• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kualitas Hubungan Dan Penanganan Komplain Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kualitas Hubungan Dan Penanganan Komplain Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGARUH KUALITAS HUBUNGAN DAN PENANGANAN

KOMPLAIN TERHADAP MINAT BERKUNJUNG

KEMBALI PADA PT. INNA DHARMA DELI

HOTEL MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

RIZKI ABDILLAH 060502002 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Ekonomi Pada

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

ABSTRAK

Rizki Abdillah, (2010). Pengaruh Kualitas Hubungan (Relationship Quality) dan Penanganan Komplain (Handling Complaints) Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan, dibawah bimbingan Prof. Dr. Rismayani, MS. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji I: Beby Karina Fauzia, SE, MM. Dosen Penguji II: Drs. Liasta Ginting, MSi.

Kualitas Hubungan (Relationship Quality) berarti kualitas dipersepsikan berdasarkan kehangatan suatu hubungan. Kualitas hubungan dipengaruhi oleh faktor kepercayaan, kepuasan, persepsi, komunikasi dan ikatan sosial atau persahabatan, Sedangkan Penanganan Komplain (Handling Complaints) berarti tanggapan yang dilakukan perusahaan ketika atau setelah pelanggan memberikan komplain (rasa ketidakpuasan).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas hubungan dan penanganan komplain terhadap minat berkunjung kembali pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Hotel Inna Dharma Deli yang datang berkunjung minimal dua kali. Sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono, 2003:62)

Sehingga didapat jumlah sampel 96 orang, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive random sampling, adapun karakteristik yang ditentukan adalah pelanggan yang telah berkunjung ke PT. Inna Dharma Deli Hotel minimal dua kali, telah berusia 21 tahun. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik yang terdiri dari uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji koefisien determinasi, uji signifikasi simultan, dan uji signifikasi parsial.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan sangat signifikan dari variabel kualitas hubungan dan penanganan komplain terhadap minat berkunjung kembali, dengan persamaan regresi Y = -1,146 + 0,221 X1 +

0,238 X2 + e dan nilai Fhitung= 207,162 dan nilai Koefisien Determinasi sebesar

0,817 yang kemampuan variabel kualitas hubungan dan penanganan komplain menjelaskan variabel minat berkunjung kembali (Y) adalah sebesar 81,7%, dan 18,3% lagi dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada uji t, variabel penanganan komplain merupakan yang paling dominan dalam mempengaruhi minat berkunjung kembali.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang sangat signifikan sekali dari kualitas hubungan dan penanganan komplain terhadap minat berkunjung kembali pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan.

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai

tugas akhir guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi

Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan. Skripsi ini

mengambil judul penelitian : “Pengaruh Kualitas Hubungan dan Penanganan Komplain Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan”.

Dalam pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa usaha dan

kerja yang dilakukan penulis tidak akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan yang baik ini, penulis

ingin mengucapkan dan menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Drs, Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara yang selalu berusaha membangun Fakultas

Ekonomi kearah yang lebih baik.

2. Prof. Dr. Ritha. F Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen

Manajemen dan Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris

Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara yang selalu melakukan terobosan baru yang lebih baik dalam

(4)

3. Prof. Dr. Rismayani, MS, selaku Dosen Pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan arahan kepada penlis dengan penuh

kesabaran.

4. Baby Karina Fauzia, SE, MM, selaku Dosen Penguji I yang telah

memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

5. Drs. Liasta Ginting, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen, Staf dan pegawai Fakultas Ekonomi, khususnya

Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara terutama Kak

Dani, Kak Vina, Bang Jumadi, Kak Susy Indriani.

7. Kepada Seluruh Staf dan Pegawai PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan.

8. Kepada kedua orangtua penulis, Suhedi, SE dan Suhartini, Abangku

Fugo Sufiandri, SE, Adikku Satria Nugraha dan Imam Ilhamdi yang

telah memberikan kasih sayang dan cinta yang luar biasa kepada

penulis serta semangat dan dukungan dalam segala hal bagi penulis

selama pengerjaan skripsi ini.

9. Teman-temanku Manajemen 2006 khususnya Widya Rahyuni,

Khairani Yuristianti, Rr Gita Ayu, Buhari Burhani, Uyo, Ahcmad

Fachriz, Ian_ Ngok, Vidi Isra, Khairul Syah Alam, Henrico, Winda,

Mia, Faisal Reza Manthey, Fariz Mahmud (Ane), Boyke Piay, Rifky

Fathoni (popo), Kenji, Erfandi, Rifwan (Cadak), Agung Ngh, Wien

Fardy, Bayu (05), dan teman-teman lainnya yang tidak dapat disebut

(5)

penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan jalan yang

terbaik buat teman-teman semua. Amin ya Rabbal’Alamin.

10.Abang dan Kakak senior khususnya bang Dino, bang Stanley, bang

Arif, bang Dedy, bang Agus, bang Iqbal, serta teman-teman Mabaga

lainnya yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT,

Sang Pencipta semesta alam, atas berkat dan karunia yang luar biasa yang penulis

terima selama ini dan sepanjang masa.

Medan, Juni 2010

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………..i

KATA PENGANTAR ……….ii

DAFTAR ISI……….v

DAFTAR TABEL ………...vii

DAFTAR GAMBAR ………..viii

BAB I PENDAHULUAN….………....1

A. Latar Belakang ……….1

B. Perumusan Masalah ……….6

C. Kerangka Konseptual ……….6

D. Hipotesis ……….7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….7

1. Tujuan Penelitian ……….7

2. Manfaat Penelitian ……….8

F. Metode Penelitian ……….8

1. Batasan Operasional ……….8

2. Definisi Operasional Variabel ……….9

3. Skala Pengukuran Variabel ………10

4. Tempat dan Waktu Penelitian ………11

5. Populasi dan Sampel ………11

6. Jenis dan Sumber Data ………12

7. Teknik Pengumpulan Data ………13

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ………13

9. Metode Analisis Data ………14

BAB II URAIAN TEORITIS ………19

A. Penelitian Terdahulu ………19

B. Pemasaran Jasa ………20

C. Pemasaran Hubungan (Relationship Marketing) ………24

D. Kualitas Hubungan (Relationship Quality) ………26

1. Kepercayaan ………27

2. Kepuasan ………28

3. Persepsi ………28

4. Komunikasi ………29

5. Ikatan Sosial ………30

E. Penanganan Komplain (Handling Complaints) ………30

1. Pengertian Komplain ………30

2. Alasan Menangani Komplain ………32

3. Cara Menangani Komplain ………33

4. Menghentikan Komplain Pelanggan ………34

5. Bentuk Penanganan Komplain di Hotel Dharma Deli…………...37

(7)

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………40

A. Sejarah Berdirinya ………40

B. Sejarah Pergantian Nama Natour Menjadi Inna ………43

C. Struktur Organisasi ………46

D. Fasilitas Hotel Inna Dharma Deli ………50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………53

A. Uji Validitas dan Reliabilitas ………53

B. Analisis Deskriptif ………56

1. Deskriptif Responden ………56

2. Distribusi Jawaban Responden ………58

C. Analisis Statistik ………63

1. Uji Asumsi Klasik ………63

a. Uji Normalitas ………64

b. Uji Heteroskedastisitas ………66

c. Uji Multikoliniaritas ………68

2. Pembahasan H ipotesis ………69

a. Analisis Linier Berganda ………69

b. Uji Koefisisen Determinasi ………71

c. Uji Fhitung ( Uji Serempak) ………72

d. Uji thitung (Uji Parsial) ………74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………77

A. Kesimpulan ………77

B. Saran ………77 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Per bulan Hotel Dharma Deli ………..3

Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel ………10

Tabel 4.1 Uji Validitas ………54

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas ………55

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………57

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Datang Berkunjung ………57

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Kualitas Hubungan ………59

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Penanganan Komplain ………61

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Minat Berkunjung Kembali ………62

Tabel 4.8 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ………66

Tabel 4.9 Coefficientsa ………....68

Tabel 4.10 Uji Tolerance dan VIF ………69

Tabel 4.11 Coefficientsa ………70

Tabel 4.12 Model Summaryb ………71

Tabel 4.13 ANOVAb ………...73

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ………..7

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Inna Dharma Deli Hotel ………47

Gambar 4.1 Plot Uji Normalitas ………64

Gambar 4.2 Grafik Uji Normalitas ………65

Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas ………67

(10)

ABSTRAK

Rizki Abdillah, (2010). Pengaruh Kualitas Hubungan (Relationship Quality) dan Penanganan Komplain (Handling Complaints) Terhadap Minat Berkunjung Kembali Pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan, dibawah bimbingan Prof. Dr. Rismayani, MS. Ketua Departemen Manajemen: Prof. Dr. Ritha F Dalimunthe, SE, MSi. Dosen Penguji I: Beby Karina Fauzia, SE, MM. Dosen Penguji II: Drs. Liasta Ginting, MSi.

Kualitas Hubungan (Relationship Quality) berarti kualitas dipersepsikan berdasarkan kehangatan suatu hubungan. Kualitas hubungan dipengaruhi oleh faktor kepercayaan, kepuasan, persepsi, komunikasi dan ikatan sosial atau persahabatan, Sedangkan Penanganan Komplain (Handling Complaints) berarti tanggapan yang dilakukan perusahaan ketika atau setelah pelanggan memberikan komplain (rasa ketidakpuasan).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas hubungan dan penanganan komplain terhadap minat berkunjung kembali pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Hotel Inna Dharma Deli yang datang berkunjung minimal dua kali. Sehingga untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Supramono, 2003:62)

Sehingga didapat jumlah sampel 96 orang, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive random sampling, adapun karakteristik yang ditentukan adalah pelanggan yang telah berkunjung ke PT. Inna Dharma Deli Hotel minimal dua kali, telah berusia 21 tahun. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik yang terdiri dari uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji koefisien determinasi, uji signifikasi simultan, dan uji signifikasi parsial.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan sangat signifikan dari variabel kualitas hubungan dan penanganan komplain terhadap minat berkunjung kembali, dengan persamaan regresi Y = -1,146 + 0,221 X1 +

0,238 X2 + e dan nilai Fhitung= 207,162 dan nilai Koefisien Determinasi sebesar

0,817 yang kemampuan variabel kualitas hubungan dan penanganan komplain menjelaskan variabel minat berkunjung kembali (Y) adalah sebesar 81,7%, dan 18,3% lagi dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada uji t, variabel penanganan komplain merupakan yang paling dominan dalam mempengaruhi minat berkunjung kembali.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang sangat signifikan sekali dari kualitas hubungan dan penanganan komplain terhadap minat berkunjung kembali pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan perkembangan dunia sekarang ini yang memasuki era

globalisasi dan keterbukaan yang mengakibatkan jarak dan batas antara ruang dan

waktu bukan lagi menjadikan penghalang bagi setiap orang untuk melakukan

kegiatannya baik yang bersifat bisnis maupun kesenangan.

Semakin banyak orang yang melakukan perjalanan baik dengan tujuan

bisnis ataupun hanya untuk bersenang-senang. Kenyataan ini memicu

perkembangan industri, salah satunya yaitu industri perhotelan. Dan sebagai

industri yang bergerak dibidang jasa maka kepuasan konsumen adalah menjadi

tujuan utama perusahaan yang mengutamakan kepuasaan konsumen atau

pelanggan tersebut diperoleh dari pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.

Perkembangan industri yang ada sekarang ini baik yang bergerak di

bidang jasa maupun produk selalu dihadapkan pada situasi persaingan yang amat

tajam dan ketat di mana hal ini menuntut perusahaan untuk dapat memberi nilai

lebih bagi konsumen sehingga dapat memenangkan persaingan. Hal ini

disebabkan karena bisnis perhotelan saat ini sedang menghadapi ujian berat. Tiga

atau lima tahun yang lalu para pengusaha menginvestasikan modalnya milyaran

rupiah untuk membangun hotel baru atau melakukan renovasi, tetapi akibat dari

dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan dan keadaan politik di negara kita

yang tidak menentu, menyebabkan para wisatawan mancanegara mengurungkan

(12)

berlangsung, industri perhotelan diperkirakan akan sulit untuk bertahan, dan besar

kemungkinan para pemilik hotel-hotel itu akan menjual hotelnya untuk memenuhi

utang-utangnya. Pada akhirnya kini mereka beradu kebolehan untuk bisa bertahan

di tengah persaingan yang cukup ketat, disamping meningkatnya biaya

operasional sebagai akibat kenaikan biaya listrik dan BBM ( Bahan Bakar

Minyak).

Perhotelan yang merupakan suatu industri yang paling erat hubungannya

dengan bidang pariwisata. Perkembangan industri perhotelan yang pesat ini

mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dalam menarik tamu untuk

menginap maupun untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di hotel. Dalam

rangka menghadapi persaingan ini perusahaan dituntut untuk tampil lebih

kompetitif dalam penawaran harus menarik. Pihak manajemen hotel dituntut

untuk mengembangkan diri agar dapat terus bersaing dalam menarik maupun

mempertahankan konsumen potensialnya yang sebagian besar terdiri dari

kalangan bisnis.

Perkembangan yang cepat pada industri jasa dialami juga oleh usaha-usaha

yang bergerak dalam jasa penginapan atau hotel khusus di kota Medan. Hotel

telah menjadi kebutuhan yang penting bagi masyarakat apabila berkunjung ke

suatu daerah ataupun suatu negara sebagai tempat beristirahat. Usaha perhotelan

tidak hanya mencakup kegiatan penginapan saja melainkan jasa restaurant,

swimming pool, dan juga convention atau meeting package. Diantara jasa-jasa

yang ditawarkan usaha perhotelan ini, jasa penginapan merupakan pelayanan jasa

menjadi unggulan dikebanyakan usaha jasa perhotelan. Sekarang hotel bukan lagi

(13)

kalangan ekonomi menengah sudah bisa menjangkaunya, itu semua tergantung

kualitas dan fasilitas yang dimilki hotel tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan para

pelanggan maka pihak perusahaan perhotelan harus bisa menjaga hubungan yang

akrab dengan para pelanggannya dan bagaimana cara penanganan komplain yang

baik sehingga pelanggan mau datang berkunjung kembali.

PT. Inna Dharma Deli Hotel merupakan hotel berbintang tiga yang

merupakan salah satu perusahaan milik pemerintah yang bergerak dibidang jasa

perhotelan. Hotel Inna Dharma Deli beralamat di Jl. Balaikota No. 2, Medan

20111, Sumatera Utara-Indonesia yang terletak di jantung pusat kota medan.

Persaingan Hotel Inna Dharma Deli secara umum seperti Hotel Garuda

Plaza, Hotel Grand Antares, Hotel Madani, Hotel Grand Ashton, Hotel Danau

Toba International, Hotel Tiara, Hotel Emerald Garden, Hotel Grand Angkasa

termasuk juga hotel berkelas internasional seperti JW Marriot dan lainnya. Berikut

ini adalah Tabel 1.1 yang memperlihatkan jumlah pengunjung per bulan yang

datang ke Hotel Dharma Deli. Alasan pemilihan PT. Inna Dharma Deli Hotel

sebagai tempat penelitian karena PT. Inna Dharma Deli Hotel memiliki jumlah

pengunjung yang terus meningkat dari tahun ke tahun sedangkan jumlah hotel

berbintang terus bertambah di kota Medan.

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Per Bulan PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan Tahun (2007- 2009)

      

Tahun Jumlah Pengunjung (orang) Per Bulan

(14)

Salah satu hotel berbintang yang tumbuh dikota medan adalah Hotel JW

Marriott. Investor hotel ini datang langsung dari Amerika Serikat. Selain itu,

masih ada beberapa hotel berbintang lainnya yang saat ini sudah siap beroperasi.

Sebagaimana diketahui, sedikitnya ada 6 hotel berbintang di Medan yang saat ini

telah beroperasi, diantaranya adalah Hotel JW Marriott, Crystal Square,

Cambridge Hotel dan Apartemen, Grand Antares, Aston Internasional, Hotel

Madani. Sedangkan jumlah hotel berbintang yang ada sekarang di Medan menurut

Pelaksana Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, sebanyak 25

hotel. ( Suara karya, 18 September 2007).

Dalam usaha PT. Inna Dharma Deli Hotel agar pelanggan mau berkunjung

kembali maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya adalah

kualitas hubungan yang baik dengan setiap pelanggannya, dan kemampuan

perusahaan dalam menangani komplain. Hubungan ini sendiri dapat dikatakan

sebagai suatu cara atau trik agar pelanggan mau berkunjung kembali ke

perusahaan, dimana pelanggan diajak untuk membangun suatu hubungan yang

lebih dekat dengan menciptakan komunikasi dua arah sehingga dapat

menimbulkan kepercayaan, kepuasan, bahkan ikatan sosial yang pada akhirnya

dapat menimbulkan sebuah komitmen antara pelanggan dan perusahaan.

Kualitas hubungan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti (1)

kepercayaan (trust), (2) kepuasan terhadap produk dan jasa sebelumnya, (3)

persepsi terhadap nilai, (4) Efektivitas komunikasi, (5) Ikatan sosial atau

keakraban. Faktor-faktor inilah yang memberikan konsekuensi terhadap niat beli

(15)

Faktor lain yang dapat mempengaruhi minat pelanggan berkunjung

kembali adalah kemampuan perusahaan dalam menangani komplain. Penanganan

komplain yang cepat dan tepat merupakan hal yang diharapkan pelanggan. Oleh

sebab itu, perusahaan harus dapat mempelajari keinginan konsumennya. Akibat

adanya ketidakpuasan terhadap pelayanan, komplain pelanggan adalah hal yang

wajar bagi perusahaan seharusnya menyambut baik komplain. Pelanggan

komplain yang efektif justru akan dapat meningkatkan loyalitas pelanggan

terhadap perusahaan tersebut. Namun penanganan komplain yang jelek akan

mengakibatkan pelanggan bisa berpindah ke tempat penginapan lainnya apalagi

sekarang ini tingkat kompetisi bisnis perhotelan sangat tinggi dengan banyak

berdirinya jasa-jasa penginapan baru di kota Medan dengan harga kamar yang

relatif murah.

Perlu disadari oleh perusahaan, bahwa setiap komplain yang diterima dari

pelanggan merupakan indikasi pelanggan tersebut masih akan tetap setia. Sudah

seharusnya setiap komplain yang disampaikan oleh para pelanggan yang

mempunyai masalah, disambut dengan ucapan terima kasih oleh petugas

pelayanan (front office staff). Perusahaan wajib berterima kasih karena komplain

memberikan kesempatan kepada perusahaan untuk melakukan penyempurnaan.

Jika hal ini dapat diatasi dengan baik maka pelanggan tidak ragu untuk tetap

(16)

B.Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Sejauh mana kualitas hubungan (X1) dan penanganan complain (X2) berpengaruh

terhadap minat pelanggan berkunjung kembali (Y) pada PT. Inna Dharma Deli

Hotel ?”

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kesimpulan sementara dari tinjauan

teoritis yang mencerminkan hubungan antara variabel yang diteliti. Hal ini

merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan merumuskan

hipotesis yang berbentuk alur yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.

Kualitas hubungan berkaitan dengan hal yang mencakup masalah kepercayaan

(trust), konflik, komitmen dan kesinambungan hubungan di masa mendatang.

Kualitas hubungan yang baik akan menurunkan level konflik dan sebaliknya

memperbesar kepercayaan, komitmen, berlanjutnya hubungan jangka panjang dan

kelanjutan investasi atau dengan kata lain menimbulkan kesetiaan atau loyalitas.

Begitu juga halnya dengan penanganan komplain, penanganan komplain yang

baik dari perusahaan akan membuat konsumen merasa bahwa mereka

diperhatikan dan dihargai oleh pihak perusahaan dan hal ini akan menimbulkan

keinginan untuk berkunjung kembali akibat timbulnya rasa nyaman dari

pelanggan.

Dalam penelitian ini faktor yang perlu dipertimbangkan dalam minat

berkunjung kembali, yaitu kualitas hubungan dan penanganan komplain. Menurut

(17)

kualitas hubungan yang lebih kuat antara perusahaan dengan pelanggan

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kepercayaan, kepuasan, persepsi,

komunikasi, dan ikatan sosial atau persahabatan.

Berdasarkan pemikiran yang telah dikemukakan, maka kerangka

konseptual dapat dibuat secara sistematis seperti gambar berikut.

Kualitas Hubungan

Minat Berkunjung Kembali

Penanganan Komplain

Sumber : Tjiptono (2000:94) diolah peneliti (2010) Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah

dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

“Kualitas hubungan dan penanganan komplain berpengaruh terhadap minat

berkunjung kembali pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

(18)

masuk (check-in) dan keluar (check-out), dan pada kualitas kamar terhadap minat

berkunjung kembali pada PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan. 2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang dapat dijadikan acuan

untuk menciptakan minat pelanggan untuk berkunjung kembali pada

PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan.

b. Bagi penulis

Memberikan kontribusi untuk memperluas cakrawala berpikir dalam

bidang pemasaran, khususnya berkaitan dengan kualitas hubungan dan

penanganan komplain pada pelayanan registrasi check-in dan Check

out , pada kualitas kamar serta minat berkunjung kembali.

c. Bagi peneliti lain

Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dimasa

yang akan datang.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional dan identifikasi variabel

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas (X), terdiri dari: kualitas hubungan (X1) dan

penanganan komplain (X2)

b. Variabel Terikat (Y), adalah minat pelanggan berkunjung kembali pada

(19)

2. Definisi Operasional

Definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Variabel Kualitas Hubungan (X1) : Merupakan kehangatan atau

kedekatan suatu hubungan antara seorang penjual atau penyedia jasa

dengan pelanggannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kualitas hubungan, yaitu: Kepercayaan, kepuasan terhadap produk atau

jasa sebelumnya, persepsi terhadap nilai, efektivitas komunikasi, dan

ikatan sosial atau keakraban.

b. Variabel Penanganan Komplain (X2) : Tanggapan yang dilakukan

perusahaan ketika atau setelah pelanggan memberikan komplain (rasa

ketidakpuasan).

c. Variabel Minat Berkunjung Kembali (Y) : Kebutuhan, keinginan,

harapan pelanggan yang terpenuhi sehingga melakukan pembelian

(20)

Tabel 1.3

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Skala Likert, dimana responden menyatakan tingkat setuju atau tidak setuju

mengenai berbagai objek perilaku, objek dan biasanya skala yang diajukan

(21)

Pengukuran dengan skala likert ini dilakukan dengan penilaian, misalnya:

Sangat setuju : diberi skor 5

Setuju : diberi skor 4

Kurang setuju : diberi skor 3

Tidak setuju : diberi skor 2

Sangat tidak setuju : diberi skor 1

Pada penelitian ini responden diharuskan memilih salah satu dari

sejumlah kategori jawaban yang tersedia

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Inna Dharma Deli Hotel yang

beralamat di Jl. Balaikota No.2 Medan. Waktu penelitian pada tanggal 21

April 2010 sampai dengan 24 Mei 2010.

5. Populasi dan Sampel

Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu untuk diteliti (Sugiyono, 2003:72). Populasi dalam

penelitian ini adalah pelanggan Hotel Inna Dharma Deli yang telah

berkunjung minimal dua kali, telah berumur 21 tahun. Karena kriteria

pelanggan sesuai dengan karakteristik diatas, maka jumlahnya tidak

diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampelnya digunakan rumus

(22)

Zα = nilai standard normal yang besarnya tergantung α,

Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum

diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5 dengan demikian, jumlah sampel

yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

2

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode

purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk

membatasi sampel (Sugiyono, 2007:78). Adapun karakter yang ditentukan

adalah pelanggan yang telah berkunjung minimal dua kali, telah berusia 21

tahun, sebagai pelanggan dewasa yang dianggap mampu menilai kualitas

pelayanan pada Hotel Dharma Deli Medan.

6. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian

melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

(23)

telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data PT. Inna Dharma

Deli Hotel Medan, jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan tanya jawab dengan

respon maupun dengan para karyawan dan manajer PT. Inna Dharma

Deli Medan.

b. Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui

daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.

c. Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari data

PT. Inna Dharma Deli Medan, jurnal, buku-buku pendukung, dan

sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Uji validitas untuk mengukur ketepatan alat ukur

melakukan tugas mencapai sasarannya

Kriteria dalam menentukan validitas kuesioner adalah sebagai berikut :

(24)

Reliabilitas merupakan tingkat kehandalan suatu instrumen penelitian.

Instrumen yang realiabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang

kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama

(Sugiyono ; 2003:110). Uji Reliabilitas akan menunjukkan konsistensi dari

pertanyaan jawaban responden yang terdapat pada kuesioner. Uji ini

dilakukan setelah validitas yang diuji merupakan pertanyaan yang sudah

valid. Uji reliabilitas ini menggunakan uji Gronbach Alpha.

Kriteria dalam menentukan reliabilitas kuesioner adalah sebagai berikut.

a. Jika ralpha positif dan lebih besar dari rtabel maka pertanyaan

tersebut reliabel.

b. Jika ralpha negatif dan lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan

tersebut tidak reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan

bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi

16.00 untuk memperoleh hasil yang lebih terarah.

9. Metode Analisis Data a. Analisis Deskriptif.

Analisis deskriptif dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah

menyajikan, dan menginterpretasi data sehingga diperoleh gambaran

yang jelas mengenai masalah yang dihadapi dan untuk menjelaskan hasil

perhitungan.

b. Uji Asumsi Klasik

(25)

efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi,

yaitu :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Dengan

mengunakan tingkat signifikansi 5% maka nilai Asymp.sig. (2-tailed) di

atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang, 2008:62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap

nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang

baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji

dengan menggunkan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika

variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel

dependen, maka ada nilai indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika

probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat

disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam

model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk

(26)

besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui

program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang

tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa

dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi

multikolinearitas (Situmorang, 2008:104).

c. Analisis Statistik 

1. Analisis Regresi Linear Berganda.

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui

pengaruh antara variabel bebas (kualitas hubungan dan penanganan

komplain) terhadap variabel terikat (minat berkunjung kembali).

Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1+ b2X2+ e

Dimana:

Y = skor variabel minat berkunjung kembali

a = konstanta

b1,b2 = koefisien regresi

X1 = variabel kualitas hubungan

X2 = variabel penanganan complain

e = standard error

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji signifikansi simultan (Uji-F) digunakan untuk menunjukkan

apakah secara bersama variabel bebas (X) mempunyai pengaruh positif

dan signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Model hipotesis

yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah:

(27)

Artinya variabel bebas (X) secara bersama-sama tidak berpengaruh positif

dan signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1, b2≠ 0

Artinya variabel bebas (X) secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan nilai

Fhitung dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

3. Uji Parsial (Uji-t)

Uji parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel

bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

H0 : b1 = 0

Artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1 ≠ 0

Artinya variabel bebas (X) secara parsial berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan

keputusan, yaitu:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 5%

(28)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel

bebas (X1,X2) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti

model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh

variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya jika

R2 mengecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1,X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini

berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh

(29)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dalam

penelitian ini, antara lain meliputi:

1. Nurul Hudha dan Karsono (2006), melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Manfaat Relasional dan Kualitas Hubungan Terhadap

Kesetiaan dan Komunikasi Lisan Pelanggan Pada Lembaga Bimbingan

Belajar SSC Intersolusi Surakarta”. Penelitian tersebut dilakukan dengan

didasarkan oleh variabel kepercayaan, kepuasan pelanggan, ikatan sosial,

komitmen,dan manfaat perlakuan khusus. Kesimpulan penelitian tersebut

yaitu variabel kepercayaan, kepuasan pelanggan, ikatan sosial , dan

komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesetiaan

pelanggan, sedangkan variabel manfaat perlakuan khusus tidak signifikan

mempengaruhi kesetiaan pelanggan. Faktor yang paling dominan

mempengaruhi kesetiaan pelanggan ialah kepuasan dan kepercayaan.

2. Pengaruh Penanganan Komplain dan Kepuasan Pelanggan Terhadap

Keputusan Pembelian Kembali di PT. Garuda Indonesia Medan.

Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa variabel bebas dari variabel

(30)

berangkat (check-in), penanganan komplain pada bagasi secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan

yang pernah komplain terhadap Garuda Indonesia Medan dan

pengaruhnya positif. Diteliti oleh Jaka Prasetya S tahun 2009.

B. Pemasaran Jasa

Menurut Zethamal dan Bitner ( dalam Nasution, 2004 : 16), jasa adalah

semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk

fisik atau konstruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan

waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan,

hiburan, kesenangan, atau kesehatan) atau pemecahan masalah yang dihadapi

konsumen. Kotler mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya

bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan

sesuatu (Tjiptono 2005 : 16).

Berdasarkan definisi diatas, di dalam jasa selalu ada aspek interaksi antara

pihak konsumen dengan pemberi jasa, meskipun pihak-pihak terlihat tidak

menyadari. Jasa juga bukan merupakan barang, jasa adalah suatu proses atau

aktivitas-aktivitas tersebut tidak berwujud.

Jasa memiliki karakteristik unuk yang membedakannya dari barang dan

berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar karakteristik itu terdiri

dari :

(31)

Jasa merupakan suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, kinerja atau usaha

oleh sebab itu sifat jasa tidak berwujud artinya jasa tidak dapat dilihat,

diraba, dicium, atau didengar sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Inseparability (tidak terpisahkan)

Barang fisik diproduksi, kemudian disimpan, selanjutnya dijual dan baru

nantinya dikonsumsi. Sebaliknya jasa dijual dulu, kemudian diproduksi

dan dikonsumsi. Ini berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari

penyedianya.

3. Variability (keanekaragaman)

Jasa bersifat sangan beraneka ragam karena non-standardized output,

artinya banyak variasi bentuk , kualitas dan jenis tergantung pada siapa,

kapan, dan di mana jasa tersebut dihasilkan.

4. Perishability (tidak tahan lama)

Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa

tersebut akan berlalu begitu saja.

5. Lack of ownership

Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dengan jasa.

Pada pembelian barang, pembelian mempunyai hak penuh atas

penggunaan produk yang dibelinya. Pada pembelian jasa, pelanggan hanya

mempunyai akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang

(32)

Pemasaran jasa memiliki seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar,

seperangkat alat ini dikenal dengan bauran pemasaran jasa. Bauran pemasaran

jasa merupakan hail perluasan dari bauran pemasaran tradisional yang didefinisi

ulang sehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa. Ada beberapa unsur lagi yang

ditambahkan pada bauran pemasaran jasa hal ini disebabkan karena jasa

mempunyai karakteristik yang berbeda dari barang. Adapun bauran pemasaran

jasa yaitu:

1. Product (produk)

Produk biasa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak)

yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenui

kebutuhan dan keinginan tertentu. Keputusan bauran produk yang dihadapi

pemasar jasa bisa sangat berbeda dengan yang dihadapi pemasar barang,

yakni jasa baru sukar diproteksi dengan paten.

2. Pricing (Keputusan Harga)

Keputusan bauran harga berkenaan dengan stategis dan taktis, seperti

tingkatan harga, struktur diskon, syarat pembayaran, dan tingkat

diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Pada umumnya

penetapan harga mirip dengan yang biasa dijumpai pada pemasar barang

akan tetapi ada pula perbedaannya yaitu karakteristik intangible jasa

menyebabkan harga menjadi indikator signifikan atas kualitas.

3. Promotion (Promosi)

Bauran promosi tradisional berbagai metode untuk mengkomonikasikan

manfaat jasa kepada pelanggan potensial. Meskipun secara garis besar

(33)

pemasaran jasa personel produksi juga menjadi penting dalam bauran

promosi.

4. Place (Lokasi)

Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jas bagi para

pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi lokasi fisik dan keputusan

penggunaan perantara untuk meningkatkan aksesibilitas jasa bagi para

pelanggannya.

5. People (Orang atau karyawan)

Orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran bagi sebagian

besar jasa. Dalam industri jasa, setiap orang merupakan “part time

marketer” yang tindakan dan perilakunya mempunyai dampak langsung

pada output yang diterima pelanggan. Oleh sebab itu setiap industri jasa

harus secara jelas menentukan apa yang diharapkan dari setiap karyawan

dalam interaksinya dengan pelanggan.

6. Physical Evidance (Bukti Fisik)

Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak

dapat menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan

resiko yang dipersiapkan konsumen dalam keputusan pembelian semakin

besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran

adalah mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti

fisik dari karakteristik jasa.

7. Process (Proses Produksi)

Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen

(34)

bersangkutan. Dalam bisnis jasa, manajemen pemasaran dan manajemen

operasi terkait dan sulit dibedakan denganjelas.

8. Customer Service (Layanan Pelanggan)

Layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang

dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur

bauran pemasaran ini tidak dapat dibatasi hanya pada departemen layanan

pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personel

produksi, baik yang dipekerjakan oleh organisasi maupun pemasok.

Manajemen kualitas jasa yang ditawarkan kepada pelanggan berkaitan erat

dengan kebijakan desain produk dan personalia.

C. Pemasaran Hubungan (Relationship Marketing)

Menurut Sunarto (2004:336), pemasaran hubungan (relationship

marketing) adalah menciptakan menjaga, dan meningkatkan hubungan yang kuat

dengan pelanggan dan pemegang saham yang lain. Pemasaran hubungan

beorientasi jangka panjang. Tujuannya ialah untuk memberikan nilai jangka

panjang kepada pelanggan, dan ukuran keberhasilnnya ialah kepuasan pelanggan

yang menghasilkan kesetiaan pelanggan yang tinggi.

Menurut Chan (2003:6), pemasaran hubungan adalah pengenalan setiap

pelanggan secara lebih dekat menciptakan komunikasi dua arah dengan mengelola

suatu hubungan yang menguntungkan antara pelanggan dan perusahaan.

Hubungan ini bersifat parthership, bukan sekedar hubungan antara penjual dan

pembeli. Dengan demikian, tujuan jangka panjang adalah menghasilkan

keuntungan terus menerus dari kelompok pelanggan (pelanggan sekarang dan

(35)

Pembinaan hubungan dengan konsumen melalui pemasaran merupakan

suatu orientasi strategik dan filosofi berbisnis yang memfokuskan lebih kepada

mempertahankan dan memperbaiki hubungan dengan konsumen yang ada

sekarang, dari pada mencari konsumen baru. Filosofi ini mengasumsikan bahwa

dalam mencari nilai (value) yang dibutuhkannya, para konsumen lebih suka

mempunyai hubungan jangka panjang dengan satu perusahaan daripada terus

menerus berpindah dari perusahaan yang satu keperusahaan yang lain. Atas dasar

asumsi ini adanya kenyataan bahwa mempertahankan hubungan dengan

konsumen yang sekarang memerlukan biaya yang jauh lebih murah daripada

biaya untuk menarik konsumen baru, maka para pemasar yang ingin berhasil

dalam jangka panjang akan menjalankan strategi yang efektif dalam

mempertahankan konsumen yang ada.

Tujuan utama dari hubungan pemasaran adalah untuk membangun dan

mempertahankan konsumen yang komit dan yang menguntungkan bagi

perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini, perusahaan akan memfokuskan pada

penarikan, mempertahankan, dan meningkatkan hubungan dengan konsumen.

Konsumen akan tetap mau menjalin hubungan selama mereka diberi produk dan

jasa yang berkualitas secara konsisten serta value yang baik (sesuai) di setiap

kesempatan. Kecil kemungkinannya konsumen akan bisa direbut oleh pesaing bila

konsumen merasa bahwa perusahaan memahami kebutuhan konsumen tersebut

dan memperlihatkan kemauan untuk senantiasa menjaga hubungan dengan secara

konsisten memperbaiki dan mengembangkan bauran produk dan jasanya.

Konsumen yang loyal pada akhirnya dapat menjadi konsumen yang lebih

(36)

perusahaan yang sama. Konsumen yang loyal tidak hanya menjadi dasar yang

kuat bagi perusahaan, tetapi konsumen yang loyal juga mencerminkan potensi

pertumbuhan perusahaan di masa datang. Hubungan yang selalu ditingkatkan

akan mampu menaikkan market share dan laba perusahaan.

D. Kualitas Hubungan (Relationship Quality)

Istilah kualitas hubungan (relationship quality) berarti kualitas dipersepsi

berdasarkan kehangatan suatu hubungan. Kalau hubungan (relationship) bagus,

maka perceived quality (kualitas yang dirasakan) juga tinggi (Kasali, dalam Chan,

2003:234). Perceived quality adalah faktor utama dimana orang akan

membedakan suatu tempat pasar.

Menurut pendapat Chan (2003:237), quality selain terhadap produk dan

jasa, kualitas juga diterapkan pada karyawan (people), proses (process), dan

lingkungan fisik (environment) dimana produk dan jasa disediakan. Kualitas itu

sendiri dapat diperoleh dengan membina hubungan (relationship) yang baik. Hal

ini menunjukkan bahwa karyawan (people), proses (process), dan bukti fisik

(dalam hal ini adalah lingkungan fisik dimana jasa disampaikan) yang merupakan

atribut evaluasi konsumen dalam mengkonsumsi jasa mempunyai hubungan

dengan kualitas hubungan.

Relationship quality oleh Smith dalam Soetomo (2002:119) didefinisikan

sebagai sebuah konsep yang terdiri dari berbagai pengaruh positif yang

ditimbulkan oleh suatu hubungan yang mencerminkan keseluruhan hubungan dan

(37)

Relationship quality menurut Kumar, Scheer, dan Steenkamp (dalam

Jasfar, 2002:19), berkaitan dengan hal-hal yang mencakup masalah konflik,

kepercayaan (trust), komitmen dan kesinambungan hubungan di masa mendatang.

Kualitas hubungan yang baik akan menurunkan level konflik dan sebaliknya

memperbesar kepercayaan, komitmen, berlanjutnya hubungan jangka panjang dan

kelanjutan investasi. Membangun relationship dengan pelanggan seringkali

membawa keberhasilan, tetapi tidak selalu merupakan suatu strategi terbaik.

Menurut Lovelock, Patterson dan Walker dalam Tjiptono (2000:94) kesuksesan

tersebut dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti kepercayaan, kepuasan

terhadap produk dan jasa, persepsi terhadap nilai, efektifitas komunikasi, dan

ikatan sosial atau persahabatan.

1. Kepercayaan

Kepercayaan (trust) secara umum dipandang sebagai unsur mendasar bagi

keberhasilan suatu hubungan. Tanpa adanya kepercayaan suatu hubungan tidak

akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Kepercayaan didefinisikan

sebagai kesediaan untuk bersandar pada mitra bisnis yang dipercayai. Menurut

Garbarino dan Johnson (dalam Soetomo, 2004:234), pengertian kepercayaan

(trust) dalam pemasaran jasa lebih menekankan pada sikap individu yang

mengacu kepada keyakinan konsumen atas kualitas dan keterandalan jasa yang

diterimanya.

Kepercayaan timbul dari suaru proses yang lama sampai kedua belah

pihak saling mempercayai. Apabila kepercayaan sudah terjalin di antara

(38)

Donney dan Cannon (dalam Jasfar, 2002:20) mengemukakan faktor –

faktor yang mempengaruhi dalam proses terbentuknya kepercayaan antara lain:

reputasi perusahaan, besar-kecilnya perusahaan, saling menyenangi, baik antara

pelanggan dengan perusahaan maupun antara pelanggan dengan pegawai

perusahaan.

2. Kepuasan

Perilaku setelah pembelian akan menimbulkan sikap puas atau tidak puas

dari konsumen. Kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa adalah tingkat

perasaan dimana seseorang menyatakan hasil perbandingan hasil atas kinerja

produk atau jasa yang diterima dan diharapkannya (Kotler, Tjiptono, 2000:131).

Menurut Kotler (2005:70), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa

seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk

yang dipikirkan terhadap kinerja atau hasil yang diharapkan. Jika kinerja berada

dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan,

pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan, maka pelanggan amat puas atau

amat senang. Dengan memahami tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan

yang diberikan, maka perusahaan dapat mengetahui kesenjangan antara yang

dilakukan perusahaan dan yang pelanggan butuhkan, sehingga perusahaan dapat

menentukan langkah yang tepat untuk melakukan perbaikan di masa mendatang.

3. Persepsi

Kualitas harus dimulai pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan.

(39)

perusahaan sebagai penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang

pelanggan.

Menurut Hill (dalam Tantrisna, 2006:38) persepsi adalah pandangan

terhadap pelayanan yang telah diterima individu. Masing-masing individu

memiliki persepsi yang berbeda-beda karena mereka menerima,

mengorganisasikan, dan menerjemahkan informasi dengan cara yang

berbeda-beda.

4. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antara individu

ataupun konsumen melalui suatu sistem yang lazim (biasa), baik dengan

simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan (Purwanto, 2006:3).

Informasi yang didapatkan konsumen biasanya akan berhubungan dengan

keputusan yang diambil konsumen untuk berkunjung atau mengambil keputusan

untuk memilih.

Komunikasi bisnis adalah suatu bentuk hubungan anatara komunikator

dengan komunikan dimana terdapat adanya pertukaran ide, informasi, pesan, dan

konsep yang berkaitan dengan pencapian serangkaian tujuan komersial. Kegiatan

tetapi juga mengandung unsur persuasi agar orang lain bersedia menerima

pemahaman dan pengaruh, serta mau melaksanakan suatu perintah atau bujukan.

Sumber informasi yang didapatkan konssumen biasanya akan

berhubungan dengan keputusan yang diambil konsumen untuk berkunjung atau

mengambil keputusan yang diambil konsumen untuk berkunjung atau mengambil

(40)

sumber dari mana informasi tentang produk maupun jasa yang diperoleh

konsumen.

Menurut Kotler (2005:225), sumber informasi konsumen digolongkan ke

dalam empat kelompok:

a. Sumber pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersil : Iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.

c. Sumber publik : Media masa, organisasi penentu peringkat konsumen.

d. Sumber pengalaman : Penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.

5. Ikatan Sosial atau Persahabatan

Ikatan sosial atau persahabatan akan membangunan hubungan yang lebih

kuat dengan pelanggan dan masyarakat. Ikatan sosial atau persahabatan adalah hal

yang timbul akibat interaksi antara karyawan dengan pelanggan (Morgan, dalam

Rini, 2006). Melalui ikatan ini perusahaan berusaha memuaskan pelanggan dan

selalu melakukan yang terbaik demi kepentingan pelanggan dan masyarakat untuk

jangka panjang.

Menurut Kotler (2005:30), tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan,

keinginan, dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang

diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan cara yang

tetap mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

konsumen.

Ikatan sosial atau persahabatan adalah suatu kebutuhan memberi dan

menerima suatu perhatian dari dan untuk pelanggan dan masyarakat. Kebutuhan

ini antara lain hubungan antara pelanggan dengan penjual, hubungan antara

(41)

E.Penanganan Komplain (Handling Complaints) 1. Pengertian Komplain

Komplain adalah sebuah aksi yang dilakukan oleh seseorang, yang

didalamnya termasuk mengkomunikasikan sesuatu yang negatif terhadap produk

atau pelayanan yang dibuat atau dipasarkan (Oxford pocket dictionary, new

edition, 2005)

Menurut Norwel (2005), ada empat kategori dari komplain yaitu :

a. Mechanical complaints

Jenis komplain yang disebabkan oleh kesalahan yang terjadi pada

perlengkapan yang ada di restoran. Misalnya lampu pada restoran yang

mati, meja atau kursi yang patah, atau air conditioner yang tidak

dingin.

b. Attitudinal complaints

Jenis komplain yang disebabkan karena staf atau pekerja mempunyai

sikap yang buruk dalam melayani konsumen.

c. Services-related complaints

Jenis komplain yang disebabkan oleh buruknya pelayanan yang

diberikan disebuah restoran. Misalnya terlalu lama menunggu

makanan atau minuman yang telah dipesan, tidak tersedianya alat

makan di atas meja, dan makanan yang disajikan dingin.

(42)

Konsumen juga dapat melakukan komplain karena tidak adanya ruang

khusus bagi yang tidak merokok atau karena suasana yang tidak

nyaman di dalam restoran.

Menurut Zaugg (2006, P.3), saat konsumen merasa tidak puas ada

beberapa sikap yang akan mereka lakukan antara lain:

1. Voice company: konsumen langsung komplain terhadap pihak ketiga,

yang bersangkutan.

2. Voice third party: konsumen melakukan komplain melalui pihak

ketiga, contoh: mengirim surat berisi pernyataan komplain ke media

masa.

3. Negative word-of-mouth: konsumen menceritakan keburukan

perusahaan kepada relasinya.

4. Silence: diam saja, bersikap seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

5. Exit: berhenti menjadi pelanggan dan tidak pernah kembali lagi.

Bagi orang bekerja di suatu perusahaan, maka menjaga kepuasan pelanggan

adalah nomor satu. Oleh karena itu, mengatasi komplain dari pelanggan

merupakan hal penting, serta bagaimana agar selalu bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

2. Alasan Menangani Komplain (Barlow and Moller, 2008:17)

Pelangggan yang komplain oleh sebagian besar perusahaan masih

dianggap sesuatu yang negatif. Perusahaan yang mendorong pelanggan

untuk komplain, biasanya sudah mengalami pergeseran sikap terhadap

komplain, bisanya sudah mengalami pergeseran sikap terhadap komplain,

(43)

tetapi justru lebih banyak sisi positifnya. Menurut fronline complaints

Handling: 2004, sisi positif komplain mendesak karyawan perusahaan

untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik.

Sebagian besar dari nasabah yang komplain sebetulnya perhatian

pada perusahaan. Adanya komplain, perusahaan tahu di mana letak

persisnya kualitas yang harus diperbaiki. Apakah packaging

(kemasan)-nya, pada rasa, atau pelayanannya. Dengan demikian akan memudahkan

perusahaan untuk memperbaiki produk atau jasa tersebut.

3. Cara menangani Komplain

a. Alternatif strategy related to complaint (Startegi alternatif untuk

menangani komplain):

1. Doing right at the first time (Melakukan hal terbaik pertama kali),

perusahaan berusaha untuk memuaskan seluruh pelanggan dalam

kesempatan pertama, menghindari adanya kesalahan dalam

memberikan layanan kepada nasabah.

2. Services recovery (Memperbaiki kualitas jasa), perusahaan

membiarkan terjadinya ketidakpuasan dalam kesempatan

pelayanan yang pertama untuk sebagian pelanggan, tetapi

kemudian mendorong mereka untuk komplain dan menyelesaikan

komplian dengan baik.

b. Handling complaint sistematicaly (Menangani Keluhan dengan sistem)

Langkah pertama : mengelompokkan jenis problem. Setiap problem

(44)

Langkah kedua: Dalam standar layanan penanganan komplain, harus

jelas siapa yang menjadi tanggung jawab front liners, supervisor,

manajer atau bahkan top management.

c. Handling complaint effectively (Menangani kompalin secara efektif)

Ada dua kata kunci:

a) Kecepatan penanganan atas komplain

b) Penyelesaian komplain

Setiap komplain yang disampaikan oleh para pelanggan

yang mempunyai problem, haruslah disambut dengan ucapan

terima kasih. Langkah-langkah menangani komplain yang efektif

adalah:

a. Mengucapkan terima kasih

b. Mengucapkan maaf

c. Mencari tahu informasi dari pelanggan

d. Berjanji hal tersebut tak terulang lagi

e. Melakukan langkah konkrit untuk secepatnya menangani

komplain.

Tugas perusahaan jasa adalah melayani terhadap sesama,

maka kepuasan pelanggan adalah merupakan suatu tujuan utama.

Bagi perusahaan yang telah dapat menangani komplain dengan baik,

dan menganggap bahwa komplain merupakan masukan yang positif,

maka perusahaan tadi masih mempunyai kesempatan untuk

(45)

Pelanggan akan loyal, karena tahu jika dia melakukan komplain, akan

dilayani dengan baik, dan dilakukan perbaikan.

4. Menghentikan Komplain Pelanggan

Kepuasan pelanggan adalah ‘urat nadi’ bagi sebuah bisnis. Sehingga para

pebisnis professional umumnya bekerja secara maksimal demi kepuasan

pelanggan. Sehingga praktisi bisnis professional, tertentu dapat

menghadapi sejumlah komplain secara professional pula. Ada tiga tahap

penting dalam menangani keluhan konsumen (James Gweee, Consultant,

Singapura 2006):

a. Redakan emosi

Seorang penerima komplain dalam menghadapi komplain

yang emosional disarankan untuk tidak menjawab komplain dengan

serangkaian penjelasan. Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik

agar tensi emosi pelanggan mereda sedikit demi sedikit. Dalam hal ini

perusahaan juga dituntut untuk bisa membedakan ucapan yang hanya

bersifat emosional dan yang faktual. Tidak perlu menanggapi ucapan

yang bersifat emosional. Sedangkan komplain yang bersifat faktual

bisa Anda tanggapi dengan kalimat-kalimat positif. Hindari kalimat

negatif seperti ini, “Maaf ya keluhan anda tidak bisa kami terima

karena menyalahi prosedur”. Kalimat seperti ini akan membuat

konsumen semakin berang. Lebih baik anda gunakan kalimat positif,

“Tenang, kami akan mencoba menyelesaikan masalah anda”. Jika

emosi konsumen telah mereda ajaklah konsumen untuk bersama-sama

(46)

kepada konsumen. Semakin banyak solusi yang perusahaan tawarkan

akan semakin baik. Karena pelanggan bisa lebih bebas memilih solusi

yang Anda tawarkan. Tetapi jangan lupa untuk mendengarkan jika

pelanggan mengajukan solusi pribadi. Kemudian cari jalan tengah

yang terbaik bagi perushaan dan konsumen.

b. Obati kekecewaan

Kedua belah pihak telah menemukan solusi jangan lantas

puas dengan kondisi kompromistis tersebut. Walau saat itu pelanggan

kelihatan cukup puas dengan solusi yang ada, tetapi bisa saja di lain

waktu pelanggan memutuskan hubungan bisnis karena khawatir akan

mengalami kekecewaan lagi di kemudian hari. Yang sangat

dikhawatirkan adalah jika ia menyebarkan kekecewaannya kepada

konsumen lain, sehingga perusahaan akan kehilangan banyak

pelanggan. Maka, lakukan tindakan untuk mengobati kekecewaan

pelanggan sekaligus menyenangkan. Caranya bisa bermacam-macam,

misalnya dengan memberikan kejutan berupa kado atau souvenir.

Maksudnya agar muncul kesan positif terhadap perusahaan.

c. Jaga kontak

Setelah perusahaan yakin masalah dengan pelanggan

selesai, jangan lantas menganggap masalah telah usai. Selain memberi

kesan positif dengan memberi kado atau souvenir, cobalah untuk

(47)

tiga hari kemudian. Tanyakan kembali perkembangan masalah yang

telah diselesaikan. Dengan demikian perusahaan juga telah berempati

terhadap kekecewaannya.

5. Bentuk Penanganan Komplain Di PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan Pada

a. Pelayanan Check-in (Registrasi) dan Check-out: (Sumber : Hotel Inna

Dharma Deli Medan)

1. Waktu registrasi yang memakan waktu cukup lama.

2. Pelanggan terlalu lama menunggu antrian.

Maka petugas hotel Inna Dharma Deli akan memberikan the magic

words (kata bujukan) yang menenangkan emosi pelanggan dan

bertindak untuk segera menyelesaikan permasalahan.

b. Kualitas kamar yang tidak sesuai

1. AC yang kurang dingin

2. Air panas yang tidak berfungsi

3. Pada saat terjadi pemadaman listrik, waktu untuk menghidupkan

tenaga listrik bantuan terkesan lama.

4. Handuk yang tidak wangi.

Maka petugas hotel akan melakukan langkah perbaikan sesegera

mungkin, jangan sampai pelanggan menunggu dalam jangka waktu

(48)

ditanggulangi dalam waktu yang singkat maka petugas hotel akan

mengonfirmasikannya kepada pelanggan agar menunggu di lobi hotel

sambil memberikan mereka minuman dan makanan ringan.

F. Minat Berkunjung Kembali

Minat berkunjung kembali adalah perilaku yang muncul sebagai respon

terhadap objek. Minat berkunjung kembali menunjukkan keinginan pelanggan

untuk melakukan kunjungan kembali untuk waktu yang akan datang (dalam

Tjiptono, 2005:231), Menurut Kapferer dan Laurent (dalam Tjiptono, 2005:231),

perilaku pembelian kembali (repeat purcahsing behavior) bisa dijabarkan menjadi

dua kemungkinan, yakni loyalitas dan inersia. Faktor pembedanya adalah

sensitivitas merek (brand sensitivity) yang didefinisikan sebagai sejauh mana

merek memainkan peran kunci dalam pemilihan alternatif dalam kategori produk

tertentu. Sensitivitas merek dipengaruhi persepsi terhadap perbedaan antar merek

dan tingkat keterlibatan konsumen dalam kategori produk, Perilaku pembelian

kembali dalam situasi sensitivitas merek yang kuat dikategorikan sebagai

loyalitas, dimana konsumen cenderung membeli ulang merek yang sama dan

menganggap pilihan merek sangat penting baginya. Sebaliknya pembelian

kembali dalam situasi sensitivitas merek yang lemah dikategorikan sebagai

inersia, yakni konsumen cenderung membeli ulang merek yang sama, namun ia

(49)

berbagai merek yang ada dan tidak terlibat secara intensif dalam pemilihan

kategori produk.

Seorang pemasar akan berusaha keras untuk mengukur minat melakukan

pembelian dari konsumen, serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang harus

mempengaruhi minat tersebut. Pemasar akan selalu menguji elemen-elemen dari

bauran pemasaran yang mungkin mempengaruhi minat tersebut. Pemasar akan

selalu menguji elemen-elemen dari bauran pemasaran yang mungkin

mempengaruhi minat pembelian kembali. Misalnya dengan menguji konsep

(50)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya

Hotel Dharma Deli adalah Unit Hotel dari PT. Natour (National Hotel and

Tourism Corp Ltd) yang merupakan persero pemerintah di bawah naungan

Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi Republik Indonesia

(Deparposel), yang bergerak dalam usaha jasa akomodasi (Perhotelan dan

Restourant).

Hotel Dharma Deli sebelumnya adalah merupakan unit-unit PT. Natour

yang terpisah dalam pengelolaannya, yaitu bekas Hotel Wisma Deli yang terletak

di Jalan Balai Kota No. 2 Medan.

Sebelum penggabungan terdahulu Hotel Wisma Deli didirikan pada tahun

1965, dimana pada saat itu hotel ini secara operasionalnya tunduk di bawah

naungan Departemen Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata.

Hotel Wisma Deli ini pada mula operasinya merupakan tempat akomodasi yang

(51)

out let Restourant dan Bar. Namun melihat perkembangan perekonomian yang

melaju pesat serta tingkat kebutuhan akan akomodasi yang begitu pesat sehingga

pada saat tersebut Hotel Wisma Deli tidak mampu lagi melayani permintaan akan

pesanan kamar dan tidak sebanding dengan kapasitas yang dimiliki sehingga

secara bertahap atas persetujuan direksi dilakukan renovasi dan pengembangan

sehingga pada saat penggabungan dengan Hotel Dharma Bakti kemampuan

operasionalnya sudah berada pada tingkat layak dengan jumlah 49 (empat puluh

sembilan) kamar.

Hotel Dharma Bakti yang sekarang ada pada bangunan induk bagian

depan sebelumnya adalah milik perusahaan Belanda dengan nama Hotel Mij De

Boer yang lazim dikenal di Medan sebagai hotel orang Belanda dengan nama

Hotel De Boer. Hotel ini berdiri pada tahun 1898, dimana pada zaman keemasan

sebagai hotel yang paling baik. Kemudian pada tahun 1957 hotel ini diambil alih

kepemilikannya ke dalam lingkungan Departemen Perdagangan Republik

Indonesia. Kemudian pada tahun 1962 secara kedinasan hotel ini diserahkan

kepada Departemen Perhubungan Darat, Pos, Telekomunikasi dan Pariwisata.

Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT. Natour Nomor 22/2/OL/76

berlaku sejak 1 April 1976, dengan kebijakasanaan efisiensi dan perkembangan

kepariwisataan serta Up grading Unit maka Hotel Dharma Bakti dan Hotel Wisma

Deli menjadi satu unit pengelolaannya dengan nama Hotel Dharma Deli.

Dalam perluasan dan perkembangan perusahaan, PT. Natour pada

umumnya dan unit Hotel Dharma Deli khususnya maka secara bertahap dan

berkesinambungan berusaha untuk meningkatkan fasilitas serta jumlah kamar

(52)

Negara mampu bersaing dengan Hotel kompetitor milik swasta yang jauh lebih

sempurna sarana dan prasarananya.

Dari adanya persaingan tersebut maka pada tahun 1982 Hotel Dharma Deli

semakin meningkat yakni melakukan penambahan jumlah kamar serta sarana

pendukungnya sehingga pada pertengahan tahun 1983 Hotel Dharma telah mampu

menambah jumlah sebanyak 75 kamar sehingga jumlah keseluruhan yang

beroperasi sebanyak 176 (seratus tujuh puluh enam) kamar dengan perincian

sebagai berikut:

- 49 kamar dibangun Ex Wisma Deli

- 52 kamar dibangun Ex De Boer

- 75 kamar dibangun baru (new arcade)

Seiring dengan lajunya pertumbuhan perekonomian di Sumatera Utara

berpengaruh pula terhadap kegiatan bisnis, yang berpengaruh pula terhadap

penyediaan akomodasi sehingga pada tahun 1991 lantai 8 (delapan) yang ada

dibangunan baru yang semula berfungsi sebagai tempat penyimpanan

barang-barang diubah fungsinya menjadi ruangan/kamar untuk dijual lantai terakhir

direnovasi sehingga kamar yang ada bertambah 7 (tujuh) dengan rincian sebagai

berikut:

- 1 kamar President Suit

- 2 kamar Junior Suit

- 4 kamar Superior

Sehingga sarana keseluruhan jumlahnya menjadi 183 (seratus delapan puluh tiga)

(53)

Sejalan dengan adanya pengembangan pihak maka untuk mengantisipasi

hal tersebut, pihak Inna Dharma Deli berusaha meningkatkan kemampuan sumber

daya manusianya. Karena dengan begitu ketatnya perhotelan, dan semakin

pesatnya kemajuan pariwisata di Sumatera Utara khususnya Medan, perlu adanya

sumber daya manusia yang handal dan professional. Maka pihak direksi

menyusun program pengembangan sumber daya melalui Ikatan Dinas untuk

dilatih dibalai pendidikan dan latihan perhotelan di bandung, namun sejak tahun

1977 Ikatan Dinas tidak lagi di Bandung melainkan cukup di Medan sebab di

Medan telah berdiri Balai Pendidikan dan Pariwisata Medan (BPLP Medan) dan

untuk mempertahankan pangsa pasar dari pihak direksi melakukan kebijaksanaan

untuk mengirim dari tiap-tiap unit untuk melaksanakan kegiatan sales call di

Jakarta dan seminar-seminar yang bertujuan untuk mampu menghadapi tantangan

yang semakin tajam.

Berkat adanya pendidikan ini nantinya diharapkan pihak Hotel Dharma

Deli tidak kesulitan untuk mencari kader-kader dalam estafet kepemimpinan pada

masa yang akan datang.

B. Sejarah Pergantian Nama Natour Menjadi Inna Dharma Deli

Pada tanggal 8 September 1990 telah dilakukan penggantian pimpinan,

dari Bapak Drs. Mohd Rasyid kepada pimpinan baru Bapak H.B. Panjaitan yang

disaksikan oleh Direktur Utama PT. Natour Bapak I.G.A.G.Putra.

Pimpinan lama Drs. Mohd Rasyid mendapat tugas baru di kantor pusat PT.

Natour sebagai Kepala Biro Keuangan & akuntansi PT. Natour, sedangkan Bapak

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Pengunjung Per Bulan PT. Inna Dharma Deli Hotel Medan
Tabel 1.3 Definisi Operasional Variabel
Tabel 4.2 UJI RELIABILITAS
TABEL 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi, orang dan bukti fisik berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat berkunjung kembali dan dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square

Waterpark Hermes Medan dan Lokasi adalah variabel paling dominan dalam mempengaruhi minat berkunjung kembali ke Draco Waterpark Hermes

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Berkunjung Kembali di Taman Bermain dan Kolam Renang Hairos Medan

Berdasarkan uji t (parsial), variabel hargaberpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung pelanggan dan variabel promosiberpengaruh signifikan terhadap minat

Berdasarkan uji t (parsial), variabel hargaberpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung pelanggan dan variabel promosiberpengaruh signifikan terhadap minat

Berdasarkan uji t (parsial), variabel hargaberpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung pelanggan dan variabel promosiberpengaruh signifikan terhadap minat

Ketiga, tingginya hubungan kualitas terhadap kepuasan tidak selalu sejalan dengan hubungan kepuasan terhadap minat berkunjung kembali, sehingga membuktikan bahwa wisatawan

Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh nilai dan kualitas yang dirasakan serta kepuasan terhadap minat berkunjung kembali ke mall di Kota Batam.. Metode