• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pemasaran (studi kasus : Outlet Jajanan Jepang Takoyummy di Ekalokasari Plaza)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pemasaran (studi kasus : Outlet Jajanan Jepang Takoyummy di Ekalokasari Plaza)"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Makanan

berfungsi sebagai penambah energi dan kebutuhan manusia untuk

mempertahankan hidup. Seiring dengan berkembangnya gaya hidup dan pola

pikir masyarakat yang semakin modern, makanan kini dapat dinilai sebagai gaya

hidup masyarakat1. Hal tersebut membuat jenis makanan yang ada sangat bervariatif dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Dalam beberapa kondisi

makanan dapat dibedakan menjadi makanan pembuka, makanan inti dan makanan

penutup, selain itu makanan juga dibedakan berdasarkan kapasitasnya, ada yang

disebut sebagai jajanan atau makanan camilan dan makanan pokok.

Beragamnya jenis makanan tersebut dikarenakan adanya permintaan yang

beragam dari para konsumen. Menurut data BPS tahun 2009, permintaan

masyarakat terhadap makanan cukup tinggi dengan rata-rata dari tahun 2004

sampai dengan tahun 2008 pengeluaran masyarakat Indonesia lebih dari 50

persen. Masyarakat pun mau mengeluarkan dana untuk memperoleh makanan

yang sesuai dengan keinginan mereka. Berikut adalah tabel pengeluaran konsumsi

masyarakat Indonesia per tahunnya.

Tabel 1. Persentase Rata-rata Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Indonesia Tahun 2004-2008

Kelompok Komoditas Pengeluaran Rata-rata per Tahun (%)

2004 2005 2006 2007 2008

Makanan 54,59 51,37 53,01 59,24 50,17

Bukan Makanan 45,41 48,63 46,99 50,76 49,83

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2009.

Dilhat dari Tabel 1. konsumsi masyarakat untuk makanan biasanya selalu

lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan lainnya yang bukan makanan. Hal

tersebut menunjukkan bahwa makanan sangat dibutuhkan oleh seluruh

1

(2)

masyarakat. Banyak orang yang rela untuk mengeluarkan jumlah yang tidak

sedikit untuk memperoleh makanan yang mereka inginkan. Dalam satu harinya

setiap orang biasa membeli dua sampai tiga kali makanan dibandingkan dengan

barang atau kebutuhan lainnya. Makanan pun merupakan kebutuhan yang sangat

penting bagaimanapun kondisi seseorang. Tingginya konsumsi masyarakat untuk

makanan mengindikasikan bahwa peluang berbisnis di bidang makanan sangat

potensial untuk dilakukan. Hal tersebut membuka peluang bisnis bagi para

produsen yang bergerak dalam bidang makanan. Berkembangnya rumah makan

dan restoran yang ada dikarenakan tingginya permintaan masyarakat dalam

pemenuhan makanan.

Kota Bogor merupakan salah satu kota pusat jajanan yang memiliki

beraneka ragam jenis makanan yang terdiri dari asinan, makanan khas Sunda serta

camilan-camilan atau makanan ringan yang unik2. Selain itu Kota Bogor juga memiliki berbagai macam tempat wisata sehingga Kota Bogor dijadikan alternatif

untuk berlibur. Dengan adanya wisatawan yang berkunjung ditambah dengan

jumlah penduduk yang ada di kota ini, maka permintaan masyarakat akan

kebutuhan makanan semakin tinggi.

Seiiring bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya era

globalisasi yang ditandai oleh pesatnya perdagangan, industri pengolahan pangan,

jasa dan informasi menyebabkan terjadinya perubahan gaya hidup dan pola

konsumsi masyarakat. Pola pergerakan tersebut akan mempengaruhi kebiasaan

seseorang untuk mengkonsumsi makanan kearah yang lebih baik dan praktis serta

menginginkan nilai lebih dari sekedar memenuhi kebutuhan fisiologis saja. Salah

satu jasa penyediaan makanan yang terus berkembang di Kota Bogor adalah jenis

usaha restoran.

Restoran merupakan tempat atau bangunan yang menyediakan makanan

atau minuman siap saji mulai dari awal proses pengolahan sampai penyajian

kepada konsumen. Restoran menyajikan makanan dan minuman sebagai produk

dan jasa berupa pelayanan yang baik dalam penyajian hidangan kepada

pelanggan. Alasan masyarakat makan di luar rumah atau di suatu restoran karena

adanya pelayanan yang baik, variasi menu, citarasa yang beragam, kelezatan dan

(3)

kecepatan dalam menyajikan sesuatu, restoran juga dapat memberikan kemudahan

bagi masyarakat yang tidak mempunyai waktu untuk menyediakan makanan

sendiri. Perkembangan restoran di kota Bogor dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004 - 2009

Tahun Jumlah ( unit) % Pertumbuhan

2004 192 7,87

2005 222 15,63

2006 248 11,71

2007 268 8,00

2008 211 -21,27

2009 225 6.22

Sumber : Dinas Informasi Kepariwisataan dan Kebudayaan Bogor, 2010.

Tabel 2 menunjukkan perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor

periode 2004 – 2009. Secara umum, pada periode tersebut telah terjadi

peningkatan jumlah restoran, walaupun pada tahun 2007 ada penurunan

persentase pertumbuhan sebesar dua kali lipat dibandingkan tahun 2006.

Penurunan ini dipicu oleh adanya kebijakan pemerintah yang menaikkan harga

bahan bakar minyak akibat kenaikan harga minyak mentah dunia. Hal ini

menyebabkan pengusaha perlu mengeluarkan biaya operasional yang lebih besar

jika akan mendirikan restoran di tahun 2007. Hal tersebut juga terjadi pada tahun

2008 dimana jumlah restoran dan rumah makan menurun sebanyak 57 unit

restoran dan rumah makan, hal ini dikarenakan ada sebagian restoran dan rumah

makan yang mengalami kebangkrutan. Pada bisnis usaha restoran sangat sedikit

yang akhirnya sukses. Kebanyakan restoran (pesaing) gagal pada tahun pertama

operasionalnya dengan persentase 25 – 33 persen.

Selain itu, hal lain yang menyebabkan bisnis restoran gagal pada tahun

pertama adalah ketidakmampuan beradaptasi terhadap perubahan dan

mengoptimalkan peluang serta persaingan yang ada, kurangnya pengalaman dan

pengetahuan akan bisnis makanan dan manajemen operasional. Selain restoran

(4)

porsi yang tidak terlalu banyak akan tetapi mengenyangkan, hal tersebut

mendorong berkembangnya jajanan makanan ringan yang saat ini sangat banyak

di Kota Bogor. Jajanan atau makanan ringan di Kota Bogor disajikan dalam

beberapa konsep seperti booth, outlet, kios bahkan gerobak kaki lima yang dapat

dijumpai di pinggir jalan.

Penjualan jajanan ini pun tersebar banyak di wilayah Kota Bogor antara

lain di lingkungan sekolah, pusat perbelanjaan, ruko-ruko perumahan bahkan di

pinggir jalan raya sekalipun. Maraknya jajanan ini membuat peluang bisnis baru

bagi para penjual makanan, banyak diantaranya yang menjual makanan ringan ini

dalam konsep waralaba. Jajanan atau makanan ringan yang sudah sangat beragam

jenisnya ini pun saat ini sangat digemari oleh para konsumen. Beberapa jajanan

unik dapat menarik para konsumen untuk membeli dan melakukan pembelian

berikutnya walaupun lokasi jajanan tersebut sulit ditemukan. Jajanan pun dapat

menjadi trend di kalangan masyarakat, terutama jajanan yang unik dan memiliki

rasa yang enak.

Takoyummy menjual berbagai macam jajanan khas Jepang yang biasa

disebut makanan kansai dengan menu yang beragam. Takoyummy adalah

satu-satunya outlet dengan konsep booth yang menjual jajanan Jepang yang ada di

Kota Bogor. Takoyummy ini merupakan milik perseorangan yang mencoba

membuka jajanan baru di Kota Bogor dengan menawarkan konsep kios seperti

waralaba yaitu berbentuk booth. Konsep tersebut menarik banyak konsumen, dan

menjadikan takoyummy sebagai salah satu jajanan yang digemari di Kota Bogor.

Dengan konsepnya sebagai usaha perorangan maka sangat menarik apabila

takoyummy dapat bersaing dengan usaha jajanan lainnya yang memliki konsep

waralaba. Dengan modal yang lebih kuat dan pengalaman yang memadai

takoyummy dapat dikatakan mampu bersaing dengan jajanan lainnya terutama

dengan jajanan sejenisnya.

1.2 Perumusan masalah

Banyaknya alternatif pilihan jajanan atau makanan ringan di kota Bogor

sangat bervariasi, mulai dari jajanan tradisional (cireng, tahu bulat, cakue,

(5)

dan jajanan oriental (takoyaki, dorayaki, okonomiyaki). Dengan banyaknya

jajanan yang ada di Kota Bogor makanan persaingan antara penjual makanan

ringan tersebut semakin tinggi. Akan tetapi makanan dan jajanan yang memiliki

keunikan dan ciri khas akan tetap menjadi pilihan para konsumen. Bahkan di

beberapa tempat makan seperti Food Court jajanan biasanya terletak dalam satu

tempat yang sama. Maka persaingan antar jenis makanan pun sangat ketat.

Makanan yang dijual di takoyummy ini tidak ditemukan di outlet-outlet

makanan lainnya. Akan tetapi selama ini takoyummy belum mampu mencapai

target penjualan yang sudah ditetapkan, hal tersebut dikarenakan takoyummy

tergolong jajanan baru yang ada di Kota Bogor, banyak masyarakat Bogor yang

belum mengetahui keberadaan takoyummy. Perbandingan antara target dan

realisasi penjualan produk di outlet takoyummy selama lima bulan dirata-ratakan

dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1. Rata-rata Perbandingan antara Target dan Realisasi Penjualan Takoyummy per Hari pada Bulan Januari – Mei 2011.

Dapat dilihat pada Gambar 1, bahwa penjualan produk outlet belum

mencapai target, sehingga dapat berpengaruh terhadap pendapatan outlet

takoyummy. Kriteria target dari outlet takoyummy adalah mendapatkan profit atau

laba yang maksimal dalam usaha jajanan camilan. Gambar 1 menunjukkan bahwa

(6)

mengalami fluktuasi yang tidak signifikan yaitu antara lima sampai dengan tujuh

persen, akan tetapi pada Hari Jumat – Minggu penjualan takoyummy dapat

mencapai 80 – 98 persen, hal ini dikarenakan outlet takoyummy merupakan

jajanan makanan ringan yang masih baru dan belum dikenal oleh masyarakat luas

sehingga penjualan produknya belum maksimal seperti yang diharapkan oleh

pemilik. Sedangkan penjualan yang tinggi dikarenakan mulai Jumat – Minggu

adalah akhir pekan dimana banyak masyarakat yang menghabiskan waktu

liburannya di Mall.

Penetapan target takoyummy berdasarkan dari penjualan-penjualan yang

dilakukan sebelumnya dan berdasarkan ekspektasi keuntungan yang ingin dicapai.

Pada awal berdirinya penjualan takoyummy selalu memenuhi target penjualan, hal

tersebut dikarenakan takoyummy menjual jenis makanan baru di kota Bogor.

Akan tetapi seiring dengan banyaknya berkembang jajanan di Kota Bogor maka

penjualan takoyummy kini tidak mampu mencapai target yang telah ditetapkan.

Konsumen yang membeli takoyummy adalah konsumen yang datang dan

berkunjung ke Ekalokasari Plaza, dan hanya beberapa yang datang secara sengaja

untuk mengunjungi outlet takoyummy. Walaupun takoyummy merupakan pelopor

kios yang menjual jajanan Jepang di Kota Bogor, akan tetapi takoyummy harus

dapat membuat strategi pemasaran yang baik agar para konsumen tetap lebih

memilih takoyummy sebagai jajanan mereka dibandingkan produk lainnya selain

itu takoyummy memiliki pesaing produk sejenis yang sudah memiliki jaringan

pemasaran dengan mengggunakan konsep waralaba.

Dalam menghadapi permasalahan tersebut, maka pihak manajemen outlet

takoyummy harus mengetahui apa yang menyebabkan penjualan produk belum

mencapai target yang diinginkan. Setelah diketahui apa yang menjadi penyebab

belum tercapainya target, baru pihak manajemen mencari strategi yang tepat yang

akan dipilih agar target tersebut bisa tercapai dengan baik. Kondisi outlet

takoyummy sendiri masih dalam tahap pengenalan. Oleh karena itu, sebagai

jajanan camilan yang baru berdiri, outlet takoyummy membutuhkan strategi yang

tepat agar kebutuhan dan keinginan konsumen dapat tercapai serta membuka

peluang agar terus berkembang di tengah persaingan bisnis makanan ringan di

(7)

Strategi pemasaran merupakan alat yang sangat penting dalam mencapai

keunggulan bersaing. Selain itu, strategi pemasaran juga mempunyai peranan

penting dalam mencapai keberhasilan suatu usaha. Pihak manajemen sebagai

pengambil keputusan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan

strategi pemasaran yang paling sesuai bagi perusahaan. Menurut Kotler dan

Amstrong (1996), tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan kebutuhan

dan keinginan pelanggan sasaran. Kegiatan pemasaran itu terdiri dari unsur

pemasaran (segmentation, targeting dan positioning) dan bauran pemasaran

(product, price, place, promotion, people, process, dan physic). Sedangkan

faktor-faktor yang mempengatuhi strategi pemasaran outlet yaitu faktor internal

dan faktor eksternal dari perusahaan tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat

membantu melancarkan usaha yang sedang dilakukan perusahaan dalam mencapai

tujuan.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1) Mengapa target penjualan takoyummy belum sesuai yang diharapkan?

2) Bagaimanakah kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang

dihadapi oleh outlet takoyummy ?

3) Bagaimanana Alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi outlet takoyummy

berdasarkan matriks SWOT dan matriks QSPM untuk outlet takoyummy agar

dapat bersaing dengan makanan camilan tau pesaing lainnya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1) Mengetahui visi dan misi serta mengkaji strategi pemasaran yang telah

dilakukan takoyummy.

2) Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal outlet

takoyummy.

3) Merumuskan alternatif dan prioritas strategi pemasaran terbaik dari matriks

(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para pihak yang

berkepentingan

1) Pihak manajemen outlet dalam mengambil keputusan dan kebijakan yang

berkaitan dengan upaya meningkatkan dan mengembangkan strategi

pemasaran yang dilakukan.

2) Bagi penulis hasil penelitian in dapat berguna untuk mengaplikasikan konsep

konsep yang telah diterima selama perkuliahan dan diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan literatur penelitian selanjutnya.

3) Bagi pembaca hasil ini diharapkan sebagai bahan masukan dan informasi

mengenai strategi pemasaran restoran.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi pemasaran

yang sudah dijalankan oleh outlet takoyummy, mengidentifikasikan faktor-faktor

internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman

pada outlet takoyummy dan menyusun strategi pemasaran yang tepat berdasarkan

matriks SWOT dan matriks QSPM yang dapat diterapkan oleh outlet takoyummy.

Untuk implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen outlet

(9)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Jenis Restoran

Restoran adalah salah satu jenis usaha pangan yang bertempat di sebagian

atau seluruh bangunan permanen, dilengkapi dengan peralatan dan perlengkapan

untuk tempat pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan

minuman bagi umum di tempat usahanya dan memenuhi persyaratan yang

ditetapkan dalam keputusan ini (Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi No.73/pw.105/MPPT/1985). Definisi lain dari restoran

mencakup kegiatan usaha menyediakan makanan dan minuman jadi yang pada

umumnya dikonsumsi di tempat penjualan. Kegiatan yang termasuk dalam

restoran seperti bar, kantin, warung, rumah makan, warung nasi, warung sate,

katering, dan lain-lain.

Restoran memiliki beberapa jenis atau bentuk. Menurut Torsina (2000)

terdapat sepuluh jenis restoran orisinil yang berkembang sekarang ini :

1) Family Conventional

Restoran tradisional untuk keluarga, mementingkan masakan yang enak,

suasana dan harga bersahabat. Jenis restoran ini biasanya menawarkan

pelayanan dan dekorasi yang sederhana.

2) Fast Food

Menu yang disajikan telah siap atau segera tersedia, agak terbatas dalam

jenis, ruang dengan dekorasi dan warna-warna utama dan tenang. Harga yang

ditawarkan pun relatif tidak mahal serta mengutamakan banyak langganan.

Restoran jenis ini erat kaitannya dengan eat-in (makan di restoran) dan

take-out (dibungkus untuk dimakan di luar restoran).

3) Speciality Restaurant

Jenis restoran ini umumnya terletak jauh dari keramaian, namun menyajikan

menu khas yang menarik perhatian dan berkualitas. Umumnya ditujukan

untuk turis atau orang-orang yang ingin mentraktir teman atau keluarga

(10)

4) Cafetaria

Biasanya terletak di dalam perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, atau

pabrik-pabrik. Kafetaria menyajikan menu terbatas seperti yang disajikan di

rumah, berganti-ganti tiap hari, dan berharga ekonomis.

5) Cofee Shop

Ditandai dengan pelayanan makanan dan pergantian tempat duduk yang

cepat. Terdapat banyak tempat duduk yang menempati counter service untuk

menekankan suasana informal. Lokasi utamanya berada digedung

perkantoran atau di pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi.

Hal ini berguna untuk menarik perhatian pengunjung untuk makan siang atau

coffee break.

6) Gourmet

Merupakan restoran yang berkelas dengan suasana yang sangat nyaman

dengan dekorasi yang artistik, ditujukan bagi mereka yang menuntut standar

penyajian yang tinggi dan bergengsi.

7) Etnik

Menyajikan masakan daerah tertentu yang spesifik. Dekorasi disesuaikan

dengan etnik yang bersangkutan, bahkan pakaian seragam dari para

pekerjanyapun bernuansa etnik.

8) Snack Bar

Ruangnya umumnya lebih kecil, cukup untuk melayani orang-orang yang

ingin makanan kecil atau jajan. Dapat memperoleh volume penjualan yang

baik, karena waktu makan yang ditawarkan ditambah dengan pesanan

take-out.

9) Buffet

Biasanya berupa swalayan, namun untuk produk minuman wine, liquor, dan

bir dapat dilayani dengan khusus. Ciri utama buffet adalah berlakunya satu

harga untuk makan sepuasnya apa yang disajikan pada buffet. Peragaan dan

display makanan sangat memegang peranan disini, sebab langsung menjual

(11)

10) Drive In/Drive Thru or Parking

Para pembeli disini yang menggunakan mobil tidak perlu keluar dari

kendaraannya. Pesanan diantar hingga ke mobil untuk “eat-in” (sementara

parkir) atau “take away” dan jenis makanan yang disajikan pun dikemas

secara praktis.

2.2 Penelitian terdahulu

Deden Dani (2006), melakukan penelitian tentang Analisis Strategi

Pemasaran Perusahaan Roti Merek “Sari Roti & Boti” di Bogor, dengan

menggunakan metode analisis SWOT dan AHP. Berdasarkan hasil dari penelitian

ini, kesimpulan yang dapat diambil dari strategi bauran pemasaran yang tepat

untuk dijalankan perusahaan adalah hold and maintain (pertahankan dan

pelihara). Perusahaan harus tetap mempertahankan rasa dengan tingkat harga yang

sama dari para pesaing, serta kualitas yang sama juga. Tujuan perusahaan yang

diprioritaskan adalah untuk terus meningkatkan penjualan dengan bobot sebesar

0,316.

Meliawati (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis strategi

pemasaran Restoran Cepat Saji (Studi Kasus Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor)”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran,

menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan

alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun alat

analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan QSPM. Alternatif

strategi terbaik yaitu strategi SO melalui cabang baru dengan merekrut tenaga

yang berkualitas, pemanfaatan teknologi secara optimal, meningkatkan promosi

penjualan.

Mukti (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran

Restoran Obonk Steak & Ribs Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan

eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk

perusahaan. Metode maupun analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan

(12)

promosi yang lebih gencar, memperbaiki kualitas pelayanan restoran, serta

memperbaiki kualitas manajemen restoran dan membuka usaha layanan delivery

order.

Maulina (2009) dalam penelitian berjudul “strategi Pengembangan Usaha

pada Death By Chocolate (DBC) & SpagettiRestaurant Kota Bogor”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengkaji penerapan bauran pemasaran restoran, menganalisis

lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi

pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun analisis menggunakan

matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Altenatif strategi terbaik yang

dapat diterapkan yaitu mempertahankan kualitas dan keunggulan produk,

melayani pangsa pasar menengah ke bawah, meningkatkan kegiatan pemasaran,

melakukan diversivikasi produk, meningkatkan loyalitas, meningkatkan

kemampuan manajemen. Hasil analisis QSPM menunjukkan bahwa strategi

terbaik adalah meningkatkan pemasaran yang bertujuan untuk meningkatkan

penjualan.

Penelitian tentang strategi pemasaran pada umumnya menggunakan

konsep bauran pemasaran dengan menggunakan Analisis SWOT dan Proses

Hirarki Analitik. Penelitian analisis strategi pemasaran outlet takoyummy ini

menggunakan analisis SWOT dengan menentukan terlebih dahulu faktor internal

dan eksternal dan tahap keputusan ditentukan dengan menggunakan QSPM.

Penelitian strategi pemasaran ini tidak melibatkan konsumen, karena penentu

kebijakan mengenai perumusan strategi pemasaran adalah pihak perusahaan.

Alat análisis yang digunakan yaitu matriks SWOT dan QSPM sama seperti

yang digunakan oleh Mukti (2007) dan Maulina (2009), dan análisis lingkungan

internal dan eksternal mengenai restoran yang dijadikan acuan yaitu seperti yang

dilakukan oleh Meliawati (2007) dan Deden Dani (2006). Penelitian yang

dilakukan oleh Deden Dani (2006) dan Meliawati (2007) dijadikan rujukan dalam

pembuatan kekuatan dan kelemahan karena lokasi penelitian yang dilakukan oleh

mereka yaitu untuk makanan jajanan. Sementara penelitian lainnya dijadikan

dasar dalam pembuatan peluang dan ancaman karena faktor lingkungan eksternal

(13)

Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini mengambil

topik yang berbeda mengenai analisis strategi pemasaran Outlet takoyummy di

Ekalokasari, Bogor. Perbedaan penelitian dengan penelitian sebelumnya yaitu

pada penelitian sebelumnya biasanya menganalisis mengenai restoran, akan tetapi

dalam penelitian ini akan meneliti outlet penjualan makanan ringan dengan ciri

(14)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ` 3.1.1 Konsep strategi

Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “sekumpulan pilihan kritis

untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi

sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan

memperhatikan keunggulan kompetitif, komparatif, dan sinergis ideal

berkelanjutan kearah, cakupan dan perspektif jangka panjang keseluruhan yang

ideal dari individu atau organisasi” (Triton diacu dalam Siahaan 2008). Menurut

Rangkuti (2005), strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan,

serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting

untuk mencapai tujuan tersebut. Sedangkan menurut David (2006), strategi

merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat

atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Strategi diperlukan

karena alasan berikut :

1) Perusahaan memiliki visi, misi, tujuan dan sasaran yang harus dicapai.

Strategi ingin memastikan bahwa misi, tujuan dan sasaran ini dapat

direalisasikan seperti yang direncanakan.

2) Dalam merealisasikan tujuan di atas, perusahaan

menghadapi resiko pasar karena adanya persaingan dari perusahaan lain yang

menghasilkan produk sejenis maupun produk substitusi. Strategi diperlukan

untuk memenangkan persaingan sehingga diperoleh tingkat penjualan dan

profit yang memadai sesuai dengan resiko yang dihadapi.

3) Dalam menjalankan strategi dan rencana

pemasarannya perusahaan memiliki berbagai keterbatasan sumberdaya

misalnya permodalan, kualitas sumberdaya, penguasaan teknologi dan

informasi pasar. Strategi berusaha untuk mengatasi keterbatasan ini dan

(15)

Oleh karena itu, perusahaan perlu menyusun strategi yang digunakannya

dan bebagai rencana sebagai implementasi strategi tersebut.

3.1.2 Definisi Pemasaran

Sembilan elemen pemasaran yaitu segmentation, targetting, positioning,

diferentiation, marketing mix, brand, service dan process. Kartajaya (2004)

berpendapat bahwa suatu produk, merek, ataupun perusahaan akan memiliki

keunggulan bersaing yang bagus kalau ia mampu membangun kesembilan elemen

secara baik. Fungsi utama pemasaran yaitu memahami kebutuhan dan keinginan

konsumen, memilih dan mengembangkan produk, mengembangkan program

komunikasi, dan memperkenalkan produk ke konsumen.

Menurut Rangkuti (2006), unsur-unsur utama pemasaran dapat

diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu :

1) Unsur Strategi Persaingan

a) Segmentasi pasar, adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk

kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing

segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan

bauran pemasaran sendiri.

b) Targetting, adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar

yang akan dimasuki dan ditunjukkan untuk pembeli.

c) Positioning, adalah penetapan posisi pasar dengan tujuan membangun dan

mengkomunikasikan manfaat pokok yang istimewa atau keunggulan

bersaing dari produk yang ada ke dalam benak konsumen.

2) Unsur Taktik Pemasaran

a) Diferensiasi, berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam

berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran

inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan perusahaan dengan

yang dilakukan oleh perusahaan lain.

b) Bauran pemasaran (marketing mix), berkaitan dengan produk, harga,

promosi dan tempat atau distribusi.

3) Unsur Nilai Pemasaran, dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a) Merek atau brand, yaitu dapat berupa nama, merek dagang, logo atau

(16)

upaya penipuan dan memastikan bahwa merek tersebut adalah

satu-satunya produksi suatu perusahaan.

b) Pelayanan atau service, yaitu nilai suatu pemberian jasa pelayanan kepada

konsumen. Pelayanan tersebut bisa berbentuk perhatian perorangan,

pengiriman dan jaminan uang kembali.

c) Proses, yaitu nilai suatu prinsip perusahaan untuk membuat setiap

karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses

memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Proses diarahkan untuk menciptakan kualitas sebaik mungkin, biaya

serendah mungkin, dan waktu penyimpanan secepat mungkin.

3.1.3 Strategi Pemasaran

Starategi pemasaran merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi

untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan organisasi

dalam menghadapi tantangan dan ancaman yang dihadapi dan potensial untuk

dihadapi di masa mendatang oleh organisasi. Strategi erat kaitannya dengan

keputusan arah bisnis organisasi dan alokasi sumberdaya di antara bisnis yang

dimasukinya apabila organisasi tersebut memasuki lebih dari satu industri. Pada

dasarnya strategi digunakan untuk memenuhi tiga tujuan organisasi diantaranya

adalah sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan, saran koordinasi dan

komunikasi dapt dijadikan konsep.

Kotler (2005), mendefinisikan pemasaran sebagai pendekatan produk yang

digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan terlebih

dahulu. Didalamnya terdapat keputusan-keputusan pokok mengenai pemasaran

produk yaitu target pasar, penempatan produk di pasar, bauran pemasaran, dan

tingkat biaya pemasaran yang digunakan. Menurut Kotler dan Amstrong (1996),

konsep paling dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan, keinginan, dan

permintaan manusia. Kebutuhan manusia adalah pernyataan dari rasa kehilangan.

Keinginan adalah bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan

kepribadian individual. Sedangkan permintaan adalah keinginan akan produk

yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk

(17)

3.1.4 Bauran Pemasaran

Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan

yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran

pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus

mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Perusahaan mampu memutuskan

pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target) dan

bagaimana cara perusahaan melayaninya (positioning). Kemudian, perusahaan

merancang bauran pemasaran yang terdiri dari 7P yaitu Product, Price, Place,

Promotion, People, Process, dan Physic. Perumusan strategi pemasaran

didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap faktor-faktor lingkungan

eksternal dan lingkungan internal perusahaan.

Kotler (2000) mengemukakan bahwa alat-alat pemasaran yang dapat

digunakan untuk mempengaruhi pembeli adalah bauran pemasaran. Bauran

pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk

mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran

menekankan pada pengertian suatu strategi yang mengintegrasikan produk, harga

promosi, dan distribusi, dimana kegiatan tersebut diarahkan untuk dapat

menghasilkan omset penjualan yang maksimal atas produk yang dipasarkan

dengan memberikan kepuasan kepada konsumen. Sejalan dengan semakin

kompetitifnya dunia bisnis, 4P tersebut kini berkembang menjadi 7P diantaranya

adalah product, price, place, promotion, people, process, physical evidence.

1) Product

Kotler dan Amstrong (1997) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu

yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli,

dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau

kebutuhan.

2) Price

Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh

(18)

dengan berbagai istilah misalnya tarif, sewa, bunga, premi, komisi, upah, gaji

dan sebagainya. Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan

taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat

diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga

menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen

untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat

terjangkau oleh konsumen.

Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan

jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Selain itu, produsen

juga harus memperhatikan harga yang ditawarkan pesaing. Strategi harga

seperti diskon, rabat, sistem kredit dan sebagainya merupakan promosi dalam

bentuk harga. Strategi promosi harga tersebut bisa memperbesar volume

penjualan, walaupun tingkat keuntungan jangka panjang akan berkurang.

Ada beberapa metode penetapan harga (Swastha dan Irawan, 1990), yaitu :

a) Penetapan harga Mark-Up (Mark-Up Pricing), yaitu jumlah rupiah yang

ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual.

b) Penetapan harga Break-Even (Break-Even Pricing), yaitu bagaimana

satu-satuan produk dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang

tertanam dalam produk tersebut.

c) Penetapan harga Biaya Variabel (Variable Cost Pricing), yaitu penetapan

harga yang didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus

ditutup untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan. Sistem

penetapan harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga

minimum yang dapat dikuasai.

d) Penetapan harga Beban Puncak (Peak-Load Pricing), yaitu menaikkan

harga diatas biaya rata-rata pada saat permintaan tinggi dan mengurangkan

pada biaya variabelnya diluar periode ramai.

3) Place

Menurut Kotler (1997), saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi

yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu

(19)

keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para

pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi

dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh

suatu produk. Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang

melakukan semua kegiatan menyalurkan produk dari titik konsumsi (Stanton

dan Lamarto, 1991). Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut jumlah tingkatan saluran. Saluran distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat

tingkatan, yaitu saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua

dan saluran tingkat tiga (Kotler, 1995).

a) Saluran distribusi tingkat nol adalah hubungan langsung antara produsen

ke konsumen.

b)saluran distribusi tingkat satu adalah hubungan antara produsen dan

konsumen melalui pengecer.

c) Saluran distribusi tingkat dua terdiri dari produsen, pedagang besar,

pengecer dan konsumen.

d) Sedangkan distribusi tingkat tiga terdapat empat pelaku yaitu produsen,

pedagang besar, agen, pengecer dan konsumen.

4) Promotion

Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan

oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena

dengan adanya promosi konsumen akan mengetahui keberadaan produk.

Promosi dapat juga dikatakan sebagai suatu alat komunikasi untuk

menyampaikan sesuatu baik barang atau jasa. Kotler (2005) mendefinisikan

promosi sebagai unsur dalam pemasaran yang didayagunakan untuk

memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan.

Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya pelaksanaan promosi menurut

Kotler (2005) adalah :

a) Jumlah konsumen pontensial yang semakin meningkat.

b) Persaingan antar perusahaan meningkat.

(20)

d) Adanya perkembangan-perkembangan ekonomi yang pesat dimana

kegiatan pemasaran tidak hanya berhenti setelah produk dikembangkan,

ditentukan harganya, dan didistribusikan pada konsumen tetapi lebih jauh

lagi produk tersebut harus dikomunikasikan kepada calon konsumen

dengan promosi.

Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari

variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang

semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Bauran

promosi terdiri dari lima cara utama (Kotler, 1997), yaitu :

a) Periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide,

barang, atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

b) Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan

berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk

atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau

pedagang.

c) Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat

penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau

mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu.

d) Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon

pembeli dengan tujuan melakukan pembelian.

e) Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk

mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya.

Perusahaan dalam menetapkan strategi promosinya harus lebih dahulu

mengenal secara lebih mendalam tentang produk yang akan dipasarkannya

agar media yang dipilih sebagai media promosi akan tepat.

5) People

Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang

terlibat dalam proses produksi. Banyak produk atau jasa yang dihasilkan

bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan

karyawan perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa

yang konsumen terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang

(21)

6) Process

Proses merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan

pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Metode pengoperasian

atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah

yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang

desainnya baru akan menggangu konsumen karena keterlambatan birokrasi,

dan penyampaian jasa yang tidak efektif.

7) Physical Evidence

Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan

bukti atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik

antara lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya.

Program pemasaran yang efektif mencampurkan semua elemen bauran

pemasaran ke dalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai

sasaran pemasaran perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen.

Jadi perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan mudah serta dengan komunikasi

yang efektif.

3.1.5 Segmentation, Targetting, dan Positioning

Di dalam pemasaran, penentuan pasar dalam rangka penawaran produk

adalah sesuatu yang penting, karena untuk sukses dipasar yang penuh dengan

persaingan, perusahaan harus menempatkan konsumen ditengah. Akan tetapi

sebelum memuaskan konsumen, sebuah perusahaan harus memahami dengan jelas

apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. Terdapat banyak macam

konsumen dengan kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

perusahan harus menyesuaikan produk dan program pemasaran pada kebutuhan

pelanggan yang spesifik. Dalam pemasaran terarah, ada tiga langkah yang harus

(22)

pasar, mentargetkan pasar dan memposisikan pasar. Langkah-langkah dalam

pemasaran terarah dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Langkah-Langkah dalam Pemasaran Terarah.

Sumber : Kotler dan Armstrong (1996).

Gambar 2 menunjukkan tiga langkah besar dalam pemasaran terarah.

Pertama segmentasi pasar (segmentation) adalah membagi pasar menjadi

kelompok pembeli yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, karakteristik,

ataupun tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran

terpisah. Perusahaan melakukan berbagai cara berbeda untuk membagi-bagi pasar

dan mengembangkan profil dari segmen yang dihasilkan. Langkah kedua adalah

memilih satu atau beberapa segmen sebagai calon target dengan potensi yang

paling besar untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah memposisikan pasar

(positioning) yaitu menetapkan pemosisian bersaing untuk produk dan

menciptakan bauran pemasaran yang terinci.

1) Segmentasi Pasar (Segmentation)

Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli pembeda dalam satu atau lain cara.

Pembeli dapat berbeda dalam hal keinginan, sumberdaya, lokasi, sikap

pembelian dan praktik pembelian. Pembeli mempunyai kebutuhan dan

keinginan yang unik, maka setiap pembeli secara potensial merupakan pasar

terpisah. Oleh karena itu, manajer harus menentukan segmen mana yang

menawarkan produk atau jasa yang terbaik dari perusahaan.

Segmentasi Pasar Penargetan Pasar Menentukan Posisi Pasar

(23)

Pada dasarnya segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan

suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di

mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala

aspek. Pemasar memandang suatu pasar tertentu terdiri dari banyak bagian

yang lebih kecil yang masing-masing bagian memiliki karakteristik tertentu

yang sama (umumnya dengan produk yang berbeda) untuk memenuhi

kebutuhan khas dari masing-masing segmen. Variabel utama yang biasa

dipergunakan dalam mensegmentasikan pasar adalah variabel geografis

(wilayah), demografis (usia, jenis kelamin, dll), psikografis (gaya hidup, kelas

sosial) dan tingkah laku tertentu.

Menurut Tjiptono (2001), ada banyak cara untuk melakukan segmentasi

pasar. Namun, tidak semua segmentasi bisa efektif. Agar segmentasi dapat

bermanfaat secara maksimal, maka segmen-segmen pasar harus memenuhi

lima karakteristik berikut :

a) Dapat diukur (measurable)

Ukuran, daya beli dan profil segmen harus dapat diukur. Walaupun ada

beberapa komponen variabel yang sulit diukur.

b) Besar (substansial)

Segmen harus cukup besar dan mengguntungkan untuk dilayani.

c) Dapat dijangkau (accessible)

Segmen harus dapat terjangkau oleh perusahaan, agar dapat dilayani

dengan efektif.

d) Dapat dibedakan (differentiable)

Segmen-segmen dapat dipisah-pisahkan secara konseptual dan

memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur-unsur dan

program-program bauran pemasaran yang berlainan.

e) Dapat diambil tindakan (actionable)

Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan

melayani segmen-segmen yang bersangkutan.

(24)

Menetapkan target pasar (market targetting) melibatkan evaluasi setiap

daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan

dimasuki. Perusahaan harus mentargetkan daya tarik segmen dimana

perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan

mempertahankannya sepanjang waktu. Menurut Umar (2000), dalam

mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, sebuah perusahaan harus

memperhatikan tiga faktor, diantaranya adalah ukuran dan pertumbuhan

segmen, daya tarik struktural segmen, sasaran dan sumberdaya perusahaan.

a)Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan

menganalisis data tentang penjualan akhir, proyeksi laju pertumbuhan

penjualan dan margin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu

pilih segmen yang diharapkan paling sesuai.

b)Daya tarik struktural segmen, suatu segmen mungkin mempunyai ukuran

dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum

tentu menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus

mempelajari faktor-faktor struktural yang utama yang mempengaruhi

daya tarik segmen dalam jangka panjang.

c)Sasaran dan sumberdaya perusahaan, perusahaan harus

mempertimbangkan sasaran dan sumberdayanya dalam kaitan dengan

segmen pasar. Walaupun ada segmen yang bagus, akan tetapi dapat

ditolak jika terjadi prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walau

segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetap harus

dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan

sumberdayanya, misal keterampilan tenaga pelaksananya untuk masuk ke

pasar itu bahkan keterampilan yang lebih baik dari pesaingnya.

3) Menentukan Posisi Pasar (Positioning)

Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar mana yang dimasuki,

langkah selanjutnya adalah perusahaan harus menentukan posisi yang ingin

ditempati oleh segmen tersebut. Positioning berkenaan dengan upaya

identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas

dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan

(25)

benak pasar sasaran. Jadi fokus utama positioning adalah para persepsi

pelanggan dan bukan sekedar produk fisik yang dihasilkan. Jika sebuah

produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar, maka

konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya.

Menurut (Hiam dan Schewe, 1994) ada enam prosedur untuk melakukan

penempatan posisi yang tepat, yaitu :

a) Menentukan produk/pasar yang relevan.

b) Mengidentifikasikan pesaing, baik pesaing primer maupun pesaing

sekunder.

c) Menentukan cara dan standar yang digunakan konsumen dalam

mengevaluasi pilihan untuk memenuhi kebutuhan mereka.

d) Mengetahui bagaimana persepsi konsumen terhadap posisi pesaing.

e) Mengidentifikasi senjang atau gap pada posisi yang ditempati.

f) Merencanakan dan melaksanakan strategi positioning serta memantau

posisi.

Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah :

a.Untuk menempatkan atau memposisikan produk di pasar sehingga produk

tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersaing.

b.Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal

pokok kepada pelanggan.

3.1.6 Analisis Lingkungan Perusahaan

Lingkungan perusahaan yang efektif dapat mendukung terciptanya

keberlangsungan perusahaan sehingga visi dan misi perusahaan berjalan efektif.

Tidak semudah dalam sebuah tulisan, efektifitas visi dan misi memiliki peluang

dan hambatan. Menurut Jauch dan Glueck (1988) analisis lingkungan adalah

suatu proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor

lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.

Lingkungan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan internal dan

lingkungan eksternal. Kedua lingkungan tersebut berpengaruh terhadap kebijakan

suatu perusahaan sehingga operasional perusahaan berjalan lancar.

Analisis lingkungan secara sistematis dan efektif juga membantu

(26)

ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah ancaman menjadi

keuntungan bagi perusahaan. Analisis ini bertujuan agar manajer perusahaan

memiliki kemampuan untuk dapat meramalkan perubahan yang mungkin terjadi,

sehingga dapat mengantisipasi perubahan tersebut.

3.1.6.1

Lingkungan Internal Perusahaan

Pearce dan Robinson (1997), mengatakan bahwa analisis internal adalah

pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dengan

peluang dan ancaman yang ada di lingkungan. Memahami pemikiran yang cukup

sederhana ini akan memungkinkan anda melihat peran analisis internal dalam

pengembangan strategi yang tepat, sehingga mampu memanfaatkan kekuatan dan

mengatasi kelemahan.

Strategi yang dirumuskan secara baik adalah kesesuaian yang tepat antara

peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan

perusahaan itu sendiri. Analisis internal haruslah mengidentifikasi dan

mengevaluasi sejumlah keterbatasan kekuatan dan kelemahan terhadap peluang

yang ada dalam lingkungan bersaing perusahaan yang akan datang. Kekuatan

adalah faktor-faktor yang menggambarkan keunggulan bersaing potensial di

pasar-pasar sasaran, sumberdaya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain

relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani

oleh perusahaan. Sedangkan kelemahan adalah faktor-faktor yang merupakan

kelemahan bersaing potensial, keterbatasan atau kekurangan dalam sumberdaya,

keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif

perusahaan (Pearce dan Robinson, 1997). Adapun lingkungan internal perusahaan

tersebut dilihat dari analisis fungsional.

Analisis fungsional merupakan cara paling sederhana untuk memahami

dan menganalisis lingkungan internal perusahaan. Secara pendekatan fungsional

lingkungan internal perusahaan terdiri dari pemasaran, keuangan, sumberdaya

manusia, produksi dan operasi, penelitian dan pngembangan serta system

informasi manajemen. Pemasaran merupakan proses menetapkan,

mengantisipasi, menciptakan, dan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan

(27)

perusahaan harus memahami dengan jelas apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginan dari konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam aspek

pemasaran adalah unsur pemasaran STP (segmentation, targetting dan

positioning) dan bauran pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people,

process, dan physic).

3.1.6.2 Lingkungan Eksternal Perusahaan

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan

perencana strategi untuk memantau faktor-faktor lingkungan eksternal dalam

menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Lingkungan eksternal

meliputi berbagai faktor diluar perusahaan yang dapat berupa peluang dan

ancaman bagi perusahaan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan

dalam lingkungan perusahaan. Ancaman adalah situasi penting yang tidak

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Masuknya pesaing baru,

lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya tawar-menawar pembeli dan

pemasok, perubahaan teknologi, atau peraturan baru dapat mengancam

perusahaan. Lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan

jauh dan lingkungan industri.

1) Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya

diluar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa

diperhatikan adalah faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi.

Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk

maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju.

a) Faktor Politik

Arah, kebijakan dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting

bagi para pengusaha, sistem politik yang tidak kondusif berdampak

negatif bagi dunia usaha, begitu juga sebaliknya. Faktor politik yang

perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang-Undang

tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar

negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan

(28)

b) Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi maka

semakin buruk juga iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus

diperhatikan dalam menganalisis ekonomi adalah siklus bisnis, inflasi,

suku bunga, investasi, harga, produktivitas, dan tenaga kerja.

c) Sosial

Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya

perubahan sosial terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat

diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya,

misalnya sikap, gaya hidup, adat istiadat, budaya, demografi, religious,

dan etnis.

d) Teknologi

Kekuatan teknologi mengidentifikasikan peluang dan ancaman besar

yang harus dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Kemajuan

teknologi dalam dunia bisnis bisa secara dramatis mempengaruhi produk,

jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi,

praktik pemasaran dan posisi kompetitif organisasi. Kemajuan teknologi

bisa menciptakan keunggulan kompetitif baru lebih baik daripada

keunggulan kompetitif yang ada. Kemajuan teknologi dapat

menciptakan pasar baru dan peluang baru bagi perusahaan.

2) Lingkungan Industri

Aspek lingkungan bisnis akan mengarah pada aspek persaingan dimana

bisnis perusahaan berada. Lingkungan industri perlu dianalisis dalam rangka

menentukan struktur industri tertentu. hal ini dilakukan agar dapat

menganalisis persaingan yang akan terjadi antara perusahaan dan pesaingnya.

Demikian perusahaan dapat menentukan strategi bersaing. Michael Porter

(1980) mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis

persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut lima kekuatan

bersaing yaitu:

(29)

Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan

sejumlah implikasi bagi perusahaan yang ada, misalnya kapasitas menjadi

bertambah, terjadi perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya

produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi

perusahaan yang ada.

b) Persaingan Perusahaan Sejenis dalam Industri

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja

perusahaan. Dalam persaingan oligopoly, perusahaan mempunyai

kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar sedangkan

persaingan sempurna biasanya akan memaksa perusahaan menjadi

follower termasuk dalam hal harga.

c) Ancaman Produk Pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam suatu industri tertentu akan

bersaing pula dengan produk pengganti. Ancaman produk subtitusi akan

kuat jika konsumen dihadapkan pada situasi dimana produk subtitusi itu

mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih

tinggi dari produk-produk suatu industri.

d) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi

perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan

service, mengadu perusahaan dengan kompetitornya.

e) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka

menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk maupun jasa.

Kekuatan tawar menawar dari pemasok mempengaruhi intensitas

persaingan dalam industri, terutama jika jumlah pemasok banyak, jika

hanya sedikit bahan baku pengganti yang baik atau jika biaya mengganti

bahan baku sangat tinggi.

(30)

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk menyusun strategi

pemasaran dengan menggunakan matriks SWOT dan matriks QSPM.

1) Analisis SWOT

Analisis SWOT merupakan alat penganalisis suatu evaluasi kekuatan dan

kelemahan serta peluang dan ancaman bagi suatu perusahaan guna

menghadapi persaingan usaha dengan pesaing sejenis. Menurut Rangkuti

(2006) SWOT singkatan dari lingkungan internal strengths dan weakness

serta lingkungan eksternal opportunities dan threats yang dihadapi dunia

bisnis.

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis SWOT yang efektif harus

bertujuan meraih pemasaran strategi yang cocok dengan lingkungan internal

dan eksternal (Goh dan Hor 2003). Matriks SWOT merupakan matching tool

yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi yaitu

sebagai berikut:

a) Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan

internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar

perusahaan. Menurut David (2004) semua manajer menginginkan

perusahaan mereka berada dalam posisi kekuatan internal yang dapat

dipakai untuk memanfaatkan kecenderungan dan peluang dari peristiwa

eksternal. Jika perusahaan memiliki kelemahan utama, perusahaan akan

berusaha keras untuk mengubahnya menjadi kekuatan dan jika

menghadapi ancaman besar, sebuah perusahaan akan berusaha

menghindarinya dan memusatkan pada peluang yang ada.

b) Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi ini bertujuan untuk

memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahan dengan

memanfaatkan peluang-peluang perusahaan. Terkadang peluang

eksternal kunci ada, tetapi sebuah perusahaan mempunyai kelemahan

(31)

c) Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha

untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman

eksternal. Strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh

perusahaan untuk mengatasi ancaman. Hal ini tidak berarti bahwa

organisasi yang kuat akan menghadapi ancaman frontal dalam

lingkungan eksternal yang dihadapinya.

d) Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan teknik untuk

bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari

ancaman. Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman. David (2004) menyatakan bahwa sebuah perusahaan yang

dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal

berada dalam posisi yang penuh resiko.

2) Matriks QSPM

QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang

direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan

strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal dan

eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (Umar 2008). Tujuan QSPM

adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau

yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan, seperti alat analisis

lainnya. Analisis QSPM digunakan untuk menentukan attractiveness dari

alternative strategi yang ada. David (2004) menyatakan bahwa selain

membuat peringkat strategi untuk memperoleh daftar prioritas, ada satu

teknik analisis yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari

alternatif strategi yang telah diperoleh.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Perkembangan yang pesat pada bisnis makanan menimbulkan tingkat

persaingan yang tinggi. terutama yang dihadapi oleh outlet takoyummy saat ini.

Dalam menjalankan kegiatan usahanya outlet takoyummy dihadapkan pada

berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Saat ini yang terjadi pada outlet

(32)

target pasar dan belum adanya peningkatan jumlah produksi yang

berkesinambungan sehingga keuntungan yang didapat belum maksimal. Oleh

karena itu outlet takoyummy memerlukan strategi pemasaran yang tepat untuk

lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target pasar.

Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui

keadaan umum outlet takoyummy yang mencakup visi, misi dan lingkungan

pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal

dan lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan

internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan

dengan mengidentifikasi lingkungan eksternal maka akan diketahui peluang dan

ancaman. Setelah mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal maka

langkah selanjutnya adalah menganalisis menggunakan matriks SWOT. Matriks

SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai alternatif strategi dengan

menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki oleh outlet takoyummy. Tahap terakhir merupakan

pengambilan keputusan alternatif strategi terbaik dengan menggunakan matriks

QSPM yang berfungsi untuk mengetahui prioritas strategi pemasaran yang terbaik

yang sebaiknya digunakan perusahaan. Diharapkan alternatif strategi pemasaran

yang dihasilkan dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mengatasi permasalahan

(33)

Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pemasaran Takoyummy .

Kekuatan dan Kelemahan Perusahaaan

Peluang dan Ancaman Perusahaan Permasalahan :

Takoyummy berusaha menghadapi tingginya tingkat persaingan dan berkeinginan meningkatkan pengenalan produknya serta keinginan perusahaan untuk menambah perolehan hasil penjualan yang tinggi dari target penjualan .

Takoyummy

Analisis Strategi Pemasaaran

Lingkungan Perusahaan

Lingkungan Eksternal :

1. Lingkungan

Jauh

2. Lingkungan

Industri Lingkungan Internal

Pemasaran :

1. Unsur Pemasaran

(STP)

2. Bauran Pemasaran

Alternatif Strategi yang Tepat ( Matriks SWOT)

Prioritas Strategi yang Sesuai dengan Kondisi Perusahaan

(Matriks QSPM)

(34)

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza

Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

(Purposive) dengan pertimbangan bahwa outlet takoyummy merupakan salah satu

outlet khas oriental di Kota Bogor yang relatif baru didirikan dan mempunyai

potensi untuk dikembangkan dalam memasarkan jajanan camilan oriental. Selain

itu pertimbangan lain berupa adanya ketersediaan data yang dibutuhkan dan

kesediaan manajemen outlet untuk menjadikan outlet tersebut sebagai lokasi

penelitian. Kegiatan pengumpulan data dilakukan mulai bulan Januari sampai

dengan April 2011.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam metode ilmiah.

Pengumpulan data juga diartikan sebagai prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam pengumpulan data selalu ada

hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang

ingin dipecahkan. Bahkan banyak masalah yang dirumuskan tidak akan bisa

dipecahkan karena metode untuk memperoleh data yang digunakan tidak

memungkinkan ataupun metode yang ada tidak dapat menghasilkan data seperti

yang diinginkan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan langsung dilapangan dan

wawancara terstruktur dengan pihak outlet takoyummy. Data sekunder diperoleh

dari dokumen, laporan manajemen perusahaan outlet takoyummy, perpustakaan,

literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian serta data dari instansi-instansi

terkait seperti Dinas Perindustrian Perdagangan (Disperindag), Badan Pusat

Statistik (BPS), dan instansi-instansi terkait lainnya. Jenis dan sumber data yang

(35)

Tabel 3. Jenis dan Sumber Data Penelitian

1.Mengetahui unsur pemasaran (STP) dan bauran pemasaran (7P)

2.Mengetahui alternatif strategi yang akan dilaksanakan

3.Mengkaji peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh takoyummy

2 Sekunder 1. Dinas Informasi

pariwisata dan

2. Literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian

3. Internet dan kepustakaan

4.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang

dilakukan adalah :

1) Teknik Observasi : melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan

promosi perusahaan.

2) Teknik Wawancara : melakukan wawancara dengan pemilik outlet serta

pegawai outlet untuk mendapatkan informasi yang lengkap.

3) Teknik Kepustakaan : membaca buku-buku yang terkait dengan judul

penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan

penelitian.

4) Studi Pendahuluan : mendatangi outlet, melakukan pengamatan dan

wawancara langsung dengan pihak outlet sebelum memulai penyusunan

skripsi.

5) Teknik Pengisian Kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan oleh satu atau

dua orang responden, yaitu pemilik outlet serta bagian keuangan outlet

(36)

Pemilihan responden berdasarkan pihak yang memiliki pengetahuan,

pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi

pemasaran pada outlet takoyummy.

4.4 Teknik Pengambilan Sample

Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Pemilihan responden tersebut dipilih berdasarkan

pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari sumber yang tepat diantara

responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

responden ini terdiri dari empat responden yaitu pemilik outlet, bagian keuangan,

dan karyawan bagian pemasaran serta bagian produksi. Responden dipilih dengan

pertimbangan bahwa keempat responden ini merupakan orang yang sangat

mengetahui kondisi outlet, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal

perusahaan.

4.5 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dan analisis data terdiri dari data deskriptif

kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan manajemen strategi dan manajemen

pemasaran selanjutnya disajikan dalam bentuk tabulasi, bagan dan uraian.

Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk mengetahui lingkungan perusahaan

agar diketahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan pada matriks

SWOT dan matriks QSPM diolah dengan menggunakan program Microsoft Excel.

4.6 Matriks SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats)

Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matriks

ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang

dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif

strategi SO, strategi WO, strategi WT, dan strategi ST (Tabel 4).

Langkah-langkah menyusun matrik SWOT adalah sebagai berikut :

Gambar

Tabel 2. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2004 - 2009
Gambar 1. Rata-rata Perbandingan antara Target dan Realisasi Penjualan Takoyummy per Hari pada Bulan Januari – Mei 2011
Gambar 2. Langkah-Langkah dalam Pemasaran Terarah.
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional Strategi Pemasaran Takoyummy .
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang diperoleh adalah beberapa alternatif strategi yaitu: apabila dilihat dari produk politik, harga politik, promosi politik dan tempat politik

Potongan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Merek The Body Shop Outlet Sun Plaza Medan ” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang.. disusun sebagai tugas

(2) Harga (Price) : bagaimana strategi penentuan harga ; (3) Promosi (Promotion) : bagaimana promosi yang harus dilakukan ; (4) Lokasi (Place): bagaimana system

Supaya konsumen atau target pasar mengetahui potongan harga yang diberikan, clothing line Sinkkink Pride membuat promosi di media sosial.. Promo tersebut bisa dikatakan sebagai

Responden yang dipilih adalah pihak yang terlibat dalam kegiatan promosi Outlet Temphoyac dan konsumen di Outlet Temphoyac, Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan

Diantaranya strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan melalui iklan diinternet dan majalah musik, promosi penjualan dengan memberikan potongan harga, penjualan

Dimana dalam meningkatkan jumlah customer Lina Hotel dan Mascot Hotel menggunakan empat startegi, yaitu strategi produk, strategi harga, tempat usaha dan strategi promosi, keempat

Strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam pemasaran PT Ghaly Rolies Indonesia berdasarkan analisis QSPM adalah meningkatkan kegiatan promosi baik secara offline dengan brosur,