PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINSSISWA PADA MATERIPOKOK
SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTERII SMA NEGERI 5 MEDANT . P 2015/ 201 6
Oleh : Nita Pani NI M 4123321035
Program Studi Pen didikan Fi sika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii
RIWAYAT HIDUP
Nita Pani dilahirkan di Tandun Rokan Hulu, RIAU pada tanggal 02 April
1994. Ayah bernama Karmiden Sijabat dan Ibu bernama Tamauli Situmorang.
Merupakan anak kelima dari lima bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD
Negeri 001 Tandun Rokan Hulu dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006,
penulis melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Tandun Rokan Hulu dan lulus pada
tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1
Tandun Rokan Hulu dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima
di Universitas Negeri Medan Jurusan Fisika Program Studi Pendidikan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama kuliah penulis
mengikuti Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen Protestan (UKM-KP) dan
Ikatan Keluarga Besar Kristen Fisika (IKBKF) FMIPA Universitas Negeri
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP K E T E R M PI L A N PR O S E S S A I N S S I S W A PA D A
M A T E R I PO K O K S U H U D A N K A L O R D I K E L A S X S E M E S T E R I I S M A N E G E R I 5 M E D A N T.P. 2015/2016
Nita Pani (NIM: 4123321035) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan proses sains siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training dengan pembelajaran konvensional pada materi Suhu dan Kalor di kelas X Semester II di SMA Negeri 5 Medan T.P. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 5 Medan. Sampel penelitian ini diambil dua kelas yaitu kelas X-1 (sebagai kelas eksperimen) dan kelas X-2 (sebagai kelas kontrol) yang masing-masing berjumlah 32 siswa yang ditentukan dengan teknik Cluster Random Sampling, yaitu teknik pengambilan sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sebelum diberi perlakuan kedua kelas diberikan pretes, Setelah diberikan pretes diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 46,16 dan nilai rata-rata pretes kelas kontrol 43,34. Setelah memperoleh data hasil pretes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada kedua kelas.
Selanjutnya kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda yaitu kelas eksperimen dengan model pembelajaran Inquiry Training dan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional selama 3 kali pertemuan. Setelah diberi perlakuan diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen 74,46 dan dan kelas kontrol 52,81. Setelah memperoleh data postes siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka kemudian dilakukan pengujian analisa data melalui uji t. Maka diperoleh thitung = 9,77 sedangkan ttabel = 1,34. Karena thitung > ttabel (9,77 >1,34) maka Ha diterima. Melalui uji t tersebut diperoleh hasil signifikan bahwa ada pengaruh keterampilan proses sains siswa menggunakan model pembelajaran Inquiry Training dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor dikelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P.2015/2016.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan nikmat yang dikaruniakan-Nya kepada penulis hingga
penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor
Semester II SMA Negeri 5 Medan T.P. 2015 /2016.” Adapun skripsi ini disusun
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan..
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Drs.Ratelit Tarigan,M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan
proposal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Prof.Dr.Nurdin Bukit,M.Si, Bapak Dr.Makmur Sirait,M.Si dan
Bapak Dr.Nurdin Siregar,M.Si sebagai dosen penguji I, II, III yang telah
memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dra.Ida
Wahyuni,M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan
memotivasi penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada Bapak Dr.Asrin Lubis,M.Pd selaku Dekan FMIPA Unimed.
Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai
Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis
selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Harris M Simamora selaku kepala sekolah SMA Negeri 5 Medan, Bapak Drs.Edy
Satianto,M.Si selaku PKS 1, dan Ibu Imelda M Sitohang,S.Pd selaku guru bidang
studi Fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama
penelitian dan para guru serta staf administrasi yang telah memberikan
kesempatan dan bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan kepada Ayahanda Karmiden Sijabat dan
serta kasih sayang yang tak pernah henti kepada penulis dalam menyelesaikan
studi di UNIMED hingga selesainya skripsi ini. Juga teristimewa kepada Abangda
Exa Udi Sijabat dan Kakak Penulis, Kakak Pertama (Lena Sijabat & Maruli
Sinaga), Kakak Kedua (Mery Sijabat & Kardo Sibarani), Kakak Ketiga (Icha
Sijabat & Rizal Sihombing) beserta Ponakan Keyondre Sibarani dan Kathleen
Sihombing. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada yang terkasih Hevrin
Eliazer Sitorus yang telah banyak meluangkan waktu kepada penulis dalam
penulisan skripsi ini, sahabat-sahabat terdekat penulis, terutama Minar Veronika
Sinaga, Royarti Tamba, Rose Verawati Gultom dan Rina Afriana Samosir yang
telah memberikan dorongan dan semangat kepada penulis. Teman – teman
Seperjuangan Fisika Ekstensi B 2012 beseta abang, teman, dan adik stambuk
Fisika (Bg Ridho Affandi Sianturi, Rita Deby Situmorang, Gomgom Nainggolan,
Elfrida Simanjuntak, Lasria Situmorang). Teman satu dosen PS: Irene Sitepu, Siti
Annisa, dan Sobar Novtri Harry Nst. Personil Pondok Putri: Kak Jeni, Kak Cece,
Kak Melinda, Hayati Lyly & Lasma, Yohana, Nadya, Sharon, Elon, Efri. Teman
PPL YP. Dharma Karya Lubuk Pakam 2015 dan yang namanya tidak bisa disebut
satu persatu yang selalu menemani penulis yang selalu memberikan motivasi dan
semangat.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Juni 2016 Penulis,
Nita Pani
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
Daftar Lampiran x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 3
1.3. Batasan Masalah 3
1.4. Rumusan masalah 4
1.5. Tujuan Penelitian 4
1.6. Manfaat Penelitian 5
1.7. Defenisi Operasional
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Belajar dan Pembelajaran 6
2.1.1. Pengertian Belajar 6
2.1.2. Ranah Psikomotorik 6
2.2. Kerangka Teoritis 7
2.2.1. Pengertian Model Pembelajaran 7 2.2.2. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Training 8 2.2.3. Tujuan Model Pembelajaran Inquiry Training 10 2.2.4. Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry Training 10
2.2.5. Peran / Tugas Guru 12
2.2.6. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajran Inquiry Training 12
2.2.7. Keterampilan Proses Sains 13
2.2.8. Pembelajaran Konvensional 15 2.2.9. Materi Pembelajaran Suhu dan Kalor 16
2.3. Peneliti yang relevan 20
2.4. Kerangka Konseptual 23
2.5. Hipotesis 24
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 25
3.3. Variabel Penelitian 25
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 25
3.6. Teknik Pengumpulan Data 29
3.7. Validitas Tes 30
3.8. Teknik Analisis Data 30
3.8.1. Menghitung mean dari pretes dan postes 30
3.8.2. Uji Normalitas 31
3.8.3. Uji Homogenitas 31
3.8.4. Uji Hipotesis 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 35
4.1.1. Data Hasil Penelitian 35
4.1.2. Data Nilai Pretes KPS 35
4.1.3. Analisis Data Pretest 36
4.1.4. Data Nilai Postest KPS 37
4.1.5. Analisis Data Postes 38
4.1.6. Perkembangan Psikomotorik di Kelas Eksperimen 41
4.2. Pembahasan 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 47
5.2. Saran 47
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. : Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry Training 10
Tabel 2.2. : Komponen dan Indikator KPS 14
Tabel 2.3. : Penelitian Yang Relevan 20
Tabel 3.1. : Desain Penelitian 26
Tabel 3.2. : Spesifikasi Test KPS siswa 29
Tabel 4.1. : Pretest kelas eksperimen dan kontrol 35
Tabel 4.2. : Data hasil perhitungan uji t pretes KPS 36
Tabel 4.3. : Postest kelas eksperimen dan kontrol 37
Tabel 4.4. : Data Hasil Perhitungan nilai rata-rata 38
Tabel 4.5. : Data hasil uji normalitas postest KPS 39
Tabel 4.6 : Data hasil uji homogenitas postest KPS 39
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1: Perbandingan skala termometer Celcius, 17
Fahrenheit, Kelvin, dan Reaumur
Gambar 2.2: Diagram perubahan wujud zat 19
Gambar 3.1: Skema Rancangan Penelitian 28
Gambar 4.1: Nilai Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 36
Gambar 4.2: Nilai Postest Kelas Ekserimen dan kontrol 38
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. : Langkah-langkah Pembelajaran Inquiry Training 10
Tabel 2.2. : Komponen dan Indikator KPS 14
Tabel 2.3. : Penelitian Yang Relevan 20
Tabel 3.1. : Desain Penelitian 26
Tabel 3.2. : Spesifikasi Test KPS siswa 29
Tabel 4.1. : Pretest kelas eksperimen dan kontrol 35
Tabel 4.2. : Data hasil perhitungan uji t pretes KPS 36
Tabel 4.3. : Postest kelas eksperimen dan kontrol 37
Tabel 4.4. : Data Hasil Perhitungan nilai rata-rata 38
Tabel 4.5. : Data hasil uji normalitas postest KPS 39
Tabel 4.6 : Data hasil uji homogenitas postest KPS 39
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 51
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 64
Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 76
Lampiran 4 : LKS I 88
Lampiran 5 : LKS II 91
Lampiran 6 : LKS III 94
Lampiran 7 : Instrumen penelitian 96
Lampiran 8 : Kisi kisi Tes Postes 106
Lampiran 9 : Kunci Jawaban 110
Lampiran 10 : Rekapitulasi Jawaban Pretes kelas eksperimen 113
Lampiran 11 : Rekapitulasi Jawaban Pretes kelas kontrol 115
Lampiran 12 : Rekapitulasi Jawaban Postes kelas eksperimen 117
Lampiran 13 : Rekapitulasi hasil jawaban pretes kelas kontrol 119
Lampiran 14 : Perhitungan Rata-rata 121
Lampiran 15 : Uji Normalitas 124
Lampiran 16 : Uji Homogenitas 127
Lampiran 17 : Uji Hipotesis 130
Lampiran 18 : Data pretest dan postes kelas eksperimen 135
Lampiran 19 : Data Pretest dan Postest kelas kontrol 136
Lampiran 20 : Lembar Penilaian psikomotorik kelas eksperimen 137
Lampiran 21 : Nilai postes kelas eksperimen 139
Lampiran 22 : Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 141
Lampiran 23 : Daftar nilai persentil untuk distribusi t 142
Lampiran 24 : Tabel Wilayah Luas Di bawah kurva normal 143
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pada pembelajaran di sekolah, fisika sebagai salah satu pelajaran yang
penting untuk dipelajari. Bidang studi fisika merupakan objek mata pelajaran
yang menarik dan lebih banyak memerlukan pemahaman dari pada penghafalan.
Pada kenyataaannya di sekolah, proses pembelajaran kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas
diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi; otak anak
dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk
memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari (Sanjaya, 2011). Peristiwa belajar akan berlangsung lebih
efektif jika siswa berhubungan langsung dengan objek yang sedang dipelajari dan
ada di lingkungan sekitar. Pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa jika guru
bisa memberikan keterampilan-keterampilan tertentu dalam kegiatan
pembelajaran fisika. Salah satu keterampilan dalam pembelajaran fisika adalah
keterampilan proses sains.
Berdasarkan pengalaman penulis saat melakukan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) beberapa guru fisika mengatakan bahwa keaktifan siswa
cenderung pasif, hasil belajar yang dicapai siswa kurang maksimal dikarenakan
minat belajar siswa terhadap fisika masih rendah, jarangnya guru menggunakan
laboratorium karena dalam kegiatan pembelajaran aktifitas percobaan
(eksperimen) dilaksanakan hanya pada tiap kenaikan kelas terutama untuk
keperluan nilai praktek dan itu hanya untuk siswa kelas XII sehingga
keterampilan sains siswa tidak terlihat, tidak ada persiapan siswa sebelum materi
fisika diajarkan, dan siswa juga jarang mengingat materi yang telah diajarkan.
Hal ini juga diperkuat dari hasil observasi yang dilakukan penulis dengan
memberikan angket kepada siswa kelas X SMA Negeri 5 Medan dimana hanya 14
dan menarik, 6 siswa yang terlebih dahulu mempelajari materi fisika di rumah
sebelum diajarkan di kelas, dan 23 siswa menganggap guru yang mengajar fisika
hanya mencatat dan memberi contoh soal. Dengan kata lain proses pembelajaran
fisika masih cenderung berbasis hafalan teori, konsep-konsep dan rumus serta
tidak didasarkan pada pengalaman siswa yang menyebabkan rendahnya
keterampilan proses sains (KPS) siswa. Sedangkan KPS siswa tidak dapat
diajarkan hanya dengan menggunakan metode ceramah. Tetapi guru masih
menggunakan metode ceramah karena metode ini mudah untuk dilaksanakan baik
dari segi persiapan, waktu dan peralatan.
Menurut Haryono keterampilan proses sains (KPS) merupakan
keterampilan yang harus dikembangkan pada siswa. Penerapan pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains secara nyata mampu meningkatkan pencapaian
hasil belajar sains siswa, terutama dalam hal penguasaan keterampilan proses
sains. Melalui proses pembelajaran yang mengintegrasikan keterampilan proses
sains dalam suatu rangkaian proses pembelajaran memungkinkan siswa
memperoleh pengalaman belajar yang beragam dan relatif lebih bermakna (Dian,
dkk, 2014).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meyelesaikan permasalahan
diatas adalah dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Training dalam
pengajaran fisika. Menurut Joyce (2009), model pembelajaran Inquiry Training
dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui
latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode
waktu yang singkat. Tujuannya adalah membantu siswa mengembangkan displin
dan mengembangkan keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan
pertanyaan dan menemukan jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya.
Dari hasil penelitian sebelumnya Ratni Sirait dan Erlina Dewi Gita
menunjukkan bahwa: hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Inquiry Training memiliki pengaruh signifikan. Kelemahan dari
penelitian sebelumnya bahwa peneliti tidak mengukur keterampilan. Salah satu
3
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis akan melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan T.P. 2015/2016.“.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi identifikasi
masalah adalah:
1. Proses pembelajaran fisika masih cenderung berbasis hafalan teori,
konsep-konsep dan rumus serta tidak didasarkan pada pengalaman siswa
yang menyebabkan rendahnya keterampilan proses sains (KPS) siswa.
2. Guru masih menggunakan metode ceramah.
3. Siswa masih menganggap fisika sulit.
4. Minat belajar fisika siswa masih rendah.
5. Penggunaan laboratorium di sekolah masih belum efektif.
1.3. Batasan Masalah
Karena luasnya permasalahan dan keterbatasan kemampuan, waktu, dan
biaya maka penulis perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini. Adapun
yang menjadikan batasan masalah dalam penelitian di kelas X SMA Negeri 5
Medan semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
Inquiry Training terhadap keterampilan proses sains siswa.
2. Materi yang akan di berikan adalah materi pokok Suhu dan Kalor.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah penelitian di
kelas X SMA Negeri 5 Medan semester II Tahun pelajaran 2015/2016 materi suhu
dan kalor ini adalah:
1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Inquiry Training?
2. Bagaimana keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan
model pembelajaran Konvensional?
3. Apakah ada pengaruh keterampilan proses sains siswa menggunakan
model pembelajaran Inquiry Training dengan model pembelajaran
konvensional?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian di kelas X SMA Negeri 5
Medan semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 materi suhu dan kalor ini adalah:
1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training
2. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Konvensional
3. Untuk mengetahui pengaruh keterampilan proses sains siswa
menggunakan model pembelajaran Inquiry Training dengan model
pembelajaran konvensional.
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah:
Manfaat Praktis :
1. Bagi siswa, dengan penggunaan model pembelajaran Inquiry Training ini
siswa terlibat untuk meningkatkan pertanyaan-pertayaan dan pencarian
5
2. Bagi guru dan sekolah agar lebih membuka wawasan guru akan
keberagaman model pembelajaran yang dapat dipilih dan dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran.
Manfaat Teoritis :
1. Bagi peneliti, memotivasi dan menambah wawasan untuk
mengembangkan penelitian dalam pembelajaran fisika.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan
sebagai bahan perbandingan ataupun referensi bagi penelitian yang
relevan.
1.7. Defenisi Operasional
Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka
dibuat suatu defenisi operasional sebagai berikut:
1. Model pembelajaran Inquiry Training adalah upaya pengembangan para
pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa
dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan
hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran Inquiry
Training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi
bidang-bidang baru secara efektif (Joyce, 2009).
2. Keterampilan proses sains adalah keterampilan fisik dan mental terkait
dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai
dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan
berhasil menemukan sesuatu yang baru (Harlen W, 1993). Keterampilan
proses sains meliputi; 1) mengamati (observasi), 2) merumuskan hipotesis,
3) memprediksi, 4) menemukan pola dan hubungan, 5) berkomunikasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uji statistik serta pembahasan maka
disimpulkan bahwa Keterampilan proses sains siswa pada materi pokok suhu dan
kalor di kelas X semester II SMA Negeri 5 Medan sebagai berikut:
1. Keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Inquiry Training tergolong tuntas, yaitu 23 orang yang tuntas dari 32 siswa. Dimana sebelum diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 46.16 dan
setelah diberikan perlakuan rata-rata postes sebesar 74.46.
2. Keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan pembelajaran
konvensional hanya 2 siswa yang tuntas dari 32 siswa. Dimana sebelum
diberikan perlakuan rata-rata pretes sebesar 43.34 dan setelah diberikan
perlakuan rata-rata postes sebesar 52.81.
3. Ada pengaruh keterampilan proses sains siswa setelah menerapkan model
Inquiry Training dengan pembelajaran konvesional.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Bagi siswa hendaknya lebih aktif lagi dalam pembelajaran Inquiry Training
sehingga dapat mengikuti proses belajar yang diberikan dengan baik.
2. Bagi guru Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini
terhadap siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja
model pembelajaran ini ketika melakukan penelitian,sehingga model
pembelajaran Inquiry Training ini bisa diselesaikan tepat waktu.
3. Bagi sekolah sebaiknya melengkapi sarana dan prasarana untuk mendukung
proses belajar mengajar disekolah.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menguasai semua sintaks dalam
48
semua sintaks tersebut dengan tepat waktu dan siswa tersebut tidak merasa
Dimyati dan Mujdiono. 2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Rineka Cipta.
Hamid, Abdul. 2011. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Medan.
Hannum, Fatima.2014. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Tekanan Kelas VIII Semester II SMP Swasta Muhammadiyah-06 Belawan T.A 2013/2014. Skripsi FMIPA Unimed
Harahap, F dan Sinuraya, J. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Pengukuran Kelas VII Semester I MTs N 2 Medan.1(1),34-40.Jurnal INPAFI
Harlen, W., Elsgeest,J. (1992). ENESCO Sourcebook for Science in the Primary School. France. Imprimerie de ls Manutention
Hayati, dan Dwi, RS. 2013. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis MultimediaDan Motivasi Terhadap Hasil belajar Fisika Siswa. Jurnal Online Pendidikan Fisika.
Joyce,B.; Weil,M. & Calhoun, E. (2009),Model-Model Pembelajaran, Edisi Delapan, Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Kangenan,Marten. 2014. Fisika Kelas X. Jakarta : Erlangga
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta : Pustaka Belajar
Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfa Beta
Sirait Ratni. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Usaha Dan Energi kelas VIII MTs N 3 Medan. 1(1),21-26.Jurnal Pendidikan Fisika
Sudjana. 2005.Metode Statistika.Bandung : Tarsito
50
Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.