• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Profil Peternak Dalam Usaha Ternak Domba Di Kecamatan Perbaungan Serdang Bedagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Profil Peternak Dalam Usaha Ternak Domba Di Kecamatan Perbaungan Serdang Bedagai"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA PROFIL PETERNAK DALAM USAHA TERNAK DOMBA

DI KECAMATAN PERBAUNGAN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH :

DARMA SINAMBELA

050306027

PETERNAKAN

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ANALISA PROFIL PETERNAK DALAM USAHA TERNAK DOMBA

DI KECAMATAN PERBAUNGAN SERDANG BEDAGAI

SKRIPSI

OLEH :

DARMA SINAMBELA

050306027

PETERNAKAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana

Di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Judul Skripsi

:

Analisa Profil Peternak Dalam Usaha Ternak Domba di

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Nama

: Darma Sinambela

NIM

: 050306027

Program Studi

: Peternakan

Disetujui Oleh,

Komisi Pembimbing

(Ir. Iskandar Sembiring.MM ) (Ir.Tri Hesti Wahyuni, M.Sc)

Ketua Anggota

Mengetahui,

( Dr. Ir. Ristika Handarini, MP)

Ketua Program Studi

(4)

ABSTRAK

DARMA SINAMBELA: Analisa Profil Peternak Dalam Usaha Ternak Domba di Kecamatan

Perbaungan Serdang Bedagai. Penelitian ini dibimbing oleh Iskandar Sembiring dan Tri Hesti

Wahyuni.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Sumatera Utara yang dimulai tanggal 15 Juli sampai 30 Agustus 2011. Tujuan penelitian ini

adalah untuk menganalisis pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

serdang Bedagai.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan unit analais keluarga

yang memelihara ternak domba. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah

Proportional

Stratified Random Sampling

yaitu dengan cara memilih 3 buah desa yaitu desa Pasar Bengkel

(populasinya rendah), desa Melati (populasinya sedang) dan desa Sei Sijenggi (populasinya

Tinggi). Sampel dari penelitian ini berjumlah 20 keluarga peternak domba yang didapat dari 30%

peternak masing-masing desa, yaitu desa Pasar Bengkel (4 peternak), desa Melati (6 peternak)

dan desa Sei Sijenggi (10 peternak).

Karateristik peternak yang diamati meliputi: jumlah ternak, Pendidikan, Pengalaman

beternak, Jumlah tenaga kerja, luas kandang, tujuan pemeliharaan, system pemeliharaan dan

umur yang mempengaruhi pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa penalamn beternak dangat

berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan peternak domba sedangkan tingkat pendidikan,

umur dan sistem pemeliharaan tidak berpengaruh terhadap pendapatan peternak domba.

Disimpulkan bahwa pengalaman beternak merupakan faktor yang sangat berpengaruh

dalam meningkatkan pendapatan peternak domba di kecamatan perbaungan kabupaten serdang

bedagai.

(5)

ABSTRACT

DARMA Sinambela: Profile Analysis of Livestock Sheep Breeders In Business in District

Perbaungan Bedagai Serdang. The research was led by Iskandar Sembiring and Tri Hesti

Wahyuni

.

The research was conducted in the District Perbaungan Serdang Bedagai North Sumatra,

which began on July 15 until August 30, 2011. The purpose of this study was to analyze the

incomes of sheep farmers in the Sub-District Perbaungan serdang Bedagai.

The research method used is survey method with a unit that maintains a family analais

sheep. The sampling method used is Proportional Stratified Random Sampling is a way to

choose 3 pieces of rural villages Markets Workshop (low population), Jasmine village

(population average) and the village of Sei Sijenggi (High population). Samples from this study

of 20 families graziers obtained from 30% of farmers in each village, the village of Market

Workshop (4 breeders), Village Melati (6 breeders) and Sei Sijenggi villages (10 farmers).

Characteristics of farmers who observed include: the number of livestock, education,

farming experience, number of workers, large cages, the purpose of maintenance, system

maintenance and age that affect the income of sheep farmers in the district Perbaungan Bedagai

Serdang.

Based on research results obtained that penalamn dangat influential in raising sheep

farmer incomes while increasing educational level, age and maintenance of the system does not

affect the income of sheep farmers.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

karunia-Nya yang telah memberikan penulis kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Analisa Profil Peternak dalam Usaha Ternak Domba Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai“ yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ir Iskandar Sembiring,

MM selaku ketua komisi pembimbing dan Ir. Tri Hesti Wahyuni, M.Sc selaku anggota komisi pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahannya dalam penulisan skripsi ini.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2011

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………...……...

ABSTRACT………....

KATA PENGANTAR………..…...

DAFTAR TABEL………..

DAFTAR LAMPIRAN……….

PENDAHULUAN

Latar Belakang……….

Identifikasi Masalah………

Tujuan Penelitian ………....

Hipótesis Penelitian……….

Kegunaan Penelitian………

TINJAUAN PUSTAKA

Usaha Peternakan Rakyat………...……….

Skala Pemilikan………...

Pendapatan Usaha Ternak………...………

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian………

Metode Penentuan Responden Penelitian ………

Metode Pengumpulan Data ……….……….

(8)

Metode Analisis Data………

Karateristik Sosial Ekonomi Peternak Penelitian ini Meliputi …………

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Pemeliharaan………...

Pemberian Pakan dan minum…….………

Pembersihan Kandang………

Pembersihan Ternak Domba………..

Pengendalian Penyakit………

Karateristik Responden………..

Pengaruh Variabel Terhadap Pendapatan Peternak Domba………...

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ……...………..………...

Saran………..…...

DAFTAR PUSTAKA…...………

16

18

19

19

20

20

21

21

23

28

28

(9)

DAFTAR TABEL

Hal

1 Populasi ternak domba di kabupaten Serdang Bedagai dalam kecamatan……..

6

2 Populasi ternak domba di kecamatan Perbaungan kab. Serdang Bedaga…….

7

3 Karateristik responden di daerah penelitian tahun 2010………..

21

4 Analisis varian pendapatan dan hasil penduga variabel………...

23

5 Analisis regresi linier berganda pengaruh, pengalaman beternak, tingkat

pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan terhadap pendapatan

peternak domba di kecamatan perbaungan kabupaten serdang bedagai……….

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

1

Karateristik Responden di Daerah Penelitian Tahun 2006………...

32

2

Karateristik Responden di Daerah Penelitian Tahun 2007………...

33

3

Karateristik Responden di Daerah Penelitian Tahun 2008………...

34

4

Karateristik Responden di Daerah Penelitian Tahun 2009………...

35

(11)

ABSTRAK

DARMA SINAMBELA: Analisa Profil Peternak Dalam Usaha Ternak Domba di Kecamatan

Perbaungan Serdang Bedagai. Penelitian ini dibimbing oleh Iskandar Sembiring dan Tri Hesti

Wahyuni.

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Sumatera Utara yang dimulai tanggal 15 Juli sampai 30 Agustus 2011. Tujuan penelitian ini

adalah untuk menganalisis pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

serdang Bedagai.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan unit analais keluarga

yang memelihara ternak domba. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah

Proportional

Stratified Random Sampling

yaitu dengan cara memilih 3 buah desa yaitu desa Pasar Bengkel

(populasinya rendah), desa Melati (populasinya sedang) dan desa Sei Sijenggi (populasinya

Tinggi). Sampel dari penelitian ini berjumlah 20 keluarga peternak domba yang didapat dari 30%

peternak masing-masing desa, yaitu desa Pasar Bengkel (4 peternak), desa Melati (6 peternak)

dan desa Sei Sijenggi (10 peternak).

Karateristik peternak yang diamati meliputi: jumlah ternak, Pendidikan, Pengalaman

beternak, Jumlah tenaga kerja, luas kandang, tujuan pemeliharaan, system pemeliharaan dan

umur yang mempengaruhi pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa penalamn beternak dangat

berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan peternak domba sedangkan tingkat pendidikan,

umur dan sistem pemeliharaan tidak berpengaruh terhadap pendapatan peternak domba.

Disimpulkan bahwa pengalaman beternak merupakan faktor yang sangat berpengaruh

dalam meningkatkan pendapatan peternak domba di kecamatan perbaungan kabupaten serdang

bedagai.

(12)

ABSTRACT

DARMA Sinambela: Profile Analysis of Livestock Sheep Breeders In Business in District

Perbaungan Bedagai Serdang. The research was led by Iskandar Sembiring and Tri Hesti

Wahyuni

.

The research was conducted in the District Perbaungan Serdang Bedagai North Sumatra,

which began on July 15 until August 30, 2011. The purpose of this study was to analyze the

incomes of sheep farmers in the Sub-District Perbaungan serdang Bedagai.

The research method used is survey method with a unit that maintains a family analais

sheep. The sampling method used is Proportional Stratified Random Sampling is a way to

choose 3 pieces of rural villages Markets Workshop (low population), Jasmine village

(population average) and the village of Sei Sijenggi (High population). Samples from this study

of 20 families graziers obtained from 30% of farmers in each village, the village of Market

Workshop (4 breeders), Village Melati (6 breeders) and Sei Sijenggi villages (10 farmers).

Characteristics of farmers who observed include: the number of livestock, education,

farming experience, number of workers, large cages, the purpose of maintenance, system

maintenance and age that affect the income of sheep farmers in the district Perbaungan Bedagai

Serdang.

Based on research results obtained that penalamn dangat influential in raising sheep

farmer incomes while increasing educational level, age and maintenance of the system does not

affect the income of sheep farmers.

(13)

PENDAHULUAN

Latar belakang

Ternak merupakan komponen penting dalam suatu sistem usahatani di berbagai tempat di

Indonesia. Walaupun kebutuhan hidup pokok bagi keluarga petani dipenuhi oleh tanaman pangan,

namun produksi ternak sering kali merupakan sesuatu yang penting bagi petani untuk bisa memperoleh

uang tunai, tabungan, modal, penyediaan pupuk kandang, tenaga hewan tarik, dan merupakan bahan

makanan berkulitas tinggi bagi anggota rumah tangga (Hardjosworo dan Levine, 1987).

Domba diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena pakan utamanya adalah tanaman atau

tumbuhan, meskipun demikian, domba lebih menyukai rumput dibanding dengan jenis pakan lainya.

Domba juga merupakan hewan mamalia, karena menyusui anak-anaknya. Sistem pencernaan yang khas

di dalam rumen menyebabkan domba juga tergolong sebagai hewan ruminansia. Sistem pencernaan

yang khas inilah yang menyebabkan domba mampu mengkonversi pakan-pakan berkualitas relatif

rendah menjadi produk bergizi tinggi.

Daging sangat besar manfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani, namun

penyediaan daging belum mencukupi kebutuhan konsumsi yang terus meningkat. Salah satu

penyebabnya adalah laju peningkatan permintaan tidak dapat diikuti dengan laju peningkatan produksi

(14)

Hasil daging yang diperoleh sangat berhubungan dengan penyebaran populasi ternak pada

suatu daerah. Lebih mendukung lagi apabila pengolahan ataupun pemeliharaan yang dilakukan secara

modern. Namun pemeliharaan yang dilakukan masih jauh dari modernisasi. Ternak domba di Indonesia

sebagian besar dipelihara dengan cara semi-intensif yaitu dengan cara pemeliharaan sebagian waktu

dikandangkan dan sebagian waktu digembalakan. Domba dipelihara sebagai usaha sampingan dengan

usaha pokok adalah bertani.

Sistem pemeliharaan yang digunakan oleh para peternak terdiri atas beberapa cara yaitu

dengan sistem pemeliharaan intensif (dengan pemeliharaan sepenuhnya dikandangkan), semi intensif

(dengan cara pemeliharaan sebagian waktu di kandangkan dan sebagian waktu digembalakan) dan

pemeliharaan ekstensif (dengan pemelihaan sepenuhnya digembalakan).

Usaha ternak domba umumnya merupakan usaha sampingan yaitu bagian dari usaha pertanian.

Ternak ini dipelihara secara tradisional, yakni pemberian pakan masih terbatas (hijauan pakan ternak

yang tersedia berupa rumput-rumputan dan semak dengan sedikit atau tidak ada pakan tambahan) dan

belum ada manajemen yang terarah (Sugeng, 2000).

Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha ternak

komersil. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang di hadapi.

Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak

tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah

cabang usaha atau memperbesar skala usaha. Demikian halnya fenomena yang terjadi di Sumatera

Utara sehingga menimbulkan pertanyaan dengan populasi ternak domba yang tidak merata dan sistem

pemeliharaan seperti di atas apakah mempengaruhi besarnya pendapatan pada masyarakat peternak

(15)

Sehubungan dengan hal diatas maka penulis mencoba untuk meneliti dan menganalisis

faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak domba pada suatu daerah berdasarkan jumlah

kepemilikan ternak domba dan sistem pemeliharaan ternak domba.

Kecamatan Perbaungan merupakan salah satu daerah penyebaran populasi ternak di Kabupaten

Serdang Bedagai yang berpotensi untuk dikembangkanya populasi ternak domba. Karena kawasan

tersebut termasuk salah satu wilayah di Propinsi Sumatera Utara yang perkembangan populasi ternak

dombanya pada tahun 2009 mencapai 12.004. (Badan Pusat Statistik, 2009).

Identifikasi Masalah

Usaha ternak domba dalam bentuk usahatani merupakan salah satu usaha yang dikelola oleh

petani/peternak dengan peran ekonomi yang relatif terbatas. Usaha ternak domba merupakan salah

satu jenis usaha yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang

Bedagai. Usaha peternakan ini ada yang dijadikan sebagai pekerjaan utama, ada juga yang dijadikan

pekerjaan sampingan.

Permasalahan umum yang perlu diketahui antara lain berkaitan dengan hal–hal penting yang

menyangkut segi ekonomi peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan adakah pengaruh

pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaannya terhadap

pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur besarnya pengaruh pengalaman beternak, tingkat

pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan ternak terhadap pendapatan peternak domba di

(16)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti menduga sementara bahwa ada pengalaman

beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan ternak terhadap pendapatan

peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Kegunaan Penelitian

1. Menjadi acuan bagi peternak domba dalam melakukan pemeliharaan ternak domba guna

meningkatkan pendapatanya.

2. Bagi Instansi yang terkait khususnya dapat menjadi acuan dalam rangka pembangunan usaha

ternak domba di wilayah yang bersangkutan atau di daerah lain.

(17)
(18)

Domba merupakan jenis ternak potong yang tergolong ternak ruminansia kecil, hewan

pemamahbiak dan merupakan hewan mamalia yang menyusui anaknya. Di samping penghasil daging

yang baik, domba dan kambing juga menghasilkan kulit yang dapat di manfaatkan untuk berbagai

macam keperluan industri kulit (Cahyono, 1998).

Keberhasilan usaha peternakan domba tidak terbatas pada usaha pengembangan populasi

ternak yang dipelihara. Perawatan dan pengawasan terhadap kemungkinan serangan penyakit perlu

mendapat perhatian yang serius. Penyakit yang sulit di tanggulangi atau di sembuhkan serta berbahaya

bagi ternak yang lain harus di jauhkan. Dari segi ekonomi, apabila biaya pengobatan lebih tinggi

daripada nilai ternaknya, maka dianjurkan di jual sebagai ternak potong (Sodiq dan Abidin, 2002).

Kecamatan Perbaungan merupakan salah satu daerah penyebaran populasi ternak di Kabupaten

Serdang Bedagai yang berpotensi untuk dikembangkanya populasi ternak domba menjadi lebih baik lagi

karena kawasan tersebut termasuk salah satu wilayah di Propinsi Sumatera Utara yang perkembangan

populasi ternak dombanya pada tahun 2009 di Kecamatan Perbaungan mencapai 4.218. (Badan Pusat

(19)
[image:19.612.84.529.195.708.2]

Tabel 1. Populasi Ternak Domba di Kabupaten Serdang Bedagai dalam Kecamatan

No Kecamatan Luas

Wilayah(km2)

Jumlah Ternak domba

Jumlah KK

Kepadatan domba/KK

1 Perbaungan 111,620 4.218 923 4,569

2 Teluk Mengkudu 66,950 3.384 655 5,166

3 Pegajahan 93,120 2.420 317 7,634

4 Sipispis 145,259 2.273 238 9,550

5 Pantai Cermin 80,296 1.615 540 2,990

6 Serbajadi 50,690 1.570 452 3,473

7 Dolok Masihul 237,417 1.293 227 5,696

8 Sei Rampah 198,900 1.254 337 3,721

9 Bintang Bayu 95,586 832 136 6,117

10 Kotarih 78,024 664 113 5,876

11 Tebing Tinggi 182,291 617 270 2,285

12 Sei Bamban 72,260 590 610 0,967

(20)

14 Bandar Khalifah 116,000, 410 232 1,767

15 Tanjung Beringin 74,170 158 516 0,306

16 Silinda 56,740 150 178 0,842

17 Dolok Merawan 120,600 112 156 0,717

[image:20.612.84.529.455.702.2]

Sumber : Badan Pusat Statistik (2009)

Tabel 2. Populasi Ternak Domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

No Desa Luas Desa ( Ha)

Jumlah Ternak domba

Jumlah KK

Kepadatan domba/KK

1 Sei Sijenggi 292 521 114 4,570

2 Tanjung Buluh 729 497 112 4,438

3 Suka Beras 350 400 190 2,105

4 Deli Muda Hilir 643 469 243 1,930

5 Cinta Air 352 456 321 1,420

6 Lubuk Bayas 487 519 512 1,013

7 Pematang Tatal 232 352 425 0,828

(21)

9 Lubuk Rotan 365 385 520 0,740

10 Melati I 105 273 402 0,679

11 Lubuk Dendang 175 156 294 0,530

12 Adolina 1.723 135 290 0,465

13 Suka Jadi 445 320 887 0,360

14 Sei Buluh 83 264 808 0,326

15 Kesatuan 291 165 558 0,295

16 Tanah Merah 361 168 638 0,263

17 Kota Galuh 308 216 830 0,260

18 Melati II 1.180 261 1.027 0,254

19 Jumbur Pulau 274 233 943 0,247

20 Pematang Sijanom 4.710 237 1.425 0,166

21 Batang Terap 471 180 937 0,192

22 Sungai Naga Lawan 871 98 672 0,145

23 Lidah Tanah 638 92 965 0,095

24 Bengkel 145 87 990 0,087

25 Tualang 568 110 2.067 0,053

26 Cintaman Jernih 1.620 90 1.715 0,052

27 Simpang Tiga Pekan 164 87 2.402 0,036

28 Deli Muda Hulu 17 122 3.493 0,034

Sumber : Badan Pusat Statistik (2009)

Menurut Murtidjo (1993), potensi ekonomi ternak domba sebagai lapangan usaha memiliki

(22)

- Ternak domba relatif kecil dan cepat dewasa, sehingga usaha ternak domba memiliki

keuntungan ekonomi yang cukup tinggi.

- Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang dalam pemeliharaanya tidak memerlukan lahan

yang luas.

- Investasi usaha ternak domba membutuhkan modal relatif kecil

- Modal usaha untuk ternak domba lebih cepat berputar dibanding dengan jenis ternak

ruminansia besar yang lain.

- Domba memiliki sifat suka bergerombol sehingga memudahkan dalam pemeliharaanya.

Usaha Peternakan Rakyat

Usaha peternakan rakyat mempunyai ciri-ciri antara lain: skala usaha kecil dengan cabang usaha,

teknologi sederhana, produktivitas rendah, mutu produk kurang terjamin, belum sepenuhnya

berorientasi pasar dan kurang peka terhadap perubahan – perubahan (Cyrilla dan Ismail, 1988).

Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak Pada umunya ciri-ciri

usahatani yang ada di Indonesia berlahan sempit, permodalan terbatas, tingkat pengetahuan petani

yang terbatas dan kurang dinamis, serta pendapatan petani yang rendah (Soekartawi et al, 1986).

Usaha ternak domba merupakan pelengkap yang baik pada usaha pertanian tanaman pangan

dengan pemanfaatan bahan-bahan yang mungkin tidak dipergunakan dan penyerapan kelebihan tenaga

kerja pada kebanyakan keluarga tani, walaupun begitu usaha ini mampu memberikan fungsi sosial yang

sangat penting. Ternak domba berfungsi sebagai sumber dana untuk pendidikan anggota keluarga tani

(23)

Pengembangan domba sebagai salah satu ternak potong masih banyak mengalami hambatan

karena pemeliharaan domba dan kambing masih dilakukan secara tradisional. Pemberian pakannya

hanya sekedarnya tanpa memperhitungkan kebutuhan standar gizi. Bahkan sering dijumpai domba dan

kambing dilepas begitu saja untuk mencari makan sendiri. Tatalaksana program pemeliharaanya tidak

baik dan kandangnya hanya di buat sekedar tempat berlindung dari terik matahari disiang hari dan

dingin di malam hari (Cahyono, 1998).

Beberapa karakteristik sosial ekonomi peternak yang diduga berpengaruh terhadap pendapatan

peternak yaitu :

a. Pengalaman Beternak

Pengalaman seseorang dalam berusahatani berpengaruh terhadap penerimaan inovasi dari luar.

Dalam melakukan penelitian, lamanya pengalaman diukur mulai sejak kapan peternak itu aktif secara

msndiri mengusahakan usahataninya tersebut sampai diadakan penelitian

(Fauzia dan Tampubolon, 1991).

Mnurut Abidin dan Simanjuntak (1997), faktor penghambat berkembangnya peternakan pada

suatu daerah tersebut dapat berasal dari faktor-faktor topografi, iklim, keadaan social, tersedianya

bahan-bahan makanan rerumputan dan penguat. Disamping itu faktor pengalaman yang dimiliki

peternak masyarakat sangat menentukan pula berkembangnya peternakan didaerah itu.

b. Tingkat Pendidikan

Model pendidikan yang digambarkan dalam pendidikan petani bukan pendidikan formal yang

acap kali mengasingkan pertanian dan realitas. Pendidikan petani yang dikembangkan adalah

pendidikan yang memungkinkan tiap-tiap pribadi berkontak dengan orang lain, pekerjaan dan dengan

(24)

mendengarkan). Model pendidikan ini mempunyai ideal yang mengarah pada suatu sasaran agar petani

mempunyai mentalitas yang baik yang disertai dengan penguasaan majemen dasar serta memiliki skill

dalam praktek bertani, yang akhirnya membawa petani untuk memperoleh produksi yang optimal.

Produksi yang optimal tentu merupakan suatu langkah penting untuk memenuhi kebutuhan

(Wiryono, 1997).

Dengan adanya tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai

keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan keterampilan/pendidikan

yang dimiliki menyebabkan keterbatasan kemampuan untuk masuk dalam dunia kerja (Ahmadi, 2003).

Menurut Soekartawi (1986), menyatakan bahwa tingkat pendidikan peternak cenderung

mempengaruhi cara berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi baru.

Peternak yang tingkat pendidikannya lebih tinggi seharusnya dapat meningkatkan lebih besar

pendapatan peternak namun kenyataan di lapangan berbeda seperti yang telah diuraikan diatas karena

pada dasarnya pernak yang ada di daerah peneltian masih tergolong berpendidikan rendah.

c. Umur/usia

Semakin muda usia peternak (usia produktif 20-45 tahun) umumnya rasa keingintahuan

terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi terhadap introduksi teknologi semakin

tinggi Chamdi (2003).

d. Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan intensif yaitu domba yang dipelihara dilakukan secara intensif dengan

membutuhkan perhatian penuh dari pemiliknya, berupa kegiatan rutin sehari-hari dan kegiatan

insidental. Seumur hidup ternak berada di kandang dan tidak bisa berkeliaran kemana-mana (Mulyono

(25)

Sistem pemeliharaan semi–intensif adalah kegiatan pemeliharaan ternak domba dengan sistem

pengembalaan yang dilakukan secara teratur dan baik.dalam kondisi tertentu, pemilik sudah mulai

menaruh perhatian terhadap ternak domba yang dipeliharanya, terutama ketika ternak akan melahirkan

dan digemukan untuk dipotong dengan mengurung ternak domba selama sehari penuh. Dalam hal ini

pemilik sudah mulai menjaga kebersihan kandang dan memberikan obat-obatan/konsentrat sebagai

tambahan makanan (Mulyono dan Sarwono,2007).

Sistem pemeliharaan ekstensif merupakan beternak domba secara tradisional yaitu campur

tangan peternak terhadap ternak peliharaanya hampir tidak ada. Domba dilepas begitu saja dan pergi

mencari pakan sendiri di lapangan pengembalaan, pinggiran hutan atau tempat lain yang banyak

ditumbuhi rumput dan sumber pakan. Sesuai dengan habitat aslinya, domba menyukai pakan dari

tanaman di daerah perbukitan (Mulyono dan Sarwono,2007).

Skala Pemilikan

Menurut Sodiq dan Abidin (2002), berdasarkan skala usaha dan tingkat pendapatan peternak

usaha peternakan di klasifikasikan sebagai berikut:

1. Peternakan sebagai usaha sambilan.

Yaitu: tingkat pendapatan petani dari usaha ternaknya tidak lebih tinggi dari 30% total

pendapatanya.

(26)

Yaitu : petani mengusahakan pertanian campuran (mixed farming) dengan usaha ternak sebagai cabang usaha lainya, pendapatan petani berkisar antara 30%-70% dari total pendapatan usaha

ternak secara keseluruhan.

3. Peternakan sebagai usaha pokok.

Yaitu: usaha ternak menjadi usaha pokok, sedangkan usaha tani lainya hanya sebagai sambilan.

Tingkat pendapatan petani berkisar antara 70%-100% dari usaha ternak.

4. Peternakan sebagai usaha industri.

Yaitu: usaha peternakan sudah menjadi suatu usaha pemeliharaan ternak dengan komoditas

ternak terpilih (specialiced farming) dengan tingkat pendapatan mencapai 100%.

Pendapatan Usaha Ternak

Menurut Boediono (1998), biaya mencakup suatu pengukuran nilai sumberdaya yang harus

dikorbankan sebagai akibat dari aktivitas-aktivitas yang bertujuan mencari keuntungan. Berdasarkan

volume kegiatan, biaya dibedakan atas biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya adalah nilai dari semua pengorbanan ekonomis yaitu semua hal yang harus dikeluarkan

untuk membuat suatu produk, yang diperlukan, yang tidak dapat dihindarkan, dapat diperkirakan, dan

dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk (Cyrilla dan Ismail, 1988). Biaya tetap (fixed cost) adalah banyaknya biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi yang jumlah totalnya tetap pada volume

(27)

Asuransi, perbaikan rutin, pajak dan bunga modal termasuk kedalam biaya tetap, sedangkan

pakan, pupuk, bibit, obat – obatan, bahan bakar dan kesehatan ternak termasuk biaya tidak tetap (Kay

dan Edward, 1994).

Soeharjo dan Patong (1973), menyebutkan bahwa dalam analisis pendapatan diperlukan dua

keterangan pokok yaitu keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang ditetapkan.

Selanjutnya disebutkan bahwa tujuan analisis pendapatan adalah untuk menggambarkan keadaan

sekarang dan keadaan yang akan datang dari kegiatan usaha. Dengan kata lain analisis pendapatan

bertujuan untuk mengukur keberhasilan suatu usaha.

Analisis usaha

Analisis usaha ternak merupakan kegiatan yang sangat penting bagi suatu usaha ternak

komersil. Melalui hasil analisis ini dapat dicari langkah pemecahan berbagai kendala yang di hadapi.

Analisis usaha peternakan bertujuan mencari titik tolak untuk memperbaiki hasil dari usaha ternak

tersebut. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk merencanakan perluasan usaha baik menambah

cabang usaha atau memperbesar skala usaha. Hernanto (1996), menyatakan bahwa analisis usaha

dimaksudkan untuk mengetahui kinerja usaha secara menyeluruh. Ada tiga laporan utama yang

berkaitan dengan analisis usaha yaitu :

(1) arus biaya dan penerimaan (cash flow), yaitu berupa biaya operasional

(2) neraca (balance sheet), yaitu berupa harta, utang dan modal

(28)

Pendapatan (income statement) lebih menunjukkan kepada sumber-sumber penerimaan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk mencapai penerimaan tersebut. Berdasarkan data tersebut dapat

diukur keuntungan usaha dan tersedianya dana riil untuk periode selanjutnya. Menurut Suharno dan

Nazaruddin (1994), gambaran mengenai usaha ternak yang memilki prospek cerah dapat dilihat dari

analisis usahanya. Analisis usaha juga dapat memberikan informasi lengkap tentang modal yang

diperlukan, penggunaan modal, besar biaya untuk bibit, pakan, kandang serta lamanya modal akan

kembali dan tingkat keuntungan yang diperoleh.

Analisis pendapatan berfungsi untuk mengukur berhasil tidaknya suatu kegiatan usaha,

menentukan komponen utama pendapatan dan apakah komponen itu masih dapat di tingkatkan atau

tidak. Kegiatan usaha dikatakan berhasil apabila pendapatanya memenuhi syarat cukup untuk

memenuhi semua sarana produksi. Analisis usaha tersebut merupakan keterangan yang rinci tentang

(29)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Perbaunganterletak di Kabupaten Serdang Bedagai

berada pada dataran rendah dengan luas wilayah 206,02 km2. Sebelah utara berbatasan dengan

Kecamatan Pantai Cermin, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Teluk Mengkudu/Sei Rampah,

sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Rampah sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Deli Serdang pada bulan Juli tahun 2011 sampai dengan selesai. Iklim di daerah ini seperti

umumnya daerah-daerah lainya yang berada di kawasan Sumatera Utara. Kabupaten Serdang Bedagai

termasuk daerah yang beriklim tropis

(Badan Pusat Statistik Serdang Bedagai, 2007).

(30)

Responden terdiri dari para peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai. Metode responden yang digunakan adalah metode survei dengan unit analisis keluarga yang

memelihara ternak domba. Metode penarikan responden yang digunakan adalah sebagai berikut :

-

Pemilihan responden sesuai dengan :

1.

Pengalaman beterrnak yaitu lamanya responden menjalankan usaha ternak domba

2.

Tingkat pendidikan yaitu pendidikan formal (SD ,SMP , SMA) atau informal

3.

Umur/usia Peternak

4.

sistem pemeliharaan yang dilakukan yaitu ekstensif, semi intensif atau intensif

- Pada tahap pertama pemilihan 3 buah desa dari beberapa desa yang ada di Kecamatan

Perbaungan dengan metode penarikan responden secara Proportional Stratified Random Sampling (Wirartha, 2006), yaitu desa yang populasi ternak dombanya tinggi, desa yang populasinya sedang dan desa yang populasinya jarang. Dimana penentuan populasi ternak

domba tersebut ditentukan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang

Bedagai dalam angka 2009 dipilih 3 desa.

- Desa yang populasinya jarang (≤ 165 ternak domba/km2) yaitu desa pasar bengkel

- Desa yang populasinya sedang (166 – 331 ternak domba/km2) yaitu desa Melati II

- Desa yang populasinya padat (≥ 332 ternak domba/km2) yaitu desa Sei Sijenggi

Pada tahap kedua pemilihan responden secara acak sederhana, diambil masing-masing 30% dari seluruh

peternak dari setiap desa sampel. Wirartha, (2006) menyatakan bahwa untuk penelitian yang akan

menggunakan data statistik ukuran sampel paling kecil 30 % sudah dapat mewakili populasi.

(31)

Data yang di peroleh dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder

- Data Primer diperoleh langsung dari monitoring responden terhadap kegiatan usaha ternak

domba melalui wawancara dan pengisian daftar kuesioner (terlampir).

- Data Sekunder diperoleh dari berbagai instansi yang terkait seperti Badan Pusat Statistik

Serdang Bedagai, Kantor Kecamatan Perbaungan, Kantor Kepala Desa Sei Sijenggi, Kantor

Kepala Desa Melati II dan Kantor Kepala Desa Pasar Bengkel di Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil wawancara responden dilapangan diolah dan ditabulasi.

Kemudian data dianalisis dengan menggunakan metode analisis pendapatan dan diolah dengan model

pendekatan ekonometri dan dijelaskan secara metode deskriptif. Menurut Soekartawi (1995), untuk

menghitung pendapatan dari kegiatan beternak domba, dapat dihitung dengan rumus :

Keterangan:

Pd : adalah total pendapatan atau keuntungan yang diperoleh peternak domba (rupiah/tahun).

TR : adalah total revenue atau penerimaan yang diperoleh peternak domba (rupiah/tahun) TC : adalah biaya yang dikeluarkan peternak domba (rupiah/tahun).

(32)

Jumlah pendapatan ditabulasi secara sederhana, yaitu dengan menghitung pendapatan

peternak pada usaha beternak domba terhadap pendapatan keluarga di daerah penelitian.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan dapat dilihat dengan menggunakan Model Pendekatan Teknik Ekonometri dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda (alat bantu Software (SPSS 17) Statistical Package for Sosial Sciences). Menurut Djalal dan Usman (2002), model pendugaan yang digunakan:

Keterangan:

Ŷ :adalah pendapatan peternak (Y : topi) yang dipengaruhi berbagai faktor dalam memelihara ternak domba (rupiah)

a : adalah koefisien Intercept (konstanta) b1 b2 b3 b4 b5 b6 b7 : adalah koefisien regresi

X1 : pengalaman beternak (tahun)

X2 : tingkat pendidikan (tahun)

X3 : umur peternak (tahun)

D : sistem pemelihaan (variabel dummy)

µ : adalah Variabel lain yang tidak diteliti

Variabel-variabel pada hipotesis diuji secara serempak dan parsial untuk mengetahui apakah

variabel tersebut mempunyai pengaruh dominan atau tidak. Jika variabel tersebut berpengaruh secara

serempak maka digunakan uji F yakni :

(33)

(

1

)

/

(

1

)

/

2 2

=

k

n

r

k

r

F

Keterangan :

r2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah responden

- k = Derajat bebas pembilang

n-k-1 = Derajat bebas penyebut

Kriteria uji:

F-hit ≤ F-tabel... H0 diterima (H1 ditolak)

F-hit > F-tabel... H0 ditolak (H1 diterima)

Menurut Sudjana (2002), jika variabel berpengaruh secara parsial dapat diuji dengan uji t yakni :

Keterangan:

b = Parameter (i = 1,2,3,4)

n-k-1 = derajat bebas

S2bi = Standart error parameter b

1 1

Sb

b

T

hit

=

S2y123

=

1

2

 −

k

n

y

y

S2b1

(

)

=

2 123 2
(34)

S2y1234 = Standart error estimates

xi = Variabel bebas (i = 1,2,3,4)

Kriteria uji:

t-hit ≤ t-tabel... H0 diterima (H1 ditolak)

t-hit > t-tabel... H0 ditolak (H1 diterima

Karakteristik sosial ekonomi peternak penelitian ini meliputi :

-

Pengalaman beterrnak yaitu lamanya responden menjalankan usaha ternak domba (tahun)

-

Tingkat pendidikan yaitu pendidikan formal (SD ,SMP , SMA) atau informal (tahun)

-

Umur Peternak (tahun)

-

Sistem pemeliharaan yang dilakukan yaitu ekstensif, semi intensif atau intensif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Pemeliharaan

Sistem pemeliharaan ternak dan manajemen yang baik adalah kunci dari keberhasilan suatu

usahaternak domba. Umumnya sistem pemeliharaan domba di Kecamatan Perbaungan sebagian besar

sudah bersifat semi intensif dimana ternak tidak lagi digembalakan sepanjang hari. Ternak umumnya

sebagian waktu di kandangkan dan sebagian waktu di gembalakan.

Adapun kegiatan–kegiatan yang dilakukan peternak domba yang terdapat di daerah penelitian

(35)

1. Pemberian Pakan dan Minum

Domba akan tumbuh sehat dan berkembang biak dengan baik bila volume pakan yang diperoleh

cukup dan bergizi dan dilakukan menejemen pemeliharaan yang baik. Pakan merupakan unsur yang

sangat vital dalam usaha peternakan. Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi ternak

dapat menyebabkan defisiensi zat nutrisi makanan sehingga ternak mudah terserang penyakit.

Ketersediaan pakan yang cukup akan menghasilkan ternak yang sehat dan produktif. Jenis pakan domba

ada dua macam yaitu pakan pokok yang terdiri dari hiajuan (rumput, legume dan limbah pertanian) dan

pakan penguat ( suplemen, konsentrat, dan pakan tambahan).

Air untuk minum ternak juga mempunyai fungsi yang vital untuk proses pertumbuhan dan

perkembangan tubuh ternak. Penyediaan air minum harus terus menerus untuk semua kelompok umur

ternak.

Pemberian pakan dan minum ternak di daerah penelitian dilakukan oleh peternak sendiri yang

dibantu oleh anggota keluarganya seperti ibu dan anak-anaknya. Umumnya responden memberikan

pakan hijauan yang berupa rumput-rumputan yang telah diarit dan memberi sedikit garam yang telah

dilarutkan dengan air yang kemudian dicampurkan ke dalam tempat air minum ternak. Garam

diperlukan untuk menyimpan air dan sebagai sumber mineral di dalam tubuh serta mempermudah

proses pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan. Garam juga dapat digunakan untuk menarik

domba agar mau memakan hijauan yang belum pernah diberikan. Seluruh responden hanya memberi

pakan hijauan berupa rumput lapangan dan juga terkadang daun jagung yang didapat dari ladang

perternak. Pemberian pakan hijauan biasanya diberikan secukupnya kepada ternak.

(36)

Kandang adalah tempat tinggal ternak sehingga kandang menjadi salah satu faktor penting

dalam beternak. Dimana kebersihan kandang dapat menghindarkan ternak dari serangan penyakit.

Kandang sangat berpengaruh terhadap kesehatan ternaknya, terutama faktor kelembaban, kebecekan,

dan sarang lalat yang dapat mengganggu kenyamanan serta keleluasaan ternak. Letak kandang harus

terpisah dari rumah namun di daerah penelitian masih ada beberapa responden yang membuat

kandangnya menyatu dengan rumahnya

Di daerah penelitian kebersihan kandang dilakukan setiap hari dengan menggunakan sapu lidi,

sekop, cangkul. Kotoran dibersihkan dengan menggunakan sekop yang kemudian diangkat dengan

menggunakan angkong. kotoran tersebut dikumpulkan di lubang sementara yang biasanya berada di

belakang kandang. Setelah dikumpulkan beberapa hari, feses akan dijual nantinya kepada pembeli.

Penjualan feses bukan berdasarkan berat melainkan volume feses di dalam kereta sorong (angkong).

Pada umunya peternak tidak melakukan penyemprotan desinfektan pada kandangnya yang bertujuan

untuk membunuh kuman-kuman pembawa penyakit.

3. Pembersihan Ternak domba

Tujuan pembersihan ternak dmba adalah untuk mencegah timbulnya berbagai macam penyakit

dari parasit yang dapat membuat produktivitas ternak menurun. Di daerah penelitian pembersihan

ternak dilakukan dengan cara memandikan ternak. Kegiatan ini dilakukan bila tubuh ternak sudah

kelihatan kotor. Namun tidak semua peternak yang ada di daerah penelitian memandikan ternaknya

mereka membiarkan tubuh ternak dalam keadaan kotor hal ini dapat mengakibatkan ternak terserang

penyakit kurap, kudis, cacingan, dan penyakit mata.

(37)

Serangan penyakit dapat menimbulkan masalah yang berkepanjangan, seperti menghambat

pertumbuhan ternak sehingga dapat mengurangi keuntungan peternak. Penyakit yang sering

menyerang ternak domba di daerah penelitian adalah penyakit mencret. selain itu ada penyakit lain

seperti masuk angin, cacingan dan kaki lemah. Biasanya apabila ternak sakit peternak pertama kali

melakukan pengobatan secara tradisional dengan ramuan alami. Apabila ternak tidak sembuh juga,

maka peternak memanggil petugas dari Dinas Peternakan dimana petugas kesehatan ini diwakili oleh

inseminator untuk memberikan obat-obatan.

Karakteristik responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi karakteristik sosial dan ekonomi.

Karakteristik sosial peternak yang dianalisis adalah profil peternak domba meliputi: umur peternak,

tingkat pendidikan, pengalaman beternak dan sistem pemeliharaan. Sedangkan karakteristik ekonomi

responden yang dianalisis meliputi: total penerimaan dari usaha ternak dan total biaya produksi.

[image:37.612.85.527.527.706.2]

Karakteristik responden di daerah penelitian dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2. karakteristik responden di daerah penelitian tahun 2010

karakteristik peternak sampel satuan rentang rataan

Tingkat pendidikan tahun 6- 12 9,15

Pengalaman beternak tahun 1-6 2,7

Umur peternak tahun 25-50 33,4

Sistem pemeliharaan D 1-3 2

Total penerimaan dari usaha ternak Rp/tahun 400.000-27.840.000 8.502.000

(38)

Pendapatan bersih usahaternak Rp/tahun -4050000- 20.090.000 6.227.000

Keterangan : D = variabel dummy –

Sistem Pemeliharaan dimana : 1 = Ekstensif , 2 = Semi Intensif dan 3 = Intensif

Sumber: hasil pengolahan data primer2009

Pengalaman beternak domba menyebar antara 1 sampai 6 tahun dengan rataan 2,7 tahun.

Berdasarkan data tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat pengalaman beternak responden cukup,

tetapi kurang menguasai tentang teknik pengelolaan usahaternaknya.

Tingkat pendidikan peternak domba menyebar antara 6 sampai 12 tahun dengan rataan 9,15

tahun. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden rata-rata hanya tamat SMP ,sehingga

tingkat pendidikan responden digolongkan menengah. Pendidikan non formal di daerah penelitian yang

khusus mengenai usahaternak domba tidak begitu berjalan dengan baik.

Umur peternak menyebar antara 25 sampai 50 tahun dengan rataan 33,4 tahun. Hal ini

menunjukkan. Hal ini menunujukan bahwa responden masih berada dalam kategori umur produktif (16

sampai 60 tahun), sehingga potensi untuk bekerja dan mengelola usahaternaknya masih besar.

Pada usahaternak domba di daerah penelitian diperoleh total penerimaan dari

usahaternakdomba selama 1 (satu) tahun adalah berkisar antara Rp 400.000 sampai dengan Rp

27.840.000/tahun/ peternak dengan rataan sebesar Rp. 8.502.000/tahun/peternak.

Total biaya pengeluaran pada usahaternak domba meliputi biaya pakan, obat-obatan, tenaga

kerja, dan biaya lainnya .Menurut data yang diperoleh selama 1 (satu) tahun dari usahaternak domba

per responden adalah berkisar antara Rp. 150.000 sampai dengan Rp7.750.000 dengan nilai

(39)

Untuk pendapatan bersih setiap responden dari usahaternak domba selama 1 (satu) tahun

berkisar antara Rp -4050000 sampai dengan Rp 20.090.000dengan rataan sebesar Rp. 6.227.000per

tahun. Dari nilai rata-rata pendapatan keluarga dari usahaternak domba ini dapat digambarkan bahwa

responden kurang termotivasi untuk melakukan pengembangan usaha ternak dombanya, Mereka belum

melihat dengan baik bahwa ternak domba yang mereka usahakan ini dapat mendatangkan pendapatan

yang lebih besar lagi apabila dilakukan dengan serius.

Biaya lain-lain yang dikeluarkan oleh peternak untuk usaha ternak mencakup biaya perbaikan

kandang, biaya pembelian peralatan pendukung usaha ternak seperti kereta sorong (angkong), cangkul, sapu lidi, dan biaya bahan bakar.

Pengaruh variabel terhadap pendapatan peternak domba

Untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak domba di Kecamatan

Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai digunakan analisis regresi linier berganda, dimana yang

menjadi variabel bebas (independent) adalah pengalaman beternak (X1), tingkat pendidikan (X2), umur

peternak (X3) dan sistem pemeliharaan (D). Sedangkan yang menjadi variabel terikat/tidak bebas

(dependent) adalah pendapatan (Y).

Adapun hasil pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak domba di

[image:39.612.74.521.630.704.2]

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai dapat di lihat pada tabel berikut :

Tabel 6. Analisis varian pendapatanb dan hasil penduga variabel

Sumber Derajat Bebas F tabel F hitung Tingkat Signifikansi

(40)

Residual 12

Total 19

Sumber : Lampiran

Keterangan : a. Predictors: (constant), pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan

[image:40.612.79.533.562.697.2]

b. Dependent Variabel : Pendapatan peternak

Tabel 7. Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh, pengalaman beternak, tingkat pendidikan, umur peternak dan sistem pemeliharaan terhadap Pendapatan Peternak Domba Di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai

Variabel Koefisien Regresi Std.Error t-hitung Signifikan

Konstanta -3647608.431 11676400.084 -.312 0. 759

X1 1806288.894 1104937.504 1.635 0. 123

X2 -13509.196 614888.300 -.022 0. 983

(41)

Sumber: Lampiran

Berdasarkan Tabel di atas di peroleh persamaan sebagai berikut:

Ŷ = -3647608.431+ 1806288.894X1 –-13509.196X2 +245085.566X3 -1276925.139D1+

µ

Keterangan:

Ŷ : pendapatan peternak domba potong (baca : Y topi) X1 : pengalaman beternak (tahun)

X2 : tingkat pendidikan (tahun)

X3 : umur peternak (tahun)

D1 : sistem pemeliharaan (variabel dummy)

Berdasarkan Hasil Regresi di atas dapat diketahui:

Nilai Konstanta/Intersept adalah sebesar -3647608.431. Artinya apabila variabel bebas yaitu ,

pengalaman beternak tingkat pendidikan,umur peternak dan sistem pemeliharaan tidak ada maka

peternak domba akan mengalami kerugian sebesar nilai konstanta yaitu Rp 322.271,448.

D1 -1276925.139 2772592.278 -.461 0. 652

R square 0,794

Regresion 7,00E+14

Residual 2,00E+14

F-hitung (α=0,05) 6,596

(42)

1. R Square bernilai 79,4%, artinya bahwa semua variabel bebas pengalaman beternak tingkat

pendidikan,umur peternak dan sistem pemeliharaan mempengaruhi variabel terikat sebesar

79,4% dan selebihnya yaitu sebesar 20,6% dijelaskan oleh variabel lain (

µ)

yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

2. Secara serempak nilai F-hitung (6,596) lebih besar daripada F-tabel (4,60). Hal ini menunjukkan

bahwa secara serempak semua variabel tersebut yaitu pengalaman beternak tingkat pendidikan,

umur peternak dan sistem pemeliharaan berpengaruh secara nyata (ada pengaruh positif)

terhadap pendapatan peternak domba dengan taraf signifikansi 0.002a dan pada taraf

kepercayaan 76%.

3. Secara partial nilai t-hitung variabel yang mempengaruhi adalah variabel pengalaman beternak

(1.635) tingkat pendidikan (-.022), umur peternak (1.161) dan sistem pemeliharaan (-.461)

a.

Variabel pengalaman beternak tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak

domba, jika diukur pada tingkat kepercayaan 76% yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung (X2)

sebesar 1.635 lebih kecil dari nilai t-tabel (α = 0.05) yakni sebesar 4,60. Berdasarkan tingkat

pengalaman peternak, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peternak

memiliki pengalaman beternak 3-6 tahun (45%) dari total responden dan sebanyak 55%

yang pengalamannya dalam beternak kurang dari 3 tahun, dengan rata-rata pengalaman

beternak seluruhnya 2,7 tahun . Umumnya pengalaman beternak diperoleh dari orang

tuanya secara turun-temurun. Dengan pengalaman beternak yang cukup lama memberikan

indikasi bahwa pengetahuan dan keterampilan peternak terhadap manajemen

pemeliharaan ternak mempunyai kemampuan yang lebih baik. Namun di lapangan tidak

diperoleh pengaruh seperti yang diharapkan. Hal ini dapat disebabkan banyak peternak

(43)

kebiasaan-kebiasaan lama yang sama dengan sewaktu mereka mengawali usahanya sampai

sekarang.

b.

Variabel tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak

domba, jika diukur pada tingkat kepercayaan 76% yang ditunjukkan oleh nilai t-hitung (X2)

sebesar -0.022 lebih kecil dari nilai t-tabel (α = 0.05) yakni sebesar 4,60. Hal ini menunjukkan

bahwa pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan. Menurut Soekartawi

(1986), menyatakan bahwa tingkat pendidikan peternak cenderung mempengaruhi cara

berpikir dan tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi dan teknologi baru. Peternak yang

tingkat pendidikannya lebih tinggi seharusnya dapat meningkatkan lebih besar pendapatan

peternak namun kenyataan di lapangan berbeda seperti yang telah diuraikan diatas karena

pada dasarnya pernak yang ada di daerah peneltian masih tergolong berpendidikan

menengah.

c.

Variabel umur/usia pada peternak domba, jika diukur pada tingkat kepercayaan 76% yang

ditunjukkan oleh nilai t-hitung (X3) sebesar 1.161 lebih kecil dari nilai t-tabel (α = 0.05) yakni

sebesar 4,60. Hal ini menunjukkan bahwa umur/usia peternak tidan berpengaruh nyata

disebabkan karena kriteria umur peternak tidak mendorong peternak dalam

mengembangkan usahaternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

Bedagai. Faktor umur biasanya lebih diidentikkan dengan produktivitas kerja, dan jika

seseorang masih tergolong usia produktif ada kecenderungan produktivitasnya juga tinggi.

Chamdi (2003) mengemukakan, semakin muda usia peternak (usia produktif 20-45 tahun)

umumnya rasa keingintahuan terhadap sesuatu semakin tinggi dan minat untuk mengadopsi

terhadap introduksi teknologi semakin tinggi.

d.

Variabel sistem pemeliharaan tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak
(44)

ditunjukkan oleh nilai t-hitung (D1) sebesar -.461, lebih kecil dari nilai t-tabel (α = 0.05) yakni

sebesar 4,60. Berdasarkan sistem pemeliharaan, hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar peternak memiliki sistem pemeliharaan beternak dengan cara pemeliharaan

semi intensif sebesar 60% responden dan sebesar 40 % responden beternak dengan cara

intensif, hal ini disebabkan karena peternak tidak memiliki lahan untuk usaha ternak domba

tersebut, sehingga pengontrolan ternak domba belum maksimal. Menurut muyono dan

Sarwono (2007) domba yang diternakkan secara intensif membutuhkan perhatian penuh

dari pemiliknya, berupa kegiatan rutin sehari-hari dan kegiatan insidental. Seumur hidup

ternak berada di kandang dan tidak bisa berkeliaran kemana-mana.

Arti dari nilai persamaan berikut adalah :

Ŷ = -3647608.431+ 1806288.894X1 –-13509.196X2 +245085.566X3 -1276925.139D1+

µ

Bedasarkan model persamaan diatas dapat diinterpretasi bahwa:

a.Apabila variabel bebas Pengalaman Beternak (X3) mengalami kenaikan sebesar 1 tahun, maka

akan terjadi peningkatan pendapatan (Y) sebesar Rp. 2.021.796,756.

b.Apabila variabel bebas Pendidikan (X2) mengalami penurunan sebesar 1 tahun, maka akan terjadi

penurunan pendapatan (Y) sebesar 201748.359

c.Apabila variabel bebas Umur (X3) mengalami penurunan sebesar 1 tahun, maka akan terjadi

penurunan pendapatan (Y) sebesar Rp. 13509.196

d.Apabila variabel bebas sistem pemeliharaan (D1) adalah ekstensif, maka akan terjadi penurunan

(45)

e. Apabila variabel X1, X2, X3 dan D1 yang dianalisis dianggap nol (tidak melakukan aktivitas), maka

peternak domba akan menanggung biaya sebesar Rp 3647608.431/tahun atau Rp.303967,369

/bulan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis pendapatan peternak domba di Kecamatan Perbaungan

Kabupaten Serdang Bedagai dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pengalaman beternak merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan pendapatan

peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

2. Tingkat pendidikan, umur dan sistem pmeliharaan tidak berpengaruh kuat terhadap pendapatan

peternak domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai.

Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah :

Untuk Peternak :

Untuk meningkatkan pendapatan peternak domba di daerah penelitian diharapkan para peternak

yang baru memulai dapat meningkatkan pengalaman dalam beternak dengan cara belajar dari peternak

yang sudah berpengalaman dalam usaha ternak domba.

(46)

Kendala utama yang ada dalam upaya meningkatkan pendapatan peternak domba di daerah

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai diantaranya adalah permodalan yang masih sedikit

maka untuk itu di butuhkan peran pemerintah setempat untuk membuka kucuran modal dari semua

sumber daya yang dapat meningkatkan pendapatan peternak seperti lembaga keuangan mikro misalnya

koperasi simpan pinjam, lembaga kredit pedesaan dan lembaga non formal baik perorangan maupun

bentukperkumpulan (lembaga kelompok swadaya masyarakat dan lain-lain).

(47)

DAFTAR PUSTAKA

AAK, 1991. Petunjuk Beternak Domba Potong dan Kerja. Penerbit Kanisius, Jakarta.

Abidin, A. dan Simanjuntak, D., 1997. Ternak Domba Potong. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta

Ahmadi, A. H., 2003. Sosiologi Pendidikan. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Aritonang, D., 1993. Perencanaan dan Pengelolaan Usaha. Penebar Swadaya, Jakarta.

Badan Pusat Statistik., 2009. Kabupaten Serdang Bedagai . BPS Sumatera Utara, Medan.

Boediono, 1998. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No: 1. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Cahyono, B., 1998. Beternak Domba dan Kambing. Kanisius. Jakarta

Chamdi, A.N., 2003. Kajian Profil Sosial Ekonomi Usaha Kambing Di Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 29-30 September 2003. Bogor: Puslitbang Peternakan Departemen Pertanian.

Cyrilla, L., dan Ismail. A., 1998. Usaha Peternakan. Diktat Kuliah. Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(48)

Dinas Peternakan., 1983. Usaha Peternakan Perencanaan Usaha, Analisa dan Pengelolaan. Direktorat Jenderal Peternakan. Direktorat Bina Usaha Petani Ternak dan Pengolahan Hasil Peternakan, Aceh Tengah.

Djalal Nachrowi dan Usman Hardius., 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri. Edisi I. Cetakan I. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Fathoni, A. H., 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Fauzia, L., dan H. Tampubolon., 1991. Pengaruh Keadaan Sosial Ekonomi Petani Terhadap Keputusan Petani Dalam Penggunaan Sarana Produksi. Universitas Sumatera Utara Press, Medan.

Gunawan, Pamungkas, D., Affandhy. L. S., 1993. Domba Bali Potensi. Produktivitas dan Nilai Ekonomi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Hardjosworo. P .S, dan Levine.J.M.,1987., Pengembangn Peternrakan Di Indonesia., yayasan obor Indonesia. Jakarta.

Hernanto, F., 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Hernanto, F., 1993. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta

Kay, R. D. dan Edward, W. M., 1994. Farm Management. Third Edition. Mc. Graw-Hill. Inc, Singapore

Mulyono, S. dan B. Sarwono, 2007. penggemukan kambing potong. Penebar Swadaya, Jakarta.

(49)

Murtidjo, B.A., 1993. Memelihara Kambing Sebagai Ternak Potong dan Perah. Kanisius, Yogyakarta.

Sodiq, A., dan Z. Abidin., 2002. Penggemukan Domba..(Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis). Agromedia Pustaka, Jakarta

Soeharjo dan Patong., 1973. Sendi-sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soekartawi, A., Soeharjo, Dillon, j. L., hardaker, J. B., 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian Untuk Perkembangan Petani Kecil. UI – Press, Jakarta.

Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia, Jakarta.

Sugeng, Y. B., 1992.Memelihara Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suharno, B dan Nazaruddin., 1994. Ternak Komersial. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suradisasatra.K. 1993., Aspek-Aspek Sosial Dari Produksi Kambing dan Domba. Sebelas Maret University Press. Surakarta

Widjaja, K., 1999. Analisis Pengambilan Keputusan Usaha Produksi Peternakan. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

(50)

Lampiran. Karakteristik responden di daerah penelitian (Tahun 2010) N o Nama Peternak Jumlah Ternak

(ekor) Pendidikan

Pengalaman Beternak (Thn) Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Luas Kandang (M²) Tujuan Pemeliharaan Sistem pemelih araan Umur (tahun)

Total Penerimaan Usaha Ternak Domba (Rp/Thn)

1 Anto 20 9 3 1 24 1 3 30 6,400,00

2 Leman 40 6 5 1 24 2 2 32 9,920,00

3 Ian 30 12 2 1 32 2 2 26 3,840,00

4 Nuriadi 15 9 1 2 6 2 2 27 2,400,00

5 Sumardi 46 12 1 1 36 3 3 26 3,200,00

6 Asmayuddin 80 9 5 2 40 2 2 32 19,500,0

7 Hodori 15 9 4 1 21 2 2 50 9,152,00

8 Nia 6 12 1 1 21 3 2 25 1,900,00

9 Mino 68 6 3 1 30 3 2 52 21,200,0

1

0 Iyad 35 12 6 1 27 2 3 40 12,400,0

1

1 Sanyoto 30 12 3 3 40 2 3 38 7,300,00

1

2 Hasmijar 26 6 3 1 24 2 3 36 9,700,00

1

3 Mudin 8 9 2 2 16 2 2 29 400,00

1

4 Kasmar 20 6 2 1 12 3 3 28 5,960,00

1

5 Suhartono 28 9 2 1 30 2 2 36 5,344,00

1

6 Suharno 10 9 1 2 15 2 2 35 2,080,00

1

7 Ani 80 12 2 3 45 3 3 30 27,840,0

1

8 Marwan 30 6 2 2 20 2 3 28 4,640,00

1

9 Kasran 30 9 4 1 36 2 2 42 11,344,0

2

0 Barno 15 9 2 1 21 2 2 26 5,520,00

Total 632 183 54 29 520 44 48 668 170,040,000

Gambar

Tabel 1. Populasi Ternak Domba di Kabupaten Serdang Bedagai dalam  Kecamatan
Tabel 2. Populasi Ternak Domba di Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang    Bedagai
Tabel 2. karakteristik responden di daerah penelitian tahun 2010
Tabel 6. Analisis varian pendapatanb dan hasil penduga variabel
+2

Referensi

Dokumen terkait

Variabel skala usaha, umur peternak, lama pendidikan peternak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak.Sedangkan variabel pengalaman peternak, jumlah tanggungan keluarga

Hasil penelitian di Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo menunjukkan bahwa umur, pendidikan dan pengalaman beternak tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan peternak sapi potong

Parameter yang diamati meliputi: skala usaha, umur peternak dan pengalaman beternak yang mempengaruhi pendapatan peternak kerbau di Kecamatan Kerajaan Kabupaten Pakpak Bharat..

MANGATUR RAJAGUKGUK, 2016 “ Analisis Profil Peternak Terhadap Pendapatan Dalam Usaha Ternak Kambing Potong Rakyat Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai ” di

Apakah dalam beternak kambing anda menggunakan tenaga kerja.. Ya

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik peternak (umur, pendidikan, pengalaman beternak, dan jumlah tanggungan keluarga) dengan skala usaha ternak

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik peternak (umur, pendidikan, pengalaman beternak, dan jumlah tanggungan keluarga) dengan skala usaha ternak

Hasil analisis regresi linier berganda (tabel 7), koefisien regeresi linier berganda pengaruh bobot panen terhadap pendapatan peternak ayam broiler (pedaging) yaitu