• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

Jumlia Syaulani Rizki Dalimunthe NIM 4121121015

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING

TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PEMBELAJARAN FISIKA

Jumlia Syaulani Rizki Dalimunthe (4121121015)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang diterapkan dengan model pembelajaran inquiry training, pembelajaran konvensional serta untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu (quasi experimental) dengan desain penelitian Two Group Pretes – Posttes design. Sampel kelas diambil dengan metode cluster random sampling. Sampel penelitian adalah kelas X-A sebagai kelas eksperimen dan kelas X-C sebagai kelas kontrol di sekolah MAS Al Wasliyah 22 Tembung. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar keterampilan proses sains dalam bentuk essay dengan jumlah soal 10 buah. Berdasarkan hasil analisis data pretes di peroleh rata-rata kelas eksperimen 37,5 dengan standar deviasi 6,93 dan rata-rata kelas kontrol 36,8 dengan standar deviasi 7,10. Ini menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas sama. Kemudian kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen dengan model pembelajaraninquiry trainingdan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Hasil yang diperoleh rata-rata postes kelas eksperimen 74,83 dan kelas kontrol 69,07. Kedua kelompok berdistribusi normal dan varians kedua kelas homogen. Hal ini menunjukkan ada perbedaan akibat pengaruh model pembelajaraninquiry trainingterhadap keterampilan proses sains pada pembelajaran fisika.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul. “Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Training Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Nurdin Bukit, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd, dan Bapak Drs. Ratelit Tarigan, M.Pd, dan Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd selaku dosen pembanding yang telah memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Derlina, M.Si, selaku dosen pembimbing Akademik dan bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. J.B. Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak dr. Asrin Lubis, M.Pd, selaku dekan FMIPA Unimed. Terima kasih juga kepada Ibu Duma Sari Harahap selaku guru bidang studi fisika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan Ibu kepala sekolah MAS Al Wasliyah 22 Tembung atas ijin penelitian yang diberikan.

(6)

v

penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Juga teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada Evitamala Siregar, Khoirul Ikhsan Pane, Nurjanna Lubis, Rahimah Ulfah, Rizki Fadilah Pulungan , Rani Nurjaini Harahap dan Zulviana O Saragi yang selalu setia mendampingi dan selalu memberi semangat serta dukungannya kepada saya mulai dari penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Kepada rekan-rekan seperjuangan Dik B 2012 terimakasih untuk masukan dan motivasinya juga untuk teman-teman yang tidak sempat disebutkan namanya.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Pebruari 2017 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 4

1.3. Batasan Masalah 5

1.4. Rumusan Masalah 5

1.5. Tujuan Penelitian 5

1.6. Manfaat Penelitian 6

1.7. Definisi Operasional 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7

2.1. Tinjauan Pustaka 7

2.1.1. Pengertian Model Pembelajaran 7

2.1.1.1. Orientasi Model PembelajaranInquiry Training 8 2.1.1.2. Sturuktur Model PembelajaranInquiry Training 10 2.1.1.3. Sistem Sosial Model PembelajaranInquiry Training 12 2.1.1.4. Peran/Tugas Guru dalam ModelInquiry Training 12 2.1.1.5. Dampak Intruksional dan PengiringInquiry Training 13 2.1.1.6. Teori Belajar yang Mendukung ModelInquiry Training 13

(8)

vii

2.1.2.1. Pengertian Keterampilan Proses Sains 15 2.1.2.2. Indikator Keterampilan Proses Sains 16

2.1.3. Hasil Penelitian yang Relevan 16

2.1.4. Materi Pembelajaran 19

2.1.5. Kerangka Konseptual 22

2.1.6. Hipotesis Penelitian 24

BAB III METODE PENELITIAN 25

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 25

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 25

3.2.1 . Populasi Penelitian 25

3.2.2. Sampel Penelitian 25

3.3. Variabel Penelitian 25

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 26

3.4.1. Jenis Penelitian 26

3.4.2. Desain Penelitian 26

3.5. Prosedur Penelitian 27

3.6. Instrumen Penelitian 30

3.6.1. Instrumen Keterampilan Proses Sains 30

3.6.2. Validitas Tes 31

3.6.2.1. Reliabilitas Tes 31

3.7 Teknik Analisis Data 32

3.7.1. Uji Normalitas Data 32

3.7.2. Uji Homogenitas 33

3.7.3. Uji Hipotesis 34

3.7.3.1. Uji Kemampuan Pretest 34

3.7.3.2. Uji Kemampuan Posttest 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37

4.1 Hasil Penelitian 37

(9)

4.2 Pengujian Analisis Data Pretes 38

4.2.1 Uji Normalitas 38

4.2.2 Uji Homogenitas 41

4.2.3 Pengujian Hipotesis 42

4.2.3.1 Uji Kemampuan Awal / Pretes Siswa (uji t dua pihak) 42

4.3 Perlakuan Dalam Pelaksanaan Penelitian 43

4.4 Data Nilai Postes 46

4.5 Pengujian Analisis Data Postes 47

4.5.1 Uji Normalitas 48

4.5.2 Uji Homogenitas 50

4.5.3 Uji Kemampuan Postes Siswa (uji t satu pihak) 51

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 57

5.1 Kesimpulan 57

5.2 Saran 57

DAFTAR PUSTAKA 59

(10)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1. Skema Rencana Penelitian 29 Gambar.4.1. Data pretes kelas eksperimen dan kelas kontrol 38 Gambar.4.2. Observasi KPS tiap pertemuan 45 Gambar.4.3. Perbandingan pengamatan KPS tiap pertemuan 45 Gambar.4.4. Data postes kelas eksperimen dan kelas kontrol 47 Gambar .4.5.Hubungan model pembelajaran terhadap keterampilan proses sains

(11)

Halaman Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas

Ekperimen

61

Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa 82

Lampiran 3. Bahan Ajar 92

Lampiran 4. Evaluasi 97

Lampiran 5. Tabel Spesifikasi Hasil Belajar Hukum Newton 102

Lampiran 6. Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains 111

Lampiran 7. Penilaian sikap KPS 123

Lampiran 8. Pretest Kelas Eksperimen 120

Lampiran 9. Pretest Kelas Kontrol 126

Lampiran 10. Posttest Kelas Eksperimen 130

Lampiran 11. Posttest Kelas kontrol 132

Lampiran 12. Perhitungan Rata-Rata, Varians dan Standar Deviasi 134

Lampiran 13. Uji Normalitas 136

Lampiran 14. Uji homogenitas 140

Lampiran 15. Uji Hipotesis 142

Lampiran 16. Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 146

(12)

xii

Lampiran 18. Daftar Nilai Kritis untuk Uji Lilifors 150

Lampiran 19. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t 151

Lampiran 20. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva 0 ke z 152

Lampiran 21. Dokumentasi Penelitian 153

Lampiran 22. Surat Persetujuan Dosen PS 156

Lampiran 23. Surat Penelitian 157

(13)

1.1. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran sains, khususnya mata pelajaran Fisika, masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah. Kegiatan pembelajaran fisika lebih menekankan pada pembelajaran langsung untuk meningkatkan kompetensi siswa agar mampu berpikir kritis dan sistematis dalam memahami konsep fisika, sehingga siswa memperoleh pemahaman yang benar tentang fisika. Namun, fakta dilapangan menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pelajaran fisika masih sangat kurang, sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di MAS Al Wasliyah 22 Tembung, dan dari angket tersebut didapati 17 % siswa menyatakan bahwa pelajaran fisika mudah dan menyenangkan, 70% siswa mengatakan fisika itu sulit dan kurang menarik, 7 % siswa mengatakan bahwa pelajaran fisika biasa saja, dan 6 % siswa mengatakan bahwa pelajaran fisika membosankan.

Selain angket, peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak guru,. Guru tersebut mengatakan siswa memilki kecenderungan tidak aktif bertanya ketika mereka tidak mengerti akan materi yang di jelaskan sehingga menyebabkan proses belajar mengajar menjadi kaku.

Ketidaksiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran fisika memicu rendahnya aktivitas siswa dalam mempelajari pelajaran fisika akibatnya siswa seringkali mengalami kebingungan dalam menyelesaikan soal-soal fisika. Kebingungan yang dialami siswa terjadi ketika pemberian soal yang sama dengan contoh dengan pengubahan sedikit angka tetapi mereka tidak dapat menyelesaikannya.

(14)

2

tidak adanya ruangan untuk menjadi tempat laboratorium. Namun, ketika ada suatu eksperimen sederhana, maka eksperimen tersebut cenderung dilakukan di dalam kelas dengan inisiatif guru fisika itu sendiri.

Hal ini juga mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar khususnya mata pelajaran fisika yang masih belum mencapai KKM. Diperoleh data hasil belajar fisika siswa yang pada umumnya masih rendah yaitu rata-rata 55. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang akan dicapai adalah 75.

Sehingga pada akhirnya pembelajaran yang selalu dilakukan di kelas adalah model pembelajaran yang masih cenderung berpusat pada guru (teacher-centered), sehingga membuat siswa menjadi cenderung pasif karena selama proses pembelajaran siswa hanya mendengarkan penjelasan dan setelah itu mengerjakan soal-soal. Kurangnya variasi dalam model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar juga diakui guru fisika tersebut sebagai suatu hal yang membuat siswa menjadi selalu terlihat bosan dan kurang tertarik dengan pembahasan materi fisika.

Untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar fisika siswa maka diperlukan usaha yang serius salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran inquiry training dimana model pembelajaran ini dapat membantu membentuk konsep dan menyelesaikan masalah-masalah dalam pembelajaran. Menurut Joyce et al (2003) model ini fokus terhadap kemampuan siswa untuk mengamati, menyusun data, memahami informasi, membentuk konsep, menggunakan simbol-simbol verbal dan nonverbal dan menyelesaikan masalah masalah.( Hidayat,M.I., Harahap,M.B.,2015: 27 )

Tujuan umum model pembelajaraninquiry training adalah membantu siswa mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan untuk meningkatkan pertanyaan – pertanyaan dan pencarian jawaban yang terpendam dari rasa keingintahuan siswa (Joyceet al., 2011: 200 ).

(15)

dicapai oleh siswa dan pada tahap ini peneliti memberikan masalah kepada siswa dengan menunjukkan peristiwa sederhana yang terjadi di sekitar. Pada tahap mengorganisasi siswa untuk belajar (kedua), peneliti memberikan materi pelajaran yang dipelajari kemudian membentuk kelompok-kelompok belajar dan melakukan percobaan (eksperimen). Pada tahap penyelidikan individual maupun kelompok (ketiga), peneliti membimbing setiap siswa untuk mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah, dan melakukan percobaan (eksperimen) sekali lagi. Pada tahap mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya (keempat), peneliti membantu setiap kelompok menyelesaikan dan menjawab semua permasalahan yang ada, serta mempersentasikan hasil diskusi kelompok yang sudah disiapkan, kemudian kelompok yang lain diberikan kesempatan memberikan pendapat atau masukan. Pada tahap menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah (kelima), peneliti membantu siswa dalam mengkaji ulang pemecahan masalah sesuai dengan tujuan pembelajaran dan memberikan penguatan pada pemecahan masalah tersebut dan pada tahap ini peneliti membuat tes evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa.

(16)

4

Menurut Hosnan (2014), keterampilan proses sains adalah proses belajar mengajar yang menekankan kepada keterampilan memperoleh pengetahuan, dan mengkomunikasikan perolehannya itu. Keterampilan proses berarti pula sebagai perlakuan yang diterapkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan daya pikir dan kreasi secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan. Tujuan dari keterampilan proses adalah mengembangkan kreativitas siswa dalam belajar sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan dan menerapkan kemampuan-kemampuannya.

Dari uraian permasalahan diatas, maka peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry TrainingTerhadap Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika. “

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka diambil pokok -pokok masalah sebagai berikut :

1. Siswa memiliki kecenderungan untuk tidak aktif bertanya apabila menemui kesulitan dalam proses pembelajaran.

2. Siswa merasa kesulitan apabila di berikan soal-soal dengan tipe yang berbeda dengan contoh.

3. Hasil belajar fisika siswa kurang maksimal dibanding mata pelajaran lain.

4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran seperti tidak adanya laboratorium dan media .

(17)

di fokuskan pada siswa kelas X di MAS Al Wasliyah 22 Tembung tahun ajaran 2016/2017 :

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal dengan tipe yang berbeda dari contoh.

2. Penelitian dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan eksperimen.

3. Model pembelajaran yang di gunakan adalah model pembelajaran Inquiry Training.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah penelitian di MAS Al Wasliyah 22 Tembung pada kelas X pada materi pokok Hukum Newton tahun 2016/2017 :

1. Bagaimana keterampilan proses sains siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaraninquiry training?

2. Bagaimana keterampilan proses sains siswa yang diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional?

3. Apakah ada perbedaan antara keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training dan dengan pembelajaran konvensional?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah di jelaskan diatas, maka tujuan penelitian di MAS Al Wasliyah 22 Tembung pada kelas X pada materi pokok Hukum Newton tahun 2016/2017 :

1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa yang diajarkan menggunakan model pembelajaraninquiry training.

(18)

6

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara keterampilan proses sains siswa yang diajarkan dengan model pembelajaraninquiry training dan dengan pembelajaran konvensional.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan :

1. Sebagai pedoman bagi peneliti sebagai calon guru memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan suatu pendekatan pembelajaran.

2. Memberikan suatu pengetahuan mengenai model atau pendekatan pembelajaran yang dapat di gunakan dalam kegiatan eksperimen.

3. Memberikan suasana pembelajaran yang berbeda bagi siswa dalam proses pembelajaran fisika.

4. Meningkatkan keterampilan proses sains bagi siswa.

1.7 Definisi Operasional

Untuk memperjelas istilah yang digunakan dalam penelitian ini maka dibuat suatu defenisi operasional sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Inquiry Training merupakan model pembelajaran yang melatih siswa untuk belajar berangkat dari fakta menuju teori yang dirancang untuk membawa siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah melalui latihan yang dapat memadatkan proses ilmiah tersebut ke dalam periode waktu yang singkat (Joyceet al, 2011: 200 ). 2. Keterampilan proses sains dalam penelitian ini adalah mengobservasi,

(19)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di MAS Al Wasliyah 22 Tembung maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di MAS Al Wasliyah 22 Tembung maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar dengan menggunakan model inquiry training pada keterampilan proses sains dapat melewati nilai KKM dengan kriteria tuntas individu (18 siswa) dan kriteria tuntas kelas ( 66,7 % ).

2. Hasil belajar dengan menggunakan model konvensional pada keterampilan proses sains tidak dapat melewati nilai KKM dengan kriteria tidak tuntas individu ( 21 orang ) dan Kriteria tidak tuntas kelas (42,8 %).

3. Terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang diajarkan dengan model pembelajaran inquiry training dengan keterampilan proses sains yang diajarkan dengan model konvensional. Perbedaan diakibatkan adanya pengaruh model pembelajaran inquiry training terhadap keterampilan proses sains. Model inquiry training menjadikan siswa lebih aktif dalam menemukan dan mencari solusi dari suatu permasalahan, sedangkan model konvensional cenderung menjadikan siswa lebih pasif dalam pembelajaran. 5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh di MAS Al Wasliyah 22 Tembung, maka peneliti memberikan saran :

1. Implementasi penerapan model pembelajaran inquiry training menambah wawasan guru dan menambah kepustakaan pribadinya.

2. Dalam penerapan model inquiry training, melatih siswa dalam melakukan pemecahan masalah sehingga siswa lebih bersemangat , antusias dan aktif dalam proses pembelajaran.

(20)

58

4. Pada saat presentasi kelompok masih ada siswa yang tidak mendengar dan menyimak. Bagi guru atau peneliti sebelum melakukan presentasi proses harus di jelaskan secara jelas dan menunjuk moderator pada setiap kelompok, sehingga moderator dapat bertanggung jawab pada kelompoknya.

5. Pada saat melakukan demonstrasi masih ada beberapa siswa yang tidak memahami dan memperhatikan. Guru atau peneliti disarankan menjelaskan terlebih dahulu prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan demonstrasi tersebut.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Sani, A. R., (2012),Pengembangan Laboratorium Fisika, Unimed Press, Medan.

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar, Pustaka

Belajar, Yogyakarta.

Azizah, N., Indrawati., (2014), Penerapan Model Inkuiri Terbimbing Untuk

Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X-C MAN JEMBER, 3(3), 235-241.

Dara, F., (2016), Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Interaksi

Model Inquiry Training Menggunakan Mind Mapping, 2(1),38-45.

Dimyati., Mudjiono., (2009),Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.

Hakim,A., Derlina., (2012), Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Dibelajarkan

dengan Model Inquiry Training dan Konvensional pada Materi Pokok Gaya dan Hukum Newton di Kelas VIII SMP N 17 MEDAN,1(1),8-16.

Hamalik, O., (2010),Proses Belajar Mengajar,Bumi Aksara,Jakarta.

Hidayat,M.I., Harahap,M.B., (2015), Efek Model Inquiry Training Berbasis

Multimedia Lectora dan Kemampuan Berpikir Formal Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa,4(1),25-32.

Hosnan, (2014), Pendekatan Scientifik dan Konstektual dalam Pembelajaran

Abad 21,Bogor.

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan.

Joyce, B., Weil, M., and Calhoun, E., (2009),Model’s of Teaching Edisi Delapan,

Pustaka Belajar, Yogyakarta.

Kanginan, M., (2013),Fisika Untuk SMA Kelas X,Erlangga, Jakarta.

Khalid, A., Azeem, M., (2012), Constructivist VS Traditional: Effective

Instructional Approach In Teacher Education, International Journal Of

Humanities and Social Science.Lahore-Pakistan, 2(5)170-177.

Khan, M., Iqbal, Muhammad Zafar., (2011), Effect of Inquiry Lab Teaching

(22)

60

Pandey,A., Nanda, G.K., Ranjan,V., (2011), Effectivieness of Inquiry Training

Model Over Conventional Teaching Method on Academic Achievment of Science Students In India, Journal of Innovative Research In Education,1 (1), 7-20.

Ratna, T., Turnip,B., (2013), Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Unimed Press,

Medan.

Sanjaya,W., (2011), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Kencana Prenada Media,Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka

Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2009),Metoda Statistika, Tarsito,Bandung.

Suparmi, S., Windha., (2013), Pengaruh Metode Inkuiri Terbimbing dan Proyek,

Kreativitas, serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi Belajar Siswa, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9,28-34.

Toenas,S.J.I., Suharno,W., Sajidan., (2012), Online Physics Module: Penerapan

Model Inquiry Training Melalui Teknik Peta Konsep dan Teknik Puzzle di Tinjau dari Tingkat Keberagaman Aktivitas Belajar dan Kemampuan Memori,Jurnal Pasca UNS, 1(3),2252-7893.

Trianto, (2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif – Progresif, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta .

Wenning, C.J., (2010), Levels of inquiry: Using inquiry spectrum learning

sequences to teach science, Journal of Physics Teacher Education Online,

5(4), 11-19.

Widayanto,(2009), Pengembangan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa

Kelas X Melalui KIT Optik, 5, 1-7.

Wiyanto, Y. Subagyo., (2009), Pembelajaran dan Pendekatan Keterampilan

Proses Sains untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Suhu dan Pemuaian, Jurnal Pendidikan Fisika 5 ,42-46.

Yulianti, (2011), Pembelajaran Sains dengan Pendekatan Keterampilan Proses

Gambar

Gambar 3.1. Skema Rencana Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

[r]

The writer will use a psychoanalytic approach theory as the approach to analyze this movie because the major character Walter Black that suffers major

Hasil perhitungan menggunakan analisis sensitivitas laba menunjukkan faktor yang berpengaruh terhadap perubahan tingkat profitabilitas Bank Central Asia dan Bank

Dengan berkembangnya bidang jasa Event Organizer pada saat perusahaan akana. menyelenggarakan suatu event maka semua penyedia jasa event akan

Pada suhu 70°c, warna tempe yang dihasilkan adalah coklat dengan tekstur kering rnerata. Jenis

[r]

TITANAT DARI TITANIA TEKNIS SEBAGAI ELEKTRODA BATERAI ION LITIUM ” belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

Tesis yang berjudul : “ PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN ACCELERATION SPRINT DAN HOLLOW SPRINT TERHADAP PRESTASI SPRINT 100 METER DITINJAU DARI RASIO PANJANG