• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

LINA FATIN HAIFA X 7109062

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA

KELAS V SD NEGERI PUNGSARI 1 KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

LINA FATIN HAIFA X 7109062

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

PERSETUJUAN

Skirpsi dengan judul :

Penerapan Pengajaran Remedial Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011

Oleh :

Nama : Lina Fatin Haifa NIM : X7109062

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Pada Hari : ……… Tanggal : ………...

Pembimbing I

Drs. Chumdari, M.Pd NIP. 19560512 198111 1 001

Pembimbing II

(4)

commit to user

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

Penerapan Pengajaran Remedial Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011

Oleh :

Nama : Lina Fatin Haifa NIM : X7109062

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : ……….

Tanggal : ……….

Tim Penguji : Nama Terang :

Ketua : Drs. Sukarno, M.Pd Sekretaris : Drs. Kartono, M.Pd Anggota I : Drs. Chumdari, M.Pd Anggota II : Drs. Marwiyanto, M.Pd

Tanda Tangan ……… ……… ……… ………

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan

(5)

commit to user

ABSTRAK

Lina Fatin Haifa. NIM X7109062. Penerapan pengajaran Remedial Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menerapankan pengajaran remedial, (2) untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan pengajaran remedial.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh guru kelas di tempat mengajar. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus dengan subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamaatn Plupuh Kabupaten Sragen yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berjumlah 11 siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, tes, kuesioner, dan dokumen. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan model analisis interaktif dari Milles Huberman yang terdiri dari tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan, bahwa : 1) Penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dari sebelum tindakan hingga disetiap siklus tindakan. Sebelum tindakan hingga siklus I rata-rata motivasi belajar siswa dikategorikan masih rendah. Pada siklus II rata-rata motivasi belajar siswa dapat dikategorikan sedang. Dan pada siklus III rata-rata motivasi belajar siswa dapat dikategorikan tinggi. 2) Penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan yang sangat berarti pada nilai rata-rata belajar siswa dari sebelum tindakan hingga disetiap siklusnya. Sebelum tindakan diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 31,15. Pada siklus I nilai rata-rata kelas menjadi 49,54. Nilai ini mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 64,32 dan selanjutnya meningkat lagi pada siklus III hingga mencapai 71,13. Pada siklus III ini sebanyak 9 siswa mencapai ketuntasan belajar dengan KKM 60 dan sisanya 2 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar dan diberikan pengayaan berupa pendalam materi.

(6)

commit to user

ABSTRACT

Lina Fatin Haifa. NIM X7109062. The application of remedial teaching to

improve the mathematics learning motivation and achievement in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011. Minithesis, Surakarta, Teacher Training and

Education Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, June 2011.

The objectives of research are: (1) to improve the mathematics learning motivation in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011 by applying the remedial teaching, and (2) to improve the mathematics learning achievement in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011 by applying the remedial teaching.

This study belongs to a classroom action research conducted by the classroom teachers in which they teaches. This study consisted of 3 cycles with the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency who have not achieved the Minimum Passing Criteria (KKM) as the subject of research, consisting of 11 students. Techniques of collecting data used were interview, observation, test, questionnaire and document. Technique of analyzing data used was Miles Huberman’s interactive model of analysis consisting of three components: data reduction, data display, and conclusion drawing or verification.

Considering the result of research, it can be concluded that: 1) the application of remedial teaching can improve the mathematics learning motivation and achievement in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011. It is indicated by the increased learning motivation of student from pre-cycle to each cycle of action. In pre-cycle up to cycle I, the mean student learning motivation is categorized as low. In cycle II, it is categorized as medium. And in cycle III, it is categorized as high. 2) The application of remedial teaching can improve the mathematics learning motivation and achievement in the V graders of SD Negeri Pungsari 1 of Plupuh Subdistrict of Sragen Regency in the School Year of 2010/2011. It is indicated by the very significant increase in the mean value of student learning from the pre-cycle to each cycle. In the pre-cycle the mean class obtained is 31.15. This figure increases to 49.5 in cycle I, 64.32 in cycle II, and 71.13 in cycle III. In this cycle III 9 students achieve the learning passing with KKM of 60 and other 2 students who have not achieved the learning passing and given enrichment in the form of material deepening.

(7)

commit to user

MOTTO

Pelajarilah ilmu dan mengajarlah kamu, rendahkanlah dirimu terhadap

guru-gurumu dan berlakulah lemah lembut terhadap murid-muridmu.

(Terjemahan HR. Tabrani)

‘’Man jadda wa jadda ‘’

Barang siapa bersungguh –sungguh pasti akan berhasil.

(Pepatah Bangsa Arab)

Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina

(Hadits Nabi Muhammad SAW)

Hal –hal besar tidak bisa dicapai scara tiba-tiba melainkan melalui perpaduan

dari serentetan hal-hal kecil yang dilakukan dengan baik dan sempurna

(Vicent Van Gogh)

Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuan nya untuk

mencegah munculnya masalah , tetapi pada waktu menghadapi dan

menyelesaikan setiap kesulitan saat masalah terjadi

(8)

commit to user

PERSEMBAHAN

Ayah dan ibu tercinta

Terimakasih atas segala do’a dan upaya

Adik-adikku Faishal Azzamudin, Ummirul Khasanah

Terimakasih untuk selalu tersenyum dan mendukung

Bapak dan Ibu Dosen PGSD yang saya hormati

Terima kasih atas ilmu dan bimbingannya

(9)

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat, hidayah serta inayah-Nya skripsi yang berjudul Penerapan Pengajaran remedial

Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. R. Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

4. Drs. Chumdari, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah mengarahkan dan membimbing hingga selesainya proposal skripsi ini.

5. Drs. Marwiyanto, M.Pd. selaku Pembimbing II yang mengarahkan dan membimbing hingga selesainya proposal skripsi ini.

6. Sunarni, A.Ma.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen yang telah mengijinkan mengadakan penelitian di SD tersebut.

7. Siswa-siswi kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.

(10)

commit to user

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Harapan penulis semoga proposal skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis khususnya dan para pembaca umumnya

(11)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1.Manfaat Teoritis ... 5

2.Manfaat Praktis ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 7

a. Pengertian Motivasi Belajar ... 7

b. Macam-macam Motivasi... . 8

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... ... 10

d. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi ... 12

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar ... 15

(12)

commit to user

b. Tujuan Belajar ... 16

c. Pengertian Prestasi Belajar ... 17

d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 18

e. Pengertian Matematika ... 20

f. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD ... 23

g. Pengertian Pecahan ... 24

h. Jenis-jenis Pecahan ... 26

i. Operasi Pecahan... 27

3. Tinjauan Tentang Pengajaran Remedial………. 30

a. Pengertian Pengajaran Remedial……… ... 30

b. Tujuan Pengajaran Remedial……… 31

c. Fungsi Pengajaran Remedial……….. 32

d. Pengajaran Remedial Dalam Konteks Belajar Tuntas ... 33

e. Bentuk Pendekatan Pengajaran Remedial ... 34

f. Metode Pengajaran Remedial ... 35

g. Prosedur Pelaksanaan Pengajaran Remedial ... 36

B. Penelitian Yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berpikir ... 40

D. Perumusan Hipotesis Kerja ... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

1. Tempat Penelitian ... 43

2. Waktu Penelitian ... 43

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 43

C. Subjek Penelitian ... 44

D. Sumber Data ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 45

F. Uji Coba Instrumen ... 50

G. Teknik Analisis Data ... 53

H. Indikator Kerja ... 55

(13)

commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Profil Tempat Penelitian ... 62

B. Deskripsi Kondisi Awal ... 63

C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ... 64

1. Tindakan Siklus I ... 64

2. Tindakan Siklus II ... 79

3. Tindakan Siklus III... 93

D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 107

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan ... 112

B. Implikasi ... 112

C. Saran ... 113

(14)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 41

Gambar 2. Spiral Tindakan ... 44

Gambar 3. Skema Proses Analisis Interaktif ... 55

(15)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus I ... 68

Tabel 2. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1 Siklus I ... 69

Tabel 3. Data Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus I ... 73

Tabel 4. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2 Siklus 1 ... 75

Tabel 5. Rekap Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ... 76

Tabel 6. Rekap Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 77

Tabel 7. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus II ... 81

Tabel 8. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1 Siklus II ... 82

Tabel 9. Data Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus II ... 87

Tabel 10. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2 Siklus 1I ... 88

Tabel 11. Rekap Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ... 90

Tabel 12. Rekap Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus II... 91

Tabel 13. Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus III ... 95

Tabel 14. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1 Siklus III ... 96

Tabel 15. Data Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus III………...101

Tabel 16. Data Sebaran Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2 Siklus 1II ………102

Tabel 17. Rekap Data Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III………104

Tabel 18. Rekap Skor Motivasi Belajar Siswa Pada Siklus III……….. 105

(16)

commit to user

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus I ... 68 Grafik 2. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1

Siklus I ... 70 Grafik 3. Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus I ... 74 Grafik 4. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2

Siklus 1 ... 75 Grafik 5. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus II ... 82 Grafik 6. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1

Siklus II ... 83 Grafik 7. Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus II ... 87 Grafik 8. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2

Siklus 1I ... 89 Grafik 9. Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Pertemuan 1 Siklus III ... 96 Grafik 10. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor Pada Pertemuan 1

Siklus III ... 97 Grafik 11. Nilai Hasil belajar Siswa Pada Pertemuan 2 Siklus III………...102 Grafik 12. Skor Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Skor pada Pertemuan 2

Siklus 1II ……….103 Grafik 13. Skor Perbandingan Tingkat Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan,

Siklus I, Siklus II Siklus III……….107 Grafik 14. Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan,

Siklsu I, Siklsu II dan Siklus III………..108 Grafik 15. Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Kategori

Sebelu Tindakan, Siklus I, SIklus Ii dan Siklus III……….109 Grafik 16. Perbandingan Skor Rata-rata Motivasi Belajar Siswa Sebelum

(17)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Siswa Kelas V ... 117

Lampiran 2. Kisi-kisi Angket Motivasi ... 118

Lampiran 3. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Matematika ... 122

Lampiran 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Prestasi Belajar Matematika ... 133

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus I ... 145

Lampiran 6. Soal Pertemuan 1 Siklus I ... 149

Lampiran 7. Rekap Skor dan Nilai Siswa Sebelum Tindakan ... 153

Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus I ... 154

Lampiran 9. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 1 Siklus I ... 155

Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus I ... 157

Lampiran 11. Soal Pertemuan 2 Siklus I... 161

Lampiran 12. Rekap Nilai dan Skor Siswa Pada Siklus I ... 164

Lampiran 13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus I ... 165

Lampiran 14. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 2 Siklus I ... 166

Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus II ... 168

Lampiran 16. Soal Pertemuan 1 Siklus II ... 172

Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus II ... 175

Lampiran 18. Lembar Observasi Guru Pertemuan 1 Siklus II ... 176

Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 Siklus II ... 178

Lampiran 20. Soal Pertemuan 2 Siklus II ... 182

Lampiran 21. Rekap Nilai dan Skor Siswa Pada Siklus II ... 185

Lampiran 22. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus II ... 186

Lampiran 23. Lembar Observasi Guru Pertemuan 2 Siklus II ... 187

Lampiran 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 Siklus III ... 189

Lampiran 25. Soal Pertemuan 1 Siklus III ... 195

Lampiran 26. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 1 Siklus III ... 198

Lampiran 27. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 1 Siklus III ... 199

(18)

commit to user

Lampiran 29. Soal Pertemuan 2 Siklus III ... 206

Lampiran 30. Kunci Jawaban... 209

Lampiran 31. Rekap Nilai dan Skor Siswa Pada Siklus III ... 211

Lampiran 32. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan 2 Siklus III ... 212

Lampiran 33. Lembar Observasi Aktivitas Guru Pertemuan 2 Siklus III ... 213

Lampiran 34. Rekap Skor dan Nilai Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 215

Lampiran 35. Rekap Aktivitas Siswa dan Guru Sebelum Tindakan, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ... 216

(19)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), terutama teknologi informasi, menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada berbagai bidang kehidupan, tanpa kecuali bidang pendidikan. Lembaga pendidikan sebagai bagian dari sistem kehidupan telah berupaya mengembangkan struktur kurikulum, sistem pendidikan, dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk menghadapi perubahan tersebut dibutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (life skill), yaitu memberikan ketrampilan dan keahlian dengan kompetensi tinggi. Dengan dimilikinya life skill diharapkan nantinya peserta didik dapat bertahan dalam suasana yang selalu akan berubah dan berkembang.

Matematika sebagai salah satu sarana berfikir ilmiah sangat diperlukan untuk menumbuhkembangkan kemampuan berfikir logis, sistematis, dan kritis dalam diri peserta didik. Matematika memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan bantuan matematika, ilmu pengetahuan dan teknologi akan maju lebih pesat. Demikian pula matematika merupakan pengetahuan dasar yang diperlukan oleh siswa untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Karena itulah, kemampuan siswa dalam menguasai matematika perlu ditingkatkan sehingga siswa memiliki pengetahuan yang cukup untuk menghadapi masa depan dan juga diharapkan dapat memberikan andil untuk meningkatkan mutu pendidikan.

(20)

commit to user

siswa yang masih kurang mampu dalam mempelajari matematika karena dianggap sebagai pelajaran yang sulit, Secara ilmiah tidak ada anak yang ingin belajar matematika sebelum ia sendiri tahu bahwa matematika itu ada, yang diinginkan anak adalah memperoleh informasi tentang hal-hal yang ada disekitarnya dalam keadaaan yang sebenarnya. Prersepsi-persepsi tersebut dapat menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi tidak efektif sehingga prestasi belajar yang diharapkan tidak tercapai.

Bagi seorang guru, kenyataan ini tidak boleh dipandang sebagai suatu hambatan yang harus disingkiri, tetapi harus dipandang sebagai suatu tantangan yang harus dihadapi, dicari akar permasalahannya, dan dicari pula jalan keluarnya atau solusinya, sehingga permasalahan dapat diselesaikan, dan prestasi belajar mata pelajaran matematika dapat tercapai sesuai harapan guru dan orang tua siswa.

Sebagai seorang guru tentunya sudah memahami betul bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan oleh UU No 20 Tahun 2003, bukanlah hal yang mudah. Belum lagi guru dihadapkan pada permasalahan baru dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang lebih dikenal dengan KTSP, pada kurikulum tersebut guru dituntut harus bisa menyusun sendiri kurikulum tersebut agar dapat dilaksanakan pada sekolah yang menjadi tempatnya bekerja.

Pada kehidupan nyata tidak selamanya harapan yang besar terwujud dalam kenyataan yang sesuai. Pada kasus ini contohnya harapan para siswa memiliki prestasi belajar matematika yang memuaskan, kenyataannya banyak siswa yang prestasi belajar matematikanya justru rendah. Rendahnya prestasi belajar matematika salah satunya tentang mayoritas soal yang diberikan guru matematika di Indonesia terlalu kaku. Akibatnya, siswa sering kali merasa bosan dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang kurang menyenangkan.

(21)

commit to user

menganalisa hasil ulangan formatif belum menunjukkan hasil yang memuaskan karena siswa yang tuntas baru mencapai 38,9% (7 siswa) sedangkan yang belum tuntas mencapai 61,1% (11 siswa) dengan nilai ketuntasan minimal 60 dan jika tidak ditindak lanjuti maka dikhawatirkan di kelas selanjutnya akan mengalami berbagai kesulitan dalam mengikuti mata pelajaran matematika karena kemampuan berhitung merupakan dasar kemampuan yang harus dimiliki setiap siswa dalam jenjang sekolah dasar.

Penyebab rendahnya nilai hasil matematika siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen yaitu masih banyak siswa dalam menguasai teknik perkalian. Padahal dalam materi pokok operasi hitung pecahan siswa dituntut untuk banyak melakukan penghitungan, seperti harus menyamakan penyebut jika penyebut dalam sebuah operasi hitung pecahan belum sama, dengan mencari KPK dari pecahan-pecahan tersebut kemudian baru dioperasikan. Hal lain yang mempengaruhi karena guru masih menggunakan metode ceramah lebih banyak daripada melaksanakan praktek secara langsung dengan siswa. Jadi siswa kurang bisa menerima pelajaran yang telah disampaikan guru sehingga kemampuan yang dimiliki siswa kurang dari yang diharapkan.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas V, peneliti mengidentifikasi bahwa rendahnya prestasi belajar matematika disebabkan karena rendahnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Hal ini dipicu dengan sistem pengajaran guru yang kaku, siswa lebih banyak mengerjakan soal yang diekspresikan dengan bahasa dan simbol matematika yang diset dalam konteks yang jauh dari realitas kehidupan sehari-hari. Apalagi masih banyak siswa yang belum menguasai teknik perkalian. Akibatnya siswa seringkali merasa bosan dan menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan dan sulit.

(22)

commit to user

mengembangkan aktivitas dan inisiatif, mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Pemberian layanan bimbingan belajar merupakan salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Salah satu bentuk layanan bimbingan belajar diantaranya dengan pengajaran remedial. Pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk pengajaran yang bertujuan membetulkan atau membuat PBM menjadi baik. Pengajaran remedial sifatnya lebih khusus, disesuaikan dengan karakteristik kesulitan belajar yang dialami siswa. Layanan ini ditekankan pada perbaikan cara-cara belajar, cara-cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, dan mengurangi hambatan yang dihadapi siswa yang bertujuan agar siswa mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dari uraian yang telah di paparkan di atas, maka agar siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran Matematika dan prestasi belajar Matematika yang baik sesuai KKM yang diharapan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar, yakni dengan penerapan pengajaran remedial. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengambil judul PTK “Penerapan Pengajaran Remedial Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah penerapan pengajaran remedial dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011?

(23)

commit to user

C. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD

Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan pengajaran remedial.

2. Untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Pungsari 1 Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2010/2011 dengan menerapkan pengajaran remedial.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas pendidikan ataupun kualitas pembelajaran, khususnya yang bersangkutan dengan “Penerapan pengajaran remedial untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas V”.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Dari penelitian ini siswa dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan mendapatkan ketrampilan konsep dasar operasi hitung pecahan dengan tepat.

2) Siswa dapat menumbuhkan dan meningkatkan minat serta motivasi belajar siswa pada pelajaran Matematika sehingga prestasi belajar Matematika siswa meningkat.

b. Bagi Guru

(24)

commit to user

2) Dari penelitian ini guru mendapatkan pengalaman langsung dalam mengembangkan ketrampilan dalam usaha layanan bimbingan/perbaikan cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi, dan mengurangi hambatan yang dihadapi siswa.

c. Bagi Sekolah

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada peningkatan mutu sekolah yang bersangkutan.

d. Bagi Peneliti

(25)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tinjauan tentang Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor penting bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Anita Woolfolk (2009: 186) mengatakan bahwa “Motivasi adalah sebagai keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku”.

Menurut Ngalim Purwanto (2005: 71) “Motivasi adalah ”pendorongan” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu”. Duncan dalam Ngalim purwanto (2005: 72) mengemukakan bahwa “Motivasi merupakan usaha yang disadari untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar meningkatkan kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuan organisasi”.

Menurut Vroom, motivasi mengacu kepada suatu proses mempengaruhi pilihan-pilihan individu terhadap bermacam-macam bentuk kegiatan yang dikehendaki. Kemudian John P.Campbell dan kawan-kawan mengemukakan bahwa “”Motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku” (dalam Ngalim Purwanto, 2005: 72). Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivaasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.

(26)

commit to user

Motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.

Pengertian lain dikemukakan oleh Biehler dan Snowman seperti dikutip Brennen (2003: 1) menyatakan bahwa ”As the level of effort an individual is willing to expend toward the achievement of a certain goal. Motivation is

tupically defined as the forces that account for arousal, selection, direction, and

continuation of behavior”. Motivasi adalah tingkat upaya individu dalam mencapai tujuan tertentu. Motivasi secaha khusus didefinisikan sebagai upaya yang membutuhkan pembangkit, pemilihan, pengarahan, dan perilaku kontinyuitas.

Menurut Salvin dalam Nabisi Lapono (2008:133),”Motivation is one of the most important components of learning as an internal prosess that activities,

guides, and mountains behavior time ”. Motivasi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam pembelajaran, di dalam melakukan kegiatan pembelajaran individu tidak sekedar membaca buku, mendengarkan penjelasan dan kegiatan fisik yang teramati. Dengan kata lain, di dalam melakukan kegiatan belajar, individu secara mental menjadi aktif terarah pada hal tertentu. Keaktifan mental invididu yang belajar tersebut dapat bertahan lama dan terarah apabila individu memiliki motivasi yang tinggi, dan sebaliknya apabila individu memiliki motivasi rendah, maka keaktifan belajar pun tidak akan bertahan lama dan tidak akan terarah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu daya penggerak yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu, yang dipengaruhi pula faktor internal dan eksternal.

b. Macam-macam Motivasi

(27)

commit to user

1) Teori Motivasi Klasik

Teori ini dikemukakan oleh Frederik winslow Taylor. Menurutnya, motivasi yang ada pada seseorang adalah motivasi untuk memenuhi kebutuhan dan motivasi untuk memenuhi kepuasan biologis.

2) Teori Herarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Need Hierarchy Theory)

Teori ini dikemukakan oleh A.H. Maslow, yang menyatakan bahwa ada lima tingkatan kebutuhan pokok manusia, dari kebutuhan inilah manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasaan dirinya. Motivasi tersebut yaitu : (1) motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisiologi, (2) motivasi untuk memperoleh akan rasa aman, (3) motivasi untuk memenuhi kebutuhan sosial, (4) motivasi untuk memperoleh penghargaan, dan (5) motivasi akan aktualisasi diri. (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 81).

3) Teori Motivasi Berprestasi Mc. Clelland (Mc. Clelland’s Achievement Motivation Theory)

Teori ini dikemukakan oleh David Mc. Clelland yang mengemukakan bahwa ada tiga hal yang dapat memotivasi gairah seseorang, yaitu : (1) motivasi akan prestasi, (2) motivasi akan afiliasi, dan (3) motivasi akan kekuasaan (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 82).

4) Teori Motivasi Human Relations

Menurut teori ini, hal yang memotivasi seseorang akan berprestasi baik, jika ia diterima dan diakui dalam pekerjaan dan lingkungannya.

5) ERG Theory Alderfer

Teori ini dikemukakan oleh Clayton Alderfer yang mengemukakan bahwa ada tiga hal yang menjadi motivasi utama manusia, yaitu : (1) motivasi akan keberadaan, (2) motivasi akan afiliasi, dan (3) motivasi akan kemajuan. (Diakses dalam http://putrajaya.blogspot.com/2009/11/teori-motivasi-html, Senin 18 April 2011)

(28)

commit to user

sudah ada dorongan untuk melakuakn sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang akan aktif dan berfungsinya karena ada perangsangan dari luar.

Berdasarkan teori motivasi dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam diri seseorang dapat dibangkitkan apabila apa yang menjadi kebutuhan-kebutuhan manusia terpenuhi atau terpuaskan, maka akan diperoleh hasil yang lebih baik dalam setiap aktivitas. Sedangkan berdasarkan sifatnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu : (1) motivasi intrinsik/dalam diri siswa, (2) motivasi ekstrinsik/luar diri siswa.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar tidak tercipta dengan sendirinya, ada faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Gagne (1999: 374) faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah kebutuhan, sikap, motif, nilai, aspirasi, dan insentif. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 97-100), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar diantaranya adalah :

1) Cita-cita atau Aspirasi

Cita-cita atau aspirasi adalah suatu target yang hendak dicapai. Penentuan cita-cita tersebut tidak sama bagi semua siswa. Hal ini berdasarkan bahwa cita-cita merupakan tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang, sehingga cita-cita siswa yang satu dengan yang lain tidak sama.

2) Kemampuan Belajar

Dalam belajar membutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misal : pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi. Dalam kemampuan belajar ini, taraf perkembanagan berpikir konkrit tidak sama dengan siswa yang sudah sampai pada taraf perkembangan operasional. Jadi, siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi lebih termotivasi dalam belajarnya.

3) Kondisi Siswa

(29)

commit to user

Kondisi ini berkaitan dengan kondisi fisik dan psikis siswa. Kondisi fisik siswa yang sehat dalam kesegaran jasmaninya akan lebih berhasil dalam mencapai tujuan belajarnya bila dibandingkan dengan siswa yang dalam keadaan lelah/capek. Sebab dalam belajar menuntut seluruh peran jasmani secara keseluruhan. Sedangkan kondisi psikis siswa merupakan kondisi siswa mengenai gejala kehidupan kejiwaan yang berpengaruh terhadap proses belajar.

4) Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan merupakan yang unsur datang dari luar diri siswa. Lingkungan siswa pada umumnya ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dari lingkungan tersebut akan membentuk individu siswa baik langsung maupun tidak langsung. Jika lingkungan keluarga dan masyarakat banyak terdapat orang yang terlibat dalam bidang pendidikan, maka faktor ini dapat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Sedangkan lingkungan sekolah adalah sarana dan prasarana yang ditata dan dikelola secara menarik, maka akan tercipta suasana belajar yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa akan termotivasi dalam belajarnya.

5) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar

Unsur dinamis dalam belajar adalah unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang kuat, kadang lemah bahkan hilang sama sekali, khususnya kondisional, misalnya : emosi siswa, gairah belajar dan lain-lainnya.

6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa

(30)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi dipengaruhi oleh faktor cita-cita/aspirasi, kemampuan belajar, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, dan upaya guru dalam membelajarkan siswa. Di mana dalam kegiatan belajar mengajar peran motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan motivasi siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

d. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi

Menurut Sardiman AM (2007: 92-95) ada beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivaasi dalam kegiatan belajar di sekolah, diantaranya :

1) Memberi Angka

Angka dalam hal ini sebagai dari nilai kegiatan belajarnya. Angka yang baik bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. Tetapi juga, banyak siswa bekerja atau belajar hanya ingin mengejar pokoknya naik kelas saja. Hal ini menunjukkan motivasi yang dimilikinya kurang berbobot bila dibandingkan dengan siswa-siswa yang menginginkan angka baik.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikain. Karena hadiah suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh, hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak akan menarik bagi siswa yang tidak memiliki bakat menggambar.

3) Saingan/Kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan kegiatan belajar siswa terutama prestasi belajar siswa.

4) Ego Evolvement

(31)

commit to user

dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik denagn menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah symbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk siswa si subjek belajar. Para siswa akan belajar dengan keras dan giat bisa jadi karena harga dirinya.

5) Memberi Ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar kalu mengetahui aka nada ulangan. Oleh karena itu, member ulanagn juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang harus diperhatikan adalah jangan terlalu sering memberikan ulanagn karena menyebabkan bosan. Dalam hal ini guru harus terbuka, artinya apabila ada ulangan harus diberitahukan kepada para siswa.

6) Mengetahui Hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik prestasi belajar meningkat, maka motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan suatu harapan prestasi belajar akan terus meningkat.

7) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses dan berhasil menyelesaikan tugas denagn baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement

yang positif dan sekaligus merupakan motivasi, pemberian harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta sekaligus akan membengkitkan harga diri. 8) Hukuman

Hukuman sebagia reinforcement yang negative tetapi apabila diberikan secara tepat dan bijaksana akan menjadi alat membangkitkan motivasi. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prisnsip pemberian hukuman.

9) Hasrat untuk Belajar

(32)

commit to user

tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu prestasi belajar akan lebih baik.

10)Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul dikarenakan ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah apabila minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Minat ini dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut : (1) membangkitkan adanya suatu kebutuhan, (2) menghubungkan denagn persoalan pengalaman yang lampau, (3) member kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, dan (4) menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

11)Tujuan yang Diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai dan memperoleh tujuan yang hendak dicapai, yaitu motivasi belajar yang meningkat dan prestasi belajar yang maksimal bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan menumbuhkan motivasi belajar siswa, diantaranya dengan cara memberikan angka, hadiah, saingan/kompetisi, ego-ivolvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat untuk belajar, minat, dan tujuan yang diakui. Dimana hal-hal tersebut akan dapat memacu siswa untuk belajar lebih giat yang akan berdampak pada meningkatnya prestasi dan motivasi belajar siswa.

(33)

commit to user

2. Tinjauan Tentang Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Umum WJS. Purwodarminto kata belajar diberi pengertian berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian. Menurut James O. Whittaker dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 12), belajar merupakan suatu proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

Cronbach dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 13) berpendapat bahwa learning is shown by change in behavior as a result of experience. Belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Howard L. Kingskey mengatakan bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice

or training. Belajar adalah proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 13 ). Sedangkan Geoch mengatakan bahwa learning is change is performance as a result of practice. Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari sebuah latihan (dalam Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 13 ).

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Slametto (2003: 2), yang menyatakan bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Menurut W.S Winkel (1991: 36), “Belajar adalah suatu proses aktivitas mental, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap”.

(34)

commit to user

sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

b. Tujuan Belajar

Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 11) mengelompokkan kondisi belajar (situasi lingkungan belajar) sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai. Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar, yaitu : 1) Ketrampilan Intelektual, 2) Strategi Kognitif, 3) Informasi Verbal, 4) Ketrampilan Motorik, dan 5) Sikap.

Belajar merupakan proses internal yang kompleks. Yang terlibat dalam aktifitas internal tersebut adalah seluruh mental yang meliputi ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 18).

Ranah kognitif menurut Bloom ada enam jenis perilaku, yaitu : (1) pengetahuan, (2) pemahaman, (3) penerapan, (4) analisis, (5) sintesis, dan (6) evaluasi. Siswa yang belajar akan memperbaiki kemampuan internalnya dari kemampuan awal kepada pra-belajar, meningkat memperoleh kemampuan-kemampuan yang tergolong pada keenam jenis perilaku yang dididikan di sekolah (Diamyati dan Mudjiono, 2002: 26).

Ranah afektif menurut Krathwohl, Bloom, dkk terdiri dari lima perilaku, yaitu (1) penerimaan, (2) kesipan, (3) penilaian, (4) organisasi, dan (5) pembentukan pola hidup. Siswa yang belajar akan memperbaiki kemampuan-kemampuan internalnya yang afektif. Siswa mempelajari kepekaan tentang sesuatu hal sampai pada penghayatan nilai sehingga menjadi suatu pegangan hidup (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 27).

(35)

commit to user

M. Sobry Sutikno (2006: 6) merumuskan tujuan belajar sebagai berikut : (1) pengumpulan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan kecekatan, (3) pembentukan sikap dan perbuatan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah mengubah tingkah laku berbagai ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) menjadi lebih baik.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Hamalik (2002: 11) adalah hasil belajar yang dicapai dari usaha seseorang untuk mengubah dirinya dengan jalan memperoleh kecakapan baru dan hasil perubahan itu diperoleh melalui latihan dan pengalaman. Sedangkan Mochtar Buchori (2001: 94) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai atau ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka-angka atau huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing siswa dalam perilaku tertentu. Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, yang berupa angka, huruf atau tindakan yang mencerminkan hasil yang telah dicapai tersebut.

Dimyati Mahmud (2003: 13) mengatakan “Prestasi belajar adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat berlangsungnya kegiatan belajar”. Menurut Nasution (2001: 34) bahwa “Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku berkat pengalaman dan latihan”. Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002: 23) “Prestasi belajar adalah hasil yang diperobel yang berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar”. Dari pendapat ini dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar adalah berupa kesan-kesan dan perubahan tingkah laku dalam hal ini berupa nilai yang diwujudkan dalam angka.

(36)

commit to user

siswa dalam periode tertentu “. Prestasi belajar merupakan penilaian hasil usaha siswa dalam jangka waktu tertentu yang berbentuk angka atau huruf. Adapun prestasi belajar tertentu adalah setalah siswa melakukan kegiatan belajar, dan diadakan penilaian atau evaluasi.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar dan diadakan evaluasi atau penilaian yang berbentuk simbol, angka atau huruf dalam jangka waktu tertentu.

d. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pencapaian prestasi belajar anak tidak hanya tergantung dari anak itu sendiri, akan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor luar dari anak yang sedang melakukan pembelajaran. Menurut Slameto (2003: 54) prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor berasal dari dalam diri anak dan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar anak. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 138) prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Faktor Intern/Dalam

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang belajar. Faktor intern diantaranya :

a) Faktor jasmani, adalah kondisi fisik yang terjadi atau dialami individu saat belajar. Kondisi jasmani pada umumnya sangat berperan terhadap siswa. Faktor fisiologis diantaranya : (1) kondisi fisik dan (2) kondisi panca indera.

(37)

commit to user

c) Faktor kelelahan, faktor kelelahan ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan atau untuk mendapatkan sesuatu menjadi hilang.

2) Faktor Ekstern/Luar

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor ekstern diantaranya :

a) Faktor keluarga, adalah faktor yang berasal dari dalam keluarga. Dengan kondisi yang kurang mendukung dapat menyebabkan seseorang yang tengah belajar tidak dapat berkonsentrasi. Faktor ini diantaranya : (1) cara orang tua mendidik, (2) relasi antar anggota keluarga, (3) suasana rumah, (4) keadaan ekonomi keluarga, (5) pengertian orang tua, dan (6) latar belakang kebudayaan.

B. Faktor sekolah, faktor ini diantaranya : (1) metode mengajar, (2) kurikulum, (3) relasi guru dengan siswa, (4) relasi siswa dengan siswa, dan (5) disipin sekolah.

C. Faktor masyarakat, kondisi masyarakat yang dapat mempengaruhi prestasi belajar diantaranya : (1) kegiatan siswa dalam masyarakat dan (2) bentuk kehidupan masyarakat (Slametto, 2003: 54-72).

Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi anak, pendidik harus lebih berhati-hati dalam setiap menjalankan tugas keprofesionalannya, karena dari tugas guru ini akan menumbuhkan generasi bangsa yang siap meneruskan kepemimpinan bangsa, mewujudkan manusia yang berkualitas, mampu membangun dirinya, bangsa dan negara.

Menurut Ngalim Purwanto (2005: 102) membagi faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi 2, yaitu :

1) Faktor individual

(38)

commit to user

2) Faktor dari luar individu

Faktor dari luar individu meliputi faktor keluarga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat belajar serta lingkungan dan kesempatan.

Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor individu yang belajar dan sebagai faktor pendukung adalah faktor dari luar individu.

Dalam penelitian ini prestasi belajar yang dimaksudkan adalah prestasi belajar dalam mata pelajaran Matematika. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar dan diadakan evaluasi atau penilaian yang berbentuk simbol, angka atau huruf dalam jangka waktu tertentu. Angka, bilangan, simbol, ataupun huruf adalah sebagai lambang. Secara skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10, dimana

angka-angka itu berarti:

1 = amat buruk 6 = cukup

2 = buruk 7 = lebih dari cukup

3 = amat kurang 8 = baik

4 = kurang 9 = amat baik

5 = tidak cukup 10 = istimewa

Dapat juga dengan huruf sebagai berikut : A = Istimewa

B = Baik C = Cukup D = Kurang

E = Sangat Kurang

e. Pengertian Matematika

(39)

commit to user

kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi (Depdikbud, 1999: 91).

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kaut sejak dini. Dalam setiap kesempatan pembelajaran matematika hendahnya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika (KTSP Kelas V, 2009: 9).

Menurut Soedjadi (2000: 13) merumuskan pengertian matematika sebagai berikut : 1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik, 2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi, 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logic dan berhubungan dengan bilangan, 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk, 5) Matematika adalah pengetahuan tentangn struktur-struktur yang logik, 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.

Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2007: 1), adalah bahasa symbol, ilmu dedektif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur-unsur yang tidak didefinisaikan, ke unsur-unsur yang didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.

(40)

commit to user

“Matematika di samping sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkan manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas”. Kline dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 252) juga mengemukakan bahwa “Matematika merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga melupakan cara bernalar induktif “.

Menurut Paling dalam Mulyono Abdurrahman (2003:252), “Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:723) ditulis pengertian matematika sebagai berikut, “Matematika adalah ilmu tentang bilangan dan prosedur operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan.”

Taylor dan Francis Group (2008), “Mathematics is pervanding every study and technique in our modern world. Bringing ever more sharpy into focus the responsibilities laid upon those whose task it is to tech it. Most prominent among these is the difficulty of presenting an interdisciplinary approach so that one professional group may benefit from the experience of others.

Taylor dan Francis Group (2000), mengemukakan bahwa “Matematika mencakup setiap pelajaran dan teknik di dunia modern ini.Matematika memfokuskan pada teknik pengerjaan tugas-tugasnya. Hal yang sangat mencolok yaitu mengenai kesulitan dalam mengaplikasi pendekatan interdisciplinary (antar cabang ilmu pengetahuan), oleh karena itu para pakar bisa memperoleh pengetahuan dari cabang ilmu pengetahuan yang lainnya. (www.tandf.Co.uk/.../ 0020739x.asp Journal International of Mathematical Education in Sciencise and

Technology Acces, Kamis 16 Maret 2011).

(41)

commit to user

daya pikir manusia, serta berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

f. Tujuan Pembelajaran Matematika di SD

Tujuan kurikulum yang harus dicapai oleh pengajaran matematika sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebagai berikut:

Dengan matematika diharapkan dapat memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar matematika dalam rangka penguasaaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Tujuan umum diberikannya matematika dijenjang Pendidikan dasar dan Pendidikan Umum adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan anak didik agar dapat menggunakan matematika secara tepat dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Mempersiapkan anak didik agar sanggup menghadapi perubahan-perubahan keadaaan di dalam dunia yang senantiasa berubah ini, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis da rational, tertib dan cermat, obyektif, kreatif dan efektif (KTSP Dipdiknas, 2009: 27).

Sedangkan tujuan khusus pengajaran Matematika di SD berdasarkan KTSP SD/MI adalah sebagai berikut :

1) Siswa memiliki kemampuan dalam memahami konsep Matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. 2) Siswa dapat menggunakan penalaran pada pola dan sifat melakukan manipulasi

Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan Matematika.

3) Siswa dapat memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merencanakan model Matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

(42)

commit to user

5) Siswa dapat memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki raas ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari Matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (KTSP Depdiknas, 2009: 27).

g. Pengertian Pecahan

Menurut Muchtar A. Karim (1998: 6.4), “Pecahan adalah perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu benda atau himpunan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap himpunan semula”. Maksud dari “perbandingan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu benda” adalah apabila suatu benda dibagi menjadi beberapa bagian yang sama, maka perbandingan setiap bagian tersebut dengan keseluruhan bendanya menciptakan lambang dasar suatu pecahan. Sedangkan maksud dari “himpunan bagian yang sama terhadap keseluruhan dari suatu himpunan terhadap himpunan semula” yaitu suatu himpunan dibagi atas himpunan bagian yang sama, maka perbandingan setiap himpunan bagian yang sama itu terhadap keseluruhan himpunan semula akan menciptakan lambang dasar sutu pecahan.

Menurut Heruman (2007: 43), “Pecahan diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh. Dalam ilustrasi gambar, bagian yang dimaksud adalah bagian yang diperhatiakn, yang biasanya ditandai denagn arsiran. Bagian inilah yang dinamakan denagn pembilang. Adapaun bagian yang utuh adalah bagian yang dianggap sebagai satuan, dan dinamakan penyebut”.

Cholis Sa’dijah (2003: 73) mengemukakan bahwa “Pecahan merupakan bilangan yang dapat dinyatakan sebagai perbandinagn dua bilangan cacah a dan b, ditulis " dengan syarat b 0. Dengna demikian secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu : (1) pecahan biasa, (2) pecahan decimal, (3) pecahan persen, (4) pecahan campuran”.

(43)

commit to user

Jika p dan q bilangan cacah dengan q 0, maka merupakan bilangan pecahan

dengan p disebut pembilang dan q disebut penyebut”

Bertolak dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah bilangan yang mempunyai jumlah kurang atau lebih dari utuh, terdiri dari pembilang dan penyebut, pembilang merupakan bilangan terbagi, dan penyebut merupakan bilanagn pembagi.

Cara pengenalan konsep pecahan akan lebih bermakna apabila didahului denagn soal cerita yang menggunakan obyek nyata, misalnya buah apel, sawo, jeruk atau kue. Alat peraga selanjutnya berupa bangun datar seperti persegi, lingkaran yang nantinya akan sangat membantu dalam pemahaman konsep.

Misalnya pada pecahan ̊. Pada pecahan tersebut dapat diperagakan dengan langkah sebagi berikut :

1) Melipat kertas berbentuk lingkaran atau persegi sehingga menjadi dua bagian yang lipatannya tepat menutupi bagian yang lainnya.

2) Bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang dikehendaki, sehingga didapat gambar sebagai berikut :

3) Pecahan ̊ dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua.

4) Angka “1” disebut pembilang, yaitu merupakan daerah pembilangan.

5) Angka “2” disebut penyebut, yaitu merupakan 2 bangian yang sama dari keseluruhan.

(44)

commit to user

h. Jenis-jenis Pecahan

Banyak ahli yang menyebutkan tentang jenis-jenis pecahan. Muchtar A. Karim dan Djamus Widagjo (1998: 6.8) membagi pecahan menjadi dua macam, yaitu pecahan murni atau sejati dan pecahan campuran.

1) Pecahan Murni atau Sejati

Pecahan murni atau sejati meripakan pecahan yang pembilangnya lebih kecil

dari penyebutnya. Contohnya , ,̊, dan seterusnya. 2) Pecahan Campuran

Pecahan campuran merupakan pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dengan pecahan murni, misalnya 1 , 2̊, 4 ,dan seterunya. Cara penulisan pecahan

campuran di atas dapat ditulis sebagai berikut : ), ,̊),dans seterusnya.

Wikipedia (2010: 1) berpendapat bahwa jenis-jenis pecahan ada 6 jenis, yaitu :

1) Pecahan biasa, adalah pecahan yang pembilangnya lebih kecil dari pennyebutnya, misalnya ̊, , ,dan seterusnya.

2) Pecahan campuran, meripakan pecahan yang terdiri dari pecahan biasa dan bilangan bulat. Misalnya 2 , 1̊, 1̊,dan seterusnya.

3) Pecahan desimal, merupakan bilangan yang didapat dari hasil pembagian suatu pembilang dengan penyebutnya dan ditulis dengan menggunakan tanda koma (,).

Contoh : 0,3 didapat dari 3 dibagi10 0,65 didapat dari 65 dibagi 100

4) Pecahan persen artinya perseratus, yaitu suatu bilangan yang dibagi dengan angka seratus.

Contoh : 2 % berarti

̊ƼƼ sama dengan 0,02

10 % berarti ̊Ƽ

̊ƼƼ sama dengan 0,10 atau 0, 1

5) Pecahan permil atau perseribu, artinya pecahan dengan pembagi seribu dan memiliki tanda %o

(45)

commit to user

25 %o dibaca 25 permil

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pecahan banyak jenisnya, yaitu pecahan biasa, pecahan campuran, pecahan decimal, persen, dan permil.

i. Operasi Pecahan

Operasi atau yang lebih akrab disebut sebagai menghitung atau berhitung adalah membilang, menjumlah, mengurangi, mengkali, membagi, yaitu mengerjakan hitungan (Nurhasanah dan Didik Tuminto, 2007: 243). Dalam penelitian ini, operasi yang akan disampaikan adalah tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, campuran, dan desimal.

1) Operasi Penjumlahan (additional) Pecahan

Menurut Didik Junaedi (2008: 8) jumlah adalah total dari beberapa bilangan yang ditambah semuanya. Misalnya 2 + 5 + 4 =11. Sedangkan menurut David Glover (2008: 4) additional is finding the total of two or more number the plus (+ ) in an additional sum show that numbers are being added

together. Maksudnya penjumlahan adalah cara menemukan jumlah total dua bilangan atau lebih dengan menggunakan tanda “+”.

Dengan demikian operasi penjumlahan adalah menjumlahkan yang terkait dengan pecahan.

Contoh 1 : + =⋯

(46)

commit to user

Karena penyebut dari + sudah sama, dengan demikian + =⋯

tinggal dioperasikan saja, sehingga menjadi dan disederhanakan menjadi 1.

Contoh 2 : + 1̊ =⋯

Karena pada soal di atas penyebutnya belum sama, maka harus disamakan dulu dengan cara menentukan KPK dari 7 dan 2, yaitu 14.

Maka

+ 1

̊

=

+ 1

̊

= 6 14+ 1

7 14

= 113 14

Contoh 3 : 0,81 + 0,65 + 0,21 = …

Kerena soal dia atas merupakan penjumlahan pecahan decimal, maka kita harus memperhatikan nilai tempat. Soal di atas dapat diselesaikan dengan cara bersusun ke bawah.

0,81 0,65 + 1,46 0,21 + 1,67

2) Operasi Pengurangan (subtraction) Pecahan Contoh 1 : − ̊ =⋯

Dalam operasi pengurangan, langkah yang dipergunakan hampir sama dengan operasi penjumlahan, hanya saja dikurangkan pembilangnya setelah sama penyebutnya.

(47)

commit to user

Contoh 2 : 2 − ̊ =⋯

Langkah yang dipergunakan dalam menyelesaikan pecahan campuran sama dengan pecahan biasa, namun apabila penyebutnya belum sama, maka harus disamakan dulu, dengan cara menentukan KPK dari kedua penyebut pecahan tersebut, kemudian baru dioperasikan sesuai pertanyaan. KPK dari 4 dan 3 adalah 12, maka soal di atas dapat diselesaikan sebagai berikut :

23

Kerena soal dia atas merupakan pengurangan pecahan decimal, maka kita harus memperhatikan nilai tempat. Soal di atas dapat diselesaikan dengan cara bersusun ke bawah.

Dalam menyelesaikan soal cerita, langkah yang perlu diperhatikan adalah mengubah soal menjadi kalimat matematika.

Contoh : Ayah membeli tali rafia ̊ m. kemudian membeli lagi m. berapa

(48)

commit to user

Dengan demikian panjang raffia ayah adalah m.

3. Tinjauan tentang Pengajaran Remedial a. Pengertian Pengajaran Remedial

Pengajaran remedial adalah pengajaran yang berfungsi untuk menyembuhkan dan membuat jadi lebih baik. Pembelajaran remedial ini bertolak dari konsep belajar tuntas (mastery learning). Pada tiap akhir kegiatan pembelajaran dari suatu unit pelajaran, guru melakukan evaluasi formatif, dan bagi anak-anak yang belum menguasai bahan pelajaran ini, diberikan pengajaran remedial, agar tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai.

Menurut Mukhtar dan Rusmini (2003: 7) menyatakan bahwa “Pengajaran remedial merupakan suatu bentuk pengajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkan, atau membetulkan pengajaran dan membuat menjadi lebih baik dalam rangka mencapai tujuan yang maksimal”. Pengajaran remedial adalah pengajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik. Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian berbeda.

Menurut Mulyadi (2010: 44), “Pengajaran remedial adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan, yang bermaksud membuat baik atau penyembuhan”.

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
Gambar 2. Spiral Tindakan Kelas
Gambar 3 Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif Milles Huberman,
Gambar 4.  Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama tindakan, dapat dijelaskan bahwa: motivasi belajar siswa pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 33,33%, pada siklus I

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama tindakan, dapat dijelaskan bahwa: motivasi belajar siswa pada kondisi awal sebelum tindakan adalah 33,33%, pada siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media

Berdasarkan hasil temuan penelitian selama 2 siklus yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran menggunakan metode kerja

Tidak berbeda jauh dengan tahapan-tahapan sebelumnya. Pembelajaran pada siklus III dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Pertemuan pertama digunakan untuk

(pla nning), penerapan tindakan (a ction), pengamatan (observation), dan refleksi (reflecting). Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang dalam satu siklus terdiri

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pelaksanaan tindakan selama tiga siklus dengan lima kali pertemuan, penerapan model inkuiri terbimbing dengan media konret dalam

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan 2 siklus yang terdiri dari 4 kali pertemuan. Prosedur pelaksanaan pada setiap siklus meliputi