• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Motif Membaca Tabloid Lpm Institut Dengan Kepuasan Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Motif Membaca Tabloid Lpm Institut Dengan Kepuasan Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Meliana Pratiwi NIM: 1111051100033

KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

i

Hubungan antara Motif Membaca Tabloid LPM Institut dengan Kepuasan Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014, di bawah bimbingan Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd

Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam hal perluasan wawasan pengetahuan. Setiap individu pun memiliki motif atau alasan yang berbeda-beda dalam melakukan sesuatu dan kepuasan yang berbeda pula. Begitupun dengan penggunaan media dalam membaca Tabloid LPM Institut. Mahasiswa memiliki motif untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang terdapat di lingkungan UIN Jakarta hingga mencapai kepuasan yang mereka harapkan setelah membaca Tabloid tersebut.

Tabloid Institut merupakan jenis terbitan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Pengembangan Mahasiswa (LPM) Institut yang berada di naungan UIN Jakarta. Pembahasan tema yang diangkat lebih luas cakupannya karena dalam proses liputannya pun membutuhkan waktu yang cukup lama. Sehingga dalam mengupas sebuah masalah disajikan lebih mendalam. Tabloid Institut saat ini telah konsisten terbit setiap bulan di minggu kedua setiap bulannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motif apa yang mendasari khalayak dalam membaca Tabloid LPM Institut. Kemudian untuk mengetahui kepuasan apa yang diperoleh pembaca setelah membaca Tabloid tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motif dan kepuasan pembaca terhadap Tabloid LPM Institut.

Penelitian ini menggunakan teori Uses and Gratification dari Blumer and Gurevitch yang beranggapan bahwa individu memiliki tujuan tertentu dalam menggunakan media massa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 131 responden dari 524 mahasiswa. Uji Regresi Linear Sederhana digunakan dalam menganalisis hubungan antara motif dan kepuasan pembaca terhadap Tabloid LPM Institut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motif yang mendasari pembaca sebelum membaca Tabloid ini adalah motif informasi. Artinya, pembaca mempunyai keinginan untuk mengetahui informasi yang terjadi di lingkungan UIN Jakarta. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motif dan kepuasan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014. Nilai hubungan tersebut sebesar 0,788 yang artinya tinggi; kuat. Dapat disimpulkan bahwa pembaca Tabloid LPM Institut merasa sangat puas dengan Tabloid tersebut. Model efek media massa yang cocok dengan hasil nilai ini yakni moderat effect model, yang artinya khalayak dapat membuat media menyajikan tujuan pasti, seperti menggunakan media untuk mendapatkan informasi. Pembaca Tabloid LPM Institut pun berasumsi bahwa LPM Institut mampu memenuhi kebutuhan akan informasi yang terdapat di UIN Jakarta.

(6)

ii

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, puji serta syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat

dan karunia Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul “Hubungan antara Motif Membaca Tabloid LPM Institut dengan

Kepuasan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014” ini dengan baik. Selama menjadi mahasiswa, penulis telah mendapatkan

pembelajaran dan memperoleh pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi,

sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini untuk meraih

gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari adanya kekurangan,

kesalahan, dan keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penulis. Namun skripsi ini

tetap dapat diselesaikan dengan baik karena adanya bimbingan, bantuan,

dukungan, doa dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat. Pada kesempatan

ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi serta sebagai dosen pembimbing akademik.

2. Suparto, PhD, selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr. Roudhonah, MA,

selaku Wakil Dekan 2 Bidang Administrasi Umum dan Dr. Suhaimi, M.Si,

selaku Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

(7)

iii

Konsentrasi Jurnalistik yang telah memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat

bagi penulis.

4. Nurul Hidayati, S.Ag, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

5. Kedua orang tua Tarso dan Partini, serta Kakak Aji Prasetyo yang selalu

memberikan dukungan dan memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk

penulis.

6. Kakak tercinta Nia dan Sahabat seperjuangan sekaligus roommate selama 4 tahun ini Maza, Raisa, Ega dan Aisyah atas segala dukungan dan doanya.

7. Teman-teman seperjuanganku, Diah, Winnie, Dilah, Intan, Wiwit, Silvi, Ririn,

Nida, Dewi, Oci, iim, Gani, Gita, Onye, Keket, Dian, Eko, Ihsan dan

teman-teman mahasiswa Jurnalistik 2011 atas segala dukungan baik materi ataupun

non materi.

8. Staff Tata Usaha, Perpustakaan Utama, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Keluarga besar RDK FM yang telah memberikan banyak pelajaran selama dua

tahun terakhir.

10. Teman-teman KKN Cita 2014 yang telah menjadi penyemangat selama

berjuang bersama.

(8)

iv

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Tangerang Selatan, 14 Desember 2015

(9)

v

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR BAGAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 7

1. Pembatasan Masalah. ... 7

2. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

1. Tujuan Penelitian ... 8

2. Manfaat Penelitian ... 8

D. Tinjauan Pustaka ... 9

E. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Landasan Teori ... 13

1. Teori Uses and Gratification ... 13

2. Kritik terhadap Teori Uses and Gratification ... 24

3. Definisi Konseptual ... 26

a. Motif ... 26

b. Kepuasan ... 30

4. Pers Mahasiswa ... 36

B. Kerangka Berpikir ... 38

(10)

vi

B. Jenis Penelitian ... 44

C. Metode Penelitian ... 44

D. Desain Penelitian ... 45

E. Hipotesis Penelitian ... 46

F. Tempat dan Waktu Penelitian ... 46

G. Subjek dan Objek Penelitian ... 47

H. Populasi dan Sampel Penelitian ... 47

1. Populasi ... 47

2. Sampel ... 48

I. Teknik Pengambilan Sampel ... 49

J. Instrumen ... 50

K. Variabel Penelitian ... 51

L. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian ... 52

1. Media Use ... 56

2. Gratification Sought ... 60

3. Gratification Obtained ... 61

M. Teknik Pengumpulan Data ... 62

N. Uji Coba Instrumen ... 63

1. Uji Validitas ... 63

2. Uji Reliabilitas ... 67

O. Teknik Analisis Data ... 68

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 71

1. Sejarah ... 71

2. Visi, Misi, dan Tujuan ... 73

3. Moto ... 74

B. Gambaran Umum LPM Institut... 76

(11)

vii

4. Struktur Organisasi Periode 2015-2016 ... 78

5. Alamat Redaksi LPM Institut ... 80

BAB V HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Motif Pembaca dalam Membaca Tabloid LPM Institut ... 81

1. Analisis Frekuensi Identitas Responden ... 81

a. Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur ... 81

b. Responden berdasarkan Keikutsertaan dalam Organisasi ... 82

2. Tingkat Penggunaan Media ... 83

a. Pembaca berdasarkan Frekuensi & Durasi ... 83

b. Pembaca berdasarkan Rubik Tabloid LPM Institut ... 85

B. Analisis Kepuasan yang diperoleh Pembaca Tabloid LPM Institut ... 95

C. Hubungan antara Motif dan Kepuasan Tabloid LPM Institut ... 104

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan... 108

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 111

(12)

viii

Tabel 1 Gambaran Populasi Mahasiswa FIDKOM UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta... 48

Tabel 2 Operasional Konsep dalam Penelitian... 54

Tabel 3 Uji Validitas Motif ... 65

Tabel 4 Uji Validitas Kepuasan... 66

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Motif ... 68

Tabel 6 Hasil Uiji Reliabilitas Variabel Kepuasan ... 68

Tabel 7 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur ... 81

Tabel 8 Data Responden Berdasarkan AKtif dan Jenis Organisasi ... 82

Tabel 9 Persentase Frekuensi dan Durasi Membaca ... 83

Tabel 10 Persentase Frekuensi Membaca Rubik Tabloid LPM Institut ... 85

Tabel 11 Respon Terhadap Motif Informasi ... 88

Tabel 12 Respon Terhadap Motif Identitas Pribadi ... 90

Tabel 13 Respon Terhadap Motif Integritas dan Interaksi Sosial ... 91

Tabel 14 Respon Terhadap Motif Hiburan... 91

Tabel 15 Perolehan Skor Rata-rata dari Variabel Motif ... 95

Tabel 16 Respon Terhadap Kepuasan Informasi ... 96

Tabel 17 Respon Terhadap Kepuasan Identitas Pribadi ... 97

Tabel 18 Respon Terhadap Kepuasan Integritas dan Interaksi Sosial ... . 99

Tabel 19 Respon Terhadap Kepuasan Hiburan ... 100

Tabel 20 Perolehan Skor Rata-rata dari Variabel Kepuasan ... 102

Tabel 21 Kesenjangan Antara Motif dan Kepuasan ... 103

Tabel 22 Model Summary... 105

(13)

ix

Gambar 2 Distribusi Pembaca berdasarkan Durasi Membaca ... 84

DAFTAR BAGAN

(14)

1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi di era

modern sekarang ini, telah banyak mengalami perubahan dalam berbagai bidang.

Salah satu teknologi komunikasi yang berkembang pesat adalah perkembangan

berbagai media massa. Media massa adalah alat yang biasa digunakan dalam

penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat

komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi. Berbagai macam

media massa dapat memberikan kemudahan kepada khalayak dalam memberikan

berbagai informasi yang diinginkan.

Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka

dalam hal memperluas wawasan pengetahuan, memahami kebutuhan serta

peranannya dalam masyarakat. Didorong oleh rasa ingin tahu pada diri manusia

terhadap sesuatu maka kebutuhan akan informasi semakin meningkat, mendetail

dan variatif. Banyak media massa yang digunakan untuk memperoleh informasi,

baik media cetak maupun media elektronik.1

Media massa cetak seperti koran, tabloid, majalah dan lain sebagainya

merupakan contoh hasil kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang dapat

dijadikan media dalam mempublikasi berbagai informasi. Fungsi dari media

massa cetak sendiri adalah untuk meningkatkan intelektual masyarakat akan

informasi. Berita atau informasi yang disampaikan pun bersifat aktual dan

1

(15)

berisikan fakta-fakta. Proses dalam mencari, memperoleh, mengolah dan

menyampaikan berita kepada khalayak dinamakan dengan kegiatan jurnalistik.

Kegiatan jurnalistik berada dibawah naungan Pers. Dalam Undang-undang

Pers no 40 tahun 1999, yakni Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi

massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi yakni mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi

baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan grafik

maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media

elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia. 2

Pers sebagai sebuah lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang

menggunakan surat kabar dalam menyampaikan informasinya, mempunyai fungsi

sebagai media informasi, fungsi pendidikan, fungsi hiburan, fungsi kontrol sosial,

dan fungsi lembaga ekonomi. Fungsi tersebut semakin terasa di saat penegakan

demokrasi semakin kuat sekarang ini, yaitu ketika kebebasan berpendapat dan

berfikir semakin diberi ruang sehingga bermunculan berbagai media cetak baik

dalam skala nasional maupun lokal.3

Pers mahasiswa merupakan salah satu jenis pers lokal yang terdapat di

Indonesia. Pers mahasiswa merupakan media massa yang khas dalam masyarakat,

yaitu sebagai media massa yang mempergunakan proses komunikasi umum untuk

menyumbangkan partisipasi dalam proses sosial suatu bangsa. Sifat khas dari pers

mahasiswa ini adalah bahwa mahasiswa pada umumnya sesuai dengan alam

2

www.wikipedia.org/wiki/Pers_indonesia. dikutip pada hari Sabtu, 15 November 2014 pukul 23.45 WIB.

3

Hinca IP Pandjaitan dan Amir Effendi Siregar, Menegakkan Kemerdekaan Pers “1001”

(16)

pikiran universitas, mempergunakan pengetahuannya demi perbaikan mahasiswa

sesuai dengan bakat, kemampuan dan kesediaan masing-masing.4

Pers mahasiswa adalah penerbitan pers dalam bentuk majalah, tabloid,

newsletter, atau media online yang dikelola oleh mahasiswa. Seluruh proses mulai

dari mencari berita, penulisan, tata letak, pracetak dan distribusi dilakukan oleh

mahasiswa. Sejak tahun 1950-an terdapat pers mahasiswa yang terbit di dalam

kampus dan yang terbit di luar kampus. Pers mahasiswa yang terbit di dalam

kampus berarti mempunyai keterikatan dengan Perguruan Tinggi, dapat dengan

organisasi kemahasiswaan intra kampus, seperti Dewan Mahasiswa ataupun

langsung di bawah Kontrol Rektor. 5

Salah satu contoh pers mahasiswa yang ada di Indonesia yakni Lembaga

Pers Mahasiswa (LPM) Institut. LPM Institut merupakan salah satu Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) yang berada di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta. LPM Institut berkomitmen untuk tampil mengusung

semangat idealisme dalam rangka menyuarakan aspirasi rakyat khususnya

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. LPM Institut mengkhususkan diri

pada empat jenis penerbitan yakni Website Institut, Newsletter Institut, Tabloid

Institut, dan Majalah Institut.

LPM Institut sebagai wadah aspirasi mahasiswa dituntut kredibilitasnya

dalam memberikan informasi kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai pelanggan dan pembacanya. Berita-berita yang dipublikasikan pun

mencakup hal-hal yang terjadi di dalam kampus ini. Produk terbitan yang menjadi

4

Astrid S. Susanto, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Binacipta, 1986), cet ke-4, h. 111.

5

(17)

favorit yakni Tabloid Institut. Tabloid Institut merupakan jenis terbitan yang terbit

setiap bulan sekali di minggu kedua.

Tabloid LPM Institut berisikan 14 jenis rubik yakni headline, laporan

utama, laporan khusus, kampusiana, survei, berita foto, opini, tustel, wawancara,

resensi, sosok, sastra, seni budaya, dan iklan. Rubik ini dibuat untuk memenuhi

kebutuhan informasi mahasiswa yang terdapat di lingkungan UIN Jakarta. Tabloid

LPM Institut adalah sebagai salah satu tabloid yang popular, karena masih jarang

tabloid yang sejenis ini terbit di UIN Jakarta.

Suatu pelayanan dinilai memuaskan bila pelayanan tersebut dapat

memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan

merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih

efisien dan lebih efektif. Apabila pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu

pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif

dan tidak efisien. Hal ini terutama sangat penting bagi pelayanan publik.

Pers mahasiswa hendaknya secara kontinyu disenangi dan dibaca oleh

orang banyak. Disenangi karena menampilkan banyak aspek kehidupan

masyarakat bawah, termasuk masyarakat mahasiswa, dengan suatu misi

pendidikan kultural yang berjangka panjang untuk suatu pembaharuan struktural

yang lebih manusiawi.6

Maka dari itu dalam penelitian hal tersebut, peneliti menggunakan teori

Uses and Gratification. Khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Seseorang memilih atau menggunakan suatu

media komunikasi karena diarahkan oleh motif diri orang tersebut. Motif individu

6

(18)

dalam mengkonsumsi media ada 4 macam menurut Denis McQuail, yakni

informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan.

Penggunaan media oleh seseorang adalah salah satu cara untuk memenuhi

kebutuhan psikologis dari orang tersebut.7

Manusia sebagai khalayak akan selalu memperoleh kepuasaan tertentu

dalam menggunakan media massa, betapa kecil pun pemuasan yang dapat

dilakukan oleh media tersebut, sehingga manusia menggunakannya karena

didorong oleh motif-motif tertentu, dimana ada berbagai kebutuhan yang dapat

dipuaskan oleh media massa. Model ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu

anteseden, motif, penggunaan media dan efek. 8

Untuk mengukur kepuasan, Philip Palmgreen mengembangkan konsep

Gratification Sought (GS) yakni kepuasaan yang dicari atau diinginkan individu dalam menggunakan media tertentu. Khalayak memiliki motif tersendiri dalam

yang ingin dicapai untuk memenuhi kebutuhannya ketika mengkonsumsi media

massa. Sedangkan Gratification Obtained (GO) adalah kepuasaan nyata yang diperoleh setelah menggunakan media. Khalayak memperoleh kepuasan nyata

akan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah khalayak tersebut

menggunakan media. Namun penggunaan konsep-konsep ini memunculkan teori

yang merupakan varian dari teori yang merupakan varian dari teori uses & gratification, yaitu teori expectancy values (nilai pengharapan). 9

Dengan mengukur nilai GS dan GO, dapat diketahui seberapa besar

tingkat kepuasan seseorang dalam menggunakan suatu media. Tingkat kepuasan

7

Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet ke-1, h. 58.

8

Morissan, Psikologi Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indonesia), Cet. Ke-1, h. 263.

9

(19)

tersebut dapat dilihat dari seberapa besar kesenjangan kepuasan (discrepancy gratification) antara GS dan GO. Semakin besar nilai kesenjangan menunjukkan semakin tidak puas seseorang dalam menggunakan media tersebut, sebaliknya

semakin kecil nilai kesenjangan antara GS dan GO maka semakin puas seseorang

dalam menggunakan media. 10

Sebagai media cetak yang menjadi acuan sumber berita terkait

perkembangan kampus oleh mahasiswa, Tabloid LPM Institut dituntut untuk

memberikan berita-berita yang bersifat aktual, faktual, dan mampu memenuhi

kebutuhan khalayak akan informasi seputar lingkungan UIN Jakarta. Namun

ketika peneliti mencoba survei kebeberapa mahasiswa mengenai kepuasaan

pembaca terhadap Tabloid LPM Institut, tanggapannya pun beragam. Terdapat

mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang puas dan tidak puas

terhadap Tabloid LPM Institut. Mahasiswa yang tidak puas terhadap Tabloid

LPM Institut dikarenakan tabloid tersebut terbit dua bulan sekali dan dianggap

berita-berita yang disajikan kurang up to date.

Dalam hal ini peneliti memilih Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

angkatan 2013-2014 sebagai responden, karena dianggap mengetahui dan lebih

aktif membaca Tabloid LPM Institut serta diharapkan dapat menjelaskan

kebutuhan dan kepuasan mereka dalam menggunakan media massa terutama

Tabloid. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian ini

karena ingin mengetahui lebih jelas tingkat kepuasaan khalayak terhadap

berita-berita yang disajikan pada Tabloid Institut sebagai pers mahasiswa. Jadi peneliti

10

(20)

membuat judul skripsi yakni “HUBUNGAN ANTARA MOTIF PEMBACA

TABLOID LPM INSTITUT DENGAN KEPUASAN MAHASISWA UIN

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2013-2014”.

B.Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah dan memperjelas masalah yang akan

diteliti, maka peneliti merasa perlu melakukan pembatasan masalah.

Penelitian ini bersifat menggambarkan hubungan antara motif dan kepuasan

mahasiswa terhadap Tabloid LPM Institut dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini juga terbatas pada mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014 yang

sudah pernah membaca Tabloid LPM Institut. Mahasiswa tersebut meliputi

mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Jurnalistik, Kesejahteraan

Sosial, Bimbingan Penyuluhan Islam, Pengembangan Masyarakat Islam,

Manajemen Dakwah dan Manajemen Haji Umrah.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Motif apakah yang mendasari mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014 dalam

membaca Tabloid LPM Institut?

2. Kepuasan apakah yang diperoleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014

(21)

3. Bagaimana hubungan antara motif dan kepuasaan mahasiswa Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2013-2014 setelah membaca Tabloid LPM Institut?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini, yaitu:

a. Untuk mengetahui motif Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2013-2014 dalam

membaca Tabloid LPM Institut

b. Untuk mengetahui kepuasan yang diperoleh Mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan

2013-2014 setelah membaca Tabloid LPM Institut

c. Mengetahui perbedaan hubungan antara motif dan Mahasiswa Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan

2013-2014 terhadap Tabloid LPM Institut.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat dapat memberikan kontribusi

sebagai tambahan referensi dalam pengembangan kajian media, khususnya

mengenai kajian yang berhubungan dengan tingkat kepuasaan khalayak

terhadap pemberitan media massa cetak.

b. Manfaat Praktis

1. Memberikan informasi mengenai motif-motif yang mendorong

(22)

2. Memberikan masukan pada pihak LPM Institut mengenai motif dan

kepuasan pembacanya.

3. Dapat dijadikan bahan evaluasi untuk media yang terkait dalam

meningkatkan kualitas produk mereka.

D.Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian sebelumnya yang telah dilakukan, ada beberapa judul

penelitian yang berhubungan dengan Analisis Tingkat Kepuasaan Khalayak dari

berbagai sumber seperti Skripsi mahasiswa UIN Jakarta dan media internet yang

menjadi inspirasi bagi peneliti yaitu :

a. Hubungan Antara Motif dan Kepuasaan Penonton Pada Program Islam Itu

Indah Trans TV oleh Irmalia Septiana Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. (2013)

Dalam skripsi ini, penulis meneliti hubungan motif dan kepuasaan

penonton Islam Itu Indah dan juga pengaruh yang signifikan antara motif

terhadap kepuasaan menggunakan teori Uses and Gratification. Responden yang menjadi penelitian yakni penonton program Islam Itu

Indah Trans TV yang menonton langsung/live.

b. Motif dan Pemenuhan Kebutuhan Pembaca Khalayak Tabloid Detik

(Suatu Studi pada Mahasiswa FISIP UI dengan Pendekatan Uses and Gratification) oleh Suhetris Mahasiswa Program Studi Komunikasi Massa Universitas Indonesia. (1995)

Dalam skripsi ini, penulis meneliti pemenuhan yang berhubungan

(23)

kebutuhan dari khalayak pembaca Tabloid Detik berdasarkan pada tipologi

fungsi media massa dari McQuail, Blumer dan Brown. Kesimpulan dari

penelitian ini yaitu Tabloid Detik belum dapat memuaskan pembacanya

pada dimensi informasi dan identitas pribadi.

c. Perbandingan Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Terhadap Program Berita di TV ONE dan Metro TV oleh

Krisyanidayati Jurusan Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (2015)

Dalam skripsi ini penulis meneliti kepuasan mahasiswa dalam

menonton program berita Metro Hari Ini Metro TV dan Apa Kabar

Indonesia Pagi TV ONE. Dalam analisis data, Penulis menggunakan

rumus mean, standar deviasi dan paired sampel test. Kesimpulan dalam penelitian ini yakni Metro Hari Ini Metro TV dan Apa Kabar Indonesia

Pagi TV ONE belum dapat memuaskan kebutuhan khalayak pada dimensi

informasi, identitas pribadi, integritas dan interaksi sosial, dan hiburan.

d. Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional

oleh Nadia Pratama Kusuma Wardani Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. (2015)

Dalam skripsi ini penulis meneliti kepuasan mahasiswa Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2011-2014 terhadap Program Ramadhan di Televisi Nasional.

(24)

yang cukup kuat dan signifikan antara motif dan kepuasan terhadap

program Tausiyah, Sinetron Ramadhan, Variety Show dan Feature

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yakni objek yang

diteliti dalam penelitian ini adalah Tabloid LPM Institut. Sampel yang dijadikan

responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014.

E.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini terdiri dari 5 bab

sebagai berikut:

BAB I adalah bab Pendahuluan. Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II adalah Bab Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Teori

yang digunakan adalah Uses and Gratification yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay Blumler, dan Michael Gurevicth, besertakritiknya. Bab ini juga akan menjelaskan mengenai pengertian dari motif dan kepuasan, serta membahas

tentang pers mahasiswa. Kemudian dilanjutkan dengan kerangka berpikir dan

kerangka konseptual.

BAB III adalah Metodologi Penelitian. Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metode apa yang digunakan dalam penelitian ini yakni

paradigma dan pendekatan penelitian, jenis penelitian, metode penelitian,

(25)

objek penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen,

variabel penelitian, definisi operasional dan indikator penelitian, teknik

pengumpulan data, uji coba instrumen dan teknik analisis data.

BAB IV adalah Bab Gambaran Umum. Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum mengenai populasi yang dijadikan subjek penelitian yakni

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan sejarah singkat tentang UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian gambaran umum Lembaga Pers

Mahasiswa (LPM) Institut beserta Tabloidnya.

BAB V adalah Bab Temuan dan Analisis Data. Pada bab ini disajikan data mengenai hasil data yang didapatkan serta uji instrumen menggunakan

SPSS-20. Hasil data berdasarkan dengan rumusan masalah penelitian, yakni

motif yang mendasari pembaca membaca Tabloid LPM Institut, kepuasan yang

diperoleh pembaca setelah membaca Tabloid LPM Institut, serta hubungan

antara motif dan kepuasan pembaca setelah membaca Tabloid LPM Institut.

BAB VI adalah Bab Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan skripsi yang didapat dari temuan dan analisis penelitian serta

memberikan saran yang mungkin akan bermanfaat kepada LPM Institut

(26)

13

LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL

A.Landasan Teori

1. Teori Uses and Gratification

Uses and Gratification theory atau teori penggunaan dan kepuasaan diperkenalkan oleh Elihu Katz, Bernard Berelson dan Michael Gurevitch pada

tahun 1974 dalam bukunya The Uses on Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research. Teori ini mengajukan gagasan bahwa perbedaan individu menyebabkan audien mencari, menggunakan dan

memberikan tanggapan terhadap isi media secara berbeda-beda, yang

disebabkan oleh berbagai faktor sosial dan psikologis yang berbeda di antara

individu audien. 1

Lahirnya teori uses and gratification merupakan kritik terhadap teori peluru (the bullet theory of communication) atau teori jarum hipodermik

(hypodermic noddle theory) dari Wilbur Schramm. Teori peluru ini dikatakan bahwa media sangat aktif dan powerfull, sedangkan audiens pasif, sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran (audience).2 Namun untuk teori Uses and Gratification sendiri yakni audiens berada dipihak yang aktif dalam menentukan media massa.

Uses and Gratification dikatakan oleh Katz sebagai suatu model penelitian yang menekankan pada objek analisis tentang apa yang dilakukan media untuk

1

Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia), Cet. Ke-2, h. 77.

2

(27)

khalayak. Model ini menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama

bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi

bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sesuai dengan khalayak.

Jadi sasarannya adalah pada khalayak aktif yang sengaja menggunakan media

untuk mencapai tujuan khusus.3

Inti teori uses and gratification adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap

berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan

khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya media yang mampu memenuhi

kebutuhan khalayak disebut media yang efektif. 4

Sebagian besar besar dalam wilayah teori Uses and Gratification berupaya meneliti apa yang terjadi di balik penggunaan media oleh audien. Dengan kata

lain, peneliti mencari tahu mengapa orang menonton program televisi tertentu

atau mengapa mereka membaca surat kabar tertentu untuk mendapatkan

informasi dan bukan oleh media massa lainnya.

Teori ini tidak memberikan perhatian pada efek langsung media terhadap

audien, tetapi memfokuskan perhatian pada motivasi dan perilaku audien

terhadap media atau bagaimana dan mengapa mereka menggunakan atau

mengonsumsi media. Teori uses and gratification memfokuskan perhatian pada audien sebagai konsumen media massa dan bukan pada pesan yang

disampaikan. Teori ini menilai bahwa audien dalam menggunakan media

3

Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 108.

4

(28)

berorientasi pada tujuan, bersifat aktif sekaligus diskriminatif. Audien dinilai

mengetahui kebutuhan mereka dan mengetahui serta bertanggung jawab

terhadap pilihan media yang dapat memenuhi kebutuhan mereka tersebut.5

Teori uses and gratification menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audien sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam

menggunakan media dan akibat atau konsekuensi dari penggunaan media itu.

Dalam hal ini, terdapat sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti gagasan teori

Uses and Gratification sebagaimana dikemukakan Katz, Blumler dan Gurevitch (1974) yang mengembangkan teori ini. Mereka menyatakan lima

asumsi dasar teori penggunaan dan kepuasaan.6

1. Audien aktif dan berorientasi pada tujuan ketika menggunakan media.

Tingkat keaktifan audien merupakan variabel. Perilaku komunikasi audien

mengacu pada target dan tujuan yang ingin dicapai serta berdasarkan motivasi;

audien melakukan pilihan terhadap isi media berdasarkan motivasi, tujuan dan

kebutuhan personal mereka.

2. Inisiatif untuk mendapatkan kepuasaan media ditentukan audien.

3. Media bersaing dengan sumber kepuasaan lain.

4. Audien sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif, dan penggunaan

media.

5. Penilaian isi media ditentukan oleh audien.

5

Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia) , Cet Ke-2, h. 77-78.

6

(29)

Asumsi pertama menyatakan bahwa audien aktif dan berorientasi pada

tujuan ketika menggunakan media. Audien memiliki sejumlah alasan dan

berusaha mencapai tujuan tertentu ketika menggunakan media. McQuail dan

rekan (1972) mengemukakan empat alasan mengapa audien menggunakan

media, yakni: 7

1) Pengalihan (diversion); yaitu melarikan diri dari rutinitas atau masalah sehari-hari.

2) Hubungan personal; hal ini terjadi ketika orang menggunakan media

sebagai pengganti teman.

3) Identitas personal; sebagai cara untuk memperkuat nilai-nilai individu.

4) Pengawasan (surveillance); yaitu informasi mengenai bagaimana media membantu individu mencapai sesuatu.

Asumsi kedua menyatakan bahwa inisiatif untuk mendapatkan kepuasaan

media ditentukan audien. Karena sifat aktifnya, maka audien mengambil

inisiatif. Asumsi ketiga menyatakan bahwa media bersaing dengan sumber

kepuasaan lain. Media bersaing dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya

dalam hal pilihan, perhatian dan penggunaan untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan seseorang.

Selanjutnya asumsi keempat menyatakan bahwa audien sadar

sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif dan penggunaan media. Kesadaran

diri yang cukup akan adanya ketertarikan dan motif yang muncul dalam diri

7

(30)

yang dilanjutkan dengan penggunaan media memungkinkan peneliti

mendapatkan gambaran yang tepat mengenai penggunaan media oleh audien.

Terakhir asumsi kelima menyatakan bahwa penilaian isi media ditentukan oleh

audien. Menurut J. D. Rayburn dan Philip Palmgreen (1984), seseorang yang

membaca surat kabar tertentu tidak berarti ia merasa puas dengan surat kabar

yang dibacanya karena mungkin hanya surat kabar itu saja yang tersedia, ia

akan segera beralih ke surat kabar lain jika ia mendapat kesempatan

memperoleh surat kabar lain. 8

Katz, Blumer, dan Gurevitch (1974) menggolongkan kebutuhan individu,

yaitu (1) Asal mula sosial dan psikologis dari (2) kebutuhan yang menciptakan

(3) pengharapan dari (4) media massa atau sumber lain yang mengarah pada

(5) ekspos yang berbeda (atau keterlibatan dalam aktifitas lain) yang

menghasilkan (6) kebutuhan kepuasaan dan (7) konsekuen-konsekuen lain,

mungkin merupakan konsekuensi-konsekuensi yang paling tidak diniatkan.9

Menurut Nuruddin (2004), teori uses and gratification beroperasi dalam beberapa cara, seperti pada bagan di bawah ini:10

8

Morissan, Teori Komunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia) , Cet Ke-2, h. 79-80.

9

Denis McQuali, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011), h. 175 , Edisi 6, Buku 2.

10

(31)

Bagan 1

Model Uses and Gratification

(Sumber: Edi Santoso dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi, 2010)

Berdasarkan model diatas uses and gratification dimulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut mencakup ciri-ciri demografik, afiliasi kelompok,

dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan khalayak (audience needs) dapat dikategorikan sebagai kebutuhan-kebutuhan kognitif, afektif, integratif

personal, integratif sosial dan kebutuhan pelepasan ketegangan. Kebutuhan-Lingkungan sosial: 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadian Kebutuhan khalayak: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Intergratif personal 4. Intergratif sosial 5. Pelepasan ketegangan/ melarikan diri dari kenyataan Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media: 1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Hobi 4. Tidur Penggunaan media massa: 1. Jenis-jenis media SK, majalah, radio, TV dan film 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial

(32)

kebutuhan tersebut dapat dipuaskan dengan sumber-sumber kebutuhan seperti

keluarga, teman, komunikasi interpersonal, hobi dan tidur. 11

Model tersebut berkaitan dengan sumber-sumber pemuasan kebutuhan

yang berhubungan dengan penggunaan media massa, yang mencakup

jenis-jenis media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan

lain-lain, isi media yang diperhatikan, keterpaan media itu sendiri, dan konteks

sosial dari terpaan media. Katz, Gurevitch dan Haas (1973), menggambarkan

kategori kebutuhan khalayak menjadi lima, yakni kognitif (memperoleh informasi, pengetahuan, pemahaman), afektif (pengalaman emosional, menyenangkan, atau estetis), integrasi personal (meningkatkan kredibilitas, percaya diri, dan status), integrasi sosial (meningkatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan lainnya), dan pelepasan ketegangan (pelarian dan pengalihan).12

Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif dan penggunaan media

yang berorientasi pada tujuan cukup jelas. Anggota khalayak individu dapat

membawa tingkat aktivitas yang berbeda untuk penggunaan media mereka.

Anggota khalayak juga berusaha untuk menyelesaikan tujuannya melalui

media. Seperti yang ditekankan sebelumnya, McQuail dan koleganya (1972)

mengidentifikasi beberapa cara untuk mengklasifikasikan kebutuhan dan

kepuasaan khalayak. Klasifikasi tersebut mencakup pengalihan (diversion), merupakan kategori kepuasaan yang berasal dari penggunaan media;

11

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-4, h. 194.

12

(33)

melibatkan pelarian diri dari rutinitas dan permasalah. Hubungan personal

(personal relationship), yang melibatkan penggunaan media sebagai ganti teman. Identitas personal (personal identity), yang melibatkan cara-cara untuk menekankan nilai-nilai individu. Pengawasan (surveillance), yang melibatkan pengumpulan informasi yang dibutuhkan.13

Teori uses and gratification mendasarkan pada asumsinya bahwa pemilihan media ditentukan oleh khalayak aktif untuk memenuhi

kebutuhannya. Untuk itu khalayak yang aktif itu sendiri berarti adanya sifat

sukarela serta pilihan selektif khalayak terhadap proses komunikasi.

Penggunaan media didorong oleh adanya kebutuhan dan tujuan yang

ditentukan oleh khalayak sendiri, dan bahwasanya partisipasi aktif dalam

proses komunikasi dapat mempermudah, membatasi atau sebaliknya,

memengaruhi kepuasaan dan menimbulkan berbagai efek yang berkaitan

dengan terpaan media. 14

McQuail (1987) mengkategorikan dampak atau efek isi komunikasi

massa kepada komunikan yaitu: 15

a. Powerful Effect Model

Model ini berkaitan dengan teori Hipodermik Needle yang mengasumsikan bahwa media mempunyai pengaruh yang cukup

membentuk opini dan keyakinan. Secara aktif media juga membentuk

13

Wener J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2001), h. 356-357.

14

Morrisan, TeoriKomunikasi Massa: Media, Budaya, dan Masyarakat, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia), Cet Ke-2, h. 80.

15

(34)

perilaku yang kurang lebih sesuai dengan keinginan orang-orang yang

dapat mengendalikan media dan isinya.

b. Limited Effect Model

Tahap ini juga dikenal sebagai Model Efek Terbatas merentang

dari tahun 1930-an hingga awal tahun 1960-an. Pada model ini khalayak

sangat aktif mencari apa yang mereka inginkan dan menolak lebih banyak

isi media dari pada menerimanya. Model ini merupakan konsepsi

pengaruh media yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu dari kehidupan

personal dan sosial anggota khalayak. Dua pendekatan pada orientasi

pengaruh terbatas sudah diidentifikasi. Pertama, Perspektif Perbedaan

Individu yakni melihat kekuatan media dibentuk oleh faktor-faktor

personal seperti kecerdasan dan penghargaan diri. Kedua, Kategori Sosial

yakni melihat kekuatan media terbatas oleh asosiasi anggota khalayak dan

afiliasi kelompok.

c. Moderat Effect Model

Model ini dimulai dari tahun 1960-an hingga berlangsung sampai

saat ini. Inti dari perspektif ini adalah gagasan mengenai khalayak aktif

yang menggunakan isi media untuk menciptakan pengalaman dan

menghasilkan kepuasan (atau hasil) tertentu. Perspektif moderat effect

menyatakan pentingnya pengaruh media dapat terjadi pada masa yang

lebih lama sebagai sebuah akibat langsung dari khalayak. Khalayak dapat

membuat media menyajikan tujuan pasti, seperti menggunakan media

(35)

Jay G. Blumler (1979) mengemukakan juga sejumlah gagasan mengenai

jenis-jenis kegiatan yang dilakukan khalayak aktif ketika menggunakan media,

yang mencakup: kegunaan (utility), kehendak (intentionality), seleksi (selectivity), dan tidak terpengaruh hingga terpengaruh (imperviousness to influence).16

1. Kegunaan (utility), yakni media memiliki kegunaan dan orang dapat memanfaatkan kegunaan media.

2. Kehendak (intentionality), yakni hal ini terjadi ketika motivasi menentukan konsumsi media.

3. Seleksi (selectivity), yakni penggunaan media oleh khalayak mencerminkan ketertarikan atau preferensinya.

4. Tidak terpengaruh hingga terpengaruh (imperviousness to influence), yakni khalayak menciptakan makna terhadap isi media yang akan mempengaruhi

apa yang mereka pikirkan dan kerjakan, namun mereka juga secara aktif

sering menghindar terhadap jenis pengaruh media tertentu.

Audien dalam menggunakan media bersifat aktif dan audien juga memiliki

kebebasan dalam memilih media yang dapat memberikan mereka kepuasaan.

Namun apakah audien sepenuhnya bebas dalam menggunakan media dan

sepenuhnya bebas dalam menggunakan media dan sepenuhnya bebas dalam

menentukan kepuasaan yang mereka inginkan. Dalam hal ini, terdapat

pandangan bahwa dunia dimana audien berada ikut serta menentukan

kebutuhan dan kepuasaan audien terhadap media. Dengan kata lain, kebutuhan

16

(36)

dan kepuasaan audien terhadap media tidak bersifat otonom yang tidak

ditentukan semata-mata hanya pada diri individu. Katz dan rekan (1974)

menyatakan bahwa situasi sosial dimana audien berada turut serta terlibat

dalam mendorong atau meningkatkan kebutuhan audien terhadap media

melalui lima cara berikut: 17

1. Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang

mengakibatkan orang membutuhkan sesuatu yang dapat mengurangi

ketegangan melalui penggunaan media.

2. Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang menuntut

perhatian. Media memberikan informasi yang membuat kita menyadari

hal-hal yang menarik perhatian kita, dan kita dapat mencari lebih banyak

informasi yang menarik perhatian kita melalui media.

3. Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat

memuaskan kebutuhan tertentu, dan media berfungsi sebagai pengganti atau

pelengkap. Dengan kata lain, terkadang situasi yang kita hadapi menjadikan

media sebagai sumber terbaik atau mungkin satu-satunya yang tersedia.

4. Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang dipertegas

dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang terdidik akan memilih media

yang dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang menghargai akal

sehat, kesadaran diri dan ilmu pengetahuan. Namun sebaliknya, media juga

dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan

akal sehat.

17

(37)

5. Situasi sosial menuntut audien untuk akrab dengan media agar mereka tetap

dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu. Dalam pergaulan sosial,

seseorang yang serba tidak tahu mengenai isu-isu yang menjadi soroton

media akan dianggap sebagai orang yang tidak mengikuti perkembangan

zaman.

Inti dari uses and gratification adalah bahwa khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap

berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan

khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi

kebutuhan khalayak disebut media yang aktif. Namun jika motif khalayak tidak

terpenuhi dan media tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan khalayak, maka

media tersebut dapat dikatakan media yang pasif.

2. Kritik Terhadap Teori Uses and Gratification

Sama dengan teori komunikasi massa lainnya, uses and gratification juga memiliki kelebihan dan kekurangan, yakni kelebihannya; memusatkan

perhatian pada individu dalam proses komunikasi massa, menghargai

kepandaian dan kemampuan konsumen media, menyediakan pemahaman

analisis terhadap bagaimana orang memiliki pengalaman dengan konten media,

membedakan pengguna aktif dan pengguna aktif, mempelajari penggunaan

media sebagai bagian dari interaksi sosial sehari-hari, dan memberikan

pemahaman berguna dalam penggunaan media baru. Lalu kekurangannya

(38)

efek, banyak konsep kuncinya yang dikritik karena dinilai tidak dapat diukur,

dan terlalu beorientasi kepada level mikro. 18

Pendekatan uses and gratification telah memicu sejumlah kritik, terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dan mendefinisikan

konsep-konsep utama (misalnya, “kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih

dari sebuah strategi pengumpulan data. 19

Salah satu kritik mengenai uses and gratification adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu. Pendekatan ini

bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan, dan mengabaikan

struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah

satu jawaban dari kritik diatas datang dari Rubin dan Windahl (1986), yang

telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi

dengan teori ketergantungan. Model manfaat dan ketergantungan Rubin dan

Windhal menempatkan individu di dalam sistem-sistem kemasyarakatan yang

membantu membentuk kebutuhan-kebutuhan mereka. 20

Uses and Gratification, seperti yang dikenal, berbeda dan sangat berpengaruh pada tahun 1970 dan 1980-an. Paradigma pengaruh yang terbatas

sedang goyah pada saat itu, dan teoritikus media membutuhkan sebuah

kerangka yang dapat mereka gunakan untuk membahas keberadaan dampak

media yang nyata tanpa harus menyimpang terlalu jauh dari keortodokan

18

Stanley J. Baran dan Denis K. Davis, Teori Dasar Komunikasi Pergolakan, dan Masa Depan Media Massa, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 302.

19

Wener J. Severin, Teori Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2001), h. 358.

20

(39)

keilmuan. Ini bukan alasan mengapa Katz, Blumer dan Gurevitch merumuskan

pendekatan ini, tetapi ini merupakan alasan mengapa pendekatan ini memiliki

karakter tertentu. Dua faktor lain yang membentuk bagaimana teori ini dulu

akan dan sekarang digunakan yakni prinsip kesederhanaan dalam

perkembangannya dan memandang media sebagai saluran informasi daripada

simbol. 21

Terlepas dari kritik yang disampaikan tersebut penelitian mengenai

penggunaan dan kepuasan menjadi penting untuk dikaji agar dapat terus

meningkatkan kualitas produk media massa dan mengetahui kebutuhan

khalayak akan media massa.

3. Definisi Konseptual a. Motif

Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara obyektif

merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan

pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan.

Sedangkan definisi subyektif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk

bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan

membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar

melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun

kepuasaan. 22

21

Richard West and Lynn H. Turner, pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), h. 113.

22

(40)

Setiap individu memiliki alasan untuk melakukan sesuatu, begitu juga

dengan alasan untuk menggunakan media. Setiap individu memiliki

beberapa alasan dalam menggunakan media untuk mencapau kepuasan.

McQuail dan rekan (1972) mengemukakan empat alasan mengapa audien

menggunakan media23:

a. Pengalihan (diversion); yaitu melarikan diri dari rutinitas atau masalah sehari-hari. Mereka yang sudah lelah bekerja seharian membutuhkan

media sebagai pengalih perhatian dari rutinitas.

b. Hubungan personal; hal ini terjadi ketika orang menggunakan media

sebagai pengganti teman.

c. Identitas personal; sebagai cara untuk memperkuat nilai-nilai individu.

Misalnya, banyak pelajar yang merasa lebih bisa belajar jika ditemani

alunan musik dan radio.

d. Pengawasan (surveillance); yaiyu informasi mengenai bagaimana media membantu individu mencapai sesuatu. Misal, orang membaca

koran untuk membantunya memahami jalannya sistem pemerintahan.

Pada dasarnya setiap tindakan yang dilakukan oleh individu

dikarenakan adanya dorongan dari motif-motif tertentu. Begitu pula

dengan penggunaan media massa. Media massa dianggap mampu

memenuhi berbagai motif khalayak. Jika motif tersebut terpenuhi, maka

kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Menurut Denis McQuail, ada empat

23

(41)

kategori motif pengkonsumsian media bagi individu secara umum, yakni:

24

I. Motif Informasi (surveillance)

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan

lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia.

b. Mencari bimbingan menyangkut berbagai masalah praktis,

pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan.

c. Memuaskan rasa ingin-tahu dan minat umum.

d. Belajar, pendidikan diri sendiri.

e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan.

II. Motif Identitas pribadi (personal identity) a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi.

b. Menemukan model perilaku.

c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain (dalam media).

d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri.

III. Motif Integrasi dan interaksi sosial (personal relationship)

a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain; empati

sosial.

b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa

memiliki.

c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial.

d. Memperoleh teman selain dari manusia.

e. Membantu menjalankan peran sosial.

24

(42)

f. Memungkinkan seseorang untuk dapat menghubungi

sanak-keluarga, teman, dan masyarakat.

IV. Motif Hiburan (diversion)

a. Melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan.

b. Bersantai.

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis.

d. Mengisi waktu.

e. Penyaluran emosi.

Berbagai motif yang mendorong individu menggunakan media massa,

akan tumbuh semacam harapan yang dicarikan pemuasaannya melalui

media massa sebagai perwujudan dari motif yang ada. Salah satu macam

riset uses and gratification yang saat ini berkembang adalah yang dibuat oleh Phiplip Palmgreen dari Kentucky University.

Kebanyakan riset uses dan gratification memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang memengaruhi penggunaan media.

Palmgreen juga menggunakan dasar yang sama yaitu orang menggunakan

media didorong oleh motif-motif tertentu, namun konsep yang diteliti oleh

model Palmgreen ini tidak berhenti disitu, dengan menanyakan apakah

motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Konsep

(43)

media) berdasarkan pada kepercayaan dan evaluasi-evaluasi mereka

tentang dunia tersebut. 25

b. Kepuasaan

Kepuasaan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang

berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu

produk dan harapan-harapannya. Kepuasaan merupakan fungsi dari kesan

kinerja dan harapan. Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak

puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja

melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Kepuasaan pelanggan

yang tinggi menciptakan kelekatan emosional terhadap merek. Hasilnya

adalah kesetian pelanggan. 26

Kepuasaan dalam penelitian ini lebih dimaksudkan pada

terpenuhinya kebutuhan khalayak dalam kegiatan menggunakan media

massa berdasarkan tujuan dan motif tertentu seperti kebutuhan informasi,

identitas pribadi, integrasi dan interaksi personal dan hiburan. Untuk

mencapai kepuasaan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif

dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan

kebutuhan agar tercipta kepuasaan.

25

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 206.

26

(44)

Banyak peneliti yang membagi kategori yang berbeda-beda mengenai

kepuasan, namun ada satu ukuran yang disepakati di antara mereka. Empat

kategori utama yang diajukan McQuail sangat khas, yakni:27

1. Pengalihan

(a) Melarikan diri dari tekanan rutinitas

(b) Melarikan diri dari beban masalah

(c) Pelepasan emosi

2. Relasi personal

(a) Persahabatan

(b) Kegunaan sosial

3. Identitas pribadi

(a) Rujukan pribadi

(b) Eksplorasi realitas

(c) Penguatan nilai

4. Pengawasan. Ini adalah kebutuhan informasi mengenai sebuah dunia

kompleks di mana kita hidup.

Kepuasan atau ketidakpuasan pembaca merupakan selisih antara

apa yang diharapkan dengan apa yang didapatkan. Dalam hal ini kepuasan

atau ketidakpuasan pembaca akan dilihat dari penelitian ini. Tingkat

kepuasan pembaca terhadap Tabloid LPM Institut merupakan evaluasi

yang subyektif dari mahasiswa mengenai kesesuaian yang mereka

harapkan dengan hasil yang didapat setelah membaca Tabloid tersebut.

27

(45)

Pembaca akan merasa puas apabila hasil yang mereka dapatkan setelah

membaca sesuai atau melebihi harapan mereka sebelum membaca. Selain

itu, pembaca akan merasa tidak puas jika apa yang mereka harapkan tidak

terpenuhi ketika sudah membaca Tabloid tersebut.

Untuk mengukur tingkat kepuasan audience, maka harus diketahui terlebih dahulu motif audiens dalam menggunakan media, setelah itu baru

dapat mengungkapkan tingkat kepuasaan audiens setelah menggunakan

atau mengonsumsi media tertentu. Kepuasan yang diperoleh khalayak dari

penggunaan media terbagi menjadi Gratification Sought (kepuasan yang dicari) dan Gratification Obtained (kepuasaan yang diperoleh).

Philip Palmgreen darai Kentucky University menjelaskan bahwa

Gratification Sought (GS) adalah kepuasaan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengonsumsi suatu jenis media (radio, televisi, Koran).

Gratification Obtained (GS) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengonsumsi suatu jenis media tertentu. 28

a. Gratification Sought (GS)

Gratification Sought (GS) yakni kepuasaan yang dicari atau diinginkan individu dalam menggunakan media tertentu. GS juga bisa

diartikan sebagai motif yang timbul dari sejumlah kebutuhan yang ingin

dicapai individu pada objek tertentu. Hal ini mendorong individu untuk

menggunakan suatu media tertentu yang berkaitan dengan keinginan untuk

mencari kepuasaan atas kebutuhan tersebut. Dalam penelitian ini,

28

(46)

mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi aktif UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta angkatan 2013-2014 juga memiliki motif tertentu

dalam membaca Tabloid Institut. Kategori motif individu yang menjadi

acuan adalah menurut McQuail.

b. Gratification Obtained (GO)

Gratification Obtained (GO) adalah kepuasaan nyata yang diperoleh setelah menggunakan media. GO juga bisa diartikan sebagai sejumlah

nyata yang diperoleh individu atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan

tertentu setelah individu tersebut menggunakan media. Dalam penelitian

ini adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah proses membaca Tabloid

LPM Institut. Indikator untuk menukur GO sama dengan indikator

mengukur GS menurut Denis McQuail.

Dalam hal ini, peneliti mengukur GS dan GO untuk mengetahui

kepuasaan khalayak berdasarkan kesenjangan antara GS dengan GO.

Dengan kata lain, kesenjangan kepuasaan (discrepancy gratification) adalah perbedaan perolehan kepuasaan yang terjadi antara skor GS dan

GO dalam mengkonsumsi media tertentu. Semakin kecil kesenjangannya,

semakin puas individu dalam menggunakan media tersebut. Sebaliknya

semakin besar nilai kesenjangan antara GS dan GO maka semakin tidak

puas individu dalam menggunakan media.29

29

(47)

Bagan 2

Model Expectancy Values

Sumber : Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta, 2007, 208

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan rentetan penggunaan

media oleh individu yang menimbulkan kepuasan. Pencarian kepuasan

(GS) dilatarbelakangi adanya kepercayaan dan evaluasi penilaian

seseorang terhadap sebuah media massa berdasarkan pengalaman.

Individu memiliki penilaian dan kepercayaan terhadap salah satu media

massa yang dianggap dapat memenuhi kebutuhannya. Adanya pencarian

kepuasan (motif) yang mendukung oleh penilaian dan kepercayaan

terhadap sebuah media massa, medorong seseorang mengkonsumsi media.

Setelah konsumsi media terjadi, akan terlihat kepuasan yang nyata yang

diperoleh. Apakah dapat memenuhi motif awal dalam menggunakan media

massa yang bersangkutan atau tidak. Berdasarkan teori ini, pengukuran

kepuasan dalam sebuah penelitian harus dilakukan dengan menanyakan

motif dan kepuasan yang dicari dan diinginkan seseorang (GS), kemudian

menanyakan kembali apakah motif dan harapan tersebut bisa dipenuhi

Kepercayaan-kepercayaan (beliefs)

Evaluasi-evaluasi

Pencarian Kepuasaan (GS)

Perolehan Kepuasaan yang diterima (GO)

(48)

oleh media yang bersangkutan. Artinya, kita bisa mengetahui kepuasan

nyata yang diperoleh seseorang (GO). 30

Indikator terjadinya kesenjangan kepuasaan atau tidak adalah sebagai

berikut 31:

1) Jika mean skor (rata-rata skor) GS lebih besar dari mean skor GO (mean skor GS > mean skor GO), maka terjadi kesenjangan kepuasan, karena kebutuhan yang diperoleh lebih sedikit dibandingkan dengan

kebutuhan yang diinginkan. Media tidak memuaskan khalayaknya.

2) Jika mean skor GS sama dengan mean skor GO (GS=GO), maka tidak terjadi kesenjangan kepuasaan karena jumlah kebutuhan yang

diinginkan semuanya terpenuhi namun biasa-biasa saja (balance). 3) Jika mean skor GS lebih kecil dari mean skor GO (GS < GO), maka

terjadi kesenjangan kepuasan karena kebutuhan yang diperoleh lebih

banyak dibandingkan dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan

kata lain bahwa media tersebut memuaskan khalayaknya.

Semakin besar kesenjangan mean skor (GS > GO) yang terjadi, maka makin tidak memuaskan media tersebut bagi khalayaknya. Sebaliknya

semakin kecil kesenjangan mean skor (GS < GO) yang terjadi, maka makin memuaskan media tersebut bagi khalayaknya.

30

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), Cet. Ke-2, h. 208.

31

(49)

4. Pers Mahasiswa

Pers mahasiswa merupakan salah satu jenis pers yang terdapat di

Indonesia. Pers mahasiswa bisa dibilang sebagai pers komunitas karena

memiliki jangkauan wilayah sirkulasi yang sangat terbatas. Kebijakan

pemberitaan pers komunitas lebih banyak diarahkan untuk mengangkat

berbagai potensi dan masalah aktual di daerah komunitas tersebut. Fungsi yang

lebih banyak dikembangkan pada pers komunitas adalah penyebaran informasi

dan edukasi. 32

Sifat khas dari pers mahasiswa ini adalah bahwa mahasiswa pada umumnya

sesuai dengan alam pikiran universitas, mempergunakan pengetahuannya demi

perbaikan mahasiswa sesuai dengan bakat, kemampuan dan kesediaan

masing-masing.33

Pers mahasiswa bisa juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan

khalayak pembaca yang berada dalam lingkungan tersebut. Pers mahasiswa

adalah penerbitan pers dalam bentuk majalah, tabloid, newsletter, atau media

online yang dikelola oleh mahasiswa. Seluruh proses mulai dari mencari berita,

penulisan, tata letak, pracetak dan distribusi dilakukan oleh mahasiswa.

Dilihat dari sejarah, Pers mahasiswa pertama kali dikukuhkan oleh

tokoh-tokoh pers mahasiswa tahun-tahun 1950-an, seperti Nugroho Notosusanto,

Teuku Jacob, Koesnadi Hardjasumantri ketika melahirkan Ikatan Wartawan

Indonesia (IWMI), Serikat Pers Mahasiswa Indonesia (SPMI) dan kedua

32

AS Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008), Cet Ke-2, h 41.

33

(50)

organisasi ini akhirnya meleburkan diri menjadi Ikatan Pers Mahasiswa

Indonesia (IPMI). Jenis Pers mahasiswa yang muncul seperti Bumi Siliwangi

(IKIP), Gajah Mada (UGM), IDEA (IPB), dan lain-lain. 34

Pimpinan IPMI yang baru pada waktu itu adalah Anis Ibrahim, AT Birowo,

Wisaksono, Noeradi, Alex Rumundor, dan Syarif Saleh. Pada masa demokrasi

terpimpin, setiap surat kabar dan pers pada umumnya menyuarakan

aspirasi-aspirasi dari partai dan golongan politik dan IPMI dituduh adalah anak

Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia. Hal tersebut menyebabkan pimpinan

IPMI membuat surat pernyataan yang berbunyi IPMI tidak dapat dan tidak

boleh menjadi pembawa suara sesuatu golongan tertentu dikalangan mahasiswa

Indonesia. Lalu pada masa demokrasi orde baru, IPMI mencapai kembali

puncak kebesarannya yang juga diperoleh di sekitar tahun 1950-an, diikuti

dengan diterbitkannya Harian Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). 35

Pada tahun 1971 sampai dengan tahun 1974 merupakan kemunduran

kembali pers mahasiswa Indonesia. Setelah harian KAMI melepaskan dirinya,

banyak pula penerbitan IPMI yang besar mati. Sejalan dengan format baru

politik Indonesia, aktivitas kemahasiswaan termasuk pers mahasiswa

dilokalisir di dalam kampus. Seluruh penerbitan-penerbitan (pers mahasiswa)

mahasiswa yang terbit di dalam kampus diberi subsidi penerbitan melalui

34

Amir Effendi Siregar, Pers Mahasiswa Indonesia Patah Tumbuh Hilang Berganti, (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1983), Cet. Ke-1, h. 36.

35

(51)

Universitasnya. Dengan demikian terjadilah ketergantungan pers mahasiswa

pada pimpinan Universitas. 36

B.Kerangka Berpikir

Teori uses and gratification menjelaskan mengenai kapan dan bagaimana audien sebagai konsumen media menjadi lebih aktif atau kurang aktif dalam

menggunakan media berdasarkan orientasi tujuan mereka, inisiatif untuk

mendapatkan kepuasan media, media bersaing dengan sumber kepuasan lain dan

audiens sadar sepenuhnya terhadap ketertarikan, motif dan penggunaan media

serta penilaian isi media ditentukan sendiri oleh audiens. 37

Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka

dalam hal memperluas wawasan pengetahuan, memahami kebutuhan serta

peranannya dalam masyarakat. Dalam mencari kebutuhan akan informasi pun,

kini masyarakat bersikap lebih aktif. Mereka akan memilih media massa yang bisa

memenuhi kebutuhan atau motif mereka akan informasi.

Begitupun dengan mahasiswa sebagai civitas akademik, mereka akan

mencari atau memilih media massa (pers mahasiswa) yang bisa memenuhi

kebutuhan akan informasi yang berada di lingkungan kampus. Tabloid LPM

Institut sebagai salah salah satu pers mahasiswa yang terdapat di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pun dituntut untuk memberikan berita-berita yang bersifat

aktual, faktual, dan mampu memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi seputar

lingkungan UIN Jakarta. Namun ketika peneliti mencoba survei kebeberapa

36

Amir Effendi Siregar, Pers Mahasiswa Indonesia Patah Tumbuh Hilang Berganti, (Jakarta: PT. Karya Unipress, 1983), Cet. Ke-1, h. 53-54.

37

(52)

mahasiswa mengenai motif

Gambar

Gambar 2 Distribusi Pembaca berdasarkan Durasi Membaca ..............................     84
Tabel 1 Gambaran Populasi Mahasiswa FIDKOM Angkatan 2013-
Tabel 2 Operasionalisasi Konsep dalam Penelitian
Tabel 3 Uji Validitas Motif
+7

Referensi

Dokumen terkait

seperti topik permasalahan, bidang bimbingan,jenis layanan, tujuan dengan indikator, strategi penyajian layanan, materi layanan, alokasi waktu, pihak yang

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Satuan Kerja Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Aceh Tamiang Sumber Dana APBK Aceh Tamiang Tahun Anggaran 2011 mengundang Penyedia

Perputaran piutang secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (Studi Kasus pada Perusahaan Pembiayaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

[r]

Hasil uji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol buah mengkudu dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus Aureus dan Escherichia Coli memperlihatkan bahwa

Tabel 4.28 Perubahan Tabel Transportasi Akibat Variabel x 12 Dijadikan Basic Variable – Iterasi 2

Makcik kamu ingin belikan buku untuk kamu.Beliau meminta kamu memilih buku yang kamu suka?. Tulis mesej bersama tiga sebab mengapa kamu memilih

(1) Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan minat belajar IPA materi Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SD Negeri Pesayangan 01 antara pembelajaran