• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN MESIN PENGERING BIJI KAKAO DENGAN KAPASITAS 250 Kg/Jam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN MESIN PENGERING BIJI KAKAO DENGAN KAPASITAS 250 Kg/Jam"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN MESIN PENGERING BIJI KAKAO DENGAN KAPASITAS 250 Kg/Jam

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana (S1) pada JurusanTeknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH :

FAHMI KURNIAWAN 201110120311153

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii ABSTRAK

PERANCANGAN MESIN PENGERING BIJI KAKAO DENGAN KAPASITAS 250 KG/JAM

Penulis :Fahmi Kurniawan

Dosen Pembimbing I:Ir. Eko Hariyadi, MT Dosen Pembimbing II: Iis Siti A.,ST., MT.,PhD

Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp (0341)464618-128-Fax. (0341)460782 Malang

65144

Kakao (Theobroma cacao) merupakan merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Perubahan cuaca di Indonesia bisa dikatakan tidak stabil dan dapat mengganggu aktivitas para petani kakao dalam hal proses pengeringan, sehingga hal ini mendorong manusia untuk berinovasi merancang alat. Maka dirancang sebuah alat pengering biji kakao kapasitas 250 kg/jam.

Dalam merancang alat pengering terlebih dahulu harus diketahui kadar air biji kakao yaitu sekitar 60%, dan akan diturunkan dalam proses pengeringan ini menjadi 6-7%. Dalam proses pengeringan matahari (sun drying) diperlukan waktu sekitar 3-4 hari dengan suhu rata-rata 27oC dengan menggunakan alat pengering yang dirancang dapat mengurangi waktu pengeringan tersebut menjadi lebih efisiensi.

Dari perancangan yang telah dilakukan didapatkan dimensi drum pengering diameter 0,5 meter , panjang 1,8 meter , tebal 3 mm . Dimensi rangka penyanggah drum panjang 2,2 meter , tinggi 1 meter , lebar 0,6 meter menggunakan besi hollow 40 mm x 40 mm x 3 mm. Menggunakan motor listrik dengan daya 2 Hp dengan putaran 2800 rpm.

(8)

viii ABSTRACT

DRYER MACHINE DESIGN OF COCOA BEANS WITH CAPACITY 250 KG / HOUR.

Writer: Fahmi Kurniawan Advisor I:Ir. Eko Hariyadi, MT . Advisor II: Iis Siti A.,ST., MT.,PhD

Mechanical Engineering, Faculty of Engineering, University of Muhammadiyah Malang

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Telp (0341)464618-128-Fax. (0341)460782 Malang 65144

Cocoa (Theobroma cacao) is one of the plantation pledge commodities which have an important role in the national economy. Changes of weather in Indonesia can be told unstable and can bother the activity of the cocoa farmers of the draining process, so that it encourages people to innovate designing tools. Hence,designed a dryer cocoa beans capacity of 250 kg / h.

In designing dryer beforehand have to know the cocoa bean moisture content is about 60%, and will be degraded in the draining process becomes 6-7%. In the process of draining in the sun (sun draining) it takes about 3-4 days with an average temperature of 27°C by using designed dryer to reduce the draining time to be more efficient.

The scheme that has been done obtained dimension dryer drum diameter of 0.5 meters, long1.8 meters, thick3 mm. Dimensional frame buffer longdrum 2.2 meter, high1 meter, wide0.6 meters using hollow steel 40 mm x 40 mm x 3 mm. Using an electric motor with power 2 hp at 2800 rpm rotation.

(9)

ix

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikumWr. Wb

Allhamdulillah, Segala puji syukur kepada Allah SWT beserta shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan keluarga, sahabat, beserta pengikutnya hingga akhir zaman karena dengan rahmat dan Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (Skripsi).

Penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Tugas Akhir ini dapat terwujud atas bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tuaku tercinta, yang jasa-jasa mereka tidak dapat terwakilkan beserta saudara saudari saya sekeluarga yang selalu mendoakan saya sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir.

2. Ir. Eko Hariyadi, MT. dan Iis Siti A.,ST., MT.,PhD. yang telah dengan sabar membimbing penulis dalam menempuh perkuliahan serta penyusunan Tugas Akhir.

3. Seluruh dosen teknik mesin yang telah sabar membimbing penulis selama duduk dibangku perkuliahan.

(10)

x

5. Teman – Teman satu kos pondok bamboo terima kasih atas dukungannya semua yang sering menanyakan kapan wisuda. Sehingga saya termotivasi untuk menyelesaikan Tugas Akhir.

6. Teman – Teman seperjuangan dari Banyuwangi (Rea-Reo) semoga cepat menyusul.

7. Terima kasih banyak atas semua do’a dan dukungannya.

Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Penulis berharap Tugas Akhir ini berguna bagi semua pihak agar dapat hasil yang baik.

Wassalamu’alaikumWr.Wb

Malang, 1 Februari 2016

(11)

xi DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ... i

POSTER ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR ASISTENSI/KONSULTASI ... iv

SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ... v

ABSTRAKSI INDONESIA ... vii

ABSTRAKSI ENGLISH ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Rumusan masalah ... 2

I.3 Tujuan perancangan ... 3

I.4 Manfaat perancangan ... 3

I.5 Batasan masalah ... 3

BAB II TINJAUAN TEORI ... 4

II.1 Pengertian kakao ... 4

II.2 Pengertian pengeringan ... 6

II.3 Alat pengering buatan ... 6

II.3.1 Klasifikasi dan perkembangan alat pengering buatan ... 7

II.3.1.1 Alat pengering untuk zat padat ... 7

II.3.1.2 Alat pengering untuk larutan dan bubur ... 10

II.4 Prinsip kerja alat pengering ... 12

II.5 Faktor- yaktor yang mempengaruhi pengeringan ... 12

II.6 Pengaruh suhu pengeringan pada proses pengeringan ... 13

(12)

xii

II.8 Pengertian kalor ... 14

II.8.1 Kalor jenis ... 15

II.8.2 Kalor penguapan ... 15

II.9 Proses perpindahan kalor ... 16

II.9.1 Perpindahan kalor konduksi ... 16

II.9.2 Perpindahan kalor konveksi ... 17

II.9.3 Perpindahan kalor radiasi ... 19

II.10 Koefisien perpindahan panas menyeluruh ... 21

II.11 Komponen-komponen perancangan mesin ... 21

II.11.1 Motor listrik ... 22

II.11.2 Air heater (pemanas udara) ... 22

II.11.3 Gear reducer ... 23

II.11.4 Pulley dan v-belt ... 24

II.11.5 Blower ... 27

II.11.6 Transmisi rantai (chain and sprocket) ... 31

II.11.7 Bantalan (bearing) ... 35

II.12 Dasar teori pengelasan ... 37

II.12.1 Jenis-jenis pengelasan ... 39

II.12.1.1 Proses pengelasan busur logam terbungkus ... 40

II.12.1.2 Proses pengelasan busur terendam ... 41

II.12.1.3 Proses pengelasan busur logam gas ... 42

II.12.1.4 Proses pengelasan busur berinti fluks ... 43

II.12.1.5 Proses pengelasan busur tungsten gas ... 44

II.12.2 Desain sambungan las ... 45

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN ... 46

III.1 Diagram alir perancangan ... 46

III.2 Perancangan kapasitas pengering ... 47

III.3 Perhitungan dan pemilihan komponen ... 47

III.3.1. Pulley dan sabuk ... 47

III.3.2. Motor penggerak ... 47

(13)

xiii

III.3.4 Rangka utama ... 48

III.3.5. Elemen pemanas... 48

III.3.6. Blower ... 48

III.3.7. Bak penampung ... 49

III.3.8. Pengaduk (rip) ... 49

III.3.9. Chamber(ruang pengering) ... 49

III.3.10. Gear reducer ... 49

III.3.11. Transmisi rantai (chain and sprocket) ... 49

III.4 Perhitungan komponen mesin... 50

III.5 Perancangan komponen mesin ... 50

III.5 Konsep desain ... 51

III.6 Cara kerja mesin ... 52

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN ... 53

IV.1 Data perancangan ... 53

IV.2 Kecepatan putaran biji kakao melewati tabung ... 53

IV.3 Kapasitas biji kakao dalam tabung pengering ... 54

IV.4 Torsi akibat adanya beban pengering ... 55

IV.5 Torsi drum tabung pengering ... 55

IV.6 Volume tabung ... 56

IV.7 Volume rib(pengaduk) ... 56

IV.8 Volume kerucut ... 57

IV.9 Volume ruang pengering ... 57

IV.10 Spesifikasi motor ... 57

IV.11 Transmisi pulley dan sabuk v (v-belt) ... 58

IV.12 Daya yang dibutuhkan mesin ... 59

IV.13 Perhitungan pulley dan sabuk v (v-belt) ... 60

IV.14 Perhitungan beban kalor ruang pengering. ... 67

IV.15 Perhitungan beban ruang pengering ... 68

IV.16 Kecepatan massa udara di dalam ruang pengering ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 73

(14)

xiv

V.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Biji kakao ... 5

Gambar 2.2 Pengering putar ... 8

Gambar 2.3 Pengering talam ... 9

Gambar 2.4 Pengering menara ... 10

Gambar 2.5 Pengering film tipis ... 11

Gambar 2.6 Pengering tromol ... 11

Gambar 2.7 Perpindahan kalor konduksi ... 16

Gambar.2.8 Perpindahan kalor konveksi ... 18

Gambar 2.9 Perpindahan kalor konveksi ... 19

Gambar 2.10 Perpindahan kalor radiasi ... 20

Gambar 2.11 Motor listrik... 22

Gambar2.12 Air heater (pemanas udara) ... 23

Gambar2.13 Gear reducer ... 24

Gambar2.14 Pulley bentuk v ... 25

Gambar 2.15 Kontruksi pulley v ... 25

Gambar 2.16 Sabuk v-belt... 26

Gambar 2.17 Diagram pemilihan sabuk v-belt ... 27

Gambar 2.18 Forward curved blade ... 29

Gambar 2.19 Backward curved blade ... 30

Gambar 2.20 Rantai transmisi daya ... 31

Gambar 2.21 Rantai pena ... 33

Gambar 2.22 Bantalan luncur ... 36

Gambar 2.23 Bantalan gelinding ... 37

Gambar 2.24 Proses pengelasan busur logam terbungkus ... 40

Gambar 2.25 Proses pengelasan busur terendam ... 41

Gambar 2.26 Proses pengelasan busur logam gas ... 42

(16)

xvi

Gambar 2.28 Proses pengelasan busur tungsten gas ... 44

Gambar 2.29 Jenis-jenis alur sambungan las ... 45

Gambar 3.1 Konsep mesin pengering biji kakao ... 51

Gambar 4.1 Sudut kemiringan tabung ... 53

Gambar 4.2 Rangkaian sistem transmisi v-belt. ... 58

Gambar 4.3 Gambar diagram alir untuk memilih sabuk V-belt... 61

Gambar 4.4 Macam-macam ukuran sabuk V-Belt ... 61

Gambar 4.5 Panjang keliling v-belt ... 63

Gambar 4.6 Panjang keliling rantai ... 64

Gambar 4.7 Sudut kontak v-belt dengan pulley ... 65

(17)

xvii

[image:17.595.151.447.278.571.2]

DAFTAR TABEL

(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Suprapti, 2002 . Direktorat Jenderal Perkebunan,2011. Statistik Perkebunan Kakao 2009-2012. Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, Jakarta.

Jurnal Dinamis,Volume II, No.10, Januari 2012 . Perancangan Dan Pengujian Alat Pengering Kakao

Hendrata dan Sutardi, 2009. Kedudukan Biji Dalam Buah Kakao

Mc Cabe, W.L. 2002. Unit Operation of Chemical Engineering. Internationalbook.

Warren L.McCabe,Julian C.1990. Operasi teknik kimia jilid 1, Jakarta : Erlangga. Widharto,2003. Wiryosumarto dan Okumura,2004 . Teknologi Pengelasan Logam.

Romi Bastian,2010.Perancangan Mesin Pengering Rotary Dryer Untuk Tepung Mocaf (Modified cassava flour) Kapasitas 200 kg/ Jam:Skiripsi UMM

Holman J.P dan Jasjfi, E. 1994, Perpindahan Kalor. Jakarta: PT Gelora aksara Pratama.

Sularso dan Kiyokatsu Suga, 2002. Dasar Perencanan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Pradya Paramita: Jakarta.

Sularso dan kiyokatsu suga, 1991. Perancangan dan pemilihan elemen-elemen mesin

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao) merupakan merupakan salah satu komoditas

andalan perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian nasional,

khususnya sebagai sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja dan sumber

pendapatan (Suprapti, 2002; Ditjenbun, 2010). Ekspor kakao Indonesia yang

mencapai 535.236 ton pada tahun 2009, menjadikan komoditas kakao sebagai

penghasil devisa terbesar ketiga dalam sub sektor perkebunan setelah kelapa sawit

dan karet (Ditjenbun, 2012). Pada tahun 2009, luas areal tanaman kakao di

Indonesia mencapai 1.587.136 ha yang terdiri dari 1.491.808 ha (93,9%)

Perkebunan Rakyat, 49.489 ha Perkebunan Besar Negara dan 45.839 ha

Perkebunan Besar Swasta (Ditjenbun, 2012).

Indonesia merupakan daerah tropis yang mempunyai potensi baik untuk

pengembangan kakao. Sejauh ini, pengendalian proses pengolahan biji kakao juga

masih belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah minimalnya pengetahuan

tentang tahap-tahap proses pengolahan biji kakao bagi kaum petani, kaum

produsen dan masyarakat. Pengeringan merupakan salah satu faktor yang penting

dalam menentukan mutu cokelat, di samping proses pemanenannya karena mutu

biji kakao ditentukan dari kadar airnya. Kadar air biji kakao setelah dipanen masih

tinggi yaitu sekitar 51% - 60% (Susanto, 1994) sehingga memberikan peluang

(20)

2

Oleh karena itu, dengan adanya pengeringan dapat mengurangi kadar air dalam

biji. Kadar air biji yang diharapkan setelah pengeringan adalah 6%, yang

bertujuan untuk memudahkan pelepasan nib dari kulitnya, juga mencegah agar

tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme pembusuk sehingga dapat memperpanjang

umur simpan.

Perubahan cuaca di Indonesia saat ini bisa dikatakan tidak stabil dan dapat

mengganggu aktivitas para petani di Indonesia khususnya petani kakao dalam hal

proses pengeringan, Masalahnya yang sering dikeluhkan oleh para petani kakao

adalah jika menggunakan sinar matahari, memakan waktu yang cukup lama

apalagi bila saat musim hujan yang kurang mendapatkan sinar matahari pasti akan

membuat biji kakao tidak kering merata sehingga hal ini mendorong manusia

untuk selalu mencari cara yang termudah untuk melakukan pekerjaan yang sulit.

Salah satunya adalah inovasi merancang alat pengering kakao. (Jurnal

Dinamis,Volume II, No.10, Januari 2012)

I.2 Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang di uraikan pada latar belakang diatas, maka

rumusan masalah dapat diambil adalah :

1. Bagaimana system kerja mesin pengeringan ?

2. Berapa waktu yang di butuhkan untuk sekali proses pengeringan ?

3. Bagaimana dimensi dan gambar dari pengering biji kakao yang

(21)

3

I.3 Tujuan Perancangan

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan perancangan ini adalah.

1. Untuk mengetahui system kerja mesin pengeringan

2. Untuk mendapatkan waktu yang diperlukan dalam sekali proses

pengeringan

3. Untuk mendapatkan dimensi komponen dan gambar dari alat pengering

biji kakao.

I.4 Manfaat Perancangan

Manfaat dari perancangan alat penegering biji kakao ini adalah :

1. Meningkatkan hasil kualitas produksi olahan biji kakao

2. Mempermudah para petani kakao dalam proses pengeringan biji kakao

tanpa harus memikirkan cuaca yang berubah- ubah.

3. Bermanfaat untuk masyarakat luas dan produsen kakao rumahan.

I.5 Batasan Masalah

Mengingat luasnya pembahasan dalam perancangan pengering ini maka

perlu adanya pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Tidak menghitung beban rangka penyangga , komponen utama heater

dan blower yang di gunakan.

2. Pemilihan type blower

3. Jenis alat yang di rancang berupa pengering rotary dryer

Gambar

Gambar 2.28   Proses pengelasan busur tungsten gas .......................................
Tabel 4.1  Tabel T, ρ dan Cp .............................................................................

Referensi

Dokumen terkait

processing of habit conducted in big factories, on the other side to all small industries to process or extort sugar cane become more was valuable required by big fund of needed

Dengan dilandasi pemikiran di atas, tugas akhir ini akan membahas daya yang dibutuhkan serta menentukan dimensi komponen-komponen utama yang dibutuhkan dalam perancangan mesin

Untuk mencetak dan memotong adonan kue secara praktis dengan menggunakan pisau yang digerakkan oleh motor.. Kelebihan dari alat ini diantaranya pemotongan yang dihasilkan lebih

Mesin perontok dirancang untuk mampu memperbesar kapasitas kerja, meningkatkan effisiensi kerja, mengurangi kehilangan hasil dan memperoleh mutu hasil gabah yang

Pada industri pembuatan jenang apel saat ini masih banyak yang menggunakan tenaga manual, sehingga biaya produksi jenag apel ralatif tinggi dan keselamatan pekerja belum

Mesin penggiling kulit buah kakao dengan motor bakar ini merupakan suatu alat yang dirancang untuk mempercepat dan mempermudah dalam proses penggilingan kulit buah kakao secara

Kolektor surya digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan sinar matahari dalam proses pengeringan, dengan cara mengkonversi sinar matahari menjadi energi panas yang

72 PERANCANGAN MESIN PEMISAH DAGING BUAH DURIAN DARI BIJI KAPASITAS 50 Poros Pada perencanaan poros ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah antara lain: Menentukan kekuatan