• Tidak ada hasil yang ditemukan

Layanan anak di Perpustakaan Umum (studi kasus pada Perpustakaan Umum kotamadya Jakarta Pusat)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Layanan anak di Perpustakaan Umum (studi kasus pada Perpustakaan Umum kotamadya Jakarta Pusat)"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Pelayanan Perpustakaan Bagian Layanan Anak

(studi pada Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh : LIZA ROSITA NIM. 204025002802

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Pelayanan Perpustakaan Bagian Layanan Anak

(studi pada Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan

Oleh

LIZA ROSITA NIM. 204025002502

Dibawah Bimbingan

Ida Farida, M.LIS NIP. 19700407 200003 2 003

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Pebruari 2010

(4)

ABSTRAK

Skripsi berjudul ”Layanan Anak di Perpustakaan Umum (studi kasus Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)”, ditulis oleh mahasiswi jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian di lakukan di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat, untuk penelitian kualitatif sampelnya adalah bagian layanan anak dan yang

menjadi responden adalah para staf perpustakaan. Untuk penelitian kuantitatif

sampelnya adalah anak-anak pengunjung perpustakaan, pada penelitian kuantitatif

pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling.

Perpustakaan bagaian layanan anak memiliki ruangan yang luas dan

fasilitas yang memadai dan nyaman unuk pengunjung anak-anak, selain itu juga

memiliki layanan yang representatif untuk anak, salah satunya layanan

mendongeng, selain itu juga perpustakaan bagian layanan anak mempunyai

program-program edukatif lainnya seperti lomba mewarnai, membaca puisi, dan

lomba bercerita. Pemanfaatan layanan anak di perpustakaan umum sudah cukup

baik, hal ini terlihat dari besarnya animo pengunjung anak-anak untuk mendatangi

perpustakaan khususunya pada layanan-layanan tertentu, seperti layanan bercerita

atau mendongeng. Namun Perpustakaan Umum Kotamadya Jakata Pusat bagian

layanan anak terus berusaha meningkatkan kualitas kinerja demi pengabdian pada

bangsa dan Negara.

(5)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalmu`alikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena berkat rahmatnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir kuliah (Skripsi)

tepat pada waktunya. Untuk menyelesaikan skripsi ini, penulis mengambil judul

tentang, ”Layanan Anak di Perpustakaan Umum (studi kasus Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat)

Dalam pelaksanaan penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan

dari berbagai pihak yang mendukung. Pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan dan kesabaran

dalam berbagai aktifitas yang penulis lakukan.

2. Kedua orang tua, kakak, kerabat, teman, dan beserta keluarga besar

yang selalu mendukung dalam pengerjaan penulisan skripsi ini.

3. Kepada Bapak Abdul Chair selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

4. Ibu Ida Farida, M.LIS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

bersedia mencurahkan waktu dan ilmunya sehingga dapat

membimbing penulis dengan baik sampai terselesaikannya skripsi ini.

5. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA selaku Ketua jurusan Ilmu

Perpustakaan.

6. Bapak Pungki Purnomo, M.LIS selaku Sekretaris jurusan Ilmu

Perpustakaan.

(6)

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan ilmu perpustakaan yang telah

banyak memberikan ilmu yang berharga kepada penulis.

8. Seluruh pimpinan dan staf Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta

Pusat Bagian Layanan Anak terutama kepada Ibu Linda dan Ibu Sarti

yang senanatiasa membantu penulis jika mengalami kesulitan pada

saat melakukan penelitian, sehingga penulis dapat memberikan hasil

yang seoptimal mungkin.

9. Teman-teman di jurusan ilmu perpustakaan, atas dukungan dan

bantuannya.

10.Semua pihak yang ikut terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu terima kasih atas segala dukungannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih

jauh dari sempurna dan masih ada kekurangan, hal ini karena adanya keterbatasan

dari diri penulis sendiri. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi menunjang kesempurnaan dari skripsi ini.

Terima kasih

Wasssalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 15 Pebruari 2010

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….………..i

KATA PENGANTAR.………..……….ii

DAFTAR ISI…...………..………...iv

DAFTAR GAMBAR...………...………....vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..……….1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………..……5

C. Tujuan Penelitian………..…5

D. Manfaat Penelitian………..………..6

E. Metodologi Penelitian………..………6

F. Sistematika Penulisan……….………11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Perpustakaan Umum (Daerah)...……….………12

B. Layanan Khusus Perpustakaan Umum...13

C. Sejarah Timbulnya Perpustakaan Anak...14

D. Layanan Anak di Perpustakaan Umum...17

1. Kelompok Pelayanan...………..18

2. Jenis-jenis Pelayanan...……....……….18

E. Ruang Perpustakaan Layanan Anak ………..……21

F. Pelayanan Anak di Perpustakaan...…...22

G. Koleksi Bagian Layanan Anak...24

1. Ciri Buku Bacaan Yang Baik Untuk Anak ………...……....26

2. Ciri Buku Bacaan Yang Tidak Dianjurkan...……..………..26

3. Koleksi Komik Sebagai Bacaan Anak ……….……….……27

H. Pengembangan Koleksi...30

I. Pengadaan Koleksi Layanan Anak...31

J. Program-program Perpustakaan...32

(8)

1. Mendongeng...32

1.1Jenis-jenis Dongeng...33

1.2Teknik Mendongeng...34

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN A. Sejarah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat………...35

B. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Tugas Pokok dan Fungsi Perpustakaan ..….37

C. Struktur Organisasi…………..………...40

D. Syarat, Hak dan Kewajiban Anggota, Peraturan, Jam Buka, Fasilitas dan Layanan Perpustakaan...42

E. Tinjauan Lingkungan dan Ruang Lingkup Perpustakaan…...………...…46

F. Bidang Kegiatan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat...48

G. Koleksi Perpustakaan Layanan Anak...52

H. Fasilitas Perpustakaan………..……….……….52

I. Layanan Bagian Anak………..………..53

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Keadaan Perpustakaan Bagian Layanan Anak...…..………...58

B. Kegiatan Layanan Anak...60

1. Layanan Cerita (Story Telling)...60

2. Program-Layanan Anak...……...62

C. Pemanfaatan Layanan Anak...64

1. Tingkat Pendidikan...64

2. Dongeng...65

3. Waktu Kunjungan...66

4. Relevansi Buku Untuk Pengunjung Anak-anak...67

5. Bahasa Pengantar (koleksi) Buku...68

6. Kualitas Koleksi Bacaan Anak...69

(9)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………..………...70

B. Saran………...………...73

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(10)

vii

DAFTAR GAMBAR

ِ

A. Peta Lokasi Perpustakaan Umum Kodya Jakarta Pusat...………...…………..44

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pustaka anak sekarang ini telah menjadi suatu kebutuhan yang

bersifat rekreatif, disamping informatif dan edukatif. Sejalan dengan itu maka

perlu juga mempersiapkan tempat, ruang beserta isinya yang menyenangkan,

representatif untuk kebutuhan mereka, memfasilitasi dalam proses perkembangan

imajinatif dan intelektual anak. Tidak seorang pun boleh meragukan pentingnya

anak-anak, perpustakaan untuk anak-anak dan keluarga mereka di seluruh dunia.

Di perpustakaan, anak-anak mendapat pengalaman pertama dengan pembelajaran

seumur hidup, perpustakaan memperkenalkan pembaca dan pembelajar untuk

masa depan yang menarik, kaya dan beragam sumber daya. Setiap anak harus

akrab dan nyaman dengan perpustakaan lokal mereka, dan meskipun ada unsur

variasi internasional, ada ide-ide dasar dan praktek yang baik bahwa semua

anak-anak dapat mengikuti profesional perpustakaan. Abad ke-21 telah membawa

banyak tantangan dan banyak kesempatan, itu terserah kepada pimpinan,

pengelola pelayanan perpustakaan umum untuk memastikan bahwa anak-anak

mereka mulai membaca dan belajar kehidupan. Pustakawan dan para staf harus

merencanakan, mempromosikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan dan

layanan untuk anak dari segala jenjang usia, berdasarkan perkembangan dan

kepentingan, dan telah menjadi kenyataan bahwa anak-anak mempunyai

(12)

cara yang sebaik-baiknya. Orang tua yang paham akan hal tersebut, maka dapat

mempersiapkan segala kebutuhannya. Fokus utama dalam pembahasan ini adalah

kebutuhan anak terhadap bahan bacaan yang seyogyanya tersedia di perpustakaan.

Polemik yang tersebar di masyarakat saat ini adalah bahwa kesempatan anak

untuk berinteraksi dalam bacaan relatif terbatas, ini dapat di lihat antara lain dari;

kebijakan orang tua; tuntutan jam sekolah; belum lagi jarak yang cukup jauh

antara pemustaka (anak) dengan sumber bacaan (perpustakaan). Bagi anak yang

sudah bersekolah, tidaklah cukup dengan bacaan yang tersedia di perpustakaan

sekolah saja. Hal ini disebabkan karena anak berada di sekolahnya pada jam-jam

tertentu setiap harinya. Anak yang sudah terbiasa membaca, akan tersedia banyak

waktu luang pada waktu liburan. Alangkah baiknya apabila anak-anak tersebut

mendapat tambahan kegiatan di luar sekolah misalnya mengunjungi perpustakaan

atau taman bacaan bersama keluarga. Ataupun yang lebih efektif dan efisien

kegiatan dapat dilakukan di rumah bersama orang tua, akan tetapi tidak semua

arang tua mau menyadari akan hal itu. Maka dari itu untuk

mengakomodasikannya perlu adanya sebuah perpustakaan, dan pada perpustakaan

perlu adanya ruang khusus layanan anak. Dengan demikian maka perpustakaan

anak ini hendaknya dapat dijadikan tempat kebahagiaan, sumber pengalaman dan

dorongan moral yang kita maksudkan.1 Tanggung jawab khusus para pengelola

perpustakaan adalah untuk memenuhi kebutuhan anak-anak. Jika anak-anak dapat

diilhami pada usia dini dengan kegembiraan menemukan pengetahuan dan dengan

karya-karya imajinasi, mereka akan memperoleh manfaat dari unsur-unsur vital

1

Pahologi, Soepartinal, Arti dan Peranan Buku dalm Perkembangan

(13)

tersebut, pengembangan pribadi sepanjang hidup mereka, baik memperkaya diri

mereka sendiri dan meningkatkan kontribusi mereka kepada masyarakat.

Anak-anak dapat juga mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk

memanfaatkan perpustakaan. Hal ini juga penting bahwa orang-orang muda yang

mengalami kesulitan dalam belajar membaca harus memiliki akses ke

perpustakaan untuk menyediakan mereka dengan bahan bacaan yang tepat.

Namun semua rangkaian kegiatan tadi akan sangat berpengaruh dari

kebijaksanaan keluarga yaitu orang tua. Orang tua adalah sosok pengembang jati

diri anak setelah lingkungan sekitar, seperti yang di harapkan dalam

pengembangan kepribadian anak, maka oarang tua juga harus bersikap terbuka,

demokratis kepada anak, memberikan kesempatan pada anak untuk

mengekspresikan pendapat, keinginan, dan hasrat yang berkembang sejalan

perubahan psikologis anak. Untuk itu di tuntut pihak keluarga untuk turut serta

menjadi pelaku aktif layanan anak di perpustakaan mulai dari sikap dan kebijakan

keluarga, semata-mata untuk megembalikan hak-hak baca anak dalam

mendapatkan informasi.

Di wilayah DKI Jakarta sendiri, pihak pemerintah sekarang ini sudah

mulai tampak memberikan adanya perhatian terhadap penyediaan bahan bacaan

untuk anak-anak diluar jam sekolah. Pemerintah DKI Jakarta bekerjasama dengan

Departemen Pendidikan Nasional (Diknas) mendirikan Perpustakaan Umum yang

melayani khusus anak-anak. Pentingnya pelayanan perpustakaan untuk anak harus

di imbangi dengan penyediaan bahan untuk memperdalam dan memperluas

(14)

pelayanan perpustakaan untuk anak merupakan salah satu tanggung jawab

pemerintah. Untuk itu perlu diketahui sekilas gambaran tentang pelayanan

perpustakaan anak yang telah diadakan oleh pemerintah melalui serangkaian

penelitian. Perpustakaan umum bagian layanan anak DKI Jakarta merupakan

objek penelitian yang tepat, karena itu merupakan usaha pemerintah dalam

mengembangkan pelayanan perpustakaan tersebut dengan latar belakang keadaan

seperti di uraikan di atas maka yang menjadi pokok permasalahan adalah:

”bagaimana pelayanan bagian layanan anak di Perpustakaan Umum Kotamadya

Jakarta Pusat”. Dari penjelasan diatas penulis dalam penelitian terinspirasi untuk

mengetahui lebih jauh bagiamana keadaan bagian layanan anak di Perpustakaan

Umum Kotamadya Jakarta Pusat, dan juga penelitian ini akan menjelaskan

tentang kegiatan layanan pada bagian layanan anak, kegiatan atau aktivitas

lainnya, serta keadaan koleksinya, dengan begitu maka akan dapat di lihat secara

keseluruhan dalam konsep ”pelayanan perpustakaan bagian layanan anak”. Dalam

penulisan skripsi ini penelitian akan dilakukan di wilayah Jakarta Pusat dengan

objek yang dikaji adalah Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat,

dan skripsi ini mengambil judul, ”Pelayanan Perpustakaan Bagian Layanan

(15)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan serangkaian penjelasan pada latar belakang masalah diatas,

penulis dalam skripsi ini akan membatasi ruang penelitian pada, tentang

bagaimana keadaan perpustakaan pada bagian layanan anak, serta kegiatan

pelayanan pada bagian layanan anak di Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya

Jakarta Pusat. Selain itu juga untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam

penelitian ini akan dilakukan juga pembatasan dan perumusan masalahnya.

Adapun secara spesifik perumusan masalah yang akan di kaji pada Perpustakaan

Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat bagian layanan anak dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan perpustakaan pada bagian layanan anak .

2. Bagaimana kegiatan pelayanan perpustakaan bagian anak.

3. Sejauh mana pemanfaatan bagian layanan anak.

C. Tujuan Penelitian

Dengan mengacu pada pembatasan dan perumusan masalah diatas, maka

penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui bagaimana keadaan perpustakaan bagian layanan anak

pada Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat.

2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan pelayanan perpustakaan bagian

layanan anak.

(16)

D. Manfaat Penelitian

1. Menjadi salah satu bahan evaluasi yang representatif bagi pihak

Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat khususnya pada bagian

layanan anak.

2. Sebagai materi rujukan unutk pemerintah, Departemen Pendidikan

Nasional dan juga Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat dalam mencari

solusi membuat kebijakan-kebijakan dalam usaha memajukan kualitas

pada Perpustakaan Umum Wilayah Kotamadya Jakarta Pusat.

3. Serta bagi para pengelola perpustakaan, peneliti, dan pecinta ilmu

perpustakaan, skripsi ini menjadi sumber inspirasi dan informasi tentang

dunia perpustakaan anak.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam skripsi ini metode yang digunakan dua metode, metode penelitian

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Untuk mendapatkan informasi-informasi yang

berkaitan langkah awal penelitian adalah dengan, peneliti melakukan kunjungan

observasi ke lokasi penelitian, mengamati fenomena-fenomena yang terjadi di

seputar lokasi penelitian, serta melakukan tanya-jawab dengan individu yang

berkompeten dengan masalah yang sedang di kaji yaitu dengan pustakawan, staf

(17)

2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Untuk penelitian kualitatif

sampelnya adalah bagian layanan anak dan respondennya adalah staf

perpustakaan. Untuk penelitian kuantitatif sampelnya adalah anak-anak

pengunjung perpustakaan, pada penelitian kuantitatif pengambilan sampel

dilakukan secara purposive sampling, dari total jumlah pengunjung selama bulan

Desember sebanyak 873, dan selama dua minggu melakukan penelitian ditentukan

sampel sebanyak 66 anak, alasan ini adalah karena sulitnya untuk menemukan

anak-anak dalam jumlah banyak untuk dijadikan sampel, namun pada saat sedang

diadakan acara mendongeng jumlah anak-anak peserta serentak berjumlah

banyak, maka kesempatan inilah yang penulis manfaatkan untuk melakukan

pengumpulan data menggunakan kuisioner. Karena para responden masih

anak-anak usia muda maka pada saat pengumpulan data dengan kuisionesr, responden

dalam menjawab pertanyaan di dampingi oleh staf perpustakaan.

Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat, yang beralamat di JI.

Tanah Abang 1 Kebon Jahe Jakarta Pusat, alasan penulis memilih Perpustakaan

Umum Kotamadya Jakarta Pusat adalah karena pertama, belum ada penelitian

(skripsi) dari Mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta khususnya pada bagian layanan anak. Kedua karena perpustakaan ini

merupakan perpustakaan perintis dari berdirinya perpustakaan umum lainnya di

2

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktek”.

(18)

wilayah DKI Jakarta 3, dan karena ketertarikan pada dunia anak maka penulis

meneliti pada bagian layanan anak-nya.

4. Sumber Data

a. Data primer, data yang diperoleh dari lapangan seperti gedung,

pemakai perpustakaan, pustakawan, dan para staf perpustakaan.

b. Data skunder, yaitu data yang diperoleh dari perpustakaan, akses

internet dan sumber-sumber literatur lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang sedang di teliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang di butuhkan dalam penelitian ini maka

penulis memakai teknik pengumpulan data yaitu:

a. Observasi, adalah pengumpulan data untuk mengetahui secara

langsung kondisi aktual objek penelitian.

b. Wawancara, mengadakan perbincangan dan tanya-jawab dengan

pihak-pihak yang kompeten dengan masalah yang sedang di teliti yaitu

dengan pustakawan, pengunjung, dan para staf perpustakaan.

c. Kuisioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara membuat daftar isian

yang berisi pertanyaan dimana responden menjawab sesuai dengan

pertanyaan penulis. Kuisioner ini merupakan instrumen mewakili

metode kuantitatif, digunakan untuk mengetahui sejauh mana

pemanfaatan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat bagian

layanan anak tingkat taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar.

3

(19)

Pertanyaan disesuaikan dengan tingkat intelektual bahasa anak agar

mudah di pahami. Pada kuisioner pertanyaan terdiri dari lima buah

pertanyaan yang di berikan kepada sebanyak 66 orang anak.

6. Teknik Pengolahan Data

a. Editing

Proses editing, yaitu mempersiapkan naskah untuk di cetak atau di

terbitkan; menyunting4. Pada tahap ini penulis mempelajari kembali

informasi dari data awal dari lapangan, kemudian dipisahkan antara

data yang komprehensif dengan yang tidak komprehensif dengan

pokok bahasan, kemudian data yang komprehensif disiapkan untuk

diproses selanjutnya.

7. Teknik Analisa Data

8. Rumus

Sedangkan data kuantitatif diolah menggunakan rumus sebagai berikut,

P = f____ x 100% n

Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi jumlah jawaban

N : Jumlah responden

4

(20)

Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah di baca dan di interpretasikan5. Dalam analisa data penulis akan

menganalisa langsung data-data hasil wawancara dan perbincangan menggunakan

teknik penalaran kesimpulan. Data-data yang telah di teliti kemudian diolah

dengan pengukuran sederhana untuk kemudian di sajikan secara rasional, dan

secara kuantitatif data kuisioner di olah dengan rumus.

Hasil disajikan dalam dua macam presentasi, pertama presentasi kualitatif

mengulas seputar layanan bagian anak; ruang layanan anak; koleksi layanan anak;

layanan mendongeng; program kegiatan layanan anak, dan untuk presentasi

kuantitatif mengulas tentang pemanfaatan Bagian Layanan Anak pada Perpumda

Jakarta Pusat.

5

(21)

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Agar memudahkan saat penelaahan skripsi ini, maka skripsi ini di

klasifikasi dalam lima bab, dengan sistematika penulisannya sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan, bab pembuka yang membahas latar belakang

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan pustaka, memuat tinjauan singkat dan jelas atau pustaka

yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian.6 Jadi pada

bab ini berisi tentang landasan teoritis yang mendukung,

menguatkan terhadap hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang

hendak diteliti.

BAB III Deskripsi umum tentang Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta

Pusat

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran yang

diambil oleh penulis setelah melakukan penelitian, pembahasan.

6

(22)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Definisi Perpustakaan Umum (Daerah)

Perpustakaan Kabupaten/Kota adalah Lembaga Teknis Daerah Bidang

Perpustakaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,

yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan di

wilayah Kabupaten/Kota serta melaksanakan layanan perpustakaan kepada

masyarakat umum. Perpustakaan Umum: Perpustakaan yang ada di bawah

lembaga yang mengawasinya.7 Sering dikatakan bahwa warna wajah, penampilan,

kinerja serta keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan dapat dicerminkan

melalui layanan tersebut. Layanan yang baik adalah yang dapat memberikan rasa

senang, puas serta dapat memenuhi keinginan pemakai perpustakaan (Sutarno,

2004: 112). Bentuk layanan perpustakaan ini antara lain:

1. Sesuai dengan kebutuhan atau keinginan pemakai

2. Berlangsung cepat waktu dan tepat sasaran

3. Berjalan mudah dan sederhana

4. Murah dan ekonomis

5. Menarik, menyenangkan dan menimbulkan rasa simpati

6. Bervariatif

7. Mengundang rasa ingin kembali

8. Ramah tamah

7

(23)

9. Bersifat informatif, membimbing, dan mengarahkan, tidak bersifat

menggurui

10.Mengembangkan hal-hal yang baru atau inovatif

11.Mampu berkompetisi dengan layanan di bidang lain

12.Mampu menumbuhkan rasa percaya bagi pemakai8

B. Layanan Khusus Perpustakaan Umum

1. Layanan anak dan permainan anak yang menyediakan berbagai jenis

pustaka atau permainan untuk mengembangkan daya kreativitas, imajinasi,

motivasi, dan kemampuan berpikir serta keingintahuan yang dirangsang

melalui koleksi tersebut.

2. Layanan mendongeng (story telling) yang berguna untuk menarik

pengunjung anak-anak, dan ikut melestarikan budaya mendongeng.

Sumber cerita dapat diambil dari buku-buku di perpustakaan atau sumber

yang lain.

3. Layanan khusus Perpustakaan Umum Daerah yang memberikan pelayanan

untuk koleksi-koleksi dari suatu daerah yang meliputi kebudayaan,

sejarah, serta kehidupan masyarakat tertentu.9

8

http://bayubotak.multiply.com/journal/item/7/Layanan_Perpustakaan_Umum, di akses pada hari selasa, pukul 14.17 WIB

9 htt

(24)

Layanan-layanan bagi suatu masyarakat khusus seperti memberikan

layanan bagi para penderita cacat dengan menyediakan buku-buku dengan huruf

braille. Berdasarkan manifesto UNESCO tentang perpustakaan umum, tugas

paling terpenting bagi perpustakaan umum adalah, untuk mendukung dan

berpartisipasi dalam aktifitas-aktifitas dan program-program perpustakaan, demi

untuk pengembangan kemampuan tulis dan baca untuk semua jenjang usia.10

Selain itu masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam bahasa, perpustakaan

melayani dengan memberikan layanan penerjemah.

C. Sejarah Timbulnya Perpustakaan Anak

Sejarah tentang bahan bacaan berupa buku, atau naskah, atau bahan

pustaka lainnya sudah menjadi khazanah kebudayaan manusia sejak dari dulu

hingga saat ini. Di lihat dari segi pembaca maka bahan bacaannya pun akan juga

berbeda, khusus dalam pembahasan ini akan di fokuskan pada pengguna anak

(usia sekolah), kebutuhan akan informasi bagi anak usia sekolah bisa dalam

bermacam-macam bentuk dan isi, contoh saja sekarang ini sudah ada internet, atau

DVD, apapun segala hal yang berbau informasi semua itu harus dapat memuaskan

keinginan si anak, hal yang demikian itu sudah menjadi fenomena sosial di

abad-21, segala hal yang bersifat informatif idealnya mudah dan cepat

mendapatkannya. Pelayanan perpustakaan untuk anak bisa dikatakan suatu

10

(25)

tanggung jawab global, dan hal ini sebenarnya sudah ada sejak abad ke-18 di

Saisbry, Connecticut.11

Usaha pengadaan bahan bacaan untuk anak bertujuan untuk melengkapi

anak-anak dengan bahan bacaan yang bermanfaat bagi perkembangan intelektual

dan pembinaan terhadap pendidikan mereka sebagai warga negara yang berguna

dan bertanggung jawab. Usaha ini telah terus menerus dijalankan sampai

sekarang.

Fenwich dalam bukunya Library Services to Children and Young Pepople,

menerangkan tentang perkembangan pelayanan perpustakaan untuk anak yang

telah dilakukannya sejak tahun 1876-1976, menyebutkan bahwa pelayanan

tersebut tidak bisa dipisahkan dengan pelayanan perpustakaan pada umumnya.12

Perkembangan pelayanan perpustakaan untuk anak di pengaruhi oleh

berubahnya dan berkembangnya anak itu sendiri. Perubahan dan perkembangan

tersebut ditandai oleh suatu kesadaran akan kebutuhan anak secara individu.

Diakui bahwa masa kanak-kanak bukanlah semata-mata merupakan suatu masa

dimana jasmani anak tumbuh menjadi besar, tetapi lebih merupakan suatu

pengalaman hidup dimana setiap anak mempunyai fisik, rohani dan jasmani. Pada

awal abad-18 ada kepercayaan atau stigma yang mengatakan bahwa adanya

pendidikan bebas, sekurang-kurangnya untuk tingkat kepandaian dasar membaca

dan menulis, akhirnya bahwa perlengkapan unutk menulis dan mebaca merupakan

hal yang sangat penting, maka mulaialah kegiatan yang sifatnya kognitif

diadakan, sarana belajar untuk anak-anak pada saat itu adalah sekolah minggu.

11

Fenwich, Sara Innis, Library Services to Children and Young Pepople. (Connecticut: Library Trends, 1986) h.329-330

12

(26)

Maka dari situlah mulai di adakan perpustakaan pada anak-anak sekolah minggu.

Tujuan utama dari lembaga ini adalah untuk melengkapi dan memberikan

pendidikan pada anak. Hampir semua koleksi perpustakaan terisi bukan hanya

bidang agama, tetapi juga meluas ke bidang lainnya sepereti, kehidupan hewan,

tumbuhan, dan lain sebagainya sesuai perkembangan pendidikannya. Inilah yang

menjadi pelopor tumbuhnya perpustakaan umum bagian anak, dan perpustakaan

sekolah.13

Di Inggris, setelah di keluarkannya undang-undang perpustakaan umum

pada tahun 1861, beberapa perpustakaan umum memiliki buku untuk anak yang

disimpan dalam almari terkunci dan tersimpan dengan baik, dan hanya di

layankan unutk anak umur 12 tahun keatas, selain itu juga keterlibatan pemerintah

dalam upaya peningkatan kualitas perpustakaan anak yaitu, dengan di

keluarkannya undang-undang baru tentang kenaikan pajak masyarakat setempat

yang di alokasikan untuk melengkapi keperluan pelayanan perpustakaan untuk

anak.14 Tercatat perkembangan pelayanan perpustakaan di Indonesia tahun 1974,

disebutkan pada surat kabar ”Kedaulatan Rakyat” di Jogyakarta pada tahun 1970,

mendirikan perpustakaan yang dilengkapi dengan sebuah ruangan baca untuk

anak. Koleksinya berjumlah 6.000 volume terdiri atas 4.000 judul.15

13

Fenwich, Sara Innis, Library Services to Children and Young Pepople. (Connecticut: Library Trends, 1986), h .400

14

Peterson, Harri N, Adinistration of Chidren`s Library Services, (Chicago: ALA bulletin,1953) h. 296

15

(27)

D. Layanan Anak di Perpustakaan Umum

Dalam pengertian yang luas perpustakaan sekolah tergolong perpustakaan

anak karena pada lembaga ini komunitasnya adalah anak-anak (usia sekolah).

Perbedaan antara perpustakaan umum bagian layanan anak dengan perpustakaan

sekolah koleksinya disesuaikan dengan kurikulum dan khusus untuk melayani

guru serta siswa, sedangkan perpustakaan umum bagian layanan anak koleksinya

lebih umum dan melayani seluruh lapisan masyarakat anak. Pelayanan

perpustakaan merupakan suatu seleksi dan penampilan bahan-bahan pustaka

untuk anak melalui suatu perkumpulan atau lembaga perpustakaan. Suatu

perkumpulan atau lembaga dapat mendirikan perpustakaan yang pelayanannya

ditujukan kepada anak melalui dari usia pra-sekolah, sampai batas sekolah dasar.

Seperti misalnya organisasi keagamaan, panti asuhan, organisasi politik dengan

sukarela menyediakan fasilitas pelayanan bahan bacaan pada anak.16 Pada

prinsipnya semua pelayanan perpustakaan untuk anak bertujuan menjamin bahwa

semua anak akan senang membaca mulai dari pertama ia mengenal kata dan

gambar sampai pada suatu masa ia menjadi anak deawsa yang secara normal

mendapat pelayanan yang sesuai dengan keperluannya.

16

Alen Kent and Harold Depkler, Encyclopedia of Libarary and Information

(28)

1. Kelompok Pelayanan

Kelompok pelayanan terdiri dari dua, yaitu kelompok pelayanan untuk

anak-anak: usia 3 – 13 tahun, kelompok pelayanan yang kedua remaja atau

dewasa: usia 14 tahun keatas.

2. Jenis-jenis Pelayanan

Beberpa jenis pelayanan perpustakaan adalah sebagai berikut:

a. Layanan sirkulasi, adalah pelayanan kepada pemakai perpustakaan

berupa peminjaman koleksi yang dimiliki perpustakaan.

b. Layanan referensi, adalah pelayanan yang diberikan oleh

perpustakaan untuk koleksi-koleksi khusus seperti kamus,

ensiklopedi, dan sebagainya yang berisi informasi teknis dan

singkat.

c. Layanan ruang baca, adalah pelayanan yang diberikan oleh

perpustakaan berupa tempat untuk melakukan kegiatan membaca

di perpustakaan.

d. Pelayanan perpustakaan keliling, adalah layanan perpustakaan

dimana petugas perpustakaan pergi ketempat-tempat pemukiman

masyarakat dan atau tempat pusat keramaian.

Selain pelayanan tersebut diatas perpustakaan umum juga memberikan

pelayanan dalam bentuk lain. Untuk pengunjung anak-anak diberikan pelayanan

tambahan, yaitu penyediaan berbagai macam pelayanan untuk anak sebagai

(29)

program kunjungan sekolah, pameran, lomba membaca, perpustakaan keliling,

layanan audio visual. Bagi perpustakaan untuk anak ada satu hal yang sangat

menarik perhatian anak, yaitu mendongeng. Kegemaran mendengarkan cerita ini

lebih awal dapat menarik perhatian anak daripada kegemaran membaca buku. Dan

kegemaran ini merupakan kegemaran dan kebiasaan umum dikalangan

masyarakat. Jauh sebelum buku ada, dongeng-dongeng diceritakan dari mulut ke

mulut, generasi ke generasi berikutnya sehingga merupakan cerita rakyat.

Menurut UNESCO Manifesto for Public Libraries, di sebuah perpustakaan

umum tugas yang paling penting adalah "untuk mendukung dan berpartisipasi

dalam kegiatan dan program-program untuk pengembangan keterampilan

membaca dan menulis di semua kelompok umur".17 Ketika anak tumbuh,

perpustakaan menjadi tempat yang penting untuk berinteraksi dengan anak lain.

Pada saat yang sama orang tua melihat bahan yang membantu untuk membangun

keterampilan linguistik kompetensi yang dibutuhkan untuk berkembang dalam

menceritakan, membayangkan, pemahaman, membaca, dan menjadi orang sosial.

Awal teks yang mudah untuk membaca, diadaptasi untuk anak untuk tingkat

perkembangan mereka, adalah sesuatu yang penting. Seorang anak tidak dapat

terlalu siap untuk pendidikan formal yang dimulai di sekolah. Anak-anak pada

tahap awal sekolah, dari awal sampai kelas tiga, menikmati dengan bermain dan

belajar. Perpustakaan, yang memberikan pengalaman baik, sangat penting untuk

anak-anak dan orang tua mereka. Di perpustakaan anak bisa banyak menyerap

beragam informasi, melakukan kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas

15.

(30)

pengembangan minat, pemahaman dan lain sebagainya. Berbicara tentang

kegiatan pembelajaran informasi pembelajaran pada anak, bahwa menurut Jean

Piaget dalam buku Child Development berpendapat, ...”informasi yang di dapat

dari masyarakat tidak hanya mengalir begitu saja ke dalam pikiran anak-anak,

mereka menggunkan schema unutk menginterpretasikan

pengalaman-pengalamannya menjadi logis”.18 Skema disini adalah konsep atau framework

yang sudah ada sejak anak menerima informasi dari luar, hal ini bisa dalam

bentuk tingkah laku, kebiasaan, dan cara pemahaman terhadap sesuatu yang di

hadapinya. Di perpustakaan negara maju seperti di Jepang, perpustakaan anak

sudah terbilang baik, dari segi program yang mempunyai visi terhadap

pengetahuan secara global. Tujuan layanan perpustakaan anak adalah unutk

kepentingan meningkatkan minat baca anak-anak, memeberikan rasa persahabatan

dan perdamaian antar bangsa melalui buku-buku, terutama memperkenalkan

anak-anak jepang tentang kawan-kawannya di Asia.19

Jelaslah bahwa yang dimaksud dengan layanan perpustakaan untuk anak

adalah perpustakaan yang pelayanannya ditujukan masyarakat anak. Bahwa

perpustakaan untuk anak adalah perpustakaan yang khusus menyediakan

pelayanan kepada anak.20

18

Santrock, W. John, Child Development, (New York: Mc Graw Hill, 2004) h. 207

19

Bunanta, Murti, Buku Mendongeng dan Minat Membaca, (Jakarta: Pustaka Tangga, 2004) h. 114

20

(31)

E. Ruang Perpustakaan Layanan Anak

Pelayanan anak perlu ada sebuah tempat tersendiri yaitu perpustakaan

daerah mereka sendiri yang harus mudah dikenali (khusus perabotan, hiasan dan

warna) dan berbeda dari bagian-bagian lain perpustakaan.21 Perpustakaan

anak-anak adalah tempat untuk bertemu, bermain dan berkomunikasi. Suasana yang

mengundang, mendorong anak-anak untuk menggunakan semua sumber daya

perpustakaan, untuk membaca dan berlama-lama di perpustakaan. Yang sangat

berbeda dan perlu di perhatikan adalah, bakat, dan kebutuhan (tergantung pada

usia, latar belakang budaya, dll) yang harus dipertimbangkan dalam proses

perencanaan ruang dan pembangunan perpustakaan. Sebagai kelompok sasaran di

perpustakaan anak-anak mencakup berbagai usia dan kemampuan (dari bayi

sampai orang dewasa) baik perabot dan desain ruang harus sesuai dengan

kebutuhan yang berbeda. Perabotan harus fleksibel (misalnya rak) dan rak harus

membiarkan media yang berbeda akan disajikan. Rak harus rendah (maksimal

tinggi 1,5 meter) di seluruh bagian anak-anak, buka kotak untuk format besar

seperti buku-buku bergambar, dan daerah khusus untuk kelompok usia yang

berbeda. Furnishing harus mendukung komunikasi di antara anak-anak /

pengguna perpustakaan, bahwa anak-anak dapat bertemu dengan rekan-rekan

mereka, ini dikenal sebagai 'Social Furnishing'. Aksesibilitas dari semua fasilitas

bagi anak-anak cacat (dan pushchairs) adalah jelas. Pintu-pintu masuk gedung

perpustakaan dan / atau bagian anak-anak harus mudah bagi anak-anak untuk

terbuka. Rak sepeda harus disediakan di luar gedung. Anak-anak memandang

21

(32)

perpustakaan harus menjadi tempat yang aman; setiap risiko kecelakaan, misalnya

oleh tangga, tepi tajam rak, harus dihindari. Staf harus waspada kepada

orang-orang di daerah anak-anak untuk memastikan lingkungan yang aman bagi semua

orang. OPACs, ruangan multimedia, ruangan internet, dan berbagai perangkat

lunak (untuk digunakan dalam perpustakaan dan untuk pinjaman) harus

disediakan.22 Bagian anak-anak harus dilengkapi dengan fasilitas TI dengan

prioritas yang sama sebagaimana bagian dewasa perpustakaan. Perpustakaan

harus mempertimbangkan aspek aturan tentang anak-anak akses ke internet yang

relevan bagi mereka, misalnya ada staf yang mengawasi bagian internet, bertugas

untuk mengawasi setiap anak jika kemungkinan menggunakan internet unutk

hal-hal yang negatif.

F. Pelayanan Anak di Perpustakaan

Dalam melayani penggunanya yaitu anak-anak, pihak perpustakaan bagian

layanan anak mempunyai tugas yang agak berbeda dengan melayani di bagian

umum lainnya, di bagian layanan anak bukan hanya pengelola perpustakaan saja

yang melayani anak-anak, namun juga peran para orang tua, para pengasuh anak,

pendamping juga sangat di butuhkan. Namun, di masing-masing unit

perpustakaan adalah sebatas bangunan publik. Perpustakaan tidak memiliki

fasilitas atau staf khusus untuk memberikan pengasuhan anak dan perawatan anak,

ini bukanlah peran perpustakaan. Orang tua dan wali bertanggung jawab atas

keamanan, kenyamanan dan perilaku anak-anak mereka selama berada di

22

(33)

perpustakaan. Pastikan anak datang ke perpustakaan bersama orang yang

bertanggung jawab mendampinginya. Namun demikian seperti di utarakan

sebelumnya bahwa anggota staf perpustakaan juga akan memberikan tindakan

melayani para penggunanya.

Adapun situasi atau kondisi yang menunut staf perpustakaan untuk

memberi tindakan layanan yang sifatnya responif antara lain bila,

1. Seorang anak sendirian dan ketakutan atau menangis di perpustakaan.

2. Seorang anak sendirian dan melakukan sesuatu yang berbahaya, atau yang

membahayakan bagi anak yang lain.

3. Seorang anak sendirian dan tidak mengikuti aturan perpustakaan.

4. Tidak ada pengasuh yang datang untuk mengambil seorang anak sampai

pada waktu perpustakaan tutup.

5. Setiap anak di bawah usia enam tahun sendirian di perpustakaan.23

Anggota staf perpustakaan akan menangani situasi dan mencoba untuk

menghubungi orang tua anak atau wali. Untuk masalah layanan teknis dan

layanan administrasi dapat di lakukan oleh masing-masing orang tua, pada

layanan ini diusahakan yang mewakili harus oarang tua, dan bukan wakil dari

orang tua, hal ini dimaksudkan agar pihak perpustakaan mendapat suatu bentuk

kerjasama dalam hal pertanggung jawaban anak selama di perpustakaan, karena

bagaimanapun juga layanan bagian anak berbeda dengan layanan lainnya, kalau di

layanan umum penggunanya orang dewasa dan tidak perlu pengawasan khusus

23

(34)

karena mereka bisa melakukan segala aktivitas di perpustakaan sendiri, sedangkan

pada layanan anak sebaliknya.

G. Koleksi Bagian Layanan Anak

Mengenai koleksi bahan bacaan anak, berbagai pendapat telah

dikemukakan dalam usaha untuk menjawab pertanyaan tentang bahan bacaan

anak yang baik. Pendapat-pendapat tersebut didasarkan pada titik tolak yang

berbeda-beda, ada yang bertolak dari segi pendidikan, dari segi kebutuhan dasar

anak, dari segi perhatian anak dan dari segi psikologi anak. Agar anak terkesan

oleh bacaan yang baik dan menykainya, penulisan buku anak harus

memperhatikan faktor pembacanya. Sesuai dengan kenyataan bahwa anak

mempunyai dunia tersendiri yang lain dari dunia dan alam kehidupan orang

dewasa, bacaan anakpun perlu dibedakan dengan bacaan oarang dewasa. Adapun

pokok yang membedakan bacaan anak dan bacaan oarang dewasa adalah

pengertian bacaan anak, ciri khas bacaan anak, jenis bacaan anak. Selain faktor

tadi dalam dunia bacaan anak menyebutkan juga secara jelas adanya faktor

pendidikan dan bimbingan serta pengarahan. Menurut Frank (1973:50), buku

yang baik unutk anak adalah buku yang melengkapi pembacanya dengan

pengalaman yang positif dan sehat dari berbagai macam, baik perasaan,

kegembiraan dan kegelisahan, petualangan informasi, membuat seseorang

tertawa, ataupun kesenangan. Melihat berbagai pengertian ini, jelaslah ada

perbedaan mendasar antara bacaan anak dan bacaan orang dewasa. Pada

(35)

bersifat informatif.24 Koleksi perpustakaan umum bagian layanan anak sangat

berbeda dengan koleksi pada layanan umum, jika pada layanan umum variasi

koleksinya bermacam-macam ini karena komposisi pengunjungnya yang beragam

maksud dan latar belakangnya. Sebagian beasar ilmu pengetahuan tidak diperoleh

melalui sekolah, melainkan melalui bacaan, agar manusia dapat belajar dari

bacaan paling tidak ada dua syarat yang harus dipenuhi yaitu, kegemaran akan

bacaan dan menyediakan bahan bacaan itu sendiri.25 Pada layanan anak kita bisa

memetakan komposisi pengguna dan kebutuhan pengguna, jadi intinya lebih

mudah melakukan akuisisi di bagian anak di banding bagian umum. Mengenai

relevansi koleksi dengan kebutuhan kita dapat melakukan evaluasi secara

sederhana seperti, penawaran koleksi buku secara langsung, karena anak-anak

akan merespon cepat tentang apa yang disukainya dan apa yang tidak disukainya.

Selain itu juga bicara tentang koleksi layanan anak maka tidak terbatas pada buku

saja, dapat juga koleksi mainan anak, film. Namun sejauh kita melakukan

pengadaan koleksi tetap kita harus berprinsip mengemban amanat moral, koleksi

harus sarat dengan nilai-nilai positif, dalam seleksi ini bisa menjadi ”PR”

tersendiri untuk pengelola perpustakaan. Dalam bacaan anak, tidak ada patokan

yang menentukan hanya ”siapa” atau ”apa” yang layak dijadikan tokoh. Ia tidak

harus anak ia bisa binatang maupun benda yang dipersonifikasikan.26

24

http://www.multcolib.org/about/pol-children.html, di akses pada hari rabu, 20 Januari 2010, pukul 17.32 WIB

25

Rosidy, Ajib, Pembinaan Minat Baca. Apresiasi dan Penelitian Sastra, (Jakarta: Panitia tahunan buku internasional DKI Jakarta, 1975) h. 32

26

(36)

Untuk menentukan besarnya koleksi perpustakaan tergantung pada jumlah

anggotanya yang dilayani, disamping besarnya anggaran juga mempengaruhi. Mc

Colvin (1979) menyarankan untuk pengguna anak-anak yang berjumlah 6.000

orang, maka jumlah koleksi yang tersedia idealnya berjumlah 4.000 eksemplar

buku, rasionya adalah 2:3 x 6.000 x 1 buku = 4.000 eksemplar.

3. Koleksi Komik Sebagai Bacaan Anak

Kata komik berasal dari bahasa perancis comique. Sebagai kata sifat,

comique berarti lucu atau menggelikan dan sebagai kata benda artinya pelawak

atau badut. Komik sendiri berasal dari bahasa Yuanani komikos. Disebut komik

karena pada jaman dahulu cerita komik mengacu kepada cerita-cerita humoristis

atau satiris untuk menghibur khalayak.27 Komik merupakan salah satu koleksi

perpustakaan layanan anak yang paling banyak di sukai anak-anak, terkadang

orang dewasa pun menyukai komik anak-anak. Terkadang pengelola perpustakaan

mengalami kesulitan saat seleksi buku komik untuk layanan anak, karena ada

beberapa komik untuk orang dewasa. Serta seleksi antara buku bergambar dan

komik, karena banyak juga beredar buku bacaan lain yang memuat banyak

gambar dan memiliki teks, namun teks hanya berupa narasi. Bacaan yang

memiliki banyak gambar dan memiliki teks tetapi teks percakapan tidak

menggunakan balon, maka buku tersebut bukan lah komik. Buku tersebut

dikategorikan sebagai cerita bergambar. Hal ini di karenakan dalam komik

terdapat unsur atau bagian yang menjadikannya sebagai ciri khas yang

27

(37)

membedakan komik dengan bacaan lainnya. Pengadaan komik sebagai koleksi

perpustakaan bagian layanan anak harus tidak sembarangan. Yang lulus menjadi

koleksi adalah komik-komik yang pantas dan secara sosial di terima oleh

masyarakat, khususnya orang tua juga perlu mengwasinya.

a. Manfaat Komik

Dalam arti yang luas, ternyata komik tidak hanya berarti buku berisi cerita

atau kisah. Karena bentuknya yang menarik, komik juga dapat dimanfaatkan

untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:

1. Penyampaian program pemerintah, misal keluarga berencana, perbaikan

gizi, kesehatan, penyuluhan pendidikan, dan sebagainya.

2. Untuk memeperkenalkan peristiwa keagamaan bedasarkan kitab suci.

3. Untuk menyatakan kritik terhadap masalah yang sedang hangat

dibicarakan, misal tentang kenaikan BBM.

4. Untuk menawarkan produk (iklan).

5. Sebagai media pembelajaran.

b. Unsur-unsur Yang Membuat Anak Tertarik Pada Komik

Apapun alasan penolakan komik sebagai bacaan anak, tak menyurutkan

anak dan remaja untuk menjadikan komik sebagai bacaan yang paling diminati.

Alasan anak-anak menyukai komik, seperti yang di ungkapkan oleh Elizabeth B.

Hurlock, antar lain:

1. Komik dapat membantu anak memecahkan masalah sosial dan pribadinya

(38)

2. Komik menarik imajinasi anak dan rasa ingin tahu tentang supernatural

dan hal-hal lain yang bersifat gaib.

3. Komik memberikan rehat sejenak dari aktivitas rutin anak.

4. Komik mudah dibaca. Bahkan anak yang kurang mampu membaca dapat

memahami artinya dari gambarnya.

5. Harga komik yang murah menjadikan anak-anak dari kalangan menengah

kebawah dapat memilikinya.

6. Karena banyak komik yang menggairahkan, misterius, dan lucu, komik

mendorong anak untuk membaca.

7. Bila berbentuk serial, komik dapat memberikan kontinuitas membaca pada

anak.

8. Dalam komik, tokoh sering melakukan atau mengatakan hal-hal yang tidak

berani mereka lakukan sendiri, walaupun mereka ingin melakukannya. Ini

memberinya rasa kegembiraan.

9. Tokoh dalam komik sering kuat, berani, dan berwajah tampan, sehingga

menjadikan tokoh-tokoh tersebut dapat di teladani.

10.Gambar dalam komik berwarna-warni dan cukup sederhana untuk

dimengerti anak-anak.28

28

(39)

H. Pengembangan Koleksi

Sebagaimana dikemukakan oleh Magrill dan Corbin (1989:1) bahwa

pengembangan koleksi merupakan serangkaian proses atau kegiatan yang

bertujuan mempertemukan pemakai dengan rekaman informasi dalam lingkungan

perpustakaan atau unit informasi.29

Dalam layanan anak perlu juga dilakukan pengembangan koleksi secara

intensif, karena khusus di layanan anak koleksinya bersifat akan cepat

membosankan bagi si anak, seoarang anak akan cepat bosan pada sebuah

maianan, dan akan segera mencari hal baru yang belum di ketahuinya, begitu juga

di dalam perpustakaan koleksi yang berkembnag harus cepat, dinamis sesuai tren

yang sedang berkembang di masyarakat. Kebijakan pengembangan koleksi

merupakan alat perencanaan dan sarana untuk mengkomunikasikan tujuan dan

kebijakan pengembangan koleksi.30

Kebijakan ini berfungsi untuk:

1. Mematuhi kebijakan pemerintah agar tidak menyediakan buku terlarang

karena mengganggu ketertiban dan keamanan masyarakat.

2. Kebijakan dari instansi yang bersangkutan untuk memberi masukan

kepada penyedia dana unutk memenuhi kebutuhan koleksi perpustakaan

umum.

29

Qalyubi, Syihabuddin, dkk., Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi,

(Yogyakarta: jurusan ilmu perpustakaan dan informasi [IPI]Fakultas Adab UIN Sunan Kali Jaga, 2007), h. 77

30

(40)

3. Kebijakan untuk menyampaikan persyaratan atau kriteria koleksi yang

diperlukan oleh masyarakat berdasarkan kondisi umum di tinjau dari

kependudukan, pendidikan, dan kepercayaan atau agama di masyarakat.

4. Kebijakan dalam memeriksa koleksi yang tidak diperlukan oleh pembaca,

karena rusak dan perlu di ganti dengan koleksi lain, buku ejaan lama

diganti dengan ejaan baru, dan sebagainya.31

I. Pengadaan Koleksi Layanan Anak

Tujuan dan misi yang di emban perpustakaan umum adalah melayani

seluruh lapisan masyarakat, khususnya lagi pada layanan anak yaitu melayani

seluruh anak usia balita sampai dengan remaja. Oleh karena itu pengadaan koleksi

harus memperhatikan hal tersebut, secara umum pengadaan koleksi dapat

dilakukan sebagai berikut:

1. Pembelian, membeli dari toko, memesan melalui toko buku di dalam

maupun luar negeri, memesan langsung dari penerbit, memesan lewat

grosir.

2. Sumbangan/hadiah, perpustakaan sering mendapatkan sumbangan buku

dari berbagai donatur, namun masalahnya terkadang koleksi yang

disumbangkan tidak sesuai dengan kebutuhan.

3. Menerima titipan, penambahan koleksi ini merupakan pinjaman

sementara dari perorangan, instansi, maupun perpustakaan lain dalam

31

(41)

bentuk kerjasama untuk waktu yang cukup lama, misalnya untuk jangka

lima tahun kedepan.

4. Tukar-menukar, pengadaan dengan cara ini dilakukan jika terdapat

jumlah koleksi berlebih. Buku yang akan di tukarkan dibuat daftarnya

kemudian dikirimkan kepada perpustakaan lain, yang bekerjasama

dengan perpustakaan yang bersangkutan, cara ini juga dapat dilakukan

dengan pihak perpustakaan sekolah.

J. Program-program Perpustakaan 1. Mendongeng

Dongeng adalah segala bentuk tulisan narasi baik tertulis maupun secara

oral, yang muncul secra turun-temurun, contohnya seperti epik, balada, lagu-lagu

rakyat, dan cerita binatang.32 Mendongeng dapat dilakukan dengan menggunakan

teks yaitu membacakan buku atau bisa juga tanpa teks.33 Keuntungan

membacakan buku adalah ada kemungkinan anak dapat membaca sebelum masuk

sekolah karena terbiasa melihat huruf dan kata-kata dari cerita yang dibacakan,

sedangkan kelebihan mendongeng tanpa teks adalah anak dapat ikut di ajak

mengekspresikan dirinya. Dengan melibatkan anak dalam kegiatan ini, maka anak

yang mula-mula pemalu dan menutup diri akan berubah sikap, sebaiknya kita

dapat melakukan keduanya.

32

Huck, Charlotte S., and Kiefer, barbara Z., Children`s Literature IN THE

Elementary School, (New York: Mc Graw Hill, 2004) h. 238

33

(42)

1.1 Jenis-jenis Dongeng

1. Dongeng Kumulatif, dongeng yang mengutamakan pengulangan hal-hal

yang menjadi klimaks cerita, seperti nama tokoh, kebiasaan, ataupun

musik, yang semuanya di sajikan secara kumulatif.

2. Dongeng Pourquoi (kenapa), cerita ini biasanya lebih kepada konsep

pertanyaan sebab-akibat pada manusia, tumbuhan, hewan seperti

”..mengapa belalai gajah itu panjang?”, atau ”...mengapa kelelawar tidur

di siang hari?” dan sebagainya.

3. Dongeng Beast (hewan seram; siluman), kebanyakan anak-anak

menyukai jenis dongeng ini, berisi tentang hewan yang bisa bicara, atau

hewan berbadan manusia berkepala hewan,

4. Dongeng Keajaiban, biasanya tentang sihir, misalnya raksasa, atau

seorang putri dan penyihir, semua cerita yang mengutamakan magic dan

fantasi dalam ceritanya.

5. Dongeng Realistis, biasanya subjek atau alatnya ada dalam kehidupan

sekarang; nyata.34

1.2. Teknik Mendongeng 35

Dalam membawakan cerita anda mula-mula mengajak anak untuk

membayangkan kira-kira bagaimana tempat kejadiannya, misalnya ditengah

hutan, laut, lalu juga penampilan tokoh-tokohnya, umurnya, pakaiannya dan baru

34

Huck, Charlotte S., and Kiefer, barbara Z., Children`s Literature IN THE

Elementary School, (New York: Mc Graw Hill, 2004) h. 239-240

35

(43)

sedikit pula diberi pengantar mengenai susanan ceritanya dan kapan kira-kira

terjadinya. Suara yang wajar dan di iringi dengan gerakan-gerakan yang tepat

akan membawa anak ke negeri dongeng, bila diinginkan bisa pula memakai

namanya untuk salah satu tokoh cerita. Anak bisa di libatkan juga misalnya

dengan ikut menyanyikan lagu-lagu pendek yang ada dalam cerita atau bisa juga

di beri peran kecil. Bila misalnya dalam cerita ada penggambaran suara-suara

binatang, ada yang berpendapat bahwa menirukan suara binatang dapat di

lakukan, tetapi ada juga yang hanya memberi tekanan suara lebih dalam pada kata

yang menggambarkan suara tersebut dan volume suara diperkeras, misalnya kata

”mengaum” dibunyikan sebagai ”....mengauuummm”. Bila anda ada waktu, dapat

pula membuat topi-topi kertas berwajah tokoh-tokoh cerita yang bisa dipakai oleh

(44)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN

A. Sejarah Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat

Berawal dari ide pihak Pemda DKI untuk mengadakan semacam fasilitas

dan sarana dalam rangka ikut serta dalam program pembangunan pemerintah

mencerdaskan bangsa. Pemda DKI Jakarta bersama dengan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama menyusun suatu proyek pendirian

perpustakaan umum pemerintah DKI Jakarta. Kerjasama tersebut tertuang dalam

surat keputusan bersama (SKB) No: 38522/Sekj/DPK/1977-1513 tahun 1977

tertanggal 15 Juni 1977 tentang pembangunan perpustakaan umum di DKI

Jakarta. Berdasarkan kerjasama tersebut maka di bangunlah gedung perpustakaan

umum yang berlokasi di jalan Tanah Abang 1 Jakarta Pusat. Perpustakaan yang

diresmikan pada tanggal 4 Maret 1978 ini merupakan perpustakaan pertama yang

didirikan di Ibukota Jakarta dan merupakan tonggak pembinaan dan

pengembangan perpustakaan di Ibu Kota Jakarta. Pada awalnya, perpustakaan ini

secara teknis administratif dan taktis operasinya berada di bawah Pemda DKI

Jakarta yang di tangani oleh direktori III/kesra.

Pemerintah propinsi Ibukota DKI Jakarta semakin meningkatkan komiten

untuk melakukan pembangunan perpustakan umum lainnya di Ibukota Jakarta.

Secara bertahap, di setiap wilayah kotamadya dibangun perpustakaan umum, yaitu

perpustakaan umum kotamadaya Jakarta Timur beralamat di komplek pendidikan

(45)

dibangun pula perpustakaan Soemantri Brodjonegoro yang beralamat di jalan HR.

Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Kemudian pada tahun 1983/1984

dibangun perpustakaan umum kota madya Jakarta Barat yang berlokasi di Jalan

Tanjung Duren Barat 36, dan pada tahun 1985/1986 menyusul pembangunan

perpustakaan umum Kotamadya Jakarta Selatan berlamat di Jalan Gandaria V,

Kebayoran Baru. Yang terakhir adalah pembangunan Perpustakaan Umum

Kotamadya Jakarta Utara di Jalan Gereja Tugu Semper.

Sehubungan dengan perubahan struktur organisasi pemerintah yang

berlangsung sekitar tahun 1980, lalu semua perpustakaan umum yang telah

didirikan di DKI Jakarta berada di bawah kordinasi oleh Biro Mental Spiritual

DKI Jakarta sampai tahun 1989/1990. Selanjutnya, pada tahun 1990 sampai 1993

perpustakaan umum bernaung dibawah dinas pendidikan dan pengajaran DKI

Jakarta sebagai unit pelaksana teknis dinas (UPTD). Berdasarkan peraturan daerah

nomor: 3 tahun 1993 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja kantor

perpustakaan umum pemerintah DKI Jakarta yang dikenal dengan Perpumda

propinsi DKI Jakarta, lembaga ini merupakan organisasi perpustakaan tingkat

propinsi yang sekaligus membawahi semua perpustakaan umum tingkat

kotamadaya dan perpustakaan Soemantri Brodjonegoro, lalu berdasarkan perda

nomor: 3 tahun 2001 dan SK Gubernur Propinsi DKI Jakarta nomor: 109 tahun

2001 dibentuk kantor perpustakaan umum daerah propinsi DKI Jakarta.

Dengan dikeluarkannya undang-undang nomor: 22 tahun 1991 tentang

(46)

sebesar-besarnya mencakup seluruh bidang pemerintahan daerah, maka pengelolaan

perpustakaan umum di DKI Jakarta juga mengalami perubahan antara lain:

1. Perpustakaan umum tingkat propinsi (Perpumda) sekaligus mewadahi

perpustakaan umum Soemantri Brodjonegoro menjadi satu bidang yaitu

bidang layanan dan informasi. Perpustakaan umum Soemantri

Brodjonegoro dihapuskan karena organisasinya disatukan ke dalam

Perpumda.

2. Semua perpustakaan umum tingkat kotamdaya mengalami perubahan

yaitu: secara teknis administratif dibawah kordinasi Perpumda Propinsi,

sedangkan secara taktis operasional berada dibawah pemerintah

kotamadaya. Untuk perpustakaan umum Jakarta Pusat berada dibawah

pemerintah Walikota Madya Jakarta Pusat, demikian pula perpustakaan

umum lainnya, berpusat pada pemerintah Walikota Madya

masing-masing.

B. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Tugas Pokok dan Fungsi Perpustakaan.36 1. Visi

a. Terwujudnya perpustakaan modern dengan pelayanan prima yang

sesuai dengan satandar internasional sebagai sarana layanan informasi,

pendidikan, penelitian, rekreasi dan reservasi untuk menunjang

pengembangan budaya bangsa.

36

(47)

b. Membudayakan minat baca dalam upaya penguasaan IPTEK dan

menjangkau seluruh masyarakat.

2. Misi

Misi yang diemban Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat antara

lain adalah memberikan layanan kepustakaan yang berkualitas, didukung oleh

fasilitas modern, tenaga profesional dan berada di lingkungan masyarakat.

3. Tujuan

Sedangkan tujuan yang ingin di capai Perpustakaan Umum Kotamadaya

Jakarta Pusat adalah untuk pemberdayaan perpustakaan sebagai pusat

pembelajaran bagi masyarakat.

4. Sasaran

Sasaran yang ingin di capai Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat

adalah peningkatan mutu sumber daya manusia masyarakat Jakarta pada

khususnya.

5. Tugas Pokok

Tugas pokok Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat adalah

(48)

6. Fungsi

Berikut adalah fungsi Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat:

a. Pengaturan dan pendayagunaan bahan pustaka dan informasi

sebagai pusat sumber belajar, layanan informasi, penelitian dan

menumbuhkan minat, gemar, serta budaya membaca bagi seluruh

lapisan masyarakat.

b. Pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka dan informasi.

c. Penghimpunan dan pengolahan bahan pustaka dan informasi.

(49)

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan peraturan pemerintah daerah propinsi DKI Jakarta nomor: 3

tahun 2001 tentang bentuk susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah dan

sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah propinsi DKI Jakarta, kantor

Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat memiliki bentuk susunan

organisasi sebagai berikut:

Subag

1. Kepala perpustakaan : Yusnidar, S.H, M.H.

2. Kasub-TU : Rohati

3. Kasi pengolahan dan Pelestarian : Daldiri

4. Kasi Layanan dan Pemasyarakatan : Abdul Haris, S.Sos

(50)

Bagian TU:

1. Kepala Bagian : Rohati

2. Staf : Abdul Aziz

Waziah

Inayah, SE

Boy Rudolf N., S.Kom

Aristia Prayoga

Hamdan

Bagian Pengolahan dan Pelestarian

1. KaBag : Daldiri

2. Pustakawan : Sarti

3. Staf Umum : Rumini

Maryoto

Agit

Sitha Arasy

Bagian Layanan dan Pemasyarakatan

1. Kabag : Abul Haris, S.Sos

2. Staf : Samsudin

Ana Fitrijayanti, S.S

Linda Aryanti, SE

(51)

Fattahurrahman

Imansyah

Aminudin

Marojahan

Umroh

Amir Hidayat

Nurpasti Aruan

D. Syarat, Hak dan Kewajiban Anggota, Peraturan, Jam Buka, Fasilitas dan Layanan Perpustakaan.

1. Syarat, Hak dan Kewajiban Anggota a. Syarat-syarat Keanggotaan 1. Penduduk Jakarta dan sekitarnya.

2. Usia anggota; nol tahun sampai dengan tidak terbatas.

3. Mengisi formulir dan melampirkan:

3.1Fotokopi Kartu Keluarga, KTP, Kartu Pelajar, Kartu Mahasiswa,

Kartu Pegawai.

3.2Pas foto ukuran 2x3 dua lembar.

4. Perangko sebanyak empat lembar @ Rp 1.500,00

(52)

b. Hak Anggota

1. Anggota dapat meminjam 2 buah buku selama dua minggu untuk buku

fiksi dan non-fiksi. Peminjaman dapat diperpanjang selama satu minggu

satu kali perpanjangan dengan pemberitahuan terlebih dahulu. Ini berlaku

juga di bagian layanan anak.

2. Anggota dapat memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan kecuali yang

belum menjadi anggota hanya baca di tempat.

c. Kewajiban Anggota

1. Keterlambatan pengembalian buku akan di kenakan denda sebesar

Rp.200,00 per buku setiap hari keterlambatan.

2. Kerusakan atau kehilangan buku yang dipinjam, diganti sesuai dengan judul

buku yang sama.

3. Tata tertib kunjungan ke perpustakaan umum di lingkungan Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta diatur dan ditetapkan oleh kepala kantor.

2. Peraturan dan Tata Tertib Pengguna Perpustakaan

a. Para pengguna jasa perpustakaan diminta untuk menjaga kesopanan,

ketertiban dan keamanan, kebersihan, kerapian buku pada rak.

b. Tas, map, jaket, dan barang-barang lain harap dititipkan, kecuali uang

dan barang berharga lainnya.

c. Buku-buku yang diambil dari rak dan telah selesai di baca agar diletakan

(53)

d. Setiap keluar ruangan perpustakaan, buku harus sudah melalui bagian

sirkulasi dan di stempel, dilarang membawa kembali buku-buku yang

sudah di stempel ke dalam ruang perpustakaan.

e. Dilarang merokok, makan dan minum di ruang perpustakaan.

f. Dilarang membawa buku paket sendiri ke ruang perpustakaan, kecuali

terlebih dahulu melapor ke petugas perpustakaan.

g. Dilarang membawa anak-anak ke dalam yang layanan dewasa atau ruang

referensi.

h. Dilarang membawa radio dan hewan apapun kedalam perpustakaan.

i. Dilarang membawa barang perpustakaan ke luar ruangan tanpa seizin

petugas.

j. Tidak dibenarkan merusak, mencoret, merobek, menggunting, melipat

bahan–bahan pustaka.

k. Jika ada yang ingin mem-foto, terlebih dahulu melapor ke petugas.

3. Jam Buka

Jam buka layanan perpustakaan sesuai SK Gubernur propinsi DKI Jakarta

nomor: 94 tahun 2004 tanggal 10 September 2004 yaitu:

Senin-Kamis : pukul 09.00-20.00WIB

Jumat : pukul 09.00-20.00WIB

Pukul 11.30-13.00WIB (istirahat)

Sabtu-Minggu : pukul 09.00-20.00WIB

(54)

4. Fasilitas

Fasilitas di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat bagian layanan

anak, yaitu

1. Ruang Baca Remaja

3. Ruang Audio Visual

4. Ruang Internet

5. Mobil Keliling37

5. Layanan

Layanan yang dikembangkan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta

Pusat meliputi:

a. Layanan Sirkulasi, peminjaman buku untuk dibawa pulang bagi

meraka yang sudah menjadi anggota.

b. Layanan baca di tempat, bagi pengunjung belum menjadi anggota.

c. Layanan referensi, layanan baca di tempat baik bagi anggota

maupun bukan anggota dalam rangka penelusuran informasi

penelitian atau mencari informasi terbaru lewat koran, enisklopedi,

majalah yang telah disediakan.

d. Layanan bercerita (strory telling) bagi anak-anak usia dini sampai

sekolah dasar.

e. Layanan audio visual (AV) bagi remaja atau dewasa.

f. Layanan permaianan anak-anak TK atau SD.

37

(55)

g. Layanan konsultasi dalam hal pengelolaan perpustakaan.

h. Layanan perpustakaan keliling.

i. Layanan peminjaman buku paket.

j. Layanan bimbingan pengelolaan perpustakaan.

E. Tinjauan Lingkungan dan Ruang Lingkup Perpustakaan

Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat terletak di jalan Tanah

Abang I Jalan Kebon Jahe Jakarta Pusat. Berikut adalah biodata perpustakaan

secara lebih jelas:

Luas Tanah : 2.000 m2

Luas Gedung : Dua lantai (1.380 m2)

Konstruksi :

1. Dibangun pada tahun 1978

2. Dibagi menjadi beberapa ruangan, yaitu:

a. Lantai bawah:

1. Ruang pimpinan

2. Ruang TU

3. Ruang baca anak

4. Ruang garasi

5. Ruang kamar mandi

6. Ruang gedung

b. Lantai atas:

(56)

2. Ruang teknis (pengolahan)

3. Ruang audio visual

4. Ruang gudang

5. Ruang referensi

6. Musholla

1. Situasi Lingkungan:

1. Bersebelahan dengan gedung Auditorium Walikotamadya Jakarta Pusat.

2. Satu komplek dengan gedung KONI Jaya dan Gelanggang Renang Jakarta

Pusat.

3. Berbatasan dengan Museum Prasasti.

(57)

F. Bidang Kegiatan Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat 1. TU

1. Mendata keadaan fisik/bangunan perpustakaan

2. Mendata inventaris/perlengkapan yang ada.

3. Melaporkan yang berhubungan dengan pegawai (staf)

4. Menginventarisasi koleksi yang harus dimiliki dan menginventarisasi

koleksi yang ada.

5. Melaporkan secara berkala keadaan koleksi-koleksi yang ada di

(58)

lainnnya, baik jumlah maupun data buku yang dipinjam dan data buku

yang hilang, dan juga dalam hal pengadaan bahan pustaka.

6. Membuat anggaran dalam hal pengadaan buku.

7. Memproses tamu yang berkepentingan dalam meneliti Perpustakaan

Umum Kotamadya Jakarta Pusat

8. Mengurus berbagai perlengkapan di setiap bagian.

Proses pengadaan di Perpustakaan Umum Kotamadya Jakarta Pusat sama

seperti mayoritas perpustakaan umum lainnnya, yaitu dengan cara pembelian baik

melalui anggaran rutin maupun anggaran pembangunan/proyek, menerima

bantuan/sumbangan dari lembaga atau perorangan, tukar-menukar dengan

perpustakaan lain, atau menerbitkan dan menggandakan sendiri dengan cara

mengkopi.

2. Bagian Teknis

Bagian ini merupakan bagian setelah proses setelah proses pengadaan

koleksi. Pada dasarnya, pengolahan yang pertama dilakukan dengan maksud

untuk mengkelompokan, menyusun, dan memberi tanda atau kode-kode tertentu,

baik secara fisik maupun menurut isinya. Kedua, melengkapi sarana koleksi

dengan perlengkapan tertentu pula serta memberikan pengaman agar koleksi tahan

lama dan tidak mudah rusak.

Kegiatan/pekerjaan bagian teknis (pengolahan) di Perpustakaan Umum

Kotamadya Jakarta Pusat secara terperinci adalah sebagai berikut:

Gambar

gambar dan memiliki teks, namun teks hanya berupa narasi. Bacaan yang
Tabel 1: Distribusi frekuensi tingkat pendidikan pengunjung
Tabel 2: Distribusi frekuensi tentang adanya jam layanan anak

Referensi

Dokumen terkait

apakah guru memenuhi tugas non-pembelajarannya dan bagaimana guru mempersiapkan tugas-tugas tersebut (misalnya apakah hasil tes dikembalikan kepada peserta didik tepat waktu,

Secara lebih rinci, tujuan penelitian ini diajabarkan menjadi sebagai berikut (1) mendeskripsikan rata-rata hasil dari kemampuan siswa menulis karangan narasi

Hasil analisis regresi linier berganda tersebut dapat dilihat dari nilai R Square sebesar 0,756 yang menunjukan bahwa penggunaan uang logam di Kabupaten Pulau

Dengan menggunakan Asymetrix ToolBook II Instructor 5.0, aplikasi yang dibuat dapat menggabungkan elemen-elemen multimedia yaitu gambar, teks, suara dan animasi didalamnya

Peningkatan sistem pelayanan melalui penerapan standar operasional prosedur (SOP).. Terlaksananya standar operasional prosedur (SOP) dan standar pelayanan minimal (SPM)

Pada hasil wawancara diawah ini informan dinotasikan dengan huruf “I” dan peneliti dinotasikan dengan huruf “P”I. Bukankah ekonomi adalah jurusan yang pantas dan pas

In this study, we proposed a method that can be used to efficiently create product models from the point cloud data of civil structures.. Our primary idea was

Ini adalah proses menyeluruh yang memindai dan menganalisa file dan membangun indeks (menganggap itu sebagai versi yang lebih canggih dari apa yang akan Anda