TUGAS AKHIR
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) TENTANG
DASAR PENGENAAN PAJAK REKLAME OLEH DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN
Disusun oleh
NAMA : DENI SYAHPUTRA ACHRI NIM : 082600007
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi pada Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah, segala puji peneliti panjatkan kepada Allah SWT, yang
telah memberikan kesempatan peneliti untuk bisa menyelesaikan tugas akhir ini
dengan judul “Dasar Pengenaan Pajak Reklame Oleh Dinas Pertamanan Kota
Medan “. Peneliti sepenuhnya menyadari, tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari materi pembahasan maupun tata bahasanya, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan peneliti. Oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini. Penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada Almarhum Ayahanda Raja Sulong Yafizham,
Ibunda Fauziah Harahap. Yang telah mendidik dan mengasuh saya Dra R.
Chairani, R. Daria S.pd dan beserta Keluarga Besar tercinta yang telah melahirkan
dan membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, memberikan do‘a,
bimbingan, dorongan dan nasehat yang tiada hentinya kepada penulis selama
perkuliahan dan sampai selesainya penyusunan Tugas Akhir.
Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Badaruddin, M.Si , selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Kariono M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bantuan, bimbingannya baik itu ilmu, saran, nasihat selama penulisan tugas
akhir ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera
Utara.
5. Pihak Pimpinan dan seluruh karyawan Dinas Pertamanan Provinsi Sumatera
Utara yang telah banyak membantu peneliti dalam melakukan riset
6. Kepada para sahabat saya (Zaki Anshari, Putra Rizky Hasibuan, Win Putraga
Nauli) terima kasih atas saran dan suka duka dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
7. Kepada para sahabat saya dari kecil ( Ari, Feriz, Adek Rio, Leny) terima kasih
atas dorongan dan suka duka dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
8. Seluruh teman teman D3 Administrasi Perpajakan stambuk 2008.
Akhirnya peneliti berharap dan berdo’a semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Medan, …. Juni 2011
Peneliti
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ……… 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) … 3 C. Uraian Teoritis ……….. 5
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ………. 10
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ……….. 10
F. Metode Pengumpulan Data ……… 12
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri … 12 Bab II : Gambaran Umum Dinas Pertamanan Kota Medan ……….. 14
A. Sejarah Dinas Pertamanan Kota Medan ……… 14
B. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan ………. 16
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan … 18 D. Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan ………… 28
E. Tata Kerja ……… 31
Bab III : Gambaran dan Data Pajak Reklame ………... 32
A. Dasar Pelaksanaan ……….. 32
B. Ketentuan Umum ……… 33
C. Subjek dan Objek Pajak Reklame ……….. 35
D. Tata Cara Perizinan Pajak Reklame ……….. 36
E . Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian, Jarak Reklame dan Nilai Strategis………... 41
F. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame ………... 49
Bab IV : ANALISA DAN EVALUASI ………. 51
A. Masalah Yang Dihadapi ………... 51
B. Upaya Penyelesaian Masalah Yang Dihadapi ………. 52
C. Realisasi Penerimaan Pajak Reklame ……….. 54
Bab V : Kesimpulan dan Saran ……… 56
A. Kesimpulan ……….. 56
B. Saran ... 57
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin ... 29
Tabel 2.2 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan ... 29
Tabel 2.3 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah Struktur ... 30
Tabel 2.4 Tabel Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat
Disiplin Ilmu atau Pendidikan ... 30
Tabel 3.1 Tabel Besaran Nilai Rupiah Berdasarkan Kelas
Jalan dan Ukuran Reklame ... 45
Tabel 3.2 Tabel Besaran Nilai Rupiah Berdasarkan Kelas
Jalan dan Ukuran Reklame ... 45
Tabel 3.3Tabel besaran Nilai Sewa ReklamePapan/Bilboard/
Videotron/Large Elektronic Display (LED) ... 46
Tabel 3.4 Tabel Besaran Nilai Sewa Reklame Kain Berupa
Umbul-umbul Spanduk dan Sejenisnya serta Baliho ... 46
Tabel 3.5 Tabel Besaran Nilai Sewa Mini Bilboard/Shelter/Reklame Menempel ... 47
Tabel 3.6 Tabel Besaran Nilai Sewa Reklame Merek Toko ... 48
Tabel 4.1 Tabel Data Realisasi Penerimaan Pajak Reklame
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) secara sederhana adalah
suatu cara kerja yang langsung dapat membimbing kita kedalam dunia kerja
yang nyata guna memberikan kita arah dan cara yang lebih baik dalam
melakukan pekerjaan. Sedangkan yang dimaksud dengan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) secara umum adalah kegiatan intrakurikuler yang
dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri yang bertujuan memberikan
pengalaman praktis di lapangan yang berhubungan langsung dengan
teori-teori keahlian yang diterima dari para dosen, khususnya dosen Jurusan
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU). Karena sifatnya hanya
untuk memberikan pengalaman dan belajar keahlian secara praktis, maka
bantuan yang diberikan cenderung terbatas, dalam hal ini untuk mengetahui
Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame di Kota Medan.
Adapun yang menjadi latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) adalah mengingat bahwa sudah seharusnya dan sepantasnya tamatan
Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik adalah merupakan tenaga yang terampil, siap pakai, dan tenaga ahli
mahasiswa dipandang perlu untuk memperdalam pengetahuan yang telah
diperoleh sama masa perkuliahan dan mempelajarinya langsung pada dunia
kerja nyata.
Pelaksanaan PKLM ini juga untuk persyaratan untuk menamatkan
studi pada Program Diploma III Administrasi Perpajakan, karena Pelaksanaan
PKLM merupakan bagian dari mata kuliah yang dikerjakan oleh mahasiswa.
Pelaksanaan PKLM merupakan keharusan yang mutlak karena mahasiswa
tamatan Program Diploma III Perpajakan dianggap dapat mengerti dan
memahami berbagai bidang perpajakan yang telah dipelajarinya, baik secara
teori maupun prakteknya. Dan diharapkan ilmu yang telah diperoleh semasa
perkuliahan dapat digunakan sebaik-baiknya serta dapat membantu kelancaran
sewaktu mahasiswa melakukan PKLM.
Dalam kegiatan PKLM ini diharapkan mahasiswa dapat menganalisis
masalah serta mencari tahu alternatif pemecahan masalah yang dihadapi.
Mahasiswa juga diharapkan dapat mengenal dan mengerti lebih mendalam
mengenai “ DASAR PENGENAAN PAJAK REKLAME DI KOTA
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Secara teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) merupakan
kegiatan intrakurikuler yang dilakukan mahasiswa secara mandiri dengan cara
praktis dilapangan yang langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian
yang diterima dari para dosen Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri ini adalah :
1) Untuk mengetahui Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak
Reklame di Kota Medan.
2) Untuk mengetahui perkembangan jumlah penerimaan Pajak Reklame
selama lima tahun terakhir di Kota Medan.
Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa
1) Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang
Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame.
2) Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama
masa perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja
3) Agar dapat meningkatkan keahlian dan keterampilan dalam bidang
perpajakan maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
4) Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja
dengan dibekali keahlian keterampilan dan pengalaman yang
diperoleh sewaktu melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
Bagi Dinas Pertamanan Kota Medan
1) Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak Universitas dengan
Instansi Pemerintah khususnya Kantor Dinas Pertamanan Kota
Medan.
2) Dapat memperkenalkan serta mempromosikan sumber daya manusia
yang ada di Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi
Diploma III Administrasi Perpajakan.
Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
1) Mempererat hubungan antara Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan
dengan pihak Universitas khususnya Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.
2) Mendapatkan masukan berupa ide, saran dan gagasan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pajak reklame kurikulum Program
Studi Diploma III Administrasi Perpajakan sehingga mampu
C. Uraian Teoritis
1. Definisi dan Fungsi Pajak a. Definisi Pajak
Pengertian pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH yaitu:
Iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang
langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum.(Mardiasmo,2009: 1)
Sedangkan pengertian pajak menurut Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah
kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Dari berbagai definisi tentang pajak di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pajak memiliki beberapa aspek dasar :
1. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang;
2. Sifatnya dapat dipaksakan;
3. Tidak ada kontraprestasi yang langsung dapat dirasakan oleh pembayar
4. Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara baik pemerintah pusat
maupun daerah;
5. Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
pemerintah (rutin dan pembangunan) bagi kepentingan masyarakat
umum.
b. Fungsi Pajak
1) Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2) Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan
ekonomi.
2. Jenis Pajak
a. Menurut Golongannya
1. Pajak Langsung yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak (WP) dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada
orang lain. Contohnya Pajak Penghasilan.
2. Pajak Tidak Langsung yaitu pajak yang pada akhirnya dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain. Contoh Pajak Pertambahan
Nilai.
1. Pajak Subjektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjek pajaknya. Contohnya Pajak Penghasilan.
2. Pajak Objektif yaitu pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
objeknya tanpa memperhatikan keadaan Wajib Pajak. Contohnya
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya
1. Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. Contoh : Pajak
Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai.
2. Pajak Daerah yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak Daerah
terdiri atas dua yaitu Pajak Provinsi (Pajak Kendaraan Bermotor dan
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) dan Pajak Kabupaten/Kota
(Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Hiburan).
3. Asas Pemungutan Pajak
a. Asas Domisili
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak
yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal
dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk Wajib Pajak
b. Asas Sumber
Negara berhak mengenalan pajak atas penghasilan yang bersumber di
wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas Kebangsan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu
Negara.(Mardiasmo,2009:1)
4. Pengertian Pajak Reklame
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.
Pengenaan pajak reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah
kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan
kewenangan yang diberikan kepada pemerintah kabupaten/kota. Untuk
dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah harus
terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Reklame yang
akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan
pengenaan dan pemungutan Pajak Reklame di daerah kabupaten/kota yang
bersangkutan.
5. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Reklame
Yang menjadi objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan
reklame atau perusahaan jasa periklanan yang terdaftar. Sedangkan yang
menjadi subjek pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan, melakukan pemasangan reklame, baik untuk dan atas
namanya sendiri atau untuk dan atas nama orang lain yang menjadi
tanggungannya.
Dan yang menjadi wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau
badan yang menyelenggarakan reklame. Jika reklame diselenggarakan
langsung oleh orang pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk
kepentingan sendiri, wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan
tersebut. Apabila penyelenggaraan reklame dilaksanakan melalui pihak
ketiga, misalnya melalui jasa periklanan/biro reklame, maka pihak ketiga
tersebut yang menjadi wajib pajak reklame.
6. Tarif Pajak Reklame
Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar dua puluh lima
persen (25%). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada
pemerintah kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak reklame yang
dipandang sesuai dengan kondisi masing-masing kabupaten/kota.
7. Dasar Pengenaan Pajak
Adapun yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah
reklame, jenis reklame, jangka waktu penyelenggaraan reklame dan
ukuran media reklame.
8. Cara Menghitung Pajak Reklame
Cara menghitung pajak reklame adalah dengan menjumlahkan
Nilai Jual Objek Pajak dengan Nilai Strategis kemudian mengalikan
dengan tarif pajak yang ditelah ditentukan.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri ini adalah :
1. Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame di Kota
Medan.
2. Perkembangan jumlah penerimaan Pajak Reklame selama lima
tahun terakhir di Kota Medan.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai
dengan metode yang digunakan sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, penulis melakukan penentuan tempat Praktik Kerja
pembuatan proposal dan konsultasi dengan pihak dosen yang
bersangkutan.
2. Studi Literatur
Merupakan dasar teori yang mendukung laporan ini menyangkut
masalah yang dibahas yang berasal dari buku-buku, peraturan
perundang-undangan perpajakan, artikel ilmiah, catatan-catatan
maupun bahasa tertulis yang berhubungan dengan Laporan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri.
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung
secara langsung terhadap masalah yang dibahas dan meninjau secara
langsung terhadap kondisi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui
sistem kerja yang berlaku pada Kantor Dinas Pertamanan Kota
Medan.
4. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yaitu:
a. Data Primer: Data yang bersumber dari pihak-pihak yang terkait
dengan penulisan tugas akhir
b. Data Sekunder: Data yang bersumber dari dokumentasi.
5. Analisa Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan
menganalisa dan mengevaluasi data dan kemudian akan
F. Metode Pengumpulan Data
Adapun cara pengumpulan sumber-sumber data yang digunakan ialah
sebagai berikut:
1. Daftar Wawancara (Interview Guide)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan
kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan
informasi tentang Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak
Reklame oleh Pemerintah Kota Medan.
2. Daftar Observasi (Observation Guide)
Yaitu dengan melakukan pengamatan langsung atas kegiatan yang
akan dilakukan dalam pencatatan terhadap masalah yang menjadi
objek yang dibahas.
3. Daftar Dokumentasi (Optional)
Yaitu dengan mengumpulkan dokumen atau informasi yang
berhubungan dengan Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak
Reklame atau arsip yang dianggap sah sebagai bukti otentik.
Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini disusun oleh penulis
dalam lima bab. Adapun rincian dari tiap-tiap bab seperti terlihat di bawah ini:
BAB I Pendahuluan
Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum tentang
penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang meliputi
latar belakang penyusunan, tujuan dan manfaat, ruang lingkup dan
metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri, serta metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II Gambaran Umum Objek Lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi
Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organisasi, uraian tugas
pokok dan fungsi Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.
BAB III Gambaran Data Pajak Reklame
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Pengertian Pajak
Reklame, Subjel, Objek dan Wajib Pajak Reklame serta bagaimana
Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame.
BAB IV Analisa dan Evaluasi
Pada bab ini penulis akan menganalisa data yang diperoleh dan
mengevaluasi data yang telah diterima selama proses Praktik Kerja
BAB V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini penulis akan menarik kesimpulan dari uraian pada
bab-bab sebelumnya. Kemudian penulis juga akan memberikan
BAB II
GAMBARAN UMUM
DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan
Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan
dalam bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui
Sekretaris daerah. Terbentuknya Dinas Pertamanan Kota Medan, berdasarkan
Peraturan Daerah Kotamadya Tingkat II Medan No. 20 Tahun 1978 tentang
pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota
Medan dan pelaksanaannya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan
tanggal 2 Juli 1979 No. 207/SK/1979 dan kemudian diubah dengan Peraturan
Daerah Kodya Daerah Medan No. 8 Tahun 1987 dan pelaksanaannya dengan
Surat Keputusan Walikota Medan No. 188.342/SK/1987 Tanggal 29 Agustus
1987 yang berlaku sejak tanggal 27 Juli 1987. Yang kemudian bentuk
organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan yang berpedoman
pada Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Derah No. 50 Tahun
2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah,
telah dibentuk dalam Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
dilingkungan Pemerintah Kota Medan dengan Peraturan Daerah Kota Medan
No. 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja
sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan berkaitan
dengan kedudukan tugas pokok dan prinsip koordinasi integrasi dan sinkronasi
secara vertikal maupun horizontal untuk memenuhi hal tersebut maka tugas
pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan diatur dan ditetapkan dalam
Surat Keputusan Walikota Medan No. 18 Tahun 2002 tentang Tugas Pokok
dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.
Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala Seksi
diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur Sumatera Utara, sedangkan pejabat
lainnya dilingkungan dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah
atas usul Kepala Dinas. Dalam hal Kepala Dinas berhalangan menjalankan
tugasnya, maka wajib menunjuk seorang pegawai dinas untuk menjalankan
tugasnya berdasarkan daftar urut kepangkatan. Pelaksanaan Peraturan Daerah
ini diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Kepala Daerah.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh pada Dinas Pertamanan Kota
Medan ini adalah :
1. Pendapatan Daerah berupa Pajak/Retribusi Reklame, Pajak/Retribusi
Pemakaman dan Pajak/Retribusi Lapangan.
2. Keindahan kota mencakup pengadaan lampu penerangan jalan umum,
taman/tempat rekreasi.
3. Pelayanan masyarakat berupa penyediaan tempat pemakaman umum yang
B. Struktur Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan
Susunan Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum
b. Sub Bagian Kepegawaian
c. Sub Bagian Keungan
3. Bidang Perencanaan, yang terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Taman/Makam
b. Seksi Perencanaan Penerangan
c. Seksi Perencanaan Reklame
4. Bidang Taman/Makam
a. Seksi Pembibitan/Penghijauan
b. Seksi Taman/Dekorasi
c. Seksi Makam
5. Bidang Penerangan
a. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A
b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B
c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C
6. Bidang Pengawasan
a. Seksi Pengawasan Taman/Makam
b. Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan No. 18 Tahun 2002
tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan, maka Dinas
Pertamanan mempunyai fungsi :
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis dibidang pertamanan dan
keindahan kota.
2. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah,
swasta, serta masyarakat bidang pertamanan dalam rangka usaha
meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian, dan keindahan.
3. Menyediakan tanah perkuburan umum, menyelenggarakan pengakuan
jenazah, melayani penguburan, serta merawat kuburan-kuburan umum
milik Pemerintah Daerah.
4. Menyelenggarakan pembangunan, perawatan taman-taman kota,
pohon-pohon pelindung, tempat-tempat rekreasi umum, lampu-lampu penerangan
jalan/taman, jalur hijau, lapangan olahraga berikut bangunannya.
5. Mengolah izin reklame, mengatur letak, bentuk dan penempatan reklame
untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis kebersihan, ketertiban,
kerapian, dan keindahan.
6. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya.
Dinas Pertamanan Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan
tugas/urusan rumah tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan
kota serta melaksanakan tugas pembantu sesuai dengan tugasnya.
I. Kepala Dinas
Kepala Dinas memepunyai tugas membantu Walikota melalului
Sekretaris Daerah dalam mengkoordinasikan pelaksanaan urusan rumah
tangga daerah dalam bidang pendapatan yang meliputi perencanaan dan
pelaksanaan pendapatan daerah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut Kepala Dinas mempunyai fungsi :
a. Mengkoordinasi pengelolaan administrasi umum meliputi
ketatalaksanaan, keuangan, kepegawaian, dan urusan rumah tangga
dinas.
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas lain yang diperintahakan oleh
atasan.
c. Mengkoordinasikan perumusan kebijakan teknis, dalam rangka
perencanaan, pembinaan, dan pengembangan pendapatan daerah.
d. Mengkoordinasi perencanaan, penertiban, penyelenggaran, dan
pengelolaan pungutan pasar (Pajak Daerah dan Retribusi Daerah).
e. Mengkoordinasikan pelaksanaan penelitian dan evaluasi tata cara
pemungutan pajak, retribusi dan pemungutan-pemungutan lainnya
II. Sekretariat
Bidang Sekretariat dipimpin oleh seorang Kepala Bidang Sekretariat
yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Sekretariat mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas pokok dinas dibidang ketatausahaan yang
meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, dan urusan umum lainnya.
Untuk melaksanakan tugasnya, Bidang Sekretariat mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengelola urusan administrasi kepegawaian.
c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana
penyusunan laporan keuangan.
d. Mengelola urusan perlengkapan kerumahtanggaan dan pengadaan
barang.
e. Melaksanakan pengelolaan urusan surat-menyurat dan urusan
umum lainnya.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
pokok dinas dibidang kesekretarisan dibantu oleh Sub-sub Bagian. Setiap
Sub Bagian dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bidang Sekretariat terdiri dari :
1. Sub Bagian Umum.
Sub Bagian Umum ini mempunyai tugas mengelola
surat-menyurat dan urusan umum lainnya.
2. Sub Bagian Kepegawaian
Sub Bagian Kepegawaian ini mempunyai tugas mengelola
administrasi dibidang kepegawaian.
3. Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan ini mempunyai tugas mengelola
administrasi keuangan dan perbendaharaan serta menyusun
rencana laporan keungan.
III. Bidang Perencanaan
Bidang Perencanaan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas. Bidang Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dinas dibidang perencanaan.
Bidang Perencanaan mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang perencanaan
c. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan
pengembangan taman dan makam ditinjau dari sudut teknis dan
keindahan kota.
d. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu
penerangan jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari sudut
teknis dan keindahan kota.
e. Melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan
reklame, gambar-gambar reklame yang akan dipasang.
f. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat
rekreasi, penghijauan, pembibitan, dan lapangan olahraga ditinjau
dari sudut teknis dan keindahan kota.
g. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat
pemakaman umum.
h. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan dibidang taman, makam,
penerangan, dan reklame.
i. Memeberikan saran dalam rangka pelaksanaan penelitian
perencanaan pengembangan.
j. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Bidang Perencanaan terdiri dari :
1. Seksi Perencanaan Taman/Makam
Seksi perencanaan Taman/Makam ini mempunyai tugas
melaksanakan penelitian pembangunan dan pengembangan
taman/makam,menyusun rencana pemanfaatan lapangan
terbuka untuk tempat-tempat rekreasi, penghijauan,
pembibitan, lapangan olahraga, dan tempat pemakaman umum
ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.
2. Seksi Perencanaan Penerangan
Seksi Perencanaan Penerangan ini mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu
penerangan jalan, lampu taman ditinjau dari sudut teknis dan
keindahan kota.
3. Seksi Perencanaan Reklame
Seksi Perencanaan Reklame ini mempunyai tugas
melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan
reklame, gambar-gambar reklame yang akan dipasang.
IV. Bidang Taman/Makam
Bidang Taman/Makam dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas. Bidang taman/makam mempunyai tugas melaksanakan
Bidang Taman/Makam mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang taman/makam.
c. Melaksanakan kegiatan pembibitan pohon peghijauan taman hias.
d. Melaksanakan pelayanan pemakaman untuk lokasi perkuburan
milik Pemerintah Kota.
e. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang
taman/makam.
f. Melaksanakan perawatan taman, lapangan olahraga dan
pulau-pulau jalan.
g. Menyelenggarakan perawatan areal makam.
h. Melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi
pada lokasi upacara tertentu.
i. Melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan, sungai, dan
perawatan pohon-pohon tua dan muda.
j. Melaksanakan penyingkiran sampah-sampah taman.
k. Melaksanakan pelayanan pengangkutan jenazah.
l. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang taman/makam.
m. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas
n. Melaksanakan tugas-tugas lainyang diberikan oleh Kepala Dinas
Bidang Taman/Makam terdiri dari :
1. Seksi Pembibitan/Penghijauan
Seksi Pembibitan/Penghijauan ini mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pembibitan pohon penghijauan taman
hias, melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan,
sungai, perawatan pohon-pohon tua dan muda serta
melaksanakan inventarisasi, jenis, umur, dan jumlah pohon
penghijauan milik Pemerintah Kota Medan.
2. Seksi Taman/ Dekorasi
Seksi Taman/Makam ini mempunyai tugas melaksanakan
perawatan taman, lapangan olahraga dan pulau-pulau jalan
serta menjaga kebersihan dari sampah-sampah taman,
melaksanakan kegatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi
secara luas, jumlah dan jenis tanaman yang terdapat pada
taman-taman milik Pemerintah Kota Medan.
3. Seksi Makam
Seksi Makam ini mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
pengangkutan jenazah, melayani pemakaman untuk lokasi
perkuburan milik Pemerintah Kota, merawat areal makam dan
melaksanakan inventarisasi kumlah makam, luas areal disetiap
V. Bidang Penerangan
Bidang Penerangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas. Bidang penerangan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dinas dibidang penerangan.
Bidang Penerangan mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang penerangan.
c. Melakasanakan pengadaan/perawatan lampu-lampu penerangan di
jalan/taman, jalur hijau, lapangan olahraga dan
bangunan-bangunan milik Pemerintah Daerah agar tetap berfungsi.
d. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang penerangan.
e. Melaksanakan pengawasan terhadap pemakaian listrik.
f. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kerja dibidang
penerangan.
g. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepada Dinas
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bidang Penerangan terdiri dari :
1. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A
Sektor ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan
mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor A.
Sektor ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan
mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor B.
3. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C
Sektor ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan
mengontrol lampu penerangan jalan pada sektor C.
VI. Bidang Pengawasan
Bidang Penerangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Dinas yang
dalam melaksanakan tugasnya berada dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas. Bidang penerangan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dinas dibidang penerangan.
Bidang Pengawasan mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja
b. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman,
makam, penerangan dan reklame.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap bangunan-bangunan ynag
mengandung nilai sejarah.
d. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang pengawasan.
e. Mengumpulkan bahan dan data dibidang pengawasan taman,
makam, penerangan dan reklame.
f. Memberikan saran dalam rangka pelaksanaan dibidang
pengawasan.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
sesuai dengan tugasnya.
Bidang Pengawasan terdiri dari :
1. Seksi Pengawasan Taman/Makam
Seksi Pengawasan Taman/Makam ini mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan
pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman/makam.
2. Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi
Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi ini mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan
pengawasan terhadap kegiatan pembangunan listrik/air
sirkulasi.
3. Seksi Pengawasan Reklame
Seksi Pengawasan Reklame ini mempunyai tugas
mengumpulkan bahan dan data serta melaksanakan
pengawasan terhadap kegiatan pembangunan reklame.
D. Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan
Gambaran data pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan berdasarkan
jenis kelamin, golongan, jumlah struktur dan staf serta tingkat pendidikan dapat
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 411 Orang
Perempuan 116 Orang
Jumlah 527 Orang
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai laki-laki
mendominasi yaitu sebanyak 411 orang, Sedangkan pegawai berjenis kelamin
perempuan hanya sebanyak 116 orang dari total jumlah keseluruhan pegawai
yaitu sebanyak 527 orang.
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
Golongan Jumlah
IV (Empat) 9 Orang
III (Tiga) 107 Orang
II (Dua) 346 Orang
I (Satu) 65 Orang
Jumlah 527 Orang
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pegawai dengan golongan II
(dua) mendominasi yaitu sebanyak 346 orang disusul dengan pegawai
(satu) berjumlah 65 orang dan kemudian golongan IV (empat) berjumlah 9
orang dari total jumlah keseluruhan pegawai.
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jumlah Struktur atau Staf
Jumlah Struktur/ Staf Jumlah
Struktur 21 Orang
Staf 506 Orang
Jumlah 527 Orang
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari Tabel di atas dapat di lihat bahwa jumlah pegawai yang
menempati posisi struktural sebanyak 21 orang dan yang menempati pada
posisi staf sebanyak 506 orang.
Tabel 2.4 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Disiplin Ilmu (Pendidikan)
Tingkat Pendidikan Jumlah
S2 (Strata dua) 9 Orang
S1 (Strata Satu) 84 Orang
D3 (Diploma Tiga) 16Orang
SMA 353 Orang
SMP 34 Orang
SD 31 Orang
E. Tata Kerja
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pemimpin satuan organisasi
dalam lingkungan Dinas Pertamanan wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi secara vertikal dan horizontal.
Setiap pemimpin satuan organisasi bertanggung jawab memimpin,
mengkoordinasikan bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan
serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
Setiap pemimpin satuan organisasi mengikuti dan memenuhi
petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan langsung dan menyampaikan
laporan tepat pada waktunya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan
satuan organisasi dari bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan
penyusun lebih lanjut untuk memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Setiap pimpinan secara berjenjang menyampaikan laporan tepet pada
waktunya kepada atasannya langsung sesuai dengan bidang tugasnya, untuk
selanjutnya disampaikan kepada Kepala Dinas melalui Sekretaris Daerah.
Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
pejabat/Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Dinas Pertamanan diatur
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME
A. Dasar Pelaksanaan
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi
atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat
dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan
Pembangunan Daerah.
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pengenaan
Pajak Reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten/kota yang ada
di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada
pemerintah kabupaten/kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu
jenis pajak kabupaten/kota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah
kabupaten/kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan
peraturan daerah tentang Pajak Reklame yang akan menjadi landasan hukum
operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan pemungutan Pajak
Reklame di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Dasar hukum yang melandasi Pajak Reklame ini adalah:
1. Keputusan Walikota Medan No. 188.342/1006 K/2004 tentang Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Medan.
2. Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan No. 2 Tahun 2004 tentang
Pajak Reklame.
Pajak Reklame, yang telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota
Medan No. 1 Seri B Tanggal 4 Oktober 2004.
4. Pelaksanaan Peraturan Daerah diserahkan kepada Kepala Dinas
Pertamanan Kota Medan
5. Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut
dengan keputusan daerah
B. Ketentuan Umum
Berdasarkan Salinan Peraturan Walikota Medan Nomor 2 Tahun 2008
tentang Pengaturan Letak, Jarak Reklame dan Penetapan Kelas Jalan Serta
Harga Nilai Strategis Pemasangan Reklame di Kota Medan yang dimaksud
dengan.
1. Daerah adalah Kota Medan.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan.
3. lzin dalahi izin Penyelenggaraan Reklame.
4. Reklame adalah benda, alat perbuatan yang menurut sesunan dan corak
ragamnya untuk tujuan komersil, dipergunakan untuk memperkenalkan,
menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang yang
ditempatkan atau dapat dilihat, dibaca atau dan didengar dari suatu
tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh pemerintah.
5. Penyelenggaraan reklame adalah perorangan atau badan hukum yang
menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau
6. Titik strategis adalah titik lokasi pemasangan reklame yang telah
ditetapkan mempunyai nilai strategis berdasarkan kriteria sudut pandang,
kepadatan maupun pemanfaatan tata ruang kota untuk berbagai aspek
kegiatan dibidang usaha.
7. Daerah Milik Jalan (DAMJA) adalah suatu daerah yang digunakan untuk
jalan dan kelengkapannya dengan batasan mulai dari batas pemilikan
persil tanah disatu titik jalan dengan persil tanah diseberangnya.
8. Trotoar adalah Bagian Daerah Milik Jalan (DAMJA) yang digunakan
untuk pejalan kaki yang saat ini sudah ada konstruksinya.
9. Badan jalan adalah suatu daerah yang digunakan untuk jalan antara sisi
dalam trotoar dengan sisi dalam trotoar diseberangnya.
10. Median jalan adalah Bagian Daerah Milik Jalan (DAMJA) yang
membagi ruas jalan menjadi 2 (dua) arah dengan konstruksi pembatas
ruas jalan dari beton.
11. Persimpangan adalah pertemuan antara ruas jalan dengan ruas jalan
lainnya.
12. Sisi dalam trotoar adalah bagian trotoar yang dekat dengan batas
pemilikan persil tanah.
13. Nilai jual objek pajak reklame (NJOPR) adalah biaya konstruksi reklame
ditambah dengan biaya pemeliharaan reklame.
14. Nilai Strategis adalah Ukuran Nilai yang ditetapkan pada titik lokasi
pemasangan reklame.
Nilai Strategis.
16. SPTPD adalah Surat Pemberitahuan Pajak Daerah.
17. SKPD adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah.
18. SKPDKB adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
19. SKPDKBT adalah Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar
Tambahan
20. STPD adalah Surat Tagihan Pajak Daerah
21. SSPD adalah Surat Setoran Pajak Daerah.
C. Subjek dan Objek Pajak Reklame
1. Subjek Pajak Reklame
Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan atau melakukan pemasangan reklame.
2 . Objek Pajak Reklame
Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggara reklame.
Yang dikecualikan Objek Pajak adalah :
a. Penyelenggara reklame melalui televisi, radio, warta harian, warta
mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya.
b. Penyelenggara reklame oleh pernerintah pusat dan daerah.
c. Penyelenggara reklame yang semata-mata memuat tempat ibadah dan
panti asuhan.
d. Penyelenggara reklame yang semata-mata mengenai kepemilikan dan
m2 dan diselenggarakan diatas tanah tersebut.
e. Merupakan reklame yang disebarkan, apabila benda yang dijadikan
reklame itu dimaksudkan juga bermanfaat bagi yang menerimanya.
f. Diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsulat,
perwakilan PBB serta badan-badan atau lembaga organisasi
internasional pada lokasi badan-badan tertentu.
g. Diselenggarakan oleh Partai Politik dan Organisasi Kemasyarakatan.
D. Tata Cara Perizinan Pajak Reklame
Izin adalah izin reklame yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan
kepada pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pernbinaan, pengaturan,
pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, penyelenggaraan reklame di Kota
Medan guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan serta penataan tata ruang estetika kota yang ditentukan.
Orang Pribadi atau Badan yang menyelenggarakan reklame baik di
ruangan terbuka maupun ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih
dahulu mendapat izin dari Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan atas Nama
Kepala Daerah. Masa berlaku izin paling lama 1 (satu) tahun dan izin tersebut
dapat diperpanjang kepada Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan.
1. Prosedur Perolehan Izin Reklame.
Setiap wajib pajak yang ingin memasang reklame harus mengajukan
permohonan secara tertulis kepada Wali Kota Medan melalui Dinas
a. Nama.
b. Alamat.
c. Pekerjaan.
d. Teks Reklame.
e. Ukuran Reklame.
f. Jenis Reklame.
g. Lokasi Pemasangan Reklame.
h. Masa Berlaku Pemasangan.
Permohonan tertulis juga harus melampirkan syarat-syarat sebagai
berikut:
a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP), bagi pemohon perorangan.
b. Foto Copy Surat Izin Usaha Perdagangan, bagi pemohon atas nama
perusahaan.
c. Gambar konstruksi bangunan reklame.
d. Gambar lokasi.
e. Surat Pemyataan Bertanggung Jawab dari pemohon apabila terjadi
sesuatu (patah/tumbang) terhadap reklame yang berdiri diatas gedung.
Permohonan izin tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas dan
wajib diteliti oleh Kepala Dinas meliputi beberapa aspek yaitu :
a. Keamanan dan Ketertiban Umum.
b. Kesopanan.
c. Kesusilaan.
e. Keindahan.
f. Kesehatan.
g. Lingkungan Hidup.
Jika telah diteliti dan permohonan telah meliputi aspek-aspek di atas
maka permohonan tersebut diproses dengan melakukan survey ke lokasi
yang telah diajukan, Apabila lokasi tersebut memungkinkan maka
diterbitkan Surat Penetapan Pajak Reklame (SPPR) dan pemohon
menyetor pajaknya ke Kas Daerah melalui Dinas Pertamanan Kota Medan
untuk diproses penerbitan izin.
2. Kewajiban Pemegang Izin Reklame
Pemegang izin Reklame mempunyai kewajiban sebagai berikut :
a. Menyusun naskah reklame dengan menggunakan bahasa Indonesia
dengan menggunakan huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat
menambah naskah dengan bahasa asing yang ditempatkan disamping
atau dibawah naskah bahasa Indonesia.
b. Memasang reklame pada panggung atau lokasi dalam kawasan/zona
yang telah ditentukan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.
c. Memelihara atau merawat supaya benda-benda, alat-alat yang
dipergunakan untuk reklame selalu dalam keadaan baik.
d. Menempatkan tanda berupa stiker, plat dan atau tanda-tanda lain yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama. Kepala Daerah, apabila
penyelenggara reklame tidak menempelkan tanda-tanda tersebut maka
dibebankan kepada penyelenggara reklame.
e. Apabila penyelenggara reklame menimbulkan kerugian pada pihak lain,
penyelenggara reklame bertanggung jawab atas segala akibat dari
kerugian tersebut.
f. Menghapus atau menghilangkan dan meniadakan reklame secepatnya
setelah jangka waktunya berakhir atau setelah izinnya dicabut.
3. Penolakan Permohonan Izin Reklame
Permohonan izin penyelenggara reklame yang diajukan Wajib Pajak,
dapat ditolak apabila :
a. Penyelenggara reklame tidak memenuhi persyaratan, dan aspek-aspek
yang telah ditentukan.
b. Tempat penyelenggaraan reklame yang dimohonkan tidak pada lokasi
yang diperbolehkan dan atau yang ditetapkan.
4. Pembuatan Izin Reklame
Izin penyelenggaraan reklame dapat dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku lagi apabila :
a. Pemegang izin tidak memenuhi persyaratan, dan aspek-aspek yang
telah ditentukan kepadanya.
b. Reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan.
c. Naskah reklame tidak sesuai dengan ketentuan yang diizinkan oleh
pihak Dinas Pertamanan Kota Medan tidak dipenuhi.
d. Jika menurut pertimbangan kepala Dinas, ternyata pada saat
ketentuan yang berlaku dan tidak memenuhi aspek-aspek yang telah
ditentukan.
e. Masa berlaku izin telah habis.
5. Pembongkaran Izin Reklame
Pembongkaran reklame dapat terjadi jika reklame yang dipasang tidak
mempuntai izin dari pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pertamanan
Kota Medan, dan pemasangan reklame tersebut menyalahi aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan.
Jika diketahui ada reklame yang tidak ada izinya dan tidak memenuhi
ketentuan yang berlaku maka pihak Dinas Pertamanan Kota Medan
memberitahu kepada penyelenggara reklame untuk mengurus izin reklame
tersebut dalam jangka waktu 3 x 24 jam terhitung saat surat pemberitahuan
atau surat putih diberikan. Apabila jangka waktu tersebut penyelenggara
reklame tidak mengurus izinnya maka pihak Dinas Pertamanan Kota
Medan akan memberikan surat merah sebagai pemberitahuan kedua agar
penyelenggara reklame mengurus surat izin atau membongkar reklame
tersebut dan jika tidak dipatuhi juga maka pihak Dinas Pertamanan Kota
Medan berhak melakukan pembongkaran dan segala biaya yang
ditimbulkan akibat pembongkaran reklame tersebut menjadi tanggung
E . Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian, Jarak Reklame dan Nilai Strategis
Penempatan lokasi reklame yang diperkenankan di Kota Medan adalah
di lokasi jalan sebagaimana dicantum dalam lampiran Laporan ini.
1. Pengaturan letak ukuran, ketinggian dan jarak reklame di Daerah Milik Jalan adalah sebagai berikut
1. Di Trotoar :
a. Tiang reklame diletakkan di trotoar dengan tidak mengganggu fungsi
trotoar, panel reklame dipasang tegak lurus jalan dan tidak boleh berada
di atas badan jalan.
b. Letak reklame di trotoar harus berjarak minimum 50 meter dari
persimpangan jalan yang daerah milik jalannya kurang dari 12 meter,
kecuali pada persimpangan yang diperkenankan untuk pemasangan
reklame.
c. Letak reklame di trotoar pada satu sisi jalan yang tidak mempunyai
median jalan harus sejajar dengan reklame pada sisi jalan di
seberangnya
d. Jarak reklame pada sisi jalan yang sama minimal 25 meter.
e. Ukuran panel reklame 2m x 2m, ketinggian dasar reklame dari
permukaan trotoar 3 meter.
2. Di Persimpangan :
a. Tiang reklame diletakkan didalam sisi trotoar yang tidak mengganggu
b. Ukuran penel reklame di lokasi persimpangan adalah 5m x 10m, dan
ketinggian dasar panel reklame dari permukaan trotoar minimum 4m,
maksimum disesuaikan dengan kondisi lapangan.
c. Jumlah reklame di persimpangan di batasi sesuai kondisi sudut
pandang.
3. Di Median Jalan :
a. Tiang reklame diletakkan tepat pada titik tengah pulau jalan yang
berfungsi sebagai median jalan.
b. Ukuran panel reklame di lokasi median jalan adalah 5 m x 10 m dan
ketinggian dasar panel reklame dari permukaan median jalan minimum
4x, maksimum disesuaikan dengan kondisi dan keadaan lapangan.
c. Jumlah reklame di median jalan dibatasi sesuai kondisi sudut pandang.
4. Di Lokasi Yang Bukan Tanah Milik Pemerintah Kota Medan :
a. Perletakan merek usaha/reklame pada halaman depan bangunan yang
bukan toko dan yang mempunyai halaman harus mempertimbangan
keserasiannya dengan luas halaman/bentuk bangunan dan merek
usaha/reklame tidak melewati badan jalan.
b. Ukuran panel reklame dilokasi yang bukan milik Pemerintah Kota
Medan maksimum 10m x 20 m, disesuaikan dengan luas areal
Pengaturan letak, ukuran ketinggian dan jarak reklame yang berada di
atas plat beton adalah sebagai berikut :
1. Reklame diletakkan di atas plat beton dengan ukuran panel reklame
minimum 5m x 20m dengan ketinggian dasar panel reklame maksimal
5m dari plat beton bangunan.
2. Peletakan reklame harus sesuai ketinggian bangunan yang
diperkenankan.
3. Jarak antar reklame pada atap plat beton bangunan minimum 100 m
atau disesuaikan dengan sudut pandang.
Pengaturan letak merek usaha/toko dan reklame pada bangunan toko di
pinggir jalan adalah sebagai berikut :
1. Merek usaha/toko diletakkan pada dan sejajar pada bangunan toko
dipinggir jalan adalah sebagai berikut :
a. Untuk ukuran lebar atau panjang 0,25 m ke atas digenapkan
menjadi 0,50 m.
b. Untuk ukuran lebar atau panjang 0,5 m ke atas digenapkan menjadi
0,75 m.
c. Untuk ukuran lebar atau panjang 1 m ke atas dihitung sesuai dengan
ukuran yang terpasang.
2. Peletakan merek usaha/toko pada bangunan toko bergandeng harus
mempertimbangkan keserasian dengan merek toko disebelahnya dan
pada bangunan toko yang bergandeng yang mempunyai ketinggian
3. Peletakan reklame selain merek/usaha menempel dan sejajar pada
dinding depan bangunan serta harus memperhatikan keserasian dengan
sekitarnya.
4. Peletakan reklame dan merek usaha/toko yang melintang pada dinding
bangunan luasnya harus disesuaikan dengan lebar toko.
Peletakan reklame berupa umbul-umbul adalah sebagai berikut :
1. Peletakan reklame berapa umbul-umbul hanya dipergunakan, di jalan
dan dipersimpangan jalan yang diperbolehkan untuk penempatan
reklame dengan tidak mengganggu reklame yang sudah ada serta pada
halaman gedung atau taman tempat tertentu dilaksanakan.
2. Tiang umbul-umbul yang berada di jalan dan persimpangan jalan harus
diletakkan disisi dalam trotoar yang tidak mengganggu fungsi trotoar.
3. Peletakan reklame berupa umbul-umbul hanya diperkenankan
maksimal 15 hari kalender dan dapat diperpanjang apabila diperlukan.
4. Reklamae berupa umbul-umbul yang akan dipasang harus bersih.
Peletakan reklame berupa spanduk dan poster/stiker, hanya
diperkenankan di panggung-panggung reklame yang ditetapkan oleh
Walikota Medan. Reklame tidak, diperkenankan dipasang didepan
Kantor Dinas Pemerintahan, Gedung Sekolah, Rumah Ibadah dan
2. Pengenaan Nilai Strategis Reklame
Lokasi penempatan adalah lokasi peletakan reklame berdasarkan nilai
strategis titik reklame dan kelas jalan. Pembagian kelas jalan dan besaran
nilai rupiah pada lokasi strategis titik reklame adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Besaran Nilai Rupiah Berdasarkan Kelas Jalan dan Ukuran Reklame
Nilai Strategis Ukuran Reklame
Besaran Nilai Strategis
(Rp)
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Tabel 3.2 Besaran Nilai Rupiah Berdasarkan Kelas Jalan dan Ukuran Reklame
Nilai Strategis Ukuran Reklame
Besaran Nilai Strategis
(Rp)
Tabel 3.3 Besaran Nilai Sewa Reklame Papan/Billboard/Videotron/ Large Electronic Display (LED)
Jenis Reklame
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Tabel 3.4 Besaran Nilai Sewa Reklame Kain Berupa Umbul-Umbul Spanduk dan Sejenisnya serta Baliho
umbul,
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Tabel 3.5 Besaran Nilai Sewa Reklame Mini Billboard/Shelter/Reklame Menempel
Tabel 3.6 Besaran Nilai Sewa Reklame Merek Toko
Jenis Reklame/
Merek Toko
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Nilai sewa reklame untuk jenis reklame selain
billboard/papan/megatron/videotron/ Large Display dan reklame kain serta
baliho ditetapkan sebagai berikut :
a. Reklame melekat (stiker) :
Rp 500/cm2 sekurang-kurangnya Rp 2.500.000 setiap kali
penyelenggaraan.
b. Reklame sebaran :
Rp 300/lembar, sekurang-kurangnya Rp 2.500.000 setiap kali
penyelenggaraan.
c. Reklame berjalan/kendaraan :
Rp 5000/m3 /hari
Rp 2.000.000 sekali peragaan, paling lama 1 bulan
e. Reklame Suara :
Rp 1.000/15 detik,bagian-bagian yang kurang dari 15 detik dihitung
menjadi 15 detik
f. Reklame Film/Slide :
Rp 5000/detik dengan suara, Rp 2000/15 detik tanpa
suara.bagian-bagian yang kurang dari 15 detik dihitung menjadi 15 detik
g. Reklame peragaan :
Rp 12.000/hari dan sekurang-kurangnya Rp 240.000
F. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame
a. Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk
oleh Kepala Daerah dalam waktu 30 (tiga puluh) setelah diterima SPTPD,
SKPD,SKPDKB, SKPDKBT dan STPD.
b. Apabila pembayaran pajak dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, hasil
penerimaan pajak harus di setor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 x 24
jam dalam waktu yang ditentukan Kepala Daerah.
c. Pembayaran pajak dilakukan dengan menggunakan SSPD.
d. Pembayaran pajak dengan system membayar sendiri, dilakukan di Kas
Daerah atau tempat lain yang ditunjuk oleh Kepala Daerah pada tanggal 7,
14, 21, dan 28 berdasarkan atas pajak yang telah dipungut dalam masa
pajak, bilamana tanggal tersebut jatuh pada hari libur maka jadwal pembayar
G. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Reklame 1. Pajak Reklame
Tarif pajak reklame yang telah ditentukan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku adalah sebesar 25%.
2. Dasar Pengenaan Pajak Reklame
a. Pajak reklame pada titik strategis ditetapkan sebesar NJOPR ditambah
harga nilai strategis dikalikan 25%.
b. Pajak reklame yang berada di atas gedung, menempel di gedung dan di
atas tanah bukan milik Pemerintah Kota Medan, ditetapkan sebesar
NJOPR ditambah dengan Harga Nilai Strategis dikali 25%.
3. Cara Pehitungan Besarnya Pajak Reklame
Adapun rumus perhitungan pajak reklame untuk jenis reklame merek
toko adalah sebagai berikut :
Keterangan :
NJOPR : Nilai Objek Pajak Reklame yaitu dengan mengalikan
ukuran reklame dengan jangka waktu dan nilai sewa
Tarif : Tarif yang akan dikenakan atas NJOPR yang akan
dikenakan yaitu 25%.
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI
A. Masalah Yang Dihadapi
Berdasarkan proses pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh
Dinas Pertamanan Kota Medan, permasalahan yang dihadapi adalah sebagai
berikut :
1. Masih banyaknya wajib pajak yang belum mendaftarkan reklamenya untuk
di keluarkan izinnya dari Dinas Pertamanan Kota Medan. Dimana masalah
ini juga dipicu oleh kesadaran dan pengetahuan tentang Pajak Reklame yang
masih rendah pada wajib pajak.
2. Masih kurangnya kesadaran wajib pajak untuk melunasi kewajiban
membayar Pajak Reklame. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum
sepenuhnya menyadari bahwa pajak tersebut digunakan untuk kepentingan
pembangunan daerahnya sendiri.
3. Wajib pajak tidak mengurus izin reklame yang sudah habis masa izinnya.
Dimana permasalahan lain yang timbul adalah kurang memadainya
kendaraan operasional yang dipakai pihak Dinas Pertamanan untuk
melakukan pendataan/penjaringan terhadap wajib pajak serta untuk mendata
reklame yang tidak mempunyai izin atau menyalahi aturan yang ada.
4. Adanya wajib pajak yang tidak mendaftarkan izin penyelenggaraan reklame.
Masalah ini biasanya terjadi pada pemilik reklame berupa merk toko/usaha
Hal ini dikarenakan wajib pajak tersebut tidak mengetahui bahwa merk
toko/usaha maupun jasanya termasuk objek pajak yang dikenakan pajak
reklame.
5. Tidak mendaftarnya wajib pajak juga disebabkan oleh anggapan tentang
tarif pajak yang tinggi.
6. Dalam melakukan pembayaran pajak, sering sekali wajib pajak meminta
waktu/tempo pembayaran, sehingga penerimaan pajak menjadi tertunda dan
memakan waktu yang cukup lama.
7. Masih banyaknya pihak penyelenggara reklame yang tidak mengindahkan
ketentuan dan peraturan dalam pemasangan reklame yang baik dan benar,
sehingga menimbulkan dampak yang tidak baik untuk Tata Kota Medan.
B. Upaya Penyelesaian Masalah Yang Dihadapi
Untuk mengatasi masalah di atas, upaya-upaya yang telah dan sedang
dilakukan oleh. Dinas Pertamanan Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui himbauan-himbauan baik
secara langsung yaitu dengan mendatangi wajib pajak yang belum melunasi
pajaknya, juga secara tidak langsung yaitu dengan memasang
spanduk-spanduk, memberikan selebaran-selebaran atau memasang billboard yang
isinya menghimbau masyarakat untuk membayar pajak.
2. Melakukan pendataan terhadap objek pajak reklame dengan melakukan
pemeriksaan ke lapangan sehingga dapat diketahui objek-objek pajak
pihak Dinas Pertamanan dapat menindak lanjutinya dengan tegas dengan
cara memberikan surat teguran agar wajib pajak tersebut segera
mendaftarkan diri untuk mendapatkan izin reklame.
3. Dalam hal permasalahan mengenai kesulitan menghubungi pihak pemilik
reklame yang berada di luar kota, maka pihak Dinas Pertamanan
menghubungi biro reklame yang melakukan pemasangan reklame tersebut
pertarna kalinya agar menghubungi pihak pemilik untuk memberitahukan
ketentuan mengenai perpanjangan izin reklamenya.
4. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada, wajib pajak apabila masa izin
berlakunya penyelenggaraan atas reklame telah habis, dan jika ingin
diperpanjang maka diharapkan untuk segera mengurus surat permohonan
izin yang baru.
Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota
Medan terhadap reklame yang dipasang menyalahi ketentuan yang berlaku
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang dipasang tidak sesuai
dengan izin yang telah diberikan, setelah diterbitkan Surat Teguran.
2. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang izinnya telah berakhir
dan tidak diperpanjang lagi.
3. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang tempat pemasangannya
C. Realisasi Penerimaan Pajak Reklame
Sebagai salah satu kota terbesar, Kota Medan memiliki mobilitas
perekonomian yang cukup tinggi dimana dalam mempromosikan segala
sesuatunya juga cukup besar. Sehingga, diharapkan menambah pemasukan bagi
kas daerah dari sisi penerimaan Pajak Reklame.
Untuk itu kita dapat melihat bagaimana Realisasi Penerimaan Pajak
Reklame Kota Medan dari Tabel Data Penerimaan Reklame Kota Medan
sepanjang tahun 2006 di Tabel Realisasi Penerimaan Pajak Dalam 5 Tahun
Anggaran.
Adapun realisasi penerimaan pajak reklame dalam 5 (lima) tahun
anggaran adalah sebagia berikut :
Tabel 4.1 Data Realisasi Penerimaan Pajak Reklame Tahun Anggaran 2006/2010
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)
2006 25.000.000.000 16.057.723.589,50
2007 8.500.000.000 16.010.834.506
2008 13.700.050.400 21.636.788.569,80
2009 20.013.945.942 24.183.184.008
2010 30.000.000.000 24.893.631.575
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan
Dari tabel di atas menunjukan bahwa realisasi penerimaan Pajak Reklame
selama 5 (lima) tahun terakhir adalah pada tahun 2007, 2008, dan 2009 melebihi
Rp 7.510.834.506, Rp 7.936.738.169,80, serta Rp 4.169.238.066. Sedangkan
untuk tahun 2006 dan 2010, realisasi penerimaan Pajak Reklame tidak memenuhi
target yang telah di tetapkan oleh pemerintah, yang masing- masing sebesar Rp
8.942.276.410,50, serta Rp 5.106.368.425 dari rencana target yang akan di setor
ke kas daerah untuk Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) guna
pembangunan daerah tersebut. Penurunan itu disebabkan karena pada tahun 2006
keasadaran wajib pajak untuk membayar pajak reklame/merek usaha masih
rendah, sedangkan pada tahun 2010 tingginya target yang ditetapkan oleh
Pemerintah sehingga penerimaan pada tahun 2010 tidak terealisasi dengan
maksimal. Akan tetapi pada tahun 2010 penerimaan Pajak Reklame memang
terealisasi tidak memenuhi target, tetapi pada tahun 2010 tersebut realisasi
penerimaan Pajak Reklame mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam
bidang pertamanan berdasarkan Keputusan Walikota Medan No. 18 Tahun
2002 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.
2. Pajak Reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat, perbuatan
atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujan komersil,
yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan
suatu barang, jasa atau orang ataupun menarik perhatian umum.
3. Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame yang
diperhitungkan dengan memperhatikan letak, jenis reklame, jangka waktu,
penyelenggaraan dan ukuran media reklame yang digunakan.
4. Orang pribadi atau badan yang meyelenggarakan reklame baik diruangan
terbuka maupun di ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu
mendapat izin dari Kepala Dinas Pertamanan atas nama Kepala Daerah.
5. Permasalahan utama yang di hadapi oleh dinas Pertamanan adalah masih
kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dari
reklame yang telah mereka pasang.
6. Berdasarkan data pada table realisasi penerimaan pajak reklame, dapat
yang telah ditetapkan dapat tercapai walaupun masih dirasakan kurang
maksimal.
B. Saran
1. Perlu diadakan penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung, yang
hendaknya dilakukan secara terus menerus dan merata kepada seluruh
masyarakat mengenai perpajakan, khususnya pajak daerah
2. Pelaksanaan pendataan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak
yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, agar dilakukan secara
teratur dalam waktu-waktu tertentu.
3. Menindak wajib pajak yang tidak memenuhi peraturan atau tidak
melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik.
4. Agar para pegawai/ staff yang sudah ada dapat meningkatkan kemampuan
dan kinerjanya, agar lebih produktif dalam melaksanakan pekerjaannya
sehingga tujuan untuk meningkatkan penerimaan Pajak Reklame terlaksana
dengan baik.
5. Hasil dari penerimaan pajak tersebut hendaknya digunakan tepat sasaran
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo, 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009, Andi,Yogyakarta
Republik Indonesia, Undang-undang No 28 Tahun 2007 tentang
Perubahan Atas Undang-undang No 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan
Republik Indonesia, Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah
Republik Indonesia, Undang-undang No 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah
Republik Indonesia, Undang-undang No 34 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Republik Indonesia, Undang-undang No 18 Tahun
1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah