• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Etnografi Kesataraan Gender di UKM KOMPAS USU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Etnografi Kesataraan Gender di UKM KOMPAS USU"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Moore, HenriettaL.

1998. Feminisme dan Antropologi. Jakarta. OBOR.

Megawangi, Ratna.

1999. Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru Tentang Relasi Gender. Bandung. Mizan.

Spradley, James P.

2007. Metode Etnografi. Yogyakarta. Tiara Wacana.

Abdullah, Irwan.

2001. Seks, Gender & Reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta. Tarawang Press.

Sutrisno, Edy.

2010. Budaya Organisasi. Jakarta. Kencana.

Fakih, Mansour.

1996. Analisis GENDER & Transformasi Sosial. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Murniati, A Nunuk P.

2004. GETAR GENDER. Magelang. Yayasan IndonesiaTera.

Bhasian, Kamla.

(2)

Cahayani, Ati.

2003. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta. PT. Grasindo.

Soeyono, Nana Nurliana.

2000. “Gerakan Perempuan Sedunia”. Yayasan Jurnal Perempuan. Volume 14.

Hariadi, Bambang,

2005, Strategi Manajemen: Strategi Memenangkan Perang Bisnis, Malang.

Bayumedia Publishing.

Simatauw, Meentje.

(3)

Sumber Internet :

(4)

BAB III

IMPLEMENTASI KESETARAAN GENDER DI KOMPAS USU

3.1. Implementasi

Menurut Van Meter dan Van Horn (1975), dalam bukunya Leo Agustino (2006;139), mendefinisikan implementasisebagai: “tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau kelompok-kelompok yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”. Jadi dengan kata lain implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Dalam ini penulis menggambarkan sebuah kegiatan yang telah dilakukan oleh KOMPAS USU. Dalam berkegiatan, KOMPAS USU memberikan kebebasan bagi seluruh anggota dalam mengikuti segala kegiatan yag ada di dalam program kerja kepengurusan ataupun kegiaan yang merupakan buah pemikirandari anggota. Dalam kepengurusan tahun ini ada kegiatan pendakian putri gunung Bendahara yang berada di daerah Aceh. Awalnya pengurus membuka list peserta kegiatan, jadi bagi seluruh anggota perempuan dapat mengikuti rangkaian kegiatan.

(5)

tersebut merupaka anggota yang baru saja dilantik menjadi anggota biasa KOMPAS USU. Ketiga orang tersebut adalah Widya Ika Vannesa, Trioni Narvatilova Sitompul dan Aisyah H Pulungan. Sebelum mereka berangkat kelapangan tentunya mereka harus mempresentasekan bagaimana teknik ketika dilapangan nanti kepada seluruh anggota KOMPAS USU, sehingga mereka juga mendegar masukan dari anggota lainnya.

(6)

Pengimplementasian kesetaraan gender mengalir begitu saja dan diterapkan karena kesadaraan dari setiap anggota KOMPAS USU, dan memang tidak ada aturan yang mengatur hal itu secara resmi. Seperti apa yang diungkapkan oleh IZ :

“KOMPAS USU sudah mengimplementasikan kesetaraan gender dan itu terjadi begitu saja, mungkin karena kesadaraan setiap anggota sih. Dan juga karena KOMPAS USU kan organisasi minat dan bakat, jadi ini rumahnya mahasiswa/i yang memliki minat ataupun bakat dalam kepencintaaalaman.”

3.4. Kesetaraan Gender

Kesetaraan itu sama dengan kesederajatan (KBBI). Kesederajatan artinya sama tingkatan, baik kedudukan maupun pangkat seseorang atau apa saja. Jadi tidak ada yang lebih tinggi ataupun lebih rendah antara satu sama lain. Manusia sebagai makhluk Tuhan memiliki tingkat ataupun kedudukan yang sama, yang membedakan manusia dihadapan Tuhan adalah tingkat ketaqwaannya ataupun amalnya.

(7)

m e r u p a k a n k o n s e p s o s i a l . I s t i l a h “ f e m i n i t a s ” a t a u “ m a s k u l i n i t a s ” y a n g berkaitan dengan istilah gender berkaitan pula dengan sejumlah karakteristik psikologis dan perilaku yang kompleks, yang telah dipelajari seseorang melalui pengalaman sosialisasinya.

Kesetaraan gender adalah adanya persamaan hak antara perempuan denganlaki-laki dimana persamaan itu mempunyai arti yang menguntungkan bagi kedua pihak. Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional, serta kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut6

Tim berangkat seminggu lebih awal karena proposal yang dilayangkan oleh tim ke Lanud Soewondo Medan di ACC untuk kebernagkatan menuju Jakarta menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. Tim yang berangkat dalam kegiatan yang berada di ujung Kalimantran Tengah ini berjumlah 5 orang, 3 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Dari Jakarta tim akan meneruskan perjalanan menuju Palangkaraya menggunakan pesawat komersil. Sesampainya di Palangkaraya tim mempersiapkan

. Dari pemaparan anggota KOMPAS USU tentang kegiatan yang baru saja dilakukan penulis melihat bahwa KOMPAS USU sudah menerapakan kesetaraan gender yaitu tentang adanya persamaan hak antara laki-laki dan perempuan.

“Persiapan untuk kegiatan ini terbilang cukup lama karena ini adalah program kerja andalan pengurus periode 2016. Tim sudah dibentuk di bulan Februari walaupun belum tahu siaa yang akan berangkat kelapangan. Ada 13 orang anggota biasa KOMPAS USU yang mengisi list peserta kegiatan. Ke-13 orang ini mengikuti seluruh rangkaian persiapan baik itu persiapan fisik, dana dan urusan administrasi lainnya. Selama proses persiapan tak jarang tim mendapatkan hambatan karena terkendala oleh waktu diakibatkan kesibukan masing-masing di kampus dan juga kadang kala terjadi selisih paham ketika rapat membahas persiapan tim. Tetapi semua masih dapat ditolerir dan dilaksanakan.

6

(8)

segala urusan administrasi akan diberikan perihal kegiatan kepada Pemerintah Daerah Kalimantan Tengah.

Setelah menyelesaikan urusan administrasi tim pun melanjutkan perjalanan menuju desa Tumbang Topus yaitu tempat dimana kita akan melakukan penelusuran gua. Butuh perjalanan yang cukup panjang menuju ke desa tersebut, pasalnya kita harus menggunakan mobil 4X4 karena jalan yang dilalui adalah jalan perusahaan dimana kondisi jalannya masih berlumpur dan basah diakibatkan cuaca yang sering hujan. Perjalannya memakan waktu kurang lebih 12 jam. Setelah itu kita masih harus melanjutkan perjalanan menggunakan perahu kayu yang bermesin (orang sana bilang Klotok), dan itu harus melawan arus sungai karena desa yang kami tuju berada di huku sungai Barito dan memakan waktu sekitar 9 jam. Sesampainya di desa yang dituju kami langsung disambut hangat oleh pak kepala desa yang kebtulan sedang menikmati sore di dermaga. Dan beliau langsung mengajak kami menuju rumahnya. Dalam perjalan menuju rumah sudah banyak warga yang berdatangan melihat kami mungkin karena wajah kami yang asing bagi mereka kali. Dan sebagian dari mereka juga ikut bersama kami menuju rumah pak kades yang tak jauh dari dermaga tadi. Setibanya dirumah pak kades kami langsung memberitahukan maksud dan tujuan kami datang berkunjung desa mereka. Beliau dan para warga pun menyambut dengan baik kedatangan kami. Dan pak kades memberikan rumah bekas orantuanya yang telah tidak ditempati lagi. Jadi selama kami berada di desa tersebut kami toinggal dirumah itu. Karena kami sampainya sekitar jam 6 sore kami pun langsung dihantarkan kerumah dan ibu kades yang menghantarkan kami mengatakan bahwa nanti makan malam dirumah aja. Betapa senang hati mendengar tawaran itu karena badan juga sudah cukup lelah selama diperjalanan, jadi kami tidak perlu masak malam ini.

(9)

telah mempunya kompetensi dasar yang sama sehingga harus bersedia ditempatkan dimanapun oleh ketua tim kegiatannya. Dalam hal teknis tentu tidak perlu ditanyakan lagi, karena kegiatan ini cukup berisiko dan butuh keterampilan khusus untuk memasuki gua apalagi ini adalah daerah yang sangat baru bagi kita dan juga gua akan diamsuki masih tergolong “perawan” sehingga sudah dilakukan persiapan yang cukup matang dari Medan, baik itu laki-laki maupun perempuan. Sama juga dalam hal masak memasak, di KOMPAS USU itu semua anggota bisa dalam hal masak memasak bahkan lebih banyak laki-laki yang jago masak. Peran antar laki-laki dan perempuan dalam kegiatan ini bisa dikatakan sama, karena dalam hal berdiplomasi untuk kegiatan ini kita (tim) selalu bersama dalam menjumpai semua jajaran yang kami anggap perlu untuk dijumpai untuk memperlancar kegiatan ini. Dan semuanya selalu menjelaskan dengan cara dan pembawaannya masing-masing tanpa mengurangi maksud dan tujuan kita datang ke tempat ini”. (Hasil wawancara denganAry Rizaldi Manthe selaku ketua tim).

(10)

Gambar 1. Panjat tebing yang dilakukan oleh anggota perempuan. (thn 2016)

Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan deskriminasi dan ketidakadilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan. Merujuk pada Inpres No 9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional, dalam strategi ini upaya mencapai kesetaraan dan keadilan gender didorong melalui proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi seluruh sektor pembangunan, oleh sebab itu proses tersebut akan dapat berjalan baik dengan melihat kuantitas perempuan sehingga keadilan gender atas gender budgeting dapat berjalan dengan baik. Berdasarkan Pasal 28 I (2) UUD 1945 menyebutkan bahwa: “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan

berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif

(11)

perempuan ini harus diubah dan dihapus sebagaimana yang dimandatkan dalam UU Nomor 7 Tahun 1984 beserta lampirannya.

Dalam GBHN Tahun 1999, dinyatakan bahwa pemberdayaan perempuan dilaksanakan melalui upaya; pertama, peningkatan kedudukan dan peran perempuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, melalui kebijakan nasional yang diemban oleh lembaga yang mampu memperjuangkan terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender. Kedua, meningkatkan kualitas peran dan kemandirian organisasi perempuan dengan tetap mempertahankan nilai persatuan dan kesatuan serta nilai historis perjuangan kaum perempuan dalam melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat.Pemberdayaan perempuan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

Program pemberdayaan perempuan membutuhkan pendekatan yang tepat dan sesuai dengan kelompok masyarakat yang dituju. Ada beberapa pendekatan untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan, diantaranya yaitu, pendekatan kesamaan, pendekatan anti kemiskinan, pendekatan efisiensi, dan pendekatan pemberdayaan perempuan.Beberapa pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa untuk memperbaiki posisi tawar perempuan, dibutuhkan upaya, untuk meningkatkan posisi tawar perempuan. Pendekatan ini meletakkan upaya penghapusan subordinasi perempuan sebagai pusat perhatian. Pendekatan ini lebih bersifat ideologis dan filosofis, dan melibatkan semua elemen masyarakat.

(12)

ada nilai-nilai masyarakat yang membatasi ruang gerak terutama perempuan diberbagai kehidupan. Sebagai contoh dalam pengambilan keputusan, apabila seorang istri yang hendak mengikuti tugas belajar atau hendak bepergian ke luar negeri, ia harus mendapat izin dari suami. Tetapi apabila suami yang akan pergi, ia bisa mengambil keputusan sendiri tanpa harus mendapat izin dari istri. Kondisi semacam ini telah menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting sehingga karena kemampuannya perempuan bisa menempati posisi penting sebagai pemimpin, bawahannya yang berjenis kelamin laki-laki seringkali merasa tertekan. KOMPAS USU memandang kesetaraan gender memang sudah seharusnya diterapkan tanpa harus ada yang merasa ditindas dan tertindas.

Pelabelan atau penadaan ( stereotip ) yang sering kali bersifat negatif secara umum selalu melahirkan ketidakadilan.

(13)

Gambar 2. Persiapain fisik sebelum kelapangan (thn 2015)

(14)

membuat bahwa perempuan juga layak menjadi seorang pimpinan atau ketua dalam sebuah organisasi.

“walaupun perempuan secara kewajiban tidak diharuskan menjadi seorang pemimpin, namun bukan berarti ia tidak mampu dalam hal itu.” Ungkap MM selaku ketua umum KOMPAS USU 2016

Secara umum anggota KOMPAS USU sudah memahami konsep kesetaraan gender. Terlebih lagi, bagi mereka yang pernah mendapatkan materi perkuliahan yang membahas isu gender. Dan bagi beberapa orang yang sudah memahaminya lebih dalam konsep kesetaraan gender dipandang sebagai persamaan hak antara laki-laki dan perempuan sehingga tidak ada deskriminasi dalam hal pengambilan keputusan dan pelebelan terhadap perempuan, KOMPAS USU sebagai wadah kemahasiswaan tidak membatasi ruang gerak bagi setiap anggotanya. sama halnya seperti yang diungkapkan oleh LA :

”Saat saya masih aktif sebagai anggota, menjabat sebagai ketua dan sampai saat saat ini KOMPAS USU tidah pernah membatasi ruang gerak setiap anggotanya, baik itu laki-laki maupun perempuan.”

(15)

kesetaran gender dalam lingkungan organisasi merupakan bagian dari sosialisasi, penyadaran dan pemberian pemahaman bagi mahasiswa secara luas, yang harus diikutidengan aplikasinya juga.

Dari temuan penelitian, semua informan berpendapat bahwasanya di dalam UKM KOMPAS USU sudah mengimplementasikan kesetaraan gender dalam pembagian peran dan jabatan secara struktural. Dan saat ini posisi perempuan didalam kepengurusan sangat mendominasi, dimana ketua umum, sekretaris umum dan bendahara umum dijabat oleh perempuan. Berdasarkan dari hasil wawancara dan pembentukan pengurus periode 2016 ini dan dimana penulis juga ikut sebagai tim formatur, ini terjadi dikarenakan ketua umum periode 2016 merasa nyaman dengan dua orang yang diangkat untuk menduduki posisi penting ini dan juga dianggap sepemikiran dengannya.

3.2.1. Interaksi Perempuan dan laki-laki di KOMPAS USU

(16)

yang ingin dicapai. Bentuk interaksi yang kedua yaitu pertentangan atau pertikaian (conflict). Sebab dari pertentangan adalah perbedaan antara individu-individu, perbedaan kebudayaan, perbedaan kepentingan, dan perubahansosial. Suatu interaksi pasti ada konflik di antara pelakunya. Hal tersebutbisa dikarenakan perbedaan-perbedaan kepentingan maupun pandanganyang berbeda terhadap suatu hal.

Dari hasil pengamatan peneliti, melihat bahwa interaksi yang terjadi di dalam KOMPAS USU tidak ada pembatasan ataupun pelabelan diantara perempuan dengan laki-laki. Semua anggota tetap saling berdampingan dalam menjalankan roda organisasi tanpa membatasi jarak antara perempuan dengan lai-laki. Tidak ada batasan antara perempuan dengan laki di KOMPAS USU. Seperti pemaparan dari MM selaku ketua umum KOMPAS USU periode 2016 :

Tidak ada aturan mengenai batasan antar perempuan dan laki-laki dikompas usu. Setiap anggota mempunyai hak kewajiban yang sama. Karena kita ini

organisasi minat dan bakat, jadi kita dapat berkumpul dan bersatu disini

karena kita memiliki minat dan bakat yang sama bukan karena jenis kelamin.”

(hasil wawancara dengan MM 10 September 2016)

(17)

3.3. Peran Perempuan dan Laki-laki di KOMPAS USU

A. Peran Perempuan

Membicarakan keterlibatan perempuan dalam organisasi sama halnya berbicara mengenai sejarah. Kita harus memundurkan waktu sekian tahun lamanya, dan mencermati sejak kapan perempuan terlibat dalam organisasi. Mengapa pertanyaan tersebut muncul? Hal ini disebabkan paham yang dianut oleh sebagian masyarakat kita, bahwasanya perempuan itu kedudukannya adalah sebagai ibu rumah tangga, maka ia harus berada di rumah dan menyemarakkan rumahnya. Namun sebenarnya di Indonesia perempuan telah terlibat dalam organisasi sejak tahun 1904, saat itu Dewi Sartika mendirikan sekolah-sekolah untuk perempuan di Bandung. Keterlibatan Dewi Sartika mendirikan sekolah tersebut, merupakan cerminan bahwa perempuan telah mampu mengorganisir, sehingga sekolah-sekolah tersebut dapat berdiri. Selanjutnya dalam organisasi keagamaan seperti Sarekat Islam dan Muhammadiyah tahun 1912, perempuan ikut serta menjadi anggota.

(18)

Kedudukan perempuan sebagai ketua dalam organisasi tidak banyak, karena masih ada rasa enggan dan kurangnya percaya diri. Kedudukan perempuan sebagai sekretaris dan bendahara cukup banyak. Kedudukan ini dianggap sebagai lahannya kaum perempuan, karena sangat identik dengan ketelitian dan kerapihan. Perempuan dicitrakan sebagai mahluk yang prima dalam melakukan dua fungsi tersebut. Bisa dikatakan bahwa saat ini sudah banyak perempuan yang terlibat di organisasi. Namun kebanyakan dari mereka hanya menjadi pelengkap atau tim hore-hore aja, mereka tidak menempati kedudukan yang cukup penting dalam organisasi. Namun ada juga beberapa beberapa organisasi yang posisi ketua dijabat oleh perempuan , ya walupun jumlahnya belum begitu banyak.

Di KOMPAS USU, saat ini posisi ketua umum dijabat oleh seorang mahasiswi Kesehatan Masyarakat dan ini juga bukan kali pertama KOMPAS USU dipimpin oleh seorang wanita. Pada tahun 1987 dan 2004 posisi ketua umum KOMPAS USU juga dijabat oleh perempuan. Dalam KOMPAS USU sendiri perempuan tidak pernah dibatasi peran dalam keseharian atupun ketika berkegiatan di lapangan. Seperti apa yang disampaikan oleh WS:

“Perempuan ataupun laki-laki mempunyai hak dan kewajiban yang sama disini, hal itu disebabkan karena situasi dilapangan. Misal ketika hujan, ya kita semua harus bisa sigap dalam mengambil peran tanpa memandang jeis kelamin. Jadi tidak ada alasan untuk bermanja-manja. Kami perempuan juga bisa melakukan apa yang laki-laki bisa lakukan dan begitu juga sebaliknya. Misalnya ketika lagi dilapangan perempuan bisa jadi pemimpin tim atau pengambil keputusan dan laki-laki juga tidak merasa direndahkan bila dipimpin oleh perempuan. Begitu juga dengan laki-laki, mereka juga bisa memasak, sehingga label bahwa perempuan itu pantasnya di dapur tidak berlaku disini.”

Dan dalam tahun ini ada kegiatan KOMPAS USU yang khusus hanya diperankan oleh

(19)

R4 Putri untuk mewakili Sumatera Utara, tetapi ada juga peran dari laki-laki dalam hal

persiapan tim sebelum keberangkatan. Mereka yang berangkat ini merupakan tim yang

(20)
(21)

B. Peran Laki-laki

Pada dasarnya laki-laki adalah seseorang yang lahir dengan peran yang cukup dapat dihargai, jika lazimnya ada segelintir orang atau lawan jenis beranggapan bahwa laki-laki adalah seseorang yang arogan, kasar, pemarah itu perlu dipertanyakan, dalam hal ini laki-laki siapapun dan dimanapun dasarnya tetap memiliki sifat serta tingkah laku dan kebiasaan yang cukup baik dan ramah terlebih lagi terhadap lawan jenisnya maupun orang yang dihormatinya. Mungkin hanya laki-laki yang memiliki kekuasaan,kekuatan dan memilki kedudukan tertentu serta kurangnya tingkat kesadaran moral dan etika yang dapat dikategorikan sebagai laki-laki yang arogan dan pemarah karena factor angkuh yang dimilikinya serta tidak adanya timbal-balik yang baik dari siapapun sehingga menunjukan keangkuhan dirinya baik itu terhadap lawan jenis atau lingkungan sekitarnya yang juga dapat mempengaruhinya.

(22)

kehidupan berkeluarga seorang laki-laki. Laki-laki yang sudah memimpin dalam organisasi,institusi maupun kelompok tentunya sudah mempunyai peran penting dalam hal ini, selain itu laki-laki dianggap lebih produktif dalam memimpin dan mampu bekerja dalam tim yang nantinya dapat menguntungkan ketiga hal tersebut.

Dari hasil pengamatan peneliti, sebenarnya peran laki-laki didalam KOMPAS USU sangatlah besar. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya laki-lakilah yang mampu mengambil keputusan dengan cepat karena dari hasil wawancara peneliti dengan ketua umum sekarang, dia lebih banyak berdiskusi dengan beberapa senior yang laki-laki dalam hal pengambilan keputusan. Dari segi fisik juga bahwasanya laki-laki-laki-laki tetaplah menjadi yang terkuat, tetapi bukan berarti para perempuan pasrah dengan kelemahannya. Mereka tetap terus berlatih agar tetap mampu mengikuti kegiatan KOMPAS USU. Karena memang selain membutuhkan otak, juga membutuhkan kekuatan otot untuk membawa bekal atau perlengkapan hidup selama dalam kegiatan di lapangan.

Tetapi, tidak selalu hanya seperti hal diatas yang dilakukan laki-laki. Karena anggota yang laki-laki juga bisa melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oeh perempuan, seperti halnya memasak, mencuci piring dan mengepel. Karena memang disini tidak ada perbedaan gender dalam hal pembagian peran. Baik laki-laki atau perempuan semua mendapatkan hak dan kewajiban yang sama. Seperti yang disampaikan oleh RN :

(23)

tidak mampu maka resikonya adalah anggota yang piket saat itu harus membersihkan seluruh areal sekretariat apabila kotor atau berrantakan dan mencuci seluruh piring atau peralatan rumah tangga yang kotor di dapur dan itu dilakukan oleh perempuan ataupun lelaki begitu juga dengan piket jaga malam, perepmpuan ataupun laki-laki pasti dapat giliran.”

Gambar 3. Memasak makan malam (thn 2016)

3.4. Kepengurusan KOMPAS USU

(24)

Gambar 3. Struktur Kepengurusan KOMPAS-USU Periode 2016

Ketua Umum Mira Mentari Lubis

Kabid. Diklat & Operasional

Andre Raka Dewa

Kabag. HUMAS

Ary Rizaldi Bendahara Umum

Hafni Silfizah Hasibuan

Sekretaris Umum

Lusi Cania Manurung

Kabag. Logistik

Idham Chalid Pelindung

Rektor Universitas Sumatera Utara Prof. Runtung Sitepu, SH, M.Hum

Pembina

WR I Universitas Sumatera Utara Prof. Rosmayati, MS

Kabag. Lingk.

Hidup

Wilda C Kabag. Dana Usaha

Ramadhania

Kabag.Rumah tangga & Perpustakaan

(25)

Tabel 1

Daftar Nama Ketua Umum KOMPAS USU

No Nama Ketua Tahun Menjabat

1 Juharman Arifin 1980-1982

2 Ilhamsyah Ownie 1983-1985

3 Fachrurrazi Ch. Maley 1985-1987

4 Samidi 1988-1990

5 Diah Ayu Loekman Fathin 1991-1992

6 Joni Kurniawan 1992-1993

7 Joni Kurniawan 1994-1995

8 Ade Ahmad Ilyasak 1995-1996

9 Aman H Siregar 1996-1997

10 Aman H Siregar 1998-1999

11 Dedy Iskandar 1999-2000

12 Jois T Mario 2000-2001

13 Rahmat Martua 2001-2002

14 Edy Rholand 2002-2003

15 Putra Perwira Lubis 2003-2004

16 Herlina M Situmorang 2004-2005

17 Dony Saputra 2005-2006

18 Asima Simbolon 2006-2007

19 Edo P Tanjung 2007-2008

(26)

21 Syaiful 2009

22 Faisal 2010-2011

23 Ikhwanul 2011-2012

24 Darmawan Saputra 2012-2013

25 Ahmad Fauzi Syahbana 2013-2014

26 Ishak Zainal Abidin 2014-2015

27 Erwin Simarmata 2015-2016

28 Mira Mentari Lubis 2016-2017

Sumber : Pengurus KOMPAS USU Periode 2016

2.2. Fungsi Struktur Organisasi

Adapun fungsi / kegunaan dari struktur dalam sebuah organisasi, berikut dibawah ini penjelasannya:

1. Kejelasan tanggung jawab.

Setiap anggota dari organisasi harus dapat bertanggung jawab dan juga apa saja yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota suatu organisasi tentunya harus dapat bertanggung jawab kepada pimpinannya atau kepada atasannya yang telah memberikan kewenangan, karena pelaksanaan atau implementasi kewenangan tersebut yang perlu dipertanggungjawabkan.

2. Kejelasan kedudukan.

(27)

dan hubungan, sebab adanya keterkaitan penyelesaian mengenai suatu fungsi yang telah di percayakan kepada seseorang atau anggota.

3. Kejelasan mengenai jalur hubungan.

Fungsi selanjutnya yaitu sebagai kejelasan jalur hubungan maksudnya dalam melaksanakan pekerjaan dan tanggung jawab setiap anggota didalam sebuah organisasi maka akan dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian suatu pekerjaan akan semakin lebih efektif dan dapat saling memberikan keuntungan.

4. Kejelasan uraian tugas.

Dan Fungsi lainnya yaitu kejelasan mengenai uraian tugas didalam struktur organisasi akan sangat membantu pihak atasan atau pimpinan untuk dapat melakukan pengawasan maupun pengendalian, dan juga bagi bawahan akan dapat lebih berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan karena uraian yang jelas. Itulah salah satu fungsi sebagai kejelasan uraian tugas.

2.3. Wewenang dan Tanggung Jawab Pengurus

1. Ketua Umum

Wewenang dan tanggung jawab Ketua Umum adalah :

• Bertanggung jawab terhadap WR I & Rektor Universitas Sumatera Utara

• Bertanggung jawab terhadap kelancararan jalannya organisasi.

• Mengkoordinir dan memberikan pengawasan umum terhadap pelaksanaan

(28)

• Menandatangani surat mandat dan surat keputusan serta mengetahui setiap

surat keluar yang bersifat resmi.

• Mengetahui perkembangan kas dan inventaris organisasi.

• Memberi teguran terhadap pelaksanaan setiap tugas yang tidak sesuai

dengan keputusan organisasi 2. Sekretaris Umum

Wewenang dan tanggung jawab Sekretaris Umum adalah : • Bertanggung jawab terhadap Ketua Umum.

• Mendampingi ketua umum dalam pengambilan keputusan, kebijaksanaan

dan pengawasan organisasi.

• Bertanggung jawab dan mengawasi bidang kesekretariatan.

• Mempersiapkan rapat-rapat , sidang-sidang pengurus, serta materi yang

diperlukan.

• Menandatangatani surat mandat dan surat keputusan serta mengetahui

setiap surat keluar dan surat masuk yang bersifat resmi. 3. Bendahara Umum

Wewenang dan tanggung jawab Bendahara Umum adalah :

• Bertanggung jawab terhadap Sekretaris Umum & Ketua Umum.

• Bertanggung jawab terhadap keuangan organisasi.

(29)

4. Kepala Bagian HUMAS

Wewenang dan tanggung jawab Kepala Bagian HUMAS adalah : • Bertanggung jawab terhadap Sekretaris Umum.

• Bertanggung jawab dalam penyebaran informasi dan publikasi. • Menanggapi undangan yang masuk.

• Bertanggung jawab terhadap pengelolaan papan informasi.

• Bertanggung jawab terhadap program kerja bidang humas. • Berkoordinasi dengan koordinator Pusat Koordinasi Daerah.

5. Kepala Bagian Rumah Tangga

Wewenang dan tanggung jawab Kepala Bagian Rumah Tangga adalah : • Bertanggung jawab terhadap Sekretaris Umum.

• Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan ketertiban secretariat.

• Bertanggung jawab tehadap perlengkapan rumah tangga.

• Bertanggung jawab terhadap jalannya program kerja pada bidang rumah

tangga.

6. Kepala Bagian Perpustakaan

Wewenang dan tanggung jawab Kepala Bagian Perpustakaan adalah : • Bertanggung jawab terhadap Sekretaris Umum.

(30)

• Bertanggung jawab terhadap jalannya program kerja bidang kepustakaan.

• Bertanggung jawab terhadap pendokumentasian kegiatan

7. Kepala Bidang Diklat & Operasional

Wewenang dan tanggung jawab Kepala Bidang Diklat & Operasional adalah : • Bertanggung jawab kepada Sekretaris Umum dan Ketua Umum.

• Bertanggung jawab serta melakukan pengawasan & evaluasi terhadap

penyiapan materi program pendidikan dan latihan.

• Bertanggung jawab dalam peningkatan kualitas dan kuantitas anggota.

• Bertanggung jawab terhadap seluruh peralatan operasional.

• Bertanggung jawab terhadap penyaluran peralatan dalam setiap kegiatan.

8. Kepala Bagian Logistik

Wewenang dan tanggung jawab logistik adalah :

• Bertanggung jawab terhadap Kepala Bidang Diklat & Operasional.

• Bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan perawatan peralatan

operasional dan pertukangan organisasi serta mengatur penggunaan setiap peralatan organisasi tersebut.

• Bertanggung jawab terhadap penyaluran peralatan dalam setiap kegiatan

lapangan.

• Bertanggung jawab terhdap upaya pengembangan peralatan dan inventaris.

(31)

BAB IV

Aspek Yang mempengaruhi Praktek Kesetaraan Gender di KOMPAS USU

4.1. Gender dan Kebudayaan

Gender melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan, dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan perkasa. Perbedaan gender (gender differences) antara manusia laki-laki dan perempuan terjadi melalui proses yang panjang. Pembentukan gender ditentukan oleh sejumlah faktor yang ikut membentuk, kemudian disosialisasikan, diperkuat, bahkan di konstruk melalui sosial atau kultural, dilanggengkan oleh interpretasi agama dan mitos-mitos, seolah-olah telah menjadi keyakinan. Proses selanjutnya perbedaan gender dianggap suatu ketentuan Tuhan yang tidak dapat diubah sehingga perbedaan tersebut dianggap kodrat.

(32)

ketidakadilan gender tersebut antara lain : 1) marginalisasi perempuan, 2) penempatan perempuan pada subordinat, 3) stereotype perempuan, 4) kekerasan

(violence) terhadap perempuan, dan 5) beban kerja tidak proposional.

Masalah sulitnya membangun kesetaraan dan keadilan gender baik melalui jalur struktural maupun kultural tidak lepas dari lima hal tersebut di atas (stereotype,

subordinasi, marjinalisasi, beban berlipat dan kekerasan terhadap perempuan), yang terus menerus berlangsung karena terdapat legitimasi yang menjadi hambatan dalam membangun kesetaraan dan keadilan gender tersebut. Sumber legitimasi dimaksud adalah: (1). Legitimasi sosial budaya, dan (2) Peraturan perundang-undangan dan kebijakan dan program pembangunan yang masih bias gender.

1. Legitimasi budaya dalam konstruksi gender

(33)

katut, konco wingking, dan sejumlah mitos yang dikaitkan dengan peran reproduksi perempuan yang bersifat kodrati, misalnya menstrual taboo masih ada di masyarakat. Demikian pula praktek ritus-ritus di masyarakat, upacara-upacara keagamaan yang didominasi laki-laki karena status perempuan dalam agama dan kepercayaan dipandang tidak setara dengan laki-laki. Hal ini turut mendukung ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan, yang kemudian menjadi ideologi yang sulit untuk dirubah.

Masuknya gender ke dalam masyarakat dengan budaya demikian ini mengalami persoalan tersendiri, karena dianggap menghancurkan tatanan kehidupan yang telah mapan. Realitas kehidupan di masyarakat selalu mengalami perubahan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun norma-norma yang berlaku di masyarakat berkembang lambat, bahkan stagnan, artinya masyarakat mengalami perubahan perilaku yang berdampak pada ketimpangan gender di masyarakat seperti kekerasan, peran pencari nafkah, perubahan status karena akses pendidikan telah terbuka untuk perempuan, tetapi norma yang menyertai perubahan tersebut kurang adaptatif.

2. Peraturan Perundang-Undangan, Kebijakan Dan Program Pembangunan Yang Masih Bias Gender

(34)

penghapusan diskriminasi dan peningkatan status perempuan. Demikian pula sejumlah perundang- undangan dan kebijakan di Indonesia telah menjamin terwujudnya kesetaraan gender antara lain:

a. Kepres No. 129/1998 Program Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia (1998-2001).

b. Inpres No.9/2000 tentang PUG dalam Pembangunan Nasional.

c. Kepres No. 45/1998 Panduan Implementasi dari Penyeleng-garaan Kemajuan Perempuan dalam Pembangunan di Tk. Nasional.

d. GBHN PROPENAS 2000-2004 e. PROPENAS 2000-2004

f. Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004-2009

g. UU No. 23/2004 Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Rumah Tangga (PKDRT)

h. Inpres No. 17/1996 Panduan Teknis untuk Implementasi Manajemen Program Kemajuan Perempuan di Tingkat Sub Nasional.

(35)

4.1.1. Pengaruh Sosial Budaya

Antropologi dalam penerapannya mengkaji persoalan budaya yang terdapat dalam masyarakat. Budaya merupakan ide, gagasan, yang memunculkan perbuatan. Kebudayaan merujuk pada pengetahuan yang diperoleh, yang digunakan orang untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku sosial. James P. Spradley (terjemahan 2007:6). Perilaku yang dimunculkan oleh seseorang merupakan hasil dari apa yang didengar, dipelajari, lalu diterapkan dalam kehidupan sosialnya.

(36)

berorganisasi di KOMPAS USU. Hal itu juga penulis peroleh dari hasil wawancara dengan para informan (yaitu angota KOMPAS USU), berikut hasil wawancaranya :

1. Syaiful

Merupakan suku Jawa yang besar dan tumbuh di kota medan, lahir dari keluarga penganut paham demokratis dimana sang ayah sangat mengajarkan arti seorang pemimpin yang adil dan disenangi oleh bawahan maupun anggotanya.

“ Dirumah kami, orang tua saya mengajarkan kepada semua anak-anaknya bahwa mereka semua harus mampu mengejar apapun yang mereka inginkan, jangan pernah merasa gagal bla belum mencoba dan walaupun gagal ketika mencaba jangan terus menyerah. Coba lagi dan coba lagi. Hal itu diajarkan kepada anaknya yang perempuan juga bukan hanya kepada kami yang laki-laki saja. Karena bagi orantua kami kami semua anak-anaknya adalah cerminan dari mereka dan kami jugalah yang akan menjadikan mereka dipandang bagus apabila kami semua anak-anaknya sukses dan berhasil. Hal itu jugalah yang membuat saya merasa cukup terbantu ketika memimpin KOMPAS USU, saya sebagai laki-laki tidak pernah memandang rendah perempuan ataupun beranggapan bahwasanya perempuan tidak lebih baik dari laki-laki. Selama saya menjadi anggota dan menjabat sebagai ketua umum, saya sangat senang berinteraksi dengan seluruh rekan-rekan disini maupun rekan-rekan mapala lainnya. Karena dalam organisasi mahasiswa pencinta alam tidak pernah membeda-bedakan anngotanya berdasarkan jenis kelaminnya. Dan juga tidak selalu laki-laki yang menjadi sosok pemimpin idaman. Tetapi bgi saya perempuan yang mau bergabung dengan organisasi mahasiswa pencinta alam adalah perempuan yang hebat dan tangguh karena berani dan mau mencoba melakukan hal yang orang lain beranggapan bahwasanya hanya buang-buang waktu saja”.

2. Mira Mentari Lubis

Mira adalah anak semata wayang dan terlahir dari darah batak Mandailing. Orangtuanya tidak terlalu mengurusi soal pemimpin yang diinginkan bagaimana, karena keinginan mereka terhadap anak semata wayangnya hanyalah agar dia mampu mandiri dan bertahan ketika menjalani kehidupan yang sebenarnya.

(37)

diri ini untuk menopang beban yang sangat berat dalam hal menjalankan roda organisasi ini dan menjaga nama baik organisasi bagi seluruh organisasi-organisasi sejenis lainnya. Tetapi berkat dorongan dari teman-teman satu angkatan dan juga pacarku saat itu merupakan mantan ketua umum sehingga rasa percaya diri datang dan memutuskan untuk menguatkan tekat sebagai calon ketua umum KOMPAS USU. Dan hal itu terwujud tepat di Musyawarah Anggota ke 28 Januari 2016. Latar belakang budaya tidak berpengaruh dalam hal saya mengambil keputusan untuk menvalonkn diri sebagai ketua saat ini, karena saya sendiri kurang paham bagaimana pandangan yang tentang seorang pemimpin dalam suku mandailing, karena saya lahir dan tumbuh besar di kota Medan sehingga pengetahuan-pengetahuan tentang itu sangat minim dan saya sendiri juga tidak mengetahui bahasa Mandailing. Saya belajar tentang sosok pemimpin dn bagaimana memimpin ya disini di KOMPAS USU. Kalo ditanya pandangan saya tentang perempuan di KOMPAS USU, semua anggota memiliki potensi yang sama disini disaat mereka mau belajar dan terus mengasah diri. Ya walaupun terkadang perempuannya terlihat sedikit manja menuruat aku wajar karena itu merupakan sifat alamiah seorang perempuan. Dan tak jarang juga yang laki-laki merasa iba dan merelakan dirinya untuk melakukan pekerjaan yang berat dalam artian kalo bisa beban laki-laki harus lebih berat dari perempuan”.

3. Ishak Zainal Abidin

Terlahir sebagai anak pertama didalam keluarga seakan membuat ia tak ingin melewatkan sedetikpun waktu untuk bermain-main. Dia telah menyeleaikan pendidikannya dari Fakultas Hukum USU.

(38)

calonnya dan ketiganya adalah teman satu angkatan saya,hahahahaha dan salah satunya ya yang membuat skripsi ini. Pandangan aku menurut perempuan di KOMPAS USU tidak berbeda dengan pandangan aku terhadap laki-laki, karena kami disini diajarkan sama rata dan sama rasa sehingga semua anggota memperoleh ha dan kewajiban yang sama. Dan kalo aku boleh jujur nih, perempuan yang ada di KOMPAS USU adalah perempuan yang tangguh dan keren-keren”.

4. Herlina M Situmorang

Walaupun terlahir dari suku Batak Toba tetapi tidak membuat niat kakanda yang biasa dipanggil “Lincung” menjadi ciut untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum saat itu (2004).

“ Kalo ditanya menurut aku apa itu kesetaraan gender? Yang aku tahu bahwa perlakuan antara laki-laki dan perempuan harus mendapatkan perlakuan yang sama tanpa membeda-bedakan jenis kelamin. Dan Selama aku menjadi anggota KOMPAS USU hal itu selalu terjadi, karena ketika menjadi calon anggota juga tidak ada yang dibedakan antar laki-laki dan perempuan begitu jga ketika telah menjadi anggota biasa KOMPAS USU. Laki-laki disini cukup paham dan mengerti tentang bagaimana cara memperlakukan perempuan sehingga para anggota perempuan mau berpacu dan terus mengasah diri sehingga mampu bersaing dengan anggota yang laki-laki. Dan itu jugalah yang membuat tekatku kuat untuk mencalonkan diri sebagai ketua umum kala itu. Walaupun menurut budaya saya bahwasanya perempuan itu bakal ngikuti suaminya dan masih dipandang rendah karena menganut paham patriarkhi.

5. Darmawan Saputra

(39)

saya jarang melihat pertikaian yang begitu hebat terjadi disini, semua seperti terasa indah layaknya keluarga. Dan bilapun ada pertikaian atu selisish paham itu hanya ketika didalam rapat, selesai daei itu ketika berbaur keluar ya seperti tidak terjadi apa-apa. Dan hal itu tidak terjadi hanya kepada laki-laki dan laki-laki saja melainkan kepada seluruh anggota juga. Dan hal seperti jugalah yang membuat anggota yang perempuan berani untuk tampil dan menyampaikan aspirasinya kepada anggota yang lainnya. Karena disini juga sejak awal ingin bergaung dengan KOMPAS USU yaitu ketika menjadi calon anggota sudah diajarkan bahwa laki-laki dan perempuan itu mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam hal apapun itu. Dan yang saya lihat, perempuan yang telah membulatkan tekatnya untuk bergabung di KOMPAS USU adalah orang yang mau belajar , baik itu beroganisasi, berdinamika dan lain sebagainya yang dirasa memang perlu didapat ketika berada dibangku perkuliahan. Bukan hanya untuk bersenang-senang dan buang-buang uang saja, ya walaupun tak jarang ada satu dua orang yang merasa dirinya kurang pantas atau tidak cocok berada di KOMPAS USU setelah menjadi anggota dikarenakan kurang mampu berbaur dan hilang orientasi”.

6. Widya Sandharo Bakkara

Anak terakhir dalam keluarganya ini memberanikan diri untuk mencoba apa yabg diinginkan oleh dirinya, walaupun abangnya yang juga merupakan salah satu anggota KOMPAS USU melarang dirinya untuk bergabung seperti abangnya. Putri asli batak ini pernah menjabat sebgai sekretaris umum.

(40)

menjadi orang yang “dikasihani”. Dan anggota yang laki=laki juga selalu tahu menempatkan diri dan tak pernah memberikan label kepada perempuan bahwa mereka adalah mahkluk yang lemah, mereka justru selalu mengajak kami peremuan-permpuan ini untuk terus berlatih dan berlatih.

7. Rinaldi Hasibuan

“kalo yang aku liat sih, KOMPAS USU sebagai organisasi yang mempunyai anggota dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda tidak pernah menjadi itu sebagai acuan untuk memberanikan diri mencalonkan diri sebgai ketua umum, karena kita disini sudah tidak dibatasi oleh sekat itu ketika sudah resmi bergabung disini. Semua sudah sama seperti layaknya saudara kandung. Aku memang masih baru disini, tetapi dari yang aku liat memang seperti itu. Contohnya itu ketika aku masih calon anggota, ketua yang melantik aku itu menjadi anggota biasa adalah bang Erwin, dan saat itu adalah masa transisi pergantian pengurus. Dan setelah itu ketua dijabat oleh kak Mia. Dalam proses pergantian ketua saat itu terjadi seperti mana biasa layaknya pergantian pimpinan organisasi. Dan bagi saya itu adalah sebuah hal yang menarik buat saya dan jujur saya menjadi sangat bangga, karena KOMPAS USU bukan organisai yang menganut paham yang kolot. Ya disini itu betul-betul demokrasi, semua anggota diberi kebebasan. Ketika aku masih calon anggota hal itu memang sudah terlihat, tetapi karena saat itu posisinya masih melihat dari luar yang masih setengah-setengahlah tahunya gimana tentang KOMPAS USU.

4.2. Strategi Pendukung Kesetaraan Gender

Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

(41)

pemahaman yang mendalam tentang peran dan fungsi perempuan, yang pada gilirannya perempuan berkualitaslah yang dapat menjawab segala permasalahan tersebut. Peran perempuan di Indonesia bisa dikatakan sudah mengalami peningkatan. Kebebasan berpendapat, berorganisasi serta berekspresi di kalangan perempuan Indonesia mulai berkembang.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan organisasi dalam merumuskan strategi pendukung kesetaraan gender, yaitu:

1. Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh organisasi dalam menjalankan misinya.

2. Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis sebelumnya.

3. Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).

(42)

manfaat dari keputusan yang dibuat. Dengan demikian kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan belumlah cukup, masih diperlukan penyadaran tentang gender agar anggota perempuan dalam KOMPAS USU memikirkan dan memperjuangkan kepentingan perempuan dalam organisasi.

Dengan adanya hak dan wewenang (kekuasaan) yang sama dengan laki-laki dalam KOMPAS USU tersebut, adanya kesetaraan dalam kontrol dan pengambilan keputusan, berarti relasi timpang dapat dihilangkan. Pengurus KOMPAS USU ketika ditanyai mengenai pendapat perempuan dalam pengambilan keputusan setiap rapat mengatakan bahwa pendapat yang dikemukakan oleh anggota perempuan diperhatikan dan menjadi pertimbangan, dengan catatan pendapat tersebut dapat diterima akal sehat dan dibarengi dengan alasan yang logis. Namun keputusan rapat biasanya tetap berada di tangan ketua umum. Tapi kadang pendapat yang dikemukakan oleh anggota perempuan kemudian dikembalikan kepada forum dan ditanyai persetujuannya kepada seluruh anggota.

(43)

ataupun legislatif dan bukan pula dalam hubungan kenegaraan. Berpolitik dalam organisasi dihubungkan dengan kompetisi maupun strategi yang dilakukan dalam mencapai tujuan tertentu. Terjadi persaingan untuk merebutkan kekuasaan ataupun kepemimpinan dalam organisasi. Persoalan kepemimpinan bukanlah masalah gender atau jenis kelamin laki-laki atau perempuan tapi sejauh mana seseorang mampu berkompetisi serta memiliki kepercayaan diri dan semangat juang tinggi. Anggota KOMPAS USU juga menyakini, terlepas dari identitas gender bahwa setiap orang adalah pemimpin, sehingga setiap orang bisa menjadi seorang pemimpin.

Hal di atas sama dengan apa diterapkan oleh suku Dayak yang ada di Kalimantan, bahwasanya dalam hal pengambilan keputusan, banyak diantaranya perempuan Dayak yang telah menjadi pimpinan atau ketua adat. Masyarakat tidak mempermasalahkan apakah laki-laki atau perempuan yang menjadi pimpinan, keduanya sama-sama berharga. (Meentje Simatauw, dkk, 2001:28). Hal yang dikemukan oleh Meentje Simatauw dkk hampir sama dengan beberapa kegiatan KOMPAS USU yang baru dilakukan dalam tahun ini dimana dalam hal untuk pembagian peran untuk persiapan kegiatan dan pengambilan keputusan semua anggota mempunyai hak yang sama dalam itu.berikut hasil wawancara peneliti dengan beberapa orang informan mengenai kegiatan yang baru saja dilalui,

1. PON XIX ( oleh Widya Sandahro Bakkara)

(44)

waktu yang tidak singkat. Kami mengawalinya sejak tahun 2015 lalu. Kejuaraan daerah sebagai langkah awal yang kami ikuti ternyata memberikan kesempatan dan sebagai pembakar semangat yang sampai saat ini tak akan kami lupakan. Saat itu, KOMPAS-USU mengirimkan dua tim, yaitu tim putra dan tim putri. Itu pulalah yang menjadi tiket kami mengikuti Kejuaraan Nasional yang dilaksanakan di Sungai Binge, tepat Oktober tahun lalu. Menduduki peringkat kedua, itulah yang kami peroleh. Kejuaraan yang berlangsung selama seminggu mengajarkan kami banyak hal. Muncul keinginan dan semangat yang kuat untuk ikut andil dalam event-event selanjutnya.Saat itu, kami mulai mengerti membaca lawan, mengenal medan, menguasai beberapa strategi.

Agustus lalu, KOMPAS-USU kembali diundang dalam sebuah pertemuan informal. Pada pertemuan itu Federasi Arung Jeram (FAJI) Medan menyampaikan maksud dan tujuan mereka. Saat sebuah tekad sudah buat, kami akan membuktikannya. Hal-hal yang telah kami bicarakan pun dibahas kembali oleh pengurus KOMPAS-USU.Ya, kami akan berangkat mewakili provinsi tercinta. Jadwal latihan telah disusun, telah terpilih lima orang putri KOMPAS-USU. Hari demi hari, kami menjalani proses latihan. Awalnya aku merasa tidak nyaman,mengapa ? kehadiran dua orang baru di tim kami. Ketidaksesuaian irama dayungan, kekurang kompakan, kekurang sigapan, itu semua membuat berkurangnya semanagat ku. Terlalu egois, pikirku. Mereka baru belajar, sedangkan aku sudah diperkenalkan dengan arung jeram sejak beberapa tahun lalu, wajar bila kami belum menemukan yang dinamakan sebuah chemistry. Latihan tetap berjalan, perlahan kami menemukan sebuah kenyamanan dan kegigihan. Suatu hari di sela-sela latihan kami seakan saling berbisik, kita wanita! Bukan berarti kita tak bisa lakukan apa yang tak biasa para wanita lakukan. Masalah siapa yang kuat, siapa yang lemah ? bukan itu yang menjadi penghambat. Kita tak akan pernah maju jika kita menutup sebuah kesempatan emas yang datang pada kita. Begitu seterusnya, kami berlatih dan mempersiapkan strategi untuk menghadapi pertadingan yang akan berlangsung. Hingga tiba saat yang telah ditentukan.

(45)

setiap malam pasti diadakan evaluasi dan briefing untuk mengetahui sudah sejauh apa kesiapan fisik, mental, alat maupun strategi yang telah disiapkan oleh tim. Jika manager melihat ada kesalahan ataupun ketidaksesuaian maka akan diperingatkan, sebuah usaha dan latihan yang baik akan diberi pujian yang sudah pasti mampu mempengaruhi psikologis para anggota tim.Kekesalan, saling menyalahkan, tidak mau tahu, hal itupun terjadi di tim. Namun pada akhirnya semuanya sadar, bahwa sebuah tujuan tidak akan tercapai jika masing-masing hanya menampilkan ego yang berlebihan.

(46)

BAB V

PENUTUP 5.1. Kesimpulan

Gender sering disamakan pengertiannya dengan jenis kelamin. Jenis kelamin merupakan perbedaan biologis antara fisik laki – laki dengan fisik perempuan yang dibawa sejak ia dilahirkan. Sedangkan gender merupakan perbedaan jenis kelamin yang diciptakan oleh sosial budaya yang panjang.

Penelitian ini mendeskripsikan secara umum mengenai :

• Bagaimana bentuk implementasi kesetaraan gender di KOMPAS USU

(47)

budaya individunya melainkan hal itu didapat dan dipahami ketika sudah berada di KOMPAS USU. Masyarkat USU lainnya yang bukan anggota KOMPAS USU juga dapat mengetahui dan memahami bahwa organisasi cinta alam khususnya KOMPAS USU bukanlah organisasi hanya untuk laki-laki saja melainkan untuk perempuan juga. Perempuan yang menjadi anggota di KOMPAS USU juga bukan hanya sebagai pelengkap saja, tetapi juga berpotensi menjadi pemimpin atau ketua umum KOMPAS USU sama halnya seperti laki-laki juga.

5.2. Saran

Manusia ada untuk berpeluang bukan hanya untuk ditindas. Jadi dengan adanya skripsi ini penulis mempunyai saran yaitu sebaiknya sesama manusia saling menegakkan kesetaraan gender. Agar tidak ada sesuatu yang menjadi permasalahan dalam kehidupan bersosial dan juga tidak ada ketidakadilan gender yang diterima oleh perempuan. Selama menjadi anggota dan melakukan penelitian di KOMPAS USU, penulis melihat bahwsanya laki-laki masih memiliki peran yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan sehingga perlunya peningkatan kapasitas bagi anggota perempuan lainnya agar tetap setara atau seimbang dengan laki-laki. Hal itu dapat disiasati dengan dengan melakukan latihan dan diskusi secara rutin secara terjadwal yang dibuat oleh pengurus sehingga semua anggota akan hadir dalam hal tersebut mengingat apabila itu adalah aturan resmi dari kepengurusan.

(48)
(49)

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

2.1. Universitas Sumatera Utara

2.1.1. Sejarah Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebua

terletak di

universitas terbaik di pula

pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai

Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal

adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada

diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal

Sejarah Universitas Sumatera Utara dimulai dengan berdiriny

Universitet Sumatera Utara pada tanggal dipelopori ole Sumatera Utara khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Yayasan ini diurus oleh suat Sumatera Utara, dengan susunan sebagai berikut;

• Abdul Hakim (Ketua);

• Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua);

• Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara):

• Anggota :

(50)

o Drg. Oh Tjie Lien,

o Anwar Abubakar, Madong Lubis, o Dr. Maas. J. Pohon,

o Drg. Barlan, dan o Soetan Pane Paruhum .

Sebenarnya hasrat untuk mendirika mulai sejak sebelum orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi K pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat mengambil inisiatif menganjurkan kepada rakyat di seluruh Sumatera Utara mengumpulkan uang untuk pendirian sebuah universitas di daerah ini.

Pada tanggal perguruan tinggi yang diketuai oleh Dr Dr. Ahmad Sofian, Ir. Danunagoro, dan sekretaris Mr. Djaidin Purba. Selain Dewan Pimpinan Yayasan, Organisasi USU pada awal berdirinya terdiri dari: Dewan Kurator

(51)

wanita. Kemudian disusul dengan berdirinya Fakultas Masyarakat 19 Oktober 1961.

Pada tanggal Indonesia Dr. Ir Tanggal peresmian ini kemudian ditetapkan sebagai diperingati setiap tahun hingga tahun Kemudian atas usul beberapa anggota Senat Universitas, hari jadi USU ditinjau kembali. Senat Universitas akhirnya memutuskan bahwa hari jadi USU adalah pada tanggal lingkungan USU. Dengan persetujuan Departemen Pendidikan ta

Pada ta di Kemudian di kota yang sama didirikan Fakultas Kedokteran dan Peternakan Medan dan dua fakultas di Banda Aceh. Dalam perjalanan usianya yang kini mencapai lima puluh tahun, melalui berbagai program pengembangan yang dilaksanakan, banyak kemajuan yang telah dicapai, yang menjadikan USU berkembang hingga seperti keadaan sekarang.

(52)

perkembangannya, beberapa fakultas di lingkungan USU telah menjadi embrio berdirinya tiga perguruan tinggi negeri baru, yaitu Universitas Syiah Kuala di Banda Aceh (dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan), IKIP Negeri Medan yang sekarang berubah menjadi

Perpustakaan USU merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia saat ini. Kampus Padang Bulan juga didukung oleh infrastruktur teknologi informasi untuk memfasilitasi akses terhadap berbagai sumber daya informasi dan pengetahuan untuk mendukung proses pembelajaran dan penelitian mahasiswa dan dosen. Selain itu di dalam kampus juga terdapat berbagai sarana seperti asrama, arena olah raga, wisma, kafetaria, toko, bank, dan kantor pos. Wisuda dan berbagai acara akademik lainnya diadakan di Auditorium dan Gelanggang Mahasiswa. Sebuah rumah sakit pendidikan akan dibangun di lokasi kampus pada tahun 2008.

Sebuah kampus baru seluas 300 ha yang berlokasi di Kwala Bekala, berjarak 15 km dari Kampus Padang Bulan sedang dikembangkan, yang saat ini digunakan untuk mendukung berbagai penelitian dan percobaan di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan peternakan. Dalam upaya mengembangkan diri sebagai universitas berjangkauan luas, USU mengelola Kebun Percobaan seluas sekitar 550 ha di Langkat. USU juga telah memperoleh izin pengembangan hutan percontohan seluas 10.000 ha di Mandailing Natal.

(53)

1957, dan selanjutnya berubah menjadi PT-BHMN pada tahun 2003. USU memiliki visi menjadi University for Industry (UfI), dengan misi: (1) mempersiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat bermoral dengan kemampuan akademik dan/atau profesional dan/atau vokasional untuk menerapkan, mengembangkan, dan memperkaya ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; (2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan seni terutama pada kerjasama berbasis industri, dan pengembangan aplikasinya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional; dan (3) mendukung pengembangan masyarakat sipil yang demokratis melalui peran USU sebagai suatu kekuatan moral yang otonom untuk mencapai kemampuan yang kuat dalam lingkungan kompetisi global melalui pengelolaan secara profesional sumber daya manusia, memperluas partisipasi dalam pembelajaran, memenuhi kebutuhan nasional dalam pembelajaran, dan memodernisasi cara pembelajaran.

(54)

2.1.1. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM)

Untuk mendukung peningkatan kualitas dan kreatifitas mahasiswa di bidang penalaran dan keilmuan, bakat, minat dan kemampuan, kesejahteraan, kepedulian sosial dan kegiatan penunjang. Biro Kemahasiswaan dan Kealumnian Universitas Sumatera Utara mengembangkan berbagai program yang dapat memfasilitasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan baik dalam bentuk pembinaan, pengembangan kegiatan kemahasiswaan maupun, pelayanan kepada mahasiswa dapat diberikan secara langsung seperti beasiswa, bantuan dana kegiatan, keperluan administrasi dan lain-lain, serta tidak langsung yaitu melalui wadah-wadah yang dibentuk yang dikenal dengan Unit Kegiatan Mahasiswa .

Kegiatan-kegiatan UKM KOMPAS USU : Kegiatan di dalam ruangan :

Mengadakan Buka Puasa Bersama dengan Anak Yatim Piatu 2016 -Mengadakan Kegiatan Musyawarah Anggota KOMPAS USU– Mengadakan seminar Ruang Terbuka Hijau kota Medan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia - Mengikuti Pelatihan SARNAS 2012 -Mengikuti Temu Wicara dan kenal Medan (TW-KM) Mahasiswa Pencinta Alam (MAPALA) Se- Indonesia - Mengikuti Pelatihan BIMTEK TRC dan Relawan Penanggulangan Bencana - Mengikuti Pelatihan Vertical rescue Kantor BASARNAS Medan - Mengikuti SAR Gempa Bumi di Takengon (Aceh) -Mengadakan Acara Ngabuburok dan Sahur on The Rock -Mengadakan Acara Peringatan HUT KOMPAS USU.

(55)

diminta. Dalam hal persiapan semua kegiatan tersebut, semua anggota biasa KOMPAS USU harus terlibat dan berpartisipasi dalam mensukseskan kegiatan tersebut. Pembagian tugasnya disini berdasarkan bidang-bidang yang dianggap mampu dilakukan tetapi tidak mendiskriminasikan gender. Baik perempuan ataupun laki-laki diberi hak dan tanggungjawab sesuai hasil rapat pembentukan panitia, dimana setiap anggota mencalonkan dirinya sendiri pada bidang yang akan ditanggungjawabinya. Semua anggota biasa berhak menjadi ketua panitia dalam kegiatan yang dilakukan oleh KOMPAS USU. Ketika perempuan menjadi ketua panitianya, bukan berarti laki-laki merasa lemah atau rendah ketika dipimpin oleh perempuan.

Kegiatan di luar kegiatan :

(56)

Mengikuti Kegiatan Kibar Merah Putih - Mengadakan Kegiatan "Pengamatan Nepenthes di Sepanjang Jalur Pendakian Gunung Sibuatan - Mengadakan Kegiatan Penelusuran Gua Karst Bahorok - Mengadakan Penelusuran Gua Pintu Angin - Mengadakan Aksi Dana Membantu Sesama - Mengadakan Kegiatan Eksplorasi Ekosistem Rimba - Mengadakan Acara Pengarungan Sungai Wampu untuk melatih Kemampuan anggota dalam bidang arung jeram dan Pemetaan sungai - Mengadakan Acara Pengarungan Sungai Lau Biang Sampai Sungai Wampu untuk melatih Kemampuan anggota dalam bidang arung jeram dan Eksplorasi Alam - Mengadakan Ekspedisi Juhar – Sibuatan.

(57)

2.2. Korps Mahasiswa Pencinta Alam Dan Studi Lingkungan Hidup

Universitas Sumatera Utara (KOMPAS-USU) 2.2.1. Sejarah KOMPAS – USU

Korps Mahasiswa Pencinta Alam Dan Studi Lingkungan Hidup Universitas Sumatera Utara (KOMPAS-USU) pada mulanya berdiri berawal dari ide beberapa mahasiswa USU yang berasal dari berbagai fakultas. Ketika itu mereka merasa bahwa USU sebagai sebuah universitas terbesar di Sumatera Utara belum memiliki wadah penyalur minat mahasiswa dalam bidang kepencinta-alaman. Menurut pengamatan mereka banyak mahasiswa USU yang gemar, secara berkelompok maupun individu, bepergian ke hutan rimba dan melakukan aktivitas yang erat kaitannya dengan petualangan alam bebas.

Hingga pada suatu waktu beberapa mahasiswa tersebut bermusyawarah dan membicarakan tentang kebutuhan akan adanya wadah formal bagi mahasiswa USU dalam menyalurkan minatnya.

(58)

Pada tanggal 21 Januari 1980, di sebuah kamar kos milik Djosmeri Surbakti, delapan orang Pemrakarsa KOMPAS-USU berkumpul dan lahirlah kebulatan tekad yang berinti: “bertekad untuk merintis terbentuknya organisasi pencinta alam USU”. Diangkatlah seorang ketua pemrakarsa dan sekretarisnya.

Segala konsep telah disiapkan kemudian dibawa kepada pimpinan formal USU (Rektor USU). Respon dari pimpinan ternyata cukup menggembirakan. Selanjutnya diadakanlah usaha-usaha untuk menunjang konsep pembentukan mahasiswa pencinta alam USU. Para pemrakarsa diperbolehkan untuk mengumpulkan mahasiswa dari tiap-tiap fakultas yang memiliki minat terhadap kepencinta-alaman dalam rangka musyawarah. Pada tanggal 28 Juni lahirlah kesepakatan berupa pembentukan pengurus berikut AD/ART.

Hasil dari musyawarah tersebut kemudian diserahkan kepada rektor USU (saat itu dijabat oleh DR. A. P. Parlindungan, SH) untuk dipelajari. Setelah hampir Sembilan bulan, pada tanggal 6 Oktober 1980 akhirnya keluarlah Surat Keputusan (SK) Rektor USU No. 1258/PT05/SK/0.80 tentang pembentukan Korps Mahasiswa Pencinta Alam Dan Studi Lingkungan Hidup Universitas Sumatera Utara (KOMPAS-USU). Tanggal keluarnya SK tersebut diperingati sebagai hari lahirnya KOMPAS-USU. Sesuai dengan Anggaran Dasar Pasal 2 KOMPAS-USU berkedudukan di Jl. Alumni No. 2 Kampus USU.

(59)

ikrar anggota KOMPAS-USU di bumi perkemahan Sibolangit yang dilanjutkan dengan Long March dari Sibolangit ke Berastagi, juga sekaligus penerimaan anggota KOMPAS-USU yang pertama dengan jumlah dua ratus orang.

Nama Korps Mahasiswa Pencinta Alam Dan Studi Lingkungan Hidup Universitas Sumatera Utara dipilih karena pemrakarsa memiliki keinginan membentuk organisasi pencinta alam yang berbeda dari organisasi pencinta alam yang sudah ada. Pencinta alam yang ingin dibentuk dalam kampus USU diharapkan memiliki kelebihan dalam studi lingkungan hidup. Hal ini dilator belakangi pula oleh keadaan lingkungan hidup pada masa itu dianggap sudah memprihatinkan. Anggota KOMPAS-USU diharapkan untuk tetap mempunyai rasa cinta terhadap alam dan lingkungan hidup bahkan setelah menamatkan kuliahnya di USU.

2.2.2. Struktur Kepengurusan

(60)
[image:60.595.56.553.108.417.2]

Gambar .1 Struktur Umum Kepengurusan KOMPAS-USU

Sumber : Pengurus KOMPAS USU periode 2016

Struktur ini adalah struktur yang paling sangat sederhana dalam kepengurusan KOMPAS USU. Struktur ini akan digunakan apabila krisis anggota biasa, sehingga ketika struktur ini digunakan akan ada peran ganda yang dipegang oleh anggota biasa dalam kepengurusan.

2.2.3. Lambang Dan Atribut Organisasi

Lambang KOMPAS-USU berbentuk lingkaran hijau dengan rangkaian gambar didalamnya yakni siluet gunung berpuncak 5, burung putih mengembangkan sayap masing-masing 10 helai dan ekor 6 helai. Monogram K berwarna merah serta dasar lambang berwarna kuning

Ketua Umum

Kabid. Diklat & Operasional Bendahara Umum

Sekretaris Umum Pelindung

Rektor Universitas Sumatera Utara

Pembina

(61)

dengan angka 80 di sebelah kiri berwarna hitam serta semua garis detail berwarna hitam.

(62)

Gambar 2. Logo KOMPAS USU

MAKNA DETAIL GAMBAR DAN WARNA LAMBANG : 1. Makna Gambar :

• Lingkaran ; Melambangkan keterpaduan/kesatuan seluruh komponen

organisasi.

• Siluet gunung hijau berpuncak lima; Lingkup kegiatan organisasi yakni

cinta alam dan keinginan bersama untuk mencapai tujuan organisasi seperti yang dimaksud dalam pasal 5 Anggaran Dasar.

• Burung putih dengan bulu ekor 6 dan bulu sayap masing-masing 10 helai;

lingkup kegiatan organisasi yakni studi lingkungan hidup dengan tanggal 6 bulan 10 menyatakan kelahiran.

• Angka 80; Tahun dikukuhkannya organisasi

• Monogram K; Inisial dari Korps Mahasiswa Pencinta Alam dan Studi

Lingkungan Hidup. 2. Makna Warna :

• Putih; Kesucian dan ketulusan hati dalam berbuat sesuatu. • Kuning; Kesabaran jiwa dalam menghadapi berbagai tantangan.

• Merah; Keberanian dalam menghadapi berbagai tantangan.

• Hijau; Bersemangat maju terus.

(63)

2.2.4. Program Kerja Kepengurusan

Program kerja adalah rencana kerja yang disusun oleh pengurus untuk satu periode kepengurusan pada saat rapat pleno pertama dan tambahan pada saat rapat pleno berikutnya, serta menafsirkan dan mengikutsertakan pula masukan-masukan dari anggota KOMPAS-USU yang mengikuti musyawarah anggota sebagai rapat tertinggi dalam organisasi. Program kerja disusun oleh pengurus pada saat rapat pleno pertama dengan jumlah

kehadiran 1

2

� n + 1.

Ruang lingkup kegiatan program kerja di KOMPAS-USU dapat dibagi berdasarkan sifat, pelaksanaan, dan bentuknya.

Program kerja berdasarkan sifatnya. 1. Program kerja bersifat internal

Kegiatan yang bersifat internal adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh anggota KOMPAS-USU. Kegiatan yang bersifat internal secara garis besar adalah sebagai berikut :

a. Masa Orientasi Anggota (MOA)

(64)

b. HUT KOMPAS-USU

Hari ulang tahun KOMPAS-USU diselenggarakan pada tanggal 6 Oktober setiap tahunnya. Tema yang diambil biasanya yang berhubungan dengan lingkungan atau yang berkaitan dengan erat dengan keakraban anggota keluarga besar KOMPAS-USU.

Dalam hal perayaan HUT KOMPAS USU pengurus akan membentuk panitia agar acara yang diperingati setahun sekali ini dapat terlaksana dengan lancar dan meriah. Kepanitian akan dibagi sesuai bidang-bidang yang diperlukan untuk acara ini, misal bidang acara, konsumsi, peralatan, dokumentsi, humas, dll. Dan semua itu diberikan berdasarkan kemauan anggota biasa saat rapat pembentukan panitia.

Untuk memperingati HUT KOMPAS USU biasanya diadakan acara kumpul-kumpul bareng semacam family gathering, baik sektertariat ataupun di luar sekretariat untuk mempererat tali silahturahmi antar anggota KOMPAS USU . Dan dalam perayaan HUT ini biasanya para pendiri, senior-senior ataupun anggota biasa yang baru saja melakukan kegiatan bercerita berbagi pengalaman dengan seluruh anggota yang hadir dalam acara tersebut.

c. EKSPEDISI

(65)

Sebelum melakukan ekpedisi tentunya akan dilakukan persiapan terlebih dahulu agar semuanya dapat berjalan dengan lancar dan baik. Pertama yang dilakukan ialah memilih dan memutuskan ingin melakukan ekspedisi apa, maka dilakukanlah rapat. Dan dalam rapat tersebut semua anggota berhak mengeluarkan pendapat dan saran mengenai kegiatan ekspedisi yang akan dilakukan.

d. Musyawarah Anggota

Musyawarah anggota adalah forum tertinggi dalam organisasi KOMPAS-USU, musyawarah anggota diadakan diakhir kepengurusan

dengan dihadiri oleh 1

2

� n + 1 seluruh anggota biasa KOMPAS-USU.

Musyawarah anggota ini antara lain membahas laporan pertanggungjawaban pengurus, pembahasan program kerja pengurus yang baru, pemilihan ketua umum periode selanjutnya dan pembahasan AD/ART KOMPAS-USU.

(66)

2. Program kerja yang bersifat eksternal

Kegiatan yang bersifat eksternal adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh anggota KOMPAS-USU yang melibatkan Komunitas Pencinta Alam (KPA), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), instansi atau lembaga-lembaga lainnya, yang ditandai dengan adanya surat mandat,

project officer,ataupun dibentuknya suatu kepanitian. Kegiatan yang bersifat eksternal tersebut antara lain : Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia, Kejuaraan.

1. Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 5 Juni setiap tahunnya, biasanya pada kegiatan ini KOMPAS-USU berusaha membawa misi tertentu untuk disuarakan kepada khalayak ramai yang tentu saja berhubungan dengan lingkungan hidup. Peringatan ini tidak sebatas pada anggota saja, akan tetapi memiliki skup yang lebih luas.

(67)

anggota menjadi minim saat ini. Jadi kegiatan ini di handle oleh pengurus langsung.

2. Kejuaraan

Kegiatan ini dilaksanakan KOMPAS-USU untuk memunculkan manusia-manusia yang berbakat untuk menunjukan keahliannya. Serta sebagai wadah pembelajaran bagi anggota untuk belajar menangani acara-acara besar yang berskup nasional.

Adapun kegiatan kejuaran yang pernah diadakan KOMPAS-USU adalah kejuaraan panjat tebing dan Lomba Lintas Wisata Alam (LLWA). Dua kejuaran tersebut sering dilakukan oleh KOMPAS USU, dalam pelaksanaannya tentunya KOMPAS USU selaku penyelenggara juga membentuk panitia pelaksanaannya. Dalam pembentukan panitia ini semua anggota akan dibagikan peran masing-masing dan bertanggungjawab atas amanah yang telah diberikan. Dan disini tugas laki-laki maupun perempuan sama, yaitu sama-sama mempersiapkan dan merancang kegiatan sebaik mungkin agar nantinya semua peserta yang akan mengikuti kejuaraan tidak ada merasa dikecewakan sehingga nama organisasi juga tetap terjaga. Namun dalam beberapa tahun terakhir ini KOMPAS-USU tidak ada melakukan kejuaran, kejuaraan terakhir yang diadakan KOMPAS-USU yaitu pada tahun 2005.

Program Kerja Berdasarkan Pelaksanaanya

(68)

1. Program kerja rutin

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pengurus pada hampir setiap periode kepengurusan. Kegiatan rutin secara garis besar dibagi menjadi :

a. Musyawarah anggota b. Masa orientasi anggota

c. Hari Lingkungan Hidup Sedunia d. Ekspedisi

e. Perjalanan kecil

Perjalanan kecil adalah perjalanan yang diprakarsai oleh anggota yang berkeinginan untuk melakukan perjalanan ke suatu tempat. Anggota tersebut menyampikan maksudnya pada pengurus, kemudian pengurus membuka list untuk semua anggota yang ingin ikut dalam tim dan pengurus akan memfasilitasi tim tersebut.

2. Program kerja tidak rutin

(69)

Program kerja berdasarkan bentuknya

Program kerja berdasarkan bentuknya terdiri dari program kerja kepetualangan, program kerja konservasi lingkungan hidup dan program kerja pengabdian pada masyarakat.

1. Program kerja kepetualangan

Program kerja kepetualangan merupakan kegiatan yang mengarah pada kegiatan lapangan. Kegiatan kepetualangan dalam hal ini berarti perjalanan yang dilakukan oleh anggota berdasarkan rekomendasi pengurus yang ditandai dengan turunnya surat jalan dan adnya laporan tertulis dari anggota kepada pengurus.

2. Konservasi lingkungan hidup

Konservasi lingkungan hidup merupakan yang mengarah pada peningkatan pengetahuan kepada lingkungan hidup dan pelestariannya. Contohnya penghijauan kampus, monitoring burung di lingkungan tertentu, dan lain-lain. Semua anggota KOMPAS USU harus melestarikan lingkungan hidup sesuai dengan yang tertulis pada pasal 5 anggaran dasar yaitu “membina insan akademis yang sadar, mampu dan bertanggung jawab melestarikan alam sebagai lingkungan hidup yang sehat”.

3. Pengabdian pada masyarakat

(70)

pemberian pendidikan dan pelatihan, dan lain-lain. Dalam hal ini KOMPAS USU merupakan salah satu organisasi yang terdaftar di BASARNAS Medan sebagai potensi SAR. dalam proses pencarian orang hilang atau tanggap bencana,.

KOMPAS USU akan mengirim orang berada di sekretariat saat adanya pemberitahuan yang masuk, tanpa ada pengecualian baik itu perempuan ataupun laki-laki karena ketika proses pendidikan sebelum menjadi anggota sudah diberi8kan pengetahuan mengenai Evakuasi Search And Rescue(E-SAR). Anggota yang didelegasikan tersebut ialah sebagai media informasi ke KOMPAS USU, guna mendapat informasi yang lebih lanjut. Sehingga KOMPAS USU tahu harus bertindak apa selanjutnya.

4. Keanggotaan KOMPAS-USU

Dalam setiap organisasi, anggota adalah faktor sentral, begitupula halnya dengan KOMPAS-USU. Sebagai organisasi yang bergerak dibidang kepencinta-alaman anggota adalah nyawa dari organisasi ini. Oleh sebab itu diperlukan suatu tatanan pendidikan bagi anggota untuk mempersiapkan anggota yang dapat dengan maksimal mengembangkan organisasi.

(71)

Oleh karena itu anggota diharapkan mempunyai sikap, pandangan, bekal, ataupun keterampilan yang dapat dimanfaatkan guna menjamin utuhnya eksistensi organisasi serta dapat menyumbangkan kemampuannya untuk kestabilan organisasi.

Ada tiga tingkatan anggota dalam sistem keanggotaan KOMPAS-USU, yaitu :

1. Anggota biasa

Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang telah menjadi calon anggota, melewati masa pendidikan yang telah ditetapkan, dinyatakan lulus dan dilantik oleh pengurus KOMPAS USU. Masa pendidikan calon anggota biasa KOMPAS USU berjalan selama kurang lebih 6 bulan. Semua calon anggota harus mengikuti tahap-tahap yang diberikan oleh pengurus agar dapat menjadi anggota biasa KOMPAS USU. Selama 6 bulan itu calon anggota akan diberikan ilmu dasar mengenai kegiatan alam bebas yaitu berupa materi, kemudian setelah materi diberi maka calaon anggota akan di bawa kelapangan yang sebenarnya untuk mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari. Ada lima materi lapangan yang harus diikuti oleh calon anggota yaitu hutan gunung, arung jeram, susur gua, panjat tebing dan pelantikan. Saat ini anggota biasa KOMPAS USU ada 32 orang yang terdiri dari 20 orang perempuan dan 12 orang laki-laki.

2. Anggota luar biasa

(72)

tidak memiliki tugas secara tertulis dalam stru

Gambar

Gambar 1. Panjat tebing yang dilakukan oleh anggota perempuan.  (thn 2016)
Gambar 2. Persiapain fisik sebelum kelapangan (thn 2015)
Gambar 3. Memasak makan malam (thn 2016)
Gambar 3. Struktur Kepengurusan KOMPAS-USU Periode 2016
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Prosedur penyampaian keluhan. Pada berbagai perjanjian tawar-menawar secara kolektif, prosedur menyampaikan keluhan ini memungkinkan para karyawan membuat petisi ke atas

Penelitian ini akan mengarahkan kajian secara teliti, untuk mendeskripsikan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender (Studi Etnografi Pendidikan di Desa

“saya datang kesini ini karena saya pengen tau dan sangat penasaran dengan tempat ini, apalagi patung Dewi Kwan Im, karena jarang-jarang tempat wisata seperti ini yang

tersebut tentu saja Patung Dewi Kwan Im yang terletak di Vihara Avalokitesvara.. ini lebih tinggi dibandingkan

Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh apa saja yang sebenarnya yang terjadi di kedai kopi khususnya di Padang Bulan, apalagi kesan negatif dari

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa eksistensi UKMI As-Siyasah FISIP USU ini menjadi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Islam dibentuk karena memiliki fingsi

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa eksistensi UKMI As-Siyasah FISIP USU ini menjadi salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa Islam dibentuk karena memiliki fingsi

Dalam melakukan analisis terhadap data-data yang diperoleh, saya mencoba melihat dan menyusun apa-apa saja permasalahan yang terjadi di lapangan dan mengapa terjadi demikian,