• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas Tempe Kedelai sebagai Video Pembelajaran pada Materi Bioteknologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas Tempe Kedelai sebagai Video Pembelajaran pada Materi Bioteknologi"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS TEMPE KEDELAI SEBAGAI VIDEO PEMBELAJARAN

PADA MATERI BIOTEKNOLOGI

SKRIPSI

DISUSUN OLEH : AMI DAHLIA 201010070311015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

ii

ii

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA FERMENTASI TERHADAP KUALITAS TEMPE KEDELAI SEBAGAI VIDEO PEMBELAJARAN

PADA MATERI BIOTEKNOLOGI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang

sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

DISUSUN OLEH : AMI DAHLIA 201010070311015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu

telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh

(urusan) yang lain, dan hanya kepada Rabb-Mulah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Alam Nasyrah; 6-8)

Karya ini kupersembahkan untuk :

Ibunda Hj. Rohani dan Ayahanda H. Matpi’i Madun

Terima kasih untuk setiap kasih sayang kalian yang tak henti-hentinya

tercurahkan untukku.

Sahabat, orang terkasih, dan teman-teman

yang dengan tidak mengurangi apresiasi saya tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Terima kasih untuk semua dukungan dan bantuannya selama ini,

hanya Allah yang dapat membalas semua kebaikan kalian semua

(7)

vii

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas Akhir skripsi sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang dengan Judul “Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas Tempe Kedelai sebagai Video Pembelajaran pada Materi Bioteknologi.”

Penulisan skipsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan tenaga, informasi, bimbingan dan juga bantuan do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan banyak terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Terutama pada:

1. Bapak Dr. Poncojari Wahyono, M.Kes. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Dr. Yuni Pantiwati, M.M, M.Pd. selaku ketua jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang dan segenap dosen program studi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Dr. Ainur Rofieq, M.Kes. selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk serta saran yang sangat berharga dalam penyusunan skripsi ini, dan Ibu Dra. Siti Zaenab, M.Kes. selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan kepada penulis sampai skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

(8)

viii

viii

5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas do’a dan dukungannya.

Semoga Allah senantiasa membalas amal baik yang telah diberikan, Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 16 Agustus 2014 Penulis,

(9)

xi

xi DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR SAMPUL LUAR ... i

LEMBAR SAMPUL DALAM ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Masalah ... 7

1.6. Definisi Istilah ... 7

(10)

xii

xii

2.2. Tempe Kedelai ... 14

2.3. Teknologi Pembuatan Tempe Kedelai... 19

2.4. Kemasan Tempe Kedelai ... 24

2.5. Kualitas Tempe Kedelai ... 28

2.6. Penelitian Terdahulu ... 32

2.7. Hubungan Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas Tempe Kedelai ... 33

2.8. Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi terhadap Kualitas Tempe Kedelai sebagai Video Pembelajaran pada Materi Bioteknologi ... 34

2.9. Kerangka Konsep ... 39

2.10 Hipotesis ... 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ... 42

3.2. Jenis dan Rancangan Penelitian ... 42

3.3. Populasi dan Teknik Sampling ... 44

3.4. Jenis dan Definisi Operasional Variabel ... 45

3.5. Prosedur Penelitian ... 48

3.6. Prosedur Pengambilan Data ... 51

3.7. Teknik Analisa Data ... 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 57

(11)

xiii

xiii

4.3. Pembahasan ... 66

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 87

5.2. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(12)

xiv

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1. Mutu Gizi Tempe Dibandingkan dengan Kedelai ... 18

Tabel 2.2. Komposisi Zat Gizi Kedelai dalam 100 gram Bahan Kering ... 18

Tabel 2.3. Komposisi Asam Amino Essensial Kedelai dan Tempe Kedelai . 19 Tabel 2.4. Syarat Mutu Tempe Kedelai Menurut SNI ... 30

Tabel 3.1. Desain Faktorial ... 43

Tabel 3.2. Denah Rancangan Acak Lengkap Faktorial ... 44

Tabel 3.3. Angket Uji Organoleptik ... 53

Tabel 3.4. Hasil Uji Homogenitas ... 55

Tabel 3.5. Hasil Ringkasan Analisis Varian 2 jalan ... 55

Tabel 4.1. Ringkasan Rerata Kualitas Tempe Kedelai berdasarkan Jenis Kemasan ... 58

Tabel 4.2. Ringkasan Rerata Kualitas Tempe Kedelai berdasarkan Lama Fermentasi ... 59

Tabel 4.3. Ringkasan Rerata Kualitas Tempe Kedelai berdasarkan Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi ... 60

Tabel 4.4. Ringkasan Analisis Varian 2 Jalan Kualitas Tempe Kedelai Berdasarkan Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi ... 63

Tabel 4.5. Hasil Analisis Uji Duncan Kualitas Tempe Kedelai berdasarkan Jenis Kemasan ... 64

Tabel 4.6. Hasil Analisis Uji Duncan Kualitas Tempe Kedelai berdasarkan Lama Fermentasi ... 65

(13)

xv

Gambar 2.5. Tanaman Kedelai ... 15

Gambar 2.6. Kacang Kedelai ... 15

Gambar 2.7. Tempe Kedelai... 16

Gambar 2.8. Teknologi Pembuatan Tempe Kedelai ... 20

Gambar 4.1. Penerapan Denah RAL di Lapangan Percobaan ... 57

Gambar 4.2. Grafik Rerata Kadar Air dan Kadar Protein berdasarkan Jenis Kemasan ... 67

Gambar 4.3. Grafik Rerata pH dan Organoleptik berdasarkan Jenis Kemasan ... 69

Gambar 4.4. Grafik Rerata Kadar Air dan Kadar Protein berdasarkan Lama Fermentasi ... 71

Gambar 4.5. Grafik Rerata pH dan Organoleptik berdasarkan Lama Fermentasi ... 73

Gambar 4.6. Grafik Rerata Kadar Air dan Kadar Protein berdasarkan Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi... 75

Gambar 4.7. Grafik Rerata pH dan Organoleptik berdasarkan Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi ... 78

Gambar 4.8. Peta Konsep Bioteknologi ... 84

(14)

xvi

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kualitas Tempe Kedelai berdasarkan Jenis Kemasan... 94

Lampiran 2: Kualitas Tempe Kedelai berdasarkan Lama Fermentasi ... 96

Lampiran 3: Kualitas Tempe Kedelai berdasarkan Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi ... 98

Lampiran 4: Uji Normalitas berdasarkan NilaiSkewness danKurtosis ... 102

Lampiran 5: Uji Normalitas berdasarkan Nilai Zscore ... 104

Lampiran 6: Uji Homogenitas ... 105

Lampiran 7: Uji Anava 2 Jalan ... 107

Lampiran 8: Uji Duncan... 109

Lampiran 9: Tabel SNI Syarat Mutu Tempe Kedelai ... 121

Lampiran 10: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 122

Lampiran 11: Surat Keterangan Penelitian ... 136

(15)

89

89

DAFTAR PUSTAKA

Adie, M.M, dkk. 2008. K-27 dan K-25: Galir Harapan Kedelai Berkadar Lemak Tinggi dan Sesuai untuk Tahu dan Tempe. Jurnal. Jember.

Aryadi, Jefri. 2011. Pembuatan Media Pembelajaran Biologi untuk Kelas X dengan Pokok Bahasan Serangga berbasis Multimedia (Studi Kasus: SMA Klombo Yogyakarta). Naskah Publikasi. Sekolah Tinggi Manejemen Informatika dan Komputer “Amikom”. Yogyakarta.

Asngad, Aminah, dkk. 2011. Uji Kasar Serat, Karbohidrat, dan Sifat Organoleptik pada Pembuatan Tempe dari Bahan Dasar Kacang Merah (Vigna umbellate) dengan Penambahan Bekatul. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo.

Astuti, Nurita Puji. 2009. Sifat Organoleptik Tempe Kedelai yang Dibungkus Plastik, Daun Pisang dan Daun Jati. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo.

Azizah, Adisti Bintang. 2007.Formulasi Laru Tempe Terstandar dari Isolat Usar Daun Waru (Hibiscus tiliaceus). Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2006. Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2006. Berita Resmi Statistika No. 57/ IX/ 1 November 2006. Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2012. Tempe: Persembahan Indonesia untuk Dunia. Jakarta.

Bintari, Siti Harnia, dkk. 2012.Model Bioentrepreneurship (BEP) Tempe Higienis pada Media Pembelajaran Biologi di Sekolah Menengah Atas. Jurnal. Blora.

Cahyadi, Wisnu. 2012.Kedelai, Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara: Jakarta. Darajat, Duta Pekerti, dkk. 2014. Pengaruh Umur Fermentasi Tempe dan

Proporsi Dekstrin terhadap Kualitas Susu Tempe Bubuk. Jurnal. Universitas Brawijaya. Malang.

Dewi, Paula Kartika. 2006. Pengaruh Lama Fermentasi dan Suhu Pengeringan terhadap Jumlah Asam Amino Lisin dan Karakter Fisiko-Kimia Tepung Tempe. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

(16)

90

90

Dokumen Kurikulum 2013. Kompetensi Dasar untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Dwinaningsih, Erna Ayu. 2010. Karakteristik Kimia dan Sensori Tempe dengan Variasi Bahan Baku Kedelai/Beras dan Penambahan Angkak serta Variasi Lama Fermentasi.Skripsi. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Ebookpangan. 2006. Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) dalam Industri Pangan. http://www.tekpan.unimus.ac.id/wp_content/uploads/2013/07/ Pengujian_Organoleptik_dalam _Industri_Pangan.pdf (Diakses 25 Maret 2014)

Fechera, Boy, dkk. 2012. Desain dan Implementasi Media Video Prinsip-Prinsip Alat Ukur Listrik dan Elektronika. Jurnal. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Ferdinand, Fictor, dkk. 2009. Praktis Belajar Biologi untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Buku Sekolah Elektronik (BSE). Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Ginting, Erliana, dkk. 2009. Varietas Unggul Kedelai untuk Bahan Baku Industri Pangan. Jurnal Litbang Pertanian.

Indriani, Ririn. 2006. Pengaruh Penambahan Bumbu dan Proses Pengolahan untuk Meningkatkan Daya Terima dan Daya Simpan Tempe. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kistinnah, Indun, dkk. 2009. Biologi. Makhluk Hidup dan Lingkungannya. SMA/MA untuk Kelas XII. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kuswanti, Nur, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu Pengetahuan Alam. BSE. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kashiko. 2004.Kamus Lengkap Biologi. Jakarta.

Lestari, E. 2004. Pengaruh Penambahan Bekatul sebagai Bahan Pengisi Tempe terhadap Kadar Protein Tempe Kedelai. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo.

Majalah Ayah Bunda. 2012. Mengenal 6 Jenis Tempe dan Kandungan Gizinya. Majalah. Jakarta.

(17)

91

91

Muslikhah, Siti, dkk. 2013. Penyimpanan Tempe dengan Metode Modifikasi Atmosfer (Modified Atmosphere) untuk Mempertahankan Kualitas dan Daya Simpan. Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 3 Juli 2013. ISSN: 2302-0733. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Ningsih, Gumoyo Mumpuni. 2003. Analisis Nilai Tambah Agroindustri Rumah Tangga Tempe Kedelai Bungkus Daun di Kota Madiun. Laporan Penelitian. Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Oktaviani. 2000. Pengaruh Macam Varietas Kedelai terhadap Mutu Tempe selama Penyimpanan Suhu Beku (Kajian Sifat Fisiko Kimia dan Organoleptik). Jurnal. Universitas Brawijaya. Malang.

Padmaningtyas, Ratry. 2006. Pengaruh Jenis Kemasan terhadap Mutu Tempe Kedelai (Glycine max) Berbumbu selama Penyimpanan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Palupi, Hapsari Titi, dkk. 2013. Pembuatan Susu Tempe Kajian Pengaruh Lama Fermentasi Tempe dan Penggunaan Carboxymethil Cellulose (CMC). Jurnal Teknologi Pangan Vol. 5 No. 1. Universitas Yudharta. Pasuruan. Pratiwi, Hartanti Setyo, dkk. 2009. Pendugaan Umur Simpan pada Penyimpanan

Dingin Tempe Kedelai (Glycine max (L.) Merill) dengan Pengemasan Vakum Menggunakan Model Arrhenius. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Primachie. 2011. Pembuatan Tempe dari kacang Merah, Kacang Hijau, dan Kacang Tolo ditinjau dari Segi Rasa dan Kesukaan di Laboratorium Boga Akademi Kesejahteraan Sosial “AKK” Yogyakarta. Tugas Akhir D3. Akademi Kesejahteraan Sosial “AKK”. Yogyakarta

Rachmawati, Faidah, dkk. 2009. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII Program IPA. BSE. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rahmawati. 2011.Identifikasi Gen Transgenik pada Kedelai Impor dan Tempe di Kota Malang. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Ratnaningsih, Nani, dkk. 2009. Pengaruh Jenis Kacang Tolo, Proses Pembuatan dan Jenis Inokulum terhadap Perubahan Zat-zat Gizi pada Fermentasi Tempe Kacang Tolo. Jurnal Penelitain Saintek, Vol. 14, No. 1, April 2009: 97-128. Staf Pengajar FT UNY. Yogyakarta.

(18)

92

92

Sabana, Setiawan. 2007. Nilai Estetis pada Kemasan Makanan Tradisonal Yogyakarta. Jurnal. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sarwono, B. 2005.Membuat Tempe Oncom. Penebar Swadaya: Jakarta.

Setyowati, Rini, dkk. 2008.Pengaruh Penambahan Bekatul terhadap Kadar Serat Kasar, Sifat Organoleptik dan Daya Terima pada Pembuatan Tempe Kedelai (Glycine max (L) Meriil). Jurnal. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Solo.

Siregar, M. Nuh Rifai. 2007. Perubahan Aktivitas Penangkapan Radikal Bebas selama Proses Pembuatan Tempe Kedelai. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Subardi, dkk. 2008. Biologi. BSE. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Tarsito: Bandung.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Alfabeta: Bandung.

Suhenri. 2009. Studi Kinetika Perubahan Mutu Tempe Selama Proses Pemanasan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Supardi, dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi, Pengolahan dan Keamanan Pangan. Jakarta. Alumni.

Suprapti, Lien. 2003.Pembuatan Tempe. Kanisius: Yogyakarta.

Umniyatie, Siti, dkk. 2008. Artikel Pelatihan dan Pendalaman Materi Biologi bagi Guru-Guru Madrasah Aliyah melalui Kegiatan Laboratorium. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.

Utami, Nastiti Nikma. 2009. Karakteristik Kimia dan Kandungan Alfatoksin B1 pada Tempe Kemasan Segar dan Afkir selama Tiga Hari Penyimpanan (Studi Kasus di Pasar Tanjung, Jember). Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Wardani, Citra Restu. 2008. Analisis Usaha Pembuatan Tempe Kedelai di Kabupaten Purworejo. Skripsi. Universitas Negeri Surakarta. Solo.

(19)

93

93

Widiyastuti, D. E. 1988. Analisa Statistik tentang Pengaruh Penggunaan Pembungkus pada Tempe Kedelai. Tugas Akhir Diploma Statistik. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.

Wipradnyadewi, Putu Ari Sandhi, dkk. 2005. Isolasi dan Identifikasi Rhizopus oligosporus pada Beberapa Inokulum Tempe. Jurnal. Universitas Udayana dan Universitas Gajah Mada. Bali dan Yogyakarta.

Wulandari, Dina. 2013. Perekayasaan Pangan Berbasis Produk Lokal Indonesia (Studi Kasus Sosis Berbahan Baku Tempe Kedelai). Skripsi. Universitas Brawijaya Malang.

Ali, Iqbal. 2008. Buat Tempe Yuk. http://iqbalali.com/2008/05/07/buat_ tempe_yuk/ (Diakses 10 Juni 2014)

Bisnis UKM. 2012. Potensi Kacang Kedelai di Grobogan, Jawa Tengah. http://bisnisukm.com/potensi-kacang-kedelai-di-grobogan-jawa-tengah. html (Diakses 23 Oktober 2014)

Dahlia, Ami. 2014.Tempe Bungkil. Foto Pribadi. Malang.

Dahlia, Ami. 2014.Tempe Gembus. Foto Pribadi. Malang. Dahlia, Ami. 2014.Tempe Kedelai. Foto Pribadi. Malang.

Hidayat, N. 2008. Fermentasi Tempe. http://ptp2007.files.wordpress.com/2008/ 03/fermentasi_tempe.pdf (Diakses 09 April 2013)

Manurung, Brean. 2011. Laporan Praktikum Teknologi Fermentasi. http://breanmanurung.files.wordpress.com/2011/02/haspeng_kombucha_d an_tempe.docx (Diakses 02 Juli 2014)

Rahma. 2013. Tempe Kacang Hijau. rahmafarifm.wordpress.com/2013/11/08/ tempe_kacang_hijau/

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedelai merupakan komoditas pangan yang penting karena protein yang

tinggi pada kedelai berperan penting dalam pemenuhan gizi masyarakat

Indonesia. Tingkat konsumsi kedelai/kapita mencapai 14,10 kg/tahun. Produksi

kedelai di Indonesia pada tahun 2006 mencapai 780.880 ton dengan rata-rata

tingkat produksi 12,96 kwintal/ha (BPS, 2006). Peruntukan terbesar kedelai di

Indonesia adalah untuk bahan baku tempe. Tempe merupakan produk olahan

kedelai yang paling banyak dikonsumsi, yaitu 1.065 g/kapita/bulan (Adie dkk,

2008).

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan daya tarik

masyarakat terhadap tempe, salah satunya adalah dalam hal pembungkus atau

kemasan. Fungsi kemasan tidak hanya untuk melindungi produk dari kerusakan,

namun saat ini kemasan memiliki fungsi lain yaitu sebagai alat untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produk kepada konsumen, di samping

itu juga sebagai nilai tambah dari produk itu sendiri. Untuk produk tempe segar

terdapat beberapa alternatif kemasan yang digunakan, yaitu daun pisang dan

plastik (Badan Standarisasi Nasional, 2012).

Tempe mempunyai daya simpan terbatas, jika terlalu lama disimpan tempe

akan membusuk. Hal ini dikarenakan proses fermentasi yang terlalu lama akan

(21)

2

ini yang menyebabkan munculnya bau busuk. Dengan proses fermentasi menjadi

tempe, nilai gizi hasil olahan ini bertambah baik, karena pada proses fermentasi

dapat mengurangi kandungan antitripsin dan asam fitat yang dapat memperlambat

penyerapan protein. Hal ini karena pada proses fermentasi jamur Rhizopus

oligosporus menghasilkan enzim fitase yang akan menghidrolisis asam fitat

menjadi inositol dan ortofosfat. Setiap 100 gram tempe mengandung 18–20 gram

protein, 4 gram lemak, 12 gram karbohidrat, serat 3,5 gram dan mempunyai

kandungan vitamin, fosfor, kalsium (Setyowati, dkk, 2008).

Tempe segar adalah tempe yang berwarna putih dengan jamur yang

banyak dan tebal. Sebenarnya tempe yang mengandung banyak spora adalah

tempe yang tua (hampit busuk), namun kondisinya tidak memungkinkan untuk

dikeringkan dan disimpan (Suprapti, 2003). Tempe segar tidak dapat disimpan

lama karena paling lama kuat disimpan 2 X 24 jam, lewat masa itu kapang tempe

mati dan selanjutnya akan tumbuh bakteri atau mikroba perombak protein

akibatnya tempe cepat busuk (Sarwono, 2005).

Banyak tempe yang beredar di pasaran. Tempe-tempe tersebut dijual

dalam berbagai variasi ukuran menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Selain

mudah diperoleh juga kandungan gizinya baik untuk tubuh kita, serta harganya

yang murah, maka kita sebagai konsumen harus pandai memilih tempe dengan

kualitas yang baik untuk dikonsumsi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu

Sri Utami selaku pemilik usaha tempe di Kota Batu menyatakan bahwa tempe

yang diminati masyarakat adalah tempe kemasan plastik dengan proses fermentasi

(22)

3

yang terikat olehmycellium sehingga terlihat berwarna putih dan bila diiris terlihat

keping kedelai (Lestari, 2004).

Tempe merupakan hasil proses fermentasi yang melibatkan tiga faktor

pendukung, yaitu bahan baku yang diurai (kedelai), mikroorganisme (kapang

tempe), dan keadaan lingkungan tumbuh (suhu, pH dan kelembaban). Dalam

proses fermentasi tempe kedelai, substrat yang digunakan adalah keping-keping

biji kedelai yang telah direbus, mikroorganismenya berupa kapang tempe

Rhizopus oligosporus,Rhizopus oryzae,Rhizopus stolonifer (dapat kombinasi dua

spesies atau ketiga-tiganya), dan lingkungan pendukung yang terdiri dari suhu

30oC, pH awal 6,8 serta kelembaban nisbi 70–80%. Ketiga faktor tersebut dapat

berpengaruh terhadap kualitas tempe kedelai (Dewi, 2006).

Tempe merupakan produk fermentasi yang prosesnya dapat dipelajari oleh

masyarakat luas termasuk siswa sekolah menengah. Kompleksitas proses

pembuatan tempe dapat diatasi bila produsen tahu tentang tahapan dan alasan

mengapa tahapan tersebut perlu dilakukan. Hampir semua tahap pembuatan tempe

merupakan tahap critical artinya semua tahap merupakan hal penting dan dapat

mempengaruhi produk tempe (Bintari, dkk, 2012). Pengembangan pengayaan

pada pembelajaran biologi merupakan pendekatan pembelajaran biologi yang

dikembangkan dengan mengkaitkan langsung pada objek nyata atau fenomena di

sekitar kehidupan manusia, sehingga selain mendidik dengan pendekatan

pembelajaran pengayaan ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari

proses pengolahan suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat, serta

(23)

4

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Fermentasi terhadap

Kualitas Tempe Kedelai sebagai Video Pembelajaran pada Materi

Bioteknologi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan kualitas tempe kedelai berdasarkan jenis kemasan?

2. Manakah jenis kemasan yang memiliki pengaruh terbaik terhadap kualitas

tempe kedelai?

3. Adakah perbedaan kualitas tempe kedelai berdasarkan lama fermentasi?

4. Berapakah lama fermentasi yang memiliki pengaruh terbaik terhadap kualitas

tempe kedelai?

5. Apakah interaksi antara jenis kemasan dan lama fermentasi mempengaruhi

kualitas tempe kedelai?

6. Manakah jenis kemasan dan lama fermentasi yang memiliki pengaruh terbaik

terhadap kualitas tempe kedelai?

7. Bagaimanakah penerapan video pembelajaran pada materi bioteknologi

(24)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganilisis perbedaan kualitas tempe kedelai berdasarkan jenis kemasan.

2. Menentukan manakah jenis kemasan yang memiliki pengaruh terbaik terhadap

kualitas tempe kedelai.

3. Menganalisis perbedaan kualitas tempe kedelai berdasarkan lama fermentasi.

4. Menentukan berapakah lama fermentasi yang memiliki pengaruh terbaik

terhadap kualitas tempe kedelai.

5. Menganilisis interaksi antara jenis kemasan dan lama fermentasi

mempengaruhi kualitas tempe kedelai.

6. Menentukan manakah jenis kemasan dan lama fermentasi yang memiliki

pengaruh terbaik terhadap kualitas tempe kedelai.

7. Mengetahui penerapan video pembelajaran pada materi bioteknologi pengaruh

jenis kemasan dan lama fermentasi terhadap kualitas tempe kedelai.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan melalui penelitian ini, dapat diperoleh manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat teoritis

Memberikan informasi bahwa kualitas tempe kedelai dipengaruhi oleh jenis

kemasan dan lama fermentasi khususnya dalam mata kuliah atau bidang kajian

(25)

6

2. Manfaat praktis

a. Bagi dunia pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada guru dan

memperkenalkan kepada siswa peran jenis kemasan dan lama fermentasi

dalam pembuatan tempe kedelai sebagai penerapan bioteknologi

konvensional.

b. Bagi pembelajaran biologi

Penelitian ini relevan dengan pembelajaran biologi berdasarkan KI dan

KD Kurikulum 2013 SMA kelas XII semester 2 yaitu:

KI 4: Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari

yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak

secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda

sesuai kaidah keilmuan.

KD 4.15: Menyajikan laporan hasil identifikasi produk-produk

bioteknologi yang dapat ditemui dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Manfaat bagi masyarakat

Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai kualitas tempe kedelai dalam

(26)

7

1.5 Batasan Masalah

Agar tidak terjadi gambaran luas dalam penelitian ini, maka peneliti

memberikan batasan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Kemasan tempe kedelai yang digunakan dalam penelitian ini adalah plastik,

daun pisang, dan daun jati.

2. Indikator yang diukur dalam penelitian ini adalah pengukuran kualitas yaitu

pH, kadar air, kadar protein, dan uji organoleptik (meliputi warna, aroma, rasa

dan tekstur) tempe kedelai berdasarkan lama fermentasi (24 jam, 36 jam, 48

jam, 60 jam dan 72 jam) dengan menggunakan suhu ruang.

1.6 Definisi Istilah

1. Kemasan adalah sesuatu (material) dapat berupa daun, kertas, maupun plastik

yang digunakan untuk membungkus makanan (Sabana, 2007).

2. Fermentasi tempe kedelai adalah proses menumbuhkan kapang Rhizhopus sp.

pada kedelai matang yang telah dilepaskan kulit epidermisnya (Dewi dan

‘Aziz, 2011).

3. Kualitas tempe kedelai yang baik adalah dipengaruhi oleh teknologi

prosesnya, jenis dan mutu kedelai serta mikroorganisme yang digunakan.

Ketiga faktor tersebut bersama-sama menentukan karakteristik mutu fisik,

organoleptik, dan kimiawi (komposisi dan nilai gizi). Tempe yang bermutu

tinggi masih bewarna putih. Selain itu, belum terbentuk spora kapang yang

bewarna abu-abu kehitaman dan aroma amoniak. Tempe yang baik dicirikan

(27)

8

secara merata, kompak, dan bewarna putih. Antar butiran kacang kedelai

dipenuhi oleh miselium dengan ikatan yang kuat dan merata, sehingga bila

diiris tempe tersebut tidak hancur (Suhendri, 2009). Ciri organoleptik tempe

kedelai adalah pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk

mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk (Ebookpangan,

2006).

4. Tempe kedelai adalah makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi kapang

golongan Rhizopus. Pembuatan tempe membutuhkan bahan baku kedelai.

Melalui proses fermentasi, komponen-komponen nutrisi yang kompleks pada

kedelai dicerna oleh kapang dengan reaksi enzimatis dan dihasilkan

senyawa-senyawa yang lebih sederhana (Cahyadi, 2012).

5. Video adalah sumber daya yang kaya dan hidup bagi aplikasi multimedia. Ada

empat macam video yang dapat dipergunakan sebagai objek link dalam

aplikasi multimedia: live video feeds, videotape, videodisc, dan digital video

(Aryadi, 2011).

6. Bioteknologi adalah suatu pemanfaatan makhluk hidup atau rekayasa

organisme sistem atau proses biologis untuk menghasilkan suatu produk yang

bermanfaat bagi manusia yang menghasilkan suatu barang, atau dapat

dikatakan pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan menggunakan makhluk

hidup untuk menghasilkan produk bagi kepentingan manusia (Kistinnah, dkk,

Referensi

Dokumen terkait

ورﺎﺑ تﺎﻌﻟﺎﻄﻣ ﺞﻳﺎﺘﻧ ﻖﻴﻘﺤﺗ ﻦﻳا ﻲﺑﺮﺠﺗ ﺞﻳﺎﺘﻧ ﻪﻛ ﺖﺳا ﺮﻛذ نﺎﻳﺎﺷ 1977 و 1980 ﻲﻤﻧ ﺪﻴﻳﺄﺗ ار ناﺮﻳا درﻮﻣ رد ﻦﻴﻜـﺸﻴﻣ رﺎـﻛ ﺞﻳﺎﺘﻧ ﺎﺑ ﺎﻣا ﺪﻨﻛ 1982 ﻲـﻣ نﺎـﺸﻧ ﻪـﻛ ، ﺪـﻫد ﺖﺳﺎﻴﺳ ﺶﻴﭘ ﻲﻟﻮﭘ يﺎﻫ

ﻦﻳﺪﺑ ﻲﻣ لﺎﺒﻧد ار ﺮﻳز فﺪﻫ ﻪﺳ ﺮﺿﺎﺣ ﺔﻟﺎﻘﻣ ﺐﻴﺗﺮﺗ ﺪﻨﻛ : ﻒﻟا ﻲﺳرﺮﺑ ﺖﻴﻟﺎﻌﻓ ﺮﺑ ﺖﻔﻧ ﺖﻤﻴﻗ ﻢﻴﻘﺘﺴﻣ ﺮﺛا ﺎﻫ ي يﺎﻫرﻮﺸـﻛ يدﺎﺼـﺘﻗا OECD دراو ؛ﺖﻔﻧ ةﺪﻨﻨﻛ ب ﺪﺷر ﺮﺑ ﺖﻔﻧ ﺖﻤﻴﻗ ﺶﻫﺎﻛ و ﺶﻳاﺰﻓا

6 - نﺎﻜﻣ ﻲﺑﺎﻳ دوﺪﺤﻣ رد رﺎﺑ هﺮﺗ و هﻮﻴﻣ ﻦﻳدﺎﻴﻣ ة ﻘﻄﻨﻣ يرادﺮﻬﺷ ﺔ 5 ناﺮﻬﺗ ﻢﺘﻳرﻮﮕﻟا زا هدﺎﻔﺘﺳا ﺎﺑ لوا مﺎﮔ رد ﺖﻤﺴﻗ ﻦﻳا رد نﺎﻜﻣ ﻲﺑﺎﻳ و ﺮﺑو ﻪﺑ ﺎﻛ مﺮﻧ يﺮﻴﮔر راﺰﻓا Linear Programming

سانسا رنب نبرنک انب هدنش تخانس یاناگورتکلا تفری ماجنا تاقیقحت لیورعا بوخراتفر اا رگ کمن اگز ع تظلغ اب بآ زا 066 ات 0666 م لی نانعرج انب رتیل رگ مری 5 / 1 نانشن گونخ زارنپمآ

1990, Ancient Peoples in Central Asia and the Iranian Plateau, Tehran: Ministry of Foreign Affairs, Institute Press.. Baladhuri 1998, Futtoh al-Buldan, Tehran: Publishing

The type of material been used in the transfer moulding process is EPDM rubber. The extrusion process of run channel, EPDM rubber available in black and beige colour. EPDM rubber

Thamrin Nasution: Kebijaksanaan Perumahan Untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Indonesia, 1995.. USU Repository

Pada t it ik y ang lebih ekst rim , urbanisasi di negara berkem bang berlangsung t anpa indust rialisasi at au secara m udah disebut sebagai gej ala overurbanisasi dan t

fossil fuel consumption and the global warming as well.. a) To produce briquette from water hyacinth. b) To identify the effect of temperature on the calorific value of briquette. c)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI... PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN

Tadjimalela Sari Jadi (SMPN 2 Cimahi) Perguruan Silat Pusaka Kencana Fathoni Nur Zam - Zam Riski Maulani Jaelani Perisai Diri Al - Mukarramah Tadjimalela B.6.C. Azka Rofiqunnaja

dalam hal demikian, apa yang dilakukan Cakra Wijaya terhadap.. keluarga Eyang Kanjeng Widhartana yang berlanjut sampai Romo Wilamarta dan Dimas Panji, bisa dibilang sudah

Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video (Rosch, 1996) atau multimedia secara umum merupakan kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar dan teks (McCormick, 1996)