• Tidak ada hasil yang ditemukan

Debt to equity ratio (DER) dan economic value added (EVA) terhadap return saham : (studi kasus pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Debt to equity ratio (DER) dan economic value added (EVA) terhadap return saham : (studi kasus pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia)"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama Lengkap : Prestroika

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 02 Januari 1992

Agama : Kristen

Jenis Kelamin : Laki-Laki Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Cicalengka Raya No. 3 RT 003/002 Bandung

No HP : 083829842976

Email : prestroikam@yahoo.co.id

II.Data Pendidikan Pendidikan Formal

1. 1996-1997 : TK Karya Putra III 2. 1997-2003 : SDN 14 Bandung 3. 2003-2006 : SMPN 45 Bandung 4. 2006-2009 : SMA Kartika Siliwangi I

(5)

Bursa Efek Indonesia)

THE INFLUENCE OF DEBT TO EQUITY RATIO (DER) AND

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TO STOCK RETURN

(

Case Study on the Mining Companies Listing in Indonesia Stock

Exchange

)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi Disusun Oleh :

PRESTROIKA

21109003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(6)

iii

Esa yang memberikan rahmat dan kasih karunia sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat beberapa kesalahan dan kekurangan, mengingat keterbatasan peneliti dalam hal ilmu pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang peneliti miliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat peneliti harapkan.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Wati Aris Astuti, SE.,M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu guna membimbing, mengarahkan dan memberikan petunjuk yang sangat berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.

Dalam mempersiapkan dan menyelesaikan skripsi ini, peneliti telah banyak memperoleh bantuan baik berupa moril maupun materil serta dorongan dari berbagai pihak yang sangat membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini sehingga pada akhirnya memberikan semangat pada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

(7)

3. Dr. Surtikanti, S.E.,M.Si.,Ak., selaku Ketua Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Wati Aris Astuti, SE.,M.Si., selaku Sekertaris Prodi Akuntansi.

5. Seluruh Dosen pada Program Studi Akuntansi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi peneliti.

6. Sri Dewi Anggadini, SE.,M.Si selaku dosen wali yang telah membimbing peneliti sejak awal masuk kuliah sampai masa akhir kuliah.

7. Bursa Efek Indonesia yang telah memberikan perizinan yang dibutuhkan dalam penelitian skripsi ini.

8. Pusat Informasi Pasar Modal yang telah memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian skripsi ini.

9. Bapak dan Mamah tercinta, doa’a kasih sayangmu selalu menjadi kekuatan dan motivasi bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga anakmu ini dapat menjadi kebanggaan keluarga.

10. Abangku Budiyanto dan Kakaku Evi yang selalu memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada peneliti.

11. Semua keluarga peneliti yang selalu memberikan doa dan semangat kepada peneliti.

12. Teman-teman AK-1 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya.

(8)

14. Semua Pihak yang telah membantu sebelum dan selama pelaksanaan bimbingan dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Harapan peneliti semoga apa yang disajikan dalam skripsi ini memberikan manfaat yang besar khususnya bagi peneliti dan bagi semua pihak yang membaca pada umunya. Akhir kata, peneliti panjatkan do’a kepada Tuhan Yang Maha Esa, semoga amal berupa bantuan, dorongan dan do’a yang telah diberikan kepada peneliti akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Aamiin.

Bandung, Juli 2013 Peneliti

(9)

vi PERNYATAAN KEASLIAN

MOTTO

ABSTRAK ...i

ABSTRACT...ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR TABEL ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ...xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian… ...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...11

1.2.1 Identifikasi Masalah ...11

1.2.2 Rumusan Masalah ...12

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...12

1.3.1 Maksud Penelitian ...12

1.3.2 Tujuan Penelitian ...13

1.4 Kegunaan Penelitian ...13

1.4.1 Kegunaan Praktis ...13

(10)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...15

1.5.1 Lokasi Penelitian ...15

1.5.2 Waktu Penelitian ...15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka... ...17

2.1.1 Laporan Keuangan...17

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan...17

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ...18

2.1.1.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan ...19

2.1.1.4 Analisa Laporan Keuangan ...20

2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER) ...21

2.1.2.1 Pengertian Debt to Equity Ratio (DER) ...21

2.1.2.2 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) ...22

2.1.2.3 Komponen-Komponen Debt to Equity Ratio (DER) ...23

2.1.3 Economic Value Added (EVA) ...25

2.1.3.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) ...25

2.1.3.2 Manfaat Economic Value Added (EVA) ...27

2.1.3.3 Keunggulan Economic Value Added (EVA) ...28

2.1.3.4 Kelemahan Economic Value Added (EVA) ...29

2.1.3.5 Perhitungan Economic Value Added (EVA) ...30

(11)

2.1.4 Return Saham ...36

2.1.4.1 Pengertian Return Saham ...36

2.1.4.2 Jenis-Jenis Return Saham ...37

2.1.4.3 Komponen-Komponen Return Saham ...40

2.1.5 Penelitian Terdahulu...42

2.2 Kerangka Pemikiran...43

2.2.1 Hubungan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham ...47

2.2.2 Hubungan Economic Value Added terhadap Return Saham ...47

2.3 Hipotesis... ...49

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian...51

3.2 Metode Penelitian ...51

3.2.1 Desain Penelitian ...52

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ...54

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ...57

3.2.3.1 Sumber Data ...57

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...58

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data...63

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ...64

3.2.5.1 Rancangan Analisis ...64

(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian.. ...81

4.1.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ...81

4.1.1.1 Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ...81

4.1.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ...84

4.1.1.3 Uraian Tugas ...88

4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan di Bursa Efek Indonesia ...99

4.1.2 Analisis Deskriptif ...101

4.1.2.1 Debt to Equity Ratio...101

4.1.2.2 Economic Value Added ...106

4.1.2.3 Return Saham ...123

4.1.3 Analisis Verifikatif ...128

4.1.3.1 Hasil Estimasi Model Regressi ...129

4.1.3.2 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham ...135

4.1.3.3 Pengaruh Economic Value Added terhadap Return Saham ...138

4.1.3.4 Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Economic Value Added terhadap Return Saham ...141

4.2 Pembahasan... ...145

4.2.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham ...145

(13)

4.2.3 Pengaruh Debt to Equity Ratio dan Economic Value Added

terhadap Return Saham ...148

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... ...150

5.2 Saran... ...151

DAFTAR PUSTAKA ...154

(14)

154

Abdullah Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama, Penerbit: UMM Malang.

Agung Sugiarto. 2011. Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER dan PBV

Ratio terhadap Return Saham. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 3 No. 1

Ali Arifin. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi.

Bambang Riyanto. 2009. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat, BPFE, YOGYAKARTA.

Barratut Taqiyyah. 2011. Lonjakan harga minyak dunia tidak mampu mengangkat saham-saham pertambangan. Diakses 15 Februari, dari World Wide Web: http://investasi.kontan.co.id/news/lonjakan-harga-minyak-dunia-tidak-mampu-mengangkat-saham-saham-pertambangan-1.

Brigham dan Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Desy Arista dan Astohar. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Return Saham. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol 3 No

1, Mei 2012.

Egi Arvian. 2009. Analisis Return on Equity dan Price Earning Ratio (PER)

terhadap Return Saham. Bandung:UPI.

Eko Waluyo. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Return Saham. Jurnal Akuntansi Vol. 2, Januari 2012 Bandung:UPI.

Fahmie Poernamawatie. 2008. Pengaruh Price Book Ratio (PBV) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen

(15)

Fakhruddin & Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar

Saham. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Fayez Salim Haddad. 2012. The Relationship between Economic Value Added and

Stock Return: Evidence From Jordanian Banks. Journal of Finance and

Economics ISSN 1450-2887.

Gitman, Lawrence J. 2009. Principle of Managerial Finance, 12th Edition. Prentice Hall. Boston.

Hair, Joseph F,. Et al. 2006. Multivariate Data Analysis. Pearson Education, Inc: Upper Saddle River, New Jersey

Hansen dan Mowen. 2005. Akuntansi Manajemen Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Haymans, Adler Manurung. 2006. Cara Menilai Perusahaan. Jakarta: Gramedia. Hendri Effendi. 2008. Mengintip Prospek Saham Sektor Pertambangan Batu Bara.

Diakses 20 November, dari Word Wide Web:

http://economy.okezone.com/read/2008/07/21/212/129396/mengintip-prospek-saham-sektor-pertambangan-batu-bara.

Husein Umar. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi

Kedua. Jakarta: Rajawali Press

Husnan, S. 2004. Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 2, UPP AMP-YKPN, Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Iramani dan Erie Febrian. 2005. Financial Value Added: Suatu Paradigma dalam

Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Vol. 7 No. 1 Mei 2005.

Ita Trisnawati. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added

terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 11 No.1 April

2009.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja

(16)

James Van Horne dan Jhon M Wachowicz Penerjemah Dewi Fitriasari dan Deni Armas Kiwari. 2007. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan edisi 12 buku 2. Jakarta: Salemba Empat.

Jogiyanto Hartono. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

Jogiyanto H. M. M.B.A., Akuntan. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto Hartono. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE

Natarsyah. 2003. Analisis Beberapa Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko

Sistematis Terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,

15(3).

Nazir, Mochamad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Muhammad Samsul. 2010. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga

Mulyadi. 2009. Kekurangan dan Kelebihan ROI dan EVA, Jurnal Akuntansi Manajemen, 28 Desember 2009.

Munawir. 2001. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Otavio Ribeiro de Medeiros. 2009. Empirical evidence on the relationship

between EVA and Stock Returns in brazilian firms. ISSN : 1984-3925.

Robert Ang. 1997. Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia. Samsul M. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Erlangga.

Samsul, Mohammad. 2008. “Profesi Pasar Modal”. Jakarta: Erlangga

Sidharta Utama. 2000. Economic Value Added: Pengukuran dan Penciptaan Nilai Perusahaan. Manajemen dan Usahawan Indonesia.

Sofyan Syafri Harahap. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

(17)

Suprapti dan Nuraini. 2009. Pengaruh Pangsa Pasar, Rasio Leverage dan Rasio

Intensitas Modal pada Return Saham. Karisma, Vol 3(2): 139-146.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta

Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan Satu, Edisi Ke Empat, PT. Prehnhallindo.

Supangat, Andi. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan

Nonparametrik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sutrisno. 2000. Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua. Yogyakarta: EKONISIA.

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Ekonisia, Kampus Fakultas Ekonomi UII, Jakarta.

Taufik. 2005. Pengaruh Pendekatan Traditional Accounting dan Economic Value

Added terhadap Stock Return. Vol. 5, No. 10, Desember, p 1-14.

Tandelilin, Eduardus. 2010. Teori Portofolio dan Investasi. Yogyakarta: Kanisius. Teuku Mirza. 2001. EVA Sebagai Alat Penilai. Usahawan No. 04, Jakarta

Trihastutie. 2009. EVA Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan, Jurnal Akuntansi Manajemen, 05 Mei, 2009.

Umi, Narimawati dkk. 2010. Penulisan Karya Ilmiah: Panduan Awal Menyusun

Skripsi dan Tugas Akhir. Jakarta: Penerbit Genesis

Utomo, Lisa Linawati. 2001. EVA Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja

Manajemen Perusahaan. Jurnal Akuntansi Keuangan, Vol. 1 No.1, Mei,

p28-42

Vijay Govidarajan. 2005. Penerjemah F.X. Kurniawan Tjakrawala. “Sistem

Pengendalian Manajemen”. Edisi Pertama. Salemba Empat.

West, Tracey dan Andrew C. Worthington. 2004. Australian Evidence

Concerning the Information Content of Economic Value-Added. Vol. 29,

(18)

Wijaya Tunggal, Amin. 2001. Pengantar Konsep Economic Value Added (EVA)

dan Value Based Management (VBM). Harvarindo.

Wild, John, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis Laporan

Keuangan. Edisi Delapan, Buku Kesatu. Alih Bahasa : Yanivi dan

Nurwahyu. Jakarta: Salemba Empat.

Yeye Susilowati dan Tri Turyanto. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan

Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika

Keuangan dan Perbankan Vol.3 No.1 ISSN 1979-4878.

Young, S. David dan Stephen F. O’Byrne. 2001. EVA dan Manajemen

Berdasarkan Nilai: Panduan untuk Implementasi, Terjemahan Widjaja,

Lusy, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. www.bapepam.go.id

www.idx.co.id

(19)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara

(intermediaries). Fungsi ini menunjukan peran penting pasar modal dalam

menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Di samping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal. Asumsinya, investasi yang memberikan return yang relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar, dengan demikian dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara produktif oleh perusahaan-perusahaan tersebut (Eduardus Tandelilin, 2010:26).

(20)

membiayai berbagai kegiatannya sehingga meningkatkan kegiatan perekonomian negara dan kemakmuran masyarakat luas (Eduardus Tandelilin, 2010:61).

Bagi masyarakat, kehadiran pasar modal merupakan sarana investasi yang dapat menambah penghasilan. Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu yang tertentu. Tujuan investasi yang dilakukan oleh investor yaitu untuk memperoleh keuntungan berupa pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividen yield) maupun selisih dari harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). (Jogiyanto, 2008:5).

Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital gain, yaitu selisih positif antara harga jual dan harga beli dan deviden tunai yang diterima dari emiten karena perusahaan memperoleh keuntungan. Apabila harga jual lebih rendah daripada harga beli saham, maka investor akan menderita kerugian disebut capital loss (Muhammad Samsul, 2010:160).

(21)

gain atau juga bisa mengalami penurunan yang disebut capital loss (Eduardus Tandelilin, 2010:51).

Untuk menilai harga saham suatu emiten di masa yang akan datang dapat diketahui dengan melakukan analisis teknikal dan analisis fundamental seperti yang dijelaskan sebelumnya. Analisis teknikal merupakan upaya meramalkan harga saham di masa yang akan datang dengan mengamati fluktuasi harga saham tersebut pada waktu yang lalu. Sedangkan, analisis fundamental merupakan upaya untuk meramalkan harga saham di masa mendatang dengan cara mencari tahu informasi terbaru mengenai perusahaan dan informasi mengenai industri perusahaan tersebut (Egi Arvian, 2009).

Sebelum melakukan suatu investasi, para investor perlu mengetahui dan memilih saham-saham mana yang dapat memberikan keuntungan paling optimal bagi dana yang diinvestasikan. Dalam kegiatan analisis dan memilih saham, para investor memerlukan informasi-informasi yang relevan dan memadai melalui laporan keuangan perusahaan. Sehubungan dengan hal itu, Bapepam melalui keputusan ketua Bapepam No. Kep. 38/PM/1996 tentang laporan tahunan, telah mewajibkan para emiten untuk menyampaikan laporan tahunan agar terdapat transparansi dalam pengungkapan berbagai informasi yang berhubungan dengan kinerja emiten yang bersangkutan melalui keputusan ketua Bapepam No. Kep. 38/PM/1996 tentang laporan tahunan (www.bapepam.go.id).

(22)

yang diharapkan (expected return) akan diperoleh investor dimasa mendatang. Komponen return meliputi: (1) Capital gain/loss merupakan keuntungan (kerugian) bagi investor yang diperoleh dari kelebihan harga jual (harga beli) di atas harga beli (harga jual) yang keduanya terjadi di pasar sekunder. (2) Yield

merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima investor secara periodik, misalnya berupa deviden dan bunga. Yield dinyatakan dalam persentase dari modal yang ditanamkan (Abdul, 2003:30).

Sementara semakin tinggi harga pasar menunjukkan bahwa saham tersebut juga semakin diminati oleh investor karena dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang semakin besar pula. Capital gain atau yang sering disebut actual return merupakan selisih antara harga pasar periode sekarang dengan harga pasar periode sebelumnya. Kedua konsep tersebut

(deviden yield dan capital gain) merupakan total return yang akan diterima oleh

para pemegang saham (investor) dalam jangka panjang. Dengan demikian total

return merupakan tingkat kembalian investasi (return) yang merupakan

penjumlahan dari dividend yield dan capital gain (Jogiyanto, 2003:110).

Analisis rasio merupakan suatu bentuk atau cara yang umum digunakan dalam menganalisis laporan financial suatu perusahaan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan (Munawir, 2001:64).

(23)

yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk mengetahui apakah suatu perusahaan telah berhasil menciptakan suatu nilai atau tidak. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, dikembangkan suatu konsep baru yaitu Economic

Value Added (EVA) merupakan tujuan perusahaan untuk meningkatkan nilai atau

value added dari modal yang telah ditanamkan pemegang saham dalam operasi

perusahaan (Iramani, 2005).

Economic Value Added (EVA) dapat memprediksikan tingkat

pengembalian (return) investasi bagi investor. Konsep Economic Value Added

(EVA) ini secara sederhana menyatakan bahwa kinerja keuangan dikatakan baik apabila berhasil memperoleh laba di atas semua biaya modalnya (cost of capital).

Cost of capital merupakan konsep yang sangat penting dalam keuangan

perusahaan karena konsep ini dimaksudkan untuk dapat menentukan besarnya riil yang harus ditanggung perusahaan untuk memperoleh dana dari suatu sumber. Setiap kali perusahaan memerlukan dana, baik dari modal pinjaman maupun dari modal sendiri, akan timbul biaya-biaya penggunaan dana-dana tersebut. Economic

Value Added adalah alat ukur yang paling sesuai untuk mengukur kinerja yang

berkaitan langsung dengan kemakmuran pemegang saham sepanjang waktu karena Economic Value Added (EVA) mempertimbangkan biaya modal (Utomo, 2001).

(24)

harga saham yang diikuti dengan peningkatan return saham kepada pemegang saham. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memberikan nilai tambah kepada pemegang saham maka hal ini akan dianggap sebagai sinyal yang buruk bagi investor. Sehingga volume perdagangan saham tersebut akan menurun. Ketika permintaan menurun akan berpengaruh terhadap menurunnya harga saham yang diikuti dengan penurunan return saham kepada pemegang saham (Waluyo, 2012).

Konsep selanjutnya yang dapat digunakan oleh para investor sebagai acuan dalam berinvestasi adalah Rasio Leverage. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Debt to Equity Ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukkan oleh berapa bagian dari modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. DER juga memberikan jaminan tentang seberapa besar hutang-hutang perusahaan dijamin modal sendiri. (Susilowati, 2011)

(25)

dalam menanamkan dananya ini akan berdampak pada penurunan harga saham perusahaan, yang dibarengi dengan supply saham yang relative tetap akan mengakibatkan return perusahaan juga semakin menurun (Natarsyah, 2003).

Dengan mengetahui indikator Debt to Equity Ratio (DER) dan Economic

Value Added (EVA) yang merupakan alat pengukur kinerja keuangan sebuah

perusahaan, para pemegang saham dapat mengetahui seberapa jauh efektifitas perusahaan dalam beroperasi. Sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengambil sebuah keputusan dalam berinvestasi bagi para investor sehingga dapat tercermin dari kemampuan perusahaan memberikan return saham kepada pemegang saham.

(26)

ITMG mengalami penguatan 107 persen, pada periode yang sama (Hendri Effendi, 2008).

Christine salim, Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, mengatakan saham emiten produsen batu bara banyak di beli investor karena realisasi kinerja keuangan kuartal I 2011 diprediksi meningkat tajam dibanding periode yang sama 2010. Kenaikan harga minyak terus berlangsung, membawa dampak cukup bagus bagi emiten pertambangan. Kondisi ini memicu aksi beli investor untuk saham emiten pertambangan, terutama yang berbasis batu bara. (Agus Dwi Darmawan, Hidayat Setiaji & Vicky Pranadja, 2011).

Franco Sutedjowidjojo, Kepala Riset Batavia Prosperindo Securities, mengatakan kinerja eminten pertambangan, khususnya batu bara berpotensi meningkat seiring kenaikan harga minyak. Harga minyak tinggi membuat kebutuhan bahan bakar alternatif meningkat, salah satunya batu bara (Agus Dwi Darmawan, Hidayat Setiaji & Vicky Pranadja, 2011).

(27)

Petroleum Energy (BIPI) turun 2,27% menjadi Rp 86, PT Aneka Tambang (ANTM) turun 2,25% menjadi Rp 2.175, dan Borneo Lumbung Energi (BORN) turun 1,27% menjadi Rp 1.560. Menurut Nico Omer, Vice President Valbury Asia Futures, kenaikan harga minyak dunia memang berpotensi untuk mendongkrak harga saham berbasis komoditas. “Namun di sisi lain, ada kecemasan yang berhubungan dengan tingkat inflasi” jelasnya (Barratut Taqiyyah, 2011).

Pengamat Pasar Modal Jimmy Dimas Wahyu menyatakan bahwa sektor yang tidak beruntung di tahun ini adalah saham sektor pertambangan yang kalkulasi sahamnya anjlok 24,64% (Dyah Ayu Kusumaningtyas, 2011). Harga saham sektor pertambangan sebanyak 19 perusahaan mengalami penurunan dari 33 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berikut ini Return Saham dan Debt to Equity Ratio (DER) Beberapa Perusahaan Sektor Pertambangan tahun 2009-2011.

Tabel 1.1

Return Saham dan Debt to Equity Ratio (DER) beberapa Perusahaan Sektor Pertambangan

Sumber: idx.co.id yang diolah

No. Perusahaan Tahun Return Saham DER

%

1. RUIS 2009 -0,5643 167,02%

2010 0,0929 178,00%

2011 0,1000 365,36%

2. ITMG 2009 0,5512 52,20%

2010 0,5959 51,13%

(28)

Berdasarkan tabel 1.1 diatas return saham RUIS pada tahun 2011 mengalami peningkatan, padahal debt to equity ratio pada tahun 2010 mengalami peningkatan. Hal ini dapat dikarenakan economic value added RUIS pada tahun 2010 mengalami peningkatan. EVA adalah ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan dan pada akhirnya return saham yang diperoleh juga meningkat (Eduardus Tandelilin, 2010:324).

Return Saham ITMG pada tahun 2011 mengalami penurunan tetapi debt to

equity ratio pada tahun 2010 mengalami penurunan. Hal ini bertentangan dengan

teori yang diungkapkan oleh Fakhruddin dan Hadianto (2001:61) yang menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dan ekuitas (modal sendiri). Semakin tinggi Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding hutangnya. Semakin kecil Rasio Hutang Terhadap Modal (Debt

to Equity Ratio) semakin baik bagi perusahaan atau semakin aman utang yang

(29)

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dan dijelaskan diatas, penulis melakukan penelitian dengan didukung oleh jurnal-jurnal ataupun penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi return

saham yang diperdagangkan di bursa efek yang telah banyak dilakukan oleh para peneliti.

Berdasarkan uraian di atas, Debt to Equity Ratio (DER) dan Economic

Value Added (EVA) umumnya berpengaruh terhadap Return Saham pada

Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul :

“Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) dan Economic Value Added (EVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian tentang pengaruh debt to equity ratio (DER) dan economic value added (EVA) terhadap

return saham ini antara lain:

1. Pada tahun 2011 harga komoditi naik tetapi tidak mampu mengangkat saham-saham pertambangan.

2. Peningkatan debt to equity ratio RUIS pada tahun 2010 tidak diikuti dengan penurunan return saham pada tahun 2011. Hal ini dapat dikarenakan economic

(30)

tambah kepada pemegang saham maka hal ini akan dianggap sebagai sinyal yang baik bagi investor untuk berinvestasi. Sehingga perdagangan atau permintaan dan penawaran akan terjadi. Ketika banyak investor yang menanamkan sahamnya akan berpengaruh terhadap meningkatnya harga saham yang diikuti dengan peningkatan return saham kepada pemegang saham. 3. Penurunan debt to equity ratio ITMG pada tahun 2010 tidak diikuti dengan

peningkatan return saham pada tahun 2011.

1.2.2 Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian tentang Pengaruh debt to equity ratio (DER) dan economic value added (EVA) terhadap

return saham antara lain :

1. Seberapa besar pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

2. Seberapa besar pengaruh economic value added (EVA) terhadap return

saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

3. Seberapa besar pengaruh debt to equity ratio (DER) dan economic value

added (EVA) terhadap return saham pada perusahaan pertambangan yang

terdaftar di BEI.

(31)

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh debt to

equity ratio dan economic value added terhadap return saham pada Perusahaan

Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar debt to equity ratio (DER) terhadap

return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

2. Untuk mengetahui seberapa besar economic value added (EVA) terhadap return saham pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh debt to equity ratio (DER)

dan economic value added (EVA) terhadap return saham pada

perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi perusahaan mengenai pengaruh debt to equity ratio dan

economic value added terhadap return saham.

(32)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang debt to

equity ratio (DER) daneconomic value added (EVA) terhadap return

saham perusahaan sebagai tambahan informasi dalam proses pengambilan keputusan sehingga memberikan informasi bagi para investor dan dapat dijadikan masukan untuk membantu pihak manajemen terutama untuk menilai kinerja perusahaan mereka dengan

debt to equity ratio (DER)dan economic value added (EVA) sehingga

dapat memfokuskan kegiatan usaha mereka dengan semaksimal mungkin.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi serta dapat dijadikan referensi mengenai Pengaruh debt to equity ratio (DER),

economic value added (EVA) dan return saham.

2. Bagi Peneliti

Memberikan informasi dan kontribusi yang berguna untuk pengembangan penelitian saham terutama dalam debt to equity ratio

(DER) dan economic value added (EVA) terhadap return saham. 3. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan, umumnya mengenai investasi, khususnya mengenai debt to equity

(33)

serta sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam bidang yang sama.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan mengambil data sekunder yang diperoleh dari Pusat Informasi Pasar Modal yang beralamatkan di jalan Veteran No. 10 Bandung dan melalui situs internet yang beralamatkan www.yahoofinance.com.

1.5.2 Waktu Penelitian

(34)

Tabel 1.2

Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Uraian

2013

Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

Pra Survei : a.Persiapan Judul b.Persiapan Teori c. Pengajuan Judul d.Pencarian Perusahaan

2.

Usulan Penelitian : a.Penulisan UP b.Bimbingan UP c. Sidang UP d.Revisi UP 3. Pengumpulan Data 4. Pengolahan Data

5.

Penyusunan Skripsi : a.Bimbingan Skripsi b.Sidang Skripsi c. Revisi Skripsi d.Pengumpulan Draft

(35)

17 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Laporan Keuangan

2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Setiap perusahaan yang terdaftar di bursa efek wajib menyajikan laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak eksternal, misalnya investor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan investasi dana mereka.

Pertanggung jawaban manajer atas pengelolaan perusahaan diwujudkan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hal-hal yang telah dicapai oleh perusahaan. Berikut ini terdapat pengertian laporan keuangan dari pendapat beberapa ahli dan pakar akuntansi:

Pengertian laporan keuangan menurut S. Munawir (2004:2) menyatakan bahwa:

“Laporan Keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:2) mengemukakan bahwa:

(36)

berbagai cara misalnya sebagai Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan”.

Sedangkan menurut Kasmir (2008:7) berpendapat bahwa:

“Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu instrumen yang sangat penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan berisi informasi-informasi penting yang terkait dengan kinerja keuangan serta informasi penting lainnya yang berharga bagi pengguna laporan keuangan.

2.1.1.2 Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:66) menyatakan bahwa:

“Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakainya untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan”.

Menurut Kasmir (2008:11) beberapa tujuan laporan keuangan digolongkan sebagai berikut:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan pada suatu periode tertentu.

(37)

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. 8. Informasi keuangan lainnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi dan kewajiban perusahaan, untuk memberikan informasi tentang sumber-sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha, serta untuk memberikan informasi-informasi lainnya yang dibutuhkan pemakai laporan keuangan.

2.1.1.3 Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Menurut S. Munawir (2004:13) menyatakan bahwa:

“Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan Perubahan Modal atau Laba yang Ditahan, walaupun dalam prakteknya sering diikutsertakan beberapa daftar yang sifatnya untuk memeperoleh kejelasan lebih lanjut. Misalnya, Laporan Perubahan Modal Kerja, Laporan Arus Kas, Perhitungan Harga Pokok, maupun daftar-daftar lampiran lain”.

Sedangkan menurut Kasmir (2008:28) secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa disusun, yaitu:

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal 4. Laporan arus kas

5. Laporan catatan atas laporan keuangan

Berikut ini penjelasan dari klasifikasi jenis laporan keuangan yang telah dipaparkan sebelumnya:

(38)

Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau yang tidak langsung terhadap kas.

5. Laporan Catatan atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu, artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberikan penjelasan terlebih dahulu sehingga jelas”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan laporan keuangan terdiri dari neraca, laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan laporan catatan atas laporan keuangan.

2.1.1.4 Analisa Laporan Keuangan

Kondisi keuangan merupakan suatu keadaan atau posisi keuangan suatu instansi atau perusahaan yang dikaitkan dengan aktivitas dana atau keuangan dalam menjalankan suatu kegiatan usaha. Kondisi keuangan dapat diketahui dengan cara menganalisis laporan keuangan yang telah disusun oleh suatu perusahaan.

(39)

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses keputusan yang tepat”.

Menurut Kasmir (2008:67) mengemukakan tentang pengertian analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:

“Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan”.

Analisis Laporan keuangan perlu dilakukan karena sangat bermanfaat bagi para penganalisa untuk dapat mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan dari perusahaan dengan mengadakan analisis laporan keuangan dari perusahaannya akan diketahui hasil-hasil yang dicapai diwaktu-waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan, hal ini sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

2.1.2 Debt to Equity Ratio (DER)

2.1.2.1 Pengertian Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio atau perbandingan antara

modal sendiri dan modal yang diperoleh dari luar perusahaan atau kreditur. Hutang ini muncul karena tidak semua kebutuhan modal mampu dipenuhi oleh modal sendiri atau dengan perolehan dari penjualan saham sehingga perusahaan biasanya akan mencari tambahan modal melalui hutang.

(40)

= ( )

( ) x 100%

Debt to Equity Ratio adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang.”

Menurut Lukman Syamsuddin (2007:54) mengemukakan bahwa:

Debt to Equity Ratio menunjukkan hubungan antara jumlah pinjaman

yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik modal perusahaan.”

Sedangkan menurut Sutrisno (2009:218) adalah:

“Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri.”

Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat solvabilitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan keputusan pembiayaan dan menghitung bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang.

2.1.2.2 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan. Rasio ini diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Kasmir (2008:158)

(41)

ekuitas yang dimiliki oleh setiap perusahaan pada setiap tahunnya, sehingga memudahkan peneliti menghitung DER. Pada penelitian sebelumnya juga banyak peneliti yang menggunakan rumus tersebut.

Debt to Equity Ratio (DER) yang semakin besar menunjukkan bahwa

struktur modal yang berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada. Kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Semakin kecil rasio ini semakin baik. Untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama, namun bagi pemegang saham atau manajemen rasio ini sebaiknya besar.

2.1.2.3Komponen-Komponen Debt to Equity Ratio (DER)

Sebelum menilai Debt to Equity Ratio (DER), ada baiknya investor mengetahui komponen penting yang terdapat di dalamnya, komponen tersebut adalah:

1. Utang 2. Modal

Berikut ini penjelasan dari klasifikasi komponen-komponen debt to equity

ratio yang telah dipaparkan sebelumnya:

1. Utang

Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor (S. Munawir, 2004:18).

(42)

Menurut Agus Sartono (2001:121) Penggunaan utang itu sendiri bagi perusahaan mengandung tiga dimensi yaitu:

1. Pemberi kredit akan menitikberatkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan.

2. Dengan menggunakan utang maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat.

3. Dengan menggunakan utang maka pemilik memperoleh dana dan tidak kehilangan pengendalian perusahaan.

Menurut Eungene F. Brigham dan Joel F. Houston (2001:84) Pembiayaan dengan utang atau leverage keuangan, memiliki tiga implikasi penting diantaranya:

1. Memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas.

2. Kreditur melihat ekuitas, atau dana yang disetor pemilik, untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka resiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur.

3. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar atau “leveraged”.

Sedangkan menurut Menurut Yeye Susilowati (2011:25) sumber pendanaan bagi perusahaan diantaranya berasal dari hutang karena mempunyai kelebihan, diantaranya:

1. Bunga mengurangi pajak sehingga biaya hutang rendah.

2. Kreditur memperoleh return terbatas sehingga pemegang saham tidak perlu berbagi keuntungan ketika kondisi bisnis sedang maju. 3. Kreditur tidak memiliki hak suara sehingga pemegang saham dapat

(43)

2. Modal

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya (S. Munawir, 2004:19).

Menurut Bambang Riyanto (2009:227) memaparkan jenis-jenis modal sebagai berikut:

1. Modal Asing

Modal Asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara berkerja di dalam perusahaan, dan bagi perusahaan yang bersangkutan modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus di bayar kembali.

2. Modal Sendiri

Modal Sendiri pada dasarnya adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Oleh karena itu modal sendiri di tinjau dari sudut likuiditas merupakan “dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya”. Modal sendiri selain berasal dari luar perusahaan dapat juga berasal dari dalam perusahaan sendiri, yaitu modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Adapun modal yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) terdiri dari modal saham, cadangan dan laba ditahan.

2.1.3 Economic Value Added (EVA)

2.1.3.1 Pengertian Economic Value Added (EVA)

Dalam perkembangannya muncul banyak pemikiran-pemikiran baru dibidang manajemen keuangan dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Salah satu diantaranya adalah konsep Economic Value Added (EVA) yang mengukur kinerja keuangan perusahaan memperhatikan ekspektasi para penyandang dana (kreditur dan pemegang saham). Economic Value Added

(44)

oleh analisis keuangan Stern dan Stewart dalam usahanya untuk memperoleh jawaban terhadap metoda penilaian yang lebih baik.

Menurut Young dan O’Byrne (2001:31) berpendapat bahwa:

“EVA adalah tolak ukur kinerja keuangan dengan mengukur perbedaan antara pengembalian atas modal perusahaan dengan biaya modal.”

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2001:1) mendefinisikan EVA sebagai berikut :

Economic value added (EVA) adalah suatu sistem manajemen keuangan

untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi (operating cost) dan biaya modal (cost of capital).”

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen (2005:126) adalah :

Economic Value Added (EVA) merupakan laba residu (residual income)

atau dengan kata lain merupakan laba operasional setelah pajak dikurangi dengan total biaya modal tahunan.”

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa “Economic Value Added

(EVA) adalah keuntungan operasional setelah pajak dikurangi biaya modal atau EVA merupakan pengukuran pendapatan sisa yang mengurangkan biaya modal terhadap laba operasi. Dengan demikian Economic Value Added (EVA) ditentukan oleh dua hal yaitu laba bersih operasi setelah pajak yang menggambarkan hasil penciptaan value dalam perusahaan dan tingkat biaya modal yang diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan dalam penciptaan

(45)

2.1.3.2Manfaat Economic Value Added (EVA)

Menurut Abdullah (2003:142) beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari EVA adalah:

1. Penerapan modal EVA sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pengukur kinerja perusahaan dimana focus penilaian kinerja adalah penciptaan nilai (value creation).

2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan pemegang saham dengan EVA manajer akan berpikir dan bertindak seperti halnya para pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.

3. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modal.

4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modalnya.

Sedangkan menurut Amin Widjaja Tunggal (2001) beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan antara lain:

1. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecenderungan (trend).

2. Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat Economic Value

Added adalah sebagai penilai kinerja perusahaan yang dapat digunakan sebagai

(46)

2.1.3.3 Keunggulan Economic Value Added (EVA)

Menurut Young, (2001:32) Economic Value Added (EVA) sebagai alat pengukur kinerja memiliki beberapa keunggulan atau kelebihan dibanding tolok ukur kinerja lain diantaranya adalah :

1. EVA dapat dihitung pada tingkat divisi. Jika diketahui NOPAT yang mengukur laba perusahaan yang diperoleh dari operasi yang berjalan, modal yang diinvestasikan dan WACC, maka EVA menurut teori dapat dihitung untuk setiap kesatuan termasuk divisi, departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis dan sebagainya.

2. EVA merupakan pengukuran aliran, bukan pengukuran saham, karenanya dapat dipertanggungjawabkan terhadap penilaian kinerja selama periode waktu tertentu. EVA dikatakan sebagai suatu aliran sebab ia mengukur laba. EVA adalah cara mengubah pengukuran saham dari kelebihan pengembalian menjadi aliran.

3. EVA dapat meningkatkan penciptaan kekayaan pemegang saham Perbedaan pokok antara EVA dan pengukuran laba konvensional adalah EVA merupakan laba “ekonomis” kebalikan dari laba “akunting”. Hal ini berdasarkan gagasan bahwa suatu bisnis mendapatkan laba jika penghasilan mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal. Tanpa prospek laba ekonomis, tidak akan ada penciptaan kekayaan bagi investor. Gagasan dari laba ekonomis menegaskan hubungan EVA, terhadap kekayaan pemegang saham, kondisi akhir yang dibutuhkan dari tolok ukur berdasarkan nilai.

Sedangkan menurut Trihastutie (2009) keunggulan Economic Value Added

(EVA) sebagai berikut :

1. Economic Value Added (EVA) dapat digunakan secara mandiri tanpa

membutuhkan data pembanding seperti standar industri atau data dari perusahaan lain.

2. Economic Value Added (EVA) memfokuskan penilaiannya pada nilai

tambah dengan memperhitungkan biaya modal sebagai konsekuensi investasi.

(47)

Hal ini berdasarkan gagasan bahwa suatu bisnis mendapatkan laba jika penghasilan mencukupi tidak hanya biaya operasi tetapi juga biaya modal.

Economic Value Added (EVA) dapat digunakan secara mandiri tanpa

membutuhkan data pembanding seperti standar industri atau data dari perusahaan lain, EVA dapat dihitung untuk setiap kesatuan termasuk divisi, departemen, lini produk, segmen bisnis secara geografis dan sebagainya.

2.1.3.4 Kelemahan Economic Value Added (EVA)

Menurut Abdullah (2003:143) kelemahan Economic Value Added (EVA) sebagai berikut:

1. Secara konseptual EVA memegang lebih unggul daripada pengukur tradisional akuntansi, namun secara praktis belum tentu dapat diterapkan dengan mudah. Penentuan biaya modal saham cukup rumit sehingga diperlukan analisis yang lebih mendalam tentang teknik-teknik menaksir biaya modal saham.

2. EVA adalah alat ukur semata dan tidak bisa berfungsi sebagai cara untuk mencapai sasaran perusahaan sehingga diperlukan suatu cara bisnis tertentu untuk mencapai sasaran perusahaan.

3. Masih mengandung unsur keberuntungan (tinggi rendahnya EVA dapat dipengaruhi oleh gejolak pasar modal).

4. EVA hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu. 5. EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi dengan

biaya modal yang rendah. Investasi yang demikian umumnya memiliki resiko yang kecil sehingga secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk menghindari resiko padahal sebagian besar inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki resiko yang sangat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuh dengan ketidakpastian.

Sedangkan menurut Mirza, (2001:78) EVA sebagai alat ukur kinerja keuangan juga memiliki kelemahan diantaranya adalah:

1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti, loyalitas pelanggan.

(48)

keputusan menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor lain terkadang justru lebih dominan.

3. Konsep ini tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan secara akurat. Dalam kenyataan seringkali perusahaan kurang transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kelemahan Economic Value

Added adalah EVA mendorong pengalokasian dana perusahaan untuk investasi

dengan biaya modal yang rendah, secara tidak langsung EVA mendorong perusahaan untuk menghindari resiko padahal sebagian besar inovasi-inovasi dalam bisnis memiliki resiko yang sangat tinggi terutama dalam era pasar bebas yang penuh dengan ketidakpastian. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan faktor fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktor lain terkadang justru lebih dominan.

2.1.3.5Perhitungan Economic Value Added (EVA)

Menurut Amin Widjaja Tunggal besarnya EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Menghitung NOPAT (Net Operating Profit After Tax) Menurut Amin Widjaja Tunggal (2001:5) NOPAT adalah:

“NOPAT adalah laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk biaya keuangan

(financial cost) dan non cash book keeping entries seperti biaya

penyusutan.”

Menurut Young (2001:39) NOPAT adalah:

(49)

NOPAT = Laba(Rugi)Usaha – Beban Pajak

Sedangkan definisi Net Operating Profit After Tax (NOPAT) Menurut G. Bennet Stewart (2003:86) adalah sebagai berikut:

“NOPAT adalah laba yang berasal dari perusahaan setelah pajak tapi sebelum pendanaan biaya dan non-kas pembukuan entri seperti itu. NOPAT juga adalah total keuntungan yang tersedia untuk memberikan pengembalian tunai kepada seluruh penyedia pembiayaan modal untuk perusahaan.”

Dengan demikian NOPAT adalah jumlah laba yang didapat dari operasi perusahaan setelah pajak tetapi sebelum membiayai biaya-biaya dan memasukan pembukuan yang bukan tunai atau jumlah laba yang tersedia untuk memberikan pengembalian tunai kepada semua penyediaan dana untuk modal perusahaan.

Perhitungan NOPAT ini melalui income statement perusahaan, yaitu :

Sumber: Amin Widjaja Tunggal (2001)

Komponen dalam menghitung NOPAT adalah sebagai berikut :  Laba usaha adalah laba operasi perusahaan dari suatu current

operating yang merupakan laba sebelum bunga.

 Pajak yang digunakan dalam perhitungan EVA adalah

pengorbanan yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam penciptaan nilai tersebut.

2. Menghitung Invested Capital

(50)

Invested Capital = Total Hutang & Ekuitas – Hutang Jk. Pendek “Jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga (non interest

bearing liabilities), seperti utang, upah yang akan jatuh tempo (accrued

wages), dan pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes)”.

Dimana menghitung Invested Capital menurut Amin Widjaja Tunggal (2001) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Komponen dalam menghitung Invested Capital adalah sebagai berikut :

 Total hutang dan ekuitas : Menunjukan beberapa bagian dari

setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang.

 Hutang jangka pendek : Merupakan pinjaman yang digunakan

perusahaan yang pelunasan maupun pembayarannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun sejak tanggal neraca) dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, dan atas pinjaman itu tidak dikenai bunga, seperti hutang usaha, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, dan lain-lain.

3. Menghitung Weighted Average Cost of Capital (WACC) Menurut Mulyadi (2001:332) menyatakan bahwa :

(51)

( ) = %

( ) = %

( ) = %

Menurut Ridwan S dan Inge Barlian (2003:72) pengertian biaya modal rata-rata tertimbang adalah:

“Biaya modal rata tertimbang (WACC) mencerminkan rata-rata biaya modal yang diharapkan di masa yang akan datang. Biaya rata-rata tertimbang diperoleh dengan menimbang biaya dari setiap jenis modal tertentu dengan proporsinya dalam struktur modal perusahaan.”

Tahap-tahap untuk menghitung WACC (Weighted Average Cost of

Capital) menurut Amin Widjaja (2001) adalah sebagai berikut :

a. Tingkat modal dari hutang (D) diketahui dari perbandingan antara total hutang dengan jumlah hutang dan ekuitas. Dapat dirumuskan sebagai berikut :

b. Cost of Debt (Rd) diketahui dari perbandingan antara beban

bunga dengan total hutang dimana jumlah pinjaman bank (jangka pendek). Dapat dirumuskan sebagai berikut :

(52)

( ) = %

( ) = %

= {( ∗ )∗( − ) + ( ∗ ) }

d. Cost of Equity (Re) diketahui dari perbandingan antara laba

bersih setelah pajak dengan total ekuitas. Dapat dirumuskan sebagai berikut :

e. Tingkat Pajak (T) diketahui dari perbandingan beban pajak dengan laba sebelum pajak. Dapat dirumuskan sebagai berikut :

Rumus biaya modal rata-rata tertimbang menurut (WACC) adalah:

Dimana:

D = Tingkat Modal

Rd = Cost of Debt

Tax = Tingkat Pajak

E = Tingkat Modal dan Ekuitas

Re = Cost of Equit

Dalam menghitung WACC suatu perusahaan harus mengetahui sebagai berikut :

(53)

EVA = NOPAT – Capital Charges

EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital)

= ∗

 Biaya ekuitas  Tingkat pajak

 Jika perusahaan memiliki beberapa sumber pembiayaan hutang

masing-masing dengan tingkat berbeda, biaya hutang yang digunakan dengan WACC adalah suatu rata-rata tertimbang. 4. Menghitung Capital Charges

Rumus :

Sumber: Amin Widjaja Tunggal (2001)

5. Menghitung Economic Value Added

Dimana menghitung EVA (Economic Value Added)menurut Amin Widjaja Tunggal (2001) adalah sebagai berikut:

Rumus :

Atau

Dimana :

NOPAT = Net Operating Profit After Tax

(54)

2.1.3.6Tolok Ukur EVA

Ada tiga kemungkinan hasil yang diperoleh dari perhitungan EVA yang digunakan dalam menilai kinerja perusahaan menurut Teuku Mirza (2001:51) yaitu :

1. Jika nilai EVA > 0 (Positif) artinya bahwa tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan lebih tinggi dari pada tingkat biaya atau tingkat pengembalian yang dituntut investor keadaan ini menunjukan bahwa perusahaan mampu menciptakan nilai (create value). Semakin positif EVAnya berarti semakin bagus pula kinerja perusahaan itu dan menandakan bahwa manajemen telah mejalankan tugasnya dengan baik.

2. Jika nilai EVA = 0, artinya bahwa perusahaan berada pada posisi break

event point (titik impas) karena semua laba digunakan untuk

membayar kewajiban kepada investor.

3. Jika nila EVA < 0 (negatif) artinya bahwa tidak terjadi proses nilai tambah dalam perusahaan menandakan laba yang tidak bisa memenuhi harapan para investor. Nilai perusahaan berkurang (destroy value) akibat tingkat pengembalian yang dihasilkan lebih rendah daripada tingkat pengembalian yang dituntut.

2.1.4 Return Saham

2.1.4.1Pengertian Return Saham

Return adalah suatu tingkat pegembalian baik keuntungan atau kerugian

dari investasi yang dilakukan investor. Ada beberapa pengertian return saham yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:102) menyatakan bahwa:

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor

berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.”

(55)

Return saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan mengabaikan dividen.”

Sedangkan menurut Robert Ang (1997:45) berpendapat bahwa:

Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal

atas suatu investasi saham yang dilakukannya.”

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

return saham adalah sejumlah penghasilan yang diterima oleh investor atas

investasinya pada perusahaan tertentu.

2.1.4.2Jenis-Jenis Return Saham

Ketika orang membeli aset finansial, keuntungan atau kerugian dari investasi ini disebut return atas investasi. Total return atas investasi pada umumnya mempunyai dua komponen. Pertama, tunai apa pun yang diterima ketika mempunyai investasi. Untuk saham, pembayaran tunai dari perusahaan kepada pemegang saham adalah dividen. Kedua, nilai aset yang dibeli mungkin berubah, yang berarti ada capital gain atau capital loss. Untuk saham, harganya bisa mengalami peningkatan sehingga pemegangnya dikatakan memperoleh

capital gain atau juga bisa mengalami penurunan yang disebut capital loss

(Eduardus Tandelilin, 2010:51).

Sedangkan menurut Jogiyanto (2010:205) return saham dibedakan menjadi 2, yaitu:

(56)

Return = Capital Gain (loss) + Yield

= −( − )

( − )

2. Return Ekspektasi (Expected Return)

Berikut ini penjelasan dari klasifikasi jenis-jenis return saham yang telah dipaparkan sebelumnya:

1. Return Realisasi (Realized Return)

Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis ini juga berguna sebagai dasar penentu

return ekspetasi (expected return) dan risiko dimasa datang. Return

realisasi dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya: a. Return Total (Total Return)

Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi

dalam suatu periode tertentu. Return total sering disebut return

saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield, sebagai berikut :

Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga

investasi sekarang relative dengan harga periode yang lalu (Jogiyanto, 2010:206):

Keterangan :

Pt = Harga Saham periode sekarang Pt-1 = Harga Saham periode sebelumnya

Jika harga investasi sekarang (Pt) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital gain),

(57)

= −( − )

( − ) +

=

= −( − )

− + − =

−( − ) +

Yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap

harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield

adalah persentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield adalah prosentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap obligasi periode sebelumnya, dengan demikian return total dapat juga dinyatakan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010:207):

Untuk saham biasa yang membayar deviden periodik sebesar Dt rupiah per lembarnya, maka yield adalah (Jogiyanto, 2010:207) :

Keterangan :

Dt = Deviden kas yang dibayarkan Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya

Sehingga return total dapat dinyatakan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010:207) :

Gambar

Tabel 1.2 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses kerja uji untai reaktor riset merupakan miniatur untuk mempelajari proses pendinginan primer dan sekunder sebuah reaktor , sehingga sistem pemipaan yang digunakan

Kursus ini menjelaskan tentang prosedur penyelidikan pendidikan, Menyatakan masalah kajian, menetapkan objektif kajian, membentuk soalan kajian, membentuk hipotesis kajian, melakukan

algae bio - mass with a hybrid process of algae biomass–silica coated MNPs that are formed by a sol–gel simultaneous process followed by coating with MNPs has

3.1 Pengambangan KSN Sorowako Dsk (khusus yang berada di Wilayah Kabupaten Luwu Timur). Malili, Nuha,

Menurut Jones dan Rama (2006, p61), Detailed Activity Diagram memberikan gambaran secara detail dari suatu aktifitas yang terjadi dengan suatu atau lebih event yang

Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kacangan Mucuna bracteata hanya mengeluarkanbunga dan menghasilkan biji jikaditanamdidataran tinggi &gt;1000 m dpl.Hasil

Customer value adalah penilaian keseluruhan konsumen terhadap utilitas sebuah produk berdasarkan persepsinya terhadap apa yang diterima dana apa yang diberikan, Promosi

Gambar 4.6 Diagram yang Menunjukkan Hubungan Antara pH dan Formula Sediaan Lipstik Ekstrak Kental Umbi Bit Merah (Beta vulgaris L.)