DAFTAR PUSTAKA
Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. 2004. Strategic Decision Making: Applying the Analytical Hierarchy Process. London: Springer-Verlag.
Boman ,Anders, et.all. 2004. Protective Gloves for Occupational Use.Second Edition. Boca Raton London New York Washington, D.C. : CRC Press
Chandra, abun. 2015. Medan : PT. Sharmrock Manufacturing Corpora
Chowdhury, Md. MarufHossan, dkk. 2015. A Framework For Selecting Optimal Strategies To Mitigate The Corporate Sustainability Barriers. Australia: Curtin University Perth.
Cohen, Lou. 1995. Quality Function Deployment, How to Make QFD Work For You. New York :Addison- Wesley Publishing Company.
Day, Ronald G. 1993. Quality Function Deployment. USA: ASQC Quality Press Departemen Perindustrian. 2009. Roadmap Industri Pengolahan Karet dan
Barang Karet. Jakarta
Effendi, Edwin. 2015. Medan : Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Pirngadi Erto, Pasquale. 2009. Statistic for Innovation. Italia : Springer-Verlag
Francheschini, Fiorenzo. 2002. Advanced Quality Function Deployment. Washington DC : A CRC Press Company
Grigoroudis, Evangelos. 2010. Customer Satisfaction Evaluation. London : Springer New York Dordrecht Heidelberg.
Kahn, Kenneth B. 2006. New Product Forecasting : An Applied Approach. New York : M.E. Sharpe, Inc.
Kutz, Myer. 2002. Handbook of Material Selection. New York: John Wiley & Sons, Inc
Mital, Anil. 2008. Product Development A structured Approach to Consumer Product Development, Design and Manufacture. USA : Elsevier
Palumbo, Federica. 2015. Developing A New Service for The Digital Traveler Satisfaction: The Smart Tourist App. Italy : Sapienza University.
Qureshi, Muhammad Imran, dkk. 2014. The Delphi Method for Internationalization of Higher Education in Pakistan:Integrating Theory of Constraints and Quality Function Deployment. Pakistan : Departmen of Management Sciences.
_____________. 2006. Decision Making with the Analytic Network Process: Economic, Political, Social and Technological Applications with Benefits, Opportunities, Costs and Risks, (USA: Springer)
Sinulingga, Sukaria, 2015. Metodologi Penelitian. Cetakan III. Medan: USU Press Suef, Mokh. 2013. Quality Initiatives as QFD-Kano Technical Responses: a
Conceptual Model. Proceeding of Industrial Engineering and Service Science
William, Deffimer H. 1997. Goldrat’s Theory of Constariants: A System Approach to Continuous Improvement. Wisconsin: ASQC Quality Press.
Winston, Product. 2014. The Most Innovative Tie Down Product on the Planet. USA: Diamond Parkway
Wu, Chang-Tzuoh,dkk. 2014. Developing a Kano-Based Evaluation Model for Innovation Design. Taiwan: Hindawi Publishing Corporation.
Yang , Chang Lin,dkk. 2015. Integrating the Thinking Processn into the Product Design Chain. Taiwan: The Official Electronic Publication of the National Association of Industrial Technology.
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Proses Perancangan Produk1
Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep
menjadi informasi nyata. Perancangan berbeda dengan membuat atau
membangun.
2Perancangan adalah penerapan prinsip-prinsip teknis dan ilmiah untuk
mengatur komponen sebuah perangkat. Perangkat disesuaikan dan diwujudkan
untuk mencapai hasil tertentu, harus memenuhi enam persyaratan sebagaimana
digariskan oleh Pye (1989).
3.2. Model Kano 3
Konsultan TQM di Jepang Noriaki Kano, telah memberikan model yang
sangat berguna mengenai kepuasan pelanggan yang berkaitan dengan karakteristik
produk.
4Model Kano mengklasifikasikan atribut kualitas ke dalam dimensi
kualitas yang berbeda, juga direpresentasikan dalam Gambar 3.1. sebagai berikut
1. Must Be quality: Atribut kualitas ini diambil untuk diberikan ketika terpenuhi tetapi hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.
1 Anil Mital, et all. Product Development A structured Approach to Consumer Product
Development, Design and Manufacture. (Cet. USA : Elsevier, 2008)., h. 37 2 Ibid., h. 49-51
3 Lou Cohen, Quality Function Deployment : How to Make QFd Work for You, (USA : Addison-Wesley Publishing Company,1995), h.36
2. One-Dimensional quality: Hasil atribut dalam kepuasan ketika terpenuhi dan hasil dari ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.
3. Attractive quality: Atribut kualitas menyediakan kepuasan ketika sepenuhnya
tercapai tetapi tidak menyebabkan ketidakpuasan ketika tidak terpenuhi.
4. Indefferent quality: Atribut tersebut mengacu pada aspek dari produk juga
tidak baik atau buruk, dan demikian, atribut tersebut tidak membuat kepuasan
atau ketidakpuasan.
5. Reverse quality: Kategori ini mirip dengan one-dimensional quality, tetapi
mengacu pada derajat tinggi dari prestasi yang dihasilkan dalam
ketidakpuasan dan sebaliknya.
Pengenalan Rata-rata Better dan Worse, menunjukkan bagaimana kuat
pengaruh atribut dalam mempengaruhi kepuasan, atau dalam perihal ketidak
pemenuhan ketidakpuasan konsumen.
Tabel evaluasi Kano dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Evaluasi Kano
5Bentuk standarnya, kuesioner model Kano terdiri dari dua jenis
pertanyaan untuk setiap kebutuhan konsumen: pertanyaan fungsional menerima
perasaan konsumen ketika kebutuhan terpenuhi dan pertanyaan disfungsional
menerima perasaan konsumen ketika kebutuhan tidak terpenuhi. Penggabungan
kedua jawaban dalam evaluasi tabel kano, kebutuhan konsumen dapat
diklasifikasikan berdasarkan kategori yang didefinisikan sebelumnya.
3.3. Analytical Hierarchy Process (AHP)6
AHP menyediakan cara menguraikan masalah kedalam sebuah
subproblem hierarki dimana dengan mudahnya dipahami dan dievaluasi secara
subjektif. Metodologi dari AHP dapat dijelaskan dengan langkah sebagai berikut:
1. Masalah diuraikan ke dalam bentuk hirarki tujuan, kriteria, sub-kriteria, dan
alternatif.
2. Data yang dikumpulkan dari para ahli atau pengambil keputusan sesuai dengan
struktur hirarki. Para ahli dapat menilai perbandingan sebagai equal,
marginally strong, strong, very strong, and extremely strong.
3. Banyak kriteria dari matriks berpasangan dihasilkan di langkah kedua diatur ke
dalam matriks persegi.
4. Prinsip eigenvalue dan normalisasi korespon matriks komparasi dari eigenvector memberikan kepentingan relatif dari berbagai kriteria yang dibandingkan.
5Erto, Pasquale. 2009. Statistic for Innovation. Springer-Verlag Italia. P 13-14.
6 Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical
5. Konsistensi dari matriks dan order dievaluasi. Konsistensi index, CI,
dirumuskan sebagai berikut.
Dimana adalah maksimum eigenvalue dari matriks pertimbangan. CI
dibandingkan dengan Random Matrix, RI. Perbandingan antara CI/ RI, disebut
sebagai Consistency Ratio, CR. Saaty menyampaikan bahwa nilai dari CR mesti lebih kecil dari 0,1.
6. Penilaian terhadap setiap alternatif ditambahkan dengan bobot dari masing
kriteria dan di-aggregate untuk mendapatkan penilaian dengan penjelasan tiap
kriteria.
3.4. Quality Function Deployment 7
Matriks pertama yang digunakan pada QFD yaitu dengan menggunakkan
House of Quality.8Prosedur penggunaan matriks HOQ adalah : 1. Diidentifikasi keinginan responden (customer requirements).
2. Diidentifikasi tingkat kepentingan (customer importance).
3. Menentukan karakteristik teknis produk.
4. Menetapkan hubungan antar karakteristik teknis
7 Fiorenzo Francheschini, Advanced Quality Function Deployment, (Washington DC : A CRC Press Company, 2002), h. 27.
5. Menetapkan tingkat hubungan karakteristik teknis produk dengan keinginan
konsumen.
6. Menyusun matriks perencanaan (planning matrix).
7. Perhitungan Bobot Kepentingan (Importance Weight)
8. Perhitungan bobot kepentingan relatif (relative weight)
9. Membangun matriks house of quality (HoQ)
9Komponen penting dalam menyusun QFD-The House of Quality dapat
dilihat pada Gambar 3.6.
Sumber : Lou Cohen (1995)
Gambar 3.6. House of Quality
3.5. QFD Fase II10
Fase II merupakan pengembangan desain berdasarkan part kritis produk.
Karakteristik part merupakan ukuran kinerja pada tahap fase II ini. Quality Function Deployment memiliki 4 fase dapat dilihat pada Gambar 3.7.
Sumber: Lou Cohen (1995)
Gambar 3.7. Four-Phase QFD Model
Pada produk total awal dibagi ke dalam sub sistem, dan sub sistem dibagi
lagi ke dalam part yang lebih kecil. Pada tahap ini, karakteristik yang terpenting
pada setiap part adalah perhitungan.
3.5.1. Design Deployment11
Kebutuhan teknis prioritas yang didapatkan pada House of Quality
dijadikan sebagai input pada matriks Design Deployment. Contoh dari matriks
Design Deployment dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Sumber: Ronald G. Day (1993)
Gambar 3.9. Matriks Design Deployment
3.6. Thinking Process Theory of Constraint12
3.6.1. Current Reality Tree (CRT)
Current Reality Tree (CRT) adalah alat untuk menganalisis masalah. Alat tersebut membantu kita memeriksa logika sebab dan akibat dibelakang situasi
yang terjadi. CRT dimulai dengan efek yang tidak diinginkan disekitar kita dan
membantu kita mengidentifikasi sedikit akar permasalahan, atau permasalahan inti
tunggal.
3.6.2. Evaporating Cloud (EC)
Goldratt mendesign Conflict Resolution Diagram (CRD) dimana disebut
sebagai evaporating cloud untuk menyelesaikan konflik tersembunyi yang melanggengkan masalah kronis.
3.6.3. Future Reality Tree (FRT)
Future Reality Tree (FRT) menyajikan dua tujuan. Pertama, memungkinkan untuk memeriksa tindakan yang perlu diambil, berdasarkan fakta,
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Kedua, memungkinkan untuk
mengidentifikasi konsekuensi baru dari tindakan yang dilakukan, dan
mendapatkan di tunas.
12 Dettmer, H William, Goldratt’s Theory of Constraints: A Systems Approach to Continuous
3.6.4. Prereequisite Tree
Prereequisite tree membantu dalam implementasi keputusan. Rintangan diidentifikasikan untuk langkah yang perlu diambil dan langkah terbaik untuk
menghadapi rintangan tersebut.
3.6.5. Transition Tree
Transition tree dapat memberikan langkah detail untuk implementasi dari tindakan. Alat tersebut menyediakan kedua langkah dan detail setiap langkah.
Keterkaitan logical tool dengan tiga manajemen pertanyaan tentang perubahan dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Tabel 3.4. Logical Tool
Stage of change Applicable Logical Tool
What to change? Current Reality Tree
What to change to? Conflict Resolution Diagram, Future Reality Tree
How to cause the change? Prereequisite tree, Transition tree
3.7. Alat Ukur dalam Reliabilitas dan Validitas 3.7.1. Validitas Data13
Validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat kesesuaian
antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang
valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid.
Cara yang digunakan untuk menguji validitas instrumen ialah melalui
analisis korelasi (correlational analysis). Analisis korelasi dilaksanakan dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Pearson,
yaitu sebagai berikut :
Dimana, r = koefisien korelasi antara X dan Y
X = skor variabel independen X
Y = skor variabel independen Y
3.7.2. Reliabilitas Data14
Reliabilitas sebuah alat ukur berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen tersebut. Rumus yang digunakan dalam menghitung
koefisien tersebut ialah :
t
b
k
k
r
2 211
1
1
dimana,
r11 = Reliabilitas instrumen (koefisien Alpha Cronbach)
k = Jumlah butir pertanyaan dalam instrumen
b 2
= Jumlah varians butir-butir pertanyaan
t 2
= Varians total
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di PT Shamrock Manufacturing Corpora berlokasi di
Jalan Raya Medan–Namorambe Km 9,5 Ps.IV, Kabupaten Deli Serdang,
Sumatera Utara dilaksanakan mulai dari bulan September 2015 - November 2015
dan RSU Dr. Pirngadi berlokasi di Jl. H.M. Yamin No.47 Medan.
4.2. Jenis Penelitian15
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian terapan (applied
research) .
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu produk medical latex glove.
4.4. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen16
a. Atribut produk
b. Karakteristik konsumen
c. Karakteristik teknis
2. Variabel Dependen17
a. Usulan perbaikan desain produk
4.5. Kerangka Konseptual Penelitian18
Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Sumber : Pengolahan Data
Gambar 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian
4.6. Defenisi Variabel Operasional
Berdasarkan variabel independen dan dependen, maka didefenisikan
variabel operasional yaitu :
1. Atribut produk yaitu daftar kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap produk
2. Karakteristik konsumen yaitu penilaian konsumen terhadap produk
3. Karakteristik teknis yaitu kemampuan teknis dalam perbaikan produk untuk
memenuhi kebutuhan konsumen
4. Usulan perbaikan desain produk merupakan hasil penelitian berupa saran yang
diberikan kepada perusahaan.
17Ibid., h. 85
4.7. Rancangan Penelitian
Langkah-langkah proses penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Sumber : Pengolahan Data
Gambar 4.3. Langkah-langkah Proses Penelitian
4.8. Pengumpulan Data 4.8.1. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Data primer19
Data primer yaitu meliputi:
a. Data keluhan konsumen
Data keluhan merupakan permasalahan awal yang berisi informasi
mengenai keluhan terhadap penggunaan produk.
b. Data keinginan konsumen
Data keinginan konsumen merupakan informasi mengenai atribut produk
yang diinginkan konsumen.
c. Data kepuasan konsumen
Data kepuasan konsumen merupakan informasi mengenai tingkat kepuasan
dari atribut-atribut yang diinginkan konsumen.
d. Data karakteristik teknis
Data ini merupakan persyaratan kemampuan teknis dalam perancangan
produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan
karakteristik teknis
Data ini merupakan data yang akan diberi penilaian bobot prioritas dengan
matriks banding berpasangan.
f. Data part kritis
Data part kritis merupakan data ukuran kinerja dari karakteristik part/ bahan
produk.
g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
Data ini merupakan data yang akan diberi penilaian bobot prioritas dengan
2. Data sekunder20
Data sekunder adalah data mengenai PT. Sharmrock Manufacturing Corpora.
4.8.2. Metode Pengumpulan data21
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data primer
a. Data Keluhan Konsumen
Data keluhan diperoleh melalui teknik survei.
b. Data keinginan konsumen
Data keinginan konsumen diperoleh melalui studi kepustakaan dan teknik
survei.
c. Data kepuasan konsumen
Data kepuasan konsumen diperoleh melalui teknik survei.
d. Data karakteristik teknis
Data karakteristik teknis dan hubungannya diperoleh melalui teknik
observasi, wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.
e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan
karakteristik teknis
Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan
karakteristik teknis diperoleh melalui teknik observasi, wawancara , teknik
survei dan studi kepustakaan.
20Ibid., h. 174
f. Data part kritis
Data part kritis dan hubungannya diperoleh melalui teknik observasi,
wawancara, teknik survei dan studi kepustakaan.
g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, teknik survei dan studi
kepustakaan.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi di PT. Sharmrock Manufacturing Corpora.
4.9. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian yaitu sebagai berikut.
1. Data primer
a. Data Keluhan Konsumen
Data keluhan konsumen menggunakan instrumen kuesioner pendahuluan.
b. Data keinginan konsumen
Data keinginan konsumen menggunakan instrumen kuesioner semi terbuka.
c. Data kepuasan konsumen
Data kepuasan konsumen menggunakan instrumen kuesioner tertutup kano.
d. Data karakteristik teknis
Data karakteristik teknis dan hubungannya menggunakan instrumen
e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan
karakteristik teknis
Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan
karakteristik teknis menggunakan instrumen kuesioner analytical hierarchy
process (AHP). f. Data part kritis
Data part kritis dan hubungannya menggunakan instrumen kuesioner
penentuan part kritis dan kuesioner penentuan hubungan karakteristik teknis
dan part kritis pada QFD Fase II.
g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
menggunakan instrumen kuesioner analytical hierarchy process (AHP).
4.10. Populasi dan Sampel
Ukuran sampel yang digunakan adalah sebagai berikut.
1. Data primer
a. Data Keluhan Konsumen
Gambaran awal tentang permasalahan diketahui dengan menyebarkan
kuesioner pendahuluan kepada 30 perawat yang dijadikan sebagai sumber
informasi (Sukaria Sinulingga, 2013). Penentuan sampel menggunakan
metode non probability sampling yaitu metode snowball sampling.
Populasi yang diambil adalah jumlah perawat bagian bedah yang bertugas di
RSUD Dr. Pirngadi di Medan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan pada
semua elemen populasi karena subjeknya yang relatif sedikit yaitu 35 orang
atau disebut dengan penelitian populasi. Penentuan jumlah responden ini
berdasarkan metode sampling yang digunakan yaitu total sampling
(penelitian populasi)
c. Data kepuasan konsumen
Sama halnya dengan kuesioner semi terbuka, penelitian dilakukan pada
semua elemen populasi karena subjeknya yang relatif sedikit yaitu 35 orang
perawat bagian bedah. Penentuan jumlah responden ini berdasarkan metode
sampling yang digunakan yaitu total sampling (penelitian populasi). d. Data karakteristik teknis
Teknik sampling yang digunakan adalah judgment sampling. Kuesioner
karakteristik teknis diberikan kepada 1 orang yang ahli dalam proses
produksi. Rensponden yang dipilih berasal dari pabrik yaitu orang yang ahli
terhadap proses produksi sarung tangan. (Lou Cohen,1995).
e. Data matriks banding berpasangan keinginan konsumen dengan
karakteristik teknis
Kuesioner AHP diisi oleh para expert (Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai,
f. Data part kritis
Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling. Pemilihan
teknik sampling ini berdasarkan buku Ronald G. Day (1993) yang
mengatakan bahwa sampling yang digunakan dalam penentuan part kritis
adalah pihak perusahaan yaitu supervisor bagian produksi.
g. Data matriks banding berpasangan karakteristik teknis dengan part kritis
Kuesioner AHP diisi oleh para expert ((Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai,
2004). Expert dalam bidang produksi yaitu supervisor bagian produksi. Teknik sampling yang digunakan adalah judgement sampling
4.11. Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data diawali dengan mengumpulkan data keinginan
konsumen sehingga diperoleh modus yang akan digunakan untuk data kepuasan
konsumen. Kemudian hasil dari metode kano digunakan untuk metode AHP
(Analytic Hierarcy Process). Penentuan kriteria bobot tertinggi dari karakteristik
teknik produk medical latex gloves menggunakan metode Analytic Hierarcy
Process (AHP).
House of Quality dibangun berdasarkan atribut produk yang telah terkategori. HOQ merupakan tools untuk mendapatkan respon teknis yang akan
menjadi layanan bermutu bagi pihak perusahaan. Selanjutnya diidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi medical latex gloves dengan thinking
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Data Keinginan Konsumen
Pengumpulan data keinginan konsumen dilaksanakan dengan pembagian
kuesioner dalam dua tahap. Tahap pertama berupa penyebaran kuesioner terbuka
yaitu kuesioner semi terbuka. Hasil dari kesimpulan jawaban responden
didapatkan beberapa modus yang akan menjadi butir pertanyaan pada kuesioner
tahap kedua, yaitu kuesioner tertutup.
5.1.2. Data kepuasan konsumen
Data kepuasan konsumen merupakan informasi mengenai tingkat
kepuasan dari atribut-atribut yang diinginkan konsumen. Kuesioner kano dibuat
berdasarkan tabel fungsional dan disfungional.
5.1.3. Data Karakteristik Teknis
Data karakteristik teknis medical latex glove diisi langsung oleh pihak
pabrik yaitu supervisor bagian produksi.
5.1.4. Data Part Kritis
Data part kritis diisi langsung oleh pihak pabrik yaitu supervisor bagian
5.1.5. Data Matriks Banding Berpasangan
Data matriks banding diperoleh dengan membandingkan variabel
karakteristik teknis dengan variabel keinginan konsumen yang diperoleh dengan
penyebaran kuesioner AHP terhadap pihak pabrik yaitu supervisor bagian
produksi.
5.2. Pengolahan Data
Tahapan pengolahan data diawali dengan pengolahan kano, pengolahan
Quality Function and Deployment (QFD), pengolahan Analytic Hierarcy Process (AHP), dan pengolahan theory of constraint.
5.2.1. Pengolahan Metode Kano
Kano bertujuan untuk mengkategorikan atribut-atribut dari kuisioner
tertutup yang dibagi atas fungsional dan disfungsional.
5.2.1.1. Rekapitulasi Metode Kano
Data dari tabel fungsional dan disfungsional disesuaikan dengan
ketentuan rekapitulasi Metode Kano yang dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Ketentuan Rekapitulasi Metode Kano
1 2 3 4 5
1 Q A A A O
2 R I I I M
3 R I I I M
4 R I I I M
5 R R R R Q
Contoh rekapitulasi data kano fungsional untuk responden 1 adalah pada
Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden 1
Respon-den FUNGSIONAL Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5 Atribut 6 Atribut 7
1 1 1 4 1 1 3 1
Sumber: Pengumpulan Data
Contoh rekapitulasi data kano disfungsional untuk responden 1 adalah Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Kuesioner Kano Disfungsional untuk Responden 1
Respon-den DISFUNGSIONAL tribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5 Atribut 6 Atribut 7
1 3 4 3 3 5 5 2
Sumber: Pengumpulan Data
Data ini kemudian disesuaikan melihat titik potong dari data fungsional
dan disfungsional pada Tabel 5.11. Hasil metode kano untuk Atribut 1 pada
responden pertama adalah : A.
Tabel 5.11. Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Metode Kano
1 2 3 4 5
1 Q A A A O
2 R I I I M
3 R I I I M
4 R I I I M
5 R R R R Q
Rekapitulasi Metode Kano berdasarkan ketentuan evaluasi Metode Kano
Tabel 5.12. Contoh Hasil Rekapitulasi Metode Kano untuk Responden 1 Respon-den Metode Kano Atribut 1 Atribut 2 Atribut 3 Atribut 4 Atribut 5 Atribut 6 Atribut 7
1 A M R M O O M
Sumber: Pengolahan Data
5.2.2. Membangun Quality Function Deploymet (QFD) 5.2.2.1.Identifikasi Customer Requirement (CR)
Penentuan customer requirement diperoleh berdasarkan hasil pengolahan dengan metode kano.
5.2.2.2.Penentuan Tingkat Kepentingan / Customer Importance (CI)
Penentuan tingkat kepentingan konsumen dilakukan berdasarkan
klasifikasi kategori Kano dengan nilai M= 3, O = 4, A = 5 (Fiorenzo Franceschini,
2001).
5.2.2.3. Penentuan Karakteristik Produk / Technical Requirement (TR)
Penentuan karakteristik produk dilakukan dengan wawancara langsung
kepada pihak perusahaan yaitu supervisor bagian produksi.
5.2.3. Membangun Quality Function Deployment (QFD) Fase II
5.2.3.1.Menetapkan Part Kritis
Karakteristik teknis yang diperoleh pada QFD Fase I dijadikan input untuk
melaksanakan pengolahan pada QFD Fase II. Part kritis adalah karakteristik part
5.2.4. Pengolahan Theory of Constraints
Langkah theory of constraint (TOC) dengan tools thinking process yaitu what to change, to what to change dan how to change the cause.
5.2.4.1.Identifikasi Masalah (What to Change)
Langkah pertama adalah menentukan masalah dalam sistem dengan
menentukan sebab-akibat yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Identifikasi Undesirable Effect (UDEs)
Output dari QFD fase II yang merupakan part critis yang harus ditemukan solusinya (Undesirable Effect I (UDEs)) yaitu sesuatu yang tidak diinginkan
terjadi pada atribut tersebut.
2. Pembentukan Current Reality Tree (CRT)
UDEs yang telah didapat kemudian dibentuk dalam diagram CRT untuk dilihat
hubungan sebab – akibatnya
5.2.4.2.To What To Change
Langkah ini bertujuan untuk membangun solusi sederhana dan praktis
untuk mengatasi core conflict yang sudah ditemukan dari diagram CRT. Alat yang
digunakan adalah Conflict Resolution Diagram (CRD).
5.2.4.3.How To Change The Cause
Tahap ini dilakukan dengan menggunakan prerequisite tree dan transition
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL
6.1 Analisis Metode Kano
6.1.1 Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas
Variabel kuesioner kano terdiri dari 7 atribut produk medical latex glove.
Kuesioner kano disebarkan kepada 35 perawat bagian bedah yang diuji
validitasnya. 22 Nilai koefisien korelasi product moment lebih besar dari r tabel
0,334, maka dapat disimpulkan bahwa atribut pertanyaan pada kuesioner
metode Kano adalah valid atau dengan kata lain terdapat konsistensi internal
dalam variabel tersebut.
23Nilai koefisien reliabilitas kinerja sebesar 0,336. Nilai ini lebih besar dari
nilai r tabel dengan n=35 dan derajat bebas (df) = 2 untuk taraf signifikan 5%
adalah 0,334 (terlampir). Karena nilai r hitung > r tabel, maka data dinyatakan
reliable, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner dapat dipercaya kebenaran
datanya.
6.1.2 Analisis Kategori Kano Terpilih
Kategori kano terpilih diperoleh berdasarkan nilai yang diberikan oleh
konsumen. Pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut yang berada pada
kategori Attractive, 1 atribut yang berada pada kategori One dimensional dan 2
atribut yang berada pada kategori Must be. Perusahaan dapat melakukan prioritas
pengembangan produk berdasarkan kategori kano tiap atribut.
6.1.3 Analisis Kuantitatif Kano
Tujuan analisis kuantitatif kano adalah mengkuantifikasi hubungan antara
kepuasan konsumen (S) dengan pemenuhan keinginan konsumen (CR) dengan
sebuah persamaan24.
Hasil perbandingan desain awal dan desain hasil metode kano terlihat
perbedaan pada beberapa atribut yaitu bentuk, ketebalan, tekstur dan panjang
sarung tangan.
6.2. Analisis Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
AHP digunakan untuk mengetahui derajat kepentingan karakteristik teknis.
Kuesioner AHP menggunakan matriks banding berpasangan antara hasil metode
kano dengan karakteristik teknis medical latex glove yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan supervisor bagian produksi.
25Nilai CR untuk setiap unsur ≤ 0,1 sehingga jawaban responden
dinyatakan konsisten. Hal ini berarti data pada kuesioner AHP dapat dinyatakan
kebenarannya dan tidak perlu dilakukan pengisian ulang oleh responden.
24 Yuhazri. 2012. How To Measure And Identify The Ultimate Improvement Required For
Customer Satisfaction. Universiti Teknikal Malaysia Melaka Malaysia.
25 Bhushan, Navneet dan Kanwal Rai. Strategic Decision Making: Applying the Analytical
6.3. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) 6.3.1. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase I
26Penentuan tingkat kepentingan konsumen dilakukan berdasarkan
klasifikasi kategori Kano dengan nilai M= 3, O = 4, A = 5 (Fiorenzo Franceschini,
2001) dan penentuan nilai sales point diperoleh dari hasil wawancara dengan
supervisor bagian produksi berdasarkan keterangan nilai sales point terhadap
variabel kebutuhan konsumen.
QFD fase I digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan dan perkiraan biaya
karakteristik teknis. Tingkat hubungan antar karakteristik teknis ditentukan oleh
manager pabrik sebagai ahli.
6.3.2. Analisis Metode Quality Function Deployment (QFD) Fase II
QFD fase II digunakan untuk mengetahui part kritis yang mempengaruhi
mutu produk medical latex glove. Penentuan part kritis dilakukan dengan
wawancara kepada supervisor bagian produksi. Perhitungan ukuran kinerja
karakteristik part QFD fase II ditujukan untuk memperoleh nilai tingkat kesulitan,
derajat kepentingan, dan perkiraan biaya.
6.4. Analisis Metode Theory of Constraints (TOC) 6.4.1 Analisis Identifikasi Masalah (What to Change)
Identifikasi permasalahan sistem merupakan langkah awal untuk
menentukan dasar permasalahan yang terjadi. Berdasarkan QFD fase II part kritis
yang didapat maka diidentifikasi Undesirable Effect I (UDEs) yaitu sesuatu yang
tidak diinginkan terjadi pada kedua atribut tersebut. Undesirable effects kemudian
digambarkan pada current reality tree.
6.4.2. Analisis To What To Change
Kendala yang diidentifikasi pada current reality tree dikembangkan dalam
conflict resolution diagram untuk memperoleh alternatif solusi yang diinginkan dalam menyelesaikan kendala-kendala yang ada.
6.4.3. Analisis How To Change the Cause
27Berdasarkan Desirable effects kemudian digambarkan pada Future
Reality Tree. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan prerequisite tree untuk mengetahui alternatif solusi dari kendala yang ada.
Perbaikan produk medical latex glove berdasarkan metode kano, AHP,
QFD dan Theory of constraint diperoleh kesimpulan atribut yang digunakan .
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Kategori atribut kano yang terpilih berdasarkan kategori attractive adalah
bentuk sarung tangan left right hand, ketebalan sarung tangan 4 mil, tekstur
sarung tangan lightly pre powdered/smooth. Kategori must be adalah panjang
sarung tangan 25 cm dan jenis ujung pergelangan sarung tangan rolled cuff.
kategori one dimensional adalah warna sarung tangan putih.
2. Derajat kepentingan dari setiap karakteristik teknis dari yang terbesar hingga
yang terkecil berdasarkan bobot proritas yang diperoleh dengan AHP yaitu
komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, ketelitian proses stripping,
suhu pada proses dipping, kebersihan pencucian cetakan (former), keakuratan
proses leaching, dan kesesuaian dimensi produk sarung tangan.
3. Tingkat kesulitan tertinggi sampai terendah yaitu komposisi campuran bahan
dispersi dengan latex, kesesuaian dimensi sarung tangan, kebersihan
pencucian cetakan (former), suhu pada proses dipping, keakuratan proses
leaching, dan ketelitian proses stripping. Perkiraan biaya dari yang tertinggi dan yang terendah yatiu komposisi campuran bahan dispersi dengan latex,
kesesuaian dimensi sarung tangan, kebersihan pencucian cetakan (former),
stripping. Part kritis yang diperoleh dari QFD fase II dengan ukuran kinerja tertinggi adalah ketebalan lapisan dan daya tahan keretakan (tensile) sarung
tangan. dengan tingkat kesulitan 4, derajat kepentingan masing-masing 27,
dan perkiraan biaya masing-masing 22
4. Faktor yang mempengaruhi proses produksi medical latex glove berdasarkan
thinking process adalah perbaikan komposisi larutan coagulant dan pemilihan jenis kompon lateks.
5. Perbaikan produk sarung tangan yang dihasilkan adalah bentuk sarung tangan Left Right Hand, ketebalan sarung tangan 4 mil, elongasi sarung tangan 650%, tekstur sarung tangan Lightly Pre Powdered/Smooth, warna sarung
tangan putih, panjang sarung tangan 25 cm dan jenis ujung pergelangan
sarung tangan rolled cuff.
7.2 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut
1. PT. Sharmrock Manufacturing Corpora sebaiknya mempertimbangkan
perbaikan produk medical latex glove untuk meningkatkan penjualan produk
2. Penelitian selanjutnya disarankan agar memperhitungkan biaya akibat
penggantian bahan.
3. Penelitian selanjutnya, sebaiknya diteliti perbandingan kinerja produk setelah
dan sebelum digunakan bahan yang baru.
4. Penelitian selanjutnya disarankan mengembangkan metode perancangan yang
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan PT Shamrock Manufacturing Corpora
PT Shamrock Manufacturing Corpora adalah perusahaan yang bergerak di
bidang produksi sarung tangan latex tetapi hanya memproduksi sarung tangan
dengan jenis powdered dan powder free. Dahulu PT Shamrock Manufacturing
Corpora memiliki nama PT Eka Wira kemudian akhir tahun 2001 dilakukan
perubahan nama untuk mempermudah pelanggan dalam mengingat nama (brand
image) perusahaan menjadi PT Shamrock Manufacturing Corpora dengan Akte No. 22. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1989. Pada saat ini perusahaan
beroperasi di atas tanah dengan luas ± 3 hektar, yang diatasnya terdiri atas
beberapa gedung dengan mesin produksi sarung tangan dan beberapa gedung
penyimpanan hasil produksi serta tangki latex.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT Shamrock Manufacturing Corpora adalah perusahaan yang bergerak
dibidang produksi sarung tangan latex. Sarung tangan yang diproduksi digunakan
oleh medical grade dan industrial grade.
2.3. Lokasi Perusahaan
Kantor pemasaran PT Shamrock Manufacturing Corpora berkedudukan di
Manufacturing Corpora terletak di Jalan Raya Medan, Namorambe pasar IV
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
2.5. Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan perusahaan dilakukan dengan teknologi
tangki oven yang memanfaatkan energi panas sebagai penggerak sistem
permesinan yang bekerja secara otomatis.
2.5.1. Bahan yang Digunakan 2.5.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi
untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku yang digunakan ada 2 jenis
antara lain adalah latex karet alam dan latex sintesis. Latex karet alam (havea
braziliensis) merupakan latex hasil dari perkebunan milik PT. Shamrock di Aek
Kanopan dan Rantau Parapat, sedangkan latex karet sintesis merupakan karet
latex buatan yang diimpor dari Amerika Serikat, Jepang, dan Inggris.
2.5.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi
dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk
akhir. Bahan tambahan yang digunakan adalah:
1. Etiket digunakan untuk mengemas sarung tangan sebanyak 100 buah.
3. Isolatip digunakan untuk menutup karton dan menempel label
4. Lakban digunakan untuk menguatkan kemasan
5. Sachet digunakan sebagai tempat kemasan sarung tangan.
2.5.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi, tetapi tidak tampak di bagian akhir produk. Bahan penolong yang
digunakan adalah :
1. Air sebagai pelarut dan pencampur zat-zat kimia
2. Sulfur atau belerang sebagai bahan untuk mempercepat proses pematangan
sarung tangan
3. ZnO digunakan sebagai penangkal oksidasi
4. ZDEC (Zinc Diethyl Dithiocarbornate) sebagai bahan akselator atau untuk
mempercepat proses pelekatan sarung tangan pada cetakan.
5. KOH digunakan sebagai stabilizer latex
6. CaCO3 dan absoro digunakan untuk mempermudah pencabutan agar sarung
tangan tidak lengket.
7. ZDBC ( Zinc Dibuthyl Dithiocarbamate) digunakan untuk mempertahankan
nilai CTR (Carbondioxide Transferred Rate) pada compound sehingga dapat
bertahan selama 24 jam
8. TiO2 digunakan sebagai bahan pigmen atau pemutih
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis,
menilai, memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun
non-fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan
memanfaatkan informasi yang ada. Perkembangan teknologi yang semakin pesat
menyebabkan perubahan yang cepat terhadap dunia usaha. Perusahaan dituntut
untuk terus berinovasi dan menciptakan produk berkualitas dalam
mempertahankan eksistensi di pasar yang penuh persaingan.
Industri manufaktur dituntut untuk menghasilkan produk sesuai kebutuhan
konsumen dengan harapan tinggi terhadap fungsi produk. Perbaikan produk
menuntut kualitas karakteristik produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Kondisi ini terjadi di PT Shamrock Manufacturing Corpora yang merupakan
perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang produksi sarung tangan karet.
Sarung tangan karet digunakan untuk keperluan medis, industri dan
keperluan rumah tangga. Peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan industri
medis terutama keberadaan rumah sakit serta kesadaran manusia terhadap
kesehatan menyebabkan peningkatan kebutuhan sarung tangan karet sebagai alat
pelindung diri.
Jenis sarung tangan karet dengan volume produksi paling tinggi di PT
digunakan di rumah sakit dan klinik oleh petugas medis seperti dokter dan
perawat. Petugas medis merupakan objek yang memiliki resiko tinggi
terkontaminasi bakteri. Penggunaan sarung tangan karet bertujuan untuk
melindungi tangan dari bahan infeksius dan melindungi pasien dari
mikroorganisme pada tangan petugas dan kontak terhadap lingkungan. Spesifikasi
[image:36.612.172.468.287.446.2]Medical Latex Gloves dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Spesifikasi Produk Medical Latex Gloves
No Atribut Spesifikasi
1 Panjang 238-242 mm
2 Lebar Telapak Tangan 95±5 mm
3 Ketebalan Jari 4,5 mil
4 Ketebalan Telapak Tangan 4,0 mil
5 Kekuatan Tarik 18 Mpa
6 Elongasi Akhir 650%
7 Warna Sarung Tangan Putih Lateks
Sumber : PT. Sharmrock Manufacturing Corpora
Produk ini dipilih karena merupakan salah satu produk dengan volume
penjualan paling besar dibanding produk sarung tangan jenis lainnya. Pada
periode terakhir ini penjualannya menurun setiap kuartalnya. Tingkat penurunan
penjualan produk akibat adanya penolakan pasar terhadap produk yang
disebabkan adanya keluhan dari konsumen mengenai produk Medical Latex
Gloves. Data keluhan ini dikumpulkan dari penyebaran 30 kuesioner pendahuluan terhadap perawat yang menggunakan produk medical latex glove produksi PT.
Keluhan terhadap produk disebabkan oleh rancangan produk yang tidak
sesuai dengan harapan konsumen sehingga perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui faktor yang menjadi penyebabnya. Adanya keluhan konsumen juga
merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan penjualan dimana
konsumen dapat membeli merek produk pesaing yang sesuai keinginan
konsumen. Untuk mengatasi masalah ini perlu dilakukan perbaikan terhadap
produk dengan mengidentifikasi kepuasan konsumen menggunakan metode kano,
menerjemahkannya kedalam persyaratan teknis menggunakan metode Quality
Function Deployment serta menemukan faktor yang mempengaruhi proses produksi menggunakan metode thinking process dari theory of constraint.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah memperbaiki produk dengan
berfokus pada perancangan produk dan menemukenali kendala yang dialami pada
proses perancangan sehingga didapatkan perbaikan produk dengan memenuhi
keinginan konsumen.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan usulan perbaikan produk
medical latex glove sesuai keinginan konsumen. Tujuan khusus penelitian ini adalah:
2. Mengidentifikasi bobot kriteria tertinggi dari karakteristik teknik produk
menggunakan Analytic Hierarcy Process (AHP)
3. Menentukan tingkat kesulitan dan perkiraan biaya karakteristik teknik produk
dengan menggunakan Quality Function Development (QFD).
4. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi proses produksi dengan
thinking process theory of constraint.
Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Manfaat bagi mahasiswa
Meningkatkan kompetensi mengobservasi, menganalisis dan evaluasi
terhadap suatu permasalahan dengan menggunakan disiplin ilmu khususnya
ilmu teknik industri dan membandingkannya dengan teori yang ada.
2. Manfaat bagi perusahaan.
Memberikan informasi bagi perusahaan dalam pemilihan dan penggunaan
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen guna meningkatkan daya
saing perusahaan.
3. Bagi Departemen Teknik Industri USU
Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian dilakukan pada produk medical latex gloves di PT Shamrock
2. Penelitian untuk desain produk medical latex gloves
3. Langkah-langkah pengolahan data menggunakan metode QFD dibatasi sampai
fase II.
4. Kendala yang diatasi pada metode thinking process theory of constraint
dibatasi hanya pada departemen produksi
Asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah :
1. Kondisi internal perusahaan tidak mengalami perubahan yang signifikan
selama penelitian berlangsung
2. Semua fasilitas dan peralatan yang digunakan berada dalam kondisi baik.
3. Operator telah menguasai pekerjaannya dalam proses produksi produk.
4. Produk di PT Sharmrock Manufacuring Corpora dengan desain saat ini masih
ABSTRAK
Perbaikan produk menuntut karakteristik kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidakpuasaan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan perbaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Perbaikan produk dilakukan dengan mengetahui kepuasan konsumen berdasarkan model kano. Hasil pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut kategori Attractive, 1 atribut kategori one dimensional dan 2 atribut kategori must be. Langkah berikutnya adalah menentukan prioritas perbaikan dengan menggunakan Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD bertujuan untuk menerjemahkan keinginan konsumen ke dalam karakteristik teknik yang tepat. Integrasi metode QFD dengan metode AHP digunakan untuk mengetahui bobot hubungan atribut dengan karakteristik teknis. Karakteristik teknis terpenting berdasarkan QFD Fase I adalah komposisi campuran bahan dispersi dengan latex, kesesuaian dimensi sarung tangan dan kebersihan pencucian cetakan (former) dengan tingkat kesulitan masing-masing sebesar 4, derajat kepentingan masing-masing sebesar 30,10 dan 10 serta perkiraan biaya masing-masing sebesar 20. Karakteristik teknis yang terpilih pada QFD fase I digunakan sebagai input QFD fase II. Part kritis adalah karakteristik part atau komponen yang paling utama pada produk. Pada QFD fase II, penetuan part kritis merupakan input hubungan dengan karakteristik teknik. Part kritis yang terpenting pada QFD fase II adalah ketebalan lapisan dan daya tahan keretakan (tensile) sarung tangan. Part critis yang diperoleh digunakan sebagai input theory of constraint (TOC). TOC digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi proses produksi. Faktor yang paling berpengaruh terhadap proses produksi medical latex glove adalah perbaikan komposisi larutan coagulant dan pemilihan jenis kompon lateks.
PERBAIKAN PRODUK MEDICAL LATEX GLOVES DENGAN
MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN
THEORY OF CONSTRAINT
TUGAS SARJANA
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh W A H Y U N I S N I M . 1 1 0 4 0 3 0 4 7
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
tugas akhir ini.
Laporan tugas akhir ini merupakan salah satu syarat akademis
menyelesaikan studi di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara. Penelitian tugas akhir dijalankan di PT Sharmrock Manufacuring
Corpoora yang bergerak di bidang manufacturing produksi sarung tangan karet.
Tugas akhir ini berjudul “Perbaikan Produk Medical Latex Gloves dengan Menggunakan Quality Function Deployment dan Theory of Constraint”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan tugas akhir ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
untuk penyempurnaannya di lain waktu.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS
UCAPAN TERIMAKASIH
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk merasakan dan mengikuti
pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah memberikan nikmat
kesehatan dan ilmu kepada penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan
tugas sarjana ini.
Ucapan terima kasih terbesar penulis ucapkan kepada kedua orang tua
Waldemar Sinambela dan Cahaya Pinta Siahaan yang tak henti-hentinya
mendoakan dan memberikan dukungan baik moril maupun materil. Penulis
menyadari tidak dapat membalas kasih sayang yang telah diberikan. Tugas sarjana
ini merupakan salah satu bentuk balas budi dan ucapan terimakasih penulis
kepada kedua orang tua tercinta.
Dalam penulisan Tugas Sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun
administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknis, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin
pelaksanaan Tugas Sarjana.
2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, M.T. selaku Dosen Pembimbing I dan Kepala
Laboratorium Sistem Produksi atas waktu, bimbingan, pengarahan, dan
masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian Tugas Sarjana
4. Bapak Erwin Sitorus, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,
bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam
penyelesaian Tugas Sarjana.
5. Seluruh dosen Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran selama perkuliahan yang
menjadi bekal dalam penulisan tugas sarjana ini
6. Bapak Ridho Y Sitepu yang telah mengizinkan serta membantu penulis
melakukan penelitian di PT Sharmrock Manufacturing Corpoora dan Bapak
Abun Chandra selaku pembimbing lapangan yang telah membantu penulis
dalam pengumpulan data.
7. Pimpinan RSUD. DR.Pirngadi yang telah mengizinkan melakukan penelitian
penulis dalam pengumpulan data.
8. Kedua adik-adikku tercinta Walvenmars Sinambela dan Wilvantri Sinambela
yang selalu memberi dukungan moril
9. Staff pegawai Teknik Industri, bang Mijo, bang Ridho, kak Dina, bang
Nurmansyah, kak Ani, bang Awal dan kak Rahma yang telah membantu
dalam masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini
10.Rekan seperjuangan di PT Sharmrock Manufacturing Corpoora, Ayu
Setianingsih, Hendro dan M.Rizky Syahputra yang saling membantu dan
11. Teman seperjuangan bimbingan Fitri Agnesia, Ayu Setianingsih, Ifra Annisa,
Hendro, M. Rizky Syahputra, Julius, Andy Prima
12. Rekan-rekan asisten Laboratorium Sistem Produksi Fitri, Ayu, Ifra, Hendro,
Rizky, Julius, Andy dan adik-adik kesayangan Eric, Marini, Chaidir, Claudia,
Rahmawati, Anita, Conan, Jovianto
13. Kak Fina, Kak Adel, Kak Rini yang telah membantu penulis berupa diskusi
metode yang penulis gunakan dalam penelitian
14. Teman dekat dari awal semester hingga saat ini Mutiara, Fitri, Angel, Debora,
Holongan, Dicky, Wanpider, Donald, Syahputra, Alex, Reny, Fernando dan
Hilda yang telah mendukung penulis dalam proses penyelesaian laporan
15. Teman serumah Mutiara, Angel, Donna dan Nadhia yang telah mendukung
penulis dalam proses penyelesaian laporan tugas sarjana.
16. Rekan-rekan Anak Domba Allah yang telah memberikan dukungan
17. Rekan rekan mahasiswa Teknik Industri 2011 (GIELAS) yang telah
memberikan dukungan.
18. Seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu, namun telah
memberikan dukungan, bantuan, dan inspirasi yang sangat berharga.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan berkat-Nya kepada
pihak-pihak yang telah membantu selama menyusun tugas akhir ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA, MEDAN PENULIS
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KEPUTUSAN SIDANG KOLOKIUM ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
ABSTRAK ... xxiii
I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Rumusan Masalah ... I-6
1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-7
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-8
1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-8
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
2.1. Sejarah Perusahaan PT Shamrock Manufacturing
Corpora ... II-1
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2
2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-2
2.4.1.Struktur Organisasi Perusahaan ... II-2
2.4.2. Pembagian Tugas & Tanggung Jawab ... II-4
2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja ... II-6
2.5. Proses Produksi ... II-6
2.5.1.Bahan yang Digunakan ... II-7
2.5.1.1.Bahan Baku ... II-7
2.5.1.2.Bahan Tambahan ... II-7
2.5.1.3.Bahan Penolong ... II-7
2.5.2.Uraian Proses ... II-8
2.6. Mesin dan Peralatan ... II-13
2.6.1.Mesin Produksi ... II-13
2.6.2.Peralatan ... II-14
III
LANDASAN TEORI ...
III-1DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
3.2. Model Kano ... III-3
3.3. Analytic Hierarchy Process (AHP) ... III-8 3.4. Quality Function Deployment ... III-10 3.5. QFD Fase II ... III-16
3.5.1. Design Deployment ... III-18 3.6. Thinking Process Theory of Constraint ... III-20 3.6.1. Current Reality Tree ... III-20 3.6.2. Evaporating Cloud (EC) ... III-20 3.6.3. Future Reality Tree ... III-21 3.6.4. Prereequisite Tree ... III-22 3.6.5. Transition Tree ... III-22 3.7. Alat Ukur dalam Reliabilitas dan Validitas... III-23
3.7.1. Validitas Data ... III-23
3.7.2. Reliabilitas Data ... III-24
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Jenis Penelitian ... IV-1
4.3. Objek Penelitian ... IV-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
4.5. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3
4.6. Definisi Variabel Operasional ... IV-3
4.7. Rancangan Penelitian ... IV-4
4.8. Pengumpulan Data ... IV-7
4.8.1. Sumber Data ... IV-7
4.8.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-8
4.9. Instrumen Penelitian ... IV-9
4.10. Populasi, dan Sampel ... IV-11
4.11. Pengolahan Data ... IV-14
4.11.1. Pengolahan Kano ... IV-15
4.11.2. Pengolahan Analytic Hierarchy Process (AHP) ... IV-16 4.11.3. Membuat Matriks House of Quality ... IV-17 4.11.4. Pengolahan Theory of Constraints ... IV-18 4.12. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-19
4.13. Kesimpulan dan Saran ... IV-19
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Keinginan Konsumen ... V-1
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.1.3. Data Karakteristik Teknis ... V-5
5.1.4. Data Part Kritis ... V-6
5.1.5. Data Matriks Banding Berpasangan ... V-6
5.2. Pengolahan Data ... V-11
5.2.1. Pengolahan Model Kano ... V-12
5.2.1.1. Rekapitulasi Model Kano ... V-12
5.2.1.2. Uji Validitas Model Kano ... V-15
5.2.1.3. Uji Reliabilitas Model Kano ... V-21
5.2.1.4. Identifikasi Atribut Berdasarkan Model
Kano ... V-23
5.2.1.4.1. Analisis Kuantitas Kano ... V-25
5.2.1.4.1.1. Menghitung Nilai
CS dan DS ... V-25
5.2.1.4.1.2. Menetukan Titik
CS dan DS ... V-26
5.2.1.4.1.3. Menentukan
Fungsi Kepuasan
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.1.4.1.4. Melakukan
Plotting Kurva Fungsi Kepuasan
Konsumen ... V-30
5.2.2. Membangun Quality Function Deploymet (QFD) V-31 5.2.2.1. Identifikasi Customer Requirement (CR) . V-31
5.2.2.2. Penentuan Tingkat Kepentingan /
Customer Importance (CI) ... V-31 5.2.2.3. Penentuan Karakteristik Produk /
Technical Requirement (TR) ... V-33 5.2.2.4. Penetapan Hubungan antara Technical
Requirement (TR) ... V-33 5.2.2.5. Membuat Hirarki Hubungan antara
Customer Requirement dan Technical
Requirement ... V-34 5.2.2.6. Penetapan Tingkat Hubungan antara
Customer Requirement dan Technical
Requirement ... V-35 5.2.27. Penyusunan Matriks House of Quality
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
5.2.3. Membangun Quality Function Deployment
(QFD) Fase II ... V-46
5.2.3.1. Menetapkan Part Kritis ... V-46 5.2.3.2. Menetapkan Hubungan antara Part Kritis V-47 5.2.3.3.Menetapkan Hubungan antara
Karakteristik Teknis dengan Part Kritis V-48 5.2.3.4. Penentuan Technical Matrix ... V-54 5.2.4. Pengolahan Theory of Constraints ... V-56
5.2.4.1. Identifikasi Masalah (What to Change) .... V-56 5.2.4.2. To What To Change ... V-58 5.2.4.3. How To Change The Cause ... V-60
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1
6.1. Analisis Metode Kano ... VI-1 6.1.1. Analisis Uji Validitas dan Reliabilitas ... VI-1
6.1.2. Analisis Kategori Kano Terpilih ... VI-2
6.1.3. Analisis Kuantitatif Kano ... VI-3
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN
6.3.1. Analisis Metode Quality Function Deployment
(QFD) Fase I ... VI-7
6.3.2. Analisis Metode Quality Function Deployment
(QFD) Fase II ... VI-9
6.4. Analisis Metode Theory of Constraints (TOC) ... VI-11 6.4.1. Analisis Identifikasi Masalah (What to Change) .. VI-11 6.4.2. Analisis To What To Change ... VI-12 6.4.3. Analisis How To Change the Cause ... VI-14
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-2
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Spesifikasi Produk Medical Latex Gloves ... I-2 1.2. Penjualan Produk Medical Latex Gloves ... I-3 1.3. Keluhan Konsumen ... I-3
2.1. Jam Kerja Karyawan Kantor ... II-6
2.2. Jam Kerja Karyawan Pabrik ... II-6
3.1. Atribut Produk ... III-3
3.2. Evaluasi Kano ... III-6
3.3. Skala Gradasi untuk Alternatif Komparasi Kuantitatif ... III-9
3.4. Logical Tool ... III-23 4.1. Spesifikasi Produk ... IV-10
4.2. Data Jumlah Perawat Bagian Bedah di RSUD Dr. Pirngadi . IV-11 4.3. Tujuan dan Hubungan Tool Thingking Process ... IV-18 5.1. Rekapitulasi Data Keinginan Konsumen ... V-2
5.2. Rekapitulasi Kuesioner Kano Fungsional ... V-4
5.3. Rekapitulasi Kuesioner Kano Disfungsional ... V-5
5.4. Rekapitulasi Data Karakteristik Teknis ... V-5
5.5. Rekapitulasi Data Part Kritis ... V-6
5.6. Rekapitulasi Data Matriks Banding Berpasangan Keinginan
[image:57.612.142.493.174.688.2]DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.7. Rekapitulasi Data Matriks Banding Berpasangan
Karakteristik Teknis dengan Part Kritis ... V-9
5.8. Ketentuan Rekapitulasi Model Kano ... V-11
5.9. Kuesioner Kano Fungsional untuk Responden 1 ... V-11
5.10. Kuesioner Kano Disfungsional untuk Responden 1... V-12
5.11. Contoh Berdasarkan Tabel Ketentuan Evaluasi Model Kano V-12
5.12. Contoh Hasil Rekapitulasi Model Kano untuk Responden 1 V-12
5.13. Rekapitulasi Hasil Model Kano ... V-13
5.14. Ketentuan Pembobotan Model Kano ... V-13
5.15. Hasil Pembobotan Model Kano ... V-14
5.16. Tabulasi Jawaban Responden untuk Model Kano ... V-15 5.17. Proporsi dan Nilai Z Setiap Skala ... V-15
5.18. Nilai Skala Interval ... V-17 5.19. Nilai Skala Interval Model Kano ... V-17
5.20. Uji Validitas Atribut 1 (X1) Model Kano ... V-19
5.21. Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... V-20
5.22. Perhitungan Varians Model Kano ... V-21
5.23. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut ... V-23
5.24. Pemetaan Kategori Kano Tiap Atribut Menurut Blauth’s
[image:58.612.152.491.184.703.2]DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.25. Penentuan Nilai CS dan DS untuk Tiap Atribut ... V-25 5.26. Penentuan Nilai CS dan DS untuk Tiap Atribut ... V-26
5.27. Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut ... V-29 5.28. Customer Requirement ... V-30 5.29. Customer Importance (CI) ... V-30 5.30. Keterangan Nilai Sales Point ... V-31 5.31. Nilai Sales Point Variabel Kebutuhan Konsumen ... V-31 5.32. Karakteristik Teknis ... V-32
5.33. Bobot setiap Kriteria untuk Unsur Bentuk Sarung Tangan
Left Right Hand ... V-35 5.34. Bobot setiap Kriteria untuk setiap Unsur ... V-36
5.35. Random Consistency Index ... V-39 5.36. Rekapitulasi nilai CR setiap Unsur ... V-40
5.37. Kategori Tingkat Kesulitan ... V-41
5.38. Total Bobot untuk Setiap Karakteristik Teknis ... V-43
5.39. Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya dan Derajat
Kepentingan ... V-43
5.40. Kesimpulan Karakteristik Teknis House of Quality Fase I ... V-45 5.41. Part Kritis ... V-45
[image:59.612.150.492.187.708.2]DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN
5.43. Rekapitulasi Nilai CR setiap Unsur Pada Part Kritis ... V-52
5.44. Tingkat Kesulitan, Perkiraan Biaya, dan Derajat
Kepentingan QFD fase II ... V-54
5.45. Kesimpulan Part Kritis ... V-55
5.46. Identifikasi Undesirable Effects ... V-56 5.47. Undesirable Effects vs Desirable Effects ... V-59 5.48. Solusi Perbaikan Produk ... V-61
6.1. Hasil Perhitungan Validitas Model Kano ... VI-1
6.2. Pemetaan Kategori Kano ... VI-2
6.3. Fungsi Kepuasan Konsumen untuk Tiap Atribut ... VI-3
6.4. Perbandingan Desain Awal dengan Desain Hasil Metode
Kano ... VI-6
6.5. Nilai CR setiap Unsur ... VI-7
6.6. Nilai CI dan Net Sales ... VI-8 6.7. Hasil Penilaian Hubungan Kano dan QFD Fase I ... VI-9
6.8. Hasil Penilaian QFD Fase I Terhadap Part Kritis ... VI-10
[image:60.612.143.492.192.708.2]DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1. Medical Latex Gloves ... I-3 2.1. Struktur Organisasi PT Shamrock Manufacturing Corpora ... II-3
3.1. Diagram Kano ... III-5
3.2. Kuesioner Kano Tradisional ... III-7
3.3. Kuesioner Kano Sederhana ... III-7
3.4. Struktur Umum Hirarki ... III-8
3.5. Format dari Perbandingan Berpasangan ... III-9
3.6. House of Quality ... III-14 3.7. Four-Phase QFD Model ... III-16 3.8. Part Characteristics Deployment ... III-17 3.9. Matriks Design Deployment ... III-18 3.10. Current Tree Analysis ... III-20 3.11. Evaporating Cloud (EC) ... III-21 3.12. Future Reality Tree ... III-21 3.13. Prereequisite Tree ... III-22 3.14. Transition Tree ... III-23 4.1. Medical Latex Gloves ... IV-1 4.2. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-3
4.3. Langkah-Langkah Proses Penelitian ... IV-6
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
4.5. Blok Diagram Pengolahan Data Model KANO ... IV-16
4.6. Blok Diagram Pengolahan AHP ... IV-16
4.7. Blok DiagramPembangunan House Of Quality Fase I ... IV-17 4.8. Diagram Alir Pembangunan House Of Quality QFD FaseII IV-18 4.9. Block Diagram Pengolahan Theory of Constraint ... IV-19 5.1. Kurva Fungsi Kepuasan Konsumen ... V-29
5.2. Hubungan Antar Karakteristik Teknis ... V-33
5.3. Hirarki Hubungan antara Customer Requirement dan
Technical Requirement ... V-34 5.4. Matriks Antara CR dengan TR ... V-40
5.5. House of Quality Fase I ... V-44 5.6. Hubungan Antar Part Kritis ... V-46 5.7. Hirarki Hubungan Antara Technical Requirement dan Part
Critis ... V-47 5.8. Hubungan Antar Part Kritis dan Karakteristik Teknis ... V-53 5.9. House of Quality Fase II ... V-54 5.10. Current Reality Tree (CRT) UDEs1 ... V-56 5.11. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Larutan
DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)
GAMBAR HALAMAN
5.12. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Kompon
Latex ... V-58 5.13. Future Reality Tree (FRT) ... V-60 5.14. Prerequisite Tree ... V-60 5.15. Desain Perbaikan Produk ... V-62
6.1. Hubungan Customer Requirement dan Karakteristik Teknis VI-5 6.2. Matriks Customer Requirement dan Karakteristik Teknis ... VI-6 6.3. Ukuran Kinerja QFD Fase I ... VI-8
6.4. Ukuran Kinerja QFD Fase II ... VI-10
6.5. Current Reality Tree (CRT) ... VI-12 6.6. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Larutan
Sesuai ... VI-13
6.7. Conflict Resolution Diagram (CRD) Komposisi Kompon
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
HALAMAN
1. Kuesioner Pendahuluan ... L-1
2. Kuesioner Semi Terbuka ... L-2
3. Kuesioner Tertutup ... L-3
4. Kuesioner Karakteristik Teknik ... L-4
5. Kuesioner Net Sales Point ... L-5
6. Kuesioner Karakteristik Teknik dan Hubungannya ... L-6
7. Kuesioner AHP Karakteristik Teknik ... L-7
8. Kuesioner Part Critis ... L-8 9. Kuesioner Part Critis dan Hubungannya ... L-9 10. Kuesioner AHP Part Kritis ... L-10
11. Tabel Distribusi Normal ... L-11
12. Tabel R Product Moment ... L-12 13. Form Tugas Akhir ... L-13 14 Surat Penjajakan ... L-14
15. Surat Balasan Perusahaan PT Sharmrock Manufacturing
Corpoora ... L-15
16. Surat Balasan Rumah Sakit Umum Daerah DR. Pirngadi ... L-16
17. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-17
18. Lembar Asistensi Dosen ... L-18
[image:64.612.145.492.163.690.2]ABSTRAK
Perbaikan produk menuntut karakteristik kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Hal ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi ketidakpuasaan konsumen. Tujuan penelitian ini adalah menerapkan perbaikan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Perbaikan produk dilakukan dengan mengetahui kepuasan konsumen berdasarkan model kano. Hasil pemetaan kategori kano menghasilkan 4 atribut kateg