Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia
SKRIPSI Oleh:
Adelia Utari Arsa 091101033
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Sumber Air
Utama dan Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan
Medan Helvetia” sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Medan.
Pada saat penyelesaian skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta
dorongan semangat kepada peneliti.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran dalam
penulisan skripsi ini.
3. Ibu Eryunita Lubis, S.Kep, Ns selaku dosen penguji I.
4. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns, M.Kes selaku dosen penguji II.
5. Bapak Iwan Rusdi S.Kp MNS selaku dosen pembimbing akademik.
6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara
yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
sekarang kepada penulis. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga
besar penulis, Kak Dini, Astri, Mbah Putri, Om Jatmiko Arsa, Bu’lek Neng,
atas seluruh motivasi yang diberikan kepada penulis.
8. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu
yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih dirasakan kurang
sempurna. Karena itu peneliti menerima segala kritik dan saran dari semua pihak
guna penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Medan, Juli 2013
Title : Main Water Resources and Family Health Status at
Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict
Name : Adelia Utari Arsa
Std.ID Number : 091101033 Study Program : Nursing Academic Year : 2013
Abstract
About 60% of the population in the developing countries lives in unhealthy environment, particularly due to the lack of clean water. World Health Organization (WHO) states that 1.1 million people consume insecure water. Clean water service in many towns in Indonesia until 2000 had only achieved 39% or 33 million people; in the country sides it had achieved 8% or nine million people so that all together it had achieved 47% or 42 million people in Indonesia. It indicates that it is likely that clean water service is not unequally distributed and beneficial for the majority of the people. The improvement of the quality and the quantity of water, sanitation, and personal hygiene will significantly reduce the dissemination of diseases related to water. The study used descriptive design which was aimed to know the main water source used by families and to see the quality and the quantity of the water source and the family health status at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict. The samples consisted of 95 families. The research was conducted at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict from April to May, 2013. The result of the research showed that the main source of water was PAM water which is used by 60 families (63.2%) and well water which was used by 35 families (36.8%). The quality and the quantity of water used by families at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict was in good criteria (64.2%). It can be concluded that the family health status at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict was not disturbed (65.3%). It is recommended that good water source used by families should meet the quality and the quantity standard so that family health family status will not be disturbed. The next research is expected to study the influence of the quality and the quantity of water source used by families on family health status.
Judul : Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga
di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia
Nama : Adelia Utari Arsa
NIM : 091101033
Jurusan : S1-Keperawatan Tahun Akademik : 2013
Abstrak
Sekitar 60% penduduk di negara yang sedang berkembang hidup dalam lingkungan yang tidak sehat terutama karena kurangnya persediaan air bersih. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebanyak 1,1 juta orang mengkonsumsi air yang tidak aman. Pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, dan di pedesaan baru menjangkau 8% atau 9 juta penduduk, sehingga keseluruhan baru mencapai 47% atau 42 juta penduduk Indonesia. Keadaan ini berarti menggambarkan bahwa pelayanan air bersih belum dirasakan merata dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Perbaikan kualitas dan kuantitas air, sanitasi serta kebersihan perorangan (personal hygiene) secara signifikan akan mengurangi penyebaran dari penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan air. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui sumber air utama yang digunakan keluarga dan melihat kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Sampel yang diteliti yaitu 95 kepala keluarga. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2013 di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air utama yang digunakan keluarga yaitu air PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%). Kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia termasuk dalam kriteria baik (64,2%). Dapat disimpulkan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia tidak terganggu (65,3%). Sumber air utama yang baik digunakan keluarga harus dapat memenuhi syarat kualitas dan kuantitas air agar status kesehatan keluarga tidak terganggu. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang pengaruh kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga terhadap status kesehatan keluarga.
DAFTAR ISI
Prakata ... ….i
Daftar Isi... ….iii
Daftar Tabel ... v
Daftar Skema ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang ... 1
2. Tujuan Penelitian ... 4
3. Pertanyaan Penelitian ... 4
4. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Keluarga ... 6
1.1 Pengertian Keluarga ... 6
1.2 Struktur Keluarga ... 6
1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga ... 7
1.4 Fungsi Keluarga ... 8
1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga ... 9
1.6 Tugas Kesehatan Keluarga ... 12
1.7 Peran Keluarga ... 14
2. Air ... 17
2.1 Pengertian Air ... 17
2.2 Sumber Air ... 17
2.3 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan ... 21
2.4 Perlindungan Sumur Gali Terhadap Pencemaran ... 26
2.5 Syarat Air Minum ... 28
BAB III KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual ... 32
2. Definisi Operasional... 33
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian ... 34
2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 34
3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35
4. Pertimbangan Etik ... 35
5. Instrumen Penelitian... 36
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 37
7. Pengumpulan Data ... 38
8. Analisa Data ... 39
1.1Data Demografi Responden ………….……… 40
1.2Sumber Air Utama Keluarga……… .42
1.3Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Utama Keluarga…...……….42
1.4Status Kesehatan Keluarga……… 43
2. Pembahasan………. 44
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan………...50
2. Saran………...51
2.1PendidikanKeperawatan……….………..………...51
2.2Praktek Keperawatan………...51
2.3Penelitian Selanjutnya………....51
2.4Instansi Terkait………...………51
DAFTAR PUSTAKA………...………52 LAMPIRAN
1. Lembar Izin Penelitian
2. Lembar Persetujuan Reponden 3. Kuisioner Data Demografi
4. Kuisioner Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga 5. Lembar Reliabilitas dan Validitas
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Definisi Operasional ………..33
Tabel 2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Kepala
Keluarga yang Menjadi Responden ………...41
Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sumber Air Utama yang
Digunakan Keluarga ……….………..42
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Persentase Kualitas dan Kuantitas Sumber Air di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan
Medan Helvetia ………..42
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Persentase Status Kesehatan Keluarga
DAFTAR SKEMA
Title : Main Water Resources and Family Health Status at
Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict
Name : Adelia Utari Arsa
Std.ID Number : 091101033 Study Program : Nursing Academic Year : 2013
Abstract
About 60% of the population in the developing countries lives in unhealthy environment, particularly due to the lack of clean water. World Health Organization (WHO) states that 1.1 million people consume insecure water. Clean water service in many towns in Indonesia until 2000 had only achieved 39% or 33 million people; in the country sides it had achieved 8% or nine million people so that all together it had achieved 47% or 42 million people in Indonesia. It indicates that it is likely that clean water service is not unequally distributed and beneficial for the majority of the people. The improvement of the quality and the quantity of water, sanitation, and personal hygiene will significantly reduce the dissemination of diseases related to water. The study used descriptive design which was aimed to know the main water source used by families and to see the quality and the quantity of the water source and the family health status at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict. The samples consisted of 95 families. The research was conducted at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict from April to May, 2013. The result of the research showed that the main source of water was PAM water which is used by 60 families (63.2%) and well water which was used by 35 families (36.8%). The quality and the quantity of water used by families at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict was in good criteria (64.2%). It can be concluded that the family health status at Kelurahan Helvetia Tengah, Medan Helvetia Subdistrict was not disturbed (65.3%). It is recommended that good water source used by families should meet the quality and the quantity standard so that family health family status will not be disturbed. The next research is expected to study the influence of the quality and the quantity of water source used by families on family health status.
Judul : Sumber Air Utama dan Status Kesehatan Keluarga
di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia
Nama : Adelia Utari Arsa
NIM : 091101033
Jurusan : S1-Keperawatan Tahun Akademik : 2013
Abstrak
Sekitar 60% penduduk di negara yang sedang berkembang hidup dalam lingkungan yang tidak sehat terutama karena kurangnya persediaan air bersih. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebanyak 1,1 juta orang mengkonsumsi air yang tidak aman. Pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, dan di pedesaan baru menjangkau 8% atau 9 juta penduduk, sehingga keseluruhan baru mencapai 47% atau 42 juta penduduk Indonesia. Keadaan ini berarti menggambarkan bahwa pelayanan air bersih belum dirasakan merata dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Perbaikan kualitas dan kuantitas air, sanitasi serta kebersihan perorangan (personal hygiene) secara signifikan akan mengurangi penyebaran dari penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan air. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui sumber air utama yang digunakan keluarga dan melihat kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Sampel yang diteliti yaitu 95 kepala keluarga. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2013 di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber air utama yang digunakan keluarga yaitu air PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%). Kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia termasuk dalam kriteria baik (64,2%). Dapat disimpulkan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia tidak terganggu (65,3%). Sumber air utama yang baik digunakan keluarga harus dapat memenuhi syarat kualitas dan kuantitas air agar status kesehatan keluarga tidak terganggu. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti tentang pengaruh kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga terhadap status kesehatan keluarga.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Air merupakan zat paling penting dalam kehidupan setelah udara. sekitar
¾ bagian tubuh kita terdiri atas air, tidak seorang pun dapat bertahan hidup lebih
dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak,
mencuci, mandi, untuk keperluan industri, pertanian, transportasi, dan lain-lain.
Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat ditularkan dan disebarkan
melalui air. Kondisi tersebut tentunya dapat menimbulkan wabah penyakit
dimana-mana (Mubarak, 2009).
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Air sebagai sumber daya dini lebih disadari merupakan salah
satu unsur penentu di dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan, termasuk
terhadap pembangunan kesehatan (Luo, 2010).
Ketersediaan sistem penyediaan air bersih merupakan bagian yang
selayaknya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di
perkotaan maupun pedesaan. Hingga saat ini penyediaan air bersih oleh
pemerintah menghadapi keterbatasan (Pardino, 2005).
Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan
penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150-200 liter/35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan
bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.
Berdasarkan analisis WHO pada negara-negara maju, setiap orang memerlukan
air antara 60-120 liter per hari (Mubarak, 2009).
Sekitar 60% penduduk di negara yang sedang berkembang hidup dalam
lingkungan yang tidak sehat terutama karena kurangnya persediaan air bersih dan
menyebabkan 1.000 sampai 2.500 anak balita meninggal tiap jam karena diare
(Asmustawa 2003). Menurut “ water and sanitation news review, IRC, 2001 “
lebih dari 2 juta penduduk dunia (sebagian besar anak-anak) meninggal setiap
tahun akibat terkena diare yang disebabkan karena kurangnya penyediaan air
bersih. Sebagian lain meninggal akibat terkena malaria. Perbaikan kualitas dan
kuantitas air, sanitasi serta kebersihan perorangan (personal hygiene) secara
signifikan akan mengurangi penyebaran dari penyakit-penyakit lain yang
berhubungan dengan air atau water related desease (Asmustawa 2003).
World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sebanyak 1,1 juta
orang mengkonsumsi air yang tidak aman (Luo, 2010) dan konsumsi air yang
terkontaminasi, sanitasi, dan higienik yang tidak optimal merupakan penyebab
diare (80%) di dunia (Luo, 2010).
Pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru
mencapai 39% atau 33 juta penduduk, dan di pedesaan baru menjangkau 8% atau
9 juta penduduk, sehingga keseluruhan baru mencapai 47% atau 42 juta penduduk
dirasakan merata dan dinikmati oleh sebagian besar masyarakat. Sebagian besar
masyarakat masih menggunakan air sungai, danau, sumber-sumber air, atau hanya
mengandalkan air hujan (Safii, 2012).
Medan merupakan kota nomor tiga terbesar di Indonesia dengan jumlah
penduduk di atas 2 juta jiwa ditambah ± 566 ribu jiwa penduduk yang tidak tetap,
dengan tingkat konsumsi air minum rata-rata 2,1 – 2,8 liter per orang per hari,
maka dibutuhkan sebanyak 5,5 – 7,2 juta liter per hari. Seiring dengan
peningkatan jumlah penduduk maka kebutuhan akan air khususnya air minum
juga semakin meningkat. Sebagaimana diketahui, kualitas air sumur dan air
sungai di Medan juga sudah tercemar. Air tanah di Kota Medan sudah tercemar,
sementara pelayanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi
belum menjangkau semua warga (Indirawati, 2009).
Penyediaan air bersih hendaknya juga memperhatikan sumber, kualitas
dan kuantitasnya. Sumber air bersih merupakan pemasok air bersih, oleh karena
itu perlu dan harus diupayakan menjaga keberadaan dan keberlanjutannya.
Sedangkan kualitas merupakan hal yang penting bagi kesehatan dan kuantitas
penting bagi pencukupan jumlah pasokan air bersih (Pardino, 2005).
Berdasarkan penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai
sumber air utama yang digunakan keluarga yang bertujuan untuk mengetahui
kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber air utama yang
digunakan keluarga dan melihat kualitas dan kuantitas sumber air tersebut dan
status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan
Helvetia.
3. Pertanyaan Penelitian
3.1 Darimana sumber air utama yang dimanfaatkan setiap keluarga
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Kelurahan Helvetia
Tengah Kecamatan Medan Helvetia ?
3.2 Bagaimana kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Kelurahan
Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia ?
3.3 Bagaimana status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia
Tengah Kecamatan Medan Helvetia ?
4. Manfaat Penelitian
4.1 Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan yang
berkaitan dengan sumber air utama dan status kesehatan keluarga di
4.2 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar
bagi praktek keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga untuk meningkatkan status kesehatan keluarga terkait dengan
kualitas dan kuantitas sumber air utama yang digunakan.
4.3 Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar
untuk penelitian keperawatan berikutnya, terutama yang berhubungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Keluarga
1.1 Pengertian Keluarga
Menurut depkes RI (1988) keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal
di suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Friedman 1998, keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan ketertarikan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno, 2004).
Sedangkan menurut Silvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) keluarga
adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan (Setiawati, 2008).
1.2 Struktur Keluarga
Elemen struktur keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati, 2008)
a. Struktur peran keluarga
Menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga baik di dalam
keluarganya sendiri maupun peran di lingkungan masyarakat.
b. Nilai atau norma keluarga
Menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini dalam
keluarga.
c. Pola komunikasi keluarga
Menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi diantara orang
tua, orang tua dan anak, diantara anggota keluarga ataupun dalam
keluarga besar.
d. Struktur kekuatan keluarga
Menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk mengendalikan
atau mempengaruhi orang lain dalam perubahan perilaku ke arah
positif.
1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga a. Terorganisasi
Keluarga adalah cerminan organisasi, dimana masing-masing anggota
keluarga memiliki peran dan fungsi masing-masing sehingga tujuan
keluarga dapat tercapai yang ditandai dengan adanya hubungan yang
kuat antara anggota keluarga sebagai bentuk saling ketergantungan
b. Keterbatasan
Dalam mencapai tujuan, setiap anggota keluarga memiliki peran dan
tanggung jawabnya masing-masing sehingga dalam berinteraksi setiap
anggota tidak bias semena-mena, tetapi mempunyai keterbatasan yang
dilandasi oleh tanggung jawab masing-masing anggota keluarga
(Setiawati, 2008).
c. Perbedaan dan kekhususan
Adanya peran yang beragam dalam keluarga menunjukkan
masing-masing anggota keluarga mempunyai peran dan fungsi yang berbeda
dan khas seperti halnya peran ayah sebagai pencari nafkah utama,
peran ibu yang merawat anak-anak (Setiawati, 2008).
1.4 Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (dalam Setiawati, 2008) adalah:
a. Fungsi afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan
keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling
mendukung dan saling menghargai antar anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi
dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
d. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarganya.
e. Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kesehatan.
1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga
Keluarga sebagai sistem sosial di dalamnya berlangsung interaksi secara
terus-menerus antara anggota keluarga dan lingkungan. Sebagai dampak
perubahan yang terjadi pada lingkungan internal dan eksternal, maka dengan
sendirinya keluarga akan melakukan kompensasi sebagai upaya untuk
menyesuaikan dengan perubahan tersebut sehingga fungsi kesehatannya dapat
terjaga. Kesehatan keluarga dipengaruhi oleh anggota keluarga dalam
menjalankan fungsinya dengan baik (Setiawati, 2008). Berikut ini merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan keluarga:
1) Faktor Fisik
Ross, Mirowsaky dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa
ada hubungan positif antara perkawinan dengan kesehatan fisik. Contohnya:
seorang suami sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa bulan
kemudian setelah menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alasan
dikemukakan bahwa dengan menikah suami ada yang memperhatikan dan
2) Faktor Psikis
Terbentuknya keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang
besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling memberikan
penguatan atau dukungan. Suami akan merasa tenteram dan terarah setelah
menikah, begitupun sebaliknya.
3) Faktor Sosial
Status sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi
kesehatan sebuah keluarga. Dalam sebuah keluarga ada kecenderungan
semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf
kehidupannya. Tingginya pendapatan yang diterima akan berdampak pada
pemahaman tentang pentingnya kesehatan, jenis pelayanan kesehatan yang
dipilih, dan bagaimana berespon terhadap masalah kesehatan yang ditemukan
dalam keluarga.
4) Faktor Budaya
- Keyakinan dan praktek kesehatan
Setiap suku atau bahkan bangsa memiliki keyakinan dan penilaian
yang berbeda-beda terhadap fungsi kesehatan. Keyakinan keluarga
terhadap fungsi kesehatan sangat dipengaruhi oleh nilai dan keyakinan
yang dibawa sebelumnya. Perbedaan generasi dalam sebuah keluarga
akan mempengaruhi keyakinan keluarga bahhkan seringkali
menimbulkan konflik tentang fungsi kesehatan yang akan digunakan
- Nilai-nilai keluarga
Nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga mempengaruhi kesehatan
keluarga yang bersangkutan. Misalnya sebuah keluarga yang kurang
memperhatikan kesehatan keluarganya terjaga, maka keluarga akan
kuat meyakininya, tetapi keluarga tersebut akan mengalami kesulitan
jika suatu waktu nilai yang diyakininya ternyata salah dan terbukti
bahwa kesehatan keluarganya terganggu.
- Peran dan pola komunikasi keluarga
Dampak budaya terhadap peran, kekuatan dan komunikasi keluarga
berbeda-beda pada tiap keluarga. Jika terjadi perubahan terhadap
budaya dengan semestinya terjadinya pergeseran peran, aturan-aturan,
kekuatan dan pola komunikasi.
- Koping keluarga
Koping keluarga dipengaruhi oleh budaya, keluarga akan berusaha
beradaptasi dengan perubahan budaya. Koping diartikan sebagai
respon positif baik kognitif, afektif, maupun psikomotor bagi
kehidupan keluarga dalam menyelesaikan masalah yang terjadi pada
1.6 Tugas Kesehatan Keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat melaksanakan perawatan
atau pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu
sebagai berikut :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh
diabaikan. Karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti. Orang
tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-perubahan yang
dialami oleh anggota keluarganya. Perubahan sekecil apa pun yang
dialami anggota keluarga, secara tidak langsung akan menjadi perhatian
keluarga atau orang tua. Apabila menyadari adanya perubahan, keluarga
perlu mencatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa
besar perubahanya.
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan di antara anggota keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan sebuah tindakan. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh
keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan yang sedang terjadi
dapat dikurangi atau teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dalam
mengambil keputusan, maka keluarga dapat meminta bantuan kepada
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Sering kali keluarga mengambil tindakan yang tepat, tetapi jika
keluarga masih merasa mengalami keterbatasan, maka anggota keluarga
yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan
atau perawatan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi. Perawatan
dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan atau di rumah apabila
keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk
pertolongan pertama.
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Rumah merupakan tempat berteduh, berlindung, dan bersosialisasi
bagi anggota keluarga. Sehingga anggota keluarga akan memiliki waktu
yang lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh
karena itu, kondisi rumah harus dapat menunjang derajat kesehatan bagi
anggota keluarga.
5) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Apabila mengalami gangguan atau masalah yang berkaitan dengan
kesehatan keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya. Keluarga dapat berkonsultasi
atau meminta bantuan tenaga keperawatan untuk memecahkan masalah
yang dialami anggota keluarganya, sehingga keluarga dapat bebas dari
1.7 Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain
terhadap seseorang sesuai kedudukanya dalam suatu sistem (Mubarrak, dkk.
2009). Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang kurang lebih bersifat
homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normatif dari seseorang peran
dalam situasi sosial tertentu (Mubarrak, dkk. 2009). Peran keluarga adalah tingkah
laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran
keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat (Setiadi, 2008).
Menurut Setiadi (2008) setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing. Peran ayah yang sebagai pemimpin keluarga yang mempunyai peran
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi rasa aman
bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu. Peran ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik
anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu. Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
Menurut Mubarrak, dkk (2009) terdapat dua peran yang mempengaruhi
a. Peran Formal
Peran formal keluarga adalah peran-peran keluarga terkait sejumlah
perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga membagi peran secara
merata kepada para anggotanya seperti cara masyarakat membagi peran-perannya
menurut pentingnya pelaksanaan peran bagi berfungsinya suatu sistem. Peran
dasar yang membentuk posisi sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain
sebagai provider atau penyedia, pengatur rumah tangga perawat anak baik sehat
maupun sakit, sosialisasi anak, rekreasi, memelihara hubungan keluarga paternal
dan maternal, peran terpeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan), dan
peran sosial.
b. Peran Informal keluarga
Peran-peran informal bersifat implisit, biasanya tidak tampak, hanya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional individu atau untuk menjaga
keseimbangan dalam keluarga. Peran adaptif antara lain :
- Pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi kegiatan mendorong,
memuji, dan menerima kontribusi dari orang lain. Sehingga ia dapat merangkul
orang lain dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan
bernilai untuk di dengarkan.
- Pengharmonisan yaitu berperan menengahi perbedaan yang terdapat diantara
para anggota, penghibur, dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
- Inisiator-kontributor yang mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru atau
- Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik dapat
diselesaikan dengan jalan musyawarah atau damai.
- Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh orang tua dalam memenuhi
kebutuhan, baik material maupun non material anggota keluarganya.
- Perawatan keluarga adalah peran yang dijalankan terkait merawat anggota
keluarga jika ada yang sakit.
- Penghubung keluarga adalah penghubung, biasanya ibu mengirim dan
memonitori kemunikasi dalam keluarga.
- Poinir keluarga adalah membawa keluarga pindah ke satu wilayah asing
mendapat pengalaman baru.
- Sahabat, penghibur, dan koordinator yang berarti mengorganisasi dan
merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban
dan memerangi kepedihan.
- Pengikut dan sanksi, kecuali dalam beberapa hal, sanksi lebih pasif. Sanksi
2. Air
2.1 Pengertian Air
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan. Sekitar tiga per
empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan
hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air (Chandra, 2007). Dalam tubuh manusia
itu sendiri sebagian besar terdiri dari air, tubuh orang dewasa sekitar 55-60% berat
badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65%, dan untuk bayi sekitar 80%
(Notoatmojdo, 2007). Air adalah unsur yang penting bagi kehidupan,
keberadaannya menutupi 70% permukaan bumi.
Air bersih menurut permenkes RI No.416/Menkes/Per/IX/1990 tentang
syarat-syarat dan pengawasan kualitas air bersih adalah air yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat-syarat kesehatan dan
dapat diminum apabila telah dimasak.
Menurut EG. Wagner dan J.N Lanix air yang sehat adalah air yang tidak
merugikan bagi kesehatan pemakainya. Sedangkan menurut Fair dan Geyer air
yang sehat harus bebas dari pengotoran sehingga tidak sempat menyebabkan
kerugian bagi pemakainya, bebas dari bahan-bahan yang beracun yang tidak
mengandung mineral dan bahan-bahan organik yang berbahaya.
2.2 Sumber Air
Menurut Chandra (2007) air yang berada di permukaan bumi ini dapat
1) Air hujan
Air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walaupun pada
saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung
mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang
berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,
mikroorganisme, dan gas, misalnya karbondioksida, nitrogen, dan
ammonia (Chandra, 2007). Pada dasarnya air hujan adalah air murni
namun akibat adanya pengotoran udara akibat industri, gas buangan
kendaraan bermotor, debu dan lain sebagainya telah menyebabkan air
hujan terkontaminasi sehingga membutuhkan pengolahan khusus untuk
dapat dipergunakan sebagai air minum (Faisal, 2010).
2) Air permukaan
Air permukaan adalah air yang mengalir di permukaan bumi.
Karena mengalir di permukaan bumi maka pada umumnya air
permukaan akan mengalami pencemaran yang diakibatkan oleh lumpur,
batang–batang kayu, daun–daun limbah industri kota dan lain
sebagainya. Pencemaran yang terjadi berbeda–beda tergantung pada
daerah pengaliran air permukaan tersebut.
3) Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat di dalam tanah. Air tanah berasal
dan tertampung pada lapisan kedap air. Air tanah biasa disebut dengan
air sumur.
Air tanah memiliki beberapa kelebihan disbanding sumber air lain.
Pertama air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu
mengalami proses purifikasi atau penyernihan. Persediaan air tanah juga
cukup tersedia sepanjang tahun, saat musim kemarau sekalipun.
Sementara itu, air tanah juga memiliki beberapa kerugian atau
kelemahan dibanding sumber air lainnya. Air tanah mengandung zat-zat
mineral dalam konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi yang tinggi dari
zat-zat mineral seperti magnesium, kalsium, dan logam berat seperti besi
dapat menyebabkan kesadahan air (Chandra, 2007). Menurut Faisal
(2010) air tanah dapat dibagi ke dalam 2 jenis yaitu:
a. Air tanah dalam / air artesis.
Air tanah dalam / air artesis adalah air tanah yang terletak jauh di
dalam tanah, di antara dua lapisan kedap air. Lapisan diantara dua
lapisan kedap air tersebut disebut lapisan akuifer. Lapisan tersebut
banyak menampung air. Jika lapisan kedap air retak, secara alami air
akan keluar ke permukaan. Air yang memancar ke permukaan disebut
mata air artesis. Air artesis dapat diperoleh melalui pengeboran. Sumur
pengeborannya disebut sumur artesis. Terdapat setelah lapis rapat air
yang pertama. Pengambilan air tanah dalam, tak semudah pada air
pipa ke dalamnya hingga mencapai suatu kedalaman tertentu (biasanya
antara 100 - 300 m) akan didapatkan suatu lapis air.
Pada umumnya air tanah dalam lebih baik dari air tanah dangkal,
karena penyaringannya lebih sempurna dan bebas dari bakteri.
Susunan unsur – unsur kimianya tergantung pada lapis – lapis tanah
yang dilalui.
b. Air tanah dangkal / air freatis
Air freatis adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air
tidak jauh dari permukaan tanah. Air freatis sangat dipengaruhi oleh
resapan air di sekelilingnya. Pada musim kemarau jumlah air freatis
berkurang. Sebaliknya pada musim hujan jumlah air freatis akan
bertambah. Air freatis dapat diambil melalui sumur atau mata air.
Pada umumnya pada sumur air freatis, lumpur akan tertahan,
demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah akan jernih
tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut)
karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia
tertentu untuk masing – masing lapisan tanah. Lapis tanah di sini
berfungsi sebagai saringan. Di samping penyaringan, pengotoran juga
masih terus berlangsung, terutama pada muka air yang dekat dengan
muka tanah.
Di Indonesia umumnya pada air tanah dangkal dan air tanah dalam
dapat dijumpai kandungan Fe, Mn dan Sulfur (Belerang) yang tinggi
Perbedaan sumber air minum akan menyebabkan perbedaan komposisi air
yang dihasilkannya. Sebagai contoh, air tanah dapat melarutkan mineral-mineral
bahan induk dari tanah yang dilewatinya. Disamping itu juga, pada air tanah
terjadi penyaringan sebagian besar mikroorganisme sewaktu air meresap dalam
tanah. Sedangkan pada air permukaan tidak terjadi penyaringan mikroorganisme
yang terdapat didalamnya (Mulia, 2005).
2.3 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Demikian
pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat, tidak hanya dilihat dari segi
kesehatan sendiri, tetapi harus dilihat dari segala segi yang ada pengaruhnya
terhadap masalah sehat-sakit atau kesehatan tersebut. Banyak faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat
(Suherman, 2001).
Menurut terori Blum (1974) ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan,
yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor
tersebut disamping berpengaruh langsung terhadap kesehatan juga saling
mempengaruhi satu sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal
bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang
optimal pula. Apabila salah satu faktor terganggu (tidak optimal), maka status
Faktor lingkungan adalah faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap
kesehatan. Yang dimaksud dengan lingkungan yaitu lingkungan fisik, biologi,
sosial budayam ekonomi, dan lain-lain. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
pengendalian lingkungan adalah upaya kesehatan lingkungan, yaitu suatu usaha
untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar menjadi
media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang
hidup di dalamnya. Ruang lingkup kesehatan mencakup: perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
dan lain sebagainya (Suherman, 2001).
Penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan
masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya
penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari
berkisar antara 150-200 liter atau 35-45 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi
dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat
(Chandra, 2007).
Penyediaan air bersih merupakan salah satu aspek yang diperhatikan
dalam kesehatan lingkungan. Air adalah salah satu unsur lingkungan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Disamping air merupakan kebutuhan pokok
manusia,air juga merupakan alat perpindahan sebagian besar jenis penyakit yang
berasal dari mikroba, seperti penyakit demam thypoid, kolera dan disentri. Virus
yang ditularkan melalui air seperti hepatitis A dan polio (Suherman, 2001).
Temperatur yang optimum sepamjang tahun di Indonesia ini menyebabkan
diantaranya bersifat patogen pada manusia (Suherman, 2001). Menurut Suherman
(2001) ada beberapa mikroorganisme patogen yang dapat dibawakan air yaitu:
a. Shalmonella typhosa yang dapat menyebabkan penyakit typus perut selain itu
dikenal juga dengan S. Paratyphi (A, B, C) yang masing-masing dapat
menimbulkan penyakit paratipus (A, B, C).
b. Shalmonella dysenteriae yang dapat menyebabkan penyakit disentri.
c. Entamoeba histolytica (termasuki protozoa) yang dapat menyebabkan
penyakit disentri.
d. Vibrio comma dapat menyebabkan penyakit kolera.
e. Clostridium tetani dapat menyebabkan penyakit tetanus.
Penyakit menular dipindahkan melalui air yang digunakan untuk minum,
mencuci, dan penyediaan makanan sudah terkontaminasi. Sarana atau sumber air
terkontaminasi karena menerima kotoran manusia dan hewan. Sumur dangkal
juga dapat terkontaminasi karena jarak tanah yang dilalui air tidak cukup untuk
menyaring bakteri (Suherman, 2001).
Menurut Suherman (2001) alam memindahkan penyakit-penyakit pada
manusia, air berperan dalam 4 cara:
a. Cara “water borne”
Kuman patogen dapat berada di dalam air minum untuk manusia
dan hewan. Bila air yang mengandung kuman patogen ini terminum maka
akan dapat terjadi penjangkitan penyakit pada yang bersangkutan.
disentri basiler. Bagi penyakit-penyakit ini perlu diketahui bahwa air
bukan satu-satunya jalur yang dipakai dalam penularan. Segala jalur lain
yang memungkinkan adanya kontak tinja dan mulut manusia merupakan
jalur penularan penyakit. Oleh karena itu pengawasan penularan penyakit
ini tidak cukup dengan penyediaan air bersih saja. Masih diperlukan
pengawasan jalur-jalur yang dapat menularkan.
b. Cara “water washed”
Cara penularan ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum
alat-alat terutama alat-alat dapur dan kebersihan perorangan. Dengan
terjaminnya kebersihan dengan tersedianya air yang cukup, maka
penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia.
Kelompok penyakit-penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis.
Kelompok penyakit ini dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1) Penyakit-penyakit infeksi saluran pencernaan
Penyakit diare merupakan penyakit yang penularannya bersifat
faecal-oral. Karena itu penyakit diare dapat ditularkan melalui
beberapa jalur, diantaranya melalui jalur air (water borne) dan jalur
yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed).
Contoh penyyakit ini adalah sama dengan yyang terdapat pada jalur
“water borne” yaitu kolera, typhoid, hepatitis infeksiosa, disentri
basiler. Berjangkitnya penyakit-penyakit ini erat dengan kurangnya
tersedia air untuk makan, minum dan memasak serta untuk
2) Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir
Kelompok ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perorangan
yang buruk. Pada umumnya dapat diturunkan dengan angka penyakit
dengan jalan menyediakan air yang cukup untuk kebersihan
perorangan. Mutu mikrobiologis air tidak seketat mutu bagi air
minum, namun perlu diperhatian syarat mutu air bersih sehingga air
tidak mengandung mikroba-mikroba yang menimbulkan penyakit
seperti : septis kulit bacterial, infeksi fungus pada kulit, penyakit
konjungtivitis. Berjangkitnya penyakit-penyakit kelompok ini sangat
erat dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk kebersihan
perorangan.
3) Penyakit-penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh insekta parasit pada
kulit dan selaput lendir
Kelompok ini sangat ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk
kebersihan perorangan yang ditujukan untuk mencegah investigasi
insekta parasit pada tubuh dan pakaian. Insekta parasit akan mudah
berkembang biak dan menimbulkan penyakit bila kebersihan umum
tidak terjamin.
c. Cara “water based”
Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan pejamu (host) perantara.
Pejamu perantara ini hidup di air, contoh penyakit ini adalah
scistosomiasis. Larva scistomiasis hidup dalam keong-keong air. Setelah
menembus kaki (kulit) manusia yang berada dalam air tersebut. Air yang
mengandung cercaria ini sangat berbahaya bagi manusia. Air yang
terdapat di alam sering berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari
manusia seperti menangkap ikan, mencuci, mandi, dan sebagainya.
d. Cara “water related deseases”
Air merupakan tempat beberapa insekta yang merupakan vector
beberapa penyakit. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh insekta
ini adalah : malaria, yellow fever, dengue. Nyamuk Aedes aegypti yang
merupakan vector penyakit dengue, berkembang biak di lingkungan
seperti: gentong air, pot, barang-barang bekas, dan sebagainya.
Pengaruh air yang diuraikan di atas terhadap kesehatan dan kesejahteraan
manusia baru sebagian, yang sebenarnya jauh lebih luas lagi. Bila diperhatikan
peranan air dalam rantai makanan suatu ekosistem, maka nampak jelas pengaruh
air secara tidak langsung terhadap kesehatan manusia (Suherman, 2001).
2.4 Perlindungan Sumur Gali Terhadap Pencemaran
Menurut Suherman (2001) salah satu penyebab dari kurang baiknya
kualitas air sumur gali adalah karena sumur gali tidak terlindung dari pencemaran.
Untuk melindungi ini maka sumur gali harus memenuhi persyaratan sebagai
a. Lokasi
- Apabila letak sumber pencemar lebih tinggi dari sumur gali dan
diperkirakan aliran air tanah mengalir ke sumur gali maka jarak
minimal sumur gali terhadap sumber pencemar adalah 11 meter.
- Jika jarak sumber pencemar sama atau lebih rendah dari sumur gali
maka jarak minimal sumur gali itu 9 meter.
- Yang termasuk sumber pencemar adalah jamban, air kotor/comberan,
tempat pembuangan sampah, kandang ternak, dan sumur/saluran
peresapan.
b. Lantai sumur gali harus kedap air, minimum lebarnya 1 meter dari pinggir
sumur, tidak tergenang air (kemiringan 1-5%).
c. Saluran pembuangan air limbah (SPAL) harus kedap air, tidak
menimbulkan genangan dan kemiringan minimal 2%.
d. Bibir sumur mempunyai tinggi minimal 80 cm dari lantai, terbuat dari
bahan yang kuat dan rapat air.
e. Dinding sumur minimal sedalam 3 meter dari permukaan tanah, dibuat
dari bahan kedap air dan kuat (tidak mudah retak dan longsor).
f. Tutup sumur jika pengambilan air dengan pompa tangan/listrik, sumur
harus ditutup rapat.
g. Jika pengambilan air dengan timba, harus ada timba khusus. Untuk
mencegah pencemaran, timba harus selalu digantung dan tidak boleh di
2.5 Syarat Air Minum
Menurut Ginting (2000) rencana penyediaan air bersih sebagai air minum
harus diperhatikan syarat-syarat dari air tersebut, maka langkah yang perlu
diperhatikan adalah antara lain:
a. Syarat Kuantitas
Jumlah air minum untuk keperluan rumah tangga perorang per hari
tidak sama pada setiap negara. Pada umumnya negara-negara yang sudah
maju pemakaian air perorang per hari akan lebih besar daripada
negara-negara berkembang. Hal ini disebabkan karena kegiatan lebih kompleks
dan lebih rumit disbanding negara yang sedang berkembang.
Di Indonesia diperlukan 40-60 liter perorang per hari pada daerah
pedesaan dan 100 liter perorang per hari pada daerah perkotaan.
Menurut Dirjen Pemberantasan Pencegahan Penyakit Menular
(P2M) Departemen Kesehatan RI kebutuhan air perorang per hari di
daerah pedesaan antara 40-60 liter dengan perincian sebagai berikut:
- Minum dan masak : 5 – 8 liter/orang/hari
- Mandi : 20 – 25 liter/orang/hari
- Mencuci : 10 – 15 liter/orang/hari
- Kebersihan : 1 – 3 liter/orang/hari
- WC : 4 – 9 liter/orang/hari
Jumlah : 40 – 60 liter/orang/hari +
Pada daerah perkotaan di Indonesia diperluka 100 liter/orang/hari
dengan rincian sebagai berikut:
- Minum : 5 liter/orang/hari
- Masak : 5 liter/orang/hari
- Membersihkan/Cuci : 15 liter/orang/hari
- Mandi : 30 liter/orang/hari
- WC : 45 liter/orang/hari
Jumlah : 100 liter/orang/hari
+
b. Syarat Kualitas
Menurut Ginting (2000) secara umum syarat-syarat kualitas air
meliputi:
1. Syarat fisika adalah air bebas dari pencemaran dalam arti kekeruhan,
warna, rasa, dan bau.
a. Kekeruhan
Air yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisik seperti
berikut jernih atau tidak keruh. Air yang keruh disebabkan oleh
adanya butiran-butiran koloid dari bahan tanah liat. Semakin
banyak kandungan tanah liat maka air semakin keruh (Faisal,
b. Tidak berwarna
Air untuk keperluan rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan
(Faisal, 2010).
c. Tidak Berasa
Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran
mikroorganisme, bahan mineral, gas terlarut, dan bahan-bahan
organik. Polusi dapat dapat menimbulkan bau dan rasa yang tidak
dikehendaki (Panjaitan, 2010). Air yang terasa asam, manis, pahit,
atau asin menunjukan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa
asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air,
sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun
asam anorganik (Faisal, 2010).
d. Tidak berbau
Air yang baik memiliki ciri tidak berbau bila dicium dari jauh
maupun dari dekat. Air yang berbau busuk mengandung bahan
organik yang sedang mengalami penguraian oleh mikroorganisme
air (Faisal, 2010).
e. Temperaturnya normal
Air yang baik harus memiliki temperatur sama dengan temperatur
udara (20 - 29 0C). Air yang secara mencolok mempunyai
mengandung zat-zat tertentu yang mengeluarkan atau menyerap
energi dalam air (Faisal, 2010).
f. Tidak mengandung zat padatan
Bahan padat adalah bahan yang tertinggal sebagai residu pada
penguapan dan pengeringan pada suhu 103-105 0C (Faisal, 2010).
2. Syarat kimia adalah dalam air minum tidak boleh mengandung zat
kimia yang beracun sehingga dapat mengganggu kesehatan.
3. Syarat bakteriologi adalah air yang dipengaruhi sebagai air minum
bebas dari kuman penyakit, dimana termasuk bakteri, protozoa, virus,
cacing dan jamur.
4. Syarat radioaktif adalah air minum tang bebas dari sinar alfa dan beta
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini menjelaskan tentang variabel-variabel yang akan
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka
penelitian dapat dilihat bahwa peneliti akan mendeskripsikan status kesehatan
keluarga berdasarkan sumber air utama yang digunakan keluarga tersebut.
Kerangka konseptual dapat digambarkan pada skema 1.1 dibawah ini:
Skema 1.1 Kerangka Konseptual Sumber Air Utama dan Status Kesehatan
Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan
Helvetia Keluarga
Status Kesehatan Keluarga :
- Terganggu
- Tidak Terganggu
Sumber Air Utama Keluarga ditinjau dari:
1. Kualitas Air
2. Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui sumber air utama yang digunakan keluarga dan melihat kualitas dan
kuantitas sumber air tersebut dan status kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia
Tengah Kecamatan Medan Helvetia.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2009). Populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah keluarga di lingkungan XII dan lingkungan XXII Kelurahan Helvetia
Tengah Kecamatan Medan Helvetia dengan jumlah populasi 952 kepala keluarga.
2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2009). Pengambilan
sampel dengan cara purposive sampling yang dilakukan dengan mengambil
responden secara yang tersedia pada saat itu dan telah memenuhi kriteria sampel
Berdasarkan populasi di atas, penentuan jumlah sampel dilakukan menurut
Arikunto (2006) yaitu apabila jumlah populasi kurang dari 100, lebih baik diambil
semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah besar
dapat diambil antara 10-15 %. Maka dalam penelitian ini sampel yang diambil
adalah 10 % dari populasi yaitu 95 kepala keluarga.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :
a. Keluarga yang menggunakan air PAM dan air sumur
b. Bersedia menjadi responden penelitian
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan
Helvetia. Alasan pemilihan lokasi karena Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan
Medan Helvetia ini memungkinkan untuk mendapatkan sampel yang memadai
sesuai dengan kriteria penelitian dan juga lokasi ini sering terjadi krisis air bersih.
Penelitian ini dilaksanakan mulai April-Mei 2013.
4. Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian ini ada beberapa
pertimbangan etik yang harus diperhatikan yaitu hak kebebasan dan kerahasiaan
menjadi responden serta bebas dari rasa sakit baik secara fisik maupun tekanan
psikologis. Lembaran persetujuan diberikan kepada responden yang diteliti.
dan prosedur penelitian yang dilakukan kepada responden. Selanjutnya peneliti
menanyakan kesediaan menjadi responden. Jika responden bersedia maka
responden diminta menandatangani lembar persetujuan (informed concent). Jika
responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini maka peneliti tidak
memaksa dan menghormati hak-haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden,
peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data,
tetapi akan memberikan kode pada masing-masing lembar persetujuan tersebut.
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data
tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner
yang disusun sendiri oleh peneliti dan berpedoman pada konsep teori yang ada
pada tinjauan pustaka. Kuesioner penelitian ini terdiri dari 4 bagian. Pertama,
kuesioner data demografi mencakup data mengenai usia kepala keluarga tersebut,
agama, pendidikan terakhir, suku, pekerjaan, dan penghasilan keluarga per bulan.
Kedua, kuesioner tentang sumber air utama yang digunakan keluarga yang terdiri
dari 1 pertanyaan. Ketiga, kuesioner tentang kualitas dan kuantitas sumber air
utama keluarga yang terdiri dari 8 pernyataan dimana skor tertinggi bernilai 8 dan
skor terendah 0. Kuesioner ini terdapat dua pernyataan yaitu 5 pernyataan positif
dan 3 pernyataan negatif. Keempat, kuesioner tentang status kesehatan keluarga
(keluhan kesehatan) yang terdiri dari 6 pertanyaan dimana skor tertinggi bernilai 6
(2002) dengan P = rentang / banyak kelas maka di dapat rentang = 6 dan banyak
kelasnya = 2 sehingga P = 3. Dengan demikian status kesehatan keluarga yang
terganggu (0-3), status kesehatan keluarga tidak terganggu (4-6).
6. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen di katakan valid jika
mampu mengukur apa yang diinginkan dengan mengungkap variabel yang diteliti
secara tepat (Nursalam, 2009).
Sebelum melakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas. Uji validitas instrumen dilakukan oleh dosen
Keperawatan Komunitas di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran
dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda
(Setiadi,2007). Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan
hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang
sama (Azwar 2003). Uji reliabilitas untuk kuesioner sumber air utama dan status
kesehatan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Medan setelah pengumpulan
data terhadap seluruh responden. Uji reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang
responden diluar dari jumlah responden yang telah ditentukan, yakni pengambilan
responden diambil dari kelurahan yang berbeda yaitu Kelurahan Helvetia Timur
komputerisasi. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program
komputerisasi yaitu Cronbach Alfa. Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai
alpha untuk kuisioner sumber air utama dan status kesehatan keluarga sebesar
0,737. Polit dan Beck (2003) menjelaskan bahwa suatu instrumen dikatakan
reliabel jika memiliki nilai reliabilitas >0,70.
7. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mengikuti langkah-langkah
pengumpulan data yaitu: (1) mengajukan permohonan izin pelaksanaan kepada
institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara), (2)
mengirimkan permohonan izin survey awal atau pengambilan data ke Dinas
Kesehatan, (3) setelah mendapat izin dari Dinas Kesehatan, peneliti melakukan
survey awal dan pengambilan data ke Puskesmas Helvetia, (4) mengirimkan
permohonan izin kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan, (5 )
mengirimkan permohonan izin yang diperoleh kepada kepala Kelurahan Helvetia
Tengah Kecamatan Medan Helvetia, (6) setelah mendapat izin dari kepala
Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia, peneliti melakukan
pengumpulan data penelitian, (7) menjelaskan kepada calon responden tentang
tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian, (8) calon responden yang bersedia,
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan, (9) menjelaskan kepada
responden tentang prosedur pengisian kuesioner, (10) responden diminta untuk
kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada
pertanyaan yang tidak dipahami, (11) setelah diisi, kuesioner dikumpulkan
kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya (12) pengolahan dan analisa
data dilakukan setelah data terkumpul sesuai dengan keperluan.
8. Analisa Data
Analisa data penelitian dilakukan dengan tahapan yang dimulai dari
memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa
semua jawaban telah terisi, dilanjutkan dengan member kode pada kuesioner
untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Data yang diperoleh
diidentifikasi dengan mentabulasi data yang terkumpul. Selanjutnya data diolah
dengan program komputerisasi SPSS untuk mengetahui frekuensi, persentase,
mean dan standar deviasi untuk data demografi, sumber air utama keluarga,
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian setelah pengumpulan
data yang dilakukan sejak tanggal 22 April 2013 sampai 29 Mei 2013 di
Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia. Hasil penelitian ini
mendeskripsikan karakteristik responden, sumber air utama keluarga, kualitas
dan kuantitas sumber air yang digunakan keluarga, dan status kesehatan
keluarga.
1.1Data Demografi Responden
Berdasarkan data yang diperoleh responden paling banyak adalah yang
berusia 43-53 tahun sebanyak 43,2%. Berdasarkan tingkat pendidikan,
responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah
Atas (SMA) sebanyak 48,4%. Berdasarkan jenis pekerjaan, responden paling
banyak memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 31,6%. Berdasarkan
suku, responden paling banyak adalah suku batak yaitu 48,4%. Berdasarkan
agama, responden paling banyak adalah agama Islam yaitu 58,9%.
Berdasarkan penghasilan, responden paling banyak berpenghasilan sebesar
Rp.1305.000 – Rp.2.610.000 yaitu 54,7%. Hasil penelitian tentang
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Kepala Keluarga di
Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia (n=95)
Karakteristik Jumlah (n) Persen
tase (%) Usia
- 21-31 7 7,4
- 32-42 17 17,9
- 43-53 41 43,2
- 54-64 21 22,1
- 65-75 9 9,5
Pendidikan
- SD 16 16,8
- SMP 22 23,2
- SMA 46 48,4
- Perguruan Tinggi 11 11,6
Pekerjaan
- Pegawai Swasta 24 25,3
- Buruh 22 23,2
- Wiraswasta - PNS 30 19 31,6 20,0 Suku
- Jawa 28 29,5
- Batak 46 48,4
- Melayu 13 13,7
- Minang 5 5,3
- Aceh 3 3,2
Agama
- Islam 56 58,9
- Kristen 39 41,1
Penghasilan
- Rp. 1.305.000 28 29,5
- Rp. 1.305.000-Rp.2.610.000 52 54,7
1.2Sumber Air Utama Keluarga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga yang menggunakan air
PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%).
Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Sumber Air Utama yang Digunakan
Keluarga
Sumber Air Jumlah (n) Persentase
(%)
- Air PAM 60 63,2
- Air Sumur 35 36,8
Total 95 100.0
1.3 Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Utama Keluarga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas dan kuantitas sumber air
yang digunakan keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan
Helvetia termasuk kriteria baik sebanyak 61 keluarga (64,2%) dan yang buruk
sebanyak 34 keluarga (35,8%). Hasil penelitian dapat dilihat dalam tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Persentase Kualitas dan Kuantitas Sumber Air di
Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia (n=95)
Kualitas dan Kuantitas Sumber Air
Jumlah (n) Persentase (%) 1. Baik
2. Buruk
61 34
64,2 35,8
1.4 Status Kesehatan Keluarga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa status kesehatan keluarga yang tidak
terganggu di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 62
keluarga (65,3%) dan yang terganggu sebanyak 33 keluarga (34,7%). Hasil
penelitian dapat dilihat dalam tabel 5 berikut ini:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Persentase Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan
Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia (n=95)
Status Kesehatan Keluarga
Jumlah (n) Persentase (%) 1. Tidak terganggu
2. Terganggu
62 33
65,3 34,7
2. Pembahasan
2.1Sumber Air Utama di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia
Berdasarkan hasil penelitian, sumber air utama yang digunakan keluarga,
yaitu yang menggunakan air PAM sebanyak 60 keluarga (63,2%) dan yang
menggunakan air sumur sebanyak 35 keluarga (36,8%). Air PAM termasuk air
permukaan yaitu air yang mengalir di permukaan bumi. Karena mengalir di
permukaan bumi maka pada umumnya air permukaan akan mengalami
pencemaran yang diakibatkan oleh lumpur, batang–batang kayu, daun–daun
limbah industri kota dan lain sebagainya (Chandra, 2007). Air sumur merupakan
air yang berasal dari tanah. Air tanah adalah air yang bersumber dari tanah dan
biasanya dilakukan pengeboran maupun penggalian sumur guna memperoleh air
bersih (Faisal, 2010). Menurut Suherman (2001) salah satu penyebab dari kurang
baiknya kualitas air sumur adalah karena sumur tidak terlindung dari pencemaran,
untuk melindungi ini maka sumur harus memenuhi persyaratan, salah satunya
dengan memperhatikan jarak sumur dari sumber pencemar.
Penghasilan keluarga berkaitan dengan pemilihan penggunaan sumber air.
Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan ekonomi masyarakat dalam membayar
biaya penggunaan air yang dikonsumsi sehari-hari, contohnya dalam penggunaan
air PAM (Fauzi, 2010). Pekerjaan kepala keluarga juga menentukan pemilihan
penggunaan sumber air, karena pekerjaan akan berpengaruh pada penghasilan
2.2Kualitas dan Kuantitas Sumber Air Utama di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa sebagian besar keluarga
menggunakan kualitas dan kuantitas sumber air yang baik yaitu sebanyak 61
keluarga (64,2%), sedangkan keluarga yang menggunakan kualitas dan kuantitas
sumber air yang buruk yaitu sebanyak 34 keluarga (35,8%). Menurut Ginting
(2000), air yang sehat adalah air yang tidak merugikan bagi kesehatan
pemakainya. Pemenuhan kebutuhan akan air bersih haruslah memenuhi dua syarat
yaitu kuantitas dan kualitas (Depkes RI, 2005). Syarat kuantitatif adalah jumlah
air yang dibutuhkan setiap hari tergantung kepada aktifitas dan tingkat kebutuhan,
makin banyak aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan air akan semakin besar.
Syarat kualitas meliputi parameter fisik, kimia, radioaktivitas, dan mikrobiologis
yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas merupakan hal yang penting bagi
kesehatan dan kuantitas penting bagi pencukupan jumlah pasokan air bersih
(Pardino, 2005).
Penelitian Faisal (2010) menyatakan hasil analisa secara visual air tidak
berbau dan tidak berasa. Menurut Hutagaol (2010), air yang dikonsumsi oleh
manusia untuk kebutuhan sehari-hari selain harus mencukupi, juga harus
memenuhi persyaratan kualitas fisik, kimia dan bakeriologis. Salah satu
persyaratan fisik air yaitu air tidak berasa. Rasa dalam air biasanya akibat adanya
garam-garam terlarut. Bau dan rasa yang timbul dalam air karena kehadiran
Air yang baik (normal) sebenarnya tidak mempunyai rasa. Timbulnya rasa
biasanya disebabkan adanya pencemaran (Parapat, 2008).
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Secara
fisik air harus jernih. Air dikatakan tidak jernih atau keruh, apabila air tersebut
mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi sehingga memberikan
warna/ rupa yang berlumpur dan kotor (Panjaitan, 2010). Bila jumlah zat padat
terlarut bertambah, maka kesadahan air akan naik, dan akhirnya berdampak
terhadap kesehatan. Kekeruhan air disebabkan oleh zat padat yang tersuspensi,
baik yang bersifat organik, maupun anorganik (Indirawati, 2009).
Hasil penelitian Jumani (2011) bahwa sebanyak 78 responden (92,9%) air
yang digunakan dapat memenuhi kebutuhan untuk mandi. Menurut Pardino
(2005), kebutuhan pelayanan air bersih untuk masyarakat khususnya keluarga
hendaknya memperhatikan kualitas dan kuantitasnya untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarga misalnya untuk mandi. Kekurangan air bersih, sering
menimbulkan gangguan kesehatan, seperti penyakit kulit, iritasi, dan gangguan
penyakit perut.
2.3Status Kesehatan Keluarga di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa sebagian besar status
kesehatan keluarga yang tidak terganggu di Kelurahan Helvetia Tengah
Kecamatan Medan Helvetia sebanyak 62 keluarga (65,3%) sedangkan status
Panjaitan (2010) sebanyak 67 orang (83,8 %) responden yang menggunakan air
mengalami keluhan kesehatan (status kesehatan terganggu). Menurut penelitian
Jumani (2011), sebanyak 73,3% responden yang menggunakan air dengan
tindakan baik tidak mengalami keluhan kesehatan.
Menurut Indirawati (2009), peranan air bersih dalam kehidupan
masyarakat begitu penting, karena selain menjadi bahan konsumsi yang
dibutuhkan untuk minum dan memasak, air juga dapat menjadi media dalam
menimbulkan berbagai gangguan kesehatan misalnya penyakit kulit yang salah
satu gejalanya yaitu terasa panas pada kulit.