UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM SRATA 1 MEDAN
PENGARUH KENAIKAN HARGA TIKET TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA
CV. DR HIMPAK MEDAN
DRAFT SKRIPSI OLEH
DESI SISWANA 010502053
DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
ABSTRAK
Desi Siswana (2007). Pengaruh Kenaikan Harga Tiket Terhadap Keputusan Pembelian Pada CV. DR HIMPAK Medan. Dibawah bimbingan Ibu Dra. Anna Purba, Msi. Ketua Departemen Manajemen Ibu Hj. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe SE, Msi. Dosen Penguji I; Bapak Drs. Abraar. Dosen Penguji II; Bapak Drs. Liasta Ginting.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kenaikan harga tiket terhadap keputusan pembelian pada CV. DR HIMPAK Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penumpang CV. DR HIMPAK Medan yang terdaftar pada bulan April 2006. Pengambilan sampel dengan menggunakan metode proportioned stratified rondom sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bila populasi tidak homogen dan berstrata. Jenis data yang dipakai data primer dan data sekunder.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode regresi linier sederhana. Pengerjaan model regresi linier sederhana dengan mengunakan bantuan aplikasi computer SPSS 13.0
KATA PENGANTAR
Bismillahirramannirrahim
Penulis mengucapkan syukur Alhamdullillah atas Rahmat ALLAH SWT
yang telah memberikan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kenaikan Harga Tiket Terhadap
Keputusan Pembelian Pada CV. DR HIMPAK Medan”. Penyusunan skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.
Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Ayahanda
dan Ibunda, secara langsung dan tidak lelah mencurahkan segala perhatian, kasih
sayang, dukungan moril dan materil kepada penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingannya, kepada :
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Hj. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi, selaku Ketua
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Anna Purba, Msi, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan arahan waktu yang begitu berarti untuk penulis dalam
5. Bapak Drs. Abraar dan Bapak Drs. Liasta Ginting, selaku dosen
penguji I dan penguji II yang telah memberikan arahan kepada
penulis.
6. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, Msi, selaku dosen wali yang
telah memberikan banyak nasehat kepada penulis selama menempuh
pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
7. Seluruh Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama massa
perkuliahan.
8. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
9. Bapak Fachruddin Kudadiri, selaku pimpinan dan seluruh Staf CV.
DR HIMPAK Medan yang telah memberi ijin kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
10. Ayahanda Syamsul Harahap, Ibunda Liana, adikku Alamsyah
Harahap dan Ewinsyah Putra harahap. Terima kasih atas do’a, nasihat
dan dukungan moril maupun meteril.
11. Dan tidak lupa juga untuk “ Suami Tercinta” Andi yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Terima kasih atas
dukungannya serta kasih sayang yang telah dicurahkan untuk penulis.
12. Untuk teman-teman stanbuk 2001, 2002 dan 2003, Vanny, Sosa,
Irma, Dina, Yunita, Fatma, Evi, Lisma, Icut, Nori, Rina, Hesti,
Taufik, Mk, Purnama, Yusuf, Ali Ahmad, Ibnu dan teman-teman
yang lain yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu, maaf
Atas segala bimbingan dan do’a yang telah diberikan, penulis merasa tidak
sanggup untuk membalasnya kecuali hanya memohon kepada ALLAH SWT agar
dapat membalasnya. Penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian. Akhirnya karena keterbatasan ilmu yang dimiliki, penulis sadar
bahwa hasil tulisan ini masi jauh dari sempurna. Penulis mengharapkan kritikdan
saran demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga skripsi ini mencapai
keridhaan-Nya. Amin.
Medan, September 2007
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 2
C. Kerangka Konseptual ... 2
D. Hipotesis ... 3
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional ... 4
2. Definisi Operasional Variabel ... 4
3. Operasional Variabel ... 4
4. Parameter Variabel ... 6
5. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 6
6. Populasi dan Sampel ... 7
7..Jenis dan Sumbere Data ... 7
8. Teknik Pengumpulan Data ... 8
9. Metode Analisa Data ... 9
A. Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa ... 12
B. Bauran Pemasaran Jasa ... 17
C. Harga ... 20
D. Keputusan Pembelian ... 27
BAB III : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 34
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 35
C. Sistem Penjualan Tiket ... 39
Bab IV : ANALISA DATA A. Analisis Deskriptif Responden ... 40
B. Analisis Deskriptif Variabel ... 42
C. Analisis Statistik Deskriptif ... 44
D. Analisis Statistik Kuantitatif ... 45
E. Analisis Regresi Sederhana ... 48
F. Pengujian Hipotesis ... 49
G. Hasil Penelitian ... 52
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 53
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Operasionalisasi Variabel-variabel yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian... 5
Tabel 1.2 : Instrumen Skala Likert ... 6
Tabel 1.3 : Populasi dan Jumlah Sampel Penelitian ... 7
Tabel 3.1 : Daftar Harga Tiket CV. DR HIMPAK Medan ... 39
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 40
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 41
Tabel 4.3 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kenaikan Harga... 42
Tabel 4.4 : Reliabilitas Kuesioner ... 47
Tabel 4.5 : Coefficients ... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Kerangka Konseptual ... 2
Gambar 2 : Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 30
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Kuesioner Penelitian
Lampiran II : Uji Validitas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemasaran dewasa ini merupakan persaingan bagi perusahaan-perusahaan
dalam menjalankan kegiatan usahanya. Untuk mencapai tujuan pemasaran dengan
baik, maka diperlukan alat bauran pemasaran yang disebut dengan “marketing
mix” yang salah satu diantaranya merupakan “harga”.
Kondisi perekonomian di Indonesia dan seiring di tetapkannya harga
Bahan Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah pada tanggal 1 Oktober 2005
yang mengalami perubahan yang sangat drastis dari 40% menjadi 80% yang
berdampak langsung pada perekonomian masyarakat, salah satu diantaranya
merupakan tarif angkutan.
Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang usaha transportasi juga
mengalami perubahan peyesuaian dalam menetapkan tarif angkutan, salah satu
diantaranya CV. DR HIMPAK Medan. CV. DR HIMPAK Medan mengalami
perubahan tarif angkutan dari harga Rp 40.000,- menjadi Rp 50.000,- sehingga
kenaikan harga tiket mencapai 25%.
Penetapan harga merupakan salah satu strategi pemasaran dalam menjual
produk atau jasa bagi setiap perusahaan. Harga dari suatu produk atau jasa dapat
menentukan nilai dari produk atau jasa dan berpengaruh langsung terhadap
keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana
pengaruh kenaikan harga terhadap keputusan pembelian pada CV. DR HIMPAK
memilih judul “ PENGARUH KENAIKAN HARGA TIKET TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CV. DR HIMPAK MEDAN ”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan apa yang telah diuraikan pada latar belakang masalah, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah kenaikan harga tiket mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada CV. DR
HIMPAK Medan ?.
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan penulis, dibawah ini dibuat
suatu kerangka konseptual yang berfungsi sebagai penuntun dan alur berfikir
yang merupakan dasar bagi perumusan hipotesis.
KENAIKAN HARGA KEPUTUSAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN KENAIKAN
HARGA TIKET
Gambar 1. Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara. Berdasarkan perumusan
masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis (Sugiyono,
2003: 306). Berdasarkan perumusan masalah di atas, penulis merumuskan
hipotesis sebagai berikut: Kenaikan harga tiket mempunyai pengaruh yang
piositif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada CV. DR HIMPAK
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh kenaikan harga tiket terhadap
keputusan pembelian pada CV. DR HIMPAK Medan.
2. Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini berguna untuk menambah
atau memperluas wawasan berfikir mengenai objek yang
diteliti khususnya mengenai harga terhadap keputusan
pembelian.
b. Bagi perusahaan transportasi CV.DR HIMPAK Medan, sebagai
masukan dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya
kedepan.
c. Bagi peneliti lain, sebagai referensi yang nantinya dapat
memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian pada
masa yang akan datang.
F. Metode Penelitian
1. Batasan Operasional
Penulis dalam penelitian ini melakukan pembatasan penelitian yang
dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas
permasalahan penelitian,maka penulis membatasi atau memberikan
batasan operasional bahwa penelitian ini hanya melihat pada pengaruh
2. Definisi Operasional Variabel
a. Kenaikan Harga ( X )
Kenaikan harga didefinisikan sebagai nilai dari suatu produk atau
jasa yang mengalami kenaikan harga jual.
b. Keputusan Pembelian ( Y )
Keputusan pembelian didefinisikan sebagai keputusan atau
tindakan orang-orang yang bergabung sebagai pembeli pada CV.
DR HIMPAK Medan.
3. Operasional Variabel
Mekanisme operasional variabel, penganalisaan ditunjukan dalam
tabel di bawah ini:
Tabel 1.1
Operasionalisasi Variabel-variabel yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
No Variabel Indikator Bentuk Data
2 Keputusan Pembelian
(Y)
prima
- Keselamatan
- Kebersihan
- Peraturan
- Tujuan
Ordinal
4. Parameter Variabel
Pada penelitian ini penulis menggunakan skala likert sebagai alat untuk
mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen,
dimana responden akan memilih jawaban yang akan tersedia. Penulis
melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, setiap
jawaban akan diberikan skor. Ada lima alternatif yang akan digunakan
dalam pemberian skor, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.2
Instrumen Skala Likert
No Item Instrumen Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Kurang Setuju 3
4 Tidak Setuju 2
5 Sangat Tidak Setuju 1
5. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini direncanakan mulai dari bulan April sampai bulan
Desember 2006. Lokasi penelitian dilakukan di terminal CV. DR
HIMPAK Medan yang beralamatkan di Jl. Jamin Ginting pasar VII
No. 837 Medan.
6. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Pada penelitian ini, yang menjadi populasi adalah jumlah pengguna
jasa transportasi (penumpang) yang tujuan ke Subu Salam (Aceh
Tengah) pada CV. DR HIMPAK Medan. Yang terdaftar pada
bulan April 2006 yang berjumlah 1.516 0rang.
b. Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode proportioned
stratified random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bila
populasi tidak homogen dan berstrata. Menurut Gay dalam Umar
(1990: 50), jumlah sampel 10% dari populasi sudah mencukupi.
Jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut
ini:
Tabel 1.3
Populasi dan jumlah sampel penelitian
Tahun Bulan Jumlah Populasi 10 % dari Populasi
7. Jenis dan Sumber Data
Pada penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis
sumber data untuk membantu memecahkan masalah yaitu:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden terpilih pada
lokasi penelitian. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan serta
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka data primer
yang dikumpulkan melalui wawancara dengan pihak internal
perusahaan dan dengan menggunakan quisioner melalui
pertanyaan yang diajukan sesuai dengan variabel yang diteliti dan
quisioner akan ditujukan kepada penumpang CV. DR HIMPAK
Medan.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang berisikan informasi dan teori-teori
yang digunakan untuk mendukung penelitian yang dilakukan.
Penulis mendapatkan dua jenis data sekunder yaitu:
1). Data sekunder internal yang berasal dari perusahaan yang
berupa daftar harga perubahan tarif, daftar jumlah penjualan
tiket.
2). Data sekunder eksternal didapat dari majalah, surat kabar,
8. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung pada objek
penelitian dengan tujuan melihat secara langsung tindakan yang
dilakukan pembeli (penumpang) di terminal CV. DR HIMPAK
Medan.
b. Wawancara
Penulis melakukan serangkaian wawancara kepadsa pihak
internal perusahaan (mandor) CV. DR HIMPAK Medan.
c. Quesioner
Penulis memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada para
pembeloi (penumpang) mengenai kenaikan harga tiket pada CV.
DR HIMPAK Medan.
9. Metode Analisa Data
a. Metode Deskriptif
Sugiyono (2004: 142) menyatakan analisis deskriptif yaitu
metode penganalisaan data yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menginterprestasikan
data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
masalah yang dihadapi.
b. Metode Statistik
Metode ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan
Dimana : Y ' = a + bx
Y ' = Keputusan pembelian b = Koefisien regresi
x = Kenaikan harga tiket
a = Konstanta
Uji– t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga tiket
terhadap keputusan pembellian. Dilakukan uji– t dengan tingkat kepercayaan 95%
( = 0,05). Hipotesis nol dan hipotesis tandingannya ditentukan sebagai berikut:
Ho : bi = 0 (kenaikan harga tiket tidak mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian).
H : bi ≠ 0 (kenaikan harga tiket mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian).
Kriteria pengujian hipotesis yaitu:
Ho diterima jika t hitung < t tabel.
H diterima jika t hitung > t tabel.
Pada tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05)
Pengelolahan data menggunakan perangkat lunak SPSS versi 13.0.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Quesioner.
Suatu instrumen dikatakan valid atau akurat jika instrumen tersebut
mengukur apa yang harus diukur atau dapat diukur sesuai dengan alat ukur yang
pendekatan koefisien yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir
pertanyaan dengan skor totalnya, bila nilai korelasinya positif r ≥ 0,3 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
butir pertanyaan memiliki konsistensi. Untuk reliabilitas instrumen yang skornya
dalam bentuk 1-3, 1-5 atau 1-7 dan seterusnya dapat menggunakan”Koefisien
Alpha” ( )” dari Cronbach (Umar, 2003).
Cronbach Alpha yang baik adalah yang semangkin mendekati 1. Menurut Skaran
(1992) reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik sedangkan 0,7 baik.
Dalam penelitian ini pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan perangkat
lunak spss 13.0.
BAB II
URAIAN TEORITIS
A. Pengertian Pemasaran dan Pemasaran Jasa
1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Ini terlihat
dari setiap produk yang kita gunakan dalam kehidupan setiap harinya
yang tidak terlepas dari upaya pemasaran perusahaan yang
memproduksinya, baik produk barang maupun jasa. Peran penghubung
ini akan berhasil bila semua upaya perusahaan diorientasikan kepada
konsumen. Bagi peerusahaan, pemasaran meerupakan salah satu fungsi
pokok bagi kelangsungan hidup bagi sebuah perusahaan disamping
faktor-faktor lainnya yang turut menentukan maju mundurnya
perusahaan tersebut.
Banyak definisi tentang pemasaran yang dirumuskan oleh para
ahli pemasaran. Salah satunya adalah definisi dari Kotler dan
Amstrong (2003: 7) “Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan barang dan pertukaran
produk serta nilai dengan pihak lain”. Menurut Boyd, Jr, dkk (2000:
4) “Pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan
kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan
pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan
pertukaran”.
2. Pengertian Pemasaran Jasa
Jasa sebagai salah satu produk yang dapat didefinisikan setiap
tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak ke
pihak lain yang pada dasarnya bersifat abstrak (tidak berwujud fisik)
dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Pemasaran jasa pada
hakikatnya merupakan proses dari pemasaran suatu jasa yang
ditawarkan kepada pelanggan yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan manusia. Produk jasa murni seperti
konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen, adapula jasa yang
pemasaran suatu jasa yang ditawarkan kepada pelanggan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Produk
jasa murni seperti konsultasi psikologi dan konsultasi manajemen,
adapula jasa yang membutuhkan produk fisik sebagai persyaratan
utama misalnya, kapal untuk angkutan laut, pesawat dalam jasa
penerbangan dan makanan di restoran.
Pada praktek tidaklah gampang membedakan barang dan jasa,
karena sering pemberian barang dibarengi dengan unsur
jasa/pelayanan. Demikian pula sebaliknya, suatu jasa sering diperluas
dengan cara memasukan atau menambahkan produk fisik pada
penawaran jasa tersebut. Contoh, mobil dianggap lebih dekat sebagai
barang ketimbang jasa, walaupun biasanya penjualan mobil disertai
abstrak, seperti garansi atau fasilitas pembiayaan. Pihak yang
tampaknya abstrak seperti paket liburan juga mencakup unsur-unsur
yang konkret dalam penawarannya, misalnya, pesawat dan kamar
hotel. Pada hakikatnya terdapat berbagai macam tingkat kombinasi
antara barang fisik jasa abstrak menu dan hidangan restotan misalnya,
merupakan kombinasi antara barang fisik seperti makanan antara
barang fisik seperti makanan dan keadaan fisik restoran dan jasa
abstrak seperti penyiapan dan penyajian makanan, jasa reservasi dan
lainnya.
Proses analisis dinilai dengan merancang manfaat-manfaat
produk yang ditawarkan kepada pelanggan dan mengidentifikasi
persepsi pelanggan terhadap manfaat-manfaat bersangkutan.
Manfaat-manfaat tersebut, kemudian dibagi berdasarkan empat karakteeristik
perbedaan antara barang dan jasa, Untuk mengidentifikasi
elemen-elemen jasa dan barang. Adapun empat karakteristik tersebut yaitu:
a. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu
objek, alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan,
tindakan pengalaman,proses kinerja atau usaha. Jasa tidak
dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum
dibeli atau dipergunakan. Hal ini memiliki sejumlah implikasi
bagi konsumen dan penyedia jasa. Bagi para pelanggan,
ketidak pastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena
dapat dievalauasi pembeli sebelum pembelian dilakukan.
Sebagai contoh, pelangan dapat menilai secara rinci bentuk,
warna da model sebuah mobil yang diminati sebelum ia
memutuskan untuk membelinya. Konsumen tidak dapat
melakukan hal serupa untuk jasa potong rambut atau dokter
gigi. Kualitas apa dan bagaimana yang akan diterima
konsumen, umumnya tidak diketahui sebelum jasa
bersangkutan dikonsumsi.
b. Inseparability (tidak terpisahkan)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu baru
kemudian diproduksi dan digunakan atau dikonsumsi.
Pemeriksaan medis merupakan salah satu contohnya. Dokter
tidak dapat memproduksi jasanya tanpa kehadiran pesien.
Pasien berssangkutan secara aktual juga terlibat dalam proses
produksi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dokter dan
menjelaskan gejala penyakit yang dirasakannya.
c. Variability ( beraneka ragam)
Jasa bersifat sangat variabel karena banyak variasi
bentuk,kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan dan
dimana jasa tersebut diproduksi. Contoh, dua kampanye iklan
yang dirancang oleh sebuah restoran tidak akan di identik
dalam hal kinerja yang dihaasilkan. Hal ini karena jasa
konsumsinya. Berbeda dengan mesin, orang biasanya tidak bisa
diproduksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan
perilakunya.
d. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat
yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni atau kapasitas jalur
telepon yang tidak dapat dimanfaatkan akan berlalu atau hilang
begitu saja karena tidak bisa disimpan. Pada permintaan yang
bersifatkonstan, kondisi ini tidak menjadi masalah, karena sifat
dan kapasitas jasa bisa direncanakan untuk memenuhi
permintaan. Namun sayangnya, permintaan pelanggan terhadap
sebagian besar jasa sangat fluktuatif. Misalnya, permintaan jasa
transportasi antar kota dan antar pulau akan melonjak
menjelang Lebaran, Natal, Tahun Baru dan liburan sekolah,
permintaan akan jasa-jasa rekreasi dan hiburan meningkat
selama musim liburan, permintaan akan jasa telekomunikasi
via telepon berfluktuasi antar jam dan hari. Kegagalan
memenuhi permintaan puncak akan menyebabkan ketidak
puasan pelanggan. Sebaliknya, bila organisasi jasa merancang
kapasitas sesuai dengan permintaan puncak, maka disaat
periode sepi akan terjadi kapasitas menganggur dalam jumlah
sangat besar.
B. Bauran Pemasaran Jasa
Cakupan kegiatan pemasaran ditentukan oleh konsep pemasaran
yang disebut bauran pemasaran (marketing mix). Marketing mix atau
bauran pemasaran merupakan istilah yang dipakai untuk menjelaskan
perpaduan strategi pembentukan inti sistem pemasaran sebuah perusahaan
untuk mempengaruhi reaksi pembeli. Elemem-elemen bauran pemasaran
terdiri semua variabel yang bisa dikontrol perusahaan dalam
komunikasinya dengan dan akan dipakai untuk memuaskan konsumen
sasaran.
Bauran pemasaran yang sudah dikenal terdiri dari empat elemen
(4P) : produk, harga, distribusi dan promosi. Keempat elemen ini juga
penting dalam pemasaran jasa. Pada pemasaran jasa ada elemen – elemen
yang bisa dikontorl dan dikoordinasikan untuk keperluan komunikasi
dengan dan memuaskan konsumen jasa. Elemen – elemen tersebut antara
lain : orang (people or participants), lingkungan fisik dimana jasa
diberikan atau bukti fisik (physical evidence) dan proses jasa itu sendiri
(process). 4P yang pada mulanya menjadi bauran pemasaran barang, perlu
diperluas menjadi 7P yang digunakan dalam pemasaran jasa antara lain :
1. Product (produk)
Produk merupakan kombinasi barang badan jasa yang ditawarkan
perusahaan kepada pasar sasaran. Produk tidak hanya meliputi unit
fisiknya saja tetapi juga pemasar, garansi, merk dan pelayanan
2. Price (harga)
Menurut Mc. Daniel Dkk (2001 : 56) haraga adalah apa yang
harus diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk.
Harga bukan saja suatu komponen bagi perusahaan untuk
mengem,balikan modalnya, tetapi juga untuk mendapatkan
keuntungan dan menentukan kelangsungan hidup.
3. Place (tempat)
Tempat menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan itu dijadikan produk yang dapat diperoleh dan
tersedia bagi konsumen.
4. Promotion (promosi)
Mc . Daniel Dkk (2001 : 56) mendefinisikan promosi sebagai
kegiatan yang menghasilkan informasi, membujuk atau
mengingatkan konsumen akan manfaat dari suatu produk. Tujuan
dari melakukan kegiatan promosi adalah :
a. Memperkenalkan produk baru kepada masyarakat
b. Memperpanjang masa kedewasaan pruduk
c. Menjaga stabilitas perusahaan dari kemungkinana persaingan
d. Mendorong penjualan produk
5. People (partisipan/orang)
6. Physical evidence (bukti fisik)
Lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana
perusahaan dan konsumennya berinteraksi dan setiap komponen
Jasa merupakan intangible dan karenanya sulit dievaluasi, maka
bukti fisik memberikan tanda – tanda, Misalnya kualitas jasa.
Bukti fisik jasamencakup semua hal yang tangibel berkenaan
dengan suatu jasa seperti brosur, kartu bisnis, format laporan, dan
peralatan.
7. Process (proses)
Semua prosedur aktual, mekanisme dan aliran aktivitas dimana
jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi
jasa.
Obyektif utama dari pemasaran yaitu mengidentifikasi kebutuhan
dan keinginan pasar. Jasa harus didesign untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Design jasa mencakup design dari proses
jasa dan bagaimana jasa disampaikan.Penytajian jasa aaktual
akan menentukan tahapan pengalaman konsumen/aliran operasi
jasa, bahkan menjadi bukti yang bisa dinilai konsumen dan pada
akhirnya, prose mencerminkan bagaimana semua elemen bauran
pemasaran dikoordinasikan untuk menjamin kulitas dan
C. Harga
1. Pengertian Harga
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang
memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Harga
merupakan bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat
diubah. Menurut Kotler dan Amstrong (1999: 25) harga adalah
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau
jumlah dari nilai yang ditukar konsumen agar menjadi manfaat
karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
Menurut Kismono (2001: 346) ia mendefinisikan harga sebagai
nilai tukar suatu produk yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Angipora (1999: 25) mendefinisikan harga adalah apa yang harus
diberikan oleh pembeli untuk mendapatkan suatu produk.
2. Tujuan Penetapan Harga
Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan
menetapkan harga untuk pertama kalinya. Hal ini terjadi, ketika
perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru. Pada
saat memperkenalkan produknya, saluran distribusi baru atau daerah
baru, ketika akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja
baru. Perusahaan harus memutuskan dimana ia akan mendapatkan
produknya berdasarkan mutu dan harga.
Menurut Kismono (2001: 347) tujuan penetapan harga bagi
perusahaan yaitu:
Perusahaan menetapkan harga dan mempertimbangkan biaya
yang telah dikeluarkan dan laba yang diinginkan. Dari laba
tersebut perusahaan mendapatkan dana yang dapat digunakan
untuk jalannya operasional perusahaan.
b. Merebut Pangsa Pasar (Market Share)
Perusahaan dapat menetapkan harga yang rendah sehingga
dapat menarik lebih banyak konsumen dan dapat merebut
pangsa pasar pesaing.
c. Mengejar Keuntungan
Perusahaan dapat menetapkan harga yang bersaing agar bisa
mendapatkan keuntungan yang optimal bagi produknya.
d. Mendapatkan Return on Investment atau pengembalian modal
Perusahaan dapat cepat menutup biaya investasi, harga dapat
ditetapkan tinggi.
e. Mempertahankan Status Quo
Pada persaingan beragam produk yang ditawarkan di pasar,
produk yang telah mendapatkan pangsa pasar perlu
dipertahankan keberadaannya dengan penetapan harga yang
tepat.
3. Faktor-Faktor Yang Perlu Dipertimbangkan dalam Penetapan
Harga
Secara umum ada dua faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
penetapan harga yaitu:
1). Tujuan Pemasaran Jasa
Faktor utama yang menentukan dalam penetapan harga
adalah tujuan mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan
kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan,
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lain-lain.
2). Strategi Bauran Pemasaran
Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran
pemasaran. Oleh karena itu harga perlu dikoordinasikan
dan saling mendukung dengan bauran pemasaran
lainnya,distribusi dan promosi.
3). Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal
yang harus ditetapkan perusahaan agar tidak mengalami
kerugian. Setiap perusahaan menaruh perhatian besar pada
aspek struktur biaya (tetap dan variabel) serta jenis-jenis
biaya lainnya.
b. Faktor Eksternal Perusahaan
1). Sifat Pasar dan Permintaan
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan
permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk pasar
persaingan sempurna, persaingan monopoli maupun
oligopoli. Faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya
2). Persaingan
Menurut Kotler (1997: 26) ada lima kekuatan pokok yang
beerpengaruh dalam persaingan suatu industri, yaitu
persaingan dalam industri yang bersangkutan, produk
subsitusi, pemasok, pelanggan dan ancaman pendatang
baru. Informasi yang dibutuhkan untuk menganalisis
karakteristik yang dihadapi antara lain meliputi:
a). Jumlah Perusahaan Dalam Suatu Industri
Perusahaan dalam suatu industri bila hanya ada satu,
maka secara teoritis perusahaan yang bersangkutan
bebas menetapkan harganya seberapapun. Industri
terdiri atas banyak perusahaan, maka persaingan
harga terjadi bila produk yang dihasilkan tidak
terdiferensiasi, maka harga pemimpin industri
yang leluasa menentukan perubahan harga.
b). Ukuran Relatif Setiap Anggota Dalam Organisasi
Perusahaan memiliki pangsa pasar yang besar, maka
perusahaan yang bersangkutan dapat memegang
insiatif perubahan harga. Bila pangsa pasarnya
kecil, maka jadi pengikut.
c). Diferensiasi Produk
Perusahaan berpeluang melakukan diferensiasi
dalam industrinya, maka perusahaan tersebut dapat
sekalipun perusahaan itu kecil dan banyak pesaing
dalam industri.
d). Kemudahan Untuk Memasuki Industri Yang
Bersangkutan
Suatu industri mudah untuk dimasuki, maka
perusahaan yang ada sulit mempengaruhi atau
mengendalikan harga, sedangkan bila ada hambatan
masuk ke pasar (Barrter to Market Antry), maka
perusahaan yang sudah ada dalam industri tersebut
dapat menendalikan harga hambatan yang masuk
dalam pasar dapat berupa persyaratan teknologi,
modal yang besar, tidak tersedia bahan baku yang
utama, skala ekonomis yang sudah dicapai
perusahaan-perusahaan yang sudah ada yang sulit
dirai oleh para pendatang baru, kendati atas sumber
daya alam oleh perusahaan yang sudah dan keahlian
dalam pemasaran.
e). Unsur-unsur Lingkungan Eksternal Lainnya
Perusahaan
Selain Faktor-faktor diatas, perusahaan juga perlu
mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi (inflasi,
booming, resesi, tingkat bunga), kebijakan dan
peraturan pemerintah dan aspek sosial (kepedulian
4. Strategi Penetapan Harga
Setelah harga dasar ditentukan dengan pendekatan permintaan dan
penawaran, pendekatan biaya dan pendekatan pasar, pada tahap
berikutnya pemasar perlu untuk menetapkan strategi harga. Pilihan
strategi harga dipengaruhi harga sasaran (objektif) perusahaan,
tahapan daur hidup produk dan persaingan. Strategi penetapan harga
terdiri dari:
a. Strategi Harga Produk Baru
1). Skimming
Skimming yaitu penetaqpan harga yang relatif tinggi
pada saat produk diluncurkan pertama kali di pasar,
haruslah yang memproduksi produk berteknologi tinggi
menginvestasikan dana yang besar untuk riset dan
pengembangan produk,serta manufaktur. Contohnya,
Apple Computer, Nokia, Hawlett-Packard dan lain-lain.
2). Penetration Pricing
Penetration Pricing yaitu meluncurkan produk dengan
harga yang murah untuk memperoleh pangsa pasar yang
luas atas barang atau jasa. Tujuan perusahaan menetapkan
strategi ini adalah untuk penetrasi pasar secepat-cepatnya
dan membangun loyalitas merek, contohnya, PT. Timor
Distribusi Nasional meluncurkan sedan timor untuk
dengan harga yang relatif murah, sekitar Rp 36 juta- Rp
40 juta.
b. Strategi Harga Psikologis terdiri dari:
1). Presige Pricing
Strategi ini menetapkan harga yang tinggi untuk
menanamkan citra (image) kualitas yang tinggi.
Strategi ini berhasil untuk produk shopping dan
speciality. Contohnya, Rolex, Chopard, Cristian Dior
dan sebagainya.
2). Odd Pricing
Pada strategi ini penjual menetapkan harga yang ganjil
atau sedikit dibawah jumlah yang genap, seperti Rp
999.999,00, Rp 49.900,00 atau Rp 9.995,00. contohnya,
harga pada produk alat kebugaran, alat kecantikan,
perabot dapur yang ditawarkan telemarketing seperti
lewat TV Media.
3). Multiple Unit Pricing
Strategi penentuan harga ini digunakan perusahaan
yang menjual dengan harga yang lebih rendah apabila
konsumen membeli dalam jumlah yang lebih banyak.
Misalnya, sepotong pakaian yang dijual dengan harga
Rp 10.000,00 akan dijual dengan harga Rp 8.000,00
apabila konsumen membeli dua potong pakaian.
Strategi penentuan harga ini, perusahaan menjual
produk dengan harga yang berada untuk model yang
berada dalam lini produk tertentu. Contohnya, pada
tahun 1996, Acer, Produsen Computer Taiwan, menjual
Acer Entra seharga Rp 2.750.000,00 sedangkan Acer
Entra Multimedia dijual seharga Rp 3.100.000,00
5). Leader Pricing
Perusahaan pengecer sering sering menggunakan
strategi ini dengan menjual beberapa produk yang
menarik dengan harga yang rendah dibanding harga
normal. Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kunjungan di toko. Harga yang rendah pada minuman
ringan, sandal, gula permen, sering kali digunakan
untuk menarik konsumen.
c. Strategi Harga Diskon
Strategi ini banyak digunakan oleh perusahaan dengan
memberikan potongan harga atau diskon untuk meningkatkan
penjualan. Harga diskon adalah semua potongan dan harga yang
sudah ditetapkan. Diskon dapat berupa cash discount (promt
payment), trade discount (deberikan perantara pemasaran pada
pada perantara yang lain sebagai bentuk layanan) dan quntity
discount (membeli dalam jumlah tertentu baru mendapat diskon,
contohnya, membeli 100 unit akan mendapat diskon 15 persen)
1). Relative Pricing
Strategi penentuan harga dengan menetapkan harga diatas,
dibawah atau sama dengan tingkat harga persaingan.
Perusahaan dalam menetapkan harga mengikuti gerakan
persaingan.
2). Follow The Leader Pricing
Strategi ini merupakan penetapan harga dimana
perusahaan tidak menetapkan harganya sendiri, namun
bereaksi mengikuti harga yang ditetapkan pemimpin
pasar (market leader), perusahaan- perusahaan skala
menengah mengikuti harga yang telah “ditentukan”
perusahaan besar untuk menghindari “perang harga”.
D. Keputusan Pembelian
Menurut Suryadi dan Ramdhani (2001: 14) pengambilan
keputusan merupakan suatu proses komunikasi dan partisipasi dan
terus menerus dari keseluruhan organisasi. Hasil keputusan tersebut
merupakan pernyataan yang disetujui alternatif atau antar prosedur
untuk mencapai tujuan. Pendekatannya dapat dilakukan, baik melalui
pendekatan yang bersifat pribadi atau kelompok sentralisasi,
desentralisasi, partisipasi maupun demokratis. Persoalan pengambilan
keputusan pada dasarnya merupakan bentuk pemilihan
alternatif-alternatif, tindakan yang mungkin dipilih dimana prosesnya merupakan
Penyusunan model keputusan adalah suatu cara untuk
mengembangkan hubungan-hubungan logis yang mendasari persoalan
keputusan kedalam suatu model keputusan matematis, yang
mencerminkan hubungan yang terjadi diantara faktor-faktor yang
terlibat.
Menurut The American Marketing Association (dalam
Setiadi,2003: 3) mendefinisikan perilaku konsumen yang merupakan
interaksi dinamis antara afeksi (perilaku), kognisi (pikiran) dan
lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam
hidup mereka.
Definisi tersebut mengandung tiga ide penting, yaitu:
perilaku konsumen bersifat dinamis, melibatkan interaksi antara afeksi
(perilaku), kognisi (pikiran), perilaku dan kejadian disekitar yang
melibatkan pertukaran untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut Simon dalam Suryadi dan Ramdhani (2000: 15) proses
pengambilan keputusan terdiri dari tiga fase, yaitu:
1. Intelligense
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari
lingkup problem serta proses pengenalan masalah. Data masukan
masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka
mengidentifikasi masalah.
Tahap ini merupakan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut
diimplementasikan kedalam proses pengambilan keputusan.
3. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini
meliputi proses untuk mengerti masalah, menuturkan solusi dan
menguji kelayakan sosial.
Angel (1994: 60) berpendapat bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi dan membentuk perilaku proses keputusan pembelian
adalah:
1. Pengaruh Lingkungan, yang meliputi:
a. Budaya
b. Kelas sosial
c. Pengaruh pribadi
d. Sikap
e. Situasi
2. Kompleksitas Perbedaan Individu yang sangat penting antara lain:
a. Sumber daya konsumen
b. Motivasi dan keterlibatan
c. Pengetahuan
d. Sikap
3. Proses Psikologi Dasar terdiri dari:
a. Pengolahan informasi
b. Pembelajaran
c. Perubahan sikap dan perilaku
Menurut Setiadi (2003: 16) dalam mengambil keputusan untuk
mengkonsumsi suatu produk, konsumen dihadapkan proses dalam
pengambilan keputusan.
Mencari Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Perilaku Pasca Pembelian Mengenali
Kebutuhan
Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya kebutuhan.
Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi yang
diinginkan dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.
b. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan berusaha
mencari sumber informasi sebanyak mungkin. Secara umum
konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari
sumber komersil, yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh para
pemasar seperti iklan.
c. Evaluasi Alternatif
Ada beberapa model evaluasi keputusan, namun kebanyakan dari
proses evaluasi konsumen bersifat kognitif yaitu mereka
memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap
produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan
rasional.
d. Keputusan Pembelian
Tahap evaluasi konsumen membentuk preferensiterhadap
merek-merek yang terdapat perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga
membentuk tujuan pembelian untuk membeli merek yang disukai.
Tujuan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor-faktor
e. Perilaku Paska Pembelian
Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan dan ketidak
puasan. Konsumen itu juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan
sesudah pembelian akan menarik minat para pemasar.
Hawkins, Best dan Coney dalam Simamora (2002: 8)
mengatakan bahwa berdasarkan faktor yang dipertimbangkan, pada dasarnya
pengambilan keputusan bisa dibagi dua, yaitu pengambilan keputusan
berdasarkan sikap (atritude based choise).
Pengambilan keputusan berdasarkan sikap mengasumsikan bahwa
keputusan diambil berdasarkan kesan umum, intuisi maupun perasaan.
Pengambilan keputusan seperti ini bisa terjadi pada produk yang belum
dikenal atau tidak sempat dievaluasi oleh konsumen. Menurut Kotler (1997:
160) jenis-jenis tingkah laku keputusan pembelian terdiri dari:
1. Tingkah laku membeli yang komplek
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan
keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang
dirasakan diantara mereki.
2. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidak cocokan.
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasiyang bercirikan
keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan
diantara merek.
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi ini yang bercirikan
keterlibatan konsumen yang rendah.
Menurut Kotler (1997: 153) ada beberapa faktor utama yang mempengaruhi
perilaku pembelian antara lain:
1. Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam terhadap
perilaku. Peran budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli sangatlah
penting terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan lebih
banyak ciri-ciri dan sosialisasi.
2. Faktor Sosial
Sebagai tambahan atas faktor budaya, perilaku seorang konsumen
dipengaruhi oleh fungsi sosial seperti kelompok acuan keluarga, peran dan
status.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli yang dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.
Karakteristik tersebut adalah usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
4. Fungsi Psikologis
Pilihan pembeli seseorang dipengaruhi oleh empat fungsi psikologis utama
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
CV. DR HIMPAK Medan merupakan suatu perusahaan jasa
transportasi yang berbentuk perusahaan komanditer yang anggotanya
terdiri dari dua orang pemegang saham yaitu Bapak Fachruddin Kudadiri
dan Bapak Pidin Sagala. Kegiatan utama dari peerusahaan ini bergerak
dibidang jasa transportasi darat.
CV. DR HIMPAK Medan didirikan oleh Bapak Fachruddin
Kudadiri. CV. DR HIMPAK Medan merupakan suatu singkatan dari
“Dairi Raya Himpunan Masyarakat Pak-pak” yang berdiri pada tahun
2002 yang beralamatkan di Jl. Jamin Ginting Pasar VII No. 837 Medan.
Pada tahun 2002, CV. DR HIMPAK Medan memiliki modal
awal Rp 500.000.000,- dengan perincian sebagai berikut: Untuk ijin
usaha Rp 100.000.000,- untuk full bangunan Rp 30.000.000,- dan
selebihnya untuk pembelian 10 unit mobil dengan merk L- 300 dan pada
saat itu trayek dari CV. DR HIMPAK Medan hanya tujuan Medan Subu
Salam (Aceh Tengah). Pada tahun 2004 CV. DR HIMPAK Medan
menambah jumlah armadanya ± 40 unit dengan tipe merk yang sama dan
memperluas trayeknya dengan tujuan yang berbeda antara lain:
Sidikalang, Salak, Pegegen, Sibande dan sampai sekarang jumlah
armadanya menjadi 60 unit. Hal ini disebabkan karena semakin
Kegiatan Yang Dilakukan CV. DR HIMPAK Medan
1. Kegiatan dibidang Administrasi
Kegiatan dalam hal ini merupakan rencana pelaksanaan atau
kebijakan dalam penjualan tiket sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan membuat laporan-laporan kepada direksi atas
pelaksanaan tugas dibidang administrasi perusahaan. Hal ini
harus dipertangungjawabkan agar kegiatan-kegiatan dari
perusahaan selalu berjalan dengan baikj sesuai dengan rencana.
2. Kegiatan dibidang pelayanan transportasi
a. Melayani penumpang trayek dekat maupun jauh
b. Menerima pengiriman paket
3. Kegiatan didalam per jalanan
a. STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
b. SIK (Surat Ijin Kendaraan)
c. KPS (Kartu Pengawasan)
d. Surat Ijin Usaha
B. Struktur Organisasi Perusahaan CV. DR HIMPAK Medan dan Uraian
Tugas
Dalam rangka melaksanakan tugas, diperlukan adanya struktur
organisasi. Struktur organisasi adalah kerangka dansusunan perwujudan
pola hubungan diantara fungsi-fungsi, bagia-bagian dan orang-orang yang
menunjukan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu peerusahaan. Tugas wewenang dan tanggung
jawab dari masing-masing jabatan tersebut adalah sebagai berikut:
Pimpinan
Direktur utama sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan bertugas:
1. Memimpin keseluruhan aktivitas dalam perusahaan.
2. Mengambil keputussan dalam menetapkan kebijakan, pengendalian dan
pengembangan kegiatan perusahaan.
3. menyetujui dan memberikan pengesahan atas pemberian inventaris
perusahaan.
4. Mengadakan peramalan keadaan perusahaan untuk masa yang akan
datang.
5. Menyetujui dan menolak pengankatanm dan pemberhentian karyawan.
Wakil Pimpinan
Wakil pimpinan dalam kegiatannya berfungsi sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugas pimpinan bilamana pimpinan berhalangan.
2. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas setiap bagian serta
3. mengevaluasi semua kegiatan yan berhubunan dengan perjalanan
angkutan.
Koordinator
1. Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas yang berhubungan
denan kegiatan pengangkutan.
2. Memberikan pertanggungjawaban kepada direksi.
Mandor
1. Mengawasi setiap bawahannya dalam melaksanakan tuas yang
berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan.
2. Bertanggung jawab terhadap pimpinan perusahaan.
Staff Mandor
1. Mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan penjualan tiket.
2. menyediakan kegiatan pembukuan dan pembayaran gaji.
3. bertanggung jawab kepada pimpinan.
Karyawan (Pengemudi angkutan)
1. Menghantarkan penumpang ke terminal tujuan.
2. Menjemput penumpang.
3. Menjaga keselamatan penumpang sampai ketempat tujuan.
4. Bertanggung jawab terhadap pimpinan perusahaan.
Karyawan Bongkar Muat
1. Membongkar dan menyusun barang-barang yang dimiliki penumpang ke
mobil angkutan
Wakil Direksi
Koordinator
Mandor I Mandor II
Karyawan (supir, bongkar muat)
Staff Mandor Staff Mandor
Direksi
Sumber : C.V DR Himpak Medan
C. Sistem Penjualan Tiket C.V DR Himpak Medan
1. Tunai / Cash
Pada sistem penjualan itu, penumpang dengan sendirinya datang ke
terminal untuk memesan tiket yang dibutuhkan. Pembayaran tiket
dilakukan bersamaan dengan pemberian tiket.
2. Kredit
Pada sistem penjualan ini, penumpang hanya menelepon untuk
memesan tiket dan pembayarannya dilakukan pada jadwal
keberangkatan sipenumpang.
Tabel 3.1 Daftar Harga Tiket C.V DR HIMPAK Medan
Tujuan Harga Sebelum Naik
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada penelitian ini digunakan dua metode untuk menganalisis data primer
yang telah diperoleh, yaitu metode analisis deskriptif dan metode analisis
kuantitatif. Metode analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui secara umum
gambaran responden penelitian. Sedangkan metode analisis kuantitatif digunakan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas data serta pengaruh antara variable
bebas (kenaikan harga) terhadap variable terikat (keputusan pembelian pada CV
DR HIMPAK Medan) melalui pengolahan data primer dari kuesioner. Proses
penganalisaan data ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS 13.0
A. Analisis Deskriptif Responden
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan data-data kuesioner yang disebarkan kepada 152 responden,
diperoleh data mengenai jenis kelamin responden penelitian. Jumlah dan
persentase antara laki-laki dan perempuan dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 113 74%
Perempuan 39 26%
Jumlah 152 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2006 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki lebih
sebesar 74 % berbanding dengan 39 orang responden perempuan atau sebesar
46%. Ini berarti secara umum dalam penelitian ini penduduk laki-laki
memiliki mobilitas yang lebih tinggi dalam menggunakan angkutan umum CV
DR HIMPAK. Ini mungkin disebabkan laki-laki memiliki lebih banyak
kepentingan / urusan terhadap daerah-daerah yang dituju angkutan umum ini.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Data dalam tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang berprofesi
sebagai wiraswasta mendominasi dalam penelitian ini sebanyak 77 orang atau
51% dari total responden. Kemudian disusul responden yang memiliki
pekerjaan sebagai pegawai/karyawan sebanyak 45 orang dengan persentase
sebanyak 30%.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase
Wiraswasta 77 51%
Pegawai 45 30%
Tidak Bekerja 16 10%
Pelajar/Mahasiswa 14 9%
Total 152 100%
Sumber : Hasil Penelitian 2006 (Data Diolah)
Hal ini menunjukkan mereka yang berprofesi sebagai wiraswasta memiliki
banyak urusan yang mungkin berkaitan dengan bisnis masing-masing
sehingga mereka lebih banyak bepergian ke daerah tujuan angkutan umum CV
DR HIMPAK Medan.
B. Analisis Deskriptif Variabel
Penelitian ini menggunakan masing-masing satu variabel bebas (kenaikan
harga) dan variable terikat (keputusan pembelian)
1. Variabel Kenaikan Harga
Variabel ini meliputi mahalnya tiket, murahnya tiket jika dibandingkan
jenis angkutan lain, standar kenaikan harga tiket, kesesuaian antara kenaikan
harga dengan pelayanan yang diberikan dan adanya biaya ekstra. Variabel ini
terdiri dari 5 (lima) pertanyaan (item). Distribusi jawaban respnden tentang
variabel kenaikan harga dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kenaikan Harga
STS TS KS S SS
Sumber : Hasil Penelitian 2006 (Data Diolah)
Pada Tabel 4.3 dapat dilihat frekuensi jawaban responden terhadap
mahalnya kenaikan harga tiket adalah 48% responden (72 orang) tidak setuju
dengan kenaikan harga tiket tersebut. Namun jumlah yang menyatakan setuju
atas kenaikan harga tersebut cukup signifikan yaitu 32% responden (50
HIMPAK Medan relatif seimbang antara yang setuju maupun yang tidak
setuju atas adanya kenaikan harga tiket.
Frekuensi jawaban responden terhadap harga tiket setelah kenaikan
dianggap tidak terlalu mahal jika dibandingkan dengan tarif angkutan jenis
lain didapat hasil yang menunjukkan 79% responden setuju dengan pernyataan
tersebut yang mengindikasikan bahwa meskipun harga tiket telah dinaikkan
sebagian besar konsumen tetap memilih menggunakan jasa angkutan CV DR
HIMPAK Medan.
Distribusi jawaban responden terhadap item ketiga yaitu kenaikan harga
tiket masih dianggap standar/wajar 82% responden setuju dengan pernyataan
tersebut sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa meskipun harga tiket naik
konsumen menganggap kenaikannya masih wajar / cukup maklum atas
kenaikan harga tiketnya.
Frekuensi jawaban responden terhadap pernyataan bahwa kenaikan
harga telah disesuaikan dengan peningkatan pelayanan, dari data diatas dapat
ditarik kesimpulan 68% responden melihat kenaikan harga tiket ini telah
diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan oleh CV DR HIMPAK.
Distribusi jawaban responden terhadap dikenakannya biaya ekstra bagi
para penumpang atas barang-barang bawaan mereka, dari hasil kuesioner
diperlihatkan bahwa 50% responden setuju atas adanya biaya ekstra tersebut,
sementara yang menjawab tidak setuju atas adanya biaya ekstra tersebut cukup
signifikan yaitu 38% responden. Hal ini menunjukkan meskipun 50%
setuju juga cukup banyak sehingga pengelola CV DR HIMPAK Medan perlu
mempertimbangkan adanya biaya ekstra ini.
C. Analisis Statistik Deskriptif
Penganalisaan regresi linear sederhana dilakukan dengan menggunakan metde
enter, karena dengan metode enter seluruh variabel akan dimaukkan kedalam
analisis untuk dapat diketahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Data ini akan diolah
menurut metode enter pada input SPSS versi 13.0
Berdasarkan tabel Variables Entered Removedb (Terlampir) menunjukkan hasil analisis statistik deskriptif sebagai berikut:
a. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel
independen yaitu variabel kenaikan harga.
b. Tidak ada variabel independen yang dikeluarkan (removed)
c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter
Berdasarkan tabel Descriptive Statistics (Terlampir) menunjukkan hasil
analisis statistik deskriptif sebagai berikut:
a. Rata-rata variabel kenaikan harga = 7,54 dan standar deviasinya = 1,400
b. Rata-rata variabel keputusan pembelian = 47,69 dan standar deviasinya =
6,249.
D. Analisis Statistik Kuantitatif
1. Uji Validitas
Kuesioner sebelum disebarkan untuk menjadi sumber data yang baik,
maka perlu digunakan uji validitas dan reliabilitas. Uji ini dilakukan dengan
tujuan agar data yang diambil benar valid dan reliabel artinya
benar-benar mengukur apa yang hendak diuji dan konstan dalam pengambilan data.
Valid berarti data-data yang diperoleh dengan penggunaan alat
(instrumen) misalnya kuesioner, benar-benar dapat menjawab tujuan
penelitian (Pratisto, 2004 : 241).
Pengujian validitas instrumen digunakan dengan menggunakan program
SPSS 13.0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid.
2) Jika rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
Pada hasil pengolahan dengan menggunakan bantuan software SPSS
13.0 untuk melakukan pengujian terhadap validitas dan reliabilitas pada tiap
pertanyaan dari kuesioner yang akan diajukan, diperoleh data output sebagai
berikut :
1. Pada kelompok Item Total Statistics, Scale Mean if Item Deleted
menerangkan rata-rata total jika variabel tersebut dihapus.
2. Corrected Item - Total Correlation merupakan korelasi antara skor
item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji
validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas butir pertanyaan
rtabel pada ∞ 0,05 dengan derajat bebas (df) = jumlah kasus – 2. Jumlah kasus adalah 17, jadi df = 17 – 2 = 15. r (0,05 : 11) pada uji
satu arah = 0,3271.
3. Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut
valid.
4. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut
tidak valid.
5. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item – Total Correlation.
6. Dari 17 butir pertanyaan yang dibuat pada kuesioner, ternyata butir
1, 2, 5, 9, dan 14 tidak valid karena rhitung < rtabel.
rhitung pada butir 1 adalah 0,007 dan lebih kecil dari rtabel yaitu 0,3271.
rhitung pada butir 2 adalah 0,054 dan lebih kecil dari rtabel yaitu 0,3271.
rhitung pada butir 5 adalah -0,026 dan lebih kecil dari rtabel yaitu
0,3271.
rhitung pada butir 9 adalah 0,200 dan lebih kecil dari rtabel yaitu 0,3271.
rhitung pada butir 14 adalah 0,302 dan lebih kecil dari rtabel yaitu
0,3271.
Sehingga butir 1, 2, 5, 9 dan 14 harus dibuang.(Terlampir)
Dengan prosedur yang sama, tapi terlebih dahulu membuang butir 1, 2,
5, 9 dan 14 maka akan diperoleh output sebagai berikut.
rtabel pada ∞ 0,05 dengan derajat bebas df = 12 – 2 = 10 r(0,05) ; 10 pada uji satu arah = 0,3981
Dari 12 butir pertanyaan yang yang tersisa pada kuesioner, dapat dilihat
dari rtabel sehingga dapat disimpulkan bahwa 12 butir pertanyaan telah valid.
(Terlampir)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulangkali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2003:110).
Pengujian dilakukan dengan program software SPSS 13.0 for windows.
Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan
reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
1)Jika ralpha positif > rtabel maka pertanyaan reliabel.
2)Jika ralpha negatif atau < rtabel maka pertanyaan tidak reliabel.
Tabel 4.4 Reliabilitas Kuesioner
,836 17
r Alpha
Jumlah Pertanyaan
Sumber :Data Diolah, 2006
Pada 17 butir pertanyaan dengan tingkat signifikansi 0,05 koefisien
alpha sebesar 0,836, sedangkan rtabel 0,3271 berarti ralpha positif dan lebih besar
dari rtabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan diatas telah
reliabel dan kuesioner sudah dapat disebarkan dan dijadikan sebagai instrumen
E. Analisis Regresi Sederhana
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui besar pengaruh
keterkaitan antara satu variabel bebas (kenaikan harga) terhadap variabel terikat
(keputusan pembelian), dengan bantuan SPSS versi 13.0 dihasilkan output sebagai
berikut :
(Constant) 29,226 2,337 12,504 ,000
1
Kenaikan_harga 2,449 ,305 ,549 8,034 ,000
a Dependent Variable: Keputusan_pembelian
Sumber : Data diolah, 2006
Model regresi untuk persamaan ini dapat dilihat dari tabel Coefficients pada
kolom B, yaitu:
Y = 29,226 + 2,449X1
Dimana:
Y = Keputusan pembelian tiket angkutan CV DR HIMPAK Medan
X1 = Kenaikan harga
Persamaan dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Konstanta sebesar 29,226 menyatakan bahwa jika tidak ada faktor
kenaikan harga maka keoutusan pembelian tiket angkutan CV DR
HIMPAK Medan tetap ada sebesar 29,226.
b. Koefisien regresi X1 sebesar 2,449 menyatakan setiap peningkatan
variabel kenaikan harga sebesar sauan nilai, akan meningkatkan keputusan
karena kenaikan harga tiket tidak menurunkan keputusan pembelian tiket
angkutan CV DR HIMPAK Medan tetapi malah menaikkan keputusan
pembelian tiket. Hal itu mencerminkan bahwa pengguna jasa relatif tidak
terpengaruh dengan kenaikan harga atau mungkin juga mencerminkan
ketidakberdayaan pengguna jasa terhadap kenaikan harga karena CV DR
HIMPAK Medan adalah angkutan umum yang melewati daerah tujuan
mereka.
F. Pengujian Hipotesis
1. Uji Signifikansi Individual (Uji – t)
Uji – t dilakukan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas
(independen) secara individual terhadap variabel terikat (dependen). Untuk
melakukan uji – t menggunakan tabel Coefficients.
Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut :
a. Menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1
b. Mencari nilai ttabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (∞) dan menentukan derajat kebebasan.
c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan
d. Mencari nilai thitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS
versi 13.0
e. Kesimpulan
Hasil Pengujian :
a. Model hipotesis yang digunakan dalam uji – t adalah :
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (X1) yaitu variabel kenaikan harga
terhadap keputusan pembelian (Y).
Ha : bi≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
dari variabel bebas (X1) yaitu variabel kenaikan harga terhadap
keputusan pembelian (Y).
b. ttabel diperoleh dengan derajat bebas = n – k
n = jumlah sampel, yaitu 152
k = jumlah variabel yang digunakan, k = 2
derajat bebas = n – k = 152 – 2 = 150
Uji – t yang digunakan adalah uji satu arah maka ttabel 0,05 (150)
adalah 1,658
c. Kriteria pengambilan keputusan :
H0 diterima jika ttabel > thitung pada ∞ = 5% Ha diterima jika ttabel < thitung pada ∞ = 5% d. Dari tabel Coefficients dapat dilihat :
i. Variabel kenaikan harga (X1), thitung = 8,034 dengan tingkat
signifikansi 0
Maka Ha diterima karena ttabel < thitung pada ∞ = 5%
Artinya secara individual terdapat pengaruh yang signifikan
2. Pengujian Koefisien Determinasi (R2)
Penujian koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur
persentase sumbangan variabel kenaikan harga (X1) terhadap variabel
keputusan pembelian (Y) secara bersama-sama. Hasil pengujian koefisien
determinasi dapat dilihat dengan menggunakan bantuan software SPSS 13.0
pada tabel berikut :
Tabel 4.6
a Predictors: (Constant), Kenaikan_harga b Dependent Variable: Keputusan_pembelian
Sumber : Data diolah, 2006
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa koefisien korelasi (R)
sebesar 0,549 yang menunjukkan adanya hubungan yang relatif kuat dimana
koefisien determinasi R2 sebesar 0,301 berada diantara 0 < R < 1. Ini
menunjukkan variasi naik turunnya keputusan pembelian tiket angkutan
umum CV DR HIMPAK dipengaruhi oleh variasi pada variabel kenaikan
harga sebesar 30,1%. Dengan demikian nilai variabel yang tidak dimasukkan
dalam model adalah e = 1 – 0,301 = 0,699 atau 69,9%. Dengan kata lain
G. Hasil Penelitian
Berdasarkan penjelasan-penjelasan dan analisis yang telah dikemukakan maka
masalah-masalah yang terdapat di dalam rumusan masalah telah dapat dijawab
yaitu :
1. Terdapat pengaruh variabel kenaikan harga terhadap keputusan
pembelian tiket angkutan umum CV DR HIMPAK.
2. Melalui pengujian hipotesis, hasil penelitian yang didapat adalah secara
individual variabel kenaikan harga mempunyai pengaruh yang signifikan
BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap pengaruh kenaikan harga
terhadap keputusan pembelian pada CV DR HIMPAK, maka penelti menarik
kesimpulan atas penelitian yang dilakukan dan memberikan saran-saran yang
bermanfaat baik bagi pengelola angkutan umum CV DR HIMPAK maupun bagi
penelitian selanjutnya untuk memperbaiki kekurangan dalam upaya meningkatkan
jumlah pengguna angkutan umum CV DR HIMPAK maupun kualitas penelitian
selanjutnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka dapat
disimpulkan :
1. Variabel kenaikan harga tiket (X1) berpengaruh terhadap keputusan
pembelian pada CV DR HIMPAK Medan (Y). Hal ini dibuktikan dari
besarnya thitung (8,304) yang lebih besar dari ttabel (1,658). Hal ini
disebabkan adanya adanya variabel lain yang mempengaruhi
keputusan pembelian.
2. Melalui identifikasi determinan diketahui bahwa nilai R square sebesar
30,1% artinya bahwa keputusan pembelian pada CV DR HIMPAK