• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

NAZILA RAMADHANI NIM: 8146175023

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii

ABSTRAK

Nazila Ramadhani (NIM: 8146175023) “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran direct instruction, perbedaan keterampilan proses sains siswa dengan variasi kemampuan berpikir kritis dan interaksi model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran direct instruction dengan kemampuan berpikir kritis terhadap keterampilan proses sains siswa. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan menggunakan uji ANAVA, sampel penelitian ini dilakukan secara random sampling sebanyak dua kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes kemampuan berpikir kritis dalam bentuk uraian sebanyak 5 soal dan instrument tes keterampilan proses sains sebanyak 10 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains siswa dengan model inquiry training lebih baik dibandingkan keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction. Keterampilan proses sains siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis di atas rata- rata lebih baik dibandingkan dengan keterampilan proses sains siswa yang memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis di bawah rata-rata. Terdapat interaksi antara model pembelajaran inquiry training dan direct instruction dengan kemampuan berpikir kritis terhadap keterampilan proses sains siswa..

(6)

iii ABSTRACT

This research aimed to determine: the differences in science process skills of students who are taught by inquiry training learning model and direct instruction learning model, the difference science process skills of students with a variety of critical thinking ability, and interaction of inquiry training model and direct instruction model with critical thinking ability to science process skills of students. This research is quasi experiment using ANOVA test, samples of this research conducted by random sampling as much as two clases. Instruments used in this research was critical thinking ability test in narrative form as much as five questions and science process skills test as much as 10 questions that have been declared valid and reliable. The results of this research were students’ science process skills in inquiry training model is better than science process skills of students using direct instruction model. Science process skills of students in high levels of critical thinking ability is better than the low level of critical thinking ability. There is no interaction between the inquiry training model and direct instruction model with the critical thinking ability to science process skills of students

.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, Tuhan Yang Maha

Esa, yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry

Training dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswadapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Alhamdulillah dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapat

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam menentukan judul, penyusunan proposal hingga menjadi sebuah

tesis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan tesis ini, yaitu

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program

Pascasarjana UNIMED;

2. Bapak Dr. Rahmatsyah, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Pascasarjana UNIMED dan Ibu Dr. Derlina, M.Si selaku Sekretaris

Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana UNIMED

3. Bapak Prof. Dr. H. Sahyar, M.S., M.M selaku dosen pembimbing tesis

yang telah mendampingi dan membimbing penulis dalam sejak awal

(8)

4. Bapak Dr. H. Ridwan A. Sani, M.Si, selaku dosen pembimbing tesis yang

telah mendampingi, membimbing, serta memotivasi penulis dalam sejak

awal hingga selesainya tesis ini dengan baik sesuai yang diharapkan;

5. Bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.SI sebagai narasumber I, Ibu Prof. Dr.

Retno Dwi Suyanti, M.Si sebagai narasumber II, Bapak Dr. Karya

Sinulingga, M.Si sebagai narasumber III dalam penyusunan tesis ini yang

telah memberikan saran dan masukan yang membangun demi

penyempurnaan tesis ini;

6. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Fisika PPs Unimed yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan

berlangsung;

7. Teristimewa penulis ucapkan pada Ayahanda tercinta Muhammad Lock

dan Ibunda Rahmawati Nasution,S.Pd, dan Suami tercinta Dede Darma

Siagian, S.Kom yang telah secara terus menerus memberikan motivasi,

doa, serta kasih sayang yang tak pernah henti, memberikan motivasi dan

doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed hingga

selesainya tesis ini;

8. Tersayang kakak dan abang Khairunnisa, S.P, M.P, Delfi Arreza, S.Pd dan

dr. Hadiyaturrahma yang selalu memberikan motivasi dan kasih saying

kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Unimed

9. Kepala Sekolah dan Staf Guru di SMA Negeri 3 Medan yang telah

memberikan ijin dalam memberikan waktu, kesempatan dan izin kepada

(9)

10.Teman-teman seperjuangan angkatan V Prodi Magister Pendidikan Fisika

yang juga telah memberikan semangat, motivasi, ruang, serta waktu

kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, oleh

karena itu masukan dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat bagi penelitian

selanjutnya serta bermanfaat dalam menambah pengetahuan dunia pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

(10)

DAFTAR ISI

2.1.8. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Inquiry Training ... 56

(11)

2.2. Fluida Statis ... 60

3.6.1. Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains ... 82

3.6.2. Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis... 86

3.7. Alat Pengumpul Data ... 87

3.8.1. Menghitung nilai rata-rata dan Simpangan Baku ... 95

3.8.2. Uji Normalitas ... 96

3.8.3. Uji Homogenitas ... 98

(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 103

4.1. Hasil Penelitian ... 103

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 103

4.1.2. Analisis Statistika Data Hasil Penelitian Pretes ... 103

4.1.3. Analisis Statistika Data Hasil Penelitian Postes ... 109

4.1.4. Hasil Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 116

4.1.5. Analisis Hasil Penelitian ... 118

4.2. Pengujian Hipotesis ... 121

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 129

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 138

5.1. Kesimpulan ... 138

5.2. Saran ... 139

DAFTAR PUSTAKA ... 141

(13)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Efek Model Pembelajaran Inquiry Training... 45

Gambar 2.2. Penguraian Gaya ... 61

Gambar 2.3. Berat Benda di Dalam Air ... 62

Gambar 3.1. Tahap Kerja Penelitian ... 81

Gambar 4.1. Histogram Data Pretes Kontrol ... 105

Gambar 4.2. Histogram Data Pretes Eksperimen ... 105

Gambar 4.3. Hasil data Observasi KPS siswa ... 110

Gambar 4.4. Nilai rata-rata Uji Lembar Kerja Siswa ... 112

Gambar 4.5. Histogram Data Postes kelas kontrol ... 114

Gambar 4.6. Histogram Data Postes kelas eksperimen ... 114

Gambar 4.7. Grafik Nilai Postes dan Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 118

Gambar 4.8. Hubungan nilai rata-rata KPS terhadap Model pembelajaran berdasarkan KBK ... 120

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Aspek Keterampilan Proses Sains ... 16

Tabel 2.2. Aspek Indikator Keterampilan proses Sains ... 21

Tabel 2.3. Aspek Berpikir Kritis Menurut Ennis ... 28

Tabel 2.4. Sintaks Model Pembelajaran Inquiry Training ... 42

Tabel 2.5. Kegiatan Siswa dan Guru Model Pembelajaran Inquiry Training ... 47

Tabel 2.6. Sintaks Direct Instruction ... 59

Tabel 2.7. Daftar Peneliti Terdahulu ... 66

Tabel 3.1. Rancangan Desain Penelitian ... 77

Tabel 3.2. Desain Penelitian Anava ... 77

Tabel 3.3. Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains ... 83

Tabel 3.4. Indikator Tingkat Pencapaian Observasi Keterampilan Proses Sains ... 84

Tabel 3.5. Lembar Penilaian Observasi KPS ... 85

Tabel 3.6. Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 85

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Tes KPS ... 91

Tabel 3.8. Tingkat Kesukaran Soal ... 93

Tabel 3.9. Daya Pembeda ... 95

Tabel 3.10. Rumus Unsur Persiapan Anava Dua Jalan ... 99

Tabel 4.1. Data Pretes Keterampilan Proses Sains ... 104

Tabel 4.2. Uji Normalitas data Pretes KPS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 106

Tabel 4.3. Uji Homogenitas Data Pretes ... 107

Tabel 4.4. Uji Kesamaan KPS Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 108

Tabel 4.5. Nilai Tes KPS Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 113

Tabel 4.6. Normalitas Distribusi Postes Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 115

(15)

Tabel 4.8. Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 116

Tabel 4.9. Data KPS Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis di atas rata-rata dan di bawah rata-rata ... 117

Tabel 4.10. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis di atas rata-rata dan di bawah rata-rata Pada Kelas Kontrol ... 119

Tabel 4.11. Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis di atas rata-rata dan di bawah rata-rata Pada Kelas Eksperimen ... 119

Tabel 4.12. Desain Faktorial 2x2 Anava dua Jalur ... 121

Tabel 4.13. Data Faktor antar Subjek ... 123

Tabel 4.14. Uji Homogenitas Antar kelompok ... 123

Tabel 4.15. Hasil Uji Anava 2 Jalur ... 124

(16)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 ... 146

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 ... 159

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 ... 171

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa 1 ... 182

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa 2 ... 190

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa 3 ... 198

Lampiran 7. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 208

Lampiran 8. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 217

Lampiran 9. Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 221

Lampiran 10. Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis ... 225

Lampiran 11. Pedoman Penilaian Keterampilan Proses Sains ... 227

Lampiran 12. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains ... 229

Lampiran 13. Validasi Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 233

Lampiran 14. Uji Reliabelitas Tes Keterampilan Proses Sains ... 237

Lampiran 15. Tingkat Kesukaran Tes Keterampilan Proses Sains ... 240

Lampiran 16. Daya Beda Butir Tes Keterampilan Proses Sains ... 242

Lampiran 17. Tabulasi Nilai Pretes Kelas Kontrol ... 244

Lampiran 18. Tabulasi Nilai Postes Kelas Kontrol ... 246

Lampiran 19. Tabulasi Nilai Pretes Kelas Eksperimen ... 248

Lampiran 20. Tabulasi Nilai Postes Kelas Eksperimen ... 250

(17)

xi

Lampiran 22. Distribusi Data Penelitian KPS dan KBK

Kelas Kontrol ... 255

Lampiran 23. Distribusi Data Penelitian KPS dan KBK Kelas Eksperimen ... 257

Lampiran 24. Analisis Statistik Data Pretes ... 259

Lampiran 25. Analisis Statistik Data Postes ... 262

Lampiran 26. Tabulasi Data Observasi ... 264

Lampiran 27. Tabulasi Nilai Rata-Rata Observasi KPS ... 273

Lampiran 28. Tabulasi Nilai Lembar Kerja Siswa ... 275

Lampiran 29. Nilai Rata-rata Keseluruhan KPS ... 277

Lampiran 30. Uji Hipotesis Anava Dua Jalur (2x2) ... 279

Lampiran 31. Uji Scheffe ... 281

(18)

138

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di sekolah SMA Negeri 3

Medan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training dengan

kemampuan berpikir kritis dalam mengamati keterampilan proses sains siswa,

diperoleh kesimpulan:

1. Keterampilan proses sains siswa akibat pengaruh model pembelajaran

inquiry training lebih baik dibandingkan pembelajaran direct instruction.

2. Keterampilan proses sains siswa pada kelompok siswa yang mempunyai

kemampuan berpikir kritis diatas rata-rata lebih baik dibandingkan

kelompok siswa yang mempunyai kemampuan berpikir krtitis dibawah

rata-rata.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran inquiry training dan Direct

Instruction dengan kemampuan berpikir kritis terhadap keterampilan proses

sains siswa. Dalam penelitian ini, keterampilan proses sains siswa dominan

pada model pembelajaran inquiry training pada siswa yang mempunyai

(19)

139

5.2 Saran

a. Pendidik hendaknya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

b. Model pembelajaran inquiry training baik diterapkan karena dapat

meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

c. Dalam meningkatkan keterampilan siswa sebaiknya menggunakan model

pembelajaran inquiry training yang diterapkan pada siswa yang memiliki

kemampuan berpikir kritis di atas rata-rata

d. Penerapan model inquiry training untuk menganalisis keterampilan proses

sains siswa sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan tingkat kemampuan

berpikir kritis siswa

e. Dalam menerapkan model pembelajaran inquiry training dapat

mengalokasikan waktu yang lebih banyak karena waktu yang tersedia dalam

pelaksanaan pembelajaran baik dibelajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran inquiry training masing sangat kurang, sebab disesuaikan

dengan jadwal sekolahyang bersangkutan..

f. Dilihat dari karakter siswa, siswa belum terbiasa dengan menggunakan

model pembelajaran inquiry training, maka sebaiknya siswa mulai dilatih

untuk melakukan percobaan – percobaan sederhana ketika pembelajaran

fisika agar memiliki respon yang cepat ketika akan melakukan model

pembelajaran inquiry training.

g. Teknik yang dilakukan dalam penilaian observasi dalam pelaksanaan model

(20)

140

kelas, agar dapat mengamati siswa dengan jelas dan benar selama

Gambar

Tabel 4.8.  Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis  .......................

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembehasan senamtiasa terlihat adanya peningkatan dari pra siklus ke siklus 1, dari pra siklus ke siklus 2 maupun siklus 1 ke siklus 2 ditinjau dari rata-rata

Adapun hasil gambaran konfigurasi tersebut dipetakan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG).. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penskalaan pada kedua konfigurasi tersebut

Aturan penggunaan lahan di Minangkabau adalah berdasarkan pepatah " nan rato kaparumahan, tabu tumbuah dinan lereng, kok manggu kapakuburan, nan bancah ditanami

[r]

 Melakukan permainan peran tentang pelaksanaan bentuk kepatuhan terhadap kebiasaan, tata tertib, tradisi,dan adat dalam kehidupan di sekolah,keluarga, dan masyarakat sekitar

[r]

[r]

TITANAT DARI TITANIA TEKNIS SEBAGAI ELEKTRODA BATERAI ION LITIUM ” belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan