PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK
SUHU, KALOR, DAN PERPINDAHAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 7 MEDAN T.P. 2015/2016
Oleh :
Aisyah NIM 4123321003
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK
SUHU, KALOR, DAN PERPINDAHAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 7 MEDAN T.P. 2015/2016
Aisyah (4123321003) ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Inquiry Training dan pembelajaran konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa dan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu, kalor dan perpindahan kalor kelas X SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain two group Pre-test dan Pos-test. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016 yang terdiri dari 6 kelas berjumlah 239 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling yang mengambil 2 kelas dari 6 kelas, yaitu kelas X MIA 6 sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran Inquiry Training, dan kelas X MIA 5 sebagai kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional, masing-masing kelas sebanyak 39 siswa. Data penelitian ini diperoleh menggunakan instrumen tes essay dalam bentuk keterampilan proses sains berjumlah soal 6 item yang telah divalidkan oleh validator, observasi aktivitas belajar, sikap dan keterampilan siswa berupa lembar penilaian yang digunakan oleh observer. Uji hipotesis menggunakan uji t.
Berdasarkan analisa data, nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 38,53 dan nilai pretes rata-rata kelas kontrol 38,27. setelah pembelajaran selesai diberikan postes dengan hasil rata-rata kelas eksperimen 74,29 dan kelas kontrol 62,43. Dari hasil uji t diperoleh thitung = 6,55 sedangkan ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel (6,55 >1,99) maka Ho ditolak. Melalui uji t tersebut diperoleh hasil signifikan bahwa hasil belajar menggunakan model pembelajaran inquiry training lebih baik dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Rata-rata nilai keseluruhan aktivitas belajar siswa kelas eksperimen adalah 63,19 termasuk dalam kriteria aktif.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik, skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pokok Suhu, Kalor, Dan Perpindahan Kalor
Di Kelas X Semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016” disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1) Bapak Drs. Abd. Hakim S, M.Si, sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini,
2) Ibu Dra. Ratna Tanjung, M.Pd, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, dan Ibu Dr. Betty M Turnip, M.Pd selaku dosen Pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini,
3) Bapak Drs. Pintor Simamora, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang banyak memberikan nesehat dan masukan selama ini,
4) Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku Ketua Jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku Ketua Prodi pendidikan Fisika, 5) Seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA
UNIMED yang telah banyak membantu penulis,
6) Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed,
7) Bapak Drs. H. Muhammad Daud, MM selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Medan dan Ibu Lena Sari Siregar, S.Pd selaku guru bidang studi fisika
yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian, 8) Teristimewa Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda H. Saidul Bahri
v
dari segi material, spiritual, dan nasehat yang menjadi motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini,
9) Kepada Abang dan Kedua Kakak terbaik (Arifinsyah, SKM, Elnisyah, S.Pd, dan Annisyah, S.Pd), Kakak dan abang ipar (Nur Every Susanna Hasibuan, S.Keb, dan Marhalim Harahap, S.Kom)
10) Wali yang berperan seperti orang tua saya sendiri (Aderina Lubis, MM dan
Rahmat Parhimpunan Srg, MM serta dr. Yuni Aflah dan Rahmad Hrp, ST), 11) Kedua Opung yang selalu perhatian dan mendukung baik materi maupun
moril (Syamruddin, Am.Kep dan dra. Nurida S.Keb)
12) Tulang dan Nantulang (Letkol Inf. Hasandi dan dr. Lili Kuswani, S.Pog) yang menyokong dan membagi pengalaman dalam berjuang dalam menempuh pendidikan,
13) Sepupu yang selalu menghibur (Kak Nora Arianti, S.Keb, Marisya Afifah Srg, Alya Hamidah Srg, Rasya Humairah Mahren Hrp, dan Yenni Lestari Panjaitan). Serta sanak keluarga yang memotivasi Penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini,
14) Teman-teman seperjuangan selama 4 tahun di Ekstensi A 2012 Pendidikan Fisika yang selalu menyemangati, menasehati, berbagi ilmu (Tiwi, Laina, Dessy, Dewi N, Irma, Irene, Andi, Fadli, Adel, Sari, Anju, Astrid, Nisa, Gea, Dahni, Dewi S, Dulas, Dina, Evi, Edi, Fakhrun, Felisa, Hana, Juni, Joan, Laila)
15) Teman seperjuangan dalam menyusun skripsi (Eka Wahyuni, Pretty Silaban, dan Kak Maryam),
16) Sahabat kecil terkeren (Nurul Fahma Hsb, Aulia Yessirwan Emir Lbs,
Parwis Hamdani M) yang selalu pengertian, membantu, dan menyemangati 17) Teman-teman di kost Tertib 3A (Tonggol Barumun, Kak Una, Kak Yoyo,
Kak dedek, Kak Evi, Aidun, Taul, Cuniang, Tita, Yuni, Cuah, Fima, Cida, Ulfa, dll) yang selalu memberi ceria dan menghapus sedih,
vi
19) Sahabat-sahabat yang tak ketinggalan mendukung dan memotivasi Kak Maya Safitri, Ikhwana, Abdul Hadi Lbs, Cihur B.K.U, Wiko Pranata, Alkhasmi, Kak Zoraya Masitha, dan teman-teman di kelas Terpadu SMA N 3 Padangsidimpuan,
20) Terima kasih untuk semua pihak atas dukungan, bantuan, motivasi, dan nasehat kepada penulis,
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dalam penyempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, 2016
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vii
Daftar Gambar xi
Daftar Tabel xii
Daftar Lampiran xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 4
1.3. Batasan Masalah 4
1.4. Rumusan Masalah 5
1.5. Tujuan Penelitian 5
1.6. Manfaat Penelitian 6
1.7. Definisi Operasional 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1. Pengertian Belajar 8
2.1.2. Prinsip-prinsip Belajar 9
2.1.3. Aktivitas Belajar 10
2.1.4. Hasil Belaljar 10
2.1.4.1. Ranah Kognitif 11
2.1.4.2. Ranah Afektif 15
2.1.4.3. Ranah Psikomotorik 16
viii
2.1.5.1. Pengertian Model Pembelajaran 16
2.1.6. Pembelajaran Konvensional 17
2.1.7. Model Pembelajaran Inquiry Training 18 2.1.7.1. Pengertian Model Pembelajaran Inquiry Training 18 2.1.7.2. Tujuan Model Pembelajaran Inquiry Training 19 2.1.7.3. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 19
2.1.7.4. Sistem Sosial Model Pembelajaran Inquiry Training 21
2.1.7.5. Peran Guru 21
2.1.7.6. Dampak Instruksional 22
2.1.7.7. Teori Belajar yang Mendukung Model Pembelajaran Inquiry
Training 23
2.1.7.8. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Inquiry
Training 24
2.1.8. Keterampilan Proses Sains 25
2.1.8.1. Pengertian Keterampilan Proses Sains 25 2.1.8.2. Tujuan Keterampilan Proses Sains 26 2.1.8.3. Kegiatan Keterampilan Proses Sains 26 2.1.8.4. Teori Belajar yang Mendukung Keterampilan Proses Sains 28 2.1.9. Hubungan Model Pembelajaran Inquiry Training dengan
Keterampilan Proses Sains 28
2.1.10. Materi Pembelajaran 30
2.1.10.1. Suhu dan Termometer 30
2.1.10.2. Pemuaian 31
2.1.10.3. Kalor 32
2.1.10.4. Azaz Black 38
2.1.10.5. Perpindahan Kalor 38
2.1.11. Penelitian Terdahulu 41
2.2. Kerangka Konseptual 45
ix
BAB III METODE PENELITIAN 47
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 47
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 47
3.2.1. Populasi Penelitian 47
3.2.2. Sampel Penelitian 47
3.3. Variabel Penelitian 48
3.3.1. Variabel Bebas 48
3.3.2. Variabel Terikat 48
3.4. Jenis dan Desain Penelitian 48
3.4.1. Jenis Penelitian 48
3.4.2. Desain Penelitian 48
3.5. Prosedur Penelitian 49
3.5.1. Tahap Awal 49
3.5.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian 50
3.5.3. Tahap Akhir dan Pelaporan 50
3.6. Teknik Pengumpulan Data 52
3.6.1. Pretes 52
3.6.2. Postes 52
3.7. Instrumen Penelitian 52
3.7.1. Tes Keterampilan Proses Sains 52
3.7.2. Validitas Tes 53
3.7.3. Lembar Aktivitas Siswa 54
3.8. Teknik Analisis Data 55
3.8.1. Menghitung Mean dari Pretes dan Postes 55
3.8.2. Uji Normalitas 56
3.8.3. Uji Homogenitas 56
3.8.4. Uji Hipotesis 57
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian Data Pretes 61
4.2. Pengujian Analisa Data Pretes 62
4.2.1. Uji Normalitas Data Pretes 62
4.2.2. Uji Homogenitas Data Pretes 63
4.2.3. Uji Hipotesis Data Pretes (Uji t Dua Pihak) 63
4.3. Perlakuan 64
4.3.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 64
4.3.2. Lembar Kegiatan Siswa 64
4.3.3. Observasi 65
4.3.3.1. Aktivitas Belajar 65
4.3.3.2. Perkembangan Keterampilan Proses Sains Siswa 66 4.3.3.3. Perkembangan Hasil Belajar Afektif 68
4.4. Hasil Penelitian Data Postes 70
4.5 Pengujian Analisa Data Postes 71
4.5.2. Uji Homogenitas Data Postes 72
4.5.3. Uji Hipotesis Data Postes (Uji t Satu Pihak) 72
4.6. Rekapitulasi Data 73
4.7. Pembahasan 76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 81
5.1. Kesimpulan 81
5.2. Saran 81
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Dampak-Dampak Instruksional Dan Pengiring
Dalam Model Pembelajaran Inquiry Training 23 Gambar 2.2. Perbandingan Skala Termometer Celcius,
Fahrenheit, Kelvin, Dan Reamur 30
Gambar 2.3. Koefisien Muai Luas Zat Padat 32
Gambar 2.4. Koefisien Muai Volume Zat Padat 33 Gambar 2.5. Grafik Perubahan Temperatur Dan Perubahan
Wujud Zat Pada Sebuah Es 37
Gambar 2.6. Perpindahan Kalor Dalam Kehidupan Sehari-Hari 38 Gambar 2.7. Ujung Besi Yang Dipanaskan Menyebabkan Ujung
Yang Lain Ikut Panas 39
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 51
Gambar 4.1. Diagram Batang Nilai Pretes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 61
Gambar 4.2. Diagram Batang Nilai Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 70
Gambar 4.3. Diagram Kategori Pencapaian Siswa Mulai Dari
Pretest, Aktivitas Hingga Postest 75 Gambar 4.4. Grafik Hubungan Antara Nilai Pretes, Nilai
Aktivitas dan Nilai Postes Siswa Pada Kelas
Eksperimen 78
Gambar 4.5. Grafik Nilai Pretes, Aktivitas Dan Postes Siswa Berdasarkan Urutan Nilai Aktivitas Terendah
Sampai Tertinggi. 79
Gambar 4.6. Grafik nilai pretes, aktivitas dan postes siswa
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Jenis Dan Subjenis Dimensi Pengetahuan 12
Tabel 2.2. Kategori Proses Kognitif 13
Tabel 2.3. Kategori Proses Afektif 15
Tabel 2.4. Kategori Proses Psikomotorik 16
Tabel 2.5. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training 20 Tabel 2.6. Komponen dan Indikator Keterampilan Proses Sains 27
Tabel 2.7. Konversi Skala Termometer 30
Tabel 2.8. Koefisien Muai Panjang dan Muai Volume 31
Tabel 2.9. Kalor Jenis Beberapa Zat 34
Tabel 2.10. Konduktivitas Termal Beberapa Zat 40
Tabel 2.11. Penelitian Terdahulu 42
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 48
Tabel 3.2. Tabel Spesifikasi Keterampilan Proses Sains 52
Tabel 3.3. Taraf Aktivitas Siswa 54
Tabel 4.1. Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol 62
Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretes Kelas Eksperimen Dan
Kelas Kontrol 62
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji homogenitas Data Pretes 63 Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan Uji t Dua Pihak (Nilai Pretes) 64 Tabel 4.5. Perkembangan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III 65 Tabel 4.6. Perkembangan Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas Eksperimen Pada Pertemuan I, Pertemuan II,
Pertemuan III 66
Tabel 4.7. Perkembangan Afektif Siswa Kelas Eksperimen
xiii
Tabel 4.8. Nilai Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 71
Tabel 4.9. Uji Normalitas Data Postes Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol 71
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 1) 88
Lampiran 2. Lembar Kegiatan Siswa I 113
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 2) 117
Lampiran 4. Lembar Kegiatan Siswa II 141
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP 3) 146
Lampiran 6. Lembar Kegiatan Siswa III 170
Lampiran 7. Kisi-Kisi Tes Keterampilan Proses Sains 175 Lampiran 8. Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains 179 Lampiran 9. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar Siswa 181 Lampiran 10. Lembar Penilaian Afektif (Sikap) Siswa 183 Lampiran 11. Lembar Penilaian Psikomotorik (Keterampilan) Siswa 185
Lampiran 12. Lembar Kuesioner Siswa 188
Lampiran 13. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 192 Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Keterampiarn Proses Sains Siswa 196 Lampiran 15. Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kontrol 205 Lampiran 16. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians 209
Lampiran 17. Uji Normalitas Data 212
Lampiran 18. Uji Homogenitas Data 217
Lampiran 19. Uji Hipotesis 220
Lampiran 20. Perkembangan Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen Pada
Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III 224
Lampiran 21. Perkembangan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen pada Pertemuan I, Pertemuan II, dan
Pertemuan III 226
Lampiran 22. Perkembangan Psikomotorik Siswa Kelas Eksperimen
Pada Pertemuan I, Pertemuan II, dan Pertemuan III 228 Lampiran 23. Penilaian Observasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas
xv
Lampiran 24. Penilaian Ranah Psikomotorik Siswa Kelas Ekspserimen 237 Lampiran 25. Penilian Ranah Afektif Siswa Kelas Eksperimen 244 Lampiran 26. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen 251 Lampiran 27. Rekapitulasi Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes Siswa
Kelas Eksperimen 253
Lampiran 28. Rekapitulasi Nilai Pretes, Aktivitas dan Postes
Berdasarkan Kelompok 256
Lampiran 29. Rekapitulasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa
Kelas Eksperimen 258
Lampiran 30. Rekapitulasi Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen 260 Lampiran 31. Penilaian Lembar Kegiatan Siswa 262 Lampiran 32. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 264 Lampiran 33. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 265 Lampiran 34. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 266 Lampiran 35. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 268
Lampiran 36. Dokumentasi Penelitian 269
Lampiran 37. Validasi Isi Perangkat Instrumen Hasil Belajar Oleh
Validator 276
Lampiran 38. Surat Izin Observasi 282
Lampiran 39. Surat Izin Penelitian Dari Fakultastas MIPA ke Dinas
Pendidikan Kota Medan 283
Lampiran 40. Surat Izin Penelitian Dari Fakultastas MIPA ke Kepala
Sekolah SMA Negeri 7 Medan 284
Lampiran 41. Surat Izin Penelitian Dari Dinas Pendidikan Kota
Medan Ke SMA N 7 Medan 285
Lampiran 42. Surat Menyatakan Telah Selesai Penelitian di
SMA Negeri 7 Medan 286
Lampiran 43. Surat Persetujuan 287
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurut hasil penelitian Programme for International Student
Assessment (PISA) tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2012 Indonesia
menunjukkan hasil yang tidak banyak perubahan pada setiap keikutsertaannya. Pada PISA tahun 2003, dalam bidang matematika, Indonesia berada di peringkat 38 dari 41 negara dengan rataan skor 360. Pada tahun 2006 rataan skor siswa naik menjadi 391 dengan peringkat 50 dari 57 negara. Pada tahun 2009 Indonesia menempati peringkat 61 dari 65 negara dengan rataan turun menjadi 371 sementara rataan skor internasiol adalah 496. Pada tahun 2012 Indonesia berada di peringkat 62 dari 63 negara dengan skor 375. Hasil dari beberapa kali mengikuti tes tersebut menunjukkan bahwa Indonesia selalu berada di posisi bawah dalam setiap keikutsertaannya. Hal ini menunjukkan bahwa mutu dari pendidikan di Indonesia masih rendah jika dilihat dari kacamata penilaian PISA. Sedangkan menurut Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) 2007, Peringkat sains Indonesia berada di peringkat 39 dari 41 negara dengan skor 308. Tahun 2011, Indonesia berada di peringkat 38 dari 42 negara dengan skor 386. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan sains dan matematika siswa di Indonesia masih di bawah rata-rata dari negara lain. (Wulandari, 2015 : 4)
Berdasarkan Nilai Ujian Nasional (UN) SMA Negeri 7 Medan pada mata pelajaran fisika di T.P. 2013 / 2014 dan T.P 2014 / 2015 tidak mengalami
peningkatan yaitu 8,57 dan 8,57 dan nilai rata-rata UN seluruh mata pelajaran T.P 2013 / 2014 dan T.P 2014 / 2015 adalah 47,69. Berdasarkan hasil wawancara
2
KKM di SMA N 7 masih rendah ; (2) Nilai rata-rata hasil ujian harian fisika siswa semester I T.P 2014 / 2015 sebesar 54 dan nilai rata-rata hasil ujian fisika semester I siswa semester I T.P 2014 / 2015 sebesar 50 ; (3) Siswa masih cenderung menghafal teori, konsep – konsep, dan rumus serta tidak didasarkan pada pengalaman siswa ; (4) Kegiatan pembelajaran fisika yang dilaksanakan belum bisa memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan proses
sainsnya dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal; (5) Kegiatan pembelajaran sangat jarang melakukan eksperimen karena hal tersebut membutuhkan waktu yang lebih lama. Berdasarkan angket yang diberikan kepada 38 siswa SMA Negeri 7 Medan diperoleh sebanyak 89,5 % (34 siswa) dapat menjelaskan pengertian hipotesis tetapi siswa tidak dapat merumuskan hipotesis dan memberikan contoh rumusan hipotesis ; sebanyak 89,5 % (34 siswa) menyatakan guru menyampaikan masalah yang berkaitan berkaitan dengan materi tetapi siswa tidak dapat memberikan contoh masalah ; sebanyak 94,4 % (36 siswa) tidak dapat menyelesaikan masalah dalam pelajaran fisika ; sebanyak 94,7 % (36 siswa) tidak bisa menemukan berdasarkan data atau informasi ; sebanyak 60,5 % (23 siswa) menyatakan dapat menganalisis suatu masalah tetapi hanya 5,2 % yang dapat memberikan contoh analisis masalah ; dan sebanyak 97,4 % (37 siswa) tidak dapat menarik kesimpulan. Rendahnya nilai rata-rata hasil ujian fisika merupakan gambaran kurangnya tingkat kemampuan siswa menguasai materi berupa konsep - konsep materi pelajaran serta aplikasinya dalam bentuk soal-soal pelajaran.
Berdasarkan uraian di atas masalah yang diperoleh adalah hasil belajar dibawah KKM, pembelajaran fisika belum bisa memfasilitasi keterampilan proses
sains siswa, guru masih menggunakan metode yang monoton, kemampuan merumuskan hipotesis rendah, kemampuan mengajukan permasalahan rendah,
3
karena rangkaian kegiatan pembelajaran Inquiry Training menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah. Sirait (2012 : 23) Model pembelajaran Inquiri Training memiliki lima tahap pembelajaran, yaitu: (1) menghadapkan pada
masalah; (2) merumuskan hipotesis; (3) mengumpulkan data-eksperiment; (4) mengolah dan mempormulasikan data-eksperiment; (5) menganalisa proses
penelitian.
Menurut Hayati dan Retno (2013 ; 26) membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang memadatkan proses ilmiah, Khalid & Azeem (2012 : 171) yang menyatakan bahwa model pembelajaran inquiry training yang diberikan oleh guru dapat membantu kegiatan pembelajaran
siswa dimana siswa dapat merumuskan dan menguji ide-ide mereka, menarik kesimpulan dan menyampaikan pengetahuan mereka. Hifni dan Turnip (2015 : 12) memiliki dampak terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses sains. Hidayat dan Harahap (2015 : 31) mengajukan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan, menganalisis data dan menyimpulkan mengalami peningkatan, Vaishnav (2013 : 1219) hasil belajar melalui subjek percobaan, dan merumuskan ide-ide baru meningkat. Berorientasi pada model pembelajaran di atas yang didukung oleh Trianto, Hayati dan Retno, Khalid dan Azemm, Hifni dan Hidayat dan Harahap, dan Vaishnav maka saya akan melakukan pendekataan kuantitas dari peningkatan keterampilan proses sains yaitu mengajukan pertanyaan atau masalah, merumuskan hipotesis, kemampuan siswa melakukan percobaan, menganalisis data, dan rumusan ide baru, dan menarik kesimpulan.
4
1.2. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Hasil belajar siswa pada bidang studi fisika masih rendah dengan kriteria kelulusan minimum 60
2. Model dan metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kurang bervariasi yaitu guru masih menggunakan metode ceramah
3. Proses pembelajaran fisika masih cenderung berbasis hafalan teori, konsep – konsep dan rumus serta tidak didasarkan pada pengalaman siswa yang menyebabkan rendahnya keterampilan proses sains siswa
4. Kegiatan pembelajaran fisika yang dilaksanakan belum bisa memfasilitasi siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains
5. Guru masih menggunkan metode ceramah, mencatat, dan mengerjakan soal
6. Siswa sangat jarang melakukan praktikum karena bagi guru membutuhkan waktu yang lebih lama
1.3. Batasan Masalah
Untuk memberi ruang lingkup yang jelas dalam pembahasan, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Medan dan objek yang diteliti adalah siswa kelas X semester II yang diberi model pembelajaran Inquiry Training yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa
2. Materi pokok yang diajarkan adalah suhu, kalor dan perpindahan kalor 3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Inquiry
Training dan pembelajaran konvensional
5
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu, kalor dan perindahan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P.
2015/2016 ?
2. Bagaimanakah keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu, kalor, dan perpindahan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016 ?
3. Bagaimanakah aktivitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi suhu, kalor dan perpindahan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016 ?
4. Apakah keterampilan proses sains siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Inquiry Training lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu, kalor dan perpindahan kalor kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu, kalor dan
perindahan kalor kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016
6
perpindahan kalor kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016
3. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training pada materi suhu, kalor dan perpindahan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016 ?
4. Untuk mengetahui keteampilan proses sains siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Inquiry Training lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu, kalor dan perpindahan kalor kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
Manfaat Praktis :
1. Bagi siswa, dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Training siswa terlibat untuk meningkatkan keterampilan proses sains
yaitu mengajukan pertanyaan atau masalah, merumuskan hipotesis, kemampuan siswa melakukan percobaan, menganalisis data, dan rumusan ide baru, dan menarik kesimpulan sehingg siswa mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan dari rasa keingintahuan mereka 2. Bagi guru dan sekolah, memberikan alternatif kemampuan berfikir
tingkat tinggi untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Selain itu
lebih membuka wawasan guru akan keberagaman model pembelajaran yang dapat dipilih dan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
Manfaat Teoritis
7
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan ataupun referensi bagi penelitian yang relevan.
1.7. Definisi Operasional
1. Model Pembelajaran adalah pengembangan pemebelajaran yang
membantu siswa untuk memperoleh informasi, gagasan, skill, nilai, cara berpikir, dan tujuan mengeksperisikan diri siswa sendiri agar siswa dapat meningkatkan kapabilitas (kemampuan skill dan keterampilan) mereka untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif. (Joyce, 2011 : 7)
2. Model pembelajaran Inquiry Training adalah upaya pengembangan para pembelajar yang mandiri, modelnya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh berkembang. Model pembelajaran Inquiry Training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa,
memberikan siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif. (Joyce, 2011 : 2002) 3. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi (Trianto, 2014 : 144)
81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keterampilan proses sains siswa dengan model pembelajaran Inquiry Training pada materi pokok suhu, kalor dan perpindahan kalor di kelas X
semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016 sebelum diberi perlakukan nilai kriteria kemampuan keterampilan proses sains siswa berada pada tingkat kurang tinggi dan setelah diberi perlakuan keterampilan proses sains siswa berada pada kriteria tingkat kemampuan tinggi.
2. Keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu, kalor dan perpindahan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016 sebelum diberi perlakukan nilai kriteria kemampuan keterampilan proses sains siswa berada pada tingkat kurang tinggi dan setelah diberi perlakuan keterampilan proses sains siswa berada pada kriteria tingkat kemampuan tinggi.
3. Hasil observasi aktivitas belajar siswa di kelas eksperimen dengan menggunakan model Inquiry Training diperoleh nilai rata-rata aktivitas 63,19 dengan kriteria aktif.
4. Keterampilan proses sains siswa akibat pengaruh model pembelajaran Inquiry Training lebih baik daripada pembelajaran konvensional pada
materi pokok suhu, kalor dan perpindahan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 7 Medan T.P. 2015/2016.
5.2. Saran
82
1. Ditinjau dari aktivitas belajar memberi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran Inquiry Training. Tetapi penelitian ini belum maksimal. Bagi peneliti atau guru selanjutnya hendaknya memperbaiki redaksi deskriptor pada indikator yang ada dalam sintak yang belum maksimal. Serta terlebih dahulu memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini untuk memperoleh hasil belajar
yang lebih baik.
2. Kepada guru ataupun calon guru yang ingin menggunakan model pembelajaran Inquiry Training ini supaya mempersiapkan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang menarik dan terkait pada materi pelajaran sehingga siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran.
83
DAFTAR PUSTAKA
Adhychezz, (2013), Pengertian berpikir Logis, Kritis, dan Kreatif, https://adhychezz.wordpress.com/pemikiran/apa-itu-berpikir-logis-kritis-dan-kreatif/, 25 Maret 2016
Alfarizi, Z., (2012), Pengertian Tanggung Jawab,
https://zaysscremeemo.blogspot.co.id/2012/06/pengertian-tanggungjawab/, 25 Maret 2016
Anderson, L.W., Karthwohl, D.R., (2010), Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta
Anonim, (2014), Pengertian Jujur Menurut Para Ahli, https://dilihatya.com/2240/pengertian-jujur-menurut-para-ahli/, 25 Maret 2016
Anonim, (2014), Pengertian Kerja Sama Menurut para Ahli, www.duniapelajar.com/2014/07/29/pengertian-kerjasama-menurut-para-ahli/, 25 Maret 2016
Anonim, (2012), Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Kependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
Arikunto, S., (2012), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Arikunto, S., (2013), Prosedur Penelitian, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Aunurahman, (2011), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung
Azizah, A., dan Parmin, (2012), Inquiry Training Untuk Mengembangkan Keterampilan Meneliti Mahasiswa, Unnes Science Education Journal, Volume 1, Nomor, 1 Mei 2012. Halaman 11. (Diakses 10 Januari 2016)
Cunayah, C., & Irawan, E., I., (2013), 1700 Bank Soal Bimbingan Pemantapan Fisika untuk SMA/MA, Penerbit Yrama Widya, Bandung
Dahar, Ratna, W., (2011), Teori – Teori Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Erlangga, Jakarta
84
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan & Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, (1992), Penyusun, Penskoran, dan Penggunaan Tes Prestasi Belajar Bentuk Uraian, Penerbit Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem Pengujian, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, (2006), Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Dimyati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Fitriani dan Siregar, K., A., (2014), Pengaruh Model PembelajaranInquiry TrainingTerhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Elastisitas Kelas XI Semester I di Man1 Medan T.P 2013/2014, Jurnal Inpafi, Vol. 2, No. 2, Mei 2014. Halaman 61. (Diakses 26 November 2016)
Gita, D., E., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika di SMA N 1 Ujung Padang Kabupaten Simalungun T.P. 2014/2015, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan
Hakim, A., Cibro, N. A., (2013) Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Inquiry Training Dan Model Pembelajaran Konvensionalpada Materi Pokok Listrik Dinamis Di Sma Negeri 1 Takengon T.P 2012/2013, Jurnal Inpafi,Volume 1, Nomor 3, Oktober 2013. Halaman 321. (Diakses 26 Januari 2016)
Hallyday, dkk, (2010), Fisika Dasar, Edisi 7, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta
Hayati dan Suyanti, R., D., (2013), Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Multimedia dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Jurnal Online Pendidikan Fisika, Volume 2 (1) Juni 2013, ISSN 2301-7651. Halaman 26. (Diakses 16 Januari 2016)
Hidayat, M. I., Harahap, M. B., (2015), Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Berbasis Multimedia Lectora dan Kemampuan Berpikir Formal Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015. ISSN 2252-732X. Halaman 29-31. (Diakses 26 Januari 2016)
Hifni, M., dan Turnip, B., M., (2015), Efek Model Pembelajaran Inquiry Training Menggunakan Media Macromedia Flash Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Berpikir Logis, Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 4, Nomor 1, Juni 2015, ISSN 2252-732 X.Halaman 15-16. (Diakses 26 Januari 2016)
85
Joyce, B., et.all, (2011), Model-Model Pembelajaran, Edisi Kedelapan, (Diterjemahkan oleh : Fawaid, A., & Mirza, A.), Penerbit Pustaka Belajar, Yogyakarta
Jupri, W., (2013), Belajar Pembelajaran Sains, Penerbit Pustaka Reka Cipta, Bandung
Kamajaya, K., (2013), Fisika Kelas X, Penerbit Grafindo Media Pratama, Bandung
Kanginan, M., (2007), Fisika untuk SMA Kelas X Semester 2, Penerbit Erlangga, Jakarta
Karyono, dkk, (2009), Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, Penerbit CV Sahabat, Jakarta
Khalid, A., & Azeem, M., (2012), Constructivist VS Traditional: Effective Instructional Approach In Teacher Education. International Journal Of
Humanities and Social Science. Volume 2/5 March 2012, Part 171.
Lahore-Pakistan. (24 Januari 2016)
Khodijah, N., (2014), Psikologi Pendidikan, Penerbit PT Grafindo Persada, Jakarta
Maryuna, (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Dinamik di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2014/2015, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan
Nasution, D., Hasibuan, T. B., (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry TrainingTerhadap Hasil Belajar Siswa Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan T.P. 2013/2014, Jurnal Inpafi, Volume 2,
Nomor 3, Agustus 2014. Halaman 38. (Diakses 19 Januari 2016)
Ngalimun, (2014), Strategi dan Model Pembelajaran, Penerbit Aswaja Pressindo, Yogyakarta
Nurachmandani, S., (2009), Fisika 1 Untuk SMA/MA Kelas X, Penerbit Grahadi, Jakarta
Purwanto, (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta Rusman, (2014), Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Penerbit Raja Grafindo, Jakarta
86
Rusman, (2014), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi Kedua, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sanjaya, W., (2011),Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan.Penerbit Prenada Media Group, Jakarta
Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Sirait, R., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Usaha dan Energi Kelas VIII MTs N 3 Medan, Jurnal Pendidikan Fisika, Volume 1, Nomor 1 Juni 2012.ISSN 2252-732X. Halaman 23-25. (Diakses 16 Januari 2012) Situmorang, H., (2015), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 5 Medan T.P. 2014/2015, Skripsi, FMIPA Unimed, Medan
Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandu
Sudjana, N., (2010), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit Ramaja Rosdakarya, Bandung
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit Alfabeta, Bandung
Sukmadinata, N., S., (2012), Metode Penelitian Pendidkan, Penerbit PT Remaja Rosdakarya
Susanti, dkk, (2014), Pembelajaran Biologi Menggunakan Inquiry Training Models Dengan Vee Diagram Dan KWLChart Ditinjau Dari Ketrampilan Berfikir Kritis Dan Kemampuan Penalaran Formal, Jurnal INKUIRI, http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains, Vol 3, No. I, 2014. ISSN: 2252-7893, Halaman 77 – 82 (Diakses 26 Maret 2016)
Tawil, M., dan Liliasari, (2014), Keterampilan-Keterampilan Sains dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Badan Penerbit UMN, Makassar
Trianto, (2011), Model-Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Penerbit Kencana, Jakarta
87
Trisno, dkk, ( 2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Hasil Belajar Pada Pokok Bahasan Kalor Siswa SMP N 9 Palu. Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako, Vol. 2 No. 1. ISSN 2338 - 3240. Halaman 16 – 19 (Diakses 1 Januari 2016)
Uno, H. B., (2008), Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Vaishnav, R.S., (2013), Effectiveness of Inquiry Training Model for Teaching Science, SRJIS, Mar/Apr-2013,Vol-I, Issue-V. ISSN 2278 - 8808. Part 1218 - 1219. (Diakses 14 Januari 2016)
Wena, M., (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta
Winkel, W., S., (2009), Psikologi Pengajaran, Penerbit Media Abadi, Yogyakarta
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Siabu Kabupaten Mandailing Natal, pada tanggal 06 Oktober 1993. Ayah bernama Saidul Bahri Caniago, S.Pd dan Ibu bernama Rahma dan merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Pada tahun 1999 penulis masuk Taman Kanak-kanak Al-Qur’an dan lulus tahun 2000. Pada tahun 2000 penulis