• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan engguna Jasa Belawan Logistic Center PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Dengan Sikap Sebagai Variabel Intervening

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan engguna Jasa Belawan Logistic Center PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Dengan Sikap Sebagai Variabel Intervening"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP

KEPUTUSAN PENGGUNA JASA BELAWAN LOGISTIC

CENTER PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO)

DENGAN SIKAP SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

TESIS

Oleh

PARSAULIAN MT MANURUNG NIM 097019020 / IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP

KEPUTUSAN PENGGUNA JASA BELAWAN LOGISTIC

CENTER PT. PELABUHAN INDONESIA I(PERSERO)

DENGAN SIKAP SEBAGAI VARIABEL

INTERVENING

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

OLEH:

PARSAULIAN MT MANURUNG NIM 097019020 / IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNA JASA BELAWAN LOGISTIC CENTER PT. PELABUHAN INDONESIA I(PERSERO) DENGAN SIKAP SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Nama Mahasiswa : PARSAULIAN MT MANURUNG

Nomor Pokok : 097019020

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing:

Ketua

(Prof. Dr. Amrin Fauzi)

Anggota

(Dr. Endang S. Rini, M.Si)

Ketua Program Studi

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS)

Direktur

(Prof. Dr. Ir.A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 20 Desember2011

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Amrin Fauzi Anggota : 1. Dr. Endang S. Rini, M.Si

2. Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, MM 3. Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tesis saya yang berjudul:

“Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap Keputusan Pengguna Jasa Belawan

Logistic Center PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Dengan Sikap Sebagai Variabel

Intervening” adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan

oleh Siapapun juga sebelumnya.

Sumber-sumber data yang diperoleh dan digunakan telah dinyatakan secara

jelas dan benar.

Medan, Desember 2011

Yang membuat pernyataan

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esayang

telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penyusunan tesis ini dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa Terhadap

Keputusan engguna Jasa Belawan Logistic Center PT. Pelabuhan Indonesia I

(Persero) Dengan Sikap Sebagai Variabel Intervening”.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Pendidikan Program

Magister Ilmu Manajemen pada Program Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera

Utara.

Selama melakukan penelitian tesis ini, peneliti banyak memperoleh bantuan

moril dan materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), Sp.A(K), selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr.Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Magister

Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan Ibu

Dr. Arlina Nurbaity, SE, MBA, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, atas arahan dan

(7)

4. Bapak Prof. Dr. Amrin Fauzi, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr.

Endang S, Rini, M.Si, selaku anggota komisi Pembimbing,atas bimbingan,

dukungan dan arahan yang telah diberikan hingga selesainya tesis ini.

5. Ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, M.Sc, Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA dan

IbuDr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, MM, selaku Dosen Pembanding yang

telah memberikan masukan-masukandemi penyempurnaan tesis ini.

6. Seluruh StafPengajar dan Staf Administrasi Program Studi Magister Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Orang tua peneliti, Alm. Ayahanda Syaibun Manurung, BBA dan Almh.

Wagini Sinaga yang telah menginspirasikan dan menjadi motivasi, serta

semangat dalam menyelesaikan tesis ini.

8. Bapak Pasoroan Herman Harianja, SH, M.Sc, Direktur Personalia dan Umum

PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) periode 2009-2011, dan Bapak

Ir. Imran Iskandar, MSTR, Direktur Personalia dan Umum PT. Pelabuhan

Indonesia I (Persero) periode 2011 sampai dengan sekarang, atas bimbingan,

dorongan, bantuan dan arahannya.

9. Khusus kepada Sdri. Fida P, SE, yang dengan kecermatan dan ketelitiannya,

ditengah-tengah kesibukannya dengan tulus dan tekun telah bersedia menjadi

(8)

10. Istri peneliti,T. Erlinda Fitri, SE yang selama penelitian ini banyak membantu

dan memberi semangat, peneliti ucapkan terima kasih, dan Ananda Rifdah

Aatikah Manurung, Fauzaan Hafizd Manurung dan Fahri Muhammad

Manurung, yang menjadi penjaga semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan

program studi dan tesis ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa atas bantuan dan kerjasamanya sehingga peneliti dapat

melaksanakan dan menyelesaikan pendidikan dan penelitian tesis ini dengan

baik.

Peneliti menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna,

Untuk itu penelitimengharapkan saran dan masukan guna perbaikan selanjutnya dan

semoga tesis ini bermanfaat bagi pembaca. Semoga Allah SWT memberikan rahmat

dan karuniaNya kepada kita, Amin.

Medan, Desember 2011

Peneliti

(9)

RIWAYAT HIDUP

Parsaulian MT Manurung, lahir di Pematangsiantar pada tanggal 31 Januari

1974, bungsu dari delapan bersaudara, dari pasangan Syaibun Manurung, BBA dan

Wagini Sinaga. Menikah pada tahun 2001 dan dikarunia tiga orang anak.

Sekolah Dasar di SD Negeri No. 122343 (20) Pematangsiantar lulus pada

tahun 1986, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri No. 2 Pematangsiantar lulus

tahun 1989, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri No. 2 Pematangsiantar lulus

tahun 1992, Diploma-3 Program Studi Teknik Elektro pada Politeknik USU Medan

lulus tahun 1996, dan melanjutkan studi di STT Harapan-Medan untuk Strata-1

Teknik Elektro lulus tahun 2001.

Sejak Tahun 1999 sampai dengan saat ini bekerja sebagai Pegawai PT.

Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan pada tahun 2009 melanjutkan studi di Program

(10)

ABSTRAK

Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) merupakan salah satu unit usaha terbaru yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, namun jumlah pengguna jasa Belawan Logistic Center ini belumlah maksimal, hal ini bisa dilihat dari produktifitas Belawan Logistic Center masih rendah. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba untuk meneliti Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap sikap dan keputusan Pengguna Jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi, harga, bukti fisik, proses dan orang terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), pengaruh bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi, harga, bukti fisik, proses dan orang terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melalui sikap sebagai variabel intervening.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bauran pemasaran jasa, sikap pengguna jasa, dan keputusan konsumen.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan sifat penelitian menjelaskan (deskriptif explanatory) fenomena yang terjadi di objek penelitian Populasi penelitian adalah seluruh pengguna jasa Belawan Logistic Center Belawan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, yaitu 70 perusahaan dan sampel penelitian 40 perusahaan. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan dua metode, yaitu Metode Regresi Linier Berganda, dan analisis jalur.

Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan secara parsial menunjukkan variabel tempat memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pengguna Belawan Logistic Center milik PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan yang paling kecil pengaruhnya adalah promosi. Secara serempak variabel orang, harga, bukti fisik, produk, promosi, tempat, dan proses berpengaruh terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Pengujian hipotesis kedua secara parsial variabel orang, harga, bukti fisik, produk, promosi, tempat, dan proses berpengaruh terhadap sikap pengguna jasa Belawan Logistic Center dan variabel tempat yang paling memiliki pengaruh dominan terhadap sikap pengguna jasa Belawan Logistic Center. Secara serempak variabel orang, harga, bukti fisik, produk, promosi, tempat, dan proses berpengaruh terhadap sikap pengguna jasa Belawan Logistic center. Hipotesis ke tiga menunjukkan bauran pemasaran dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari bauran pemasaran ke sikap (sebagai intervening) lalu ke keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Nilai pengaruh menunjukkan bahwa bauran pemasaran berpengaruh langsung terhadap keputusan pengguna jasa lebih besar dibanding dengan menggunakan sikap sebagai variabel intervening

Kesimpulan penelitian adalah bauran pemasaran jasa dapat mempengaruhi keputusan pengguna jasa secara langsung dan dapat pula mempengaruhi secara tidak langsung melalui sikap.

(11)

ABSTRACT

Belawan Logistic Center of PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) is one of the new business units owned by the company, but the number of users of this Belawan Logistic Center is not yet maximal. This can be seen from the low productivity of the Belawan Logistic Center itself. Based on this condition, the researcher conducted a study on the influence of Marketing Mix on Attitude and Decision Made by the Users of Service Provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. The purpose of this study was to analyze the influence of marketing mix comprising product, place, promotion, price, physical evidence, process and people and the decision made the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), and the influence of service marketing mix on the decision made by the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) through attitude as intervening variable.

This study employed the service marketing mix, attitude of service users, and consumer’s decision theories.

This descriptive quantitative study describes the phenomena occurred in the object of study. The population of this study was all of the users of the service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan consisting of 70 companies and 40 companies were selected to be the samples for this study. The data obtained were analyzed through Multiple Linear Regression Method and path analysis.

The result of the first hypothesis showed that, partially, place was the most dominant variable in influencing the decision made by the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Perseo) and promotion had the least influence. Simultaneously, the variables of people, price, physical evidence, product, promotion, place and process had influence on the decision made by the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero). The result of the second hypothesis showed that, partially, the variables of people, price, physical evidence, product, promotion, place and process had influence on the attitude of the users of service provided by Belawan Logistic Center and place was the most dominant variable influencing the attitude of the users of service provided by Belawan Logistic Center. Simultaneously, the variables of people, price, physical evidence, product, promotion, people and process had influence on the attitude of the users of service provided by Belawan Logistic Center. The result of the third

hypothesis showed that marketing mix could have direct influence on the decision made by

the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), and could also have indirect influence on the attitude (as intervening) then on the decision made by the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. The degree of influence showed that marketing mix had direct influence on the dicision made by the service users were bigger compared to the use of attitude as intervening variable.

The conclusion of this study is that service marketing mix can directly influence the decision made by the service users and can also indirectly influence through attitude.

(12)

DAFTAR ISI

2.1. Penelitian Terdahulu..……….... 7

2.2. Depo Peti Kemas...………..……..………. 9

2.3. Pengertian Jasa...……….... 11

2.4. Pengertian Pemasaran...………... 12

2.5. Teori Tentang Bauran Pemasaran Jasa....………... 12

2.6. Pengertian dan Unsur Bauran Pemasaran Jasa... 14

2.7. Sikap Pengguna Jasa...……….. 20

2.8. Keputusan Pengguna Jasa...……….. 28

2.9. Kerangka konseptual..……… 30

2.10. Hipotesis...………... 31

BAB III METODE PENELITIAN 33 3.1. Jenis dan Sifat Penelitian..……….. 33

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian………..………….. 33

3.3. Populasi dan Sampel..……… 34

3.4. Tehnik Pengumpulan Data..………... 35

3.5. Jenis dan Sumber Data..………... 35

(13)

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas …………..……….. 37

3.8. Metode Analisis Data ...………. 41

3.9. Uji Hipotesis ………... 43

3.10. Uji Asumsi Klasik ………. 44

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN 45 4.1. Hasil Penelitian...………... 45

4.1.1. Deskripsi Objek Penelitian...……….. 45

4.1.2.Karakteristik Responden Penelitian...………... 51

4.1.3.Analisis Deskriptive Variabel Penelitian...………... 53

4.1.4. Pengujian Asumsi Klasik...………... 66

4.2. Uji Hipotesis...………..………... 71

4.2.1. Hipotesis Pertama...…...……….... 71

4.1.2. Hipotesis Kedua...……….. 74

4.1.3. Hipotesis Ketiga...…...…………. 77

4.3. Pembahasan Penelitian...……….…... 79

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN 85 5.1. Kesimpulan...………...………... 85

5.2. Saran... 86

DAFTAR PUSTAKA 87

(14)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1.1. Jumlah Peti Kemas dan Pengguna Jasa Depo Peti Kemas Belawan 4

3.1. Definisi Operasional Variabel...…...……... 38

3.2. Uji Validitas Variabel Penelitian ... 40

3.3. Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 41

4.1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Pelanggan ... 52

4.2. Karakteristik Responden berdasarkan Frekuensi Penggunaan Jasa Depo Peti Kemas per tahun ... 53

4.3 Karakteristik Responden berdasarkan lama telah menggunakan jasa depo peti kemas ... 53

4.4 Deskripsi Produk (X1) ... 54

4.5 Deskripsi Tempat (X2) ... 56

4.6. Deskripsi Promosi (X3) ... 57

4.7. Deskripsi Harga (X4) ... 58

4.8. Deskripsi Bukti Fisik (X5) ... 60

4.9. Deskripsi Proses (X6) ... 61

4.10. Deskripsi Orang (X7) ... 62

4.11. Deskripsi Sikap (P) ... 63

4.12. Deskripsi Keputusan (Y) ... 65

4.13 Uji Normalitas ... 68

4.14. Uji Multikolinearitas ... 69

4.15. Uji Heteroskedastisitas ... 71

4.16. Outpus SPSS untuk Persamaan Pertama ... 72

4.17 Outpus SPSS untuk Persamaan Kedua ... 75

(15)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Model Proses Pembelian Lima Tahap ... 30

2.2. Kerangka Konseptual...………... 32

4.1. Struktur Organisasi PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)... 50

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Kuesioner ... 90

2. Data Penelitian (Logaritma) ...………... 95

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel ... 100

4. Uji Hipotesis Pertama ... 103

5. Uji Hipotesis Kedua ... 104

(17)

ABSTRAK

Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) merupakan salah satu unit usaha terbaru yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, namun jumlah pengguna jasa Belawan Logistic Center ini belumlah maksimal, hal ini bisa dilihat dari produktifitas Belawan Logistic Center masih rendah. Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba untuk meneliti Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap sikap dan keputusan Pengguna Jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi, harga, bukti fisik, proses dan orang terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), pengaruh bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi, harga, bukti fisik, proses dan orang terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan pengaruh bauran pemasaran jasa terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) melalui sikap sebagai variabel intervening.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bauran pemasaran jasa, sikap pengguna jasa, dan keputusan konsumen.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan sifat penelitian menjelaskan (deskriptif explanatory) fenomena yang terjadi di objek penelitian Populasi penelitian adalah seluruh pengguna jasa Belawan Logistic Center Belawan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan, yaitu 70 perusahaan dan sampel penelitian 40 perusahaan. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan dua metode, yaitu Metode Regresi Linier Berganda, dan analisis jalur.

Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan secara parsial menunjukkan variabel tempat memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pengguna Belawan Logistic Center milik PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan yang paling kecil pengaruhnya adalah promosi. Secara serempak variabel orang, harga, bukti fisik, produk, promosi, tempat, dan proses berpengaruh terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero). Pengujian hipotesis kedua secara parsial variabel orang, harga, bukti fisik, produk, promosi, tempat, dan proses berpengaruh terhadap sikap pengguna jasa Belawan Logistic Center dan variabel tempat yang paling memiliki pengaruh dominan terhadap sikap pengguna jasa Belawan Logistic Center. Secara serempak variabel orang, harga, bukti fisik, produk, promosi, tempat, dan proses berpengaruh terhadap sikap pengguna jasa Belawan Logistic center. Hipotesis ke tiga menunjukkan bauran pemasaran dapat berpengaruh langsung terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari bauran pemasaran ke sikap (sebagai intervening) lalu ke keputusan pengguna jasa Belawan Logistic Center PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Nilai pengaruh menunjukkan bahwa bauran pemasaran berpengaruh langsung terhadap keputusan pengguna jasa lebih besar dibanding dengan menggunakan sikap sebagai variabel intervening

Kesimpulan penelitian adalah bauran pemasaran jasa dapat mempengaruhi keputusan pengguna jasa secara langsung dan dapat pula mempengaruhi secara tidak langsung melalui sikap.

(18)

ABSTRACT

Belawan Logistic Center of PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) is one of the new business units owned by the company, but the number of users of this Belawan Logistic Center is not yet maximal. This can be seen from the low productivity of the Belawan Logistic Center itself. Based on this condition, the researcher conducted a study on the influence of Marketing Mix on Attitude and Decision Made by the Users of Service Provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. The purpose of this study was to analyze the influence of marketing mix comprising product, place, promotion, price, physical evidence, process and people and the decision made the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), and the influence of service marketing mix on the decision made by the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) through attitude as intervening variable.

This study employed the service marketing mix, attitude of service users, and consumer’s decision theories.

This descriptive quantitative study describes the phenomena occurred in the object of study. The population of this study was all of the users of the service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan consisting of 70 companies and 40 companies were selected to be the samples for this study. The data obtained were analyzed through Multiple Linear Regression Method and path analysis.

The result of the first hypothesis showed that, partially, place was the most dominant variable in influencing the decision made by the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Perseo) and promotion had the least influence. Simultaneously, the variables of people, price, physical evidence, product, promotion, place and process had influence on the decision made by the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero). The result of the second hypothesis showed that, partially, the variables of people, price, physical evidence, product, promotion, place and process had influence on the attitude of the users of service provided by Belawan Logistic Center and place was the most dominant variable influencing the attitude of the users of service provided by Belawan Logistic Center. Simultaneously, the variables of people, price, physical evidence, product, promotion, people and process had influence on the attitude of the users of service provided by Belawan Logistic Center. The result of the third

hypothesis showed that marketing mix could have direct influence on the decision made by

the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), and could also have indirect influence on the attitude (as intervening) then on the decision made by the users of service provided by Belawan Logistic Center, PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. The degree of influence showed that marketing mix had direct influence on the dicision made by the service users were bigger compared to the use of attitude as intervening variable.

The conclusion of this study is that service marketing mix can directly influence the decision made by the service users and can also indirectly influence through attitude.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang mempunyai

jumlah industri yang cukup besar dan sangat potensial. Berbagai industri mulai dari

industri kecil, menengah sampai berskala besar terdapat didaerah ini sesuai dengan

potensi yang dimiliki daerah Sumatera Utara baik potensi perkebunan, pertanian

maupun perikanan. Perkembangan industri di daerah ini dapat menjadi salah satu

tolak ukur perkembangan pembangunan perekonomian di Indonesia.

Kinerja ekspor Sumatera Utara tahun 2010 mencatat perkembangan, dengan

perolehan devisa US$ 11 miliar atau naik 42,66 persen dibandingkan Tahun 2009

(BPS Sumut, 2011). Prestasi tersebut sekaligus mengukir rekor baru di bidang ekspor

yang dicapai Propinsi Sumatera Utara selama ini dan melebihi nilai ekspor sebelum

terjadinya krisis ekonomi. Unsur penyumbang terbesar dari perolehan ekspor adalah

ekspor dari sektor industri dengan nilai kontribusi US$ 9,144 miliar.

Perkembangan industri di Sumatera Utara tidak terlepas dari perdagangan

dengan pihak luar negeri khususnya dalam hal ekspor impor. Realisasi ekspor impor

melibatkan pelabuhan, khususnya depo peti kemas. Usaha depo peti kemas di

pelabuhan Belawan dikelola oleh beberapa perusahaan. Satu satunya usaha depo peti

kemas yang dimiliki oleh pemerintah adalah Belawan Logistic Center yang dikelola

(20)

PT. Pelindo I merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang telah

ditunjuk oleh Pemerintah untuk mengelola pelabuhan umum di Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Saat ini PT. Pelindo I

mengelola 15 Cabang Pelabuhan, 11 Pelabuhan Perwakilan, 1 (satu) Unit Terminal

Peti Kemas, 1 (satu) Unit Galangan Kapal, 1 (satu) Unit Belawan Logistic Center, 1

(satu) Unit Rumah Sakit dan 1 (satu) Unit Balai Pendidikan dan Latihan.

Unit Belawan Logistic Center PT.Pelindo Imerupakan salah satu unit usaha

terbaru yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sebagai pendatang baru di bisnis

Belawan Logistic Center di pelabuhan Belawan memiliki beberapa kompetitor yang

sudah terlebih dahulu masuk kedalam bisnis ini. Sebagai pendatang baru Belawan

Logistic Center PT.hPelindo I harus berusaha keras untuk memenangkan persaingan

tersebut dengan meningkatkan pemasaran. Usaha pemasaran dilakukan Belawan

Logistic CenterPT. Pelindo I dengan menggunakan tehnik pemasaran jasa belum

efektif. Usaha pemasaran yang dilakukan belum berdasarkan analisis pasar yang tepat

dan tanpa melibatkan komsumen sebagai objek analisis. Sehingga usaha pemasaran

yang dilakukan belum memberikan hasil yang maskimal.

Saat ini peranan Depo Peti Kemas semakin penting dan sangat diperlukan

baik sebagai tempat penyimpanan ataupun transit. Perkembangan perdagangan

internasional yang sangat maju seperti sekarang ini menumbuhkan semakin banyak

pula Depo Peti Kemas yang didirikan baik oleh perusahaan perseorangan maupun

perusahaan persekutuan sehingga menambah semakin ketatnya persaingan.

Sejalan dengan semakin meningkatnya peranan Depo Peti Kemas bagi

(21)

mengalami peningkatan pula. Potensi pasar yang semakin luas ini merupakan peluang

bisnis bagi pengusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha yang

dimilikinya. Para pengusaha harus selalu berusaha agar perusahaannya mempunyai

manajemen yang baik dan strategi pemasaran yang tepat dalam usahanya untuk

merebut pasar yang ada. Perusahaan harus mampu mengidentifikasi kebutuhan dan

kepuasan konsumen agar berhasil di pasar, sehingga semua kegiatan perusahaan

harus selalu berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dan kepuasan konsumen.

Perusahaan yang bergerak di bidang Depo Peti Kemas dituntut untuk selalu

mengikuti perkembangan dan perubahan-perubahan dari perilaku, sikap dan selera

konsumen sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan

strategi pemasaran yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan dari konsumen.

Persaingan antara pengusaha-pengusaha Depo Peti Kemas semakin lama semakin

ketat dalam usahanya untuk memperebutkan pangsa pasar yang ada. Berbagai cara

akan ditempuh perusahaan agar produknya lebih disukai oleh konsumen. Agar dapat

menentukan program pemasaransecara tepat, diperlukan pemahaman mengenai

perilaku konsumen. Dengan memahami perilaku konsumen akan diketahui kebutuhan

dan keinginan konsumen serta faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan

keputusan konsumen dalam melakukan pemakaian jasa.

Beberapa fenomena yang terjadi pada pemasaran jasa Belawan Logistic

Center, PT. Pelindo I antara lain setiap tahun, usaha melakukan promosi melalui

penerbitan buku profil Belawan Logistic Center, leaflet/brosur dan ikut serta dalam

pameran baik regional maupun nasional. Lokasi Belawan Logistic Centertidak begitu

(22)

strategis (KIM). Sementara tarif yang berlaku untuk pelayanan jasa Belawan Logistic

Centeradalah tarif yang cukup kompetitif dibandingkan dengan perusahaan depo peti

kemas lainnya. Kemudian Belawan Logistic Centersendiri didukung dengan

peralatan yang modern dan personil yang berkompetensi untukmemberikan

pelayanan yang maksimal kepada pelanggan. Berdasarkan fenomena ini seharusnya

produktifitas Belawan Logistic Center cukup baik, dengan sumber daya yang dimiliki

oleh Belawan Logistic Centersebagaimana tersebut diatas seharusnya memeberikan

persepsi yang positif bagi pengguna jasa untuk memutuskan menggunakan jasa

Belawan Logistic Center. Namun pada faktanya jumlah pengguna jasa Belawan

Logistic Centerini belumlah maksimal, hal ini bisa dilihat dari kapasitas daya

tampung maksimal Belawan Logistic Centeryang tersedia 30.000twenty ground

slotnamun produktifitasnya sampai dengan akhir tahun 2010 hanya sekitar 50 %

(lima puluh persen).Twenty ground slotadalah satuan tempat penumpukan kontainer

untuk 1 (satu) kontainer ukuran 20 (dua puluh) feet, sedangkan untuk kontainer

ukuran 40 (empat puluh) feet harus menggunakan 2 (dua) ground slot.

Berikut ini jumlah peti kemas yang telah dilayani oleh Belawan Logistic

Center kurun waktu 3 bulan terakhir pada tahun 2010.

Tabel 1.1. Jumlah Peti Kemas dan Pengguna Jasa Belawan Logistic Center

Bulan (2010) Jumlah Peti Kemas (dalam ukuran 20 feet)

Jumlah Pengguna Jasa (perusahaan)

Oktober 10.261 23

Nopember 12.372 39

Desember 15.811 16

(23)

Berdasarkan hal tersebut peneliti mencoba untuk meneliti Pengaruh Bauran

Pemasaran Terhadapsikap dan keputusan Pengguna Jasa Belawan Logistic Center PT.

Pelindo I.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang maka disimpulkan permasalahan

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi,

harga, bukti fisik, proses dan orangberpengaruh terhadap keputusan pengguna

jasa Belawan Logistic Center PT. Pelindo I?

2. Apakah bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi,

harga, bukti fisik, proses dan orang berpengaruh terhadap sikap pengguna jasa

Belawan Logistic Center PT. Pelindo I?

3. Apakah bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi,

harga, bukti fisik, proses dan orangberpengaruh terhadap keputusan pengguna

jasa Belawan Logistic CenterPT. Pelindo I melalui sikap sebagai variabel

intervening?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui dan menganalisispengaruh bauran pemasaran jasa yang

(24)

orangberpengaruh terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic

Center PT. Pelindo I.

2. Untuk mengetahui dan menganalisispengaruh bauran pemasaran jasa yang

terdiri dari produk, tempat, promosi, harga, bukti fisik, proses dan orang

terhadap sikap pengguna jasa Belawan Logistic Center PT. Pelindo I.

3. Untuk mengetahui dan menganalisispengaruh bauran pemasaran jasa yang

terdiri dari produk, tempat, promosi, harga, bukti fisik, proses dan

orangberpengaruh terhadap keputusan pengguna jasa Belawan Logistic

CenterPT. Pelindo I melalui sikap sebagai variabel intervening.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi PT. Pelindo I untuklebih

meningkatkan kualitas pelayanan pada masa yang akan datang dalam

halmemuaskan dan mempertahankan loyalitas pengguna jasa angkutan Belawan

Logistic Center .

2. Sebagai menambah khasanah dan memperkaya penelitian ilmiah di

SekolahPascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program

StudiMagister Ilmu Manajemen.

3. Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti, khususnyamengenai

pengaruh bauran pemasaran dan sikap terhadap keputusan pengguna jasa Belawan

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Ulina (2008) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Strategi

Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pengguna Jasa Laboratorium Balai Riset Dan

Standardisasi Industri Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan

menganalisis pengaruh strategi bauran pemasaran jasa, status akreditasi laboratorium

dan pengaruhperaturan pemerintah terhadap keputusan penggunaan jasa

Laboratorium Baristand Industri Medan. Teori yang digunakan adalah Teori Tentang

Bauran Pemasaran Jasa dalam perkembangannya, untuk layanan jasa dikenal juga

istilah 7 P dimana 4 P pertama adalah Product, Price, Place, dan Promotion. Untuk 3

P yang selanjutnya adalah Bukti Fisik (Physical Evidence), Proses (Process) dan

Orang (People). Metodologi yang digunakan untuk pengujian hipotesis pertama

adalah analisis regresi linier berganda dengan Uji F dan uji t bertujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan

tingkat kepercayaan 95% atau α = 5 %. Pengujian hipotesis kedua dan hipotesis

ketiga dengan regresi linier sederhana Pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan 95% dan α 5 %. Hasil analisis

hipotesis pertama menunjukkan bauran pemasaran jasa berpengaruh signifikan

terhadap keputusan memilih menggunakan jasa Laboratorium Baristand Industri

(26)

pemasaran jasa) menjelaskan 45.1% terhadap variabel terikat (keputusan pengguna

jasa) sisanya 54.9% dijelaskan oleh variabel bebas yang lain yang tidak diteliti.

Secara parsial variabel produk, harga, promosi, tempat, promosi dan layanan

pelanggan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pengguna jasa

namun variabel orang berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pengguna

jasa. Analisis hipotesis kedua menunjukkan akreditasi laboratorium berpengaruh

signifikan terhadap keputusan memilih menggunakan jasa laboratorium Baristand

Industri Medan. Hasil analisis hipotesis ketiga bahwa peraturan pemerintah

berpengaruh signifikan terhadap keputusan memilihmenggunakan jasa Laboratorium

Baristand Industri Medan

Kusnawan (2009) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Bauran

Pemasaran Jasa Telepon Terhadap Sikap dan Keputusan Pelanggan Dalam

Mengkonsumsi pulsa (Studi Kasus Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Divre

III Bandung). Penelitian ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar pengaruh

bauran pemasaran jasa terhadap keputusan pelanggan residensial dalam

mengkonsumsi pulsa di PT. Telkom serta mengukur seberapa besar pengaruh bauran

pemasaran jasa terhadap keputusan pelanggan residensial dalam mengkonsumsi pulsa

di PT. Telkom melalui sikap pelanggan. Dari hasil penelitian ini dapat diambil

kesimpulan bahwa bauran pemasaran jasa telepon yang meliputi tarif jasa telepon dan

promosi berpengaruh terhadap keputusan pelanggan residensial dan bauran

pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pelanggan dalam mengkonsumsi pulsa

(27)

2.2. Depo Peti Kemas

Pengangkutan dengan menggunakan Peti Kemas (container) telah menjadi

bagian kehidupan modern di mana sistem pengangkutan modern tersebut

dilaksanakan dengan alat angkutan darat, laut dan udara (secara terbatas) dan

pengoperasiannya dijalankan secara efisien dengan bantuan perangkat komputer. Di

negara-negara yang angkutan Peti Kemasnya sudah maju, lalu lintas angkutan Peti

Kemas sangat ramai, membawa Peti Kemas dari pabrik-pabrik dan lahan

pertanian/perkebunan yang ada di pedalaman (hinterland) untuk diangkut ke

negara-negara lain dengan menggunakan sistem pengangkutan secara terpadu antara

pengangkutan yang menggunakan truk, kereta api, kapal domestik (kapal laut atau

sungai dan danau), kapal samudera secara berganti-ganti sambung menyambung.

Sistem pengangkutan seperti digambarkan di atas dikenal sebagai Combined

Transportation atau Inter-modal dan Multi-modal Transportation System.

Perkembangan sistem angkutan Peti Kemas modern, sejarahnya mulai dirintis

pada akhir dasa warsa lima puluhan, ketika perusahaan Sea-Land Inc. di Amerika

Serikat mulai memperkenalkan pengangkutan inter-modal yaitu pengangkutan dalam

jarak tempuh tertentu dengan melibatkan beberapa jenis sarana angkutan yang

berbeda, secara terpadu dalam suatu sistem kerja sama yang rapi sehingga

pengangkutan berjalan mulus, cepat, dan keamanan dan keselamatan barang tetap

terjamin.

Sejarah perkembangan Peti Kemas di Indonesia baru dimulai sejak tahun

1970-an yang ditandai dengan adanya kapal dan pelabuhan Peti Kemas pertama di

(28)

pada akhir dasawarsa enam puluhan di mana satu dua unit Peti Kemas yang

dikapalkan ke Indonesia menggunakan kapal Peti Kemas (container vessel)

dibongkar di Singapura dan dilanjutkan ke Jakarta atau pelabuhan tujuan lain di

Indonesia menggunakan kapal konvensional atau kapal semi container yang melayani

angkutan feeder service Indonesia-Singapura atau oleh kapal lain yang menjalani

pelayaran cross trading melalui perairan Indonesia.

Secara lebih teratur dan lebih terarah, era pengangkutan Peti Kemas di

Indonesia dimulai pada tahun 1973 dengan menggunakan kapal general cargo carrier

konvensional atau kapal semi container. Oleh karena pada masa itu di Indonesia

belum terdapat fasilitas dermaga Peti Kemas dan belum ada alat bongkar muat Peti

Kemas (gantry crane, transtainer, dan sejenisnya) maka posisi perusahaan pelayaran

Indonesia dalam system angkutan Peti Kemas ini masih terbatas sebagai feeder

(pemberi umpan), memberi umpan kepada pelabuhan lain yang berdekatan yang

sudah mempunyai fasilitas penunjang lengkap yaitu Singapura. Angkutan Peti Kemas

langsung dari pelabuhan asal muatan ke pelabuhan tujuannnya di luar negeri, dan

sebaliknya, masih bersifat insidental, berasal dan bertujuan dari dan ke pelabuhan

pelabuhan besar Tanjung Priok dan Tanjung Perak Surabaya.

Depo Peti Kemasletaknya menyambung dan menyatu pada dermaga

pelabuhan, berupa Container Yard disingkat CY. Lapangan ini diperlukan untuk

menimbun Peti Kemas, memparkir trailer atau container chasis dan kendaraan

penghela trailer atau chassis yang lazim disebut prime mover (di Tanjung Priok lebih

dikenal sebagai Truck Head). Tempat penampungan atau penyimpanan Peti Kemas

(29)

pelabuhan melainkan di Depot Empty Container yang berlokasi dekat di luar

pelabuhan (adjacent to port area) agar permintaan Peti Kemas kosong dapat dipenuhi

dengan melalui prosedur yang seringkas mungkin.

Guna kelancaran dan keteraturan pekerjaan yang berkaitan dengan

penanganan Peti Kemas maka lapangan penumpukan Peti Kemas dibagi ke dalam dua

perpetakan (kaveling) sebagai berikut :

1. Petak yang digunakan untuk menampung Peti Kemas yang baru dibongkar dari

kapal dan hendak dikerjakan lebih lanjut dinamakan Marshalling Yard Inbound.

2. Petak untuk menampung Peti Kemas ekspor yang datang dari luar pelabuhan, dari

CFS, dari Depot Empty Container atau dari bengkel reparasi (Container Repair

Shop) dan akan dimuat ke kapal, disebut Marshalling Yard Outbound.

2.3. Pengertian Jasa

Menurut Kotler (2005), “pengertian jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak dapat mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat

dikaitkan atau tidak dikaitkan pada suatu produk fisik”.

Selanjutnya Kotler (2005) menyatakan bahwa “jasa memiliki empat

karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan program pemasaran jasa,

yaitu tidak nyata (intangible), tidak terpisahkan (inseparable), bervariasi (variability),

dan tidak dapat disimpan (perishable)”.

Pemasaran jasa tidak sama dengan pemasaran produk. Pertama, pemasaran

(30)

tidak dapat diraba. Kedua, produksi jasa dilakukan saat konsumen berhadapan dengan

petugas sehingga pengawasan kualitasnya dilakukan dengan segera. Hal ini lebih sulit

dari pada pengawasan produk fisik. Ketiga, interaksi antara konsumen dan petugas

adalah penting untuk dapat mewujudkan produk yang dibentuk.

2.4. Pengertian Pemasaran

Menurut Yazid, (2005) Pemasaran merupakan penghubung antara

organisasidengan konsumennya. Payne (2001), menyatakan bahwa: ”pemasaran

merupakan suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimuli dan memenuhi

kebutuhan pasar sasaran yang dipilih secara khusus dengan menyalurkaan

sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut”.

dari tiga komponen kunci:

1. Bauran pemasaran – unsur atau elemen internal penting yang membentuk

program pemasaran sebuah organisasi

2. Kekuatan pasar – peluang dan ancaman eksternal dimana operasi-operasi

pemasaran sebuah organisasi berinteraksi

3. Proses penyelarasan – proses strategik dan manajerial untuk memastikan

bahwa bauran pemasaran dan kebijakan internal laik bagi kekuatan pasar.

2.5. Teori Tentang Bauran Pemasaran Jasa

Dalam pemasaran terdapat empat prinsip dasar yang terdiri 4 P: Product

(31)

Promotion (promosi). Metode ini yang dikenal dengan Bauran Pemasaran (Marketing

Mix). Dalam perkembangannya, untuk layanan jasa dikenal juga istilah 7 P dimana 4

P pertama adalah Product, Price, Place, dan Promotion. Untuk 3 P yang selanjutnya

adalah Bukti Fisik (Physical Evidence), Proses (Process) dan Orang (People).

Kemudian Tull dan Kahle dalam Tjiptono (2003) menjelaskan bahwa: “Untuk

mampu menciptakan kepuasan konsumen tersebut, para pengembang perlu memiliki

suatu strategi pemasaran yang jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi

pemasaran juga merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai

tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang digunakan

untuk melayani pasar sasaran.”

Payne (2001) menyatakan: “maksud dari penetapan tujuan dan strategi

pemasaran adalah untuk mentargetkan keuntungan,pendapatan dan pangsa pasar yang

diperlukan untuk memenuhi misis dan cara merencanakan bauran

pemasaranterintegrasi guna mencapai sasaran untuk setiap segmen. Tujuan

pemasaran adalahpernyataan seksama (precise) yang menguraikan apa yang akan

dicapai olehkegiatan pemasaran perusahaan jasa; strategi pemasaran merupakan alat

yang diapakai untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran.”

Selanjutnya Pawitra (2003) menyatakan: “Salah satu bentuk strategi

pemasaran yang mampu mendukung dalam memasarkan perumahan untuk

menciptakan kepuasan konsumen adalah penggunaan marketing mix (bauran

pemasaran) yang dapat meliputi product, price, promotion, dan physical evidence

Payne (2001) bahwa: ”kami mendukung bauran pemasaran yang diperluas

(32)

bauran pemasaran produk, price (harga), promosi dan place (tempat) ditambah tiga

unsur tambahan people (orang), proses dan penyediaan layanan pelanggan.

Payne (2001) menjelaskan bahwa: “dalam mengembangkan strategi bauran

pemasaran, kita harus mempertimbangkan dampak masing-masing unsur bauran

pemasaran terhadap segmen-segmen pasar yang dipilih. Ini menunjukkan

jaminanbahwa ada:

1. Kecocokan antara bauran pemasaran dengan setiap segmen sasaran

2. Kecocokan antara bauran pemasaran dengan kapabilitas strategik

perusahaan,yang menekankan kekuatannya dan meminimalkan dampak

kelemahannya.

3. Pemahaman akan kapabilitas para pesaing yang mencakup pengelakan kekuatan

kekuatan mereka dan kapitalisasi kelemahan-kelemahan mereka.

2.6 Pengertian dan Unsur Bauran Pemasaran Jasa

2.6.1 Produk (Product)

Produk merupakan kombinasi barang atau jasa yang ditawarkan oleh

perusahaan kepada target pasar. Purnama (2001) mengatakan bahwa “produk

merupakan segala sesuatu yang bias ditawarkan untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhan.”

Sedangkan Lupiyoadi (2001), menyatakan bahwa “ada empat karakteristik

produk jasa yaitu: 1). Intangibility; bersifat abstrak dan tidak berwujud, 2)

Heterogenity/ variability; bersifat non-standar dan sangat variable, 3) Inseparability;

(33)

konsumen dalam prosesnya, 4) Perishability; Jasa tidak mungkin disimpan dalam

bentuk inventori.

Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Yazid (2005) menyatakan bahwa ”faktor

faktor yang terdapat pada produk pemasaran jasa adalah: feature, fisik barang, tingkat

kualitas, asesories, pembungkusan, garansi, lini produk dan penentuan merk”.

Yang perlu dipahami adalah produk apa yang diinginkan pengguna jasa

seperti manfaat produk. Jikapenyedia jasa pelayanan teknis memahami produk yang

ada sekarangseperti kemampuan pengujian, kemampuan kalibrasi dan lain sebagainya

dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa teknis laboratoium tersebut, maka

bila haltersebut terpenuhi maka akan mendapat respon yang positif dari pengguna

jasasehingga pengguna jasa akan membantu pengguna jasa dalam membuat

keputusan.

2.6.2. Tempat (Place)

Lokasi adalah suatu tempat di mana perusahaan itu melakukan kegiatan

fisik.Jenis-jenis lokasi menurut Zeithaml dan Bitner dalam Yazid (2005)menjelaskan

bahwa “faktor-faktor tempat/distribusi yang terdapat dalam pemasaranjasa terdiri

dari: jenis saluran, perantara, lokasi outlet, transportasi, penyimpanan danmengelola

saluran”.

Selanjutnya Payne (2001) menyebutkan ”lokasi berkenan dengan

keputusanperusahaan mengenai dimana operasi dan stafnya akan

ditempatkan”.Interaksi antara penyedia jasa dengan pelanggan menentukan penting

(34)

2.6.3. Promosi (Promotion)

Promosi merupakan salah satu komponen bauran pemasaran. Stanton

dalamAlma (2002) memberikan definisi: ”Promotion is an exercise in

information,persuasion and communicaton”. Promosi dapat mempunyai tujuan

menyampaikan informasi, menerima informasi dan mempengaruhi pihak-pihak yang

berkepentingan maupun belum terhadap organisasi. Pencapaian tujuan tersebut

melibatkan koordinasi komponenkomponen promosi.

Selanjutnya Alma (2002) menyatakan ”Tujuan utama promosi adalah

memberikan informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh

meningkatnya penjualan. Sedangkan Zeithaml dan Bitner dalam Yazid (2005)

menjelaskan ”faktor-faktor promosi yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari:

tenaga penjualan atau pelayanan, jumlah, seleksi, pelatihan, insentif, target, jenis

media dan periklanan serta bauran promosi (periklanan, sales promotion, personal

selling dan publisitas).

2.6.4. Harga (Price)

Harga merupakan elemen penting dari bauran pemasaran karena akan

berhubungan dengan kelangsungan hidup organisasi. Payne (2001) menyebutkan

”keputusan-keputusan penetapan harga sangat signifikan dalam menentukan nilai

bagi pelanggan dan memainkan peran sangat penting dalam pembentukan citra jasa

(35)

Selanjutnya Lupiyoadi (2001) menyatakan ”keputusan penerapan harga juga

sedemikian penting dalam menentukan seberapa jauh pelayanan layanan jasa dinilai

oleh konsumen dan juga dalam proses membangun citra.”

Zeithaml dan Bitner dalam Yazid (2001) menyatakan ”faktor-faktor harga

yang terdapat dalam pemasaran jasa terdiri dari fleksibilitas, tingkat harga,

istilah-istilah, differensiasi, diskon dan kuota”.

Nagle dalam Purnama (2001) menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kepekaan harga pembeli dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pengaruh nilai unik

2. Pengaruh kesadaran atau produk pengganti

3. Pengaruh perbandingan yang sulit

4. Pengaruh pengeluaran total

5. Pengaruh menfaat akhir

6. Pengaruh biaya yang dibagi

7. Pengaruh investasi yang tertanam

8. Pengaruh kualitas harga

9. Pengaruh persediaan

Lembaga milik pemerintah umumnya telah mempunyai tarif resmi yang

sudahditetapkan oleh pemerintah.

2.6.5. Orang (People)

People merupakan orang - orang yang mengerjakan semua kegiatan

(36)

semua kegiatanini harus memiliki "passion" atau semangat, gairah dalam melakukan

bisnis.

Yazid (2005) menyatakan ”orang (people) adalah semua pelaku

yangmemainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya mempengaruhi persepsi

pembeli”.Yang termasuk dalam elemen ini adalah personel perusahaan, konsumen

lain dalamlingkungan jasa.

Sehubungan dengan kegiatan pelayanan jasa Depo Peti Kemas disini adalah

seluruh orang yang terlibat dengan kegiatan pengujiandan kalibrasi yang memainkan

peranannya selama berlangsunganya prosespenggunaan jasa.

Lupiyoadi (2001) menyatakan ada empat kriteria peranan atau pengaruh dari

aspekpeople yang mempengaruhi konsumen, yaitu peran:

1. Contractor, people disini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam

frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan

konsumenuntuk membeli.

2. Modifier, mereka tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi

cukup sering berhubungan dengan konsumen, misalnya resepsionis.

3. Influencer, mereka ini mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk

membelitetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.

4. Isolated, people ini tidak secara langsung ikut serta dalam marketing mix dan

(37)

2.6.6. Proses (Process)

Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami

ataudidesain, mungkin menggunakan waktu, ruang, keahlian atau sumber daya

lainnya,yang menghasilkan suatu hasil. Suatu proses mungkin dikenali oleh

perubahan yangdiciptakan terhadap sifat-sifat dari satu atau lebih objek di bawah

pengaruhnya

Lupiyoadi (2001) menyatakan ”proses merupakan gabungan semua

aktifitas,umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, aktifitas dan hal-hal rutin

dimanajasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen.

Menurut Payne (2001) bahwa: ”seluruh kegiatan kerja adalah proses.

Prosesprosesmeliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan

danroutines, dimana suatu produk atau jasa disampaikan kepada pelanggan. Ini

melibatkan keputusan kebijakan tentang keterlibatan pelanggan dan keleluasaan

karyawan”.

2.6.7. Bukti Fisik

Bukti fisik merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung

berinteraksi dengan konsumen. Pelanggan akan melihat lingkungan fisik yang terdiri

dari bangunan, interior, peralatan dan furniture. Kondisi fisik dapat memberikan

positioning perusahaan jasa dan memberikan dukungan penting pada pelayanan jasa.

Bukti fisikmempunyai dua tipe yaitu :

a. Essential evidence merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemberi

(38)

b. Peripheral evidence merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak

akan berarti apa-apa hanya sebagai pelengkap namun peranannya sangat

benting dalam proses produksi jasa contoh tiket pesawat.

2.7. Sikap Pengguna Jasa

2.7.1. Pengertian Sikap

Menurut Allport dalam Suryani (2008) sikap adalah suatu predisposisi yang

dipelajari untuk merespon terhadap suatu obyek dalam bentuk rasa suka atau tidak

suka. Pengertian lain mengenai sikap dikemukakan oleh Schiffman dan Kanuk dalam

Suryani (2008) yang menyatakan bahwa sikap merupakan ekspresi perasaan yang

berasal dari dalam diri individu yang mencerminkan apakah seseorang senang atau

tidak senang, suka atau tidak suka, dan setuju atau tidak setuju terhadap suatu obyek.

Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2003) mengemukakan

bahwa sikap menunjukkan apa yang konsumen sukai dan yangtidak disukai. Sikap

konsumen merupakan faktor psikologis penting yang perludipahami oleh pemasar

karena sikap dianggap mempunyai korelasi yang positifdan kuat dengan perilaku.

Bahkan sikap dipandang sebagai prediktor yang efektifuntuk mengetahui perilaku

konsumen. Definisi sikap tersebut menggambarkanpandangan kognitif dari psikolog

sosial, dimana sikap dianggap memiliki tigaunsur yaitu kognitif (pengetahuan),

afektif (emosi, perasaan), dan konatif(tindakan).

Konsumen yang suka atau bersikap positif terhadap suatu produk akan

cenderung memiliki keinginan yang kuat untuk memilih dan membeli produk yang

(39)

produk, maka biasanya akan tidak memperhitungkan produk tersebut sebagai pilihan

pembelian, bahkan tidak jarang akan menyampaikan ketidaksukaannya tersebut

kepada teman, kerabat atau tetangganya (Suryani, 2008).

Terdapatnya hubungan yang erat antara sikap dan perilaku inilah yang

menyebabkan sikap dipandang penting. Berbagai upaya dilakukan oleh pemasar

untuk mengembangkan sikap positif serta mengubah sikap netral maupun negatif ke

arah sikap positif. Melihat televisi, mendengar radio, maupun membaca media cetak,

sebagian besar tujuannya tidak lain adalah mengembangkan sikap positif konsumen.

Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan

konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan (belief) dan

perilaku (behaviour). Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2003) menyebutkan

bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali

menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap, dan perilaku. Kepercayaan,

sikap, dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute).

Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.

2.7.2. Model Sikap Konsumen

Secara garis besar, Sumarwan (2003) mengungkapkan bahwa terdapat

beberapa model sikap, antara lain:

1. The Tricomponent Attitude Model (Triandis). Sikap konsumen terhadap suatu

produk terbentuk dari tiga komponen yaitu kepercayaan (kognitif), emosi

(40)

2. Multi Attribute Attitude Model (Fishbein). Model multiatribut menjelaskan

bahwa sikap konsumen terhadap suatu model sikap (produk atau merek) sangat

ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model

tersebut disebut multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek

berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek

tersebut.

3. Ideal Point Model (Model Angka-Ideal). Engel et al. dalam Sumarwan (2003),

menjelaskan bahwa model angka ideal ini memberikan informasi mengenai sikap

konsumen terhadap merek suatu produk dan sekaligus bisa memberikan informasi

mengenai merek yang ideal yang dirasakan konsumen.

Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003), sikap terdiri dari

tiga komponen yaitu kognitif, afektif, dan konatif.

1. Komponen Kognitif dari sikap menggambarkan pengetahuan dan persepsi

terhadap suatu objek sikap. Pengetahuan dan persepsi tersebut diperoleh melalui

pengalaman langsung dari objek sikap tersebut dan informasi dari berbagai

sumber lainnya. Pengetahuan dan persepsi tersebut biasanya berbentuk

kepercayaan (beliefs) artinya konsumen mempercayai bahwa suatu objek

memiliki sikap atribut dan perilaku yang spesifik dan akan mengarahkan pada hal

yang spesifik.

2. Komponen afektif menggambarkan perasaan dan emosi seseorang terhadap suatu

produk atau merek. Perasaan dan emosi tersebut merupakan evaluasi menyeluruh

terhadap objek sikap. Afektif mengungkapkan penilaian konsumen terhadap

(41)

3. Komponen konatif adalah komponen ketiga dari sikap yang menggambarkan

kecenderungan dari seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang berkaitan

dengan objek sikap.

2.7.3. Fungsi Sikap Konsumen

Menurut Kazt dalam Suryani (2008) terdapat empat fungsi sikap:

1. Fungsi Utilitarian. Sikap merupakan fungsi penilaian konsumen tentang apakah

obyek sikap (misalnya produk) memberikan manfaat atau kegunaan bagi dirinya.

Fungsi ini mengacu pada pendapat bahwa individu mengekspresikan perasaannya

untuk memaksimalkan penghargaan dan meminimalkan hukuman dari orang lain.

Konsumen dapat mengembangkan sikap positifnya apabila obyek dipandang

memberikan manfaat atau mendatangkan keuntungan bagi dirinya.

2. Fungsi Ekspresi Nilai. Sikap dapat terbentuk sebagai fungsi dari keinginan

individu untuk mengekspresikan nilai-nilai individu kepada orang lain. Ekspresi

sikap digunakan oleh individu untuk menunjukkan konsep dirinya. Hampir

sebagian besar konsumen dalam perilaku pembelian, terutama ketika memilih

suatu produk atau merek tidak terlepas dari keinginannya untuk menunjukkan

nilai-nilai yang dianutnya dan dijunjung tinggi kepada konsumen lain atau

masyarakat. Karena sikap merupakan fungsi dari ekspresi nilai, maka pemasar

harus berusaha mempengaruhi sikap konsumen dengan cara mengiklankan

produknya dengan menonjolkan ekspresi nilai tertentu bagi para pemakainya.

3. Fungsi Mempertahankan Ego. Sikap konsumen seringkali merupakan sarana bagi

(42)

sebagai sarana untuk melindungi diri dari kebenaran mendasar tentang dirinya

atau sesuatu yang akan mengancam. Atas dasar hal ini pemasar dalam iklannya

berusaha mempengaruhi konsumen dengan memberikan pesan pada promosinya

bahwa produknya dapat melindungi ego konsumen dari penghinaan orang lain.

4. Fungsi Pengetahuan. Sikap konsumen merupakan fungsi dari pengetahuan dan

pengalaman konsumen mengenai obyek sikapnya. Sikap juga digunakan individu

sebagai dasar untuk memahami. Melalui sikap yang ditunjukkan akan dapat

diketahui bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang cukup, yang banyak, atau

tidak tahu sama sekali mengenai obyek sikap. Oleh karena pengetahuan

merupakan komponen penting dari sikap, maka pemasar perlu memberikan

informasi, wawasan mengenai produk atau obyek sikap lainnya kepada

konsumen.

2.7.4. Karakteristik Sikap Konsumen

Karakteristik sikap konsumen menurut Sumarwan (2003) yaitu:

1. Sikap Memiliki Objek. Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus

terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep

konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan,

penggunaan media, dan sebagainya. Jika kita ingin mengetahui sikap konsumen,

maka kita harus mendefinisikan secara jelas sikap konsumen terhadap apa.

2. Konsistensi Sikap. Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan

perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki

(43)

dari sikapnya. Namun, faktor situasi sering menyebabkan inkonsistensi antara

sikap dan perilaku.

3. Sikap Positif, Negatif, dan Netral. Seseorang mungkin menyukai makanan

rendang (sikap positif) atau tidak menyukai minuman alkohol (sikap negatif), atau

bahkan ia tidak memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi

positif, negatif, dan netral disebut sebagai karakteristik valance dari sikap.

4. Intensitas Sikap. Sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan

bervariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang

begitu sangat tidak menyukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat

kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.

5. Resistensi Sikap. Resistensi adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa

berubah. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar bisa

menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasaran ofensif bisa diterapkan

untuk mengubah sikap konsumen yang sangat resisten atau merekrut konsumen

baru.

6. Persistensi Sikap. Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan

bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu.

7. Keyakinan Sikap. Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran

sikap yang dimilikinya.

8. Sikap dan Situasi. Sikap seseorang terhadap sutu objek seringkali muncul dalam

konteks situasi. Ini artinya situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap

(44)

2.7.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap konsumen

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap konsumen

menurut Suryani (2008) adalah sebagai berikut:

1. Pengalaman Langsung. Pengalaman individu mengenai obyek sikap dari waktu

ke waktu akan membentuk sikap tertentu pada individu. Seorang konsumen

remaja putri sangat menyukai produk – produk keluaran Pond’s, karena dia

merasa puas ketika membeli bedak, dia merasa cocok ketika membeli susu

pembersih dan lipstiknya. Ketika dia membutuhkan produk tersebut juga selalu

tersedia, serta tenaga penjual yang melayaninya memberikan pelayanan yang

sangat memuaskan.

2. Pengaruh Keluarga. Keluarga memiliki peranan penting daam pembentukan

sikap maupun perilaku. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat

karena konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan

lingkungan yang lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap

konsumen melakukan interaksi lebih intensif dibandingkan dengan lingkungan

yang lain. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa sikap konsumen terhadap

produk tertentu memiliki hubungan yang kuat dengan sikap orangtuanya terhadap

produk tersebut. Seorang anak remaja menggunakan berbagai produk kecantikan

dan perawatan tubuh seperti yang digunakan orangtuanya karena merasa sudah

cocok dan terbiasa.

3. Teman Sebaya. Teman sebaya punya peran cukup besar terutama bagi anak –

anak remaja dalam pembentukan sikap. Adanya kecenderungan untuk

(45)

muda mudah dipengaruhi oleh kelompoknya dibandingkan sumber-sumber

lainnya.

4. Pemasaran Langsung. Mulai banyaknya perusahaan yang menggunakan

pemasaran langsung atas produk yang ditawarkan secara tidak langsung

berpengaruh dalam pembentukan konsumen.

5. Tayangan Media Massa. Media massa yang merupakan sarana komunikasi yang

hampir setiap saat dijumpai konsumen dapat membentuk sikap konsumen. Karena

peran media ini sangat penting dalam pembentukan sikap konsumen, maka

pemasar perlu mengethaui media apa yang biasanya dikonsumsi oleh pasar

sasarannya dan melalui media tersebut dengan rancangan pesan yang tepat, sikap

positif dapat dibentuk.

2.7.6. Cara untuk Mengubah Sikap

Ada tiga cara untuk mengubah sikap menurut Suryani (2008), yaitu:

1. Dengan mempengaruhi persepsi konsumen. Agar terbentuk sikap positif pada

konsumen, maka dalam mempromosikan produk sebaiknya pemasar

memperhatikan aspek fungsi sikap. Misalnya: ketika produk belum banyak

dikenal oleh pasar, sebaiknya informasi tentang produk dan manfaatnya lebih

ditonjolkan agar konsumen mempunyai pengetahuan tentang produk. Selain itu

nilai – nilai apa yang dijunjung tinggi oleh pasar sasaran juga perlu diperhatikan

karena sikap merupak fungsi ekspresi nilai. Jadi konsumen mengembangkan

sikap positifnya jika produk yang ditawarkan mampu menunjukkan nilai – nilai

(46)

2. Dengan mengubah komponen multi atribut. Untuk mengubah sikap konsumen,

pemasar menambah atribut pada produknya dengan melengkapi manfaat atau hal

lain yang dapat meningkatkan keunggulan produknya.

3. Dengan mengubah keyakinan merek pesaing. Pemasar untuk mengubah sikap

konsumennya dapat membandingkanproduknya dengan produk lain, dengan

harapan agara konsumen berubahkeyakinannya/kepercayaannya terhadap merek

pesaing.

2.8. Keputusan Pengguna Jasa

Menurut Kotler (2005) bahwa: Pengambilan keputusan konsumen berbeda

beda, bergantung pada jenis keputusan pembelian. Selanjutnya dikatakan bahwa: para

konsumen melewati lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Jelaslah bahwa proses

pembelian dimulai jauh sebelum pembelian aktual dilakukan dan memiliki dampak

yang lama setelah itu.

Sikap calon konsumen yang telah terpola dari proses pengenalan kebutuhan

akan merangsang konsumen untuk melakukan pencarian informasi baik secara

internal maupun eksternal. Informasi ini akan menggiring calon konsumen untuk

mengambil evaluasi alternatif tentang keputusan pembelian yang dipengaruhi

kepercayaan, sikap dan nilai yang dimiliki calon konsumen yang pada akhirnya akan

mengambil sebuah keputusan pembelian atau tidak, termasuk proses pemecahan

(47)

Sikap keputusan pembelian konsumen dimulai dari pengenalan kebutuhan,

pengenalan kebutuhan akan berhubungan dengan ingatan konsumen tentang stimulus

yang diperolehnya. Ingatan calon konsumen akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan

yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi.

Selanjutnya Kotler (2005) menyatakan ada lima tahapan dalam proses

keputusan pembelian yaitu: Pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian.

Pengenalan

Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap

Sumber: Kotler (2005)

Zeithaml dan Bitner dalam Yazid (2005) menyatakan bahwa situasi ini

sebagai gapantara yang diharapkan dengan kenyataan yang dialami atau diterima

konsumen.Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian yaitu:

sikap atau pendirian orang lain, situasi yang tidak dapat diantisipasi.

Faktor sikap atau pendirian orang lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

Sampai dimana pendirian orang lain dapat mengurangi alternatif yang disukai

seseorang tergantung pada intensitas dari pendirian negatif orang lain terhadap

alternatif yang disukai konsumen.

Faktor situasi yang tidak dapat diantisipasi dijelaskan bahwa konsumen

membentuk suatu maksud pembelian, atas dasar faktor-faktor seperti pendapatan

(48)

diharapkan. Ketika konsumen akan bertindak, faktor situasi yang tidak diantispasi

mungkin terjadi untuk mengubah maksud pembelian tersebut

2.9. Kerangka Konseptual

Bauran pemasaran dapat menjadi alat dalam menarik pengguna jasa

untukmemilih menggunakan jasa Belawan Logistic Center dalam mendukung

perkembangan industri didaerah Sumatera Utara.Kotler (2005) menyatakan:

Marketing mix (bauran pemasaran) merupakanseperangkat alat pemasaran yang

digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran dalampasar sasaran.

Payne (2001), menjelaskan bahwa ”salah satu bentuk yang dapat

mempengaruhi keputusan konsumen dan merupakan faktor yang dapat dikendalikan

oleh perusahaan adalahstimuli pemasaran yaitu melalui unsur-unsur Marketing Mix.

Unsur-unsur marketing mix dalam pemasaran jasa terdiri dari: 1) Produk /Jasa; 2)

Harga; 3) Tempat; 4)Promosi; 5) Orang-orang; 6) Proses; 7) bukti fisik

Bauran pemasaran dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk

menggunakan jasa dengan mengambil sikap terlebih, tetapi pengguna jasa dapat

mengambil keputusan tanpa harus mengambil sikap terlebih dahulu, sehingga dalam

penelitian ini untuk melihat pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan

pengguna jasa digunakan sikap sebagai variabel intervening. (Kusnawan, 2009)

Menurut Mowen dan Minor (2006) sikap merupakan salah satu faktor yang

ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen. Faktor-faktor yang

(49)

secara langsung dikendalikan oleh organisasi harus dicari informasinya semaksimal

mungkin agar bisa mempengaruhinya.

Menurut Mowen dan Minor (2006) “Perspektif pengambilan keputusan

(decision-makking perspective) menggambarkan seorang konsumen sedang

melakukan serangkaian langkah-langkah tertentu pada saat melakukan pembelian.

Langkah-langkah ini termasuk pengenalan masalah, mencari informasi, evaluasi

alternatif, memilih, dan evaluasi pasca perolehan”.

Berdasarkan kepada teori-teori tersebut maka dapat disusun sebuah kerangka

berfikir dalam penelitian ini seperti gambar 2.2. berikut.

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual Sumber: Kusnawan (2009)

2.10. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:

1. Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi, harga,

bukti fisik, proses dan orangberpengaruh terhadap keputusan pengguna jasa

Belawan Logistic Center PT. Pelindo I. BAURAN

PEMASARAN

SIKAP

(50)

2. Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi, harga,

bukti fisik, proses dan orang berpengaruh terhadap sikap pengguna jasa

Belawan Logistic Center PT. Pelindo I.

3. Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, tempat, promosi, harga,

bukti fisik, proses dan orangberpengaruh terhadap keputusan pengguna jasa

Belawan Logistic CenterPT. Pelindo I melalui sikap sebagai variabel

Gambar

Tabel 1.1.  Jumlah Peti Kemas dan Pengguna Jasa Belawan Logistic Center
Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap Sumber: Kotler (2005)
Gambar 2.2.  Kerangka Konseptual  Sumber:  Kusnawan (2009)
Tabel 3.2.  Uji Validitas Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Bauran Pemasaran Jasa yang terdiri dari variabel produk , Harga , Tempat , Orang , Proses dan Bukti fisik terhadap Struktur Keputusan Pembelian secara

2. Bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, promosi, orang, bukti fisik dan proses secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Secara keseluruhan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik yang dilakukan kedai Zangrandi pada produk es

Apakah variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, partisipan/orang, bukti fisik dan proses secara bersama-sama (simultan)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik dan proses terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh bauran pemasaran jasa yang meliputi produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik,.. dan proses terhadap keputusan wali

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, bukti fisik, dan proses secara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh bauran pemasaran 7P terdiri dari produk, harga, promosi, tempat, orang, bukti fisik dan proses secara bersama –