LAPORAN TUGAS AKHIR
DASAR PENGENAAN PAJAK REKLAME PADA DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN
O L E H
NAMA : SEPTIANUS WINNER HULU NIM : 072600111
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat dan karuniaNya yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tugas akhir yang berjudul “Dasar Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan”. Guna menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara, selain itu juga diharapkan tugas akhir ini dapat menjadi
bahan masukan bagi siapapun yang membacanya.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini jauh dari sempurna dan
masih terdapat kekurangan-kekurangan baik dalam penyajian materi maupun bahasa
penyampaiannya. Tetapi karena bimbingan, bantuan dan pengarahan dari semua
pihak maka penyusunan laporan tugas akhir ini dapat penulias selesaikan. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian ugas akhir
ini. Oleh karena itu dengan segala hormat dan setulus serta kerendahan hati, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Indra Efendi Rangkuti, S.Sos selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingannya baik itu ilmu, saran, dan nasihat selama
penulisan tugas akhir.
4. Seluruh Dosen/Staff pengajar, serta para pegawai Diploma III Administrasi
Perpajakan Universitas Sumatera Utara.
5. Pihak Pimpinan dan seluruh karyawan Dinas Pertamanan Kota Medan yang
telah banyak membantu penulis dalam melakukan riset.
6. Terimakasih yang tak terhingga untuk keluarga tercinta, orangtua yang selalu
mendukung dan memberikan semangat dan doa.
7. Seluruh teman-teman atas saran dan bantuannya.
Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga Tuhan yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua dan semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Medan, Agustus 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...i
Daftar Isi...iii
Daftar Tabel...v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri...1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...3
1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri...3
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri...4
C. Uraian Teoritis...5
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri...9
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri...9
F. Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri...11
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri...12
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan...14
B. Susunan Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan...16
C. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan...18
D. Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan...32
BAB III GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME
A. Dasar Pelaksanaan...38
B. Ketentuan Umum...39
C. Subjek Pajak, Wajib Pajak dan Objek Pajak Reklame...42
D. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Reklame...45
E. Perhitungan Pajak Reklame...49
F. Tata Cara Perizinan Reklame...51
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Masalah Yang Dihadapi...57
B. Upaya Penyelesain Masalah Yang Dihadapi...58
C. Realisasi Penerimaan Pajak Reklame...60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...70
B. Saran...71
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin………..…37
Tabel 2.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan………..…...37
Tabel 2.3 Jumlah Pegawai Berdasarkan Struktural/Staff………...37
Tabel Besaran Nilai Rupiah Menurut Jenis Reklame………..…...46
Data Penerimaan Pajak Reklame T.A 2008………..………..61
Data Penerimaan Pajak Reklame T.A 2009...………..…...63
Data Penerimaan Pajak Reklame T.A 2010………..………..65
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah suatu cara kerja yang
langsung dapat membimbing kita ke dalam dunia kerja yang nyata guna memberikan
kita arah dan cara yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan PKLM adalah
kegiatan instrakurikuler yang dilakukan oleh mahasiswa secara mandiri yang
langsung ditujukan untuk memberikan pengalaman praktis di lapangan yang secara
langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang diterima dari dosen jurusan
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara. Karena sifatnya untuk memberikan dan belajar
keahlian secara praktis, maka bantuan yang diberikan cenderung terbatas, untuk
mengetahui “Dasar Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota”.
Pesatnya perkembangan dunia usaha tidak terlepas dari Sumber Daya
Manusia (SDM). Perkembangan dunia bisnis saat ini menuntut lembaga pendidikan
untuk menciptakan tenaga-tenaga terampil yang siap pakai. Tenaga-tenaga terampil
tersebut diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam memajukan taraf hidup
bangsa.
Mahasiswa sebagai calon tenaga kerja diharapkan dapat menjadi tenaga kerja
sehingga ilmu yang diperoleh dapat disumbangkan ke dalam dunia kerja tempat
dimana nantinya dia akan bekerja.
Untuk mengantisipasi tingkat pengetahuan yang diperoleh mahasiswa selama
mengikuti perkuliahan, maka Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Khususnya
jurusan Administrasi Perpajakan Universitas Sumatra Utara merasa perlu membuat
suatu program yang disebut Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM). Dimana
dalam program ini mahasiswa ditempatkan pada suatu perusahaan untuk dapat
melihat secara langsung bagaimana cara kerja dunia usaha yang sebenarnya agar
mahasiswa dapat membandingkan antara teori dengan praktek secara langsung, serta
agar dapat memperoleh data yang nantinya akan sangat membantu mahasiswa dalam
pembuatan Laporan Tugas Akhir.
Pada kesempatan ini penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
(PKLM) di Pemko Medan. Adapun spesifikasi PKLM yang diambil pada Pemko
Medan ini adalah mengenai Dasar Pengenaan Pajak Reklame tentang Pajak Daerah.
Adapun alasan penulis mengambil spesifikasi ini dikarenakan penulis melihat
semakin maraknya reklame produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh berbagai
pihak selaku produsen di Kota Medan dalam berbagai bentuk.
Dimana kita sadari bahwa reklame saat ini semakin gencar dilakukan oleh
para pelaku bisnis baik penghasil produk maupun jasa, dikarenakan semakin
banyaknya saingan yang mungkin saja dapat mengancam kehidupan bisnis mereka.
sedikit keuntungan dari reklame-reklmae yang dibuat oleh pihak yang bersangkutan,
karena hal ini tentu saja akan menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang
jumlahnya patut kita perhitungkan. Disamping itu, pengaturan reklame yang baik
juga akan dapat memberikan keindahan kota. Misalnya, reklame bersinar yang
letaknya disesuaikan dengan keserasian jalan akan dapat membuat semarak Kota
Medan pada waktu malam.
Keuntungan yang diambil oleh pemerintah Kota Medan dari banyaknya
reklame yang dibuat di hampir seluruh penjuru Kota Medan adalah melalui pajak
yang dibebankan kepada mereka para produsen baik barang maupun jasa pembuat
reklame. Oleh karena itu penulis ingin mempelajari lebih jauh tentang hal-hal yang
menyangkut “Dasar Pengenaan Pajak Reklame Pada Dinas Pertamanan Kota Medan”.
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) 1. Tujuan PKLM
Kegiatan PKLM oleh Mahasiswa dari Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan FISIP USU diharapkan dapat dilaksanakan sesuai
dengan tujuan PKLM yaitu:
1.1 Untuk mengetahui dasar pengenaan dan pemungutan pajak reklame
1.2 Untuk mengetahui tata cara pemungutan pajak reklame di Kota
Medan.
1.3 Untuk mengetahui perkembangan jumlah penerimaan pajak reklame
selama lima tahun terakhir di Kota Medan.
2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini tentunya sangat bermanfaat bagi semua
pihak, diantaranya adalah :
2.1 Bagi Mahasiswa
a. Menambah wawasan di bidang perpajakan khususnya tentang dasar
pengenaan dan pemungutan pajak reklame di kota medan.
b. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa
perkuliahan dalam kegiatan selama pelaksanaan Praktik Kerja Mandiri
(PKLM).
c. Memahami dasar pengenaan dan pemungutan pajak reklame di kota
medan.
2.2 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
a. Mempererat hubungan kerjasama antara Kantor Dinas Pertamanan Kota
Medan dengan pihak Universitas khususnya Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.
b. Agar Universitas dapat lebih berperan dalam menyelesaikan kegiatan
c. Mempromosikan potensi-potensi dari Universitas Sumatera Utara.
2.3 Bagi Dinas Pertamanan Kota Medan
a. Meningkatkan kerjasama yang baik antara pihak Universitas dengan
Instansi Pemerintah khususnya Dinas Pertamanan Kota Medan.
b. Dapat memperkenalkan serta mempromosikan sumber daya manusia yang
ada di Universitas Sumatra Utara khususnya Program Studi Diploma III
Administrasi Perpajakan.
C. Uraian Teoritis 1. Defenisi Pajak
Menurut pendapat Prof. Dr Rochmat Soemitro,SH, Pajak adalah iuran rakyat
kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan
tiada mendapat jasa imbal (kontra pretasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Fidel,2008:1)
Sementara menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 angka 1 disebutkan
pengertian pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara
Dari defenisi di atas diketahui bahwa pajak memiliki beberapa aspek dasar :
a. Pembayaran pajak harus berdasarkan undang-undang
b. Berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan).
c. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi
invidual oleh pemerintah.
d. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pusat maupun daerah.
2. Fungsi Pajak
a. Fungsi Budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
b. Fungsi Regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
3.Wajib Pajak
Menurut Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007, tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 2, pengertian wajib pajak adalah orang
pribadi atau badan, yang meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan
pemungutan pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah adalah kontribusi
wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
4. Pengertian Pajak Reklame
Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pengenaan pajak
reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di Indonesia.
Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang di berikan pemerintah kabupaten/kota.
Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten/kota, pemerintah daerah harus
terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Reklame yang akan
menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan dan
pemungutan Pajak Reklame di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.
5. Objek, Subjek dan Wajib Pajak Reklame
Yang menjadi objek pajak reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.
Penyelenggaraan reklame dapat dilakukan oleh penyelenggaraan reklame atau
perusahaan jasa periklanan yang terdaftar. Sedangkan yang menjadi subjek pajak
reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan, melakukan
pemasangan reklame, baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama
orang lain yang menjadi tanggungannya.
Dan yang menjadi wajib pajak reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame. Jika reklame diselenggarakan langsung oleh orang
pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, wajib
reklame dilaksanakan melalui pihak ketiga, misalnya melalui jasa periklanan/biro
reklame, maka pihak ketiga tersebut yang menjadi wajib pajak reklame.
6. Tarif Pajak Reklame
Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi sebesar dua puluh lima persen
(25%). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak reklame yang dipandang sesuai dengan
kondisi masing-masing kabupaten/kota.
7. Dasar Pengenaan Pajak
Adapun yang menjadi Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa
Reklame yang diperhitungkan dengan memperhatikan letak reklame, jenis reklame,
jangka waktu penyelenggaraan reklame dan ukuran media reklame.
8. Cara Menghitung Pajak Reklame
Cara menghitung pajak reklame adalah dengan menjumlahkan Nilai Jual
Objek Pajak dengan Nilai Strategis kemudian mengalikan dengan tarif pajak yang
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri ini adalah :
1. Dasar Pengenaan Pajak Reklame di Kota Medan.
2. Tata Cara Pemungutan Pajak Reklame di Kota Medan.
3. Perkembangan penerimaan Pajak Reklame selama lima tahun terakhir di
Kota Medan.
4. Objek Pajak Reklame di Kota Medan.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi sesuai dengan
metode yang digunakan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Yaitu kegiatan yang harus dilakukan oleh mahasiswa sebelum melakukan
Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ke objek lokasi yang meliputi
kegiatan seperti: pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Diploma
III Administrasi Perpajakan, mencari dan mengumpulkan bahan untuk
pembuatan proposal, pengajuan proposal, dan berkonsultasi dengan dosen
pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi
2. Studi Literatur (Kepustakaan)
Yaitu kegiatan studi mencari data informasi dengan membaca landasan
teori. Buku-buku literatur, peraturan perundang-undang dibidang
perpajakan, majalah, surat kabar, catatan-catatan maupun bahasa tertulis
yang ada hubungannya dengan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
3. Observasi Lapangan
Penulis melakukan peninjauan atau pengamatan secara langsung terhadap
masalah yang di bahas dan meninjau secara langsung terhadap kondisi
pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada
Kantor Dinas Pertamanan Kota Medan.
4. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yaitu:
a. Data primer yaitu data-data yang diperoleh dari pihak-pihak yang
terkait dengan cara melakukan wawancara dengan pegawai yang
dianggap mampu memberikan data dan informasi sesuai dengan
penulisan laporan tugas akhir.
b. Data sekunder yaitu data-data yang diperoleh dari referensi ilmiah
5. Analisis dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan. Penulis akan
menganalisa dan mengevaluasi data, dan kemudian akan dipersentasikan
secara objektif, jelas dan sistematis.
F. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan Pengumpulan Data digunakan tiga metode yaitu :
1. Metode Wawancara (Interview)
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada
pegawai yang dianggap mampu memberikan data dan informasi tentang
Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame oleh Pemerintah
Kota Medan.
2. Metode Observasi (Observation Guide)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara langsung
maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan peninjauan
dengan mengamati, mendengar dan bila perlu membantu mengerjakan
tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan mematuhi petunjuk atau
arahan terlebih dahulu dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku
pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi rahasia,
3. Dokumentasi (Optional)
Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan membuat daftar
dokumentasi yang telah diperoleh dari instansi.
G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Adapun yang menjadi maksud yang membuat sistematika penulis laporan
PKLM adalah untuk mempermudah pemahaman dan penulisan laporan PKLM.
Sistematika penulisan PKLM dibuat dalam 5 (lima) bab dan dilengkapi dengan sub
bab dan diberi penjelasan yang terperinci seperti terlihat di bawah ini:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab diuraikan mengenai latar belakang masalah PKLM,
penambahan dan penjelasan, tujuan dan manfaat penulisan, uraian
teoritis, ruang lingkup, metode pengumpulan data serta bentuk
sistematika penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan Mandiri.
BAB II : GAMBARAN UMUM DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN Dalam bab ini penulis menguraikan sejarah singkat mengenai lokasi
Praktik Kerja Lapangan Mandiri, struktur organissasi, uraian tugas
BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Pengertian Pajak
Reklame, Subjek, Objek dan Wajib Pajak Reklame serta bagaiamana
Mekanisme Pengenaan dan Pemungutan Pajak Reklame
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Dalam bab ini diuraikan mengenai penganalisaan masalah yang
timbul dan alternatif pemecahan masalah juga evaluasi terhadap
alternatif pemecahan masalah.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan mengenai masalah yang timbul dari teori
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada saat
melaksanakan PKLM dan juga kesimpulan bab-bab sebelumnya
terhadap pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri agar lebih
baik di masa mendatang.
BAB II
GAMBARAN UMUM
DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN
A. Sejarah Singkat Dinas Pertamanan Kota Medan
Dinas pertamanan adalah unsur pelaksanaan Pemerintah Kota Medan dalam
Bidang Pertamanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Terbentuknya Dinas Pertamanan Kota Medan, berdasarkan Peraturan Daerah
Kotamadya tingkat II Medan Nomor 20 Tahun 1987 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertamanan Pemerintah Kota Medan dan
pelaksanaannya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan tanggal 2 Juli 1979
Nomor 207/SK/1979, yang kemudian diubah dengan Peraturan Daerah Kotamadya
Daerah Medan Nomor 8 tahun 1987 dan pelaksanaanya dengan Surat Keputusan
Walikota Medan No. 188.342/SK/1987 Tanggal 29 Agustus 1987 yang berlaku sejak
Tanggal 28 Juli 1987. Yang kemudian bentuk Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pertamanan Kota Medan yang berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negri
dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Perangkat Daerah, telah dibentuk dalam Organisasi dan Tata Kerja
daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Dinas-dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan.
Dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah dalam bidang
pertamanan berkaitan dengan kedudukan tugas pokok dan prinsip koordinasi
integrasi dan sinkronisasi secara vertikal maupun horizontal untuk memenuhi hal
tersebut maka tugas pokok dan fungsi Dinas Pertamanan Pemerintah Kota Medan
diatur dan ditetapkan dalam Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun
2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.
Kepala Dinas, Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan para Kepala seksi diangkat
dan diberhentikan oleh Gubernur Sumatra Utara, sedangkan pejabat lainnya
dilingkungan dinas diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas usul Kepala
Dinas. Dalam hal Kepala Dinas berhalangan dalam menjalankan tugas, maka wajib
menunjuk seorang pegawai dinas untuk menjalankan tugasnya berdasarkan daftar
urut kepangkatan. Pelaksanaan Peraturan Daerah ini diatur lebih lanjut dengan Surat
Keputusan Kepala Daerah.
Adapun kegiatan yang dilakukan pada Dinas Pertamanan Pemerintah Kota
Medan ini adalah :
1. Pendapatan Daerah berupa Pajak/Retribusi Reklame, Pajak/Retribusi
Pemakaman dan Pajak/Retribusi Lapangan.
2. Keindahan kota mencakup pengadaan lampu penerangan jalan umum dan
3. Pelayanan Masyarakat berupa penyediaan tempat pemakaman umum
yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.
B. Susunan Organisasi Dinas Pertamanan Kota Medan
Susunan Organisasi Bagian Pertamanan Kota Medan terdiri dari :
1. Kepala Dinas.
2. Bagian Tata Usaha, yang terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum.
b. Sub bagian Kepegawaian.
c. Sub Bagian Keuangan.
d. Sub Bagian Perlengkapan.
3. Sub Bagian Perencanaan Pengembangan, yang terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Taman.
b. Seksi Perencanaan Makam.
c. Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi.
d. Seksi Perencanaan Reklame.
4. Sub Bagian Taman/Makam, yang terdiri dari :
a. Seksi Pembibitan/ Penghijauan.
b. Seksi Taman/ Dekorasi.
c. Seksi Makam.
5. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi, yang terdiri dari :
b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B.
c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C.
d. Seksi Lampu Taman/ Air Sirkulasi.
6. Sub Dinas Reklame, yang terdiri dari :
a. Seksi Perizinan.
b. Seksi Operasional.
c. Seksi Evaluasi.
7. Sub Dinas Pengawasan, yang terdiri dari :
a. Seksi Pengawasan Taman.
b. Seksi Pengawasan Makam.
c. Seksi Pengawasan Listrik/ Air Sirkulasi.
d. Seksi Pengawasan Reklame.
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
C. Uraian tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 18 tahun 2002 tentang
Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan, maka Dinas Pertamanan
mempunyai fungsi :
1. Merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang pertamanan
2. Memberikan bimbingan dan pengarahan terhadap instansi pemerintah,
swasta serta masyarakat bidang pertamanan dalam rangka usaha
meningkatkan kebersihan, ketertiban, kerapian dan keindahan.
3. Menyediakan tanah perkuburan umum, menyelenggarakan pengangkutan
jenazah,melayani penguburan serta merawat kuburan-kuburan umum milik
pemerintah daerah.
4. Mengelola izin reklame, mengatur letak , bentuk dan penempatan reklame
untuk sarana dan dekorasi kota ditinjau dari teknis kebersihan, ketertiban,
kerapian dan keindahan.
5. Melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang
tugasnya.
6. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah.
7. Menyelenggarakan Pembangunan, perawatan taman-taman kota,
pohon-pohon pelindung, tempat-tempat rekreasi umum, lampu-lampu penerangan
jalan/taman, jalur hijau, lapangan olahraga berikut bangunannya.
Dinas Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan tugas/urusan rumah
tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta melaksanakan
tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.
1. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang
Kepala Dinas. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
pokok dinas dibidang ketatausahaan yang meliputi pengelolaan administrasi
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan dan urusan umum lainnya.
1.1 Untuk melaksanakan tugasnya, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengelola urusan administrasi kepegawaian.
c. Mengelola urusan keuangan dan perbendaharaan serta rencana penyusunan
laporan keuangan.
d. Mengelola urusan perlengkapan, kerumahtanggaan dan pengadaan barang.
e. Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyuratdan urusan umum lainnya.
f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok
dinas dibidang ketatausahaan dibantu oleh Sub-Sub Bagian. Setiap Sub Bagian
dipimpin oleh seorang Kepala Sub bagian yang dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
1.2 Bagian Tata Usaha terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum.
Sub Bagian Umum ini mempunyai tugas mengelola surat-menyurat dan
b. Sub Bagian Kepegawaian.
Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas mengelola administrasi dibidang
kepegawaian.
c. Sub Bagian Keuangan.
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas mengelola administrasi keuangan dan
perbendaharaan serta menyusun rencana laporan keuangan.
d. Sub Bagian Perlengkapan.
Sub Bagian Perlengkapan mempunyai tugas mengelola administrasi dibidang
perlengkapan, kerumahtanggaan, dan pengadaan barang.
2. Sub Dinas Perencanaan Pengembangan
Sub Dinas Perencanaan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas dibidang perencanaan pengembangan.
2.1 Untuk melaksanakan tugasnya Sub Dinas Perencanaan Pengembangan ini
mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang perencanaan pengembangan taman,
makam, listrik/air sirkulasi dan reklame.
c. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pembangunan dan pengembangan
d. Melaksanakan penelitian dan perencanaan pemasangan lampu penerangan
jalan, lampu taman dan air sirkulasi ditinjau dari sudut teknis dan keindahan
kota.
e. Melaksanakan penelitian dan perencanaan terhadap penempatan reklame/
spanduk, gambar-gambar reklame yang akan dipasang.
f. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat rekreasi,
penghijauan, pembibitan dan lapangan olah raga ditinjau dari sudut teknis dan
keindahan kota.
g. Menyusun rencana pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat pemakaman
umum.
h. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan dibidang taman, makam, listrik/air
sirkulasidan reklame.
i. Memberikan saran dalam rangka pelaksanaan penelitian perencanaan
pengembangan.
j. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
k. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
2.2 Sub Dinas Perencanaan Pengembangan terdiri dari :
a. Seksi Perencanaan Taman.
Seksi Perencanaan Taman mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat-tempat rekreasi, penghijauan,
pembibitan dan lapangan olah raga ditinjau dari sudut teknis dan keindahan
kota.
b. Seksi Perencanaan Makam.
Seksi Perencanaan Makam mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
perencanaan pembangunan dan pengembangan makam, menyusun rencana
pemanfaatan lapangan terbuka untuk tempat pemakaman umum.
c. Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi.
Seksi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi mempunyai tugas melaksanakan
penelitian dan perencanaan pemasangan lampu penerangan jalan, lampu taman
dan air sirkulasi ditinjau dari sudut teknis dan keindahan kota.
d. Seksi Perencanaan Reklame.
Seksi perencanaan Reklame mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan
perencanaan terhadap penempatan reklame/ spanduk, gambar-gambar reklame
yang akan dipasang.
3. Sub Dinas Taman/Makam
3.1 Sub Dinas Taman/Makam mempunyai fungsi terdiri dari :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
c. Melaksanakan kegiatan pembibitan pohon penghijauan dan taman hias.
d. Melaksanakan penghijauan kota termasuk tepi jalan, sungai dan perawatan
pohon-pohon tua dan muda.
e. Melaksanakan perawatan taman, lapangan olah raga dan pulau-pulau jalan.
g. Melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum dan dekorasi padalokasi
upacara tertentu.
h. Melaksanakan pelayanan pengangkutan jenazah.
i. Melaksanakan pelayanan pemakaman untuk lokasi perkuburan milik
Pemerintah Kota.
j. Menyelenggarakan perawatan areal makam.
k. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang taman dan makam.
l. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang taman dan
makam.
m. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
n. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
3.2 Sub Dinas Taman/Makam ini terdiri dari :
a. Seksi Pembibitan/Penghijauan.
Seksi Pembibitan/Penghijauan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pembibitan pohon penghijauan dan taman hias melaksanakan penghijauan
serta melaksanakan inventarisasi, jenis, umur dan jumlah pohon penghijauan
milik Pemerintah Kota Medan.
b. Seksi Taman/Dekorasi.
Seksi Taman/Dekorasi mempunyai tugas melaksanakan perawatan taman,
lapangan olahraga dan pulau-pulau jalan serta menjaga kebersihan dari
sampah-sampah taman, melaksanakan kegiatan dekorasi kota secara umum
dan dekorasi pada lokasi upacara tertentu serta melaksanakan inventarisasi
tentang luas, jumlah dan jenis tanaman yang terdapat pada taman- milik
Pemerintah Kota Medan.
c. Seksi Makam
Seksi Makam mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pengangkutan
jenazah, melayani pemakaman untuk lokasi perkuburan milik Pemerintah
Kota, merawat areal makam dan melaksanakan inventarisasi jumlah makam,
luas areal disetiap lokasi makam milik Pemerintah Kota Medan.
4. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi
4.1 Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi mempunyai fungsi :
a. Menyusun rencana kegiatan kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang listrik/air sirkulasi.
c. Melaksanakan pengadaan/perawatan lampu-lampu penerangan jalan/ taman,
jalur hijau, lapangan olah raga dan bangunan-bangunan milik Pemerintah
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pemakaian listrik.
e. Melaksanakan pengadaan/perawatan dan pengontrolan air sirkulasi di taman
dan gedung agar tetap berfungsi.
f. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang listrik/air sirkulasi.
g. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
4.2 Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi terdiri dari :
a. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor A.
Seksi ini mempunyai tugas mengadakan, merawat, dan mengontrol lampu
penerangan jalan pada sektor A.
b. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor B.
Seksi ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan mengontrol lampu
penerangan jalan pada sektor B.
c. Seksi Lampu Penerangan Jalan Sektor C.
Seksi ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan mengontrol lampu
penerangan jalan pada sektor C.
d. Seksi Lampu Taman/Air Sirkulasi
Seksi ini mempunyai tugas mengadakan, merawat dan mengontrol taman,
5. Sub Dinas Reklame
5.1 Sub Dinas Reklame mempunyai fungsi :
a. Menyusun Rencana kegiatan Kerja.
b. Mengumpulkan bahan dan data dibidang reklame.
c. Melaksanakan pengaturan letak, bentuk dan penempatan reklame untuk sarana
dan dekorasi kota ditinjau dari teknik keindahan.
d. Mengkoordinasikan pembongkaran reklame yang bertentangan dengan izin
yang berlaku.
e. Mendata dan mengevaluasi izin yang berjalan dan telah mati.
f. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang reklame.
g. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan kegiatan dibidang reklame.
h. Melaporkan kegiatan pelaksanaan tugas.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
5.2 Sub Dinas Reklame ini terdiri dari :
a. Seksi Perizinan.
Seksi perizinan ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data serta
memproses pengeluaran izin reklame dan mengevaluasi izin yang telah
b. Seksi Operasional.
Seksi Operasional ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data,
melaksanakan penelitian lapangan dan mengkoordinasikan kegiatan
operasional reklame.
c. Seksi Evaluasi Data.
Seksi Evaluasi ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan data,
mengevaluasi pelaksanaan pemberi izin reklame dan melaporkan kegiatan
yang telah dilaksanakan.
6. Sub Dinas Pengawasan
6.1 Sub Dinas Pengawasan ini mempunyai tugas :
a. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman, makam,
listrik/air, sirkulasi dan reklame.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap bangunan-bangunan yang mengandung
nilai sejarah.
c. Mengevaluasi pelaksanaan kerja dibidang pengawasan.
d. Mengumpulkan bahan dan data di bidang pengawasan taman, makam,
listrik/air sirkulasi dan reklame.
e. Memberi saran dalam rangka pelaksanaan dibidang pengawasan.
f. Melaporkan kegiatan poelaksanaan tugas.
g. Melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan taman, makam, listrik/air
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai
dengan tugasnya.
6.2 Sub Dinas Pengawasan ini terdiri dari :
a. Seksi Pengawasan Taman.
Seksi Pengawasan Taman ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan
data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan taman.
b. Seksi Pengawasan Makam.
Seksi Pengawasan Makam ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan
data terhadap kegiatan pembangunan makam.
c. Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi.
Seksi Pengawasan Listrik/Air Sirkulasi ini mempunyai tugas mengumpulkan
bahan dan data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan
pembangunan listrik/air sirkulasi.
d. Seksi Pengawasan Reklame.
Seksi Pengawasan Reklame ini mempunyai tugas mengumpulkan bahan dan
data serta melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan pembangunan
reklame.
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional adalah pemegang jabatan fungsional yang
mempunyai tugas melaksanakan tugas khusu sesuai dengan bidang keahliannya dan
Kelompok Jabatan Fungsional ini terdiri dari sejumlah tenaga, dalam jenjang
jabatan fungsional yang terbagi dalama berbagai kelompok sesuai dengan
keahliannya. Setiap kelompok tersebut dipimpin oleh seorang tenaga fungsional
senior. Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan daerah.
Jenjang dan jenis jabatan fungsional ini diatur sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
D. Tata Kerja Dinas Pertamanan Kota Medan
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pemimpin satuan organisasi dalam
lingkup Dinas Pertamanan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan
sinkronisasi secara vertikal dan horizontal.
Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi
bawahannya masing-masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahannya.
Setiap pimpinan satuan organisasi mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk
dan bertanggungjawab kepada atasan langsung dan menyampaikan laporan tepat
pada waktunya. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahannya diolah dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan lebih lanjut untuk
memberikan petunjuk kepada bawahannya.
Setiap pimpinan secara berjenjang menyampaikan laporan tepat pada waktunya
kepada atasannya langsung sesuai dengan bidang tugasnya, untuk selanjutnya
Kepangkatan, pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian
pejabat-pejabat/Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Dinas Pertamanan diatur sesuai
dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
E. Gambaran Umum Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan
Sebagai gambaran umum mengenai pegawai yang ada pada Dinas Pertamanan
Kota Medan dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kepala Dinas
2. Bagian Tata Usaha terdiri dari 7 orang staff, yaitu :
a. Kabag Tata Usaha.
b. Kasubbag Kepegawaian.
c. Kasubbag Perlengkapan.
d. Kasubbag Umum.
e. Kasubbag Umum.
f. Staff Pegawai 2 orang.
3. Bendaharawan terdiri dari 7 orang staff, yaitu :
a. Pemegang Kas.
b. Pembukuan Dokumen Pengeluaran dan Penerimaan Uang.
c. Kasir Pembayaran Uang.
d. Penyimpan Uang.
e. Bendahara Uang.
g. Pencatatan Pembukuan.
4. Sub Dinas Perencanaan/Pengembangan terdiri dari 7 orang staff, yaitu :
a. Kasubdis Perencanaan.
b. Kasi Perencanaan Taman.
c. Kasi Perencanaan Makam.
d. Kasi Perencanaan Listrik/Air Sirkulasi.
e. Kasi Perencanaan Reklame.
f. Staff Pegawai 2 orang.
5. Sub Dinas Taman/Makam terdiri dari 17 orang staff, yaitu :
a. Kasubdis Taman/Makam.
b. Kasubdis Pembibitan/Penghijauan.
c. Kasi Taman/Dekorasi.
d. Kasi Pemakaman.
e. Staff Pegawai 13 oarang.
6. Sub Dinas Listrik/Air Sirkulasi terdiri dari 15 orang staff, yaitu :
a. Kasubdis Listrik/Air Sirkulasi.
b. Kasi Lampu Penerangan Taman/Gudang.
c. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor A.
d. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor B.
e. Kasi Lampu Penerangan Jalan Sektor C.
7. Sub Dinas Reklame terdiri dari 20 orang staff, yaitu :
a. Kasubdis Reklame.
b. Kasi Operasianal.
c. Kasi Evaluasi Data.
d. Kasi Perizinan.
e. Staff Pegawai 16 orang.
8. Sub Dinas Pengawasan terdiri dari 11 orang staff, yaitu :
a. Kasubdis Pengawasan.
b. Kasi Pengawasan Taman.
c. Kasi Pengawasan Makam.
d. Kasi Pengawasan Listrik/Air.
e. Kasi Pengawasan Reklame.
Gambaran Data Pegawai Dinas Pertamanan Kota Medan sebagai berikut : Tabel 2.1. Jumlah Pegawai berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persen (% )
Laki-laki 374 79.6
Perempuan 96 20.4
Jumlah 470 100%
Tabel 2.2. Jumlah Pegawai berdasarkan golongan
Golongan Jumlah Persen (% )
IV (empat) 10 2.2%
III (tiga) 119 25.3%
II (dua) 293 62.3%
I (satu) 48 10.2%
Jumlah 470 100%
Tabel 2.2. Jumlah Pegawai berdasarkan struktural/staff
Struktural Jumlah Persen (% )
Struktural 25 5.3%
Staff 445 94.7%
Jumlah 470 100%
BAB III
GAMBARAN DATA PAJAK REKLAME
A. Dasar Pelaksanaan
Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk
membiayai penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.
Pajak Reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Pengenaan Pajak
Reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten/kota yang ada di
Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang diberikan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk mengenakan atau tidak mengenakan suatu jenis pajak
kabupaten/kota. Untuk dapat dipungut pada suatu daerah kabupaten/kota,pemerintah
daerah harus terlebih dahulu menerbitkan peraturan daerah tentang Pajak Reklame
yang akan menjadi landasan hukum operasional dalam teknis pelaksanaan pengenaan
dan pemungutan Pajak Reklame di daerah kabupaten/kota yang bersangkutan.
Dasar hukum yang melandasi Pajak Reklame ini adalah :
1. Keputusan Walikota Medan Nomor. 18 Tahun 2002, tentang Tugas Pokok
2. Keputusan Walikota Medan Nomor. 510.12/1073.K/2004, tentang
Pengaturan Letak, Jarak Reklame, Dan Penetapan Kelas Jalan serta Harga
Nilai Strategis Pemasangan Reklame di Kota Medan.
3. Keputusan Walikota Medan Nomor. 71 Tahun 2002, tentang Izin Reklame.
4. Peraturan Daerah Nomor 2 tentang Pajak Reklame.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
6. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
B. Ketentuan Umum
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2004 tentang
Pajak Reklame, yang dimaksudkan dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kota Medan.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan.
3. Walikota adalah Walikota Medan.
4. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.
5. Penyelenggaran Reklame adalah orang atau badan yang menyelenggarakan
reklame baik untuk dan atas namanya sendiri atau untuk pihak lain yang
6. Reklame adalah benda, alat perbuatan atau media yang menurut bentuk,
susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersil dipergunakan untuk
memperkenalkan atau memujikan suatu barang, jasa, orang atau badan.
7. Reklame papan/bilboard adalah reklame yang terbuat dari papan kayu,
callibrate, vinyle termasuk seng atau bahan jenis yang dipasang atau
digantungkan atau dipasang pada bangunan, halaman, di atas bangunan.
8. Reklame megatron/videotron/large electronic display (LED) adalah reklame
yang menggunakan layar monitor berupa program reklame atau iklan
bersinar dengan tulisan dan gambar yang dapat berubah dan difungsikan
dengan tenaga listrik.
9. Reklame kain adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan
bahan kain, termasuk kertas, plastik, karet atau yang sejenis dengan itu.
10.Reklame melekat adalah reklame yang berbebtuk lembaran lepas,
diselenggarakan dengan cara disebar, diberikan atau dapat diminta untuk
dilekatkan pada benda lain.
11.Reklame selebaran adalah reklame yang berbentuk lembaran lepas,
diselenggarakan dengan cara disebar, diberikan atau dapat diminta dengan
12.Reklame berjalan/kendaraan adalah reklame yang ditempatkan pada
kendaraan yang diselenggarakan dengan mempergunakan kendaraan atau
dengan cara dibawa orang.
13.Reklame udara adalah reklame yang diselenggarakan di udara dengan
menggunakan gas, laser, pesawat udara atau alat lain yang sejenis.
14.Reklame suara adalah reklame yang diselenggarakan dengan menggunakan
kata-kata yang diucapkan atau dengan suara yang ditimbulkan dari atau oleh
perantaraan alat.
15.Reklame film/slide adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara
menggunakan klise berupa kaca atau film, atau bahan sejenis sebagai alat
untuk diproyeksikan atau dipancarkan pada laya atau benda lain didalam
ruangan.
16.Reklame peragaan adalah reklame yang diselenggarakan dengan cara
memperagakan suatu barang dengan atau tanpa disertai suara.
17.Nilai sewa reklame adalah nilai yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan
penetapan besarnya Pajak Reklame.
18.Nilai strategis titik reklame adalah suatu nilai yang dinyatakan dalam satuan
rupiah berdasarkan atas peletakan titik reklame pada kelas jalan/zona,
19.Kelas jalan adalah suatu klasifikasi atas setiap jalan dalam bentuk apapun
yang terbuka untuk lalulintas umum yang didasarkan kepada mutu dan lebar
jalan.
20.Rumah ibadah adalah : Mesjid, Gereja, Vihara, Kuil dan Pura.
21.Gedung bersejarah adalah gedung-gedung peninggalan sejarah yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Daerah.
C. Subjek Pajak, Wajib Pajak dan Objek Pajak Reklame C.1 Subjek Pajak Reklame
Pada Pajak Reklame yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau
badan yang menyelenggarakan, melakukan pemasangan reklame, baik untuk dan atas
namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.
C.2 Wajib Pajak Reklame
Yang menjadi wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang
menyelenggarakan reklame. Jika reklame diselenggarakan langsung oleh orang
pribadi atau badan yang memanfaatkan reklame untuk kepentingan sendiri, wajib
Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut. Apabila penyelenggaraan
reklame dilaksanakan melalui pihak ketiga , misalnya melalui jasa periklanan/biro
C.3 Objek Pajak Reklame
Yang merupakan objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame.
Penyelenggaraan reklame dapat dilakukan oleh penyelenggaraan reklame atau
perusahaan jasa periklanan yang terdaftar.
Adapun yang menjadi objek pajak reklame meliputi :
a. Reklame Papan/Bilboard/Megatron/Large Electronic Display (LED).
b. Reklame Kain.
c. Reklame Melekat (stiker).
d. Reklame Selebaran.
e. Reklame Berjalan, termasuk pada kendaraan.
f. Reklame Udara.
g. Reklame Suara.
h. Reklame Film/Slide.
i. Reklame Peragaan.
Adapun yang tidak termasuk sebagai objek pajak reklame adalah :
a. Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta harian, warta
b. Penyelenggaraan reklame oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
c. Penyelenggaraan reklame yang semata-mata mengenai pemelikan dana/atau
peruntukan tanah, dengan ketentuan luasnya tidak melebihi 0,25 m2 dan
diselenggarakan diatas tanah tersebut.
d. Penyelenggaraan reklame yang semata-mata memuat nama tempat ibadah dan
tempat panti asuhan.
e. Merupakan reklame yang disebarkan, apabila benda yang dijadikan reklame
itu dimaksudkan juga bermanfaat bagi yang menerimanya.
f. Diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsulat,
perwakilan PBB serta badan-badan atau lembaga organisasi internasional
pada lokasi badan-badan dimaskud.
g. Diselenggarakan oleh Partai Politik dan atau Organisasi Kemasyarakatan.
D. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak Reklame D.1 Tarif Pajak Reklame
Tarif Pajak Reklame ditetapkan paling tinggi sebesar dua puluh lima persen.
Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan kepada pemerintah
kabupaten/kota untuk menetapkan tarif pajak yang dipandang sesuai dengan kondisi
D.2 Dasar Pengenaan Pajak Reklame
Dasar pengenaan pajak reklame adalah Nilasi Sewa Reklame yang
diperhitungkan dengan memperhatikan :
1. Letak.
2. Jenis.
3. Jangka waktu penyelenggaraan.
(1) Besaran Nilai Rupiah pada Lokasi Strategis Titik Reklame
( untuk semua jenis reklame kecuali merk toko/usaha )
Nilai Strategis Ukuran Reklame Besaran Nilai Strategis (Rp)
Kelas I s/d 2x4 m 30.000.000
Kelas II s/d 2x4 m 25.000.000
Kelas III s/d 2x4 m 20.000.000
Nilai Strategis Ukuran Reklame Besaran Nilai Strategis (Rp)
Kelas I diatas 2x4 m 175.000.000
Kelas II diatas 2x4 m 150.000.000
Kelas III diatas 2x4 m 125.000.000
(2) Besaran Nilai Rupaih pada Kelas Jalanan
Jenis
Jenis
(3) Nilai sewa reklame untuk jenis reklame selain reklame
billboard/papan/megatron/videotron/LED dan reklame kain serta baliho,
ditetapkan sebagai berikut :
a. Reklame melekat (stiker) : Rp.500/cm2 sekurang-kurangnya
Rp.2.500.000,- setiap kali penyelenggaraan.
b. Reklame selebaran : Rp. 500/m2/lembar
sekurang-kurangnya Rp. 2.500.000,- setiap penyelenggaraan
c. Reklame berjalan : Rp. 5.000/m2/hari.
d. Reklame udara : Rp. 2.000.000,- sekali peragaan,
paling lama satu bulan.
e. Reklame suara : Rp. 1.000/15 detik, bagian-bagian
yang kurang dari 15 detik dihitung menjadi 15 detik.
f. Reklame film/slide : Rp. 5.000/15 detik dengan suara, Rp.
2.000/15 detik tanpa suara. Bagian yang kurang dari 15 detik dihitung
menjadi 15 detik.
g. Reklame peragaan : Rp. 12.000/hari dan
E. Perhitungan Pajak Reklame
E.1 Rumus perhitungan pajak reklame
NJOP Reklame + Nilai Strategis x 25 %
Keterangan :
NJOPR : diperoleh dengan cara maengalikan luas, jangka waktu
pemasangan dan nilai sewa.
Nilai Strategis : ukuran nilai yang ditetapkan pada titik lokasi pemasangan.
25 % : tarif pajak reklame yang telah ditetapkan.
1. Untuk memperkenalkan produk terbarunya, PT. Sampoerna membuat
reklame jenis billboard dengan luas 50m2 (5mx10m) yang diletakkan di
jalan H. Adam Malik Medan, dengan izin yang diajukan untuk masa satu
tahun. Hitunglah pajak terutang atas reklame tersebut. Contoh perhitungan
(setelah meliihat daftar kelas jalan, H. Adam Malik termasuk pada kelas
I.1, dengan nilai sewa Rp. 9.000 dan nilai strategis kelas I Rp.
Penyelesaian :
NJOPR = luas x jangka waktu pemasangan x nilai sewa
= 50m2 x 365 hari x Rp 9.000,- = Rp. 164.250.000,-
Nilai strategis kelas I =
Total = Rp. 339.250.000,-
Rp. 175.000.000,-
Pajak terutang = Rp. 339.250.000 x 25%
=
E.2 Rumus perhitungan untuk jenis reklame Merk Toko/Usaha RP 84.812.500,-
NJOP Reklame x 25%
Keterangan :
NJOPR : diperoleh dengan cara mengalikan luas, jangka waktu
pemasangan dan nilai sewa.
25 % : tarif pajak reklame yang telah ditetapkan.
1. Agar lebih mudah dikenali masyarakat, ”Indah Jaya Photo” yang bergerak
dalam usaha fotocopy dan penjualan alat-alat sekolah/kantor membuat
reklame untuk merk toko/usahanya tersebut. Bahan reklame terbuat dari
kayu dengan ukuran luas 2m2 (1mx2m) dengan izin yang diajukan untuk
masa satu tahun. Contoh perhitungan
(setelah melihat tabel diatas, besar nilai sewa dari jens kayu Rp. 1.120)
Penyelesaian :
NJOPR = luas x jangka waktu pemasangan x nilai sewa
= 2m2 x 365 hari x Rp. 1.120,-
=Rp. 817.600,-
Pajak terutang = Rp. 817.600 x25%
=
F. Tata Cara Perizinan Reklame
Rp.
204.400,-F.1 Kewajiban Pemegang Izin Reklame
a. Menyusun naskah reklame dalam Bahasa Indonesia dengan mempergunakan
huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat menambah naskah dengan
bahasa asing yang ditempatkan di samping atau di bawah naskah Bahasa
Indonesia.
b. Memasang reklame pada panggung atau lokasi dalam kawasan/zona yang
telah ditentukan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.
c. Memelihara atau merawat supaya benda-benda, alat-alat yang dipergunakan
untuk reklame selalu dalam keadaan baik.
d. Menempatkan tanda berupa stiker, plat dan atau tanda-tanda lain yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.
e. Menghapus atau menghilangkan dan meniadakan reklame secepatnya setelah
f. Apabila penyelenggaraan reklame menimbulkan kerugian pada pihak lain,
penyelenggaraan reklame bertanggungjawab atas segala akibat dari kerugian
tersebut.
F.2 Pencabutan Izin Reklame
Izin dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai kekuatan
hukum apabila :
a. Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya.
b. Reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan.
c. Naskah reklame tidak dipenuhi sebagaimana mestinya.
d. Menurut pertimbangan Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah, ternyata pada
saat berlangsungnya penyelenggaraan reklame tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan syarat-syarat tentang keindahan, kesehatan maupun
lingkungan hidup.
e. Masa berlaku izin telah habis.
F.3 Prosedur Pengurusan Permohonan Izin Reklame
1. Permohonan/wajib pajak mengajukan permohonan ke Dinas Pertamanan
Kota Medan dengan melengkapi persyaratan (mencantumkan data) sebagai
a. Nama
b. Alamat
c. Teks Reklame
d. Jenis dan Ukuran
e. Lama Pemasangan
f. Lokasi Pemasangan
Dan juga melampirkan :
a. Photo copy KTP
b. Gambar/denah lokasi
c. Khusus billborad rekomendasi dari :
- Dinas P.U. apabila dipasang di tanah Pemda.
- Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan apabila dipasang diatas bangunan.
- Melampirkan gambar konstruksi.
2. Dinas Pertamanan memproses permohonan tersebut dengan mengadakan
survey ke lokasi yang dimohon tersebut. Apabila sesuai dengan ketentuan
maka diterbitkan penetapan pajaknya.
3. Permohonan/wajib pajak membayar pajak reklame/merk usaha ke
Bendaharawan Dinas Pertamanan dengan membawa Surta Penetapan Pajak
4. Bukti setor pajak dari bendaharawan dikirim ke Subdis Reklame agar
diproses untuk penerbitan izin reklame/merk usaha.
F.4 Penolakan Permohonan Izin Reklame Permohonan izin reklame ditolak apabila :
a. Tidak memenuhi ketentuan persyaratan
b. Tempat penyelenggaraan reklame yang dimohonkan tidak pada lokasi yang
diperbolehkan dan atau yang ditetapkan untuk itu.
c. Rekomendasi penolakan dari dinas teknis terkait.
Ada beberapa larangan yang harus diperhatikan oleh pihak penyelenggara
reklame yaitu sebagai berikut :
1. Tidak dibenarkan memasang spanduk pada :
a. Pohon penghijauan.
b. Tiang listrik, telepon dan lampu trafic light.
c. Tiang reklame billboard.
d. Posisi melintang jalan.
2. Tidak dibenarkan memasang umbul-umbul pada :
a. Taman.
b. Pulau Jalan.
3. Tidak dibenarkan memasang reklame mini billboard pada persimpangan
4. Tidak dibenarkan memasang reklame yang menutupi reklame lain yang telah
ada sebelumnya.
F.5 Pembongkaran Reklame
Pembongkaran Reklame memiliki beberapa ketentuan yaitu :
a. Pemegang izin/penyelenggara reklame diharuskan melakukan
pembongkaran dan penyingkiran reklame tersebut dalam waktu 14 hari,
terhitung mulai tanggal berakhir dan atau dicabutnya izin.
b. Apabila dalam waktu yang telah ditentukan tersebut, pembongkaran dan
penyingkiran tidak dilakukan oleh pihak penyelenggara reklame, maka
Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah akan melaksanakan pembongkaran
dan penyingkiran dengan biaya yang ditimbulkandari pembongkaran
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. Masalah yang Dihadapi
Berdasarkan proses pemungutan Pajak Reklame yang dilakukan oleh Dinas
Pertamanan Kota Medan, permasalahan yang dihadapi adalah sebagai berikut :
1. Masih banyaknya wajib pajak yang belum mendaftarkan reklamenya untuk
dikeluarkan izinnya dari Dinas Pertaman Kota Medan. Dimana masalah ini
juga dipicu oleh kesadaran dan pengetahuan tentang Pajak Reklame yang
masih rendah pada wajib pajak.
2. Masih kurangnya kesadaran wajib pajak untuk melunasi kewajiban
membayar Pajak Reklame. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum
sepenuhnya menyadari bahwa pajak tersebut digunakan untuk kepentingan
pembangunan daerahnya sendiri.
3. Wajib pajak tidak mengurus izin reklame yang sudah habis masa izinnya.
Dimana permasalahan lain yang timbul adalah kurang memadainya
kendaraan operasional yang dipakai pihak Dinas Pertamanan untuk
melakukan pendapatan/penjaringan terhadap wajib pajak serta untuk mendata
4. Adanya wajib pajak yang tidak mendaftarkan izin penyelenggaraan reklame.
Masalah ini biasanya terjadi pada pemilik reklame berupa merk toko/usaha
dan pemilik reklame berupa jasa (seperti : dokter, pengacara, notaris dll). Hal
ini dikarenakan wajib pajak tersebut tidak mengetahui bahwa merk
toko/usaha maupun jasanya termasuk objek pajak yang dikenakan pajak
reklame.
5. Tidak mendaftarnya wajib pajak juga disebabkan oleh anggapan tentang tarif
pajak yang tinggi.
6. Dalam melakukan pembayaran pajak, sering sekali wajib pajak meminta
waktu/tempo pembayaran, sehingga penerimaan pajak menjadi tertunda dan
memakan waktu yang cukup lama.
7. Masih banyaknya pihak penyelenggara reklame yang tidak mengindahkan
ketentuan dan peraturan dalam pemasangan reklame yang baik dan benar,
sehingga menimbulkan dampak yang baik untuk Tata Kota Medan.
B. Upaya Penyelesaian Masalah
Untuk mengatasi masalah di atas, upaya-upaya yang telah dan sedang
dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui himbauan-himbauan baik
secara langsung yaitu dengan mendatangi wajib pajak yang belum melunasi
spanduk-spanduk, memberikan selebaran-selebaran atau memasang billboarad yang
isinya menghimbau masyarakat untuk membayar pajak.
2. Melakukan pendataan terhadap objek pajak reklame dengan melakukan
pemeriksaan ke lapangan sehingga dapat diketahui objek-objek pajak
reklame yang belum terdaftar. Kemudian dari hasil pemeriksaan tersebut,
pihak Dinas Pertamanan dapat menindak lanjutinya dengan tegas dengan
cara memberikan surat teguran agar wajib pajak tersebut segera
mendaftarkan diri untuk mendapatkan izin reklame.
3. Dalam hal permasalahan mengenai kesulitan menghubungi pihak pemilik
reklame yang berada di luar kota, maka pihak Dinas Pertamanan
menghubungi biro reklame yang melakukan pemasang reklame tersebut
pertama kalinya agar menghubungi pihak pemilik untuk memberitahukan
ketentuan mengenai perpanjangan izin reklamenya.
4. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada wajib pajak apabila masa izin
berlakunya penyelenggaraan atas reklame telah habis, dan jika ingin
diperpanjang maka diharapkan untuk segera mengurus surat permohonan
izin yang baru.
Sedangkan tindakan yang dilakukan oleh Dinas Pertamanan Kota Medan
terhadap reklame yang dipasang menyalahi ketentuan yang berlaku adalah sebagai
1. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang dipasang tidak sesuai
dengan izin yang telah diberikan, setelah diterbitkan surat teguran.
2. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang izinnya telah berakhir
dan tidak diperpanjang lagi.
3. Melakukan pembongkaran terhadap reklame yang tempat pemasangannya
tidak disetujui oleh Dinas Tata Kota.
C. Realisasi Penerimaan Pajak Reklame
Sebagai salah satu kota terbesar, Kota Medan memilik mobilitas
perekonomian yang cukup tinggi dimana dalam mempromosikan segala sesuatunya
juga cukup besar. Sehingga, diharapkan dapat menambah pemasukan bagi kas daerah
dari sisi penerimaan Pajak Reklame.
Untuk itu kita dapat melihat bagaimana Realisasi Penerimaan Pajak Reklame
Kota Medan dari Tabel Data Penerimaan Pajak Reklame Kota Medan mulai dari
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2008 dapat kita
ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan
dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 12.168.409.591,-. Sedangkan jumlah pajak
terendah yaitu dari Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang diterima Rp.
14.760.869,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak
yang diterima Rp. 6.568.372.950,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak
yang diterima Rp. 1.905.992.547,-. Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang
diterima Rp. 593.090.500,-. Dan Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang
diterima Rp. 366.162.112,-.
Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2008 sebesar Rp.
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2009 dapat kita
ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan
dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 13.444.499.555,-. Sedangkan jumlah pajak
terendah yaitu dari Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang diterima Rp.
187.226.918,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak
yang diterima Rp. 6.823.343.509,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak
yang diterima Rp. 3.056.674.276,-. Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang
diterima Rp. 472.317.250,-. Dan Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang
diterima Rp. 199.122.500,-.
Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2009 sebesar Rp.
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2010 dapat kita
ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan
dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 15.630.922.524,-. Sedangkan jumlah pajak
terendah yaitu dari Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang diterima Rp.
31.868.375,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak
yang diterima Rp. 6.012.492.184,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak
yang diterima Rp. 2.990.217.770,-. Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang
diterima Rp. 159.960.722,-. Dan Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang
diterima Rp. 68.170.000,-.
Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2010 sebesar Rp.
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun anggaran 2011 dapat kita
ketahui bahwa jumlah pajak tertinggi yang diterima adalah dari Reklame Papan
dengan jumlah pajak yang diterima Rp. 18.191.999.237,-. Sedangkan jumlah pajak
terendah yaitu dari Reklame Melekat dengan jumlah pajak yang diterima Rp.
10.745.450,-. Jenis lain seperti Reklame/Papan Nama Toko dengan jumlah pajak
yang diterima Rp. 15.000.000.000,-. Kemudian Reklame Kain dengan jumlah pajak
yang diterima Rp. 3.418.762.930,-. Reklame Berjalan dengan jumlah pajak yang
diterima Rp. 270.432.634,-. Dan Reklame Selebaran dengan jumlah pajak yang
diterima Rp. 20.440.000,-.
Maka total penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2011 sebesar Rp.
26.757.363.691,-.
Dari keempat tabel diatas dapat kita lihat bahwa untuk tahun 2008 dan 2009
penerimaan pajak reklame sudah mengalami peningkatan yang cukup baik, dengan
target yang telah ditetapkan Rp. 13.700.060.400,- dengan realisasi Rp.
21.636.788.569,80. Selanjutnya untuk tahun 2009 dengan target yang telah
ditetapkan Rp. 20.013.945.942,- dengan realisasi Rp. 24.183.164.008,-
Sementara untuk tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame mengalami
penurunan. Dapat kita lihat pada tabel penerimaan pajak reklame tahun 2010 dengan
target penerimaan pajak reklame Rp. 30.000.000.000,- sementara realisasinya hanya
Rp 24.893.631.575,- kurang Rp 5.106.368.000,- dari target yang telah ditetapkan.
48.161.250.000,- sementara realisasinya hanya Rp. 26.757.363.691,- kurang Rp.
21.403.886.309,- dari target yang telah ditetapkan.
Penurunan realisasi penerimaan pajak reklame yang terjadi tersebut
dikarenakan belum maksimalnya usaha-usaha pemungutan yang dilakukan oleh
petugas Dinas Pertamanan dalam menjaring wajib Pajak Reklame. Selain itu, juga
disebabkan karena masih banyaknya wajib pajak yang sudah terdaftar namun belum
menyetorkan Pajak Reklame terutangnya ke Dinas Pertamanan Kota Medan.
Melalui uapaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh Dinas
Pertamanan Kota Medan, diharapkan untuk tahun-tahun berikutnya realisasi
penerimaan Pajak Reklame dapat mencapai ataupun melebihi target penerimaan
Pajak Reklame yang telah ditetapkan. Dan adanya peningkatan tersebut, maka akan
meningkatkan pendapatan daerah yang bersumber dari Pajak Reklame, sehingga
mendukung pelaksanaan pembangunan daerah Kota Medan.
Oleh karena itu, diperlukan adanya kerjasama yang baik anatara petugas
pajak dan masyarakat yang menjadi wajib pajak agar tujuan yang ingin divapai oleh
pemerintah daerah dapat terlaksana sesuai dengan yang telah direncanakan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam
bidang pertamanan berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 18 Tahun
2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pertamanan Kota Medan.
2. Pajak Reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat, perbuatan atau
media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujuan komersil, yang
dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu
barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum.
3. Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame yaang
diperhitungkan dengan memperhatikan letak, jenis reklame, jangka waktu
penyelenggaraan dan ukuran media reklame yang digunakan.
4. Orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame baik di ruangan
terbuka maupun di ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu
mendapat izn dari Kepala Dinas Pertamanan atas nama Kepala Daerah.
5. Permasalahan utama yang dihadapi oleh Dinas Pertamanan adalah masih
kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dari reklame
6. Berdasarkan data pada tabel realisasi penerimaan pajak reklame, dapat dilihat
bahwa adanya peningkatan penerimaan pajak reklame pada tahun 2008 dan
20092, dimana penerimaan pajak reklame melebihi dari target yang telah
ditetapkan. Tetapi untuk tahun 2010 dan 2011 penerimaan pajak reklame
mengalami penurunan, dan masih jauh dari target yang telah ditetapkan.
B. Saran
1. Perlu diadakannya penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung, yang
hendaknya dilakukan secara terus-menerus dan merata kepada seluruh
masyarakat mengenai perpajakan, khususnya pajak daerah.
2. Pelaksanaan pendapatan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak yang
sudah terdaftar maupun belum terdaftar, agar dilakukan secara teratur dalam
waktu-waktu tertentu.
3. Menindak wajib pajak yang tidak memenuhi peraturan atau tidak melaksanakan
kewajiban perpajakannya dengan baik.
4. Agar para pegawai/staff yang sudah ada dapat meningkatkan kemampuan dan
kinerjanya, agar lebih produktif dalam melaksanakan pekerjaan.
5. Hasil dari penerimaan pajak tersebut hendaknya digunakan tepat sasaran untuk