• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK TEKANAN DI KELAS VIII SEMESTER II SMPN 1 7 MEDAN T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI POKOK TEKANAN DI KELAS VIII SEMESTER II SMPN 1 7 MEDAN T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Taufan Selamat Sejahtera Zebua NIM 4123121075

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Taufan Selamat Sejahtera Zebua dilahirkan di desa Fadorosifulubanua Kecamatan Mandrehe Kabupaten Nias Barat, pada tanggal 07 Mei 1994. Ayah bernama Obedi Zebua dan ibu bernama Bagaria Gulõ dan merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Negeri 008 Tualang kabupaten Siak provinsi Riau, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun

(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA

MATERI POKOK TEKANAN DI KELAS VIII SEMESTER II S M P N 1 7 M E D A N T . P . 2 0 1 5 / 2 0 1 6 Taufan Selamat Sejahtera Zebua (4123121075)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok Tekanan di kelas VIII Semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Medan yang terdiri dari 9 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, yaitu kelas VIII-8 dengan menggunakan model pembelajaran inquiry training sebanyak 31 orang dan kelas VIII-9 dengan pembelajaran konvensional sebanyak 31 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa berupa tes keterampilan proses sains terdiri 10 item yang telah divalidkan.

Analisa data menunjukkan nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 21,22 dan kelas kontrol 20,84. Hasil analisis data pretes menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, varians kedua sampel homogen, dan kedua sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Kemudian diberikan perlakuan pada kedua kelas dimana kelas eksperimen dengan menggunakan model inquiry training dan kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan perlakuan diperoleh nilai rata-rata postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing 52,45 dan 48,19. Hasil analisis data postes menunjukkan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan varians kedua sampel homogen. Hasil uji satu pihak diperoleh thitung = 1,96 dan ttabel = 1.67 sehingga thitung > ttabel maka Ha diterima. Melalui analisis uji satu pihak disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran inquiry training terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik

sesuai dengan waktu yang direncanakan. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Pokok Tekanan di Kelas VIII Semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016”, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Betty M. Turnip, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si., Dr. Eidi Sihombing, M.S., dan Dr. Makmur Sirait, M.Si., sebagai penguji 1, 2, dan 3 yang telah memberikan penilaian dan saran-saran mulai perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Dr. Mariati P. Simanjuntak, M.Si., sebagai dosen pembimbing akademik yang selama ini telah memberikan bimbingan, saran serta dukungan moril selama perkuliahan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Dr. Asrin Lubis, M.Pd., sebagai Dekan FMIPA, Alkhafi Maas Siregar, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Fisika, dan Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd., sebagai Ketua Prodi Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Medan. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Fisika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Drs. Pelan Tarigan, sebagai Kepala SMP Negeri 17 Medan, Hastuty Panjaitan, S.Pd., sebagai guru mata pelajaran fisika dan para guru serta staf di SMP Negeri 17 Medan yang telah yang telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis selama

(6)

v

Teristimewa penulis ucapkan terimakasih kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta yang terus memberikan motivasi dan doa serta kasih sayang yang tak pernah henti, kepada 3 saudara kandung penulis (Charisman Hayati Zebua, S.H., Tahir Sukma Hadirat Zebua, S.T., dan Sukahartono Zebua), serta sanak keluarga

(Yupiter Gulo, S.Pd “paman”, Ernawati Gulo, S.Pd “bibi” serta keempat adik

-adikku: Carlon, Jelita, Richard, Niken; Ramli Waruwu “bapa talu” dan Lisana

Gulo “mama talu”; Yulianus Zalukhu “bapa talu” dan Sidiati Gulo “mama talu” serta keempat adik-adikku: Novrianus, Nengsih, Titus, Yustin; Peniel Waruwu

“abang” serta ponakan-ponakan terhebatku : Franklyn “abang cakep”, Sheila

“kakak cantik”, Loraine “kakak manis”, Ozora “abang mantap” dan sikecil “dedek

imut; serta Bapa talu dan mama talu Ina Harapan Harefa dan anak-anak “Iwan,

Yeni, Esti dan Edward” yang senantiasa memberikan motivasi dan doa yang tulus

kepada penulis dalam menyelesaikan studi hingga selesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga untuk seluruh teman-teman Fisika Dik B 2012, Kos Tekerebu (Om Kur, bang Agus, Alfandy, Invocavit, dan Jamal) dan teman-teman sejurusan fisika, adikku Chayani Sarumaha, teman-teman-teman-teman sekolah: alumni SDN 008 Tualang, SMPN 003 Tualang, SMPN 1 Mandrehe, SMAN USN, teman-teman PPLT SMKN 1 Beringin serta keluarga besar SMKN 1 Beringin, Eklesia Choir, HMJ Fisika Unimed, dan semua anggota IKBKF Unimed yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terakhir penulis ucapkan terima kasih kepada yang terkasih Maria Fransisca Zega.

Seperti kata pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”, penulis juga

menyadari bahwa masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Daftar Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Definisi Operasional 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1 Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Belajar 9

2.1.2 Keterampilan Proses Sains 10

2.1.3 Model Pembelajaran 11

2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran 11

2.1.3.2 Pembelajaran Konvesional 11

2.1.3.3 Model Pembelajaran Inquiry Training 12

2.1.3.3.1 Orientasi Model Inquiry Training 13

2.1.3.3.2 Struktur Pembelajaran Model Inquiry Training 15

2.1.3.3.3 Sistem Sosial Model Inquiry Training 19

2.1.3.3.4 Peran/Tugas Guru Dalam Model Inquiry Training 20

2.1.3.3.5 Sistem Pendukung Model Inquiry Training 20

2.1.3.3.6 Penyesuaian Tingkatan Umur Model Inquiry Training 23

2.1.3.3.7 Penyesuaian Lingkungan Belajar Model Inquiry Training 25

2.1.3.3.8 Dampak-Dampak Instruksional dan Pengiring Model 25

2.2 Materi Pembelajaran 26

2.2.1 Tekanan pada Zat Padat 26

2.2.2 Tekanan pada Zat Cair 27

2.2.2.1 Hukum Pascal 27

2.2.3 Hukum Archimedes 29

2.2.4 Tekanan Udara 30

2.3 Kerangka Konseptual 31

(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN 34

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.2 Populasi dan Sampel 34

3.2.1 Populasi 34

3.2.2 Sampel 34

3.3 Variabel Penelitian 34

3.3.1 Variabel Bebas 34

3.3.2 Variabel Terikat 34

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 35

3.4.1 Jenis Penelitian 35

3.4.2 Desain Penelitian 35

3.5 Prosedur Penelitian 36

3.6 Instrumen Penelitian 38

3.6.1 Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains 38 3.6.1.1 Tes Pengetahuan Keterampilan Proses Sains 38 3.6.1.2 Tes Penilaian Keterampilan Proses Sains 39

3.6.2 Validitas Tes 39

3.6.2.1 Validitas Isi 39

3.7 Teknik Analisis Data 40

3.7.1 Menentukan mean dan simpangan baku 40

3.7.2 Uji Normalitas 40

3.7.3 Uji Homogenitas 41

3.7.4 Pengujian Hipotesi (Uji t) 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 44

4.1.1 Deskripsi Data Pretes Keterampilan Proses Sains 44

4.1.2 Pengujian Analisis Data Pretes 45

4.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretes 45

4.1.2.2 Uji Homogenitas Data Pretes 45

4.1.2.3 Uji Hipotesis Data Pretes 46

4.1.3 Perlakuan Dalam Pelaksanaan Penelitian 47

4.1.3.1 Perlakuan pada kelas eksperimen 47

4.1.3.2 Perlakuan pada kelas Kontrol 49

4.1.4 Deskripsi Data Postes Keterampilan Proses Sains 49

4.1.4.1 Uji Normalitas Data Postes 51

4.1.4.2 Uji Homogenitas Data Postes 51

4.1.4.3 Uji Hipotesis Penelitian 52

4.2 Pembahasan Penelitian 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 55

5.2 Saran 55

DAFTAR PUSTAKA 56

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Dampak Model Pembelajaran Inquiry Training 10 Gambar 2.2 Memeras ujung atas kantong dan air memancar

dari lubang 28

Gambar 2.3 Kondisi benda saat mengapung, melayang, dan

tenggelam 30

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 37

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen

dan Kontrol 44

Gambar 4.2 Hasil Observasi KPS setiap Pertemuan 48 Gambar 4.3 Diagram Hasil LKS siswa setiap Pertemuan 48 Gambar 4.4 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen

dan Kontrol 50

(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks model inquiry training 15

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 58 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 72 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 85

Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa 1 96

Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 2 100

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa 3 104

Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains 109

Lampiran 8 Soal Instrumen Penilaian 116

Lampiran 9 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 120 Lampiran 10 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 122 Lampiran 11 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 124 Lampiran 12 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 126

Lampiran 13 Perhitungan Statistik Dasar 128

Lampiran 14 Uji Normalitas Data 136

Lampiran 15 Uji Homogenitas Data 144

Lampiran 16 Uji Hipotesis 146

Lampiran 17 Dartar Nilai Kritis untuk Uji Lilliefors 150 Lampiran 18 Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 151 Lampiran 19 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 152 Lampiran 20 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi t 154 Lampiran 21 Rubrik Penilaian Keterampilan Proses Sains 155 Lampiran 22 Rekap Observasi Aktifitas KPS Siswa 166 Lampiran 23 Rekap Nilai Lembar Kerja Siswa 172 Lampiran 24 Data Postes Kelas Eksperimen Per Indikator 173

Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian 177

Lampiran 26 Validasi Instrumen 185

Lampiran 27 Surat Persetujuan Pembimbing Skripsi 191

Lampiran 28 Surat Izin Observasi 192

Lampiran 29 Surat Keterangan sudah melakukan observasi 193

Lampiran 30 Surat Izin Penelitian 194

(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Trianto, 2009:1)

Pendidikan sains di Indonesia terdapat pada setiap tingkat satuan pendidikan baik SD, SMP, atau SMA. Pendidikan sains atau yang lebih awam disebut Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pengetahuan yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi dan keterampilan agar siswa mampu menjelajahi atau memahami alam sekitar secara alamiah.

(13)

Nur dan Wikandari mengatakan bahwa proses belajar mengajar sains lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses sains, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan. Menurut Indrawati, keterampilan proses sains merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, prinsip atau teori untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya,

ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti kepada siswa kelas VIII-IX SMP Negeri 17 Medan, ada beberapa permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam pembelajaran IPA. Perspektif siswa akan mata pelajaran yang kurang baik. Pembelajaran IPA sering menjadi momok yang membosankan bagi mereka, penuh dengan rumus-rumus, kurang menarik dan sulit memahami kajiannya, bahkan ada sebagian pendapat yang mengungkapkan bahwa IPA itu hanya untuk orang pintar dan ilmuan. Cara mengajar guru IPA di kelas cenderung mencatat dan mengerjakan soal. Metode pengajaran yang monoton ini menjadi alasan mengapa pembelajaran IPA menjadi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Apalagi ketika diberikan soal kebanyakan siswa tidak mengerti memahami soal dan menentukan rumus apa yang dipakai. Hal ini yang pada akhirnya timbul dalam anggapan diri siswa bahwa mata pelajaran IPA hanya cocok dipelajari oleh orang-orang yang ingin menjadi ilmuan.

Wawancara dengan ibu Hastuty panjaitan seorang guru IPA di SMP Negeri 17 Medan, mengatakan bahwa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, keaktifan siswa dalam mengerjakan soal-soal IPA yang diberikan oleh guru masih kurang, walaupun masih bermodal melihat catatan tetapi hanya sebagian siswa

(14)

3

ketika suatu kali guru memberikan demonstrasi, siswa juga kurang aktif dalam pelaksanaannya karena tidak begitu menarik. Hal ini menunjukkan siswa hanya menerima pengetahuan dari guru saja tanpa berinisiatif menemukannya sendiri. Dari hal ini kita mengetahui bahwa keterampilan proses sains yang diinginkan dalam pembelajaran sains yang seharusnya tidak tercapai.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas

diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghapal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah mereka pintar secara teoritik tetapi mereka miskin secara aplikasi.

Keterampilan proses sains di sekolah kebanyakan digunakan untuk menguji konsep yang telah ada. Dengan adanya keterampilan proses sains, akan timbul sikap ilmiah yang diperlukan dalam penemuan ilmu pengetahuan. Dengan mengembangkan keterampilan proses sains, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap ilmiah siswa. Namun, kegiatan praktikum yang jarang dilakukan akan mengakibatkan keterampilan proses sains siswa tidak berkembang dan berdampak juga kepada sikap ilmiah siswa. Sehingga merasa bahwa pembelajaran IPA kurang menarik dan hal ini lah yang dapat menghambat sikap ilmiah mereka.

Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan dapat diupayakan pemecahannya yaitu dengan mencoba tindakan–tindakan yang dapat mengembangkan keterampilan proses sains. Peneliti menawarkan model

(15)

dibelajarkan dengan model inquiry training dan konvensional pada materi gaya dan hukum Newton di kelas VIII SMP Negeri 17 Medan. Hal serupa juga diungkapkan dalam (Sirait dan Sahyar, 2013) menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan model inquiry training dengan direct instraction pada materi listrik dinamis. Sementara jurnal internasional yang berkaitan (Pandey, 2011) menunjukkan pengaruh yang signifikan secara statistik dari model inquiry training terhadap prestasi akademik siswa dan (Gillani, 2010) dari Callifornia State University, Hayward menyatakan bahwa model inquiry

training mempengaruhi tingkat kesuksesan dan keefektifan dalam lingkungan e-learning.

Model inquiry training juga pernah digunakan untuk penelitian di MTs. Negeri 2 Medan pada materi suhu dan pengukurannya oleh Harahap yang berkesimpulan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran inquiry training dan berdasarkan hasil observasi terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa. Penelitian terkait dilakukan oleh Sari di MTs. Al Wasliyah Tembung yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran inquiry training. Kedua peneliti tersebut, menyarankan untuk menggunakan waktu seefektif mungkin dan perencanaan jenis pertanyaan yang mampu meyakinkan siswa dalam pelaksanaannya. Kedua peneliti tersebut, menyarankan untuk menggunakan waktu seefektif mungkin dan perencanaan jenis pertanyaan yang mampu meyakinkan siswa dalam pelaksanaannya. Dalam penerapannya peneliti sebelumnya mencari pengaruh model ini dengan melihat dari hasil belajar siswa untuk model pembelajaran inquiry training. Peneliti akan mencari tahu pengaruh model pembelajaran inquiry training ini berdasarkan keterampilan proses sains siswa yang diterapkan pada materi tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan

(16)

5

yang mampu meyakinkan siswa dalam pelaksanaannya berdasarkan kehidupan sehari-hari siswa.

Hasil pembelajaran utama dari model inquiry training adalah keterampilan proses sains yang melibatkan aktivitas observasi, mengumpulkan dan mengolah data, mengidentifikasi dan mengontrol variabel, membuat dan menguji hipotesis, merumuskan penjelasan, dan menggambarkan kesimpulan. Format dari model inquiry training menawarkan pembelajaran yang aktif dan otonom. Siswa juga akan

menjadi lebih terampil dalam ekspresi verbal seperti dalam mendengarkan pendapat

orang lain dan mengingat apa yang telah diutarakan. Sistem sosial model pembelajaran inquiry training bersifat kooperatif dan ketat dan dapat dirancang dengan baik dimana guru mengontrol interaksi dan meresapkan prosedur-prosedur penelitian. Meski demikian, standar penilaian adalah kerja sama, kebebasan intelektual, dan keseimbangan. Interaksi antara siswa seharusnya juga didorong. Lingkungan intelektual terbuka untuk semua gagasan yang relevan.

Model pembelajaran inquiry training atau disebut juga latihan penelitian dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan-latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat. Latihan penelitian akan meningkatkan pemahaman ilmu pengetahuan, produktivitas dalam berpikir kreatif, dan keterampilan-keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis informasi. Model ini sebenarnya tidak lebih efektif dari pada metode-metode konvensional dalam hal pemerolehan informasi, tetapi latihan ini seefisien metode pengulangan dan pengajaran yang dibarengi dengan pengalaman-pengalaman laboratorium. Metode tersebut dapat bekerja dengan baik asalkan ada banyak pertentangan, yang memunculkan teka-teki dan membangkitkan rasa ingin tahu, dan ada materi-materi instruksional yang dapat digunakan siswa untuk mengeksplorasi topik-topik penelitian. Baik siswa sekolah

(17)

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training

Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Materi Pokok Tekanan Kelas VIII Semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang ada di sekolah, yaitu:

1. Perspektif siswa akan pelajaran IPA yang kurang baik; 2. Kurang tepatnya model pembelajaran IPA yang digunakan;

3. Keadaan siswa yang hanya menerima pengetahuan dari guru saja tanpa berinisiatif menemukannya sendiri;

4. Kurang adanya praktik atas teori yang dipelajari dan penggunaan laboratorium yang kurang efektif disekolah;

5. Proses pembelajaran IPA masih cenderung berbasis hafalan teori, konsep dan rumus serta tidak didasarkan pada pengalaman siswa yang menyebabkan rendahnya keterampilan proses sains (KPS).

1.3Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian adalah:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran inquiry training untuk siswa kelas VIII Semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016 pada materi pokok tekanan.

(18)

7

1.4Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimanakah keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016?

2. Bagaimanakah keterampilan proses sains siswa dengan model pembelajaran inquiry training pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP

Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa dengan model inquiry training pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

(19)

2. Bagi guru, sebagai bahan alternatif dalam penggunaan model pembelajaran di dalam kelas untuk peningkatan keterampilan proses sains siswa.

1.7 Definisi Operasional

1. Model pembelajaran merupakan pola interaksi peserta didik dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang ditetapkan dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 2. Model pembelajaran Inquiry Training adalah upaya pengembangan para

pembelajar yang mandiri, metodenya mensyaratkan partisipasi aktif siswa dalam penelitian ilmiah. Siswa sebenarnya memiliki rasa ingin tahu dan hasrat yang besar untuk tumbuh dan berkembang. Model pembelajaran Inquiry Training memanfaatkan eksplorasi kegairahan alami siswa, memberikan siswa arahan-arahan khusus sehingga siswa dapat mengeksplorasi bidang-bidang baru secara efektif (Joyce, 2009:202).

(20)

55

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan dan pengujian hipotesis maka disimpulkan bahwa:

1. Keterampilan proses sains siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016 memiliki nilai rata-rata pretes 20,84 dan postes 48,19 mengalami peningkatan nilai rata-rata hanya sebesar 27,35.

2. Keterampilan proses sains siswa dengan model inquiry training pada materi pokok tekanan di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016 memiliki nilai rata-rata pretes 21,22 dan postes 52,45 mengalami

peningkatan nilai rata-rata sebesar 31,23.

3. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran inquiry training terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi pokok tekanan

di kelas VIII semester II SMP Negeri 17 Medan T.P. 2015/2016.

5.2 Saran

Peneliti mempunyai saran-saran sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih melatih siswa dalam mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan fenomena yang didemonstrasikan kepada siswa. Hal ini bertujuan agar siswa mampu mendapatkan petunjuk

untuk menjawab penyebab terjadinya fenomena tersebut.

2. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dapat mengolaborasi pembelajaran yang lebih atraktif dan sederhana seperti halnya penerapan pola permainan dalam belajar untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap materi tekanan.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Aktamis, Hilal, (2008), The effect of scientific process skills education on student’s scientific creativity, science attitedes and academic achievements, Vol. 9, Issue 1, Article 4 [online]. (Diakses 25 januari 2016)

Azizah, A., dan Parmin, (2012), Inquiry Training Untuk Mengembangkan Keterampilan Meneliti Mahasiswa, Unnes Science Education Journal, 1 : 1-11

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2012), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed, Medan

Gillani, B. B., (2010) Inquiry-Based Training Model and The Design of E-Learning Environments, Informing Science Institute Journal, 7 : 1-9

Hakim, A., dkk, (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Inquiry Training dan Konvensional pada Materi Pokok Gaya dan Hukum Newton di Kelas VII SMP Negeri 17 Medan, Jurnal Online Pendidikan Fisika, 1 : 8-16

Harahap, F., (2012), Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Suhu dan Pengukurannya di Kelas VII Semester I MTs. Negeri 2 Medan T.P. 2012/2013, Skripsi FMIPA Unimed, Medan

Istarani, (2011), 58 model pembelajaran inovatif, Media persada, Medan

Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2009). Models Of Teaching. Yogyakarta: Percetakan Pustaka Belajar

Kanginan, Marthen, (2002), IPA FISIKA untuk SMP Kelas VIII, Erlangga, Jakarta

Pandey, A., (2011), Effectiveness of Inquiry Training Model over Conventional Teaching Method on Academic Achievement of Science Students in India, Journal of Innovative Research in Education, 1 : 7-20

(22)

57

Mata Pelajaran Fisika. Jurnal Penelitian Inovasi Pembelajaran Fisika: 25-30, ISSN 2085-5281. (Diakses 23 Desember 2015)

Sirait, R. dan Sahyar, (2013), Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika dan Hasil Belajar Fisika Pada Pembelajaran Menggunakan Model Inquiry Training Pada Materi Listrik Dinamis, Jurnal Online Pendidikan Fisika, 2 : 1-9

Sudjana, (2012), Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung

Tim Abdi Guru, (2013), IPA TERPADU untuk SMP/MTs Kelas VIII, Erlangga, Jakarta

Gambar

Gambar 2.1    Dampak Model Pembelajaran Inquiry Training
Tabel 2.1  Sintaks model inquiry training

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan proses sains fisika yang menggunakan model pembelajaran Inquiry Training menggunakan media PhET berbeda dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil keterampilan proses sains siswa dengan penerapan model pembelajaran Inquiry Training menggunakan media

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap hasil belajar keterampilan proses sains dan mengetahui aktivitas belajar

Penelitian ini bertujuan : untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains siswa dengan penerapan model pembelajaran Inquiry Training menggunakan media PhET

TETTY OMPUSUNGGU NIM.. Efek Model Inquiry Training Dan Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Keterampilan Proses Sains Fisika Siswa SMP. Medan: Program

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training dan model pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa pada kelas yang diajarkan dengan model inquiry training menggunakan komik fisika

PENUTUP Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran inquiry training terhadap keterampilan proses sains siswa, dibuktikan dengan adanya perbedaan rata-rata hasil pretest dan