PEMBUATAN MIE CIAM WORTEL DENGAN MENGGUNAKAN
TEPUNG KOMPOSIT DARI TEPUNG TERIGU, PATI UBI JALAR,
DAN TEPUNG KEDELAI YANG DIGERMINASI
SKRIPSI
Oleh:
MELISA HALIM 090305033
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
PEMBUATAN MIE CIAM WORTEL DENGAN MENGGUNAKAN
TEPUNG KOMPOSIT DARI TEPUNG TERIGU, PATI UBI JALAR,
DAN TEPUNG KEDELAI YANG DIGERMINASI
SKRIPSI
Oleh:
MELISA HALIM
090305033/ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Skripsi : Pembuatan Mie Ciam Wortel dengan Menggunakan Tepung Komposit dari Tepung Terigu, Pati Ubi Jalar, dan Tepung Kedelai yang Digerminasi
Nama : Melisa Halim
NIM : 090305033
Program Studi : Ilmu dan Teknologi Pangan
Disetujui oleh: Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Elisa Julianti, MSi. Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MP. Ketua Anggota
Mengetahui :
Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MP. Ketua Program Studi
Penelitian ini dibiayai oleh PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
melalui Program Indofood Riset Nugraha 2012,
sesuai dengan Perjanjian Kerjasama Penelitian
No: SKE.019/S1/IRN-ISM/V/2012
ABSTRAK
MELISA HALIM. Pembuatan mie ciam wortel dengan menggunakan tepung komposit dari tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi, dibimbing oleh Elisa Julianti dan Herla Rusmarilin.
Tepung terigu dipakai dalam pembuatan berbagai makanan seperti roti, biskuit, dan mie karena mengandung gluten yang memberikan sifat kenyal. Gandum sebagai bahan baku pembuatan tepung terigu masih diimpor. Hal ini dapat mengganggu ketahanan pangan di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan tepung terigu adalah diversifikasi pangan. Penerapan yang dilakukan dalam pembuatan mie yaitu dengan mensubstitusi sebagian tepung terigu dengan pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi serta wortel. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi mutu mie ciam wortel dengan karakteristik fisik dan sensori yang disukai konsumen dan bernilai gizi tinggi.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu 1) Pembuatan tepung komposit. Pengujian tepung komposit yang dilakukan meliputi kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, sifat amilografi dengan Brabender Viscoanalyzer, derajat putih, daya serap air, daya serap minyak dan suhu gelatinisasi. 2) Pembuatan Mie Ciam dari tepung komposit dengan penambahan wortel dan jenis pengental. Tepung komposit yang digunakan adalah tepung komposit dari tahap 1 yang memiliki kandungan protein dan daya serap air yang terbaik. Pengujian yang dilakukan meliputi tekstur, warna (metode Hunter), daya serap air, kehilangan padatan akibat pemasakan, kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar karbohidrat serta uji organoleptik yang dilakukan pada mie ciam wortel sebelum dimasak, direbus dan digoreng. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa mie ciam wortel yang dibuat dari 50% terigu, 25% pati ubi jalar dan 25% tepung kedelai yang digerminasi dengan penambahan wortel sebanyak 20% dan CMC 1 % menghasilkan mie ciam wortel yang terbaik.
Kata Kunci : Pati ubi jalar, tepung kedelai yang digerminasi, mie ciam wortel
ABSTRACT
MELISA HALIM. Carrot ciam noodle-making using composite flour of wheat flour, sweet potato starch and germinated soy flour, supervised by Elisa Julianti and Herla Rusmarilin
Wheat flour is used in making a variety of foods such as bread, cookies, and noodles because the wheat flour contains gluten that gives the chewy characteristics. Wheat as raw material of wheat flour is still imported, that can disrupt food security in Indonesia. One of the efforts to reduce the use of wheat flour is by diversification. The implementation was done in the manufacture of noodles by substituting some of the wheat flour with sweet potato starch and germinated soy flour and carrots. The aim of this research was to determine the best formulation of carrot ciam noodles with the physical and sensory characteristics prefered by consumers and has the highest nutritional value.
The research was conducted in two phases. 1) The manufacture of composite flour. The flour was tested on protein content, fat content, moisture content, ash content, carbohydrate content, crude fiber content, amilograph with Brabender viscoanalizer, whiteness, water absorption, oil absorption and gelatinization temperature. 2) The manufacture of ciam noodles from composite flour with the addition of carrots and thickeners. Composite flour of phase 1 which has the best protein content and water absorption would be used in making ciam noodles. The texture, color (Hunter method), water absorption, cooking loss, protein content, fat content, moisture content, ash content, crude fiber content, carbohydrate content and organoleptic tests were tested on pre-cooked carrot ciam noodles, boiled and fried. The results showed that carrot ciam noodles made from 50% wheat flour, 25% sweet potato starch and 25% germinated soy flour with the addition of 20% carrots and 1% CMC produced the best carrot ciam noodles.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 25 September 1990 dari Bapak
Tjioe Tjoe Lee dan Ibu Go Giok Cun. Penulis merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara. Tahun 2009 penulis lulus dari SMA Sutomo 1 Medan dan pada tahun
yang sama berhasil masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan
Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (IMITP) USU, anggota Himpunan
Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI) dan sebagai asisten Laboratorium
Analisa Kimia Bahan Pangan pada tahun 2011-2013. Selain itu, penulis aktif
dalam organisasi ekstra yaitu sebagai anggota Unit Kegiatan Mahasiswa
Kebaktian Mahasiswa Kristen Universitas Sumatera Utara Unit Pelayanan
Fakultas Pertanian (UKM KMK USU UP FP). Penulis juga termasuk dalam
kelompok PKM Pengabdian Masyarakat dari DIKTI dengan judul : “Upaya
Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Kelompok Tani Red Guava (R.G) dengan
Pengolahan Jambu Biji Merah Menjadi Sirup dan Selai di desa Sei Mencirim
Kecamatan Sunggal” (2011).
Penulis telah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Besar
Pengawas Obat dan Makanan Di Medan, Medan, Sumatera Utara dari tanggal 16
Juli sampai 10 Agustus 2012. Penelitian ini disponsori oleh PT. Indofood Sukses
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pembuatan Mie Ciam Wortel dengan Menggunakan Tepung
Komposit dari Tepung Tergu, Pati Ubi Jalar, dan Tepung Kedelai yang
Digerminasi”.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk atas dana penelitiannya dan kedua orang
tua yang telah membesarkan, memelihara, dan mendidik penulis selama ini,
kepada kedua kakak saya Elys Halim & Wina Halim serta adik saya Hendi Halim
atas doa dan dukungannya. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Ibu Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si dan Ibu Dr. Ir. Herla Rusmarilin, MP. yang telah
membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari
mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian akhir. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Linda Masniary Lubis, STP, M.Si,
Bapak Ir. Sentosa Ginting, MP. dan Bapak Ridwansyah, STP., M.Si. atas kritik
dan saran kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi, Bapak Prof. Dr. F.G.
Winarno, Bapak Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, dan Ibu Ir. Winarti, TK. selaku
Dewan Pakar dari PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk atas saran serta motivasi
dalam memberi masukan kepada penulis untuk menyempurnakan skripsi.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada staf
Pengajar dan pegawai di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, teman-teman
di Laboratorium Analisa Kimia Bahan Pangan, adik-adik ITP 2010 dan 2011, dan
semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, September 2013
DAFTAR ISI
Komposisi Kimia Tepung Kedelai yang Digerminasi ... 14
Wortel ... 14
Tepung Komposit ... 15
Karakteristik Mie Ciam ... 16
BAHAN DAN METODA Penelitian Tahap I : Pembuatan Tepung Komposit dari Campuran Terigu, Pati Ubi Jalar dan Tepung Kedelai yang Digerminasi ... 41
Karakteristik fisik tepung komposit dari campuran tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi ... 41
Karakteristik kimia tepung komposit dari campuran tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi ... 45
Karakteristik fungsional tepung komposit dari campuran tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi ... 48
Penelitian Tahap II : Pembuatan Mie Ciam Wortel dari Tepung Komposit Terigu, Pati Ubi Jalar dan Tepung Kedelai yang Digerminasi dengan Penambahan Bahan Pengental ... 50
Karakteristik fisik mie ciam wortel dari tepung komposit dan sari wortel dengan penambahan bahan pengental ... 51
Karakteristik kimia mie ciam wortel dari tepung komposit dan sari wortel dengan penambahan bahan pengental ... 56
Mutu pemasakan (cooking quality) mie ciam wortel dari tepung komposit dan sari wortel dengan penambahan bahan pengental ... 68
Karakteristik sensori mie ciam wortel dari tepung komposit dan sari wortel dengan penambahan bahan pengental ... 72
Karakteristik sensori mie ciam wortel mentah ... 74
Karakteristik sensori mie ciam wortel setelah dimasak (direbus) ... 79
Spider Web nilai sensori mie ciam wortel rebus ... 85
Karakteristik sensori mie ciam wortel setelah dimasak (digoreng) ... 86
Spider Web nilai sensori mie ciam wortel goreng ... 92
Perbandingan karakteristik fisik, kimia, dan fungsional mie ciam wortel, mie ciam terigu dan mie ciam komersial ... 93
Kadar air ... 94
Kadar abu ... 95
Kadar protein ... 95
Kadar lemak ... 96
Kadar serat ... 96
Kadar karbohidrat ... 96
Kadar betakaroten ... 97
Kehilangan padatan akibat pemasakan (KPAP) ... 97
Daya serap air (DSA) ... 97
Persentasi Elongasi ... 105
Warna ... 105
Nilai organoleptik ketiga jenis mie ciam ... 105
Karakteristik sensori mie ciam mentah (wortel, terigu dan komersial) ... 107
Karakteristik sensori mie ciam rebus (wortel, terigu dan komersial) ... 108
Karakteristik sensori mie ciam goreng (wortel, terigu dan komersial) .... 109
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 110
Saran... 114
DAFTAR PUSTAKA ... 115
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Komposisi tepung terigu ... 7
Tabel 2. Kandungan gizi ubi jalar orange ... 8
Tabel 3. Kandungan gizi kecambah kedelai dan kecambah kacang hijau (% bb) 14 Tabel 4. Komposisi gizi berdasarkan bahan mie ... 20
Tabel 5. Komposisi gizi dalam 100 gram mie ... 20
Tabel 6. Syarat mutu mie instan ... 21
Tabel 7. Skala hedonik ... 35
Tabel 8. Rendemen pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi ... 41
Tabel 9. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan karakteristik fisik tepung komposit 43
Tabel 10. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan karakteristik kimia tepung komposit 46 Tabel 11. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan karakteristik fungsional tepung komposit ... 48
Tabel 12. Hubungan perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan karakteristik fisik yang diamati ... 52
Tabel 13. Hubungan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel dengan karakteristik fisik yang diamati ... 52
Tabel 14. Hubungan perbandingan tepung dan sari wortel dengan karakteristik kimia yang diamati ... 57
Tabel 15. Hubungan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel dengan karakteristik kimia yang diamati ... 58
Tabel 16. Hubungan perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan karakteristik fungsional yang diamati ... 69
Tabel 18. Hubungan perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan nilai organoleptik yang dilakukan pada mie ciam
wortel mentah ... 72
Tabel 19. Hubungan perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan nilai organoleptik yang dilakukan pada mie ciam
wortel yang direbus ... 73
Tabel 20. Hubungan perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan nilai organoleptik yang dilakukan pada mie ciam
wortel yang digoreng ... 73
Tabel 21. Hubungan jenis pengental yang ditambahkan dengan nilai
organoleptik yang dilakukan pada mie ciam wortel mentah ... 73
Tabel 22. Hubungan jenis pengental yang ditambahkan dengan nilai
organoleptik yang dilakukan pada mie ciam wortel yang direbus . 74
Tabel 23. Hubungan jenis pengental yang ditambahkan dengan nilai
organoleptik yang dilakukan pada mie ciam wortel yang digoreng 74
Tabel 24. Interaksi perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan jenis bahan pengental terhadap karakteristik sensori
mie ciam wortel mentah ... 75
Tabel 25. Interaksi perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan jenis bahan pengental terhadap karakteristik
sensori mie ciam wortel rebus (Warna, aroma, rasa, kekerasan) ... 80
Tabel 26. Interaksi perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan jenis bahan pengental terhadap karakteristik
sensori mie ciam wortel rebus (kekenyalan, kelengketan dan
penerimaan keseluruhan) ... 82
Tabel 27. Interaksi perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan jenis bahan pengental terhadap karakteristik
sensori mie ciam wortel goreng (Warna, aroma, rasa, kekerasan) . 87
Tabel 28. Interaksi perbandingan tepung komposit dan sari wortel dengan jenis bahan pengental terhadap karakteristik
sensori mie ciam wortel goreng (kekenyalan, kelengketan dan
penerimaan keseluruhan) ... 88
Tabel 29. Perbandingan mutu dari mie ciam wortel, mie ciam terigu
Tabel 30. Perbandingan nilai organoleptik yang dilakukan pada mie ciam
mentah (wortel, terigu, dan komersial) ... 99
Tabel 31. Perbandingan nilai organoleptik yang dilakukan pada mie ciam
rebus (wortel, terigu, dan komersial) ... 99
Tabel 32. Perbandingan nilai organoleptik yang dilakukan pada mie ciam
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Struktur rantai linier dari molekul amilosa ... 11
Gambar 2. Struktur molekul amilopektin ... 11
Gambar 3. Skema ekstraksi pati ubi jalar ... 37
Gambar 4. Skema pembuatan tepung kedelai yang digerminasi ... 37
Gambar 5. Skema pembuatan tepung komposit ... 38
Gambar 6. Skema pembuatan sari wortel ... 39
Gambar 7. Skema pembuatan mie ciam wortel ... 40
Gambar 8. Karakteristik pasta dari tepung komposit P1, P2, P3, dan P4 ... 42
Gambar 9. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan viskositas akhir tepung komposit 43
Gambar 10. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan viskositas setback tepung komposit ... 44
Gambar 11. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan derajat putih tepung komposit 45
Gambar 12. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan kadar air tepung komposit ... 46
Gambar 13. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan kadar abu tepung komposit .... 47
Gambar 14. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan suhu gelatinisasi tepung komposit49 Gambar 15. Hubungan perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi dengan daya serap air tepung komposit 50
Gambar 16. Hubungan jenis pengental dengan daya elongasi mie ciam wortel 52
Gambar 18. Hubungan perbandingan tepung komposit dan sari wortel
dengan warna mie ciam wortel ... 54
Gambar 19. Hubungan jenis pengental dengan warna mie ciam wortel ... 55
Gambar 20. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap warna mie ciam
wortel ... 56
Gambar 21. Hubungan jenis pengental dengan kadar air mie ciam wortel ... 57
Gambar 22. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel
dan jenis pengental terhadap kadar air mie ciam wortel ... 59
Gambar 23. Hubungan perbandingan tepung komposit dan sari wortel
dengan kadar abu mie ciam wortel ... 59
Gambar 24. Hubungan jenis pengental dengan kadar abu mie ciam wortel .. 60
Gambar 25. Hubungan perbandingan tepung komposit dan sari wortel
dengan kadar protein mie ciam wortel ... 61
Gambar 26. Hubungan jenis pengental dengan kadar protein mie
ciam wortel ... 62
Gambar 27. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel
dan jenis pengental terhadap kadar protein mie ciam wortel ... 63
Gambar 28. Hubungan perbandingan tepung komposit dengan sari wortel
terhadap kadar lemak mie ciam wortel ... 63
Gambar 29. Hubungan jenis pengental dengan kadar lemak mie
ciam wortel ... 64
Gambar 30. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel
dan jenis pengental terhadap kadar serat kasar mie ciam wortel 65
Gambar 31. Hubungan jenis pengental dengan kadar serat kasar mie
ciam wortel ... 65
Gambar 32. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap kadar serat kasar mie
Gambar 33. Hubungan jenis pengental dengan kadar karbohidrat
mie ciam wortel ... 67
Gambar 34. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel
dan jenis pengental terhadap kadar karbohidrat mie ciam wortel 68
Gambar 35. Hubungan perbandingan tepung komposit dengan sari wortel
terhadap kehilangan padatan akibat pemasakan mie ciam wortel 70
Gambar 36. Hubungan jenis pengental dengan kehilangan padatan akibat
pemasakan mie ciam wortel ... 70
Gambar 37. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap kehilangan padatan akibat
pemasakan mie ciam wortel ... 70
Gambar 38. Hubungan jenis pengental dengan daya serap air mie ciam wortel 71
Gambar 39. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai warna panelis dari
mie ciam wortel sebelum dimasak ... 77
Gambar 40. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai aroma panelis dari
mie ciam wortel sebelum dimasak ... 77
Gambar 41. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai tekstur panelis dari
mie ciam wortel sebelum dimasak ... 78
Gambar 42. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai penerimaan keseluruhan
panelis dari mie ciam wortel sebelum dimasak ... 78
Gambar 43. Spider Web perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap warna, aroma, rasa, kekerasan, kekenyalan, kelengketan dan penerimaan keseluruhan dari
mie ciam wortel yang direbus ... 78
Gambar 44. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai warna panelis dari
mie ciam wortel yang direbus ... 83
Gambar 45. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai aroma panelis dari
Gambar 46. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai rasa panelis dari
mie ciam wortel yang direbus ... 83
Gambar 47. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai kekerasan panelis dari
mie ciam wortel yang direbus ... 84
Gambar 48. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai kekenyalan panelis dari
mie ciam wortel yang direbus ... 84
Gambar 49. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai kelengketan panelis dari
mie ciam wortel yang direbus ... 84
Gambar 50. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai penerimaan keseluruhan panelis dari mie ciam wortel yang direbus ... 85
Gambar 51. Spider Web perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap warna, aroma, rasa, kekerasan, kekenyalan, kelengketan dan penerimaan keseluruhan dari
mie ciam wortel yang direbus ... 85
Gambar 52. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai warna panelis dari
mie ciam wortel yang digoreng ... 90
Gambar 53. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai aroma panelis dari
mie ciam wortel yang digoreng ... 90
Gambar 54. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai rasa panelis dari
mie ciam wortel yang digoreng ... 90
Gambar 55. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai kekerasan panelis dari
mie ciam wortel yang digoreng ... 91
Gambar 56. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai kekenyalan panelis dari
Gambar 57. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai kelengketan panelis dari
mie ciam wortel yang digoreng ... 91
Gambar 58. Interaksi perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap nilai penerimaan keseluruhan panelis dari mie ciam wortel yang digoreng ... 92
Gambar 59. Spider Web perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental terhadap warna, aroma, rasa, kekerasan, kekenyalan, kelengketan dan penerimaan keseluruhan dari
DAFTAR LAMPIRAN
Hal Lampiran 1. Daftar analisis ragam viskositas breakdown dan
viskositas puncak tepung komposit ... 110
Lampiran 2. Daftar analisis ragam viskositas akhir tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung terigu,
pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang digerminasi terhadap
viskositas akhir tepng komposit ... 111
Lampiran 3. Daftar analisis ragam viskositas setback tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang digerminasi terhadap
viskositas setback tepng komposit ... 112
Lampiran 4. Daftar analisis ragam derajat putih tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang digerminasi terhadap
derajat putih tepung komposit ... 113
Lampiran 5. Daftar analisis ragam kadar air tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang digerminasi terhadap
kadar air tepng komposit ... 114
Lampiran 6. Daftar analisis ragam kadar protein dan serat kasar
tepung komposit ... 115
Lampiran 7. Daftar analisis ragam kadar lemak dan karbohidrat
tepung komposit ... 116
Lampiran 8. Daftar analisis ragam kadar abu tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang digerminasi terhadap
kadar abu tepng komposit ... 117
Lampiran 9. Daftar analisis ragam suhu gelatinisasi tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang digerminasi terhadap
suhu gelatinisasi tepng komposit ... 118
Lampiran 10. Daftar analisis ragam daya serap air dan daya serap
Lampiran 11. Daftar analisis ragam daya elongasi tepung komposit dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap elongasi dari mie ciam wortel .. 120
Lampiran 12. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan
pada mie ciam wortel terhadap elongasi dari mie ciam wortel . 121
Lampiran 13. Daftar analisis ragam nilai warna dari colorimeter dengan sistem Hunter dari mie ciam wortel, uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap nilai warna dari colorimeter dengan sistem Hunter dari mie ciam wortel dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan jenis pengental terhadap nilai warna dari
colorimeter dengan sistem Hunter dari mie ciam wortel ... 122
Lampiran 14. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap nilai warna dari colorimeter
dengan sistem Hunter dari mie ciam wortel ... 123
Lampiran 15. Daftar analisis ragam kadar abu mie ciam wortel, uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap kadar abu yang dihasilkan dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan jenis pengental yang
ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar abu ... 124
Lampiran 16. Daftar analisis ragam kadar protein, uji LSR
efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap kadar protein dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar protein dari mie ciam
wortel ... 125
Lampiran 17. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar protein dari mie ciam
wortel ... 126
Lampiran 18. Daftar analisis ragam kadar lemak, uji LSR
efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap kadar lemak dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar lemak dari mie ciam
Lampiran 19. Daftar analisis ragam kadar serat, uji LSR
efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap kadar serat dan uji LSR efek
utama pengaruh perbandingan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar serat dari mie ciam
wortel ... 128
Lampiran 20. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar serat dari mie ciam
wortel ... 129
Lampiran 21. Daftar analisis ragam kadar air mie ciam wortel dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan jenis pengental yang
ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar air ... 130
Lampiran 22. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan
pada mie ciam wortel terhadap kadar air dari mie ciam wortel . 131
Lampiran 23. Daftar analisis ragam kadar karbohidrat mie ciam wortel dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar karbohidrat 132
Lampiran 24. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kadar karbohidrat dari
mie ciam wortel ... 133
Lampiran 25. Daftar analisis ragam kehilangan padatan akibat pemasakan, uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap kehilangan padatan akibat pemasakan dari mie ciam wortel dan uji LSR efek utama pengaruh
perbandingan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kehilangan padatan akibat pemasakan dari
mie ciam wortel ... 134
Lampiran 26. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kehilangan padatan akibat
pemasakan dari mie ciam wortel ... 135
Lampiran 27. Daftar analisis ragam daya serap air dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kehilangan
Lampiran 28. Daftar analisis ragam warna mie ciam wortel sebelum
dimasak (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap warna dari mie ciam yang dihasilkan dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap
warna dari mie ciam wortel ... 137
Lampiran 29. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan
pada mie ciam wortel terhadap warna mie ciam wortel ... 138
Lampiran 30. Daftar analisis ragam aroma mie ciam wortel sebelum
dimasak (Hedonik) dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap aroma dari mie ciam yang dihasilkan ... 139
Lampiran 31. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan
pada mie ciam wortel terhadap aroma mie ciam wortel ... 140
Lampiran 32. Daftar analisis ragam tekstur mie ciam wortel sebelum
dimasak (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap tekstur dari mie ciam yang dihasilkan dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap
tekstur dari mie ciam wortel ... 141
Lampiran 33. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan
pada mie ciam wortel terhadap tekstur mie ciam wortel ... 142
Lampiran 34. Daftar analisis ragam penerimaan keseluruhan mie ciam wortel sebelum dimasak (Hedonik) dan uji
LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap penerimaan keseluruhan dari mie ciam yang dihasilkan ... 143
Lampiran 35. Uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap penerimaan keseluruhan dari mie ciam wortel dan uji LSR efek
utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie
Lampiran 36. Daftar analisis ragam warna mie ciam wortel yang
direbus (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap warna mie ciam yang direbus dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap warna mie ciam yang direbus ... 145
Lampiran 37. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap warna
mie ciam yang direbus ... 146
Lampiran 38. Daftar analisis ragam aroma mie ciam wortel yang direbus (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap aroma mie ciam yang direbus dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap aroma mie ciam yang direbus ... 147
Lampiran 39. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap aroma
mie ciam yang direbus ... 148
Lampiran 40. Daftar analisis ragam rasa mie ciam wortel yang direbus (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap rasa mie ciam yang direbus dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap rasa mie ciam yang direbus ... 149
Lampiran 41. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap rasa
mie ciam yang direbus ... 150
Lampiran 42. Daftar analisis ragam kekerasan mie ciam wortel yang direbus (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan
tepung komposit dengan sari wortel terhadap kekerasan mie ciam yang direbus dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kekerasan
mie ciam yang direbus ... 151
Lampiran 43. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kekerasan
Lampiran 44. Daftar analisis ragam kekenyalan mie ciam wortel yang direbus (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan
tepung komposit dengan sari wortel terhadap kekenyalan mie ciam yang direbus dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kekenyalan mie ciam yang direbus ... 153
Lampiran 45. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kekenyalan mie ciam yang direbus ... 154
Lampiran 46. Daftar analisis ragam kelengketan mie ciam wortel yang direbus (Hedonik) dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kelengketan mie ciam yang direbus ... 155
Lampiran 47. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kelengketan mie ciam yang direbus ... 156
Lampiran 48. Daftar analisis ragam penerimaan keseluruhan mie ciam wortel yang direbus (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh
perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap penerimaan keseluruhan mie ciam yang direbus dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap penerimaan keseluruhan mie
ciam yang direbus ... 157
Lampiran 49. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap
penerimaan keseluruhan mie ciam yang direbus ... 158
Lampiran 50. Daftar analisis ragam warna mie ciam wortel yang
digoreng (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap warna mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap warna mie ciam yang digoreng ... 159
Lampiran 51. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap warna
Lampiran 52. Daftar analisis ragam aroma mie ciam wortel yang digoreng (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap aroma mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap aroma mie ciam yang digoreng ... 161
Lampiran 53. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap aroma
mie ciam yang digoreng ... 162
Lampiran 54. Daftar analisis ragam rasa mie ciam wortel yang digoreng (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel terhadap rasa mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap rasa mie ciam yang digoreng ... 163
Lampiran 55. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap rasa
mie ciam yang digoreng ... 164
Lampiran 56. Daftar analisis ragam kekerasan mie ciam wortel yang digoreng (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan
tepung komposit dengan sari wortel terhadap kekerasan mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kekerasan
mie ciam yang digoreng ... 165
Lampiran 57. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kekerasan
mie ciam yang digoreng ... 166
Lampiran 58. Daftar analisis ragam kekenyalan mie ciam wortel yang digoreng (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan
Lampiran 59. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kekenyalan mie ciam yang digoreng ... 168
Lampiran 60. Daftar analisis ragam kelengketan mie ciam wortel yang digoreng (Hedonik), uji LSR efek utama pengaruh perbandingan
tepung komposit dengan sari wortel terhadap kelengketan mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kelengketan mie ciam yang digoreng ... 169
Lampiran 61. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap kelengketan mie ciam yang digoreng ... 170
Lampiran 62. Daftar analisis ragam penerimaan keseluruhan mie ciam wortel yang digoreng (Hedonik) dan uji LSR efek utama
pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel
terhadap penerimaan keseluruhan mie ciam yang digoreng ... 171
Lampiran 63. Uji LSR efek utama pengaruh jenis pengental yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap penerimaan keseluruhan mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan tepung komposit dengan sari wortel dan jenis pengental
yang ditambahkan pada mie ciam wortel terhadap
penerimaan keseluruhan mie ciam yang digoreng ... 172
Lampiran 64. Daftar analisis ragam perbandingan warna ketiga jenis mie ciam mentah dan uji LSR efek utama pengaruh
perbandingan warna mie ciam wortel, terigu dan komersial .... 173
Lampiran 65. Daftar analisis ragam perbandingan aroma ketiga jenis mie ciam mentah dan uji LSR efek utama pengaruh
perbandingan aroma mie ciam wortel, terigu dan komersial .... 174
Lampiran 66. Daftar analisis ragam perbandingan tekstur ketiga jenis mie ciam mentah dan uji LSR efek utama pengaruh
perbandingan tekstur mie ciam wortel, terigu dan komersial ... 175
Lampiran 67. Daftar analisis ragam perbandingan penerimaan keseluruhan ketiga jenis mie ciam mentah dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan penerimaan keseluruhan mie ciam wortel,
Lampiran 68. Daftar analisis ragam perbandingan warna dan rasa
ketiga jenis mie ciam yang direbus ... 177
Lampiran 69. Daftar analisis ragam perbandingan aroma jenis
mie ciam yang direbus dan uji LSR efek utama pengaruh
perbandingan aroma mie ciam wortel, terigu dan komersial .... 178
Lampiran 70. Daftar analisis ragam perbandingan kekerasan ketiga jenis mie ciam yang direbus dan uji LSR
efek utama pengaruh perbandingan kekerasan mie ciam
wortel, terigu dan komersial ... 179
Lampiran 71. Daftar analisis ragam perbandingan kekenyalan ketiga jenis mie ciam yang direbus dan uji LSR
efek utama pengaruh perbandingan kekenyalan mie ciam
wortel, terigu dan komersial ... 180
Lampiran 72. Daftar analisis ragam perbandingan kelengketan ketiga jenis mie ciam yang direbus dan uji LSR
efek utama pengaruh perbandingan kelengketn mie ciam
wortel, terigu dan komersial ... 181
Lampiran 73. Daftar analisis ragam perbandingan penerimaan keseluruhan ketiga jenis mie ciam yang direbus dan uji LSR
efek utama pengaruh perbandingan penerimaan keseluruhan mie ciam wortel,
terigu dan komersial ... 182
Lampiran 74. Daftar analisis ragam perbandingan aroma ketiga jenis mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh
perbandingan aroma mie ciam wortel, terigu dan komersial .... 183
Lampiran 75. Daftar analisis ragam perbandingan rasa ketiga jenis
mie ciam yang digoreng ... 184
Lampiran 76. Daftar analisis ragam perbandingan kekerasan ketiga jenis mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan kekerasan mie ciam wortel, terigu dan
komersial ... 185
Lampiran 77. Daftar analisis ragam perbandingan kekenyalan ketiga jenis mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan kekenyalan mie ciam wortel, terigu dan
Lampiran 78. Daftar analisis ragam perbandingan kelengketan ketiga jenis mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan kelengketan mie ciam wortel, terigu dan
komersial ... 187
Lampiran 79. Daftar analisis ragam perbandingan penerimaan keseluruhan ketiga jenis mie ciam yang digoreng dan uji LSR efek utama pengaruh perbandingan penerimaan keseluruhan mie ciam
wortel, terigu dan komersial ... 188
Lampiran 80. Foto analisis sifat amilografi dengan RVA ... 189
Lampiran 81. Foto mie ciam wortel dari semua perlakuan ... 190
ABSTRAK
MELISA HALIM. Pembuatan mie ciam wortel dengan menggunakan tepung komposit dari tepung terigu, pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi, dibimbing oleh Elisa Julianti dan Herla Rusmarilin.
Tepung terigu dipakai dalam pembuatan berbagai makanan seperti roti, biskuit, dan mie karena mengandung gluten yang memberikan sifat kenyal. Gandum sebagai bahan baku pembuatan tepung terigu masih diimpor. Hal ini dapat mengganggu ketahanan pangan di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan tepung terigu adalah diversifikasi pangan. Penerapan yang dilakukan dalam pembuatan mie yaitu dengan mensubstitusi sebagian tepung terigu dengan pati ubi jalar dan tepung kedelai yang digerminasi serta wortel. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi mutu mie ciam wortel dengan karakteristik fisik dan sensori yang disukai konsumen dan bernilai gizi tinggi.
Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu 1) Pembuatan tepung komposit. Pengujian tepung komposit yang dilakukan meliputi kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, kadar karbohidrat, kadar serat kasar, sifat amilografi dengan Brabender Viscoanalyzer, derajat putih, daya serap air, daya serap minyak dan suhu gelatinisasi. 2) Pembuatan Mie Ciam dari tepung komposit dengan penambahan wortel dan jenis pengental. Tepung komposit yang digunakan adalah tepung komposit dari tahap 1 yang memiliki kandungan protein dan daya serap air yang terbaik. Pengujian yang dilakukan meliputi tekstur, warna (metode Hunter), daya serap air, kehilangan padatan akibat pemasakan, kadar protein, kadar lemak, kadar air, kadar abu, kadar serat kasar, kadar karbohidrat serta uji organoleptik yang dilakukan pada mie ciam wortel sebelum dimasak, direbus dan digoreng. Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa mie ciam wortel yang dibuat dari 50% terigu, 25% pati ubi jalar dan 25% tepung kedelai yang digerminasi dengan penambahan wortel sebanyak 20% dan CMC 1 % menghasilkan mie ciam wortel yang terbaik.
Kata Kunci : Pati ubi jalar, tepung kedelai yang digerminasi, mie ciam wortel
ABSTRACT
MELISA HALIM. Carrot ciam noodle-making using composite flour of wheat flour, sweet potato starch and germinated soy flour, supervised by Elisa Julianti and Herla Rusmarilin
Wheat flour is used in making a variety of foods such as bread, cookies, and noodles because the wheat flour contains gluten that gives the chewy characteristics. Wheat as raw material of wheat flour is still imported, that can disrupt food security in Indonesia. One of the efforts to reduce the use of wheat flour is by diversification. The implementation was done in the manufacture of noodles by substituting some of the wheat flour with sweet potato starch and germinated soy flour and carrots. The aim of this research was to determine the best formulation of carrot ciam noodles with the physical and sensory characteristics prefered by consumers and has the highest nutritional value.
The research was conducted in two phases. 1) The manufacture of composite flour. The flour was tested on protein content, fat content, moisture content, ash content, carbohydrate content, crude fiber content, amilograph with Brabender viscoanalizer, whiteness, water absorption, oil absorption and gelatinization temperature. 2) The manufacture of ciam noodles from composite flour with the addition of carrots and thickeners. Composite flour of phase 1 which has the best protein content and water absorption would be used in making ciam noodles. The texture, color (Hunter method), water absorption, cooking loss, protein content, fat content, moisture content, ash content, crude fiber content, carbohydrate content and organoleptic tests were tested on pre-cooked carrot ciam noodles, boiled and fried. The results showed that carrot ciam noodles made from 50% wheat flour, 25% sweet potato starch and 25% germinated soy flour with the addition of 20% carrots and 1% CMC produced the best carrot ciam noodles.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya tidak
dapat ditunda. Di Indonesia, masalah kurang gizi hingga saat ini belum dapat
diatasi. Salah satu penyebabnya adalah ketergantungan masyarakat pada
komoditas pangan pokok tertentu. Hal ini juga menjadi penyebab sulitnya
mengatasi masalah krisis ketersediaan pangan. Pangan pokok sumber karbohidrat
yang bersifat lokal (indigenous) banyak ditemukan pada beberapa daerah di
Indonesia. Kondisi ini sangat potensial untuk usaha penelitian dan
penganekaragaman pangan berbasis kearifan lokal.
Produk pangan jenis mie baik dalam bentuk mie basah maupun mie instan
merupakan produk pangan yang banyak diminati baik masyarakat dari kalangan
bawah, menengah hingga atas. Menurut data dari World Instan Noodles
Association (WINA), konsumsi mie instan di Indonesia menduduki peringkat
kedua di dunia setelah negara Cina. Pada tahun 2007, konsumsi mie instan di
Indonesia mencapai 14,9 miliar bungkus dan menurun pada tahun 2008 menjadi
13,7 miliar bungkus. Kemudian pada tahun 2009 meningkat menjadi 13,9 miliar
bungkus. Pada tahun 2010, konsumsi mie di Indonesia mencapai 14,4 miliar
bungkus (63 kemasan/tahun/orang) dan terus meningkat hingga tahun 2012
menjadi 16,5 miliar bungkus dan diperkirakan konsumsi mie instan di Indonesia
akan mecapai 18,1 miliar bungkus pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh
ketersediaannya serta rasanya yang dapat diterima oleh semua masyarakat
Indonesia. Mie yang terdapat di pasaran terdiri atas mie instan, mie lidi, mie telur,
dan mie ciam. Mie ciam memiliki bentuk yang mirip dengan kwetiau kering. Mie
ciam terbuat dari tepung terigu dan banyak diproduksi di daerah Bagan Siapi-api
Propinsi Riau sedangkan kwetiau kering terbuat dari tepung beras. Mie ciam ini
kurang populer sehingga kurang dikenal oleh masyarakat tetapi mie ciam sangat
disukai oleh etnis Tionghoa karena teksturnya yang kenyal dan tidak mudah
putus. Mie ciam umumnya dimasak menjadi mie kuah.
Di Indonesia, kekurangan vitamin A merupakan salah satu masalah yang
belum dapat diselesaikan. Menurut data yang diperoleh dari Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) pada tahun 2009 menunjukkan lebih dari sembilan juta anak-anak
Indonesia dan satu juta perempuan menderita kekurangan vitamin A. Tercatat pula
25-30% kematian bayi dan balita di dunia disebabkan oleh kekurangan vitamin A
sedangkan di Indonesia sekitar 14,6% anak di atas usia satu tahun mengalami
kekurangan vitamin A. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak dapat memperoleh
vitamin A baik dari sumber nabati maupun hewani akibat faktor ekonomi mereka
yang masih berada di bawah garis kemiskinan.
Indonesia merupakan penghasil berbagai jenis tanaman sumber
karbohidrat seperti aneka umbi-umbian yang meliputi ubi jalar, ubi kayu, talas,
kimpul, uwi, garut, ganyong, dan berbagai jenis kacang-kacangan sumber protein,
seperti kacang kedelai dan kacang hijau. Kacang kedelai merupakan sumber
pangan nabati yang memiliki kandungan protein yang tinggi dan menduduki
urutan pertama sebagai tanaman pangan legum. Menurut data BPS, produktivitas
15,00 kw/ha dan banyak dihasilkan di daerah Nanggroe Aceh Darussalam,
Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Sulawesi Selatan. Produktivitas ubi jalar juga
mengalami peningkatan yaitu sebesar 107,80 kw/ha pada tahun 2009 menjadi
123,29 dan 139,29 kw/ha pada tahun 2011 dan tahun 2012. Ubi jalar banyak
dihasilkan di daerah Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Jawa Tengah (Ekafitri dan
Faradilla, 2011; BPS, 2013).
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan mie ciam dengan menggunakan
tepung komposit dari tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang
digerminasi serta penambahan wortel. Penggunaan tepung kedelai yang
digerminasi bertujuan untuk meningkatkan nilai protein dan daya cerna protein
dari mie ciam wortel yang dihasilkan. Ubi jalar yang digunakan adalah ubi jalar
orange karena ubi jalar orange mengandung kadar air yang lebih tinggi daripada
ubi jalar lainnya sehingga lebih cocok dijadikan pati. Penambahan wortel
bertujuan untuk enrichment (pengkayaan) vitamin A sehingga diharapkan dapat
mengatasi masalah defisiensi vitamin A.
Perumusan Masalah
Mie Ciam merupakan salah satu jenis makanan yang paling populer di
kalangan etnis Tionghoa. Seperti pembuatan mie lainnya, mie ciam dibuat dari
tepung terigu. Namun gandum merupakan bahan baku yang masih diimpor dari
luar negeri. Indonesia belum mampu memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri.
Hal ini tentu akan mengancam ketahanan pangan negara kita. Bukan hanya itu,
mie di pasaran mengandung karbohidrat dalam jumlah banyak sedangkan protein
ini menggunakan substitusi tepung terigu dengan pati ubi jalar dan wortel serta
penambahan tepung kedelai yang digerminasi. Ubi jalar mudah dijumpai di
Indonesia dan produksinya pun melimpah. Dari segi kandungan gizi, ubi jalar dan
kacang kedelai mengandung protein dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh
manusia. Penggunaan wortel disini bertujuan untuk enrichment (pengkayaan
vitamin A). Kebanyakan orang terutama kalangan anak-anak jarang
mengkonsumsi wortel padahal kandungan gizi yang ada dalam wortel yaitu
betakaroten sangat diperlukan oleh tubuh terutama untuk mata. Pada penelitian ini
dilakukan pembuatan mie ciam dari tepung komposit terigu, pati ubi jalar, kedelai
yang digerminasi dan wortel dengan berbagai formulasi.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari karakteristik fisikokimia dan
fungsional tepung komposit dari tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai
yang digerminasi, mempelajari pembuatan mie ciam wortel dengan menggunakan
tepung komposit dari tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang
digerminasi, dan mempelajari pengaruh jenis pengental yang ditambahkan
terhadap mutu mie ciam wortel yang dihasilkan.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana teknologi pertanian di Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, menjadi sumber informasi ilmiah
bahan baku pembuatan mie ciam, serta meningkatkan nilai tambah dari ubi jalar
dan kacang kedelai sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Hipotesis Penelitian
Perbandingan tepung terigu, pati ubi jalar, dan tepung kedelai yang
digerminasi berpengaruh terhadap karakteristik fisik, kimia, dan fungsional
tepung komposit. Penambahan wortel dan penggunaan jenis pengental yang
berbeda serta interaksi keduanya berpengaruh terhadap kualitas mie ciam wortel
TINJAUAN PUSTAKA
Tepung Terigu
Tepung terigu adalah bubuk halus yang diperoleh dari pengolahan biji
gandum dan digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kue, mie dan roti. Tepung
terigu mengandung banyak zat pati, yaitu karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air. Tepung terigu juga mengandung gluten yang berperan dalam
menentukan kekenyalan makanan yang terbuat dari bahan terigu. Jenis tepung
terigu yaitu tepung berprotein tinggi (bread flour) dimana tepung terigu ini
mengandung kadar protein tinggi, antara 11-13% dan digunakan sebagai bahan
pembuat roti, mie, pasta, dan donat, tepung berprotein sedang/serbaguna (all
purpose flour) dimana tepung terigu ini mengandung kadar protein sedang sekitar
8-10% dan digunakan sebagai bahan pembuat kue cake dan tepung berprotein
rendah (pastry flour) dimana tepung terigu ini mengandung protein sekitar 6-8%,
umumnya digunakan untuk membuat kue yang renyah, seperti biskuit atau kulit
gorengan (Salim, 2011).
Tepung terigu mempunyai peranan penting dalam pembentukan struktur
mie, sebagai sumber protein dan sumber karbohidrat. Kandungan protein tepung
terigu yang berperan dalam pembuatan mie adalah gluten. Gluten dibentuk dari
gliadin dan glutenin. Protein tepung terigu yang digunakan dalam pembuatan mie
harus dalam jumlah yang cukup tinggi agar mie yang dihasilkan elastis dan tahan
Komposisi Tepung Terigu
Adapun komposisi dari tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Tepung Terigu
Komposisi Jumlah
Sumber : Direktorat Gizi Departemen Kesehatan R. I., (1996).
Ubi Jalar (Ipomoea batatas L)
Ubi jalar atau yang lebih dikenal dengan ketela rambat (sweet potato)
berasal dari benua Amerika. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia terutama
negara-negara beriklim tropis pada abad ke-16. Para ahli botani dan pertanian
memperkirakan asal tanaman ubi jalar dari negara Selandia Baru, Polinesia, dan
Amerika bagian Tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani dari
Soviet memastikan bahwa daerah asal ubi jalar adalah Amerika Tengah.
Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang,
dan Indonesiaa, 2012).
Ubi jalar terdiri atas berbagai varietas yang dibedakan atas warna kulit
maupun umbinya. Ada ubi jalar yang umbinya berwarna putih, kuning,
jingga/orange, dan ungu. Perbedaan warna disebabkan oleh kandungan pigmen
β-karoten, vitamin C, dan vitamin E berfungsi sebagai antioksidan yang
bermanfaat untuk penangkal penyakit kronis termasuk kardiovaskuler. Ubi jalar
juga kaya akan serat dan vitamin B6 yang berkhasiat untuk mengurangi kelebihan kolesterol jahat (Suyanti, 2009). Kandungan gizi yang terdapat dalam ubi jalar
oranye dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi gizi ubi jalar oranye
Parameter Ubi jalar oranye
Sumber : Murtiningrum, dkk, 2012.
Pati Ubi Jalar
Pati ubi jalar dapat diperoleh dengan cara ekstraksi pati dari umbinya.
Cara ekstraksi pati ubi jalar sebagai berikut ubi jalar dikupas dan dicuci kemudian
ditimbang beratnya. Ubi jalar diparut dengan menggunakan alat pemarut hingga
menjadi bubur. Setelah itu, bubur ditambah dengan air dan diaduk-aduk agar pati
lebih banyak keluar dan disaring dengan kain saring. Suspensi pati ditampung
pada wadah pengendapan dan dibiarkan mengendap selama 12 jam. Pati akan
mengendap sebagai pasta. Cairan di atas endapan dibuang kemudian ditambahkan
air lagi dan didiamkan selama 6-8 jam agar diperoleh pati yang bersih. Pasta pati
dikeringkan pada suhu 50-600C selama 20 jam, dihaluskan dan diayak dengan ayakan 80 mesh (Kusnandar, 2010).
Pati alami (pati yang diekstrak dari bahan baku) memiliki beberapa
kelemahan yaitu tidak tahan terhadap pemanasan suhu tinggi, terjadi penurunan
alami terbatas di dalam air dingin, dan mudah mengalami sineresis akibat proses
retrogradasi pati terutama pada penyimpanan suhu dingin. Kelemahan yang
dimiliki pati alami menjadi kendala dalam proses pengolahan sehingga pati alami
sering dimodifikasi untuk menghasilkan pati yang sesuai dengan kondisi proses
pengolahan (Kusnandar, 2010).
Pati merupakan cadangan karbohidrat terbesar kedua setelah selulosa yang
terdapat dalam jaringan tanaman. Pati mengandung 2 komponen utama yaitu amilosa dan amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus dengan ikatan α
-(1,4)-D-glukosa sedangkan amilopektin memiliki struktur percabangan dengan 2 jenis ikatan glikosidik yaitu ikatan α-(1,4)-D-glukosa dan α-(1,6)-D-glukosa.
Struktur kimia amilosa dan amilopektin dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar
2. Pati memiliki beberapa sifat fungsional yang dapat digunakan sebagai ingredien
dalam proses pengolahan pangan karena dapat memberikan karakteristik pada
produk pangan, pengental, penstabil, pembentuk gel, dan pembentuk film
(Kusnandar, 2010).
Pati digunakan hampir di setiap industri pangan karena dapat memberikan
tekstur, kekentalan, dan meningkatkan penerimaan dari berbagai makanan. Pati
lebih banyak dipakai sebagai bahan perekat dalam industri tekstil dan sebagai
bahan baku untuk pembuatan sirup glukosa dan kristal glukosa. Perubahan
kimiawi yang terjadi pada pati dapat meningkatkan kestabilannya pada pH
ekstrim, kestabilan dari bentuk sol dan gel dari siklus cair-beku, kepekatannya
dalam media bergula serta memiliki kemampuan bergabung dengan bahan
Sifat gelatinisasi dan karakteristik pasta pati dapat diukur dengan
menggunakan Brabender Viscograph atau Rapid Viso Analyzer (RVA). Alat ini
dapat mengukur suhu gelatinisasi, nilai viskositas maksimum, suhu pada saat
viskositas maksimum tercapai, dan viskositas setelah proses pendinginan. Suhu
gelatinisasi diukur pada saat granula pati menyerap air yang ditandai dengan
meningkatnya kekentalan larutan. Beberapa faktor yang mempengaruhi sifat
gelatinisasi pati yaitu sumber pati, ukuran granula pati, asam, gula, lemak, protein,
enzim, suhu pemasakan, dan pengadukan. Komponen-komponen non pati juga
akan mempengaruhi suhu gelatinisasi. Semakin banyak komponen-komponen non
pati maka waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu gelatinisasi semakin lama.
Kandungan protein suatu bahan pangan mempengaruhi daya penyerapan air oleh
bahan karena protein memiliki gugus yang bersifat hidrofilik dan bermuatan
sehingga dapat mengikat air. Semakin banyak air yang diikat oleh tepung maka
semakin baik tekstur bahan pangan yang dihasilkan (Andarwulan, dkk, 2011).
Nilai viskositas maksimum tercapai pada saat granula pati tidak mampu
menyerap air lagi atau penyerapan air maksimum. Viskositas breakdown
menunjukkan tingkat kestabilan pasta tepung komposit terhadap proses
pemanasan. Nilai Viskositas breakdown diperoleh dari selisih antara viskositas
maksimum dengan viskositas pasta tepung komposit setelah mencapai suhu 950C pada saat pemanasan. Viskositas setback menunjukkan kemampuan retrogradasi
molekul tepung pada proses pendinginan sedangkan viskositas puncak
menunjukkan viskositas pada saat tepung mengembang maksimum selama
pemasakan. Granula pati akan mengembang dalam air panas setelah melewati
O
belum mencapai suhu gelatinisasi dan bersifat tidak bolak-balik (irreversible) jika
telah mencapai suhu gelatinisasi. Granula pati juga akan mempengaruhi viskositas
puncak dari tepung. Semakin besar granula pasta pati maka viskositas puncak
yang dihasilkan semakin tinggi sedangkan suhu gelatinisasi relatif rendah
(Kusnandar, 2010).
Gambar 1. Struktur rantai linier dari molekul amilosa (Kusnandar, 2010).
Gambar 2. Struktur molekul amilopektin (Kusnandar, 2010).
Kedelai
Kandungan kacang kedelai yang utama adalah protein. Kedelai
kedelai yang mendekati daging sekitar 38%. Sampai saat ini, kedelai merupakan
bahan pangan sumber protein nabati dan total kebutuhan kedelai untuk pangan
mencapai 95% dari total kebutuhan kedelai di Indonesia (Adisarwanto, 2005).
Kedelai mempunyai kandungan serat larut yang mampu untuk menurunkan kadar kolesterol, kandungan β-karoten yang akan diubah tubuh
menjadi vitamin A. Dengan adanya kandungan vitamin E dan lesitin juga, kedelai
menjadi makanan kaya antioksidan yang mampu menghancurkan timbunan lemak
dan kolesterol dalam pembuluh darah. Dengan mengonsumsi kedelai 31-47 g/hari
mampu menekan kolesterol (Suyanti, 2009).
Kedelai menjadi sumber utama protein nabati meskipun Indonesia harus
mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai karena kebutuhan kedelai Indonesia
yang tinggi akan kedelai putih. Kedelai putih bukan asli tanama
hasil panennya selalu lebih rendah dibandingkan dengan produksi negara
subtropis seperti Jepang da
sepenuhnya mengubah sifat
yang tidak fotosensitif (tahan) kurang mendapat perhatian dalam pemuliaan
meskipun dari segi adaptasi lebih cocok bagi Indonesiab, 2012). Tepung Kedelai yang Digerminasi
Perkecambahan yang dilakukan pada kacang kedelai akan meningkatkan
protein dari kacang kedelai. Hal ini terjadi karena selama perkecambahan kacang
kedelai menyerap air yang menyebabkan terlepasnya glikoprotein menjadi protein
dan karbohidrat atau menghilangkan senyawa-senyawa antinutrisi. Selama
perkecambahan, biji kacang juga melakukan sintesa protein untuk
memiliki kemampuan untuk mensintesa protein dengan memanfaatkan sumber
nitrogen baik organik seperti (NO2 dan NO3) maupun nitrogen anorganik (NH3) dari lingkungan sekitar (Hartoyo dan Sunandar, 2006).
Germinasi (perkecambahan) merupakan proses katabolis yang terjadi
melalui reaksi hidrolisis dari cadangan zat gizi yang terdapat di dalam biji yang
berfungsi untuk meningkatkan daya cerna protein. Proses germinasi akan
meningkatkan nilai daya cerna kacang-kacangan dan menurunkan waktu
pemasakan atau pengolahan. Pada saat perkecambahan terjadi hidrolisis
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga
mudah dicerna. Selama proses itu pula terjadi peningkatan jumlah protein dan
vitamin, sedangkan kadar lemaknya mengalami penurunan. Dalam proses
perkecambahan terjadi beberapa perubahan biologis yaitu pecahnya komponen
dari biji menjadi berbagai bentuk senyawa yang lebih sederhana, yang telah siap
dicerna bagi embrio atau kecambah yang tumbuh lebih lanjut (Winarno, 2008).
Pembuatan tepung kedelai yang digerminasi sebagai berikut kacang
kedelai disortasi terlebih dahulu untuk mendapatkan mutu kacang kedelai yang
baik, kemudian dicuci dan direndam di dalam air selama 24 jam sampai tumbuh
kecambah. Setelah itu, direbus di dalam air mendidih selama 10 menit untuk
menonaktifkan enzim lipoksigenase yang terdapat pada kacang kedelai, dikupas
kulitnya untuk mengurangi bau langu pada kedelai, dihancurkan dengan
penambahan air 1:1 kemudian dikeringkan pada suhu 500C selama 18 jam. Tepung kedelai yang telah kering dihancurkan dan diayak dengan ayakan 60 mesh
Komposisi Kimia Tepung Kedelai yang Digerminasi
Kandungan gizi yang terdapat pada kecambah kedelai dan kecambah
kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kandungan gizi kecambah kedelai dan kecambah kacang hijau (%bb) Jenis Tepung Air Abu Lemak Protein Karbohidrat Serat
Total Kecambah Kedelai 8,55 5,15 20,79 33,22 40,84 22,91 Kecambah Kacang
Hijau
7,10 3,42 1,46 21,13 73,99 18,24
Sumber : Hartoyo dan Sunandar (2006).
Wortel
Wortel merupakan jenis sayuran yang banyak mengandung vitamin dan
mineral. Di dalam 100 gram wortel terdapat 27 mg kalsium, 0,5 mg zat besi, 34
mg sodium, 26 mg fosfor, 246 mg potassium, 6 mg vitamin C, 7,931 UI vitamin
A, dan sejumlah vitamin B kompleks serta beberapa kandungan mineral seperti kalium. Kandungan wortel yang terbesar adalah vitamin A dalam bentuk β
-karoten. Hampir seluruh kebutuhan mineral dan β-karoten yang dibutuhkan tubuh
terkandung di dalamnya (Suyanti, 2009 dan Rustandi, 2011).
Di dalam 100 gram wortel (bagian yang dapat dimakan) terkandung kalori
sebesar 42 kal, protein 1,2 g, lemak 0,3 g, karbohidrat 9,3 g, kalsium 39 mg,
phospor 37 mg, besi 0,8 mg, natrium 32 mg, serat 0,9 g, abu 0,8 g, vitamin A
sebesar 12000 SI, vitamin B1 sebesar 0,06 mg, vitamin B2 sebesar 0,04 mg, vitamin C sebesar 6 mg, niacin 0,6 mg, dan air 88,20 g (Rukmana, 1995).
Pigmen yang tergolong kelompok karotenoid yaitu betakaroten pada
wortel dan likopen pada tomat. Pigmen karotenoid larut dalam lemak dan
memudar. Karotenoid terdapat secara alami pada tanaman dan warnanya
kuning-orange (Andarwulan, dkk, 2011).
Karotenoid merupakan pigmen yang larut dalam lemak. Pigmen
karotenoid memiliki ikatan rangkap trans. Ikatan rangkap ini dapat berubah
menjadi cis jika ada panas, cahaya, dan asam dimana semakin banyak konfigurasi
cis mengakibatkan warna bahan pangan pudar atau semakin muda (deMan, 1997).
Vitamin A memiliki fungsi sebagai bahan untuk membuat rodopsin yang
diperlukan dalam proses penglihatan, untuk pemeliharaan jaringan pelapis, dan
untuk membantu proses pertumbuhan tubuh. Kekurangan vitamin A
menyebabkan gangguan penglihatan, perubahan-perubahan pada jaringan epitel
serta mengganggu jalannya pertumbuhan tubuh. Bila terjadi kekurangan vitamin
A maka proses pembentukan rodopsin akan terganggu sehingga menyebabkan
rabun pada anak-anak. Jaringan pelapis akan menjadi keras jika terjadi perubahan
pada jaringan ini karena adanya sel-sel tanduk. Orang yang kekurangan vitamin A
mudah sekali terserang penyakit saluran pernapasan atau penyakit saluran
pencernaan (Moehji, 1986).
Tepung Komposit
Tepung komposit merupakan campuran dari beberapa jenis tepung yang
bertujuan untuk mengurangi penggunaan gandum atau mengubah karakteristik
gizi produk misalnya dengan memperkaya kandungan protein, vitamin atau
mineral contoh tepung komposit dari tepung terigu, tepung kedelai dan tepung ubi
jalar. Penambahan tepung kedelai 15% dan tepung garut 20% dalam pembuatan
mie basah terbukti dapat meningkatkan kandungan protein dan lemak yang
ini juga dapat memperbaiki warna dari mie basah yang dihasilkan yaitu berwarna
kuning karena adanya campuran dari tepung kedelai sehingga mie yang dihasilkan
lebih menarik (Widaningrum, dkk, 2005).
Penambahan 20% pati kentang sebagai substitusi tepung terigu dapat
meningkatkan mutu mie yaitu mie menjadi lebih renyah, tingkat gelatinisasi dari
mie kukus lebih rendah tetapi gelatinisasi produk goreng meningkat, mempercepat
waktu rehidrasi, dan membuat tekstur mie menjadi lebih kenyal. Daya rehidrasi
dari mie dipengaruhi oleh partikel dan ukuran, struktur dan permukaan mie.
Waktu rehidrasi untuk mie yang terbuat dari 100 persen tepung terigu sekitar 5
menit sedangkan untuk mie yang disubstitusi dengan 20% pati kentang memiliki
waktu rehidrasi sekitar 3 menit (Winarno, 2003).
Karakteristik Mie Ciam
Mie ciam merupakan mie yang terbuat dari tepung beras, tepung terigu,
dan penambahan bahan lainnya. Mie yang terbuat dari tepung beras dan
dikeringkan dinamakan kwetiau kering sedangkan mie yang terbuat dari tepung
terigu disebut mie ciam. Mie ini dapat digoreng ataupun dimasak berkuah. Mie
ciam merupakan makanan yang cukup populer di Indonesia, terutama di daerah
Jakarta dan tempat-tempat lain yang banyak didiami warga keturunan Tionghoa
(Rustandi, 2011).
Kualitas mie instan dipengaruhi oleh adonan yang bagus sedangkan
kualitas adonan dipengaruhi oleh bahan baku dan bahan tambahan yang
digunakan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat mie instan adalah tepung
terigu, tepung tapioka, dan minyak goreng. Bahan tambahan yang digunakan