• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR

Tugas : SEMINAR Semester : VI ( enam ) Tahun Ajaran : 2013

Judul : Pengaruh Interior Rumah sakit Jiwa Terhadap Keselamatan dan Kemanan Pasien Studi Kasus Ruang Rawat Inap RSJD. Dr. Amino Gondohutomo Semarang Kelompok : 1. Dandy Armando P ( 21020110141025 )

2. Bagas Laksawicaka ( 21020110141026 )

3. Tri Widayanto ( 21020110141043 ) 4. Dirga Oktrianto ( 21020110141072 )

Dinyatakan telah memenuhi persyaratan dan menyelesaikan tugas mata kuliah Seminar. Mata kuliah tersebut telah diterima dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Dhanoe Iswanto, M.T. Ir. Hermin Werdiningsih, M.T. NIP. 195712221987031001 NIP. 196010211990032002

Dosen Koordinator MK Seminar

(2)

Kata Pengantar

Puji dan Syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

limpahan berkah dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Seminar ini.

Penyusunan Laporan ini merupakan syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar.

Pengerjaan dan penyusunan Laporan Seminar ini tentunya tidak terlepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak antara lain :

1. Ibu Ir. Hermin Werdiningsih, M.T. selaku koordinator mata kuliah Seminar tahun ajaran

2013.

2. Bapak Ir. Dhanoe Iswanto,MT. sebagai dosen pembimbing I dan ibu Ir. Hermin

Werdiningsih, MT. sebagai dosen pembimbing II atas bimbingan, arahan, bantuan, dan

motivasi yang diberikan sejak awal proses bimbingan hingga akhir sidang Seminar.

3. Bapak Sasongko selaku kepala bagian Diklat RSJD. Dr. Amino Gondohutomo Semarang,

bapak Sudiyono selaku staff ruang VIP RSJD. Dr. Amino Gondohutomo Semarang,

bapak Kandar selaku Kepala Bagian Ruang UPIP RSJD. Dr. Amino Gondohutomo

Semarang atas bantuan dalam pemberian informasi dan data – data yang mendukung

analisa seminar kami.

4. Rekan – rekan mahasiswa Jurusan Arsitektur UNDIP angkatan 2010 yang telah

membantu kelancaran kami dalam membantu dalam kegiatan survey.

Serta pihak – pihak lain yang telah membantu kelancaran proses dan terlaksananya

seminar kami yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, atas bantuan dan arahannya kami

sampaikan terima kasih yang sedalam – dalamnnya.Harapan kami melalui seminar ini dapat

dijadikan pengetahuan bagi para pembaca mengenai elemen – elemen interior yang dapat

membahayakan bagi pasien rumah sakit jiwa.

(3)

Dalam pengerjaan, penyusunan, dan penyajian seminar ini kami mengakui masih terdapat

kekurangan – kekurangan, oleh karena itu besar harapan kami bagi para pembaca untuk

memberikan saran , masukan, serta kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan

seminar kami

Semarang, Mei 2013

(4)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Seminar... i

Kata Pengantar.. ... ii

Daftar Isi... iv

Daftar Gambar ... vi

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Sasaran... 2

1.3 Manfaat... 2

1.4 Rumusan Masalah... 3

1.5 Metode Penelitian...3

1.6 Sistematika Pembahasan... 5

1.7 Ruang Lingkup... 5

1.8 Alur Pikir... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Rumah Sakit Jiwa... 7

2.1.1 Pengertian Rumah Sakit Jiwa... 7

2.1.2 Spesifikasi Rumah Sakit Jiwa... 7

2.1.3 Karakteristik Rumah Sakit Jiwa... 8

2.1.4 Klasifikasi Kelompok Pasien... 9

2.1.5 Klasifikasi Berdasarkan Emosional Psikologis Pasien... 9

(5)

2.1.6 Rancangan Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa... 10

2.2 Tinjauan Umum Keselamatan dan Keamanan... 12

2.2.1 Pengertian Keselamatan dan Kemanan... 12

BAB III TINJAUAN UMUM RSJD. DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 3.1 Lokasi dan Situasi RSJD. Dr. Amino Gondohutmo Semarang………... 13

BAB IV TINJAUAN KHUSUS RUANG RAWAT INAP RSJD. DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG 4.1 Data Hasil Kuisioner………. 16

4.2 Tinjauan Fisik Ruang Rawat Inap……… 18

4.2.1 Data dan Analisa Ruang Rawat Inap VIP……… 18

4.2.2 Data dan Analisa Ruang Rawat Inap UPIP……… 38

4.2.3 Data dan Analisa Ruang Rawat Inap Bangsal……… 49

4.2.2 Data dan Analisa Ruang Rawat Inap Kelas 2……… 62

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan……… 78

(6)

DAFTAR GAMBAR

BAB I – PENDAHULUAN BAB II – TINJAUAN PUSTAKA

BAB III – TINJAUAN UMUM RSJD. DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG

Gambar 3.1 Peta satelit

RSJD. Dr. Amino Gondohutomo...

13

Gambar 3.2 SituasiRSJD. Dr. Amino Gondohutomo……… 14

BAB IV -

TINJAUAN KHUSUS RUANG RAWAT INAP DR. AMINO

GONDOHUTOMO SEMARANG

Gambar 4.1 Layout Ruang Rawat Inap VIP..…………... 18

Gambar 4.2 Lantai Kramik VIP.……….………... 19

Gambar 4.3 Railing kayu VIP... 20

Gambar 4.4 Dinding kramik VIP……....……….………...…….. 21

Gambar 4.5 Stop kontak VIP…....………..………...……... 22

Gambar 4.6 Kaca jendela VIP….………...…….. 23

Gambar 4.7 Kaca dan pintu VIP... 24

Gambar 4.8 Pintu kayu VIP…………...………...………... 25

Gambar 4.9 Pintu PVC VIP…………...………..………...……... 26

Gambar 4.10 Kaca cermin VIP...………...…... 27

Gambar 4.11 Washtafel VIP………...……….... 28

Gambar 4.12 Ventilasi VIP... 29

Gambar 4.13 Plafond eternit VIP... ……. 30

Gambar 4.14 Kursi kayu VIP... ……. 31

Gambar 4.15 Meja makan VIP... ……. 32

Gambar 4.16 Tempat tidur VIP... ……. 33

Gambar 4.17 Lemari kecil VIP... ……. 34

(7)

Gambar 4.18 Tempat handuk VIP... ……. 35

Gambar 4.19 Bak mandi VIP... ……. 36

Gambar 4.20 Kloset duduk VIP... ……. 37

Gambar 4.21 Layour Ruang rawat inap UPIP... ….... 38

Gambar 4.22 Lantai kramik UPIP... ….. 39

Gambar 4.23 Kaca pada pintu UPIP... ……. 40

Gambar 4.24 Pintu kayu UPIP... ……. 41

Gambar 4.25 Kaca pada jendela UPIP... ……. 42

Gambar 4.26 Stop kontak UPIP... ... 43

Gambar 4.27 Ventilasi UPIP... ….... 44

Gambar 4.28 Plafond eternit UPIP... ….... 45

Gambar 4.29 Tempat tidur UPIP... ….. 46

Gambar 4.30 Lemari kecil UPIP... ……. 47

Gambar 4.31 Meja makan UPIP... ……. 48

Gambar 4.32 Layout ruang rawat inap BANGSAL... ……. 49

Gambar 4.33 Lantai kramik BANGSAL... ... 50

Gambar 4.34 Dinding kramik BANGSAL... ….... 51

Gambar 4.35 Washtafel BANGSAL... ……. 52

Gambar 4.36 Kaca pada jendela BANGSAL... ... 53

Gambar 4.37 Kaca pada pintu BANGSAL... …... 54

Gambar 4.38 Pintu kayu BANGSAL... ……. 55

Gambar 4.39 Ventilasi BANGSAL... ... 56

Gambar 4.40 Pintu tralis besi BANGSAL... ….... 57

Gambar 4.41 Jendela tralis besi BANGSAL... ……. 58

Gambar 4.42 Plafond eternit BANGSAL... ... 59

(8)

Gambar 4.44 Tempat minum BANGSAL... ……. 61

Gambar 4.45 Layour ruang rawat inap KELAS 2... ... 62

Gambar 4.46 Lantai kramik KELAS 2... … 63

Gambar 4.47 Dinding kramik KELAS 2... ... 64

Gambar 4.48 Stop kontak KELAS 2... …... 65

Gambar 4.49 Kaca pada jendela KELAS 2... ……. 66

Gambar 4.50 Jendela tralis besi KELAS 2... ... 67

Gambar 4.51 Pintu bahan kayu KELAS 2... … 68

Gambar 4.52 Kaca pada pintu KELAS 2... ... 69

Gambar 4.53 Pintu PVC KELAS 2... …... 70

Gambar 4.54 Ventilasi KELAS 2... ……. 71

Gambar 4.55 Plafond eternit KELAS 2... ... 72

Gambar 4.56 Temapat tidur KELAS 2... … 73

Gambar 4.57 Lemari kecil KELAS 2... ... 74

Gambar 4.58 Kloset jongkok KELAS 2... … 75

Gambar 4.59 Bak mandi KELAS 2... ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Gambar 5.1 Solusi desain ruang VIP... …... 79

Gambar 5.2 Solusi desain ruang UPIP... ……. 82

Gambar 5.3 Solusi desain ruang BANGSAL... ... 84

Gambar 5.4 Solusi desai ruang KELAS 2... … 86 BAB IV – PENUTUP

DAFTAR TABEL

(9)

BAB I -- PENDAHULUAN BAB II – TINJAUAN PUSTAKA

Tabel 2.1 Karakteristik Rumah sakit Jiwa…...………...…….………... 8

Tabel 2.2 Kalsifikasi Berdasarkan Emosional Psikologis Pasien…...………...……. ………... ………... 9

BAB III – TINJAUAN UMUM RSJD. DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG BAB IV – TINJAUAN KHUSUS RUANG RAWAT INAP RSJD. DR. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Tabel 4.1 Data Hasil Kuisioner …...………...…….………... 16

Tabel 4.2 Data Hasil Kuisioner Elemen Lantai VIP…...………...…….………... 19

Tabel 4.3 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Railing Kayu VIP…...……….. 20

Tabel 4.4 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Keramik VIP …...………...….. 21

Tabel 4.5 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Stop Kontak VIP …...………... 22

Tabel 4.6 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Pada Jendela VIP …...………. 23

Tabel 4.7 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Pada Pintu VIP …...………… 24

Tabel 4.8 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Pintu Kayu VIP …...……… 25

Tabel 4.9 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Pintu PVC VIP …...……… 26

Tabel 4.10 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Cermin VIP …...……… 27

Tabel 4.11 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Wastafel VIP …...……… 28

Tabel 4.12 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Ventilasi VIP …...……… 29

Tabel 4.13 Data Hasil Kuisioner Elemen Plafond Eternit VIP …...……… 30

Tabel 4.14 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Kursi Kayu VIP …...……… 31

Tabel 4.15 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Meja Makan VIP …...……… 32

Tabel 4.16 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Tempat Tidur VIP …...……….... 33

Tabel 4.17 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Lemari Kecil VIP …...………. 34

Tabel 4.18 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Tempat Handuk VIP …...……… 35

Tabel 4.19 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Bak Mandi VIP …...……… 36

Tabel 4.20 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Kloset Duduk VIP …...……….... 37

Tabel 4.21 Data Hasil Kuisioner Elemen Lantai UPIP…...………...…….……….... 39

Tabel 4.22 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Pada Pintu UPIP …...………… 40

Tabel 4.23 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Pintu Kayu UPIP …...……… 41

Tabel 4.24 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Pada Jendela UPIP…...………. 42

Tabel 4.25 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Stop Kontak UPIP …...………... 43

Tabel 4.26 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Ventilasi UPIP …...……… 44

Tabel 4.27 Data Hasil Kuisioner Elemen Plafond Eternit UPIP …...……… 45

Tabel 4.28 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Tempat Tidur UPIP …...……….... 46

Tabel 4.29 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Lemari Kecil UPIP …...………. 47

Tabel 4.30 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Meja Makan UPIP …...……… 48

Tabel 4.31 Data Hasil Kuisioner Elemen Lantai Bangsal…...………...…….………. 50

Tabel 4.32 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Keramik Bangsal …...………... 51

Tabel 4.33 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Wastafel Bangsal …...………... 52

Tabel 4.34 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Pada Jendela Bangsal …...………. 53

Tabel 4.35 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Pada Pintu Bangsal …...………… 54

Tabel 4.36 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Pintu Kayu Bangsal …...……… 55

Tabel 4.37 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Ventilasi Bangsal …...……… 56

Tabel 4.38 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Pintu Tralis Besi Bangsal …...………... 57

Tabel 4.39 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Jendela Tralis Besi Bangsal …...……… 58

(10)

Tabel 4.41 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Tempat Tidur Bangsal …...………. 60

Tabel 4.42 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Tempat Minum Bangsal …...………….. 61

Tabel 4.43 Data Hasil Kuisioner Elemen Lantai Kelas 2…...………...…….………. 63

Tabel 4.44 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Keramik Kelas 2 …...………... 64

Tabel 4.45 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Stop Kontak Kelas 2 …...………... 65

Tabel 4.46 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Pada Jendela Kelas 2 …...………. 66

Tabel 4.47 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Jendela Tralis Besi Kelas 2 …...……… 67

Tabel 4.48 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Pintu Kayu Kelas 2…...……… 68

Tabel 4.49 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Kaca Pada Pintu Kelas 2…...………… 69

Tabel 4.50 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Pintu PVC Kelas 2 …...……… 70

Tabel 4.51 Data Hasil Kuisioner Elemen Dinding Ventilasi Kelas 2 …...……… 71

Tabel 4.40 Data Hasil Kuisioner Elemen Plafond Eternit Kelas 2 …...……… 72

Tabel 4.41 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Tempat Tidur Kelas 2 …...………. 73

Tabel 4.42 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Lemari Kecil Kelas 2 …...……… 74

Tabel 4.43 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Kloset Jongkok kelas 2 …...……….... 75

Tabel 4.24 Data Hasil Kuisioner Elemen Pengisi Bak Mandi Kelas 2 …...……… 76

Tabel 4.25 Rata – Rata Presaentase Data Hasil Kuisioner 2 …...……….…. 76 BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN

(11)

Pengaruh Kemampuan Gambar Arsitektur terhadap Hasil Perancangan Arsitektur

Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Arsitektur UNDIP Angkatan 2010

Abstrak

Proses perancangan hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan menggambar tangan atau freehand drawing. Dalam ruang lingkup pendidikan kejuruan kita, penggunaan freehand drawing lebih dominan digunakan pada tahap eksplorasi desain. Sketsa atau gambar tangan merupakan salah satu media komunikasi yang sangat berperan vital dalam penyampaian ide sang arsitek. Bagi mahasiswa arsitektur, menggambar merupakan suatu kemampuan yang dikategorikan sangat penting sebagai dasar atau basic

sebelum melangkah ke tahap perancangan yang lebih kompleks. Kemampuan menggambar tersebut dapat dipelajari mahasiswa JAFT UNDIP dari mata kuliah Gambar Arsitektur yang diberikan pada semester 1. Namun kini ironisnya banyak mahasiswa yang ragu-ragu dalam menggunakan sketsa atau freehand drawing sebagai bagian dari proses mereka berkomunikasi dalam mengembangkan konsep. Sehingga semakin hari, peranan mata kuliah GA di JAFT semakin dipertanyakan. Maka dari itu kami menganggap perlu diadakan penelitian mengenai apakah kemampuan gambar arsitektur yang dimiliki oleh mahasiswa dapat menunjang hasil perancangan arsitektur dan seberapa besar pengaruh yang diberikan gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010.

(12)

Hipotesis dalam penelitian ini adalah mata kuliah gambar arsitektur mampu menunjang perancangan arsitektur. Hipotesis ini diambil berdasarkan teori bahwa, melalui sketsa atau menggambar tangan seseorang dinilai lebih mampu menyalurkan ide kreatif dalam memberikan solusi desain secara cepat. Melalui penelitian mata kuliah seminar ini diharapkan dapat mengetahui korelasi antara mata kuliah gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010, sehingga kami dapat mengetahui seberapa besar peran mata kuliah gambar arsitektur, untuk kemudian dapat di jadikan acuan sekaligus rekomendasi jurusan dalam menciptakan sistem perkuliahan yang lebih baik.

Kata kunci : kemampuan gambar arsitektur, pengaruh, hasil perancangan arsitektur

Susunan Acara Sidang :

1. Sidang dibuka oleh bapak Ir. Indriastjario, M. Eng dan dilanjutkan dengan penjelasan materi seminar oleh tim penyaji.

2. Penjelasan materi seminar yang dibawakan oleh Iratasya Rizky Ayundari, Raden Muhamad Amanda K, Handi Mahatyanto, dan Galing Charisma Prabowo.

3. Dilanjutkan pertanyaan serta saran dan masukan dari peserta sidang seminar.

4. Tanggapan dan saran akhir dari bapak Ir. Satrio Nugroho, M.Si selaku dosen pembimbing I dan bapak Ir. Indriastjario, M.Eng selaku dosen pembimbing II.

5. Acara sidang ditutup oleh bapak Ir. Satrio Nugroho, M.Si dan bapak Ir. Indriastjario, M.Eng.

(13)

Mata Kuliah Seminar

Jurusan Arsitektur UNDIP

Periode 2012 – 2013

LEMBAR KELAYAKAN SIDANG

Kepada Koordinator Mata Kuliah Seminar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik

UNDIP

JUDUL SEMINAR

Pengaruh Kemampuan Gambar Arsitektur terhadap Hasil Perancangan Arsitektur Studi Kasus Mahasiswa Jurusan Arsitektur UNDIP Angkatan 2010

Nama mahasiswa dan NIM

1. Iratasya Rizky Ayundari ( 21020110141019 ) 2. Raden Muhamad Amanda K ( 21020110141021 ) 3. Handi Mahatyanto ( 21020110141022 )

4. Galing Charisma Prabowo ( 21020110141027 ) DINYATAKAN

LAYAK / TIDAK LAYAK melanjutkan ke tahap Sidang Seminar

Mengetahui Tanda Tangan

(14)

Dosen Pembimbing II Ir. Indriastjario, M.Eng

Pertanyaan

Sesi 1 ( Pertama )

1. Pertanyaan dari sdr. Dirga Oktrianto ( 21020110141072 ).

Penggunaan teknik sketsa yang menurun dikarenakan perkembangan software grafis . Dalam proses menggambar kini lebih memilih teknik komputer, apa kelebihan dari sketsa dibandingkan dengan teknik komputer ?

Tanggapan dari sdr. Raden Muhamad Amanda K.

Sebenarnya jika berbicara tentang komputerisasi memang sedikit keluar dari topik kami, karena kami disini hanya memfokuskan tentang Gambar Arsitekturnya. Tapi menurut kami ini menarik, dan memang kita tidak bisa menutup mata bahwa dominasi software juga salah satu faktor turunnya minat terhadap freehand drawing. Jadi ada suatu penelitian yang pernah dilakukan oleh seseorang bernama Piere P. L., dia membandingkan dua arsitek ternama sebagai sampel, dia mencoba kedua arsitek tersebut untuk mendesain dengan memberikan dua media pilihan, yakni alat bantu digital dan alat bantu sketsa. Kedua arsitek tersebut memilih alat bantu sketsa, setelah dikaji lebih dalam ternyata hasilnya komputer memang terlalu sempurna untuk digunakan pada tahap awal. Seperti adanya pencahayaan matahari, material dan sebagainya, itu hanya akan membatasi kreativitas arsitek dalam menyampaikan ide awal. Sedangkan dengan freehand seseorang akan lebih leluasa menuangkan ide eksplorasi dan semacamnya secara cepat tanpa perlu memikirkan detail yang memang belum perlu dipikirkan.

Ditanggapi kembali oleh sdr. Dirga Oktrianto

(15)

Itu arsitek tahun berapa mas?

Ditanggapi kembali oleh sdr. Raden Muhamad Amanda K. Berdasarkan referensi saya itu tahun 1994

Ditanggapi kembali oleh sdr. Dirga Oktrianto

Masukan saja mas, sekarang kan tahun 2013, itu sudah cukup lama jaraknya. Kalau bisa mencari contoh kasus yang paling aktual, karena keadaan waktu itu dengan sekarang bisa saja berbeda.

2. Pertanyaan dari sdr. Pandu P.W. (21020110130115)

Saya menanggapi presentasi dari analisa nilai saya pribadi.Gambar Arsitektur saya mendapatkan nilai baik, sedangkan nilai Perancangan Arsitektur 1 saya yang waktu itu saya kerjakan dengan manual / freehand drawing mendapat nilai yang jelek, sedangkan nilai Perancangan Arsitektur 2 dan 3 saya mendapatkan nilai baik dan saya menggunakan teknik komputer dalam menggambar. Apakah nilai – nilai saya layak untuk dimasukkan sebagai data dan dianalisa lebih lanjut ?

Tanggapan dari sdr. Handi Mahatyanto

Nilai dari saudara Pandu layak untuk dimasukkan ke dalam data dan dianalisa, karena nilai yang kami analisa adalah nilai keseluruhan dan hasil analisa merupakan suatu hasil yang memiliki nilai homogenitas. Dalam setiap proses penilaian sebuah mata kuliah tentu memiliki kriteria – kriteria dan standar tersendiri, juga dipengaruhi oleh kemampuan tiap-tiap mahasiswa, jadi perolehan nilai saudara Pandu pun kemungkinan dipengaruhi juga oleh hal-hal tersebut.

3. Pertanyaan dari sdri. Muthia Eva L ( 21020110141017 )

Penyebab yang mempengaruh hasil Perancangan Arsitektur terpengaruh dengan Gambar Arsitektur.

Tanggapan dari Iratasya Rizky Ayundari

(16)

nilai 30%, tahap eksplorasi dengan bobot nilai 40%, dan terakhir tahap presentasi 40%. Penggunaan gambar arsitektur terhadap proses perancangan terdapat pada tahap eksplorasi maupun presentasi. Eksplorasi merupakan tahap penyampaian ide atau konsep gagasan dan tahap eksplorasi maupun presentasi mempunyai bobot yang cukup besar dalam hasil penilaian perancangan arsitektur yaitu 40%, sehinggadua tahap tersebut merupakan faktor penyebab mengapa gambar arsitektur berpengaruh terhadap hasil perancangan.

Ditanggapi oleh sdri Muthia Eva L ( 21020110141017 ) Kenapa pengaruh hanya 0,6%

Tanggapan dari Iratasya Rizky Ayundari

Karena pada perancangan arsitektur 1, dua tahap perancangan yaitu eksplorasi dan presentasi masih menggunakan media sketsa (gambar tangan) sehingga peran gambar arsitektur masih mendominasi. Tetapi pada perancangan arsitektur 2 dan 3 proses eksplorasi dan presentasi sebagian besar telah digantikan oleh penggunaan komputerisasi dan menyebabkan penggunaan gambar arsitektur menurun dan perolehan nilai perancangan arsitektur juga menurun. Sehingga jika di gabung dan dirata-rata perolehan hasil mata kuliah Perancangan Arsitektur terhadap pengaruh Gambar Arsitektur hanya mencapai 0,67. Mungkin jika penggunaan gambar arsitektur lebih banyak digunakan pada tahap eksplorasi dan presentasi pada perancangan arsitektur 2 dan 3, hasil perolehan pengaruh gambar arsitektur terhadap perancangan juga cenderung naik.

Sesi 2 ( Kedua )

1. Pertanyaan dari sdr. Gumelar R Ramadhan ( 21020110141003 )

Pada saat ini (semester ini) kita sudah tidak mengikuti mata kuliah Gambar Arsitektur, jika kita mengasah kemampuan GA, bagaimana cara kita mengetahui peluang untuk mendapatkan yang lebih bagus untuk nilai Perancangan Arsitektur saat ini?

Tanggapan dari sdr. Raden Muhamad Amanda K

Konteks penelitian kita disini sebenarnya hanya sebatas mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kemampuan penguasaan GA terhadap hasil PA. Jadi untuk menguji apakah PA kita menjadi semakin baik dengan mengasah kemampuan GA, itu perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

(17)

2. Pertanyaan dari sdri. Cita Pratiwi ( 21020110141018)

Kalau Gap (selisih) grafik jauh maka peluang mendapatkan hasil Perancangan Arsitektur yang lebih baik lebih besar, bagaimana analisa dari kalian? Sedangkan nilai Perancangan Arsitektur 2 grafik lebih sedikit dibandingkan Perancangan 1?

Tanggapan dari sdr. Galing Charisma P.

Untuk penelitian ini kami tidak membandingkan nilai antara PA1, PA2 ke PA3(analisis secara horizontal), dikarenakan kondisinya sudah berbeda dan memang tidak bisa dibandingkan. Kami menganalisa secara vertikal, dengan level PA yang sama namun tingkatan nilai GA yang berbeda. Karena sesuai yang kami analisa disini tentang pengaruh GA terhadap nilai PA, bukan pengaruh antar PA maupun sebaliknya. Jadi menurut penelitian kami memang kalo mahasiswa mendapatkan nilai Gambar Arsitektur baik maka kemungkinan mendapatkan nilai perancangan arsitekturnya baik lebih besar.

3. Pertanyaan dari Khairul Fajri ( 21020110141006)

Untuk mahasiswa dengan nilai Gambar Arsitektur A dan B akan mendapat kemungkinan nilai Perancangan Arsitektur yang baik , sedangkan mahasiswa dengan nilai Gambar Arsitektur C ada kemungkinan mendapat nilai baik namun kecil. Bagaimana caranya kita tetap mendapat nilai Perancangan yang baik walaupun kemampuan menggambar kita kurang ?

Tanggapan dari sdr. Handi Mahatyanto

(18)

kepada pencapaian keterampilan penyajian akhir? Jika melihat dari bobot prosentase yang telah ditentukan.

Tanggapan dan masukan dari Bapak Ir. Satrio Nugroho M,Si

1. Sebaiknya penelitian disempurnakan untuk kepentingan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro dan sebagai rekomendasi dalam memperbaiki kualitas kurikulum pengajaran.

2. Dalam penjelasan langsung pada subtansi yang dipresentasikan .

3. Dilihat dari grafik, mahasiswa dengan nilai Gambar Arsitektur A memperoleh nilai Perancangan Arsitektur A dengan posisi grafik diatas grafik nilai B. Sedangkan mahasiswa dengan nilai Gambar Arsitektur B memperoleh nilai Perancangan Arsitektur A dengan posisi grafik dibawah grafik nilai B, hal ini menunjukan adanya standar error di presentasi.

4. Alur piker masih keliru, judul seharusnya dibahas terlebih dahulu kemudian baru masuk ke aktualita, urgensi, dan originalitas. Pembahasan tidak melihat substansi yang menjelaskan Gambar Arsitektur dan Perancangan Arsitektur, tetapi masih hubungannya saja. Kemudian melakukan cross tabulasi untuk menghasilkan korelasi antara variable tetap ( Gambar Arsitektur) terhadap variable tidak tetap ( Perancangan Arsitektur). Selanjutnya dilakukan analisis ( cara software ataupun hardware) yang menghasilkan hipotesa.

5. Sharing penelitian belum sempurna dan dapat menjadi bahan penelitian baru bagi peserta seminar.

Tanggapan dan masukan dari Bapak Ir. Indriastjario M.Eng

1. Adanya penelitian lanjutan mengenai pengaruh Gambar Arsitektur terhadap tahap eksplorasi Perancangan Arsitektur.

2. Jangan mudah menyampaikan statement tanpa dasar.

(19)

3. Berlatih untuk bersikap akademis.

RANGKUMAN

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH

(20)

Arsitektur dianggap sebagai dasar atau basic yang perlu dikuasai sebelum melangkah ke tahap Perancangan Arsitektur yang lebih kompleks pada semester tiga, empat dan seterusnya.

Kemampuan mahasiswa arsitektur dalam memvisualisasikan ide terhadap dosen melalui media gambar tangan dinilai sangat efektif dalam berbagai kasus penerapannya. Dalam tahap konsultasi desain pada dosen, Mahasiswa berlatih seolah-olah mempresentasikan ide awal kepada klien. Namun fenomena yang kerap terjadi dalam penerapannya, penguasaan teknik visualisasi gambar yang baik tidak menjamin baiknya hasil perancangan mahasiswa, begitu pula sebaliknya. Menurut Alfred Kemper (1997) dalam bukunya yang berjudul Presentation Drawings By American Architects. Gambar presentasi arsitektur dapat memenuhi dua tujuan penting : pertama, untuk bertindak sebagai alat untuk arsitek dalam mengembangkan konsep desain, kedua, untuk mengkomunikasikan desain arsitektur kepada orang lain. Dari pernyataan ini dapat diambil hipotesa sementara, jika seseorang dinilai cukup baik dalam mengkomunikasikan desain arsitektur melalui media gambar tangan atau sketsa, namun hasil perancangannya kurang optimal, kemungkinan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut adalah masalah pada aspek ide pengembangan konsep desain itu sendiri. Dengan kata lain, hipotesa sementara yang diperoleh adalah, Terlepas dari aspek pengembangan konsepnya, mata kuliah Gambar Arsitektur mampu menunjang hasil akhir dalam perancangan, namun kebenarannya masih perlu dibuktikan.

Pengaruh konsep dalam perancangan juga berlaku pada kasus sebaliknya, kerap kali terjadi dalam ruang lingkup pendidikan kejuruan kita, mahasiswa yang tidak dapat menguasai kemampuan gambar arsitektur dengan baik ternyata mampu memperoleh hasil perancangan yang cukup optimal. Hipotesa ini diperkuat oleh buku Pengantar Arsitektur yang dibahas oleh James C. Snyder & Anthony J. Catanese (1997, p. 292) , Perumusan konsep adalah suatu kegiatan yang tidak biasa bagi kebanyakan orang, dan para mahasiswa arsitektur mengalami banyak kesulitan untuk menguasainya seperti juga aspek-aspek perancangan yang lain. Tiga masalah merintangi pengembangan keahlian dalam membuat konsep. Rintangan pertama tentang masalah komunikasi, yang kedua tentang kekurangan pengalaman dan yang ketiga masalah pembangkitan hirarki. Jika ditinjau dari tiga masalah yang dipaparkan dalam pernyataan tersebut, media komunikasi yang sering menjadi masalah disini adalah komunikasi grafis, dengan kata lain, gambar sketsa. Dengan bermodal pengalaman beradaptasi dan ide yang menarik, seorang mahasiswa mampu memperoleh hasil perancangan yang optimal sekalipun hanya menguasai kemampuan sketsa yang sederhana. Namun pada kenyataannya banyak mahasiswa yang ragu-ragu membuat sketsa sebagai bagian dari proses mereka berkomunikasi dalam mengembangkan konsep. Seperti yang disebutkan, pengalaman juga mempengaruhi banyak faktor, terutama dalam mengidentifikasi hirarki-hirarki yang tepat dalam pemecahan suatu masalah dalam perancangan. Disini peranan sketsa atau gambar tangan merupakan

(21)

dasar yang digunakan sebagai media dalam mengkomunikasikan solusi pemecahan masalah desain tersebut. Ini didukung oleh pernyataan Paul Laseau, seorang seniman arsitek dan penulis berkebangsaan Eropa (Laseau, 1986, p. 7) berpendapat bahwa sketsa bebas adalah suatu perangkat penting yang digunakan untuk menyelidiki solusi dalam sebuah perancangan. Namun dalam ruang lingkup pendidikan JAFT UNDIP masih kerap menjadi tanda tanya, seberapa besar andil dan pengaruh mata kuliah Gambar Arsitektur terhadap Perancangan Arsitektur itu sendiri.

Sehingga, untuk menemukan jawaban dalam kasus tersebut penelitian ini diperlukan. Seberapa besar pengaruh dan keterkaitan mata kuliah Gambar Arsitektur terhadap hasil mata kuliah Perancangan Arsitektur pada JAFT UNDIP, beserta faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya. Dengan sensus data nilai akhir yang dikumpulkan untuk kemudian dijabarkan dan dianalisa lebih lanjut, diharapkan melalui hasil seminar ini kita mampu mengidentifikasi seberapa besar pengaruh mata kuliah Gambar Arsitektur terhadap hasil mata kuliah Perancangan Arsitektur pada JAFT UNDIP. Yang kemudian diharapkan dapat menjadi acuan sekaligus rekomendasi pada JAFT UNDIP itu sendiri dalam menciptakan sistem perkuliahan yang lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah matakuliah gambar arsitektur berpengaruh terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010 ?

2. Seberapa besar pengaruh gambar arsitektur berpengaruh terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010?

C. TUJUAN & SASARAN

Tujuan

1. Mengidentifikasi seberapa besar pengaruh mata kuliah gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010.

2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Seminar semester VI yang diberikan oleh Ir. Hermin Werdiningsih, MT.

(22)

Untuk mengetahui korelasi antara mata kuliah gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur melalui analisis data yang diperoleh langsung dari sensus nilai mahasiswa JAFT UNDIP 2010.

D. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dalam pelaksanaannya menggunakan metode analisis deskriptif. Pada tahapan analisis deskriptif dilakukan pengumpulan dan pengolahan data yang diperoleh langsung (sensus) pada nilai mahasiswa JAFT UNDIP 2010. Data nilai mahasiswa ini menjadi tolak ukur yang kemudian di sajikan dalam bentuk diagram. Data yang di sajikan di analisa lebih lanjut untuk kepentingan identifikasi korelasi kedua mata kuliah tersebut.

E. MANFAAT

Melalui penelitian mata kuliah seminar ini diharapkan dapat mengetahui korelasi antara mata kuliah gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010, sehingga kami dapat mengetahui seberapa besar peran mata kuliah gambar arsitektur, untuk kemudian dapat di jadikan acuan sekaligus rekomendasi jurusan dalam menciptakan sistem perkuliahan yang lebih baik.

F. LINGKUP BAHASAN

Ruang Lingkup Substansial

Mengetahi korelasi dan pengaruh maatakuliah gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010.

Ruang Lingkup Spasial

Ruang lingkup spasial dalam pembahasan adalah mahasiswa JAFT UNDIP 2010. G. POKOK PERMASALAHAN

Mengetahui korelasi antara gambar arsitektur dengan hasil perancangan arsitektur, sehingga hasil dari seminar ini dapat mengetahui seberapa besar peran mata kuliah gambar arsitektur terhadap nilai perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010.

(23)

H. ALUR PIKIR

PENGARUH KEMAMPUAN GAMBAR ARSITEKTUR TERHADAP HASIL PERANCANGAN ARSITEKTUR STUDI KASUS MAHASISWA JAFT UNDIP 2010

Pengumpulan Data

Pengumpulan Data Sekunder

HIPOTESA

Kemampuan gambar arsitektur mampu menunjang hasil perancangan

Studi Litelatur

Aktualitas

Proses pendidikan perancangan di JAFT UNDIP yang hampir tidak pernah terlepas dari kegiatan menggambar tangan/freehand drawing.

Urgensi

Penguasaan teknik visualisasi gambar yang baik pada mahasiswa tidak menjamin baiknya hasil desain/perancangan mahasiswa, begitu pula sebaliknya. Andil kemampuan freehand drawing dalam perancangan menjadi dipertanyakan.

Originalitas

Menganalisis korelasi, kaitan dan pengaruh kemampuan gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010 melalui sensus nilai yang dikumpulkan.

F

E

E

D

B

AC

K

Studi Lapangan

Pemahaman Gambar

Arsitektur dan

Perancangan

Aarsitektur

Pengambilan data hasil

nilai Gambar Arsitektur

(24)

SEMINAR xxiv

Cross Tabulasi

Mengolah data dengan cara menganalisis

antara variable tetap ( nilai gambar

arsitektur) dengan variable tidak tetap

( nilai perancangan arsitektur)

Analisa

Penggunaan Alat Bantu Software

 Ms. Excel

Menggunakan system table untuk memasukan dan mengolah data hasil survey.  Ms. Word

Penggunaan penyusunan laporan.  Ms. Power Point

Penyajian sekaligus presentasi.

Pembuktian Hipotesa

Kesimpulan

Benar bahwa hipotesa yang disampaikan terbukti. Hasil signifikansi sebesar 67%, sehingga membuktikan bahwa kemampuan gambar arsitektur memeng berpengaruh terhadap hasil perancangan mahasiswa.

F

E

E

D

B

AC

(25)

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I - PENDAHULUAN

Menguraikan permasalahan tentang latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup bahasan, metoda penelitian, dan sistematika pembahasan tentang pengaruh mata kuliah gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur pada mahasiswa JAFT UNDIP 2010 BAB II – GAMBAR ARSITEKTUR DAN PENGARUHNYA DALAM

PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi definisi , dasar – dasar/teori & pembahasan tentang gambar arsitektur dan perancangan arsitektur, serta pengaruh keduanya baik secara umum maupun dalam ruang lingkup JAFT UNDIP.

BAB III - ANALISA PENGARUH GAMBAR ARSITEKTUR TERHADAP PERANCANGAN ARSITEKTURPADA MAHASISWA JAFT UNDIP 2010

Dalam bab ini akan dianalisis dan dikaji lebih dalam mengenai pengaruh mata kuliah gambar arsitektur terhadap hasil perancangan arsitektur mahasiswa JAFT UNDIP 2010.

BAB IV - PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran penyusun akan pokok permasalahan yang ada.

(26)

GAMBAR ARSITEKTUR DAN PENGARUHNYA DALAM PERANCANGAN

ARSITEKTUR

2.1. TINJAUAN GAMBAR ARSITEKTUR

2.1.1. Pengertian Gambar Arsitektur

Gambar arsitektur dapat diartikan sebagai coretan atau lukisan yang berfungsi sebagai media ilustrasi dalam merekam ide-ide dalam sebuah perancangan bangunan. Media gambar juga merupakan salah satu media komunikasi yang efektif dan efisien. Dalam dunia arsitektur gambar merupakan salah satu media komunikasi antara arsitek dengan lingkungan sekitarnya, sedangkan menggambar merupakan suatu proses merekam ide-ide gagasan dalam sebuah konsep perancangan. Menurut Paul Laseau dalam bukunya yang berjudul Graphic Thinking Untuk Para Arsitek Dan Disainer, gambar merupkan suatu cara untuk “mengawetkan” ide-ide dan peristiwa diluar dirinya dan menciptakan sejarah. Seorang arsitek tidak akan pernah lepas dalam hal- hal yang menyangkut perancangan dan perancangan tidak akan pernah lepas dari representasi ide dalam sebuah d esain arsitektur.

2.1.2. Jenis Gambar Arsitektur

Menurut Ir. Agung Dwiyanto gambar arsitektur berdasarkan tujuannya dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu Sketsa, Gambar Teknik, dan Gambar Presentasi.

2.1.3. Gambar Arsitektur dalam ruang lingkup JAFT UNDIP

Dalam ruang lingkup JAFT, GA merupakan mata kuliah tunggal yang menitik beratkan pada pengetahuan dasar serta ketrampilan menggambar. Sebagai bekal dasar untuk mendukung mata kuliah lain yang memerlukan ketrampilan menggambar, seperti Tekkomars, Trimatra, Kostruksi Bangunan dll. Ketrampilan mengambar merupakan modal utama bagi seorang arsitek untuk mendukung pekerjaannya sebagai perancang. Menggambar adalah ketrampilan sebagai hasil dari latihan (bukan bakat atau anugerah yang kebetulan didapat) dan akan bermanfaat kalau dipergunakan terus menerus.

Berdasarkan keterangan yang bersumber dari Silabus Satuan Acara Perkuliahan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam ruang lingkup JAFT UNDIP itu sendiri,mata kuliah Gambar Arsitektur memiliki kaitan erat dengan proses perancangan. Hubungan antar aspek dalam

(27)

kemampuan Gambar Arsitektur dan Perancangan Arsitektur akan saling mendukung dan dinilai sangat penting sebagai modal awal atau dasar yang peru dikuasai mahasiswa sebagai calon arsitek. Dari sini diperoleh sebuah teori bahwa, semakin baik kemampuan mahasiswa dalam menerapkan kaidah-kaidah gambar arsitektur, semakin baik juga kemampuan mahasiswa dalam memvisualisasikan dan mengkomunikasikan ide dalam perancangan. Adanya komunikasi yang baik akan berujung pada semakin baiknya hasil perancangan.

2.2. TINJAUAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

2.2.1. Pengertian Perancangan

Kata perancangan mempunyai arti proses, cara, perbuatan merancang ( dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia). Kemudian, Design Methods (1972) oleh J.C. Jones mengidentifikasi pengkajian perancangan sebagai suatu penyelidikan untuk metode-metode yang akan memperbaiki mutu rancangan. Menurut J.C Jones (1990), Perancangan mempunyai makna memulai perubahan dalam benda-benda buatan manusia. Perancangan adalah usulan pokok yang mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi sesuatu yang lebih baik, melalui tiga proses: mengidentifikasi masalah-masalah, mengidentifikasi metoda untuk pemecahan masalah, dan pelaksanaan pemecahan masalah. Dengan kata lain adalah pemograman, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan rancangan (John Wade, 1997).

2.2.2. Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang massa bangunan yang berkaitan dengan ruang, bentuk, teknik dan fungsi. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk.

2.2.3. Pengertian Perancangan Arsitektur

(28)

mengidentifikasikan metode – metode untuk mencapai pemecahan, dan melaksanakan pemecahan ini.

2.2.4. Proses Perancangan

Proses perancangan memuat sejumlah urutan langkah pemecahan masalah. Pada dasarnya langkah-langkah tersebut ialah permulaan, persiapan, pengajuan usul, evaluasi, dan tindakan (Proses Perancangan Lima Langkah).

2.2.5. Perancangan Arsitektur dalam ruang lingkup JAFT UNDIP

Perancangan Arsitektur dalam dunia pendidikan JAFT UNDIP merupakan mata kuliah yang melatih kepekaan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah, untuk kemudian memberikan sebuah output berupa solusi desain yang sesuai pada kaidah-kaidahnya. Prosedur yang biasa dilakukan, mahasiswa melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing secara rutin, ide-ide awal disampaikan melalui gambar pra-rencana, hingga kemudian dilakukan evaluasi serta pengembangan konsep guna menghasilkan karya arsitektur yang baik dan benar secara estetika, kekuatan dan fungsinya. Dimulai dan didasari pada perancangan trimatra pada semester satu dan dua, mata kuliah ini memiliki peranan penting dalam tatanan perkuliahan arsitektur, dikarenakan proses yang ditempuh dalam penyelesaiannya tidaklah sederhana.

Dalam standar kurikulum JAFT UNDIP proses perancangan arsitektur dapat dibagi menjadi tiga proses tahapan,antara lain:

 Penyusunan LP3 (laporan program perencanaan & perancangan) secara berkelompok.  Eksplorasi Rancangan (penerapan LP3 dalam sketsa ide rancangan perorangan).

 Pengembangan Eksplorasi Rancangan pada Gambar Presentasi Rancangan. Dengan bobot nilai rata-rata dari setiap tahapan tugas, yaitu :

Dari tiga proses tahapan tersebut yang memiliki pengaruh (bobot nilai) besar dalam proses perancangan arsitektur adalah tahap eksplorasi desain dan gambar presentasi, hal ini sering menjadi kontroversi terutama dikalangan mahasiswa JAFT UNDIP. Sebagian menganggap, dalam sebuah perancangan, ide kreatif dan solusi desain dalam tahap eksplorasilah yang terpenting. Namun pada kenyataannya, tampilan presentasi gambar yang menarik (baik dengan penggunaan alat bantu komputerisasi ataupun freehand drawing) dapat menjadi ‘dongkrak’ dari hasil perancangan itu sendiri.

2.3. HUBUNGAN GAMBAR ARSITEKTUR TERHADAP PERANCANGAN ARSITEKTUR

(29)

Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam buku pengantar arsitektur karangan James C. Snyder dan Anthony J. Catanese, memuat lima urutan langkah dalam memecahkan masalah dalam proses perancangan arsitektur yaitu: Permulaan, Persiapan, Pengajuan usul, Evaluasi, Tindakan. Dari kelima proses tersebut gambar arsitektur sangatlah berperan dalam tahapan proses ketiga yaitu pengajuan usul, karena pengajuan usul merupakan suatu pembuktian grafis dalam sebuah proses perancangan arsitektur. Pengajuan usul merupakan suatu proses komunikasi grafis antara arsitek dengan seorang klien. Pada proses tersebut arsitek harus menjelaskan usul-usul atau gagasan yang akan digunakan dalam merancang. Bahkan dengan berbgai gambaran tentang proses perancangan pun, kegiatan membuat usul atau gagasan rancangan masih sukar dipahami. Seperti halnya membaca pemikiran manusia yang menanggapi kebutuhan- kebutuhan masyarakatnya. Keterangan-keterangan tersebut memiliki ukuran berbeda dalam setiap proyek, kerumitan, kerincian, pengetahuan perancang menyelesaikan masalah, ukuran dan watak kantor arsitektur, strategi manajemen, dan maksud-maksud yang diinginkan oleh seorang klien. Tidak mengherankan bahwa arsitektur ulung maupun mahasiswa arsitektur harus berjuang untuk mengembangkan strategi dan gagasan rancangan serta mengelola waktu yang diperuntukan bagi perancangan. Sehingga para klien dan para dosen sering bersandar pada pembuktian grafis untuk menilai keberhasilan suatu usul rancangan.

Gambar-gambar usulan rancangan dibuat dalam suatu studio perancangan yang merupakan pembuktian langsung dari proses perancangan. Sayangnya dalam kasus ruang lingkup JAFT UNDIP , studio perancangan belum sepenuhnya berjalan dengan efektif dalam kurikulum dikarnakan belum tercukupinya sarana untuk memenuhi proses perancangan tersebut.

BAB III

ANALISA PENGARUH GAMBAR ARSITEKTUR TERHADAP PERANCANGAN

ARSITEKTUR PADA MAHASISWA JAFT UNDIP 2010

3.1. Data Sensus Nilai Mahasiswa JAFT UNDIP Angkatan 2010

(30)

GA( Gambar Arsitektur) dan PA (Perancangan Arsitektur) 1-3, yang dilakukan pada angkatan JAFT UNDIP 2010 :

3.2. Analisis dan Pembahasan

3.2.1. Pembuktian Hipotesis

Pembuktian hipotesis dianilisis dari 18 orang mahasiswa yang mendapatkan nilai A pada gambar arsitektur, berikut merupakan tabel pembuktianya :

Kategori Nilai PA PA1 PA2 PA3 Rata-rata Persentase

A 11 16 9

66,67%

Persentase 61% 89% 50%

B 7 2 6

27,67%

Persentase 39% 11% 33%

C 0 0 2

3,67%

Persentase 0% 0% 11%

Setelah nilai PA dirata-rata, presentase yang diperoleh > 60% (berdasarkan standar penelitian terhadap suatu populasi, jika 60% > x > 80% yang berarti bahwa reliabilitas tinggi). Dengan ini hipotesis bahwa mata kuliah GA mampu menunjang hasil akhir PA terbukti.

SEMINAR xxx

Keterangan :

Data disamping masih merupakan data mentah yang belum dikaitkan dan dianalisis satu sama lain.

[image:30.612.97.549.397.563.2]

Tabel 3.1.1 Hasil rekapitulasi nilai Gambar Arsitektur dan Perancangan Arsitektur mahasiswa JAFT 2010

Tabel 3.2.1.1 Presentase rekapitulasi nilai Gambar Arsitektur terhadap nilai Perancangan Arsitektur

mahasiswa JAFT 2010

67%

28%

(31)

BAB IV

PENUTUP

4.1. KESIMPULAN

Hasil analisis membuktikan bahwa hipotesa kami benar, terbukti dengan hasil dari penelitian kami menunjukkan bahwa signifikansi sebesar 67% mahasiswa yang mendapatkan nilai A Gambar Arsitektur) juga mendapatkan nilai A pada Perancangan Arsitektur , mahasiswa yang mendapat nilai B Gambar Arsitektur dan nilai B Perancangan Arsitektur sebesar 28%, dan mahasiswa yang mendapat nilai C Gambar Arsitektur dan nilai C Perancangan Arsitektur sebesar 4% (dapat dilihat pada halaman 33 pada tabel 3.2.1.1.)

4.2. SARAN DAN REKOMENDASI

(32)

2. Hasil dari penelitian ini tentu masih belum sempurna, sehingga perlu diadakannya pengembangan dan penelitian lebih lanjut seputar tema penelitian yang sejenis.

3. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan masukan dan rekomendasi dalam memperbaiki kualitas kurikulum pendidikan bagi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro diantaranya dalam hal :

 Perlu adanya penekanan akan pentingnya mengasah kemampuan gambar arsitektur, terutama pada mahasiswa semester awal.

 Pengadaan fasilitas dan kegiatan yang lebih menunjang dan meningkatkan minat mahasiswa dalam melakukan kegiatan freehand drawing.

Gambar

Tabel 3.2.1.1 Presentase rekapitulasi nilai GambarArsitektur terhadap nilai Perancangan Arsitekturmahasiswa JAFT 2010

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah Seminar adalah salah satu mata kuliah puncak di Jurusan Pendidikan Seni Rupa UNY, yang dirancang untuk mengembangkan wawasan mahasiswa tentang

Tesis ini telah diuji dan disetujui pada Seminar Hasil dihadapan Komisi Pembimbing, Komisi Penguji dan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kebidanan

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. REDESAIN MASJID RAYA BAITURRAHMAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR.. APARTEMEN di

RPS Mata Kuliah Perancangan Arsitektur 5 – Program Studi Arsitektur Halaman 19 dari 23 berkelompok; Lalu, mahasiswa mengejawantahkan gagasan hasil diskusinya ke dalam

Gambar 3.7 Flowchart perancangan kompensator lead 56 Gambar 3.8 Flowchart perancangan kompensator lag 60 Gambar 3.9 Flowchart perancangan kompensator lag-lead 66 Gambar 3.10

Merupakan mata kuliah yang dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan wawasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan cara mengakses berbagai aspek perkembangan

Setelah mempelajari mata kuliah ini mahasiswa memiliki kompetensi tentang konsep-konsep dan prinsip- prinsip kemampuan profesional sebagai guru SD dalam menerapkan PTK