Diajukan Sebagai Bukti Telah Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Oleh:
IRFAN IRFIANTO
NIM :41809714
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Sejarah Perusahaan destinasia magz ... 1
1.2 Visi dan Misi destinasia magz ... 4
1.2.1 Visi destinasia magz ... 4
1.2.2 Misi destinasia magz ... 4
1.3 Profil destinasia magz ... 5
1.3.1 Profil ... 5
1.3.2 Fungsi destinasia magz ... 6
1.4 Logo dan Arti Lambang destinasia magz ... 8
1.4.1 Logo destinasia magz ... 8
1.4.2 Arti Logo dan Warna destinasia magz ... 8
1.5 Struktur Organisasi destinasia magz ... 11
1.5.1 Struktur Organisasi destinasia magz ... 11
1.6 Job Description ... 12
vi
1.8.2 Waktu Pelaksana Praktek Kerja Lapangan ... 18
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN ... 19
2.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan ... 19
2.1.1 Deskripsi Kegiatan Rutin Praktek Kerja Lapangan ... 25
2.1.1.1 Melakukan Peliputan ... 25
2.1.1.2 Membuat Tulisan ... 26
2.1.2 Deskirpsi Kegiatan Insidentil Selama PKL ... 28
2.1.2.1 Buka Puasa Bersama ... 28
2.1.2.2 Rapat Redaksi ... 28
2.1.3 Deskirpsi Keilmuan Jurnalistik ... 28
2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik ... 28
2.1.4 Majalah ... 33
2.1.4.1 Sejarah Singkat Majalah ... 35
2.1.4.2 Kategori Majalah ... 35
2.1.4.3 Fungsi Majalah ... 36
2.1.4.4 Karakteristik Majalah ... 36
2.1.5 Ruang Lingkup Tugas Jurnalistik Pers ... 37
2.1.6 Fungsi Jurnalistik Pers ... 41
vii
BAB III PENUTUP ... 51
3.1 Kesimpulan ... 51
3.2 Saran – Saran ... 52
3.2.1 Saran Untuk Perusahaan ... 52
3.2.2 Saran Untuk Mahasiswa PKL Selanjutnya ... 53
DAFTAR PUSTAKA ... 54
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 55
i
yang telah memberikan Rahmat dan Kasih sayang-Nya sehingga peneliti diberikan
kekuatan dan kemampuan, hanya karena anugerahnya yang tiada hentinya sehingga
mampu menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan di destinasia magz, merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna mendapat nilai kuliah praktek
kerja lapangan.
Shalawat serta salam senantiasa tercurah keharibaan Nabi besar Muhammad
SAW, beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya.
Khususnya penulis mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada kedua
orang tua tercinta yang selalu memberikan rasa kasih sayangnya dan semangat pada
penulis dan juga memberikan doa serta dukungan moril maupun materi.
Selesainya Laporan Praktek Kerja Lapangan ini tidak terlepas dari bimbingan
serta arahan dari dosen dan bantuan dari berbagai pihak yang telah memberikan
kontribusinya untuk membantu penulis dalam melakukan penyusunan laporan.
ii Kerja Lapangan.
2. Drs. Manap Solihat, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
UNIKOM Bandung, yang telah memberikan izin didalam melakukan penulisan
Laporan Praktek Kerja Lapangan.
3. Inggar Prayoga, S.I.Kom, selaku dosen pembimbing yang telah membantu
selama penulis menyelesaikan laporan ini, serta sebagai wali dosen penulis dari
awal perkuliahan hingga akhir perkuliahan.
4. Tidak lupa juga Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi yaitu Melly Maulin P,
S.Sos., M.Si., Desayu Eka Surya, S.Sos., M.Si., Rismawaty, S.Sos., M.Si.,
Adiyana Slamet, S.IP., M.Si., Dr. M Ali Syamsudin Amin, M.Si., Olih Solihin,
M.I.Kom., Sangra Juliano P., S.I.Kom Tine Agustin Wulandari, S.I.Kom., dan
seluruh dosen yang telah mengajarkan penulis selama ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Ilmu yang diberikan sangat berharga bagi penulis untuk
ikut serta mengembangkan ilmu komunikasi.
5. Astri Ikawati, Amd.Kom, selaku sekretaris Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia, yang telah banyak membantu dalam mengurus
administrasi mahasiswa yang berkaitan dengan perlengkapan penulis selama
iii
7. Drs. Harri Safiari, selaku pemimpin redaksi yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk dapat melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di
Kantor Redaksi destinasia magz.
8. Mang Gun Gun, selaku fotografer destinasia magz yang telah memberikan arahan dan ilmunya kepada penulis selama Praktek Kerja Lapangan di Kantor
Redaksi destinasia magz.
9. Kang Iwan Gunawan, selaku redaktur dan pembimbing di Kantor redaksi
destinasia magz selama penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan yang telah memberikan bimbingan, dukungan, serta dorongan kepada penulis sehingga
penulis dapat belajar bagaimana mengaplikasikan ilmu dalam dunia kerja, serta
penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan dengan baik.
10.Serta para karyawan destinasia magz, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas waktu dan kesediannya dan pengalaman yang sangat berharga bagi
penulis.
11.Teman – teman di kosan Flamboyant 48 yang selalu mendukung penulis dalam
menyeleasikan laporan yaitu: Agung, Ijal, Ardi, Budi, Firza, Eno dan Dion
12.Semua teman-teman Ilmu Komunikasi serta teman-teman di kelas IK Jurnal 2
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan yang
iv
Akhir kata, kekurangan dan kekhilafan adalah sifat manusia dan
kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis menyadari, tentunya Laporan Praktek
Kerja Lapangan ini masih jauh dari sempurna, saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan. Semoga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi
penulis pada khususnya.
Bandung, Desember 2013
DAFTAR PUSTAKA
Efendy, Onong Uchjana.2006.Ilmu Komunikasi : Teori dan Peraktek. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Efendy, Onong.2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Rosdakarya
Sumandiria, AS Haris M.Si.2005.Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature
Sumber Lain:
Internet Searching : http://jurnalistikuinsgd,wordpress.com/2007/04/26/pengatar-ilmu-jurnalistik
Data destinasia magz
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Perusahaan Destinasia Magz
destinasia magz adalah majalah pariwisata nasional yang berdiri sejak tahun 2009, yang berdomisili di Bandung serta berada di bawah payung hukum PT.
Megatama PE. Fokus dari destinasia magz berisikan tentang tourism & lifestyle dengan tag line ‘Simple & Significant”.
Pada saat ini, majalah destinasia magz beredar dengan tiras 5.000 eksemplar, tebal 36 halaman. Sampul dan semua isi halamannya berwarna, walaupun tanpa
promosi atau iklan raksasa, destinasia magz tetap laku dan tetap terbit setiap bulan. Sirkulasi destinasia magz menjangkau 12 kota besar yaitu Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, Batam, Bangka, Samarinda, Nangroe Aceh Darusalam,
Denpasar-Bali, Semarang, Solo, Surabaya dan 35 Instansi Kepariwisataan (Kementrian dan
Dinas) di Indonesia.
destinasia magz merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan dalam memberikan informasi mengenai dunia pariwisata kepada khalayak umum. Sehingga
dalam peredarannya pun destinasia magz masih bisa tetap ada di antara banyaknya media-media cetak yang lain.
Dalam era kompetisi, era komunikasi, era perang citra atau lebih dikenal dengan
lagi.Setiap media massa, baik cetak maupun elektronik berlomba-lomba menyajikan
informasi, baik yang besifat hanya sekedar informasi, mendidik, mempersuasi atau
bahkan menyenangkan, memuaskan dan menghibur masyarakat luas.
Mengacu pada sasaran khalayaknya yang spesifik, maka fungsi utama media
berbeda satu dengan yang lainnya. Majalah mempunyai segmentasi khusus misalnya
majalah berita mingguan, majalah wanita, majalah remaja, majalah pria, majalah
kesehatan, majalah pariwisata, dan sebagainya.
Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya, sejak
awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah
anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa atau untuk pembaca umum dari remaja
sampai dewasa. Bisa juga sasaran pembacanya kalangan profesi tertentu, seperti
pelaku bisnis; atau pembaca dengan hobi tertentu, seperti bertani, beternak, memasak
atau travelling.
Dalam situasi persaingan antar media yang semakin ketat di Indonesia, majalah
saat ini dapat dikatakan bisa bertahan dan mampu ikut bersaing dengan media
lainnya, padahal majalah lebih mengkhususkan sasaran khalayaknya, tetapi
peminatnya masih terus ada karena salah satu kekuatan yang dimiliki oleh majalah,
yaitu segmentasi yang spesifik untuk pembaca yang telah di rancang sejak awal
sasaran khalayak seperti apa yang akan dituju.
Majalah merupakan media yang paling simple organisasinya, relatif lebih mudah
mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang banyak. Majalah juga dapat
dan luwes menentukan bentuk, jenis, dan sasaran khalayaknya. Meskipun sama-sama
sebagai media cetak, majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena
majalah memiliki karakteristik sendiri.
Masalah yang timbul adalah dimana seorang konsumen atau pembaca dihadapkan
kepada banyaknya pilihan majalah dengan berbagai macam spesifikasi dengan berbagai
macam artikel dengan subjek yang bervariasi, yang ditujukan kepada masyarakat umum.
Pembaca harus bisa memilih majalah mana yang dianggap dapat memenuhi
kebutuhannya, serta majalah yang dapat memberikan nilai tambah bagi si pembaca.
Salah satu cara untuk menyiasatinya yaitu dengan cara menciptakan majalah yang
mempunyai nilai lebih dan pembacanya tertarik untuk membaca karena spesifikasi dari
majalah tersebut.
Majalah destinasia magz adalah salah satu majalah yang berbasis pariwisata dengan tag linenya “simple & significant” yang memiliki jumlah pembaca yang cukup besar di kota Bandung walaupun baru berdiri sejak tahun 2009 dengan sasaran khalayaknya
yaitu seluruh masyarakat umum.
destinasia magz yang fokus kepada artikel tentang tourism & lifestyle, yaitu berisi artikel tentang hotel, resort, bungalow, café, lounge, biro perjalanan wisata, sentra seni budaya, lembaga pendidikan, kuliner, fesyen, termasuk lembaga pemerintah/swasta di dalam/luar negeri, kantor dinas provinsi/kabupaten/kota di seluruh Nusantara,
khususnya se-Provinsi Jawa Barat. Strategi distribusi destinasia magz sangat memungkinkan promo wisata lokal berorientasi global. Sehingga dapat memenuhi
yang belum tentu ada di majalah pariwisata lain.
Sangat disadari bahwa majalah yang berisi bermacam-macam artikel dengan
subjek yang bervariasi dan ditulis dengan gaya bahasa yang mudah dimengerti oleh
banyak orang akan sangat berpengaruh terhadap animo pembaca. Dengan begitu
diharapkan pembaca dapat terpuaskan dengan berbagai informasi yang didapatkan
sehingga bisa memuaskan kebutuhan dan keinginan pembaca sekaligus meningkatkan
promo wisata hingga berorientasi global
1.2. Visi dan Misi Destinasia Magz
1.2.1 Visi Destinasia Magz
Majalah destinasia magz mempunyai visi yang harus diwujudkan sebagai berikut :
Menjadikan destinasia magz sebagai panduan destinasi dan referensi bagi penggiat pariwisata dan lifestyle.
1.2.2 Misi Destinasia Magz
Adapun misi dari des t inas ia magz yang harus dilaksanakan adalah:
Meningkatkan potensi wisata daerah dan meningkatkan kesadaran akan
1.3 Profil Destinasia Magz
1.3.1 Profil Destinasia Magz
destinasia magz adalah majalah pariwisata nasional yang berdiri sejak tahun 2009, yang berdomisili di Bandung serta berada di bawah paying hokum
PT. Megatama PE, fokus pada Travelling yang berisikan tentang tourism & lifestyle dengan prinsip jurnalisme Simple & Significant, dimana prinsip tersebut menjadi tag linedestinasia magz.
Sirkulasi destinasia magz menjangkau 12 kota besar yaitu Jakarta, Bogor,
Bandung, Cirebon, Batam, Bangka, Samarinda, Nangroe Aceh Darusalam,
Denpasar-Bali, Semarang, Solo, Surabaya dan 35 Instansi Kepariwisataan
(Kementrian dan Dinas) di Indonesia.
destinasia magz merupakan majalah pariwisata yang terbit setiap bulan. Dimana sasaran pasarnya adalah Hotel, Resort, Bungalow, Lounge, biro perjalanan wisata, sentra seni budaya, lembaga pendidikan, kuliner, fesyen, termasuk lembaga pemerintah/swasta baik di dalam/luar negeri, kantor dinas
provinsi/kabupaten/kota di seluruh Nusantara, khususnya se-Provinsi Jawa
Barat. Strategi distribusi dtm (nama singkatan dari destinasia magz) sangat memungkinkan promo wisata lokal berorientasi global.
Tiras destinasia magz saat ini 5.000 eksemplar.Segmentasi pembaca mayoritas adalah kalangan industri, pengelola jasa sektor pariwisata seperti
hotel/resort/bungalow, restoran/ café, wahana hiburan/ permainan (30%), jasa
umum (20%), pelajar/mahasiswa (20%). Dari segi usia, mayoritas (50%)
pembaca destinasia magz berusia 31-45 tahun, masing-masing (30%) usia 21-30 dan diatas 45 tahun, serta sisanya (20%) di bawah 20 tahun.
Dari total tiras 5 ribu eksemplar, 100% disebarkan secara gratis kepada
semua kalangan terkait. Distribusi destinasia magz saat ini sebagian besar (20%) di kota Bandung, Jakarta (10%), Bogor (5%), Semarang (5%),
Yogyakarta (5%), Surabaya (5%), Batam (5%), Bali (10%), Samarinda (5%)
dan Aceh (5%), serta 15% pada berbagai kegiatan media.
1.3.2 Fungsi Destinasia Magz
destinasia magz sebagai salah satu media cetak memiliki beberapa fungsi yaitu:
o Pengawasan lingkungan. Fungsi pertama majalah ini adalah
sebagai pengawas lingkungan yang berhubungan dengannya, yaitu
para penggiat pariwisata. Fungsi ini memungkinkan destinasia magz mengarahkan para pembacanya untuk menjadikan kualitas hidup lebih baik.
o Pertalian (Korelasi) bagian-bagian masyarakat dalam memberikan
respon terhadap lingkungannya. Fungsi ini mempunyai tujuan
untuk menjelaskan, menafsirkan dan memberikan komentar tentang
makna dan peristiwa yang terjadi disekitar lingkungan
o Kesinambungan. Fungsi kesinambungan yang dimaksud dalam hal
ini adalah majalah destinasia magz, memaparkan mengenai budaya dominan yang mengakui keberadaan budaya khusus (subculture),
yaitu budaya pembacanya. Media massa juga berusaha
meningkatkan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat dan berperan
sebagai wahana pengembangan kebudayaan, dalam pengertian tata
cara, mode, gaya hidup dan norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat tertentu.
o Hiburan. Fungsi yang terakhir ini membuat destinasia magz
memberikan hiburan, sebagai relaksasi pembacanya mengenai
1.4 Logo dan Arti Logo Destinasia Magz
1.4.1 Logo Destinasia Magz
Setiap media cetak, baik majalah ataupun surat kabar senantiasa dilengkapi
dengan lambang. Lambang mempunyai arti penting karena lambang merupakan
identitas bagi setiap perusahaan / media massa (cetak / elektronik). Lambang
d e s t i n a s i a m a g z d a p a t d i l i h a t s e b a g a i b e r i k u t :
Gambar 1.1
Logo Destinasia Magz
Sumber: Arsip Logo Destinasia Magz, 2013
1.4.2 Arti Logo dan Warna Destinasia Magz
Lambang Kujang pada huruf (d) sebagai awalan dari namadestinasia magz telah digunakan sejak 2009, dan satuannya adalah:
A. Logo lambang destinasia magz tercantum pada latar belakang
yaitu (d) berbentuk Kujang, Tulisan Branding, dan Motto
Perusahaan yang terdiri dari :
a. Latar belakang logo berwarna putih.
b. Sketsa Kujang pada huruf awalan destinasia magz yang berwarna hijau.
c. Tulisan branding destinasia magz berwarna jingga atau biasa disebut orange.
d. Motto perusahaan (simple & significant) berwarna hijau. B. Logo diartikan sebagai berikut:
a. Sketsa Kujang pada huruf awal destinasia magz melambangkan bahwa perlunya kita menjaga serta mempromosikan kearifan lokal
budaya kita, khusus destinasia magz sendiri yaitu menjaga serta mempromosikan wisata maupun budaya kearifan lokal Jawa Barat
dengan orientasi global.
b. destinasia magz: Penegasan branding majalah.
c. Motto destinasia magz: Simple & Significant, melambangkan Majalah destinasia magz, menjunjung tinggi prinsip jurnalisme yang menjadi motto dari destinasia magz.
C. Warna logo diartikan sebagai berikut:
a. Latar belakang Warna Putih melambangkan kebebasan dan
jurnalisme di Indonesia.
b. Warna Jingga atau Orange pada branding majalah adalah warna
yang unik. Istilahnya “it makes you immediately start having feeling,”. Jingga atau orange diidentikkan dengan semangat, cerah, dan membangkitkan semangat, fresh and natural.jingga
adalah sebuah simbol kebahagiaan yang mewakili sunshine,
antusiasme, dan kreativitas.
c. Warna Hijau selalu dikaitkan dengan warna alam yang menyegarkan karena membangkitkan energi dan juga mampu
memberi efek menenangkan, menyejukkan dan menyeimbangkan
emosi. Hal ini sangat terkait dengan Sketsa Kujang pada huruf
awal destinasia magz melambangkan bahwa perlunya kita menjaga serta mempromosikan kearifan lokal budaya kita, khusus
destinasia magz sendiri yaitu menjaga serta mempromosikan wisata maupun budaya kearifan lokal Jawa Barat dengan orientasi
1.5 Struktur Organisasi Destinasia Magz
1.5.1 Struktur Organisasi Destinasia Magz
Gambar 1.2
Struktur Organisasi Destinasia Magz
Sumber: Arsip Struktur Organisasi destinasia magz 2013
Pimpinan Perusahaan
Iwan Gunaesa & Gan Ridwan
Pemasaran
Emma Latifah Ria Wanti Selvi Sefitri Bussines & Development
H. Adi Raksanagara
1.6 Job Description
Dalam tataran praktisnya, masing-masing bagian memiliki Job Description yang
berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:
A.Pimpinan Perusahaan
Mempunyai tugas pokok memimpin, mengendalikan dan mengkoordinasikan
kegiatan Majalah destinasia magz sesuai dengan visi dan misi Majalah tersebut.
B.Pimpinan Umum
Mempunyai tugas membantu tugas pokok dari pemimpin perusahaan. Serta
mempunyai tanggung jawab menyusun rencana kerja , baik jangka pendek,
jangka menengah, maupun jangka panjang. Selain itu mengarahkan dan
mengelola pengembangan dan penerapan majalah serta bertanggung jawab atas
keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke luar.
C.Pemimpin Redaksi
Bertanggung jawab terhadap mekanisme dan aktivitas kerja keredaksian
sehari-hari.Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik media massa yang
dipimpinnya. Di majalah mana pun, Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan
dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau
komandan yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya.
Kewenangan itu dimiliki karena ia harus bertanggung jawab jika pemberitaan
D.Bussines & Development
Bertugas menyebarluaskan media massa, yakni melakukan pemasaran
(marketing) atau penjualan (saling) media massa. Bagian ini merupakan sisi
komersial meliputi sirkulasi/distribusi, iklan, dan promosi.
E.Redaktur
Tanggung jawabnya hampir sama dengan Pemred/Wapemred, namun lebih
bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung aktivitas peliputan dan
pembuatan berita oleh para reporter.
F.Marketing
Marketing bertanggung jawab dalam mencari iklan, menawarkan majalah
kepada sasaran pasar, dan secara keseluruhan membantu tugas dari bidang
Bussines & Development.
G.Reporter
Merupakan "prajurit" di bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau
menyusunnya, merupakan tugas pokoknya.
H.Fotografer
Fotografer (wartawan foto atau jurupotret) tugasnya mengambil gambar
peristiwa atau objek tertentu yang bernilai berita atau untuk melengkapi tulisan
berita yang dibuat wartawan tulis. Ia merupakan mitra kerja yang setaraf dengan
wartawan tulis (reporter).
I.Pemasaran
marketing.Pemasaran pun merupakan bagian dari bidang Bussines &
Development.Biasanya di bagian pemasaran, mereka terjun langsung kepada
sasaran pasar dari destinasia magz untuk melakukan promosi di majalah atau sekedar memasang iklan.
J.Distributor
Bertanggung jawab keluar dan ke dalam atas segala aktivitasnya sebagai
divisi penunjang produktivitas bidang keredaksian dengan melakukan
koordinasi dengan Pemimpin Redaksi.
K.Kontributor
Kontributor atau penyumbang naskah/tulisan secara struktural tidak
tercantum dalam struktur organisasi redaksi.Ia terlibat di bagian redaksi secara
fungsional.
L.Penerjemah
Memiliki fungsi dan peranan penting dalam menyampaikan informasi atau
pesan sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat yang berbahasa lain seperti
bahasa Inggris diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.
M. Desain Grafis dan Ilustrator
o Merancang cover atau sampul depan.
o Mendesain dummy atau nomor contoh sebelum produk di cetak dan dijual.
o Mengatur peruntukan halaman untuk naskah.
setiap naskah.
o Menulis nomor halaman, nama rubrik/desk, nomor volume terbit, hari
terbit, dan tanggal terbit setiap edisi.
1.6.1 Rubrik Destinasia Magz
destinasia magz terus berusaha untuk mengetahui apa yang dibutuhkan pembacanya. Sebagai majalah pariwisata, destinasia magz tampil dengan gaya dan tulisan yang berbeda dengan bahasa yang nyentrik, gaul dan asik untuk di
baca. Untuk itulah rubrikasi yang terdapat pada destinasia magz selalu
mengalami perubahan ide dan tema untuk memenuhi keinginan para
pembacanya. Berikut ini rubrikasi yang terdapat di destinasia magz:
1) Agenda
Jadwal kereta Api& Jadwal penerbangan
2) Veranda
Artikel editorial atau tajuk rencana menyimak yang ada
dimasyarakat
3) DTM Letter Surat pembaca
4) Photo Gallery
Berupa foto-foto wisata
5) Framing
6) Travelling
Kegiatan berlibur ke tempat wisata
7) Living
Artikel gaya hidup pengusaha
8) Close to u
Profil atau sosok bersifat human interst 9) Expose
Rubrik untuk acara besar, event yang akan terselenggara
10)Shopping
Bisnis dan berbelanja
11)Common Interest
Komunitas yang memberikan inspirasi
12)Destinasia
Rubrik tempat pariwisata
13)Lifestyle
Gaya hidup dan fashion
14)Healthy & Sporty
Rubrik untuk kesehatan dan olah raga
15)Special Event
Acara yang telah terselenggara
17)Campus to Campus
Rubrik untuk pelajar atau mahasiswa
1.7 Sarana dan Prasarana Destinasia Magz
a. Sarana destinasia magz
Tabel 1.1
Daftar Sarana Destinasia Magz
No Uraian Keterangan
1 Komputer Kantor + Speaker 3
2 Televisi 1
3 Kursi + Meja Kantor 7
4 Printer 2
5 Faximile 1
6 Sofa Tamu 2
7 Tinta dan Kertas 1
8 Green Screen 1
9 Rak Kantor 4
10 Telepon Kantor 1
Tabel 1.2
Daftar Prasarana Destinasia Magz
b. Prasarana destinasia magz
No Uraian Keterangan
1 Gedung Kantor 1
2 Toilet 1
3 Mushola 1
4 Dapur 1
Sumber:Pengamatan selama PKL di destinasia magz, 2013 1.8 Lokasi danWaktu Praktek Kerja Lapangan (PKL)
1.8.1 Lokasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan di destinasia magz, tepatnya di bagian Redaksional. Beralamat di Jl. Ambon No. 2 Bandung 40115,
Jawa Barat - Indonesia. Telepon (022) 4208 408, Faximile (022) 4208 408,
email: destinasiamagz@yahoo.com/aduaambon@yahoo.co.id
1.8.2 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini selama 2 bulan,
sesuai dengan waktu dan aturan yang ada di UNIKOM dan telah disepakati oleh
19
2.1 Kegiatan Selama Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Majalah destinasia magz, melakukan aktivitas yang dibagi kedalam dua jenis, yaitu: kegiatan rutin dan
kegiatan insidentil.
Kegiatan rutin yaitu dilakukan merupakan bentuk dari kerja layaknya seorang
Jurnalistik diperusahaan m e d i a tersebut.
Sedangkan kegiatan insidentil yang dilakukan sebagai calon Jurnalis di
perusahaan tersebut, adalah melaksanakan kegiatan wawancara atau peliputan
mendadak, serta rapat redaksi yang mendadak.
Adapun setiap detail kegiatannya, bisa dilihat dalam sub-bab sebagai berikut:
Tabel 2.1
Aktivitas Praktek Kerja Lapangan
Di destinasia magz
No Hari, tanggal Kegiatan Keterangan
1. Senin, 15 Juli 2013 (Briefing) Perkenalan anggota lainnya dan tugas seorang
jurnalis. Belajar cara menulis
berita, pengenalan rubrik yang
ada dalam majalah, serta
pembagian job desc kepada masing-masing mahasiswa PKL
di destinasia magz.
2. Selasa,16 Juli2013 Masuk Kantor, menyusun daftar
perencanaan peliputan untuk
melengkapi majalah edisi
Agustus 2013.
Kegiatan Rutin
3. Rabu ,17 Juli2013 Masuk Kantor, penugasan untuk
melakukan peliputan besok di
KAA (Konferensi Asia Afrika)
Kegiatan Rutin
4. Kamis,18 Juli 2013 Mulai melakukan peliputan
yaitu: Liputan acara
“Ramadhan InEgypt” di
Konperensi Asia Afrika
(KAA), (15.00-20.00 WIB).
Kegiatan Rutin
5. Sabtu, 20 Juli 2013 Masuk kantor, mulai melakukan
penulisan untuk hasil liputan
kemarin & setor foto.
6. Minggu, 21 Juli 2013 Liputan Acara Bukber
Ngabuburit Sepanjang Jalan
Dago, membuat Tulisan dari
Hasil Liputan.
Kegiatan Rutin
8. Selasa, 23 Juli 2013 Wawancara Polisi yang
sedang bertudas di jalan
Diponogoro Depan
gedung sate. (17.00 -
17.45 WIB).
Kegiatan Rutin
9. Rabu, 24 Juli 2013 Liputan Ke Hotel Serela Merdeka
(17.00 – 19.30 WIB).
Kegiatan Rutin
10. Kamis, 25 Juli 2013 Masuk Kantor, Penugasan
Liputan Ramadhan Fashion Expo
2012, Graha Manggala Siliwangi,
(15.30-18.00 WIB).
Kegiatan Rutin
11. Jumat, 26 Juli 2013 Liputan Kegiatan Rumah Zakat,
Cikapayang, (17.00-17.30 WIB).
Kegiatan
Insidentil
Community (BBC) Di Cibiru
Bandung. (15.30 – 19.20
WIB).
• Liputan The Funsus kuliner
lezat dan sehat di jalan
Diponogoro (20:00-21:00
WIB)
Kegiatan
Insidentil
13. Minggu, 28 Juli 2013 Liputan Buka Bersama DPW
Partai Nasdem Jabar dengan
Anak Yatim Baiturahman,
Cipaganti. (17.00-19.00 WIB).
Kegiatan
Insidentil
14. Senin, 29 Juli 2013 Masuk Kantor,Liputan Sekaligus
Pemotretan Hawa Rock Band,
Balai Kota, (16.00 – 20.00.
WIB).
KegiatanRutin
15. Selasa, 30 Juli 2013 Liputan Sundanis Acuk, Distro
kaos sunda (20.00 – 22.00
WIB)
Kegiatan Rutin
16. Rabu, 31 Juli 2013 Rapat persiapan layout
majalah, (14.00 - 22.00 WIB).
Kegiatan Rutin
dan Konten Isi Majalah, (14.00
– 22.00 WIB).
18. Sabtu, 3 Agustus 2013 Masuk Kantor dan Buka Puasa
Bersama serta libur karena
menyambut Hari Raya Idul Fitri
Kegiatan Insidentil
19. Senin,26 Agustus 2013 Perjalanan Peliputan “Ekspedisi
Tasikmalaya untuk promo
pariwisata lokal Jawa Barat.
Kegiatan Rutin
20. Selasa, 27 Agustus 2013 Perjalanan Peliputan Pantai
Cipatujah, Tasikmalaya dan
melakukan wawancara dengan
salah satu pemilik usaha warung
yang berada di sekitar pantai.
Kegiatan Rutin
21. Rabu, 28 Agustus 2013 Perjalanan Peliputan Kawah
Galunggung dan Cipanas,
peliputan “Ekspedisi
Tasikmalaya”.
24. Rabu, 4 September
2013
Masuk Kantor dan Silahturahmi
kepada seluruh karyawan
destinasia magz.
Kegiatan Rutin
25. Minggu, 8 September
2013
Liputan pameran kujang di
Monumen perjuangan
(09:00-12:00)
Kegiatan Rutin
26. Kamis, 12 September
2013
Wawancara Budi Dalton di
Monumen Perjuangan (14:00-
16:00)
Kegiatan Insidentil
27. Rabu, 18 September 2013 Konfersi pers di Gedung Serba
Guna RW 01 babakan ciamis,
Kerja sama acara karang taruna
(19:00-22-00 WIB)
Kegiatan Rutin
28. Jumat, 27 September
2013
Liputan Braga Festival (17:00 –
22:00 WIB)
Kegiatan Rutin
29. Sabtu, 28 September
2013
Masuk kantor, menulis hasil
liputan kemarin,setor foto &
bantu desain layout majalah
(09:00-21:00)
30. Senin, 30 September
2013
Masuk kantor, bantu desain
layout majalah (09:00-21:00)
Kegiatan Rutin
Sumber : Catatan Penulis 2013
2.1.1 Deskripsi Kegiatan Rutin Selama Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan rutin selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) di destinasia magz adalah melakukan kegiatan layaknya seorang Jurnalis, yaitu melakukan peliputan,
baik yang sudah direncanakan ataupun bersifat insidentil, membuat tulisan tentang
hasil peliputan yang kemudian diserahkan kepada redaktur untuk dikoreksi sehingga
penulis tahu bagaimana penulisan berita yang baik dan benar, serta penulis juga tahu
apakah hasil tulisannya layak untuk masuk ke majalah atau tidak.
2.1.1.1 Melakukan Peliputan
Melakukan peliputan dilakukan oleh penulis sesuai dengan job desc yang dipilih saat akan melakukan Praktek Kerja Lapangan. Peliputan
dilakukan tidak seorang diri, disini penulis ditugaskan bersama wartawan
foto/fotografer sehingga pelaksanaan peliputan bisa berjalan dengan lancar.
Penulis juga melakukan peliputan mendadak yang dilakukan di luar
rencana agenda peliputan yang sudah direncanakan. Sebagai calon Jurnalis,
harus tetap siap saat akan melakukan peliputan mendadak, walaupun tanpa
persiapan. Hal tersebut selain melatih keilmuan yang penulis perdalam
yaitu Jurnalistik, juga melatih mental penulis untuk menjadi seorang calon
Walaupun bersifat insidental, tetapi penulis bisa mempunyai waktu
untuk berfikir dan membuat konsep sendiri untuk liputan yang akan
dilakukan.
Gambar 2.1
Saat Wawancara Manager Hawa Rock
Sumber : Dokumentasi Penulis 2013 2.1.1.2 Membuat Tulisan
Membuat tulisan setelah melakukan peliputan adalah sebuah
kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang jurnalis karena setelah
melakukan peliputan, penulis dan rekan-rekan lainnya kembali ke kantor
dan membuat tulisan sebelum diperiksa oleh redaktur dan diserahkan
kepada pemimpin redaksi. Dalam Majalah, jenis berita yang dipakai adalah
menyajikan kebenaran/objektivitas tetapi kadang-kadang bisa subjektif;
cenderung mengandung segi-segi human interest; terutama bersifat ringan, menghibur, menyenangkan; merangsang dan menimbulkan rasa emosional,
perasaan, imajinasi pembaca; memberi, menambah, dan meningkatkan
informasi tentang kejadian atau peristiwa, masalah, gejala, proses,
aspek-aspek kehidupan, termasuk juga latar belakang” (Riyono Pratikto, Kreatif Menulis Feature, 1984).
Gambar 2.2
Hasil Tulisan Hotel Serela Merdeka Bandung
2.1.2 Deskripsi Selama Praktek Kerja Lapangan
2.1.2.1 Buka Puasa Bersama
Kegiatan Buka Bersama dilakukan karena waktu PKL berlangsung di
saat bulan puasa, sehingga penulis beserta seluruh karyawan dari destinasia magz beberapa kali melakukan acara buka puasa bersama diluar agenda dari kegiatan PKL dan pekerjaan.
2.1.2.2 Rapat Redaksi
Rapat redaksi bisa bersifat mendadak atau direncanakan. Pengalaman
penulis selama melakukan Praktek Kerja Lapangan di destinasia magz, rapat redaksi pernah berlangsung secara terencana bahkan mendadak. Hal
tersebut dilakukan biasanya karena pemimpin redaksi melihat harus ada
yang dibicarakan lebih lanjut terkait isi rubrik majalah, dan deadline pengumpulan semua liputan.
2.1.3 Deskripsi Keilmuan Jurnalistik
2.1.3.1 Sejarah Jurnalistik
Pada zaman pemrintahan Cayus Julius Caesar (100-44 SM) di negara
Romawi, dipancangkan beberapa papan tulis putih di lapangan terbuka di
tempat rakyat berkumpul.Papan tulis yang disebut Forum Romanum itu berisi pengumuman-pengumuman resmi.Menurut isinya, papan pengumuman ini
keputusan-keputusannya.Kedua, Acta Diurna PopuliRomawi yang memuat keputusan-keputusan dari rapat-rapat rakyat dan berita-berita lainnya.
Acta Diurnaini merupakan alat propaganda pemerintah Romawi yang memuat berita-berita mengenai peristiwa-peristiwa yang perlu diketahui oleh
rakyat (Hamzah dd, 1987:29-30).
Secara etimologis, jurnalistik berasal dari kata journ.Dalam bahasa Perancis, journ berarti catatan atau laporan harian.Secara sederhana jurnalistik diartikan sebagai kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau
pelaporan setiap hari. Dengan demikian, jurnalistik bukanlah pers, bukan pula
media massa. Jurnalistik adalah kegiatan yang memungkinkan pers atau media
massa bekerja dan diakui eksistensinya dengan baik.
Dalam Leksikon Komunikasi dirumuskan, jurnalistik adalah pekerjaan megumpulkan, menulis, menyunting, dan menyebarkan berita dan karangan
untuk surat kabar, majalah dan media massa lainnya seperti radio dan televisi
(Kridalaksana, 1977:44)
Pada zaman Romawi ini pulalah, kata Hamzah dkk (1987:29-30) :
Lahir wartawan-wartawan pertama.Wartawan-wartawan ini terdri dari
budak-budak belian oleh pemiliknya diberi tugas mengumpulkan informasi,
berita-berita, bahkan juga menghindari sidang-sidang senat dan melaporkan semua
hasilnya baik secara lisan maupun dengan tulisan. Kalau pemilik budak ini
mengirim berita-berita yang terjadi di kota Roma dengan maksud agar
tuannya selalu mengikuti kejadian-kejadian di kota tersebut.
Hamzah dkk (1987:33) menceritakan, surat kabar cetakan baru terbit
pada tahun 911 di Cina. Namanya King Pau.Surat kabar milik pemerintah yang diterbitkan dengan suatu peraturan khusus dari Kaisar Quang Soo ini,
mula-mula terbitnya tidak tetap, tetapi mulai tahun 1351 sudah terbit
seminggu sekali. Isinya adalah keputusan-keputusan rapat-rapat
permusyawaratan dan berita-berita di istana.Terbit tegah hari, harganya dua
cash.Pada tahun 1885 sudah terbit tiap hari tiga edisi.
Di Indonesia, aktivitas jurnalistik dapat dilacak jauh ke belakang sejak
zaman penjajahan Belanda. Di Indonesia jurnalistik pers mulai dikenal pada
abad 18, tepatnya 1744, ketika sebuah surat kabar bernama Bataviasche Nouvelles diterbitkan dengan penguasaan orang-orang Belanda. Pada 1776, juga di Jakarta, terbit surat kabar Vendu Niews yang mengutamakan diri pada
berita pelelangan. Menginjak abad 19, terbit berbagai surat kabar lainnya yang
kesemuanya masih dikelola oleh orang-orang Belanda untuk para pembaca
orang Belanda atau bangsa pribumi yang mengerti bahasa Belanda, yang pada
umumnya merupakan kelompok kecil saja. Jurnalistik koran-koran Belanda
ini, jelas membawakan suara pemerintahan kolonial Belanda. Sedangkan surat
kabar pertama sebagai bacaan untuk kaum pribumi dimulai pada 1854 ketika
di Weltevreden, dan pada 1856 terbit Soerat Kabar Bahasa Malajoe di Surabaya (Effendy, 2003:104).
Sejarah jurnalistik pers pada abad 20, menurut Onong Effendy, yaitu ditandai dengan munculnya surat kabar pertama milik bangsa Indonesia. Namanya Medan Prijaji, terbit di Bandung.Surat kabar ini diterbitkan dengan modal dari bangsa Indonesia untuk bangsa Indonesia.Medan Prijaji yang dimiliki dan dikelola oleh Tirto Hadisurjo alias Raden Djokomono ini pada mulanya, 1907, berbentuk mingguan.Baru tiga tahun kemudian, 1910, berubah menjadi harian. Tirto Hardisurjo inilah dianggap sebagai pelopor yang meletakkan dasar-dasar yang dianggap sebagai pelopor yang meletakkan dasar-dasar jurnalistik modern di Indonesia, baik dalam cara pemberitaan maupun dalam cara pemuatan dengan iklan (Effendy, 2003: 104-105)
Seperti biasa , setiap kali suatu rezim tumbang, di situlah pers
menikmati masa bulan madu. Kelahiran Orde Reformasi sejak pukul 12.00
siang Kamis 21 Mei 1998 setelah Soeharto meyerahkan jabatan presiden
kepada wakilnya BJ Habibie,disambut dengan penuh sukacita oleh seluruh
rakyat Indonesia. Rasanya, jangankan orang, binatang pun di hutan-hutab ikut
berjingkrak dan bernyanyi menyambut reformasi.Terjadilah euforia di
mana-mana.Kebebasan jurnalistik beruah secara drastis menjadi kemerdekaan
jurnalistik.Departemen Penerangan sebagai malaikat pencabut nyawa pers, dengan sertamerta mebubarkan.
Secara yuridis, UU Pokok Pers No. 21/1982 pun diganti dengan UU
Pokok Pers No. 40/1999.Dengan undang-undang dan pemerintahan baru,
siapa pun bisa menerbitkan dan mengelola pers. Siapa pun bisa menjadi
wartawan dan masuk dalam organisasi pers manapun. Tak ada lagi kewajiban
Ayat (1) UU Pokok Pers No. 40/1999, setiap warga negara Indonesia dan
negara berhak mendirikan perusahaan pers. Pada pasal yang sama ayat
berikutnya, (2) ditegaskan lagi, setiap perusahaan pers harus berbentuk badan
hukum Indonesia.
Kewenangan yang dimiliki pers nasional itu, sendiri sangat besar.
Menurut Pasal 6 UU Pokok Pers No. 40/1999, pers nasional melaksanakan
peranan:
a. Memenuhi hak masyarakat untuk mengetahui,
b. Menegakkan nilai-nilai dasar demokrasi, mendorong terwujudnya
supremasi hukum dan hak asasi manusia serta menghormati
kebhinekaan,
c. Mengembangkan pendapat umum berdasarkan informasi yang
tepat , akurat,dan benar,
d. Melakukan pengawasan, kritik, koreksi, dan saran terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum, dan
e. Memperjuangkan keadilan dan kebenaran.
Dalam era reformasi, kemerdekaan pers benar-benar dijamin dan
senantiasa diperjuangkan untuk diwujudkan. Semua komponen bangsa
memiliki komitmen yang sama: per harus hidup dan merdeka. Hidup, menurut
kaidah manajemen dan perusahaan sebagai lembaga ekonomi.Merdeka,
menurut kaidah demokrasi, hak asasi manusia, dan tentu saja supremasi
sejalan dengan amanat Pasal 2 UU Pokok Pers 40/1999 yang menyatakan,
kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedulatan rakyat yang berasaskan
prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.
2.1.4 Majalah
Edisi perdana Majalah yang diluncurkan di Amerika pada pertengahan tahun
1930-an memperoleh kesuksesan besar. Majalah telah membuat segmentasi pasar
tersendiri dan membuat fenomena baru dalam dunia media massa cetak di Amerika.
Munculnya nama-nama majalah seperti Scientific American, Psychology Today dan Playboy secara aktif membentuk segmen pembaca baru (Dominick. 2000: 209)
Menurut Dominick pula, klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori
utama, yakni: (1) general consumer magazine (majalah konsumen umum); (2) business publication (majalah bisnis); (3) literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah); (4) newsletter (majalah khusus terbitan berkala); (5) public relations magazines (majalah humas).
General consumer magazine.Konsumen majalah ini siapa saja.Mereka dapat membeli majalah tersebut di sudut-sudut outlet, mall, supermall, atau toko buku lokal.Majalah konsumen umum ini menyajikan informasi tentang produk dan jasa
yang diiklankan pada halaman-halaman tertentu.Beberapa majalah konsumen yang
populer di Amerika adalah People’s, Time, Reader’s Digest, News Week, Sports Illustrated dan Playboy.
melayani secara khusus informasi bisnis, industri, atau profesi.Media ini tidak dijual
di mall atau supermall, pembacanya terbatas kaum professional atau pelaku bisnis.Produk-produk yang diiklankan umumnya hanya dibeli oleh organisasi bisnis
atau kaum professional.
Literacy reviews and academic journal. Terdapat ribuan nama majalah kritik sastra dan majalah ilmiah, pada umumnya memiliki sirkulasi di bawah 10 ribu, dan
banyak diterbitkan oleh organisasi-organisasi nonprofit, universitas, yayasan atau
organisasi professional. Mereka menerbitkan empat edisi atau kurang dari itu setiap
tahunnya., dan kebanyakan tidak menerima iklan. Nama penerbitan yang berbau
ilmiah ini antara lain: Review, Theatre Design and Technology, European Urology, Journalism Quarterly, Poultry and Egg Marketing, dan The Journal of Japanese Botany.
Newsletter.Media ini dipublikasikan dengan bentuk khusus, 4-8 halaman dengan perwajahan khusus pula.Media ini didistribusikan secara gratis atau dijual
2.1.4.1 Sejarah Singkat Majalah
Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat
kabar. Sebagaimana surat kabar, sejarah majalah diawali dari negara-negara
Eropa dan Amerika.
Di Indonesia sejarah keberadaan majalah sebagai media massa di
Indonesia dimulai menjelang dan pada awal kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta
pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto (MD) dengan prakata dari Ki Hadjar
Dewantoro selaku Menteri Pendidikan pertama RI. Di Ternate, pada bulan
Oktober 1945 Arnold Monoutu dan dr. Hassan Missouri menerbitkan majalah
mingguan Menara Merdeka yang memuat berita-berita yang disiarkan RRI. Menara Merdeka berani dan tegas mengemukakan kaum Republikan setempat di tengah keganasan serdadu Belanda, juga menyerukan persatuan bangsa
Indonesia. Menara Merdeka bertahan sampai tahun 1950. Majalah-majalah lain yang terbit setelah kemerdekaan, antara lain: Pahlawan (Aceh); majalah sastra Arena (Yogyakarta), yang di pimpin oleh H. Usmar Ismail; majalah Sastrawan (Malang), yang diterbitkan oleh Inu Kertapati; dan majalah Seniman (Solo), pimpinan Trisno Soemardjo, dan penerbitannya Seniman Indonesia Muda. Siauw
Giok Tjan menerbitkan majalah bulanan Liberty. (Soebagijo, 1977: 54-85) 2.1.4.2 Kategori Majalah
Tipe suatu majalah dientukan oleh sarana khalayak yang dituju.
pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau
untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa. Bisa juga sasaran
pembacanya kalangan profesi tertentu, seperti bertani, beternak dan memasak.
(Elvinaro, 2007: 119)
2.1.4.3 Fungsi Majalah
Mengacu pada sasaran khalaknya yang spesifik, maka fungsi utama
media berneda satu dengan yang lainnya. Majalah berita seperti Gatra mungkin lebih berfungsi sebagai media informasi tentang berbagai peristiwa
dalam dan luar negeri, dan fungsi berikutnya adalah hiburan. Majalah wanita
dewasa Femina, meskipun isinya relatif menyangkut berbagai informasi dan tips masalah kewanitaan, lebih bersifat menghibur. Fungsi informasi dan
mendidik mungkin menjadi prioritas berikutnya. Majalah pertanian Trubus fungsi utamanya adalah memberi pendidikan mengenai cara bercocok tanam,
sedangkan fungsi berikutnya mungkin informasi.
2.1.4.4 Karakteristik Majalah
Majalah merupakan media yang paling simple organisasinya, relatif
lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang
banyak.Majalah juga dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, di
mana mereka dapat diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, di mana
mereka dapat dengan leluasa dan luwes menentukan bentuk, jenis, dan sasaran
dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki karakteristik
tersendiri.
2.1.5 Ruang Lingkup Tugas Jurnalistik Pers
Pada umumnya kegiatan Jurnalistikditujukan kepada karakteristik pers
yaitu Perioditas, Publisitas, Aktualitas, Universalitas, dan Objektivitas.Untuk
lebih jelasnya mengenai kelima ciri spesifik kegiatan ini,dapat dideskripsikan
sebagai berikut :
A. Periodesitas
Periodesitas artinya, pers harus terbit secara teratur, periodik, misalnya
setiap hari, seminggu sekali, dua minggu sekali, satu bulan sekali, atau tiga
bulan sekali.Pers yang terbit tiap hari pun harus tetap konsisten dengan
pilihannya, apakah terbit pada pagi hari atau pada sore hari.Sekali pagi hari
seterusnya harus pagi hari.Begitu juga sebaliknya, sekali sore hari seterusnya
harus sore hari.Kecuali kalau ada perubahan haluan yang diputuskan melalui
rapat paripurna manajemen.Pers yang tidak terbit secara periodik, biasanya
sedang menghadapi masalah manajemen, seperti konflik internal, krisis
finansial, atau kehabisan modal. (Sumadiria, 2005:36)
Pada dasarnya pers mempunyai dua pengertian, yaitu dalam arti sempit
dan pers dalam arti luas. Berhubungan dengan pengertian pers, pakar hukum
dan pers JTC Simirangkir dalam buku “Hukum dan Kebebasan Pers”
harian, mingguan, dan majalah. Pers dalam arti luas, selain surat kabar,
majalah, dan majalah mingguan, juga mencakup radio, TV, dan film”.
(Widodo, 1997: 6)
B. Publisitas
Publisitas, berarti pers ditujukan kepada khalayak sasaran umum yang
sangat heterogen.Apa yang disebut heterogen menunjuk pada dua dimensi:
geografis dan psikografis. Geografis menunjuk pada data administrasi kependudukan, seperti jenis kelamin, kelompok usia, suku bangsa, agama,
tingkat pendidikan, status perkawinan, tempat tinggal, pekerjaan atau profesi,
perolehan pendapatan. Sedangkan psikografis menunjuk pada karakter, sifat kepribadian, kebiasaan, adat istiadat. Sebagai contoh, orang kota rat-rata
memiliki tingkat mobilitas sangat tinggi dibandingkan dengan rata-rata orang
desa. Orang kota lebih menyukai pola persaingan, sedangkan orang desa lebih
mengutamakan kebersamaan.
Menurut (Sumadiria, 2005:36-37), ciri utama bahasa jurnalistik
diantaranya sederhana, menarik, singkat, jelas, lugas, jernih, mengutamakan
kalimat aktif, dan sejauh mungkin menghindari penggunaan kata atau
istilah-istilah teknis.
Jurnalistik adalah seni dan atau keterampilan mencari, mengumpulkan,
sehari-hari secara indah, dalam rangka memnuhi segala kebutuhan hati nurani
khalayaknya (Suhandang, 2004:23).
C. Aktualitas
Aktualitas, berarti informasi apapunyang disuguhkan media pers harus
mengandung unsur kebaruan, menunjuk kepada peristiwa yang benar-benar
baru terjadi atau sedang terjadi.Secara etimologis, aktualitas (actuality) mengandung arti kini dan keadaan sebenarnya. Secara teknis jurnalistik, aktualitas mengandung tiga dimensi: kalender, waktu, masalah.
Adapun Aktualitas tiga dimensi menurut, (Sumadiria, 2005:37) :
1) Aktualitas kalender, berarti merujuk kepada berbagai peristiwa yang sudah tercantum atau terjadwal dalam kalender, baik kalender
umum Masehi yang memuat penanggalan dari 1 Januari sampai
dengan 31 Desember, maupun kalender khusus seperti kalender
akademik, kalender pemerintah, kalender ormas, atau kalender
sosial budaya dan pariwisata.
2) Aktualitas waktu berkaitan dengan peristiwa yang baru terjadi, sedang terjadi, atau sesaat lagi akan terjadi (news is timely). Bom meledak, kerusuhan di suatu kota, banjir bandang, tanah longsor,
kenaikan tarif bahan bakar (BBM), adalah beberapa contoh dari
3) Aktualitas masalah berhubungan dengan peristiwa yang dilihat dari topiknya, sifatnya, dimensi dan dampaknya, serta
karakteristiknya. Aktualitas masalah mencerminkan fenomena
yang senantiasa mengandung unsur kebaruan, seperti hak asasi
manusia, kolusi korupsi nepotisme, atau masalah-masalah
kemasyarakatan dan kebangsaan yang belum selesai seperti
demokrasi, penegakan hukum, keadilan, pemerataan pendapatan.
D. Universalitas
Universalitas, berkaitan dengan kesemestaan pers dilihat dari sumbernya
dan dari keanekaragaman materi isinya.Dilihat dari sumbernya, berbagai
peristiwa yang dilaporkan pers berasal dari empat penjuru mata angin. Dari
Utara, Selatan, Barat, Timur. Dilihat dari materi isinya, sajian pers terdiri atas
aneka macam yang mencakup tiga kelompok besar, yakni kelompok berita
(news). Kelompok opini (views), dan kelompok iklan (advertising). Betapapun demikian, karena keterbatasan halaman, isi media pers harus tetap
selektif dan terfokus.
E. Objektivitas
Objektivitas merupakan nilai etika dan moral yang harus dipegang teguh
oleh surat kabar dalam menjalankan profesi jurnalistiknya. Setiap berita yang
disuguhkan itu harus dapat dipercaya dan menarik perhatian pembaca, tidak
dapat menyajikan hal-hal yang faktual apa adanya, sehingga kebenaran isi
berita yang disampaikan tidak menimbulkan tanda tanya (Rachmadi, 1990:5).
2.1.6 Fungsi Jurnalistik Pers
Menurut Sumadiria (2005:32-35), “Dalam berbagai literatur
komunikasi dan jurnalistik disebutkan, terdapat lima fungsi utama pers yang
berlaku universal. Disebut universal, karena kelima fungsi tersebut dapat
ditemukan pada setiap negara di dunia yang menganut paham demokrasi”,
yakni:
1. Informasi (to inform) 2. Edukasi (to educate) 3. Koreksi (to influence) 4. Rekreasi (to entertain) 5. Mediasi (to mediate)
Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi Jurnalistik Persyaitu:
1. Fungsi pertama dari lima fungsi utama pers ialah menyampaikan
informasi secepat-cepatnya kepada masyarakat yang seluas-luasnya.
Setiap informasi yang disampaikan harus seluas-luasnya. Setiap
informasi yang disampaikan harus memenuhi kriteria dasar: aktual,
akurat, faktual, menarik, atau penting, benar, lengkap-utuh, jelas-jernih,
Peranan pers pada umumnya menggambarkan fungsi utama dari
publisistik sebagaimana diungkapkan Susanto (1977) yaitu: (1)
memberikan penerangan (informasi); (2) mendidik; (3) menghibur; (4)
mempengaruhi. Begitu luas jangkauan peranan pers di tengah-tengah
masyarakat serta pemerintah, maka menurut Fischer (1968) bahwa pers
dapat menciptakan pengaruh timbal balik antara pers, masyarakat,
pemerintah. Maka pers sebagai media komunikasi massa memiliki
aspek lain yaitu “ubiquitous” (serba hadir) dan serba makna.Menurut
Arifin (1986), mengemukakan bahwa sifat serba hadir berarti peranan
pers itu ada dimana saja, kapan saja, pada suasana dan konteks apapun;
sedangkan sifat serba makna berarti komunikasi secara operasional
dapat berarti jamak (terlihat dalam pengkajian definisinya antara lain
dapat berarti, proses, peristiwa, ilmu, kiat, dipahami, hubungan/saling
berhubungan, saling pengertian, dan pesan).
2. Apa pun informasi yang disebarluaskan pers hendaknya dalam
kerangka mendidik (to educate). Inilah antara lain yang memberdakan pers sebagai lembaga kemasyarakatan dengan lembaga kemasyarakatan
yang lain. Sebagai lembaga ekonomi, pers memang dituntut
berorientasi komersial untuk memperoleh keuntungan finansial. Namun
orientasi dan misi komersial itu, dan tanggung jawab sosial pers. Dalam
sebagai guru bangsa. Menurut Wilbur Schramm dalam Men, Messages and Media (1973), bagi masyarakat, pers adalah watcher, teacher, and forum (pengamat, guru, dan forum). Pers setiap hari melaporkan berita, memberikan tinjauan atau analisis atas berbagai peristiwa dan
kecenderungan yang terjadi, serta ikut berperan dalam mewariskan
nilai-nilai luhur universal, nilai-nilai dasar nasional, dan kandungan
budaya-budaya lokal dari satu generasi ke generasi berikutnya secara
estafet.
3. Pers adalah pilar demokrasi keempat setelah legislatif, eksekutif, dan
yudikatif. Dalam kerangka ini, kehadiran pers dimaksudkan untuk
mengawasi atau mengontrol kekuasaan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif agar kekuasaan mereka tidak menajdi korup dan absolut.
(Sumadiria, 2005: 33)
4. Seperti ditegaskan Lord Acton (Pujangga Inggris abad 18), kekuasaan
cenderung disalahgunakan dan kekuasaan bersifat absolut cenderung
disalahgunakan secara absolut secara absolut pula (power tends to corrups absolutly too). Untuk itulah, dalam negara-negara penganut demokrasi, pers mengemban fungsi sebagai pengawas pemerintah dan
masyarakat (watchdog function). Pers akan senantiasa menyalak ketika melihat berbagai penyimpangan dan ketidak-adilan dalam suatu
yang dimilikinya itu, pers bisa disebut sebagai instuisi sosial yang tidak
pernah tidur. Ia juga bersifat independen atau menjaga jarak yang sama
terhadap semua kelompok dan organisasi yang ada.
Dapat disimpulkan bahwa Jurnalistik Pers lebih berorientasi kepada
pihak perusahaan dan masyarakat pada umumnya, namun secara khusus
mencoba membuka jendela komunikasi antara suprastruktur dan infrastruktur
masyarakat demokrasi.Untuk membangun citra positif media, dan hasil yang
lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari
masyarakat. Tetapi jika fungsi Jurnalistik Pers yang dilaksanakan dengan baik
benar-benarmerupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan
peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana interaktif
masyarakat dan pemerintah yang kondusif, serta peka terhadap peristiwa
hukum, sosial, agama, dan budaya maka diperlukan pendekatan khusus dan
motivasi dalam meningkatkan kinerja wartawan.
Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi Jurnalistik Pers adalah
penghubung. Bisa juga disebut fasilitator atau mediator.Setiap hari pers
melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi di dunia dalam
lembaran-lembaran kertas yang tertata rapi dan menarik.Dengan kemampuan yang
dimilikinya, pers telah menghubungkan berbagai peristiwa yang terjadi di
berbagai belahan bumi.Karena perslah kita mengetahui aneka peristiwa lokal,
karena kita hanya memerlukan beberapa menit untuk mengetahuinya.
Bersamaan, karena pada halaman yang sama, disajikan juga berita tentang
peristiwa sejenis, atau peristiwa lain dari tempat yang berbeda. (McLuhan,
1966).
2.1.7 Tujuan Jurnalistik Pers
Menurut Budyatma (2005) syarat-syarat bagi jurnalisme yang
bertanggungjawab pada masyarakat adalah sebagai berikut.
1. Media harus menyampaikan berita/informasi sehari-hari yang dapat
dipercaya, lengkap, cerdas, dan bermakna. Artinya informasi yang
disampaikan dalam media tidak boleh berbohong, harus dapat
memisahkan antara fakta dan opini serta teruji kebenarannya.
2. Media dapat berperan sebagai forum untuk pertukaran
komentar dan kritik. Media merupakan milik masyarakat dan
sumber informasinya pun untuk masyarakat. Segala sesuatu
sumber informasi yang disampaikan dalam media adalah untuk
kepentingan dan memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk
masyarakat.
3. Media mampu menjadi wakil menyampaikan informasi anggota
kelompok masyarakat. Artinya informasi kolektif yang dapat
memberikan manfaat pada masyarakat harus di sugguhkan dengan
media tidak boleh mengungkapkan kelemahan dan kekurangan
anggota kelompok.
4. Media mampu menyajikan dan menjelaskan tujuan-tujuan dan
nilai-nilai masyarakat. Informasi yang disampaikan harus mampu
mendidik dan menyampaikan nilai-nilai budaya, seni, pengetahuan
yang dapat dipertanggungjawabkan.
5. Media selalu terbuka untuk mengakses perubahan-perubahan
yang berkembang dalam masyarakat.
2.5 Analisa Selama Praktek Kerja Lapangan
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini yang dimulai rapat redaksi hingga
kegiatan wawancara, memotret dilapangan, dan menuangkan pada tulisan yang
akhirnya disebut sebagai berita.
Kegiatan yang dilakukan selama Praktek Kerja Lapangan, penulis menilai
bahwa pekerjaan seorang jurnalis tidak selalu rutin dalam hal waktu dan kegiatan.
Adakalanya penulis meliput atau mewawancarai seseorang yang berbeda-beda dalam
waktu sehari yang tidak sama, maka artikel/beritanya akan disesuaikan dengan
kejadian yang terjadi dilapangan.
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan penulis, dilaksanakan di media massa yang
hal tersebut tidak mengurangi kedalam ilmu yang didapat penulis, selama Praktek
Kerja Lapangan di redaksi destinasia magz ternyata penulis mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang tidak akan terlupakan.
Prosesnya menjadi seorang jurnalis dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan
telah mampu menempatkan seseorang sebagai pribadi yang tangguh, yang dapat
dipercaya menjalankan atribut kewartawannya dengan baik.
Analisis yang penulis lakukan, pengertian keilmuan jurnalistik dengan
kegiatan PKL ini telah sesuai, dilihat dari beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
penulis rutin maupun insidentil.
Analisa mendeskripsikan keilmuan. Keilmuan yang digunakan adalah
Jurnalistik.
Definisi jurnalistik sangat banyak. Namun pada hakekatnya sama, para tokoh
komuniikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. Jurnalistik secara
harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan.
Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam
bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary). Dalam bahasa
Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.
Menurut Onong U. Effendi, jurnalistik adalah teknik mengelola berita sejak
dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada khalayak. Pada
mulanya jurnalistik hanya mengelola hal-hal yang sifatnya informatif saja.
penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis
dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah dan disiarkan di
stasiun siaran. (Roland E. Wolseley, Understanding Magazines).
Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa.
Jurnalistik adalah seperangkat atau suatu alat madia massa. Pengertian jurnalistik dari
berbagai literature dapat dikaji definisi jurnalistik yang jumlahnya begitu banyak.
Namun jurnalistik mempunyai fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang
menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada
masyarakat mengenai apa saja yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik
peristiwa factual (fact) atau pendapat seseorang (opini), untuk menjadi sebuah berita
kepada khalayak.
Jurnalistik adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau
pelaopran setiap hari. Jadi jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut
kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan
menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.1
Definisi diatas, penulis menganalisa bahwa kegiatan Praktek Kerja Lapangan
yang dilakukan telah mengikuti standar pekerjaan seorang jurnalis. Seperti dikutip
dari buku bahasa jurnalistik bahwa jurnalistik adalah kegiatan untuk menyiapkan,
mengedit, menulis untuk surat kabar, majalah atau berkala lainnya. (Assegaf,1983:9)
1
2.6 Analisis Pelayanan destinasiamagz Kepada Mahasiswa PKL
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu kegiatan dimana mahasiswa yang
melakukan PKL, menjalani masa praktek kerja yang sesungguhnya di dalam industri,
yaitu dimana disini mahasiswa melakukan PKL di kantor redaksi destinasia magz Tujuannya yaitu untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa sehingga
menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar - benar siap ketika memasuki
dunia kerja nyata serta siap untuk bersaing. Oleh karena itu, dengan adanya program
Praktek Kerja Lapangan yang terdapat pada kurikulum Ilmu komunikasi ini
diharapkan mahasiswa yang menjalani Praktek Kerja Lapangan benar-benar
mendapatkan keterampilan (Skill), pengetahuan (Knowledge) serta pembentukan
tingkah laku (Attitude) yang baik.
Selama melakukan PKL di kantor redaksi destinasia magz telah memberikan pembelajaran pada mahasiswa PKL, yaitu melatih mahasiswa agar bisa bekerja
dengan baik, tujuannya supaya mahasiswa PKL termotivasi secara kuat karena agar
mahasiswa dapat merasakan bagai mana situasi pekerjaan yang nyata didalam dunia
kerja, dimana para wartawan destinasia magz yang berpengalaman mengajarkan dan membimbing mahasiswa PKL cara membuat tulisan, memotret foto jurnalistik atau
cara liputan yang baik dan benar.
Dengan adanya PKL diharapkan mampu meningkatkan keterampilan (Skill),
pengetahuan (Knowledge), serta pembentukan tingkah laku (Attitude) Mahasiswa
kinerja Untuk mahasiswa yang melakukan PKL sehingga dapat bekerja dengan baik
dan profesional.
Selama Melakukan PKL, mahasiswa banyak mendapatkan Ilmu yang tidak
mahasiswa PKL dapatkan diperkuliahan, baik dari segi pelatihan menjadi seorang
wartawan, tekhnik penulisan berita, tekhnik foto jurnalistik dan cara wawancara
51 3.1. Kesimpulan
Penulis dapat menyimpulkan bahwa Jurnalistik lebih berorientasi kepada
pihak perusahaan dan masyarakat pada umumnya, namun secara khusus Setiap
media massa, baik cetak maupun elektronik berlomba-lomba menyajikan
informasi, baik yang besifat hanya sekedar informasi, mendidik, mempersuasi atau
bahkan menyenangkan, memuaskan dan menghibur masyarakat luas.
Jurnalistik atau wartawan majalah kegiatannya jauh lebih santai jika
dibandingkan kegiatan wartawan koran harian.
Aktifitas Kerja yang dilakukan oleh penulis sewaktu melaksanakan Praktek
Kerja Lapangan yaitu :
1. Kegiatan rutin penulis yang terjadwal dan dikomandanni oleh redaksi
sebelum melakukan peliputan ke lapangan dengan adanya rapat redaksi
terlebih dahulu.
2. Kegiatan insidentil penulis yang tidak terjadwal atau mendadak
sewaktu-waktu penulis melakukan peliputan secara mendadak tanpa ada rapat
redaksi. Tetapi dari sini mental penulis benar-benar di asah agar menjadi
Jurnalis yang berani, tidak pemalu biarpun di lakukan secara mendadak.
yang harus dilakukan oleh seorang jurnalis karena setelah melakukan
peliputan, penulis dan rekan-rekan lainnya kembali ke kantor dan membuat
tulisan sebelum diperiksa oleh redaktur dan diserahkan kepada pemimpin
redaksi.
4. Dalam Majalah, jenis berita yang dipakai adalah berbentuk feature. Feature adalah suatu tulisan kreatif; terikat pada dasar-dasar jurnalistik dan juga sastra.
3.2. Saran-saran
3.2.1. Saran Untuk Perusahaan
Saran untuk perusahaan destinasia magz, penulis yang melakukan Praktek Kerja Lapangan yaitu:
1. Sebaiknya harus bisa meningkatkan atau menambahkan lagi pada
rubriknya agar lebih menarik. Contohnya:
• Rubrik Suka-suka, isinya ulasan tentang pariwisata yang ada di dalam
negri dan luar negeri.
• Rubrik Sejarah, isinya lebih khusus mengulas tentang sejarah
berdirinya kota/kabupaten yang ada di Indonesia serta dikaitkan
2. Foto atau gambar pada destinasia magz diperbanyak intinya menambah pegawai wartawan foto sehingga bisa menjadi dukungan bagi reporter
destinasia magz, efek yang timbul pastinya efek yang positif, karena akan menciptakan suatu keseimbangan bagi para jurnalis, serta semangat dalam
bekerja.
3.2.2. Saran Untuk Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan Selanjutnya
Saran untuk mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) selanjutnya yaitu:
1. Mahasiswa PKL harus bisa mencari perusahaan yang sesuai dengan
disiplin ilmunya.
2. Menyarankan, untuk membuat persiapan sebelum pelaksanaan
PKL, mahasiswa harus belajar terlebih dahulu yang diajarkan di
kampus agar dapat menjaga nama baik pribadi, perguruan tinggi
maupun intansi.
3. Mahasiswa PKL harus bisa menjalankannya secara baik, agar
mahasiswa PKL selanjutnya mendapatkan nilai plus dari
perusahaan, perusahaan pun tidak akan ragu apabila ada perekrutan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Irfan Irfianto
Nama Penggilan : Ipong
Tempat Lahir : Pandeglang
Tanggal Lahir : 18 Agustus 1991
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status Pernikahan : Belum Kawin
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Hobi : Menulis, Traveling
Alamat : Jalan Kubangsari 7 No. 48 Sekeloa, Bandung
Telp : 083820911745
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Formal
1996 – 2001 : SDN Karaton 3, Pandeglang, Banten
2001 – 2004 : MTS Darul Hijrah Wal Banna, Pandeglang, Banten
2006 – 2009 : SMKN 2 Pandeglang, Banten
2009 – Sampai sekarang: S1 Komunikasi Jurnalistik, Universitas Komputer Indonesia (Unikom) Bandung
Non Formal