• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pneumonia Pada Anak Di Rsup Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2011-Desember 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pneumonia Pada Anak Di Rsup Haji Adam Malik Medan Periode Januari 2011-Desember 2013"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PNEUMONIA PADA ANAK DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2013

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014

(2)
(3)

ABSTRAK

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mencatat 11.326 kasus, Kota Medan sebanyak 225.494 kasus dan di RSUP Haji Adam Malik sebanyak 83 kasus. Untuk mengetahui gambaran pneumonia pada anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 telah dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain studi retrospektif dimana peneliti melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan.Sampel penelitian adalah seluruh data anak penderita pneumonia sebanyak 83 orang (total sampling). Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis penderita, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, diagram pie dan diagram bar. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa proporsi anak penderita pneumonia tertinggi pada kelompok umur 12-60 bulan (59%), laki-laki (67.5%), Luar Kota Medan (54.2%), gejala klinis demam (22.9%), derajat pneumonia (69.9%), status gizi baik (39.8%), pulang berobat jalan (56.6%).Pihak rumah sakit disarankan agar memperlengkap status pasien pada rekam medis dan kepada bagian poliklinik rumah sakit diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pneumonia kepada orang tua anak agar dapat memperhatikan dan menghindarkan anak dari faktor risiko penyebab pneumonia.Pengambilan data di rekam medis untuk penelitian selanjutnya mengenai pneumonia, disarankan agar menggunakan rentang tahun yang lebih panjang, sehingga data epidemiologi yang dihasilkan lebih akurat.

(4)

ABSTRACT

Pneumonia is an inflammation of the lung parenchyma. North Sumatra Provincial Health Office recorded 11 326 cases, as many as 225 494 cases of Medan and at Haji Adam Malik Hospital as many as 83 cases. To find a picture of pneumonia in children at Haji Adam Malik Hospital year 2011-2013, a descriptive research has been conducted using retrospective design study in which researchers found a description of the phenomenon. The samples were all the data of children with pneumonia as many as 83 people (total sampling). Source of data is secondary data obtained from the medical records of patients, it was presented in the form of a frequency distribution table, pie charts and bar charts. Based on the results of the study ,it can be found that the highest proportion of children with pneumonia are in the age group 12-60 months (59%), male (67.5%), Out of Medan city (54.2%), clinical symptoms of fever (22.9%), the degree of pneumonia (69.9%), adequate nutritional status (39.8%), discharge in outpatients (56.6%). The hospital is recommended to complete the status of the patient at the medical records and the hospital clinic portion is expected to provide knowledge about pneumonia to parents of children in order to observe and prevent children from the risk factors that cause pneumonia. Retrieval of data in medical records for further research on pneumonia, it is recommended to use a longer span of years, so the epidemiological data produced more accurate.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih-Nya yang senantiasa berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Gambaran Pneumonia pada Anak di RSUP Haji Adam Malik Medan periode Januari 2011-Desember 2013.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, baik secara moral maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Dr.Isti Ilmiati Fujiati, MSc. CM-FM, MPd. Ked sebagai Ketua Medical Educational Unit yang memberikan saran tentang penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI).

3. Dr. Wisman Dalimunthe Sp. A (K) selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Dr. Khairani Sukatendel, SpOG selaku dosen penguji 1. 5. Dr. Jamaluddin Sp. PA selaku dosen penguji 2.

6. Bapak Direktur Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di rumah sakit tersebut.

7. Seluruh dosen serta Staff Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 8. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penulisan

(6)

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik membangun untuk kesempurnaan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember, 2014

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK……… ii

KATA PENGANTAR……….. iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

BAB 1 PENDAHULUAN………... 1

1.1LatarBelakang……… 1

1.2Rumusan Masalah………... 4

1.3Tujuan Penelitian……… 4

1.4Manfaat Penelitian……….. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….. 6

2.1Pneumonia……… 6

2.1.1 Definisi……… 6

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Pneumonia... 6

2.1.3 Epidemiologi……….. 7

2.1.4 Etiologi……… 8

2.1.5 Klasifikasi……… 10

2.1.6 Gejala danTanda………. 11

2.1.7 Manifestasi Klinis……… 12

2.1.8 Patologi dan Patogenesis………. 12

2.1.9 Derajat………. 12

2.1.10 Pemeriksaan Diagnostik……….. 13

2.1.11 Penatalaksanaan………... 14

2.1.11.1 Pneumonia rawat jalan………….. 15

2.1.11.2 Pneumonia rawat inap……… 16

2.1.12 Komplikasi………... 17

(8)

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL……….. 19

3.1Kerangka Konsep Penelitian………... 19

3.2Definisi Operasional……… 19

BAB 4 METODE PENELITIAN………. 21

4.1Jenis Penelitian………... 21

4.2Waktu danTempat Penelitian………. 21

4.3Populasi dan Sampel Penelitian………. 21

4.4Teknik Pengumpulan Data………. 21

4.5Pengolahan dan Analisis Data……… 22

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN………... 23

5.1Hasil Penelitian……… 23

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian………. 23

5.1.2 Karakteristik Individu………. 23

5.1.3 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Usia…….. 23

5.1.4 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Jenis Kelamin……… 24

5.1.5 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Tempat Tinggal………... 25

5.1.6 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Gejala Klinis……… 25

5.1.7 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Derajat Pneumonia……… 27

5.1.8 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Status Gizi……… 27

5.1.9 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Kondisi SewaktuPulang………. 28

5.2 Pembahasan……….. 29

5.2.1 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Usia……… 29

5.2.2 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Jenis Kelamin…… 30

5.2.3 DistribusiProporsi Penderita Menurut Tempat Tinggal…. 31

(9)

5.2.5 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Derajat Pneumonia…. 33

5.2.6 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Status Gizi………….. 34

5.2.7 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Kondisi Sewaktu Pulang………. 35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN……….. 37

6.1 Kesimpulan ………..37

6.2 Saran………. 38

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1.3 Etiologi pneumonia pada anak... 9

Tabel 5.1 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurut

usia untuk periode Januari 2011-Desember 2013…………... 24 Tabel 5.2 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurut

jenis kelamin untuk periode Januari 2011-

Desember 2013……… 24 Tabel 5.3 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurut

tempat tinggal untuk periode Januari 2011-

Desember 2013……….. 25 Tabel 5.4 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurut

gejala klinis untuk periode Januari 2011-

Desember 2013………... 26 Tabel 5.5 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurut

derajat pneumonia untuk periode Januari 2011-

Desember 2013……… 27 Tabel 5.6 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurut

status gizi untuk periode Januari 2011-

Desember 2013……… 27 Tabel 5.7 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurut

kondisi sewaktu pulang untuk periode Januari 2011-

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.2.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak Penderita Pneumonia Menurut Usia di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2011-2013………. 29 Gambar 5.2.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak Penderita

Pneumonia Menurut Jenis Kelamin di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2011-2013………. 30 Gambar 5.2.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak Penderita

Pneumonia Menurut Tempat Tinggal di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013………. 31 Gambar 5.2.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak Penderita

Pneumonia Menurut Gejala Klinis di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2011-2013………. 32 Gambar 5.2.5 Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak Penderita

Pneumonia Menurut Derajat Pneumonia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013………. 33 Gambar 5.2.6 Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak Penderita

Pneumonia Menurut Status Gizi di RSUP Haji Adam

Malik Medan tahun 2011-2013………. 34 Gambar 5.2.7 Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak Penderita

Pneumonia Menurut Kondisi Sewaktu Pulang di RSUP

Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013……….. 35

(12)

ABSTRAK

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mencatat 11.326 kasus, Kota Medan sebanyak 225.494 kasus dan di RSUP Haji Adam Malik sebanyak 83 kasus. Untuk mengetahui gambaran pneumonia pada anak di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2011-2013 telah dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain studi retrospektif dimana peneliti melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan.Sampel penelitian adalah seluruh data anak penderita pneumonia sebanyak 83 orang (total sampling). Sumber data adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis penderita, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, diagram pie dan diagram bar. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa proporsi anak penderita pneumonia tertinggi pada kelompok umur 12-60 bulan (59%), laki-laki (67.5%), Luar Kota Medan (54.2%), gejala klinis demam (22.9%), derajat pneumonia (69.9%), status gizi baik (39.8%), pulang berobat jalan (56.6%).Pihak rumah sakit disarankan agar memperlengkap status pasien pada rekam medis dan kepada bagian poliklinik rumah sakit diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pneumonia kepada orang tua anak agar dapat memperhatikan dan menghindarkan anak dari faktor risiko penyebab pneumonia.Pengambilan data di rekam medis untuk penelitian selanjutnya mengenai pneumonia, disarankan agar menggunakan rentang tahun yang lebih panjang, sehingga data epidemiologi yang dihasilkan lebih akurat.

(13)

ABSTRACT

Pneumonia is an inflammation of the lung parenchyma. North Sumatra Provincial Health Office recorded 11 326 cases, as many as 225 494 cases of Medan and at Haji Adam Malik Hospital as many as 83 cases. To find a picture of pneumonia in children at Haji Adam Malik Hospital year 2011-2013, a descriptive research has been conducted using retrospective design study in which researchers found a description of the phenomenon. The samples were all the data of children with pneumonia as many as 83 people (total sampling). Source of data is secondary data obtained from the medical records of patients, it was presented in the form of a frequency distribution table, pie charts and bar charts. Based on the results of the study ,it can be found that the highest proportion of children with pneumonia are in the age group 12-60 months (59%), male (67.5%), Out of Medan city (54.2%), clinical symptoms of fever (22.9%), the degree of pneumonia (69.9%), adequate nutritional status (39.8%), discharge in outpatients (56.6%). The hospital is recommended to complete the status of the patient at the medical records and the hospital clinic portion is expected to provide knowledge about pneumonia to parents of children in order to observe and prevent children from the risk factors that cause pneumonia. Retrieval of data in medical records for further research on pneumonia, it is recommended to use a longer span of years, so the epidemiological data produced more accurate.

(14)

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru.Sebagian besar

disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal lain (aspirasi, radiasi, dll) (Said, 2008).Pneumonia ialah suatu radang paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing (Pudjiadi, 2000).

Gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan hingga sedang, sehingga dapat berobat jalan saja.Hanya sebagian kecil yang berat sehingga dapat mengancam kehidupan serta mungkin terdapat komplikasi sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit. Beberapa faktor yang mempengaruhi gambaran klinis pneumonia pada anak adalah imaturitas anatomik dan imunologik, mikroorganisme penyebab yang luas, gejala klinis yang kadang-kadang tidak khas terutama pada bayi, terbatasnya penggunaan prosedur diagnostik invasif, etiologi non infeksi yang relatif lebih sering dan faktor patogenesis (Said, 2008).

Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celsius, sesak nafas, nyeri dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut,kurang nafsu makan berkurang dan sakit kepala. Tanda dan gejala lainnya adalah batuk nonproduktif, ingus (nasal discharge), suara nafas lemah, retraksi interkostal, penggunaan otot bantu pernafasan, demam, ronkhi, sianosis, leukositosis dan foto toraks yang menunjukkan infiltrasi melebar (Misnadiarly, 2008).

(15)

anestesi, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna (Ngastiyah, 2005).

Saat ini pneumonia masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara berkembang.Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak balita. Menurut survei kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6 % kematian bayi dan 22,8 % kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit sistem respiratori, terutama pneumonia. Menurut UNICEF 2006, pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Angka kematian pneumonia pada balita diperkirakan mencapai 21%.Adapun angka kesakitan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya (Gozali, 2010).

Di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan terjadi lebih 2 juta kematian balita karena pneumonia.Pada usia anak-anak, pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia menurut Survei Kesehatan rumah Tangga tahun 2001 kematian balita akibat pneumonia adalah 5 per 1000 balita per tahun. Menurut UNICEF 2006, angka kematian pneumonia pada balita di Indonesia diperkirakan mencapai 21 % .Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya. Insiden pneumonia lebih banyak ditemukan pada usia 4 tahun ke bawah, yang kemudian berkurang dengan meningkatnya umur (Oktavia, 2010).

Dinas kesehatan Provinsi Sumatera Utara mencatat, sepanjang tahun 2012,

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pneumonia yang diderita pada

anak cukup tinggi yakni 11.326 kasus. Meskipun angka yang dilaporkan masih kecil

dibanding tahun sebelumnya yakni 16.130 kasus.Pneumonia merupakan pembunuh

balita nomor satu.Berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 20

persen kematian balita di seluruh Indonesia disebabkan pneumonia. Ini berarti satu

dari lima kematian anak disebabkan karena penyakit tersebut. Selain itu, data IDAI

(16)

penyebab lain misalnya HIV, tuberkulosis, dan diare digabung, yang angkanya tidak

sampai 20 persen (Sumutpos, 2012).

Dari tahun ke tahun,pneumonia selalu menduduki peringkat atas dalam menyebabkan kematian bayi dan anak balita di Indonesia.Menurut Riskesdas 2007,pneumonia juga merupakan penyebab kedua setelah diare (15.5% diantara semua balita) dan selalu berada pada daftar 10 penyakit terbesar setiap tahunnya di fasilitas kesehatan.Di Indonesia telah diperkirakan bahwa terdapat 6 juta kasus penyakit baru pneumonia untuk setiap tahun.Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka kematian balita di Indonesia (Riskesdas,2007).

Menurut Agustama, 2005, di Kota Medan penyakit ISPA sebanyak 225.494

kasus (47.62%) dan di Kabupaten Deli Serdang kasus ISPA sebanyak 12.871 kasus

(31.7%). Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan merupakan daerah yang

mempunyai angka morbiditas yang tinggi terhadap kejadian ISPA pada balita

(Saragih, 2011).

Berdasarkanlatarbelakang yang telahdiuraikan di atas,makaharusdilakukanpenelitiantentanggambaranpneumonia padaanak di RSUP

Haji Adam Malik Medan periodeJanuari 2011 sehinggaDesember 2013.

1.1 Rumusanmasalah

Berdasarkan uraian di atas angka kejadian pneumonia pada anak ternyata masih tinggi secara global dan di Indonesia.Dari fakta tersebut maka muncul rumusan permasalahan yaitu bagaimana gambaran pneumonia pada anak di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.2 Tujuanpenelitian

(17)

Untukmengetahuigambaran pneumonia padaanak di RSUP Haji Adam Malik Medan.

1.2.2 Tujuanpenelitiankhusus

a) Untukmengetahuidistribusiproposipenderitamenurutkarakteristik yaitu usia, jenis kelamin dan tempat tinggal.

b) Untukmengetahuidistribusiproposipenderitamenurutgejalaklinis. c) Untukmengetahuidistribusiproposipenderitamenurutderajat pneumonia. d) Untuk mengetahui distribusi proposi penderita menurut status gizi. e) Untukmengetahuidistribusiproposipenderitamenurut kondisi sewaktu

pulang.

1.3 Manfaatpenelitian

a) Sebagaibahaninformasidanreferensibagipenelitilain yang memerlukan data untukmelakukanpenelitianmengenai pneumonia padaanak.

b) Bermanfaatuntukpenelitisendiridalammeningkatkanpengetahuanmengenaikas us-kasus pneumonia padaanakdangambaransertavariasinya.

c) Sebagaitambahaninformasibagipihak RSUP Haji Adam Malik

tentanggambaran pneumonia padaanak sehingga dapat menjadi bahan evaluasi bagi penanganan pneumonia.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pneumonia 2.1.1 Definisi Pneumonia

Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru. Sebagian besar

disebabkan oleh mikroorganisme (virus/bakteri) dan sebagian kecil disebabkan oleh hal-hal lain seperti aspirasi, radiasi dan lain-lain (Said, 2008).

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Pneumonia a) Status gizi

Tingkat pertumbuhan fisik dan kemampuan imunologik seseorang sangat dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam tubuh dan kekurangan zat gizi akan meningkatkan kerentanan dan beratnya infeksi suatu penyakit seperti

pneumonia. b) Umur

Risiko untuk terkena pneumonia lebih besar pada anak umur dibawah 2 tahun dibandingkan yang lebih tua, hal ini dikarenakan status kerentanan anak di bawah 2 tahun belum sempurna dan lumen saluran nafas masih sempit. c) Jenis kelamin

Ada kecenderungan anak laki-laki lebih sering terserang infeksi daripada anak perempuan, tetapi belum diketahui faktor yang mempengaruhinya.

d) Berat badan lahir

(19)

e) Pemberian ASI

ASI yang diberikan pada bayi hingga usia 4 bulan selain sebagai bahan makanan bayi juga berfungsi sebagai pelindung dari penyakit dan infeksi, karena dapat mencegah pneumonia oleh bakteri dan virus.

f) Status Imunisasi

Menurut Depkes RI, 2004, kekebalan dapat dibawa secara bawaan, keadaan ini dapat dijumpai pada balita umur 5-9 bulan, dengan adanya kekebalan ini balita terhindar dari penyakit. Dikarenakan kekebalan bawaan hanya bersifat sementara, maka diperlukan imunisasi untuk tetap mempertahankan

kekebalan yang ada pada balita.Salah satu strategi pencegahan untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat pneumonia adalah dengan pemberian imunisasi.

g) Ventilasi

Kurangnya ventilasi akan menyebabkan naiknya kelembaban udara. Kelembaban yang tinggi merupakan media untuk berkembangnya bakteri terutama bakteri patogen.(Lumbanbatu, 2011; Sitohang, 2010).

2.1.3 Epidemiologi

Hampir 1,2 juta anak-anak yang kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahun akibat pneumonia. Sebagian besar kematian ini terjadi di negara berkembang di mana akses ke perawatan tidak lengkap dan intervensi yang telah meningkatkan perawatan di negara maju termasuk pengobatan anti mikroba, vaksinasi rutin, perbaikan gizi dan terapi oksigen yang efektif masih jarang (Izadnegahdar, 2013).

Pneumonia kadang-kadang disebut sebagai “the forgotten killer”.WHO memperkirakan bahwa infeksi saluran pernapasan bawah adalah penyebab infeksi paling umum kematian di dunia, dengan hampir 3,5 juta kematian per tahun (Wunderink, 2014).

(20)

anaerobik dan bakteri aerobik (Martin, 1986). 2.1.4 EtiologiBerbagai penyebab pneumonia dikelompokkan menurut umur, berat

ringannya penyakit dan penyulit dan menyertainya (komplikasi). Mikroorganisme tersering sebagsi penyebab pneumonia adalah virus, terutama Respiratory Synctial Virus (RSV) yang mencapai 40%; sedangkan golongan bakteri yang ikut berperan terutama Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenza type b (Hib). Awalnya, mikroorganisme masuk melalui percikan ludah atau droplet, kemudian terjadi penyebaran mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan yaitu parenkim paru dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah

(Misnadiarly, 2008).

Selain itu, usia merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting pada kekhasan dan perbedaan pneumonia anak, terutama dalan spektrum etiologi, gambaran klinis dan strategi pengobatan. Spektrum mikroorganisme penyebab pada neonatus dan bayi kecil berbeda dengan anak yang lebih besar. Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi Streptokokkus grup B dan bakteri gram negatif seperti E.coli, Pseudomonas sp, atau Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar dan anak balita, pneumonia sering disebabkan oleh infeksi Streptokokkus pneumonia, Haemophilus influenza tipe B, dan Staphylococcus aureus, sedangkan pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan infeksi Mikoplasma pneumonia.

(21)

Daftar etiologi pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia yang bersumber dari data negara maju dapat dilihat pada Tabel 3.1.3. Spektrum etiologi tersebut tertentu saja tidak dapat begitu saja diekstrapolasikan pada Indonesia atau negara berkembang lainnya, oleh karena faktor risiko pneumonia yang tidak sama. Di negara maju, pelayanan kesehatan dan akses ke pelayanan kesehatan sangat baik (Said, 2008).

Tabel 3.1.3 Etiologi Pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia di negara maju.

Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang

Lahir-20 hari Bakteri Bakteri

E.colli Bakteri anaerob Streptococcus group B Streptococcus group D Listeria monocytogenes Haemophilus influenza

Streptococcus pneumonia Ureaplasma urealyticum

Virus Virus Sitomegalo Virus Herpes simpleks

3 minggu-3 bulan Bakteri Bakteri

Chlamydia trachomatis Bordetella pertussis

Streptococcus pneumonia Haemophilus influenza tipe B Virus Moraxella catharalis

Virus Adeno Staphylococcus aureus Virus Influenzae Ureaplasma urealyticum Virus Parainfluenza1,2,3 Virus Respiratory Syncytial virus Virus Sitomegalo

4 bulan-5 tahun Bakteri Bakteri

(22)

Mycoplasma pneumonia Moraxella catharalis Streptococcus pneumonia Neisseria meningitides

Virus Staphylococcus aureus

Virus Adeno Virus

Virus Influenzae Virus Varisela-Zoster Virus Parainfluenzae

Virus Rino

Respiratory Syncytial virus

5 tahun-remaja Bakteri Bakteri

Chlamydia pneumonia Haemophilus influenza Mycoplasma pneumonia Legionella sp

Streptoccocus pneumonia Staphylococcus aureus Virus Virus Adeno Virus Epstein-Barr Virus Influenza Virus Parainfluenza Virus Rino

Respiratory Syncytial Virus Virus Varisela-Zoster

Sumber: Opstapchuk M.Roberts DM,Haddy R.Community-acquired pneumonia in infants and childrens.Am Fam Physician 2004;70:899-908.

2.1.5 KlasifikasiPembagian pneumonia tidak ada yang memuaskan.Pada umumnya diadakan pembagian atas dasar anatomis dan etiologis.Pembagian anatomis :

1) Pneumonia lobaris

(23)

Pembagian etiologis :

1) Bakteri : Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus, Streptococcus aureus, Haemophilus influenza, Bacillus Friedlander, Mycobacterium tuberculosis.

2) Virus : Respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus sitomegalik.

3) Jamur : Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Blastomyces dermatitides, Coccidiodes immitis, Aspergillus species, Candida albicans. 4) Aspirasi : Makanan, kerosen (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda

asing.

2.1.6 Gejala dan Tanda a. Anak umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun, terjadinya Pneumonia berat ditandai, antara lain:

• Batuk atau (juga disertai kesulitan bernafas)

• Nafas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing)

• Dahak berwarna kehijauan atau seperti karet

Pada kelompok usia ini dikenal juga Pneumonia sangat berat dengan gejala batuk dan kesukaran bernafas karena tidak ada ruang tersisa untuk oksigen di paru-paru.

b. Anak di bawah umur 2 bulan, terjadinya Pneumonia berat ditandai,antara lain: • Frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih (juga disertai) • Penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. (Misnadiarly,

2008).

2.1.7 Manifestasi Klinis

(24)

dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, nafsu makan berkurang dan sakit kepala. Tanda dan gejala lainnya adalah batuk non produktif, ingus (nasal discharge), suara nafas lemah, retraksi interkostal, penggunaan otot bantu pernafasan, demam, ronkhi, sianosis, leukositosis dan foto toraks yang menunjukkan infiltrasi melebar (Misnadiarly, 2008).

2.1.8 Patologi dan patogenesis

Umumnya mikroorganisme penyebab terhisap ke paru bagian perifer melalui saluran respiratori.Mula-mula terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya.Bagian paru yang terkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadi serbukan sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema dan ditemukannya kuman di alveoli.Stadium ini disebut stadium hepatisasi merah. Selanjutnya, deposisi fibrin semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu. Selanjutnya, jumlah makrofag meningkat di alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru yang tidak terkena akan tetap normal (Said, 2008).

2.1.9Derajat pneumonia

Bayi dan anak berusia 2 bulan-5 bulan : • Pneumonia berat

- bilaada sesak nafas

- harus dirawat dan diberikan antibiotik • Pneumonia

- bila tidak ada sesak nafas

- ada nafas cepat dengan laju nafas

o >50 x/menit untuk anak usia 2 bulan-1 tahun o >40 x/menit untuk anak > 1-5 tahun

(25)

• Bukan pneumonia

- bila tidak ada nafas cepat dan sesak nafas

- tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun panas (Said, 2008)

2.1.10 Pemeriksaan Diagnostik a) Sinar X

Mengidentifikasi distribusi struktural (misalnya, lobar, bronkial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stafilokokkus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bakterial); atau penyebaran/perluasan infiltrat nodul (lebih sering virus).Pada pneumonia mikoplasma, sinar X dada mungkin bersih.(Misnadiarly, 2008).

b) Darah perifer lengkap

Pada pneumonia virus dan juga pada pneumonia mikoplasma umunya ditemukan leukosit dalam batas normal atau sedikit meningkat.Akan tetapi, pada pneumonia bakteri didapatkan leukositosis yang berkisar antara 15.000-40.000/mm3dengan predominan PMN.Leukopenia (<5.000/mm3) menunjukkan prognosis yang buruk.Leukositosis hebat pada keadaan bakteremi, dan risiko terjadinya komplikasi lebih tinggi. Efusi pleura merupakan cairan eksudat dengan sel PMN berkisar antara 300-100.000/mm3, protein > 2,5 g/dl, dan glukosa relatif lebih rendah daripada glukosa darah. Kadang-kadang terdapat anemia ringan dan laju endap darah (LED) yang meningkat.Secara umum, hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan LED tidak dapat membedakan antara infeksi virus dan infeksi bakteri secara pasti.

c) C-Reactive Protein (CRP)

(26)

pengobatan.Dari 38 kasus empiema yang diselidiki, ternyata sebelum pengobatan semua kasus mempunyai CRP yang tinggi. Dengan pengobatan antibiotik, kadar CRP turun secara meyakinkan pada hari pertama pengobatan. Hanya empat pasien yang CRPnya tidak kembali normal pada saat pulang dari RS.

d) Uji Serologis

Uji serologik untuk mendeteksi antigen dan antibodi pada infeksi bakteri tipik mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang rendah. Akan tetapi, diagnosis infeksi Streptokokus grup A dapat dikonfirmasi dengan peningkatan titer antibodi seperti antistreptolisin O, streptozim, atau antiDnase B. Peningkatan titer dapat juga berarti adanya infeksi terdahulu. Untuk konfirmasi diperlukan serum fase akut dan serum fase konvalesen (paired sera).

e) Pemeriksaan mikrobiologis

Untuk pemeriksaan ini, spesimen dapat berasal dari usap tenggorok, sekret nasofaring, bilasan bronkus, darah, pungsi pleura atau aspirasi paru.Diagnosis dikatakan definitif bila kuman ditemukan dari darah, cairan pleura atau aspirasi paru. Kecuali pada masa neonatus, kejadian bakterimia sangat rendah sehingga kultur darah jarang yang positif. Pada pneumonia anak dilaporkan hanya 10-30% ditemukan bakteri pada kultur darah. Pada anak besar dan remaja, spesimen untuk pemeriksaan mikrobiologik dapat berasal dari sputum, baik untuk pewarnaan Gram maupun untuk kultur (Said, 2008).

2.1.11 Tatalaksana

(27)

Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup:

• Oksigen 1-2 L/menit.

• IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9% = 3:1, + KCL 10 mEq/ 500 ml cairan. • Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.

• Jika sesak tidak terlalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui

selang nasogastrik dengan feeding drip.

• Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal

dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. • Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Antibiotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus pneumonia community base:

• Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian. • Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.

Untuk kasus pneumonia hospital base:

• Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.

• Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalm 2 kali pemberian. (Misnadiarly, 2008)

2.1.11.1 Pneumonia rawat jalan

(28)

2.1.11.2 Pneumonia rawat inap

Pilihan antibiotik lini pertama dapt menggunakan antibiotik golongan laktam atau kloramfenikol. Pada pneumonia yang tidak responsif terhadap beta-laktam dan kloramfenikol, dapat diberikan antibiotik lain seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin, sesuai dengan petunjuk etiologi yang ditemukan. Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10 hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi, meskipun tidak ada studi kontrol mengenai lama terapi antibiotik yang optimal.

Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus dimulai sesegera mungkin.Oleh karena pada neonatus dan bayi kecil sering terjadi sepsis dan meningitis, antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi beta-laktam/klavulanat dengan aminoglikosis, atau sefalosporin generasi ketiga.Bila keadaan sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari.

(29)

Akan tetapi, banyak peneliti melaporkan resistensi Streptococcus pneumoniae dan Haemophilus influenza-mikroorganisme paling penting penyebab pneumonia

pada anak-terhadap kloramfenikol.(Said, 2008).

2.1.12 Komplikasi

Komplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta, pneumotoraks, atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta.Empiema torasis merupakan komplikasi tersering yang terjadi pada pneumonia bakteri.

Ilten F dkk.melaporkan mengenai komplikasi miokarditis (tekanan sistolik ventrikel kanan meningkat, dan gagal jantung) yang cukup tinggi pada seri pneumonia anak berusia 2-24 bulan. Oleh karena miokarditis merupakan keadaan yang fatal, maka dianjurkan untuk melakukan deteksi dengan teknik non invasif seperti EKG, ekokardiografi, dan pemeriksaan enzim (Said, 2008).

2.1.13 Pencegahan

Mengingat pneumonia adalah penyakit berisiko tinggi yang tanda awalnya sangat miripnya dengan flu, alangkah baiknya para orangtua tetap waspada dengan memperhatikan tips seperti :

• Menghindarkan bayi (anak) dari paparan asap rokok, polusi udara, dan tempat keramaian yang berpotensi penularan.

• Menghindarkan bayi (anak) dari kontak dengan penderita ISPA. • Membiasakan pemberian ASI.

• Segera berobat jika mendapati anak mengalami panas, batuk, pilek. Terlebih jika disertai suara serak, sesak nafas, dan adanya tarikan pada otot di antara rusuk (retraksi).

• Periksakan kembali jika dalam 2 hari belum menampakkan perbaikan, dan

segera ke rumah sakit jika kondisi anak memburuk.

(30)

pneumococcal disease) dan vaksinasi influenza pada anak risiko tinggi, terutama usia 6-23 bulan (Misnadiarly, 2008).

BAB 3

(31)

3.1 Kerangka Konsep PNEUMONIA

• Usia

• Jenis kelamin • Tempat Tinggal • Gejala Klinis • Derajat Pneumonia • Status Gizi

• Kondisi sewaktu pulang

3.2 Definisi Operasional

a. Penderita pneumonia adalah anak yang dirawat di RSUP HAM Medan periode Januari 2011- Desember 2013 dan dinyatakan menderita pneumonia berdasarkan

diagnosa dokter, seperti yang tertulis pada kartu status. b. Usia adalah jumlah dalam bulan hidup pasien penderita pneumonia sejak lahir

sampai ulang tahun terakhir yang sesuai dengan rekam medis. c. Jenis kelamin adalah jenis kelamin pasien penderita pneumonia baik laki-laki

ataupun perempuan yang sesuai dengan rekam medis.

d. Status gizi adalah keadaan gizi anak yang diketahui melalui indeks berat badan terhadap umur berdasarkan standar WHO-NCHS.

e. Gejala klinis adalah tanda dan gejala yang ditemukan pada penderita dan tercatat di

rekam medis pasien. f. Derajat pneumonia adalah tingkat keparahan pneumonia yang tercatat di rekam

medis.

g. Tempat tinggal adalah keterangan tempat dimana penderita tinggal yang diperoleh

dari kartu status. h. Kondisi sewaktu pulang adalah kondisi penderita pneumonia ketika pulang dari

(32)

Cara menilai: Dilakukan dengan melihat rekam medis pasien pneumonia di bagian anak RSUP

HAM Medan.

Alat Ukur:Observasi dengan lembar isian.

Hasil Pengukuran:Hasil disajikan dalam bentuk tabel. a. Usia: < 2 bulan, 2-11 bulan, 12-60 bulan. b. Jenis kelamin: laki-laki atau perempuan

c. Gejala klinis: batuk (ya/tidak), sesak nafas (ya/tidak), dahak kental (ya/tidak), frekuensi nafas meninggi (ya/tidak), retraksi interkostal (ya/tidak), demam (ya/tidak), suara nafas melemah (ya/tidak), ronkhi (ya/tidak) dan tanpa keterangan.

d. Derajat: pneumonia berat, pneumonia, bukan pneumonia

e. Status gizi : gizi buruk < -3 SD, gizikurang - 3 s/d <-2 SD, gizi baik - 2 s/d +2 SD, gizi lebih > +2 SD dan tanpa keterangan.

f. Tempat tinggal: Kota Medan, Luar Kota Medan dan tanpa keterangan. g. Kondisi sewaktu pulang: Sembuh, Pulang Berobat Jalan (PBJ), Pulang

Atas Permintaan Sendiri (PAPS), Meninggal.

Skala Pengukuran:a.Usia diukur dengan menggunakan skala interval.b.Jenis kelamin, Gejala klinis, Tempat tinggal dan Kondisi sewaktu pulang diukur dengan menggunakan skala nominal.c.Derajat pneumonia dan status gizi diukur dengan menggunakan skala ordinal.

BAB 4

METODE PENELITIAN

(33)

retrospektif.Pada penelitian deskriptif peneliti hanya melakukan deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan bertujuan untuk mengetahui gambaran pneumonia pada anak di RSUP HAM Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2014 dengan

melakukan observasi rekam medis dalam kurun waktu Januari 2011 sampai Desember 2013.

Penelitian ini dilakukan di RSUP HAM Medan atas dasar pertimbangan tersedianya data rekam medis anak yang menderita pneumonia.

4.3 Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah seluruh anak yang menderita pneumonia di RSUP HAM Medan dalam kurun waktu Januari 2011 sampai

Desember 2013.

Pengambilan sampel diambil dengan menggunakan cara total sampling, bahwa semua anak yang menderita pneumonia di RSUP HAM Medan periode Januari 2011 sampai Desember 2013, dipilih sebagai sampel penelitian.

4.4 Teknik Pengumpulan DataJenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang didapat dari rekam medis anak yang menderita pneumonia di RSUP HAM Medan periode Januari 2011 hingga Desember 2013. Seluruh subjek dalam populasi dimasukkan sebagai sampel dalam penelitian ini dengan teknik total sampling. Dari masing-masing sampel ditabulasikan usia, jenis kelamin, tempat tinggal, gejala klinis, derajat pneumonia, status gizi dan kondisi pasien sewaktu pulang. Data mengenai hal tersebut merupakan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian

(35)

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan SK Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan serta merupakan pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, D.I. Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas tanah seluas ± 10 ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No.17 km.12, Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.Rumah Sakit H. Adam Malik mulai berfungsi sejak tanggal 17 Juni 1991 dengan pelayanan rawat jalan, sedangkan untuk pelayanan rawat inap baru dimulai tanggal 2 Mei 1992.

5.1.2 Karakteristik Individu

Berdasarkan data rekam medis, anak yang menderita pneumonia yang dirawat di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 adalah sebanyak 83 orang. Karakteristik yang akan dinilai adalah usia, jenis kelamin, tempat tinggal, gejala klinis, derajat pneumonia, status gizi dan kondisi sewaktu pulang.

5.1.3 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Usia

Distribusi anak penderita pneumonia menurut usia di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 dijelaskan pada tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurutusia untuk periode Januari 2011-Desember 2013

(36)

Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan bahwa pneumonia lebih banyak terjadi pada anak-anak usia 160 bulan yaitu sebanyak 49 orang (59 %), diikuti kelompok usia 2-11 bulan sebanyak 27 orang (32.5 %), lalu kelompok usia kurang dari 2 bulan sebanyak 7 orang (8.4 %).

5.1.4 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Jenis Kelamin

[image:36.612.209.434.110.179.2]

Distribusi anak penderita pneumonia menurut jenis kelamin di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 dijelaskan pada tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurutjenis kelamin untuk periode Januari 2011-Desember 2013

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa pneumonia lebih banyak terjadi pada anak laki-laki yaitu sebanyak 56 orang (67.5 %), sedangkan perempuan yaitu sebanyak 27 orang (32.5 %).

5.1.5 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Tempat Tinggal

2-11bulan 27 32.5

12-60 bulan 49 59.0

Total 83 100.0

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

laki 56 67.5

perempuan 27 32.5

(37)

Distribusi anak penderita pneumonia menurut tempat tinggal di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 dijelaskan pada tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.3 Distribusi anak yang menderita pneumonia menuruttempat tinggal untuk periode Januari 2011-Desember 2013

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan bahwa angka kejadian pneumonia lebih tinggi pada anak-anak yang tinggal di luar Kota Medan yaitu sebanyak 45 orang (42.2 %) diikuti dengan anak-anak yang tinggal di Kota Medan yaitu sebanyak 35 orang (54.2 %), sedangkan tempat tinggal untuk 3 orang (3.6 %) anak tidak dinyatakan di rekam medis.

5.1.6 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Gejala Klinis

Distribusi anak penderita pneumonia menurut gejala klinis di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 dijelaskan pada tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurutgejala klinis untuk periode Januari 2011-Desember 2013

Tempat tinggal Frekuensi (n) Persentase (%)

kota medan 35 42.2

luar kota medan 45 54.2 tanpa keterangan 3 3.6

Total 83 100.0

Gejala Klinis Frekuensi (n) Persentase (%)

(38)
[image:38.612.163.473.113.385.2]

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 83 anak penderita pneumonia, paling banyak memiliki gejala demam yaitu sebanyak 19 orang (22.9%), diikuti dengan gejala-gejala lain yaitu sesak nafas sebanyak 18 orang (21.7%), batuk yaitu sebanyak 17 orang (20.5%), dahak kental yaitu sebanyak 10 orang (12.0%), retraksi interkostal yaitu sebanyak 7 orang (8.4%), frekuensi pernafasan meningkat dan suara nafas melemah masing-masing 2 orang (2.4%). Keluhan yang paling sedikit dialami pasien adalah ronkhi yaitu sebanyak 4 orang (4.8%) dan gejala klinis untuk 3 orang anak (4.8%) tidak dinyatakan di rekam medis.

5.1.7 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Derajat Pneumonia

• sesak nafas 18 21.7

• dahak kental 10 12.0

• frekuensi pernafasan meningkat

2 2.4

• retraksi interkostal

7 8.4

• demam 19 22.9

• suara nafas melemah

2 2.4

• ronkhi 4 4.8

• tanpa keterangan

4 4.8

(39)
[image:39.612.173.455.225.346.2]

Distribusi anak penderita pneumonia menurut derajat pneumonia di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 dijelaskan pada tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurutderajat pneumonia untuk periode Januari 2011-Desember 2013

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan bahwa kelompok anak yang penderita pneumonia terbanyak dengan derajat pneumonia yaitu sebanyak 58 orang (69.9%), diikuti dengan derajat pneumonia berat sebanyak 23 orang (27.7%) dan derajat bukan pneumonia sebanyak 2 orang (2.4%).

5.1.8 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Status Gizi

Distribusi anak penderita pneumonia menurut status gizi di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 dijelaskan pada tabel 5.6 berikut. Tabel 5.6 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurutstatus gizi untuk periode Januari 2011-Desember 2013

Derajat pneumonia Frekuensi (n) Persentase (%)

pneumonia berat 23 27.7

pneumonia 58 69.9

bukan pneumonia 2 2.4

Total 83 100.0

Status gizi Frekuensi (n) Persentase (%)

gizi buruk 17 20.5

gizi kurang 28 33.7

gizi baik 33 39.8

gizi lebih 5 6.0

[image:39.612.161.483.559.675.2]
(40)

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa proposi anak penderita pneumonia terbesar dengan status gizi baik yaitu sebanyak 33 orang (39.8%), kemudian 28 orang (33.7%) memiliki status gizi kurang, 17 orang (20.5%) memiliki status gizi buruk sedangkan 5 orang (6.0%) memiliki status gizi lebih.

[image:40.612.155.487.339.474.2]

5.1.9 Distribusi Anak Penderita Pneumonia menurut Kondisi Sewaktu Pulang Distribusi anak penderita pneumonia menurut kondisi sewaktu pulang di RSUP Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 dijelaskan pada tabel 5.7 berikut.

Tabel 5.7 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurutkondisi sewaktu pulang untuk periode Januari 2011-Desember 2013

Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa jumlah anak penderita pneumonia terbanyak sembuh yaitu 24 orang (28.9%), kemudian pulang berobat jalan 47 orang (56.6%), pulang atas permintaan sendiri 5 orang (6.0%) dan 7 orang (8.4%) meninggal.

Kondisi sewaktu pulang Frekuensi (n) Persentasi (%)

sembuh 24 28.9

pulang berobat jalan 47 56.6 pulang atas permintaan

sendiri

5 6.0

meninggal 7 8.4

(41)

5.2 Pembahasan

[image:41.612.119.487.146.383.2]

5.2.1 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Usia

Gambar 5.2.1 Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak Penderita Pneumonia Menurut Usia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013

Dari gambar 5.2.1 dapat dilihat bahwa anak penderita pneumonia terbesar ada pada kelompok usia 12-60 bulan yaitu 49 orang (59.04%), 27 orang (32.53%)pada kelompok usia 2-11 bulan dan 7 orang (8.43%) pada kelompok usia < 2 bulan.

(42)
[image:42.612.122.414.123.316.2]

5.2.2 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Jenis Kelamin

Gambar 5.2.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak Penderita Pneumonia Menurut Jenis Kelamin di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 Berdasarkan gambar 5.2.2 dapat diketahui bahwa anak yang paling banyak menderita pneumonia pada tahun 2011-2013 adalah anak laki- laki yaitu sebanyak 56 orang (67.47 %) sedangkan jumlah anak perempuan yang mengalami pneumonia adalah lebih rendah dari laki-laki yaitu sebanyak 27 orang (32.53%).

(43)
[image:43.612.115.452.121.312.2]

5.2.3 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Tempat Tinggal

Gambar 5.2.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak Penderita Pneumonia Menurut Tempat Tinggal di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013 Berdasarkan gambar 5.2.3 dapat diketahui bahwa distribusi proporsi anak penderita pneumonia pada anak menurut tempat tinggal tidak jauh bedanya yaitu 35 orang (42.17%) tinggal di Kota Medan sedangkan 45 orang (54.22%) tinggal di luar Kota Medan dan 3 orang (3.61%) tanpa keterangan. Hal ini adalah kerana RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit rujukan yang menerima pasien dari luar Kota Medan.Fasilitas kesehatan pula cukup baik di Kota Medan yang memungkinkan proporsi penderita pneumonia lebih banyak yang dari luar Kota Medan.

Hal ini juga sedikit berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Marbun dan Diessy N.R (2011) di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan yang menemukan proporsi anak penderita pneumonia terbesar bertempat tinggal di dalam Kota Medan.

(44)
[image:44.612.117.492.118.366.2]

Gambar 5.2.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi Anak Penderita Pneumonia Menurut Gejala Klinis di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013

Dari gambar 5.2.4 diatas dapat dilihat bahwa proporsi anak penderita pneumonia terbesar dengan gejala demam yaitu 19 orang (22.89%), diikuti dengan dengan sesak nafas yaitu 18 orang (21.69%), batuk yaitu 17 orang (20.48%), dahak kental 10 orang (12.05%), retraksi interkostal 7 orang (8.43%), frekuensi pernafasan meningkat dan suara nafas melemah masing-masing 2 orang (2.41%). Keluhan yang paling sedikit dialami pasien adalah ronkhi yaitu 4 orang (4.82%) dan gejala klinis untuk 3 orang anak (4.82%) tidak dinyatakan di rekam medis.

(45)

dan ronkhi.Akan tetapi pada neonatus dan bayi kecil, gejala dan tanda pneumonia lebih beragam dan tidak selalu jelas terlihat.

[image:45.612.118.479.178.435.2]

5.2.5 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Derajat Pneumonia

Gambar 5.2.5 Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak Penderita Pneumonia Menurut Derajat Pneumonia di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013

Dari gambar 5.2.5 dapat dilihat bahwa proporsi anak penderita pneumonia terbesar dengan derajat pneumonia yaitu sebanyak 58 orang (69.88%), diikuti dengan derajat pneumonia berat sebanyak 23 orang (27.71%) dan derajat bukan pneumonia sebanyak 2 orang (2.41%).

(46)
[image:46.612.119.473.119.376.2]

5.2.6 Distribusi Proporsi Penderita Menurut Status Gizi

Gambar 5.2.6 Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak Penderita Pneumonia Menurut Status Gizi di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013

Dari gambar 5.2.6 dapat dilihat bahwa proporsi anak penderita pneumonia terbesar denganstatus gizi baik yaitu sebanyak 33 orang (39.76%), kemudian 28 orang (33.73%) memiliki status gizi kurang, 17 orang (20.48%) memiliki status gizi buruk sedangkan 5 orang (6.02%) memiliki status gizi lebih. Tetapi, ternyata proporsi penderita dengan gizi kurang dan gizi buruk lebih tinggi apabila dijumlahkan yaitu sebanyak 45 orang (54.21%) dibandingkan dengan proporsi penderita dengan gizi baik dan gizi lebih pula 38 orang (45.78%).

Hal diatas sesuai dengan hasil penelitian Marbun dan Diessy N.R di Rumah

Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan (2011) yang menemukan balita penderita pneumonia lebih banyak dengan status gizi baik (56.2%) dibandingkan dengan status gizi kurang (23.8%) dan buruk (20%).

(47)
[image:47.612.121.500.115.383.2]

Gambar 5.2.7 Diagram Bar Distribusi Proporsi Anak Penderita Pneumonia Menurut Kondisi Sewaktu Pulang di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011-2013

Dari gambar bahwa proporsi anak penderita pneumonia terbanyak yang pulang berobat jalan yaitu 47 orang (56.63%), kemudian pulang berobat jalan 24 orang (28.92%), pulang atas permintaan sendiri 5 orang (6.02%) dan 7 orang (8.43%) meninggal. Sebagian besar anak pulang berobat jalan adalah atas pertimbangan dokter dengan derajat pneumonia yang diderita anak karena penanganannya yang bisa dilanjutkan di rumah.Namun terdapat 7 orang anak yang meninggal dikarenakan anak penderita pneumonia dibawa berobat ketika penyakitnya sudah dalam keadaan parah.

(48)

BAB 6

(49)

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan mengenai gambaran pneumonia pada anak di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan untuk periode Januari 2011-Desember 2013 sebagai berikut:

1. Kelompok umur anak yang paling banyak menderita pneumonia adalah 12-60 bulan dengan proporsi 49 orang (59.0%).

2. Distribusi anak penderita pneumonia berdasarkan jenis kelamin lebih banyak ditemukan pada laki-laki yaitu 56 orang (67.5%) sedangkan pada perempuan yaitu sebanyak 27 orang (32.5%).

3. Distribusi proporsi anak penderita pneumonia berdasarkan tempat tinggal lebih banyak terdapat pada anak yang bertempat tinggal di luar Kota Medan yaitu sebanyak 35 orang (42.2%).

4. Gejala klinis yang paling sering ditemukan pada anak penderita pneumonia adalah demam yaitu 19 orang (22.9%).

5. Proporsi tertinggi anak penderita pneumonia adalah dengan derajat pneumonia yaitu 58 orang (69.9%).

6. Proporsi tertinggi anak penderita pneumonia adalah dengan status gizi kurang dan buruk yaitu 45 orang (54.2%).

7. Distribusi proporsi anak penderita pneumonia berdasarkan kondisi sewaktu pulang lebih banyak yang pulang berobat jalan yaitu 47 orang (56.6%).

6.2 Saran

(50)

1. Pihak rumah sakit disarankan agar lebih memperlengkap status pasien pada rekam medis untuk memudahkan peneliti yang akan melakukan penelitian berdasarkan rekam medis dan untuk kegunaan klinisi.

2. Kepada bagian poliklinik rumah sakit diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang pneumonia kepada orang tua anak agar dapat memperhatikan dan menghindarkan anak dari factor risiko terjadinya pneumonia.

3. Pengambilan data di rekam medis untuk penelitian selanjutnya mengenai pneumonia pada anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, disarankan agar menggunakan rentang tahun yang lebih panjang, sehingga data epidemiologi yang dihasilkan lebih akurat.

(51)

Rahajoe, N.N., Supriyatno, B., Setyanto, D.B., 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Dalam: Said, M., ed Pneumonia. Jakarta: Badan penerbit IDAI, 350-365.

Pickering, L.K., DuPont H.L., 1986. Infectious Diseases of Children and Adults: In: Martin R.R., ed Pneumonia. California: Addison-Wesley, 294-295.

Misnadiarly, 2008.Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia pada anak balita, orang dewasa, usia lanjut. Edisi 1. Jakarta: Pustaka Obor Populer.

Latief. A., Putra S.T., Pudjiadi A., Advani N., Windiastuti E., 2000. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 9. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1228-1229.

Saragih, N.H., 2011. Infeksi Saluran Pernafasan Atas. Available from

Ali A.R., 2008. Penilaian Status Gizi Anak. Available from

[Accessed on 18 June 2014]

Penderita ISPA Masih Tinggi., 2012. Available from June 2014]

Walsh B.K., Czervinske M.P., Diblasi R.M., 2010. Perinatal and Pediatric Respiratory Care: In: Schnapf B.M., Kirley S.M., ed Fetal Lung Development. United States of America: Jeanne Olson.

Sitohang, D.J., 2010. Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Available from :http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16314/4/Chapter%20II.pdf

Izadnegahdar, R., Cohen, A.L., Klugman, K.P., Qazi S.A.,2013. Childhood Pneumonia in developing countries. Lancet Respiratory Medicine; 1: 574.

(52)

Oktavia, 2010. Artikel Pneumonia (studi literatur). Available from :

Pneumonia Pembunuh Bayi Nomor Satu., 2012. Available from

[Accessed on 13 June 2014]

Marbun, D., 2011. Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Available from

[Accessed on 13 June 2014]

Volume 3., 2010. Situasi Pneumonia Balita di Indonesia. Buletin Jendela Epidemiologi, 3:1-9

Subanada I.B., Purniti N.P.S., 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pneumonia Bakteri pada Anak. Sari Pediatri 12(3): 184-9.

Ngastiyah, 2005.Perawatan Anak Sakit. Dalam: ed Gangguan Sistem Pernapasan, Pneumonia.Edisi 2. Jakarta: EGC, 57.

[Accessed on 18 June 2014]

Sastroasmoro, S., Ismael, S., 2013.Dasar-dasar Metodologi Klinis.Edisi 4. Sagung Seto.

(53)

Gambar

Tabel 3.1.3 Etiologi Pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia di negara
Tabel 5.2 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurutjenis kelamin untuk periode Januari 2011-Desember 2013
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 83 anak penderita pneumonia, paling
Tabel 5.5 Distribusi anak yang menderita pneumonia menurutderajat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa gejala klinis yang sering dialami penderita endometriosis adalah nyeri pada saat menstruasi, yaitu sebanyak 17 orang (58.6%), dan gejala

Hasil Penelitian: Proporsi penderita rinosinusitis kronis tertinggi pada kelompok umur dewasa muda 19-29 tahun 35,7%, dengan proporsi laki-laki 64,3% dan perempuan 35,7%,

Judul yang dipilih adalah “Karakteristik dan Proporsi Penderita Tukak Gaster di RSUP Haji Adam Malik Medan pada Januari 2010 – Desember 2010”, yang merupakan salah

Terdapat 33 kasus penderita penyakit pneumonia pada tahun 2014 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok usia yang

Hasil dan Kesimpulan: Dari 58 pasien pneumonia pada balita, lebih banyak anak laki-laki, terutama berusia 0-11 bulan, pasien dengan status imunisasi yang lengkap

Hasil penelitian menunjukkan jumlah kelompok umur terbanyak adalah 50-59 tahun yaitu sebanyak 15 orang (31,2%), Pada kelompok jenis kelamin terbanyak adalah perempuan yaitu

dari luar, gejala dini sering tidak dikenali sehingga penderita kebanyakan datang pada.. stadium

Adam Malik Medan penelitian pada tahun 2010, dari 110 kasus penelitian yang didapat sebagian besar penderita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 69 orang (62,7%), berdasarkan umur