

(34)

4. Strategi Promosi

Promosi meliputi kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Promosi

merupakan faktor penentu keberhasilan suatu program marketing (pemasaran).

Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya

dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan

pernah membelinya. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat

komunikasi antar perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk

mempengaruhi konsumen atau membujuk konsumen dalam kegiatan pembelian

sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Ada beberapa cara yang dipakai oleh perusahaan dalam mempromosikan barang/jasa,

yaitu:

a. Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan alat utama bagi perusahaan untuk mempengaruhi

konsumennya. Periklanan ini dapat dilakukan oleh perusahaan lewat surat

kabar, radio, majalah, bioskop, televisi, ataupun dalam bentuk poster-poster

yang dipasang dipinggir jalan atau tempat-tempat strategis.

b. Penjualan pribadi (Personal Selling)

Penjualan pribadi maksudnya kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak

langsung dengan calon konsumennya. Dengan kontak langsung ini diharapkan

akan terjadi hubungan atau interaksi yang positif antara pengusaha dengan

calon konsumennya itu. Yang termasuk dalam personal selling adalah door to

(35)

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk

yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk

melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu,

maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen. Menurut Stanley

(1982,

http://proquest.umi.com/pqdweb?did=2170769001&sid=2&Fmt=3&clientId=

63928&RQT=309&VName=PQD) ada empat tujuan umum dari promosi

penjualan yaitu: (1) mendukung tenaga penjualan dan efek merchandising

nya, (2) memperoleh penerimaan dan dukungan aktif dari middlepersons

dalam promosi penjualan, (3) mendukung tenaga penjualan dan pemasaran

merchandising atas produk, dan (4) meningkatkan tenaga penjualan produk

kepada konsumen.

d. Publisitas (Publicity)

Publisitas merupakan bagian fungsi yang lebih luas. Biasanya disebut dengan

hubungan masyarakat meliputi usaha-usaha untuk menciptakan dan

mempertahankan hubungan yang menguntungkan antara organisasi dan

masyarakat. Merupakan cara yang biasa digunakan juga oleh perusahaan

untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen, agar

mereka menjadi tahu, dan menyenangi produk yang dipasarkannya, hal ini

berbeda dengan promosi, dimana di dalam melakukan publisitas perusahaan

(36)

promosi yang mampu membentuk opini masyarakat secara tepat, sehingga

sering disebut sebagai usaha untuk mensosialisasikan atau memasyarakatkan.

2. Variabel strategi pemasaran yang tidak dapat dikontrol a. Keadaan persaingan

Pengusaha akan sulit untuk menduga kapan pesaing baru akan muncul. Oleh

sebab itu pengusaha harus selalu memperbaiki produk dan pelayanan usahanya.

Pengusaha tidak boleh tidur nyenyak karena belum muncul pesaing baru. Prinsip

selalu memperbaiki mutu walaupun tidak ada pesaing adalah suatu kegiatan yang

harus diperhatikan.

b. Perkembangan teknologi

Kapan akan muncul teknologi baru yang mempengaruhi proses produksi baik

dari segi efisiensi maupun dari segi modal sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini

pengusaha harus selalu mencoba menggunakan teknologi baru lebih cepat dari

saingannya. Namun dalam hal ini ada juga resiko, teknologi yang baru muncul akan

disusul oleh teknologi lain yang jauh lebih canggih. Oleh sebab itu perlu ada

pertimbangan yang lebih matang dalam menerapkan teknologi.

c. Perubahan demografi.

Biasanya tiap individu mempunyai kebutuhan sehari-hari. Remaja yang

berumur 18-24 tahun memiliki perbedaan yang sangat besar dengan mereka yang

berumur 55-65 tahun. Jenis kelamin dapat menunjukkan apa yang menjadi kesukaan

(37)

kebutuhan orang. Apa yang diinginkan sebagian orang dapat menjadi acuan untuk

mengetahui termasuk kelompok mana orang tersebut sebenarnya.

d. Kebijakan Politik dan Ekonomi

Perubahan peraturan pemerintah dalam bidang ekonomi berupa menaikkan

dan menurunkan suku bunga, pembatasan kredit, ataupun perubahan politik dapat

mempengaruhi jalannya kegitan bisnis. Perubahan-perubahan ini tidak dapat diduga

sebelumnya.

2.3 Hotel dan Marketing Hotel 2.3.1 Hotel

Pengertian Hotel menurut Hotel Proprietors Act (Sulistiyono, 1999:5) adalah

“Suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan

makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk mampu membayar dengan jumlah yang

wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus”.

Sedangkan pengertian Hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing

Inc (Sulistiyono, 1999:6) adalah “Usaha komersial yang menyediakan tempat

menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk umum”.

Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau

seluruh bangunan untuk meneyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman serta

jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial (Surat Keputusan

Menparpostel No. KM 37/PW.340/MPPT-86).

Pengertian hotel menurut Keputusan Menparpostel tersebut di atas, hendaknya

(38)

Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi tersebut dijelaskan bahwa penginapan atau

losmen tidak termasuk dalam pengertian hotel. Pengertian penginapan atau losmen

adalah suatu usaha komersial yang menggunakan seluruh atau sebagian dari suatu

bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan

sewa kamar untuk menginap. Dengan demikian bedanya dengan hotel adalah bahwa

penginapan tidak menyediakan pelayanan makanan dan minuman, serta jasa

penunjang lainnya.

Penggolongan hotel ditetapkan oleh Departemen Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi, dimana pada penggolongan hotel tersebut ditandai dengan bintang,

yang disusun mulai dari hotel berbintang satu sampai dengan yang tertinggi adalah

hotel dengan bintang lima. Klasifikasi hotel berbintang tersebut secara garis besar

didasarkan pada:

1. Besar/kecilnya hotel atau banyak/sedikitnya jumlah kamar tamu.

2. Kualitas, lokasi, dan lingkungan bangunan.

3. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki hotel.

4. Kelengkapan peralatan.

5. Spesialisasi dan tingkat pendidikan karyawan.

6. Kualitas bangunan.

7. Tata letak dan ukuran ruang.

2.3.2 Marketing Hotel

Menurut Prof. Denney G.Ritherford dari Washington State University (Yoeti,

(39)

“Marketing is thus an umbrella term that covers a number of strategic and tactical activities designed to tell the clientele the ‘story’ of the hotel’s, service and encourage that the clientele to make choice based on how one hotel’s marketing message compare to those of alternatives. (Pemasaran Hotel

adalah aktivitas yang menggunakan strategi dan taktik yang direncanakan sedemikian rupa untuk menyampaikan ‘cerita’ tentang pelayanan yang dapat diberikan suatu hotel,dengan memberikan rangsangan yang bergairah bagi tamu untuk mau memilih pesan yang disampaikan hotel untuk dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing)”.

Menurut Kotler

(http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/11/pemasaran-hotel-hotel-marketing.html) batasan tentang pemasaran hotel adalah:

“Ilmu yang bertujuan untuk menyenangkan tamu dan dari kegiatan itu, hotel

memperoleh keuntungan”.

Oleh karena itu Kotler menyebutnya sebagai sensitive serving and satisfying

the human needy.

Dari rumusan-rumusan dapat diambil kesimpulan bahwasanya marketing itu

selalu terdiri dari beberapa aktivitas yang bertujuan untuk menarik calon pelanggan

dengan memberi motivasi agar tertarik untuk membeli barang dan jasa yang

ditawarkan. Dalam hal ini tugas utama marketing adalah merubah sikap orang yang

tidak suka menjadi senang terhadap suatu barang dan jasa, disamping itu juga

bertujuan untuk menghalangi atau merintangi dan bisa pula menghancurkan

permintaan terhadap produk dan jasa pelayanan pesaing yang biasa disebut dengan

counter marketing .

Dalam usaha meningkatkan volume penjualan produk hotel, dapat dilakukan

melalui dua cara, yaitu: In-house selling adalah kegiatan-kegiatan peningkatan

penjualan dengan memberikan informasi tentang variasi produk dan pelayanan yang

(40)

sehubungan dengan produk dan pelayanan tersebut. Dengan demikian setiap rencana

tindakan penjualan harus dilaksanakan melalui serangkaian tindakan yang sistematik

untuk meningkatkan pendapatan hotel melalui tamu-tamu yang sedang menginap di

hotel. Sedangkan kepuasan tamu dapat dicapai melalui kualitas produk, dan persepsi

tamu terhadap produk yang disediakan hotel, dimana persepsi tamu tersebut dapat

disebabkan oleh tingkat pengetahuan dan pengalaman, serta tingkat kebuthan tamu

(41)

BAB III

GAMBARAN UMUM HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN

3.1 Sejarah Berdirinya

Hotel Dharma Deli adalah Unit Hotel dari PT. Natour (National Hotel and

Tourism Corp Ltd) yang merupakan persero pemerintah di bawah naungan Departemen

Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia (Deparposel), yang bergerak

dalam usaha jasa akomodasi (Perhotelan dan Restourant).

Hotel Dharma Deli sebelumnya terdiri dari dua unit yang masing-masing

merupakan unit-unit PT. Natour yang terpisah dalam pengelolaannya, yaitu Ex Hotel

Wisma Deli dan Ex Hotel Dharma Bhakti.

Sebelum penggabungan Ex Hotel Wisma Deli didirikan dan kemudian

diresmikan pada tahun 1965, dimana pada saat itu hotel ini secara operasionalnya tunduk

di bawah naungan Departemen Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata,

dan pengelolaannya dipercayakan kepada Zein Badrun dengan dibantu para staff dan

karyawan sebanyak 39 orang. Hotel Wisma Deli ini pada mula operasinya merupakan

tempat akomodasi yang fungsinya setingkat dengan Mess dengan jumlah dua belas kamar

ditambah out let Restourant dan Bar. Namun melihat perkembangan perekonomian yang

melaju pesat serta tingkat kebutuhan akan akomodasi yang begitu pesat sehingga pada

saat tersebut Hotel Wisma Deli tidak mampu lagi melayani permintaan akan pesanan

kamar dan tidak sebanding dengan kapasitas yang dimiliki sehingga secara bertahap atas

(42)

penggabungan dengan Hotel Dharma Bakti kemampuan operasionalnya sudah berada

pada tingkat layak dengan jumlah 49 kamar dan fasilitas (outlet) pendukung lainnya

seperti Restaurant, Bar, Laundry dan Banquette Service.

Hotel Dharma Bakti yang sekarang ada pada bangunan induk bagian depan

sebelumnya adalah milik perusahaan Belanda dengan nama Hotel Mij De Boer yang

lazim dikenal di Medan sebagai hotel orang Belanda dengan nama Hotel De Boer. Hotel

ini berdiri dan dioperasikan sekitar tahun 1878, dimana pada zaman keemasan sebagai

hotel yang paling baik yang merupakan akomodasi bagi para Tuan kebun,

Pembesar-pembesar Pemerintah Belanda, dan Pembesar-Pembesar-pembesar Deli Spoorweg Maatschappjii.

Kemudian pada tahun 1957 hotel ini diambil alih kepemilikannya ke dalam lingkungan

Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Kemudian pada tahun 1962 secara

kedinasan hotel ini diserahkan kepada Departemen Perhubungan Darat, Pos,

Telekomunikasi dan Pariwisata.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Natour Nomor 2272/SK/76 berlaku

sejak 1 April 1976, dengan kebijakasanaan efisiensi dan perkembangan kepariwisataan

serta Up grading Unit maka Hotel Dharma Bakti dan Hotel Wisma Deli telah

digabungkan menjadi satu unit pengelolaannya dengan nama Hotel Dharma Deli.

Dalam perluasan dan perkembangan perusahaan, PT. Natour pada umumnya dan

unit Hotel Dharma Deli khususnya maka secara bertahap dan berkesinambungan

berusaha untuk meningkatkan fasilitas serta jumlah kamar yang dimiliki, sehingga

keberadaannya selaku unit bisnis Badan Usaha Milik Negara mampu bersaing dengan

Hotel kompetitor milik swasta yang jauh lebih sempurna sarana dan prasarananya.

Dari adanya persaingan tersebut maka pada tahun 1982 Hotel Dharma Deli

(43)

pendukungnya sehingga pada pertengahan tahun 1983 Hotel Dharma telah mampu

menambah jumlah sebanyak 75 kamar sehingga jumlah keseluruhan yang beroperasi

sebanyak 176 kamar dengan perincian sebagai berikut:

- 49 kamar dibangun Ex Wisma Deli

- 52 kamar dibangun Ex De Boer

- 75 kamar dibangun baru (new arcade)

Seiring dengan lajunya pertumbuhan perekonomian di Sumatera Utara

berpengaruh pula terhadap kegiatan bisnis, yang berpengaruh pula terhadap penyediaan

akomodasi sehingga pada tahun 1991 lantai delapan yang ada dibangunan baru yang

semula berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang diubah fungsinya menjadi

ruangan/kamar untuk dijual lantai terakhir direnovasi sehingga kamar yang ada

bertambah tujuh dengan rincian sebagai berikut:

- 1 kamar President Suite

- 2 kamar Junior Suite

- 4 kamar Superior

Sehingga sarana keseluruhan jumlahnya menjadi 183 kamar.

Sejalan dengan adanya pengembangan, dan untuk mengantisipasi hal tersebut

pihak Inna Dharma Deli berusaha meningkatkan kemampuan sumberdaya manusianya.

Karena dengan begitu ketatnya persaingan bisnis perhotelan, dan semakin pesatnya

kemajuan pariwisata di Sumatera Utara khususnya Medan, perlu adanya sumberdaya

manusia yang handal dan professional. Maka pihak direksi menyusun program

pengembangan sumber daya melalui Ikatan Dinas untuk dilatih dibalai pendidikan dan

latihan perhotelan di bandung, namun sejak tahun 1977 Ikatan Dinas tidak lagi di

(44)

Pariwisata Medan (BPLP Medan), dan untuk mempertahankan pangsa pasar dari pihak

direksi melakukan kebijaksanaan untuk mengirim dari tiap-tiap unit untuk melaksanakan

kegiatan sales call di Jakarta dan seminar-seminar yang bertujuan untuk mampu

menghadapi tantangan yang semakin tajam.

Berkat adanya pendidikan ini nantinya diharapkan pihak Hotel Dharma Deli tidak

kesulitan untuk mencari kader-kader dalam estafeta kepemimpinan pada masa yang akan

datang.

3.2 Sejarah Pergantian Nama Natour Menjadi Inna Dharma Deli

Pada tanggal 8 September 1990 telah dilakukan penggantian pimpinan, dari

Bapak Drs. Mohd Rasyid kepada pimpinan baru Bapak H.B. Panjaitan yang

disaksikan oleh Direktur Utama PT. Natour Bapak I.G.A.G.Putra.

Pimpinan lama Drs. Mohd Rasyid mendapat tugas baru di kantor pusat PT.

Natour sebagai Kepala Biro Keuangan & Akuntansi PT. Natour, sedangkan Bapak

H.B.Panjaitan sebelumnya adalah General Manager Natour Parapat. Alih tugas ini

berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Natour Nomor : 4297/SK-KEPEG/1990

tanggal 5 Juli 1990.

Pada tanggal 1 Februari 1993 telah dilakukan penggantian Pimpinan, yakni

pimpinan lama Bapak H.B.Panjaitan mendapat tugas sebagai General Manager Natour

Garuda Yogyakarta yang sebelumnya General Manager Natour Dharma Deli Medan.

Sedangkan Bapak Chandra Hasan mendapat tugas baru sebagai General Manager Natour

Dharma Deli, dan Bapak Chandra Hasan sebelumnya adalah General Manager Natour

(45)

Nomor : 4579/SK-KEPEG/1993 tanggal 21 Januari 1993, pelantikan dilaksanakan oleh

Direktur Administrasi & Keuangan PT. Natour yaitu : Bapak Joko Waluyo, MBA.

Keputusan Menteri Keaungan Republik Indonesia (R.I) :

1. Nomor : 973/KMK.016/1993.

2. Nomor : 974/KMK.016/1993.

3. Nomor : 975/KMK.016/1993.

4. Nomor : 976/KMK.016/1993.

Tanggal 23 Desember 1993 tentang perubahan susunan Direksi oleh karena

penggabungan (PT. Natour dengan PT. Hotel Indonesia International) maka terjadi

perubahan susunan Direksi/Manager.

Pada tanggal 5 Februari 1996 telah dilakukan pergantian pimpinan lama yaitu

Bapak Chandra Hasan kepada Bapak Abbas Yunus, SE. Beliau mendapat tugas baru

menjadi General Manager Hotel Indonesia di Jakarta dan Bapak M.Abbas Yunus, SE

yang sebelumnya adalah General Manager Natour Garuda di Yogyakarta. Alih tugas ini

berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor : 4873/SK-KEPEG/1996 tanggal : 4 Januari

1996 dan pelantikannya dilakukan oleh Direktur Keuangan yaitu Bapak Joko Waluyo,

MBA.

Pada tanggal 18 Februari 2000 telah dilakukan pengganti pimpinan lama

H.M.Abbas Yunus, SE, MBA, Misi mendapat tugas baru menjadi General Manager

Hotel Ambarukmo Palace Yogyakarta dan General Manager Hotel Dharma Deli yang

baru adalah H. Sjafrie AS, yang sebelumnya bertugas sebagai Marketing Manager Hotel

Wisata di Jakarta. Alih tugas ini berdasarkan S.K Direksi PT. Hotel Indonesia Natour

(46)

Tanggal 5 Januari 2001 telah dilakukan penggantian pimpinan dari General

Manager Bapak H.Sjafrie AS kepada Bapak Edison Daulay, SE, yang sebelumnya adalah

General Manager Natour Parapat di Parapat. Alih tugas ini berdasarkan Surat keputusan

Direksi PT. Hotel Indonesia Natour Nomor : 185/KD/Dirut/HIN/12/2000 tanggal 21

Desember 2000. Pelantikan dilakukan Direktur Operasi PT. Hotel Indonesia Indonesia

Natour oleh Bapak Arman R Iskandar.

Dengan peraturan Pemerintahan Nomor : 89/1989 tanggal 13 Oktober 1999

Direksi diberi tugas untuk menggabungkan PT. Natour dengan PT. Hotel Indonesia

International menjadi sebuah perusahaan dengan nama dan identitas yang baru. Dengan

Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia R.I. Nomor : C-2642

HT.0104-TH.2001 Tanggal 19 Maret 2001 PT. Hotel Indonesia Natour secara legalitas

telah terwujud dan langsung dipimpin oleh Direktur Utamanya yakni Bapak

Ir.A.M.Suseto maka dengan demikian telah terjadi perubahan nama Natour Dharma Deli

menjadi : INNA DHARMA DELI.

Untuk mempertegas dan memberikan Image yang positif kepada masyarakat

maka perubahan nama tersebut dibarengi pula dengan perubahan logo perusahaan

sebagai identitas baru. Untuk mendukung keberadaan nama dan logo baru tersebut secara

hukum maka Direksi mengeluarkan Surat Keputusan Nomor : 127/KD/DIRUT/08/2002

tanggal 28 Agustus 2002 Tentang Penetapan Citra Baru Perusahaan Berupa Logo Baru

PT. Hotel Indonesia Natour.

Selanjutnya dengan berakhirnya masa Bakti Bapak H. Edison Daulay per 19 Juli

2007 dikarenakan memasuki masa pensiun maka Direksi dengan Surat Nomor :

84/KD/DIRUT/HIN/07/2006 tanggal 19 Juli 2006 memutuskan penggantiannya dengan

(47)

Manager Hotel INNA Dharma Deli terhitung 1 Agustus 2006. Bagi Hotel Inna Dharma

Deli, kembalinya Bapak H. Irfan M, SE, MBA sudah tidak asing lagi karena Beliau

sudah menjabat sebagai Kepala Bagian Akuntansi Hotel Natour Dharma Deli sejak 1 Mei

1993 – 10 Februari 2000.

3.3 Klasifikasi Hotel Inna Dharma Deli Medan

a. Lokasi

Hotel Inna Dharma Deli Medan terletak di jalan Balai Kota No. 2 Medan.

Dibangun diatas areal tanah seluas lima hektar. Berjarak tiga ratus meter dari

stasiun Kereta Api, dua puluh kilometer dari pelabuhan Belawan, dan lima

kilometer dari lapangan udara Polonia yang dapat ditempuh dalam waktu sepuluh

menit.

Hotel Inna Dharma Deli Medan merupakan hotel peninggalan Belanda yang

saat ini menjadi milik Pemerintah Indonesia. Letaknya yang sangat strategis di

pusat kota, sangat menguntungkan bagi para tamu yang menginap di hotel tersebut.

Hotel Inna Dharma Deli merupakan salah satu lokasi yang cukup ramai dan

padat di Medan. Dikelilingi oleh gedung-gedung perkantoran dan pusat

perbelanjaan. Maka berdasarkan letaknya, Hotel Inna Dharma Deli Medan

digolongkan ke dalam kelompok city hotel.

b. Jumlah Kamar

Hotel Inna Dharma Deli Medan memiliki kamar sebanyak 180 kamar,

sehingga hotel ini diklasifikasikan sebagai above average hotel.

(48)

Berdasarkan harga kamarnya, Hotel Inna Dharma Deli Medan diklasifikasika

sebagai continental plan karena harga sewa kamar sudah termasuk sarapan pagi

atau breakfast.

d. Jenis Tamu

Hotel Inna Dharma Deli Medan diklasifikasikan sebagai business hotel,

karena rata-rata jenis tamu yang menginap memiliki kepentingan melaksanakan

kegiatan bisnis.

e. Lama Tinggal

Rata-rata tamu yang menginap di Hotel Inna Dharma Deli Medan adalah long

stay guest selama lima sampai tujuh hari, sehingga diklasifikasikan sebagai semi

residential hotel.

f. Bintang

Pada tanggal 6 Juli 1987 berdasarkan ketetapan Departemen Pariwisata dan

Telekomunikasi, Hotel Inna Dharma Deli Medan diklasifikasikan sebagai hotel

berbintang tiga (***).

3.4 Fasilitas Hotel Inna Dharma Deli Medan

Untuk memberikan kenyamanan, maka diperlukan pelayanan yang terbaik yang

dapat memberikan kepuasan bagi tamu yang datang ataupun menginap. Hotel Inna

Dharma Deli Medan menyediakan fasilitas-fasilitas yang diperuntukkan bagi tamu hotel

maupun untuk tamu umum yang dikelola secara komersial.

Adapun fasilitas yang terdapat di Hotel Inna Dharma Deli Medan adalah sebagai

(49)

1. Room (Kamar)

Inna Dharma Deli memiliki kamar yang terpisah-pisah sesuai dengan bangunan

yang ada yaitu dibagi dalam tiga bagian dengan Room Available 180, namun ada empat

kamar yang digunakan untuk kantor sehingga kamar ready to sales sebanyak 176 dengan

komposisi sebagai berikut :

High Rise Building

High Rise Building ini berada pada bangunan bertingkat delapan yang

terdiri dari 82 kamar siap jual.

Ex De Boer ini berada pada bagian tengah yaitu bekas peninggalan

Belanda yang berlantai dua terdiri dari 51 kamar siap jual.

Garden Wing (Exs. Wisma Deli)

Garden Wing atau Exs Wisma Deli berada pada bagian belakang menghadap

Jl. Tembakau Deli yang terdiri dari 49 kamar siap jual.

2. Makanan (Food)

Banquet (Convention Room)

Banquet Convention Room memiliki jumlah ruangan sebanyak empat belas

ruangan yang terdiri dari :

(50)

5. Sri Bilah 78 Seats 108 Seats 170 Seats 90 Seats

Berada di pintu masuk utama. Menyediakan buffee untuk sarapan pagi. Buka

mulai pukul 06.00-10.00 WIB. Untuk siang dan malam menyediakan menu

ala carte dan buka selama 24 jam.

● Warung Pojok (pastry corner)

Berada di depan front office. Buka mulai pukul 10.00-18.00 WIB.

Menyediakan menu special cepat saji.

Bar buka malam hari pada pukul 18.00-02.00 WIB. Menyediakan soft drink

dan minuman beralkohol seperti Xo, Casanova, Wishky, Dry Gyn, Beer dan

minuman lainnya, serta diselingi dengan live music.

Room Service

Melayani pemesanan makanan dan minuman bagi tamu yang ingin makan di

kamar, melakukan pemesanan dari kamar dan diantarkan langsung oleh

petugas room service, yang melayani pemesanan selama 24 jam. Menu yang

disajikan dari outlet ini juga bersifat khusus atau yang bersifat cepat saji

sehingga waktu pelayanan ke tamu bisa lebih cepat sehingga tamu merasa

(51)

Food Stall

Berada di area kolam renang (Swimming Pool), yang menjual panganan dan

minuman untuk tamu atau pengunjung dengan harga yang sangat ekonomis.

Garden Restaurant

Dapat digunakan untuk acara wedding party, meeting, seminar dengan latar

belakang natural garden. Menu yang disajukan lebih spesifik yaitu

menu-menu sea food dan aneka juice.

3. Minuman (Beverage)

● Kuala Bar

● Mini Bar, yang berada di dalam kamar yang disediakan dalam bentuk

refrigator yang berisikan soft drink, beer, mineral water, snack dalam bentuk

snack basket.

4. Swimming Pool

Kolam renang disediakan untuk tamu yang menginap di hotel dan juga dibuka

untuk umum yang dikelola secara komersial. Terdiri dari dua buah kolam, dimana satu

buah diperuntukkan untuk anak-anak dengan kedalaman 0,60m, dan satu buah lagi

dengan kedalaman 1m hingga 3,5m.

5. Laundry and Dry Cleaning

Melayani jasa pencucian pakaian tamu dan segala jenis linen untuk keperluan

operasional hotel. Selain itu juga melayani valet service untuk pelayanan pakaian tamu

seperti cucian atau penyetrikaan, yang beroperasional pada pukl 07.00 WIB dan sampai

(52)

6. Drug Store

Outlet yang menyediakan obat-obatan dan juga fasilitas khusus seperti sabun,

pasta gigi, sandal, pakaian, makanan ringan, buku bacaan, cindera mata dan juga

oleh-oleh seperti Bika Ambon, Bolu Gulung, Lapis Legit dan lainnya.

7. Telephone and Faximile

Fasilitas ini disediakan pada setiap kamar dan faximile berada pada public area.

8. Taxi Service

Bentuk pelayanan yang diberikan oleh pihak hotel dalam rangka membantu

transportasi tamu untuk transfer ke bandara udara, shopping dan lainnya.

9. Spa dan Health Centre

Menyediakan fasilitas seperti massage, sauna, fitness dan karaoke yang dibuka

selama 24 jam.

10.Car Rental Service

Menyediakan jasa penyewaan mobil jenis sedan (Mercedes, Jaguar, BMW, dan

lainnya), jenis mini bus (Toyota Kijang, Tourist Bus) bagi tamu. Terdiri dari dua unit

usaha yaitu CV. Atraco dan CV. National Car.

11.Travel and Money Changer

Terdiri dari 2 perusahaan yaitu Wakiki dan Citra Bestari. Usaha ini difokuskan

pada ticketing dan money changer, sehingga tamu tidak kesulitan untuk memesan tiket

pesawat, bus atau kapal laut.

12.Saloon

Menyediakan jasa potong rambut, creambath, blow, facial dan perawatan lain,

(53)

13.Accessories Shop

Terletak didalam lobby depan receptionist, menyediakan asesoris jenis cincin

bebatuan hingga permata dan juga berbagai farfum import dengan kualitas yang baik.

14.Airliner

Airliner yang berkantor di Hotel Dharma Deli adalah Garuda Airways dan Thai

Air. Khusus untuk Garuda merupakan kantor penjualan (Ticketing Office), sedangkan

Thai Air merupakan kantor pembantu yang operasionalnya berada di Jakarta.

15.Flexi Shop

Menyediakan penjualan dan perbaikan pesawat telekomunikasi jenis CDMA,

khususnya untuk provider Flexi-Telkom.

16.Wi-Fi / Hot Spot

Disediakan di Warung Pojok, Bar, dan Restoran untuk tamu-tamu yang

menggunakan internet melalui Waire less, dimana penggunaannya tidak dipungut

bayaran.

3.5 Struktur Organisasi Hotel Inna Dharma Deli Medan & Uraian Tugas

Sejalan dengan perluasan yang dilakukan, maka struktur organisasi Hotel Inna

Dharma Deli Medan juga mengalami perkembangan. Pengembangan struktur organisasi

ini dilakukan berdasarkan keputusan Direksi PT. Hotel Indonesia Natour, yang

disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Baik tidaknya struktur organisasi akan mempengaruhi pelaksanaan tugas dan

wewenang setiap tingkatan dalam perusahaan. Struktur organisasi ada kalanya berubah

sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan perusahaan. Hotel Inna Dharma Deli Medan

Gambar

TABEL I
TABEL II JENIS DAN HARGA KAMAR PADA HOTEL INNA DHARMA DELI
TABEL IV KUNJUNGAN WISATAWAN KE HOTEL INNA DHARMA DELI MEDAN
TABEL V
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hal inilah yang akan diuraikan mengenai cara-cara yang digunakan oleh bagian Food and Beverage Department Hotel Inna Dharma Deli Medan dalam merekrut karyawan baru agar

Setelah menganalisa dan mengevaluasi laporan sumber dan penggunaan dana pada Hotel Inna Dharma Deli maka penulis mencoba memberi saran kepada hotel untuk masa yang akan

Hotel Indonesia Natour (Unit: Inna Dharma Deli Medan) dengan menggunakan pendekatan analisis rasio, analisis horizontal dan analisis vertikal, dimana nantinya melalui pengukuran

Mardiyani: Pelaksanaan Pengembangan Karyawan pada INNA Dharma Deli Medan, 2004... Mardiyani: Pelaksanaan Pengembangan Karyawan pada INNA Dharma Deli

Selain itu Hotel De Boer (Inna Dharma Deli) juga berperan dalam perkembangan Hotel-hotel di Kota Medan karena Hotel Ini merupakan hotel pertama di Kota Medan.kemudian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan disiplin kerja berhubungan erat dan signifikan dengan produktivitas karyawan Hotel Inna Dharma Deli Medan pada bagian Marketing

“Hubungan Kepuasan Kerja Dan Disiplin Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan Pada Hotel Inna Dharma Deli Medan”, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sumatera

Adapun yang mendorong penulis untuk membahas pengaruh produk tambahan (Augmented Products) terhadap kepuasan tamu di Hotel Inna Dharma Deli adalah karena Hotel Inna Dharma