• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI BAKTERI NITRIFIKASI DALAM BIOFILTER UNTUK PENGURANGAN AMONIAK DAN PENINGKATAN PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "APLIKASI BAKTERI NITRIFIKASI DALAM BIOFILTER UNTUK PENGURANGAN AMONIAK DAN PENINGKATAN PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

APLIKASI BAKTERI NITRIFIKASI DALAM BIOFILTER

UNTUK PENGURANGAN AMONIAK DAN PENINGKATAN PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

Oleh

DIO SANDI KISWARA

Konsumsi ikan gurami (Osphronemus gouramy) di Indonesia mengalami peningkatan di tahun 2007 sebanyak 35.708 ton dan pada tahun 2011 meningkat hingga 59.401 ton. Peningkatan produksi ikan gurami dapat dilakukan dengan memperbaiki kualitas air pada media pemeliharaan. Budidaya ikan gurami dengan sistem resirkulasi dan penambahan filter biologi menggunakan bakteri nitrifikasi merupakan salah satu upaya untuk menjaga kualitas air. Bakteri tersebut berfungsi sebagai pengurai amoniak (NH3) yang dihasilkan dari sisa metabolisme. Rancangan penelitian yang dilakukan menggunakan dua perlakuan dengan tiga ulangan. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah pertumbuhan, kualitas air (amoniak, nitrit, nitrat, suhu, pH, oksigen terlarut,), kelangsungan hidup, serta FCR. Hasil penelitian menunjukan rendahnya kosentrasi amoniak pada perlakuan A diasumsikan karena adanya proses nitrifikasi. Kandungan amoniak tertinggi pada perlakuan B ditunjukkan pada pengamatan hari ke-20 yaitu sebesar 2,978 mg/l. Nilai ini lebih tinggi (P= 0,009) dibandingkan perlakuan A yaitu sebesar 1,529 mg/l, hal ini diketahui karena perlakuan B tidak diberikan bakteri nitrifikasi, akibatnya proses nitrifikasi pada perlakuan B lebih lambat. Penambahan bakteri nitrifikasi, Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp. terbukti mampu mengurangi kosentrasi amoniak pada media pemeliharan. Penambahan bakteri nitrifikasi juga mampu memperbaiki kualitas air dan meningkatkan nafsu makan ikan sehingga mempercepat laju pertumbuhan dan meningkatkan kelangsungan hidup ikan gurami.

(2)

ABSTRACT

APPLICATION OF NITRIFYING BACTERIA IN BIOFILTER FOR AMMONIA REDUCTION AND GROWTH PERFORMANCE OF

GIANT GOURAMI FRY (Osphronemus gouramy)

By

DIO SANDI KISWARA

The consumption of giant gourami (Osphronemus gouramy) in Indonesia increased in 2007 up to 35,708 tonnes and in 2011 increased to 59,401 tonnes. Increasing the production of gourami can be done by improving water quality of culture media. Cultivation of gourami using a recirculation system and the addition of the biological filter using nitrifying bacteria is an effort to maintain water quality. The bacteria serve as decomposers of ammonia (NH3) generated from metabolic waste. The research design that has been done were using two treatments with three replications. The parameters observed in this study were growth, water quality (ammonia, nitrite, nitrate, temperature, pH, dissolved oxygen), survival rate, and FCR. The results showed that low concentration of ammonia in the treatment A was assumed because of the nitrifying process. The highest ammonia content in treatment B shown on the 20th day of observation that was equal to 2,978 mg/l. This value was higher (P = 0.009) than treatment A (1,529 mg/l). Nitrifying bacteria was not given in treatment B. Consequently, the nitrification in treatment B was slower. The addition of nitrifying bacteria, Nitrosomonas sp. and Nitrobacter sp. has proven the ability to reduce the concentration of ammonia in the culture media. The addition of nitrifying bacteria was also capable to improve water quality and increase the appetite of fish therefore accelerating growth and improving the survival rate of gourami.

(3)

APLIKASI BAKTERI NITRIFIKASI DALAM BIOFILTER

UNTUK PENGURANGAN AMONIAK DAN PENINGKATAN PERFORMA PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)

Oleh

DIO SANDI KISWARA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERIKANAN

Pada

Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Gadingrejo Kabupaten Pringsewu pada tanggal 16 Agustus 1991, merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Sandahari, SP., dan Ibu Sukarni. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK. Aisiyyah Bustanul Atfal Gadingrejo pada tahun 1997, Kemudian pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 02 Gadingrejo pada tahun 2003. Menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 03 Gadingrejo pada tahun 2006, dan Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Negeri KotaAgung pada tahun 2009.

Tahun 2010, penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan S1 ke Perguruan Tinggi Universitas Lampung di Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Perairan melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswa penulis ikut organisasi di Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (HIDRILA) sebagai Ketua Bidang Pengkaderan pada tahun 2011-2012.

(8)
(9)

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahakan sebagai tanda baktiku kepada kedua orang tua, Ibu dan Bapak serta keluarga yang

selalu mendo akan, memberikan motivasi dan selalu yakin padaku bahwa aku bisa melewati ini semua.

Untuk sahabat-sahabatku

serta semua pihak yang ikut membantu menyelesaikan skripsi ini.

(10)

Dan dialah yang menundukan lautan (untukmu), agar

kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya, dan

(dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu

pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan

agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu

bersyukur

(An-Nahl {16}:14)

Percayalah dan yakini dirimu, bahwa aku bisa

melakukannya

~Dio Sandi

Pandanglah kedepan, tengak tengok kanan kiri, telinga

mendengarkan, mata melihat, ayunkan langkah menuju

yang pasti

(11)

SANWACANA

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahamat dan dan karunia – Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Perikanan (S.Pi) pada program studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung dengan judul “Aplikasi Bakteri Nitrifikasi Dalam Biofilter Untuk Pengurangan Amonia dan Peningkatan Performa Pertumbuhan Benih Ikan Gurami (Osphronemus gouramy)” di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S, selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Siti Hudaidah, M.Sc, selaku ketua program studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

3. Bapak Suparmono, S.Pi.,M.T.A selaku dosen pembimbing akademik yang memberikan motivasi penuh dalam penyelesaian skripsi ini.

(12)

5. Bapak Herman Yulianto,S.Pi.,M.Si, selaku dosen pembimbing II atas bimbingan, kritik dan saran yang membangun dalam penulisan skripsi ini. 6. Bapak Wardiyanto, S.Pi., M.P, selaku dosen pembahas atas segala kritik,

saran dan bimbingan yang diberikan kepada penulis.

7. Dosen Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah dikampus tercinta Universitas Lampung

8. Guru-guruku, terimakasih atas khazanah ilmu, tauladan, bimbingan dan nasehat-nasehatnya, atas jasa mereka penulis dapat merasakan sejuknya ilmu dan pendidikan hingga jenjang ini.

9. Teristimewa keluargaku tersayang, Ibunda dan Ayahanda atas cinta dan kasih sayang, perhatian, pengorbanan dan dukungan serta do’a yang selalu dipanjatkan demi kelancaran, keselamatan dan kesuksesan, serta terimakasih yang tak terbatas atas segalanya. Kakakku dan Adikku tercinta (Gilang Ria Amarta S.P., M.Royhan Ajie Kuswara, Nafa Ceria Amarta) atas dukungan, keceriaan, dan kesabaran menanti keberhasilanku.

10. Keluarga besarku ( Mbah suyitno alm/Mbah watini, Datuk Hasan Basri alm/Nenek nursaini dan keluarga atas do’a, dukungan dan motifasi selama penulis menyelesaikan studi.

11. Terimakasih kepada Om Jono dan Bulek Anti yang telah memberikan dukungan fasilitas dan moril kepadaku.

(13)

13. Sahabat setiaku yang dari kecil hingga saat ini menemaniku (Digo Priyanto, Rio japembo, Mahadi Irawan, Bambang nirwanto, Dwi apri kusnendar, Rian, Kelvin juanda, Ferdi afrianto, Junaidi) terimakasih atas kebersamaannya.

14. Sahabat seperjuangan Beni Fitra Maishela, A.Fauzy S.Pi, Yuti Kardin, M. Pebriansyah, Ali ansori S.Pi, Shofan Al haq, Andi bimantara S.Pi, Fadli dzil ikhrom S.Pi, Anggi Tri Satria, Hermawan Fornando S.Pi, yang selalu ada disaat susah maupun senang, yang telah menemani penulis menjalankan hari-hari dikampus serta menjadi tempat menuangkan isi hati.

15. Teman–teman angkatan dan saudaraku Perikanan 010 (Aris Candra P. S.Pi., Rico Wahyu P. S.Pi., Rudi irawan, Imam Sodikin, Ahmad Jumaidi, Eltsyin Eko F, Robert Fahrurozy, Aan pratama S.Pi, Toni Putra S.Pi, Ginanjar Reza H., Miftahul Baihaki P., Ardiansyah, Roma ade saputra, Dwi Angga Kusuma S.Pi, Soma romadoni S.Pi, Sandi putra barlian, Azis ,Vina olip, Windi pratiwi, Niki Atiastari, Friska, Asovaria, Safrina, Dian yuni, Duma, Erwin wijaya dan lain-lain yang tak bisa kusebutkan satu persatu, terimakasih atas kekompakan kesolidan, kebersamaan, dan persaudaraan kita selama ini sehingga kita semua mampu menghadapi berbagai masalah bersama-sama.

(14)

Regina, Wulandari, Shinta, Mentari, Bora, M. haris, Arbi, Aji, Akbar,dan lain-lain.

17. Seluruh warga Budidaya Perairan Unila angkatan 2008, 2009, 2011, 2012 sampai 2013, 2014.

18. Bapak Yahya yang telah memberikan dukungan moril dan tempat untuk bernaung selama penulis melakukan studi

19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Hanya dengan Do’a yang dapat penulis berikan untuk membalas budi semuanya. Semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk kita semua, dan dengan segala kerendahan semoga skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bandar Lampung, Mei 2015

(15)

iii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tujuan Penelitian ... 2

1.3. Manfaat ... 2

1.4. Kerangka Pikir ... 3

1.5. Hipotesis ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gurami (Osphronemus gouramy) ... 6

2.2. Nitrogen ... 8

2.3. Nitrifikasi……….. ... 9

2.3.1. Nitrosomonas sp ... 10

2.3.2. Nitrobacter sp ... 11

2.4. Sistem Filter ... 12

2.4.1. Filter Fisika ... 12

2.4.2. Filter Kimia ... 13

2.4.3. Filter Biologi ... 13

2.5. Kualitas air ... 15

2.6. Hubungan pH, temperature dan NH3 ... 19

III.METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 21

3.2. Alat dan Bahan ... 21

3.3. Desain Penelitian ... 22

3.4. Prosedur Penelitian ... 23

3.4.1. Persiapan ... 23

3.4.2. Pelaksanaan Penelitian ... 24

3.5. Variabel Penelitian ... 25

(16)

iv

3.5.2. Kualitas Air (Amoniak, Nitrit, Nitrat Suhu, pH, DO,) ... 26

3.5.3. Tingkat Kelangsungan Hidup ... 26

3.5.4. Feed Convertion Ratio (FCR) ... 27

3.5.5. Analisis Data ... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan ... 28

4.1.1. Berat ... 28

4.1.2. Panjang ... 29

4.2. Kualitas Air ... 30

4.2.1. Amoniak ... 31

4.2.2. Nitrit (NO 2 -) ... 32

4.2.3. Nitrat (NO 3 -) ... 33

4.2.4. Suhu ... 37

4.2.5. pH ... 38

4.2.6. DO ... 40

4.3. Tingkat Kelangsungan Hidup ... 41

4.4. Feed Convertion Ratio (FCR) ... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 44

5.2. Saran ... 44

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses nitrifikasi ... 10

2. Kisaran parameter kualitas air ... 16

3. Presentasi AmmoniaUn–ionized(Tak terionisasi) ... 20

4. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian... 21

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data rerata berat benih ikan gurami (Osphoronemus gouramy)... 50 2. Data rerata panjang benih ikan gurami (Osphoronemus gouramy) ... 51 3. Data rerata kualitas air benih ikan gurami (Osphoronemus gouramy) ... 53 4. Data tingkat kelangsungan hidup benih ikan gurami (Osphoronemus

gouramy) ... 61 5. Data Feed Convertion Ratio benih ikan gurami (Osphoronemus

(19)

vi DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir kerangka pemikiran ... 5

2. Ikan gurami (Osphronemus gouramy) ... 6

3. Rancangan penempatan penelitian... 22

4. Ilustrasi satu unit perlakuan ... 23

5. Berat benih ikan gurami (osphoronemus gouramy) pada perlakuan (A) pemberian bakteri dan (B) tanpa pemberian bakteri selama 40 hari pemeliharaan ... 28

6. Panjang benih ikan gurami (osphoronemus gouramy) pada perlakuan (A) pemberian bakteri dan (B tanpa pemberian bakteri selama 40 hari pemeliharaan ... 29

7. Rerata kosentrasi amoniak pada perlakuan (A) pemberian bakteri dan (B) tanpa pemberian bakteri selama 40 hari pemeliharaan... 31

8. Rerata kosentrasi nitrit pada perlakuan (A) pemberian bakteri dan (B) tanpa pemberian bakteri selama 40 hari pemeliharaan ... 33

9. Rerata kosentrasi nitrat pada perlakuan (A) pemberian bakteri dan (B) tanpa pemberian bakteri selama 40 hari pemeliharaan ... 34

10. Rerata konsentrasi amoniak, nitrit, dan nitrat pada media pemeliharaan ikan gurami selama 40 hari pemeliharaan... 35

11. Perbandingan suhu pada perlakuan (A) pemberian bakteri dan (B) tanpa pemberian bakteri selama 40 hari pemeliharaan... 38

(20)

vii 13. Perbandingan DO pada perlakuan (A) pemberian bakteri dan (B) tanpa

pemberian bakteri selama 40 hari pemeliharaan... 40 14. Kelangsungan hidup benih ikan gurami (osphoronemus gouramy) pada

perlakuan (A) pemberian bakteri dan (B) tanpa pemberian bakteri selama 40 hari pemeliharaan... 41 15. FCR pemeliharaan benih ikan gurami pada perlakuan (A) pemberian

(21)

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gurami (Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai ekonomis tinggi dan merupakan spesies asli Indonesia. Konsumsi ikan gurami (Osphronemus gouramy) terus mengalami peningkatan. Tahun 2007 konsumsi ikan gurami sebanyak 35.708 ton sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan dengan konsumsi sebayak 59.401 ton (KKP, 2011). Berdasarkan data tersebut untuk memenuhi permintaan konsumen perlu dilakukan peningkatan produksi. Kualitas air merupakan faktor penting yang berpengaruh dalam upaya peningkatan produksi perikanan karena kualitas air yang tidak baik dapat menimbulkan penyakit pada ikan dan berdampak pada turunnya produksi (Boyd, 1992).

(22)

2 Penggunaan sistem resirkulasi dengan penambahan filter, secara umum memiliki beberapa kelebihan yaitu: penggunaan air per satuan waktu relatif rendah; fleksibilitas lokasi budidaya; budidaya yang terkontrol dan lebih higienis; kebutuhan akan ruang/lahan relatif kecil; kemudahan dalam mengendalikan, memelihara, dan mempertahankan suhu serta kualitas air (Helfrich dan Libey, 2000). Penelitian ini memanfaatkan bakteri Nitrosomonas sp. danNitrobacter sp. sebagai bakteri nitrifikasi yang di aplikasikan dalam biofilter pada pemeliharaan benih ikan gurami.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari aplikasi bakteri nitrifikasi dalam biofilter untuk pengurangan amoniak dan peningkatan performa pertumbuhan benih ikan gurami pada sistem resirkulasi.

1.3. Manfaat Penelitian

(23)

3 1.4. Kerangka Pikir

Gurami merupakan komoditas perairan darat yang banyak digemari oleh masyarakat lokal. Peningkatkan produksi ikan gurami pada budidaya intensif perlu dilakukan dengan peningkatan kualitas air. Kendala yang dihadapi dalam pembenihan gurami yaitu kematian pada fase larva dan benih yang tinggi berkisar

50-70% dan lambatnya proses pertumbuhan (Khairuman dan Amri, 2005). Tingginya

tingkat kematian sering disebabkan oleh kualitas air yang buruk akibat dari pemberian pakan berlebihan (Wedemeyer,1996). Sisa pakan dapat meningkatkan kosentrasi amoniak di media pemeliharaan. Amoniak pada tingkat konsentrasi 0,18 mg/l merupakan faktor penghambat pertumbuhan gurami (Wedemeyer 1996).

Terdapat 2 bentuk amoniak di air, yaitu yang terionisasi (amonium, NH4+) dan yang tidak terionisasi (amoniak, NH3). Amoniak yang tidak terionisasi berbahaya bagi organisme akuatik, karena bersifat toksik. Kosentrasi amoniak meningkat seiring dengan meningkatnya suhu dan pH perairan (Boyd, 1990). Terdapat berbagai cara alternatif guna mereduksi amoniak yang terkandung dalam air limbah ataupun media pemeliharaan ikan, baik sistem filter secara fisika, kimia, maupun biologi (Masseret al.,1999)

(24)

4 seperti arang aktif, alumina, dan zeolit (Palaar, 1989). Filter biologi mengandalkan kerja bakteri dalam mendegradasi bahan organik dan anorganik. Filter biologi berfungsi sebagai perombak senyawa yang bersifat racun amoniak

dan nitrit (NO 2

-) menjadi senyawa tidak beracun nitrat (NO 3

-) dengan bantuan

mikroorganisme (Boyd, 1990). Mekanisme nitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri nitrifikasi melalui dua tahap oksidasi contohnya yaitu Nitrosomonas sp. dengan bantuan oksigen akan mengoksidasi amoniak menjadi nitrit, kemudian Nitrobacter sp. yang mengoksidasi nitrit menjadi nitrat . Media filter yang berpori-pori dan mempunyai permukaan yang luas merupakan media yang baik karena mampu menampung lebih banyak bakteri. Selain tempat hidup, nitrifikasi memerlukan pakan untuk kelangsungan hidupnya. Pakan nitrifikasi berupa amoniak dan nitrit yang merupakan hasil buangan beracun bagi ikan, sedangkan hasil buangan bakteri berupa nitrat tidak beracun.

Manajemen kualitas air sangat mutlak diperlukan dalam budidaya benih gurami

(25)

5 Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran

1.5 Hipotesis

Adapun hipotesis perlakuan yang digunakan yaitu :

H0: σi= σj= 0; Tidak ada pengaruh pemberian bakteri Nitrifikasi terhadap pengurangan amoniak dan performa pertumbuhan benih ikan gurami pada sistem resirkulasi.

H1: σi≠ σj≠0; Ada pengaruh pemberian bakteri Nitrifikasi terhadap pengurangan amoniak dan performa pertumbuhan benih ikan gurami pada sistem resirkulasi.

Budidaya Gurami

Sisa Metabolisme

Oksidasi amoniak menjadi nitrit dan nitrat

Amoniak

Biofilter(Nitrosomonassp.dan Nitrobactersp.)

Kualitas air menjadi baik, maka pertumbuhan ikan

(26)

6 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gurami (Osphronemus gouramy)

Ikan Gurami merupakan salah satu komoditi perikanan air tawar yang banyak diminati oleh masyarakat, baik konsumen maupun para pembudidaya. Ikan Gurami banyak disukai konsumen karena rasanya yang lezat dan gurih, sedangkan oleh para pembudidaya ikan gurami disukai karena memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan komoditi perikanan air tawar lainnya. Gurami merupakan jenis ikan konsumsi air tawar yang berbentuk badan pipih lebar dengan bagian punggung berwarna merah sawo dan bagian perut berwarna kekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurami merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia) dan menyebar ke Malaysia, Thailand, Ceylon dan Australia (Badan Standarisasi Nasional, 2000).

(27)

7 Klasifikasi ikan gurami sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01–6485.1–2000 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes

Sub Ordo : Belontiidae Famili : Osphronemidae

Genus :Osphronemus

Spesies :Osphronemus gouramy Lac.

Secara morfologi ikan ini memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid, memiliki gigi pada rahang bawah. Pada fase muda, di sisi lateral terdapat garis tegak berwarna hitam berjumlah 8 – 10 buah. Pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat (Badan Standarisasi Nasional , 2000).

(28)

8 2.2. Nitrogen

Nitrogen merupakan elemen yang esensial bagi pertumbuhan mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan yang sering juga disebut sebagai biostimulan. Nitrogen memiliki beberapa tahapan oksidasi yang dapat merubah senyawa kimia nitrogen. Proses oksidasi tersebut dipengaruhi oleh organisme hidup (Metcalf dan Eddy, 1991). Nitrogen dalam perairan terdapat dalam bentuk gas nitrogen (N

2), amonia (NH3), amonium (NH

4 +

), ion nitrit (NO 2

-), ion nitrat (NO 3

-), dan nitrogen organik. Nitrogen

organik merupakan campuran kompleks berbagai bahan seperti asam amino, gula amino, dan protein (polimer). Nitrogen dalam bentuk ini siap untuk diubah menjadi amoniak oleh mikroorganisme yang berada di air atau tanah (Metcalf dan Eddy, 1991).

Amoniak tersebut akan digunakan sebagai sumber nitrogen oleh fitoplankton, alga, tumbuhan, dan bakteri. Tetapi jumlah nutrien yang berlebih 10 akan mendorong pertumbuhan alga yang pesat (blooming) yang pada akhirnya berakibat pada kematian massal alga. Proses dekomposisi alga mati, sisa pakan, tanaman air dan organisme

akuatik yang mati akan membebaskan amonia. Selain alga, bakteri juga memanfaatkan

amoniak melalui proses nitrifikasi yang akan mengubah amoniak menjadi nitrit kemudian

nitrat yang tidak berbahaya. Nitrat ini akan digunakan kembali oleh alga dan tumbuhan

air. Nitrat juga dapat diubah menjadi gas N

2 oleh mikroorganisme melalui proses

(29)

9 2.3. Nitrifikasi

Boyd (1990) menyatakan nitrifikasi adalah oksidasi amoniak secara biologis menjadi nitrit dan nitrat oleh bakteri autotrop Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp. adalah genera dari bakteri autotrop di dalam air tawar, laut dan payau.

Tahapan nitrifikasi pada siklus nitrogen dinyatakan dalam bagan siklus nitrogen (Whitehead and William, 1982). Nitrifikasi merupakan suatu proses oksidasi enzimatik yang dilakukan oleh sekelompok jasad renik/bakteri dan berlangsung dalam dua tahap yang terkondisikan sebagai berikut :

Tahap pertama yaitu nitritasi.

Pada proses ini reaksi berlangsung dari amoniak diubah menjadi nitrit yang melibatkan bakteri Nitrosomonas sp. dengan persamaan reaksi (Effendi, 2003) sebagai berikut.

2NH3+ 3 O2 2NO2-+ 2H++ 2H2O

Tahap kedua yaitu nitratasi.

Pada proses tahap kedua reaksi diperankan oleh bakteri Nitrobacter sp. yang melakukan oksidasi dari nitrit ke nitrat dengan persamaan reaksi

2NO2-+ O2 2NO3 -Nitrosomonassp.

(30)
[image:30.612.122.531.238.397.2]

10 Pertumbuhan bakteri nitrifikasi dipengaruhi oleh konsentrasi amoniak, suhu, pH, cahaya, konsentrasi oksigen, dan komposisi bakteri (EPA, 2002). Menurut Boyd (1990) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses nitrifikasi termasuk kerentanan terhadap toksin dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses nitrifikasi

Parameter Keterangan

Dissolved

oxygen(DO)

Nitrifikasi mengkonsumsi oksigen dalam jumlah yang besar. Bakteri nitrifikasi membutuhkan 4.6 mg O

2untuk mengoksidasi 1 mg amoniak. Untuk dapat bekerja bakteri nitrifikasi membutuhkan DO minimal 2 mg/l

pH pH ideal untuk bakteri nitrifikasi adalah 7.5-8.5, tetapi bakteri masih dapat beradaptasi pada pH diluar kisaran

Suhu 20-30oC, proses nitrifikasi akan melambat drastis pada suhu

dibawah 5 o

C Rentan

terhadap toksin

Bakteri nitrifikasi sensitif terhadap pencemar logam berat. Bakteri nitrifikasi menjadi yang pertama mati jika ada pencemaran

2.3.1. Nitrosomonassp.

(31)

11

Klasifikasi(Holt,1994)

Domain : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Beta Proteobacteria Ordo : Nitrosomonadales

Famili : Nitrosomonadaceae Genus :Nitrosomonas

Spesies :Nitrosomonassp.

2.3.2.Nitrobactersp.

Nitrobacter sp. menggunakan energi oksidasi dari ion nitrit menjadi nitrat. Habitat Nitrobacter sp. berada dalam tanah, air tawar, payau, laut, lumpur, batuan berpori-pori. Suhu pertumbuhan optimal adalah 280C. pH untuk Nitrobacter sp. adalah 7,3-7,5. Secara taksonomi genus Nitrobacter sp. diklasifikasikan sebagai berikut (Holt, 1994) :

Domain : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Alphaproteobacteria Ordo : Rhizobiales

Famili : Bradyrhizobiaceae Genus :Nitrobacter

(32)

12 2.4. Sistem Filter

Proses produksi akuakultur yang menawarkan konsep hemat air adalah penerapan sistem resirkulasi, sistem ini adalah kolam bersirkulasi melalui operasi penyaringan (filtering) dan pengudaraan (aeration) dimana pemasukan air dikembalikan ke kolam yang sama atau kolam lain. Keperluan air sedikit dan biaya relatif lebih murah menyebabkan budidaya ikan dengan sistem resirkulasi berkembang dengan cepat, selain itu tidak memerlukan tempat yang luas, air mudah dikontrol, sehingga dapat dijaga kelestarian air. Proses pengolahan limbah pada sistem resirkulasi dapat berupa filtrasi fisik, filtrasi biologi dan filtrasi kimia . Filtrasi fisik berupa pemisahan atau penyaringan. Filtrasi biologi berupa penguraian senyawa nitrogen anorganik oleh bakteri pengurai pada filter. Filtrasi kimia berupa pembersihan molekul-molekul bahan organik terlarut melalui proses oksidasi atau penyerapan langsung (Muir, 1994). Dalam sistem resirkulasi proses filtrasi biologi merupakan hal yang paling penting (Stickney, 1993).

2.4.1. Filter Fisika

(33)

13 pengolahan selanjutnya diperlukan filter yang bekerja secara biologi dan kimia yang bisa mengoksidasi bahan organik dan anorganik melalui bantuan mikroorganisme dan penyerapan secara kimiawi melalui pertukaran ion-ion.

2.4.2. Filter Kimia

Filter kimia adalah sebuah filter mekanik yang bekerja pada skala molekuler, mampu menangkap bahan terlarut seperti gas dan bahan organik, media filternya yaitu zeolit, arang aktif.

Zeolit adalah mineral alam berbahan dasar kelompok senyawa alumunium silikat yang terdehidrasi logam alkali dan alkali tanah (terutama natrium dan kalsium) (Palaar, 1989). Pada struktur zeolit semua atom Al dalam bentuk tetrahedral sehingga Al akan bermuatan negatif karena berkoordinasi dengan empat atom oksigen dan selalu dinetralkan oleh kation dan alkali (alkali tanah) untuk mencapai senyawa yang stabil (Wahyuni, 2004).

(34)

14 2.4.3. Filter Biologi

Filter biologi mengandalkan kerja bakteri dalam mendegradasi bahan organik dan anorganik. Filter biologi berfungsi sebagai perombak senyawa yang bersifat racun (amoniak dan nitrit) menjadi senyawa tidak beracun (nitrat) dengan bantuan mikroorganisme. Mekanisme Nitrifikasi yang dilakukan oleh Bakteri Nitrifikasi melalui dua tahap oksidasi yaitu tahap pertama adalah bakteri Nitrosomonas sp. dengan bantuan oksigen akan mengoksidasi amonium menjadi nitrit, kemudian tahapan kedua dengan bantuan bakteri Nitrobacter sp. nitrit akan dioksidasi menjadi nitrat (Boyd, 1990).

(35)

15 Media bioball mempunyai keunggulan antara lain mempunyai luas spesifik yang cukup besar, pemasangannya mudah (random), sehingga untuk paket instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kecil sangat sesuai. Keunggulan dari media bioball yaitu karena ringan, mudah dicuci ulang, dan memiliki luas permukaan spesifik yang paling besar di bandingkan dengan jenis media biofilter lainnya, yaitu sebesar 200 –

240 m2/m3. Sedangkan jenis bioball yang dipilih adalah yang berbentuk bola dengan diameter 3 cm karena bioball jenis ini yang memiliki diameter paling kecil dan dengan bentuknya yang seperti bola (random packing) dapat meminimalkan terjadinyaclogging (tersumbat). Bioball ini berfungsi sebagai tempat hidup bakteri –

bakteri yang diperlukan untuk menjaga kualitas air (Said, 2005).

2.5. Kualitas Air

Air adalah unsur penunjang terpenting dalam kegiatan usaha budidaya ikan. mengungkapkan bahwa kualitas air adalah variabel–variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan dan binatang lainnya. Sehingga kualitas air sangat penting peranannya dalam kehidupan biota perairan (Jangkaru, 1998). Sebagai tempat hidup ikan, kualitas air sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisika dan kimia air seperti

suhu, oksigen terlarut, pH, amoniak, nitrit dan nitrat (Forteathet al., 1993).

(36)
[image:36.612.114.528.194.375.2]

16 sebanyak kolam atau bak. Suhu, oksigen terlarut, pH dan amoniak merupakan faktor pembatas dalam budididaya ikan gurami. Kisaran parameter kualitas air yang diperlukan bagi ikan gurami dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kisaran parameter kualitas air

Parameter kualitas air Kisaran yang

dianjurkan Referensi

Suhu

25-30 ºC (BSN, 2000)

DO

>3 mg/l (Sarwono,2000)

Amoniak <1mg/l

(Sendjaja, 2002)

Nitrit

<1mg/l (Effendi, 2003)

Nitrat

<100mg/L (Forteathet al,1993) pH

6,5-8,5 (BSN,2009)

Suhu

Suhu merupakan faktor pembatas utama pada habitat aquatik. Suhu air mempunyai pengaruh universal dan juga merupakan faktor pembatas bagi organisme aquatik dalam pertumbuhannya dan distribusinya, karena organisme tersebut seringkali kurang dapat mentolelir perubahan (Kordi, 2007). Badan Standarisasi Nasional (2000), menjelaskan pada kisaran 25-30°C merupakan kisaran suhu optimal untuk benih ikan gurame sehingga dapat tumbuh dan berkembang baik.

pH

(37)

17 air bereaksi asam atau basa. pH rendah mengindikasikan konsentrasi ion hidrogen yang tinggi, sedangkan pH tinggi mengindikasikan konsentrasi ion hidrogen yang rendah. Nilai pH berkisar antara 0 –14. Air disebut asam jika pH < 7, netral jika pH= 7, dan basa/alkali jika pH> 7 (Van and Scarpa, 1999). Nilai pH yang optimal untuk mendukung kehidupan ikan dan jasad hidup lainnya antara 6,7-8,2 (Sitanggang 1999).

Oksigen Terlarut (Dissolved oxygen)

Oksigen terlarut merupakan faktor yang menentukan dalam budidaya perikanan intensif dan keberhasilan serta kegagalan pemeliharaan ikan sering tergantung pada kemampuan untuk mengatasi masalah oksigen terlarut yang rendah (Boyd, 1982). Rendahnya oksigen terlarut disebabkan oleh tingginya konsumsi oksigen untuk mendekomposisi akumulasi feses ikan dan sisa pakan. Konsentrasi oksigen terlarut dalam air sangat mempengaruhi kelangsungan hidup ikan dalam proses budidaya. Sittangang (1999), menjelaskan kandungan oksigen terlarut yang optimal untuk pertumbuhan ikan gurame yaitu 5 ppm, dan menurut Sarwono (2000) kebutuhan oksigen yang ideal bagi ikan gurame stadia awal yaitu>3 mg/l.

Nitrit (NO 2

-)

(38)

18  Nitrat (NO

3

-)

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat merupakan produk akhir dari proses nitrifikasi, dimana dengan bantuan bakteri Nitrobacter sp. nitrit akan diubah menjadi nitrat yang relatif tidak toksik (Van Wyk dan Scarpa, 1999; Masser et al., 1999). Nitrat sangat mudah terlarut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat dengan bantuan mikroorganisme adalah proses yang penting dalam siklus nitrogen. Nitrat akan bersifat toksik pada konsentrasi di atas 300 ppm (Masseret al.,1999)

Amoniak (NH3)

Amoniak merupakan produk akhir utama penguraian protein pada ikan. Ikan akan mencerna protein dalam pakan dan mengekskresikan amoniak melalui insang dan feses. Amoniak pada lingkungan budidaya juga berasal dari proses dekomposisi bahan organik seperti sisa pakan, alga mati dan tumbuhan akuatik (Duborow et al., 1997). Terdapat 2 bentuk amoniak di air, yaitu yang terionisasi

(amonium, NH4+) dan yang tidak terionisasi (amoniak, NH3). Amoniak yang tidak terionisasi berbahaya bagi organisme akuatik, karena bersifat toksik (Masser et al., 1999). Nilai NH3 tergantung pada nilai pH dan suhu perairan. Semakin tinggi suhu dan pH air, persentase NH3 semakin tinggi (Boyd, 1990).

(39)

19 Amoniak juga meningkatkan konsumsi oksigen di jaringan, merusak insang, dan mengurangi kemampuan darah untuk mengangkut oksigen (Boyd, 1982). Kadar amoniak bebas yang tidak terionisasi (NH3) pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 1 mg/l. Pertumbuhan benih gurame masih baik, dimana kadar amoniak dalam air sebesar 0,0-0,12 mg/l (Haryati, 1995).

2.6. Hubungan pH, temperature dan NH3

Amoniak di dalam air ada dalam bentuk molekul (terionisasi dan tak terionisasi) ada dalam bentuk NH3dan ada dalam bentuk ion amonium dalam bentuk NH4+. Kedua bentuk amoniak tersebut sangat bergantung pada kondisi pH dan suhu air. Dinding sel tidak dapat ditembus oleh ion amonium (NH4+), akan tetapi amoniak (NH3) akan mudah didifusi melewati jaringan jika konsentrasinya tinggi dan berpotensi menjadi racun bagi tubuh ikan. Sehingga kondisi normal ada dalam kondisi asam seimbang pada hubungan air dengan jaringan. Jika keseimbangan diubah, seperti nilai pH di salah satu bagian turun akan mengudang terjadinya penambahan molekul amoniak (Svobodova, at al, 1993). Air dengan nilai pH rendah maka yang dominan adalah amonium (NH4+), sebaliknya bila nilai pH tinggi yang dominan adalah amoniak (NH3). Kosentrasi relatif tergantung dari beberapa faktor diantaranya suhu dan pH, semakin tinggi nilai suhu dan pH maka nilai amoniak semakin tinggi. Jumlah amoniak tak terionisasi pada suhu 26-320C, pH 7,0-9,0 dapat

(40)

20 Tabel 3. Presentasi Amoniak Un –ionized (Tak terionisasi) dalam larutan pada pH

dan suhu yang berbeda (Brigden dan Stringer, 2000).

pH Suhu ºC

26 28 30 32

7,0 0,60 0,70 0,81 0,95

7,2 0,95 1,10 1,27 1,50

7,4 1,50 1,73 2,00 2,36

7,6 2,35 2,72 3,13 3,69

7,8 3,68 4,24 4,88 5,72

8,0 5,71 6,55 7,52 8,77

8,2 8,75 10,00 11,41 13,22

8,4 13,20 14,98 16,96 19,46

8,6 19,42 21,83 24,45 27,68

8,8 27,64 30,68 33,90 37,76

9,0 37,71 41,23 44,84 49,02

[image:40.612.130.510.126.430.2]
(41)

21 III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung.

3.2. Alat dan Bahan

[image:41.612.144.506.439.694.2] [image:41.612.133.509.441.691.2]

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada table 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian

Alat dan Bahan Kegunaan

A. Alat

 Akuarium 60x40x40 cm3 Wadah pemeliharaan

 Pompa akuarium 800 liter/jam Sirkulasi air

 Selang pompa Mengalirkan air dari akuarium ke filter

 Filter Penyaring

Heater Menstabilkan suhu

 Bioball Media tumbuh bakteri

 Penggaris (cm) Mengukur panjang

 Timbangan digital (gram) Mengukur berat

 Thermometer (0C) Mengukur suhu

 DO meter (mg/l) Mengukur oksigen terlarut

 pH meter Mengukur derajat keasaman

B. Bahan

Nitrosomonassp.(ml) Bakteri nitrifikasi

Nitrobactersp. (ml) Bakteri nitrifikasi

 Pakan buatan terapung (ukuran

1,3-1,7 mm) Sumber nutrisi ikan

(42)

22 3.3. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh pemberian bakteri nitrifikasi sebagai biofilter terhadap kelangsungan hidup benih gurami. Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dan pendekatan static group comparison yaitu suatu rancangan penelitian yang menggunakan dua kelompok subyek diantaranya perlakuan A dan perlakuan B, dengan pengulangan sebanyak 3 kali (Notoatmodjo, 2010).

[image:42.612.178.444.340.465.2]

Desain penempatan satuan perlakuan seperti terlihat pada gambar 2 berikut :

Gambar 3. Rancangan penempatan penelitian Keterangan :

A : Perlakuan dengan pemberian bakteri B : Perlakuan tanpa pemberian bakteri 1, 2, 3 : Ulangan 1, 2,dan 3

Tiap unit perlakuan menggunakan akuarium ukuran 60x40x40 cm3 , pompa, dan filter dengan bioball dan kapas untuk semua skema perlakuan. Perbedaan skema ditunjukkan pada perlakuan dengan pemberian bakteri nitrifikasi pada perlakuan B. Ilustrasi satu unit perlakuan dapat dilihat pada Gambar 3.

A2 B2 B1

(43)
[image:43.612.219.410.96.217.2]

23 Gambar 4. Ilustrasi satu unit perlakuan

Keterangan :

1. Akuarium ukuran 60x40x40 cm3 2. Pompa

3. Filter dengan bioball digunakan sebagai media hidup bakteri nitrifikasi 3.4. Prosedur Penelitian

3.4.1. PersiapanHewan Uji

Persiapan dilakukan dengan menyediakan benih ikan gurami dari pembudidaya lampung tengah. Benih ikan berukuran 2-3 cm yang dipeliharan pada akuarium bervolume 72 liter, setiap akuarium berjumlah 72 ekor ikan. Padat tebar benih ikan gurami berukuran 2-3 cm yaitu 60 ekor/m2(SNI,2000). Berdasarkan refrensi tersebut, penelitian ini memodifikasi kepadatan ikan menjadi 300 ekor/m2. Sebelum ditebar, ikan uji diaklimatisasi terlebih dahulu selama beberapa menit. Kemudian apabila terjadi kematian sebelum pemeliharaan lebih dari 10%, maka ikan uji akan diganti semua.

2 3

(44)

24  Bakteri Nitrifikasi

Bakteri Nitrifikasi terdiri dari Nitrosomonas sp. dan Nitrobacter sp. yang diperoleh dari P.T. Sinergi Argo Nusantara, Bandung. Bakteri tersebut merupakan biakan murni yang langsung dapat diaplikasikan pada kolam.

Wadah

Wadah yang digunakan berupa akuarium dengan ukuran 60x40x40 cm3 berjumlah 6 buah. Akuarium diisi hingga ketinggian 30 cm kemudian diaerasi penuh selama 24 jam sebelum ikan ditebar.

3.4.2. Pelaksanaan PenelitianPenebaran Benih ikan gurami

Ikan yang digunakan adalah benih ikan gurami dengan panjang baku 2-3 cm/ekor dan bobot rata-rata 2-3 gr. Penebaran benih ikan gurami dilakukan dengan padat tebar 300ekor/m2. Sebelum ditebar benih di aklimatisasi selama beberapa menit. Aklimatisasi benih meliputi suhu, pH dan DO.

Pemberian Bakteri

Bakteri Nitrifikasi sebanyak 7,2 ml (0,1 ml bakteri nitrifikasi dapat digunakan dalam 1 liter air) di masukan kedalam filter yang berisi bioball. Pemberian bakteri ini dilakukan setelah satu minggu pemeliharaan benih ikan gurami.

Sampling Kualitas Air

(45)

25  Manajemen Pakan

Pakan yang diberikan selama penelitian adalah pakan terapung komersil berukuran pakan 1,3–1,7 mm dengan kandungan protein 37-38%. Metode pemberian pakan secara adlibitum sebanyak 3 kali sehari. Pemeliharaan selama 40 hari dengan pemberian pakan tiga kali sehari pada pukul 08.00 WIB, 13.00 WIB dan 17.00 WIB.

3.5. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah Pertumbuhan, kualitas air (amoniak, nitrit, nitrat, suhu, pH, oksigen terlarut,), kelangsungan hidup, serta FCR. Sampling dilakukan pada hari ke- 1, 20, dan 40 hari dengan mengukur panjang dan berat benih ikan gurami.

3.5.1. Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan perubahan yang dialami oleh biota meliputi, ukuran, volume, panjang, serta bobot dalam kurun waktu tertentu (Efendi, 1997). Pada pemeliharaan benih ikan gurami selama 40 hari, pengukuran ditekankan pada berat dan panjang.

Berat

Berat tubuh diukur dengan menggunakan timbangan digital. Pengukuran berat dilakukan dengan mengambil contoh 30% dari populasi dan dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

Wt-r : Berat benih rata-rata pada waktu ke-t (g/ekor) Wt : Berat benih contoh pada waktu ke-t (g) n : Jumlah sampel benih

(46)

26  Panjang

Panjang tubuh benih ikan gurami diukur dengan menggunakan penggaris. Pengukuran dilakukan dengan mengambil contoh tiap perlakuan sebanyak 30 % dari populasi. Dengan menggunakan rumus (Effendie, 1997):

Keterangan :

Lt-r : Panjang benih rata-rata pada waktu ke-t (mm/ekor) Lt : Panjang benih contoh waktu ke-t (mm)

n : Jumlah sampel benih (ekor)

3.5.2. Kuaitas Air (Amoniak, Nitrit, Nitrat, Suhu, pH, DO)

Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer, sedangkan pH diukur dengan menggunakan pH meter, dan DO diukur menggunakan DO meter. Pengukuran amoniak, nitrit, dan nitrat dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung (BBPBL Lampung) dengan 3x pengukuran (awal, tengah, dan akhir).

3.5.3. Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup benih ikan gurami merupakan perbandingan jumlah benih yang hidup dengan total benih yang ditebar pada awal pemeliharaan (Effendie, 1997).

(47)

27 Keterangan :

SR : Kelangsungan hidup (Survival Rate)

Nt : Jumlah benih ikan gurami yang hidup di akhir penelitian No : Jumlah total benih ikan gurami awal penebaran

3.5.4. Feed Convertion Ratio (FCR)

PerhitunganFCRdilakukan untuk mengetahui efisiensi pakan yang dibutuhkan dalam budidaya. NilaiFCRdapat dihitung dengan rumus.

Keterangan :

f : Jumlah pakan yang dihabiskan selama budidaya (kg) wt : Berat total ikan saat panen (kg)

wo : Berat total ikan saat penebaran (kg) 3.5.5. Analisis Data

Data pertumbuhan, amoniak, nitrit, nitrat dan kelangsungan hidup, serta FCR ikan gurami dianalisis dengan menggunakan uji T pada selang kepercayaan 95%.

SR = x 100%

(48)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penambahan bakteri nitrifikasi, yaitu Nitrosomonas sp. danNitrobacter sp. mampu mengurangi kandungan amoniak pada media pemeliharan dan mampu memperbaiki kualitas air serta meningkatkan nafsu makan ikan sehingga mempercepat laju pertumbuhan ikan gurami

5.2. Saran

(49)

45 DAFTAR PUSTAKA

Avnimelech, Y., Kochva, M., & Diab, S. (1994). Development of controlled intensive aquaculture systems with a limited water exchange and adjusted carbon to nitrogen ratio. Israeli Journal of Aquaculture-Bamidgeh, 46(3), 119–131.

Boyd, C. E. (1982). Water quality management for pond fish culture. Elsevier Scientific Publishing Co,19-32

Boyd, C.E. (1990). Water Quality in Ponds for Aquaculture. Alabama Agricultural Experiment Station, Auburn University, Alabama 482 p. Boyd, C.E. and C.S. Tucker. (1992). Water Quality and Pond Soil Analyses for

Aquaculture. Alabama Agricultural Experiment Station, Auburn University, Alabama 183 p.

Brigden, K., & Stringer, R. (2000). Ammonia and urea production: Incidents of ammonia release from the Profertil urea and amonia facility.UK:Greenpeace Research Laboratories, Department of Biological Science University of Exeter.

BSN, (2000a). Induk Ikan Gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas induk pokok (Parent Stock). Jakarta, Badan Standar Nasional.

BSN, (2000b). SNI (Standar Nasional Indonesia).Produksi Benih Ikan Gurame (Osphronemus goramy, Lac) Kelas Benih Sebar. SNI 01-6485.3- 2000. Badan Standarisasi Nasional.

BSN, (2009). SNI 7550. Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran di Kolam Air Tenang. Jakarta, Badan Standarisasi Nasional.

Durborow, R. M., Crosby, D. M., & Brunson, M. W. (1997). Ammonia in fish ponds. Journal of the Fisheries Research Board of Canada, 32 (4), 2379–

2383.

(50)

46 Effendie, M. I. (1997). Biologi perikanan. Yogyakarta, Yayasan Pustaka

Nusantara, 163 hlm.

EPA. (2002,08 15). Nitrification. U.S Eviromental Protection Agency. Office of Ground Water and Drinking Water, Office of Water. Washington DC. Forteath, N. (1993). Types of Recirculation Systems. P: 33–39.In P. Hart and D.

O. Sullivan (Eds.). Recirculation Systems: Design. Construction and Management. University of Tasmania. Launceston, Australia.

W. J. Golz. (1995). Biological Treatment in Recirculating Aquaculture Systems. In Recirculating aquaculture in the classroom: a training workshop for agricultural science teachers, a proceedings of a workshop sponsored by the Louisiana Sea Grant College Program, Louisiana State University, and the Louisiana Department of Education, 6-7 December 1995, Louisiana State University, Baton Rouge, Louisiana

Haryati, (1995). Pengaruh penggantian Artemia salina dengan Daphnia sp. terhadap pertumbuhan dan SR benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac).Tesis. Bogor, IPB.

Helfrich, L. A., & Libey, G. (2000). Fish farming in recirculating aquaculture systems (RAS). Virginia State Cooperative Service: Department of Fisheries and Wildlife Sciences.

Hernawati. (2007). Penggunaan sistem resikulasi dalam pendederan benih ikan gurami (Osphronemus gouramy Lac.).DiSainTek ,1 (1), 1-14.

Holt, J. G. (1994). Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology 9th edition. USA, Willian and Wilkin Baltimore.

Jangkaru, Z., 1998. Memacu Pertumbuhan Gurami. cetakan I. Jakarta, Penebar Swadaya.

Khairuman dan Amri, K., 2005, Pembenihan dan Pembesaran Gurami Secara Intensif, Jakarta, AgroMedia Pustaka.

KKP. 2011. Marine and Fisheries In Figures. Jakarta, Pusat data statistik dan informasi.

Kordi, K.M.G. (2007). Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta, Rineka Cipta.

Kordi, K.M.G. (2009).Budidaya Perairan. Bandung, PT. Citra Aditya Bakti. Lesmana, D. S. (2001). Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Jakarta, Penebar

(51)

47 Lesmana, D.S. dan Dermawan, I. (2006). Budidaya Ikan Gurame. Jakarta,

Penebar Swadaya.

Lukito, A. dan Prayugo, S. (2007).Lobster Air Tawar.Jakarta,Penebar Swadaya. Masser, M. P., Rakocy, J., & Losordo, T. M. (1999). Recirculating aquaculture

tank production systems. Management of Recirculating Systems. SRAC Publication,452.

Metcalf dan Eddy. (1991). Wastewater engineering : treatment, disposal, and reuse. New York , McGraw-Hill.

Nasution, S. H. (2000).Ikan Hias Air Tawar Rainbow. Jakarta, Penebar Swadaya. Notoatmodjo, S. (2010).Metode Penelitian. Jakarta, Rineka Cipta.

Novotny, V., and H. Olem (1997) Water quality: Prevention, identification and management of diffuse pollution, Van Nostrand-Reinhold Publ., New York, NY, 1994, J.Wiley & Sons, New York

Paalar J. (1989). Menyibak Peran Zeolit di Tambak Udang Intensif. Jakarta, Trubus No. 237

Said, N. (2005). Aplikasi bioball untuk media biofilter studi kasus pengolahan air limbah pencucian jean.Jurnal Air Indonesia,1(1),11-19

Satyani, D. (2001). Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar.Jakarta, Penebar Swadaya. 45-50.

Sendjaja, J.T. (2002). Pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gurame (Osphronemus gouramy) sistem resirkulasi. Skripsi. Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. IPB.

Sitanggang, M dan B.Sarwono. (2000). Budidaya Gurami .Edisi Revisi. Jakarta, Penebar Swadaya.

Sitanggang, M. (1999).Budidaya Gurami.Jakarta, Penebar Swadaya.

Stickney, R. R. (1993). Advance in fisheries science: Culture of nonsalmonid freshwater fishes.2th edition. Florida, CRC Press.

Sumantojo R.W. (1998). Kapasitas adsorbsi zeolit alam dan h-zeolit terhadap larutan amoniak dalam reactor batch tunggal. Skripsi. Jakarta, Fakultas Teknik Kimia, UI.

(52)

48 Svobodová, Z. (1993). Water Quality and Fish Health. EIPAC Technical Paper.

Food & Agriculture Org.Fisheries Departement

Van Wyk P. and J. Scarpa. (1999). Water Quality Requirements and Management.Chapter 8 in Farming Marine Shrimp in Recirculating Freshwater Systems. Prepared by Peter Van Wyk, Megan Davis-Hodgkins, Rolland Laramore, Kevan L. Main, Joe Mountain, John Scarpa. Florida Department of Agriculture and Consumers Services. Harbor Branch Oceanographic Institution.

Wahyuni, E, Mudasir, Diah NL. (2004). Kajian fotoreduksi ion Cr (VI) terkatalisis oksidasi zn(ii) dalam pengemban zeolit alam. Jurnal Kimia Lingkungan. 5 (2) 1-6.

Wedemeyer, G. A. (1996). Physiology of Fish Intansive Culture Sistem. New york, Chapman and Hill.

Wetsel, R.G. (1983). Limnology. Second edition. California, CBS College Publishing.

Whitehead, P. G., & Williams, R. J. (1982). A dynamic nitrogen balance model for river systems. Effects of Waste Disposal on Groundwater and Surface Water, 7 (139) 89–99.

Wurts, W. A., & Durborow, R. M. (1992). Interactions of pH, carbon dioxide, alkalinity and hardness in fish ponds. SRAC Stoneville Publication. Mississippi.

Gambar

Gambar 1. Diagram alir kerangka pemikiran
Gambar 2. Ikan gurami (Osphronemus gouramy)
Tabel 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses nitrifikasi
Tabel 2. Kisaran parameter kualitas air
+5

Referensi

Dokumen terkait

Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Kelurahan merupakan unsur pendukung pelaksana tugas Pemerintah Daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

Hasil uji Crosstabs-Chi Square menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara keikutsertaan responden dalam pelatihan yang diselenggarakan YDBA dengan tingkat pendapatan..

Dengan adanya penyeliaan akan dapat mengurangkan risiko kegagalan kepada para pelajar pasca ijazah untuk menamatkan pengajian mereka dalam masa yang telah ditetapkan..

Salah satu faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam melakukan brand switching atau perpindahan merek adalah atribut produk yang terdiri dari kualitas produk,

Pada puncak optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik dan memicu serangkaian penemuan dan pemikiran, sejak tahun 1838 oleh Michael Faraday dengan

memberikan perintah kepada mambang- mambang agar masuk ke dalam tubuh si pelaku bianggung, dan musik juga berfungsi sebagai pengiring / mengiringi pada saat si

Tema hasil jangka panjang program KKS-Pengabdian ini adalah keberdayaan masyarakat melalui sentuhan ilmu dan teknologi pada komoditas ikan untuk menggerakkan

Tidak seperti negara-negara maju dengan standar kesehatan tinggi, di Indonesia belum banyak dilakukan penelitian tentang penjadwalan ruang operasi untuk menyelesaikan masalah yang