• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Daya Tanggap dan Empati Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Daya Tanggap dan Empati Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH DAYA TANGGAP DAN EMPATI TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT. SRIWIJAYA AIR DISTRIK MEDAN

OLEH

JENNY ASTRI BR TARIGAN 110521006

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN EKSTENSI DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

(2)

ABSTRAK

PENGARUH DAYA TANGGAP DAN EMPATI TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT. SRIWIJAYA AIR DISTRIK MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh daya tanggap dan empati terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan dan untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Sriwijaya Air Distrik Medan sebanyak 100 responden. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi (penjelasan) dan hipotesis di uji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan nilai x yaitu 0.05 (5%).

Hasil penelitian membuktikan bahwa daya tanggap dan empati secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian juga ditemukan bahwa variabel daya tanggap dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

(3)

ABSTRACT

THE EFFECT OF RESPONSIVENESS AND EMPATHY FOR CUSTOMER LOYALTY AT PT. SRIWIJAYA AIR DISTRIK MEDAN

This research aims to identify and analyzed the effect of responsiveness and empathy for customer loyalty at PT. Sriwijaya Air Distrik Medan and to identify and analyzed dominant variable effect on customer loyalty at PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

The population in this research is customer loyalty of PT. Sriwijaya Air Distrik Medan as much as 100 respondents. Type of the research is use explanatory research (explanation) and result of hypothesis is 0.05 (5%) for x point has been checked with multiple linear regression.

The result of this research show that the responsiveness and empathy simultaneously and partialy has positive effect and significant for customer loyalty. Based on the results of research also showed that variable responsiveness is dominant effect for customer loyalty at PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan kasih-Nya,

peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Daya tanggap Dan

Empati Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera

Utara Medan.

Ucapan terima kasih yang begitu besar untuk kedua orang tua yang saya

sayangi M. Tarigan dan E. J Br Barus atas doa, nasehat, bimbingan, dan dukungannya selama penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan

bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar, Mec.Ac selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

(5)

5. Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang memberikan bantuan pada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada peneliti selama perkuliahan dan seluruh Pegawai Program Studi Manajemen.

7. Bapak Andrian Androvalus selaku District Manager dan Sittom Nababan selaku Reservasi Staff PT. Sriwijaya Air Distrik Medan atas segala waktu yang telah tersita untuk membantu dalam penelitian ini.

8. Adik-adik yang peneliti sayang Hedi Mardinata Tarigan, S.Kom dan Billy Septian Tarigan atas dukungan dan semangat yang telah diberikan kepada peneliti.

9. Terima kasih buat Rolin Gunawan Marolop Sihombing, S. Kom yang telah memberikan dukungan, semangat, serta perhatian kepada peneliti.

10.Teman-teman di Manajemen Ekstensi 2011: Putri, Rifa, Grace, boby, dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas motivasi, semangat, dan inspirasi serta pertemanan yang diberikan kepada peneliti.

Akhir kata, peneliti berdoa agar Tuhan Yesus Kristus membalas semua

kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dan semoga Tuhan memberkati

kita semua. Harapan peneliti agar skripsi ini dapat bermanfaat sebagai bahan atau

tambahan informasi untuk penelitian lebih lanjut bagi yang membutuhkan pada

umumnya dan mahasiswa Fakultas Ekonomi pada khususnya.

Medan, Desember 2013

(6)

Jenny Astri Br Tarigan

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ... 8

2.1.1 Jasa ... 8

2.1.1.1 Pengertian Jasa ... 8

2.1.1.2 Karakteristik Jasa ... 9

2.1.1.3 Klasifikasi Jasa ... 10

2.1.1.4 Bauran Pemasaran Jasa ... 12

2.1.2 Kualitas Pelayanan ... 14

2.1.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan ... 14

2.1.2.2 Dimensi Kualitas Pelayanan ... 18

2.1.2.3 Model Kualitas Pelayanan ... 20

2.1.2.4 Prinsip-Prinsip Kualitas Pelayanan ... 22

2.1.3 Loyalitas Pelanggan ... 23

2.1.3.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan ... 23

2.1.3.2 Karakteristik Pelanggan yang Loyal ... 24

2.1.3.3 Tahapan Loyalitas Pelanggan ... 25

2.1.3.4 Jenis Loyalitas Pelanggan ... 27

2.1.3.5 Loyalitas dan Siklus Pembelian ... 30

2.1.4 Pengertian dan Peran Transportasi ... 32

2.2 Penelitian Terdahulu ... 32

2.3 Kerangka Konseptual ... 34

(7)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 37

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 37

3.3 Batasan Operasional ... 37

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 38

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 40

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

3.6.1 Populasi ... 40

3.6.2 Sampel ... 41

3.7 Jenis Data ... 42

3.7.1 Data Primer ... 42

3.7.2 Data Sekunder ... 43

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 43

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Hipotesis ... 43

3.10 Teknik Analisis Data ... 46

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 46

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 46

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 47

3.10.4 Uji Hipotesis ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. Sriwijaya Air Distrik Medan ... 51

4.1.1 Sejarah PT. Sriwijaya Air ... 51

4.1.2 Visi dan Misi PT. Sriwijaya Air ... 52

4.1.3 Lambang dan Logo PT. Sriwijaya Air ... 53

4.1.4 Struktur Organisasi PT. Sriwijaya Air ... 54

4.1.5 Prestasi dan Penghargaan ... 56

4.1.6 Sekilas tentang Chandra Lie dan Sriwijaya Air .... 58

4.2 Hasil Penelitian ... 59

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 59

4.2.1.1 Analisis Deskriptif Responden ... 58

4.2.1.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 64

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 68

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 71

4.2.2.3 Uji Multikolinearitas ... 73

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 74

4.2.4 Uji Hipotesis ... 76

4.2.4.1 Uji Signifikan Simultan/Serempak (Uji-F) 76 4.2.4.2 Uji Signifikan Parsial/Individual (Uji-t) .. 77

4.2.4.3 Koefisien Determinasi (R2) ... 78

4.3 Pembahasan ... 79

(8)

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 84

LAMPIRAN ... 86

DAFTAR GAMBAR No. Gambar Judul Halaman 2.1 Siklus Pembelian ... 30

2.2 Kerangka Konseptual ... 35

4.1 Logo Sriwijaya Air ... 53

4.2 Histogram ... 69

4.3 Grafik Scatterplot ... 69

(9)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman 1.1 Data Kompetitor Dengan Perbandingan

Harga Tiket Pesawat Per Tanggal 24 April 2013... 3

1.2 Jumlah Pelanggan PT. Sriwijaya Air Distrik Medan Bulan Maret sampai dengan Mei 2013 ... 5

2.1 Kaitan Kepuasan Pelanggan dan Tingkat Loyalitas ... 18

2.2 Jenis Loyalitas Pelanggan ... 27

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 39

3.2 Instrument Skala Likert ... 40

3.3 Hasil Uji Validitas ... 44

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 45

4.1 Fungsional Organisasi/pejabat Perusahaan ... 55

4.2 Job Desk PT. Sriwijaya Air Distrik Medan ... 56

4.3 Deskriptif Responden Berdasarkan Umur ... 59

4.4 Deskriptif Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 60

4.5 Deskriptif Responden Berdasarkan Profesi ... 61

4.6 Deskriptif Responden Berdasarkan Periode Penggunaan ... 62

4.7 Deskriptif Responden Berdasarkan Tujuan Menggunakan ... 63

4.8 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Daya Tanggap ... 64

4.9 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Empati ... 65

4.10 Distribusi Pendapat Responden Terhadap Variabel Loyalitas Pelanggan ... 67

4.11 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 70

4.12 Hasil Uji Glejser ... 72

4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 73

4.14 Metode Enter ... 74

4.15 Hasil Regresi Linier Berganda ... 75

4.16 Hasil Uji Simultan/Serempak (Uji-F) ... 76

4.17 Hasil Uji Parsial/Individual (Uji-t) ... 77

4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 78

(10)

 

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lamp. Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 86

2. Daftar Distribusi Jawaban Responden ... 89

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 92

4. Hasil Uji Analisis Deskriptif ... 94

(11)

ABSTRAK

PENGARUH DAYA TANGGAP DAN EMPATI TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA PT. SRIWIJAYA AIR DISTRIK MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh daya tanggap dan empati terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan dan untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan PT. Sriwijaya Air Distrik Medan sebanyak 100 responden. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanasi (penjelasan) dan hipotesis di uji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan nilai x yaitu 0.05 (5%).

Hasil penelitian membuktikan bahwa daya tanggap dan empati secara simultan dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian juga ditemukan bahwa variabel daya tanggap dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF RESPONSIVENESS AND EMPATHY FOR CUSTOMER LOYALTY AT PT. SRIWIJAYA AIR DISTRIK MEDAN

This research aims to identify and analyzed the effect of responsiveness and empathy for customer loyalty at PT. Sriwijaya Air Distrik Medan and to identify and analyzed dominant variable effect on customer loyalty at PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

The population in this research is customer loyalty of PT. Sriwijaya Air Distrik Medan as much as 100 respondents. Type of the research is use explanatory research (explanation) and result of hypothesis is 0.05 (5%) for x point has been checked with multiple linear regression.

The result of this research show that the responsiveness and empathy simultaneously and partialy has positive effect and significant for customer loyalty. Based on the results of research also showed that variable responsiveness is dominant effect for customer loyalty at PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi transportasi saat ini yang sangat pesat membuat

persaingan dalam penyediaan jasa transportasi menjadi sangat tajam dan ketat.

Salah satunya adalah penyedia jasa transportasi bagi masyarakat agar tercapainya

kemudahan dan kepuasan masyarakat luas dalam menggunakan jasa transportasi

yang sangat penting bagi kehidupan. Terutama dalam era globalisasi dan

teknologi yang sangat maju dan berkembang.

Sektor transportasi memegang suatu peranan penting karena memudahkan

masyarakat dalam hal menjangkau suatu tempat untuk suatu tujuan tertentu.

Dengan prospek bisnis yang tidak hanya pada satu tempat atau satu wilayah

tertentu saja, transportasi sangatlah penting bagi seorang individu ataupun

organisasi bisnis untuk mendukung kegiatannya. Berkembangnya pola pikir

masyarakat tentang peluang bisnis yang lebih kuat mendorong masyarakat untuk

mencapai suatu tempat atau wilayah tertentu dengan waktu yang relatif singkat.

Karena itulah sarana transportasi mempunyai fungsi utama untuk mempermudah

seseorang mengunjungi suatu daerah yang tentunya semakin singkat waktu dalam

perjalanan tersebut semakin banyak pula kegiatan yang akan terjadi di wilayah

(14)

Salah satu jasa yang mempunyai peranan besar dalam perkembangan suatu

transportasi adalah jasa penerbangan. Jasa penerbangan memberikan suatu

kelebihan dalam hal waktu mencapai suatu tujuan dibandingkan jasa darat

maupun jasa laut. Dengan tingginya permintaan masyarakat akan penggunaan

jasa penerbangan akhir-akhir ini, maka hal ini juga menumbuhkan persaingan

pada perusahaan-perusahaan sejenis.

Dengan tingginya persaingan maka diharapkan bahwa masing-masing

perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen melalui kualitas

pelayanan. Dimana menurut Lupiyoadi (2001:148) terdapat lima dimensi kualitas

pelayanan yaitu keandalan (reliability), bukti fisik (tangibles), daya tanggap

(responsiveness), jaminan (assurance), dan empati (emphaty). Dari kelima

dimensi kualitas pelayanan tersebut terdapat dua dimensi kualitas pelayanan yang

dapat mewakili dari keseluruhannya, yaitu daya tanggap (responsiveness) dan

empati (emphaty).

Daya tanggap dan empati dapat mewakili dari kelima dimensi kualitas

pelayanan karena dari kedua dimensi tersebut sudah dapat terpenuhinya

kebutuhan dan keinginan pelanggan saat menggunakan jasa perusahaan

penerbangan, karena adanya pelayanan yang sigap, tanggap, mampu

berkomunikasi dengan baik, serta tidak memandang status sosial. Dengan

terpenuhinya kebutuhan dan keinginan tersebut maka dapat berpengaruh secara

positif terhadap loyalitas pelanggan pada perusahaan.

PT. Sriwijaya Air Distrik Medan merupakan sebuah kantor penjualan tiket

(15)

Distrik Medan dalam beberapa tahun belakangan ini banyak bermunculan

maskapai-maskapai penerbangan yang menawarkan rute penerbangan yang sama,

seperti yang terlihat pada Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1

Data Kompetitor Dengan Perbandingan Harga Tiket Pesawat Per Tanggal 24 April 2013  

Nama Pesawat Terbang Rute Penerbangan Harga Tiket Citilink Airlines Medan-Batam

Medan- Jakarta

Rp 346.000,. Rp 415.000,. Garuda Indonesia Medan-Padang

Medan-Penang

Rp 630.000,. Rp 1.494.000,. Mandala Airlines Medan-Jakarta

Medan-Padang

Rp 415.000,. Rp 449.500,. Lion Air Medan-Batam

Medan-Jakarta Medan- Pekan Baru

Rp 566.000,. Rp 550.000,. Rp 352.000,. Sriwijaya Air Medan-Batam

Medan-Jakarta Medan-Padang Medan-Pekan Baru Medan-Penang Rp 470.000,. Rp 641.000,. Rp 380.000,. Rp 346.000,. Rp 920.600,. Sumber: Marketing PT. Sriwijaya Air Distrik Medan (diolah peneliti)

Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa kompetitor yang memiliki rute

penerbangan yang paling banyak dari kompetitor lainnya adalah Lion Air yaitu

sebanyak tiga rute penerbangan. Sementara kompetitor lainnya seperti Citilink

Airlines, Garuda Indonesia, dan Mandala Airlines hanya menawarkan dua rute

penerbangan yang sama dengan PT. Sriwijaya Air Distrik Medan. Sementara dari

segi harga tiket tidak selamanya PT. Sriwijaya Air Distrik Medan lebih murah

dari para kompetitornya, namun itu hanya bersifat sementara dan dapat berubah

(16)

Walau terkadang harga tiket pesawat Sriwijaya Air berada diatas harga tiket

pesawat para kompetitornya itu tidak menjadi masalah. Karena keunggulan yang

dimiliki Sriwjaya Air dapat menutupi kekurangannya itu seperti tersedianya snack

dan air mineral serta jarak antara bangku penumpang yang tidak terlalu rapat.

Margaretha (2003) menyatakan bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan

bagian dari pengalaman pelanggan terhadap suatu produk atau layanan yang

ditawarkan. Berdasarkan pengalaman yang diperolehnya pelanggan memiliki

kecenderungan untuk membangun nilai-nilai ekspektasi tertentu yang akan

memberikan dampak bagi pelanggan untuk melakukan perbandingan terhadap

kompetitor dari produk atau layanan yang pernah dirasakannya.

Persaingan bisnis penjualan tiket dari suatu jasa transportasi penerbangan

saat ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan

sejenis yang menawarkan jasa penjualan tiket pesawat terbang dengan fasilitas

yang sangat baik ketika konsumen melakukan transaksi pembelian dan juga harga

tiket pesawat terbang yang bersaing dan promosi yang besar-besaran seperti Crazy

Sale yang diberikan oleh PT. Sriwijaya Air Distrik Medan. Sehingga hal ini

membuat perusahaan yang lain akan memacu persaingan yang semakin ketat

karena masing-masing perusahaan sejenis akan berlomba-lomba untuk lebih

kreatif dan inovatif dalam menjual produknya dimana dalam hal ini adalah jasa

penjualan tiket pesawat terbang agar dapat lebih unggul dari perusahaan lainnya.

Dengan adanya persaingan antara perusahaan sejenis, dalam banyak hal

sebenarnya akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan-perusahaan

(17)

memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik kepada konsumen sehingga

konsumen dapat merasakan kepuasan setelah menggunakan layanan jasa

perusahaan tersebut. Pelayanan yang berkualitas dan bermutu merupakan salah

satu kunci keberhasilan untuk memuaskan pelanggan dalam berbagai usaha yang

bersifat jasa (Lupiyoadi,2001).

Penggunaan jasa PT. Sriwijaya Air Distrik Medan sebagai perusahaan jasa

penjulaan tiket pesawat terbang terus meningkat dari tiga bulan belakangan ini,

seperti terlihat pada Tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2

Jumlah Pelanggan PT. Sriwijaya Air Distrik Medan Bulan Maret sampai dengan Mei 2013

No Bulan Jumlah Pelanggan (Orang) 1.

2. 3.

Maret April

Mei

1.277 1.336 1.343

Total 3.956 Sumber: Leader Ticketing PT. Sriwijaya Air Distrik Medan (diolah peneliti)

Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa jumlah pelanggan yang

menggunakan jasa PT. Sriwijaya Air Distrik Medan selama bulan Maret sampai

dengan bulan Mei 2013 mengalami peningkatan. Pada bulan Maret jumlah

pelanggan sebanyak 1.277 orang, pada bulan April sudah terlihat ada kenaikan

sebesar 1.336 orang, dan pada bulan Mei meningkat sebesar 1.343 orang.

Kepuasan pelanggan akan terjadi apabila kinerja yang dirasakan atas suatu produk

atau layanan sama atau melebihi harapan pelanggan (Margaretha,2003). Apabila

pelanggan puas, maka dia akan menunjukkan besarnya kemungkinan untuk

(18)

Dengan semakin meningkatnya data pelanggan yang menggunakan jasa PT.

Sriwijaya Air Distrik Medan membuat banyak pihak berkeinginan untuk bekerja

sama dalam hal memperluas pemasaran jasa penjualan tiket pesawat, sehingga

jumlah Travel Agency yang bekerjasama dengan PT. Sriwijaya Air Distrik Medan

sebanyak 186. Selain didukung dengan banyaknya Travel Agency, juga jarang

terdengarnya kabar tidak baik yang diberikan oleh PT. Sriwijaya Air Distrik

Medan. Hal ini semakin membuat masyarakat yakin untuk menggunakan jasa PT.

Sriwijaya Air Distrik Medan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh daya

tanggap dan empati yang dirasakan pelanggan dari jasa yang diberikan oleh PT.

Sriwijaya Air Distrik Medan untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Hal ini

dikarenakan persaingan bisnis pesawat terbang sudah semakin ketat. Keputusan

untuk menggunakan jasa pesawat terbang yang baik dan sesuai dengan kebutuhan

adalah jawaban yang tepat dari masalah kebutuhan yang banyak dirasakan

konsumen saat ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Pengaruh Daya Tanggap Dan Empati Terhadap

Loyalitas Pelanggan Pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut latar belakang yang telah dijelaskan, maka perumusan masalah

pada penelitian ini adalah: “Apakah daya tanggap dan empati berpengaruh

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah: “Untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh daya tanggap dan empati terhadap

loyalitas pelanggan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan”.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1) Bagi PT. Sriwijaya Air Distrik Medan, dapat dijadikan suatu masukan dan

pertimbangan sehingga dapat membantu untuk mengetahui variabel mana

yang belum sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

2) Bagi peneliti, penelitian ini akan menambah pengetahuan yang dapat

dipakai sebagai sarana untuk menerapkan teori yang telah diperoleh lewat

bangku kuliah.

3) Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan

pembandingan apabila ingin mempelajari masalah pemasaran khususnya

mengenai hubungan antara daya tanggap dan empati dengan loyalitas

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Jasa

2.1.1.1 Pengertian Jasa

Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu

sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal (personal service)

sampai jasa sebagai suatu produk. Menurut Kotler (2005:111) jasa adalah setiap

tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan sesuatu.

Sementara perusahaan yang memberikan operasi jasa adalah mereka yang

memberikan konsumen produk atau jasa baik yang berwujud atau tidak, seperti

transportasi, hiburan, restoran, dan pendidikan.

Dari definisi di atas, tampak bahwa di dalam jasa selalu ada aspek interaksi

antara pihak konsumen dan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak yang terlibat

tidak selalu menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu

proses atau aktivitas, dan aktivitas-aktivitas tersebut tidak berwujud

(Lupiyoadi,2001:5). Menurut Tjiptono dan Chandra (2007:42) jasa adalah setiap

tindakan atau perubahan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak

lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak

(21)

2.1.1.2 Karakteristik Jasa

Berdasarkan pengertian jasa yang telah diuraikan sebelumnya, Tjiptono

(2005:18) mengutarakan ada 5 (lima) karakteristik utama jasa bagi konsumen

pertamannya, yaitu:

1) Tidak berwujud (Intangibility)

Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau

benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses,

kinerja (performance), atau usaha. Oleh karena itu, jasa tidak dapat dilihat,

dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi

para pelanggan, ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena

terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat dievaluasi

pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa, kualitas apa dan

bagaimana yang akan diterima konsumen, umumnya tidak diketahui

sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.

2) Tidak dapat dipisahkan (Inseperability)

Barang biasa diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa

umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi

pada waktu dan tempat yang sama.

(22)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized output, artinya

banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan,

dan dimana jasa tersebut diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan

unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung

tidak bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan

perilakunya.

4) Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi pesawat yang

kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau kapasitas jalur telepon yang

tidak dimanfaatkan akan berlalu atau hilang begitu saja karena tidak bisa

disimpan.

5) Lack of ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada

pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan

manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan,

atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin

hanya memiliki akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas

(misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbangan, dan pendidikan).

2.1.1.3 Klasifikasi Jasa

Produk jasa bagaimanapun juga tidak ada yang benar-benar sama satu sama

lain. Oleh karena itu, untuk memahami sektor jasa, ada beberapa cara

pengklasifikasian produk tersebut. Pertama, didasarkan atas tingkat kontak

(23)

dihasilkan. Kedua, jasa juga bisa diklasifikasikan berdasarkan kesamaannya

dengan operasi manufaktur (Griffin,2003).

1) Berdasarkan Tingkat Kontak Konsumen

a) High-contact system

Untuk menerima jasa, konsumen harus menjadi bagian dari sistem. Hal

ini sebagaimana yang terjadi pada jasa sejenis pendidikan, rumah sakit,

dan transportasi.

b) Low-contact system

Konsumen tidak perlu menjadi bagian dari sistem untuk menerima jasa.

Misalnya, pada jasa reparasi mobil dan jasa perbankan, konsumen tidak

harus dalam kontak pada saat mobilnya yang rusak diperbaiki oleh

teknisi bengkel.

2) Berdasarkan Kesamaannya Dengan Operasi Manufaktur

a) Pure service

Merupakan jasa yang tergolong high contact dengan tanpa persediaan,

dengan kata lain benar-benar sangat berbeda dengan manufaktur. Jasa

tukang cukur dan ahli bedah misalnya, memberikan perlakuan khusus

(unik) dan memberikan jasanya pada saat konsumen ada.

b) Quasimanufacturing service

Dalam banyak hal mirip dengan manufaktur, karena jasa ini termasuk

(24)

produksi saja. Termasuk dalam jasa tersebut adalah jasa perbankan,

asuransi, kantor pos, dan jasa pengantaran.

c) Mixed service

Merupakan kelompok jasa dengan tingkat kontak menengah (moderate

contact) yang menggabungkan beberapa sifat pure service dan

quasimanufacturing service. Termasuk dalam kelompok jasa ini adalah

jasa bengkel, toko dry cleaning, jasa ambulans, pemadaman kebakaran,

dan lain-lain.

2.1.1.4 Bauran Pemasaran Jasa

Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan

pemasar untuk membentuk karakteristik jasa yang ditawarkan kepada pelanggan.

Alat-alat tersebut dapat digunakan untuk menyusun strategi jangka panjang dan

merancang program taktik jangka pendek. Keputusan mengenai sikap unsur

bauran pemasaran ini saling berkaitan satu sama lain. Kendati demikian, tingkat

kepentingan yang ditekankan kepada masing-masing unsur antar jasa cenderung

bervariasi (Tjiptono,2005:31). Bauran pemasaran jasa meliputi:

1) Product, merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk

tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Dalam konteks ini produk dapat berbentuk apa saja (baik yang berwujud

maupun tidak berwujud) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan untuk

(25)

2) Pricing, keputusan bauran harga dengan kebijakan strategis dan taktis,

seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat harga.

3) Promotion, bauran promosi tradisional terdiri dari berbagai metode untuk

mengkonsumsikan jasa kepada para pelanggan. Diantara metode tersebut

adalah periklanan, promosi penjualan, direct selling, dan personel selling.

4) Place, keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa

untuk konsumen, keputusan meliputi keputusan lokasi fisik.

5) People, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran jasa. Dalam

produksi barang, orang tidak terlalu memusingkan kondisi karyawan yang

bekerja dalam memproduksi barang tersebut, apakah dia bicara yang kurang

sopan, berpakaian yang tidak rapi, kurang disiplin, dan lain-lain. Yang

penting bagi konsumen adalah kualitas barang yang diproduksi. Tetapi beda

halnya pada produksi jasa, tindakan setiap orang berpengaruh terhadap hasil

yang diterima pelanggan.

6) Physical Evidence, karakteristik yang intangebility menyebabkan konsumen

tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Pada jasa salah

satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurangi

tingkat risiko tersebut dengan cara menawarkan bukti fisik. Bukti fisik

tersebut ada dalam berbagai bentuk, misalnya brosur tentang pesawat dan

foto tentang jasa pesawat terbang tersebut.

7) Process, merupakan faktor pelayanan yang terpenting dalam penyampaian

jasa, misalnya customer service yang berbicara tidak sopan sehingga

(26)

8) Customer Service, merupakan layanan pelanggan berbeda antar organisasi.

Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total

jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab

atas unsur bauran pemasaran ini tidak bisa diisolasi hanya pada departemen

layanan pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua

personel produksi, baik yang dikerjakan oleh organisasi jasa maupun

pemasok.

Pertumbuhan jasa yang begitu cepat disebabkan oleh berbagai faktor yang

mendorong pertumbuhan bisnis jasa, diantaranya dipicu oleh perubahan

demografis, perubahan sosial, perubahan perekonomian, perbuahan politik, dan

hukum.

2.1.2 Kualitas Pelayanan

2.1.2.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Dalam perspektif Total Quality Management, kualitas dipandang secara

luas, dimana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekan, melainkan juga meliputi

proses, lingkungan, dan manusia. Hal ini tampak dalam definisi yang dirumuskan

Tjiptono (2005:51) bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan.

Menurut Nasution (2004:42), ada lima macam perspektif kualitas yang

(27)

kualitas bisa diartikan secara beranekaragam oleh orang yang berbeda dalam

situasi yang berlainan. Adapun 5 (lima) macam perspektif kualitas itu, meliputi:

1) Transcendental approach

Dalam pendekatan ini, kualitas dipandang sebagai innate excellence, dimana

kualitas dapat dirasakan atau diketahui tetapi sulit didefinisikan atau

dioperasionalisasikan. Sudut pandang ini biasanya diterapkan dalam dunia

seni, misalnya seni musik, seni drama, seni tari, atau seni rupa.

2) Product-based approach

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karaktersitik atau

atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam

kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut

yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak

dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi

individual.

3) User-based approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada

orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan

preferensi seseorang (misalnya perceived quality) merupakan produk yang

berkualitas paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand oriented

(28)

dan keinginan yang berbeda pula sehingga kualitas bagi seseorang adalah

kepuasan maksimum yang dirasakannya.

4) Manufacturing-based approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan

praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan serta mendefinisikan kualitas

sehingga kesesuaian atau sama dengan persyaratan (conformance to

requirements). Dalam sektor jasa, dapat dikatakan bahwa kualitasnya

bersifat operations driven. Pendekatan ini berfokus pada penyesuaian

spesifikasi yang dikembangkan secara internal, yang seringkali didorong

oleh tujuan peningkatan produktivitas dan penekanan biaya. Jadi, yang

menentukan kualitas adalah standar-standar yang ditetapkan perusahaan,

bukan konsumen yang menggunakan.

5) Value-based approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan

pertimbangan trade off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan

sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perspektif ini bersifat

relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu

produk yang paling bernilai. Akan tetapi, yang paling bernilai adalah

barang atau jasa yang paling tepat dibeli (best buy).

Menurut Nasution (2004:47) kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan

yang diharapkan dan pengendalian atas keunggulan tersebut untuk keinginan

(29)

Apabila persepsi terhadap layanan sesuai dengan yang diharapkan

pelanggan, maka kualitas layanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal.

Sebaliknya apabila persepsi terhadap layanan lebih jelek dibandingkan dengan

yang diharapkan pelanggan, maka kualitas layanan dipersepsikan negatif atau

buruk. Oleh sebab itu, baik tidaknya kualitas layanan bergantung kepada

kemampuan perusahaan dan sifatnya memenuhi harapan pelanggan secara

konsisten.

Menurut Nasution (2004:47) kualitas total pelayanan terdiri dari 3 (tiga)

komponen utama, yaitu:

1) Techincal quality, yaitu komponen-komponen yang berkaitan dengan

kualitas output (keluaran) pelayanan yang diterima pelanggan

2) Functional quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas cara

penyampaian suatu pelayanan

3) Corporate image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik khusus

suatu perusahaan.

Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin

hubungan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka panjang, hubungan

seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan

pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat

meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan

pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimalkan atau meniadakan

(30)

pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada

perusahaan yang memberikan kualitas yang memuaskan.

Keterkaitan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan dapat dilihat

[image:30.595.169.456.274.375.2]

pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Kaitan Kepuasan Pelanggan dan Tingkat Loyalitas  

Tingkat Kepuasan Pelanggan Tingkat Loyalitas Sangat puas 95 %

Puas 65 %

Netral 15 %

Tidak puas 2 % Sangat tidak puas 0 % Sumber: Tjiptono (2007:193)

2.1.2.2 Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Lupiyoadi (2001:148) didalam mengevaluasi kualitas pelayanan

yang diberikan kepada pelanggan digunakan 5 (lima) dimensi pokok, yaitu:

1) Bukti Fisik (Tangibles), kemampuan perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana

dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah

bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa.

2) Keandalan (Reliability), yakni kemampuan perusahaan untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja

harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,

pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang

(31)

3) Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu suatu kemauan untuk memberikan

pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian

informasi yang jelas. Membiarkan konsumen menunggu tanpa adanya suatu

alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas

pelayanan.

4) Jaminan (Assurance), pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para

pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan pada

perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain komunikasi

(communication), kredibilitas (credibility), kompetisi (competence), dan

sopan santun (courtesy).

5) Empati (Empathy), memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual

atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan

memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian

yang nyaman bagi pelanggan.

Stamatis dalam Ellitan, (2001) mengemukakan 6 (enam) dimensi kualitas

pelayanan pada industri jasa, yaitu:

1) Fungsi (Function) : kinerja primer yang dituntut dari suatu jasa.

2) Karakteristik (Features) : kinerja yang diharapkan.

3) Kesesuaian (Comformance) : kepuasan yang didasarkan pada pemenuhan

(32)

5) Kemampuan pelayanan (Service ability) : kemampuan melakukan perbaikan

apabila terjadi kekeliruan.

6) Estetika (Aesthetics) : pengalaman pelanggan yang berkaitan dengan

perasaan dan panca indera.

2.1.2.3 Model Kualitas Pelayanan

Dimensi-dimensi kualitas pelayanan yang telah disebutkan di atas, harus

diramu dengan baik. Apabila tidak, hal tersebut dapat menimbulkan kesenjangan

antara perusahaan dan pelanggan, karena perbedaan persepsi mereka tentang

wujud pelayanan (Lupiyoadi,2001:150).

Lima kesenjangan (gap) yang menyebabkan adanya perbedaan persepsi

mengenai kualitas pelayanan adalah sebagai berikut:

1) Gap Persepsi Manajemen. Yaitu adanya perbedaan antara penilaian

pelayanan menurut pengguna jasa dan persepsi manajemen mengenai

harapan pengguna jasa. Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi

penelitian pemasaran, pemanfaatan yang tidak memadai atas temuan

penelitian, kurangnya interaksi antara pihak manajemen dan pelanggan,

komunikasi dari bawah ke atas yang kurang memadai, serta terlalu

banyaknya tingkatan manajemen.

2) Gap Spesifikasi Kualitas. Yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen

mengenai harapan pengguna jasa dan spesifikasi kualitas jasa. Kesenjangan

terjadi antara lain karena tidak memadainya komitmen manajemen terhadap

kualitas jasa, persepsi mengenai ketidaklayakan, tidak memadainya

(33)

3) Gap Penyampaian Pelayanan. Yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas

jasa dan penyampaian jasa (service delivery). Kesenjangan ini terutama

disebabkan oleh faktor-faktor:

a) Ambiguitas peran, yaitu sejauh mana pegawai dapat melakukan tugas

sesuai dengan harapan manajer tetapi memuaskan pelanggan.

b) Konflik peran, yaitu sejauh mana pegawai meyakini bahwa mereka tidak

memuaskan semua pihak.

c) Kesesuaian pegawai dengan tugas yang harus dikerjakannya.

d) Kesesuaian teknologi yang digunakan pegawai.

e) Sistem pengendalian dari atasan, yaitu tidak memadainya sistem penilain

dan sistem imbalan.

f) Perceived contol, yaitu sejauh mana pegawai merasakan kebebasan atau

fleksibilitas untuk menentukan cara pelayanan.

g) Teamwork, yaitu sejauh mana pegawai dan manajemen merumuskan

tujuan bersama di dalam memuaskan pelanggan secara bersama-sama

dan terpadu.

4) Gap Komunikasi Pemasaran. Yaitu kesenjangan antara penyampaian jasa

dan komunikasi eksternal. Ekspektasi pelanggan mengenai kualitas

pelayanan dipengaruhi oleh pernyataan yang dibuat oleh perusahaan melalui

komunikasi pemasaran. Kesenjangan ini terjadi karena tidak memadainya

komunikasi horisontal dan adanya kecenderungan untuk memberikan janji

yang berlebihan. Dalam hal ini komunikasi eksternal telah mendistorsi

(34)

5) Gap Dalam Pelayanan Ysang Dirasakan. Adalah perbedaan persepsi antara

jasa yang dirasakan dan yang diharapkan oleh pelanggan. Jika keduanya

terbukti sama, maka perusahaan akan memperoleh citra dan dampak positif.

Namun, bila yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan, maka

kesenjangan ini akan menimbulkan permasalahan bagi perusahaan.

2.1.2.4 Prinsip-Prinsip Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono dan Chandra (2007:137) terdapat 6 (enam) prinsip utama

dalam kualitas pelayanan, yaitu:

1) Kepemimpinan

Strategi kualitas perusahaan merupakan inisiatif dan komitmen dari

manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan

organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas. Tanpa adanya

kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan kualitas hanya

akan berdampak kecil.

2) Pendidikan

Semua karyawan perusahaan, mulai dari manajemen puncak sampai

karyawan operasional, wajib mendapatkan pendidikan mengenai kualitas.

Aspek-aspek yang perlu mendapatkan penekanan dalam penelitian tersebut

antara lain konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat dan teknik

implementasi strategi kualitas, dan peranan eksklusif dalam implementasi

strategi kualitas.

(35)

Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan

kualitas yang digunakan dalam mengarahkan perusahaan untuk mencapai

visi dan misinya.

4) Review

Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi

manajemen untuk mengubah perilaku oraganisasional. Proses ini

menggambarkan mekanisme yang menjamin adanya perhatian

terus-menerus terhadap upaya mewujudkan sasaran-sasaran kualitas.

5) Komunikasi

Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses

komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun

stakeholder lainnya.

6) Total human reward

Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam implementasi

strategi kualitas. Setiap karyawan berprestasi perlu diberi imbalan dan

prestasinya harus diakui.

2.1.3 Loyalitas Pelanggan

2.1.3.1 Pengertian Loyalitas Pelanggan

Menurut Griffin (2005:11) menyatakan pendapatnya tentang loyalitas

pelanggan adalah “Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan

(36)

nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit

pengambilan keputusan”.

Istilah nonrandom merupakan kuncinya. Seorang pelanggan yang loyal

memiliki prasangka spesifik mengenai apa yang dibeli dan dari siapa.

Pembeliannya bukan merupakan peristiwa secara acak. Selain itu, loyalitas

menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa

tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali. Terakhir, unit pengambilan

keputusan menunjukkan bahwa keputusan untuk membeli mungkin dilakukan

oleh lebih dari satu orang.

Menurut pendapat diatas, peneliti simpulkan bahwa loyalitas adalah

kesetiaan seseorang terhadap suatu produk atau jasa perusahaan. Bila dikaitkan

dengan permasalahan dalam penelitian, yang dimaksud loyalitas adalah kesetiaan

pelanggan sebagai pengguna jasa PT. Sriwijaya Air Distrik Medan sehingga

menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

2.1.3.2 Karakteristik Pelanggan yang Loyal

Menurut Griffin (2003:5), karakteristik pelanggan yang loyal antara lain:

1) Melakukan pembelian berulang secara teratur,

2) Membeli antar lini produk atau jasa,

3) Mereferensikan kepada orang lain, dan

4) Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing.

Dua kondisi penting yang berhubungan dengan loyalitas adalah retensi

(37)

customer). Retensi pelanggan menjelaskan lamanya hubungan dengan pelanggan.

Tingkat retensi pelanggan adalah persentase pelanggan yang telah memenuhi

sejumlah pembelian ulang selama periode waktu yang terbatas. Pangsa pelanggan

suatu perusahaan menunjukkan persentase dari anggaran pelanggan yang

dibelanjakan ke perusahaan tersebut.

2.1.3.3 Tahapan Loyalitas Pelanggan

Menurut Griffin (2005:35) ada 8 (delapan) tahapan loyalitas, yaitu:

1) Suspect

Meliputi semua orang yang akan membeli produk atau jasa perusahaan.

Disebut suspect karena yakin bahwa mereka akan membeli tetapi belum

mengetahui apapun mengenai perusahaan dan produk atau jasa yang

ditawarkan.

2) Prospek (Prospect)

Adalah orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa

tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Pada tahap ini,

meskipun mereka belum melakukan pembelian, tetapi telah mengetahui

keberadaan perusahaan dan produk atau jasa yang ditawarkan karena

seseorang telah merekomendasikan produk atau jasa tersebut pada pihak

lain.

3) Prospek yang diskualifikasi (Disqualified of prospect)

Yaitu prospect yang telah mengetahui keberadaan produk atau jasa tertentu

(38)

Yaitu konsumen yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih

menjadi konsumen dari produk atau jasa pesaing.

5) Pelanggan berulang (Repeat customer)

Yaitu konsumen telah melakukan penelitian suatu produk sebanyak dua kali

atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang

sama sebanyak dua kali, atau membeli dua macam produk yang berbeda

dalam dua kesempatan yang berbeda pula.

6) Klien (Client)

Klien membeli semua produk atau jasa yang ditawarkan yang mereka

butuhkan dan membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis pelanggan ini

sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka terpengaruh oleh

tarikan persaingan produk lain.

7) Penganjur (Advocate)

Seperti layaknya klien, penganjur membeli seluruh produk atau jasa yang

ditawarkan yang mereka butuhkan, serta melakukan pembelian secara

teratur. Sebagai tambahan mereka mendorong teman-teman mereka agar

membeli produk atau jasa tersebut. Ia membicarakan tentang produk atau

jasa tersebut, melakukan pemasaran untuk perusahaan dan membawa

konsumen untuk perusahaan tersebut.

8) Pelanggan atau Klien yang hilang

Seseorang yang pernah menjadi pelanggan atau klien tetapi belum membeli

(39)

2.1.3.4 Jenis Loyalitas Pelanggan

Menurut Griffin (2003:22) jenis loyalitas yang berbeda muncul bila

keterikatan rendah dan tinggi diklasifikasi-silang dengan pola pembelian ulang

[image:39.595.129.499.342.424.2]

yang rendah dan tinggi juga seperti dalam Tabel 2.2 berikut:

Tabel 2.2

Jenis Loyalitas Pelanggan  

Keterikatan Relatif Pembelian Berulang

Tinggi Rendah Tinggi Loyalitas premium Loyalitas tersembunyi

Rendah Loyalitas yang lemah Tanpa loyalitas Sumber: Griffin (2003:22)

1) Tanpa Loyalitas

Untuk berbagai alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan loyalitas

terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum, perusahaan menghindari

membidik para pembeli jenis ini karena mereka tidak akan pernah menjadi

pelanggan yang loyal, mereka hanya berkontribusi sedikit pada kekuatan

keuangan perusahaan. Tantangannya adalah menghindari membidik

sebanyak mungkin, orang-orang seperti ini akan lebih memilih pelanggan

yang loyalitasnya dapat dikembangkan.

2) Loyalitas Yang Lemah

Keterikatan yang rendah digabungkan dengan pembelian berulang yang

(40)

membeli karena kebiasaan. Ini adalah jenis pembelian “karena kami selalu

menggunakannya” atau “karena sudah terbiasa”. Dengan kata lain, faktor

nonsikap dan faktor situasi merupakan alasan utama membeli.

Memungkinkan bagi perusahaan untuk mengubah loyalitas lemah ke dalam

bentuk loyalitas yang lebih tinggi dengan secara aktif mendekati pelanggan

dan meningkatkan diferensiasi positif di benak pelanggan mengenai produk

atau jasa dibanding dengan produk lain.

3) Loyalitas Tersembunyi

Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian

berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi (latent loyalty).

Bila pelanggan memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi dan

bukan pengaruh sikap yang menentukan pembelian berulang.

4) Loyalitas Premium

Loyalitas premium, jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi

bila ada tingkat keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang

yang juga tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang lebih disukai untuk

semua pelanggan di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi

tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk

tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan

keluarga.

Secara umum, ada 3 (tiga) jenis kelakuan pelanggan yang mendasar, yaitu:

(41)

Pelanggan jenis ini biasanya dapat dikatakan fanatik terhadap suatu produk

tertentu. Misalnya penggemar produk X, walaupun ada produk lain yang

serupa tetapi mereka tetap melirik produk X.

2) Inertial

Pelanggan jenis ini biasanya dapat berpindah ke produk lain karena ada

faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi misalnya kenaikan harga,

pelayanan yang kurang baik atau perubahan gaya hidup.

3) Deliberative

Pelanggan jenis ini sering melakukan evaluasi ulang terhadap produk yang

dibeli berdasarkan faktor harga produk atau kemudahan untuk melakukan

transaksi dengan perusahaan yang bersangkutan. Mereka mengutamakan

kenyamanan dan kualitas produk. Yang pada intinya, pelanggan akan selalu

mengevaluasi keputusan mereka dengan mempertimbangkan faktor-faktor

tertentu.

Menurut Griffin (2003:11) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang

dapat diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal, antara lain:

1) Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan baru

lebih mahal).

2) Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak dan

pemrosesan pesanan).

(42)

4) Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar

perusahaan.

5) Word of Mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang

loyal juga berarti mereka yang merasa puas.

6) Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya penggantian).

2.1.3.5 Loyalitas dan Siklus Pembelian

Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui siklus pembelian.

Menurut Griffin (2003:18) ada lima langkah dalam siklus pembelian. Pembeli

pertama akan bergerak melalui 5 (lima) langkah seperti pada Gambar 2.1 berikut:

[image:42.595.152.490.378.559.2]

Sumber: Griffin (2003:18)

Gambar 2.1 Siklus Pembelian

1) Kesadaran

Kesadaran merupakan langkah pertama menuju loyalitas dimulai dengan

kesadaran pelanggan akan produk yang ditawarkan. Pada tahap inilah

perusahaan mulai membentuk “pangsa pikiran” yang dibutuhkan untuk

memposisikan kedalam pikiran calon pelanggan bahwa produk atau jasa

yang ditawarkan lebih unggul daripada produk atau jasa pesaing. Kesadaran Kesadaran Pembelian awal Evaluasi

pasca - pembelian

Keputusan membeli kembali

(43)

dapat timbul dengan berbagai cara, diantaranya melalui iklan konvensional,

iklan di web, melalui pos secara langsung, e-mail, dan siaran web.

2) Pembelian awal

Pembelian pertama kali merupakan langkah penting dalam memelihara

loyalitas. Baik itu dilakukan secara online maupun offline, pembelian

pertama kali merupakan pembelian percobaan. Perusahaan dapat

menanamkan kesan positif atau negatif kepada pelanggan dengan produk

atau jasa yang diberikan. Setelah pembelian pertama dilakukan, maka

perusahaan memiliki kesempatan untuk menumbuhkan pelanggan yang

loyal.

3) Evaluasi pasca – pembelian

Setelah pembelian dilakukan, pelanggan secara sadar atau tidak sadar akan

mengevaluasi transaksi. Bila pembeli merasa puas atau ketidakpuasannya

tidak terlalu mengecewakan sampai dapat dijadikan dasar pertimbangan

beralih kepesaing, maka keputusan membeli kembali merupakan

kemungkinan.

4) Keputusan membeli kembali

Komitmen untuk membeli kembali merupakan sikap yang paling penting

bagi loyalitas. Motivasi untuk membeli kembali berasal dari lebih tingginya

sikap positif yang ditujukan terhadap produk atau jasa tertentu dibandingkan

(44)

5) Pembelian kembali

Langkah akhir dari siklus pembelian adalah pembelian kembali yang

aktrual. Untuk dapat dianggap benar-benar loyal, pelanggan harus terus

membeli kembali dari perusahaan yang sama. Hambatan terhadap peralihan

dapat mendukung pelanggan untuk membeli kembali. Pelanggan yang

benar-benar loyal menolak pesaing dan membeli kembali dari perusahaan

yang sama kapan saja produk atau jasa tersebut dibutuhkan. Itu adalah jenis

pelanggan yang harus didekati, dilayani, dan dipertahankan.

2.1.4 Pengertian dan Peran Transportasi

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat

asal (dari mana kegiatan pengangkutan dimulai) ke tempat tujuan (kemana

kegiatan pengangkutan diakhiri). Transportasi bukanlah tujuan, melainkan sarana

untuk mencapai tujuan yang berusaha mengatasi kesenjangan jarak dan waktu.

Jasa transportasi merupakan salah satu faktor masukan dari kegiatan

produksi, perdagangan, pertanian, dan kegiatan ekonomi lainnya. Manusia sangat

membutuhkan transportasi karena untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat

beraneka ragam yang umumnya berkaitan dengan produksi barang dan jasa.

Karena begitu pentingnya transportasi bagi kehidupan manusia, maka perlu

dilakukan pengelolaan atau manajemen transportasi yang baik

(Nasution,2004:15). Dalam transportasi ada 2 (dua) kategori, yaitu:

1) Pemindahan bahan-bahan dan hasil produksi dengan menggunakan alat

angkut, dan

(45)

2.2 Penelitian Terdahulu

Sari (2011) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan Jasa Restoran Terhadap Loyalitas Pelanggan Sakana Japanese

Restaurant Di Delonix Hotel Karawang”. Metode yang digunakan oleh peneliti

adalah metode analisis deskriptif yaitu menganalisi data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Adapun hasil yang diperoleh oleh peneliti adalah kualitas pelayanan

jasa mempunyai hubungan terhadap Loyalitas Pelanggan Sakana Japanese

Restaurant dan terdapat pengaruh positif rendah antara kualitas pelayanan jasa

dengan loyalitas pelanggan Sakana Japanese Restaurant. Adapun besarnya

pengaruh kualitas pelayanan jasa terhadap loyalitas pelanggan dari hasil uji

korelasi yang menunjukkan nilai 0.397. Sedangkan pengaruhnya dari perhitungan

koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 15.76% artinya bahwa variabel

loyalitas pelanggan dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh variabel kualitas

pelayanan jasa. Dan sisanya sebesar 82.24% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

yang tidak diketahui dalam penelitian.

Putri (2011) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Loyalitas Pengguna Transportasi CV. Kurnia Group Jurusan

Medan-Banda Aceh”. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode

analisis deskriptif yaitu salah satu metode analisis dengan cara data yang disusun

(46)

yang diperoleh yaitu variabel bebas (kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati,

dan bukti fisik) secara bersama-sama atau simultan berpengaruh terhadap variabel

terikat (loyalitas pengguna) pada CV. Kurnia Group. Dan dengan melalui

identifikasi determinan, didapat nilai R Square sebesar 0.278 (27.8%) berarti

faktor-faktor loyalitas pengguna dapat dijelaskan oleh variabel bebas (kehandalan,

daya tanggap, jaminan, empati, dan bukti fisik) sedangkan sisanya 72.2%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2.3 Kerangka Konseptual

Peningkatan kualitas merupakan salah satu strategi bisnis yang ditekankan

pada pemenuhan keinginan pelanggan, di sisi lain, kinerja perusahaan dan

kepuasan konsumen merupakan satu kesatuan yang sulit untuk dipisahkan.

Kualitas pelayanan berpengaruh langsung terhadap kepuasan konsumen yang

nantinya akan tercipta sebuah loyalitas dari pelanggan. Oleh karena itu, suatu unit

bisnis diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan memberikan nilai tambah,

dimulai dengan mengetahui sejauh mana tingkat kepuasan yang diperoleh

konsumen.

Kualitas pelayanan dapat ditingkatkan dengan memperbaiki

variabel-variabel yang menjadi dimensi pelayanan yang nantinya akan membuat pelanggan

merasa sangat puas. Untuk dapat memberikan kepuasan, perusahaan sebagai

pemasar perlu mengetahui harapan-harapan apa yang diinginkan oleh

konsumennya melalui riset mengenai perilaku konsumen atau pelanggan dalam

(47)

(reliability), bukti fisik (tangibles), daya tanggap (responsiveness), jaminan

(assurance), dan empati (empathy).

Keandalan (reliability) kemampuan instansi untuk memberikan pelayanan

sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Bukti fisik

(tangibles) kemampuan suatu instansi dalam menunjukkan eksistensinya kepada

pihak pengguna layanannya. Daya tanggap (responsiveness) adalah suatu

kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat

kepada masyarakat dengan penyampaian informasi yang jelas. Jaminan

(assurance) adalah pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai

instansi untuk menimbulkan rasa percaya masyarakat terhadap instansi tersebut.

Dan empati (empathy) adalah memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individual atau pribadi yang diberikan kepada para masyarakat dengan berupaya

memahami keinginan masyarakat.

Dari kelima kualitas layanan yang bisa mewakili keseluruhannya adalah

daya tanggap dan empati karena sudah terdapat cakupan pengertian yang cukup

dari yang lainnya. Hubungan dari daya tanggap dan empati dengan loyalitas

pelanggan adalah dimana loyalitas dapat terbentuk dengan adanya kesetiaan

pelanggan terhadap jasa yang diberikan pihak perusahaan dengan sebaik mungkin

yang tercermin dari daya tanggap dan empati itu sendiri. Dimana perusahaan

diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami

kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang

(48)

Sumber: Lupiyoadi (2001) dan Griffin (2003) (diolah peneliti) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji

secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat

dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk

yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena. Dengan demikian

hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau

keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina,2008:49).

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, hipotesis

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: “Daya tanggap dan empati

berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan pada PT.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanasi (penjelasan) dimana

penelitian ini dapat dikaji menurut tingkatnya yang didasarkan kepada tujuan dan

objek-objeknya. Pada tingkat eksplanasi penelitian termasuk kedalam asosiatif

(pengaruh), yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk

melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian, yaitu

antara variabel bebas (daya tanggap dan empati) dengan variabel terikat (loyalitas

pelanggan) (Situmorang, dkk,2008:57).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan pada PT. Sriwijaya Air Distrik Medan, yang

beralamat di Jl. Gajah Mada No. 3C-D, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan September 2013.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini:

1) Variabel bebas (Independent variable) (X) adalah daya tanggap (X1) dan

(50)

2) Variabel terikat (Dependent variable) (Y) adalah loyalitas pelanggan pada

PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini operasional

variabel adalah:

1) Variabel bebas (X)

Merupakan variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah daya tanggap (responsiveness)

dan empati (empathy).

Variabel daya tanggap (X1) didefinisikan sebagai kesediaan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada para

pelanggan dengan penyampaian informasi yang jelas.

Variabel empati (X2) didefinisikan sebagai kemampuan customer service

untuk melakukan komunikasi yang baik, memberi perhatian pribadi, dan

pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan.

2) Variabel terikat (Y)

Merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas. Adapun

(51)

Sriwijaya Air Distrik Medan yang secara konkrit terwujud dalam jumlah

[image:51.595.108.517.313.749.2]

pelanggan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran Daya Tanggap (Responsiveness) X1 Kesediaan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada para pelanggan dengan

penyampaian

informasi yang jelas.

1. Cepat tanggap menyelesaikan keluhan pelanggan. 2. Kejelasan customer service dalam penyampaian informasi. 3. Kesediaan customer service untuk selalu siap melayani pelanggan. Likert Empati (Empathy) X2 Kemampuan customer service untuk melakukan komunikasi yang baik, memberikan perhatian, dan pemahaman atas kebutuhan individual para pelanggan. 1. Mampu berkomunikasi dengan baik. 2. Memberikan perhatian kepada pelanggan. 3. Memberikan pelayanan yang sama tanpa memandang status sosial. Likert Loyalitas Pelanggan Tingkat kesetiaan seseorang untuk selalu menggunakan

1. Minat untuk selalu menggunkan jasa penerbangan

Sriwijaya Air.

(52)

PT. Sriwijaya Air Distrik Medan.

kan kepada orang lain.

3. Tidak beralih ke perusahaan lain dalam bidang yang sama.

Sumber: Lupiyoadi (2001) dan Griffin (2003) (diolah peneliti)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu

dengan menyusun jangkauan skor dalam skala Likert. Skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok tentang

kejadian atau gejala sosial (Sugiyono,2008:93).

Skala Likert menggunakan 5 (lima) tingkatan jawaban yang dapat dilihat

[image:52.595.101.519.113.201.2]

pada Tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Instrument Skala Likert

No. Skala Skor 1.

2. 3. 4. 5.

Sangat Setuju (SS) Setuju (S)

Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS)

Sangat Tidak Setuju (STS)

5 4 3 2 1

Sumber: Sugiyono (2008:93)

Pada penelitian ini responden diharuskan memilih salah satu dari sejumlah

kategori jawaban yang tersedia pada penelitian ini, kemudian masing-masing

(53)

dijumlahkan dan jumlah ini merupakan total skor. Total skor inilah yang

ditafsirkan sebagai posisi responden dalam skala Likert.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai

karakteristik tertentu. Penelitian sensus atau penelitian populasi dapat dilakukan

jika jumlah populasi relatif kecil dan elemen dari populasi tersebut agak berbeda

satu dengan lainnya (bersifat heterogen). Masalah yang timbul dalam penelitian

umumnya berkaitan dengan populasi data yang diteliti. Anggota populasi disebut

elemen populasi.

Penentuan populasi berbeda dengan penentuan unit analisis, meskipun

keduanya berkaitan dengan unit data yang dianalisis (Erlina,2008:75). Populasi

dalam penelitian ini adalah para pelanggan Sriwijaya Air yang datang untuk

menggunakan jasa PT. Sriwijaya Air Distrik Medan, dimana menurut Leader

Ticketing jumlah pelanggan bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013 sebanyak

3.956 orang.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang

dianggap dapat menggambarkan populasinya (Situmorang, dkk,2008:125).

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan

karakteristik populasi. Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka

(54)

kurang rep cukup tepa Uku dkk,2008: sampel da Dimana :

N = Ukura n = Jumlah e = Taraf K

Sehi

n =

Jadi

metode p

pengambil yang diten Medan dan 3.7 Jeni Pene 3.7.1 Data presentatif,

at untuk me

uran sampel 132) yaitu ari populasi an populasi h sampel Kesalahan ( ingga jumla

= 97,53 dib

sampel ya

purposive s

lan sampel

ntukan pene

n sudah per

is Data elitian ini m

a Primer

akan meng

enduga nilai

ditentukan

teknik pen

dengan rum

(10%)

ah sampel y

bulatkan me

ang diambi

ampling.

sumber d

eliti yaitu pe

rnah mengg

menggunaka

gakibatkan

i populasi s

dengan me

ngambilan s

mus:

yang diperol

enjadi 100 o

il berjumlah

Metode pu

data dengan

elanggan ya

gunakan jasa

an 2 (dua) je

nilai yang esungguhny enggunakan sampel dim leh adalah: orang.

h 100 oran

urposive sa

n pertimban

ang berada d

a PT. Sriwij

enis data, ya

dihitung d

ya (Erlina,2

rumus Slov

mana peneli

ng. Penelit

ampling me

ngan tertent

di PT. Sriw

jaya Air Dis

aitu:

dari sampel

2008:76).

vin (Situmo

iti menggun

iti menggun

erupakan t

tu atau kar

wijaya Air D

(55)

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden

terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan

kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pernyataan mengenai variabel

penelitian. Dalam hal ini peneliti memperoleh dari pelanggan PT. Sriwijaya Air

Distrik Medan.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi,

baik dari buku, jurnal penelitian, laporan perusahaan, dan situs internet untuk

mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data 1) Daftar Pertanyaan (Questionnaire)

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan daftar

pernyataan untuk diisi oleh para pelanggan PT. Sriwijaya Air Distrik

Medan.

2) Wawancara (Interview)

Merupakan cara pengumpulan data dengan menanyakan langsung kepada

pihak terkait yang dalam hal ini Pimpinan dan para staf PT. Sriwi

Gambar

Tabel 1.1 Data Kompetitor Dengan Perbandingan
Tabel 1.2
Tabel 2.1
Tabel 2.2 Jenis Loyalitas Pelanggan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan dapat menjelaskan pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas pelanggan pada bengkel PT Mitra Prima Lestari Medan.. Untuk

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh nilai pelanggan terhadap kepuasan serta dampak kepuasan terhadap loyalitas pelanggan Metro Supermarket Medan

Pengertian dari experiential marketing menurut Schmitt (1999) adalah cara untuk menciptakan pengalaman yang akan dirasakan oleh pelanggan ketika menggunakan produk

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh nilai pelanggan terhadap kepuasan serta dampak kepuasan terhadap loyalitas pelanggan Metro Supermarket Medan

Kepuasan Serta Dampak Kepuasan Terhadap Loyalitas Pelanggan Metro Supermarket Medan Plaza”.. 1.2

Penelitian ini bertujuan meneliti pengaruh faktor-keandalan, daya tanggap dan empati terhadap kepuasan konsumen Rumah Makan AGTL Data yang digunakan adalah data

Apakah dimensi kualitas pelayanan bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy) memiliki

Dari hasil analisis regresi berganda, variabel bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan dengan persamaan regresi Y=